" Tengok, Aku Menjadikan Segala Sesuatu Baru "

Menjelaskan bagaimana kehidupan di bumi baru nanti, membandingkan antara kehidupan manusia sebelum berdosa dengan setelah bumi diperbaharui kembali

.

Hak Cipta, 1934, 1942

V. T. HOUTEFF

Agar setiap orang yang haus akan kebenaran dapat memilikinya, maka buku kecil ini, sebagai bagian pelayanan Kristen, dikirimkan tanpa biaya. Hubungi kami untuk mendapatkannya. Tidak ada pungutan yang dituntut: kecuali tanggung jawab setiap jiwa itu sendiri untuk menguji segala sesuatu dan memegang yang baik. Satu-satunya yang mengikat hadiah kecil bebas biaya ini adalah untaian emas Eden dan benang merah Kalvari-menjadi satu tali pengikatnya

TRAKTAT NO. 9

“TENGOK,

AKU JADIKAN SEGALA PERKARA BARU” 

Dalam kata-kata nubuatan, “Tengok, Aku jadikan segala perkara baru” (Wahyu 21 : 5), Allah mengamarkan, bahwa “segala perkara” akan menjadi tua. Untuk memahami dengan lebih tepat nubuatan ini, kita harus ingat akan kenyataan, bahwa bagi sesuatu yang tua untuk dijadikan baru, ia itu harus pertama-tama dipecah-pecahkan, –– diperkecil sampai kepada bentuk unsur-unsur komponennya atau bagian-bagiannya dalam mana ia itu berada sebelum semuanya itu dipersatukan ke dalam suatu komposisi susunan secara keseluruhan, –– kemudian diperbaharui, diproses kembali, dan akhirnya diperbaiki. Lagi pula sementara proses yang sedemikian ini berjalan, benda yang sedang diperbaharui itu tentunya oleh karenanya tak dapat memulai kembali fungsinya sebelum selesai. Selama periode masa pembaharuan itu ia itu tak dapat dipakai dan tak berguna.

Dalam hal ini sebagaimana dipahami oleh semua siswa Alkitab, bahwa makin bertambah tuanya “segala perkara” adalah akibat, bukan dari kemerosotan alam karena mengikuti masa, melainkan karena kutuk dosa yang dibawa masuk oleh penipuan Setan terhadap segala bangsa manusia. Demikian itulah, maka apabila “segala perkara” yang berasal dari bumi berada dalam proses pembaharuan kembali, lalu dengan demikian itu tak dipakai dan tak berguna, maka bumi yang sia-sia yang tak lain daripada tumpukan sampah itu, akan benar-benar merupakan sebuah lubang yang tak terduga dalamnya.

Jadi kata-kata firman, “Tengok, Aku jadikan segala perkara baru”, membayangkan suatu periode perombakan dan pembaharuan kembali dari segala

perkara –– suatu masa dalam mana Setan akan diikat sebagaimana diramalkan di dalam nubuatan-nubuatan mengenai 

SERIBU TAHUN. 

Oleh karena ajaran dari hal masa seribu tahun itu mengemukakan banyak masalah yang dapat dibantah dan menjengkelkan mengenai yang terpenting bagi keselamatan setiap manusia, dan karena kebenaran itu sendiri akan melepaskan jiwa dari kesesatan dan dosa, dan menyucikan hati, maka olehnya itu keperluannya adalah sangat mendesak, bahwa kita supaya menemukan jawaban yang tepat bagi setiap masalah yang sedemikian.

Dalam khayalnya yang merupakan kunci, yang meliputi masa seribu tahun itu, Yohanes “melihat seorang malaikat turun dari langit, memiliki kunci dari lubang yang tak terduga dalamnya dan sebuah rantai besar di dalam tangannya. Maka dipegangnya akan naga itu, yaitu ular tua itu, yaitu Iblis, dan Setan, lalu merantaikan dia seribu tahun lamanya, dan mencampakkan dia ke dalam lubang yang tak terduga dalamnya itu, lalu menutup dia, dan membubuhi segel atasnya, supaya tidak lagi ia menyesatkan segala bangsa, sampai genap masa seribu tahun itu : dan sesudah itu ia harus dilepaskan untuk sementara waktu.

“Dan aku tampak”, katanya selanjutnya, “beberapa tahta dan mereka yang duduk di atas tahta-tahta itu, maka pengadilan diberikan kepada mereka : dan aku tampak jiwa-jiwa dari orang-orang yang dipenggal kepalanya karena menjadi saksi Yesus, dan karena Firman Allah, dan yang tidak menyembah sujud kepada binatang itu, baik kepada patungnya, maupun menerima tandanya pada dahi-dahi mereka, atau pun dalam tangan-tangan mereka; maka mereka hidup dan memerintah bersama Kristus seribu tahun lamanya. Tetapi yang lainnya

dari orang-orang mati itu belum hidup kembali sebelum genap masa seribu tahun itu. Inilah kebangkitan yang pertama itu. Berbahagialah dan sucilah dia yang mendapat bagian dalam kebangkitan yang pertama : kepada yang sedemikian ini kematian yang kedua tidak lagi berkuasa, mereka justru akan menjadi imam-imam Allah dan imam-imam Kristus, dan akan memerintah bersama Dia seribu tahun lamanya.”

“Maka apabila seribu tahun itu berakhir, Setan akan dilepaskan dari penjaranya, dan akan pergi keluar menipu segala bangsa yang berada pada empat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, untuk mengumpulkan mereka bersama-sama untuk berperang : jumlahnya adalah bagaikan pasir di tepi laut. Maka naiklah mereka ke atas luas bumi, lalu menyerbu hingga batas sekeliling perkampungan segala orang suci, dan kota yang dikasihi itu : maka turunlah api dari Allah dari langit, lalu melahap mereka itu. Maka Iblis yang menyesatkan mereka itu dicampakkan ke dalam danau api dan belerang, dimana di sana terdapat binatang itu dan nabi palsu itu, maka mereka akan disiksa siang dan malam untuk selama-lamanya.”

“Maka aku tampak sebuah tahta putih yang besar, dan Dia yang duduk di atasnya, dari wajah-Nya bumi dan langit melarikan diri; dan tidak terdapat tempat bagi mereka.”

“Dan aku tampak orang-orang mati, besar kecil, berdiri di hadapan Allah; dan buku-buku terbuka : maka ada sebuah buku lain terbuka, yaitu buku kehidupan : maka orang-orang mati diadili sesuai dengan segala perkara yang tertulis di dalam buku-buku itu, sesuai dengan segala perbuatan mereka. Maka laut pun menyerahkan

orang-orang mati yang terdapat di dalamnya; maka kematian dan neraka menyerahkan orang-orang mati yang terdapat di dalamnya : maka mereka masing-masingnya diadili sesuai dengan perbuatan-perbuatannya. Maka kematian dan neraka dicampakkan ke dalam lautan api. Inilah kematian yang kedua. Maka barangsiapa yang tidak terdapat namanya tertulis di dalam buku kehidupan akan tercampak ke dalam lautan api.”

“Maka aku tampak sebuah langit yang baru dan sebuah bumi yang baru : karena langit yang terdahulu dan bumi yang terdahulu itu telah lenyap; dan tidak ada lagi laut.” –– Wahyu 20; 21 : 1.

Di sini, oleh kesaksian dari Tuhan sendiri terdapat kenyataan-kenyataan untuk mana “kita patut menaruh perhatian yang lebih sungguh-sungguh” (Ibrani 2 : 1) supaya dapat sampai pada kebenaran yang lebih tepat dan menyeluruh –– kesimpulan yang biasa terhadap semua tulisan Alkitab dari hal seribu tahun itu serta masalah-masalah yang berkaitan dengan itu; lagi pula kenyataan-kenyataan yang juga membawa kepada pertanyaan : Adakah dunia selama masa seribu tahun itu 

Didiami atau Sunyi Sepi? 

Dalam mempertimbangkan berbagai firman Alkitab yang berisikan masalah ini serta mengenai berbagai hal yang dipermasalahkan, maka kita hendaknya melandaskan semua kesimpulan kita hanya pada bukti kenyataan, supaya bukan saja kita boleh mengetahui semua kebenaran, melainkan juga tidak mengajarkan yang lain terkecuali kebenaran –– suatu tujuan rangkap yang dapat dicapai hanya oleh memberikan perhatian yang tak terhalang baik terhadap tulisan-tulisan para nabi maupun terhadap tulisan-tulisan dari Pewahyu. Dan karena Buku Wahyu adalah pembukaan dari nubuatan-nubuatan, maka logika mendorong kita untuk terus maju

dari nubuatan ke wahyu. Oleh karena itu dalam hubungan yang sekarang ini kita akan pertama-tama masuk kepada kata-kata Yeremia :

“Aku tengok kepada bumi itu, maka bahwasanya adalah ia tanpa bentuk, dan hampa; dan segala langit, maka mereka itu tidak memiliki terang. Aku tengok kepada segala gunung, bahwasanya bergentarlah mereka itu, dan segala lereng bukit bergerak perlahan-lahan. Ke manapun ku tengok, seorangpun tiada, jikalau burung yang di udara sekalipun sudah terbang semuanya. Aku tengok, maka bahwasanya tempat yang subur itu telah menjadi sebuah padang belantara, dan segala kotanya telah binasa pada kehadiran Tuhan, dan oleh murka-Nya yang bernyala-nyala. Karena demikianlah difirmankan Tuhan, Seluruh tanah ini akan menjadi sunyi sepi; namun belum lagi Aku mengadakan kesudahannya. Karena inilah bumi kelak akan meratap, dan segala langit di atas menjadi hitam : karena sudah Ku katakan begitu, sudah Ku rencanakan begitu, maka tidak akan Ku sesalkan, ataupun berpaling Aku daripadanya.” Yeremia 4 : 23 – 28.

Tindakan yang direncanakan di sini terhadap latar belakang dari pehukuman-pehukuman Allah yang datang ke atas tanah Israel kuno, karena pendurhakaan mereka, dalam hal-hal  alasannya yang tepat, tidak mungkin dibatasi hanya kepada negeri itu. Dengan perkataan lain, tak mungkin itu hanya diartikan secara sempit, seperti yang disangka beberapa orang, untuk memaksudkan, bahwa hanya tanah dari umat Allah itu yang telah atau yang akan dijadikan “hampa” dan ditinggalkan “sunyi senyap” dan “tanpa bentuk”, –– tanpa terang dan tanpa burung atau binatang atau penduduk, –– dan penduduk bumi lainnya dibiarkan menikmati semua berkat-berkat ini. Sebaliknya kata-kata firman harus diambil sesuai sebagaimana yang terbaca, menunjukkan, bahwa seluruh bumi akan

menderita kesudahannya yang sama. Oleh karena itu melihat kepada kenyataan ini, maka sebutan bumi jelas tak dapat diinterpretasikan, sebagaimana telah dilakukan oleh beberapa orang, untuk memaksudkan kepada “tanah” –– Palestina saja.

Lagi pula sewaktu Israel kuno dikalahkan oleh bangsa-bangsa, maka gunung-gunung dan lereng-lereng tidak dibuat bergetar dan “bergerak perlahan-lahan”; kota-kota tidak semuanya binasa serta ditinggalkan tanpa penduduk; burung-burung tidak ada yang diusir meninggalkan negeri itu; dan tanah itu tidak dibiarkan dalam kegelapan. Demikianlah, jelas sekali, bahwa tercerai-berainya orang-orang Yahudi itu sedikitpun tidak menggenapi nubuatan dari Yeremia 4 : 23 – 28. Oleh kerena itu bumi akan perlu kembali menjadi seperti pada hari pertama kejadian dunia, yaitu “tanpa bentuk dan hampa”. Kejadian 1 : 2. Maka seperti halnya terdapat di sana “kegelapan ..... menutupi permukaan dari tubir yang dalam itu”, sedemikian itu pula terjadi lagi.

Dari paragrap-paragrap yang terdahulu kita saksikan, bahwa sementara dua puluh dua ayat yang pertama dari Yeremia pasal 4 berbicara melawan kejahatan dari Israel kuno, maka ayat-ayat yang kedua puluh tiga sampai duapuluh tujuh adalah bersifat tambahan penjelasan, dan memberitakan tentang sunyi senyapnya bumi dan kebinasaan segala orang jahat di manapun mereka berada. Dengan tidak memasukkan ayat-ayat tambahan itu, maka kelanjutan pikiran akan tergabung kepada :

“Karena umat-Ku bodoh, mereka tidak mengenal akan Daku; mereka adalah anak-anak pecandu minuman keras, dan mereka tidak memiliki pengertian : mereka pandai untuk berbuat jahat, tetapi mereka tidak berpengetahuan untuk berbuat yang baik .....

Karena inilah bumi akan meratap, dan segala langit di atas menjadi hitam : karena sudah Ku katakan begitu, sudah Ku rencanakan begitu, maka tidak akan Ku sesalkan, ataupun berpaling Aku dari-padanya.” Yeremia 4 : 22, 28.

Dengan pengertian yang tergabung sedemikian, maka kenyataan muncul, bahwa dalam ayat yang kedua puluh delapan, “Karena inilah bumi akan meratap, dan segala langit di atas menjadi hitam”, kata pengganti ini menjumpai asal kejadiannya yang terdahulu, “kejahatan”, di dalam ayat-ayat sebelum pengertian terhadap tambahan penjelasan itu. Oleh karena itu ayat-ayat 23 sampai 27 disisipkan sebagai tambahan penjelasan untuk menunjukkan, bahwa sebagaimana Allah tidak memaafkan umat-Nya yang dahulu karena kejahatan mereka, demikian juga tidak akan Ia memaafkan dunia di waktu ini untuk kejahatannya, tetapi Ia akan berbuat yang sama terhadap semua dosa apakah itu dilakukan di dalam sidang atau di dunia. Tegasnya, Allah sedang mengatakan kepada umat-Nya, Israel : Karena kejahatan yang sama dengan kejahatanmu itu “bumi akan meratap, dan segala langit di atas menjadi hitam.” Maka maukah Aku memikirkan untuk memaafkan anda?

Tetapi sementara di dalam Yeremia pasal 4 Tuhan berbicara melawan Israel, sungguhpun dengan menunjukkan sesekali kepada sunyi senyapnya bumi, maka di dalam Yesaya Ia berbicara melawan bumi dan dengan penuh kasih terhadap tanah Israel, katanya : “Tetapi orang miskin akan dihukumkan-Nya dengan adil, dan ditegor-Nya dengan pantas terhadap semua orang yang lemah lembut di bumi : maka Ia akan memalu bumi dengan tongkat dari mulut-Nya, dan dengan napas bibir-Nya akan dipalunya segala orang jahat.” Yesaya 11 : 4. Sekiranya terdapat sesuatu kemungkinan pengertian terhadap Yeremia 4 diaplikasikan hanya kepada tanah Israel, maka tentunya tak ada lagi apapun yang sedemikian

mengartikan kata-kata Alkitab ini seperti dari Yesaya pasal 11.

Lagi pula Tuhan berjanji, bahwa “selama adanya bumi tiada akan berhenti musim menabur dan menuai, sejuk dan panas, musim hujan dan musim kemarau, siang dan malam itu.” Kejadian 8 : 22. Kata-kata, “selama adanya bumi”, menunjukkan secara terbuka akan pembatasan waktu, mengandung arti bahwa sungguhpun bumi ini tidak akan selalu ada, namun selama bumi masih ada, maka semua keadaan yang disebutkan itu akan terus berlaku.

Juga : “..... kata Tuhan dalam diri-Nya, bahwa tiada Aku hendak mengutuki bumi itu lagi dari sebab manusia, meskipun sangka-sangka hati manusia itu jahat adanya sejak dari kecil mulanya, dan tiada lagi Aku akan membinasakan segala perkara yang hidup seperti yang telah Ku perbuat itu.” Kejadian 8 : 21. Dan sambil melengkapi ikatan janji ini Ia berjanji : “Bahwa inilah tanda perjanjian-Ku yang Ku perbuat di antara Aku dengan kamu dan dengan segala mahluk hidup yang ada sertamu, turun-temurun sampai selama-lamanya : bahwa pelangi-Ku telah Ku taruh di dalam awan-awan, maka ia itulah akan tanda perjanjian di antara Aku dengan bumi. Maka akan jadi kelak apabila Aku mendatangkan awan-awan ke atas bumi dan pelangi itupun kelihatan dalam awan-awan : maka Aku akan ingat akan perjanjian-Ku di antara Aku dengan kamu dan dengan segala mahluk yang hidup di antara segala yang berdaging; bahwa segala air itu sekali-kali tiada lagi menjadi air bah yang membinasakan segala yang berdaging itu. Maka pelangi itu akan berada di dalam awan; dan Aku akan menilik akan dia, sehingga Aku akan dapat mengenang akan janji kekal di antara Allah dan setiap mahluk hidup dari segala yang berdaging yang di bumi.

Maka firman Allah kepada Nuh, bahwa inilah tanda perjanjian yang telah Ku teguhkan antara Aku dengan segala yang berdaging di atas bumi.” Kejadian 9 : 12 – 17.

Walaupun dalam kata-kata firman ini Tuhan telah berjanji untuk tidak pernah lagi membinasakan setiap mahluk hidup dengan air bah, Ia tidak memberikan janji untuk tidak membinasakan orang jahat itu dengan cara lain. Dengan kata lain, satu-satunya jaminan yang diberikan di dalam kata-kata firman yang disebut di depan itu ialah, bahwa tidak akan pernah ada lagi sesuatu air bah menyeluruh yang lain. Tetapi sesudah ini kata-kata itu tidak lagi berlaku. Baik dari pendekatan secara moral dan logika maupun dari pendekatan firman, hujung akhir nasib segala manusia tunduk kepada kebinasaan, adalah sesuatu yang mutlak perlu 

Pada Kedatangan Kristus. 

Disebutkan dengan jelas, bahwa kota-kota akan diruntuhkan “pada kehadiran Tuhan, dan oleh amarah murka-Nya” (Yeremia 4 : 23 – 26); dan bukan oleh suatu air bah ataupun oleh kuasa bangsa-bangsa, Alkitab menutup pintu secara ketat terhadap sesuatu usaha untuk mengartikan nubuatan ini sedemikian rupa untuk memungkinkan kegenapannya pada sesuatu masa yang lain daripada masa kedatangan Tuhan. Lalu “Ia sendiri akan turun dari langit dengan suatu suara besar, dengan suara penghulu malaikat, dan dengan bunyi sangkakala Allah : maka segala orang yang telah mati dalam Kristus akan bangkit dahulu”, juga “si jahat itu akan dinyatakan, dia akan dibinasakan Tuhan dengan Roh dari mulut-Nya, dan akan dihancurkan dengan kebesaran cahaya kedatangan-Nya.” 1 Tesalonika 4 : 16; 2 Tesalonika 2 : 8.

Lagi pula, karena tujuh celaka yang terakhir itu (Wahyu 16) sebagaimana secara luas dipahami, akan turun menimpa orang-orang yang tak bertobat sesudah penutupan masa kasihan dan sebelum kedatangan Tuhan, dan karena pengumpulan umat Allah itu akan jadi mendahului celaka-celaka itu (karena suara dari langit itu mengatakan, “Keluarlah daripadanya, hai umat-Ku, supaya jangan kamu terbabit dengan segala dosanya, dan supaya jangan kamu sama-sama kena segala celakanya” –– Wahyu 18 : 4), maka oleh karena itu perlu sekali, sebelum celaka-celaka itu dituangkan, dan sebelum Kristus muncul pada kedua kalinya, semua orang benar demi untuk keamanannya, akan dipisahkan dari dosa dan dari orang-orang berdosa, supaya mereka tidak ikut dibinasakan.

Mengikuti turunnya celaka yang ketujuh, maka “kota-kota dari segala bangsa akan roboh”, demikianlah kata Buku Wahyu, “dan setiap pulau lenyap, dan gunung-gunung tidak ditemukan lagi” (Wahyu 16 : 19, 20), menunjukkan lagi, bahwa pada kedatangan Kristus bumi akan dibuat hampa dan tanpa bentuk; bahwa segala orang yang akan hidup dan memerintah bersama Dia sudah akan diselamatkan dan dilindungi sebelum kedatangan-Nya; dan bahwa sesudah itu tidak akan ada lagi masa kasihan. Kemudian akan bangkit segala orang yang mati dalam Kristus : “Karena Tuhan sendiri akan turun dari sorga dengan suatu sorak, dengan suara penghulu malaikat, dan dengan sangkakala Allah : maka segala orang yang mati dalam Kristus akan bangkit dahulu : kemudian kita yang masih hidup dan yang tinggal ini akan diangkat bersama-sama dengan mereka di dalam awan-awan, untuk bertemu dengan Tuhan di udara : maka demikian itulah kita akan selamanya bersama-sama dengan Tuhan.” 1 Tesalonika 4 : 16, 17.

Zaman seribu tahun yang damai itu seterusnya, jelas akan dinikmati bukan di bumi, melainkan di “rumah-rumah mulia” yang di atas, karena janji Tuhan adalah : “Aku pergi untuk menyediakan suatu tempat bagimu. Maka jika Aku pergi dan menyediakan suatu tempat bagimu, Aku akan datang kembali, dan menyambut kamu bagi diri-Ku; supaya dimana Aku berada, di sana pun hendaknya kamu ada.” Yohanes 14 : 2, 3.

Demikianlah, pada kedatangan Kristus yang kedua kali, baik semua orang benar maupun semua orang jahat akan menerima upah mereka : orang-orang benar yang sudah mati akan bangkit untuk kehidupan yang kekal, dan orang-orang benar yang hidup akan diobahkan kepada keadaan yang tidak mati dalam sekejab mata, lalu kemudian bersama-sama dengan orang-orang yang dibangkitkan itu dibawa ke sorga (1 Korintus 15 : 52, 53; 1 Tesalonika 4 : 15 – 17), sebaliknya orang-orang jahat yang hidup masuk ke dalam kubur-kubur mereka (2 Tesalonika 2 : 8; Yesaya 11 : 4; Ibrani 10 : 27; Lukas 19 : 27). Dan karena semenjak dari kebangkitan segala orang benar sampai kepada kebangkitan segala orang jahat itu (Wahyu 20 : 5), terbentang masa seribu tahun (millenium), maka jelas masa periode ini tak mungkin merupakan suatu periode penerimaan upah-upah, melainkan harus merupakan suatu masa dalam mana orang-orang benar manikmati di dalam sorga segala upah mereka yang telah diperolehnya, dan dalam mana segala orang jahat beristirahat di dalam kubur-kubur mereka.

Dari hal orang-orang yang akan binasa pada kedatangan Tuhan itu, Yesaya mengatakan : “...... mereka akan dikumpulkan bersama-sama, bagaikan orang-orang penjara dikumpulkan di dalam lubang, dan akan ditutup di dalam penjara, maka sesudah beberapa hari mereka akan dipanggil untuk disiksa.” Yesaya 24 : 22. Dipenjarakan “beberapa hari lamanya”, maka orang-orang jahat ini secara nyata adalah mereka yang “tidak hidup balik

sebelum seribu tahun itu” (“beberapa hari itu”) “selesai” (Wahyu 20 : 5), apabila mereka akan “dikunjungi” –– dipanggil keluar dari kubur-kubur mereka –– hanya untuk menerima, sesudah suatu jangka waktu pendek, mati yang kedua itu, yang ditimbulkan oleh “api” yang turun “dari Allah dari dalam sorga”. (Lihat Wahyu 20 : 9, 14).

“Kematian yang kedua” adalah akhir keseluruhan yang lengkap dari segala orang jahat. Sungguhpun demikian terhadap orang-orang benar kematian itu “tak berdaya”, maka kemudian daripada itu mereka memerintah untuk selama-lamanya di bumi yang telah diperbaharui itu (Wahyu 20 : 6; Daniel 7 : 27). Mereka adalah orang-orang tebusan dari segala zaman, –– suatu jumlah besar orang-orang suci yang tak terhitung, –– namun mereka akan merupakan hanya segenggam diperbandingkan dengan berlegiun-legiun banyaknya orang-orang jahat yang berdesak-desakan semenjak dari masanya Kain sampai kepada berakhirnya masa kasihan, “bagaikan pasir di tepi laut” yang tak terhitung banyaknya. Wahyu 20 : 8.

Demikianlah cukup jelas, bahwa sungguhpun pada kedatangan-Nya, Tuhan “akan memalu bumi dengan tongkat dari mulut-Nya, dan dengan tarikan napas dari bibir-Nya akan dibunuh-Nya segala orang jahat” (Yesaya 11 : 4), apakah mereka itu anggota-anggota sidang ataupun tidak, Ia akan menyelamatkan dan membiarkan segala orang benar. Akibatnya, 

Orang-Orang Benarlah yang “Tertinggal”.

Dengan bernubuat, seperti yang dilakukan Yeremia, dari hal kesunyian bumi, Yesaya mengatakan : “Tengoklah, bumi itu dihampakan dan disunyikan oleh Tuhan, dibalik belahnya akan dia, dan dicerai-beraikan-Nya segala orang isinya. ..... Bumi itu muramlah dan layulah ia, dunia itu meranalah dan layulah ia, segala orang besar bumi meranalah.

Bumi juga dicemarkan oleh segala penduduknya; sebab mereka telah melanggar segala undang-undang, mereka telah merobah peraturan, mereka telah menghancurkan ikatan perjanjian yang kekal. Maka sebab itu bumi itu dimakan habis oleh laknat, dan mereka yang diam di dalamnya adalah sunyi : oleh karena itu segala penduduk bumi dihanguskan, dan sedikit orang yang tertinggal (few men left) ..... Bahwa bumi itu hancurlah berantakan, bumi itu terpecah-pecahlah, bumi itu bergoncanglah dengan amat sangatnya. Bumi itu akan terhuyung-huyung bagaikan orang mabuk, dan akan dipindahkan bagaikan sebuah pondok; karena beratlah kesalahan yang akan menindih padanya; maka ia akan jatuh dan tidak akan bangkit lagi.” Yesaya 24 : 1, 4 – 6, 19, 20.

Ayat-ayat ini membawakan bagi kita pengertian lanjutan, menggambarkan  apa yang Tuhan akan lakukan terhadap bumi, sementara ayat-ayat yang dilewati (ayat-ayat 2, 3, dan 7 sampai dengan 18), sebagaimana ditunjukkan oleh tanda-tanda lewat, berisikan pengertian-pengertian sisipan yang menggambarkan bagaimana Ia akan melaksanakannya, dan menjelaskan, bahwa Ia akan memberikan kepada salah satu kelas umat semua berkat, dan membawakan terhadap kelas umat yang lainnya segala laknat. Ayat 2 dan 3 membuka selubung bumi yang didapati kosong dari semua penduduknya, tanpa melihat kepada kedudukan siapapun, apakah seorang terhormat ataupun tidak mulai dari imam yang saleh turun sampai kepada budak yang terhina. Dan ayat 4 sampai 12 mengemukakan, bahwa semua kegembiraan akan disingkirkan dari umat itu; bahwa bencana-bencana besar akan melewati mereka sebelum bumi dibuat hampa; dan bahwa “apabila demikian itu jadi di tengah-tengah negeri di antara umat itu, maka akan kelak jadi bagaikan

kegoncangan pohon Zait, dan bagaikan memungut buah-buah anggur setelah masa panen berakhir.” Ayat 13. Singkatnya, ayat-ayat ini menyatakan bahwa mendahului pengosongan bumi, akan terjadi suatu kegoncangan besar di antara orang-orang itu, dengan hasilnya bahwa semua orang yang didapati tidak teguh berpegang kepada Kristus, –– yaitu Jalan, Kebenaran, dan Kehidupan itu (Yohanes 14 : 6), –– akan jatuh; sebaliknya orang-orang yang didapati teguh akan menjadi mereka “yang tertinggal”, dan dengan demikian menjadi mereka 

Yang Disucikan –– Mereka yang akan Berdiri untuk Selama-lamanya. 

“Mereka akan mengangkat suaranya, mereka akan menyanyi bagi kebesaran Tuhan, mereka akan berseru dengan nyaring dari laut.” Ayat 14. “Oleh sebab itu”, dengan melihat kepada harapan ini nabi itu menasehatkan, “permuliakanlah olehmu akan Tuhan jikalau dalam api sekalipun, bahkan permuliakanlah nama Tuhan Allah Israel pada segala pulau di laut.” Ayat 15.

Dengan bersuka bergembira dalam Tuhan sekalipun mereka melewati “api” (pencobaan-pencobaan –– 1 Petrus 4 : 12), orang-orang setia itu “akan disucikan, dan dibuat putih, dan dicobai; tetapi orang-orang jahat akan makin melakukan kejahatan : dan tak seorang pun dari orang-orang jahat itu akan mengerti; tetapi orang-orang yang bijaksana akan mengerti.” Daniel 12 : 10.

“Tetapi siapakah”, tanya nabi Maleakhi, berbicara dari hal masa dan peristiwa ini, “yang dapat tahan pada hari kedatangan-Nya? dan siapakah yang dapat berdiri apabila kelihatanlah Ia? Karena Ia adalah bagaikan api pandai emas, dan bagaikan sabun binara : maka Ia akan duduk menghalusi dan membersihkan perak : maka Ia akan

membersihkan segala bani Lewi, dan menyucikan mereka itu bagaikan emas dan perak, supaya mereka dapat mempersembahkan kepada Tuhan suatu persembahan dalam kebenaran.” Maleakhi 3 : 2, 3.

Kelas orang-orang yang dibersihkan ini yang berdiri teguh selama kegoncangan terjadi di tengah-tengah negeri itu (sidang –– Yesaya 19 : 24), juga dibuat perhatian di dalam nubuatan Yesaya, pasal 24, ayat 14 : “........ mereka akan menyanyi bagi kebesaran Tuhan”; sebaliknya dalam ayat 16 dikemukakan suatu kelas orang-orang yang disucikan yang berikutnya yang dikumpulkan “dari seluruh penjuru bumi”, dan dari siapa “terdengar nyanyian-nyanyian, yaitu kemuliaan bagi segala orang benar”. Kegoncangan, dengan kata lain, para pengumpul orang-orang suci buah-buah pertama dan buah-buah kedua –– yang satu dari sidang, “tengah-tengah negeri itu”, dan yang lainnya dari dunia, “segala hujung bumi”. Maka sementara mereka yang dari sidang “menyanyi bagi kebesaran Tuhan,” mereka yang dari dunia menyanyi “kemuliaan bagi segala orang benar.”

Demikianlah kita saksikan dengan jelas, bahwa mereka yang ditebus dari sidang –– hamba-hamba Allah (buah-buah pertama atau anak sulung –– sebutan Alkitab bagi jabatan keimamatan atau kependetaan) –– berdiri teguh selama kegoncangan “di tengah-tengah negeri itu”, dengan hasilnya, bahwa mereka membawakan kebenaran itu kepada segala bangsa selama “kegoncangan itu” di dunia, olehnya membawa keselamatan bagi banyak orang. Oleh karena itu kedua kelas orang-orang hidup ini adalah perlu, yaitu satu-satunya rombongan yang tertebus yang tertinggal sesudah kegoncangan itu. Mereka diselamatkan, “diloloskan”, dari kebinasaan itu, sebab nama-nama mereka

terdapat tertulis di dalam buku. Daniel 12 : 1. Dan, bahwa mereka adalah tidak “tertinggal” di bumi sewaktu bumi keseluruhannya dalam keadaan hancur, sunyi, dan hampa, tetapi sebaliknya mereka adalah yang “tertinggal” dari kebinasaan itu, Yesaya sendiri memperjelaskannya sewaktu ia mengatakan “penduduk bumi terbakar, dan hanya sedikit orang yang tertinggal”. Yesaya 24 : 6. Dalam kata-kata inipun tidak terkandung, bahwa orang-orang tebusan itu tertinggal di bumi selama masa kesunyiannya, melainkan “tertinggal”, diselamatkan dari kehancuran.

Dengan mengumpulkan semua fakta di depan kita, maka kita dapati, bahwa datangnya masa seribu tahun itu akan didahului oleh enam macam peristiwa yang akan jadi secara berurutan, peristiwa-peristiwa mana dikenal dengan : (1) Pembinasaan Allah terhadap semua orang munafik di dalam sidang; (2) Panggilan Allah terhadap semua umat milik-Nya untuk keluar dari antara segala bangsa, lalu kemudian membawa mereka ke dalam sidang yang sudah disucikan –– Kerajaan; (3) Berakhirnya masa kasihan; (4) Pembinasaan Allah terhadap segala orang jahat; (5) Allah membangkitkan segala orang benar yang mati dan mengobahkan segala orang benar yang masih hidup; (6) Dan pada akhirnya Allah mengosongkan bumi.

Sampai dengan hujung akhir dari ke enam peristiwa yang terakhir ini, masa yang mana Alkitab menyebutnya akhir sejarah dunia, maka terbukalah tirai untuk selama-lamanya mengenai drama yang berabad-abad lamanya dari hal dosa dan penebusan. Sungguhpun, sebelumnya, “Injil ini dari hal Kerajaan itu (tanda-tanda akhir zaman –– Matius 24) akan,” kata Kristus, “diberitakan kepada seluruh dunia bagi suatu kesaksian kepada segala bangsa (yang ada sekarang); maka kemudian akan datang kesudahan” (Matius 24 : 14), dan kelak akan jadi, seperti yang tertulis :

“....... langit itupun hilanglah seperti surat yang digulung apabila

ia itu tergulung bersama-sama; dan tiap-tiap gunung dan pulau berubah keluar dari tempatnya.” Wahyu 6 : 14. “Karena demikianlah sudah Tuhan katakan, bahwa seluruh negeri itu akan menjadi sunyi”; walaupun dengan menambahkan : “namun belum lagi Aku mengakhirinya selengkapnya” (Yeremia 4 : 27) –– meninggalkan sebuah janji bagi 

Pembaharuan Bumi. 

Dengan memandang ke depan kepada penghancuran bumi, maka Rasul Petrus mengatakan : “..... kita, sesuai dengan janji-Nya, mengharapkan langit yang baru dan sebuah bumi yang baru, dalam mana terdapat kebenaran.” 2 Petrus 3 : 13.

Dan Yohanes Pewahyu, yang diijinkan melihat dalam khayal nubuatan baik terhadap sebelum masa seribu tahun itu maupun terhadap masa sesudah seribu tahun itu, menulis sebagai berikut : “..... Aku tampak sebuah langit yang baru dan sebuah bumi yang baru : karena langit yang pertama dan bumi yang pertama itu sudah berlalu; dan tidak ada lagi lautan. Maka aku Yohanes melihat akan kota suci itu, yaitu Yerusalem baru, turun dari Allah dari dalam sorga, tersedia bagaikan pengantin wanita yang telah dipersiapkan bagi suaminya. Maka aku dengar suatu suara besar dari dalam sorga mengatakan, Tengoklah, tempat kehadiran Allah itu berada bersama manusia, maka Ia akan tinggal bersama mereka (sebaliknya selama masa seribu tahun itu, mereka tinggal bersama Dia –– Wahyu 20 : 4) dan mereka akan menjadi umat-Nya, dan Allah sendirilah akan berada bersama mereka, dan menjadi Allah mereka itu. Maka Allah akan menghapuskan semua air mata dari mereka; dan tidak akan ada lagi kematian, maupun kesusahan, ataupun tangisan, tidak akan ada lagi sesuatu kesakitan : karena segala perkara yang terdahulu itu sudah berlalu.”

“Maka Ia yang duduk di atas tahta itupun berfirman, Tengok, Aku jadikan segala perkara baru. Lalu kata-Nya kepadaku, Tuliskanlah : karena segala perkataan ini adalah benar dan tepat. Maka firman-Nya kepadaku, sudahlah genap. Aku inilah Alpha dan Omega, yaitu Yang Awal dan Yang Akhir. Aku akan memberikan kepada dia yang berhaus minum dari mata air hayat dengan cuma-cuma. Maka orang yang menang itu kelak akan mewarisi segala perkara ini; maka Aku akan menjadi Allahnya, dan ia akan menjadi anak-Ku laki-laki. Tetapi bagi orang yang penakut, dan yang tiada beriman, dan yang keji, dan segala pembunuh, dan orang yang berzinah, dan orang-orang hobatan, dan para penyembah berhala, dan segala pendusta, akan memperoleh bagian mereka di dalam laut yang bernyala-nyala dengan api dan belerang, yaitu mati yang kedua.” Wahyu 21 : 1 – 8.

Oleh karena para nabi dan Pewahyu, juga menyaksikan bumi yang pertama itu dan langit yang pertama itu berlalu, dan bumi dan langit yang baru menggantikannya, maka setiap orang yang menyangkal dan menentang akan kebenaran yang jelas ini, akan menjadi sama bodohnya dan hina, dengan demikian menipu dirinya sendiri dan mengacaukan orang lain. Demikianlah sangat diperlukan, bahwa semua orang supaya menaruh perhatian penuh terhadap adanya 

Alasan-Alasan Logis Selanjutnya. 

Kalau saja bumi tidak dijadikan tandus pada permulaan masa seribu tahun itu, maka apakah perlunya menjadikan “segala perkara baru?” Wahyu 21 : 5. Selanjutnya, jika selama masa seribu tahun itu orang-orang suci tidak akan tinggal di sorga, maka tidak akan diperlukan memiliki “Yerusalem baru” di sana (Wahyu 21 : 2, 10). Dan lagi pula, jika orang-orang suci itu kemudian hidup di bumi,

maka Suara Nubuatan tidak akan mengatakan, bahwa mereka itu tinggal “dengan Kristus”, melainkan sebaliknya, bahwa Kristus tinggal dengan mereka. Dan akhirnya, jika mereka itu memerintah bersama dengan Dia di bumi, di mana mereka akan hidup untuk selama-lamanya, maka nubuatan tidak akan mengatakan, bahwa mereka itu “memerintah bersama dengan Kristus seribu tahun lamanya”, melainkan sebaliknya, bahwa mereka itu memerintah bersama dengan Dia untuk selama-lamanya.

Kata Yohanes, sementara ia memandang ke depan kepada masa, bahwa Kristus akan tinggal dan memerintah bersama dengan mereka itu di bumi : “Kerajaan-kerajaan dunia ini menjadi kerajaan-kerajaan dari Tuhan kita, dan kerajaan-kerajaan dari Kristus-Nya; maka Ia akan memerintah untuk selama-lamanya.” Wahyu 11 : 15. “Maka kerajaan dan pemerintahan”, demikian penjelasan Daniel dari hal orang-orang suci yang memerintah bersama dengan Dia, “dan kebesaran kerajaan di bawah segala langit itu akan dikaruniakan kepada segala umat kesucian dari Yang Maha Tinggi, yang Kerajaan-Nya adalah sebuah kerajaan yang kekal, dan segala pemerintahan akan menyembah dan mematuhi Dia.” Daniel 7 : 27.

Di dalam sorga segala orang tebusan akan memerintah bersama dengan Kristus hanya selama seribu tahun, sebaliknya di bumi Ia akan memerintah dengan mereka itu untuk selama-lamanya : karena “langit itu, bahkan segala langit, adalah milik Tuhan : tetapi bumi ini telah dikaruniakan-Nya kepada segala anak Adam”. Mazmur 115 : 16. “Karena demikianlah firman Tuhan yang telah menciptakan segala langit itu; Allah sendiri yang telah membentuk bumi dan menjadikannya; diperdirikannya, diciptakan-Nya itu bukan sia-sia, dibentuk-Nya itu untuk didiami : Bahwa Akulah Tuhan; maka tidak ada lagi yang lain.” Yesaya 45 : 18.

Mengingat, bahwa Injil membicarakan banyak dari hal “langit”, dan juga dari hal “segala langit”, maka oleh karena itu tanggung jawab untuk menentukan perbedaan antara langit dan segala langit terserah kepada setiap penyelidik kebenaran. Sesuai dengan ini, maka kita seharusnya pertama-tama melihat kepada 

Langit pada Mula Pertama. 

“Hendaklah ada suatu bentangan di tengah-tengah air-air itu”, demikianlah firman Tuhan pada waktu menciptakan bumi, “supaya diceraikannya air daripada air. Maka dijadikan Allah akan bentangan itu, lalu diceraikan-Nya air yang ada di bawah bentangan daripada air yang ada di atas bentangan : maka jadilah demikian itu. Lalu dinamai Allah akan bentangan itu Langit.” Kejadian 1 : 6 – 8.

Pada mulanya, hendaklah kita ingat, bahwa “Tuhan Allah tidak mengadakan hujan turun ke atas bumi” (Kejadian 2 : 5), dan air terdapat “di atas bentangan” maupun “di bawah bentangan itu”; maka bentangan itu dinamai-Nya “Langit”. Kejadian 1 : 7, 8. Pemisahan air-air ini tak mungkin berupa air yang ada dalam awan-awan di atas yang biasanya kini memberikan air ke bumi, sebab air-air yang di sebelah atas itu tidak terdapat di tengah-tengah bentangan itu seperti halnya dengan awan-awan itu, melainkan di atasnya. Demikian itulah sebagaimana halnya bumi dikelilingi oleh bentangan itu, maka demikian pula bentangan itu dikelilingi oleh air. Dengan kata lain, bumi diselubungi dua kali, seperti terlihat pada gambar, –– pertama sekali oleh bentangan; kemudian oleh air.

___ GAMBAR ___ 

Oleh karena baik bentangan itu maupun air adalah jernih, dan air itu membentuk hanya suatu lapisan tipis yang mengelilingi bentangan itu, maka cahaya-cahaya matahari yang bersinar ke atas bumi adalah sama cerahnya di waktu itu seperti juga di waktu ini. Dan juga, karena cahaya-cahaya matahari pada waktu itu menyentuh air sebelum semuanya itu

didinginkan oleh melewati lapisan atmosfir yang berat, maka cahaya-cahaya itu adalah lebih panas sewaktu mereka mencapai air yang di atas bentangan daripada cahaya-cahaya itu di bawah bentangan apabila mereka mencapai bumi. Dengan disebarkan pertama sekali oleh air, maka sinar-sinar cahaya itu membuatnya menjadi panas, selanjutnya oleh beredar-edar mengelilingi bentangan itu, maka air yang panas itu menghangati bumi secara seimbang sama di mana-mana –– baik di kutub-kutub maupun di daerah-daerah khatulistiwa. Hanya sedikit terdapat perbedaan temperatur karena adanya terang pada siang hari dan karena tidak adanya terang pada malam hari. Kemudian akibatnya seperti halnya kini malam hari adalah lebih sejuk daripada siang hari. Tetapi karena keadaan ini tidak lagi terus berlaku sekarang, ternyata pada sesuatu masa suatu air bah telah menimbulkan 

Binasanya Sistem Pemanasan Bumi. 

Pada mulanya daerah-daerah kutub yang membeku sekarang ini subur dengan tumbuh-tumbuhan yang berlimpah dan penuh dengan binatang-binatang, yang oleh para ahli Geologi kini ditemukan masih tersimpan di dalam es. Jadi, siapakah yang dapat meragukan, bahwa air “yang di atas bentangan itu” adalah sistem pengatur panas bumi? Namun segera setelah air itu turun sesuai dengan kegenapan ramalan nabi Nuh, –– kenyataannya, bahkan sebelum air itu berkesempatan turun sampai ke tempat-tempat yang terendah di bumi, –– sistem pengaturan panas alamiah ini telah rusak dengan cepatnya, dan hujan seperti halnya ia turun ke atas bumi, dengan cepat pula membeku di daerah-daerah kutub, sehingga binatang-binatang yang sementara masih hidup itu ikut membeku bersamanya : mereka terbukti tidak memiliki cukup waktu walaupun hanya untuk menelan makanannya. Demikianlah

yang betul-betul dikuatkan oleh berbagai hasil penggalian para ahli purbakala.

Bumi pada waktu ini, tanpa memiliki sistem pengatur panasnya, adalah dipengaruhi oleh panas keras apabila matahari berada pada kedudukan yang sedemikian sehingga ia mengirimkan sinar-sinar cahayanya melalui lapisan atmosfir yang tertipis, seperti halnya pada siang tengah hari sewaktu matahari menyinari langsung lurus ke bawah dengan tidak miring; dan bahkan dengan lebih panas lagi apabila terdapat sebuah lapisan atmosfir tebal, misalnya karena disebabkan oleh kelembaban dan ketinggian lapisan atmosfir yang rendah; sebaliknya keadaan yang berlawanan dengan ini membawakan kebalikan yang ekstrim. Perbedaan suhu udara yang sangat tinggi yang tidak menyenangkan ini yang disebabkan oleh air bah, adalah baru salah satu daripada akibat-akibat kutuk yang mengikuti ketidak-percayaan manusia kepada amaran-amaran dan teguran-teguran Tuhan, serta pendurhakaannya terhadap hukum-hukum Allah.

Karena kacaunya pengatur panas Alam yang merugikan ini, dengan berbagai akibat keadaan yang tidak menyenangkan di bumi, yang menimbulkan seruan bukan hanya bagi datangnya sebuah bumi baru melainkan juga bagi sebuah langit yang baru, membawa perhatian kita kepada 

Tata Surya.

Ilham menjelaskan, bahwa matahari telah diciptakan pada hari yang keempat dari minggu kejadian bumi, dan ilmu pengetahuan perbintangan menemukan, bahwa dalam tata surya kita di samping planet Bumi terdapat delapan planet lainnya yang bergantung kepada matahari untuk terang, panas, dan energi pemberi hidup. (Kemungkinannya ialah, bahwa masih ada tiga planet lagi akan ditemukan, karena

sesuai dengan tulisan Kejadian 37 : 9 serta kenyataan-kenyataan yang lain, perlu harus ada dua belas planet besar di dalam tata surya kita). Akibatnya, selama minggu kejadian dunia itu Allah harus sudah menciptakan bukan hanya bumi, melainkan juga seluruh sistem tata surya. Jika tidak, maka planet-planet yang ada tanpa memperoleh manfaat dari pengaruh matahari pemberi hidup itu tentu akan mengalami kekosongan penduduk dan sekaligus tak berguna adanya. Lagi pula Ilham juga mengatakan, bahwa dalam minggu kejadian itu Allah telah menciptakan bumi, matahari, bulan, dan “juga bintang-bintang.” Kejadian 1 : 16.

Tanpa sebuah matahari, maka tata surya kita sudah akan merupakan hanya sebuah kumpulan planet tanpa satupun unit kontrol, dibiarkan miring serta terbanting-banting tanpa maju atau mundur sepanjang angkasa, hanya untuk menjalani tingkah laku kejam dari keadaan yang tak menentu, yaitu berbagai peristiwa benturan yang terus menerus tak habis-habisnya. Sungguhpun diciptakan dan digerakkan secara bersama-sama oleh Tangan yang mengendalikan mereka itu, semua planet itu dengan aman mengikuti matahari sesuai peredarannya sepanjang angkasa pada kecepatannya yang luar biasa 400.000.000 mil setahunnya.

Oleh karena itu langit dan bumi kita merupakan sebuah unit kesatuan di dalam tata surya, maka baik kepergiannya maupun pembaharuannya kembali, harus meliputi sistem itu keseluruhannya. Bukan saja langit kita sebagai akibatnya, tetapi juga 

Segala Langit Perlu Diperbaharui Kembali. 

Masing-masing planet di dalam tata surya kita dikelilingi oleh bentangannya sendiri-sendiri atau

langit, maka akibatnya terdapat sama banyaknya langit (bentangan) dengan banyaknya planet di dalam sistem itu. Bagi “segala langit” dari planet-planet ini berlakulah kata-kata Injil di bawah ini :

“Karena inilah bumi kelak akan meratap, dan segala langit di atas menjadi hitam.” Yeremia 4 : 28. “Maka segala tentara langit akan dihancurkan, dan segala langit akan tergulung bersama-sama seperti sehelai surat : dan segala tentaranya pun akan rebah jatuh bagaikan daun luruh dari pohon anggur, dan seperti buah luruh dari pohon ara.” Yesaya 34 : 4.

“Tetapi hari Tuhan itu akan datang kelak seperti seorang pencuri pada malam hari; dalam mana segala langit akan lenyap dengan bunyi yang dahsyat, dan segala unsur kelak akan meleleh terbakar dengan api, bumipun berikut segala pekerjaan yang di dalamnya akan dihanguskan.” 2 Petrus 3 : 10.

“Mereka akan binasa, tetapi engkau akan bertahan : sesungguhnya, semua mereka itu kelak akan menjadi tua bagaikan sebuah baju; bagaikan sebuah selimut engkau akan menanggalkan mereka itu, maka sekalian mereka itu akan berubah.” Mazmur 102 : 26.

“Karena seperti segala langit yang baru dan bumi yang baru, yang akan Ku jadikan itu, akan tetap kekal di hadapan hadirat-Ku, demikian pula kelak benihmu dan namamu akan kekal, demikianlah firman Tuhan.” Yesaya 66 : 22.

Sebagai akibat dosa di bumi, semua mahluk mengerang kesakitan (Roma 8 : 22), seluruh keluarga yang di bawah matahari menderita. Kata-kata Injil yang terdahulu menunjukkan, bahwa bukan hanya bumi, melainkan juga segala langit telah menjadi tua karena kutukan

dosa; bahwa dosa adalah suatu penyakit menular dengan akibat-akibat yang sangat jauh; bahwa “jikalau seorang anggota menderita sakit, maka semua anggota akan menderita karenanya; atau seorang anggota dipermuliakan, maka semua anggota akan bersuka cita karenanya.” (1 Korintus 12 : 26); bahwa Allah akan menyingkirkan dosa itu secara mutlak, dan akibatnya, bahwa Ia akan mengosongkan bukan hanya bumi, melainkan juga keseluruhan tata surya; dan bahwa sementara memperbaharui bumi, Ia akan memperbaharui juga tata surya!

“Mengapa kamu menyangka jahat melawan Tuhan? Ia akan membuat kesudahan : penderitaan tidak akan timbul pada kedua kalinya.” Nahum 1 : 9. “Maka firman-Nya kepadaku, Suratkanlah : karena semua perkataan ini adalah benar dan tetap.” Wahyu 21 : 5.

“Tengoklah”, kata-Nya selanjutnya, berbicara dari hal hari itu, bahwa Ia akan melaksanakan “suatu akhir sejarah yang lengkap”, “Aku akan mengirimkan kepadamu Eliyah, nabi itu, dahulu daripada datang hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu.” Maleakhi 4 : 5. Lagi pula kata-kata Yesus : “Eliyah sungguh akan pertama-tama datang, dan 

Akan “Memulihkan Segala Perkara” Matius 17 : 11.

Sungguhpun kehilangan karena dosa, semua yang diciptakan pada mulanya kelak akan dipulihkan pada “masa-masa pemulihan segala perkara, seperti yang difirmankan Allah melalui mulut segala nabi-Nya yang suci semenjak dari permulaan dunia.” Kisah 3 : 21.  Sesudah menciptakan laut mendahului mulanya dosa itu, kemudian melenyapkannya sesudah penghapusan dosa, seperti yang diajarkan beberapa orang, bahwa Ia akan melaksanakannya, akan

pasti bukan merupakan pemulihan-Nya akan “segala perkara” itu, melainkan disingkirkannya semua perkara itu, dan akan mengandung arti, bahwa pada mula pertama Ia telah melakukan kekeliruan dalam menciptakan laut, dengan demikian tidak menepati ucapan-Nya sendiri “bahwa semua itu baik adanya.” Kejadian 1 : 10. Lagi pula, karena ular, bukan laut, yang telah membawa Adam dan Hawa berdosa (Kejadian 3 : 1 – 7), dan karena ular akan berada dalam Kerajaan yang dipulihkan itu (Yesaya 65 : 25), maka mengapakah Allah harus melenyapkan laut itu?

“Allah cemburu”, demikianlah penjelasan nabi Nahum di dalam khayalnya mengenai masa akhir zaman, “dan Tuhan akan membalas; Tuhan akan membalas, dan adalah besar murka-Nya; Tuhan akan membalas terhadap semua penentang-penentang-Nya, dan Ia murka terhadap semua musuh-Nya. Tuhan itu panjang sabar, dan besar kuasa-Nya, dan sama sekali tidak akan dibebaskan-Nya orang jahat itu : Tuhan memiliki jalan-Nya di dalam angin puyuh dan di dalam topan, dan segala awan itulah duli tempat kaki-Nya. Ia menegur akan laut itu, lalu dikeringkan-Nya dia, dan dikeringkan-Nya segala sungai : maka lemahlah Bashan, dan Karmel, dan layulah segala bunga di Lebanon. Segala gunung bergeraklah di hadapan-Nya, dan segala lereng mencairlah, dan bumi hanguslah di hadapan hadirat-Nya, yaitu dunia berikut semua yang tinggal di dalamnya. Siapakah dapat tahan berdiri di hadapan murka-Nya? Dan siapakah dapat tahan terhadap kehangatan murka-Nya? Geram-Nya itu dituangkan bagaikan api, maka segala bukit batu diruntuhkan oleh-Nya. Tuhan itu baik adanya, suatu pegangan kuat dalam masa kepicikan; dan diketahui-Nya segala orang yang berharap kepada-Nya. Tetapi dengan suatu hempasan air bah Ia akan

mengakhiri segala sesuatu yang melawan-Nya, dan kegelapan akan mengikuti segala musuh-Nya. Apakah sangkamu melawan Tuhan? Ia akan mengadakan kesudahan itu selengkapnya : kesusahan tidak akan timbul sampai dua kali.” Nahum 1 : 2 – 9.

“........... maka aku tampak”, demikian kata Yohanes Pewahyu, sama seperti setelah ia melihat akan kesunyian bumi, “sebuah langit yang baru dan sebuah bumi yang baru : karena langit yang mula-mula dan bumi yang mula-mula itu sudah lenyap; dan lautpun tidak ada lagi. Wahyu 21 : 1.

Kapankah tidak akan terdapat lagi laut? –– Apabila langit yang mula-mula dan bumi yang mula-mula itu telah berlalu. Injil tidak mengatakan, bahwa kelak tidak akan ada lagi sesuatu laut dalam bumi yang sudah diperbaharui. Ia hanya mengatakan, bahwa “tidak ada lagi laut” sewaktu langit dan bumi berada dalam keadaan penyingkirannya ––“berlalu”. Dengan kata lain, bagian pertama dari ayat itu membayangkan sebuah “langit baru dan sebuah bumi baru”, sebaliknya bagian yang terakhir dari ayat itu meramalkan dari hal tidak ada lagi laut sebelum “langit baru” dan “bumi baru” itu dijadikan.

Dengan demikian sebagai akhir mutlak dari Firman-Nya Sendiri, Tuhan akan membawa segala perkara kepada suatu masa akhirnya, bahkan Ia akan mengeringkan segala sungai dan segala laut sementara Ia menyingkirkan dosa itu dengan jelas.

Olehnya itu, oleh karena bersama-sama dengan langit dan bumi kita seluruh tata surya kita akan lenyap berlalu, maka bukan hanya orang-orang suci dari bumi, namun juga bersama-sama dengan mereka anak-anak Allah dari

keseluruhan sistem itu, akan kelak hidup dan memerintah bersama Kristus di dalam Sorga dari segala langit itu untuk seribu tahun lamanya! Oh, betapa suatu hak istimewa! Betapa indahnya sebuah kesempatan! Betapa hebat suatu pertemuan yang akan datang!

“Aku telah menyaksikan kasih sayang yang ramah yang Allah miliki bagi umat-Nya dan itu adalah cukup besar. .......... Sorga adalah sebuah tempat yang indah. Aku rindu tinggal di sana, dan memandang kepada Yesus ku yang manis, yang telah memberikan hidup-Nya bagiku, dan yang telah diobahkan ke dalam kemuliaan bayangan-Nya sendiri. Wah, bagi bahasa untuk menyatakan kemuliaan dari cerahnya dunia yang akan datang itu! Aku haus terhadap aliran-aliran air yang hidup yang membuat kegembiraan bagi kota Allah kita.” Early Writings, p. 39.

Upah penghargaan yang termulia ini mendorong orang untuk menyelidiki selanjutnya untuk mengetahui kebenaran. Oleh karena itu terhadap buku Wahyu, yaitu pembukaan dari segala nubuatan, orang akan dibawa kepada penyelidikan terhadap 

Peristiwa-Peristiwa Masa Seribu Tahun Yang Penting. 

Marilah kita menaruh perhatian sepenuhnya kepada Injil yang mencatat perkara-perkara yang akan jadi mendahului permulaan masa seribu tahun itu –– perkara-perkara yang akan mendatangkan masa damai seribu tahun itu, sebagaimana yang dinyatakan kepada Yohanes :

“............. Aku tampak ......... seekor kuda putih; dan Dia yang duduk di atasnya itu dinamai Setiawan dan Benar ........... Ia memakai jubah yang dicelup dalam darah : dan nama-Nya disebut Firman Allah. ............ Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis,

RAJA ATAS SEGALA RAJA, DAN TUHAN ATAS SEGALA TUHAN.” Wahyu 19 : 11, 13, 16.

Di sini Kristus menyatakan diri-Nya sendiri, bukan sebagai seorang imam atau sebagai suatu anak domba, melainkan sebagai Raja atas segala raja, yang mengirik akan “irikan anggur dan kehangatan murka Allah yang Maha Kuasa.” Ayat 15. Inilah 

Pembunuhan-Nya Terhadap Orang-Orang Jahat.

Itu “malaikat yang berdiri di dalam matahari .......... berseru dengan suara besar, sambil berkata kepada segala burung yang beterbangan di tengah-tengah langit, Marilah berhimpun kepada pesta perjamuan Allah yang besar; supaya kamu boleh makan daging segala raja, dan daging segala panglima, dan daging segala orang yang gagah, dan daging segala kuda, dan daging segala orang yang menunggangnya, dan daging segala manusia, baik merdeka baik hamba, baik kecil maupun besar. Maka aku tampak akan binatang itu dan segala raja di bumi, dan segala bala tentaranya, berhimpun bersama-sama hendak berperang melawan Dia yang duduk di atas kuda itu, dan melawan segala tentara-Nya.”

“Maka binatang itupun dibawalah, dan bersama-sama dengan dia nabi palsu itu yang telah mengadakan berbagai tanda ajaib di hadapannya, dengan mana ia telah menyesatkan orang-orang yang telah menerima tanda binatang itu, dan mereka yang telah menyembah patungnya. Kedua-duanya ini dicampakkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang bernyala-nyala dengan belerang. Maka segala orang lainnya yang lagi tinggal (“raja-raja” dan “panglima-panglima” dan “orang-orang yang gagah” dan “kuda-kuda” dan “orang-orang yang menunggangnya” “segala manusia, baik yang merdeka maupun yang hamba, baik yang kecil maupun besar”) dibunuh dengan pedang dari Dia yang duduk di atas kuda itu, pedang

mana telah keluar dari dalam mulut-Nya : maka segala burung dikenyangkan dengan daging mereka” (Wahyu 19 : 17 – 21) –– suatu pekerjaan terakhir dari mana akan segera terlihat, bahwa orang-orang jahat itu

Dibunuh Tepat Sebelum Masa Seribu Tahun Itu.

Oleh karena sesudah masa seribu tahun itu orang-orang jahat tidak dibunuh dan daging mereka tidak dimakan oleh burung-burung, melainkan sebaliknya dibinasakan oleh api (Wahyu 20 : 9), maka Wahyu 19 : 17 – 21 terlihat menunjuk kepada suatu peristiwa pembinasaan sebelum masa seribu tahun itu.

Oleh karena itu, pastilah, bahwa Raja atas segala raja itu akan membunuh, pada tepat menjelang masa seribu tahun itu, terhadap semua terkecuali orang-orang benar –– terkecuali orang-orang yang “menang atas binatang itu, dan atas patungnya, dan atas tandanya, dan atas angka bilangan dari namanya.” Wahyu 15 : 2. Kemudian orang-orang benar yang mati akan dibangkitkan, sebaliknya orang-orang jahat yang mati tetap tinggal di dalam kubur-kubur mereka, lalu bersama-sama dengan orang-orang jahat yang hidup, yaitu semuanya yang kemudian dibunuh oleh Tuhan, “tidak akan hidup balik sampai genap seribu tahun itu.” Wahyu 20 : 5.

Lagi pula, karena pada permulaan masa seribu tahun itu apabila orang-orang jahat dibunuh, langit dan bumi berlalu, maka kemudian sebagai akibatnya, 

Orang-Orang Suci Berpindah Ke Bola Bumi Yang Lain.

Sebagaimana buku Wahyu mengatakan, bahwa “mereka tinggal dan memerintah bersama dengan Kristus seribu tahun lamanya” (Wahyu 20 : 4), maka oleh karena itu Kristus tidak akan tinggal dengan mereka itu

di bumi, melainkan sebaliknya mereka akan tinggal bersama dengan Dia di “tempat” yang disediakan-Nya bagi mereka, dari hal mana Yohanes mengatakan (sesudah menyaksikan “langit yang mula-mula dan bumi yang mula-mula itu lenyap” lalu diganti dengan “sebuah langit yang baru dan sebuah bumi yang baru” –– Wahyu 21 : 1) : “Maka aku Yohanes menyaksikan kota suci itu, yaitu Yerusalem baru itu, turun dari Allah dari dalam sorga, dilengkapi bagaikan seorang pengantin wanita terhias bagi suaminya.” Wahyu 21 : 2.

Orang-orang jahat kemudian disembunyikan di dalam kubur-kubur mereka, dan orang-orang benar dibawa pergi untuk tinggal bersama dengan Kristus, selanjutnya 

Setan Dibiarkan Sendiri.

Mengembara ke sana ke sini di bumi sampai kepada kebangkitan orang-orang jahat (Wahyu 20 : 13), Setan akan dibatasi dalam kesunyian untuk seribu tahun lamanya! Terikat dengan rantai keadaan lingkungan ini, maka ia tidak dapat “menyesatkan segala bangsa” (ayat 3), sampai kelak orang-orang mati yang “tidak hidup balik sampai genap masa seribu tahun itu”, bangkit hidup, menyusul 

Pemeriksaan Hukum Selama Masa Seribu Tahun Itu.

Jika seseorang hakim dunia saja tidak akan menyatakan bersalah dan menuduh seseorang terdakwa tanpa pertolongan keputusan juri, maka pastilah, bahwa Allah dari Sorga yang pangkal segala keadilan itu pun tidak akan berbuat demikian. Ia tidak akan mengeluarkan keputusan hukuman terakhir kepada orang jahat, menyatakan mereka berdosa dan menghukum mati mereka dengan “mati yang kedua” itu (Wahyu 20 : 14), sampai kelak selesai Ia memberikan kesempatan kepada orang-orang suci (para juri) untuk menyaksikan sendiri pemeriksaan hukum orang-orang jahat itu –– para suami, para isteri, anak-anak, sanak saudara, teman-teman,

serta kenalan-kenalan yang pada waktu itu tidak berada dalam rumah-rumah yang di atas –– dan menyelidiki catatan-catatan mereka itu yang menunjukkan mengapa mereka tidak berada di sana, tetapi sebaliknya sedang membusuk di dalam kubur-kubur mereka di bawah.

Bahwa tidak ada maaf ditinggalkan bagi setiap orang karena kebodohan atau kekeliruan terhadap kebenaran ini, kepada Yohanes diperlihatkan bukan saja tahta putih yang besar pada mana duduk Hakim Kekal itu, yang “dari hadapan Wajah-Nya langit dan bumi lenyaplah” (ayat 11) melainkan juga tahta-tahta lainnya, atau kursi-kursi pada mana duduk para juri. Maka bukan hanya “sepuluh ribu kali sepuluh ribu, dan beribu-ribu laksa” (Wahyu 5 : 11) malaikat sebagai saksi, ia menyaksikan juga yang hadir pada kesempatan ini “jiwa-jiwa dari orang-orang yang dipancung kepalanya karena menyaksikan Kristus, dan karena Firman Allah, dan yang tidak menyembah binatang itu, ataupun patungnya, ataupun menerima tandanya pada dahi-dahi mereka, atau di dalam tangan mereka; maka mereka itu tinggal dan memerintah dengan Kristus seribu tahun lamanya ............ Inilah kebangkitan yang pertama itu.” Ayat 4, 5.

Sungguhpun bahwa “mereka lainnya yang lagi tinggal daripada segala orang mati itu tidak hidup balik sampai genap masa seribu tahun itu” (ayat 5), kenyataan menunjukkan, bahwa orang-orang yang hadir di hadapan tahta itu telah dibangkitkan.

Tetapi orang-orang mati, “kecil dan besar”, yaitu mereka yang tidak bangkit dalam kebangkitan yang pertama (Wahyu 20 : 6), sebagai lambang oleh Yohanes disaksikan “berdiri di hadapan Allah; dan buku-buku terbuka : dan sebuah buku lain terbuka, yaitu Buku Kehidupan : maka

segala orang mati itu diadili sesuai dengan perkara-perkara yang tersurat di dalam buku-buku itu, sesuai dengan perbuatan-perbuatan mereka.” Ayat 12. Dengan berakhirnya pekerjaan ini, maka tibalah peristiwa-peristiwa 

Sesudah Pemeriksaan Hukum. 

Sesudah pemeriksaan hukum itu selesai dan masa seribu tahun berlalu, maka “laut mengeluarkan orang-orang mati yang terdapat di dalamnya; maka maut dan neraka melepaskan orang-orang mati yang terdapat di dalamnya : maka mereka diadili masing-masingnya sesuai dengan perbuatan-perbuatan mereka.” Wahyu 20 : 13.

“Maka aku Yohanes menyaksikan kota suci itu, yaitu Yerusalem baru, turun dari Allah dari dalam sorga, dilengkapi sebagai seorang pengantin wanita yang berhias bagi suaminya. Maka aku dengar suatu suara besar dari dalam langit mengatakan, Tengoklah, tempat kediaman Allah itu berada dengan manusia, maka Ia akan tinggal bersama dengan mereka, dan mereka akan menjadi umat-Nya, dan Allah sendiri akan berada bersama-sama mereka, dan menjadi Allah mereka itu. Maka akan dihapuskan segala air mata mereka itu; dan tidak akan ada lagi kematian, ataupun kesusahan, atau tangisanpun, tidak akan ada lagi sesuatu kesakitan : karena segala perkara yang terdahulu itu sudah berlalu.” Wahyu 21 : 2 – 4.

Sambil turun bersama-sama dengan orang-orang suci yang akan memerintah untuk selama-lamanya bersama dengan Dia di bumi yang sudah dijadikan baru, maka Kristus memanggil keluar orang-orang jahat yang mati itu dari kubur-kubur mereka, sementara secara serempak, “suatu suara besar dari dalam langit” terdengar, “mengatakan, Tengoklah, tempat kediaman Allah berada dengan manusia, maka Ia akan

tinggal bersama dengan mereka” (Wahyu 21 : 3), sebaliknya selama masa seribu tahun itu, mereka itu “tinggal bersama dengan Dia.” Wahyu 20 : 4. Karena itulah, 

Setan Dilepaskan Untuk Sementara. 

Oleh kebangkitan orang-orang jahat yang mati itu, maka “........ Setan akan dilepaskan keluar dari penjaranya, maka ia akan pergi keluar menyesatkan segala bangsa yang berada pada seluruh ke empat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, mengumpulkan mereka bersama-sama untuk berperang : jumlah mereka adalah bagaikan pasir di tepi laut.” Wahyu 20 : 7, 8.

Dari hal “sementara waktu” ini dalam mana Setan akan dibiarkan untuk menipu segala bangsa, nabi Yesaya mendengar Tuhan berfirman sebagai berikut :

“Karena, tengoklah, Aku ciptakan segala langit yang baru dan sebuah bumi yang baru : maka yang terdahulu itu tidak akan diingat lagi, ataupun masuk ke dalam ingatan. Tetapi hendaklah kamu bergemar dan bersuka cita sampai selama-lamanya untuk segala yang Kuciptakan : karena, tengoklah, Aku ciptakan bagi Yerusalem sesuatu kegembiraan, dan bagi segala orang penduduknya sesuatu kesukaan. Maka Aku akan bersuka cita di Yerusalem, dan bergembira di dalam umat-Ku : maka suara ratap tidak akan terdengar lagi di dalamnya, ataupun suara tangisan. Di sana tiada akan ada lagi anak penyusu yang hidup sedikit hari lamanya, ataupun orang tua yang tiada menggenapi segala harinya : karena anak kecil akan mati umurnya seratus tahun; tetapi orang berdosa yang berumur seratus tahun akan kena kutuk.” Yesaya 65 : 17 – 20.

Pembaca akan memperhatikan, bahwa apabila Tuhan menciptakan segala langit yang baru dan bumi yang baru,

maka semenjak dari masa segala orang jahat itu dibangkitkan dari kubur-kubur mereka sampai kepada masa mereka itu dibinasakan untuk selama-lamanya dengan kematian yang kedua, –– “sementara waktu” itu, –– “tidak akan ada lagi semenjak itu (di antara mereka) anak penyusu yang hidup sedikit hari lamanya (tidak ada lagi bayi-bayi yang dilahirkan), ataupun orang tua yang tidak menggenapi harinya (tidak ada lagi kematian sebelum hari-hari orang digenapi) : karena anak kecil akan mati seratus tahun umurnya; tetapi orang berdosa mencapai seratus tahun umurnya akan kena kutuk.” Baik orang tua maupun orang muda (yaitu mereka yang tinggal di dalam kubur-kubur mereka selama masa seribu tahun itu) akan pada akhirnya muncul bersama-sama, masing-masing untuk hidup selama “seratus tahun” –– “sementara waktu itu” dalam mana Setan akan kembali menipu mereka. Tidak akan ada kematian ataupun kelahiran, namun semua orang jahat akan kemudian untuk selama-lamanya kena kutuk oleh 

Kematian Yang Kedua. 

Bagian dari bumi baru itu di mana kaki-kaki orang-orang jahat itu telah berpijak dan telah menajiskannya selama “sementara waktu itu”, akan dibersihkan oleh api yang turun “dari Allah dari dalam sorga” yang membakar habis mereka itu berikut segala perbuatannya, sementara orang-orang yang akan mendiami bumi baru itu untuk selama-lamanya akan dilindungi di dalam maupun di sekitar “kota suci itu”. Wahyu 21 : 2.

“Maka mereka itupun naiklah ke tanah yang luas, lalu mengepungi tempat tinggal segala orang suci itu berkeliling, serta kota yang dikasihi itu : maka turunlah api dari Allah dari dalam sorga lalu menelan akan mereka itu. Maka Iblis yang menyesatkan mereka itu

tercampaklah ke dalam lautan api dan belerang, dimana binatang dan nabi palsu itu berada, maka mereka itu akan terkena siksa siang dan malam selama-lamanya ............ Maka maut dan neraka dicampakkanlah ke dalam lautan api itu. Inilah mati yang kedua itu. Maka barangsiapa yang tidak didapati namanya tertulis di dalam Buku Kehidupan dicampakkan ke dalam lautan api itu.” Wahyu 20 : 9, 10, 14, 15.

Oleh karena bukan hanya Setan, tetapi juga “barangsiapa saja yang tidak didapati namanya tertulis di dalam Buku Kehidupan dicampakkan ke dalam lautan api”, maka api di dalam lautan api ini hanya akan meneruskan pembinasaan yang sama yang akan dilakukan oleh api yang akan turun “dari Allah dari dalam sorga”. Ayat 9. Dengan kata lain, sesudah masa seribu tahun itu, api yang turun “dari Allah dari dalam sorga”, mengakibatkan “lautan api” (Ayat 10) dan mengakibatkan pemusnahan semua orang berdosa. Dari hal pemusnahan yang terakhir ini, akan diberikan suatu demonstrasi pendahuluan sebelum masa seribu tahun itu apabila binatang dan nabi palsu itu dicampakkan ke dalam “lautan api” –– kubur mereka untuk selama seribu tahun itu. Dan karena api itu tentunya tidak terus menyala selama masa seribu tahun itu, maka kata-kata, “Iblis ........... dicampakkan ke dalam lautan api dan belerang dimana binatang dan nabi palsu itu berada” (Ayat 10) oleh karenanya menunjukkan, bahwa terdapat suatu contoh dan suatu contoh saingan mengenai kebinasaan itu; yaitu lautan api sebelum masa seribu tahun itu merupakan contoh untuk lautan api yang satunya sesudah masa seribu tahun itu.

“Mengingat kemudian, bahwa segala perkara ini akan binasa”, demikian kata rasul itu,

“Bagaimanakah Patut Kamu Harus Hidup?” 

Injil menasehatkan, bahwa orang-orang yang di dalam Kebenaran hendaknya “dalam segala percakapan yang suci dan peribadatan, menantikan dan mempercepatkan kedatangan hari Allah itu, dalam mana segala langit akan terbakar lalu binasa, dan segala unsur akan terbakar sampai mencair? Tetapi kita sesuai dengan janji Tuhan, menantikan segala langit yang baru dan sebuah bumi yang baru, dimana di dalamnya diam kebenaran. Sebab itu, hai kekasihku, sementara kamu menantikan segala perkara yang sedemikian itu, berusahalah dengan rajin supaya kamu didapati-Nya dengan sejahtera, dengan tiada bercacat-cela dan tak bersalah” (2 Petrus 3 : 11 – 14), dan makin terus begitu sekarang sementara Ia sedang 

MENDIRIKAN KERAJAAN-NYA. 

“Pada hari itu” (apabila Tuhan sedang akan mengosongkan bumi), Ia “akan mengulurkan tangan-Nya kembali pada kedua kalinya,” demikian kata nabi Yesaya, “untuk menghimpun umat-Nya yang lagi tinggal, yang akan ditinggalkan dari Asyiria, dari Mesir, dari Pathros, dari Kusy, dari Elam, dari Shinar, dari Hamat, dan dari pulau-pulau yang di lautan. Maka akan didirikan-Nya suatu alamat bagi segala bangsa, dan akan dihimpunkan-Nya dari keempat penjuru bumi segala orang Israel yang telah dihalau itu, dan segala orang Yehuda yang telah dicerai-beraikan itu.” Yesaya 11 : 11, 12.

Pekerjaan pengumpulan yang dikemukakan dalam kata-kata Injil ini menunjukkan, bahwa sebelum kebangkitan orang-orang benar (1 Tesalonika 4 : 16) dan sebelum kebinasaan segala bangsa pada mendahului masa seribu tahun itu, Tuhan

akan mendirikan Kerajaan-Nya pertama-tama terdiri dari orang-orang suci yang hidup saja, seperti terlihat dari nubuatan Daniel 2 : “batu itu terpotong keluar” dari gunung (ayat 45), dan yang merupakan lambang dari kerajaan Kristus pada permulaannya (ayat 44), kemudian gunung dari mana batu itu terpotong keluar, harus melambangkan sidang dari mana buah-buah pertama dari kerajaan itu, mereka yang 144.000 itu, dikumpulkan. Dan karena batu itu terus bertumbuh lalu menjadi “sebuah gunung besar” (ayat 35) sesudah ia “terpotong keluar”,  maka jelas ia pada mulanya melambangkan kerajaan itu pada masa kecilnya –– hanya “buah-buah pertama” saja. Juga kenyataannya, bahwa batu itu terus bertumbuh dan memenuhi “seluruh bumi”, adalah suatu kenyataan lainnya dalam pembuktian, bahwa sesudah kerajaan yang dinanti-nantikan ini “diperdirikan”, maka sejumlah besar orang yang tak terhitung jumlahnya akan menggabungkan diri kepadanya. Kalau saja ini tidak demikian halnya, maka batu itu tak mungkin dapat menjadi “sebuah gunung besar”. Lagi pula keadaannya pada mulanya hanya berupa sesuatu bagian gunung yang amat kecil, menunjukkan bahwa kerajaan itu memiliki permulaannya yang sangat kecil, seperti yang difirmankan Tuhan : “Kerajaan sorga adalah bagaikan sebutir benih sesawi, ............ yang sungguh-sungguh adalah terkecil dari segala benih : tetapi apabila sudah besar ia, maka ialah yang terbesar di antara segala jenis rerumputan.” Matius 13 : 31, 32.

“Gunung itu”, kerajaan Allah itu, jelas dimulai dengan buah-buah pertama dari orang-orang hidup (144.000) dan diikuti dengan buah-buah kedua dari orang-orang hidup (jumlah besar orang-orang –– Wahyu 7 : 9), dan dilengkapi dengan buah-buah pertama dan buah-buah kedua dari orang-orang mati –– yaitu 120 orang (mereka yang menerima Roh pada Hari Pentakosta), ditambah orang-orang yang bangkit bersama Kristus (Matius 27 : 52, 53), ditambah dengan

jumlah besar orang-orang yang menerima Dia sesudah Hari Pentakosta (Kisah 5 : 14), ditambah semua orang yang bangkit kepada hidup yang kekal dalam kebangkitan dari Daniel 12 : 2, ditambah sisa orang-orang mati dari segala zaman, yang bangkit pada hari kebangkitan besar (Wahyu 20 : 6), juga mereka dari Yehezkiel 37 : 1 – 14.

Kembali kepada Nubuatan Daniel, maka di sana kita jumpai 

Hari-Hari Dalam Mana Kerajaan Itu Diperdirikan. 

“Pada hari-hari dari raja-raja ini (bukan sesudah, melainkan pada, hari-hari dari raja-raja yang dilambangkan oleh kaki dan jari-jari kaki dari patung besar itu) Allah dari sorga akan,” demikian kata Daniel, meminta perhatian kepada kerajaan itu pada permulaannya, “mendirikan sebuah kerajaan yang tidak akan pernah dibinasakan : maka kerajaan itu tiada akan diserahkan kepada bangsa lain, melainkan ia (kerajaan itu) akan menghancur-luluhkan dan meniadakan semua kerajaan ini, dan ia akan berdiri untuk selama-lamanya.” Daniel 2 : 44. Jadi, kita saksikan, bahwa sementara segala bangsa dari zaman kita ini (yang dilambangkan oleh kaki dan jari-jari kaki dari patung besar Daniel 2 : 41, 42) masih ada, Tuhan akan mendirikan kerajaan itu dengan mana Ia akan menaklukkan mereka. Kemudian akan dikatakan dari halnya : “Kerajaan-kerajaan dunia ini menjadi kerajaan-kerajaan Tuhan kita, dan dari Kristus-Nya; maka Ia akan memerintah untuk selama-lamanya.” Wahyu 11 : 15.

Sambil mengucapkan hukuman terhadap Israel kuno, maka nabi Hosea menuliskan kata-kata hikmah berikut ini : “............. bani Israel akan tinggal beberapa hari lamanya tanpa raja, dan tanpa penghulu, dan tanpa korban, dan tanpa patung, dan tanpa efod, dan tanpa teraphim.” Hosea 3 : 4. Namun pada waktu yang sama dibuatlah sebuah janji, bahwa “akhirnya (sesudah beberapa  hari) bani Israel akan kembali, dan mencari Tuhan Allah mereka dan Daud raja mereka; dan mereka akan takut akan Tuhan dan akan kebaikan-Nya di hari-hari terkemudian.” Hosea 3 : 5.

Karena Daud kuno itu kini berada di dalam kuburnya, maka raja yang dijanjikan di sini adalah seorang Daud contoh saingan, sama seperti Eliyah dari Maleakhi 4 : 5 harus merupakan seorang Eliyah contoh saingan. Jika tidak, maka untuk menggenapi nubuatan-nubuatan, Daud kuno itu perlu bangkit dari kuburnya, dan Eliyah kuno itu harus turun dari Sorga.

Pernyataan Daniel, bahwa dengan kerajaan contoh saingan ini Tuhan akan menghancurkan segala bangsa, dan pernyataan Yeremia, bahwa itu adalah kapak perang-Nya, menunjukkan dengan jelas 

Pekerjaan Pembalasan Dari Kerajaan Itu. 

“Bahwa engkaulah bagi-Ku akan cokmar, dan akan senjata-senjata perang”, demikianlah firman Tuhan kepada Israel masa kini (mereka yang akan membentuk kerajaan yang kecil itu), “karena dengan dikau akan Ku hancurkan segala bangsa, dan dengan dikau akan Ku binasakan kerajaan-kerajaan; ............. dengan dikau juga akan

Ku hancurkan laki-laki dan perempuan; dan dengan dikau akan Ku hancurkan baik tua maupun muda; dan dengan dikau akan Ku hancurkan baik teruna maupun anak dara; Aku akan juga membinasakan bersama dengan engkau gembala dan kawanan dombanya; dan dengan dikau akan Ku hancurkan petani dan pasangan lembunya; dan dengan dikau akan Ku hancurkan orang-orang besar dan pemerintah-pemerintah.” Yeremia 51 : 20 – 23.

Kata-kata firman ini tak mungkin berlaku terhadap Israel di masa Yeremia dahulu, sebab ia pada waktu itu terus kalah perang dan bukan makin menang, dan semenjak dari hari itu sampai kepada hari ini ia tidak memiliki kerajaannya sendiri. Oleh karena itu adalah jelas, bahwa Israel dari masa akhir zaman inilah, yaitu kerajaan itu, dengan perantaraan segala peralatannya Allah akan membawa dunia ini kepada ajalnya.

Kerajaan yang segera akan datang ini tidaklah sama dengan sebuah kerajaan dunia, melainkan sebagai sebuah kerajaan sorga, segala perbatasannya akan merupakan suatu tempat yang memiliki 

Damai Yang Sempurna dan Keamanan Yang Mutlak.

Dengan menggambarkan sifat dari baik raja maupun kerajaan itu untuk dapat diperdirikan sesudah “beberapa hari”, maka nabi Yesaya menyatakan :

“.......... dengan keadilan akan diadili-Nya segala orang miskin, dan ditegor-Nya dengan betul terhadap segala orang lemah lembut di bumi : maka Ia akan memalu bumi dengan tongkat dari mulut-Nya, dan dengan napas bibir-Nya akan dipalu-Nya segala orang jahat. Maka keadilan akan menjadi pengikat pinggang-Nya dan kesetiaan menjadi pengikat tali kekang-Nya.”

“Pada masa itu serigala juga akan tinggal bersama-sama dengan anak domba, dan macan tutul akan tidur bersama-sama dengan anak kambing; maka anak sapi dan singa muda akan bermain bersama-sama; maka seorang anak kecil akan mengawasi mereka itu.  Maka lembu dan beruang akan makan bersama-sama; anak-anak mereka akan tidur bersama-sama : maka singa akan makan rumput kering seperti sapi. Dan anak penyusu akan bermain-main di atas lubang ular berbisa, dan anak yang baru lepas susu akan menaruh tangannya pada kandang ular tedung. Mereka tidak akan menyakiti ataupun membunuh di dalam seluruh gunung-Ku yang suci : karena bumi akan dipenuhi dengan pengetahuan dari Tuhan, seperti segala air menutupi laut.” Yesaya 11 : 4 – 9.

Zaman kebenaran yang mutlak, perdamaian, dan pengetahuan akan Allah yang diramalkan ini (di dalam kerajaan itu) di bawah pemerintahan dari “tongkat” (Daud) dan dari “cabang” (Kristus), harus dimulai 

Sebelum Berakhir Masa Kasihan. 

Firman menunjukkan, bahwa kerajaan itu diperdirikan sebelum, bukan pada, permulaan masa seribu tahun itu, karena “pada hari itu (pada hari kerajaan itu diperdirikan dan perdamaian berkuasa) ........... akar dari Isai (tongkat dan Cabang itu) ......... akan berdiri bagaikan suatu alamat bagi umat itu (kerajaan itu)”, demikian kata Yesaya, dan “kepadanyalah segala orang Kapir akan bertanya-tanya.” Yesaya 11 : 10. Dan karena sesudah berakhirnya masa kasihan, pintu-pintu kerajaan itu akan ditutup dari semua, maka oleh karenanya tanda alamat itu didirikan sebelum masa kasihan berakhir : satu-satunya kesempatan agar supaya segala orang Kapir dapat memiliki kesempatan

untuk bertobat kepada Tuhan dan kepada kerajaan-Nya, –– sebuah kesimpulan yang biasa terhadap kata-kata firman berikut ini :

“Juga, hai Yehuda, ia telah menetapkan suatu penuaian bagimu, pada masa Aku membawa kembali akan segala umat-Ku yang tertawan itu.” Hosea 6 : 11.

Demikian akan jadi kelak “bahwa bukit kaabah Tuhan akan diperdirikan di atas puncak segala gunung, dan akan ditinggikan di atas segala lereng; maka segala bangsa akan pergi dan mengatakan, Marilah kamu, dan marilah kita naik ke bukit Tuhan, ke kaabah Allah Jakub; maka Ia akan mengajarkan kepada kita segala jalan-Nya, dan kita akan berjalan di dalam segala lorong-Nya : karena dari dalam Sion akan terbit hukum, dan firman Tuhan dari Yerusalem.” Yesaya 2 : 2, 3.

“Sesungguhnya mereka yang di pulau-pulau itu akan menantikan Daku, dan segala kapal Tarsis seperti dahulu akan membawa segala anak-anakmu laki-laki dari jauh, bersama-sama dengan emas dan perak mereka itu, kepada nama Tuhan Allahmu, dan kepada Yang Maha Suci orang Israel, sebab Ia telah memuliakan dikau. Maka segala anak laki-laki orang asing akan mendirikan segala pagar tembokmu, dan segala raja mereka itu akan memberi pelayanan kepadamu : karena oleh murka-Ku sudah Ku palu akan dikau, tetapi oleh kemurahan-Ku sudah Ku kasihani akan dikau. Oleh karena itu segala pintu gerbangmu akan terbuka selalu; semua itu tidak akan ditutup baik siang maupun malam; supaya dapat dibawa masuk orang kepadamu tentara-tentara bangsa Kapir, dan supaya raja-raja mereka pun dapat dibawa serta. Karena bangsa dan kerajaan yang tidak mau memberikan pelayanan kepadamu akan binasa; bahkan, segala bangsa itu akan dihapuskan seluruhnya.”

“Kemudian kemuliaan Lebanon akan datang kepadamu, pohon sanobar, pohon cemara, serta bersama-sama kotaknya, akan mempercantik lokasi tempat kesucian-Ku; maka akan Ku jadikan tempat berpijak-Ku itu mulia. Juga segala anak laki-laki mereka itu yang telah menganiayakan kamu akan datang dengan membungkukkan dirinya menyembah kepadamu; dan segala orang yang telah meremehkan kamu akan membungkukkan dirinya dan bersujud pada kakimu; maka mereka akan menyebut namamu, Kota Tuhan, Sion dari Yang Maha Tinggi Israel. Sebagaimana engkau telah ditolak dan dibenci, sehingga tak seorang-pun yang berjalan lalu daripadamu, maka akan Ku jadikan dikau seorang mulia yang kekal, suatu kesukaan dari banyak keturunan” (Yesaya 60 : 9 – 15) di dalam negeri 

Dimana Kerajaan Itu Berdiri; Di sana Dosa Tak Terdapat. 

“Karena sesungguhnya, hari-hari itu akan datang, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan membawa kembali umat-Ku Yehuda dan Israel yang tertawan itu, demikianlah firman Tuhan : maka Aku akan membuat mereka itu kembali ke negeri yang telah Ku karuniakan kepada nenek moyang mereka, maka mereka akan mempusakainya ............ Karena Aku akan memulihkan kesehatan bagimu, dan Aku akan menyembuhkan kamu dari segala lukamu, demikianlah firman Tuhan; sebab sudah dinamai mereka akan dikau sebagai Orang Terbuang, katanya, Inilah Sion yang tidak lagi diperlukan orang.”

“Demikianlah firman Tuhan; Tengoklah, Aku akan membawa kembali segala perkemahan Yakub yang tertawan itu, dan Aku akan mengasihani segala tempat tinggalnya; maka kota itu akan diperdirikan di atas timbunannya sendiri, dan istana itu akan tetap seperti keadaannya semula.”

“Maka dari dalam mereka itu akan keluar bunyi syukur dan puji-pujian serta suara mereka yang membuat meriah : maka Aku akan memperlipat-gandakan mereka, dan mereka kelak tidak akan sedikit; Akupun akan memuliakan mereka itu, dan mereka kelak tidak akan kecil.” Yeremia 30 : 3, 17 – 19.

“Karena Aku akan mengambil kamu dari antara segala orang Kapir, dan mengumpulkan kamu dari segala negeri, dan menghantarkan kamu ke dalam negerimu sendiri. Kemudian akan Kupercikkan air bersih atasmu, lalu kamu akan menjadi suci : dari segala kekotoranmu, dan dari segala dewamu, akan Ku bersihkan kamu. Suatu hati yang baru juga akan Ku karuniakan kepadamu (suatu pekerjaan yang dapat terlaksana hanya di dalam masa kasihan), dan suatu roh yang baru akan Ku masukkan ke dalammu : maka Aku akan mengeluarkan hati batu dari dalam dagingmu, lalu Ku karuniakan kepadamu suatu hati daging. Maka Aku akan menaruh Roh-Ku di dalammu, dan membuatmu berjalan di dalam hukum-hukum-Ku, maka kamu akan memeliharakan segala hukum-Ku dan melaksanakannya.” Yehezkiel 36 : 24 – 27.

Pada masa yang sedang mendekat ini, apabila umat Allah yang tercerai berai akan dikumpulkan “dari antara segala orang Kapir”, dan akan dibawa masuk ke dalam “negerinya sendiri”, hati mereka akan diobahkan; kemudian akan dikatakan dengan tegas : “barangsiapa yang dilahirkan dari Allah janganlah berbuat dosa; karena benih-Nya tetap tinggal di dalam dirinya : maka ia tak dapat berdosa, sebab ia dilahirkan dari Allah.” 1 Yohanes 3 : 9. Kemudian hukum dosa yang kini unggul di dalam hati alamiah, kelak akan tidak ada lagi. Demikianlah terlepas bebas dari belenggu ikatan dosa, maka “hati batu” akan diganti dengan sebuah

“hati daging” dengan hukum Allah tertulis padanya untuk selama-lamanya.

Kenyataan yang sesungguhnya, bahwa Allah kini akan mengembalikan kerajaan Israel itu, membawa kita kepada pertanyaan apakah Ia akan berbuat begitu melalui usaha yang sedang berjalan sekarang dengan 

Kembalinya Orang-Orang Yahudi Ke Yerusalem.

Mengenai berbagai kegiatan yang ada sekarang di Yerusalem kuno, dan dari hal kembalinya orang-orang Yahudi ke negeri asal mereka, sebagai menggenapi janji-janji yang telah dibuat kepada semua keturunan Yakub, maka kita supaya tidak kehilangan pandangan terhadap kenyataan, bahwa janji-janji itu tidak akan menemui kegenapannya dalam cara kembali ke tanah perjanjian itu, baik oleh orang-orang Yahudi yang menolak dan menyalibkan Tuhan mereka ataupun keturunan-keturunan mereka yang dalam hampir dua ribu tahun lamanya telah gagal untuk menerima Dia sebagai Juruselamat mereka, melainkan sebaliknya dalam cara Allah menghantarkan ke sana orang-orang Yahudi itu yang bukan saja Yahudi karena darah keturunan melainkan juga karena iman.

Oleh karena itu, maka janji itu secara lebih tepat adalah ditujukan kepada Yahudi yang beriman dan kepada keturunan-keturunan mereka yang telah membentuk sidang Kristen sejak mulanya, dan yang tidak menyangkal Tuhannya, melainkan rela mati bagi-Nya. Dengan kata lain, janji itu bukanlah ditujukan kepada orang-orang yang tidak bertobat (yang pertama dilambangkan oleh Ishmael, dan yang kedua oleh Esau); melainkan ditujukan kepada saudara-saudara mereka yang lebih muda –– orang-orang Yahudi yang bertobat (yang dilambangkan pertama oleh Ishak, dan yang kedua oleh Yakub). Oleh karena itulah ditujukan kepada orang-orang yang membiarkan nama-namanya dirubah oleh Tuhan dari “Yahudi” (Israel jasmani) menjadi “Kristen” (Israel

rohani), seperti akan hal Yakub leluhur mereka, yang telah membiarkan Allah merubah namanya dari Yakub menjadi Israel. Jadi, secara kelahiran alamiah adalah benih dari Yakub, dan secara kelahiran rohani adalah benih dari Kristus (Kebenaran itu), kedua-duanya adalah anak-anak laki-laki Yakub dan anak-anak laki-laki Allah, dan oleh karena itu merekalah orang-orang Yahudi yang sudah berkembang, yaitu orang-orang Israel yang sesungguhnya.

“....... Aku tahu hojat”, demikianlah kata malaikat itu, “dari hal mereka yang mengatakan dirinya orang-orang Yahudi, tetapi bukan, melainkan adalah suatu jemaat Iblis.” Wahyu 2 : 9.

Walaupun sidang Kristen yang mula-mula itu telah dibentuk semata-mata terdiri dari orang-orang Yahudi, namun sebagai-mana mereka mulai disebut “orang-orang Kristen” (sekte Yahudi yang baru) yang bertentangan dengan orang-orang Yahudi (sekte Yahudi yang lama), maka mereka secara berangsur-angsur kehilangan ciri-ciri rasialnya, sampai pada akhirnya berakhirlah mereka sekalian disebut orang-orang Yahudi; sebaliknya sepanjang berabad-abad lamanya orang-orang Yahudi yang bukan Kristen tetap mempertahankan secara utuh ciri-ciri rasial mereka.

“Karena ada tertulis”, demikian tulisan Paulus, yang menunjukkan kedua garis keturunan ini secara simbolis, “bahwa Ibrahim memiliki dua orang putera, yang seorang dari pelayan perempuan, yang lainnya dari seorang wanita merdeka. Tetapi dia yang berasal dari pelayan perempuan itu telah lahir menurut kehendak daging, tetapi dia yang dari wanita merdeka itu telah lahir memenuhi perjanjian. Segala perkara itu menjadi suatu ibarat : karena dua perempuan ini menjadi dua perjanjian; satu dari gunung Sinai yang memperanakkan anak bagi perhambaan, yaitu Hagar. Karena Hagar ini adalah gunung Sinai, di tanah Arab, dan menjawab kepada Yerusalem yang ada sekarang, dan yang

berada dalam perhambaan bersama anak-anaknya. Tetapi Yerusalem yang di atas itu merdeka, yaitu ibu kita. Karena ada tertulis, Bersukacitalah, hai engkau yang mandul yang tiada beranak, hendaklah bertempik sorak, hai engkau yang tiada menanggung sakit bersalin : karena perempuan yang ditinggalkan itu lebih banyak anaknya daripada perempuan yang bersuami.”

“Adapun kita sekarang hai saudara-saudaraku, seperti halnya Ishak, adalah anak-anak perjanjian. Tetapi sama seperti pada masa itu orang yang diperanakkan menurut kehendak daging telah menganiaya orang yang diperanakkan dari Roh, maka demikianlah pula sekarang ini. Akan tetapi bagaimanakah bunyi Alkitab? Buangkanlah hamba yang perempuan itu dengan anaknya, karena anak hamba yang perempuan itu tiada akan mewarisi bersama-sama dengan anak dari perempuan yang merdeka itu. Sebab itu, hai saudara-saudaraku, kita ini bukanlah anak-anak hamba yang perempuan itu, melainkan anak-anak dari perempuan yang merdeka itu.” Galatia 4 : 22 – 31.

Jadi, karena mereka 144.000 yang dinyatakan itu tak mungkin dapat dibentuk terdiri dari orang-orang Yahudi yang tidak bertobat kepada Kristus, maka kita saksikan bahwa kita harus menggali lebih dalam lagi untuk 

Mengenali Mereka 144.000 Orang Itu. 

  1. Mereka adalah “buah-buah pertama”. Wahyu 14 : 4.
  2. Mereka dimeteraikan dalam masa damai sementara keempat malaikat sedang “memegang keempat mata angin”. Wahyu 7 : 1 – 3.
  3. Mereka adalah “tidak tercemar dengan perempuan-perempuan”. Wahyu 14 : 4.
  4. Mereka “tidak memiliki tipu di dalam mulutnya”. Ayat 5.
  1. Mereka berdiri bersama-sama dengan Anak Domba itu di Gunung Sion, dan mengikuti Dia “ke mana saja Ia pergi”. Ayat 1, 4.
  2. Mereka memiliki “nama Bapa yang tertulis pada dahi-dahi mereka”. Ayat 1.
  3. Menyusul pemeteraian mereka, maka suatu rombongan besar “dari segala bangsa, dan suku-suku, dan umat, dan bahasa-bahasa”, demikian kata Pewahyu, “berdiri di hadapan tahta, dan di hadapan Anak Domba, berpakaikan jubah-jubah putih, serta daun palm berada dalam tangan mereka.” Wahyu 7 : 1 – 9. 

Melihat kepada tujuh fakta kenyataan ini, maka ciri dan misi dari mereka yang 144.000 itu menjadi jelas.

Dengan hanya adanya kenyataan, bahwa mereka adalah buah-buah pertama, tidak akan memberikan kepada kita kuasa untuk menyimpulkan, bahwa mereka itu dimeteraikan selama masa permulaan sejarah manusia. Memang, mereka adalah orang-orang Israel, yaitu keturunan dari Yakub secara pasti menghindarkan salah faham bahwa pemeteraian mereka itu terjadi dalam masa antara Adam dan Nuh atau antara masa Nuh dan Yakub, yaitu sebelum Israel dilahirkan. Juga tidak mungkin mereka itu dimeteraikan selama masa tiga setengah tahun masa pelayanan Kristus pribadi di bumi, jika mungkin diperkirakan demikian itu, sebab Kristus sendiri serta semua pengikut-Nya pada masa itu dianiaya, dan banyak dari antara mereka pada waktu itu dibunuh; sebaliknya selama masa pemeteraian mereka yang 144.000 itu, “keempat angin”, yang melambangkan segala bangsa yang tercerai-berai pada seluruh empat

penjuru bumi, tidak diijinkan meniup –– mengganggu sesuatu apapun (Wahyu 7 : 1).

Dan karena selama masa pemeteraian itu segala bangsa dicegah untuk tidak mengganggu pemeteraian orang-orang benar itu, dan “keempat malaikat” (Wahyu 7 : 2) itu diperintahkan supaya tidak menyakiti orang-orang jahat, maka kita saksikan, bahwa mereka yang 144.000 itu dimeteraikan di dalam masa damai –– sungguhpun tidak di dalam masa damai di antara bangsa-bangsa itu sendiri, namun di dalam suatu masa dalam mana tak ada bangsa yang dibiarkan menganiaya sidang (orang-orang yang dimeteraikan itu) ataupun malaikat yang diijinkan untuk menyakiti orang-orang jahat. Tetapi keadaan ini adalah bertentangan kepada apa yang terdapat di masa rasul-rasul, pada mana baik orang-orang Romawi maupun orang-orang Yahudi telah menganiaya orang-orang Kristen, dan pada mana Allah sendiri telah menghilangkan nyawa Ananias dan Saphira, serta membawa kebinasaan atas Yerusalem, sehingga tak seorangpun dengan jujur dapat menyimpulkan bahwa 144.000 orang itu dimeteraikan pada masa itu.

Juga tak mungkin mereka itu adalah orang-orang yang telah bangkit keluar dari kubur-kubur mereka sewaktu Kristus “menghembuskan napas-Nya” (Matius 27 : 50, 52, 53), seperti yang disangka beberapa orang, sebab disamping alasan-alasan yang sudah diberikan di atas, malaikat itu datang “dari sebelah timur”, bukan untuk memanggil mereka keluar dari kubur-kuburnya, melainkan untuk memeteraikan mereka pada dahi-dahinya. (Wahyu 7 : 3, 4).

Lagi pula kepada Pewahyu diceriterakan, bahwa dari hal segala perkara yang sedang akan ditulisnya itu akan jadi “kemudian” (Wahyu 4 : 1), yaitu sesudah tahun 96 Tarikh Masehi, pada waktu ia memperoleh khayal itu. Dan selanjutnya pemeteraian

mereka yang 144.000 itu akan jadi dalam masa periode meterai “keenam”, tepat menjelang dibukanya meterai “yang ketujuh” (Wahyu 6 : 12 – 17; 7 : 1 – 17; 8 : 1), sedikit waktu menjelang berakhir segala perkara.

Dan lagi selanjutnya, sebagai gantinya disebut anak sulung, mereka akan disebut “buah-buah pertama” –– suatu sebutan yang menunjukkan, bahwa mereka adalah berasal dari 

Buah-Buah Pertama Hasil Penuaian. 

Oleh karena semua buku Alkitab bertemu dan berakhir di dalam Buku Wahyu, maka pemeteraian mereka yang 144.000 itu sebagai akibatnya harus menemukan kelengkapannya di dalam tulisan-tulisan para nabi. Dan oleh karena tidak ada di tempat lain terkecuali di dalam Yehezkiel pasal 9 dijumpai suatu peristiwa yang analog sama dengan apa yang terdapat pada Wahyu 7, maka ini menunjukkan bahwa pembubuhan tanda dan pemeteraian adalah sama, kedua-duanya adalah untuk memisahkan orang-orang jahat daripada orang-orang benar : pada yang pertama malaikat-malaikat memalu semua orang yang tidak memiliki tanda; pada yang kemudian malaikat-malaikat menyakiti semua orang yang tidak memiliki meterai itu. (Lihat Yehezkiel 9 : 4 – 6; Wahyu 7 : 2, 3; 9 : 15).

Oleh karena kenyataannya, bahwa belum pernah ada sepanjang sejarah sidang, terkecuali di masa Nuh, Allah membinasakan semua orang jahat dan memeliharakan hanya orang-orang yang benar, maka kesimpulannya ialah bahwa pembubuhan tanda, atau pemeteraian mereka yang 144.000 itu masih belum lengkap. Maka jelaslah, bahwa di antara umat Allah orang-orang yang gagal menerima meterai itu, di dalam gambaran perumpamaan, ditunjukkan dengan “lalang”, yang disediakan bagi kebinasaan, sebaliknya orang-orang yang menerima meterai itu dan yang

menghindari kebinasaan, dilambangkan dengan “gandum”, yang disediakan bagi lumbung –– kerajaan itu (Matius 13 : 30).

Oleh karena “lalang” dan gandum akan bertumbuh bersama-sama sampai kepada masa penuaian, dan oleh karena penuaian itu adalah akhir sejarah dunia (Matius 13 : 30, 39), maka jelas mereka yang 144.000 itu disebut buah-buah pertama, sebab mereka adalah kelas orang-orang suci (gandum) yang pertama-tama dipisahkan dari lalang. Lagi pula mereka adalah 

Suatu Kelas Orang-Orang Yang Tidak Tercemar Dengan Perempuan-Perempuan. 

Sesuai dengan Wahyu pasal 7, mereka yang 144.000 itu adalah dua belas suku bangsa, Israel dan Yehuda, bukan dari orang-orang Kapir; juga, baik pembubuhan tanda maupun pembunuhan-pembunuhan itu, sesuai dengan Yehezkiel pasal 9, akan jadi di Israel dan Yehuda, yaitu sidang, dimana penuaian, pehukuman, dimulai. Maka, jika pehukuman itu, tanya rasul itu, “pertama dimulai kepada kita, apakah kelak akhir daripada mereka yang tidak menurut akan Injil Allah?” 1 Petrus 4 : 17.

Di bawah terang yang terus menerus bertambah menerangi masalah ini, mereka yang 144.000 itu, “buah-buah pertama itu”, terlihat jelas sebagai orang-orang Yahudi Kristen yang dijumpai di dalam sidang pada permulaan penuaian itu. Dalam hal ini mereka adalah tidak tercemar dengan perempuan-perempuan. Dengan kata lain, sejak kelahirannya mereka adalah umat Allah (orang-orang Yahudi) –– tidak tercemar dengan peribadatan kekapiran. Mereka “mengikuti Anak Domba ke mana saja Ia pergi”, dengan hasilnya, bahwa apabila Ia berdiri di Gunung Sion, maka mereka pun akan berdiri di sana.

Dan selanjutnya, dari kenyataan-kenyataan, bahwa “inilah mereka yang tidak tercemar dengan perempuan-perempuan; karena mereka adalah anak-anak dara”, dan bahwa mereka adalah “hamba-hamba dari Allah kita”, jelas mengandung arti, bahwa mereka kelak akan 

Menghimpun Suatu Kelas Orang-Orang Yang Tercemar dengan Perempuan-Perempuan, Suatu Rombongan Buah-Buah Kedua

Kelas orang-orang suci ini adalah orang-orang yang pernah pada suatu masa kawin dengan kekasih-kekasih yang bukan Kristen, yaitu sebuah sidang Kapir, dan akibatnya mereka bukanlah keturunan baik dari Yakub maupun dari sidang Kristen. Dengan demikian akan ada dua penuaian –– satu berasal dari sidang dan yang satunya dari dunia : catatan dari hal mereka yang terdahulu menyebutkan hanya orang-orang Israel, 144.000 itu, orang-orang yang tidak tercemar dengan wanita-wanita, walaupun tidak dikatakan, bahwa mungkin tidak ada lagi yang lain; sementara catatan dari hal mereka yang kemudian sebaliknya memastikan meliputi suatu “jumlah besar” dari segala bangsa, yang meliputi baik yang tercemar maupun yang tidak tercemar –– orang-orang Yahudi dan orang-orang Kapir.

Jadi, karena sesudah pemeteraian mereka yang 144.000 itu, buah-buah pertama itu, muncul jumlah besar yang berasal dari segala bangsa, maka logislah, bahwa yang terkemudian ini hanya dapat disebut buah-buah kedua. Karena jika tidak, maka mereka yang 144.000 itu tak mungkin dapat disebut buah-buah pertama : sebab dimana tidak terdapat yang kedua, tak akan mungkin ada yang pertama. Dan buah pertama itu, 144.000 itu, merupakan orang-orang suci yang hidup, maka demikian itu pula buah-buah kedua yaitu jumlah besar itu. Lagi pula, buah-buah pertama itu adalah secara analogis sama dengan anak sulung, imam-imam, maka oleh karena itu mereka adalah pendeta-pendeta, yaitu “hamba-hamba Allah” ––

orang-orang yang akan membawa masuk buah-buah kedua itu.

Sambil menubuatkan dari hal pemisahan yang satu, dan dari hal pengumpulan yang lainnya, Yesaya mengatakan : “Karena dengan api dan dengan pedang-Nya Tuhan akan memutuskan hukum atas segala manusia : maka besarlah kelak bilangan segala orang yang dibunuh oleh Tuhan ......... Maka Aku akan menegakkan suatu tanda di antara mereka itu, dan dari mereka yang sudah luput itu akan Ku suruh kepada segala bangsa, ke Tarsis, ke Pul, dan ke Lud, orang pemanah ke Tubal, dan ke Yawan, ke pulau-pulau yang jauh, yang belum mendengar nama baik-Ku, dan belum melihat kemuliaan-Ku; maka mereka akan memberitakan kemuliaan-Ku di antara segala bangsa Kapir. Maka mereka akan menghantarkan semua saudaramu bagi suatu persembahan kepada Tuhan dari segala bangsa, dengan mengendarai kuda, dan dengan kereta-kereta, dan dengan unta berpelana, dan dengan kuda sembrani, dan dengan binatang-binatang yang cepat larinya, ke bukit kesucian-Ku Yerusalem, demikianlah firman Tuhan, selaku bani Israel membawakan suatu persembahan dalam bejana yang suci ke dalam rumah Tuhan.” Yesaya 66 : 16, 19, 20.

Perhatikan, bahwa mereka yang lolos dari pembunuhan Tuhan itu dikirim untuk memberitakan nama baik-Nya dan menunjukkan kemuliaan-Nya di antara segala bangsa Kapir. “Mereka akan menghantarkan semua” “saudara-saudara mereka bagi suatu persembahan kepada Tuhan dari segala bangsa.” Mereka akan, dengan kata lain, mengkhotbahkan “Injil kerajaan ini .......... di seluruh dunia bagi suatu kesaksian kepada segala bangsa; dan lalu datang kesudahan.” Matius 24 : 14. Pekerjaan besar ini, yang tak ada orang lain pernah mampu menyelesaikannya, akan diselesaikan oleh orang-orang yang telah lolos ini sebab

Di Dalam Mulut Mereka Tidak Terdapat Tipu.

Kenyataan, bahwa mereka yang 144.000 itu adalah tanpa didapati tipu di dalam mulutnya menunjukkan, bahwa sebagai hamba-hamba Allah mereka memiliki sebuah pekabaran untuk diberitakan, dan bahwa mereka akan didapati tak bercacat dalam memberitakannya : membicarakan kebenaran dan lain tidak terkecuali kebenaran saja, mereka akan berhasil di mana saja mereka pergi dengan pekabaran itu, sungguhpun mereka diutus membawa pekabaran itu 

Sesudah Angin-Angin Dilepaskan dan Sedang Meniup.

Pencegahan malaikat-malaikat itu terhadap angin dari keempat penjuru bumi menunjukkan, bahwa mereka sedang menahan suatu kekacauan luas di seluruh dunia, yang sekiranya jika itu pecah sementara sidang masih berada dalam kondisi Laodikeanya, mungkin sekali akan menghalangi pemeteraian. Dan dari kenyataan ini menyusul, bahwa segera sesudah mereka yang 144.000 itu dimeteraikan, maka kekacauan itu akan dimulai, menandai pelepasan malaikat-malaikat akan segala angin itu. Dengan kekacauan ini “yang sedemikian ini belum pernah ada semenjak berdirinya sesuatu bangsa” (Daniel 12 : 1), mereka yang berjumlah besar itu akan dibawa muka dengan muka sambil dipanggil ke luar dari Babilon (Wahyu 18 : 4) masuk ke dalam kerajaan itu.

Masa kesusahan ini dibayangi oleh kekacauan yang ada sekarang yang sidang sedang bawakan terhadap buah-buah pertama, yaitu orang-orang yang sedang dimeteraikan, dibubuhi tanda, di tengah-tengahnya, untuk dipindahkan ke kerajaan itu –– lumbung (Matius 13 : 30), bejana-bejana (Matius 13 : 48).

Akibatnya, karena pembuatan patung dari binatang itu (Wahyu 13 : 11 – 18), di dalam nubuatan,

adalah satu-satunya peristiwa sejenis ini yang berlaku luas di seluruh dunia, dan karena mereka yang berjumlah besar itu dengan tangkai-tangkai kormanya di tangan muncul keluar dari kesusahan besar itu, maka satu-satunya kesimpulan yang masuk akal ialah bahwa sesudah mereka yang 144.000 itu termeterai, dan sementara angin-angin masih bertiup, buah-buah kedua akan dikumpulkan lalu pekerjaan Injil berakhir.

Kekacauan akan pecah karena binatang yang bertanduk dua itu mengeluarkan keputusannya, “bahwa tak seorang pun boleh berbelanja atau berjualan, terkecuali orang yang (memiliki) tanda, atau nama binatang itu, atau angka bilangan namanya”. Wahyu 13 : 17. Demikian inilah naga itu akan “marah terhadap perempuan itu” lalu “berperang dengan yang lagi tinggal dari benihnya, yang memeliharakan hukum-hukum Allah, dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.” Wahyu 12 : 17. Dan pada waktu yang sama malaikat-malaikat akan diperbolehkan untuk menyakiti semua orang yang mengacaukan sidang Allah, dan yang mencoba untuk menggabungkan diri kepadanya dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh lalang-lalang pada waktu ini. Dalam menyakiti orang-orang jahat sedemikian ini, malaikat-malaikat melaksanakan “murka dari Anak Domba itu”. Melihat akan hal ini, maka Tuhan bertanya, “siapakah yang akan tahan berdiri?” . Itulah “hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu” (Maleakhi 4 : 5), maka “orang-orang berdosa di Sion menjadi takut; ketakutan mencengangkan segala orang munafik”. Kemudian pertanyaan-pertanyaan : “Siapakah di antara kita yang akan tinggal bersama dengan api yang memakan habis? Siapakah di antara kita yang akan tinggal bersama dengan api yang bernyala-nyala selama-lamanya?” –– Hanya mereka yang menyadari akan dirinya sendiri masih memerlukan segala perkara. Maka ini adalah

Orang-Orang Yang Melihat Raja. 

“Orang yang berjalan benar dan yang berbicara benar; orang yang menolak laba dari penindasan, yang mengebaskan tangannya dari menerima suap, yang menutup telinganya daripada mendengarkan darah, dan yang menutup matanya daripada memandang akan kejahatan; ia akan duduk di tempat yang tinggi : kubu pertahanannya adalah bukit batu : roti akan diberikan kepadanya; airnya akan terjamin.”

“Bahwa matamu akan memandang Raja dalam segala keindahan-Nya : mereka akan memandang suatu tanah yang jauh. Hatimu akan memikirkan suatu ketakutan. Di manakah juru tulis? Di manakah orang yang menerima bea? Di manakah dia yang menghitung segala bangunan? Tiada lagi engkau akan melihat bangsa yang bengis, suatu bangsa yang amat dalam bahasanya sehingga hampir-hampir tak dapat kamu mengerti; dan yang berlidah pelat sehingga kamu tak dapat memahami dia. Pandanglah kepada Sion, negeri kesukaan kita : matamu akan melihat Yerusalem, suatu tempat kediaman yang tenang, suatu kemah yang tiada terpindahkan; tak satupun pasaknya akan pernah dipindahkan, dan tali-talinya pun tidak akan putus. Melainkan di sana Tuhan yang mulia itu akan jadi bagi kita tempat yang bersungai-sungai besar dan beraliran air; sebuah perahu berdayungpun tiada dapat menyeberangi dia, dan sebuah kapal besarpun tak dapat melalui dia. Karena Tuhan adalah hakim kita, Tuhan adalah pemberi hukum kita, Tuhan adalah Raja kita; Ia hendak menyelamatkan kita.” Yesaya 33 : 14 – 22.

“Mikhael”, “Penghulu Besar itu”, akan kelak “bangkit” dan melepaskan “setiap orang yang akan

didapati tertulis namanya di dalam buku”. Daniel 12 : 1.

Sebab pada hari itu Tuhan akan menggembalakan orang-orang yang setia dan Ia juga akan menghukum orang-orang yang tidak setia, pekabaran yang memberitakan “hari yang besar dan mengerikan” ini (Maleakhi 4 : 5), adalah berjudul, Tongkat Gembala. Oleh karena itu, “Suara Tuhan yang berseru kepada negeri itu, 

“Dengarkanlah Olehmu Akan Tongkat, Dan Akan DIA Yang Telah Menetapkannya”. Mikha 6 : 9. 

Tenggelam dalam ketiduran dan kenyenyakan Laodikea, “negeri itu”, yaitu sidang, oleh usaha kemurahan Allah untuk mempersiapkannya menghadapi hari kekacauan ini, ia akan dikejutkan untuk hidup kembali oleh seruan-Nya yang mendesak :

“Jagalah, jagalah; kenakanlah kuatmu, hai Sion; kenakanlah pakaian-pakaianmu yang indah-indah, hai Yerusalem, kota suci : karena tiada lagi akan masuk ke dalammu barang seorang kuluppun atau yang najis”. Yesaya 52 : 1.

“Bangunlah, bangunlah; karena terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan telah terbit atas kamu. Karena, tengoklah, kegelapan akan menutupi bumi, dan kelam kabut menudungi segala manusia : tetapi Tuhan akan bangkit kepadamu, dan kemuliaan-Nya akan terlihat di atasmu. Maka segala orang Kapir akan datang kepada terangmu, dan segala rajapun kepada cahaya yang sudah terbit dari kamu.” Yesaya 60 : 1 – 3.

Sidangnya orang-orang Laodikea, yang terakhir dari tujuh sidang itu, adalah bagian yang terakhir dari

sidang Kristen dalam mana gandum dan lalang itu berkumpul bersama-sama. Orang-orang yang menang, orang-orang yang telah memperoleh bubuhan tanda, daripadanya, yaitu orang-orang yang mendengar akan Tongkat, memulaikan bagian yang ke delapan dari sidang –– yaitu yang dilambangkan oleh “lumbung” (Matius 13 : 30) dan oleh “bejana-bejana” (ayat 48), juga oleh “kakidian keemasan” dari Zakharia pasal 4. Dari halnya Tuhan mengatakan : “.......... Orang-orang Kapir akan melihat kebenaranmu, dan segala raja-raja akan kemuliaanmu : maka kamu akan dipanggil dengan suatu nama yang baru, yang akan diucapkan oleh mulut Tuhan sendiri. Kamu akan juga menjadi sebuah mahkota kemuliaan di dalam tangan Tuhan, dan sebuah tengkuluk kerajaan dalam tangan Allahmu”. Yesaya 62 : 2, 3.

Tetapi di antara orang-orang Laodikea orang-orang yang menolak untuk berjaga dan memutar-balikkan keadaan, yang tidak mau “berkeluh-kesah dan menangis karena segala kekejian yang dilakukan di tengah-tengahnya” (Yehezkiel 9 : 4), akan ditinggalkan tanpa tanda itu, dan sebagai akibatnya akan jatuh dimakan senjata-senjata yang membinasakan dari malaikat-malaikat (Yehezkiel pasal 9), sementara orang-orang yang menerima tanda itu akan terhindar dari senjata-senjata pembunuhan itu dan akan dilindungi dengan perisai dari segala kekacauan, perlindungan oleh perisai inilah yang dilambangkan oleh lumbung dan bejana-bejana (Matius 13 : 30, 48).

Pelepasan terhadap gandum ini pada satu pihak, dan pembinasaan terhadap lalang-lalang pada lain pihak, di antara buah-buah pertama, yaitu orang-orang yang di dalam sidang, menandakan pelepasan terhadap yang baik dan pembinasaan terhadap yang jelek dari antara buah-buah kedua, yaitu orang-orang yang berada di dalam Babilon (Wahyu 18 : 4). Oleh karena itu

Perbuatan Di Dalam Laodikea Merupakan Contoh Bagi Apa Yang Di Dalam Babilon. 

Sementara Tuhan kini sedang membubuhi tanda kepada buah-buah pertama dari kerajaan-Nya, maka mereka yang di Laodikea, yaitu “orang-orang bangsawan itu” (Testimonies, vol. 5, p. 211), dengan menyangkakan diri mereka sedang melakukan permintaan-Nya dengan cara memaksakan kepada para anggota supaya tidak mendengarkan para utusan Tuhan dan tidak membacakan pekabaran-Nya di dalam Tongkat Gembala, sedang berusaha untuk menghalangi mereka daripada menerima tanda-Nya, yang akan memeliharakan mereka dari kebinasaan. Maka seperti yang ditunjukkan oleh nubuatan, peperangan ini, apabila telah selesai di dalam Laodikea, ia akan menyebar ke dalam Babilon karena Tuhan mulai membubuhi tanda kepada buah-buah kedua dari kerajaan-Nya, maka karena binatang itu menyangkakan dirinya  (seperti yang diperbuat orang-orang bangsawan di waktu ini) sedang melakukan permintaan Tuhan, ia akan mengeluarkan keputusan supaya “semua, baik kecil maupun besar, baik miskin maupun kaya, baik yang terbelenggu ataupun yang bebas” (Wahyu 13 : 16) supaya menerima tandanya dan bukan tanda Tuhan, yang akan juga melepaskan mereka dari kebinasaan.

Kedua bubuhan tanda ini (bubuhan tanda binatang dan bubuhan tanda Tuhan) di dalamnya pun menunjukkan suatu masa pemisahan warga negara sorga daripada warga negara dunia ini. Dan karena ini adalah suatu pekerjaan yang sedemikian ini belum pernah ada, maka ia akan menimbulkan masa kesusahan besar yang sedemikian ini belum pernah ada –– “hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu.” Oleh karena itu kesukaran yang ada sekarang di dalam Laodikea akan menyebar ke dalam Babilon lalu berkembang menjadi suatu masa kesusahan yang besar yang sedemikian itu belum pernah ada, suatu perkembangan yang menunjukkan, bahwa kuasa Setan yang sama itu juga yang kini sedang bekerja di dalam Laodikea, akan segera menyatakan dirinya sepenuhnya, dengan berkonsolidasi dengan

binatang itu, di dalam gereja-gereja di Babilon, di sana untuk menentang pembubuhan tanda kepada buah-buah kedua seperti yang kini di dalam Laodikea menentang pembubuhan tanda kepada buah-buah pertama.

Dan selanjutnya, sebagai bagian yang ke delapan dari sidang, sidang yang kekal itu, adalah berasal dari bagian yang ketujuh, yaitu sidang yang ada sekarang, maka demikianlah pula halnya binatang yang ke delapan, yaitu dunia sesudah seribu tahun, adalah berasal dari binatang yang ketujuh (Wahyu 17 : 11), yaitu dunia menjelang seribu tahun.

Keadaan yang sejalan yang tak dapat dielakkan di antara pekerjaan Allah dan pekerjaan Setan ini, yang oleh Ilham secara tajam dan jelas-jelas telah difokuskan bagi kita, menunjukkan dengan sendirinya, bahwa kita sedang memasuki “hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu” –– suatu kenyataan yang harus menggerakkan hati kita daripada apapun yang lainnya.

Dan karena “mulai dari sekarang” semenjak masa mereka yang 144.000 itu memperoleh bubuhan tandanya dan orang-orang berdosa disingkirkan keluar dari antara mereka, tidak akan ada lagi orang-orang jahat bercampur dengan orang-orang benar, –– oleh karena itu semenjak dari masa itu dan seterusnya untuk selama-lamanya 

Sidang Kerajaan Yang Kedelapan, Akan Tetap Suci.

Memandang secara nubuatan ke depan kepada keadaan sidang yang sudah disucikan itu, nabi Zakharia menyaksikan, bahwa “setiap periuk di Yerusalem dan di Yehuda akan menjadi kesucian bagi Tuhan serwa sekalian alam : maka semua mereka yang mempersembahkan korban akan datang dan mengambil dia, dan menanak di dalamnya : maka pada hari itu tidak akan ada

lagi orang Kanani di dalam rumah Tuhan serwa sekalian alam “. Zakharia 14 : 21.

“Tetapi inilah perjanjian yang akan Ku buat dengan orang isi rumah Israel; kemudian daripada hari-hari itu, demikianlah firman Tuhan, Aku akan menempatkan hukum-Ku di dalam batin mereka, dan menuliskannya di dalam hati mereka; dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Maka tiada lagi mereka itu akan mengajar seorang akan seorang dan saudara akan saudara, mengatakan, Hendaklah kamu mengenal akan Tuhan, karena mereka sekalian akan mengenal Aku dari yang terkecilnya sampai kepada yang terbesar daripadanya, demikianlah firman Tuhan : karena Aku akan mengampuni segala kejahatannya, dan tiada Aku ingat lagi akan segala dosanya.” Yeremia 31 : 33, 34.

Kemudian akan keluar Firman dari Tuhan : “Dengarlah olehmu, hai kamu yang jauh akan barang yang telah Ku perbuat; dan kamu yang dekat, ketahuilah olehmu akan kuasa-Ku.” Yesaya 33 : 13.

Semua orang yang telah mengakui dan memperoleh manfaat dari kuasa-Nya di masa lampau, bersama-sama dengan semua orang yang akan mengakui dan mengambil manfaat dari kuasa-Nya di masa depan, akan ditemui dalam 

Lima Kelompok Di Dalam Kerajaan.

Kelompok-kelompok ini ialah : (1) Keseratus empat puluh empat ribu orang-orang Israel, yaitu buah-buah pertama dari orang-orang yang hidup, yang “para penghulunya pun datang dari antaranya”, dan yang “pemimpinnya akan diambil dari tengah-tengah mereka” (Yeremia 30 : 21); mereka akan kembali ke Yerusalem, dan akan berdiri di Gunung Sion bersama-sama dengan Anak Domba itu; (2) Orang-orang yang Yohanes saksikan sesudah pemeteraian mereka yang 144.000 itu, yang dihimpun dari “segala bangsa, dan suku, dan

umat, dan segala bahasa,” selama “masa kesusahan besar itu”, yaitu “masa kesusahan yang sedemikian itu belum pernah ada” –– jumlahbesar orang-orang yang pergi ke Yerusalem sebelum kebangkitan orang mati; (3) Orang-orang yang bangkit kepada hidup kekal di dalam kebangkitan dari Daniel 12 : 2; (4) Orang-orang Israel itu yang akan muncul di dalam kebangkitan dari Yehezkiel 37 : 1 – 14. (5) Semua yang muncul dalam kebangkitan dari Wahyu 20 : 6 -- secara kolektip, semua ini adalah keseluruhan orang-orang Israel dan orang-orang Kapir yang akan kembali ke Yerusalem, memiliki tanah perjanjian itu, dan kemudian seluruh bumi.

Oleh karena itu kesia-siaan yang ironis (melihat kepada apa yang kita saksikan dalam lembaran-lembaran ini), adalah cita-cita yang terus diperkuat untuk membangun kembali Yerusalem, karena pergerakan yang satu berusaha berbuat untuk memenuhi nubuatan-nubuatan dari hal kerajaan itu dengan menghantarkan ke sana orang-orang Yahudi bukan Kristen; dan sementara pergerakan yang lain berusaha berbuat untuk memenuhi nubuatan-nubuatan yang sama dengan menghantarkan ke sana dunia yang berbahasa Inggris.

Sebuah kerajaan yang terdiri dari orang-orang percaya dan orang-orang yang tidak percaya kelak tidak akan lebih baik daripada kerajaan-kerajaan yang ada sekarang. Sesungguhnya, ia itu tidak akan lebih daripada sebuah Babilon saja, tidak akan lebih daripada “penjaranya setiap roh yang najis, dan sebuah sangkar dari setiap burung yang najis dan yang dibenci.” Wahyu 18 : 2. Berbuat bagi suatu harapan yang sedemikian adalah sama dengan menempuh suatu langkah yang panjang dengan mendatangkan “penipuan Setan yang kuat”, memalsukan Kristus dalam suatu kerajaan yang palsu.

Demikianlah, bahwa “hanya orang-orang yang menjadi pelajar-pelajar Alkitab yang setia, dan yang telah memperoleh kasih terhadap kebenaran, akan dilindungi dari penipuan yang kuat yang akan menguasai dunia. Oleh kesaksian Alkitab semua ini akan mendeteksi penipu itu dalam segala samarannya. ........... Adakah umat Allah pada waktu ini betul-betul teguh berpegang pada firman-Nya, sehingga mereka tidak akan menyerah kepada kenyataan perasaan-perasaan mereka? Maukah mereka bergantung kepada Alkitab dan hanya kepada Alkitab saja, di dalam suatu krisis yang sedemikian?” -- The Great Controversy, p. 625.

Oleh karena itu menghadapi kebutuhan yang mendesak ini untuk mengamankan mahkota harapan Kristen, yaitu kerajaan itu, maka adalah sepatutnya supaya meng-gabungkan semua titik penting yang sedemikian jauh telah diperdirikan di dalam pengumpulan itu. Seterusnya 

Ringkasan dari Buah-Buah Pertama. dan Buah-Buah Kedua. 

  1. Apabila tiba masaknya “lalang-lalang” itu, “yaitu anak-anak dari si jahat itu” (Matius 13 : 38), maka akan mulailah “penuaian”, dan ini akan mendatangkan “akhir sejarah dunia ini”. Ayat 30, 40. Dengan mengambil tempat di dalam akhir sejarah dunia, itu pasti adalah pengumpulan orang-orang oleh pekabaran Eliyah, pemberitaan Injil dari Sorga yang terakhir itu, yang akan pertama-tama dihotbahkan kepada sidang sebelum datang hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu (Maleakhi 4 : 5), dan kemudian kepada seluruh dunia selama hari yang telah cukup lama dinanti-nantikan itu.

Pekabaran itu menemukan pukat itu penuh pada kedatangannya dan kemudian menimbulkan suatu pemisahan di antara orang-orang yang menyambutnya dan orang-orang yang menolaknya, pekabaran itu memungkinkan malaikat-malaikat memilih-milih yang jelek dari antara yang baik (Matius 13 : 48). Semua “yang baik” ini adalah buah-buah pertama dari semua orang tebusan. Kemudian menyusul pemisahan seperti yang terkandung di dalam panggilan itu : “Keluarlah daripadanya, hai umat-Ku, supaya jangan kamu terbabit dengan segala dosanya, dan supaya jangan kamu sama kena segala belanya.” Wahyu 18 : 4. Orang-orang yang keluar ini adalah buah-buah kedua.

Dalam peristiwa yang pertama itu yang jelek dicampakkan keluar dari antara yang baik yang tertangkap di dalam pukat (pekabaran itu menaruh di dalam sidang); sebaliknya dalam peristiwa kedua, hanya umat Allah yang setia yang dipanggil keluar dari antara orang-orang berdosa di Babilon, di sana tak ada lalang di antara mereka.

Lalang dan gandum berkumpul bersama-sama di dalam contoh peristiwa yang pertama, sebab Tuhan katakan “sementara orang tidur, “musuh itu telah datang dan menaburkan lalang di antara gandum”; sebaliknya di dalam contoh peristiwa kedua gandum dibebaskan dari lalang, sebab kata Tuhan : “Telah Ku taruh beberapa orang pengawal di atas pagar tembokmu, hai Yerusalem yang tidak akan pernah diam suaranya baik siang maupun malam.” Yesaya 62 : 6.

Kerajaan Babilon dilambangkan oleh binatang yang merah kirmizi, binatang yang di atasnya duduk perempuan itu (Wahyu pasal 17); oleh karena itu lambang itu menunjukkan kepada suatu sistem campuran agama-politik internasional.

Aspek agamanya dilambangkan oleh perempuan itu; aspek sipilnya dilambangkan oleh tanduk-tanduk dari binatang itu : secara gabungan merupakan suatu lambang yang meramalkan suatu sistem gabungan gereja dan negara yang meliputi seluruh dunia. Binatang itu sendiri, terpisah dari tanduk-tanduknya, seperti halnya binatang-binatang dari Daniel pasal 7, melambangkan penduduk dunia yang besar jumlahnya –– penduduk dari Babilon contoh saingan dari mana umat Allah akan dipanggil. Pengumpulan ini akan merupakan pemisahan buah-buah kedua itu.

Dari sini, kebenaran akan kembali terlihat, bahwa buah-buah pertama dan buah-buah kedua dari orang-orang hidup itu (yang satu dikumpulkan dari dalam sidang pada permulaan “hari yang besar dan mengerikan itu”, dan yang lainnya dikumpulkan dari Babilon selama hari itu) membentuk kerajaan itu pada permulaannya dan sebelum kebangkitan orang-orang mati.

Lagi pula, kenyataan-kenyataan bahwa hanya yang baik dari pukat yang dipelihara, dan bahwa hanya umat Allah yang dipanggil keluar dari Babilon, menyambut kerajaan itu sebagai rumah dari hanya orang-orang benar.

“Tetapi ini akan menjadi perjanjian”, demikianlah firman Tuhan dari hal kebenaran yang mulia ini tentang kerajaan itu, “yang akan Ku perbuat dengan isi rumah Israel; sesudah hari-hari itu, demikianlah firman Tuhan, Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam batin mereka itu, dan menuliskannya di dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tiada lagi mereka itu akan mengajar seorang akan seorang dan saudara akan saudaranya, katanya : Hendaklah kamu mengenal akan Tuhan : karena mereka

itu sekalian mengenal Aku, dari yang terkecilnya sampai kepada yang terbesarnya, demikianlah firman Tuhan : karena Aku akan mengampuni segala kejahatan mereka, dan tiada Aku ingat lagi akan segala dosanya.” Yeremia 31 : 33, 34.

Yesaya mengatakan, “maka akan digelar orang akan mereka itu, ‘bangsa yang suci, orang tebusan Tuhan’.” Yesaya 62 : 12. “Maka di sana akan ada suatu jalan raya, demikian ditegaskannya, “dan suatu jalan, maka ia itu akan disebut Jalan kesucian; seorang najispun tiada akan lalu daripadanya; tetapi ia itu adalah bagi mereka, yaitu orang-orang bepergian yang sungguh pun bodoh sekalipun tiada akan sesat di dalamnya.” Yesaya 35 : 8.

  1. Apabila “Injil kerajaan ini akan diberitakan ke seluruh dunia bagi suatu kesaksian kepada segala bangsa” (Matius 24 : 14), maka pekerjaan Injil akan berakhir, dan masa kasihan akan berakhir bagi setiap manusia.
  2. Apabila baik orang-orang Yahudi maupun orang-orang Kapir yang telah menyambut akan seruan itu telah berkumpul dari keseluruhan empat penjuru bumi, maka penuaian akan berakhir : kemudian masa kasihan yang terakhir yang masih tertinggal itu akan berlalu untuk selama-lamanya : lalu akan datang kesudahan, dan dari “tahta putih yang besar” itu akan keluar keputusan yang pasti : “Maka orang yang jahat, biarlah tetap ia melakukan kejahatan : dan orang yang cemar, biarlah tetap ia menjadi cemar : dan orang yang benar, biarlah tetap ia mengerjakan kebenaran: dan orang yang kudus, biarlah tetap ia menjadi kudus.” Wahyu 22 : 11.

Dengan melihat kepada ketakutan mereka itu, serta dengan berlalunya masa kasihan, sehingga mereka itu untuk­ selama-lamanya hilang,

maka orang-orang yang tak dihiraukan ini akan menangis dengan penuh penyesalannya : “Musim menuai sudah berlalu, kemarau pun sudah berakhir, maka belum juga kami diselamatkan.” Yeremia 8 : 20.

“Tengoklah, Aku datang segera; (demikian pernyataan Kristus, menyusul pemberitahuan-Nya yang hikmah mengenai berakhirnya masa kasihan itu) (ayat 11), dan pahala daripada-Ku ada beserta-Ku untuk diberikan kepada setiap orang sesuai dengan perbuatannya.” Wahyu 22 : 12. Di sinilah bukti yang berbobot, bahwa masa kasihan itu berakhir sebelum Tuhan kembali secara nyata.

  1. Pada akhir dari bela yang ketujuh itu, Tuhan sendiri, yang tampak oleh setiap mata (Wahyu 1 : 7), “akan turun dari langit dengan suatu suara besar, dengan bunyi suara penghulu malaikat, dan dengan sangkakala Allah : maka orang-orang yang mati di dalam Kristus akan terlebih dulu bangkit : kemudian kita yang hidup dan yang lagi tinggal akan diangkat bersama-sama dengan mereka yang dibangkitkan itu di dalam awan-awan, untuk menjumpai Tuhan di angkasa : dan demikian itulah kita akan 

“Senantiasa Berada Bersama Dengan Tuhan”.

1 Tesalonika 4 : 16, 17.

Dengan bangkitnya semua orang mati yang benar dari segala zaman lalu bergabung dengan orang-orang suci yang hidup, maka kerajaan itu akan selengkapnya dibentuk –– orang-orang benar ditaruh pada sebelah kanan-Nya (kerajaan itu), dan orang-orang jahat ditaruh pada sebelah kiri-Nya (Babilon). Kemudian, sementara Raja mengirimkan orang-orang yang berada pada sebelah kiri-Nya itu “ke dalam hukuman yang kekal”, Ia mengatakan kepada orang-orang yang berada pada sebelah kanan-Nya, “Marilah, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, warisilah kerajaan yang dipersiapkan bagimu semenjak dari awal kejadian dunia.” Matius 25 : 46, 34. Menyusul ini akan direalisasikan kenikmatan akan harapan yang

mulia yang telah lama dinanti-nantikan sesuai yang telah timbul dari janji Kristus : “Di dalam rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal : jikalau tidak demikian, tentu sudah Aku katakan kepadamu. Aku pergi menyediakan suatu tempat bagimu. Dan jikalau Aku pergi dan menyediakan suatu tempat bagimu, Aku akan kembali lalu menyambut kamu datang kepada-Ku; supaya dimana Aku berada di sanapun kamu berada.” Yohanes 14 : 2, 3.

Harapan yang menggemparkan semangat dari setiap umat Kristen ini dengan indahnya dibayangkan di dalam pengobahan Enoch (Kejadian 5 : 24), pengobahan Eliyah (2 Raja-Raja 2 : 11), dan kebangkitan orang banyak yang dibawa oleh Kristus ke atas (Matius 27 : 52, 53; Epesus 4 : 8) –– suatu percontohan rangkap tiga di dalam tiga kali penyesuaian dengan hukum Allah mengenai contoh, bahwa dimana terdapat contoh, akan terdapat juga contoh saingannya.

Kalau saja di dalam hubungan ini tidak akan ada suatu contoh saingan (kenaikan semua orang suci ke sorga), maka pasti tidak akan ada suatu contoh sebelumnya (pengobahan Enoch dan Eliyah, dan kenaikan orang banyak itu ke sorga). Contoh itu sudah tentu semaunya saja, tak bertujuan, dan menyesatkan. Oleh karena itu bukan saja orang-orang suci, melainkan juga 

Segala Langit Akan Berlalu, Orang-Orang Jahat Akan Berseru Kepada Gunung-Gunung Supaya Jatuh Menimpa Mereka. 

Dengan berakhirnya bela yang ketujuh akan tibalah akhir sejarah sepenuhnya, oleh mana Pewahyu mengatakan : “......... langit (atmosfir dari bumi kita –– Kejadian 1 : 8)

berlalu bagaikan suatu gulungan kertas apabila ia itu tergulung serentak; dan setiap gunung dan pulau ..... berpindah dari tempat-tempatnya ..... raja-raja di bumi, dan segala orang besar, dan orang-orang kaya, dan para panglima perang, dan orang-orang perkasa, dan setiap hamba, dan setiap orang merdeka, bersembunyi ..... di dalam lubang-lubang dan di balik batu-batu gunung”; sambil mengatakan “kepada gunung-gunung dan batu-batu karang, Timpalah ke atas kami dan sembunyikanlah kami dari wajah Dia yang duduk di atas tahta, dan dari murka Anak Domba : karena hari besar murka-Nya itu sudah tiba; dan siapakah yang akan dapat tahan berdiri?” Wahyu 6 : 14 – 17.

Kenyataan, bahwa semua peristiwa ini berakhir dengan kedatangan Kristus yang kedua kali, juga kenyataan-kenyataan, bahwa nubuatan-nubuatan menyatakan dengan jelas, bahwa Allah akan mengumpulkan semua umat-Nya dari antara segala bangsa, memanggil keluar milik-Nya sendiri dari kubur-kubur mereka, menjemput semua umat tebusan –– baik yang hidup maupun yang dibangkitkan –– untuk menjumpai Dia di angkasa dan untuk mengikuti Dia ke tempat-tempat tinggal yang telah disediakan-Nya bagi mereka semenjak dari kenaikan-Nya ke sorga, membinasakan semua orang jahat, membiarkan bumi ini kosong tanpa kehidupan maupun terang, kemudian menjadikannya hampa dan tak berbentuk, dan akhirnya, tidak membiarkan orang-orang mati itu bangkit kembali sebelum berakhir masa seribu tahun itu, –– semua kenyataan ini menyatakan, bahwa bumi akan berada dalam keadaan kacau balau sementara orang-orang suci “hidup dan memerintah” bersama dengan Kristus di dalam sorga seribu tahun lamanya.

Di dalam hal inilah Setan akan diikat dengan sebuah rantai keadaan lingkungan yang tidak memungkinkannya

menipu segala bangsa sampai genap masa seribu tahun itu, dan sampai Tuhan kembali bersama-sama dengan semua umat kesucian-Nya, memanggil keluar orang-orang jahat yang mati dari kubur-kubur mereka, dan membiarkan mereka hidup untuk sementara waktu –– suatu masa singkat dalam mana 

Setan Kembali Menyesatkan Mereka. 

Dengan melihat ke depan kepada kebangkitan sesudah masa seribu tahun itu, Pewahyu menyaksikan, bahwa orang-orang jahat itu “naiklah ke tanah yang luas, lalu mengepung tempat segala orang suci dan kota yang dikasihani itu : maka turunlah api dari Allah dari dalam langit, lalu menelan akan mereka itu. Maka Iblis yang menyesatkan mereka itu tercampaklah ke dalam lautan api dan belerang, dimana terdapat binatang dan nabi palsu itu ........ Inilah mati yang kedua itu”. Wahyu 20 : 9, 10, 14.

Kemudian “kerajaan dan pemerintahan dan kebesaran kerajaan yang di bawah seluruh langit akan dikaruniakan kepada umat kesucian dari Yang Maha Tinggi, maka kerajaan-Nya adalah suatu kerajaan yang kekal dan semua pemerintahan akan melayani dan mematuhi Dia. Sampai di sinilah berakhir perkara itu.” Daniel 7 : 27, 28.

Melihat bahwa semua perkara ini akan jadi kelak dengan segeranya, “Berdirilah kamu pada jalan-jalan,” demikianlah firman Tuhan, “camkanlah baik-baik, dan tanyakanlah akan 

“Jalan-Jalan Dahulu Kala”. Yeremia 6 : 16.

“Janganlah pula mengindahkan ceritera-ceritera bohong, dan silsilah-silsilah

yang tiada berkesudahan, yang mendatangkan orang-orang berbantah-bantah lebih daripada menjaga rumah tangga Allah dengan iman : begitulah lakukan.” 1 Timotius 1 : 4. “Janganlah mengindahkan ceritera-ceritera dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia, yang berpaling dari kebenaran.” Titus 1 : 14. “Karena masanya akan datang kelak manakala orang tiada akan tahan terhadap pengajaran yang benar; tetapi sebab gatal telinganya hendak mendengar, maka dihimpunkannya guru-guru bagi dirinya menurut hawa napsunya sendiri, dipalingkannya telinganya daripada yang benar, lalu menyimpang kepada segala ceritera bohong.” 2 Timotius 4 : 3, 4.

“......... perkataanku dan pemberitaanku”, kata rasul Paulus, “bukannya dengan kata-kata menarik dari kepintaran manusia, melainkan oleh penunjukan dari Roh dan dari kuasa: supaya imanmu jangan bergantung kepada akal manusia, melainkan kepada kuasa Allah.” 1 Korintus 2 : 4, 5.

Hendaklah nasehat ini mengamarkan umat Allah supaya meninggalkan praktik yang tak menentu menggantungkan ajaran-ajaran dan iman mereka pada tempat gantungan sepuhan keemasan, dari interpretasi-interpretasi yang tak menentu dan dari salinan-salinan dari bahasa-bahasa yang tidak dikenal mereka (Ibrani, Grika, dan ini, itu, atau lainnya) dan dari interpretasi terjemahan-terjemahan yang menyokong dan melayani kepentingan-kepentingan konsep pengertian dan kecenderungan theologis yang lebih baik daripada yang menyokong dan melayani versi yang otentik –– yaitu versi yang Allah oleh takdir-Nya dan oleh pengetahuan-Nya yang lebih dulu untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya oleh dunia yang berbahasa Inggris, telah mengaruniakan kepada umat-Nya untuk menghantarkan mereka ke dalam kerajaan-Nya. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap penipuan-penipuan dari gelar kesarjanaan yang

dikira lebih dapat diharapkan daripada apa yang Allah sendiri telah pilih dan perbuat dengan sederhana.

“Langit dan bumi akan berlalu, tetapi kata-kata firman-Ku tidak akan berlalu.” Matius 24 : 35. 

* * * * *

(Semua tebal dan miring dari kami)

.