.
Hak Cipta, 1941
V. T. HOUTEFF
Demi kepentingan menjangkau setiap pikiran para pencari kebenaran yang ingin terluput dari jalan yang membawa kepada kebinasaan tubuh dan jiwa, traktat ini dibagikan tanpa biaya selama persediaan masih ada.
TRAKTAT NO. 12
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DUNIA
KEMARIN, HARI INI, ESOK
JERMANKAH ATAU INGGRISKAH YANG AKAN MENANG?
Karena kita sedang hidup dalam suatu masa yang di dalamnya dapat kita mengharapkan apa saja, tanpa meyakini sesuatu, maka semua orang, termasuk pula para negarawan, para diplomat, dan ahli-ahli militer, tentu akan tercengang terhadap apa yang akan muncul dari pertikaian Eropa yang ada sekarang.
Pada saat ini (1941) bala tentara Hitler yang menakutkan itu sedang melanjutkan gerakan maju mereka yang tak dapat dibendung menghadapi “Raja segala Lautan” dunia, dan sejauh ini tak ada satu pun yang mampu menahan kebengisan penyerangan mereka itu, yang akibatnya Eropa kini berdiri dalam ketakutan yang mencekam, dan seluruh dunia, karena gempar dalam keheranannya terhadap apa yang akan jadi, seperti halnya Nebukadnezar pada zamannya, mereka rela memberikan apa saja untuk mengetahui, namun hanya
Allah Saja Yang Mengetahui Masa Depan.
Orang-orang pandai masa kini tidak lagi dapat menceritakan masa depan seperti juga halnya orang-orang pandai di zaman nabi Daniel (Daniel 2) dahulu. Jika anda menyangka pernyataan ini sesuatu yang berlebih-lebihan, maka hadapilah tantangan yang berbunyi : “Berikanlah alasanmu, demikianlah firman Tuhan; keluarkanlah dalih-dalihmu yang kuat, demikianlah firman Raja Yakub itu. Hendaklah mereka itu tampil, dan menunjukkan kepada kita apa yang akan
jadi : hendaklah mereka menunjukkan perkara-perkara yang terdahulu, apa sekaliannya itu, agar dapat kita mempertimbangkannya, dan mengetahui nasib kemudian sekaliannya itu; atau menjelaskan kepada kita perkara-perkara yang akan datang. Tunjukkanlah perkara-perkara yang akan datang kemudian dari sekarang, agar dapat kita ketahui bahwa kamulah dewa-dewa.” Yesaya 41 : 21 - 23.
Dia yang meramalkan jatuh bangunnya Babil dan bangsa-bangsa yang menyusulnya kemudian, adalah satu-satunya orang yang mengetahui apa yang akan jadi sebagai akibat daripada “pertikaian bangsa-bangsa” yang ada sekarang. Lukas 21 : 25. Sebab itu, bagi terang terhadap masalah penting ini yang kini sangat mendesak di dalam setiap pikiran yang rational, kita kembali kepada Allah para nabi itu, Yang mengundang kita memandang kepada tulisan-tulisan para pelihat-Nya yang dahulu. Di sanalah semua peristiwa dunia yang berkaitan dengan “anak-anak”-Nya (Yesaya 45 : 11),
Diramalkan Dalam Cara Lukisan.
Sejarah dunia dalam nubuatan dicatat pertama-tama, dalam cara biasa (literal); kedua, dalam cara perumpamaan; ketiga, dalam cara contoh; dan keempat, dalam cara lukisan. Demi untuk singkatnya, dan supaya memudahkan pengertian, sambil menghindari kemungkinan penyelewengan, maka utusan yang diam ini menyampaikan pekabarannya dalam cara lukisan.
Kerajaan-kerajaan yang sudah jatuh, kerajaan-kerajaan yang masih ada, dan kerajaan-kerajaan yang masih akan datang, yang pembuatan undang-undangnya juga meliputi umat Allah telah dicatat berurutan secara gambar baik oleh Daniel maupun oleh Yohanes Pewahyu.
Kini agar supaya pikiran yang tidak percaya dan sangat ragu-ragu sekalipun dapat dibujuk, maka pokok masalah di dalam buku kecil ini diperkenalkan dengan simbol-simbol yang makna nubuatannya sudah menjadi sejarah (sudah genap) :
SEEKOR SINGA, SEEKOR BERUANG, SEEKOR MACAN TUTUL,
DAN SEEKOR BINATANG YANG TAK TERGAMBARKAN.
“Maka berbicara Daniel, katanya : Aku tampak dalam khayalku pada malam, maka tengoklah, telah turun empat angin dari langit yang menimpa ke atas lautan yang luas. Maka empat binatang buas yang besar-besar naik dari dalam laut itu, yang satu berlainan daripada yang lainnya. Yang pertama itu seperti singa dan ia bersayap seperti burung garuda; maka ku lihat sampai tercabut sayap-sayap itu, lalu ia itu diangkat dari bumi, dan dibuat berdiri pada kakinya seperti manusia, dan diberikan kepadanya hati manusia.
“Maka tengoklah seekor binatang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang, maka berdirilah ia pada sisi yang satu, dan ada tiga tulang rusuk di dalam mulutnya di antara gigi-giginya, maka kata mereka kepadanya demikian: Bangkitlah, makanlah olehmu daging yang banyak.’
“Kemudian daripada ini ku lihat, bahwasanya ada pula seekor binatang yang lain, seperti macan tutul rupanya, dan padanya ada empat sayap burung pada belakangnya, dan lagi ia berkepala empat: Maka telah diberikan kepadanya pemerintahan.
“Kemudian dari ini aku lihat dalam khayal pada malam, bahwa sesungguhnya ada binatang yang keempat, mengerikan dan hebat, dan sangat kuat rupanya; maka ia itu memiliki gigi-gigi besi yang besar-besar; maka ditelan olehnya dan dihancurkannya, dan dipijak-pijaknya dengan kakinya semua yang tersisa; maka berlainanlah ia daripada binatang-binatang yang mendahuluinya; dan ia memiliki sepuluh tanduk. Maka sementara aku mengamat-amati tanduk-tanduk itu, maka tengok, muncullah di antara tanduk-tanduk itu sebuah tanduk kecil lainnya, olehnya juga tiga tanduk dari tanduk-tanduk yang terdahulu itu tercabut sampai dengan akar-akarnya; maka sesungguhnya pada tanduk yang kecil ini terdapat mata seperti mata manusia dan suatu mulut yang membicarakan perkara-perkara yang besar-besar.” Daniel 7 : 2 - 8.
___ GAMBAR ___
Keempat binatang yang besar ini, kata malaikat itu, “adalah empat raja, yang akan bangkit keluar dari bumi.” Daniel 7 : 17.
Mendahului khayal Daniel mengenai binatang-binatang ini, maka kepada Nebukadnezar raja Babil kuno, selagi dalam kebingungannya memikirkan umur kerajaannya, telah diperlihatkan dalam sebuah mimpi suatu patung besar yang terbuat dari empat jenis logam. Kepalanya adalah dari “emas”, dadanya dan lengan-lengannya dari “perak”, pinggangnya dari “tembaga”, pahanya dari “besi”, dan kaki-kakinya dari “besi bercampur tanah liat.” Dalam menginterpretasikan khayal itu Daniel mengatakan kepada raja itu sebagai berikut :
“Tuanku adalah kepala yang daripada emas ini. Tetapi sesudah tuanku akan bangkit suatu kerajaan lain yang lebih kecil daripada kerajaan tuanku, dan suatu kerajaan yang ketiga lainnya yang dari tembaga, yang akan berkuasa atas seluruh bumi. Kemudian kerajaan yang keempat yang akan kokoh seperti besi; ..... Dan sementara tuanku melihat kaki-kaki dan jari-jari kaki itu, sebagian dari tanah liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, maka kerajaan itu akan dibagi-bagi; namun akan terdapat di dalamnya sebagian yang kokoh dari besi, karena kenyataannya tuanku melihat besi itu bercampur dengan tanah liat.
“Tetapi karena jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian dari tanah liat, maka kerajaan itu sebagiannya akan kuat, tetapi sebagiannya akan rapuh. Dan sebagaimana tuanku melihat besi bercampur dengan tanah liat, maka mereka itu akan bercampur antara sesamanya dengan perkawinan; namun mereka tidak akan dapat bersatu, sama seperti halnya besi tidak dapat bersatu dengan tanah liat.
“Maka pada zaman raja-raja ini Allah di surga akan mendirikan sebuah kerajaan yang kelak tidak pernah dapat dibinasakan; maka kerajaan itu tidak akan diserahkan kepada bangsa lain, melainkan ia itu akan menghancur-luluhkan dan menghabiskan semua kerajaan ini, dan ia akan berdiri untuk selama-lamanya.” Daniel 2 : 38 - 44.
___ GAMBAR ___
Jelaslah, keempat logam dari patung yang besar itu, seperti juga halnya empat binatang itu, adalah melambangkan urutan-urutan empat orang raja dalam masing-masing masa periodenya. Kaki-kaki (kiri dan kanan) yang dari besi dan tanah liat jelas melambangkan dua bagian raja-raja (raja-raja golongan kiri dan golongan kanan) dalam masa periode yang kelima -- yaitu masa dimana Allah di surga akan “mendirikan sebuah kerajaan yang kelak tidak pernah dapat dibinasakan.” Jari-jari kaki itu, tentunya menunjukkan sejumlah besar raja-raja dari kedua belah pihak, golongan kanan dan kiri.
Dalam suatu simbol yang lain, yaitu seekor domba jantan dan seekor kambing jantan tiga tahap, Daniel melihat bahwa kambing jantan itu pada tahap pertamanya (tahap dari “tanduk besar” itu -- raja “Gerika” itu), telah menginjak-injak domba jantan itu (“Medi dan Persia”), dan bahwa sesudah tanduk besar itu patah (meninggalnya Alexander), maka empat tanduk telah muncul menggantikannya (kerajaan itu terbagi dalam empat bagian), dan bahwa akhir dari salah satu empat tanduk itu, telah datang tanduk yang kelima, yaitu “tanduk yang sangat besar itu” (Romawi). (Lihat Daniel 8 : 9, 20, 21 - 23).
Sebagian orang menyangka “tanduk yang sangat besar” itu -- yang kelima itu -- melambangkan Antiochus yang memerintah atas salah satu dari empat bagian kerajaan itu; namun ini adalah tidak mungkin, sebab kedatangan tanduk yang sangat besar itu keluar dari salah satu empat tanduk itu, melambangkan suatu kerajaan yang kelima; bukan salah satu dari empat tanduk itu yang diperluas. Lagi pula, sebutan, “sangat besar”, karena berlawanan dengan sebutan, “besar”, maka menunjukkan suatu kerajaan yang lebih besar daripada kerajaannya Alexander. Dan karena kerajaan Antiochus dalam kebesarannya
___ GAMBAR ___
belum pernah mencapai separuh daripada kerajaannya Alexander, maka teori itu tidak dapat dipertahankan.
Kekaizaran Romawi itu adalah kerajaan yang jauh lebih besar daripada kerajaannya Alexander, maka sebab itu
Romawilah satu-satunya yang dapat memenuhi simbol itu. Karena menuju ke selatan, kemudian ke timur, kemudian menuju arah ke tanah yang permai itu, yaitu ke barat (Palestina), maka ia itu tentu menuju ke empat penjuru mata angin, yang memang justru dilakukan oleh Romawi.
Daniel 8 : 9 mengatakan bahwa “tanduk yang sangat besar” itu keluar dari salah satu dari empat tanduk kambing jantan itu, namun tidak dijelaskannya keluar dari tanduk yang mana. Tetapi Daniel 11 : 5 menjelaskan bahwa “seorang dari penghulu-penghulu” kerajaan dari selatan itulah yang akan memiliki suatu daerah kekuasaan yang besar. Oleh sebab itu, maka penghulu inilah yang dilambangkan oleh tanduk yang sangat besar itu, dan menunjukkan bahwa ia itu datang dari tanduk yang dilambangkan oleh Dinasti Ptolemy -- yaitu bagian kerajaan di selatan. Di sini diperlihatkan apa yang gagal dicatat oleh sejarah mengenai asal mulanya Romawi Kapir itu.
Kini kita saksikan, bahwa walaupun di dalam Daniel pasal 2 dan 7 nama-nama raja-raja itu tidak diberitahukan, namun mereka itu diungkapkan di dalam Daniel pasal 8. Dan karena Daniel pasal 2 dan 8 menguatkan Daniel pasal 7, maka ia itu menyusul bahwa keempat logam dari patung yang besar itu, dan keempat binatang buas yang besar itu, adalah lambang dari empat kerajaan kuno, secara berurutan yaitu masing-masing Babil, Medo-Persia, Gerika, dan Romawi Kapir.
Keempat peta berikut ini menunjukkan bahwa sejarah menguatkan nubuatan.
___ PETA. 1 ___
___ PETA. 2 ___
___ PETA. 3 ___
___ PETA. 4 ___
Kaki-kaki dan jari-jari kaki dari patung itu (Daniel pasal 2), yang merupakan suatu campuran daripada besi dan tanah liat, meramalkan suatu kerajaan yang tidak dapat bersatu, tanah liat memecahkannya ke dalam bagian-bagian -- yaitu ke dalam kerajaan-kerajaan yang terpisah-pisah; sebagiannya besar, sebagiannya kecil, “sebagiannya kuat, dan sebagiannya pecah.”
Jelaslah Injil ini menggambarkan keluarga raja-raja yang ada sekarang dalam keadaan antar-perkawinan mereka (bercampur “dengan benih orang-orang laki-laki”). Karena datang sebagai akibat dari penciutan Romawi Kapir, maka mereka membentuk suatu kerajaan yang kelima dan multi bagian. Demikianlah gambaran nubuatan ini meramalkan dengan jelas, bahwa para pemimpin pemerintahan masa kini karena tidak mampu bersatu di antara sesamanya, maka nasib mereka akan terus bersengketa dan bermusuhan di antara sesamanya.
Peta yang ke-5 menunjukkan pembagian-pembagian dunia kuno yang lalu itu di waktu ini, mendahului Perang Dunia ke II.
__ PETA. 5 __
Sebagaimana diterima secara luas, dua tahap dari binatang yang keempat itu -- yang satu dengan sepuluh tanduk, yang lainnya dengan tujuh tanduk bersama-sama dengan “tanduk kecil” itu (Daniel 7 : 7, 8) -- menggambarkan pertama-tama, Romawi Kapir, dan kedua, Romawi Kerohanian, dan “tanduk kecil” itu (tanduk-kepala), yaitu kuasa yang memerintah di waktu itu, ialah kuasa gabungan agama -- politik.
Keempat binatang ini adalah bertepatan masing-masing dengan “emas”, “perak”, “tembaga”, dan “besi” dari “patung besar” itu.
Dalam simbol empat binatang nubuatan ini, bersama-sama dengan kegenapan sejarahnya, kita saksikan peristiwa-peristiwa politik yang berlalu dan perubahan status politik dunia yang menyusul semenjak dari zaman Babil kuno yang lalu turun sampai kepada zaman Romawi Kristen. Tetapi patung besar itu menghantarkan kita turun sampai kepada sekarang, yaitu zaman dimana kita menemukan diri kita diperintah oleh raja-raja jari kakinya. Tetapi karena rangkaian binatang-binatang Daniel itu menggambarkan hanya sebagian dari sejarah dunia, maka suatu rangkaian lainnya adalah perlu untuk melengkapinya. Satu-satunya rangkaian yang sedemikian ini adalah terdapat di dalam buku Wahyu, yang mana simbol pertamanya ialah
BINATANG YANG MENYERUPAI MACAN TUTUL.
“Maka aku berdiri di atas pasir di tepi laut, dan aku tampak seekor binatang buas naik keluar dari dalam laut yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas tanduk-tanduknya itu bermahkota sepuluh,
dan di atas kepala-kepalanya itu terdapat nama hojat. Dan binatang yang aku tampak itu adalah bagaikan seekor macan tutul, dan kaki-kakinya adalah seperti kaki beruang, dan mulutnya seperti mulut singa, maka naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan kedudukannya, dan kekuasaan besar.’
“Maka aku tampak salah satu kepalanya itu bagaikan terluka yang membawa mati; tetapi luka parahnya itu sudah sembuh, dan seluruh dunia heranlah akan binatang itu. Maka mereka menyembah naga itu yang telah memberikan kuasa kepada binatang itu; dan mereka menyembah binatang sambil mengatakan, Siapakah yang sama dengan binatang itu? Siapakah yang mampu memerangi dia?
“Maka telah diberikan kepadanya suatu mulut yang membicarakan perkara-perkara besar dan berbagai hojat; maka kuasa diberikan kepadanya untuk meneruskan selama empat puluh dua bulan. Lalu ia membuka mulutnya dalam hojat melawan Allah, menghujat nama-Nya, dan tabernakel-Nya, dan semua mereka yang tinggal di dalam surga. Maka ia itu diberikan kepadanya untuk berperang melawan umat kesucian, dan untuk mengalahkan mereka itu; maka kuasa dikaruniakan kepadanya atas semua suku bangsa, dan bahasa, dan bangsa-bangsa. Maka semua orang yang berdiam di bumi akan menyembah dia, yaitu mereka yang nama-namanya tidak tertulis di dalam buku kehidupan dari Anak Domba itu yang terbunuh semenjak dari pembentukan dunia.
“Jika seseorang memiliki telinga, hendaklah ia mendengar. Dia yang memasukkan orang ke dalam tawanan, ia pun akan masuk ke dalam tawanan; dia yang membunuh dengan pedang, tentu ia sendiri harus juga dibunuh dengan pedang. Di sinilah terdapat kesabaran dan keimanan dari umat kesucian itu.” Wahyu 13 : 1 - 10.
___ GAMBAR ___
Susunan bentuk daripada binatang ini -- mulutnya dari mulut singa, kaki-kakinya dari beruang, tubuhnya dari macan tutul, dan sepuluh tanduk -- adalah kesaksian yang jujur, bahwa ia itu adalah keturunan dari Babil (singa), Medo-Persia (beruang), Gerika (macan tutul), dan Romawi Kapir (sepuluh tanduk). Oleh karena binatang ini merupakan tempat mencair dari empat kerajaan dunia kuno yang lalu, maka tentu ia berikut tujuh kepalanya dan sepuluh tanduk yang bermahkota memberikan sifat corak daripada dunia di waktu ini.
Masa periode empat puluh dua bulan binatang itu jatuh dalam masa Romawi Kerohanian -- yaitu kerajaan sesudah Romawi Kapir; sedangkan
keadaannya yang terluka (Wahyu 13 : 3) itu adalah melambangkannya selama masa periode Protestan. Lagi pula, binatang itu melambangkan tiga masa periode, yaitu
(1) masa periode sebelum keadaannya yang terluka itu;
(2) masa periode selama ia terluka; dan
(3) masa periode sesudah lukanya itu sembuh.
Berikutnya, simbolisasi ini menunjukkan bahwa Ilham masih tetap memperhitungkan dunia Protestan sama dengan suatu dunia Romawi. Ini kita ketahui dari beberapa segi, yang pertamanya adalah pada kenyataan, bahwa masa periode empat puluh dua bulan binatang itu adalah sejajar dengan “satu masa” (12 bulan), “dua masa” (24 bulan), “dan setengah masa” (6 bulan) dari tanduk kecil itu. Perbuatan melawan Allah dan umat-Nya di dalam kedua catatan itu adalah empat puluh dua bulan lamanya.
Tanduk-tanduk dari binatang yang tak tergambarkan itu tidak bermahkota, dan tanduk-tanduk binatang yang menyerupai macan tutul itu bermahkota, menunjukkan bahwa binatang yang kedua itu melambangkan dunia sesudah tanduk-tanduk yang tidak bermahkota (raja-raja yang akan bangkit -- Daniel 7 : 24) dari binatang yang terdahulu itu dimahkotai.
Kini, sebagaimana sudah kita saksikan, jelaslah bahwa Romawi Kerohanian (tahap kedua dari binatang yang tak tergambarkan itu) adalah suatu kekuasaan kombinasi gereja dan negara (suatu tanduk-kepala, yang memiliki ”mata manusia, dan sebuah mulut yang membicarakan perkara-perkara besar” -- Daniel 7 : 8), dan bahwa Reformasi Protestan telah memisahkan keduanya itu. Dengan demikian jika bangkit dan memerintahnya Romawi Kerohanian itu dilukiskan oleh tanduk-kepala dari binatang yang tak tergambarkan itu, maka keruntuhannya digambarkan oleh kepala biasa yang terluka
dari binatang yang menyerupai macan tutul, yaitu bagian tanduk (kekuasaan sipil) yang telah disingkirkan. Gereja telah ditelanjangi dari kekuasaan kedaulatannya yang telah dipakaikan oleh negara kepadanya, sehingga akibatnya maka semua pemerintahan kini lepas dari gereja, dan gereja berada di bawah kekuasaan semua pemerintah.
Karena adalah benar bahwa kepala yang terluka itu melambangkan suatu organisasi agama, dan karena tidak ada perbedaan lahiriah di antara kepala yang terluka itu dan enam kepala yang tidak terluka lainnya, maka kebenaran yang mendasar ini menunjukkan bahwa sekalian kepala-kepala itu adalah melambangkan organisasi-organisasi agama. Lagi pula, karena nubuatan-nubuatan simbolis ini membicarakan Peradaban Barat, yaitu tempat tinggal dari dunia Kristen, maka kepala-kepala itu menunjukkan secara pasti sifat-sifat madzab organisasi-organisasi Kristen, sama seperti yang dilakukan oleh “tujuh sidang dari Asia itu” (Wahyu 2, 3), satu-satunya perbedaan ialah bahwa sidang-sidang Asia itu mungkin meliputi suatu masa periode yang lebih panjang daripada yang diliputi oleh kepala-kepala itu.
Selanjutnya, karena luka yang membawa mati yang diperoleh binatang itu menggambarkan Romawi Kristen yang telah direndahkan sampai kepada kematian (dicabut dari kekuasaan sipilnya), maka sembuhnya kembali ia dari luka itu akan menggambarkannya ditinggikan menjadi hidup kembali (memperoleh kembali kekuasaan sipilnya). Dan karena luka itu telah ditimbulkan oleh tangan Reformasi, maka ia itu tidak akan pernah dapat sembuh sekiranya tangan itu terus saja memarangkannya dengan pedang tajam yang bermata dua itu. Oleh sebab itu, adanya penyembuhan itu jelas menggambarkan
Runtuhnya Protestantisme Dan Bangkitnya Kelaliman (Despotisme).
Walaupun hanya ada satu interpretasi yang benar dari setiap ajaran Alkitab, namun sejumlah besar interpretasi-interpretasi yang saling bertentangan kini terdapat di dalam dunia Kristen, sehingga akibatnya dunia Kristen telah terpecah-pecah ke dalam banyak sekte-sekte agama dan paham-paham (kepala-kepala), tanpa ada yang sama percayanya. Di dalamnya terletak kenyataan yang pasti bahwa gereja-gereja ini adalah lepas dari Roh Suci, dan mereka sedang maju terus dalam kegelapan. Oleh karena mengakui mengajarkan Kebenaran, padahal sebaliknya mengajarkan ajaran-ajaran dan perintah-perintah manusia, maka mereka dicela oleh memiliki “nama hujat” tertulis mengelilingi kepala-kepala mereka (Wahyu 13 : 1)
Bahkan di waktu ini, dalam jam-jam penghabisan dari periode Injil, sidang mengatakan : “Aku kaya, dan telah bertambah dengan kekayaan, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi”, -- baik kebenaran maupun nabi-nabi, -- walaupun pada kenyataannya ia adalah “tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang” (Wahyu 3 : 16, 17), dan sedang akan diludahkan keluar jika ia lalai sekarang untuk menggosok matanya dengan minyak tambahan yang segar ini. Dan karena tidak menghiraukan keadaannya yang tidak terkasihan itu, maka ia kini siap bukan saja untuk menolak pekabaran yang terakhir yang datang kepadanya dengan amaran-amaran dan teguran-teguran tepat sebelum hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu (Maleakhi 4 : 5), melainkan juga kembali menyalibkan Juruselamat sekiranya Ia datang secara pribadi menegurnya, sehingga dengan demikian mengulangi kembali pendurhakaannya yang dahulu, seperti yang dilambangkan oleh pukulan Musa
terhadap “batu karang” sampai dua kali (Bilangan 20 : 11).
Perincian demi perincian, kepada kita sedemikian jauh telah diberikan untuk mampu melihat, bahwa sembuhnya luka itu adalah petunjuk bukan saja terhadap kegagalan sidang meneruskan Reformasi Protestan itu sampai selesai, melainkan juga terhadap pemerintahan-pemerintahan dunia yang segera akan beralih menganut prinsip-prinsip kelaliman Zaman Kegelapan yang lalu -- yaitu tata tindakan sebelum kepala binatang itu dilukai. Terulangnya kembali peristiwa yang lalu itu akan dimulai oleh
BINATANG BERTANDUK DUA ITU.
“Maka aku tampak seekor binatang lain datang keluar dari bumi, yang bertanduk dua seperti tanduk anak domba, maka ia berbicara seperti seekor naga. Maka ia melakukan segala kuasa dari binatang yang pertama yang mendahuluinya, dan menyuruh bumi dan mereka yang tinggal di dalamnya untuk menyembah binatang yang pertama itu, yaitu dia yang luka parahnya itu telah sembuh. Maka ia melakukan keajaiban-keajaiban besar, sehingga ia menurunkan api dari langit ke atas bumi di hadapan mata orang-orang, maka ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan keajaiban-keajaiban itu yang telah dikuasakan kepadanya untuk dilakukan di hadapan mata binatang itu; sambil mengatakan kepada mereka yang diam di bumi, bahwa mereka harus membuatkan sebuah patung bagi binatang itu yang telah terluka pedang, tetapi hidup.
“Maka ia memiliki kuasa untuk memberikan nafas hidup kepada patung binatang itu supaya patung binatang itu berkata-kata dan membuat seberapa banyak orang yang tiada mau menyembah patung binatang itu supaya dibunuh. Maka ia membuat sekalian orang, kecil besar, kaya miskin, merdeka ataupun hamba, supaya semuanya itu menerima suatu tanda dalam tangan kanan mereka atau dalam dahi mereka, dan supaya tidak seorangpun dapat berjual beli, terkecuali orang yang memiliki tanda itu, atau nama dari binatang itu, atau angka bilangan dari namanya.
“Disinilah hikmat pengetahuan. Hendaklah dia yang memiliki pengertian menghitung angka bilangan binatang itu : karena itu
___ GAMBAR ___
adalah angka bilangan dari seseorang; dan bilangannya adalah Enam ratus enam puluh enam.” Wahyu 13 : 11 - 18.
Kuasa yang ditunjukkan oleh binatang yang bertanduk dua ini akan memperkenalkan dirinya bersama-sama dengan “nabi palsu itu”, karena bersama-sama mereka akan “dicampakkan hidup-hidup ke dalam suatu lautan api.” Wahyu 19 : 20. Dari ini jelas terlihat bahwa keajaiban-keajaiban yang diperbuat binatang itu di hadapan manusia, dan olehnya ia menyesatkan mereka “yang diam di bumi” (Wahyu 13 : 13, 14), akan dibuat oleh nabi palsu itu (Wahyu 19 : 20) “di hadapan mata binatang itu.” Wahyu 13 : 14. Jadi, jelaslah, bahwa kekuasaan sipil milik binatang itu, dikombinasikan dengan kekuatan gaib milik nabi itu, menunjuk kepada suatu persekutuan binatang dan nabi -- yaitu suatu gabungan negara dan wakil-wakil gereja.
Karena memiliki hanya dua tanduk, bukan sepuluh, maka binatang itu menggambarkan sebuah pemerintahan setempat, bukan pemerintahan universal sedunia. Meskipun demikian, ia akan mempegaruhi seluruh dunia Kristen untuk “membuat sebuah patung bagi binatang itu, yang pernah memiliki luka oleh pedang, tetapi hidup”; artinya, ia akan memprakarsai pendirian sebuah pemerintahan sedunia, yang menegakkan kembali prinsip-prinsip pemerintahan gereja-negara dari
Romawi Kerohanian yang lalu. Karena bertindak sebagai penegak kembali prinsip-prinsip ini, maka ia bersama-sama dengan nabi itu, akan menjadi diktator utama dunia, dan akan membentuk bukan saja kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah-pemerintah di bidang agama dan politik, melainkan juga perdagangan dunia. Ia akan memutuskan “bahwa tidak seorangpun dapat membeli ataupun menjual, terkecuali orang yang memiliki tanda, atau nama dari binatang itu, atau angka bilangan namanya.” Wahyu 13 : 17.
Binatang ini melambangkan seseorang yang akan berdiri pada pucuk pimpinan sesuatu bangsa, dan yang pengaruhnya akan pergi jauh dan meluas di antara raja-raja di bumi. Ia selanjutnya diperkenalkan dengan suatu angka bilangan -- yaitu suatu angka bilangan mistik “enam ratus enam puluh enam.” Wahyu 13 : 18.
Keyakinan yang selama ini dianut bahwa angka bilangan “666” itu adalah angka pengenalan dari sesuatu kuasa yang lain, adalah ciptaan dari Penghulu Kegelapan, yang telah memperhitungkan untuk sedapat mungkin merahasiakan identifikasi (tanda pengenalan) dari kuasa yang bertanduk dua ini. Ilham menaruh angka bilangan itu pada binatang yang bertanduk dua, maka kita harus membiarkannya di sana. Apabila angka bilangan itu pada akhirnya terbentuk, maka hamba-hamba Allah akan mampu menyakinkan semua “orang yang bijaksana” terhadap siapa yang akan dilambangkan oleh binatang itu. Walaupun demikian, kita kini melihat, bahwa orang-orang yang menyelidiki Firman Allah tidak perlu tertipu apabila kuasa ini muncul di atas pentas. Tetapi meskipun adanya amaran Allah yang melarang mempercayai binatang itu, dunia lalai memperhatikannya, sehingga akibatnya bahwa bahkan setelah angka bilangannya terbentuk, maka “ia menyuruh semua orang, baik kecil maupun besar, kaya maupun miskin, merdeka ataupun hamba, untuk
menerima suatu tanda dalam tangan kanan mereka, atau dalam dahi mereka.” Wahyu 13 : 16.
Kalimat yang berbunyi : “Jika seseorang menyembah binatang itu dan patungnya, dan menerima tandanya di dalam dahinya, atau di dalam tangannya”, menunjukkan bahwa semua orang, yang setelah mendengar kebenaran, masih terus menaruh hormat baik secara agama ataupun secara duniawi kepada patung itu, “akan minum daripada air anggur murka Allah, yang dituangkan tanpa bercampur ke dalam cawan murka-Nya.” Wahyu 14 : 9, 10.
Suatu kesadaran yang penuh terhadap pahala yang gilang gemilang itu yang menunggui manusia bahkan akan mendorong orang-orang sekarang untuk berseru-seru kegembiraan. Dan kesadaran yang sama terhadap hukuman yang mengerikan yang sedang menantikan semua orang yang lalai menjadikan Allah sebagai tempat berlindungnya, akan juga membuat mereka itu sekarang menangis dan mengeretak giginya. Agar supaya semua orang dapat melihat secara sadar akan kedua pilihan masa depan ini, sehingga dengan demikian dapat dipaksa untuk bertobat, maka Tuhan telah berusaha dengan sungguh-sungguh bukan saja untuk mencatat suatu gambaran bagan mengenai kejahatan, yang oleh perantaraan binatang itu Setan telah memutuskannya atas seluruh dunia, tetapi juga untuk jauh sebelumnya membuat dari kejahatan yang sama itu suatu
Contoh “Patung Binatang Itu” Yang benar-benar sama.
Contoh itu ditemukan pada waktu --
“Baginda raja Nebukadnezar telah membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta. Patung itu didirikannya di lembah Dura di dalam propinsi Babilon. Maka disuruhkan baginda raja Nebukadnezar akan orang menghimpunkan semua pangeran, para gubernur, dan para panglima, para hakim, para bendahara,
para penasehat, para polisi, dan semua penghulu yang memegang pemerintahan di semua propinsi, untuk datang kepada pentahbisan patung itu yang telah didirikan oleh baginda raja Nebukadnezar.....
“Kemudian berserulah seorang bintara dengan kuatnya : Hai kamu segala bangsa dan kaum dan orang-orang dari berbagai bahasa, kepadamu diperintahkan, bahwa apabila kamu mendengar bunyi nafiri, dan suling, dan kecapi, harbab, bangsi, serdam, nobat, dan segala jenis bunyi-bunyian, maka hendaklah kamu menyembah sujud kepada patung keemasan yang telah didirikan oleh baginda raja Nebukadnezar. Maka barangsiapa yang tiada menyembah sujud pada ketika itu juga ia itu akan dicampakkan ke dalam dapur api yang bernyala-nyala.” Daniel 3 : 1 - 6.
Dalam melaksanakan perintah keputusan yang tegas dan tidak benar ini, ada terdapat tiga aspek yang menonjol : pertama secara amaran mengungkapkan cara dalam mana binatang itu akan memaksa semua bangsa dan orang banyak yang berada di dalam negaranya untuk menyembah dia dan patung yang akan diperbuatnya; kedua secara menunjang memberikan janji bahwa sama seperti halnya di zaman Nebukadnezar, Mikhail telah melepaskan dan meninggikan orang-orang yang menolak menyembah patung keemasan itu (Daniel 3 : 12 - 30), maka demikian pula di waktu ini Ia akan melepaskan dan meninggikan semua orang yang menolak menyembah binatang itu dan patungnya; dan ketiga secara memuliakan mengungkapkan, bahwa sama seperti halnya semua orang yang pada waktu itu berdiri setia, telah membawa suatu rombongan besar orang banyak baik yang tinggi terhormat maupun yang rendah untuk mengakui Dia sebagai Allah Yang Maha Tinggi, maka demikian pula di waktu ini semua orang yang mematuhi amaran untuk tidak menyembah binatang itu ataupun patungnya, akan “bersinar-sinar seperti cerahnya cakrawala; dan mereka yang membalikkan banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang untuk selama-lamanya.” Daniel 12 : 1 - 3.
Secara bergandengan tangan dengan sejarah, maka “firman nubuatan yang lebih pasti itu”, yang telah memimpin kita secara lambang demi lambang melalui raja demi raja yang dimulai dengan Babilon kuno yang lalu, dan turun sampai kepada dunia pemerintahan negara yang picik sekarang ini, tentu akan memimpin kita terus sampai kepada akhir sejarah. Sebab itu kita sedang berhadapan dengan kebutuhan yang logis terhadap seekor binatang simbolis yang lain, yang meramalkan dunia kombinasi agama-politik yang akan datang. Tanpa sesuatu lambang simbol untuk membawa kita melampaui dunia yang ada sekarang, maka nubuatan Firman Allah tidak akan lengkap. Dengan demikian, maka demi untuk masuk akal, kelanjutan, dan kelengkapan, maka rangkaian dari binatang simbolis ini harus meliputi juga seekor binatang yang lain, seekor binatang yang pada khususnya akan mengungkapkan Firman Hari Depan. Satu-satunya lambang yang sedemikian ini yang masih ada ialah
BINATANG MERAH KIRMIZI YANG DITUNGGANGI BABIL YANG BESAR ITU.
“Maka datanglah seorang daripada tujuh malaikat itu yang memegang tujuh bokor, lalu berbicara dengan aku, sambil katanya kepadaku : “Marilah ke sini, aku hendak menunjukkan kepadamu pehukuman dari sundal besar itu yang duduk di atas banyak air; dengan dialah raja-raja di bumi telah berbuat zinah, dan semua penduduk bumi telah mabuk dengan air anggur perzinahannya.
“Maka dibawanya akan daku pergi dalam Roh ke dalam padang belantara; lalu aku tampak seorang perempuan duduk di atas seekor binatang merah kirmizi yang penuh dengan nama-nama hojat, dan yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh. Maka perempuan itu dihiasi dengan kain ungu dan merah kirmizi warnanya, dan ia memakai emas dan permata serta berbagai mutiara, dan di dalam tangannya ada sebuah cawan emas yang penuh dengan segala kebencian dan najis perzinahannya; dan di dahinya ada tertulis suatu nama : RAHASIA, BABIL YANG BESAR,
IBU DARI SEGALA SUNDAL DAN KEKEJIAN-KEKEJIAN DI BUMI. Maka aku tampak perempuan itu mabuk dengan darah orang-orang suci, dan dengan darah orang-orang yang mati sahid karena Yesus; maka setelah aku melihatnya, heranlah aku dengan kekaguman yang besar.”
“Maka kata malaikat itu kepadaku: ’Mengapakah engkau kagum? Aku akan menceritakan kepadamu rahasia dari perempuan itu, dan rahasia dari binatang yang membawanya yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh itu.”
“Adapun binatang yang engkau tampak itu dahulu ada, dan sekarang tidak ada; maka ia akan naik keluar dari dalam lubang yang tak terduga dalamnya, lalu masuk ke dalam kebinasaan; maka mereka yang tinggal di bumi akan heran, yaitu mereka yang nama-namanya tidak tertulis di dalam kitab hayat semenjak dari asas dunia, apabila mereka melihat binatang itu yang dahulu ada, dan sekarang tidak ada, dan masih akan ada lagi.”
“Maka di sinilah terdapat akal yang mengandung hikmat. Adapun tujuh kepala itu ialah tujuh buah gunung dimana perempuan itu duduk. Maka ada terdapat tujuh orang raja : lima orang sudah jatuh, dan seorang masih ada, dan yang lainnya itu masih belum datang; tetapi apabila ia datang, ia harus melanjutkan selama suatu jangka waktu pendek. Maka binatang itu yang dahulu ada, tetapi sekarang tidak ada, bahkan ia pun adalah yang kedelapan, dan ia berasal dari tujuh binatang itu, maka ia akan masuk ke dalam kebinasaan. Maka sepuluh tanduk yang engkau lihat itu adalah sepuluh orang raja, yang masih belum menerima kerajaan mereka; tetapi mereka menerima kuasa sebagai raja-raja satu jam lamanya bersama-sama dengan binatang itu. Mereka ini bersepakat, lalu mereka akan menyerahkan kekuasaan dan kekuatan mereka kepada binatang itu.
“Sekalian mereka ini akan berperang dengan Anak Domba itu, tetapi Anak Domba itu akan mengalahkan mereka; karena Ia adalah Tuhan atas segala tuan dan Raja atas segala raja; maka mereka yang bersama-sama dengan Dia itu adalah orang-orang yang terpanggil, dan terpilih, dan yang setia.”
“Maka katanya kepadaku, Adapun segala air yang engkau tampak dimana perempuan sundal besar itu duduk, ialah semua umat, dan rombongan besar orang banyak, dan bangsa-bangsa, dan bahasa-bahasa. Dan sepuluh tanduk yang engkau lihat di atas binatang itu, sekaliannya ini akan membenci perempuan sundal itu, dan mereka akan membuatnya menjadi sunyi dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya, lalu membakarnya dengan api. Karena Allah sudah meletakkan di dalam hati mereka untuk menggenapi kehendak-Nya, dan untuk menyetujui, lalu memberikan kerajaan mereka kepada binatang itu, sampai semua firman Allah kelak digenapi. Maka perempuan itu yang engkau lihat ialah negeri besar itu, yang memerintah
___ GAMBAR ___
atas raja-raja di bumi.” Wahyu pasal 17.
Kini dari kesamaan yang nyata di antara binatang yang menyerupai macan tutul dan binatang merah kermizi itu, orang harus mengenal bahwa yang kemudian itu ialah bentuk dari pada yang pertama, yang luka parahnya sudah sembuh dan yang tanduk-tanduknya tidak bermahkota. Tanduk-tanduk yang tidak bermahkota dari binatang yang kemudian itu menunjukkan, bahwa ia melambangkan dunia ini dalam suatu masa dimana tidak ada raja-raja yang bermahkota, melainkan sebagai gantinya dunia akan diperintah oleh suatu pemimpin kerohanian, yaitu perempuan yang menunggangi binatang itu.
Tambahan lagi perkataan yang berbunyi : “sepuluh tanduk itu ..... adalah sepuluh orang raja, yang belum menerima kerajaan; tetapi menerima kuasa sebagai raja-raja sejam lamanya bersama-sama dengan binatang itu” (Wahyu 17 : 12), bermakna secara pasti bahwa kerajaan-kerajaan yang bermahkota sekarang ini, yang telah muncul keluar dari Romawi yang sudah jatuh itu, dan yang dilambangkan oleh tanduk-tanduk bermahkota dari bintang yang menyerupai macan tutul itu, kelak akan dicopot dari mahkotanya, diturunkan dari tahtanya.
Tanduk-tanduk yang tak bermahkota dari binatang merah kirmizi itu pun “akan bersepakat”, lalu “menyerahkan kuasa dan kekuatan mereka kepada binatang itu” (ayat 13) sementara perempuan itu “memerintah atas raja-raja di bumi.” Ayat 18.
Duduknya perempuan itu di atas kepala-kepala (ayat 9), menunjukkan bahwa ia akan mengawasi gereja-gereja; dan duduknya ia menunggangi binatang itu menunjukkan bahwa ia akan memerintah dunia. Sistim peribadatan dan pemerintahan ini bukanlah sesuatu barang baru di bawah langit ini, karena “di dalamnya terdapat darah para nabi, dan darah orang-orang suci, dan darah semua orang yang terbunuh di bumi.” Wahyu 18 : 24. Oleh sebab itu, maka tepatlah ia disebut Babil, yaitu nama kerajaan dunia yang pertama dan tertua -- sebagai contoh.
Babil contoh saingan ini, dari mana umat Allah pada waktu ini akan dipanggil keluar, juga akan memonopoli dunia perdagangan, seperti yang jelas diungkapkan dalam ramalan, bahwa apabila pemerintahannya berakhir, maka kelak --
“ ..... para pedagang di bumi ..... meratap dan menangisi dia; karena tidak lagi seorang pun membeli barang dagangan mereka : yaitu dagangan emas, dan perak, dan berbagai batu mulia, dan permata-permata
dan kain khasah, dan kain ungu, dan sutera, dan kain merah kirmizi, dan segala kayu yang harum baunya, dan berbagai macam bejana dari gading, dan berbagai macam bejana dari kayu yang termahal, dan yang dari tembaga, dan besi, dan marmer, dan kulit manis, dan minyak wangi, dan kemenyan, dan mur, dan dupa, dan air anggur, dan minyak zaitun, dan tepung halus, dan gandum, dan binatang-binatang, dan domba-domba, dan kuda-kuda, dan kereta-kereta, dan budak-budak, dan jiwa-jiwa manusia.....
“Para pedagang barang-barang ini yang telah dibuat menjadi kaya olehnya, akan berdiri dari jauh karena takut akan siksanya, sambil meratap dan menangis, sambil mengatakan, Wahai, wahai negeri yang besar itu, yang berhiaskan kain linen, dan kain ungu, dan kain merah kirmizi, dan bersalutkan emas, dan batu-batu mulia, dan permata-permata!
“Karena hanya sejam saja lamanya kekayaan yang sedemikian besar itu sudah binasa. Maka setiap nahkoda kapal, dan semua rombongan orang yang di kapal-kapal, dan para pelaut, dan seberapa banyak orang yang berusaha di laut, berdiri mereka dari jauh, lalu berteriak sewaktu mereka melihat asap api yang membakarnya, katanya : Negeri manakah yang sama dengan negeri yang besar ini! Maka mereka melemparkan debu ke atas kepalanya, dan berteriak, meratap dan menangis, katanya, Wahai, wahai negeri yang besar itu, di dalamnya semua orang yang memiliki kapal di laut telah dibuat kaya karena segala harta bendanya! Karena dalam sejam saja lamanya ia sudah binasa.” Wahyu 18 : 11 - 13, 15 - 19.
Demikianlah, tak lama kemudian sesudah ia itu berdiri, maka federasi gereja dan negara ini akan dijerumuskan langsung ke dalam kebinasaan, sama seperti sebuah “batu gilingan” yang besar yang dicampakkan ke dalam laut (ayat 21). Maka teriakan dari orang-orang yang meratapinya kelak berbunyi : “Dalam sejam saja lamanya kekayaan-kekayaan yang sedemikian besar itu lenyap sudah.” Wahyu 17 : 12; 18 : 10, 17. Jam ini, yang membawakan kematian Babil itu, tak mungkin lain daripada jam, yang sesuai dengan perumpamaan Yesus (Matius 20 : 11 - 16), adalah jam (periode) perumpamaan yang terakhir dari hari itu (masa kasihan); yaitu, dari panggilan jam kesebelas bagi para
pekerja (pekabaran terakhir bagi dunia -- Maleakhi 4 : 5), sampai kepada jam kedua-belas (matahari masuk, penunjuk waktu zaman kuno), yaitu akhir dari hari -- berakhirnya masa periode Injil (Matius 24 : 14), berakhirnya penuaian (Yeremia 8 : 20), yaitu berakhirnya masa kasihan (Wahyu 22 : 11).
“Sepuluh tanduk dari binatang merah kirmizi itu (para penguasa negara yang dikuasai oleh perempuan itu untuk sejam lamanya), pada akhirnya “akan membuatnya sunyi dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya, lalu membakarnya dengan api.” Wahyu 17 : 16. Demikianlah, secara panjang lebar mereka akan mendepaknya untuk selama-lamanya, maka sistim itu yang dilambangkan oleh perempuan itu, yaitu “patung binatang itu” akan dihancurkan. Karena bunyi keruntuhan Babil ini, maka “raja-raja di bumi ..... akan meratapinya, dan menangis karenanya, ..... sambil berdiri dari jauh karena takut akan siksaannya, katanya : Wahai, wahai negeri Babil yang besar itu, negeri yang besar itu!” Wahyu 18 : 9, 10.
Ratap tangis “raja-raja” itu menunjukkan, bahwa mereka bersimpati dengannya, sedangkan tanduk-tanduk itu membencinya. Oleh sebab itu, maka “raja-raja” itu adalah tidak mungkin mereka yang dilambangkan oleh tanduk-tanduk binatang yang tak bermahkota itu, melainkan mereka adalah yang dilambangkan oleh tanduk-tanduk bermahkota dari binatang yang menyerupai macan tutul itu. Mereka adalah raja-raja yang bermahkota yang bangkit sesudah keruntuhan Romawi Kapir, dan kini segera masuk ke dalam pengasingan.
Karena identitas dari Babil itu adalah suatu masalah yang banyak diperdebatkan di antara siswa-siswa penyelidik buku Wahyu, maka terasa perlu untuk menentukan :
Pribadi Siapakah Yang Dilambangkan Oleh Babil?
Sekarang karena terang telah melenyapkan selengkapnya kegelapan yang telah lama menyelubungi masalah ini, maka siswa nubuatan dapat melihat dan jelas dari simbol, bahwa pada tempat pertama, Babil melambangkan sistim agama-politik-ekonomi dari bangsa-bangsa, bukan sesuatu lembaga atau organisasi; kedua, bahwa binatang yang ditungganginya adalah lambang dari kerajaannya; dan ketiga, yang sedang akan berlalu dari nubuatan menjadi sejarah -- memang, sudah mulai muncul keluar dari penglihatan yang kabur seperti halnya pantai-pantai Amerika yang mulai terlihat oleh Christopher Colombus dan rekan-rekannya sewaktu mereka mendekati Benua Bagian Barat yang besar itu.
Binatang yang ditunggangi oleh wanita itu, yaitu Babil, jelas mengungkapkan tiga kebenaran penting : pertama, bahwa panggilan kepada umat Allah untuk keluar dari Babil (Wahyu 18 : 4), adalah suatu panggilan bagi mereka untuk keluar dari antara bangsa-bangsa yang dilambangkan oleh binatang itu yang sedang ditunggangi oleh wanita itu (diperintah olehnya); kedua, bahwa orang-orang yang dipanggil itu akan keluar meninggalkan kerajaannya yang penuh dosa karena ia itu akan di binasakan oleh bela-bela; dan ketiga, keluarnya mereka itu akan memerlukan mereka pergi masuk ke sesuatu tempat dimana tidak terdapat dosa, dan dimana tidak terdapat bahaya kejatuhan bela-bela itu. Dengan demikian keluarnya mereka itu dari kerajaannya berarti kepergian mereka masuk ke dalam kerajaan Allah.
Kemudian amaran yang melarang orang menerima tanda itu (Wahyu 14 : 9 - 11), bersama-sama dengan panggilan untuk keluar, akan diulangi dengan suatu seruan yang
sangat keras di seluruh kerajaan Babil.
Baik orang-orang yang menemukan diri mereka di dalam kerajaan wanita itu, maupun mereka yang menemukan dirinya di luar kerajaan itu, harus kemudian mengambil keputusan dengan segera untuk menerima meterai Allah gantinya tanda binatang itu jika mereka mau melepaskan diri dari murka Allah. Untuk melakukan ini, maka kelas orang-orang yang pertama itu harus keluar dari padanya (perempuan itu), dan kelas orang-orang yang kedua itu harus tetap tinggal di luarnya. Meskipun adanya ancaman hukuman mati bagi mereka yang mengambil pendirian sedemikian ini (Wahyu 13 : 15), hendaklah jangan ragu-ragu ataupun tidak mengambil keputusan sama sekali pada sesuatu pihak.
Orang-orang yang berada di dalam Babil harus mengindahkan Suara itu yang mengatakan : “Keluarlah dari padanya (perempuan itu), hai umat-Ku, supaya jangan kamu mengambil bagian segala dosanya, dan supaya tidak kamu menerima segala bela-belanya.” Wahyu 18 : 4. Dan mereka yang berada di luar, harus dengan seksama mengindahkan amaran yang berbunyi : “Jika seseorang menyembah binatang itu dan patungnya, dan menerima tandanya di dalam dahinya, atau di dalam tangannya, maka orang itu akan minum daripada air anggur murka Allah yang dituangkan tanpa bercampur ke dalam cawan murka-Nya; maka ia akan disiksa dengan api dan belerang di hadapan malaikat-malaikat suci, dan di hadapan Anak Domba itu.” Wahyu 14 : 9, 10.
Terang atas masalah ini akan tersebar seperti api di dalam jerami sampai pada akhirnya menerangi seluruh bumi (Wahyu 18 : 1), maka semua orang yang berjalan dalam cahayanya nama-nama mereka akan ditempatkan di dalam Kitab Hayat Anak Domba. Mereka akan menemukan kelepasan dari tekad usaha Musuh yang terakhir untuk menjerumuskan dunia ke dalam
lubang kebinasaan kekal yang tak terduga dalamnya itu. Bagi mereka, kata malaikat itu, “akan berdiri Mikhail, Penghulu besar itu yang akan berdiri bagi bani bangsamu ..... maka pada waktu itu umatmu akan dilepaskan, yaitu setiap orang yang akan ditemukan namanya tertulis di dalam kitab.” Daniel 12 : 1
Simbol itu kini menghantarkan kita kepada
TAHAP AKHIR DARI BINATANG-BINATANG ITU.
___ GAMBAR ___
Binatang-binatang dari Daniel 7 dan binatang yang menyerupai macan tutul dari Wahyu 13 itu, telah keluar dari laut,
tetapi binatang yang bertanduk dua itu keluar dari bumi (ayat 11), dan binatang merah kirmizi itu berdiri di padang belantara (Wahyu 17 : 3). Dengan demikian untuk menemukan lokasi geografis dari masing-masing pemerintahan binatang itu, maka adalah perlu pertama sekali menentukan dahulu pengertian simbolis dari pada “laut”, “bumi”, dan “padang belantara” itu.
“Lautan Itu”
Menentukan Daerah Teritorial Dari Lima Ekor Binatang Itu.
Karena secara alami lautan adalah tempat penampungan (rumah) dari segala air, maka secara simbol-simbol, “lautan” harus merupakan tempat kelahiran dari bangsa-bangsa -- Negeri Tua itu. Lima ekor binatang itu (singa, beruang, macan tutul, dan binatang yang tak tergambarkan itu, berikut binatang yang menyerupai macan tutul itu) yang datang dari laut, menunjukkan bahwa mereka itu melambangkan kerajaan-kerajaan yang sudah bangkit di Negeri Tua itu, sama seperti yang dikuatkan oleh sejarah.
Karena sebagaimana halnya lautan adalah lokasi teritorial dari binatang-binatang ini, maka jelaslah bahwa
“Bumi”
Merupakan Lokasi Daerah Kekuasaan Binatang Yang Bertanduk Dua Itu.
Karena tempat kelahiran dari bangsa-bangsa dilambangkan oleh lautan, maka “bumi”, sebagai lawan daripada “lautan” akan merupakan lokasi daerah kekuasaan dari binatang bertanduk dua itu yang jauh dari Negeri Tua itu. Tetapi untuk menemukan secara tepat yang mana dari pemerintahan-pemerintahan Negeri Baru itu yang dilambangkan olehnya
(oleh binatang yang bertanduk dua itu), maka kita harus mempertimbang-kan sifat-sifat tabiat dari binatang itu sendiri.
Kedua tanduknya yang tidak bermahkota itu menunjukkan dua pemimpin bukan bentuk kerajaan, sedangkan bentuk mereka yang menyerupai anak domba meramalkan masa muda yang tidak berdosa. Dan karena ia memegang kuasa untuk menentukan siapa yang boleh membeli dan siapa yang tidak boleh, maka ini menunjukkan bahwa ia melambangkan suatu bangsa yang memimpin dalam mengawasi kesehatan dunia dan industri.
Amerika Serikat adalah satu-satunya pemerintah di dunia yang dapat memenuhi semua spesifikasi sifat-sifat ini. Asal mulanya adalah di sebuah dunia baru (“bumi itu”), bukan di daerah-daerah teritorial dunia kuno (“lautan”). Ia adalah satu-satunya pemerintahan yang bagaikan menyerupai anak domba, yaitu kemudaan dan Kristen yang didirikan atas prinsip-prinsip perdamaian dan kebebasan yang bersih, dan memiliki dua partai bukan bentuk kerajaan (tanduk-tanduk yang tak bermahkota), yaitu partai Republik dan partai Demokrat.
Sebagaimana simbol “lautan” dan “bumi”, berikut sifat-sifat binatang-binatang itu, dengan tepat menentukan lokasi tempat tinggal dari masing-masing binatang, maka demikian pula halnya
“Padang Belantara”
Menentukan Lokasi Daerah Kekuasaan Binatang Merah Kirmizi.
Karena sangat berbeda, maka padang belantara adalah lawan daripada kebun anggur. Dan karena kebun anggur adalah melambangkan tempat tinggal umat Allah (Yesaya pasal 5), maka padang belantara hanya dapat melambangkan tempat tinggal
PEREMPUAN BERMAHKOTA DENGAN DUA BELAS BINTANG DAN BENIHNYA YANG SISA.
___ GAMBAR ___
Adalah terbukti dengan sendirinya bahwa perempuan itu, yaitu Babil, adalah tiruan dari “perempuan” yang telah melahirkan Anak Allah (Wahyu 12 : 1), yang oleh Injil dikatakan :
“Dan setelah naga itu melihat bahwa dirinya telah dicampakkan ke bumi, maka dianiayakannya perempuan itu yang
telah melahirkan bayi laki-laki itu. Maka kepada perempuan itu diberikan dua sayap burung garuda, agar supaya dapat ia terbang masuk ke padang belantara, ke dalam tempatnya, di sana ia akan dipeliharakan selama satu masa, dan dua masa, dan setengah masa, jauh dari hadapan ular itu.” Wahyu 12 : 13, 14.
Untuk memulai, kita lihat dari kata-kata Injil ini bahwa perempuan itu telah meninggalkan kebun anggurnya (tanah airnya -- Palestina) lalu pergi masuk ke dunia kapir setelah anaknya lahir; yaitu, dalam masa periode Kristennya, sewaktu naga itu menganiayanya oleh perantaraan tangan-tangan orang-orang Yahudi (Kisah Rasul-Rasul 8 : 1; 13 : 46, 50, 51). Berikutnya kita melihat bahwa sesudah ia berada di sana untuk beberapa waktu lamanya, keadaan-keadaan telah menjadi sedemikian rupa menghalanginya lebih lama lagi untuk memeliharakan dirinya sendiri, dan bahwa karena itulah perlu agar ia dipeliharakan oleh seseorang untuk selama “satu masa, dan dua masa, dan setengah masa.”
Tiga setengah tahun sesudah kebangkitan Kristus, sidang telah meninggalkan Palestina (kebun anggur), dan sementara ia berada di dalam dunia Kapir (padang belantara), “ular itu telah menyemburkan air dari dalam mulutnya seperti suatu air bah mengikuti perempuan itu (memaksakan orang-orang kapir untuk dibaptis menjadi Kristen, lalu menggabungkan diri dengan sidang), agar dapat ia menghanyutkan perempuan itu (mengkapirkannya) oleh air bah itu.” Ayat 15. Sementara dibanjiri sedemikian ini, ia harus diberi makan (ditunjang) oleh Tuhan, sebab banyak dari pengikut-pengikutnya sudah dikapirkan, dan hampir semua mereka yang tidak berhasil dikapirkan itu telah dihanyutkan sampai mati oleh “air bah” itu. Demikianlah, sekiranya Ia tidak memeliharakannya (tetap mempertahankannya hidup) oleh suatu keajaiban, maka Sidang sudah akan binasa selama zaman kegelapan
agama itu. Benar, ia telah mampu untuk memeliharakan dirinya sendiri semenjak dari reformasi itu, namun orang-orang yang tidak bertobat (air banjir) masih tetap ada di tengah-tengahnya. Namun bagaimanapun perempuan itu memperoleh janji kelepasan berikut ini :
“Maka bumi membantu perempuan itu, lalu bumi membuka mulutnya, dan menelan akan air bah itu yang telah disemburkan oleh naga itu dari dalam mulutnya.” Wahyu 12 : 16.
Atau secara harafiah dikatakan, orang-orang yang tidak bertobat yang kini berada di tengah-tengah Sidang, akan dibunuh dan dikuburkan. Orang-orang yang bertobat kemudian akan dibawa masuk ke dalam kerajaan itu. Kemudian naga itu akan “naik amarahnya terhadap perempuan itu, lalu ..... memerangi mereka yang lagi tinggal dari benihnya, yaitu mereka yang memeliharakan perintah-perintah Allah, dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.” Wahyu 12 : 17.
Terdorong marah karena penyuciannya, maka naga itu akan berperang “dengan mereka yang lagi tinggal dari benih perempuan itu.” Walaupun demikian, ia tidak akan berperang melawan perempuan itu secara pribadi, karena para anggotanya, mereka yang 144.000 itu (buah-buah pertama -- Wahyu 7 : 3 - 8; 14 : 4), yaitu orang-orang yang pergi pertama masuk ke kerajaan itu, berdiri bersama-sama dengan Anak Domba, Raja itu, di atas Gunung Sion (Wahyu 14 : 1), pekarangan-pekarangan istana-Nya. Dengan demikian karena mereka adalah para pemimpin dari suku bangsa suku bangsa, maka mereka dilambangkan oleh perempuan yang bermahkota. Dan karena berada di tanahnya sendiri, maka mereka akan dilindungi dari naga itu yang kemudian akan hanya menganiaya “mereka yang sisa”, yaitu orang-orang yang tertinggal di belakang, yaitu mereka yang masih ada di Babil, tetapi yang pada akhirnya akan dipanggil keluar daripadanya (Wahyu 18 : 4).
(Untuk penjelasan yang lebih terperinci terhadap Wahyu pasal 12 supaya membaca buku Tongkat Gembala, jilid 2, p. 64 - 82).
Buah-buah pertama dari kerajaan itu datang sebagai hasil dari kegoncangan, yaitu pemisahan di dalam sidang, seperti yang diperlihatkan oleh perumpamaan-perumpamaan mengenai pukat dan mengenai ladang. Ikan yang baik akan dipindahkan dari pukat (sidang), lalu dimasukkan ke dalam keranjang-keranjang (kerajaan itu -- Matius 13 : 48), dan gandum akan diambil dari antara lalang-lalang, lalu dimasukkan ke dalam lumbung (kerajaan itu – ayat 30). Sebagai ikan yang jelek, mereka akan dibuang; sebagai lalang-lalang, mereka akan dibakar. (Untuk penyelidikan yang lebih mendetail mengenai penuaian, bacalah buku Traktat No. 3, Pehukuman Dan Penuaian).
Tetapi buah-buah kedua, yaitu mereka yang masih ada di Babil sesudah penyucian itu, akan diambil dari antara mereka yang jelek (Wahyu 18 : 4), bukan yang jelek yang diambil dari antara mereka yang baik (Matius 13 : 49).
Adanya penyerangan naga melawan mereka itu, karena mereka memiliki Kesaksian Yesus, yaitu Roh Nubuatan (Wahyu 19 : 10), karena mereka telah menjadi pemelihara-pemelihara hukum, dan bukan penyembah-penyembah binatang itu dan patungnya. Tujuan naga itu adalah untuk tetap menghalangi mereka keluar dari Babil dan supaya jangan mereka pergi masuk ke Kerajaan yang sedang bertumbuh dengan pesatnya itu. Sungguhpun demikian, kemudian adalah, bahwa dunia akan memandang semua umat Allah datang
Keluar Dari Kekuasaan Babil Masuk Ke Tanah Air Mereka Sendiri.
Kebenaran itu kini secara jelas ditegakkan, bahwa binatang merah kermizi itu adalah melambangkan daerah pemerintahan yang dikuasai oleh “Babil yang besar, ibu dari segala sundal itu”; berikutnya bahwa perbatasan-perbatasan kekuasaannya akan diperluas sejauh perbatasan-perbatasan dari bangsa-bangsa yang tunduk kepada kekuasaannya. Oleh sebab itu, maka panggilan yang berbunyi : “Keluarlah daripadanya, hai umat-Ku, supaya jangan kamu terbabit dengan segala dosanya, dan supaya tidak kamu menerima segala belanya” (Wahyu 18 : 4), adalah suatu panggilan bagi mereka untuk keluar dari daerah pemerintahannya, supaya jangan mereka ikut terlibat dengan dosa-dosanya, juga supaya tidak mereka menerima segala belanya. Mereka yang menyambut undangan Tuhan tentunya harus memperoleh suatu tempat yang bebas dosa untuk dituju, dimana mereka boleh “tinggal dengan damai”, walaupun tidak ada “pagar-pagar ataupun pintu-pintu gerbang” sekalipun mengelilinginya (Yehezkiel 38 : 11). Ke pelabuhan tujuan inilah mereka akan “dibawa keluar dari antara bangsa-bangsa, dan (di sana) mereka akan tinggal dengan damai sekaliannya.” Yehezkiel 38 : 8. Demikianlah, “semua anak-anakmu akan diajarkan oleh Tuhan; dan besarlah kelak kedamaian segala anak-anakmu itu.” Yesaya 54 : 13.
Umat Allah pada waktu itu tidak lagi dapat berbakti kepada Tuhan di “Babil” dan di “Mesir” seperti yang pernah mereka lakukan di zaman Ezra atau di zaman Musa, sebab apabila bela-bela itu dituangkan atas Babil, seperti “api dan belerang” yang dahulu dituangkan ke atas Sodom dam Gommorah, maka sekiranya mereka masih hidup di antara orang-orang dunia mereka tidak mungkin lagi dapat meloloskan diri dari kehancuran akibat bela-bela itu, sama seperti halnya Lot tidak mungkin dapat lolos dari api sekiranya ia tetap saja tinggal di Sodom. Dengan demikian semua orang yang ingin melepaskan diri dari kehancuran yang diramalkan itu, harus benar-benar keluar dari Babil, sama seperti halnya Lot dan keluarganya dulu keluar dari Sodom.
Oleh sebab itu, “maka akan jadi kelak di akhir zaman, bahwa gunung rumah Tuhan akan diperdirikan di atas puncak segala gunung, dan ia itu akan ditinggikan di atas segala bukit; dan segala bangsa akan mengalir masuk ke dalamnya. Maka banyak umat akan pergi dan mengatakan : “Datanglah kamu, dan marilah kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub itu; maka Ia akan mengajarkan kepada kita segala jalan-Nya, dan kita akan berjalan di dalam lorong-lorong-Nya, karena dari dalam Sion akan terbit hukum, dan firman Tuhan dari Yerusalem. Maka Ia akan mengadili di antara bangsa-bangsa, dan Ia akan menghukum banyak umat; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi pacul, dan tombak-tombaknya menjadi sabit; bangsa tidak lagi menghunus melawan bangsa, dan tiada lagi mereka belajar perang.” Yesaya 2 : 2 - 4. (Baca juga Yesaya 11 : 11, 12, 15, 16).
“ ..... Demikianlah firman Tuhan Allah; Tengoklah, bahwa Aku akan mengambil bani Israel dari antara bangsa kapir, ke mana mereka itu telah pergi, dan Aku akan menghimpunkan mereka itu dari semua pihak, lalu menghantarkan mereka itu ke dalam tanah airnya sendiri; maka Aku akan menjadikan mereka itu satu bangsa di tanah itu di atas gunung-gunung Israel; dan seorang raja akan menjadi raja bagi mereka sekalian; maka mereka kelak tidak lagi menjadi dua bangsa, juga mereka tidak lagi dibagi ke dalam dua kerajaan; dan tiada lagi mereka akan mencemarkan dirinya
dengan berhala-berhalanya, atau dengan segala barang yang keji, ataupun dengan pelanggaran-pelanggaran mereka; melainkan Aku akan melepaskan mereka itu keluar dari semua tempat tinggalnya, dimana mereka telah berdosa, dan Aku akan menyucikan mereka; dengan demikian mereka akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allah mereka.
“Dan hamba-Ku Daud akan menjadi raja atas mereka; dan mereka sekalian akan memiliki seorang gembala; mereka juga akan berjalan dalam hukum-hukum-Ku, dan mematuhi semua syariat-Ku, dan melaksanakannya. Maka mereka akan tinggal di negeri yang sudah Ku berikan kepada Yakub hamba-Ku itu, dimana para nenek moyangmu telah tinggal; dan mereka akan tinggal di dalamnya, yaitu mereka, dan anak-anaknya, dan cucu-cucunya sampai selama-lamanya; dan hamba-Ku Daud akan menjadi penghulu mereka untuk selama-lamanya.
“Lagi pula Aku akan membuat suatu perjanjian damai dengan mereka; ia itu kelak merupakan suatu perjanjian yang kekal dengan mereka itu; maka Aku akan menempatkan mereka itu, dan melipat-gandakan mereka itu, dan Aku akan menaruh tempat kesucian-Ku di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya. Tabernakel-Ku pun akan berada dengan mereka itu; maka Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Maka orang Kapir akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan yang menguduskan Israel, apabila tempat kesucian-Ku kelak berada di tengah-tengah mereka itu untuk selama-lamanya.” Yehezkiel 37 : 21 - 28.
Dalam mengukuhkan kebenaran bahwa umat Allah akan kembali menjadi sebuah kerajaan, maka Yehezkiel menubuatkan dari hal
Suatu Pembagian Baru Tanah Itu.
Nabi itu menyajikan pembagian tanah itu yang sama sekali berlainan daripada pembagian di zaman Yosua dahulu
(Yosua 17) : Ia itu akan terdapat dalam bidang-bidang semenjak dari timur sampai ke barat. Suku Dan akan memperoleh bagian yang pertama di utara, dan suku Gad bagian yang terakhir di selatan. Di antara batas-batas dari keduanya ini akan terdapat bagian-bagian milik suku-suku bangsa yang selebihnya. Tempat kesucian itu akan berada di tengah-tengah tanah itu, dan di dekatnya akan terdapat sebuah kota. (Lihat Yehezkiel 48).
Dari kenyataan bahwa pembagian tanah perjanjian itu yang sedemikian ini belum pernah dibuat, menunjukkan bahwa ia itu masih akan datang. Juga dari kenyataan bahwa tempat kesucian itu akan terdapat di sana, sedangkan ia itu tidak akan terdapat di dalam bumi yang sudah diperbaharui (Wahyu 21 : 22), menunjukkan secara pasti, bahwa peristiwa yang unik ini akan jadi sebelum masa seribu tahun millenium itu. Lagi pula, dari kenyataan rangkap bahwa nama dari kota itu adalah “Tuhan ada di sana”, dan bahwa lokasinya sesuai dengan pembagian tanah itu, harus perlu berbeda dari pembagian Yerusalem yang lama, menunjukkan bahwa Yerusalem yang sepatutnya adalah bukan kota itu.
Lagi pula, Alkitab menunjukkan secara jelas bahwa
ORANG-ORANG KAPIR AKAN DIUSIR KELUAR DARI TANAH SUCI ITU.
“Kemudian ku angkat mataku, dan ku lihat, bahwasanya adalah empat pucuk tanduk. Maka kataku kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu : Apakah artinya sekaliannya ini? Lalu jawabnya kepadaku : Inilah tanduk-tanduk yang telah mencerai-beraikan Yehuda, Israel, dan Yerusalem. Lalu Tuhan menunjukkan kepadaku empat tukang kayu. Kemudian kataku : Untuk apakah mereka ini datang? Lalu berbicaralah ia kepadaku, katanya : Mereka inilah tanduk-tanduk yang telah mencerai-beraikan Yehuda, sehingga tidak seorangpun mengangkat kepalanya : tetapi sekarang mereka ini datang untuk mencampakkan keluar tanduk-tanduk orang-orang
Kapir itu, yang telah mengangkat tanduknya atas tanah Yehuda mencerai-beraikannya.” Zakharia 1 : 18 - 21.
Di sini kita saksikan, pertama-tama, bahwa penguasa-penguasa Kapir itu dalam mencerai-beraikan umat Allah kuno yang lalu, adalah dilambangkan sebagai empat pucuk tanduk, dan kemudian, dalam pencampakkan keluar mereka terhadap orang-orang Kapir itu, mereka ini dilambangkan sebagai empat tukang kayu. Dengan demikian ia itu juga diramalkan secara gambaran, bahwa “Yerusalem akan dipijak-pijak oleh orang-orang Kapir, (hanya) sampai segala masa orang-orang Kapir itu digenapi.” Lukas 21 : 24.
(Bacalah Yehezkiel 36 dan 37; Yeremia 30 dan 31).
Walaupun pertanyaan kita yang pertama seharusnya berbunyi : “Apakah yang harus kita perbuat untuk tidak menaruh harap kepada musuh-musuh Allah, supaya kita didapati pantas untuk memperoleh suatu tempat di dalam Kerajaan-Nya apabila hari yang jahat itu datang kelak?”, namun sebagian besar mereka mengemukakan pertanyaannya yang pertama,
Siapakah Gog itu?
Bagi seseorang untuk mencoba berlandaskan sumber-sumber pengetahuannya sendiri untuk menjelaskan siapa Gog itu, adalah baginya mencoba melakukan hal yang tidak mungkin -- yaitu suatu usaha yang hanya akan berakhir dengan kekecewaan. Ini terlihat dalam kenyataan, bahwa walaupun Alkitab itu menegaskan dengan jelas, bahwa tempat dari kampung-kampung yang tidak berpagar tembok itu terdapat pada gunung-gunung Israel, -- yaitu tanah air Israel sendiri (Palestina), dimana para nenek moyang dari bangsa Israel dahulu tinggal, -- namun orang-orang telah mencoba menceritakan kepada kita, bahwa ia itu adalah di Amerika!
Demikianlah halnya, bahwa dalam keahlian mereka sendiri
TUHAN AKAN MERUSAK DAN MENGADILI BANGSA-BANGSA.
“Maka mereka yang tinggal di dalam kota-kota Israel akan keluar, dan mereka akan menyalakan api lalu membakar segala senjata, baik perisai-perisai dan busur-busur dan anak-anak panahnya, maupun lembing-lembing dan tombak-tombaknya, maka mereka akan membakar sekaliannya itu dengan api tujuh tahun lamanya; sehingga mereka tidak akan lagi mengambil kayu dari padang, ataupun menebang sesuatu pohon kayu dari hutan; karena mereka akan membakar senjata-senjata itu dengan api; dan mereka akan merusak orang-orang yang telah merusak mereka, dan merampok orang-orang yang pernah merampok mereka, demikianlah firman Tuhan.
“Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa Aku akan memberikan kepada Gog suatu tempat di sana dari pekuburan-pekuburan di Israel, yaitu lembah penumpang pada sebelah timur dari laut itu; maka ia itu akan menutup hidung penumpang itu; dan di sanalah mereka akan menguburkan Gog berikut semua orang banyaknya; maka mereka akan menyebutnya Lembah Hamongog. Maka tujuh bulan lamanya isi rumah Israel akan menguburkan mereka itu, sehingga dapat mereka menyucikan tanah itu. Bahkan, semua orang dari tanah itu akan menguburkan mereka itu; dan akan jadi kelak bagi mereka suatu kenangan akan hari itu, bahwa Aku harus dipermuliakan, demikianlah firman Tuhan Hua.
“Sebab itu, demikianlah firman Tuhan Hua; sekarang Aku akan membawa kembali tawanan Yakub itu, dan mengasihi seluruh isi rumah Israel, dan Aku akan cemburu demi nama-Ku yang suci; sesudah itu selesailah mereka memikul malunya, dan semua pelanggarannya oleh mana mereka telah mendurhaka melawan Aku, apabila mereka tinggal dengan damai di tanah mereka, dan tidak seorangpun membuat mereka itu takut. Apabila sudah Ku bawa mereka kembali dari orang banyak itu, lalu menghimpunkan mereka keluar dari tanah-tanah musuh mereka, dan Aku disucikan di antara mereka dalam pemandangan mata banyak bangsa; kemudian mereka akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan Allah mereka, yang telah membiarkan mereka dibawa ke dalam tawanan di antara bangsa Kapir; tetapi Aku sudah menghimpunkan mereka ke dalam tanahnya sendiri, dan tidak lagi membiarkan seorang pun dari mereka di sana. Aku juga tidak akan lagi menyembunyikan wajah-Ku dari mereka itu; karena sudah Ku tuangkan Roh-Ku atas isi rumah Israel, demikianlah firman Tuhan Hua.” Yehezkiel 39 : 9 - 13, 25 - 29.
“Karena, bahwasanya, pada hari-hari itu, dan pada itu, apabila Aku kelak membawa kembali tawanan Yehuda dan Yerusalem itu, Aku akan juga
menghimpunkan semua bangsa, dan akan menghantarkan mereka itu turun ke dalam lembah Yehosafat, dan Aku akan berbicara dengan mereka di sana untuk umat-Ku dan untuk Israel pusaka-Ku, yaitu yang sudah mereka cerai-beraikan di antara segala bangsa, dan telah membagi-bagikan tanah-Ku.
“Serukanlah olehmu ini di antara semua orang Kapir; persiapkanlah perang, bangunkanlah segala pahlawan, hendaklah semua orang yang berperang datang hampir; hendaklah mereka datang : tempalah segala cangkulmu menjadi pedang, dan segala sabitmu menjadi lembing dan tombak : hendaklah orang lemah mengatakan : Aku kuat. Berhimpunlah bersama-sama dan datanglah, hai kamu orang-orang Kapir, dan berkumpullah kamu bersama-sama berkeliling : di sana menyebabkan orang-orang kuatmu mundur, ya Tuhan. Hendaklah orang-orang Kapir itu bangun, dan datang ke lembah Yehosafat : karena di sana Aku akan duduk mengadili semua orang Kapir berkeliling.” Yoel 3 : 1, 2, 9 - 12.
“Maka di hadapan-Nya kelak semua bangsa akan dikumpulkan : Maka Ia akan memisahkan mereka itu satu daripada yang lainnya, seperti halnya seorang gembala memisahkan domba-dombanya daripada kambing-kambing : Maka Ia akan menaruh domba-domba itu pada sebelah kanan-Nya, tetapi kambing-kambing itu pada sebelah kiri-Nya. Kemudian Raja akan mengatakan kepada mereka pada sebelah kanan-Nya : Marilah, kamu yang diberkati Bapa-Ku, warisilah kerajaan yang telah disediakan bagimu semenjak dari alas dunia.” Matius 25 : 32 - 34.
Tetapi kepada mereka yang berada pada sebelah kiri-Nya Ia akan mengatakan : “Maka sekaliannya ini akan pergi ke dalam hukuman yang kekal; tetapi orang-orang benar ke dalam hidup yang kekal.” Matius 25 : 46.
(Bagi penyelidikan yang lengkap terhadap kerajaan itu. Bacalah Traktat No. 8, Gunung Sion Pada Jam Kesebelas, Traktat No. 9, Tengoklah Aku Jadikan Segala Perkara Baru!).
Sekaliannya ini adalah sebagian dari peristiwa-peristiwa masa depan yang akan segera menyusul datang dengan segeranya dalam menghantarkan masuk kerajaan itu. Kemudian menyusul
berakhirnya masa kasihan itu, dan dituangkannya tujuh bela yang terakhir itu, yang akan jatuh ke atas orang-orang yang secara simbolis berdiri pada sebelah kiri Raja itu -- yaitu orang-orang yang berada di luar Palestina. Kemudian sementara bela-bela itu turun, maka peperangan yang terhebat daripada segala peperangan akan terjadi, yaitu “peperangan dari hari besar Allah Yang Maha Kuasa itu”, -- yaitu akhir dunia yang sudah lama ditunggu-tunggu itu, -- Armagedon itu (Wahyu 16 : 12 - 16).
Kembali kini kepada krisis dunia kita yang ada sekarang, maka karena sebagaimana disebutkan terdahulu, raja-raja yang bermahkota sekarang ini (Wahyu 13) sudah makin menyusut menjadi hanya sejumlah kecil, dan karena gereja-gereja dalam seruan mereka bagi perdamaian dan keamanan, sedang berusaha untuk berpegang tangan satu dengan yang lainnya, maka kita harus bertindak sekarang dengan bijaksana untuk menyelidiki ke dalam
PERISTIWA-PERISTIWA YANG SEDANG BERGOLAK SEKARANG YANG MUNGKIN MENGGENAPI NUBUATAN.
Oleh karena tulang pertikaian di antara bangsa-bangsa yang marah pada waktu ini adalah pasaran-pasaran dunia, dan karena gereja-gereja sedang terancam oleh pemerintah-pemerintah yang totaliter, sehingga dengan demikian terpaksa untuk bersekutu bersama-sama untuk mempertahankan dunia Kristen, maka kenyataannya adalah jelas terbukti bahwa masa itu sudah dekat bagi kedatangan kerajaan dunia-luas gabungan agama-politik-perdagangan yang telah diramalkan itu, yaitu yang disangka sebagai pengobatan bagi penyembuhan penyakit-penyakit dunia.
Kini terlihat bahwa nubuatan Wahyu 17 dan 18 itu, yaitu gambaran terakhir dalam drama yang dimainkan oleh bangsa-bangsa, sedang akan naik ke pentas.
Bangsa-bangsa yang berperang sudah terbagi dalam dua kelompok ideologi yang berbeda. Pada pihak yang satu terdapat pemerintahan-pemerintahan demokratis, sedangkan di pihak lainnya terdapat pemerintahan-pemerintahan totaliter. Jika yang terakhir ini terus berhasil melaksanakan penaklukan mereka yang tidak berperikemanusiaan bagi mendapatkan kerajaan dunia dan kedaulatan, maka satu-satunya jalan keluar kemenangan bagi bangsa-bangsa Kristen, sebagaimana mereka melihat akan keadaan yang menyedihkan itu secara kemanusiaan, kelak ialah menyerahkan kekuasaan mereka kepada gereja. Karena, dengan melihat Katholik mengadu-dombakan Katholik, dan Protestan mengadu-dombakan Protestan, dalam peperangan yang mematikan, maka mereka dalam ketakutan yang mencekam akan diilhami untuk memasang tempat duduk pada binatang itu, dan untuk mendirikan kembali gereja sebagai penunggangnya untuk membebaskan diri mereka dari belenggu-belenggu paham totalitarian, dan untuk melindungi ke-Kristenan. Mereka akan melihat kemenangan dalam tipu-muslihat ini, jika sekiranya mereka ditolak dalam peperangan, karena alasan yang sangat nyata bahwa banyak dari berjuta-juta anggota-anggota dari gereja-gereja ini, dalam setiap angkatan perang dari negara-negara totaliter yang bersekutu dalam peperangan itu akan menghormati peraturan-peraturan gereja melebihi peraturan-peraturan dari masing-masing pemerintahannya sendiri.
Suatu gabungan keadaan-keadaan yang sedemikian ini akan memberikan hasil dalam sebuah tiruan dari pemerintahan gabungan agama dan negara dari Abad-Abad Pertengahan, dan akan membuang sampai kepada sisa tumpukkan peralatan dunia yang terbaik mengenai kebebasan manusia -- yaitu Undang-Undang Dasar Amerika Serikat yang diilhami Ilahi itu. Oleh karena perkembangan ini akan membuat penyakit-penyakit dunia semakin parah, maka ini akan memberi pertanda bahwa empat malaikat itu telah melepaskan angin-angin itu, dan bahwa
144.000 orang-orang Israel itu sudah dimeteraikan (Wahyu 7 : 3 - 8).
Dan apalagi, suatu sistim pemerintahan yang hendak memaksakan suatu bentuk ibadah yang bertentangan dengan kesadaran hati, dengan ancaman sengsara sampai mati bagi mereka yang tidak mau mengikuti, adalah sama sekali bukan Demokrasi dan Kekristenan. Agama paksaan adalah tidak lain daripada suatu cara perbudakan, dan bukan suatu cara kepatuhan murid-murid dengan sukarela.
Raja-Raja bermahkota dari bangsa-bangsa (yang dilambangkan oleh tanduk-tanduk bermahkota dari binatang yang menyerupai macan tutul) yang sedang jatuh dengan cepatnya, berlawanan dengan naiknya pemimpin-pemimpin bangsa-bangsa yang tidak bermahkota (yang dilambangkan oleh tanduk-tanduk yang tidak bermahkota dari binatang merah kirmizi itu), menunjukkan bahwa dunia sedang beralih dari masa periode pemerintahan-pemerintahan kerajaan ke masa periode pemerintahan-pemerintahan bukan kerajaan.
Suatu penaklukan totaliter terhadap semua demokrasi akan membahayakan kelanjutan hidup Kekristenan yang nasionalistis. Untuk bertahan dari badai ini, maka pemerintah-pemerintah Kristen tak lama lagi akan menunggangi binatang itu, ratu dunia yang diramalkan itu -- Babil yang besar itu. Kemudian ia (perempuan itu) akan mengatakan di dalam hatinya : “Aku duduk sebagai seorang ratu, dan aku bukan janda, dan sekali-kali tiada aku akan menghadapi kesusahan.” Wahyu 18 : 7.
Persekutuan gereja dan negara ini akan mendatangkan “suatu masa kesusahan, yang sedemikian itu belum pernah ada semenjak berdirinya sesuatu bangsa.” Daniel 12 : 1. Meskipun demikian, “barangsiapa hendak menyelamatkan (melindungi) nyawanya” dengan cara mengorbankan kebenaran, “ia akan kehilangan nyawanya”, demikian kata Kristus, “tetapi barang-siapa hendak melepaskan (mempertaruhkan) nyawanya demi karena Aku” dengan cara berdiri teguh mempertahankan kebenaran, “ia
kelak mendapatkannya.” Matius 16 : 25. Dan nabi itu menyatakan, bahwa “pada waktu itu akan bangkit berdiri Mikhail, Penghulu besar itu yang akan berdiri bagi benih bangsamu : Maka akan terjadi suatu masa kesukaran, yang sedemikian itu belum pernah ada semenjak berdirinya sesuatu bangsa bahkan sampai kepada masa itu : Tetapi pada masa itu bangsamu akan diluputkan, yaitu setiap orang yang kelak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab ..... Banyak orang akan disucikan, dan diputihkan, dan dicobai; tetapi orang-orang jahat akan makin berbuat kejahatan; dan tak seorangpun daripada orang-orang jahat itu akan mengerti; tetapi orang-orang yang bijaksana akan mengerti.” Daniel 12 : 1, 10.
Tanpa Kristus tak ada satupun sistim dapat menyelesaikan kekusutan dunia, melainkan hanya akan membuat ikatannya makin parah. Oleh sebab itu, maka Babil yang besar itu hanya dapat bertahan sejenak saja -- yaitu satu “jam” simbolis -- dan kemudian ia akan digusur pergi oleh tanduk-tanduk yang tidak bermahkota itu (Wahyu 17 : 16), akibat dari masa kesusahan itu pada akhirnya mencapai puncaknya dalam penutupan masa kasihan, dan dalam kemenangan dan penobatan “RAJA ATAS SEGALA RAJA, DAN TUHAN ATAS SEMUA TUAN” (Wahyu 19 : 16), yaitu Dia yang berhak untuk memerintah.
Demikianlah akan jadi, bahwa “dalam zaman raja-raja ini Allah dari Surga akan mendirikan sebuah kerajaan, yang kelak tidak pernah dapat dibinasakan;” tetapi “ia itu akan berdiri untuk selama-lamanya.” Daniel 2 : 44. “Sungguh-sungguh Aku mengatakan kepadamu, generasi ini tidak akan berlalu, sampai segala perkara ini digenapi.” Matius 24 : 34. Pada waktu itu, dan bukan sampai kepada waktu itu, dapatlah dunia mengharapkan perdamaian.
Demikianlah “perkataan nubuatan yang lebih pasti itu”, yang tidak pernah gagal menceritakan kebenaran, menyatakan bahwa bukan Inggris dan juga bukan Jerman, melainkan sebaliknya Babil yang besar itu (patung binatang itu) yang akhirnya, untuk sementara waktu mengambil manfaat dari peperangan itu. Sungguhpun demikian, secara abadi tak seorangpun melainkan hanya umat Allah saja yang akan memperoleh keuntungan. Mereka akan dimerdekakan oleh menjadi sebuah “kerajaan yang tidak pernah dapat dibinasakan” atau “diserahkan kepada bangsa lain.” Daniel 2 : 44.
Maka betapa perlu, agar kita mempertahankan terang yang sedemikian jauh telah bercahaya di dalam pikiran kita melalui Firman Nubuatan yang tidak pernah gagal, berikut kegenapan sejarahnya, supaya kita bukan saja dapat beralih daripada jalan yang membawa kepada kebinasaan, melainkan juga supaya kita dapat berjalan dalam jalan keamanan yang kekal itu. Sampai kepada yang terakhir ini, marilah kita memikirkan suatu pasal Alkitab yang senantiasa membingungkan siswa-siswa nubuatan, tetapi yang kini, dalam terang dari Kebenaran Sekarang, telah menjadi salah satu daripada nubuatan-nubuatan Alkitab yang sangat sederhana dan dapat dimengerti, yaitu :
DANIEL PASAL SEBELAS --RINGKASAN.
“Apa Yang Dicatat Di Dalam Injil.”
“Maka sekarang aku hendak menunjukkan kepadamu kebenaran. Bahwasanya, akan bangkit berdiri lagi tiga orang raja di Persia; maka raja yang keempat itu akan jauh lebih kaya daripada sekaliannya; maka oleh kekuatannya melalui kekayaan-kekayaannya itu ia akan menggerakkan sekaliannya untuk melawan kerajaan Gerika. Maka akan bangkit seorang raja yang kuat perkasa yang akan memerintah dengan kerajaan yang besar, dan berbuat sekehendak hatinya. Maka apabila ia bangkit kelak, maka kerajaannya itu akan pecah, dan akan terbagi arah ke empat mata angin di langit; tetapi bukan kepada keturunannya, ataupun sesuai dengan kerajaannya yang diperintahnya : sebab kerajaannya
itu akan dicabut, dan dibagi-bagikan kepada orang-orang lain selain daripada mereka itu.” Daniel 11 : 2 - 4.
___ PETA. 6 ___
Adalah jelas, dari ayat-ayat ini, bahwa kerajaan Medo-Persia akan ditundukkan oleh “raja yang kuat perkasa” dari Gerika (Alexander besar), dan
berikutnya akan dibagi ke dalam empat bagian (ke selatan, ke utara, ke timur, dan ke barat), “tercabut, bahkan kepada orang-orang lain.” Demikianlah halnya, bahwa sesudah kematian Alexander, maka kerajaan itu telah terbagi, “dan setiap bagian diperuntukkan kepada masing-masing dari empat jenderal yang membentuk liga. Pertama, Ptolemy menerima kekuasaan seperti raja di Mesir; kedua, Seleucus, di Syria dan Asia atas; ketiga, Lysimachus, di Thrace dan Asia kecil sejauh sampai Taurus; dan keempat, Cassander mengambil Makedonia sebagai bagiannya.” -- Universal History, p. 100.
Adalah baik untuk diingat bahwa di samping menyebutkan lokasi-lokasi geografis dari empat bagian Gerika itu, maka catatan nubuatan mengenai keseluruhan rantai peristiwa itu tercurah kepada raja dari selatan dan kepada raja dari utara. Tetapi, kegiatan-kegiatan raja dari utara itulah yang khusus ditekankan, menunjukkan bahwa keseluruhan laporan nubuatan itu diberikan khusus untuk mengungkapkan campuran kegiatannya dengan perkara-perkara yang suci. Kemudian menyusul penyebutan satu demi satu dari sebagian
Tindakan-Tindakan Terkenal Raja Dari Utara Itu.
(1) Ia mengalahkan raja dari selatan itu, lalu merebut kerajaannya (ayat 15, 16), sesudah itu ia berdiri di “tanah yang permai” itu (ayat 16) -- yaitu Palestina.
(2) Dalam kemuliaan kerajaan ini muncullah seorang pemungut pajak-pajak (ayat 20).
(3) Kerajaannya akan “dihanyutkan” dengan senjata-senjata dari suatu banjir besar dari hadapannya (ayat 22), dan ia kehilangan Mesir dan Palestina.
(4) Kemudian ia bekerja dengan liciknya, lalu menjadi kuat perkasa dengan sejumlah kecil orang-orang (ayat 23).
(5) Ia memuji -- menyanjung orang-orang jahat karena kejahatan mereka (ayat 32).
(6) Ia membagi-bagikan tanah untuk memperoleh untung (ayat 39).
(7) Ia menjadi kuat kembali pada kedua kalinya, namun ia dikalahkan oleh raja dari selatan (ayat 25, 29, 30).
(8) Kedua raja itu berbicara dusta pada sebuah meja (ayat 27).
(9) Setelah menjadi kuat kembali pada kedua kalinya, dan setelah terlibat dalam suatu peperangan yang tidak berhasil melawan raja dari selatan itu, maka ia menetapkan hatinya melawan perjanjian yang suci itu (ayat 28).
(10) Ia menajiskan tempat kesucian kekuatan itu, dan mengeluarkan yang sehari-hari itu (ayat 31).
(11) Ia meninggalkan dewa dari semua nenek moyangnya (ayat 37), ia mengakui suatu dewa yang asing (ayat 39), dan ia mengabaikan kerinduan kaum wanita (ayat 37).
(12) Pada akhir zaman, ia kembali mengalahkan raja dari selatan itu. Ia memasuki negeri-negeri, ia membanjiri dan melewatinya (ayat 40); kemudian sekali lagi ia berdiri di tanah yang permai itu. Menyusul ini, Edom dan Moab dan bani Ammon yang utama, melepaskan diri daripada tangannya (ayat 41); dan
orang-orang Libya, juga orang-orang Ethiopia mengikuti jejak-jejaknya (ayat 43).
(13) Kabar-kabar dari sebelah timur dan dari sebelah utara merisaukan dia. Oleh sebab itu, maka ia keluar dengan marah besar, ia membinasakan, dan ia akan selengkapnya menumpas banyak orang (ayat 44).
(14) Ia juga mendirikan tabernakel-tabernakel istananya itu di antara lautan di gunung kesucian yang mulia itu, namun ia akan sampai kepada ajalnya, dan tak seorangpun akan menolongnya.
Dimulai dengan kerajaan Medo-Persia kuno (ayat 2, 3), maka rantai peristiwa-peristiwa nubuatan ini akan menjangkau sampai ke masa apabila “raja dari utara” itu mendirikan “tabernakel-tabernakel istananya di antara dua lautan di gunung kesucian yang mulia itu” (ayat 45), dan akan mencapai puncaknya, seperti yang dijelaskan oleh malaikat itu, dengan peristiwa-peristiwa dari Daniel 12 yang berbunyi : “Maka pada masa itu akan berdiri Mikhail, Penghulu Besar itu, yang akan berdiri bagi bani bangsamu; maka akan jadi kelak suatu masa kesusahan, yang sedemikian itu belum pernah ada semenjak berdirinya sesuatu bangsa bahkan sampai ke masa itu; tetapi pada masa itu bangsamu akan diluputkan, yaitu setiap orang yang kelak didapati namanya tertulis di dalam kitab.” Daniel 12 : 1.
Karena meliputi suatu masa periode panjang yang sedemikian ini, berabad-abad lamanya, maka kerajaan dari raja-raja yang sejarahnya dicatat secara berentetan di dalam nubuatan ini, jelas telah berlalu di bawah
Sejumlah Rezim.
Karena tak seorangpun telah hidup terus menerus sepanjang abad-abad ini, maka
___ GAMBAR ___
___ GAMBAR ___
jelaslah bahwa gelar-gelar, “raja dari selatan” dan “raja dari utara”, itu harus diaplikasikan kepada dua garis pemerintahan raja-raja. Juga karena tidak satupun pemerintahan atau pun kerajaan telah berdiri utuh sepanjang zaman-zaman itu, maka demikian pula jelaslah bahwa kedua garis ini telah mengalami banyak penggantian pemerintahan yang berkuasa -- yaitu
banyak rezim. Karena alasan inilah, maka Alkitab membedakan mereka itu melalui gelar-gelar garis geografisnya.
Jelaslah sekarang dari Injil dapat diketahui, bahwa bagian Gerika di sebelah selatan dari Laut Tengah, yaitu Ptolemy, adalah yang pertama sekali memperoleh gelar, “raja dari selatan”, sedangkan bagian utara dari Laut Tengah itu, yaitu Lysimachus, adalah yang pertama sekali memperoleh gelar “raja dari utara.” Oleh sebab itu, dalam hubungan dengan daerah-daerah teritorial dari kedua garis pemerintahan ini, maka Laut Tengah akan menjadi titik kompas dari mana sekalian mereka harus diperhitungkan.
Dalam tahun 281 sebelum TM. Lysimachus telah menambahkan daerah pemerintahan Cassander menjadi bagian daerah pemerintahannya; kemudian dalam tahun 279 sebelum TM. Seleucus mengalahkan Lysimachus dan merebut kerajaannya, pada mana bagian-bagian sebelah timur, sebelah utara, dan sebelah barat telah menjadi satu, sedangkan Ptolemy tetap memegang kepunyaannya sendiri, yaitu bagian sebelah selatan. Oleh sebab itu, maka dinasti Seleuchus telah menghantarkan rezim yang kedua di sebelah utara, sedangkan dinasti Ptolemy terus menjadi rezim yang pertama di sebelah selatan.
Sampai kepada hal ini visi nubuatan itu telah terbuka bagi semua orang, tetapi dari sini dan seterusnya, ia itu tetap tertutup, walaupun banyak orang telah mencoba untuk membukanya. Untuk membuka sebuah pintu yang terkunci tanpa sesuatu anak kunci tentunya adalah dengan cara memecahkan pintu itu. Tetapi, karena tidak terpecahkan, maka pintu Nubuatan yang terkunci itu tidak mungkin dapat dibuka tanpa
Anak Kuncinya.
Cara yang pasti dan sederhana supaya jangan melupakan identitas daripada kedua raja ini, ialah
membiarkan pena Nubuatan menelusuri pada peta sejarah pemerintahan raja-raja yang berturut-turut berkuasa atas Mesir dan Palestina. Karena gelar-gelar dari raja-raja yang menang perang dan yang kehilangan negeri-negeri kuno ini ada tercatat secara berurutan kejadiannya di dalam pasal nubuatan ini untuk tetap melindungi identitasnya dan untuk mengungkapkan rencana-rencana jahat dari kedua raja dari selatan dan raja dari utara itu.
Untuk memulai, maka ingatlah sekarang, bahwa raja dari selatan itu memerintah atas “tanah yang permai” itu, yaitu Palestina, berikut Mesir, dan raja dari utara akan merebut tanah yang permai itu dua kali (ayat 16, 41). Jika ia merebutnya dua kali, maka ia harus sudah melepaskannya sekali. Dengan sendirinya, kedua raja itu telah memerintah atasnya dua kali, dan telah melepaskannya dua kali. Tetapi raja dari utara, yang terakhir memerintah atasnya, ia akan memerintahkannya “di akhir zaman”, yaitu pada masa banyak orang berlarian pergi datang, dan pada masa pengetahuan telah dipertambahkan (Daniel 12 : 4) -- yaitu zaman kita sekarang. Tandailah dengan seksama, karena transaksi-transaksi ini mengenai tanah itu memberikan anak kunci untuk mengenali identitas daripada raja-raja ini semenjak dari saat kematian Alexander sampai kepada zaman kita sekarang.
Malaikat itu menjelaskan secara tegas, bahwa raja-raja yang akan memerintah Palestina, berikut dengan Mesir, akan kelak sebagai berikut : Pertama, raja dari selatan (Ptolemy); kedua, raja dari utara (Romawi Kapir); ketiga, raja dari selatan (Turki); dan keempat, raja dari utara (Inggris). Di sini, di dalam lembaran-lembaran berikut ini akan terdapat perincian-perincian nubuatan yang berkaitan dengan sejarah.
Di bawah terang dari fakta-fakta mendasar yang terdahulu di atas ini, kita sekarang harus mampu menilai dengan benar
gulungan suratan yang sedang terbuka, dan supaya membandingkan dengan bijaksana lembaran halaman nubuatan dengan lembaran halaman sejarah sementara kita berjalan lalu dari zaman rezim yang pertama di utara yang dikuasai Lysimachus, terus melewati zaman rezim yang kedua di utara, yang dikuasai Seleuchus yang menang itu yang telah mengalahkan dinasti Lysimachus, dan terus sampai kepada zaman rezim yang ketiga di utara, yang dikuasai Romawi, yaitu penguasa yang menundukkan kerajaan Seleuchus. Dan karena laporan nubuatan telan diberikan untuk mengungkapkan pekerjaan raja dari utara selama rezim yang ketiga, maka olehnya itu kita dibawa untuk memeriksa kelompok angka-angka bilangan mengenai tindakan-tindakan nubuatan yang disebut di depan seperti yang terlihat pada halaman 102 - 104.
(1) Utara Mengalahkan Selatan -- Merebut Mesir dan Palestina.
“Demikianlah raja dari utara itu akan datang, lalu membuat sebuah kubu, dan merebut kota-kota benteng yang terkuat; maka tentara-tentara dari selatan itu tiada dapat bertahan, jikalau dengan segala laskar pilihannya sekalipun, tidak juga satupun kekuatan yang dapat bertahan. Maka orang yang menyerang akan dia itu akan berbuat sesuai kehendak hatinya sendiri, dan tak seorangpun akan dapat berdiri di hadapannya; maka ia akan berdiri di tanah yang permai itu (Palestina), yang oleh tangannya akan dikuasainya.” Daniel 11 : 15, 16.
Kata-kata injil ini menghantarkan kita secara pasti kepada zaman dari rezim yang ketiga di dalam kerajaan dari utara itu, yaitu Romawi Kapir, yang telah mengalahkan selengkapnya rezim yang pertama kerajaan dari selatan itu, yaitu dinasti Ptolemy. Mesir dan Palestina kemudian beralih
dari tangan-tangan raja dari selatan itu (Ptolemy) ke dalam tangan-tangan raja dari utara (Romawi) : “Dalam tahun 63 STM. Jenderal Pompey dari Romawi ..... maju menyerang Yerusalem ..... Syria ..... telah menjadi suatu bagian Romawi.” The Battle-ground, by Helaire Belloc. Dan dalam tahun 31 STM. “Mesir telah menjadi sebuah Propinsi Romawi.” – New Student’s Reference Book.
Oleh karena penguasa yang mengalahkan dinasti Ptolemy dan merebut Mesir dan Palestina itu, oleh malaikat telah diperkenalkan sebagai raja dari utara, dan karena Romawi Kapir adalah penguasa itu, maka ia itu menyusul bahwa gelar “raja dari utara”, sesudah beralih dari Lysimachus (yang pemerintahannya adalah rezim yang pertama di utara), kepada Seleuchus (yang pemerintahannya adalah rezim yang kedua di utara), jatuh kepada kaizar-kaizar Romawi (yang pemerintahannya adalah rezim yang ketiga di utara). Lihat peta ke 4.
Dengan penggantian rezim-rezim ini, maka kita dibawa turun sampai kepada kira-kira tahun 31 STM, pada waktu mana Romawi bukan saja memerintah atas daerah-daerah pemerintahan Lysimachus, Seleuchus, dan Ptolemy, melainkan juga atas daerah pemerintahan Cassander -- yaitu seluruh kerajaan Alexander.
(2) Dalam Kemuliaan Kerajaan Itu.
“Kemudian akan bangkit berdiri di dalam kerajaannya suatu kenaikan pajak-pajak dalam kemuliaan kerajaan itu.” Daniel 11 : 20.
Kaizar Romawi, Kaisar Augustus, adalah orang yang memajaki dunia :
“Maka terjadilah di masa itu, bahwa telah keluar suatu keputusan dari Kaisar Augustus bahwa seluruh dunia harus dikenakan pajak. (Dan pemajakan ini adalah pertama kali dibuat sewaktu Cyrenius menjadi gubernur di Syria). Maka semua orang pergi untuk dikenakan pajak, masing-masing pergi masuk ke kotanya sendiri. Maka Yusuf juga telah datang dari Galilea, dari kota Nazareth, masuk ke Yudea, ke kota Daud, yang disebut Bethlehem; (sebab ia berasal dari rumah dan garis keturunan dari Daud).” Lukas 2 : 1 - 4.
Karena pemungut pajak-pajak ini harus berdiri sewaktu kerajaan itu berada dalam kemuliaannya, maka kata-kata itu mengandung arti bahwa kemuliaannya itu akan menurun.
(3) Dihanyutkan Oleh Suatu Air Bah -- Kehilangan Mesir Dan Palestina
“Dan dengan senjata-senjata dari suatu air bah mereka akan dihanyutkan dari hadapannya, dan mereka akan dihancurkan; bahkan juga penghulu perjanjian itu.” Daniel 11 : 22.
Di sini diperlihatkan pecahnya Kekaizaran Romawi itu di tangan-tangan gerombolan-gerombolan bersenjata Barbar (Barbarian hordes) yang telah menyapu bersih, dan sebagai suatu air bah yang telah menghanyutkannya. Lihat peta 8.
(4) Bangkit Kembali Berkuasa
“Dan setelah membentuk liga (persekutuan) dengan dia, ia akan bekerja dengan penuh tipu; karena ia akan datang, dan akan menjadi kuat dengan sejumlah kecil orang-orang.” Daniel 11 : 23.
Dari kata-kata nubuatan ini kita melihat, bahwa Romawi akan bangkit dari kehancuran dan
___ GAMBAR ___
kehinaannya, dan ia akan kembali menjadi kuat, tetapi pada kali ini melalui penipuan, dan dengan “sejumlah kecil orang-orang.” Maka dalam rangkaian nubuatan ini Romawi diperlihatkan dalam dua tahap yang berbeda, yaitu Romawi Kapir dan Romawi Kerohanian, sama seperti yang
terlihat melalui binatang simbolis yang keempat dari Daniel pasal 7. Demikianlah halnya, bahwa sesudah Romawi Kapir melihat dirinya telah dihanyutkan dan direndahkan sampai ke tanah, maka ia lalu memikirkan suatu tipu untuk membawa dirinya kembali berkuasa. Rencananya berhasil dalam pembuatan suatu undang-undang kerohanian, yaitu suatu pemaksaan yang dilaksanakannya bersama-sama dengan “sejumlah kecil orang-orang” -- yaitu yang disebut orang-orang Kristen.
Undang-undang itu bukan menyerukan agar raja-raja diturunkan dari kekuasaan mereka, melainkan sebaliknya untuk mengkristenisasikan mereka. Dengan demikian raja dari utara itu berhasil secara damai menyebarkan rencananya untuk memerintah sebagai raja rohani atas segala raja dalam nama Allahnya orang Kristen. Pertama-tama ia memerintah atas bangsa-bangsa, kedua atas raja-raja dari bangsa-bangsa.
Fakta-fakta sejarah dan Alkitab ini menunjukkan, bahwa bangsa-bangsa yang telah diKristenkan di bawah satu pemimpin rohani itu, membentuk tahap kedua Romawi, dan Ilham memberikan kepadanya gelar “raja dari utara.” Pada tahtanya, raja-raja maupun para petani yang berada dalam garis-garis perbatasan Romawi Kristen yang terbentang luas, menyembah sujud dalam penyerahan dan peribadatan yang mutlak. Demikianlah oleh kelicikkannya ia kembali menjadi kuat, sebagaimana paragraf-paragraf sejarah berikut ini mengukuhkannya.
(5) Catatan Sejarah Mengenai Kekristenan Hasil Bujukan Dan Paksaan
“Para Uskup atau penguasa-penguasa gereja-gereja Kristen, pada mulanya merendahkan diri
dalam roh kerendahan pendiri agama mereka. Namun akhirnya mereka mengusahakan juga untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan duniawi. Uskup-uskup dari kota-kota besar memperoleh kekuasaan atas semua daerah di sekeliling kota-kota; maka Roma, Constantinopel, Alexandria, Antioki, dan Yerusalem telah menjadi tempat-tempat kedudukan dari penguasa-penguasa gereja, sehingga dapat dikatakan seolah-olah uskup-uskup mereka membentuk suatu pemerintahan beberapa orang di dalam gereja ..... Selama zaman kegelapan itu Romawi telah menjadi seorang raja atas segala raja, bahkan lebih dari itu ia membuat dirinya seolah-olah pengganti Allah.” -- Universal History, pp. 198, 199.
“Pada upacara penobatan Charlemagne, Paus Leo III, sesudah meletakkan mahkota pada kepalanya, ia memberikan penghormatan kepadanya dengan gelar kaizar dari orang-orang Romawi. Ia telah menaklukan bangsa-bangsa Eropa yang belum beradab, dengan pengecualian orang-orang Danes, atau orang-orang Normans, maka kerajaannya terdiri dari Prancis, Jerman, Italy, dan Spanyol utara. Mulai dari sebelah timur ratu Irene dari Constantinopel telah berusaha mengikat hubungan persahabatan dengan dia; dan bahkan kafilah dari Bagdad, yaitu putera mahkota Harun al Rasyid mengadakan hubungan surat menyurat dengannya, lalu mengirim kepadanya kunci-kunci dari kubur suci Yerusalem. Charlemagne, walaupun ia adalah seseorang yang belum beradab yang pada pertama kalinya belum dapat menulis namanya sendiri, terkecuali ‘menanda tangani semua ikatan perjanjiannya dengan hulu pedangnya, dan menekankan semuanya itu dengan hujungnya’, namun ia simpati pada orang-orang terpelajar .....” -- Ibid, p. 203.
“ ..... WITIKIND, yang terberani dan terkenal dari para pemimpin mereka, pada akhirnya memeluk
agama Kristen, lalu meletakkan semua senjatanya. Charlemagne kemudian mewajibkan kepada semua orang Saxon, dengan ancaman hukuman mati, untuk menerima baptisan. Ia menyerbu dan menguasai orang-orang Huns dan Sclavonians.” -- Ibid, p. 202.
“ ..... Charles, karena tak mampu untuk melawan para penyerbu itu, lalu menyerahkan kepada mereka propinsi Nuestria, yang kemudian disebut Normandy, dan memberikan kepada Rollo anak gadisnya untuk dikawini. Tetapi panglima orang Norman itu harus memberi hormat kepada Charles, dengan berlutut dan mencium jari kaki raja itu .....” -- Ibid, p. 206.
“Alfred (raja Inggris) telah memberi ijin kepada orang-orang Danes untuk menetap di Northumberland dan Anglia Timur dengan syarat agar mereka berada di bawah peraturan-peraturan hukum-hukumnya, dan memeluk agama Kristen. Demikian itulah mereka telah dibabtis; dan raja itu sendiri berdiri sebagai bapa babtis bagi GUTHRUM panglima mereka .....” -- Ibid, p. 209.
“Ia mencari alasan untuk menyerbu kerajaan Lombardy, karena permusuhan-permusuhan Desiderius melawan Paus. Charlemagne melintasi kota St. Bernard yang luas itu dari Geneva, lalu dengan berhasil merebut Pavia dan Verona. Kerajaan Lombardy tak lama kemudian menyusut dan menyerah, dan rajanya ditawan. Charlemagne selanjutnya mendatangi Roma, dimana ia telah disambut oleh Paus Adrian I dengan berbagai demonstrasi kegembiraan, dan telah dielu-elukan sebagai penyelamat gereja. Ia kemudian membuat dirinya sendiri dilantik sebagai raja dari Lombardy.” -- Ibid, p. 201.
Dengan cara yang licik ini raja dari utara itu telah datang, lalu memperoleh “kerajaan itu dengan
cara membujuk-bujuk” (ayat 21) dan dengan cara berbakti kepada “dewa segala kekuasaan”, seperti yang dinubuatkan di dalam ayat 24, 38, dan 39.
(6) Sejarah Menjelaskan Bagaimana Ia Membagi-bagikan Tanah Untuk Memperoleh Untung.
“Sistem Feudal adalah sebuah sebutan yang digunakan untuk menyatakan cara dalam mana para panglima, yang telah menang perang oleh bantuan bala tentara mereka dan menetap di negeri-negeri yang telah ditaklukkannya, membagi-bagikan tanah di antara para pengikutnya; dan kewajiban-kewajiban dan hak-hak istimewa tumbuh dari pembagian ini. Bilamana panglima atau raja di satu pihak melihat pada suatu daerah yang tak terbagi secara keseluruhan, lalu pada pihak lainnya melihat kepada persekutuan pengikut-pengikutnya yang ingin hendak mendiaminya, maka dengan sendirinya timbullah masalah, bagaimana seharusnya ia membagi-bagikan tanah itu? Suatu keadaan dunia yang tak terpecahkan ini yang akan dipikirkan. Jika ia membagi-bagikan tanah itu diantara orang-orangnya tanpa mempertahankan suatu sikap siap tempur, maka mereka akan menjadi mangsa bagi gerombolan-gerombolan liar bersenjata tertentu yang masih terus bergerak mencari tempat-tempat pemukiman. Oleh sebab itu, maka para pemimpin itu sesudah memiliki apa yang dipilihnya, mereka lalu membagi-bagikan tanah-tanah itu dalam bagian-bagian yang luas kepada para komandannya yang utama, -- dengan kondisi mereka memberi penghormatan kepadanya, dengan membayar sejumlah uang tertentu, dan muncul di lapangan bersama-sama dengan sejumlah tertentu penerima tanah-tanah, apabila kelak ia membutuhkan bantuan mereka. Para perwira utama ini setelah memegang bagian-bagian yang diingininya bagi kebutuhannya sendiri, mereka kemudian membagi-bagikan sisa tanah-tanah itu sesuai pilihannya; yaitu orang-orang yang akan menyediakan
kepada mereka ini uang dan prajurit-prajurit, sebagaimana yang telah diwajibkan oleh raja kepada mereka. Para penduduk yang kalah perang yang masih ada dijadikan budak-budak, dan dapat dialihkan bersama-sama dengan tanah-tanah itu. Raja-raja ini bangkit oleh keberanian mereka sendiri; tetapi untuk tinggal bersama-sama dengan bangsa mereka, maka yang menjadi raja umumnya pertama sekali dipilih dari dalam keluarganya, dan selanjutnya baru secara garis keturunan.” -- Universal History, p. 200.
(7) Rezim Yang Kedua Dari Selatan Mengalahkan Rezim Yang Keempat Dari Utara.
“Maka ia akan menggerakkan kekuatannya dan keberaniannya melawan raja dari selatan itu dengan sebuah bala tentara yang besar; dan raja dari selatan itu akan tergerak untuk berperang dengan sebuah bala tentara yang sangat besar dan kuat; tetapi ia tidak akan dapat bertahan, sebab mereka akan merencanakan siasat-siasat melawan dia. Sesungguhnya, mereka yang makan daripada bagian santapannya akan membinasakan dia, dan bala tentarannya akan menghanyutkan, maka banyak orang akan jatuh dibunuh. Kemudian ia akan kembali ke dalam negerinya dengan banyak kekayaan, dan hatinya akan kelak mendurhaka melawan perjanjian yang suci itu; maka ia akan melakukan perbuatan-perbuatan yang berani itu, lalu kembali ke tanahnya sendiri. Pada waktu yang telah ditentukan ia akan kembali, lalu datang ke arah selatan; tetapi ini tidak akan sama dengan yang pertama, ataupun dengan yang kemudian.
“Karena akan datang kapal-kapal dari Chitim melawan dia; oleh sebab itu ia akan disusahkan hatinya, lalu kembali, dan menaruh dendam melawan perjanjian yang suci itu : Demikianlah akan diperbuatnya; ia bahkan akan kembali, dan ia menunjukkan perhatian kepada mereka yang meninggalkan perjanjian yang suci itu.” Daniel 11 : 25, 26, 28 - 30.
Sudah kita saksikan dari nubuatan, maupun dari sejarah, bahwa rezim pertama dari selatan itu (rezim Ptolemy) telah dikalahkan oleh rezim yang ketiga dari utara (yang berasal
dari Romawi Kapir). Dan karena Romawi Kapir tidak pernah berperang melawan satupun penguasa lain dari selatan, maka dua hal yang berdiri jelas ialah : Pertama, menyusul rezim Ptolemy itu, seorang raja yang lain dari selatan harus sudah bangkit; dan kedua, peperangan melawan raja dari selatan ini dilakukan oleh rezim yang datang sesudah Romawi Kapir, yaitu dari Romawi Kristen, rezim ke empat dari utara. Ia telah menggerakkan “kekuatannya dan keberaniannya melawan raja dari selatan itu.”
Satu-satunya rezim yang telah bangkit dari selatan semenjak dinasti Ptolemy jatuh, dan telah memerintah Mesir dan Palestina, ialah orang-orang Moor : “seorang Mohammedan, yaitu bangsa dari keturuanan campuran yang berbahasa Arab yang membentuk bagian dari masyarakat Barbary, dan yang nama mereka berasal dari Mauri, yaitu penduduk Mauretamia kuno, yang garis keturunannya yang asli tetapi adalah orang-orang Amazirgh, yaitu suatu cabang dari orang-orang Berber. Orang-orang Moor modern muncul dari gabungan penduduk-penduduk kuno daerah ini dengan orang-orang Arab pemenang perang mereka yang telah datang dalam abad ke tujuh. Karena orang-orang Visigoths Mohammedan pemenang-pemenang perang di Spanyol (tahun 711-713) itu datang dari Afrika Utara, maka nama Moor itu juga diaplikasikan kepada mereka oleh penyusun-penyusun silsilah bangsa Spanyol, maka dalam hubungan itulah terdapat kesamaan dengan Arab dan Saracen. Orang-orang Moor ini maju terus ke utara ke dalam Perancis sampai mereka dipukul mundur oleh Charles Martel pada pertempuran besar di Tours dalam tahun 732, setelah mana mereka kemudian membatasi diri sampai ke Spanyol
sebelah selatan Ebro dan Sierra Guadarama ..... Orang-orang Moor yang terbuang ini, sambil menetap di sebelah utara Afrika, mereka mendirikan kota-kota dari mana mereka membuat banyak gangguan terhadap pantai-pantai Spanyol, dan pada akhirnya mereka berkembang menjadi kota-kota bajak laut Barbary, yang perbuatan-perbuatan perampasannya telah merupakan sumber gangguan terhadap kekuasaan-kekuasaan Kristen yang beradab bahkan sampai kepada abad sekarang ini.” -- Twentieth Century Cyclopaedia, vol. VI, p. 24.
Pertikaian-pertikaian di antara selatan dan utara, yang menyusul peperangan-peperangan Gerika - Romawi itu, adalah di antara orang-orang Mohammedans dan orang-orang Kristen. Oleh sebab itu, maka pada waktu itu sementara gelar “raja dari utara” berlaku bagi para penguasa Romawi Kristen, maka gelar “raja dari selatan” berlaku bagi penguasa-penguasa Mohammedan itu.
(Karena orang-orang Saracen, orang-orang Moor, orang-orang Arab, dan orang-orang Turki -- yaitu orang-orang Islam -- adalah orang-orang yang meneruskan kerajaan Mohammed dalam berbagai rezim, maka demi untuk singkatnya, kami di sini menggunakan sebutan nama “orang-orang Mohammedan” bagi semuanya, seolah-olah mereka sekaliannya hanya satu rezim saja). Peristiwa-peristiwa nubuatan dan sejarah yang telah disusun silsilahnya ini membuat orang tidak mungkin lagi untuk salah mengaplikasikan gelar-gelar itu sembarangan, atau menjelaskan secara keliru penguasa-penguasa itu.
Lagi pula, ayat-ayat (ayat-ayat 25, 26, 28 - 30) yang sedang kita perhatikan dengan teliti sekarang ini, memberikan kemenangan kepada raja dari selatan, dan sejarah menunjukkan bahwa pada masa yang tepat Injil memperlihatkan, orang-orang Mohammedan itu bangkit dari Afrika, dan juga mereka menyerbu bangsa-bangsa
Kristen di sebelah utara Laut Tengah. Kemudian terjadi bahwa Romawi kehilangan Mesir dan Palestina.
Di dalam ayat-ayat ini kata-kata pengganti orang dari kedua orang yang bertentangan itu, “raja dari selatan” dan “raja dari utara”, tidak dapat diikuti dari hukum gramatika bahasa, melainkan hanya dari kejadian peristiwa-peristiwa yang masuk akal :
“Maka ia (raja dari utara) akan menggerakkan kekuatannya dan keberaniannya melawan raja dari selatan itu dengan sebuah bala tentara yang besar; dan raja dari selatan itu akan tergerak untuk berperang dengan sebuah bala tentara yang sangat besar dan kuat; tetapi ia (raja dari utara itu) tidak akan dapat bertahan, karena mereka akan merencanakan siasat-siasat melawan dia. Sesungguhnya, mereka yang makan daripada bagian santapannya (santapan dari raja dari utara itu) akan membinasakan dia (raja dari utara) dan bala tentaranya (bala tentara raja dari selatan) akan menghanyutkan; maka banyak orang akan mati dibunuh ..... Kemudian (karena dikalahkan) ia (raja dari utara) akan kembali ke dalam negerinya dengan banyak kekayaan; dan hatinya akan dendam melawan perjanjian yang suci itu; maka ia (raja dari utara itu) akan melakukan perbuatan-perbuatan yang berani, lalu kembali ke tanahnya sendiri. Pada waktu yang telah ditentukan ia akan kembali, lalu datang arah ke selatan; tetapi ini tidak akan sama dengan yang pertama, atau pun dengan yang kemudian.” Daniel 11 : 25, 26, 28 dan 29.
Walaupun “ia” itu dari ayat 28 akan kembali ke “negerinya dengan banyak kekayaan”, sekaliannya itu bukan dibawanya sebagai barang rampasan dari raja selatan itu yang bala tentaranya telah menghanyutkan dia dan telah membuat banyak orang “mati dibunuh”, tidak dapat bertahan (ayat 26), melainkan ia seharusnya sudah menerima mereka itu dari orang-orang yang bertobat kepada agamanya. Orang-orang yang telah makan bagian santapannya (ayat 26), yaitu hamba-hambanya, dan yang kemudian membinasakan dia, pada mulanya adalah orang-orang Protestan.
Karena “ia” itu dari ayat 29 akan kembali pada waktu yang ditentukan lalu datang ke arah selatan, maka “ia” itu adalah raja dari utara yang turun bagi sesuatu peperangan yang lain lagi. Semuanya ini adalah petunjuk-petunjuk yang dikuatkan oleh sejarah, sehingga demikianlah terlihat bahwa identifikasi kata-kata pengganti orang yang di dalam kurung itu adalah benar.
Penyerbuan orang-orang Mohammedan di sebelah barat dimulai “dalam tahun 639 TM.”, sewaktu mereka “menyerbu negeri itu, maka Mesir menjadi sebuah daerah propinsi Mohammedan.” -- The New Student’s Reference Book.
Dengan demikian, menyusul orang-orang Ptolemy, telah datang orang-orang Mohammedan ke dalam gelar, “raja dari selatan”, yaitu mereka yang pemerintahannya adalah rezim yang kedua di selatan.
Menjelang tahun 814 TM. Romawi (raja dari utara itu) telah menyerahkan Mesir dan Palestina kepada orang-orang Mohammedan itu (kepada raja dari selatan itu).
Orang-orang yang dikuasai pikiran Kristen dari utara, dan orang-orang yang dikuasai pikiran Mohammedan dari selatan, semenjak itu senantiasa berada dalam pertikaian daerah teritorial dan agama. Maka dimana saja apabila seseorang merebut sebagaian daerah pemerintahan yang lainnya, maka ia selalu memaksakan paham-paham agamanya kepada para tawanannya dengan ancaman hukuman sampai mati bagi mereka yang tidak mau menyesuaikan diri.
(8) Keduanya Berbicara Dusta
“Maka hati kedua raja ini akan cenderung berbuat jahat, dan mereka akan berbicara dusta pada satu meja;
namun itu tidak akan makmur; karena ia itu akan berakhir pada masa yang ditentukan.” Daniel 11 : 27.
Meja yang satu itu pada mana kedua raja itu berbicara tentunya merupakan lambang; artinya, Romawi Kerohanian menjelaskan kepada para tawanan mereka, bahwa agama Romawi adalah dibayangi oleh pemberitahuan malaikat Jibrail kepada Maria bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki, yaitu Juruselamat dunia; demikian pula halnya paham Mohammedanisme berikutnya menjelaskan kepada orang-orang yang sama (pada meja yang sama), sewaktu mereka itu menjadi tawanan-tawanan mereka, bahwa malaikat Jibrail telah kelihatan kepada Mohamed dan telah memberikan kepadanya agama yang harus dimiliki oleh semua orang di bumi.
Walaupun pernyataan Romawi mengenai apa yang dikatakan oleh Jibrail kepada Maria itu adalah berlandaskan fakta, namun peribadatan Romawi yang sebenarnya hanya bersalutkan Kristen, dan bukan agamanya Dia Yang kelahiran-Nya diramalkan oleh Jibrail itu. Dari hal Mohammed menerima agamanya dari Jibrail, ia tidak pernah menerimanya. Demikianlah, penguasa-penguasa islam dan tuan-tuan kristen itu berbicara dusta pada sebuah meja -- meja orang banyak itu. Tetapi semuanya ini “tidak akan beruntung”, demikian kata malaikat itu, “karena pun ia itu akan berakhir pada masa yang ditentukan”; artinya, agama-agama palsu mereka itu akan sampai kelak pada ajalnya pada masa yang ditentukan; mereka tidak akan bertahan untuk selamanya.
Peta 9 menunjukkan hasil-hasil yang terakhir -- yaitu bangsa-bangsa yang telah dikristenkan secara tetap, dan bangsa-bangsa yang telah dimohammedanisasikan secara tetap.
___ GAMBAR ___
(9) Melawan Perjanjian Yang Suci Itu.
Melihat kebutuhan untuk berkompromi dengan orang-orang Kapir untuk membuat mereka menjadi mangsa yang mudah, maka raja dari utara itu merencanakan di dalam hatinya menentang “perjanjian
yang suci” itu (ayat 28, 30, 32); artinya, ia membuang keluar dari pernyataan iman Kristen Sabat Kejadian itu (Keluaran 20 : 8 - 11), yang telah “diberkati dan disucikan” oleh Tuhan sebagai suatu peringatan akan semua pekerjaan-Nya, yaitu “suatu perjanjian yang kekal.” Keluaran 31 : 16, 17.
Adanya raja dari utara itu menaruh perhatian hanya kepada orang-orang yang telah “meninggalkan perjanjian yang suci itu”, memperjelaskan dua hal : pertama, bahwa tidak semua orang meninggalkan Sabat itu; kedua, bahwa sejumlah kecil orang-orang dengan siapa ia telah menjadi kuat itu, bukanlah pengikut-pengikut Kristus yang setia, melainkan orang-orang yang tidak setia itu saja.
“Dan seperti mereka yang melakukan kejahatan melawan perjanjian itu akan disesatkan dengan bujukan-bujukan yang manis; tetapi orang-orang yang mengenal Allah mereka akan menjadi kuat dan akan bertindak dengan berani.” Daniel 11 : 32.
Ayat ini mengungkapkan tabiat dari masing-masing kelas : pertama, tabiat dari mereka yang tidak setia; dan kedua, tabiat dari mereka yang setia itu. Mengenai nasib mereka yang setia itu, kita baca selanjutnya :
“Maka mereka yang mengerti di antara orang banyak itu akan memberi petunjuk kepada banyak orang; tetapi mereka akan jatuh oleh pedang, dan oleh api, oleh tawanan, dan oleh rampasan, banyak hari lamanya.
“Kini apabila mereka akan jatuh, mereka akan dibantu dengan suatu pertolongan kecil; tetapi banyak orang akan bergabung kepada mereka secara berpura-pura.” Daniel 11 : 33, 34.
Ayat-ayat ini, di samping membayangkan mati sahid dari pengikut-pengikut Kristus yang setia, juga meramalkan Reformasi, “pertolongan kecil” itu, dan meramalkan bahwa keadaan kejatuhannya yang sekarang adalah disebabkan oleh “bujukan-bujukan yang menyesatkan.”
(10) Mencemarkan Kaabah, Membuang Yang Sehari-Hari Itu
“Maka tentara-tentara akan berdiri di pihaknya, dan mereka akan mencemarkan kaabah kekuatan itu, dan mereka akan menyingkirkan korban yang sehari-hari itu, dan mereka akan menempatkan kekejian itu yang membuat sunyi.” Daniel 11 : 31.
Bahwa ketiga mata rantai Kebenaran ini (pencemaran kaabah, penyingkiran yang sehari-hari itu, dan penempatan kekejian) dalam rantai peristiwa-peristiwa nubuatan, membawa kita berabad-abad lamanya ke dalam sejarah Kristen, adalah dikukuhkan secara meyakinkan oleh pengarahan Kristus kepada mereka mengenai di masa depan sejak dari saat Ia mengucapkan perintah yang berbunyi:
“Oleh sebab itu apabila kamu kelak melihat kekejian kesunyian, yang dibicarakan oleh nabi Daniel, maka berdirilah di tempat yang suci, (barangsiapa yang membaca sedemikian, hendaklah mengerti :) Kemudian hendaklah mereka yang berada di Yudea melarikan diri ke gunung-gunung.” Matius 24 : 15, 16).
Sebuah kaabah kapir sedianya memang sudah cemar, maka sebab itu tidak mungkin dapat dicemarkan. Jadi jelaslah, bahwa kaabah kekuatan itu (bukan kaabah kapir) telah dicemarkan dengan cara memasukkan ke dalamnya suatu keimamatan Kapir dan orang-orang
Kapir yang tidak bertobat. “Kaabah” itu adalah gereja Kristen, karena selama periode dimana pencemaran itu terjadi tidak ada satupun kaabah di Yerusalem. (Dari hal “yang sehari-hari” itu, bacalah buku Traktat No. 3, Pehukuman dan Penuaian!).
(11) Tidak Menghiraukan Suatu Allah Dan Kerinduan Kaum Wanita
“Tiada juga diindahkannya dewa segala nenek moyangnya, ataupun kerinduan kaum wanita, bahkan tidak ia mengindahkan satu dewa pun : karena ia akan membesarkan dirinya sendiri di atas segala-galanya. Demikian inilah yang akan diperbuatnya dengan pegangan yang sangat kuat dengan suatu dewa yang asing, yang akan diakuinya dan ditinggikan dengan kemuliaan; maka ia akan membuat mereka itu memerintah atas banyak orang, dan ia akan membagi-bagikan tanah itu untuk mendapatkan untung.” Daniel 11 : 37, 39.
Tidak ada satu bangsa pun terkecuali Romawi Kristen yang menggenapi nubuatan ini, karena ialah satu-satunya orang yang tidak menghiraukan dewa segala nenek moyangnya (dewa Kapir), dan yang mengakui suatu dewa yang asing (Allah orang-orang Kristen). Dan walaupun ia mengakui sudah menerima Allah orang Kristen dengan sepenuh hatinya, Injil ini mengungkapkan kepalsuan dari pengakuannya itu.
“Tiada juga akan diindahkannya ..... kerinduan kaum wanita.” Daniel 11 : 37.
Kerinduan wanita adalah sebuah rumah tangga (Kejadian 3 : 16) -- yaitu suatu kerinduan yang Tuhan tempatkan di dalam hatinya. Oleh sebab itu, maka lembaga-lembaga biarawati ciptaan Romawi itu adalah tidak sesuai dengan tata cara Allah.
(12) Rezim Yang Kelima Dari Utara
“Maka pada akhir zaman raja dari selatan akan memerangi ..... raja dari utara itu.” Daniel 11 : 40.
Malaikat yang mendiktekan tulisan-tulisan Daniel itu menjelaskan, bahwa di akhir zaman nubuatan-nubuatan ini akan diungkapkan, dan bahwa pada masa itu “banyak orang akan berlarian ke sana ke mari, dan pengetahuan akan ditingkatkan.” Daniel 12 : 4.
Penemuan-penemuan modern, khususnya dalam dunia perjalanan dan komunikasi, adalah dikenal sebagai kegenapan dari meningkatnya pengetahuan yang diramalkan itu. Oleh sebab itu, maka meningkatnya pengetahuan di waktu ini menunjukkan bahwa kita kini hidup di akhir zaman itu. Ilham menyatakan, bahwa pada permulaan akhir zaman itu (dalam abad ke delapan belas) raja dari selatan itu “akan memerangi”raja dari utara -- yaitu saat dimana raja dari utara itu akan --
“ ..... datang memeranginya (memerangi raja dari selatan) bagaikan sebuah angin puyuh, dengan kereta-kereta,
dan dengan penunggang-penunggang kuda, dan dengan banyak kapal-kapal; maka ia akan memasuki juga negeri permai, dan ia akan menghanyutkan dan berjalan lalu. Ia juga akan memasuki tanah yang permai itu, dan banyak negeri akan dikalahkan : tetapi mereka ini akan meluputkan diri daripada tangannya, yaitu Edom, dan Moab, dan ibu negeri bani Ammon. Ia akan membentangkan tangannya juga atas negeri-negeri; maka tanah Mesir tidak akan lolos. Tetapi ia akan berkuasa atas segala perbendaharaan emas dan perak, dan atas segala benda-benda berharga dari Mesir; maka orang-orang Libya dan Ethopia akan berada pada langkah-langkahnya.” Daniel 11 : 40 - 43.
Dengan melampaui pernyataan nubuatan dari hal kemenangan-kemenangan orang Mohammedan, dan sampai pada “akhir zaman itu”, dalam abad kedelapan belas, maka kita akan menemukan bahwa raja dari utara yang dikristenkan itu dalam rezimnya yang kelima (pemerintah-pemerintah Kristen yang lepas daripada gereja) pada mulanya akan mengalahkan raja dari selatan (kerajaan Mohammedan), dan pada akhirnya akan merebut kembali daripadanya Mesir dan Palestina dan banyak lagi negeri-negeri yang lain di samping negeri-negeri yang membentuk Kerajaan Mohammedan itu.
Peta 10 menekankan Kekaizaran Turki dalam kebesarannya, dan juga menyajikan tahun-tahun kejatuhan dari berbagai daerah propinsi itu. Menurut peta itu, kejatuhan Kekaizaran itu dimulai dalam tahun 1699 (pada masa akhir zaman -- Daniel 12 : 4).
___ PETA. 10 ___
“Sampai tahun 1915, pada waktu Inggris menyatakan berakhirnya kekuasaan Turki atas tanah-tanah jajahan, lalu mendirikan suatu protektorat, maka Mesir adalah merupakan bagian dari Turki. Namun semenjak dari tahun 1883,
menyusul pemberontakan dari Arabi Pasha, maka Mesir secara praktis telah diperintah oleh Britania Raya di bawah suatu konsulat jenderal.” -- The New Student’s Reference Book.
“Palestina (tanah yang permai itu), untuk bertahun-tahun lamanya menjadi tanah air dari bangsa Ibrani, dulu berada di bawah pengawasan Romawi di zaman Kristus. Dalam abad ketujuh ia beralih ke bawah kekuasaan Islam, maka semenjak dari tahun 1516 sampai tahun 1919 ia berada di tangan orang-orang Turki dan merupakan sebagian dari kekaizaran Turki.” -- The World Book.
Edom, Moab, dan pemimpin bani Ammon (orang-orang dari Trans-Yordania) kemudian datang di bawah mandat dari Britania Raya. (Lihat Peta 5!). Namun demikian, Firman mengatakan mereka “akan melepaskan diri daripada tangannya”, yang menunjukkan bahwa walaupun ia kini menguasai mereka itu, ia kelak akan kehilangan mereka.
Dan “orang-orang Libya dan orang-orang Ethopia akan berada pada langkah-langkahnya”; mungkin mereka akan mengikutinya -- tunduk padanya.
Untuk memastikan kebenaran di dalam pikiran kita sebelum beralih dari nubuatan yang digenapi kepada nubuatan yang belum digenapi, maka perlu sekali kita datang kepada peninjauan kembali berikut ini.
Peninjauan Kembali
Sesudah pembagian kerajaan Alexander, maka Mesir dan Palestina, seperti yang terlihat sebelumnya, telah diperintah pertama-tama oleh orang-orang Ptolemy; kedua, oleh Romawi Kapir (ayat 15,16); ketiga, oleh orang-orang Mohammedan pada waktu runtuhnya Romawi Kristen (ayat 22); dan keempat, kembali diperintah oleh
orang-orang Kristen -- khususnya oleh Britania Raya (ayat 41).
Sekaliannya ini adalah hanya penggantian-penggantian yang tercatat yang bersifat sejarah maupun nubuatan yang meliput tanah-tanah Mesir dan Palestina kuno. Penyerahan negeri-negeri ini oleh raja nubuatan yang satu kepada raja nubuatan yang lainnya memperkenalkan secara tegas “raja dari utara” dan “raja dari selatan” itu semenjak dari saat pemecahan kerajaan Alexander sampai sekarang, sehingga tidak mungkin lagi untuk diragukan ataupun diperdebatkan.
Masuknya Romawi (raja dari utara) pada kedua kalinya ke dalam “tanah yang permai itu” (ayat 41), menunjukkan bahwa walaupun sebagaimana dikatakan sebelumnya, ia sekali telah merebut tanah itu dari orang-orang Ptolemy (ayat 16), ia kemudian dalam tahun 633 TM telah melepaskannya kepada orang-orang Turki, dan dalam tahun 1919 -- “dalam akhir zaman” -- keseluruhannya itu dimenangkan kembali.
Di sinilah terdapat bukti yang sederhana, bahwa dalam zaman modern penguasa - penguasa pemerintahan Mohammedan itu di dalam nubuatan disebut “raja dari selatan”, sedangkan raja-raja Inggris, berikut keluarga raja-raja Kristen yang kacau itu, yang oleh nubuatan dikatakan tidak dapat bersatu antara sesamanya (Daniel 2 : 43), adalah disebut “raja dari utara.”
Dalam masa periode Kapirnya Romawi dilambangkan oleh dua paha besi dari patung besar, dan dalam masa periode Kristennya ia dilambangkan oleh kaki-kaki dan jari-jari kaki yang daripada besi bercampur tanah liat daripada patung besar itu.
Bahwa “raja dari utara” itu (Daniel 11 : 7) dan tanduk kecil yang berkuasa (yang memiliki mata manusia dan sebuah mulut yang membicarakan
perkara-perkara besar -- Daniel 7 : 25) adalah satu dan adalah penguasa yang sama itu juga, akan kembali terlihat dari kenyataan bahwa “satu masa, dua masa, dan setengah masa”, adalah waktu yang diberikan dalam kedua contoh itu. Lihat Daniel 12 : 7. (Pasal dua belas adalah kelanjutan dari pasal sebelas).
Jelaslah sekarang terlihat, bahwa beralihnya Mesir dan Palestina dari tangan bangsa yang satu kepada tangan bangsa yang lainnya, adalah merupakan kunci yang berhasil membukakan rahasia daripada Daniel pasal 11. Maka kebenaran yang bersinar-sinar dengan sedemikian gilang-gemilangnya ini memperjelaskan dengan sangat, bahwa ajaran-ajaran populer yang mengatakan Turki adalah “raja dari utara itu”, dan bahwa Inggris ialah kerajaan Israel yang muncul, adalah ajaran-ajaran yang diperhitungkan oleh roh kekeliruan sedemikian rupa untuk mengalihkan sama sekali pandangan umat Allah daripada kebenaran, dan tidak tahu dimana harus berdiri.
(13) Menyatakan Perang Tetapi Bukan Melawan Raja Dari Selatan
Sedemikian jauh dalam rangkaian peristiwa-peristiwa ini, setiap mata rantai telah merupakan sebuah nubuatan yang telah digenapi, tetapi ayat-ayat yang hendak kita pelajari berikut ini berisikan mata-mata rantai nubuatan yang belum digenapi. Oleh sebab itu, maka melalui mata iman kita sekarang akan memandang ke masa depan :
“Tetapi kabar-kabar dari sebelah timur dan dari sebelah utara akan merisaukan dia; sebab itu ia akan keluar dengan marah besar hendak membinasakan dan membunuh banyak orang.” Daniel 11 : 44.
Kerisauan yang terakhir raja itu bukannya timbul dari penyerangan raja dari selatan
terhadapnya, melainkan dari “kabar-kabar dari sebelah timur dan dari sebelah utara”, menunjukkan bahwa ia telah terseret ke dalam peperangan yang terakhir ini untuk mencari kemenangan (supremacy), bukan karena seseorang menyatakan perang melawannya, melainkan karena ia sendiri menyatakan perang melawan banyak orang sebab “kabar-kabar dari sebelah timur dan dari sebelah utara” yang telah merisaukan dia.
Jika benar kegiatan-kegiatan Jerman yang agresif pada sebelah utara Laut Tengah dan Jepang pada sebelah timurnya, merupakan kabar-kabar yang telah membawa Inggris ke dalam peperangan melawan banyak bangsa, dan tidak ada keragu-raguan akan hal itu, maka perang dunia kedua ini akan membawa kita kepada kegenapan seluruh pasal yang sedang dibicarakan.
(14) Tindakan Terakhir
“Maka ia akan mendirikan tabernakel-tabernakel istananya di antara laut-laut di gunung kesucian yang mulia itu; namun ia akan sampai kepada ajalnya, dan tak seorangpun akan membantunya.” Daniel 11 : 45.
Nyatalah dengan sendirinya, bahwa pendirian “tabernakel-tabernakel istananya itu” tidak mungkin berarti pendirian ibu kotanya. Oleh sebab itu, maka tabernakel-tabernakel itu mungkin menunjukkan suatu cabang dari istananya. Dan pilihannya untuk mendirikan tabernakel-tabernakel itu “di gunung kesucian yang mulia itu”, menunjukkan bahwa tempat itu dimaksudkan untuk menggabungkan kepada tabernakel-tabernakelnya kesucian Allah orang Kristen. Oleh menanamkan tabernakel-tabernakel istananya dengan kesucian yang sedemikian ini, dapat berarti bahwa ia itu akan menampung markas besar dari pemerintahan-dunia kerohanian yang segera akan datang, yang sudah kita bicarakan.
Tetapi suatu tempat, mungkin Gunung Sinai, ialah “di antara laut-laut” -- yaitu Laut Merah dan Laut Tengah. Pilihannya akan tempat itu dan bukan Yerusalem mengandung arti, bahwa itu adalah karena Palestina maupun Edom, Moab, dan Ammon, akan “melepaskan diri daripada tangannya.”
Sebutan yang mengatakan : “ia akan sampai kepada ajalnya, dan tak seorangpun akan membantunya”, menunjukkan bahwa sebelumnya ia telah dibantu oleh sesuatu kuasa yang lain, dan bahwa ia tidak akan berlangsung lama sesudah itu, dan mungkin sekali faham kerohaniannya itu akan dihancurkan oleh tanduk-tanduk dari binatang yang merah kermizi itu (Wahyu 17 : 16).
Karena sekarang adalah jelas bahwa “tabernakel-tabernakel istananya itu” semestinya melambangkan kesucian, dan bahwa perempuan yang menunggangi binatang itu (Wahyu 17 : 3), menyesaikan masalah-masalah dunia sosial, ekonomi, politik, dan agama, kebenaran itu jelas bahwa pemerintah-pemerintah Kristen yang ada sekarang akan diorganisir kembali, dan akan diperintah oleh suatu pemimpin kerohanian -- bukan oleh Hitler.
Oleh sebab itu, maka doa kita hendaknya agar semua orang memastikan supaya nama-nama mereka terdapat di dalam Kitab Hayat dari Mikhail, karena orang-orang yang namanya tidak terdapat di sana, akan dibiarkan masuk ke dalam kebinasaan yang kekal.
Sebagai jaminan perpisahan karena kita sekarang hidup di akhir zaman, dan karena saat itu sedang akan berlalu untuk selama-lamanya, maka kami mengutip kata-kata malaikat itu yang secara serius diucapkan sebagai berikut :
“Maka pada masa itu akan bangkit berdiri Mikhail, Penghulu Besar itu, yang akan berdiri membela
bani bangsamu; maka akan ada kelak suatu masa kesusahan, yang sedemikian itu belum pernah ada semenjak adanya sesuatu bangsa sampai kepada masa itu; maka pada masa itu bangsamu akan diluputkan, yaitu setiap orang yang kelak didapati namanya tertulis di dalam kitab itu. Maka banyak dari mereka yang tidur di dalam lebu tanah akan bangkit, sebagian kepada kehidupan yang kekal, dan sebagian kepada malu dan kehinaan yang kekal.” Daniel 12 : 1, 2.
Penutup
Karena nubuatan-nubuatan yang dibicarakan di sini meliput sejarah yang berabad-abad lamanya, maka di dalam ruang lingkup buku traktat yang kecil ini kami hanya dapat menyajikan secara singkat sejarah yang diliput oleh nubuatan itu, sambil memberikan perhatian khusus kepada bagian yang mana Tuhan akan memimpin kaki-kaki setiap orang yang rindu memikul salib dan mengikuti-Nya dengan aman melewati lubang yang tak terduga dalamnya itu, ke dalam mana semua orang hidup yang lainnya akan segera jatuh. Kebenaran yang diungkapkan di sini, yang bersinar-sinar dengan jelas sebagaimana adanya, hendaklah meyakinkan dan mentobatkan semua orang yang jujur yang rindu melepaskan diri dari bencana yang akan datang itu. Oleh sebab itu kiranya semua orang mau
Memasukkannya Ke Dalam Hati Dan Memanfaatkannya.
Sebagai suatu batas garis kehidupan untuk melindungi para pengikut Kristus yang setia supaya tidak dihanyutkan oleh setiap kekuasaan agama, maka Allah telah menempa rangkaian peristiwa-peristiwa nubuatan untuk dikemukakan di sini.
Orang-orang yang berharap untuk dipimpin dan diselamatkan oleh Firman Kebenaran, dan juga untuk dapat dilepaskan daripada masa kesusahan itu, oleh
pembelaan Mikhail (Daniel 12 : 1), yaitu kesusahan yang dikuatirkan oleh bangsa-bangsa yang bingung sekarang ini, hendaklah jangan lagi ragu-ragu sekarang untuk berdiri di pihak yang benar dan kebenaran. Karena alasan inilah, Saudara-Saudariku, maka terang itu kini bercahaya atas jalan-jalanmu.
Kepada mereka yang menyambut amaran Tuhan ini dan yang berdiri pada pihak-Nya terdapat janji berikut ini : “Maka mereka yang bijaksana itu akan bercahaya bagaikan cerahnya cakrawala; dan mereka yang membalikkan banyak orang kepada kebenaran itu akan jadi bagaikan bintang-bintang untuk selama-lamanya.” Daniel 12 : 3.
“Banyak orang akan disucikan, dan diputihkan, dan dicobai; tetapi orang-orang jahat akan makin melakukan kejahatan; dan tak seorangpun dari orang-orang jahat itu akan mengerti; tetapi orang-orang yang bijaksana akan mengerti.” Daniel 12 : 10.
Dan sekarang setelah mendengarkan “kesimpulan daripada segala perkara, takutlah akan Allah, dan peliharakanlah segala perintah-Nya; karena inilah seluruh kewajiban manusia.” Pengkhotbah 12 : 13. Sekarang bangunlah dan bercahayalah, jadikanlah puji-pujian Pemazmur itu sebagai milikmu sendiri; katakanlah : “Ya Allah, Engkau telah mengajarkan daku semenjak daripada masa mudaku; dan sampai kepada hari ini aku telah menyatakan semua perbuatan keajaiban-Mu.” “Ya Tuhan, Engkaulah Allahku; aku hendak mempermuliakan Dikau, aku hendak memuji-muji nama-Mu; karena Engkau telah melakukan perkara-perkara ajaib; semua nasehat-Mu dari dahulu adalah setia dan benar.” Mazmur 71 : 17; Yesaya 25 : 1.
* * *
.