.
Judul Asli :
Pre-”Eleventh Hour” Extra
(Hampir “Jam Kesebelas” Ekstra)
Copyright 1933, 1940, 1941
Semua Hak Dijamin
V.T. HOUTEFF
Untuk mencapai setiap pikiran pencari kebenaran yang ingin meluputkan diri dari jalan yang menuju kepada kebinasaan tubuh dan jiwa, maka Traktat ini disebarkan dengan cuma-cuma selama persediaannya.
Traktat No. 1
Universal Publishing Association
PO. Box 6965/JAT-PK, Jakarta 13710
INDONESIA
PENGANTAR
MENANTIKAN SENDIRI AKAN SETIAP SINAR TERANG
Orang yang mempercayai orang lain untuk menyelidiki sesuatu pekabaran dari Tuhan baginya, menjadikan daging sebagai lengannya, sehingga dengan demikian ia sedang bertindak dengan bodohnya bagaikan tanpa memiliki pikiran sendiri. Maka “pikiran yang bergantung pada keputusan orang-orang lain itu cepat ataupun lambat pasti akan sesat”. —Education, p. 231.
Demikian pula halnya, orang yang membiarkan prasangka menghalangi dia dari melakukan sesuatu penyelidikan yang tulus terhadap sesuatu perkara yang baru yang datang dalam nama Tuhan, tanpa disadari adalah seorang Kapir.
Sama halnya orang yang merasa puas dengan pegangan-pegangannya yang ada pada Firman Allah, sesungguhnya juga mengatakan : “Aku kaya, dan telah melimpah dengan kekayaan sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi”.
Semua mereka ini, karena berbagai perbuatannya telah menimbulkan kata-kata tuduhan terhadap orang-orang Laodikea, yang oleh karenanya menggenapi nubuatan yang seharusnya tidak mereka genapi, sedang mempersiapkan dirinya untuk diludahkan keluar (Wahyu 3 : 14 - 18). Maka jika mereka terus saja dalam sikap kepuasan bahwa mereka sudah memiliki semua kebenaran, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi, maka mereka akan menolak setiap pembawa kebenaran yang baru dan melemparkan kebenaran itu ke dalam tempat sampah karena ia itu datang melalui saluran yang tidak mereka harapkan. Maka pastilah sekiranya buku kecil ini bukan ungkapan nubuatan, maka kenyataannya
tidak dapat dihindarkan bahwa apabila ungkapan itu datang, mereka akan menghadapinya dengan cara yang sama, dan akibatnya mereka akan membuang keselamatannya.
Sepanjang segala zaman, semua orang yang menaruh percaya pada mereka yang disebut orang-orang bijaksana, dan orang-orang Kristen yang terkemuka pada zamannya, yaitu semua orang yang terkenal saleh, oleh orang-orang inilah mereka telah kehilangan mahkota kehidupan yang kekal, sama seperti halnya para anggota sidang Yahudi di zaman Kristus karena mereka itu gagal mengambil tanggung jawab penuh bagi keselamatannya sendiri. Dengan gegabah menaruh percaya pada kebijaksanaan “orang-orang besar” mereka, maka mereka telah menolak untuk percaya pada kata-kata Kristus yang mengatakan : “Ya Bapa, Tuhan atas langit dan bumi, …. Engkau telah menyembunyikan segala perkara ini dari orang-orang pandai dan bijaksana, tetapi telah mengungkapkan sekaliannya kepada bayi-bayi”. Matius 11 : 25. “Di manakah orang-orang bijaksana itu? Dimanakah ahli-ahli taurat itu? ….. bukankah Allah telah membuat segala kepintaran dunia ini menjadi kebodohan?” 1 Korintus 1 : 20.
“..... jika sesuatu pekabaran datang yang belum dapat engkau mengerti, maka berusahalah agar engkau dapat mendengarkan alasan-alasan yang dapat diberikan oleh juru kabarnya, sambil membandingkan tulisan dengan tulisan, sampai dapat engkau mengetahui apakah benar ia itu ditunjang oleh firman Allah”. Testimonies on Sabbath School Work, p. 65.
Oleh sebab itu, Saudara-Saudariku, maukah anda berhenti meniru kekeliruan-kekeliruan orang-orang lain? Tidak maukah anda mengambil manfaat dari semuanya itu? Jika anda mau, maka anda terikat untuk menggunakan pikiranmu sendiri untuk mencapai keselamatan, supaya jangan anda lalai memahami kebenaran yang menyelamatkan dalam ungkapan penting
HAMPIR “JAM KESEBELAS” EKSTRA!
SELAT DARDANELA DARI ALKITAB
Panggilan kepada Yehezkiel untuk menduduki jabatan nabi adalah salah satu dari pengalaman-pengalaman yang sangat menarik dari para pewahyu kuno yang lalu, dan nubuatan yang disaksikannya di dekat sungai Chebar itu mungkin adalah yang lebih besar pentingnya bagi surga dan bumi pada waktu ini daripada khayal yang lain yang tercatat di dalam Injil, karena dalam suatu cara yang luar biasa ia itu mengungkapkan Hal Yang menggabungkan Sorga dengan Bumi, sama seperti halnya Dardanela menghubungkan dua laut yang penting. Dengan demikian, maka penyelidikan terhadap khayal Yehezkiel ini, yang akan mengungkapkan bumi dikunjungi oleh Yang Maha Mulia dari Alam Semesta itu, mungkin lebih tepat disebut : “Selat Dardanela dari Alkitab”.
Pembaca yang ingin memahami dengan baik simbol-simbol Alkitab yang tampaknya paling membingungkan dan sukar ini, dapat mengikuti gambarnya pada halaman depan, dalam hubungannya dengan
Gambaran Nabi Mengenai Rahasia-Rahasia Yang Dibicarakan Di Sini.
“Dan aku tampak, maka bahwasanya sebuah angin puyuh datang keluar dari sebelah utara, sebuah awan besar, dan sebuah api yang mengembang dengan sendirinya, dan suatu keadaan terang yang ada sekelilingnya, dan dari tengah-tengahnya bagaikan warna bara api, yaitu dari tengah-tengah api itu.”
“Juga dari tengah-tengahnya itu telah keluar berupa empat yang menyerupai mahluk hidup. Dan inilah rupa mereka itu; mereka menyerupai rupa dari manusia. Dan masing-masingnya memiliki empat wajah, dan
masing-masingnya memiliki empat sayap. Dan kaki-kaki mereka itu adalah kaki–kaki yang lurus; dan telapak kaki mereka adalah bagaikan telapak kaki seekor lembu muda; dan gilang-gemilanglah mereka itu bagaikan warna tembaga yang mengkilap. Dan mereka memiliki tangan-tangan dari seseorang di bawah sayap mereka pada keempat sisinya; dan mereka keempatnya memiliki wajah-wajah mereka dan sayap-sayap mereka. Sayap-sayap mereka itu bergabung satu dengan yang lainnya; mereka tidak berputar sewaktu mereka berjalan; mereka berjalan masing-masing lurus ke depan.”
“Mengenai rupa wajah-wajah mereka itu, mereka keempatnya memiliki wajah dari manusia, dan wajah dari seekor singa, pada sisi sebelah kanannya; dan mereka keempatnya memiliki wajah dari seekor lembu pada sisi sebelah kiri; mereka keempatnya juga memiliki wajah dari seekor burung rajawali .....”
“Maka kulihat bagaikan warna bara yang kemerah-merahan, bagaikan rupa api yang mengelilingi di dalamnya, mulai dari rupa pinggang-pinggangnya terus ke atas, dan mulai dari rupa pinggang-pinggangnya turun ke bawah, aku tampak ia itu bagaikan rupa api, dan ia itu memiliki kecerahan yang gilang-gemilang berkeliling. Seperti rupa pelangi yang di dalam awan-awan pada hari hujan, demikianlah rupa kecerahan yang gilang-gemilang mengelilinginya. Begitulah kelihatan menyerupai kemuliaan Tuhan. Dan sewaktu aku melihatnya, tersungkurlah aku dengan mukaku ke tanah, lalu ku dengar suatu suara dari seseorang yang berbicara”. Yehezkiel 1 : 4 - 10, 27, 28.
“Maka terjadilah, bahwa sesudah Ia memerintahkan orang yang berpakaian kain linen itu dengan mengatakan : Ambillah api dari antara roda-roda itu, dari antara cherubium-cherubium itu; kemudian masuklah
ia lalu berdiri di samping roda-roda itu”. Yehezkiel 10 : 6.
Terhadap pemandangan yang menakjubkan inilah yang dilihat oleh Yehezkiel pada tepi sungai di negeri orang-orang Kasdim itu, perhatian kita sepenuhnya kini dibawa. Karena “rupanya seperti kemuliaan Tuhan”, maka jelas, itu adalah
Tuhan Pada Salah Satu Dari Tahta-Tahta-Nya.
Di samping rupa Ilahi yang dilihat oleh Yehezkiel ini (Yehezkiel 1 : 28), Alkitab juga menggambarkan Allah menduduki tahta-Nya pada tiga kesempatan yang lain --- sekali seperti yang disaksikan oleh Yesaya, dan dua kali seperti yang dilihat oleh Yohanes Pewahyu; yaitu :
(1) “..... aku juga tampak Tuhan duduk pada sebuah tahta yang tinggi dan terangkat ke atas, dan kereta Allah memenuhi kaabah itu. Di atasnya berdiri serafim-serafim, masing-masingnya memiliki enam sayap; dengan sepasang sayap ia menutupi wajahnya, dan dengan sepasang sayap lagi ia menutupi kaki-kakinya, dan dengan sepasang lagi ia terbang. Dan seorang berseru kepada yang lainnya, katanya : Suci, suci, sucilah Tuhan semesta alam; maka segenap bumi penuh dengan kemuliaan-Nya. Maka bergoncanglah segala ambang pintu karena bunyi suara dia yang berseru itu, dan rumah itu dipenuhi dengan asap”. Yesaya 6 : 1 – 4.
(2) “Maka segeralah aku berada dalam roh; maka tengoklah sebuah tahta dipersiapkan di dalam sorga, dan seorang duduk di atas tahta itu. ..... Dan sekeliling tahta itu ada dua puluh empat tempat duduk; dan pada tempat duduk-tempat duduk itu aku tampak dua puluh empat tua-tua sedang duduk, yang berpakaian putih-putih, dan mereka memiliki di atas kepalanya
mahkota-mahkota emas ..... dan adalah di sana tujuh buah pelita dari api yang bernyala-nyala di hadapan tahta itu, yaitu tujuh Roh Allah. Dan di hadapan tahta itu terdapat suatu lautan kaca seperti kristal rupanya; dan di tengah-tengah tahta itu, dan sekeliling tahta itu, terdapat empat binatang yang penuh dengan mata di depan dan di belakang”. Wahyu 4 : 2, 4 - 6.
(3) “Maka diperlihatkannya kepadaku sebuah sungai air hidup yang murni, yang jernih seperti kristal, yang mengalir keluar dari tahta Allah dan tahta Anak Domba itu”. Wahyu 22 : 1.
Oleh karena tahta yang dilihat oleh Yesaya itu adalah sebuah “kereta” (rombongan pengiring), dan karena setelah ia itu masuk ke dalam kaabah, ”ambang-ambang pintu bergoncang karena suara orang yang berseru, lalu rumah itu dipenuhi dengan asap” (Yesaya 6 : 1, 4), maka itu adalah sebuah tahta yang bergerak (a traveling throne), sedangkan sebaliknya kedua tahta, sebuah dari Wahyu pasal 4 yang memiliki “lautan kaca” di hadapannya, dan sebuah lagi dari Wahyu pasal 22 yang memiliki “sungai ..… kehidupan” di hadapannya, adalah tahta-tahta yang tetap di tempat.
Walaupun tahta yang dilihat oleh Yehezkiel itu adalah sama dengan tahta yang diperlihatkan kepada Yesaya, namun keduanya adalah tahta-tahta yang terpisah dan berbeda, sebab setiap “serafim” dari khayal Yesaya itu memiliki enam sayap, sedangkan setiap “cherubium” dari khayal Yehezkiel itu memiliki hanya empat sayap. Lagi pula, di dalam khayal Yehezkiel, cherubium-cherubium itu berdiri di bawah tahta, sedangkan di dalam khayal Yesaya serafim-serafim itu berdiri di atasnya. Oleh sebab itu, sebagai catatan terdapat empat tahta --- yaitu dua tahta yang tetap di tempat, dan dua tahta yang bergerak (two traveling thrones).
Untuk menentukan lokasi tahta dari Wahyu pasal 4 itu, dan tahta dari Wahyu pasal 22, kita akan mencatat mulai dengan tahta dari Wahyu 22, yaitu tahta yang dari dalamnya mengalir keluar “sungai ..... kehidupan”, yang oleh Pewahyu dikatakan sebagai “tahta Allah dan tahta Anak Domba” --- yang di atasnya Kristus duduk pada sebelah kanan Allah setelah kebangkitan-Nya. Tahta yang pertama, yaitu yang memiliki lautan kaca di hadapannya, (juga sesuai penglihatan Yohanes) terdapat di dalam ruangan yang maha suci dari kaabah sorga, karena Yohanes melihat di depannya “tujuh pelita dari api” (Wahyu 4 : 5) — yaitu perlengkapan dari kaabah itu. “Karena dalam khayal dari rasul Yohanes telah dikaruniakan sebuah penglihatan mengenai kaabah Allah di dalam sorga, ia memandang di sana ‘tujuh pelita dari api yang bernyala-nyala di hadapan tahta itu’.” -- The Great Controversy, p. 414.
Kemudian, mengenai beralihnya Bapa dan Anak dari tahta Allah dan tahta Anak Domba, yaitu tahta di mana sungai kehidupan itu berada, ke tahta di mana terdapat lautan kaca itu, kita baca sebagai berikut : “Aku tampak Bapa bangkit berdiri dari tahta itu, lalu di dalam sebuah kereta yang bernyala-nyala Ia masuk ke dalam tempat yang maha suci di balik tirai, lalu duduk. Kemudian Yesus bangkit berdiri dari tahta itu, ..... Kemudian sebuah kereta yang berawan, dengan roda-rodanya bagaikan api yang bernyala-nyala, yang dikelilingi oleh malaikat-malaikat, datang ke tempat di mana Yesus berada. Ia melangkah masuk ke dalam kereta itu lalu dibawa ke tempat yang maha suci, dimana Bapa duduk”. Early Writings, p. 55.
Dalam mencatat peristiwa yang sama itu seperti yang dilihatnya, maka Daniel mengatakan : “Maka ku pandang sampai tahta-tahta itu diturunkan, dan Dia yang tiada berkesudahan hari-Nya itu duduk,
yaitu Dia yang pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut kepala-Nya seperti bulu domba yang amat bersih : tahta-Nya adalah seperti nyala api yang bernyala-nyala, dan roda-rodanya seperti api yang membakar habis. Suatu sungai api mengalir dan keluar dari hadapan-Nya; beribu-ribu berkhidmat kepada-Nya, dan sepuluh ribu kali sepuluh ribu menghadap hadirat-Nya : majelis pehukuman itu duduklah, dan kitab-kitab dibuka”. Daniel 7 : 9, 10.
Tetapi akan masalah ini perhatian kita yang terbesar adalah untuk mengetahui lokasi dan misi dari tahta itu yang dilihat oleh Yehezkiel, dan yang olehnya ia mengatakan : “..... Aku tampak, dan bahwasanya, suatu angin puyuh datang keluar dari sebelah utara”. Yehezkiel 1 : 4. Kenyataan bahwa “angin puyuh” yang menyelubungi tahta itu, “datang”, kata Yehezkiel, menunjukkan bahwa tahta ini sama seperti halnya dengan tahta dari Yesaya pasal 6 itu, adalah sebuah tahta yang bergerak, dan bahwa ia itu datang ke tepi sungai Chebar.
“Inilah mahkluk yang hidup itu,” demikian Yehezkiel melanjutkan, “yang aku lihat di bawah Allah Israel (yang berada di atas cherubium-cherubium itu), di dekat sungai Chebar itu; dan aku tahu bahwa merekalah cherubium-cherubium itu”. ”Maka cherubium-cherubium itu mengangkat sayap-sayap mereka, lalu naik dari bumi di hadapan mataku”. Yehezkiel 10 : 19, 20.
Karena naiknya kereta itu “dari bumi” menunjukkan bahwa di dalam tahta yang satu ini Allah mengunjungi bumi, dan kemudian setelah misinya selesai, kembalilah Ia ke sorga, maka dengan sendirinya kerinduan kita yang tertinggi adalah mengetahui jawaban terhadap pertanyaan,
Kapankah Khayal Nubuatan Ini Kelak Digenapi?
Menurut Yehezkiel 2 : 3; 3 : 1, 4, 5, 7, nabi itu membawakan pekabarannya kepada seluruh “isi rumah Israel” (sebutan “isi rumah Israel”, mungkin menunjukkan semua dua belas suku bangsa atau hanya sepuluh suku bangsa sesuai dengan masalah itu). Namun ia belum mengerti akan arti dari khayal itu. Sekiranya ia sudah mengerti, maka ia sudah akan menjelaskannya, gantinya menyatakan : “Maka pergilah aku kepada mereka yang tertawan itu di Telabib, yang tinggal di tepi sungai Chebar, maka duduklah aku dimana mereka duduk, dan tinggallah aku di sana dengan terheran-heran di antara mereka tujuh hari lamanya”. Yehezkiel 3 : 15.
Oleh karena pada masa dari khayal itu, isi rumah Yehuda, kerajaan dua suku bangsa itu, sedang berada dalam tawanan di negeri orang-orang Kasdim, dan isi rumah Israel, kerajaan sepuluh suku bangsa itu sudah tercerai-berai di antara bangsa-bangsa ke mana mereka itu telah dibawa dan dicerai-beraikan beberapa tahun sebelumnya (2 Raja-Raja 17 : 6), maka pekabaran Yehezkiel itu tidak mungkin lagi ditujukan kepada mereka. Dan karena pekabaran itu adalah bagi isi rumah Israel dan isi rumah Yehuda (Yehezkiel 9 : 9), — dua belas suku bangsa itu, — maka dengan sendirinya pekabaran itu adalah masih merupakan nubuatan pada zaman Yehezkiel.
Lagi pula, bangsa Yahudi sampai zaman Kristus belum memperoleh terang apapun mengenai nubuatan ini, dan hal itu bagi mereka tampaknya terlalu rumit untuk dipahami, bahkan tidaklah aman bagi pikiran awam untuk membacanya. “Semua pasal ini tampaknya begitu gelap, dan penuh dengan rahasia-rahasia bagi orang-orang Ibrani kuno yang lalu, sehingga sebagaimana kita pelajari
dari St. Jerome (Ep. Ad. Paulin) mereka tidak memperbolehkan siapapun juga untuk membacanya sebelum mereka itu berusia tiga puluh tahun”. Douay version, footnote to Ezekiel 1 : 5. Dan setelah melihat tidak ada satupun terang dalam kata-kata Injil ini sampai sekarang, maka gereja Kristen hanya sedikit bahkan sama sekali tidak berusaha untuk menjelaskannya.
Dan akhirnya karena tidak ada satupun pembantaian yang sedemikian seperti yang digambarkan di dalam Yehezkiel pasal 9 pernah terjadi, maka jelaslah kegenapan nubuatan itu masih akan datang.
Sebab itu jelaslah, bahwa khayal itu adalah nubuatan di zaman Yehezkiel, dan telah merupakan nubuatan semenjak dari zaman itu. Dan sekiranya ia itu akan pernah digenapi, sehingga tidak menjadi tulisan yang sia-sia yang tak bermanfaat, --- sesuatu yang tidak pernah dilakukan Allah, --- maka rahasia itu tentu saja sekarang pasti diungkapkan, dan kegenapannya akan jadi di masa depan yang tak lama lagi.
Dalam terang yang jelas mengenai kenyataan-kenyataan ini, maka pasal sembilan terlihat merupakan gambaran klimaks mengenai khayal itu. Dengan melukiskan pekerjaan yang mengerikan yang akan dilakukan Tuhan apabila Ia mengunjungi bumi bersama-sama dengan cherubium, ia itu menunjukkan akibat-akibat yang mengerikan terhadap mereka yang menolak pekabarannya : yang melalaikan berkat-berkatnya, yang kehilangan kerajaan itu! Pengalaman tragis yang menakutkan akan kelak menjadi nasib semua orang yang sekarang menolak untuk bangun dan untuk mengetahui akan hal itu, dan yang memilih untuk tetap bodoh terhadap kebenarannya dan mengenai
Tujuan Dari Kedatangan Tuhan Di Dalam Tahta-Nya.
Sementara nabi itu memandang ke arah utara, maka dilihatnya segumpal “awan besar” datang bagaikan suatu
“angin puyuh” ke bumi. Sambil memandang dengan perhatian penuh akan kedatangan awan itu yang semakin dekat, ia pada akhirnya melihat “mahluk-mahluk hidup” itu, “roda-roda” itu, dan yang sisanya, --- “rupanya sama seperti kemuliaan Tuhan”. Kemudian mengatakan : “Aku jatuh bersujud dengan mukaku ke tanah, dan kudengar suatu suara dari seseorang yang berbicara (yang tidak mungkin salah Tuhan sendiri datang untuk memberikan sebuah pekabaran kepada Yehezkiel).”
“…… Maka firman-Nya kepadaku : Hai anak Manusia, Aku mengutus kamu kepada bani Israel, kepada suatu bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku; mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka melawan Aku, bahkan sampai kepada hari ini. Karena mereka adalah anak-anak yang kurang ajar dan keras hati. Aku mengutus kamu kepada mereka itu; maka hendaklah kamu mengatakan kepada mereka : Demikianlah firman Tuhan Hua! Dan mereka itu, apakah mereka mau mendengar ataupun tidak mau mendengar, (karena mereka adalah suatu rumah yang memberontak), tetap harus diketahui bahwa sudah ada seorang nabi di antara mereka. Maka engkau, hai anak Manusia, janganlah takut akan mereka itu, dan janganlah juga takut akan semua perkataannya, walaupun duri-duri dan onak berada dengan kamu, dan kamu tinggal di antara kalajengking-kalajengking : janganlah takut akan semua perkataan mereka, dan janganlah gentar akan pandangan mereka, walaupun mereka adalah suatu rumah yang memberontak”. Yehezkiel 1 : 28; 2 : 3 - 6.
Nabi itu selanjutnya mengatakan : “Maka firman-Nya kepadaku : Hai anak Manusia, pergilah engkau mendapatkan isi rumah Israel, dan berbicaralah kepada mereka dengan firman-Ku. Karena kamu bukan diutus kepada suatu bangsa yang berbahasa sukar dan yang berbicara asing, ..... yang kata-katanya tidak dapat kamu pahami”. Yehezkiel 3 : 4 - 6.
Semua kata-kata perintah ini (mengandung arti penting bagi semua) mengungkapkan bahwa pekabaran yang diperoleh nabi itu adalah hanya bagi umat Allah, dan bahwa karena itulah dengan perluasan yang logis, maka seluruh khayal di mana terdapat perkabaran itu sebagai bagiannya, akan menemukan kegenapannya pada suatu masa di mana Tuhan mengirimkan amaran, karena sidang-Nya berada dalam kondisi kerohanian yang sangat rendah, --- “kurang ajar dan keras hati” dan “suatu rumah yang mendurhaka”, --- Ia akan melaksanakan di dalamnya suatu pekerjaan pemeteraian dan pembantaian. Maka di dalam seluruh Alkitab akan ditemukan hanya di dalam sebuah sidang suatu situasi mengenai kondisi, sebab, masa dan akibat yang memberi jawaban kepada apa yang dinubuatkan itu, dan itu adalah di dalam
Sidang Laodikea.
Karena tuduhan dari Wahyu 3 : 14 - 18 terhadap orang-orang Laodikea, dan tuduhan dari Yehezkiel 2 : 1 - 7 dan pasal 3 : 4 - 7 terhadap “isi rumah Israel”, adalah sama, maka satu tuduhan itu merupakan pelengkap bagi tuduhan lainnya : yang satu merupakan Wahyu (ungkapan) dari apa yang dinubuatkan oleh yang lainnya.
Keduanya itu menguatkan amaran Roh Nubuatan yang mengatakan bahwa tidak ada suatupun “kesesatan yang lebih besar dapat datang menghinggapi pikiran manusia daripada suatu keyakinan bahwa mereka adalah benar, padahal mereka semuanya keliru! Pekabaran dari Saksi Yang Benar itu menemukan umat Allah dalam suatu kesesatan yang menyedihkan (bukan dalam kondisi yang sempurna), namun mereka jujur dalam kesesatan itu. Mereka tidak tahu bahwa kondisi mereka adalah menyedihkan pada pemandangan Allah. Sementara orang-orang yang dituduh itu menyombongkan dirinya
bahwa mereka sedang berada dalam suatu kondisi kerohanian yang tinggi, maka pekabaran dari Saksi Yang Benar itu memecahkan ketenangan mereka dengan tuduhan yang mengejutkan mengenai keadaan mereka yang sebenarnya, yaitu buta rohani, melarat rohani dan sengsara rohani. Kesaksian yang sedemikian tajam dan keras itu, tidak mungkin salah, karena adalah Saksi Yang Benar itu sendiri yang membicarakannya, maka kesaksian-Nya itu pasti benar”. -- Testimonies, vol. 3, pp. 252, 253.
Oleh karena Tuhan mengatakan bahwa “seluruh isi rumah Israel adalah kurang ajar dan keras hati” (Yehezkiel 3 : 7), maka tentunya untuk dapat diselamatkan setiap orang hendaknya mau bertekad untuk mengetahui kejelekan perkaranya” (Testimonies, vol. 1, p. 163), dan
Masa Dari Kemerosotan Sidang.
Sekiranya umat Allah akan terus-menerus menyesatkan diri sendiri, yaitu “kurang ajar dan keras hati”, dan sekiranya kerohanian sidang akan terus saja makin hari makin redup, maka dengan sidang yang sedemikian ini Tuhan tidak pernah mungkin dapat menyelesaikan pekerjaan-Nya di bumi, dan masa kasihan pada akhirnya harus berakhir bagi suatu dunia dalam kegelapan yang pekat, tanpa ada seorang sucipun untuk diobahkan pada kedatangan Kristus.
Roh Nubuatan mengatakan : “Tuhan tidak bekerja sekarang untuk membawa banyak jiwa ke dalam kebenaran, karena adanya anggota-anggota sidang yang belum pernah bertobat, dan orang-orang yang pernah bertobat mereka itu sebaliknya telah murtad kembali. Pengaruh apakah yang dapat dibuat oleh anggota-anggota yang tidak bertobat ini kepada orang-orang baru?
Bukankah mereka akan menyia-nyiakan pekabaran karunia Allah itu yang seharusnya dibawa oleh umat Allah?” -- Testimonies, vol. 6, p. 371.
Setelah sampainya sekarang terhalangnya jiwa-jiwa karena anggota-anggota yang tidak bertobat dan yang murtad di dalam sidang, maka apakah yang akan Ia lakukan sekarang apabila sebagaimana dikatakannya : “seluruh isi rumah Israel adalah kurang ajar dan keras hati?” Dari kenyataan bahwa Tuhan sedang menahan jiwa-jiwa masuk, adalah suatu pertanda yang nyata bahwa Ia harus melakukan sesuatu tindakan khusus bagi sidang sebelum ia dapat menyelesaikan pekerjaan Tuhan di bumi.
Karena berhadapan dengan kepastian yang penting ini, setiap orang yang berusaha “mewarisi tempat yang tinggi di atas” hendaklah mempertahankan dengan ketat integritas pikiran dan keterbukaan, sambil menyelidiki pekerjaan istimewa ini, supaya jangan penderitaan Laodikea menyebabkan ia tidak akan pernah menemukan
Obatnya :
“............. Sementara pemeriksaan pengadilan berlangsung di dalam sorga, ….. akan ada suatu pekerjaan pembersihan khusus, yaitu pembuangan dosa, di antara umat Allah di bumi. ..… Kemudian sidang yang akan diterima-Nya pada saat kedatangan-Nya akan menjadi ‘sebuah sidang yang mulia, yang tidak bercacad, atau kerut, ataupun sesuatu cacat apapun’. Kemudian ia akan terlihat ‘bagaikan pagi hari, yang indah bagaikan bulan, cerah bagaikan matahari, dan hebat bagaikan suatu bala tentara dengan panji-panjinya’”. “Dengan berpakaikan senjata kebenaran Kristus, sidang akan menghadapi pertikaiannya yang terakhir ..... ia akan maju ke
seluruh dunia, untuk menaklukkan dan menaklukkan lagi”. The Great Controversy, p. 425; Prophets and Kings, p. 725.
Tandailah kata-kata yang tertulis tebal tegak itu : “tidak bercacad”, “pertikaian yang terakhir”, “maju terus ke seluruh dunia, menaklukkan dan untuk menaklukkan”. Pernyataan-pernyataan ini menekankan kepada sebuah sidang yang murni dan yang menang, yang dilengkapi dengan suatu “tugas pekerjaan pemurnian khusus”, yang harus terjadi sebelum pekerjaan injil diselesaikan di setiap bagian dunia.
Sambil menunjukkan kesiapan sidang di waktu itu bagi pekerjaan besar yang akan ditugaskan kepadanya, maka Ilham selanjutnya mengatakan : “Keajaiban-keajaiban besar dilakukan, orang-orang sakit disembuhkan, tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban mengikuti orang-orang percaya”. -- Early Writings, p. 278.
Oleh karena pekerjaan-pekerjaan besar ini akan dilaksanakan dalam masa “Seruan Keras dari Pekabaran Malaikat Yang Ketiga”, maka pembersihan itu harus terjadi pada permulaan dari “Seruan Keras” itu. Dan dari sinilah akan menyusul sebagai kebutuhan yang logis bahwa nubuatan Yehezkiel mengenai pembubuhan tanda dan pembantaian itu harus berisikan pemberitahuan mengenai penyucian sidang.
Sambil terus memandang dalam khayal akan cherubium dan kemuliaan tahta Allah itu, maka nabi itu melihat Tuhan datang ke ambang pintu rumah itu (sidang), dan sementara Ia menugaskan kepada malaikat-Nya yang “berpakaikan kain linen”dan yang “memegang pena penyurat pada sisinya itu”, Yehezkiel mendengar perintah-Nya kepada orang itu sebagai berikut : “Pergilah kamu masuk ke tengah-tengah
kota itu, masuk ke tengah-tengah Yerusalem, dan bubuhlah suatu tanda pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah dan menangis karena segala kekejian yang dilakukan di tengah-tengahnya.”
“Dan kepada yang lain-lainnya kata-Nya pada pendengaranku, Berjalanlah engkau mengikuti dia ke dalam kota itu, dan bunuhlah; janganlah matamu melewati, atau menaruh sayang; bunuhlah seluruhnya baik tua maupun muda, baik pelayan atau anak-anak kecil, maupun kaum wanita; tetapi janganlah kamu hampir kepada setiap orang yang padanya terdapat tanda itu; dan mulailah kamu pada tempat kesucian-Ku. Kemudian mulailah mereka itu terhadap orang-orang bangsawan yang berada di depan rumah itu. Maka katanya kepada mereka itu, Najiskanlah rumah itu, dan penuhilah semua halamannya dengan bangkai orang mati; laksanakanlah! Maka pergilah mereka lalu membunuh di dalam kota itu.”
“Maka terjadilah, sementara mereka membantai orang-orang itu, maka aku dibiarkannya, sehingga tersungkurlah aku dengan muka ke tanah, dan menangis serta mengatakan, Oh Tuhan Allah! Akankah Engkau membinasakan semua Israel yang sisa dalam tuangan murka-Mu atas Yerusalem? Kemudian kata-Nya kepadaku : Kejahatan isi rumah Israel dan Yehuda adalah sangat besar, dan tanah itu adalah penuh dengan darah, dan kota itu penuh dengan penyelewengan; karena mereka mengatakan : Tuhan telah meninggalkan bumi, dan Tuhanpun tidak melihatnya”. Yehezkiel 9 : 3 - 9.
Dalam mengungkapkan suatu pemisahan orang-orang jahat secara total dari antara orang-orang benar, maka ayat-ayat ini secara nubuatan mengamarkan akan hal perlunya penyucian sidang — yaitu satu-satunya keselamatannya. Karena mengambil tempat di dalam “kota”, “Yerusalem”, “Israel”, dan “Yehuda”,
— yaitu sebutan-sebutan yang tidak satupun dapat ditujukan kepada dunia, karena sekaliannya itu khusus berlaku hanya kepada umat Allah, yaitu sidang, --- maka sesuai dengan itu pekerjaan pemisahan ini akan terbatas hanya kepada sidang.
Selanjutnya, dari kenyataan bahwa orang-orang jahat akan diambil keluar dari antara orang-orang benar, juga menunjukkan bahwa pemisahan itu tidak mungkin terjadi di dunia. Sekiranya pemisahan itu terjadi di dunia, maka itu sudah akan terjadi dalam cara yang berlawanan — yaitu orang-orang benar diambil keluar dari antara orang-orang jahat.
Ingatlah bahwa Tuhan berfirman kepada Yehezkiel : “Hai anak Manusia, aku menugaskan kamu kepada bani Israel, yaitu kepada suatu bangsa yang telah memberontak melawan Aku”. “Karena kamu bukan diutus kepada suatu bangsa yang bicaranya asing dan sukar bahasanya, melainkan kepada isi rumah Israel” (Yehezkiel 2 : 3; 3 : 5) – yaitu suatu misi yang akan menghasilkan
Pemeteraian Mereka Yang 144.000 Itu --- Buah-Buah Pertama Itu.
Roh Nubuatan mengatakan : “Malaikat yang terperkasa dari segala malaikat ini membawa di dalam tangannya meterai dari Allah yang hidup itu, atau dari Dia, yaitu satu-satunya yang dapat memberikan hidup, yang dapat membubuhkan tanda pada dahi-dahi .....”.
“Pemeteraian hamba-hamba Allah ini adalah sama dengan apa yang ditunjukkan kepada Yehezkiel dalam khayal. Yohanes juga telah menyaksikan Wahyu yang sangat mengejutkan ini.” — Testimonies to Ministers, pp. 444, 445.
Karena pemeteraian (Wahyu pasal 7) adalah sama dengan pembubuhan tanda (Yehezkiel pasal 9), — yaitu “penyucian“,
-- maka demikianlah kita telah diberikan suatu gambaran rangkap mengenai “pekerjaan penghabisan bagi sidang, ..... masa pemeteraian mereka yang seratus empat puluh empat ribu itu, yaitu mereka yang akan berdiri tanpa cela di hadapan tahta Allah. ..... Mereka sangat merasakan secara mendalam kesalahan-kesalahan umat Allah. Ini dikemukakan secara tegas melalui gambaran nabi itu mengenai pekerjaan penghabisan di bawah lambang orang-orang yang masing-masingnya memegang sebuah senjata pembantai di dalam tangannya. Salah seorang di antara mereka itu berpakaian kain linen, dengan sebuah pena penyurat pada sisinya”. -- Testimonies, vol. 3, p. 266.
Oleh karena penyucian, atau pemeteraian itu datang pada permulaan dari “Seruan Keras”, sebagaimana sudah kita saksikan, maka mereka yang 144.000 itu adalah “buah-buah pertama” --- yaitu yang pertama sekali dimeteraikan; sedangkan orang-orang yang akan dimeteraikan sesudah penyucian sidang, ialah buah-buah kedua, yaitu mereka yang oleh Yohanes (setelah menyaksikan mereka 144.000 itu dimeteraikan) dikatakan : “Sesudah ini aku tampak, maka heran, ada suatu rombongan besar yang tidak seorangpun dapat menghitungnya, berasal dari segala bangsa, dan suku-suku bangsa, dan umat, dan bahasa-bahasa, mereka itu berdiri di hadapan tahta, dan di hadapan Anak Domba itu, berpakaikan jubah-jubah putih, dan pelepah kurma di dalam tangan mereka”. Wahyu 7 : 9.
Sebab itu dari kenyataan bahwa akan ada suatu pengumpulan dari dua hasil penuaian, menunjukkan bahwa pembubuhan tanda atau pemeteraian itu akan terdapat dalam dua bagian --- yaitu dua periode --- dan bahwa akan ada
Dua Laporan Pemeteraian.
Yehezkiel mengatakan : “Dan bahwasanya orang yang berpakaian kain linen itu yang memiliki pena penyurat
pada sisinya, melaporkan hal itu (selagi di bumi), sambil mengatakan : Sudah ku laksanakan sesuai dengan yang diperintahkan Tuan kepadaku”. Yehezkiel 9 : 11. Di sinilah terdapat laporan yang pertama, yang dibuat setelah lengkap pemeteraian di dalam sidang — yaitu pemeteraian buah-buah pertama, mereka yang 144.000 itu.
Hamba Tuhan mengatakan : “Aku tampak seorang malaikat dengan sebuah pena penyurat pada sisinya kembali dari bumi, lalu melaporkan kepada Yesus bahwa tugasnya telah diselesaikan, dan orang-orang suci telah dihitung dan dimeteraikan”. – Early Writings, p. 279. Di sini terdapat laporannya yang kedua, yang dibuat setelah lengkap pemeteraian di dunia --- yaitu pemeteraian buah-buah kedua, rombongan besar orang-orang itu.
Dengan membandingkan kedua laporan itu, maka masing-masingnya terlihat berasal dari peristiwa yang berbeda-beda : Pada laporan yang pertama, Tuhan berada pada “ambang pintu rumah itu” di bumi (Yehezkiel 9 : 3); pada laporan yang kedua, Ia berada di dalam tempat kesucian sorga.
Sesudah malaikat itu membuat laporannya yang pertama, maka Tuhan memerintahkan kepadanya : “Pergilah kamu masuk di antara roda-roda itu, yaitu di bawah cherub itu, lalu penuhilah tanganmu dengan bara-bara api dari antara cherubium-cherubium itu, dan hamburkanlah semuanya ke atas negeri itu. Maka pergilah ia masuk di hadapan mataku”. Yehezkiel 10 : 2.
Tetapi menyusul laporannya yang kedua, “...... Semua rombongan malaikat itu melepaskan mahkota-mahkota mereka sementara Yesus memberikan pernyataan penting yang berbunyi : ‘Orang yang tidak benar, biarlah ia terus menjadi tidak benar; dan orang yang cemar biarlah ia terus menjadi cemar; dan orang yang benar biarlah ia terus menjadi benar,
dan orang yang suci biarlah ia terus menjadi suci’”. -- Early Writings, pp. 279, 280.
Sekiranya masa kasihan akan berakhir pada waktu laporan yang pertama, (Yehezkiel 9 : 11), maka sesuai dengan penegasan di atas, Tuhan harus berada di dalam sorga, kemudian Ia turun ke bumi untuk menyambut orang-orang suci-Nya, bukan sebaliknya Ia sudah berada di bumi kemudian naik ke dalam tahta-Nya, seperti yang benar-benar dilakukan-Nya, tanpa ikut serta orang-orang suci-Nya (Yehezkiel 10 : 9).
Kembali : karena nabi itu telah ditinggalkan di belakang sewaktu Tuhan pergi naik, maka secara lambang menunjukkan bahwa pada turun dan naiknya kali ini, orang-orang suci tidak akan dibawa ke sorga, melainkan hanya akan dibebaskan dari dosa dan orang-orang berdosa --- dipersiapkan bagi pekerjaan yang terakhir.
Tetapi, pada pelaporan yang kedua malaikat itu, Yesus, yang berada di dalam sorga, “keluar dari tempat yang maha suci” (Early Writings, p. 280) untuk turun ke bumi.
Perbandingan yang singkat ini menghantarkan perhatian kita terpusat pada kenyataan rangkap, bahwa pada saat laporan yang pertama Yesus masuk ke dalam kaabah., sedangkan pada saat laporan yang kedua, Ia keluar.
Apa yang terjadi sesudah laporan malaikat itu megenai hal pemeteraian dan pembantaian di dalam sidang tidak diperlihatkan kepada Yehezkiel. Tetapi hal itu diperlihatkan kepada Yesaya. Yesaya melihat
Orang-Orang Yang Luput Itu Pergi Kepada Segala Bangsa.
Nabi Injil itu mengatakan : “Karena oleh api dan oleh pedang-Nya,
Tuhan akan menghukum semua manusia : maka besarlah kelak bilangan segala orang yang dibunuh oleh Tuhan. ..... Maka Aku akan mengutus orang-orang yang luput dari mereka itu kepada segala bangsa, ..... kepada pulau-pulau yang jauh, yang belum mendengar kemahsyuran nama-Ku, dan yang belum melihat kemuliaan-Ku; maka mereka akan menyatakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa Kapir. Dan mereka akan menghantarkan semua saudaramu keluar dari segala bangsa bagi suatu persembahan kepada Tuhan ..... ke gunung kesucian-Ku Yerusalem, demikianlah firman Tuhan, ..... di dalam sebuah bejana yang bersih ke dalam rumah Tuhan”. Yesaya 66 : 16, 19, 20.
Oleh karena “orang-orang yang luput” dari pembantaian itu (144.000 itu) akan “menghantarkan semua saudaramu (semua orang yang akan diselamatkan dalam masa “Seruan Keras”) …… ke dalam rumah Tuhan”, maka dengan sendirinya orang-orang yang luput itu ialah orang-orang yang akan menyelesaikan pekerjaan itu --- itulah sebabnya mereka disebut “hamba-hamba Allah”. Wahyu 7 : 3.
Lagi pula, pekabaran itu menemukan mereka di dalam sidang, bukan di dunia, maka sebab itu mereka adalah “anak-anak dara”; artinya, “tidak tercemar dengan wanita-wanita” (Wahyu 14 : 4) --- yaitu gereja-gereja dunia. Dan mereka adalah tanpa tipu di dalam mulutnya, karena mereka telah menahan mulutnya daripada
Mengeritik Dan Mencari-cari Salah.
Roh Nubuatan dalam mengamarkan pembersihan itu mengatakan sebagai berikut : “..... Mereka akan mempertanyakan dan mengeritik segala perkara yang timbul dalam kebenaran yang terungkap, mereka mengeritik pekerjaan dan pendirian orang-orang lain, mengeritik
setiap cabang pekerjan dalam mana mereka sendiri tidak mengambil bagian. Mereka akan makan dari kekelirun-kekeliruan dan kesalahan-kesalahan orang-orang lain, ‘sampai kelak’, kata malaikat itu, ‘Tuhan Yesus akan bangkit berdiri dari tugas pembelaan-Nya di dalam tempat kesucian sorga, dan akan memakaikan diri-Nya dengan pakaian pembalasan, dan akan mengejutkan mereka itu pada pesta perayaan mereka yang tidak suci; maka mereka akan mendapatkan diri mereka tidak bersedia bagi pesta perkawinan Anak Domba”. -- Testimonies, vol. 5, p. 690.
Semua perkataan yang penting ini, hendaklah dimasukkan ke dalam hati setiap orang, dan kiranya tidak seorangpun membiarkan musuh membohonginya “dengan kata-kata dan pembicaraan-pembicaraan yang muluk-muluk” terhadap masalah hidup atau mati ini. Taruhlah di dalam pikiranmu akan kenyataan bahwa “bangkit berdirinya Kristus dari tugas pembelaan-Nya” itu tidak mungkin terjadi sesudah pintu kasihan ditutup, karena, catatlah dengan teliti, ia akan “bangkit” dalam masa “pengungkapan kebenaran itu”.
Hendaklah setiap orang memperhatikan agar ia tidak jatuh untuk mengeritik pekabaran itu atau juru-juru kabarnya, melainkan sebaliknya agar sesuai dengan anjuran Tuhan supaya ia “berkeluh-kesah dan menangis karena segala kekejian yang dibuat di tengah-tengahnya (sidang)”, supaya ia jangan didapati pada pihak yang salah, disejajarkan dengan orang-orang yang berbuat kejahatan, lalu dengan demikian diputuskan nasibnya untuk jatuh di bawah senjata-senjata pembantai malaikat-malaikat itu.
Perintah yang membesarkan hati ialah : “Berserulah dengan keras, janganlah ditahan, angkatlah suaramu bagaikan trompet, dan tunjukkanlah kepada umat-Ku segala pelanggaran mereka, dan isi rumah Yakub segala dosa mereka”. Yesaya 58 : 1. Saudara-Saudariku, berdirilah pada pihak yang benar, dan yakinilah, “setelah melakukan semuanya,
untuk berpihak”, karena tidak satupun yang dapat menghindari kenyataan, bahwa Tuhan telah menetapkan tangan-Nya untuk memisahkan “orang-orang jahat dari antara orang-orang benar”, seperti yang selanjutnya terlihat
Dalam Terang Dari Perumpamaan-Perumpamaan.
“Maka setelah raja itu masuk hendak melihat para tamu itu, terlihatlah olehnya di sana seseorang yang tidak memakai pakaian kawin ……. Lalu bertitahlah raja itu kepada hamba-hambanya : ikatlah kaki tangannya, dan bawalah dia keluar, dan buanglah dia ke dalam kegelapan yang di luar; di sanalah kelak akan ada tangisan dan keretak gigi”. Matius 22 : 11, 13.
Pemeriksaan dan pembuangan keluar ini akan jadi sebelum pintu kasihan ditutup, sebab upacara perkawinan itu belum dilaksanakan pada waktu apabila “raja itu masuk melihat-lihat para tamunya”.
“Kembali, kerajaan sorga itu adalah bagaikan sebuah pukat yang dilabuhkan orang ke dalam laut, dan yang mengumpulkan berjenis-jenis ikan; dan setelah ia itu penuh, mereka lalu menariknya ke pantai, lalu duduklah mereka, lalu dikumpulkannya ikan-ikan yang baik ke dalam keranjang-keranjang, tetapi yang jelek dibuangkannya. Demikianlah akan jadi kelak pada akhir dunia; malaikat-malaikat akan keluar, lalu memisahkan orang-orang jahat dari antara orang-orang benar, dan akan mencampakkan mereka itu ke dalam dapur api; di sanalah kelak ada tangisan dan keretak gigi”. Matius 13 : 47 - 50.
Di dalam Injil inipun terlihat pembersihan sidang itu, karena ikan-ikan yang jelek akan diambil keluar dari antara ikan-ikan yang baik, dan bukan ikan-ikan yang baik yang diambil keluar dari antara ikan-ikan yang jelek,
artinya ikan-ikan yang jelek yang ada di dalam pukat (sidang) akan dibuang keluar, dan ikan-ikan yang baik akan dipertahankan.
Pukat ini melambangkan pekerjaan Injil sampai kepada masa penyucian sidang, karena sesudah sidang selesai disucikan, maka hanya “orang-orang yang akan diselamatkan” sedemikian inilah yang akan diberikan tanda keanggotaan : “Bangunlah, bangunlah, kenakanlah kuatmu, hai Sion; kenakanlah pakaian-pakaian keindahanmu, hai Yerusalem, kota suci; karena mulai dari sekarang tidak akan lagi masuk ke dalammu orang-orang yang tidak bersunat dan mereka yang najis itu”. Yesaya 52 : 1.
Seruan amaran yang membangunkan ini harus dibunyikan sebelum pintu kasihan ditutup, sebab sesudahnya itu seruan ini tidak akan bermanfaat lagi, bahkan itu akan menjadi cemohan saja. Juga ia itu tidak mungkin berlaku kepada masa dari “Seruan Keras”, sebab sidang pada waktu itu tidak lagi tidur dan tidak lagi tanpa “pakaian-pakaian keindahannya”; Roh Nubuat menguatkan, bahwa “Hanya orang-orang yang telah menahan dan mengalahkan cobaan dalam kuat kuasa dari Yang Maha Tinggi yang akan diijinkan untuk ikut serta dalam memberitakan pekabaran ini apabila ia itu kelak berkembang menjadi Seruan Keras”. – Review and Herald, Nov. 19, 1908. “Maka pada hari itu tidak akan ada lagi orang Kanaan di dalam rumah Tuhan semesta alam”. Zakharia 14 : 21.
“Maka orang-orang Kapir akan menyaksikan kebenaranmu, dan semua raja-raja akan kemuliaanmu; maka engkau akan disebut dengan suatu nama yang baru, yang oleh mulut Tuhan sendiri akan beri nama”. Yesaya 62 : 2. “Oleh sebab itu semua pintu gerbangmu akan terbuka selalu; sekaliannya itu tidak akan ditutup baik siang maupun malam;
supaya orang-orang dapat menghantarkan ke dalammu bala tentara orang-orang Kapir, dan supaya raja-raja mereka itu dapat dibawa”. Yesaya 60 : 11.
Dalam penyucian sidang itu, “malaikat-malaikat akan …. memisahkan orang-orang jahat dari antara orang-orang benar” (Matius 13 : 49), tetapi dalam masa “Seruan Keras”, mereka akan menghimpunkan orang-orang benar dari antara orang-orang jahat. Demikianlah hal itu tertulis : “Maka sesudah segala perkara ini aku tampak seorang malaikat lain turun dari langit, ia memiliki kuasa besar; maka bumi diterangi dengan kemuliaannya. ..... Lalu ku dengar suatu suara yang lain dari langit mengatakan : Keluarlah daripadanya, hai umat-Ku, supaya jangan kamu ambil bagian dalam segala dosanya, dan supaya jangan kamu ikut menerima segala belanya”. Wahyu 18 : 1, 4.
Kedua pemisahan yang berbeda ini, masing-masing pada masa yang berbeda, terjadi apabila (diikhtisarkan fakta-faktanya satu demi satu), pada masa buah-buah pertama, orang-orang jahat akan diambil keluar dari antara orang-orang benar di dalam sidang (pukat), tetapi apabila pada masa buah-buah kedua, orang-orang benar akan diambil keluar dari antara orang-orang jahat di Babilon. Maka sebuah sidang yang sedemikian ini --- yang murni secara mutlak --- mempersyaratkan suatu
Pekabaran Murni Yang Mutlak.
Karena nubuatan Yehezkiel mengungkapkan dirinya sendiri sebagai sebuah pekabaran bagi sidang pada waktu ini, maka nabi itu sendiri harus perlu melambangkan para utusan yang akan membawakan pekabaran itu kepada sidang pada masa yang telah ditentukan. Dan dalam menjawab perintah Tuhan yang berbunyi : “Janganlah kamu
memberontak seperti halnya isi rumah pemberontak itu; bukakanlah mulutmu, dan makanlah apa yang Ku berikan kepadamu”, maka jawaban Yehezkiel adalah : “Kemudian ku makan akan dia; maka ia itu di dalam mulutku adalah seperti madu manisnya” (Yehezkiel 2 : 8; 3 : 3), menunjukkan bahwa utusan-utusan itu mematuhi Tuhan dan mereka mencintai firman-Nya melebihi segala-galanya yang lain.
Tuhan berfirman : “Dan lagi Aku akan melekatkan lidahmu pada langit-langit mulutmu, sehingga kamu akan menjadi bisu, ..... Tetapi apabila Aku berfirman kepadamu, Aku akan membukakan mulutmu, dan kamu harus mengatakan kepada mereka : demikianlah firman Tuhan Hua; barangsiapa yang mendengar, hendaklah ia mendengar; dan barangsiapa yang tidak mau mendengar, biarlah ia menolak, karena mereka adalah suatu rumah pemberontak”. Yehezkiel 3 : 26, 27.
Pernyataan yang pasti ini dari Tuhan sendiri memanifestasikan, bahwa pekabaran itu tidak akan tercemar -- yaitu kebenaran yang murni, bukti yang mutlak menentang pencemaran ucapan manusia. Para utusan itu, karena dibuat bisu, maka mereka hanya dapat berbicara apabila Ia membukakan mulut mereka, dan hanya dengan apa yang Ia letakkan di dalam mulut mereka — yaitu “Demikianlah firman Tuhan Hua”. Karena bukan dari diri mereka sendiri, maka mereka akan
Menjunjung Tinggi Ilham.
Rasul Paulus mengatakan : “Jikalau seseorang menganggap dirinya sendiri sebagai nabi atau seorang rohaniawan, maka hendaklah ia mengakui bahwa segala perkara yang ku tuliskan kepadamu itu adalah perintah-perintah Tuhan”. 1 Korintus 14 : 37.
Bilamana Allah berbicara melalui perantaraan seseorang, maka orang itu sebagai juru bicara-Nya, harus mengakui akan kenyataan itu, supaya jangan ia terbawa kepada suatu nasib yang sama
dengan apa yang menimpa Herodes, yang “pada suatu hari tertentu ..... telah memakai pakaian kerajaannya, duduk di atas tahtanya, lalu mengucapkan suatu pidato kepada mereka itu. Maka menyahutlah orang banyak itu dengan sorak-sorai, katanya : Inilah suara suatu dewa, dan bukan suara manusia. Maka pada saat itu juga Herodes dipalu oleh seorang malaikat Tuhan, sebab tiada diberinya hormat kepada Allah; lalu ia dimakan cacing, dan menghembuskan napasnya”. Kisah Segala Rasul 12 : 21 – 23.
Dari pengalaman yang mengerikan ini, yang tercatat sebagai amaran bagi kita, dan dari kebenaran-kebenaran penting lainnya yang dikemukakan di sini, dapatlah kita dengan jelas, bahwa agar Tuhan mempersiapkan hamba-hamba-Nya bagi pemeteraian itu, maka Ia sedang memberikan setiap pelajaran yang perlu, bahkan di dalam pelajaran yang tidak terpisahkan dalam
Cara Bagaimana Pekabaran Itu Datang.
Pembaca dapat mencatat, bahwa meskipun nabi itu diminta untuk pergi berbicara kepada umatnya, namun gantinya ia diberitahu tentang apa yang harus dikatakan, ia ternyata telah diperintahkan : “Bukakanlah mulutmu, dan makanlah apa yang kuberikan kepadamu. Dan setelah kupandang”, demikianlah kata Yehezkiel, “bahwasanya suatu tangan telah dikirim kepadaku; dan heran, terdapat di dalamnya sebuah gulungan dari sebuah kitab. ..... Lagi pula firman-Nya kepadaku : Hai anak Manusia, makanlah apa yang kau dapat; makanlah akan gulungan kitab ini, dan pergilah berbicara kepada isi rumah Israel. Demikianlah kubukakan mulutku, lalu diberinya aku makan gulungan kitab itu”. Yehezkiel 2 : 8, 9; 3 : 1, 2.
Karena semua kata-kata yang hendak dibicarakan oleh Yehezkiel kepada umatnya itu ada terdapat di dalam kitab yang dimakannya, maka “kitab” itu tak mungkin lain
daripada Alkitab, dari mana keluar pekabaran yang mencapai puncaknya dalam
Sukacita, Ratap Tangis Dan Celaka.
“Maka heran, terdapat di dalamnya sebuah gulungan dari sebuah kitab; lalu dibukakannya gulungan kitab itu dihadapanku; maka adalah ia itu tertulis di dalamnya dan di luarnya : dan adalah tertulis di dalamnya beberapa ratapan, dan tangisan, dan celaka” (Yehezkiel 2 : 9, 10) — yaitu tulisan mengerikan yang membayangkan pembantaian di dalam Yehezkiel pasal 9, dan celaka-celaka yang diucapkan di dalam perumpamaan-perumpamaan Tuhan yang berbunyi : “Tuan dari hamba itu akan datang pada suatu hari yang tiada disangkanya, dan pada suatu jam yang tiada disadarinya. Lalu menyesahkan dia teramat sangat, dan menetapkan bagiannya bersama-sama dengan orang-orang munafik : di sanalah kelak terdapat tangisan dan keretak gigi”. “Kemudian titah raja itu kepada hamba-hambanya : Ikatkanlah dia kaki dan tangannya, dan bawalah dia keluar, dan buangkanlah dia ke dalam kegelapan yang di luar; di sana kelak terdapat tangisan dan keretak gigi”. Matius 24 : 50, 51; 22 : 13.
Dan jauh sebelumnya oleh perantaraan hamba-Nya Musa, Tuhan menyatakan kepada umat-Nya : “Akan jadi kelak, jikalau tiada kamu mau mendengar akan suara Tuhan Allahmu, untuk mematuhi melakukan semua perintah-Nya dan undang-undang-Nya yang kupesankan kepadamu hari ini; bahwa semua kutuk ini akan datang atasmu, dan akan mengena kamu“. Ulangan 28 : 15. “Bahwa pada hari ini juga aku mengundang langit dan bumi untuk mencatat menjadi saksi atas kamu, bahwa aku telah menghadapkan kepadamu baik hidup maupun mati, baik berkat maupun kutuk; oleh sebab itu pilihlah hidup, agar supaya baik kamu maupun benihmu dapat hidup”. Ulangan 30 : 19.
Karena “buku” yang dimakan oleh Yehezkiel itu adalah “tertulis di dalam maupun di luarnya” (Yehezkiel 2 : 10), maka tulisan “yang di dalam” itu tak dapat lain daripada nubuatan firman Allah saja yang memberitakan semua kutuk dan berkat-berkat yang tertulis di dalam Alkitab; sedangkan tulisan “yang di luar” tidak mungkin lain daripada catatan yang pasti mengenai kegenapan dari semua yang tercatat di sebelah dalamnya — yaitu catatan singkat mengenai nubuatan yang menjadi sejarah; sehingga dengan begitu menunjukkan bahwa Allah telah membicarakannya dan Ia akan melaksanakannya.
Selain itu, penulisan di sebelah “dalam dan di luar” itu menunjukkan juga bahwa pekabaran itu akan terdapat dalam contoh dan contoh saingan.
Perlu dicatat juga bahwa pada waktu Yehezkiel memakan “buku” itu, di dalam mulutnya terasa “seperti madu manisnya”, tetapi bukan “pahit” di dalam “perutnya”, seperti halnya buku yang dimakan oleh Yohanes (Wahyu 10 : 10). Oleh sebab itu, walaupun ditunjukkan oleh Firman ini bahwa tidak akan terdapat kekecewaan apapun dengan pekabaran ini seperti kekecewaan pekabaran dalam tahun 1844 yang lalu, namun dengan sangat menyedihkan ia itu menyatakan, bahwa amaran terhadap umat yang dituju oleh pekabaran ini
Akan Menutup Telinga Mereka Dan Menutup Pintu-Pintu Mereka.
“Tetapi isi rumah Israel itu tidak akan mau mendengarkanmu, karena mereka tidak mau mendengarkan-Ku; karena seluruh isi rumah Israel itu adalah kurang ajar dan keras hatinya”. Yehezkiel 3 : 7. “Tetapi kamu, hai anak Manusia, bahwasanya, mereka akan membubuhkan tali padamu, dan mereka akan mengikat engkau dengan mereka, sehingga engkau tidak dapat keluar dari antara mereka itu : …. dan tiada lagi engkau menjadi penegur kepada mereka itu,
karena mereka adalah sebuah rumah pemberontak”. Yehezkiel 3 : 25, 26.
Dalam pandangan yang sama Roh Nubuatan meramalkan : “Dalam pekerjaan besar yang terakhir hanya sedikit orang-orang besar yang akan ikut serta.” -- Testimonies, vol. 5, p. 80. “..... mereka tidak akan dapat mengenali pekerjaan Allah itu apabila seruan keras dari malaikat ketiga itu kelak dikumandangkan. Apabila terang terus maju menerangi bumi, maka gantinya mereka datang keluar membantu pekerjaan Tuhan, mereka justru akan membatasi pekerjaan-Nya untuk memenuhi pendapat-pendapat mereka yang sempit ..... Akan ada di antara kita orang-orang yang selalu mau mengendalikan pekerjaan Allah, untuk memaksakan kemauannya sampai kepada pergerakan-pergerakan apa saja yang akan dibuat apabila pekerjaan itu maju di bawah pengendalian malaikat itu yang akan menggabungkan diri dengan malaikat yang ketiga dalam pekabaran itu untuk diberikan kepada dunia”. – Testimonies to Ministers, p. 300. Sebab itu timbullah pertanyaan :
Bagaimanakah Pekabaran Itu Kelak Mencapai Orang Banyak Itu?
Karena penolakan mereka untuk mendengar, maka “Allah akan menggunakan berbagai cara dan upaya”, demikianlah jawaban Roh Nubuatan, “oleh mana ia itu akan terlihat bahwa Ia sedang memegang pemerintahan di dalam tangan-Nya sendiri. Para pekerja akan kelak tercengang oleh cara-cara yang sederhana yang akan digunakan-Nya untuk menyelesaikan dan menyempurnakan pekerjaan kebenaran-Nya”. – Testimonies to Ministers, p. 300.
“Allah telah berjanji, bahwa di mana para gembala didapati tidak benar Ia akan mengawasi sendiri kawanan domba itu ..... Dalam masa ini emas akan dipisahkan dari sanganya di dalam sidang.
Peribadatan yang benar akan jelas dapat dibedakan daripada semua peribadatan yang hanya dalam rupa saja. Banyak bintang yang sudah kita agung-agungkan karena kecerdasannya selama ini, kelak pada masa itu akan hilang dalam kegelapan. ..... Orang-orang yang pernah malu-malu dan kurang percaya pada diri sendiri, akan kelak menyatakan diri mereka secara terbuka bagi Kristus dan kebenaran-Nya. Mereka yang terlemah dan ragu-ragu di dalam sidang kelak akan jadi seperti Daud — yaitu rela untuk bertindak dan berani” (Testimonies, vol. 5, pp. 80, 81) — adalah kenyataan-kenyataan yang bersama-sama dengan mereka itu yang akan jadi, menunjukkan bahwa
Tidak Satupun Yang Dapat Menghalangi Tuhan.
Dengan melihat pada gambar objek di halaman depan pembaca dapat mencatat bahwa “dua sayap dari masing-masing” mahluk-mahluk hidup itu “adalah bergabung satu dengan yang lainnya”. Yehezkiel 1 : 11. Oleh sebab itu, maka keduanya, mereka dan roda-roda itu, masing-masing membentuk suatu persegi empat : “satu roda dengan satu cherub, dan roda lainnya dengan cherub yang lainnya.” Yehezkiel 10 : 9.
Karena Yehezkiel memandang mahluk-mahluk itu datang dari depan, maka ia melihat bahwa mereka itu memiliki “rupa manusia” di depan, “rupa burung rajawali” di belakang, “rupa singa pada sisi sebelah kanan” dan “rupa lembu pada sisi sebelah kiri” (Yehezkiel 1 : 10), karena mereka berempat memiliki “empat sisi” (ayat 8); juga bahwa mereka memiliki sayap-sayap, “dua …… pada sisi sebelah sini, dan ….. dua ..... pada sisi sebelah sana” (ayat 23). Lagi pula, ia melihat roda-roda yang hidup itu sedemikian teratur sehingga “mereka itu berjalan pada keempat sisinya”. Yehezkiel 1 : 17. (Lihat cover depan).
Khayal empat sisi dari mahluk-mahluk hidup itu, bersama-sama dengan gerakan empat sisi
dari roda-roda itu, memungkinkan gerakan empat arah, yaitu ke depan atau ke belakang, ke kanan atau ke kiri; mahluk-mahluk hidup itu “tidak memutar dirinya sementara mereka berjalan”. Yehezkiel 10 : 11.
“Dan kaki-kaki mereka” karena berupa “kaki-kaki yang lurus” (Yehezkiel 1 : 7), ini memungkinkan mereka bergerak dengan bebas pada setiap arah tanpa memutar, sehingga mereka ”lari dan kembali seperti suatu sambaran kilat” (ayat 14). “Dan kemuliaan Allah orang Israel terdapat di atas mereka itu” (Yehezkiel 10 : 19), “dan yang menyerupai tangan-tangan manusia itu terdapat di bawah sayap-sayap mereka”. (ayat 21)
Karena roda-roda ini, yang membentuk suatu formasi segi empat, “lari dan kembali” dan karena “di atas mereka itu” Allah duduk bersemayam pada tahta-Nya, maka jelaslah bahwa mekanisme hidup yang menakjubkan ini adalah kendaraan milik Allah -- yaitu kereta-Nya dengan mana Ia telah datang membawakan pekabaran itu untuk memisahkan “orang-orang jahat dari antara orang-orang benar”. Demikianlah kesungguhan itu ditegaskan bahwa karena “peperangan itu adalah peperangan Tuhan”, maka sesungguhnya “Ia akan mengawasi sendiri kawanan domba itu”.
“Karena segala keruwetan yang berbentuk roda itu berada di bawah pengendalian tangan yang terdapat di bawah sayap-sayap cherubium, maka demikian itulah permainan yang ruwet dari peristiwa-peristiwa manusia berada di bawah pengawasan Ilahi. Di tengah-tengah pertikaian dan kekacauan bangsa-bangsa, maka Dia yang duduk di atas cherubium itu masih tetap mengendalikan semua persoalan dunia ini.”
“Sejarah bangsa-bangsa akan berbicara kepada kita di waktu ini. Kepada setiap bangsa dan kepada setiap pribadi,
Allah telah memberikan suatu tempat dalam rencana-Nya yang besar. Pada waktu itu orang-orang dan bangsa-bangsa akan diuji dengan bandulan pengukur di dalam tangan Dia yang tidak pernah berbuat keliru itu. Semua orang oleh pilihannya sendiri sedang menentukan nasib mereka, dan Allah sedang mengesampingkan semua bagi penyelesaian maksud-maksud-Nya”. – Prophets and Kings, p. 536.
“Dalam khayal Yehezkiel, Allah menaruh tangan-Nya di bawah sayap-sayap cherubium itu. Ini adalah untuk mengajarkan kepada hamba-hamba-Nya bahwa adalah kuasa Ilahi yang memberikan keberhasilan kepada mereka. Ia mau bekerja sama dengan mereka jika mereka mau membuang kejahatan, dan menjadi bersih di dalam hati dan kehidupan.”
“Terang yang gemerlapan yang berjalan di antara mahluk-mahluk hidup itu dengan kecepatan kilat melambangkan kecepatan dengan mana pekerjaan ini pada akhirnya akan maju terus sampai kepada kelengkapannya” demi kepentingan umat-Nya selama Jam Pehukuman itu (Testimonies, vol. 5, p. 754); karena rupa dari mahluk-mahluk hidup itu adalah
Lambang Dari Orang-Orang Suci Dalam Masa Pehukuman.
Karena rupa dari cherubium itu adalah sama seperti halnya rupa binatang-binatang dari buku Wahyu, maka mereka keduanya perlu memiliki arti yang saling melengkapi, dan untuk kuncinya Yohanes melengkapinya sebagai berikut : “Maka mereka menyanyikan suatu nyanyian baru, bunyinya, Layaklah Engkau mengambil kitab itu, dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau sudah tersembelih, dan sudah menebus kami bagi Allah oleh darah-Mu dari setiap suku bangsa, dan bahasa, dan, umat dan bangsa”. Wahyu 5 : 9.
Kenyataan yang kuat bahwa binatang-binatang ini telah ditebus oleh darah Kristus dan akan memerintah di atas bumi, menunjukkan bahwa mereka adalah melambangkan orang-orang suci, juga seperti halnya binatang-binatang dari Daniel melambangkan bangsa-bangsa. Jadi, adalah perlu, rupa cherubium itu seperti halnya dengan rupa binatang-binatang yang berdiri di hadapan tahta pehukuman itu, melambangkan orang-orang suci dalam masa pehukuman.
Adanya Tuhan berada “di atas mereka itu (cherubium)”, menunjukkan bahwa ini adalah kereta yang hidup di dalam mana Ia sebagai Juruselamat mereka akan kemudian mengobahkan orang-orang suci.
Dan “pada setiap sisi dari kereta awan itu”, demikian kata Roh Nubuatan, “terdapat sayap-sayap, dan di bawahnya terdapat roda-roda yang hidup; dan sementara kereta itu berguling ke atas, maka roda-roda itu berseru, ‘Suci’, dan sayap-sayap itu, sementara mereka itu bergerak, berserulah mereka, ‘Suci’, maka iring-iringan malaikat-malaikat suci yang mengelilingi awan itu berseru, ‘Suci, suci, suci, Tuhan Allah Maha Kuasa!’ dan orang-orang suci di dalam awan-awan itu berseru ‘Glory, Haleluyah!’” -- Early Writings, p. 287.
Bahwa jam kebahagiaan yang sempurna itu sedang mendekat apabila kita kelak akan menaiki kereta yang sangat mulia ini, sehingga akan menggerakkan hati kita untuk membuat kita meneriakkan secara jujur pertanyaan-pertanyaan yang berbunyi :
Kapankah Kereta Ini akan Datang? Berapa Lamakah Ia Itu akan Tinggal?
Apabila dipikirkan dalam terang dari keempat kenyataan utama itu yang sedemikian jauh telah ditegakkan, maka pertanyaan-pertanyaan ini sudah hampir terjawab dengan sendirinya : (1)
Tuhan datang ke bumi di dalam kereta ini; (2) dari kereta inilah Ia memerintahkan kepada Yehezkiel untuk pergi berbicara kepada umat-Nya; (3) Yehezkiel tidak membawa pekabaran itu kepada umat di zamannya; (4) ia akan menghantarkannya kepada umat pada permulaan dari “Seruan Keras” itu.
Demikianlah hal itu terlihat, bahwa apabila masa itu datang setelah sidang mencapai kondisi keadaanya yang dilukiskan oleh Tuhan (Yehezkiel 3 : 9), maka rahasia dari khayal itu akan diungkapkan, dan pekabaran itu akan dibawakan kepada sidang. Dan bahwa sidang telah mencapai masa dan kondisi ini adalah terbukti secara meyakinkan oleh kenyataan tiga rangkap, bahwa bagian pertama dari “wahyu yang sangat mengejutkan ini” (diperluas di sini), telah diterbitkan dalam bulan Desember 1930, di dalam sebuah buku ber-255 halaman yang berjudul Tongkat Gembala, jilid 1; bahwa bagian kedua telah diterbitkan dalam bulan September 1932 di dalam sebuah buku ber-304 halaman berjudul Tongkat Gembala, jilid 2; dan bahwa bagian ketiga — yaitu beberapa seri traktat-traktat (dan buku kecil ini adalah yang pertama) yang semenjak tahun 1933 sampai sekarang berjumlah 898 halaman -- yang merupakan Tongkat Gembala, jilid 3.
Oleh sebab itu, maka kenyataan bahwa dari kereta itu Tuhan memerintahkan kepada nabi itu untuk pergi berbicara, menghantarkan pekabaran kepada umat-Nya, dan bahwa pekabaran itu berjumlah seluruhnya lebih dari 1250 halaman buku-buku yang telah diterbitkan semenjak tahun 1930, yang mengungkapkan kebenarannya dari berbagai segi yang berbeda, mengungkapkan dengan sungguh-sungguh bahwa kereta itu walaupun tidak terlihat oleh manusia (seperti akan halnya “orang muda “ itu yang tidak dapat melihat kereta-kereta itu yang menutupi gunung-gunung -- 2 Raja-Raja 6 : 17), ia itu sudah
datang. Dan karena kereta itu sekarang sudah ada di sini, maka ia itu tentunya harus menjadi alat ilahi yang melaluinya, sebagai suatu markas pusat pergerakan, Tuhan sedang memerintahkan dan mengarahkan pekerjaan-Nya dan melaluinya juga Ia akan berbuat begitu sampai “injil kerajaan ini ….. kelak diberitakan di seluruh dunia menjadi suatu kesaksian kepada segala bangsa; lalu ….. datang kesudahan”. Matius 24 : 14. “Kesudahan itu” --- tak masuk akal! Bagi mereka yang mengatakan : “Di manakah janji kedatangan-Nya itu? Karena semenjak dari segala nenek moyang jatuh tertidur, segala perkara berlanjut seperti biasa semenjak dari permulaan kejadian dunia” (2 Petrus 3 : 4); tetapi orang-orang yang sudah lama menunggu itu, yaitu kepada mereka yang akan mengatakan : “Nah, inilah Allah kita; sudah lama kita menantikan Dia, maka Ia akan menyelamatkan kita” (Yesaya 25 : 9). — Suatu akhir yang mengerikan, menakutkan! Hal itu harus menggerakkan semua orang untuk mengetahui dengan pasti
Maksud Dari Pekabaran Itu.
“Maka terjadilah, sementara mereka membantai orang-orang itu, maka aku dibiarkannya, sehingga bersujudlah aku, dan berseru, dan mengatakan : ‘Oh Tuhan Allah! Akankah Engkau membinasakan semua Israel yang sisa dalam tuangan murka-Mu atas Yerusalem?’ Kemudian kata-Nya kepadaku : Kejahatan isi rumah Israel dan Yehuda adalah sangat besar ..... dan jika Akupun, mata-Ku tiada boleh menaruh sayang, dan Akupun tiada boleh menaruh kasihan”. Yehezkiel 9 : 8 – 10.
Sesudah orang-orang yang berkeluh kesah dan menangis dibubuhi tanda (yang tidak akan dapat dipahami sementara disempurnakan di dalam dunia keseluruhannya sebelum menyusul pembantaian itu di mana-mana), pembantaian itu selesai selengkapnya, dan masalah itu
dilaporkan, maka Tuhan “berbicara kepada orang yang berpakaian kain linen itu, dengan mengatakan : Pergilah kamu di antara roda-roda itu, yaitu di bawah cherub itu, dan isikanlah tanganmu dengan bara-bara api dari antara cherubium-cherubium itu, lalu hamburkanlah sekaliannya atas kota itu”. Yehezkiel 10 : 2.
Penghamburan “bara-bara api ..... atas kota itu” melambangkan penyucian hati yang mutlak (Gospel Workers, p. 23) yang dibuat berhasil oleh curahan Roh Suci atas orang-orang yang menerima “tanda” itu ….. yaitu mereka yang luput dari “pembantaian” itu.
Menyusul pelengkapan “pembantaian” itu, dan tepat menjelang penghamburan “bara-bara api” “atas kota itu”, maka “berdirilah cherubium-cherubium itu pada sisi sebelah kanan rumah itu, …… dan awan memenuhi serambi sebelah dalam”. Yehezkiel 10 : 2, 3. Kemudian mereka “mengangkat sayap-sayapnya, lalu naik dari bumi dalam penglihatanku”, demikian kata nabi itu. Yehezkiel 10 : 19. Kemudian berikutnya ia melihat mereka kembali “mengangkat sayap-sayap mereka” (Yehezkiel 11 : 22, 23), menunjukkan bahwa walaupun mereka telah pergi setelah selesai pemisahan itu (Yehezkiel 10 : 3, 19), mereka kemudian kembali, dan kini sedang bertolak pergi untuk kedua kalinya.
Dengan dibersihkannya kota itu dari dosa dan dari orang-orang berdosa, maka tak seorangpun yang lain terkecuali “mereka yang sisa” itu, orang-orang benar, yang tertinggal, “Aku, demikianlah firman Tuhan, akan menjadi baginya bagaikan sebuah pagar dari api berkeliling, dan Aku akan menjadi suatu kemuliaan di tengah-tengahnya. ..... Bersorak-sorailah dan bersuka-citalah, hai putri Sion; karena sesungguhnya Aku datang, dan Aku akan tinggal di tengah-tengah kamu, demikianlah firman Tuhan. Maka banyak bangsa akan bergabung
kepada Tuhan pada hari itu, dan mereka akan menjadi umat-Ku; maka Aku akan tinggal di tengah-tengah kamu, dan kamu akan mengetahui, bahwa Tuhan serwa sekalian alam telah mengutus aku kepadamu”. Zakharia 2 : 5, 10, 11. (Bagi penjelasan yang luas terhadap ayat-ayat ini, agar bacalah buku Tongkat Gembala, Jilid 2).
Tandailah dengan seksama bahwa sementara Ia tinggal di tengah-tengah umat-Nya, “banyak bangsa akan bergabung kepada Tuhan pada hari itu”, dan bahwa Ia akan menjadi bagi mereka itu bagaikan “sebuah pagar api berkeliling”. Di sini kepada kita secara jelas kembali dijaminkan bahwa “pada hari itu”, pada hari apabila Tuhan kelak memegang pemerintahan di dalam tangan-Nya sendiri lalu datang tinggal di tengah-tengah kota itu, maka kehadiran-Nya, kereta-Nya yang menakjubkan itu, akan menjadi suatu pelindung mengelilingi umat-Nya!
Demikianlah terlihat bahwa Tuhan telah datang menyucikan umat-Nya dengan cara membuang keluar orang-orang jahat dari antara mereka, ”mengawasi” kawanan domba-Nya yang bersih itu, lalu bersama-sama dengan mereka itu menyelesaikan pekerjaan-Nya. Dalam hal ini kita saksikan bahwa sidang telah sampai kepada krisisnya. Perempuan yang berteriak kesakitan itu “harus melahirkan”. Maka ”segera setelah Sion berteriak kesakitan, segeralah ia melahirkan anak-anaknya”. Yesaya 66 : 8.
Kemudian kereta yang dipersembahkan kepada orang-orang suci itu, dan yang telah diisi sampai mencapai kapasitas penuh itu, akan kelak bertolak menuju ke pintu-pintu gerbang kemuliaan --- yaitu “tanah yang sangat jauh itu”. “..... dan sementara kereta itu meluncur ke atas, maka roda-roda itu berseru : ‘Suci’, dan sayap-sayap itu, sementara sekaliannya itu bergerak, berserulah mereka : ‘Suci‘, dan iring-iringan malaikat-malaikat suci sekeliling awan itu berseru : ‘Suci, suci, suci, Tuhan Allah Maha Kuasa!’
Dan orang-orang suci di dalam awan-awan berseru : Glory! Haleluyah!’ Dan kereta itu terus meluncur ke atas menuju ke kota suci”. -- Early Writings, pp. 287, 288.
Dalam memandang kepada prospek yang gilang-gemilang ini, berikut kebesaran yang mempesona dan kehebatan pekerjaan yang mulia itu di depan kita, dan sangat pendeknya waktu itu dalam mana untuk menyelesaikannya, maka hendaklah segera setiap orang ikut serta dalam
Tanggung Jawab Orang-Orang Yang Membawa Pekabaran Itu.
Oleh karena Yehezkiel malambangkan orang-orang yang hatinya telah dicapai oleh pekabaran itu, maka kepada merekalah Tuhan sedang berbicara sewaktu Ia berfirman : “Hai anak Manusia, Aku telah menjadikan kamu seorang pengawas bagi isi rumah Israel; sebab itu dengarkanlah olehmu akan firman dari mulut-Ku, dan berikanlah mereka amaran daripada-Ku. Apabila Aku mengatakan kepada orang jahat itu : ‘Engkau pasti mati’; lalu engkau lalai memberikan amaran kepadanya, dan juga tidak berbicara mengamarkan kepada orang jahat itu dari jalan kejahatannya, untuk menyelamatkan nyawanya; maka orang jahat yang sama itu akan mati dalam kejahatannya, tetapi darahnya akan Ku tuntut dari tanganmu. Namun jika engkau mengamarkan orang jahat itu, dan ia tidak mau berbalik daripada kejahatannya, ataupun dari jalan kejahatannya, maka ia akan mati dalam kejahatannya, tetapi kamu telah menyelamatkan jiwamu.”
“Dan lagi, apabila seorang benar berbalik daripada kebenarannya, lalu terlibat kejahatan, lalu Ku letakkan sebuah balok penghalang di hadapannya, sehingga ia akan mati : sebab tiada kamu memberikan amaran kepadanya, sehingga ia akan mati dalam dosanya, maka
kebenarannya yang telah diperbuatnya itu tidak akan lagi dikenang; tetapi darahnya akan Ku tuntut dari tanganmu. Meskipun demikian jika engkau mengamarkan kepada orang benar itu agar jangan ia berdosa, sehingga ia tidak berbuat dosa, maka ia pasti akan hidup, sebab kepadanya telah
diberi amaran, juga kamu telah menyelamatkan jiwamu”. Yehezkiel 3 : 17 – 21.
Karena ketidaksetiaan dari pengawas-pengawas yang pertama, maka Tuhan menciptakan Yehezkiel contoh saingan itu — yaitu pria dan wanita yang “berkeluh kesah dan menangis karena kekejian-kekejian yang diperbuat di tengah-tengahnya” (sidang) -- seorang “pengawas” (Yehezkiel 3 : 17) pengganti mereka itu. Oleh sebab itu, maka berhati-hatilah Saudara-Saudariku, supaya jangan kamupun ikut mengkhianati kepercayaanmu lalu mendapatkan dirimu dibuang keluar. “Sebab itu hendaklah orang yang menyangkakan dirinya berdiri memperhatikan supaya jangan ia jatuh”. 1 Korintus 10 : 12. Hanya orang-orang yang merendahkan dirinya sedemikian ini sekarang, yang akan Tuhan tinggikan pada masanya yang tepat untuk menjadi
Pengawas-Pengawas Setia-Nya Untuk Berdiri Menghadapi Orang-Orang Yang Tidak Setia.
“Orang-orang yang menaruh harap kepada kemampuan berpikir, kepandaian istimewa, atau talenta, tidak akan berdiri pada waktu itu sebagai pimpinan orang banyak. Mereka tidak menyesuaikan langkahnya dengan terang. Orang-orang yang telah membuktikan diri mereka tidak setia tidak akan dipercayakan pada waktu itu untuk menggembalakan kawanan domba. Pada pekerjaan terakhir yang besar itu hanya sedikit orang-orang besar yang akan ikut serta. Mereka adalah orang-orang yang merasa kecukupan sendiri, lepas dari Allah, maka Ia tidak dapat menggunakan mereka”. -- Testimonies, vol. 5, p. 80.
“Hamba-hamba Allah akan disebut orang-orang yang sangat berminat. Para pendeta akan mengamarkan kepada orang banyak itu
agar jangan mendengarkan mereka. Nuh pernah menerima perlakuan yang sama sewaktu Roh Allah mendesaknya untuk menyampaikan pekabaran .....”. – Testimonies to Ministers, p. 233.
Kenyataan bahwa conference-conference kita memberikan kependetaan hanya kepada orang-orang yang telah dilatih dalam pendidikan formal membuktikan bahwa mereka meyakini “kepintaran, kepandaian dan talenta”. “Pengawas-pengawas Allah tidak akan berseru ‘damai, damai’, jika Allah tidak menyerukan damai. Suara para pengawas yang setia akan didengar : ‘Pergilah keluar dari sini, janganlah melakukan kekejian ...... Sucikanlah dirimu untuk dapat menaiki kendaraan Allah’”. -- Testimonies, vol. 5, p. 83.
Terimalah petunjuk dan belajarlah mematuhi firman Tuhan, karena dengan berbuat sedemikian itu Ia akan membuat anda mampu untuk melakukan perkara-perkara besar dalam nama-Nya. Pasanglah telingamu dan dengarkanlah jaminan Tuhan yang membesarkan hati yang berbunyi : “Bahwasanya, Aku telah membuat wajahmu menjadi kuat menentang wajah-wajah mereka itu, dan dahimu menjadi kukuh menentang dahi-dahi mereka itu. Telah ku buatkan dahimu bagaikan suatu batu intan yang lebih keras daripada batu api; janganlah takut akan mereka itu, dan janganlah gentar terhadap tatapan mereka itu, walaupun mereka adalah suatu rumah yang memberontak ….. semua firman-Ku yang akan Ku bicarakan kepadamu kelak, taruhlah akan dia dalam hatimu, dan dengarlah akan dia dengan telingamu. Maka pergilah, datangilah mereka itu ..... dan berbicaralah kepada mereka, dan ceritakanlah kepada mereka, demikianlah firman Tuhan Allah; apakah mereka mau dengar ataupun mereka menolak”. Yehezkiel 3 : 8 – 11.
Jauh di luar ini, gerakan kereta yang dikendalikan Roh itu menunjukkan bahwa Roh itu akan menjadi satu-satunya kuasa pengendali yang menyeluruh; karena “ke mana saja
Roh itu hendak pergi, mereka (mahluk-mahluk hidup itu) pergi, ke sanalah roh mereka akan pergi; lalu roda-roda itu diangkat bersama-sama mereka, karena roh dari mahluk hidup itu terdapat di dalam roda-roda itu”. Yehezkiel 1 : 20.
“Sebagaimana yang belum pernah sebelumnya, maka hendaklah kita berdoa bukan saja agar para pekerja dapat diutus keluar ke dalam lapangan penuaian yang luas, melainkan juga agar kita dapat memiliki sebuah konsep kebenaran yang jelas, supaya apabila utusan-utusan kebenaran itu kelak datang, maka dapatlah kita menyambut pekabaran itu dan menghormati utusan itu”. -- Testimonies, vol. 6, p. 420. Oleh sebab itu, maka marilah kita mempermuliakan Tuhan semesta alam itu sendiri, dan
Berhenti Bergantung Pada Manusia.
Karena anda akan menemukan diri anda di dalam cobaan yang berat jika anda mematuhi keyakinan-keyakinan batin anda dan berpegang pada kebenaran itu, maka sebab itu anda harus membiarkan Tuhan saja satu-satunya yang menjadi Pembimbingmu, dan Ilham saja sebagai satu-satunya gurumu. Janganlah meremehkan keselamatanmu sedemikian rupa sehingga seolah-olah cukup untuk dipercayakan saja kepada kepintaran orang lain. Bijaksanalah, patuhilah akan firman Tuhan, periksalah bagi dirimu sendiri, dan janganlah menunda, karena tidak anda ketahui betapa singkatnya waktu di antara anda dan sorga! “Janganlah berharap pada seorang teman, janganlah menaruh percaya pada seorang penunjuk jalan, peliharakanlah lidahmu daripada perempuan itu yang berbaring di dalam ribaanmu”. Mikha 7 : 5.
Para pemimpin Israel kuno yang lalu, yaitu imam-imam, ahli-ahli taurat dan orang-orang Parisi, yang telah menghalang-halangi umat untuk menyelidiki sendiri ajaran-ajaran Kristus, sebagai hak yang dikaruniakan Allah,
telah binasa bersama-sama dengan semua korban mereka di bawah hukuman sanksi undang-undang yang sedianya untuk menyelamatkan mereka.
Sebab itu Yesus mengatakan: “Celakalah bagimu, hai ahli-ahli taurat, karena kamu telah membuang daripadamu kunci pengetahuan, kamu sendiri tidak masuk, dan mereka yang hendak masuk telah kamu halangi”. Lukas 11 : 52.
Kekeliruan yang berbahaya ini telah diulangi selama masa Reformasi, juga dalam masa pemberitaan pekabaran-pekabaran malaikat yang pertama, kedua dan ketiga. Demikianlah setiap orang yang telah menerima kebenaran lanjutan lalu menjadi anggota gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, telah berbuat sedemikian itu hanya karena telah melakukan penyelidikannya sendiri lalu mengambil keputusan sendiri yang lepas daripada imam atau ahli taurat atau orang Parisi. Dan jika metode penyelidikan itu telah merupakan satu-satunya cara yang aman di masa lalu, maka pasti sedemikian itu juga aman di waktu ini apabila kita hendak memahami firman Allah lebih baik daripada sewaktu pertama kali percaya. Dan walaupun karena kepatuhanmu dalam mengikuti perintah-perintah Allah, para pengawas yang tidak setia yang ada sekarang “akan membuang kamu keluar”, dan mencoret namamu dari buku-buku keanggotaan sidang, namun hendaklah kamu bersukacita (Yesaya 66 : 5; Lukas 6 : 22, 23) dan menjalani cobaan imanmu itu dengan gembira, karena ia itu ”memberikan kepada kita suatu bobot kemuliaan yang jauh lebih unggul dan kekal” (2 Korintus 4 : 17); karena, sesungguhnya, penyambutanmu akan kebenaran itu lalu mematuhinya adalah satu-satunya perkara yang akan menjamin keanggotaanmu bersama-sama dengan semua orang tebusan untuk selama-lamanya di dalam sidang yang kekal, dan bahwa satu-satunya buku yang di dalamnya namamu pantas untuk dicatat ialah “Buku Kehidupan Anak Domba itu”.
Setan mengatakan : “Orang banyak itu menyambut semua penjelasan Alkitab sajian pendeta-pendeta mereka, dan tidak lagi menyelidiki sendiri bagi dirinya. Oleh sebab itu dengan bekerja melalui pendeta-pendeta itu aku dapat mengendalikan orang banyak itu sesuai dengan kehendakku”. -- Testimonies to Ministers, p. 473. Demikianlah karena sebab “mereka yang ...... telah menaruh percaya pada para pemimpin, lalu menyambut semua keputusan yang dibuat mereka; ..... banyak orang akan menolak pekabaran-pekabaran penting yang dikirim Allah kepada umat-Nya, jika saudara-saudara pemimpin ini tidak mau menyambut pekabaran-pekabaran itu”. -- Testimonies to Ministers, pp. 106, 107. “..... Jika mereka meneruskan penolakan mereka sedemikian jauh untuk menolak pekabaran itu yang di dalamnya mereka sama sekali belum memiliki pengalaman apapun, ..... Sidang akan mengetahui bahwa mereka adalah tidak benar”. – Testimonies, vol. 5, pp. 668, 669.
“Bahwasanya, menurut itu adalah lebih baik daripada korban, dan mendengarkan adalah lebih baik daripada lemak domba-domba jantan”. 1 Samuel 15 : 22.
“Maka akan jadi kelak pada masa itu, bahwa Aku akan memeriksa Yerusalem dengan lampu-lampu lilin, dan Aku akan menghukum orang-orang yang bersenang-senang di tempat-tempat teduhnya; yang mengatakan di dalam hati mereka, Tuhan tidak akan berbuat yang baik, dan juga Ia tidak mau berbuat yang jahat”. Zephanya 1 : 12.
“Maka Ia akan duduk sebagai seorang pandai emas dan pembersih perak dan Ia akan menyucikan bani Lewi, dan membersihkan mereka itu seperti emas dan perak, supaya mereka dapat mempersembahkan kepada Tuhan suatu persembahan dalam kebenaran”. Maleakhi 3 : 3.
Dia “Yang kipas-Nya terdapat di dalam tangan-Nya itu, ..... akan membersihkan seluruh lantai-Nya, dan mengumpulkan
gandum-Nya ke dalam lumbung; tetapi Ia akan membakar habis sekam itu dengan api yang tak terpadamkan”. Matius 3 : 12.
“Dan mereka yang bijaksana itu akan bercahaya-cahaya seperti cerahnya bentangan di langit; dan mereka yang membalikkan banyak orang kepada kebenaran itu seperti bintang-bintang untuk selama-selamanya”. Daniel 12 : 3.
Oleh karena itu, “berserulah dengan keras bunyinya, dan janganlah engkau menahaninya, angkatlah suaramu bagaikan nafiri, dan tunjukkanlah kepada umat-Ku segala pelanggaran mereka, dan isi rumah Yakub semua dosa mereka”. Yesaya 58 : 1.
“Tengoklah di atas gunung-gunung, kaki-kaki orang yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan damai! Hai Yehuda, laksanakanlah semua perayaanmu, sampaikanlah segala nazarmu; karena orang jahat tidak akan lagi berjalan lalu dari padamu; ia sudah ditumpas habis”. Nahum 1 : 15.
“..... Tuhan serwa sekalian alam mengarahkan bala tentara peperangan itu”. Yesaya 13 : 4.
“Suara Tuhan berseru-seru kepada kota itu, maka orang yang bijaksana akan melihat namamu; dengarkanlah olehmu akan tongkat itu, dan Dia yang telah menentukannya”. Mikha 6 : 9.
“Karena seperti hujan dan salju turun dari langit, dan tiada lagi kembali ke sana, melainkan diairinya bumi dan dijadikannya ia berhasil dan mengeluarkan pucuk, sehingga dapat ia memberikan benih-benih kepada penabur, dan roti kepada orang yang memakannya; demikianlah kelak halnya dengan firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku; ia itu tidak akan kembali kepada-Ku dengan hampa, melainkan akan diselesaikan apa yang Ku kehendaki, dan ia itu akan beruntung dalam perkara yang Ku tugaskan dia kepadanya”. Yesaya 55 : 10, 11.
“Berhati-hatilah agar jangan menolak apa yang sesungguhnya kebenaran. Bahaya besar yang ada dengan umat kita ialah bergantung kepada manusia, dan menjadikan daging sebagai pegangan mereka”. -- Testimonies to Ministers, p. 106.
“Karena sebab Sion tiada Aku berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem Aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya terang, dan keselamatan seperti pelita yang bernyala-nyala”. Yesaya 62 : 1.
Saudara-Saudaraku para pendeta, walaupun anda telah mengeraskan hatimu menentang pekabaran itu dan dengan gigih telah menolak untuk “mendengarkannya”, namun Allah masih tetap menghimbau anda untuk berserah kepada-Nya sebelum terlambat. Dengan demikian inilah
Imbauan Dan Doa Yang Kedua.
Walaupun anda secara jahat telah mengabaikan imbauan tertulis dari Tuhan yang telah diletakkan di dalam tanganmu pada rapat General Coference dalam tahun 1930, dan dengan keras kepala telah mengalihkan matamu dan langkah-langkahmu keluar dari terang tambahan “Pekabaran-Pekabaran Tiga Malaikat” itu, bahkan lebih jahat lagi anda menyiarkan (sebelum pertemuan dengan kami oleh “Komite Penyelidik Conference”, pada tanggal 19 Februari 1934 di Los Angeles, California) di seluruh gereja laporan palsu itu bahwa anda telah melakukan dengar pendapat bersama kami. Tetapi meskipun adanya pemberitaan yang salah ini, Allah masih mencintai anda dan kamipun masih mencintai anda, maka Ia hendak memaafkan anda dan tidak ada perkara apapun yang akan dituduhkan kepada anda jika anda mau memohon dengan benar-benar bertobat kepada-Nya.
(Sebelum edisi pertama dari buku traktat ini dikeluarkan, mereka belum sama sekali mengadakan dengar pendapat dengan kami. Tetapi setelah itu mereka telah melakukannya. Namun dengar pendapat itu justru lebih buruk daripada tidak dilaksanakan sama sekali, dan ini terlihat dari laporan kami yang jujur di dalam buku Traktat No. 7, Menghitung Bukti-Bukti Pada Kedua Belah Pihak Sebelum Membela Ataupun Menentang).
Perkataan saya pada umumnya telah disalah-tafsirkan dan diputar-balikkan, dan karena ternyata hanya membawakan sedikit saja pengaruhnya terhadap sebagian orang, maka sebab itu doaku akan diambil dari Kitab Suci, dan imbauanku dari Roh Nubuatan. Tentunya, Saudara-Saudariku, anda akan mau mematuhi semua Firman Allah yang berbunyi :
“Tuhan aku mencintai penghuni rumah-Mu, dan tempat di mana kehormatan-Mu berada”. Mazmur 26 : 8. Dan “.... Semangat kegiatan rumah-Mu itu telah membakar aku; dan segala celaan mereka itu yang menista Dikau adalah menimpa aku”. “Itu bukanlah musuh yang mencela aku; ….. melainkan itu adalah …. Seseorang yang seperti aku juga, yaitu pemimpinku, …. Kami .… berjalan masuk ke dalam rumah Allah bersama-sama”. Mazmur 69 : 9; 55 : 12, 13, 14. Sebab itu “selamatkanlah kami, ya Allah penyelamat kami dan himpunkanlah kami bersama-sama, dan lepaskanlah kami daripada orang-orang Kapir itu, supaya dapat kami menaikkan syukur kepada nama-Mu yang suci, dan kemuliaan dalam kepujian-Mu”. 1 Tawarikh 16 : 35.
“Datanglah sekarang, dan marilah kita berperkara bersama-sama, demikianlah firman Tuhan. Jikalau dosamu adalah seperti warna kermizi sekalipun, sekaliannya itu akan menjadi putih seperti salju; jikalau sekaliannya itu merah padma sekalipun, semuanya akan menjadi seperti bulu domba”. Yesaya 1 : 18. “Gosokkanlah matamu
dengan salp mata, supaya engkau dapat melihat”. Wahyu 3 : 18.
Saudara-Saudaraku, semua sikapmu terhadap terang yang gilang-gemilang itu yang kini menyinari ”Pekabaran-Pekabaran Tiga Malaikat”, adalah tak lain menggenapi nubuatan yang berbunyi : “Oleh sebab katamu : Aku kaya, dan telah bertambah segala kekayaanku, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi”, --- kebenaran ataupun nabi-nabi, --- engkau menolak untuk memberi perhatian kepada penyelidikan terhadap seruan malaikat itu yang kemuliaannya akan “menerangi bumi”.
“Terang yang akan menerangi bumi dengan kemuliaannya itu akan disebut sebagai terang palsu oleh orang-orang yang menolak berjalan di dalam kemuliaannya yang berkembang”. – Review and Herald, May 27, 1890.
“Nabi itu menyatakan : ‘Dan sesudah segala perkara ini aku tampak seorang malaikat turun dari langit, yang berkuasa besar; maka bumi diterangi dengan kemuliaannya’. Terang, kemuliaan, dan kuasa akan digabungkan dengan pekabaran malaikat yang ketiga, dan pengakuan akan menyusul di mana-mana pekabaran itu diberitakan dalam mendemonstrasikan Roh itu. Bagaimanakah setiap saudara-saudara kita dapat mengetahui apabila terang itu kelak mendatangi umat Allah?” -- Review and Herald, April 1, 1890.
Anda cukup mengetahui bahwa kebenaran dalam mana kita telah sangat bergembira semenjak tahun 1844 yang lalu, telah datang melalui hamba pilihan Allah yang tulisan-tulisannya kita sebut “Roh Nubuatan”. Suara itulah yang sekarang sedang bicara kepadamu, kembali dalam imbauan yang sangat mendesak ini, katanya:
“Janganlah seorangpun mengambil kesimpulan bahwa tidak ada lagi kebenaran baru yang akan diungkapkan”. Testimonies On Sabbath School Work, p. 53. Tidak seorangpun dibenarkan untuk berpikir “bahwa seluruh kebenaran sudah diungkapkan, dan bahwa Dia Yang Tak Terhingga itu tidak lagi memiliki terang apapun bagi umat-Nya”. – Id, p. 60.
“Philipus mendatangi Natanael, lalu mengatakan kepadanya, kami telah menemukan Dia, dari hal siapa Musa di dalam hukum Taurat dan para nabi telah menulis, yaitu Yesus dari Nazareth, Putera Yusuf itu. Maka kata Nathanael kepadanya: ‘Dapatkah mungkin sesuatu yang baik keluar dari Nazareth?’ Prasangka dan ketidak-percayaan telah muncul keluar dari dalam hati Nathanael, tetapi Philipus tidak mencoba untuk memperdebatkannya. Ia hanya mengatakan : ‘Marilah dan lihat’.” – Testimonies on Sabbath School Work, p. 63.
“..... jika sesuatu pekabaran datang yang tidak kamu mengerti, maka berusahalah agar supaya kamu dapat mendengarkan alasan-alasan yang dapat diberikan oleh juru kabarnya, ..... karena kedudukanmu tidak akan goyah oleh datang berhubungan dengan kesalahan. Tidak ada satupun kebaikan atau kejantanan dalam meneruskan sesuatu peperangan yang berkelanjutan dalam kegelapan, dengan menutup matamu supaya tidak kamu melihat, dengan menutup telingamu supaya tidak engkau mendengar, dengan mengeraskan hatimu dalam kelalaian dan ketidakpercayaan supaya tidak wajib engkau merendahkan dirimu dan mengakui bahwa engkau telah menerima terang terhadap beberapa masalah kebenaran”.
“Menjauhkan dirimu daripada menyelidiki kebenaran adalah bukan caranya untuk melaksanakan perintah Juruselamat untuk ‘menyelidiki Kitab Suci’. Apakah menggali dan mencarikan harta-harta
perbendaharaan yang tersembunyi itu untuk menyebutkan hasil-hasil usaha seseorang sebagai suatu tumpukan sampah, lalu tidak lagi melakukan pemeriksaan yang teliti untuk melihat kalau-kalau ada terdapat mutiara-mutiara kebenaran yang mahal di dalam kumpulan pemikiran yang kau persalahkan itu? ..... Demikianlah yang diperbuat orang-orang Yahudi di zaman Kristus, maka kepada kita diamarkan supaya tidak berbuat seperti mereka, lalu dipimpin memilih kegelapan gantinya memilih terang ..... tidak seorangpun dari mereka yang menyangka mengetahui semuanya itu adalah terlalu tua atau terlalu pintar untuk belajar dari utusan-utusan sederhana dari Allah yang hidup itu”. – Testimonies on Sabbath School Work, pp. 65, 66.
“Terang yang berharga akan bercahaya dari firman Allah, maka janganlah seseorangpun berpikir untuk mendiktekan apa yang boleh atau apa yang tidak boleh dibawakan ke hadapan umat dalam pekabaran-pekabaran penerangan yang akan Ia kirimkan, sehingga dengan demikian memadamkan Roh Allah. Apapun juga kedudukan kekuasaannya, tidak seorangpun berhak untuk menghalangi terang dari umat. Bilamana sesuatu pekabaran datang dalam nama Tuhan kepada umat-Nya, maka tak seorangpun dapat memaafkan dirinya untuk tidak menyelidiki segala tuntutan dari pekabaran itu. Tidak seorangpun boleh berdiri dengan sikap acuh tak acuh dan percaya diri sendiri, lalu mengatakan : ‘Aku tahu apa artinya kebenaran. Aku sudah puas dengan kedudukanku. Aku sudah berketetapan hati, maka aku tidak mau bergerak dari kedudukanku apapun yang mungkin terjadi. Aku tidak mau dengar kepada pekabaran dari utusan ini; karena aku tahu bahwa ia itu tidak mungkin kebenaran’. Adalah karena menuruti cara yang satu ini maka gereja-gereja yang terkenal itu telah ketinggalan dalam sebagian kegelapan, dan itulah sebabnya mengapa
pekabaran-pekabaran dari sorga tidak berhasil mencapai mereka”. – Testimonies on Sabbath School Work, p. 65.
Saudara-Saudaraku, apakah alasan anda jika anda menolak mendengarkan juga imbauan ini? Mungkin ia itu akan mengukuhkan kepintaranmu dan menyelamatkan jiwamu jika sekiranya anda mendapatkan diri anda pada pihak yang salah? Jika sekiranya demikian itu, maka tentu anda perlu memanfaatkannya. Tetapi jika tidak, maka hendaklah anda segera pindah ke pihak yang benar, walaupun anda harus merendahkan diri sampai ke tanah untuk datang kepada terang. Kiranya jangan lagi anda mengatakan : “Ia telah mengeluarkan tulisan-tulisan Testimonies itu dari penempatannya”. Mudah-mudahan anda mau berhenti dari usaha menghalangi jalan pekabaran itu mencapai umat, sebab telah diperingatkan kepada anda : “Janganlah seorangpun berpikir untuk mendiktekan apa yang boleh atau apa yang tidak boleh dibawakan ke hadapan umat dalam pekabaran-pekabaran penerangan yang akan Ia kirimkan, sehingga dengan demikian itu memadamkan Roh Allah”. Allah melarangnya!
(semua huruf tebal dan miring adalah dari kami)
Walaupun pokok pembicaraan dalam traktat ini dapat saja diperluas, tetapi supaya dapat menjadi ringkas, telah dipadatkan, hanya berisikan poin-poin kunci yang membuka pekabaran yang telah berada di pintu sidang yang dicintai Allah. Siapa saja yang telah membaca hingga sejauh ini, seharusnya tidak membiarkan penghalang untuk mencegahnya dari pengiriman semua
Buku-Buku Gratis
Seri buku-buku Kebenaran Sekarang membukakan bahwa “Waktunya telah dekat dan tiap penglihatan akan jadi” (Yehezkiel 12 : 23); yaitu penglihatan-penglihatan nabi itu yang penuh dengan misteri-misteri, sekarang telah menjadi fakta-fakta yang sederhana.
Tiga belas traktat, sekitar 900 halaman akan dikirimkan secara cuma-cuma kepada setiap orang yang memintanya.
Tujukan semua permintaan buku-buku kepada Universal Publishing Association yang alamatnya ada di cover depan bagian dalam dari Traktat ini.
“..... Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran, sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang”. Yohanes 16 : 13.
***
.