Kabar-Kabar Perang Meramalkan

Meramalkan adanya konfederasi bangsa-bangsa dan perang dunia ke tiga di Palestina

.

Hak Cipta, 1943

OLEH:

V. T. HOUTEFF

Agar setiap orang yang haus akan kebenaran dapat memilikinya, maka buku kecil ini, sebagai bagian pelayanan Kristen, dikirimkan tanpa biaya. Hubungi kami untuk mendapatkannya. Tidak ada pungutan yang dituntut: kecuali tanggung jawab setiap jiwa itu sendiri untuk menguji segala sesuatu dan memegang yang baik. Satu-satunya yang mengikat hadiah kecil bebas biaya ini adalah untaian emas Eden dan benang merah Kalvari-menjadi satu tali pengikatnya

TRAKTAT NO. 14

KABAR-KABAR PERANG MERAMALKAN

INTISARI DARI RAMALAN NAHUM 

Apabila kereta-kereta melaju di jalan-jalan, apabila sekaliannya itu kejar-mengejar di jalan-jalan raya, apabila sekaliannya itu berlarian seperti kilat, dan bernyala-nyala seperti obor-obor, pada hari itulah seseorang yang menghancurkan berkeping-keping akan mempersiapkan dirinya lalu muncul ke hadapan wajahmu, hai raja Assiria. Ia akan mengosongkan, menghampakan, dan membuat kamu menjadi sisa ampas yang tak berguna. Hatimu akan lebur, lutut-lututmu akan bergetar. Akan terjadi banyak sakit di pinggangmu, dan wajah semua orang akan mengerut kehitaman. Celaka bagi kotamu yang berlumuran darah itu yang bagaikan negeri Nineweh zaman dahulu! Karena ia itu penuh dengan kebohongan dan perampokan; mangsanya tidak habis berlalu. Ramainya bunyi cambuk, dan ramainya bunyi gelindingan roda-roda, dari kuda-kuda yang berjingkrak-jingkrak, dan dari kereta-kereta yang berlompat-lompatan, ada di tengah-tengahnya.

Tengoklah di atas gunung-gunung kaki orang yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan damai! Yang mengatakan, Hai Yehuda, laksanakanlah pesta-pesta perayaanmu, laksanakanlah semua tekadmu, karena orang jahat tidak akan lagi berjalan lalu daripadamu, ia akan ditumpas habis. Karena sekaranglah Tuhan akan menghancurkan gelang ikatan Assiria daripada lehermu, memecahkan segala tali pengikatmu, dan membebaskan kamu.

Allah adalah panjang kesabaran-Nya, dan besar kuasa-Nya. Jalan-Nya adalah di dalam angin puyuh dan

di dalam angin topan. Segala awan adalah habuduli kaki-Nya. Ia adalah cemburu dan akan membalas kepada segala musuh-Nya. Ia juga adalah suatu kubu dalam masa kesusahan, dan Ia mengenal mereka yang berharap kepada-Nya. Tetapi Ia akan mengakhiri nasib semua orang jahat selengkapnya; kegelapan akan mengikuti musuh-musuh-Nya. Kesusahan tidak akan muncul kedua kalinya. 

* * * 

Nahum melihat dua kuasa besar dalam pertikaian yang diproyeksikan kepada suatu hari bilamana setiap benda yang beroda bergerak bagaikan “kilat.” Kemudian dengan cara perbedaan yang tajam, ia memusatkan perhatian pada seseorang yang berjalan secara terbuka di atas gunung-gunung, bukan secara sembunyi-sembunyi di dalam lembah-lembah, dan orang itu memberitakan damai bukan perang. Ia menganjurkan Yehuda supaya setia untuk memantapkan perdamaian itu, sambil memberi jaminan kepadanya bahwa orang jahat tidak akan lagi berada ditengah-tengahnya, dan bahwa ia akan dibebaskan dari ikatan Assiria. Pada waktu yang sama ia melihat kuasa Allah yang besar, kecemburuan-Nya atas umat-Nya, dan dendam-Nya terhadap musuh-musuh mereka.

Sementara menghayali kekuatan dari dua kuasa yang berperang, Nahum pada waktu yang sama itu juga menghayalkan kebebasan sidang dari  ikatan Assiria, yang tercatat di dalam pasal 1, ayat 12-15, dan di dalam pasal 2, ayat 2; dan juga dendam Allah yang tercatat di dalam pasal 1, ayat 1 - 9. Untuk memudahkan pengertian pembaca akan keseluruhan tiga aspek yang termasuk di dalam ramalan ini, maka traktat ini akan membicarakannya masing-masing secara terpisah.

Kemudian sekarang, siapakah, yang secara khusus, adalah aktor-aktor dalam ramalan yang mengesankan ini? Siapakah terutama yang mungkin akan merupakan dua orang yang berperang ini di bawah bangsa-bangsa yang ada sekarang atau di bawah bangsa-bangsa yang akan datang? Dan apakah mereka belum berperang? Jika belum, maka kapankah mereka siap untuk berbuat demikian itu?

Jika kita ingin mengetahui dengan pasti akan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang tak terelakkan ini, maka kita akan menemukannya di dalam 

BAGAN UNTUK ANALISA.

Dua kuasa terlihat sedang bangkit dalam kekuatan mereka menentang sesamanya. Sesungguhnya, semua perhatian yang tercurah kepada seluruh buku Nahum, terkecuali tiga pasal singkat dari semuanya itu, berpusat pada persiapan menghadapi pertikaian ini, pertikaian itu sendiri, dan semua gelar dari kuasa-kuasa yang termasuk di dalamnya.

Petunjuk pertama untuk menguraikan masalah ini adalah, bahwa persiapan perang itu digenapi sewaktu kereta-kereta dengan obor-obornya yang bernyala-nyala “melaju di jalan-jalan, ….kejar-mengejar di jalan-jalan  raya”, dan “berlarian seperti kilat”, Nahum 2 : 3, 4. Adalah nyata dengan sendirinya bahwa persiapan-persiapan ini dibuat sewaktu jalan-jalan kota dan jalan-jalan pinggiran kota sedang penuh dengan lalu-lintas kendaraan.

Petunjuk yang kedua adalah bahwa pertikaian itu sendiri digenapi sewaktu energi mekanis telah berkembang mencapai sesuatu tingkat yang sedemikian rupa sehingga kendaraan-kendaraan akan dikendalikan pada suatu kecepatan yang tampak

seperti kilat. Akibatnya, maka perang itu sendiri, akan melibatkan pasukan-pasukan yang telah dimekanisasi.

Petunjuk yang ketiga adalah bahwa kuasa yang satu itu, yang disebut “Assiria”, memiliki suatu gelar keturunan, yang mengungkapkan bahwa ia itu adalah rekan imbangan masa kini dari kerajaan Assiria kuno yang pernah berkuasa luas, sama seperti halnya Babil modern dari Wahyu 17, ayat 5, adalah rekan imbangan masa kini dari Babil kuno yang lalu, dan seperti halnya “Mesir rohani” dari Wahyu 11, ayat 8, adalah rekan imbangan masa kini dari Mesir kuno yang lalu. (Lihat The Great Controversy, pp. 269, 270). Jadi, semua rekan imbangan ini, hanya merupakan suatu hubungan Injil lainnya yang erat, dan pengukuhan, dari kebenaran lama yang sejarahnya terulang kembali, dengan suatu skala yang lebih luas daripada aslinya.

“Kita sedang berdiri di ambang pintu peristiwa-peristiwa besar dan penting. Banyak dari nubuatan-nubuatan sedang akan digenapi satu demi satu dengan cepatnya. Setiap unsur kekuasaan sedang akan didudukkan untuk bergerak. Sejarah masa lampau akan diulangi; pertikaian-pertikaian masa lalu akan dibangkitkan kembali, dan bahaya akan mengancam umat Allah dari segala jurusan. Kehebatannya sedang menguasai keluarga manusia. Ia itu sedang merembes memasuki setiap perkara di bumi.” -- Testimonies to Ministers, p. 116.

Hal yang menentukan ialah bahwa kuasa yang lain itu, yaitu “Dia yang menghancurkan berkeping-keping itu”, memiliki suatu perolehan gelar yang didapat berdasarkan perbuatan-perbuatannya yang berani. Oleh sebab itu, jelaslah, bahwa ia itu menunjukkan suatu bangsa yang dikepalai oleh seorang pemimpin yang bukan dari keturunan raja, melainkan dari tabiat yang ganjil

dan dari kekuatan yang belum pernah ada sebelumnya, yang keinginan militernya akan mencerai-beraikan dan membinasakan semua orang yang berani menentangnya.

Tanpa menghiraukan apakah anak kunci empat cara ini akan mengungkapkan kedua perkemahan ini menjadi “Poros” dan “Perserikatan Bangsa-Bangsa” yang ada sekarang, satu-satunyaperlindungan seseorang dari penangkapan dan penghancuran cepat atau lambat di dalam pertikaian yang diramalkan ini, adalah supaya mengikuti dengan ketat pada jalan yang secara nubuatan telah dibuatkan Allah petanya. Sesungguhnya, nubuatan-nubuatan itu diberikan tak lain hanya untuk menerangi langkah-langkah perjalanan orang supaya aman. “….oleh pengetahuan orang benar itu kelak akan diluputkan.” Amsal 11 : 9.

Kini dengan kunci di tangan, kita akan mampu membuka rahasia itu, dimulai dengan 

PERJUANGAN NEGARA-NEGARA YANG BERPERANG ITU

Nahum, Pasal Satu

Ayat, 10, 11 : “Karena sementara mereka teranyam bersama-sama seperti duri (bergabung dengan lain-lainnya untuk melindungi dirinya), dan sementara mereka mabuk sebagai peminum minuman keras (dipenuhi dengan teori), maka mereka akan ditelan bagaikan jerami yang kering sekali (bagaikan apabila api menjalar melaluinya). Akan keluar seseorang daripadamu (dari suatu bangsa yang sifat tabiatnya dari Assiria kuno yang lalu), yang membayangkan jahat melawan Tuhan, yaitu seorang penasehat yang jahat.

Dalam terang dari kalimat-kalimat ini, jadilah jelas sejak permulaan bahwa walaupun “Assiria” dipersenjatai dan bersekutu dengan bangsa-bangsa yang kuat lainnya (“teranyam bersama-sama bagaikan duri”), namun baik persenjataannya maupun

persekutuannya itu tidak akan dapat menyelamatkannya. Karena telah menjadi mabuk sebagai seorang pemabuk, dan telah menerima nasehat jahat dari seseorang yang telah keluar daripadanya, maka ia akan “ditelan seperti jerami yang kering sekali.” “Demikianlah firman Tuhan; walaupun mereka menyangka dirinya sentausa, dan juga banyak jumlahnya, namun demikianlah mereka akan ditumpas habis, apabila dia (yang menghancurkan berkeping-keping itu) kelak berjalan lalu.” Ayat 12, bagian pertama.

Pasal Dua

Ayat 1 : “Ia yang menghancurkan berkeping-keping itu tampil ke hadapanmu : Siapkanlah mesiu, awasilah jalan itu, perkuatlah ikat pinggangmu, perkuatlah tenagamu dengan sekuat-kuatnya.”

Oleh datang berhadapan muka dengan kekuatan dia “yang menghancurkan berkeping-keping itu”, Assiria terdesak dengan geramnya untuk memperkuat dirinya sendiri. Dan walaupun dengan menambahkan kepada segala pengukuhan kekuatannya, walaupun kekuatan persekutuannya berjumlah lebih besar daripada kekuatan persekutuan dia “yang menghancurkan berkeping-keping itu” (sekiranya benar ia bersekutu), namun sesuai gelarnya itu juga menunjukkan bahwa dalam menentang kekuatannya semua “kubu pertahanan Assiria akan jadi bagaikan pohon-pohon ara dengan buah-buah pertamanya yang masak : sekiranya buah-buah itu diguncangkan, maka mereka akan juga jatuh ke dalam mulut si pemakannya.” Nahum 3 : 12.

Ayat 3 : “Perisai segala pahlawannya adalah dibuat merah, segala orang pemberaninya berada dalam warna kermizi : kereta-kereta akan dilengkapi dengan obor-obor yang bernyala-nyala pada hari persiapannya, dan pohon-pohon cemara akan terguncang dengan kuat sekali.”

Adalah nyata sekali bahwa kekuasaan dari agresor ini yang “menghancurkan berkeping-keping”, mempersiapkan dirinya

bagi peperangan pada hari apabila kereta-kereta itu memiliki cahaya-cahaya terang yang kuat sedemikian ini (penerangan-penerangan listrik yang sangat kuat) sehingga sekaliannya itu sama dengan “obor-obor yang bernyala-nyala”! Pada masa kejadian ini, pohon-pohon cemara (para pemimpin dunia yang berkuasa — Yehezkiel 31 : 1 - 14) akan terguncang  dengan kuat sekali.”

Ayat 4 : “Kereta-kereta itu akan melaju di jalan-jalan, mereka akan kejar mengejar di jalan-jalan raya : mereka akan terlihat seperti obor-obor, mereka akan berlarian seperti kilat.”

Kembali, kesimpulan yang tak dapat dihindari bahwa kedua kekuatan ini terjun dalam peperangan di antara sesamanya pada suatu saat sewaktu setiap kendaraan telah dikendalikan kepada kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya, dan bahwa demam persiapan-persiapan perangnya itu harus meliputi juga suatu pemakaian besar angkatan-angkatan perangnya dengan “kereta-kereta” yang bergerak cepat. Daniel, juga, telah diberitahu bahwa di “akhir zaman, banyak orang akan berlarian ke sana ke mari, dan pengetahuan akan bertambah.” Daniel 12 : 4.

Oleh karena persiapan bagi pertempuran yang mengerikan ini berada dalam suatu hari mekanisasi yang maju, maka ia itu tidak mungkin merupakan Perang Dunia I, sebab proses persiapan bagi peperangan Perang Dunia I itu adalah sewaktu zaman mesin masih dalam permulaannya. Bahkan sewaktu perang Dunia yang pertama itu berlangsung, kereta-kereta masih sangat sedikit, sangat lemah, dan sangat lambat untuk saling kejar mengejar sesuai yang digambarkan dalam khayal itu. Untuk menggenapi ramalan itu, maka kedua kekuatan ini harus mempersiapkan diri sewaktu kereta-kereta sudah banyak dan kuat dan cepat, seperti halnya keadaan mereka itu sekarang.

___ GAMBAR ___

___ GAMBAR ___

Ini bukannya untuk mengatakan bahwa Perang Dunia yang pertama itu berada di luar dari nubuatan, tetapi hanya bahwa suatu latar belakang Alkitab yang sama sekali berbeda ada diberikan kepadanya. Juruselamat sendiri meramalkan dengan ketepatan yang luar biasa akan pertikaian yang mengerikan itu yang mencapai puncaknya dalam sembilan belas abad mengenai perang-perang dan kabar-kabar perang, sewaktu Ia menyatakan : “Bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan : maka akan terjadi bela-bela kelaparan, dan bela-bela sampar, dan gempa-gempa bumi, di berbagai tempat. Sekaliannya ini adalah permulaan daripada segala kesusahan.” Matius 24 : 7, 8.

Memang kemudian (1914 - 1918), untuk pertama kalinya semenjak permulaan fajar sejarah, bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan telah bangkit melawan sesamanya, bela kelaparan memasuki negeri-negeri yang dilanda peperangan, kematian akibat bela sampar menyusul kemudian, dan gempa-gempa bumi secara susul menyusul dengan cepatnya menimbulkan kehancuran di mana-mana menjadi semakin meningkat kesusahan-kesusahan manusia. Semua bencana ini hanya membawa kepada Perang Dunia II, yaitu suatu peperangan yang sangat mengerikan dari segala zaman. Sesungguhnya, memang kesusahan-kesusahan dari Perang Dunia I hanya menandai permulaan dari segala kesusahan!

Ayat 5 - 8 : “Ia akan menghitung kembali segala panglima perangnya : mereka itu akan tersandung jatuh dalam jalannya (artinya, walaupun ia bangga dalam mereka itu, mereka, bagaimanapun juga, akan jatuh); mereka akan bergegas-gegas lari ke pagar temboknya (benteng), maka pertahanan (oleh Assiria) akan dipersiapkan. Pintu-pintu segala sungai (bagaimanapun) akan dibuka, dan tahta (Assiria) itu akan dirubuhkan. Maka Huzzab (dari Assiria) akan dibawa pergi dengan tertawan, ia akan dibuka tudung mukanya, dan dayang-dayangnya

dengan suara burung-burung merpati, sambil menepuk-nepuk dada mereka. Tetapi Nineweh (ibu kota) adalah dari dulu bagaikan sebuah kolam air : namun mereka (warganya) akan melarikan diri, berdiri, berdiri, akan mereka teriakkan; tetapi tidak seorang pun akan melihat ke belakang.

Tidak seperti mengalirnya atau berombaknya air, di dalam kolam tetap tenang. Tetapi dalam contoh ini, air-air itu (orang-orang) di dalam ibu kota “Orang-orang Assiria” zaman sekarang itu, bertentangan dengan segala harapan dan kebiasaan perang mereka, mereka melarikan diri. Dan bahkan sewaktu mereka mendengar perintah untuk berdiri, mereka akan berusaha sekuat-kuatnya untuk keluar daripada jalannya dia “yang menghancurkan berkeping-keping itu” sehingga mereka tidak akan berani melihat ke belakang.

Sebab itu, kepada dia “yang menghancurkan berkeping-keping itu” diperintahkan : “Rampaslah olehmu perak, rampaslah olehmu emas : karena tiada habis-habisnya perbendaharaan dan kemuliaan segala perabotan yang menyenangkan.” Nahum 2 : 9.

Sesudah memberikan perintah ini untuk menjarahi Assiria, maka Tuhan kembali kepada “kota yang mabuk darah” itu lalu mengucapkan padanya nasib akhirnya :

Ayat 10 - 13 : “Ia adalah hampa, dan kosong, dan sudah dijarahi : dan hati segala orang hancur sudah, dan gemetarlah segala lutut, dan semua pinggang merasai sakit, maka wajah semua mereka itu menjadi hitam. Di manakah tempat tinggal singa-singa itu (istana-istana raja-raja itu), dan tempat memberi makanan singa-singa muda (daerah kekuasaan para penghulunya), dimana singa itu, yaitu singa tua itu (raja utama), berjalan, dan anak singa itu (putera raja itu), dan tidak seorangpun membuat mereka itu takut? Singa itu mencabik-cabik berkeping-keping cukup bagi anak-anaknya, dan mencekik mangsanya bagi betina-betinanya (permaisuri-permaisurinya), lalu memenuhi lubang-lubangnya

dengan mangsanya, dan gua-guanya (perbendaharaan-perbendaharaan) dengan rampasan (kekayaan).

“Tengoklah, Aku hendak membalas kepadamu, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam, dan aku akan membakar kereta-keretanya di dalam asap, dan pedang akan menelan segala singa mudamu : maka Aku akan menumpas mangsamu dari bumi, dan suara segala utusanmu tidak akan lagi kedengaran.”

Pasal Tiga

Ayat 1 - 19 : “Celaka bagi kota yang mabuk darah itu! Ia itu seluruhnya penuh dengan dusta dan perampokan; tiada pergi segala mangsanya; bunyi cambuk, dan bunyi roda-roda yang melintasi jalanan, dan bunyi hentakan kaki-kaki kuda yang berjingkrak-jingkrak, dan bunyi kereta-kereta yang berlompat-lompatan di jalan. Penunggang kuda mengangkat pedangnya yang bernyala-nyala dan tombaknya yang berkilat-kilat : maka terdapat banyak orang yang dibunuh; dan sejumlah besar bangkai orang; maka tidak habis-habisnya bangkai-bangkai mereka itu; mereka terantuk pada bangkai-bangkai mereka itu : karena sebab banyaknya pelacuran daripada pelacur yang cantik parasnya, yaitu ahli sihir wanita yang menjual bangsa-bangsa melalui pelacuran-pelacurannya, dan keluarga-keluarga melalui sihir-sihirnya.

“Tengoklah, Aku akan membalas kepadamu, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam; dan Aku akan menyingkapkan punca kainmu sampai ke atas mukamu, dan Aku akan memperlihatkan kepada segala bangsa ketelanjanganmu, dan kepada segala kerajaan kemaluanmu. Dan Aku akan melontari kamu dengan kotoran yang keji, dan menjadikan kamu keji, dan menempatkan kamu sebagai suatu bahan tontonan. Dan akan jadi kelak, bahwa semua mereka yang melihat akan dikau itu akan lari daripadamu, sambil katanya : Nineweh sudah binasa : siapakah yang meratapi dia? Dari manakah akan kucarikan penghibur bagimu? Adakah engkau lebih baik daripada kota No yang padat penduduknya, yang terletak di antara sungai-sungai, dengan air sekelilingnya, yang kubu bentengnya adalah laut, dan temboknya adalah dari laut? Ethopia dari Mesir adalah kekuatannya, dan ia itu adalah tak terhingga; Put dan Libim adalah pembantu-pembantumu. Namun ia dibawa

pergi, ia masuk dalam tawanan : anak-anak mudanya juga telah dihancurkan berkeping-keping pada puncak segala jalan; maka mereka membuang undi bagi orang-orang terhormatnya, dan semua orang-orang besarnya dirantai.

“Engkau (Assiria) pun akan menjadi mabuk : engkau akan bersembunyi, engkau juga akan mencari kekuatan karena sebab musuh itu. Semua kubu pertahananmu akan jadi bagaikan pohon-pohon ara dengan buah-buah masaknya yang pertama : jika mereka itu terguncang, maka mereka akan jatuh ke dalam mulut si pemakannya. Lihatlah, orangmu di tengah-tengahmu itu adalah wanita-wanita : pintu-pintu gerbang tanahmu itu akan terbuka lebar-lebar bagi musuh-musuhmu : api akan menelan habis palang-palang pintumu. Ambillah air menghadapi pengepunganmu, perkuatkanlah kubu-kubu pertahananmu : masuklah ke dalam lumpur, dan iriklah akan tanah liat, perkuatkanlah dapur batu bata (pabrik-pabrik). Di sana api akan memakan habis engkau; pedang akan menumpas habis engkau, ia akan memakan engkau habis seperti belalang pelompat : perbanyaklah dirimu seperti belalang pelompat, perbanyaklah dirimu seperti belalang. Engkau telah memperlipat-gandakan orang-orang dagangmu melebihi bintang-bintang di langit : belalang-belalang itu menyerang lalu pergi. Segala penghulumu (under lords) adalah bagaikan belalang-belalang, dan segala panglima perangmu seperti kawanan belalang yang besar, yang hinggap di pagar-pagar pada waktu dingin, tetapi apabila matahari naik mereka lari menghilang, dan tidak diketahui tempat mereka dimana mereka berada (mereka adalah para pencinta kepelisiran dan kehidupan yang santai). Bahwa segala gembalamu tertidur, hai raja Assiria : para penghulumu akan tinggal di dalam abu tanah : rakyatmu  tercerai berai di atas gunung-gunung, dan tidak seorangpun menghimpunkan mereka. Tiada pembebatan bagi lukamu; lukamu adalah sangat pedih : semua orang yang mendengar akan halmu akan bertepuk tangan : karena atas siapakah kejahatanmu tidak lagi menimpa terus-menerus?”

Namun, “pada saat mana Aku akan berbicara mengenai sesuatu bangsa, dan mengenai

sesuatu kerajaan, untuk mencabut, dan meruntuhkan, dan membinasakannya; jika sekiranya bangsa itu, terhadap siapa telah Ku ucapkan, berbalik dari kejahatannya, maka Aku akan membatalkan malapetaka yang telah Ku rencanakan untuk ditimpakan atas mereka.” Yeremia 18 : 7, 8.

Dengan melihat bahwa Tuhan sedang akan mempermalukan “Assiria” demi untuk kebaikannya sendiri, namun Ia akan membatalkan niat itu kalau saja Assiria mau bertobat seperti halnya Nineweh kuno yang lalu setelah menerima amaran dari Yunus, maka jelaslah bahwa Ramalan ini diberitakan bukan saja untuk memberi manfaat bagi sidang melainkan juga bagi “Assiria” dan kawan-kawannya, dan juga bagi musuh mereka.

Meskipun demikian, jika negara-negara yang berperang ini tidak mau secara suka rela sadar akan kenyataan bahwa nasib bukanlah berada di dalam tangan mereka sendiri melainkan di dalam tangan yang berkuasa dari Allah yang Tak Terhingga dan Maha Kuasa, maka Ia akan menghantarkan mereka secara paksa kepada kenyataan itu, dan meluputkan hanya warganya yang takut akan Allah, seperti yang dinyatakan-Nya:

“Pada hari itu akan ada suatu jalan raya dari Mesir ke Assiria, dan orang Assiria akan datang masuk ke Mesir dan orang Mesir masuk ke Assiria, maka orang-orang Mesir akan beribadah bersama-sama dengan orang-orang Assiria. Pada hari itu Israel akan menjadi yang ketiga bersama dengan Mesir dan dengan Assiria, yaitu suatu berkat di tengah-tengah tanah itu : yaitu dia yang akan diberkati oleh Tuhan serwa sekalian alam, yang firman-Nya, Diberkatilah Mesir umat-Ku, dan Assiria pekerjaan  tangan-Ku, dan Israel pusaka-Ku.” Yesaya 19 : 23 - 25.

Demikianlah dalam kemurahan-Nya yang tak terhingga Tuhan akan mengangkat “beban Nineweh” yang ada sekarang sama seperti yang diperbuat-Nya di zaman dahulu. Sungguh, adalah bagi “suatu berkat di tengah-tengah negeri itu”, yaitu kepada segala bangsa bahwa Ia akan mengefektifkan 

KELEPASAN SIDANG DARI BELENGGU “ORANG ASSIRIA”. 

Nahum 1 : 12, 13 : “Demikianlah firman Tuhan : Sekalipun mereka itu sentosa, dan banyak jumlahnya, namun demikianlah mereka akan ditumpas habis, apabila ia kelak berjalan lalu. Walaupun Aku sudah menyusahkan kamu, Aku tidak akan menyusahkan kamu lagi. Karena sekarang Aku akan mematahkan belenggunya daripadamu, dan memecahkan belenggu yang mengikat kamu.”

Orang ini (“kamu”) yang sudah dipalu Tuhan, jelas bukanlah raja Assiria atau bangsa Assiria yang disebut di depan, sebab Tuhan sedang melepaskan orang ini, sementara Ia memalu orang-orang Assiria itu bertekuk lutut di tangan dia “yang menghancurkan berkeping-keping itu.” Siapa gerangan tabiat yang ketiga ini (“kamu”) yang diperkenalkan di sini, akan segera ditegakkan oleh Yesaya di dalam kaitan nubuatannya mengenai Assiria yang sama ini :

“Maka akan jadi kelak pada hari itu”, demikianlah pernyataan nabi itu, “bahwa bebannya (Assiria) akan disingkirkan dari pundakmu (Yehuda), dan belenggunya dari lehermu, maka tali ikatan itu akan dibinasakan karena sebab minyak.” Yesaya 10 : 27.

Segera dapat kita lihat bahwa dalam ungkapan terang dari Injil ini, maka orang itu (“kamu”) yang dalam kedua peristiwa itu dibebaskan dalam masa keruntuhan Assiria, terbukti merupakan sidang (Yehuda) yang dibebaskan dari kekuasaan Kapir (Assiria). Oleh sebab itu, secara meyakinkan, Yesaya menjernihkan nubuatan Nahum itu sebagai menunjuk kepada kelepasan sidang dari belenggu Assiria akhir zaman. Walaupun demikian, dari kenyataan, bahwa sidang, seperti yang dikatakan Nahum, bukan saja akan dibebaskan dari kesusahan dan dilepaskan dari perhambaan, tetapi juga akan dihukum mati (Nahum 1 : 14), telah menimbulkan suatu kebingungan. Tetapi bagaimanapun, Ilham, dengan segera menjernihkannya, kembali melalui Yesaya. Berbicara mengenai sidang, Yesaya mengatakan :

“Maka engkau akan meninggalkan namamu menjadi suatu kutuk bagi umat pilihan-Ku : karena Tuhan Allah akan membantai kamu, lalu memanggil hamba-hamba-Nya dengan suatu nama yang lain.” Yesaya 65 : 15.

Oleh sebab itu, jelaslah, bahwa pada masa apabila Assiria menyusut, maka Tuhan akan melaksanakan suatu pekerjaan rangkap di antara umat-Nya, sebagian mereka akan dibebaskan karena sebab kesetiaan mereka, dan sebagian lagi akan dibunuh karena sebab kejahatan mereka. Orang-orang yang luput itu kemudian akan dipanggil dengan suatu nama yang lain.

Masa dari “pekerjaan” ini disebut “penuaian.” Matius 13 : 30. Oleh sebab itu, maka sampai kepada pemisahan ini lalang-lalang (mereka yang akan dibantai itu) dan gandum (mereka yang akan dilepaskan itu) akan sama-sama membentuk keanggotaan

Laodikea (sidang yang terakhir dari tujuh sidang itu — Wahyu 3 : 14 - 18), yaitu sidang yang terakhir sebelum “lalang-lalang” itu dipisahkan untuk selama-lamanya dari “gandum” (Matius 13 : 30). Jadi, jelaslah sekali, bahwa orang-orang Laodikea yang bertobat itu akan dipisahkan dari orang-orang yang tidak bertobat dalam masa kejatuhan Assiria, dan kemudian akan dibebaskan dari kekuasaannya.

Nahum 1 : 14 : ”Dan Tuhan telah memberikan suatu perintah mengenai kamu, supaya jangan lagi namamu ditabur; dari dalam rumah dewa-dewamu akan Ku tumpas segala patung pahatan dan tuangan; Aku akan membuat kuburmu; karena engkau adalah jahat.”

Demikianlah, pada waktu ini, binasalah penyembah berhala berikut segala berhalanya sampai selama-lamanya.

Suatu demonstrasi yang terperinci mengenai pembersihan sidang ini adalah dilukiskan di dalam nubuatan Yehezkiel. Disana Tuhan memerintahkan kepada orang yang mencatat sejarah kehidupan itu, yaitu malaikat dengan pena penulis itu, untuk pergi memasuki kota itu dan menaruh suatu tanda (meterai) pada hanya orang-orang yang berkeluh-kesah dan menangis karena kekejian-kekejian yang ada di dalamnya. Kemudian lima malaikat yang lainnya pergi mengikutinya untuk membantai semua orang yang tidak memiliki tanda itu. (Lihat Yehezkiel pasal 9; Testimonies to Ministers, p. 445; Testimonies, vol. 3, p. 266, dan vol. 5, p. 211).

“Kota itu” adalah melambangkan Yehuda dan Israel, yaitu sidang dimana akan ditemukan 144.000 hamba-hamba Allah itu (Testimonies to Ministers, p. 445), yaitu orang-orang yang akan dipanggil dengan suatu nama lain setelah hamba-hamba yang tidak patut dibunuh.

Dan karena mereka yang 144.000 itu adalah buah-buah pertama (Wahyu 14 : 4) hasil penuaian, maka mereka adalah “orang-orang yang luput” itu dari Yesaya 66 : 19 dan Yehezkiel pasal 9. Pemisahan lalang dari gandum ini di dalam sidang akan menandai permulaan dari penuaian bumi yang terakhir itu — yaitu akhir dunia. Kemudian akan tiba saatnya bagi berakhirnya nama madzab organisasi, karena berhala-berhalanya akan ditumpas, dan karena suatu nama baru (Yesaya 62 : 2) akan diberikan kepada orang-orang yang luput itu. Kemudian orang-orang yang luput ini akan memberitakan kemuliaan Allah dan kemasyuran nama-Nya kepada orang-orang Kapir, lalu membawa keluar dari segala bangsa semua saudara mereka (semua orang yang akan diselamatkan) ke “rumah Tuhan.” Yesaya 66 : 16, 19, 20.

Untuk mencegah pehukuman yang sedemikian ini, maka keseluruhan sidang harus bertobat dari pemikirannya yang keliru, harus mulai merasakan kegelisahan dalam kesuamannya, harus menjadi benar-benar dingin atau panas (tidak puas), dan kosong dari sifat mementingkan diri lalu dipenuhi dengan Roh. (Wahyu 3 : 14 - 18).

Nahum 1 : 15 : “Tengoklah di atas gunung-gunung kaki orang yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan damai! Hai Yehuda, laksanakanlah pesta-pesta perayaanmu yang besar, laksanakanlah segala nazarmu : karena orang jahat tidak akan lagi berjalan melaluimu; ia sudah ditumpas habis.”

Sebutan, “Yehuda”, berkaitan dengan sidang Kristen bukan saja karena pengertian contoh saingan melainkan juga karena faktor keturunan. Ini akan terlihat apabila kita melihat pada sejarah Yehuda:

Sepuluh suku itu (Kerajaan Israel) oleh Assiria kuno yang lalu telah dicerai-beraikan ke seluruh kota-kota orang Medi, dan telah bercampur dengan bangsa-bangsa Kapir di zaman itu, tetapi hal itu tidak sampai tahun-tahun kemudian karena dua suku bangsa itu (Kerajaan Yehuda) telah dibawa ke Babil, tinggal di sana sampai berakhir tujuh puluh tahun nubuatan Yeremia, kemudian mereka kembali ke tanah airnya. Dengan demikian adalah hanya keturunan dari Kerajaan Yehuda yang telah sedemikian mendurhaka sehingga mereka telah menolak dan menyalibkan Tuhan. Tetapi orang-orang yang setia dari antara mereka itu telah menyambut Dia, dan telah menjadi orang-orang Kristen, yaitu anggota-anggota pendiri sidang Wasiat Baru. Oleh sebab itu, maka sidang itu sendiri ialah puteri dari Kerajaan Yehuda. Karena itulah ia pantas untuk tetap masih disebut Yehuda.

Sementara ia berdasarkan asal usul keturunan, kesetiaan, dan kemurnian (bebas dari lalang) adalah berhak untuk disebut “Yehuda”, juga karena kesuamannya di akhir zaman dan akibat masuknya “lalang-lalang” ke dalam keanggotaannya, maka perlu baginya, diberi sebutan tambahan “Laodekia.”

Oleh memakaikan “salep mata” (Wahyu 3 : 18), maka mereka akan “memandang di atas gunung-gunung kaki orang yang membawakan kabar–kabar baik, yang memberitakan damai!” Dan oleh memandang Dia, mereka akan menyambut pekabaran-Nya dan mengetahui kebenaran, maka kebenaran itu akan membebaskan

mereka, dan akan menyelamatkan mereka dari diludahkan keluar dari mulut-Nya (Wahyu 3 : 16).

Oleh sebab itu, maka hanya setelah mereka bangun dan mematuhi suara Saksi Yang Benar itu, dan mengalihkan langkah-langkah mereka ke arah gerbang-gerbang Kerajaan itu, baru dapatlah mereka berharap untuk ikut serta dalam kata-kata Ilahi yang terakhir : “Hai Yehuda, laksanakanlah pesta-pesta perayaanmu, laksanakanlah segala nazarmu : karena orang jahat tidak akan lagi berjalan melaluimu; ia sudah ditumpas habis.”

Di sinilah di dalam ucapan nubuatan bukan hanya terdapat sebuah janji untuk membersihkan sidang sewaktu Assiria modern sedang dihancurkan, tetapi juga suatu pernyataan anjuran mengenai apa yang merupakan “makanan pada waktunya” bagi orang-orang di waktu ini; dan mengenai pergerakan apa yang harus mereka mendaftarkan diri ke dalamnya jika mereka ingin memperoleh jaminan keselamatan. Mereka diperintahkan untuk memantapkan pandangan mereka pada kaki orang yang membawakan “kabar-kabar baik” (Pekabaran dari Tuhan), yang memberitakan “damai” (kedamaian Kerajaan Kristus) itu, dan yang menyatakan bahwa sementara semua kekuasaan bumi tertelan dalam suatu peperangan besar, maka orang jahat di dalam sidang akan ditumpas, tidak akan lagi berjalan melaluinya. Secara khusus, nabi itu menasehatkan semua orang untuk kembali bertobat kepada rumah Yehuda (Kerajaan Yehuda akhir zaman — Mikha 4; Yehezkiel 37 : 16 - 22), sidang, di dalam kemurniannya yang mana akan dimeteraikan 12.000 orang dari setiap 12 suku bangsa, sebagai buah-buah pertama. Dan ia menganjurkan semua warga kerajaan itu untuk melaksanakan segala tugas kewajiban agama mereka dan melaksanakan semua

janji-janji mereka kepada Tuhan. Tegasnya, ia menasehati mereka untuk mematuhi pekabaran mengenai jam itu — yaitu pekabaran yang memberitakan perlunya pembersihan sidang, setelah mana, sesuai bunyi janji itu, “orang jahat tidak akan lagi berjalan melaluinya”, karena, “ia sudah ditumpas habis.” (Lihat juga Matius 13 : 30, 47 - 50; Yesaya 66 : 16, 19, 20).

”Tengoklah, hari-hari itu datang, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan menumbuhkan bagi Daud suatu Cabang kebenaran, dan seorang Raja akan memerintah dan menjadi makmur, dan akan melaksanakan hukum dan keadilan di bumi. Pada zamannya Yehuda akan diselamatkan, dan Israel akan diam dengan sentausa : maka inilah nama-Nya oleh mana Ia akan dipanggil, Tuhan Kebenaran Kita. Oleh sebab itu, tengoklah, hari-hari itu datang, demikianlah firman Tuhan, mereka tidak akan lagi mengatakan, Demi Tuhan yang hidup, yang telah menghantarkan bani Israel keluar dari negeri Mesir; melainkan, Demi Tuhan yang hidup, yang telah menghantarkan dan memimpin benih isi rumah Israel dari negeri utara, dan dari semua negeri ke mana sudah Ku halau mereka itu; maka mereka akan diam di tanah airnya sendiri.” Yeremia 23 : 5 - 8.

Satu-satunya jalan bagi “malaikat” Laodekia (terhadap siapa telah dituduhkan “malang, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang”, tetapi merasa puas) untuk masuk ke dalam kerajaan yang mulia ini, ialah supaya mereka secara suka rela menyerahkan segala kuasa pengawasan atas sidang, karena disaksikannya sendiri bagaimana Tuhan Sendiri

sedang mengumpulkan mereka itu ke dalam tangan-tangan-Nya (Testimonies to Ministers, p. 300). Oleh sebab itu, bangunlah, hai “malaikat” Laodekia kepada seruan gugahan Surga yang berbunyi :

“Bangunlah, bangunlah; kenakanlah kuatmu, hai Sion; kenakanlah segala pakaian keindahanmu, hai Yerusalem, kota suci : karena mulai sekarang tidak lagi akan masuk ke dalammu seorang tak bersunat atau yang najis. Kebaskanlah abu daripadamu; bangunlah, dan duduklah, hai Yerusalem : lepaskanlah  gelang-gelang ikatan lehermu, hai puteri Sion yang tertawan. Segala pengawalmu akan mengangkat suara; dengan suara itu bersama-sama mereka akan menyanyi; karena mereka akan sepakat, apabila Tuhan kelak membawa kembali Sion.” Yesaya 52 : 1, 2, 8.

Jika sekiranya perang dunia yang ada sekarang ialah perang yang diramalkan oleh Nahum, dan jika pemeteraian atau pembubuhan tanda “hamba-hamba Allah” itu akan lengkap tanpa genggaman malaikat-malaikat itu kembali menahan angin-angin itu (Wahyu 7 : 1; Early Writings, p. 38), kemudian masa untuk mengembalikan kemuliaan Yakub dan Israel sudah dekat. Pada akhirnya tibalah jam bagi kelepasan Sion dari tawanan bangsa Kapir, dan bagi anak-anaknya untuk kembali ke tanah air nenek moyang mereka (Yehezkiel 36 : 23 - 38), yaitu kebun anggur Tuhan serwa sekalian alam. Sebab itu hendaklah ia bersiap-siap, menantikan perintah Tuhannya untuk mulai berbaris maju ke sana.

Adalah pada waktu ini Assiria itu runtuh, karena alasannya :

Nahum 2 : 2 : “Karena Tuhan sudah mengalihkan kemuliaan Yakub, seperti juga kemuliaan Israel : karena para perusak telah merusak mereka itu, dan telah mencemarkan carang-carang anggur mereka.”

Setelah sudah (oleh perantaraan para perusak) memalu umat-Nya, maka Tuhan tidak akan lagi memalu mereka, tetapi Ia akan membebaskan mereka itu sekarang.

Karena ikut bersalah dengan segala bangsa oleh mencemarkan carang-carang kebun anggur-Nya (Kerajaan-Nya), maka Assiria modern ini harus sekarang menerima bagian pembalasan Ilahi sementara Allah membawa kembali umat-Nya ke tanah air mereka sendiri. Kesimpulannya, dengan runtuhnya “orang-orang Assiria” itu (bangsa-bangsa Kapir yang menguasai Tanah Perjanjian), maka genaplah sudah “masa dari bangsa-bangsa Kapir itu.” (Lukas 21 : 24).

Sambil memandang ke depan kepada masa kelepasan ini malaikat menjelaskan kepada Daniel : “Maka pada masa itu akan bangkit berdiri Mikhail, Penghulu besar itu yang akan membela bani bangsamu : maka akan ada suatu masa kesusahan, yang sedemikian itu belum pernah ada semenjak berdirinya sesuatu bangsa sampai kepada masa itu : dan pada masa itu umatmu akan dilepaskan, yaitu setiap orang yang kelak didapati namanya tercatat di dalam kita.” Daniel 12 : 1.

“Dan akan jadi kelak pada hari itu, bahwa sangkakala yang besar itu akan ditiup, maka akan datang mereka yang tadinya sudah siap binasa di tanah Assiria, dan semua orang yang terbuang di tanah Mesir, maka sekalian mereka akan menyembah Tuhan di bukit

kesucian di Yerusalem.” Yesaya 27 : 13.

Janji yang begitu mulia! Adakah anda memperhatikannya, Saudara, Saudariku? Maka janganlah berlambatan menyambut anjuran Ilahi yang berbunyi : “Kembalilah kamu kepada-Nya daripada-Nya bani Israel telah memberontak sedalam-dalamnya. Karena pada hari itu setiap orang akan membuang semua berhala peraknya, dan semua berhala emasnya, yang telah dibuat oleh tanganmu sendiri bagimu untuk sesuatu dosa. Kemudian Assiria akan rebah mati oleh pedang, bukan oleh pedang seseorang perkasa; dan pedang itu, bukan oleh pedang seseorang biasa, akan memakan habis dia : tetapi ia akan melarikan diri dari pedang itu, dan orang-orang mudanya akan dipermalukan. Maka ia akan berlari ke kubu pertahanannya karena takut, dan para penghulunya akan menjadi takut karena tanda alamat itu, demikianlah firman Tuhan, Yang api-Nya terdapat di Sion, dan dapur api-Nya di Yerusalem.” Yesaya 31 : 6 - 9.

“Banyak orang akan disucikan, dan diputihkan, dan dicobai; tetapi orang jahat akan makin melakukan kejahatan : dan tidak dari seorangpun dari orang jahat itu akan mengerti; tetapi orang yang bijaksana akan mengerti.” Daniel 12 : 10.

Nahum memperjelaskan bahwa dalam pertikaian ini Allah berdiri menentang Assiria, dan bahwa sebagai akibatnya ia tidak mampu menentang dia yang “menghancurkan berkeping-keping itu.” Setelah Ia bertekad untuk merendahkannya, maka Ia memperkuat semua bala tentara musuhnya. Demikian itulah, maka Assiria runtuh, bukan karena sebab ia lemah dan kecil atau karena jumlahnya lebih kecil dan

kekuatannya lebih rendah, melainkan karena sebab rencana Allah memutuskan keruntuhannya. Dengan perkataan lain, persekutuan itu yang mungkin memiliki sumber-sumber dan angkatan manusia yang lebih besar, dan yang dari segi pandangan manusia tampaknya pasti untuk menang, namun dalam hal ini adalah pasti kalah.

Sedemikian inilah suatu contoh sejarah yang ironis (berlawanan). Seringkali Allah melaksanakan hukum atas bangsa-bangsa atau orang-orang yang memiliki terang, tetapi mereka telah merasa benar sendiri dan berkecukupan sendiri, sehingga semua terang mereka itu telah menjadi padam dan semua perbuatan mereka menjadi jahat dan munafik. Pernah Ia menghukum mereka oleh pedang orang-orang biadab yang jahat yang tidak memperoleh terang dan yang tidak benar. Ini diperbuat-Nya karena dua alasan : pertama, supaya mereka dapat melihat akan kebodohan mereka mengakui dirinya sebagai suatu umat yang benar, padahal kenyataannya mereka adalah lebih buruk daripada orang-orang biadab; dan kedua, bahwa sementara orang-orang yang munafik ini dipimpin untuk bertobat, maka para pemenangnya pun dengan demikian dapat melihat, bahwa kemenangan mereka itu bukanlah dari kekuatan mereka sendiri. Dengan demikian baik si pemenang maupun yang kalah kedua-duanya akan dibawa ke suatu tempat dimana mereka dapat tunduk kepada Allah dan memuliakan Dia.

Sesudah mengalahkan Babilon kuno, Kores, orang yang belum beradab itu, menemukan bahwa kemenangannya dan bahkan namanya telah lebih dulu tercatat di dalam sejarah Kitab Suci bertahun-tahun lamanya sebelum ia lahir (Yesaya 44 : 28; 45 : 1 - 4). Kemudian “Tuhan telah menggerakkan roh Kores raja Persia itu, supaya ia menyatakan suatu pernyataan

di seluruh kerajaannya..... Demikianlah titah Kores raja Persia, Tuhan Allah di surga telah mengaruniakan kepadaku semua kerajaan di bumi; maka Ia telah menugaskan kepadaku untuk mendirikan bagi-Nya sebuah rumah di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapakah di antara kamu yang berasal dari umat-Nya? Allahnya menyertai dia, maka hendaklah ia pergi naik ke Yerusalem, yang di Yehuda itu, dan hendaklah ia mendirikan rumah Tuhan Allah Israel (Ialah Allah), yang berada di Yerusalem. Dan siapapun yang tertinggal di sesuatu tempat dimana ia merantau, maka hendaklah ia dibantu oleh orang-orang di tempat itu dengan perak, dan dengan emas, dan dengan barang-barang, dan dengan binatang-binatang, disamping persembahan sukarela bagi rumah Allah yang di Yerusalem…. Juga raja Kores telah membawa keluar bejana-bejana rumah Tuhan yang oleh Nebukadnesar telah dibawa keluar dari Yerusalem dan telah ditaruh di dalam rumah dewa-dewanya; bahkan sekaliannya itu disuruh Kores, raja Persia itu, dikeluarkan oleh tangan Mithredath bendahara negara, dan yang memperhitungkan sekaliannya itu kepada Seshbasar, penghulu dari Yehuda. Maka inilah daftar jumlahnya : tiga puluh bokor emas, seribu bokor perak, dua puluh sembilan pisau, tiga puluh piala emas, empat ratus sepuluh piala perak, dan seribu buah bejana-bejana lainnya. Semua bejana emas dan perak ada lima ribu empat ratus buah. Semuanya ini dibawa oleh Seshbasar sewaktu orang-orang buangan itu dibawa kembali dari Babil ke Yerusalem.” Ezra 1 : 1 - 4, 7 - 11.

Pada waktu yang sama, orang-orang yang dibebaskan oleh Kores dari tawanan orang Kasdim itu, mengerti bahwa Allah telah melaksanakan kelepasan mereka. Sebab itu, “bani Israel, imam-imam, dan orang-orang Lewi, dan orang-orang tawanan yang sisanya itu, mentahbiskan rumah Allah ini dengan penuh kegembiraan, lalu mempersembahkan pada pentahbisan rumah Allah ini seratus ekor lembu, dua ratus ekor domba jantan, empat ratus ekor anak domba; dan bagi suatu persembahan dosa bagi seluruh Israel, dua belas ekor kambing jantan, sesuai dengan bilangan semua suku bangsa Israel. Dan mereka menempatkan imam-imam itu dalam bagian golongan-golongan mereka, dan orang-orang Lewi itu dalam rombongan-rombongan mereka, bagi pelayanan Allah, yang di Yerusalem; sesuai yang tertulis di dalam kitab Musa. Lalu bani yang tertawan itu melaksanakan paskah pada hari yang keempat belas dari bulan yang pertama. Karena imam-imam dan orang-orang Lewi secara bersama-sama disucikan, sekalian mereka adalah suci, maka mereka menyembelih korban paskah itu bagi seluruh bani yang tertawan itu, dan bagi saudara-saudara mereka imam-imam itu, dan bagi dirinya sendiri. Maka bani Israel yang telah datang kembali dari tawanan, berikut semua orang yang sedemikian ini yang telah memisahkan dirinya bagi mereka dari kecemaran orang-orang kapir di tanah itu, untuk mencari Tuhan Allah Israel, sekaliannya makan, dan merayakan pesta roti yang tidak beragi itu tujuh hari lamanya dengan penuh kesukaan.” Ezra 6 : 16 - 22.

Agar “Assiria” dan rekan-rekannya, yang bergabung bersama-sama seperti duri, dapat sekarang mempelajari pelajaran yang sama ini, maka Allah membiarkan mereka dirampok

dan dijarahi. Kemudian, agar mereka dapat disembuhkan dari penyakit mereka, maka oleh perantaraan Yesaya Tuhan memberikan 

LATAR BELAKANG PELARIAN MEREKA DAN MAKANAN PENYEMBUHANNYA 

Yesaya 7 : 1 - 16 : “Maka terjadilah pada zaman Ahaz bin Jotam bin Uzia, raja orang Yehuda, bahwa Rezin raja Syria dan Pekah bin Ramalya, raja orang Israel, telah pergi naik ke Yerusalem hendak memeranginya, tetapi tiada dapat mengalahkannya. Maka hal itu diberitakan orang kepada isi rumah Daud, katanya, Syria sedang bersekutu dengan Efraim. Maka berdebarlah hati baginda raja, dan hati segala rakyatnya, bagaikan pohon kayu di hutan yang diguncangkan angin.....

“Oleh karena Syria, Efraim, dan putera Remaliah, telah merencanakan jahat melawan engkau, katanya, Marilah kita naik menghadapi Yehuda, dan menyakiti dia, dan marilah kita membuat suatu tempat pertahanan di dalamnya bagi kita, lalu menempatkan seorang raja di tengah-tengahnya, yaitu  putera Tabeal : Demikianlah firman Tuhan Hua, Ia itu tidak akan berdiri, juga ia itu tidak akan jadi. Karena kepala dari Syria ialah Damaskus (bukan surga), dan kepala dari Damaskus ialah Rezin (bukan Tuhan); dan dalam enam puluh lima tahun Efraim (kerajaan sepuluh suku itu) akan hancur, sehingga ia itu tidak lagi merupakan suatu bangsa. Dan kepala dari Efraim ialah Samaria (bukan surga), dan kepala dari Samaria ialah putera Remaliah (bukan Tuhan). Jikalau tiada kamu percaya, maka pasti kamu tidak akan diteguhkan.

“Lagi pula Tuhan kembali berbicara kepada Ahaz, kata-Nya, Mintalah olehmu suatu tanda alamat dari Tuhan Allahmu; Mohonlah akan dia di dalam tempat yang dalam di bawah, atau di ketinggian yang di atas. Tetapi Ahaz mengatakan, Tiada aku mau meminta,

tiada juga aku mau mencobai Tuhan. Lalu katanya, Dengarlah olehmu sekarang, hai isi rumah Daud; apakah itu suatu perkara kecil bagimu untuk melelahkan orang, namun kamu hendak melelahkan Allahku juga? Oleh sebab itu Tuhan sendiri akan memberikan kepadamu suatu tanda; Tengoklah, seorang anak dara akan mengandung, dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan akan dinamainya akan Dia Immanuel. Keju dan madu akan dimakannya, supaya dapat diketahui-Nya menolak yang jahat dan memilih yang baik. Karena sebelum anak itu kelak mengetahui menolak yang jahat, dan memilih yang baik, maka negeri (Syria dan Israel) yang kau benci itu akan ditinggalkan dari kedua rajanya (Rezin dan Pekah).

Yesaya 8 : 1 - 8 : “Dan lagi Tuhan berfirman kepadaku, Ambillah olehmu suatu gulungan surat, dan tulislah di atasnya dengan pena seseorang mengenai Maher-shalal-hash-baz. Lalu kuambil bagiku saksi-saksi yang terpercaya untuk mencatat, yaitu imam Uriah, dan Zechariah bin Jeberechiah. Lalu ku pergi kepada nabiah itu; maka mengandunglah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki. Kemudian firman Tuhan kepadaku, Panggilkanlah namanya, Maher-shalal-hasz-baz. Karena kelak sebelum bayi itu tahu memanggil, bapakku, dan ibuku, segala kekayaan Damaskus dan rampasan Samaria akan dibawa pergi di hadapan raja Assiria.

“Tuhan kembali berbicara juga kepadaku, kata-Nya, Karena sebab bangsa ini (Israel) menolak segala air dari Shiloah (rombongan pelindung dari surga) yang mengalir dengan tenang, dan karena mereka bergembira dalam Rezin dan putera Remaliah (merasa mulia dalam pemerintahan nasional mereka); maka sekarang, tengoklah, Tuhan mendatangkan atas mereka itu air-air sungai, yang kuat dan banyak, yaitu raja Assiria berikut semua kemuliaannya : maka ia akan datang melalui semua salurannya, dan meluap melampaui segala pinggirannya; dan ia akan melintasi Yehuda; ia akan meluap dan tumpah, ia akan mencapai sampai ke leher; dan bentangan sayap-sayapnya akan memenuhi seluruh luas tanah-Mu, Ya Immanuel.”

Artinya, walaupun Yehuda kuno tidak akan mengalami kekalahan oleh persekutuan Israel dan Syria, namun, bagaimanapun ia juga akan dibawa tunduk kepada Assiria kuno. Dan, sebagaimana yang akan kita saksikan, roh dari konfederasi ini tidak berakhir dengan Israel kuno dan Syria itu saja.

Hal-hal penting dari persekutuan konfederasi ini, beberapa daripadanya masih belum digenapi, secara berurutan adalah sebagai berikut :

  1. Runtuhnya Israel kuno dan Syria oleh Assiria, sebagai suatu pehukuman Ilahi yang khususnya menimpa Israel karena ia bersekutu melawan saudara-saudaranya sendiri, kerajaan Yehuda (Yesaya 7 : 2 - 9).
  2. Kelahiran seorang bayi laki-laki (Immanuel) oleh seorang anak dara, sebagai “suatu tanda” bagi “isi rumah Daud” (Yesaya 7 : 13, 14).
  3. Kelahiran seorang putera (Maher-shalal-hasz-baz) oleh nabi itu sendiri, “bagi tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban” di Israel (Yesaya 8 : 18).
  4. Runtuhnya Israel itu akan jadi sebelum Immanuel dapat belajar membedakan antara yang jahat, dari yang baik, dan sebelum Maher-shalal-hasz-baz dapat mengucapkan “bapakku, dan ibuku” (Yesaya 7 : 16; 8 : 4). 

Dalam perluasan kelompok peristiwa-peristiwa ini, beberapa fakta muncul di dalam interpretasinya sendiri yang tidak mungkin salah, yaitu : (1) “Immanuel”, karena kelahirannya dari anak dara dan namanya, “Allah

berserta kita” (Matius 1 : 23), tak lain adalah Kristus bersama kita. (2) Ia telah lahir bagi suatu tanda bahwa persekutuan tidak suci di antara Israel dan Syria akan sia-sia. (3) Negeri-negeri itu, yaitu Israel dan Syria, yang dibenci oleh Yehuda, akan ditinggalkan oleh kedua raja-rajanya -- dikalahkan oleh raja Assiria -- sebelum Immanuel mampu menolak yang jahat dan memilih  yang baik, dan sebelum Maher-shalal-hasz-baz mampu mengatakan “bapakku dan ibuku.”

Namun karena kenyataan sejarah yang sederhana, bahwa kedua kerajaan ini telah runtuh berabad-abad lamanya sebelum Immanuel lahir, maka hal ini memberikan ketidak-cocokan waktu yang hanya dapat disesuaikan oleh kesimpulan bahwa seluruh empat bangsa itu (Yehuda, Israel, Syria dan Assiria) yang terlibat dalam tindakan sejarah ini, adalah merupakan contoh bagi empat bangsa lainnya yang akan bangkit pada sesuatu masa menyusul kelahiran Immanuel; karena sesudah kelahiran-Nya, Israel dan Syria akan dikalahkan oleh Assiria.

Jadi, adalah perlu ditemukan dalam sejarah Kristen suatu kekuatan Kristen yang murtad (Israel) yang bersekutu dengan suatu kekuatan kapir (Syria), sampai kepada akhir pembauran atau kehancuran orang-orang Kristen kuno itu (Yehuda). Dan satu-satunya konfederasi yang sedemikian ini di dalam sejarah Kristen ialah penggabungan yang tidak suci di antara Gereja dan Negara yang memerintah selama Zaman Kegelapan, yang lalu, dan yang telah berusaha membinasakan orang-orang “yang dilahirkan kembali”, yang telah menolak meninggalkan iman Rasul-Rasul untuk tunduk kepada suatu

persekutuan Kristen-Kapir (Israel-Syria).

Dalam meramalkan kepada Daniel, pekerjaan dari kuasa yang jahat ini, malaikat itu menyatakan : “Dan ia akan membicarakan perkataan-perkataan besar melawan Yang Maha Tinggi, dan ia akan membinasakan orang-orang suci dari Yang Maha Tinggi itu, dan merencanakan untuk mengubah waktu dan hukum : maka mereka itu akan diserahkan ke dalam tangannya sampai satu masa dan dua masa dan setengah masa.” Daniel 7 : 25. Sebab itu, maka dengan sendirinya Assiria kuno contoh itu, akan menemukan “rangkap”nya di dalam kekuatan yang telah memecahkan gabungan gereja dan negara itu dalam Zaman Pertengahan yang lalu. Dan karena gabungan itu telah dibubarkan oleh bangsa-bangsa Protestan yang ada sekarang, maka kesimpulannya yang tak dapat dielakkan ialah bahwa Assiria modern itu akan sampai pada sejarah kita, sehingga dengan demikian memastikan kenyataan bahwa nubuatan Yesaya itu adalah berkaitan dengan nubuatan Nahum.

Tetapi karena Assiria kuno telah mengalahkan persekutuan Israel-Syria itu berabad-abad lamanya sebelum Immanuel lahir, dan karena Assiria modern mengalahkan gabungan gereja-negara dari Zaman Pertengahan itu berabad-abad lamanya sesudah Ia lahir, maka adalah masuk akal bahwa sebagaimana Syria, Yehuda, Israel, dan Assiria adalah merupakan contoh-contoh, maka demikian pula Immanuel harus merupakan contoh. Oleh sebab itu, nubuatan anak dara yang melahirkan itu tidak saja menunjuk kepada kelahiran Kristus, tetapi juga secara lebih berarti kepada para pengikut-Nya -- yaitu kelahiran dan perkembangan dunia Kristen. Berkaitan dengan itu, maka Maher-shalal-hasz-baz harus melambangkan suatu kelompok lain di dalam sejarah Kristen. Dan karena ia hanya mengetahui

mengucapkan “bapakku dan ibuku”, sementara Immanuel (Kristus di dalam pribadi umat-Nya) mengetahui bagaimana menolak  yang jahat dan memilih yang baik, maka Maher-shalal-hasz-baz jelas tidak mungkin melambangkan seorang yang hidup sebelum Immanuel.

Selanjutnya, dari kenyataan bahwa keduanya akan lahir ke dalam Yehuda (sidang), yang satu dari Roh dan yang lainnya dari daging, maka terbuktilah keadaan keduanya seperti yang dikatakan oleh nabi itu, yaitu bagi “tanda-tanda ajaib” dan bagi “tanda-tanda alamat” dari dua kelas anggota-anggota sidang, yang hidup pada waktu yang sama.

Karena sebelumnya sudah ada bersama dengan Bapa-Nya (Ibrani 1 : 1, 2; Yohanes 1 : 1, 2), dan kemudian telah dilahirkan kembali di Betlehem, maka Immanuel jelas melambangkan orang-orang Kristen “yang dilahirkan kembali” (Yohanes 3 : 3); sedangkan yang tidak pernah ada sebelumnya, Maher-shalal-hasz-baz hanya dapat melambangkan orang-orang yang tidak “dilahirkan kembali” — yaitu sebagian keanggotaan sidang yang tidak mungkin dilambangkan oleh Immanuel. Hal yang sama ditemukan dalam kiasan mengenai Ismael dan Ishak, yang merupakan contoh (type) dari “kelahiran oleh daging” “kelahiran oleh Roh” — yaitu orang-orang Yahudi bukan Kristen dan orang-orang Yahudi Kristen. (Lihat Galatia 4 : 22 - 31).

Dalam memfokus secara jelas terhadap kenyataan-kenyataan ini, sampailah kepada terang kebenaran bahwa orang-orang Kristen “yang dilahirkan kembali” yang hidup sewaktu Romawi Rohaniawan jatuh, dan yang dilambangkan oleh Immanuel itu, secara rohani adalah masih sangat “muda”, belum cukup jauh

selama dalam waktu maupun hubungan dengan pengetahuan Alkitab dan kemajuan kerohanian, untuk membedakan yang jahat dari yang baik. Dengan sendirinya, mereka harus mencapai pengetahuan ini di dalam masa periode Assiria (Protestan), sebab hendaklah diingat, bahwa persekutuan Israel dan Syria itu, akan hancur oleh Assiria sesudah Immanuel lahir tetapi sebelum Ia dapat “menolak yang jahat dan memilih mana yang baik”; dan bukan saja sesudah Maher-shalal-hasz-baz lahir tetapi juga sebelum ia dapat mengucapkan “bapakku dan ibuku.” Dan karena sidang pada kenyataannya masih belum sempurna, maka ini menunjukkan bahwa orang-orang Kristen yang “dilahirkan kembali” itupun sampai kepada hari ini belum mampu untuk secara tetap memilih antara yang baik dari yang jahat, dan bahwa orang-orang yang hanya dilahirkan oleh daging itupun adalah sedemikian rupa tidak berkembang sehingga tidak mampu untuk dengan pasti menyatakan kenal akan bapa mereka (Allah) dan ibu mereka (sidang).

Jelaslah ajarannya bahwa pada waktu seseorang bertobat (dilahirkan kembali) kepada Kristus, ia masih hanya berupa seorang bayi di dalam kehidupan Kristen, sehingga perlu selama itu diberi makan sebagai seorang bayi yang baru lahir, dengan “susu murni dari Firman”, supaya ia “dapat bertumbuh olehnya.” 1 Petrus 2 : 2.

Oleh perantaraan rasul Paulus, Ilham menginterpretasikan susu ini sebagai “prinsip-prinsip pertama dari semua firman Allah.” Ibrani 5 : 12. Dan oleh perantaraan Yesaya Ilham menanyakan : Siapakah yang akan diajar-Nya dengan pengetahuan, dan siapakah yang akan

dibuat-Nya memahami ajaran?” Kemudian, dalam menjawab sendiri segala pertanyaan-Nya itu Ilham menyatakan : “Mereka yang berhenti dari susu, dan yang lepas dari susu ibunya.” Yesaya 28 : 9.

Tetapi pelajaran yang utama dari Yesaya pasal 7 dan 8, mengajarkan bahwa sidang secara kolektip, yang lahir dalam abad yang pertama Tarik Masehi itu, pada waktu ini sedang beralih dari masa kanak-kanaknya lalu disuap dengan “makanan keras” untuk menguatkannya supaya dapat ia memilih yang baik dan membuang yang jahat. ”Karena setiap orang yang meminum susu itu,” Ilham menyatakan, “adalah tidak paham dalam Firman kebenaran : karena ia masih bayi. Tetapi makanan keras adalah milik mereka yang sudah dewasa, yaitu mereka yang biasa menggunakan akalnya untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat.” Ibrani 5 : 13, 14. Jadi jelaslah, sebagaimana waktu terus maju, demikian itu pula Kebenaran dan Kristen terus berkembang mengimbanginya.

Setelah disuapi dengan “susu” saja — yaitu ungkapan-ungkapan dasar yang sederhana atas Firman -- sepanjang bertahun-tahun masa bayi dan masa kanak-kanaknya, sidang pada akhirnya sampai kepada tahap dimana ia harus memakan “makanan keras” juga — yang lebih maju, yaitu ungkapan-ungkapan Firman akhir zaman.

Semuanya ini menjadi makin jelas jika kita menyadari bahwa ketika “Assiria” dalam Zaman Pertengahan yang lalu memberikan pukulan mematikan kepada persekutuan gereja dan negara pada waktu itu, belum ada satupun di antara Maher-shalal-hasz-baz, Kristen yang dilahirkan secara daging itu, maupun Immanuel, Kristen yang dilahirkan oleh Roh itu,

cukup matang, sebagaimana telah kita saksikan untuk “membuang yang jahat dan memilih yang baik.” Meskipun demikian, sekarang, mereka harus memasuki kematangan yang penuh itu, sebab bukan saja bertahun-tahun lamanya telah berlalu semenjak Assiria memberikan pukulan mematikan terhadap persekutuan gereja dan negara itu, tetapi juga telah sampai masanya bagi Assiria sendiri untuk jatuh. Disamping itu, “makanan keras” itupun, sudah ada di sini.

Tak dapat dibantah saatnya telah tiba bagi semua anggota sidang untuk menyadari bahwa mereka kini sedang beralih dari masa kekanak-kanakan Kristen ke dalam kedewasaan Kristen, maka sebab itu, seharusnya, jangan lagi mencoba untuk mencapai kedewasaan tubuh dengan cara terus menerus memakan makanan bayi. Sebab itu setiap orang, yaitu anggota-anggota yang lebih muda (orang-orang yang dilahirkan dari daging), sekarang dapat berkesempatan untuk mengenali orangtua rohani mereka, sehingga secara bijaksana dapat mereka mengatakan, “Bapakku dan Ibuku” : karena yang menghantarkan kehidupan kekal itu ialah mengenali Allah mereka dengan tepat melalui Putera-Nya, dan mengenali sidang mereka dengan tepat melalui Kebenaran pada waktunya, adalah yang membawa hidup kekal. Maka karena masing-masing menerima “makanan keras” itu, maka olehnya juga ia akan menjadi bijaksana dan kuat “untuk membuang yang jahat dan memilih yang baik”

Oleh sebab itu, perlu, “pekerjaan khusus” bagi sidang, yang diramalkan di dalam The Great Controversy, halaman 425, dapat dibentuk untuk menghantarkan setiap anggota yang jujur kepada kedewasaan Kristen.

Sesuai dengan itu, kedua makanan yang oleh Immanuel harus dimakan supaya dapat “menolak yang

jahat dan memilih yang baik” harus merupakan simbol; karena di dalam keju dan madu itu sendiri tidak terdapat sesuatu kebaikan atau kemujaraban apapun untuk merubah panglihatan moral, menguatkan kemauan, dan menyucikan hati. Sedangkan, Ia telah memakan semua makanan yang halal pada umumnya. (Matius 11 : 19). Oleh sebab itu kedua hal ini membuktikan bahwa “keju dan madu” itu melambangkan Injil yang sudah diungkapkan, — yaitu “makanan pada waktunya”, yaitu satu-satunya makanan yang memberikan kepada seseorang pengetahuan dan kemauan untuk berbuat yang benar dan bukan yang salah. Demikian inilah yang dikatakan Kristus : “Aku memiliki makanan untuk dimakan yang tidak kamu ketahui.” Yohanes 4 : 32. Sebab itu, Kristen yang ingin benar-benar mengetahui Allahnya dan sidangnya supaya dirinya dikosongkan daripada segala yang jahat lalu dipenuhi dengan yang baik, harus sekarang memakan Kebenaran Sekarang, — yaitu kebenaran yang lebih maju dari Firman yang hidup yang diungkapkan oleh perantaraan Ilham. (Untuk interpretasi ayat-ayat berikutnya dari Yesaya pasal 7, supaya dibaca pada Traktat No. 6!).

Sementara seseorang memasuki terowongan lebih dalam ke dalam tambang Kebenaran, ia akan menemukan bahwa apabila Ilham menggunakan rumput untuk melambangkan umat, sesuai dengan itu Ilham juga menggunakan “hujan” untuk melambangkan makanan rohani mereka, yaitu Kebenaran pada waktunya. Dengan demikian apabila sebutan-sebutan rumput, gandum, atau jagung digunakan untuk menunjukkan umat di akhir zaman, maka makanan rohani yang perlu untuk menghantarkan mereka kepada kedewasaan tubuh Kristen adalah sepantasnya disebut “hujan akhir” (Zakharia 10 : 1). Dan untuk menunjukkan bahwa adalah untuk meninggikan manusia, maka Yoel memberikan

kepadanya kepribadian dengan sebutan, “guru kebenaran” (Yoel 2 : 23, akhir).

Dalam terang tambahan ini, kita menyaksikan bahwa hujan akhir (Yoel 2 : 23) dan Pantekosta terakhir (Yoel 2 : 28) adalah dua manifestasi Roh Suci yang terpisah secara tersendiri dan berurutan tetapi berkaitan erat.

Karunia yang satu ialah suatu kebenaran khusus, yaitu “suatu guru kebenaran”, yang membangunkan sidang dari kesuaman Laodikeanya, dan mempersiapkan anggota-anggotanya bagi pekerjaan Injil yang terakhir di seluruh dunia. Dalam meramalkan mereka secara aktif melibatkan diri dalam pekerjaan ini, Roh Kebenaran menyatakan : “Semua ketakutan terhadap sanak saudara mereka lenyap, maka kebenaran itu saja satu-satunya yang ditinggikan kepada mereka...... Aku bertanya apakah yang telah membuat perubahan yang besar ini. Seorang malaikat menjawab, Itulah hujan akhir, penyegar yang berasal dari hadirat Tuhan, yaitu seruan keras dari malaikat yang ketiga.” — Early Writings, p. 271.

Karunia yang lainnya ialah suatu kuasa khusus, yang meneruskan kepada setiap penerima tenaga penggerak kebajikan daripada seorang pelihat, yang memungkinkan mereka memberitakan kebenaran istimewa itu kepada seluruh dunia. “Aku dengar orang-orang itu yang bersalutkan senjata menyampaikan kebenaran itu dengan kuasa besar”, demikian kata Roh Nubuat. “Ia itu berhasil. Banyak yang telah diikat; sebagian istri oleh suami-suami mereka, dan sebagian anak-anak oleh para orang tua mereka. Orang-orang yang jujur yang dihalangi dari mendengarkan kebenaran itu kini dengan sungguh-sungguh berpegang teguh padanya.” -- Early Writings, p. 271.

Kebenaran istimewa, atau pengetahuan Alkitab, diperoleh sebagai hasil daripada doa, “yang berlapar dan berhaus”, untuk mendapatkannya pada waktu yang tepat (Zakharia 10 : 1). Kemudian “‘hujan akhir’ atau penyegar dari hadirat Tuhan, akan datang, untuk memberikan kuasa kepada seruan keras dari malaikat yang ketiga.” — Early Writings, p. 86. Dengan demikian sementara karunia hujan akhir -- pekabaran tambahan itu -- memberikan kuasa dan kekuatan kepada pekabaran yang lama, maka karunia pantekosta yang terakhir — tambahan kuasa Roh itu — berikutnya memberikan kuasa dan kekuatan kepada para utusan akhir zaman itu. Kuasa melakukan mukjizat ini, dengan demikian, bukannya datang karena berdoa memintanya, melainkan karena para utusan itu, oleh perantaraan hujan akhir, telah memenuhi segala persyaratan untuk menerimanya.

Sungguhpun demikian orang-orang yang belum tahu seperti kita, kita bertekad untuk memperoleh kuasa yang istimewa itu dan bukan pengetahuan yang istimewa, yang hanya akan dapat membuat kita mampu menggunakan kuasa itu dengan tepat. Demikianlah kita menemukan orang-orang yang bukan pada waktunya sedang berdoa, secara bodoh dan lancang memohonkan apa yang tidak dianjurkan kepada mereka untuk didoakan, mereka tidak mendoakan pada waktunya memohonkan apa yang justru dinasehatkan kepada mereka untuk didoakan!

“ ‘Terang ditaburkan bagi orang-orang benar.’ Maka tak ada satupun sidang dapat maju dalam kesucian jika para anggotanya tidak sungguh-sungguh berusaha mencarikan kebenaran bagaikan akan harta benda yang tersembunyi.” — The Great Controversy, p. 522.

Karena Allah mengaruniakan kuasa pantekosta kepada seseorang yang belum mencapai pertumbuhan rohani penuh, akan sama tidak bijaksana bagaikan bagi suatu Lembaga Negara memberikan suatu ijin praktek dokter kepada seorang mahasiswa kedokteran yang belum memperoleh gelar dokter!  Dan sekiranya Tuhan harus melengkapi kita dengan kuasa melakukan mukjizat, pengalaman yang kita rindukan itu, sebelum dibekali-Nya kita dengan keajaiban pengetahuan Alkitab, yang kita perlukan. Ia akan melakukan terhadap kita lebih baik daripada negara dalam memberikan ijin mengemudi kendaraan bermotor kepada setiap orang dan kepada semua pemohon tanpa menghiraukan kemampuan mereka mengemudikan mobil. Keduanya adalah tindakan yang tidak bijaksana, maka keduanya itu, tentunya, akan membawakan akibat kecelakaan bagi diri sendiri maupun kepada orang lain.

Inilah sebabnya mengapa orang-orang yang berusaha mencarikan kuasa mukjizat dari Roh, sementara diri mereka sendiri belum dilengkapi dengan pengetahuan yang ajaib dari Alkitab, mereka tidak akan memperoleh apa-apa atau mereka akan memperoleh suatu kuasa palsu yang berbahaya; sebaliknya orang-orang yang berusaha mengenali dirinya sendiri dan Kebenaran, akan dipenuhi dengan pengetahuan melampaui segala harapan mereka. Maka setelah mengetahui apa keadaan diri mereka yang sebenarnya, dan bagaimana sepatutnya diri mereka, maka mereka pun, seperti halnya Yesaya dan Paulus (Yesaya 6 : 5; Roma 7 : 22, 23) akan menjadi rendah dalam pemandangan mereka sendiri, namun mereka adalah hamba-hamba yang perkasa dan setia di dalam kebun anggur Tuhan.

Sebab itu, oleh pengungkapan pada waktunya lambang-lambang yang sederhana tetapi sangat mendalam ini, janganlah seorang pun sekarang melalaikan kesempatan untuk mengenali tanda-tanda zaman,

dan janganlah seorangpun sekarang membohongi dirinya sendiri dari Kebenaran yang diajukan oleh lambang-lambang itu. Karena, hanya Kebenaran itulah yang dapat mempersiapkan umat kesucian bagi kuasa pantekosta itu, seperti yang dikatakan Tuhan : “Maka akan jadi  kemudian kelak, bahwa Aku akan menuangkan Roh-Ku pada semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan anak-anakmu perempuan akan bernubuat, orang-orang tuamu akan bermimpi berbagai mimpi, orang-orang mudamu akan menyaksikan berbagai khayal.”

Oleh sebab itu, janganlah berlambatan, tetapi sekarang “pintalah olehmu kepada Tuhan hujan dalam masa hujan akhir, maka Tuhan akan menghimpunkan awan-awan yang cerah, lalu memberikan kepada mereka curahan hujan, kepada setiap rumput yang di padang.” Zakharia 10 : 1; Yoel 2 : 28.

Di sini pelajaran yang mendesak untuk dipelajari ialah bahwa orang-orang yang senantiasa berkembang maju, sambil memeliharakan langkahnya bersama-sama dengan majunya Kebenaran, adalah hanya orang-orang Kristen yang sesungguhnya. Dan walaupun bahkan yang termaju dari mereka ini belum mencapai ukuran standard yang tinggi (pertumbuhan yang penuh) yang dipersyaratkan bagi mereka oleh Tuhan, namun Ilham, di dalam pesta perayaan terakhir keju dan madu ini (hujan akhir) menawarkan bahan pembangunan tabiat kepada semua. Sebagai hasilnya daripada ini, maka beribu-ribu orang yang setia pertama sekali (Wahyu 7 : 3 - 8 ; 14 : 1, 5) dan berjuta-juta pada akhirnya (Wahyu 7 : 9 ; Mikha 4 : 1 - 3; Yesaya 60 : 5, 6) akan, akhirnya matang bagi penuaian, yaitu benar-benar mencapai ukuran standard Tuhan, lalu “masuk ke dalam persekutuan iman, dan pengetahuan dari Anak Allah, menjadi manusia yang sempurna, sesuai ukuran tubuh kedewasaan Kristus.” Efesus 4 : 13. Betapa limpahnya penuaian

orang-orang Kristen yang telah bertumbuh penuh yang akan dihimpun nanti!

Yesaya 8 : 9, 10 : “Bersekutulah kamu, hai bangsa-bangsa, maka kamu akan dihancurkan berkeping-keping; dan dengarlah, semua kamu di negeri-negeri yang jauh : sandangkanlah pedangmu, maka kamu akan dihancurkan berkeping-keping. .....Rencanakanlah bersama-sama, maka ia itu akan sia-sia; bicarakanlah perkataan itu, maka ia itu tidak akan jadi : karena Allah ada bersama kita.”

Sebutan, “Allah ada bersama kita”, mengandung arti bahwa Ia tidak berada dengan bangsa-bangsa yang sedang bergabung diri bagi perlindungan bersama itu, dan bahwa karena sebab itulah mereka akan hancur, sedangkan sebaliknya para pengikut-Nya akan kemudian dilepaskan. Namun demikian, bagi Allah untuk berada “bersama dengan kita” dalam hal yang istimewa ini, kita tentunya harus melakukan suatu usaha khusus untuk berada bersama-sama dengan Dia. Dan untuk melakukan ini, kita harus secara jujur menyelidiki jalan-Nya dan ikut berjalan dengan gembira dalam langkah-langkah mulia-Nya, yang memimpin kita kepada suatu pengetahuan yang penuh terhadap rahasia-rahasia nubuatan, yang memungkinkan kita menghindari diri dari lubang-lubang jalanan, dan untuk tetap berdiri walaupun semua orang lain jatuh. Demikianlah, sambil mengikuti terus untuk mengetahui Jalan, Kebenaran dan Kehidupan itu, kita meneruskan penyelidikan kita ke dalam nubuatan Yesaya.

Yesaya 8 : 11 - 22 : “Karena Tuhan berfirman demikian kepadaku dengan tangan yang kuat, dan diperintahkan-Nya kepadaku supaya jangan aku berjalan pada jalan bangsa ini, kata-Nya, Janganlah dikatakan olehmu, Suatu konfederasi, terhadap  semua mereka yang akan disebut Suatu konfederasi oleh bangsa ini; juga jangan kamu takut akan apa yang mereka takuti, dan juga janganlah gentar. Hanya Tuhan serwa sekalian alam saja yang kamu persucikan, dan hendaklah kamu takut akan Dia, dan gentar kepada-Nya. Maka Ia akan menjadi suatu tempat kesucian (bagi

para pengikut kebenaran); tetapi sebaliknya akan menjadi suatu batu sandungan, dan bagi suatu batu karang

penghalang bagi kedua isi rumah Israel; dan suatu perangkap dan suatu jerat bagi segala penduduk Yerusalem (sama seperti hal-Nya pada kedatangan-Nya yang pertama). Maka (sebab itu) banyak dari antara mereka itu akan kesandung, dan jatuh, dan terluka parah, dan tertangkap, dan tertawan.

“Ikatkanlah kesaksian itu, dan meteraikanlah hukum Torat di antara murid-murid-Ku (pengikut-pengikut kebenaran). Dan aku hendak menantikan Tuhan, yang menyembunyikan wajah-Nya dari isi rumah Yehuda, dan aku hendak mengharapkan Dia. Tengoklah (adalah jelas terlihat sekarang), aku dan anak-anak yang telah dikaruniakan Tuhan kepadaku adalah bagi tanda-tanda alamat dan bagi mukjizat-mukjizat di Israel dari Tuhan serwa sekalian alam, yang diam di gunung Sion. Maka apabila mereka itu kelak mengatakan kepadamu (kepada orang-orang yang “termeterai” itu), Carilah mereka yang memiliki roh-roh petenung, dan kepada para ahli sihir yang mengintip-ngintip dan yang berkomat-kamit; bukankah suatu bangsa patut mencari Allahnya? Patutkah orang menanyakan hal orang hidup kepada orang mati? Akan hukum Torat (Keluaran 20 : 3 - 17) dan akan kesaksian (Wahyu 19 : 10) : jika mereka berbicara tidak sesuai dengan perkataan ini,  adalah karena tidak ada terang di dalam mereka. Maka mereka (orang-orang yang di dalam kegelapan) itu akan berjalan melaluinya dengan melarat dan kelaparan : maka akan jadi kelak, bahwa, ketika mereka lapar, mereka akan marah sendiri (karena kelaparan), dan (sebagian mereka akan) mengutuk raja mereka dan Allah mereka, dan (sebagian mereka akan) memandang ke depan (lalu bertobat). Dan mereka akan memandang ke bumi; dan melihat kesusahan dan kegelapan, kesuraman yang mencekam; maka mereka (para penolak hujan akhir itu) akan dihalau ke dalam kegelapan” pada hari dari

KUASA ITU YANG MEMBINASAKAN ORANG-ORANG JAHAT

DAN MELEPASKAN ORANG-ORANG BENAR.

Nahum 1 : 1 - 9 : “Beban Nineweh. Kitab mengenai khayal Nahum orang Elkoshit itu. Allah adalah cemburu, dan Tuhan itu pembalas; Tuhan itu pembalas, dan Ia adalah murka (karena musuh-musuh-Nya membinasakan kebun anggur-Nya); Tuhan

hendak membalas akan lawan-lawan-Nya, dan Ia mendendam terhadap musuh-musuh-Nya. Tuhan itu panjang sabar adanya, dan besar kuasa-Nya, tetapi sekali-kali tidak Ia mau membebaskan orang jahat itu : Tuhan itu memiliki jalan-Nya di dalam angin puyuh dan di dalam angin ribut (sedangkan pesawat terbang bangsa-bangsa tidak), dan awan-awan adalah debu kaki-Nya. Ia menghardik laut, dan mengeringkannya, dan mengeringkan semua sungai (tetapi manusia dengan kapal-kapalnya tenggelam di dalamnya dan tidak timbul lagi). Bashan dan Karmel layulah, dan kembang Libanon layu. Gunung-gunung bergetar karena Dia, dan bukit-bukit mencair, dan bumi terbakar di hadapan-Nya, ya, dunia, berikut semua yang tinggal di dalamnya. Siapakah yang tahan berdiri di hadapan geram murka-Nya? Dan siapakah yang tahan tinggal menghadapi murka-Nya yang bernyala-nyala? Amarah-Nya tertuang bagaikan api, dan batu-batu karang dilemparkan ke bawah oleh-Nya. Tuhan itu baik, Ialah tempat berlindung pada masa kesusahan, dan Ia kenal mereka yang percaya kepada-Nya. Tetapi dengan suatu air bah yang membanjir Ia akan mengakhiri tempatnya itu (tempat segala orang jahat), maka kegelapan akan mengikuti musuh-musuh-Nya. Apakah yang kau pikirkan menentang Tuhan? Ia hendak mengakhiri sama sekali : kesusahan tidak akan lagi bangkit kedua kalinya (sebab orang jahat sudah ditumpas dan Kerajaan-Nya kini berdiri untuk selama-lamanya).”

* * *

Dari rumah persediaan yang gilang-gemilang itu dari mana Immanuel telah memperoleh keju dan madu di masa lalu, Roh Kebenaran bersama ini terlihat sedang menuangkan makanannya yang bergizi bagi jiwa dengan lebih berlimpah-limpah daripada sebelumnya. Kiranya setiap orang yang menerima dengan sedemikian limpahnya, tidak saja mengangkat hatinya dalam syukur kepada Pemberi Karunia Yang Besar yang memberikan semua karunia yang baik, yaitu “Bapa dari segala terang”, tetapi juga supaya mereka memberikan dengan limpahnya segala usahanya yang terbaik untuk berkerja sama dengan Penghibur itu Yang telah datang, dengan cara

MEMBERI KEPADA SEMUA ORANG YANG MEMINTA. 

Akhirnya, untuk menciptakan selera yang lebih besar bagi lebih banyak “keju dan madu” (supaya jangan kita gagal mengenali hujan akhir itu sementara ia  turun dalam butir-butirnya yang besar sekeliling kita untuk penuaian yang terakhir — Testimonies to Ministers, p. 507), atau, dengan kata lain, untuk melakukan suatu penyelidikan yang menyeluruh akan wahyu yang sangat penting ini, para penerbit buku kecil ini akan memberikan suatu rangkaian terbitan buku-buku Kebenaran Sekarang kepada setiap orang yang mengajukan pendapatnya, benar ataupun salah, mengenai siapakah dari bangsa-bangsa yang adalah “Assiria” masa kini dan Siapakah “dia” yang “menghancurkan berkeping-keping itu”; juga mengenai kapan peperangan antara kedua musuh besar ini terjadi. Rangkaian buku-buku itu terdiri dari suatu rangkaian tiga belas buah buku kecil yang mencakup 1000 halaman, yang berisikan banyak rahasia-rahasia nubuatan yang sudah lama tertutup yang kini terungkap -- yaitu “makanan keras.” Mereka yang sudah memiliki rangkaian tiga belas buku ini, boleh meminta untuk menerima lagi tanpa bayaran suatu rangkaian tiga buah buku terbitan Kebenaran Sekarang yang sangat berharga. “.....karena keju dan madu akan dimakan oleh setiap orang yang tertinggal di negeri itu.” Yesaya 7 : 22.

Kini bahwa pengawal samawi itu telah melaksanakan bagiannya, hanya terserah kepada orang-orang yang dialamatkan untuk melaksanakan bagian mereka — mengambil 

TANGGUNG JAWAB MEREKA SECARA PRIBADI.

“Hai anak manusia, berbicaralah kepada bani bangsamu, dan katakanlah kepada mereka, Apabila Aku mendatangkan pedang kepada sebuah negeri, jika bangsa

negeri itu mengambil seseorang dari pesisir-pesisirnya, lalu menempatkan dia bagi pengawal mereka : jika apabila ia melihat pedang itu datang menimpa negeri itu, ia meniup trompet, dan mengamarkan kepada bangsa itu; maka siapapun saja yang mendengar bunyi trompet itu, dan tidak memperhatikan amaran; jika pedang itu datang, dan menyingkirkannya, maka darahnya akan ditanggungnya sendiri. Ia mendengar bunyi trompet itu, tetapi tidak mau memperhatikannya; darahnya akan dipikulnya sendiri. Tetapi orang yang memperhatikan amaran akan melepaskan jiwanya. Tetapi jika pengawal itu melihat pedang itu datang, tetapi tidak meniupkan trompet, sehingga orang banyak itu tidak diberi amaran; jika pedang itu datang, dan mengambil seseorang dari antara mereka itu, maka sungguhpun ia disingkirkan dalam kesalahannya sendiri, namun darahnya akan Ku tuntut dari tangan pengawal itu.

“Sebab itu engkau, hai anak manusia, Aku sudah menempatkan dikau sebagai seorang pengawal bagi isi rumah Israel; olehnya itu hendaklah engkau mendengar firman dari mulut-Ku, lalu mengamarkan mereka dari pada-Ku. Apabila firman-Ku kepada orang jahat itu, Hai orang jahat, engkau pasti akan mati; jika engkau tidak bicara mengamarkan kepada orang jahat itu dari jalannya, sehingga orang jahat itu kelak mati dalam kejahatannya; tetapi darahnya akan Ku tuntut dari tanganmu. Sebaliknya, jika engkau sudah mengamarkan orang jahat itu dari pada jalannya supaya ia meninggalkannya; jika ia tidak mau berbalik dari jalannya, maka ia akan mati dalam kejahatannya sendiri; dan engkau telah menyelamatkan jiwamu.” Yehezkiel 33 : 2 - 9.

“Katakanlah kepada mereka, Selama Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, Aku tidak berkenan akan kematian orang jahat itu; melainkan supaya orang jahat itu berbalik daripada

jalannya dan hidup : berbaliklah kamu, berbaliklah kamu daripada segala jalanmu yang jahat; karena mengapakah engkau hendak mati, hai isi rumah Israel? Oleh sebab itu, engkau hai anak manusia, katakanlah olehmu kepada bani bangsamu, Kebenaran orang benar itu tidak akan dapat melepaskan dia pada hari ia berbuat kejahatan : sama dengan kejahatan orang jahat itu, ia tidak akan jatuh karenanya pada hari apabila ia berbalik daripada kejahatannya; juga orang benar itu tidak akan dapat hidup karena kebenarannya pada hari apabila ia berdosa. Apabila Aku kelak mengatakan kepada orang benar  itu, bahwa ia pasti akan hidup; jika ia percaya pada kebenarannya sendiri, lalu melakukan kejahatan, maka semua kebenarannya tidak akan diingat lagi; maka untuk kejahatan yang telah diperbuatnya, ia akan mati karenanya. Dan lagi, apabila Aku mengatakan kepada orang jahat itu, Engkau pasti akan mati; jika ia berbalik dari dosanya, lalu melakukan apa yang diperbolehkan dan benar; jikalau orang jahat itu memulihkan kembali janji, memberikan kembali apa yang telah dirampasnya, berjalan sesuai peraturan-peraturan kehidupan, tanpa melakukan kejahatan; ia pasti akan hidup,  ia tidak akan mati. Tidak ada satupun dosanya yang telah diperbuatnya itu akan diingat lagi : ia telah melakukan sesuai hukum dan benar; ia pasti akan hidup.” Yehezkiel 33 : 11 - 16.

Bagi anda yang menaruh perhatian kepada amaran sekarang ini, akan datang pahala yang gilang gemilang sebagai berikut :

“Maka akan jadi kelak, bahwa ia yang tertinggal di Sion, dan dia yang berada di Yerusalem, akan disebut suci, yaitu setiap orang yang tertulis namanya di antara orang-orang hidup di Yerusalem :

apabila Tuhan kelak sudah membersihkan kecemaran semua puteri Sion, dan kelak sudah membersihkan darah Yerusalem dari tengah-tengahnya oleh roh pehukuman, dan oleh roh pembakaran. Maka Tuhan akan menciptakan pada setiap tempat tinggal di gunung Sion, dan pada segala perhimpunannya, suatu awan dan asap pada siang hari, dan cahaya dari suatu api yang bernyala-nyala pada malam hari : karena pada semua kemuliaan akan menjadi suatu tudungan. Maka akan ada sebuah tabernakel sebagai naungan pada siang hari dari panas, dan bagi suatu tempat berlindung, dan bagi suatu tempat bernaung dari angin ribut dan dari hujan.” Yesaya 4 : 3 - 6.

Tetapi bagi anda yang tidak mau memperhatikan akan amaran ini, “segala orang laki-lakimu akan jatuh dimakan pedang, dan segala pahlawanmu akan mati dalam peperangan.” Yesaya 3 : 25. 

* * *

WAKTU DAN KESEMPATAN MEMECAHKAN RAHASIA-RAHASIA

(Pokok Masalah : Nubuatan Perang Dari Nahum) 

Waktu dan kesempatan masih tetap merupakan saksi-saksi yang sangat terpercaya, maupun sebagai pengungkap-pengungkap rahasia-rahasia yang terbaik. Sekaliannya itu kini memberikan jawaban-jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan : Yang manakah dari bangsa-bangsa itu yang merupakan “Assiria” masa kini? Siapakah “dia yang menghancurkan berkeping-keping itu?” Kapankah pertempuran dari kedua musuh besar ini terjadi (p. 47)?

Kini karena sekian banyak waktu telah lewat semenjak traktat ini keluar dari percetakannya (4 tahun), dan karena banyak peristiwa-peristiwa penting telah membentuk diri mencapai kematangannya semenjak itu, maka para pembaca Kebenaran yang berkembang sekarang tidak akan ragu-ragu dalam kedudukan yang lebih menguntungkan untuk melihat kebenaran itu dengan lebih jelas dan lebih realistis daripada sebelumnya. Oleh sebab itu, untuk kepentingan semua orang, kami menambahkan paragraf-paragraf ini. Sekaliannya ini mengemukakan pandangan dari Traktat mengenai pokok masalah sebagaimana yang dapat diperlihatkan sekarang oleh waktu dan peristiwa-peristiwa.

Kecenderungan Perang Dunia II meninggalkan persoalan bahwa perang itulah yang diramalkan oleh nabi Nahum. Ini dinyatakan oleh beberapa fakta kenyataan :

Ilham memperjelaskan bahwa perang dari Nahum itu terjadi dalam masa sewaktu kereta-kereta melaju di jalan-jalan, sewaktu sekaliannya itu kejar mengejar di jalan-jalan raya, sewaktu sekaliannya itu terlihat bagaikan obor-obor dan berlari-larian bagaikan kilat, dalam sejarah kita (Nahum 2 : 4).

Lagi pula, nabi itu menegaskan, bahwa sesudah dia “yang menghancurkan berkeping-keping” itu (Nahum 2 : 1) muncul di hadapan wajah Assiria, lalu itulah yang membuat Assiria “mengikat pinggangnya kuat-kuat”, memperkuat “kekuatannya dengan sekuat-kuatnya” (Nahum 2 : 1) — yang mana, sebagai-mana seluruh dunia mengetahui, ialah yang terjadi sewaktu Hitler datang memerangi negara-negara sekutu : Negara-negara sekutu, karena belum siap untuk  memerangi Hitler sewaktu ia mulai menghancurkan berkeping-keping itu, maka mereka perlu memperkuat kemampuan mereka dengan sekuat-kuatnya setelah perang itu dimulai. Semua fakta kenyataan ini membuktikan bahwa Perang Dunia II adalah perang yang dinubuatkan oleh Nahum, dan bahwa Hitler ialah dia yang “menghacurkan berkeping-keping” itu.

Walaupun Nahum meramalkan “keruntuhan Assiria” dalam kaitan dengan “dia yang menghancurkan berkeping-keping”, ia itu tidak mengatakan bahwa dia yang menghancurkan berkeping-keping itu sendiri yang akan menyelesaikan Assiria, sebagaimana yang orang cenderung menyimpulkan. Sungguhpun demikian,

adalah terlihat sekarang bahwa dia yang menghancurkan berkeping-keping itu, dia sendiri hanya memecahkan atau menimbulkan perpecahan berkeping-keping bukan hanya terhadap negara-negara sekutu, tetapi juga terhadap bangsanya sendiri. Sesungguhnya, nubuatan mengatakan bahwa “para panglimanya” (para panglima dari dia yang menghancurkan berkeping-keping itu), tidak akan menang, melainkan bahwa mereka “akan terantuk dalam perjalanan mereka”, yaitu terantuk sewaktu dalam gerakan maju mereka untuk mencapai kemenangan (Nahum 2 : 5). Dan apakah yang telah terjadi dalam bala tentara Hitler? — Mereka terantuk sewaktu mereka berusaha untuk mengalahkan Rusia.

Sesudah Nahum 2 : 5 tidak ada lagi disebutkan mengenai dia yang menghancurkan berkeping-keping itu, menunjukkan bahwa ia sudah berada di luar perjalanan. Tambahkanlah kepada kenyataan ini kebenaran itu bahwa peperangan itu telah memecahkan seluruh dunia -- praktis semua bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa -- ke dalam bagian-bagian dengan berbagai ukuran yang saling menentang, maka kita memiliki bukti-bukti kuat bahwa Perang Dunia II itulah yang merupakan perang dari Nahum, dan bahwa Hitlerlah yang telah digelar oleh ilham sebagai “dia yang menghancurkan berkeping-keping itu.” Memang, dialah yang telah memecah-belah bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa sehingga sedemikian jauh belum ada seorangpun yang mampu mempersatukan mereka.

Selanjutnya, dari hasil peperangan itu Inggris sesungguhnya tidak menang. Ya, ia telah kehilangan jauh melebihi apa yang sudah akan ia kehilangan sekiranya ia telah membiarkan Hitler memiliki apa saja yang dikehendakinya dalam tempat pertama — hanya sebagian dari Polandia.

Kemudian, juga, kekalahan Jepang dan kekalahan Jerman itu sama sekali belum mengakhiri peperangan itu. Ia itu hanya memperdalam luka internasional yang parah itu. Dengan demikian kemungkinan-kemungkinan untuk menggenapi setiap tahap kebenaran yang tertuang di dalam Traktat No. 14, kini jauh lebih cerah daripada sebelumnya. Sejauh yang berkaitan dengan Ilham, maka Perang Dunia II belum berakhir.

Ini sendiri adalah cukup terbukti bahwa dunia pada waktu ini, selama masa periode kegelisahan internasional yang sedemikian ini belum pernah ada sebelumnya — yaitu kegelisahan yang disebabkan oleh setiap unsur yang ada — akan melahirkan sesuatu. Sebagaimana sejauh kita menyaksikannya sekarang, maka segala perkara yang kita baca dari halnya di dalam Traktat No. 12 dan No. 14, tampaknya sedang dalam perjalanan menuju kepada kegenapannya yang segera. 

* * *

.