Mengapa Binasa?

Pelajaran Zak.4 dan Yes.7 mengungkap cara Tuhan berkomunikasi dengan umatNya

.

Hak Cipta, 1936, 1941, 1942

V. T. HOUTEFF

Demi kepentingan menjangkau setiap pikiran para pencari kebenaran yang ingin terluput dari jalan yang membawa kepada kebinasaan tubuh dan jiwa, traktat ini dibagikan tanpa biaya selama persediaan masih ada.

TRAKTAT NO. 6

MENGAPA BINASA?

MENGAPA BINASA?

Perusahaan Susu Semesta Akan Memberi Makan Anda

____________________________

Nilailah Sendiri Bagi Dirimu

Maksud dari traktat ini ialah untuk memperkenalkan dan menyampaikan dengan gratis kepada setiap jiwa yang jujur, juga kepada orang yang termiskin dan kepada yang terpencil jauh di bumi, hasil susu terbaik yang sangat melimpah dari Perusahaan Susu Semesta, maka olehnya itu perlu sekali membukakan jalan masuk bagi para penerimanya. 

Perbuatan Jahat Orang Yang Melawannya.

Dari sekian banyak serangan yang ada di waktu ini yang dilakukan oleh musuh ini menentang orang banyak penyokong perusahaan susu itu, tidak dapat diragukan bahwa tak satupun yang sedemikian kejamnya seperti halnya serangan melawan gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sebagai konsumen utama hasil perusahaan susu itu, dan khususnya menentang pekerjaan dari pendiri gereja itu, yaitu Nyonya E. G. White, yang tulisan-tulisannya dikenal oleh organisasi merupakan Roh Nubuat itu (Wahyu 12 : 17; 19 : 10).

Bukankah tidak konsisten bahwa sekian banyak waktu, tenaga, dan uang telah dibelanjakan oleh berbagai organisasi maupun pribadi untuk memberikan publisitas sebaliknya kepada setiap penulis buku-buku agama, sementara beratus-ratus paham Kristen dan penulis-penulis sedang membayangi dunia, masing-masing berusaha untuk mendirikan suatu pandangan agama yang berbeda daripada yang lainnya? Oleh karena hanya ada satu Kebenaran, dan karena tidak ada dua

sekte yang mutlak sepaham mengenai apa artinya Kebenaran itu, maka dengan sendirinya tidak semuanya dapat benar, melainkan dari semuanya hanya satu yang harus benar. Jadi, bagaimana, apakah ajaran-ajaran Nyonya White harus datang bagi lebih banyak tantangan dibandingkan banyaknya penganut daripada sesuatu ajaran dari orang-orang lainnya?

Sebagaimana setiap juru-kabar utusan sorga semenjak dari zaman Adam sampai kepada hari ini, telah diserang secara menyedihkan oleh orang-orang yang mengaku dipimpin oleh Allah, maka oleh hanya kenyataan adanya tantangan melawan tulisan-tulisan Nyonya White itu tidak akan membuktikan dia salah. Dan karena ia telah menjadi sasaran utama tantangan di waktu ini, seperti halnya yang dialami para nabi di zaman mereka dahulu, maka untuk menentukan apakah tulisan-tulisannya itu berbahaya dan membawa malapetaka, atau baik dan sehat, maka kita harus mengalihkan perhatian kita kepada ramalan-ramalan Allah yang mengungkapkan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Di sanalah pekerjaannya, benar atau salah harus dapat ditemukan. Hanya oleh nubuatan-nubuatan saja, dapat kita membuktikan atau membantah, mengetahui apa yang kita percaya dan mempercayai apa yang kita ketahui, lalu dengan aman menerima atau menolak setiap pekabaran. Jika tidak, maka iman kita hanya dapat dilandaskan pada hal-hal yang tidak menentu, — yaitu di atas suatu landasan yang berpasir, — yang kelak pada akhirnya akan membawa kita dengan penuh kekecewaan ke “sebelah kiri” Tuan itu. Dengan demikian untuk memastikan berdiri pada sebelah kanan-Nya, maka janganlah kita lalai menaruh perhatian yang sungguh-sungguh kepada 

Himbauan-Himbauan Roh Suci :

“Kita memiliki juga suatu perkataan nubuatan yang lebih pasti; maka baiklah kamu memperhatikan dia, seperti terhadap sebuah pelita yang bercahaya di dalam suatu

tempat yang gelap, sampai fajar merekah, dan bintang timur terbit bercahaya di dalam hatimu : maka pertama-tama ketahuilah ini, bahwa tak ada satupun nubuatan Alkitab yang datang dari hasil interpretasi sendiri manusia.” 2 Petrus 1 : 19, 20.

Tetapi tempik sorak para penentangnya adalah, Tinggalkan semua nubuatan pada waktu ini! Karena semua nabi dan hukum 

“Telah Bernubuat Sampai Kepada Yohanes.” Matius 11 : 13. 

Jika sekiranya Injil yang disebut di atas mengandung arti bahwa kelak tidak akan ada lagi nabi-nabi sesudah Yohanes, maka sudah tidak akan ada lagi seorang nabi pun semenjak dari waktu itu. Dan sekiranya inilah yang dimaksudkan, maka Firman Alkitab akan bertentangan dengan dirinya sendiri, karena sekaliannya itu memiliki bukti bahwa selagi Kristus adalah Anak Allah Ia juga adalah “seorang nabi”. Lukas 24 : 19. Dan walau Yohanes Pembaptis tidak pernah menulis sebuah ucapan nubuatan sekalipun, namun ia oleh Kristus telah ditempatkan sebagai yang terbesar dari segala nabi (Lukas 7 : 28). Juga Matius, Markus, dan Lukas, di bawah Roh Ilham, telah menulis mengenai Kristus dan pekerjaan-Nya. Demikian pula Yohanes, Petrus, dan Paulus, dan lain-lainnya yang sezaman dengan mereka itu, telah bernubuat dalam kekuasaan mereka sendiri mengenai banyak perkara yang akan datang. Semuanya ini secara Firman Alkitab adalah pantas diberi gelar “nabi.”

Yesus sendiri membuktikan bahwa buku Wahyu itu adalah sebuah nubuatan, karena malaikat “yang memiliki catatan Firman Allah dan kesaksian Yesus Kristus dan segala

perkara yang disaksikannya itu”, mengatakan : “Berbahagialah orang yang membaca, dan mereka yang mendengarkan segala perkataan dari nubuatan ini, dan memeliharakan perkara-perkara itu yang tertulis di dalamnya : karena masa itu sudah dekat.” Wahyu 1 : 2, 3. “Karena aku menyaksikan kepada setiap orang yang mendengarkan segala perkataan dari nubuatan kitab ini, bahwa jika seseorang kelak menambahkan sesuatu kepada segala perkara ini, maka Allah akan kelak menambahkan kepadanya bela-bela yang tertulis di dalam kitab ini.” Wahyu 22 : 18.

Sekarang kenyataan bahwa nubuatan ini telah ditulis kira-kira seabad lamanya sesudah Yohanes Pembaptis dipenggal kepalanya, merupakan pengakuan sejarah bahwa nabi-nabi itu tidak hanya berakhir dengan dia saja. Dengan demikian, dalam memutarbalikkan pengertian Matius 11 : 13 sehingga seolah-olah membuat Yohanes menjadi yang terakhir daripada segala nabi, maka para penentang itu sedang berusaha untuk menggantikan karunia nubuatan di dalam sejarah Kristen, dengan interpretasi-interpretasi Firman Alkitab “ciptaan sendiri” (private or uninspired interpretations). Dan karena berbuat demikian ini, maka mereka telah dikendalikan untuk mengesampingkan atau untuk mencoba menjelaskan untuk mengesampingkan ucapan yang tak dapat dibantah dari Paulus yang berbunyi : “Maka Allah telah menetapkan beberapa orang di dalam sidang, pertama-tama rasul-rasul, kedua nabi-nabi, ketiga guru-guru, sesudah itu tanda-tanda ajaib, kemudian karunia-karunia menyembuhkan, pertolongan-pertolongan, pemerintahan-pemerintahan, bermacam-macam karunia lidah” (1 Korintus 12 : 28) — kenyataan yang mutlak bahwa yang kedua daripada delapan karunia itu kepada sidang dalam sejarah Kristen, ialah nabi-nabi.

Sementara yang terbanyak daripada karunia-karunia ini, khususnya karunia-karunia lidah dan pemerintahan-pemerintahan yang secara bersemangat paling banyak dicari oleh gereja-gereja Kristen, maka karunia yang satunya yaitu – “nabi-nabi” – yang telah diremehkan oleh orang-orang Yahudi dahulu, secara keseluruhannya terus ditolak oleh hampir semua dunia Kristen!

Demikianlah roh yang telah menghasut pembunuhan terhadap para nabi zaman dahulu di tangan para pemimpin Yahudi itu, kini sedang melakukan jenis perbuatan penghancuran yang hampir sama melalui perantaraan tantangan yang terorganisasi.

Sementara menganggap puji dan hormat adalah hak para nabi yang sudah mati dibunuh oleh para nenek moyang mereka, maka orang-orang Yahudi itu menolak para nabi yang hidup, sehingga oleh karenanya mendatangkan atas diri mereka sendiri ucapan Tuhan yang menyedihkan yang berbunyi :

“Celakalah bagimu, hai ahli-ahli Torat dan orang-orang Parisi, orang-orang munafik! Karena kamu membangun kubur-kubur para nabi, dan menghiasi nisan kubur-kubur orang-orang benar, lalu mengatakan, Jika sekiranya kami hidup di zaman nenek moyang kami, kami tidak akan bersekutu dengan mereka itu yang menumpahkan darah para nabi.’” Matius 23 : 29, 30.

Orang-orang Kristen yang ada sekarang yang meremehkan karunia nubuatan di zaman ini, dan yang juga menyangkal bahwa Alkitab Wasiat Lama memiliki aplikasinya di dalam sejarah Injil, mereka itu dengan demikian sedang menolak semua nabi-nabi, sementara dalam waktu yang sama mengakui dirinya bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah. Demikianlah para anggota gereja yang sedemikian terus membangun dan menghiasi kubur-kubur para nabi seperti yang diperbuat orang-orang Yahudi itu yang mengaku percaya pada Musa, tetapi setelah diuji, ternyata telah didapati sebagai pembohong. Sama halnya, kebanyakan orang-orang Kristen di waktu ini mengaku mempercayai seluruh Alkitab, tetapi mereka mengajarkan bahwa semua hukum dan undang-undang, semua amaran dan tuduhan, berlaku hanya kepada orang-orang Yahudi zaman dahulu, sebaliknya semua karunia kemurahan mereka peluk dengan sungguh-sungguh di dalam sidang Kristen!

Apa yang disebut karunia lidah zaman ini adalah bunyi-bunyi yang tak berarti, dan adalah karunia Alkitab yang tidak lebih daripada halnya hari Minggu, hari Sabat yang “disucikan” itu; dan karunia pemerintahan-pemerintahan adalah diturunkan ke dalam suatu lembaga kekuasaan prerogatif, berbagai formalitas, berbagai tujuan, dan sebagainya, yang dalam keadaannya yang rendah sekarang ini, adalah tak lain daripada perwakilan-perwakilan yang gigih menentang Kebenaran dan yang menetralisir kepatuhan sidang untuk hormat kepada Allah dan agama. Dalam keadaan pergolakannya sekarang ini adakah orang-orang penganut Kristen yang terbaik zaman ini kelihatan lebih baik daripada orang-orang Yahudi yang terjelek di zaman lalu?

Firman menyerukan : “Bangunlah, bangunlah, lepaskanlah dirimu dari pengikat-pengikat lehermu” “buatan manusia itu”, “hai puteri Sion yang tertawan.” Yesaya 52 : 2. “Jangan dipadamkan Roh itu”, hai sidang Allah! “Nubuatan-nubuatan jangan diremehkan. Ujilah segala perkara; peganglah teguh pada mana yang baik.” 1 Tesalonika 5 : 19 – 21.

Jangan lagi melalaikan kenyataan bahwa karunia nabi-nabi adalah nomor dua dalam urutan, dan karunia-karunia pemerintahan-pemerintahan dan berbagai karunia lidah adalah yang terakhir. Sebab itu tandailah, bahwa orang-orang yang meremehkan karunia nubuatan tetapi menjunjung tinggi karunia-karunia pemerintahan-pemerintahan dan karunia-karunia lidah, jelas sedang menarik kereta dari bagian belakangnya, dan mereka sedang berjalan dalam arah yang keliru. Kepada mereka Kristus sedang mengatakan : “Tidak mereka sadari bahwa mereka adalah tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang.” Wahyu 3 : 17.

Mereka yang di satu pihak menentang bahwa tidak akan ada lagi nabi-nabi sesudah Yohanes

Pembaptis, dan yang di lain pihak mengaku percaya pada Alkitab Wasiat Baru, yang telah ditulis sesudah kematian Yohanes, mereka sendiri berada dalam kegelapan, lalu oleh berbagai interpretasi Alkitabnya sendiri (yang tidak diilhami), mereka sedang mengembangkan suatu awan kegelapan dimana saja mereka pergi. Kiranya Allah mengampuni sekalian mereka itu.

Dalam terang dari semua kenyataan ini, maka penegasan Yesus bahwa “semua nabi-nabi dan hukum bernubuat sampai kepada Yohanes”, jelas mempunyai suatu pengertian yang sama sekali berbeda dari apa yang telah diajarkan oleh orang-orang yang tidak diilhami itu. Bilamana ia itu diterangi oleh Roh yang sama yang telah menciptakannya, maka hasil interpretasinya akan bebas dari kekacauan, sehingga mengungkapkan bahwa Kristus telah memisahkan nabi-nabi itu ke dalam dua kelas, yaitu mereka yang sampai kepada Yohanes dan mereka yang sesudah dia.

Sejarah kitab suci menunjukkan bahwa nabi-nabi dalam kelas bagian yang pertama itu telah memperoleh Firman langsung dari Allah melalui perantaraan Roh-Nya. Mereka tidak diwajibkan untuk membuktikan setiap bagian dari nubuatan-nubuatan mereka itu dengan tulisan-tulisan para nabi yang mendahuluinya. Sedangkan sebaliknya para nabi dalam kelas bagian kedua adalah ditunjuk oleh urapan Roh untuk menginterpretasikan tulisan-tulisan para nabi dari kelas bagian pertama.

Perbedaan dan pembagian yang sangat penting ini menunjukkan bahwa Alkitab Wasiat Lama berisikan terang keselamatan kita bagi kedua masa periode – Yahudi dan Kristen. Dan bilamana orang menganggap bahwa masa periode yang pertama itu disebut

sejarah “contoh”, dan masa periode yang kedua sejarah “contoh saingan”, maka bukti demi bukti menguatkan penyimpulan bahwa Injil Wasiat Baru itu adalah berlandaskan pada Injil dari Wasiat Lama yang diungkapkan.

Oleh karena Firman Alkitab menjelaskan bahwa sidang dalam segala zaman telah dipimpin ke dalam kebenaran hanya oleh perantaraan karunia nubuatan, maka orang Kristen tidak memiliki pilihan lain terkecuali menyimpulkan bahwa kehendak dan rencana Allah bagi masa ini akan sama seperti halnya dengan zaman-zaman yang lalu; artinya, bahwa pengetahuan keselamatan itu diberikan melalui tulisan-tulisan para nabi Wasiat Lama, sebagaimana diinterpretasikan oleh orang-orang kepada siapa gulungan suratan itu terbuka, Ia menganugerahkan Roh yang sama dengan mana Ia menggerakkan “orang-orang suci dari pihak Allah” “di masa lalu.” 2 Petrus 1 : 21. “Karena Akulah Tuhan, Aku tidak berubah; maka sebab itu kamu bani Yakub tidak dibinasakan.” Maleakhi 3 : 6.

Allah sudah akan senantiasa memeliharakan Dunia Kristen bersatu oleh perantaraan kebenaran Ilham yang diungkapkan, tetapi orang-orang yang tidak diilhami tidak mau merendahkan diri mereka, dan melepaskan interpretasi-interpretasi mereka sendiri, dengan akibatnya yang tragis bahwa mereka telah menciptakan beraneka ragam kekacauan paham yang memalukan di waktu ini.

Suatu pendapat yang anarkis sedemikian ini terhadap Alkitab, bukan saja terdapat di antara gereja yang satu dengan yang lainnya, tetapi juga di dalam barisan orang-orang dari masing-masing gereja itu sendiri, sehingga jelas bahwa mereka itu bukan dipimpin oleh Roh yang diutus oleh Kristus untuk “memimpin ..... ke dalam segala kebenaran” sehingga semua orang percaya dalam Dia dapat menjadi satu.

Persekutuan oleh perantaraan Roh ini diajarkan dengan penuh tekanan di dalam

Doa Kristus.

“Agar supaya mereka sekalian dapat bersatu; seperti Engkau, Bapa, berada di dalam Aku, dan Aku di dalam Dikau, supaya mereka juga dapat bersatu di dalam Kita; supaya dunia dapat percaya, bahwa Engkau telah mengutus Aku. Maka kemuliaan yang Kau karuniakan kepada-Ku itu telah Ku berikan kepada mereka; supaya mereka dapat bersatu seperti juga Kita adalah satu; Aku di dalam mereka itu, dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka dapat dibuat menjadi sempurna dalam persekutuan; dan supaya dunia dapat mengetahui bahwa Engkau telah mengutus Aku, dan telah mencintai mereka, seperti Engkau telah mencintai Aku.” Yohanes 17 : 21 – 23.

Spekulasi-spekulasi theologis yang tak henti-hentinya terhadap Firman Alkitab, dengan hasil berbagai macam pendapat dan dongeng-dongeng yang menyenangkan sedang terus menerus meningkatkan kekacauan, perselisihan-perselisihan pendapat, perpecahan-perpecahan, yang menimbulkan ajaran-ajaran dan sekte-sekte yang saling bertentangan. Sedangkan orang-orang Kristen seharusnya tidak berbuat apa-apa selain membuktikan kepada dunia oleh persekutuan yang sempurna bahwa Bapa telah mengutus Anak itu.

Dengan menunjukkan bahwa Ia mengakui hanya satu organisasi gereja, maka Kristus mengatakan : “Maka ada lagi pada-Ku domba-domba yang lain, yang bukan dari kandang ini : mereka itupun harus Ku bawa, maka mereka akan kelak mendengar suara-Ku; maka akan ada satu kandang, dan satu gembala saja.” Yohanes 10 : 16. Oleh sebab itu, maka adanya perpecahan di antara orang-orang Kristen di waktu ini bukanlah menggenapi maksud Allah melainkan menggenapi

Maksud Tekad Setan Sebelumnya.

Yang disebut dunia Kristen pada waktu ini sudah

sedemikian jauh hanyut dari cita-cita Allah bagi umat-Nya, seolah-olah telah sampai pada suatu titik dimana bahkan doa Kristus sendiripun gagal untuk membangunkan mereka, dan untuk menyadarkan kembali mereka, bahwa bermacam-macam kepercayaan mereka yang mengatakan mereka itu benar, adalah pasti bahwa semua mereka itu keliru. Orang-orang yang tidak menggabungkan diri dengan sesuatu gereja, dan untuk pertobatan mereka gereja-gereja mengaku akan sepenuhnya menggunakan uang-uang dan waktu mereka, mereka itu memandang dengan penghinaan dan tertawa karena kebohongan dan kemunafikan ini. Orang-orang Kristen yang sedemikian ini sedang hanya memuaskan Setan dan sedang membohongi dirinya sendiri dan orang-orang yang memperhatikan mereka.

Setan sedang memimpin pasukan-pasukan Kristen pura-pura ini untuk berparade sebagai orang-orang bodoh di hadapan dunia, supaya oleh perantaraan kebodohan mereka yang tidak disadari itu ia dapat melemparkan kecelaannya kepada Kristus, lalu pada waktu yang sama ia dapat membuat dunia percaya, bahwa Bapa tidak mengutus Anak itu. Jika barisan orang-orang yang tercerai-berai ini tidak bangkit menyadari akan janji mereka, maka Setan tak lama lagi akan menjerumuskan mereka langsung ke dalam kebinasaan yang kekal. Tragedi yang kekal ini akan hanya dapat dipersalahkan kepada mereka karena meremehkan karunia Roh Nubuat, yaitu mata dari sidang (1 Samuel 9 : 9; Yesaya 29 : 10), satu-satunya yang dapat melihat untuk menarik mereka ke dalam suatu persekutuan tunggal yang tidak dapat pecah.

Para gembala gereja-gereja itu, dalam berusaha menginterpretasikan Alkitab itu “sendiri” (tanpa Roh Suci), telah menempatkan sekam ke hadapan domba-domba itu, sehingga sebagai akibatnya kawanan-kawanan domba itu telah dibiarkan mencari makan bagi dirinya sendiri

Dalam usaha Mencarikan Sesuatu Yang Lebih Baik.

Orang-orang Kristen yang diberi makan sekam, karena kurang bergizi, maka mereka tidak mampu menilai dengan benar. Oleh sebab itu, maka, sebagian mereka berharap untuk memperoleh “sesuatu yang lebih baik” dari orang-orang yang dianggapnya sebagai yang paling setia; orang-orang lainnya berharap untuk menerimanya dari orang-orang yang dipandang sebagai para Doktor Alkitab (Doctors of Divinity) yang sangat terpelajar; sedangkan yang lain lagi berpikir untuk menemukannya di dalam organisasi gereja ini atau itu hanya karena ayah atau ibu atau sebagian orang atau sanak keluarganya yang berpengaruh adalah anggota dari gereja itu. Melalui pilihan-pilihan yang bodoh ini yang sama sekali tidak mempersyaratkan penggunaan pikiran atau pengalaman pribadi apapun, maka mereka sebaliknya hanya dipimpin kembali kepada sekam-sekam. Dan dunia yang bukan Kristen, yang senantiasa terus memandang dengan penuh kritik, kembali berbalik membenci akan praktik-praktik bodoh dan tidak konsisten dalam gambaran kehidupan Kristen ini. Demikianlah orang-orang percaya, gantinya mereka itu menobatkan orang-orang yang tidak percaya menjadi Kristen, mereka justru sedang mengusir orang-orang itu untuk lebih jauh meninggalkannya!

Agar supaya orang-orang lain pun juga cukup waspada terhadap naluri mengikuti bunyi bel dari orang-orang yang seperti domba yang berbahaya ini, maka diperlihatkan dengan tegas dalam dugaan perkara keluarga yang terlihat dalam karikatur sindiran

Dari Pena “Pengisi Kolom Surat Kabar”.

“Maria pergi ke gereja Bapteria — sungguhpun ia adalah anggota dari gereja Prestia (ia telah dituntun menggabungkan diri dengan gereja semenjak umur muda 10 tahun, sebelum ia mengerti siapa sebenarnya Tuhan atau Iblis itu), namun ia menghadiri gereja Bapteria itu karena saudara tirinya

adalah anggota dari gereja tersebut. John pergi ke gereja Chathodis, sebab kebanyakan para langganannya pergi ke sana. Jack pergi ke gereja Campalia, sebab pacarnya pergi ……. Patricia pergi ke gereja Luthergational karena guru sekolahnya mengajar kelas sekolah Minggu di sana. Betty pergi ke gereja Bapteria dengan ibunya, sebab ia belum cukup tua untuk mengerti dengan lebih baik.” The Dallas Morning News, Dec. 28, 1940.

Orang-orang yang mencari keselamatan dengan jujur melalui Kristus, harus “menggabungkan” diri dengan Dia oleh pertobatan demi karena Kebenaran; maka satu-satunya jalan orang dapat melakukan ini, ialah dengan gembira menyambut semua 

Karunia-Karunia Roh. 

“Dan Ia, “demikian kata Paulus dari hal satu-satunya Orang Itu Yang melalui semua karunia-Nya, dapat mempersekutukan sidang-Nya, “mengaruniakan beberapa orang, rasul-rasul; dan beberapa orang, nabi-nabi; dan beberapa orang, penginjil-penginjil; dan beberapa orang, gembala-gembala dan guru-guru; untuk melengkapi orang-orang suci, bagi pekerjaan melayani, dalam mendirikan tubuh Kristus : sampai kita semua masuk dalam persatuan iman, dan pengetahuan akan Anak Allah, menjadi seorang manusia yang sempurna menurut ukuran, perawakan kedewasaan Kristus.” Efesus 4 : 11 – 13. “Barangsiapa yang bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada sidang-sidang.” Wahyu 3 : 22.

Sungguhpun Roh Allah telah berbicara dalam sebutan kata-kata yang pasti ini, namun orang akan menemukan dari jumlah suara pendapat umum di antara orang-orang Kristen, bahwa 

“Roh Nubuatan” Sesungguhnya Telah Ditolak.

Serombongan besar orang-orang penganut Kristen sesungguhnya sedang mengatakan di dalam hati mereka; selama kita percaya bahwa ada terdapat satu Allah dan satu Kristus, menjadi anggota sesuatu gereja, memimpin semua kehidupan yang jujur, dan sesekali melakukan sesuatu perbuatan baik sesuai kesempatan yang ada, maka kita berada dalam perjalanan ke Kota Suci itu. Maka sedih untuk mengatakan, bahwa harapan sesat yang lepas dan berbahaya ini pun terdapat di dalam gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

Juga menyedihkan, bahwa walaupun gereja telah didirikan oleh karunia nubuatan, para anggotanya yang sekarang – yaitu para pendeta dan anggota-anggota – masih terus menerus saling berselisih di antara sesama mereka mengenai karunia nubuatan, sama seperti halnya mereka berselisih paham mengenai masalah-masalah lainnya di dalam Firman Alkitab. Maka di antara orang-orang yang berpegang bahwa tulisan-tulisan Nyonya White yang adalah diilhami itu, sebagian besarnya adalah sama bodoh dari dan mendurhaka terhadap tulisan-tulisan itu, sama seperti halnya orang-orang yang mengaku tidak percaya pada sekalian tulisan-tulisan itu.

Berkenaan dengan keadaan ini, maka Nyonya White mengatakan : “Sidang telah berbalik dari mengikuti Kritus Pemimpinnya, dan sedang terus menerus mundur

menuju Mesir. Namun ada sebagian kecil mereka yang gempar dan tercengang karena mereka kekurangan kuasa rohani. Keragu-raguan dan ketidakpercayaan terhadap kesaksian-kesaksian dari Roh Allah sedang meracuni gereja-gereja kita di mana-mana. Setan menghendakinya demikian. Pendeta-pendeta yang mengkhotbahkan dirinya sendiri sebagai pengganti Kristus menghendakinya demikian. Tulisan-tulisan kesaksian itu tidak dibaca dan tidak disukai.” — Testimonies, vol. 5, p. 217.

Namun kedua kelas orang-orang itu di dalam sidang tetap mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh yang baik! Alangkah bertentangannya bahwa ketidak-cocokan yang sedemikian ini dalam perkara-perkara rohani telah membayangi pikiran-pikiran manusia yang rational itu! Ya, Betapa besar tragedinya! Terutama pada waktu keadaan memerlukan tidak pernah terjadi : karena oleh pertahanan yang luas terhadapnya, maka 

Firman Mengajarkan Kebenaran Dalam Berbagai Cara. 

Di samping diajarkan melalui kesaksian-kesaksian nyata dari para nabi, maka Injil itu juga diajarkan melalui nubuatan-nubuatan simbolis. Oleh sebab itu, maka dalam menaruh perhatian yang segera terhadap ajaran-ajaran Roh mengenai bagaimana Allah mengungkapkan kepada manusia Firman tertulis-Nya, maka kita harus memperhatikan bukan saja kesaksian-kesaksian yang nyata melainkan juga terhadap kesaksian-kesaksian simbolis dari para nabi itu. Maka karena Zakharia pasal empat adalah suatu ungkapan gambaran mengenai cara dalam mana Allah mengungkapkan Firman-Nya, maka kita akan dipimpin ke sana untuk menyaksikan suatu pengungkapan

Bentuk Simbolis Interpretasi Yang Diilhami. Zakharia 4. 

“Maka kembalilah malaikat yang berkata-kata dengan aku itu, lalu dibangunkannya aku, bagaikan seseorang yang dibangunkan dari tidurnya, lalu mengatakan kepadaku, Apakah yang kau lihat? Maka kataku, Aku sudah melihat, dan bahwasanya adalah sebuah kaki pelita yang seluruhnya dari emas, dengan sebuah mangkok terdapat di atas puncaknya, dan tujuh pelitanya terdapat di atasnya, dan lagi di puncak pelita-pelita itu ada tujuh pipa berhubungan dengannya : maka ada dua batang pohon zaitun di sampingnya, sebatang pada sebelah kanannya dan sebatang lagi pada sebelah kirinya. Demikianlah kujawab dan berbicara kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu, sambil mengatakan, Ya Tuan, apakah semunya ini? Maka sahut malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku, Tidakkah engkau tahu apa artinya semua ini? Maka kataku, Tidak Tuan. Maka jawabnya dan katanya kepadaku, Inilah firman Tuhan kepada Zerubabel, yang mengatakan, Bukan oleh kuat, bukan juga oleh kuasa, melainkan oleh Roh-Ku saja, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam .....”

“Dan kembali aku menjawab dan mengatakan kepadanya, Apakah artinya kedua pohon zaitun ini yang melalui kedua pipa keemasan itu mengalir habis keluar minyak keemasan dari keduanya? Maka jawabnya kepadaku, Tidakkah engkau tahu artinya sekaliannya ini? Maka jawabku, Tidak Tuan. Kemudian katanya, Inilah kedua orang yang diurapi itu, yang berdiri di sisi Tuhan seluruh bumi.’” Zakharia 4 : 1 – 6, 12 – 14.

___ GAMBAR ___

Untuk menetapkan waktu yang dimaksudkan oleh lambang nubuatan ini, tentang peristiwa yang sama seperti yang dinubuatkan oleh nabi Zakharia, maka Tuhan, yang berbicara melalui perantaraan nabi Hagai, mengatakan :

“Dan Aku akan meruntuhkan tahta kerajaan-kerajaan, dan Aku akan menghancurkan kekuatan dari kerajaan-kerajaan orang Kapir; dan Aku akan membinasakan kereta-kereta, dan orang-orang yang mengendarai di dalamnya; dan kuda-kuda berikut semua penunggangnya akan turun, masing-masing orang oleh pedang saudaranya. Pada hari itu, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam, Aku akan mengambilmu, Hai Zerubabel, hamba-Ku, anak Shealtiel, demikianlah firman Tuhan, maka Aku akan membuatmu bagaikan sebuah cincin meterai : karena sudah Ku pilih akan dikau, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.” Hagai 2 : 22, 23.

Karena menemui kegenapannya pada akhir dunia, yaitu pada waktu Allah kelak meruntuhkan tahta-tahta dan membinasakan kerajaan-kerajaan bumi, maka nubuatan Hajai menunjukkan bahwa Zerubabel, hamba Tuhan itu, adalah merupakan sebuah contoh dari hamba-hamba-Nya di waktu ini, yang oleh karenanya perlu merupakan “cincin meterai” contoh saingan itu. Dan lagi, karena khayal Zakharia itu belum pernah dapat dipahami sampai kepada hari ini, maka ia itu hanya dapat berbicara langsung kepada kita di waktu ini. Sebab sesuai dengan itu, ilustrasinya mengenai “Firman Tuhan kepada Zerubabel itu” akan menemukan kegenapannya di waktu ini, maka kita harus menaruh perhatian yang sangat mendalam sementara 

Ilham Menjelaskan Lambang itu.

“Inilah Firman Tuhan kepada Zerubabel.” Zakharia 4 : 6. Metode yang akan Allah

gunakan di waktu ini, di zaman akhir, dalam berkomunikasi dengan Zerubabel – yaitu para pemimpin atau para pendeta dari umat-Nya – telah disajikan dalam lambang-lambang. Oleh sebab itu hendaklah kita dengan hati-hati menguraikannya lambang demi lambang. Apabila kita memahami arti dari “pohon-pohon zaitun” itu, “kaki dian” itu, “mangkok keemasan” itu, dan “pipa-pipa” itu, maka lambang itu sendiri akan menjelaskan tanpa pertentangan bagaimana Firman Alkitab itu, oleh mana Allah berkomunikasi dengan hamba-hamba-Nya, seharusnya diinterpretasikan.

Karena semua buku Alkitab bertemu dan berakhir di dalam buku Wahyu, yang merupakan suatu pengungkapan nubuatan-nubuatan, maka kami mengundang perhatian pembaca kepada suatu ayat di dalamnya, dimana Yohanes telah mencatat tugas pekerjaan dari pohon-pohon zaitun ini sebagai berikut :

“Maka Aku akan memberikan kuasa kedua saksi-Ku, maka mereka akan bernubuat seribu dua ratus enam puluh hari, dengan berpakaian kain karung. Keduanya ini adalah dua pohoh zaitun itu, dan dua kakidian itu yang berdiri di hadapan hadirat Allah dari bumi.” Wahyu 11 : 3, 4.

Kedua pohon zaitun ini disebut “saksi-saksi”, “orang-orang yang diurapi”, “nabi-nabi”. Mereka akan bernubuat dalam pakaian karung untuk selama empat puluh dua bulan lamanya. Inilah suatu masa periode yang sama dengan apa yang terdapat di dalam Daniel 7 : 25 dan Wahyu 12 : 14; yaitu, “satu masa dan dua masa dan setengah masa”; “satu masa” ialah satu tahun; “dua masa” ialah dua tahun; “setengah masa” ialah setengah tahun; — empat puluh dua bulan keseluruhannya. Itu juga sama banyaknya dengan apa yang terdapat di dalam Wahyu 13 : 5,

yaitu “empat puluh dua bulan”; dan yang terdapat di dalam Wahyu 12 : 6, yaitu “seribu dua ratus enam puluh hari”. Pada masing-masing contoh, masa itu yang dihitung menurut peraturan Alkitab sebulan untuk tiga puluh hari, seluruhnya akan berjumlah 1260 hari.

Apabila dihitung dalam waktu biasa yang sesuai dengan Yehezkiel 4 : 6, maka keseluruhan 1260 hari waktu nubuatan ini akan sama dengan 1260 tahun. Dengan memasuki kenyataan yang sudah ada (lihat buku Tongkat Gembala, jilid 2, hal. 154 - 179), bahwa masa periode ini adalah nubuatan mengenai 1260 tahun semenjak dari tahun 538 T.M. sampai tahun 1798, maka kita dibawa kepada kesimpulan berikutnya bahwa siapapun atau apapun juga yang dinubuatkan di dalam “kain karung” selama masa periode ini, ia itulah yang dilambangkan oleh “dua pohon zaitun” ini.

Dari kenyataan bahwa tak ada lain kecuali Alkitab itu sendiri yang telah bernubuat untuk selama masa periode 1260 tahun itu – yaitu Zaman Kegelapan Agama itu, — dengan sendirinya menunjukkan bahwa dua “pohon zaitun” itu yang oleh malaikat dikatakan merupakan Firman Allah (Zakharia 4 : 6), adalah melambangkan Alkitab Wasiat Lama dan Baru yang bernubuat “di dalam kain karung”. Dengan perkataan lain, keduanya membiarkan dirinya dalam kehinaan dan tak dihiraukan dan dibiarkan tanpa diselidiki, walaupun keduanya memiliki kuasa untuk menelan “musuh-musuh mereka”, dan bahkan “untuk menutup langit, sehingga ia itu tidak memberikan hujan.”

Dan dari kedua pohon ini (Wasiat Lama dan Baru), seperti yang disaksikan oleh Zakharia, minyak keemasan itu mengalir melalui

“dua buah pipa keemasan”, yang mengosongkan dirinya ke dalam “mangkok keemasan”. Kemudian dari mangkok itu, “tujuh buah pipa” atau “pembuluh-pembuluh” pada gilirannya mengisi “kakidian-kakidian” keemasan itu dengan “minyak keemasan.”

Karena kedua pohon zaitun itu melambangkan Alkitab Wasiat Lama dan Baru, maka dengan sendirinya minyak keemasan yang mengalir keluar dari mereka akan melambangkan “Firman Tuhan” di dalam sejarah Kristen, karena ia itu bukan datang langsung dari sorga, melainkan ia itu datang dari Alkitab.

Sambil membuka selanjutnya arti dari kakidian itu, maka Kristus (dalam mengungkapkan rahasia yang diperlihatkan-Nya kepada Yohanes) mengatakan, “Tujuh bintang itu ialah malaikat-malaikat dari ketujuh sidang jemaat itu : dan tujuh kakidian yang engkau saksikan itu ialah tujuh sidang jemaat itu.” Wahyu 1 : 20.

Dalam penjelasan yang diucapkan secara singkat ini Kristus menceritakan kepada kita, bahwa tujuh sidang itu adalah dilambangkan oleh tujuh kakidian, sehingga dengan demikian menegakkan kebenaran bahwa sebuah kakidian adalah lambang dari sidang – yaitu terang dunia (Matius 5 : 14).

Bagian pertama dari Wahyu 1 : 20 sebagaimana sudah disebutkan di atas, memperjelas bahwa ada terdapat seorang malaikat penunggu bagi setiap kakidian, dan bahwa Yohanes telah diperintahkan untuk menulis, bukan kepada kakidian-kakidian itu, melainkan kepada malaikat-malaikat itu yang bertugas mengawasi mereka. Dengan demikian kata-kata yang berbunyi : “kepada malaikat sidangnya orang-orang Laodikea tuliskanlah” (Wahyu 3 : 14) memperjelaskan bahwa itulah malaikat yang keadaannya “tidak terkasihan, dan

sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang.”

Tuduhan ini secara meyakinkan menunjukkan, bahwa malaikat itu bukan seorang mahluk sorga, melainkan hanya salah seorang tokoh dari pengawal-pengawal bumi yang dikuasakan mengawasi sidang (kakidian). Tugas mereka seperti yang diungkapkan oleh simbol itu ialah mengisi kakidian itu dengan minyak dan mempertahankannya tetap terisi dan menyala – yaitu memberikan terang. Dengan sendirinya, maka kakidian itu sendiri akan melambangkan keanggotaan sidang yang terpisah dari kepemimpinannya.

Demikianlah, di dalam khayal Zakharia para pendeta itu dilambangkan, bukan oleh tujuh malaikat, melainkan oleh tujuh “pipa-pipa”. Mereka memperoleh minyak dari mangkok, lalu mengisikannya ke kakidian.

Jadi, jelaslah, bahwa mangkok di dalam mana minyak keemasan itu disimpan, melambangkan rumah perbendaharaan Kebenaran Sekarang – yaitu Firman yang sudah diinterpretasikan. Satu-satunya “perbendaharaan” yang berisikan penjelasan-penjelasan yang diilhami terhadap Wasiat Lama dan Baru yang adalah buku-buku Roh Nubuat. Oleh sebab itu, maka buku-buku itu sekaliannya ialah “mangkok keemasan” itu. Simbol itu menunjukkan secara pasti bahwa dari buku-buku itulah para pendeta harus memperoleh kebenaran yang menghasilkan terang untuk melengkapi sidang dengannya, supaya ia itu dapat bercahaya dengan terang benderang di dalam dunia yang gelap ini, sambil menarik “semua orang” kepada terang yaitu mereka yang membenci kegelapan.

Kedua pipa melalui mana minyak itu dialirkan ke dalam mangkok, hanya dapat melambangkan saluran-saluran (para nabi) melalui siapa minyak itu dialihkan

dari Alkitab ke dalam mangkok, dalam masa periode dalam mana kedua pohon zaitun (Alkitab Wasiat Lama dan Baru) itu hidup – yaitu sejarah Kristen.

Hendaklah para pembaca mempelajarinya pada lukisan khayal itu di halaman 28, maka ia akan melihat bahwa kakidian (keanggotaan sidang) maupun pipa-pipa pembuluh itu (para pendeta) adalah sama sekali tidak mungkin mengambil sendiri minyak langsung dari pohon-pohon zaitun itu. Oleh sebab itu, karena interpretasi Alkitab itu dipercayakan kepada kedua pipa itu (nabi-nabi) di dalam sejarah Kristen, maka itu menunjukkan bahwa “tidak ada satupun nubuatan Alkitab datang dari sesuatu hasil interpretasi sendiri”, melainkan hanya dari Ilham saja datangnya.

Sekarang, untuk menambatkan di dalam pikiran kita selamanya kebenaran mengenai pokok masalah yang maha penting ini, maka marilah kita melihatnya pada suatu 

Perincian Dari Zakharia Empat.

Kesatuan simbolis ini, setelah mendemonstrasikan bahwa Alkitab itu hanya dapat diinterpretasikan dengan benar oleh Roh yang telah mendiktekannya, menunjukkan bahwa sidang dapat dipimpin ke dalam semua Kebenaran hanya oleh metode pengawasan Roh : walaupun hanya para ahli interpretasi itu (kedua pipa keemasan) saja yang mampu dan dapat menciptakan makanan pada waktunya (minyak keemasan) dari Alkitab (pohon-pohon zaitun) ke dalam rumah perbendaharaan (mangkok keemasan) dari Kebenaran Sekarang; lalu selanjutnya oleh perantaraan para pendeta (tujuh pipa pembuluh) yang akan meneruskan minyak itu dari mangkok kepada sidang (kakidian), sehingga ia itu dapat menerangi

dunia kita yang gelap dan yang sedang mati ini dengan terang kehidupan.

Di sini dalam pelajaran melalui gambar Allah sedang mengajarkan kepada kita secara tegas bahwa Ia mengawasi Alkitab itu dan bahwa Ia mengungkapkannya apabila dibutuhkan, sama seperti halnya Yusuf mengawasi semua gandum di dalam gudang Mesir kuno yang lalu, untuk mengeluarkannya dalam masa kelaparan. Dan sebagaimana halnya hanya oleh perantaraan dia saja orang-orang Israel, maupun orang-orang Mesir, dapat memperoleh gandum dalam masa kelaparan, maka demikian pula hanya dari Kristus, Raja itu, melalui perantaraan alat-alat-Nya yang dipenuhi Roh – yaitu Yusuf-Yusuf (para interpretor mimpi-mimpi dan khayal-khayal Alkitab pilihan-Nya yang istimewa, apakah adanya mereka itu untuk menegur dan menerangi sidang atau untuk memberikan amaran kepada orang-orang Kapir) dapatlah kita memperoleh “minyak” yang telah ditaruh Allah di dalam Alkitab.

Dalam mengungkapkan melalui perantaraan simbolnya Zakharia itu metode interpretasi Alkitab yang diilhami, Allah telah menggambarkan secara jelas bagi berbagai macam penyakit-penyakit agama zaman ini sebagai, 

Pengobatan Khusus Dari Sorga.

Sekian banyak penyakit menular rohani yang berat yang kini menyusahkan sidang Kristen sebagian besarnya adalah disebabkan oleh orang-orang Kristen sendiri yang secara tak disadari terus memaksakan, memutarbalikkan, dan mengacaukan Alkitab. Praktik seperti ini, telah diasuh dan ditimbulkan oleh Iblis untuk menghindari Kebenaran Sekarang, merusak kepercayaan pada Alkitab, menyesatkan jiwa-jiwa, dan meningkatkan

kekapiran, dan olehnya berharap untuk memutuskan hubungan manusia dari pengetahuan terhadap satu-satunya Allah yang hidup dan benar, dan dengan demikian pada akhirnya putus dari muka bumi ini.

Saudara-Saudariku, masing-masing kita sekarang bertanggung jawab untuk memutuskan apakah kita mau memilih mengikuti nabi-nabi Allah baik dalam sejarah Wasiat Lama maupun dalam sejarah Wasiat Baru, ataukah menggabungkan diri dengan musuh-musuh Allah yang mengajarkan interpretasi-interpretasi Alkitab yang tidak diilhami, dan yang bersama-sama dengan semua simpatisan mereka, yang jika terus saja mereka dalam jalan pendurhakaannya menjadi bersalah, bersama-sama dengan orang-orang Yahudi karena menumpahkan darah para nabi.

Pemikiran-pemikiran yang sungguh-sungguh ini akan mendorong semua orang yang jujur terhadap dirinya dan terhadap Allah, untuk bertindak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya bahwa Ia mengungkapkan kebenaran itu sesuai dengan pilihan-Nya. Mereka akan membawa kamu untuk menempuh jalan Allah bagi perlindungan dirimu, sehingga dengan demikian menghindari serangan angin topan yang tiba-tiba yang sedang akan menghembus dengan penuh kemarahannya atas dosa dan orang-orang berdosa.

Karena adanya kekacauan yang sedemikian gelapnya yang dilontarkan oleh orang-orang sekarang atas Alkitab, dan penyelewengan mereka yang sedemikian jauh dari jalan Injil yang begitu jelas, sebagai akibat diabaikannya seluruh karunia nubuatan, maka secara moral Allah terpaksa memberikan sejenis pemberitahuan nubuatan di dalam Firman tertulis-Nya mengenai kejahatan yang besar ini dan akibatnya, sama seperti yang diperbuat-Nya mengenai

nasib celaka yang telah menimpa umat-Nya zaman dahulu, dan mengenai nasib mereka berikutnya.

Untuk mendemonstrasikan hal ini, marilah kita sekarang, dengan petunjuk khusus dari karunia nubuatan (pekerjaannya, dan hubungannya kepada para pendeta maupun juga kepada para anggota dalam sejarah Wasiat Baru), sambil memeriksa bagaimana 

Perusahaan Susu Semesta Memungkinkan Para Pelanggannya Menolak Kejahatan Dan Memilih Kebaikan.

“Sebab itu Tuhan sendiri akan memberikan kepadamu suatu tanda; Bahwasanya, seorang anak dara akan mengandung, dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan nama-Nya Immanuel. Keju dan madu akan dimakan-Nya, sampai dapat ia mengetahui bagaimana menolak kejahatan, dan memilih kebaikan.” Yesaya 7 : 14, 15.

Dapatlah dipahami bahwa anak yang dibicarakan di sini secara nubuatan ialah Kristus. Dan sesuai dengan ayat-ayat ini kepada-Nya telah ditentukan suatu menu khusus, sama seperti halnya Yohanes Pembaptis (Lukas 1 : 15; Matius 3 : 4). Namun tidak ada satupun catatan yang menunjukkan, bahwa makanan Kristus itu memang “keju dan madu” yang sesungguhnya. Walaupun demikian, ada terdapat catatan, bahwa Ia telah makan semua makanan halal yang biasanya dimakan oleh orang-orang Yahudi pada zaman-Nya. Dan Kristus mengatakan : “Yohanes datang tanpa makan maupun minum, maka kata mereka, Ia kerasukan Iblis.” Matius 11 : 18. Demikianlah menurut firman Tuhan sendiri, bahwa Yohanes tidak memakan segala makanan yang dimakan oleh orang-orang Yahudi. Sesungguhnya ia hidup dari “belalang-belalang dan madu hutan.” Markus 1 : 6. Meskipun begitu, orang-orang Yahudi mencari-cari salah, lalu menuduhnya fanatik dan tidak masuk akal.

Di lain pihak, Tuhan sendiri mengatakan : “Anak Manusia datang makan dan minum, lalu kata mereka, Tengoklah seorang yang gelojoh dan peminum anggur, teman dari para pemungut cukai dan orang-orang berdosa.” Matius 11 : 19. Dalam kata-kata ini, karena terlihat bahwa Ia telah makan apa saja yang halal yang telah disajikan ke hadapan-Nya, maka Kristus memperjelaskan bahwa Ia tidak membatasi makanannya hanya pada

Keju dan Madu.

Seperti yang ditegaskan di atas, bahwa tidak ada satupun catatan yang menunjukkan bahwa Yesus telah memakan keju dan madu yang sebenarnya. Namun karena ucapan nabi itu harus benar, maka satu-satunya kesimpulan yang mungkin adalah bahwa “keju dan madu” itu adalah melambangkan sesuatu yang digunakan Kristus secara bebas, dan yang telah membuat-Nya bijaksana dan mampu untuk membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Dan lagi, karena kedua bahan makanan ini – yaitu keju dan madu – tidak pernah dapat membuat orang mengetahui perbedaan antara baik dan jahat, maka jelas dapat diterima bahwa keduanya itu adalah simbolis. Maka tentunya kepastian ini akan menimbulkan pertanyaan :

Apakah Yang Dilambangkan Oleh Keduanya?

Satu-satunya jalan untuk menemukan apa yang dilambangkan oleh keju dan madu itu, ialah menentukan dahulu apakah yang telah membuat Yesus mampu untuk membedakan di antara baik dan jahat, lalu memilih yang satu dan menolak yang lainnya – yaitu alasan mengapa Ia memakan keduanya itu.

Juruselamat telah mengalahkan kuasa-kuasa kejahatan karena Ia telah diilhami untuk menginterpretasikan Alkitab itu,

yang telah memungkinkan Dia untuk mengatakan : “Ada tertulis”. Ini mengungkapkan, bahwa “keju dan madu” yang telah menggerakkan-Nya untuk “menolak kejahatan” dan untuk “memilih mana yang baik” kedua-duanya adalah melambangkan Alkitab. Dengan demikian apabila Ia mengatakan : “Pada-Ku ada makanan untuk dimakan yang tidak kamu ketahui” (Yohanes 4 : 32), Ia tentunya telah menunjuk kepada “keju dan madu” dari Yesaya.

“Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa seseorang kelak akan memeliharakan seekor lembu muda, dan dua ekor domba; maka akan jadi kelak, karena kelimpahan susu yang akan mereka hasilkan maka ia akan memakan keju : karena keju dan madu akan dimakan oleh setiap orang yang tertinggal di tanah itu.” Yesaya 7 : 21, 22.

Oleh karena “keju dan madu” dari ayat 15 adalah jelas dimaksudkan untuk menyediakan kunci interpretasi bagi “keju dan madu” dari ayat 22, maka jelaslah, bahwa “keju dan madu” dari kedua ayat itu melambangkan Firman Allah. Dan karena mempunyai hubungan urutan dan alamiah dengan keju, maka kita selanjutnya dibawa untuk menanyakan arti dari 

Lembu Muda dan Kedua Ekor Domba itu. 

Karena keju adalah dibuat dari susu, dan karena susu dari mana “keju” rohaniah ini dibuat, berasal dari “kedua ekor domba” dan “lembu muda” itu, maka kebenaran menunjukkan bahwa ketiga mahluk penghasil susu ini melambangkan tiga sumber yang berbeda-beda dari mana Firman Tuhan (keju) diperoleh. Lembu itu masih muda; sedangkan kedua ekor domba itu tidak. Dengan demikian, maka sumber keju itu, yaitu Firman Allah yang dilambangkan oleh  lembu

muda itu datangnya kemudian dari sumber-sumber yang dilambangkan oleh kedua ekor domba itu. Oleh sebab itu, maka dua ekor yang sejenis itu melambangkan Alkitab Wasiat Lama dan Baru; sedangkan lembu itu, karena lebih besar dan lebih muda daripada domba-domba itu, maka ia itu melambangkan berjilid-jilid buku suci yang lebih besar perbandingannya dan yang datang kemudian sesudah Alkitab. Buku-buku ini jelas adalah tulisan-tulisan yang terkemudian “Roh Nubuatan” (Wahyu 19 : 10) yang membuat para langganannya mampu “menolak kejahatan, dan memilih mana yang baik”, dan yang membawakan kepada mereka itu 

Madu. 

Kunci interpretasi bagi “madu” ini terdapat di dalam Wahyu 10 : 10. Yohanes mengatakan : “Maka kuambil buku kecil itu dari dalam tangan malaikat itu, lalu kumakan semuanya; maka ia itu di dalam mulutku manis seperti madu : tetapi segera sesudah kumakan dia, maka perutku terasa pahit”. Kemanisan madu ini (telah dijelaskan secara terperinci di dalam buku Amaran Terakhir) melambangkan kegembiraan yang telah datang pada orang-orang percaya di zaman William Miller, sesuai dengan kepercayaan mereka yang sepenuh hati bahwa Tuhan akan datang pada akhir tahun 1843 T.M. untuk mengangkat mereka ke rumah mereka di “negeri yang sangat jauh”, dimana mata mereka akan “melihat Raja dan Keindahan-Nya.” Yesaya 33 : 17. Tetapi setelah hari itu berlalu dan peristiwa yang dinanti-nantikan itu gagal menjadi kenyataan, lalu kekecewaan yang menyeluruh seperti yang dilukiskan oleh buku kecil itu berbalik menjadi “pahit” telah datang pada setiap orang yang menanti-nanti dengan penuh kejujuran, yang telah berharap

dengan penuh kerinduan akan perjalanan yang ditunggu-tunggu melalui segala langit yang berbintang-bintang menuju ke kota “segi empat” – yaitu Ibu Kota dari bumi yang diperbaharui.

Kemanisan madu dari Wahyu 10 : 10 itu, yang melambangkan kegembiraan besar yang berasal dari pesta perayaan karena Firman Allah, dengan sendirinya memberikan kepada “madu” dari Yesaya 7 : 22 itu arti kegembiraan yang akan datang kepada semua orang yang bergabung dalam memakan “keju” yang berasal dari baik “lembu” maupun “domba-domba” itu, yang kini “masih segar datangnya.” Hanya orang-orang yang berbuat demikian ini yang kelak akan “tertinggal di tanah itu.”

Undangan yang ramah ini untuk memakan “keju dan madu” rohani yang sampai kepada hari ini tidak pernah ada tandingannya baik dalam jumlah maupun mutu, khususnya disediakan bagi mereka yang cenderung hendak meragukannya. Sambutlah undangan ini yang belum pernah ada sebelumnya, Saudara-Saudariku, maka anda akan insyaf sendiri akan kejujuran dan keadilan yang mendorong permohonan kami, dan akan menyadari pada cicipan pertama, bahwa hasil dari mahluk-mahluk yang mulia ini adalah seluruhnya yang anda butuhkan untuk memeliharakan anda bukan saja hidup dan bahagia, melainkan juga dalam kegembiraan dan damai semenjak “dari sekarang dan seterusnya” dan untuk selama-lamanya! Maka walaupun ada terdapat jumlah besar orang-orang yang tak terhitung banyaknya untuk diberi makan, anda tak perlu takut kekurangan makanan, karena Perusahaan Susu Semesta memiliki 

Suatu Dunia Susu Penghasil Keju. 

Mahluk-mahluk yang mulia ini memberikan hasil susu yang sedemikian ini agar supaya kita dipaksa untuk memisahkan

kepala susu, dan mampu untuk hanya itu yang kita salurkan. Susu inilah yang kita pertahankan. Kelimpahan ini memperlihatkan keberkatan kita dengan suatu kelengkapan kebenaran yang sedemikian ini (susu) sehingga semua yang dapat kita lakukan ialah menyalurkan pokok-pokok masalah yang tinggi – yaitu keju atau kepala susu. Kebenaran yang diungkapkan belum pernah sebelumnya menumpuk ke dalam suatu gudang yang tak habis-habisnya sedemikian ini seperti sekarang, melengkapi kenyataan bahwa interpretasi nubuatan ini adalah tepat, dan bahwa Tongkat Gembala yang berisikan kebenaran bagi zaman ini telah menyebabkan 

Tanah Itu Melimpah Dengan “Susu dan Madu”. 

Pada waktu Allah berjanji untuk memimpin Israel kuno yang lalu ke dalam suatu tanah “yang melimpah dengan susu dan madu”, maka kondisi yang sedemikian ini belum pernah diperoleh secara nyata di Kanaan; maka sebab itu pernyataan itu hanya merupakan kiasan pada waktu itu lalu menemukan kegenapannya dalam kenyataan bahwa di sanalah para nabi telah bernubuat dan menulis Alkitab, sehingga dengan demikian membanjiri tanah itu dengan “susu dan madu” – yaitu kebenaran dan kesukaan.

Mengapa masih tetap lapar; Saudara-Saudariku, sementara terdapat persediaan makanan pengenyang jiwa yang sedemikian limpahnya dalam jangkauanmu? Jika sekiranya seleramu belum terlalu lesu, maka datanglah, dan makanlah “keju dan madu” yang segar ini. “Marilah, belilah olehmu air anggur dan susu tanpa uang dan tanpa harga.” Yesaya 55 :1. Tetapi jika secara kebetulan anda telah kehilangan laparmu dan seleramu terhadap kebenaran, maka undanglah perwakilan-perwakilan penyalur kami. Pelayanan-pelayanan mereka adalah tanpa imbalan dan tidak terikat, dan menjamin dengan pasti hasil-hasilnya yang menggembirakan. Janganlah

berlaku seperti orang-orang yang masih tetap menyombongkan diri bahwa mereka memiliki semua kebenaran, sehingga “tidak memerlukan apa-apa lagi”. Karena alasan mengapa Allah telah mengirim dan sedang mengirim suatu perbendaharaan “makanan pada waktunya” yang sedemikian ini ialah untuk mendemonstrasikan bahwa gantinya “tidak memerlukan apa-apa lagi”, mereka justru memerlukan segala perkara, dan bahwa itulah kekejian mereka dan kemiskinan rohani mereka yang telah membuat mereka meninggalkan 

Kebun Anggur-Nya Binasa.

“Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa setiap tempat dimana dahulu terdapat seribu pokok anggur dengan seribu keping perak harganya, di sanapun akan tumbuh duri dan onak belaka.” Yesaya 7 : 23.

Kenyataan bahwa kebun anggur ini (lambang dari sidang –- Yesaya 5 : 7) dimana setiap pokok anggur pernah bernilai sebuah “keping perak” di masa lalu, kini telah menjadi suatu tempat “bagi tumbuh-tumbuhan duri dan onak”, menunjukkan bahwa Pemelihara kebun itu telah meninggalkannya binasa, suatu kondisi-contoh yang Kristus sepenuhnya menggambarkan dalam kata-kata berikut ini :

“O Yerusalem, Yerusalem, kamu yang membunuh para nabi, dan melempari batu mereka itu yang diutus kepadamu, betapa seringnya Aku telah menghimpunkan anak-anakmu bersama-sama, seperti seekor induk ayam menghimpunkan anak-anaknya di bawah sayap-sayapnya, tetapi kamu tidak mau! Tengoklah, rumahmu akan dibiarkan bagimu sunyi” (Matius 23 : 37, 38) – artinya, ia itu telah menjadi sebuah tempat dari mana kehadiran dan kemuliaan Ilahi telah meninggalkannya.

Integritas dan kekekalan dari Roh Nubuatan itu kini karena tidak dapat disangkal, maka ia itu secara moral mendorong kita untuk memperkenalkan Kesaksian Kristus sendiri mengenai kondisi kerohanian gereja Masehi Advent Hari Ketujuh seperti yang dicatat oleh Roh Nubuat,

“Tidak dapatkah engkau melihat bagaimana mereka itu secara berpura-pura menutupi kekotoran dan kebusukan tabiat mereka? ‘Betapa negeri yang setia itu telah menjadi seorang pelacur?’ Rumah Bapa-Ku dibuat menjadi sebuah rumah dagang, suatu tempat dimana kehadiran dan kemuliaan Ilahi telah meninggalkannya! Karena alasan inilah terdapat kelemahan, sehingga tidak ada kekuatan.” Testimonies, vol. 8, p. 250.

Khayal Yesaya itu dengan tepat menguatkan kesaksian yang diucapkan sebelumnya : kedua nabi itu tidak mungkin dapat menyajikan kondisi yang sama itu sebagaimana tepatnya kebenaran itu pada kenyataannya, jika tidak dikendalikan oleh Roh yang sama. Demikianlah oleh Injil dan oleh akal sehat kita dibawa ke puncak kenyataan dan puncak keyakinan bahwa Nyonya White telah diilhami oleh Roh yang sama itu juga yang telah mengilhami Yesaya dahulu.

Kenyataan yang patut dicatat bahwa kedua nabi itu (Yesaya dan Nyonya White) berada dalam kecocokan yang sedemikian rupa di antara keduanya mengenai kondisi yang tepat dalam mana sidang berada sekarang, memberikan persetujuan rangkap dalam tuduhan, bahwa “rumah Allah” bukan saja telah menjadi sebuah rumah perdagangan dan sebuah kandang maling, melainkan juga

Suatu Tempat Bagi Pemecatan Orang-Orang Suci.

“Dengan busur dan anak panah orang-orang akan datang ke sana; sebab seluruh tanah itu akan menjadi belukar duri dan onak.” Yesaya 7 : 24. Dengan perkataan lain, kebun anggur itu telah menjadi demikian rusak, dan sedemikian rupa dikuasai oleh binatang-binatang liar (orang-orang yang tidak bertobat), sehingga jika sekiranya seseorang suci hendak masuk ke sana ia terpaksa membawa sertanya “busur-busur” dan “anak-anak panah” (Firman Allah) bagi pelindung diri (Ibrani 4 : 12).

“Tetapi panah-Nya tetap tinggal kokoh, dan kedua lengan tangan-Nya diperkuat oleh tangan-tangan Allah Yakub yang maha kuasa; (dari sanalah kemudian Gembala itu, yaitu Batu Israel).”Kejadian 49 : 24. “Busur-Mu telah Kau buka, ….. yaitu Firman-Mu.” Habakuk 3 : 9.

Oleh sebab itu, maka, gantinya sidang menjadi sebuah tempat berlindung yang mempertahankan keselamatan bagi umat Allah, ia itu ternyata telah menjadi sebuah kandang maling-maling dan sebuah tempat bagi berteduh orang-orang berdosa. Karena segera setelah seseorang dilihat mematuhi teguran Tuhan menentang segala kekejian dan menempatkan dirinya sebagai seorang reformasi, maka segera pula binatang-binatang liar (orang-orang yang tak bertobat di dalam sidang) bersiap untuk menelannya seperti halnya mereka mencoba menelan Paulus dahulu (1 Korintus 15 : 32), atau sebaliknya mereka memecatnya keluar dari perhimpunan umat! Di sinilah, setiap orang dapat cepat melihat mengapa orang-orang bertanggung jawab untuk semua kekejian itu sedang ramai menentang ajaran dari hal suatu sidang yang suci.

Kita tidak perlu heran terhadap tantangan yang sedang dialami oleh hamba-hamba Allah dari orang-orang yang

terpelajar dan yang berkedudukan, karena demikianlah halnya yang selalu terjadi; maka sekarang, seperti halnya di zaman dahulu penyampaian sesuatu kebenaran yang menegur dosa-dosa dan mengoreksi kekeliruan-kekeliruan akan selalu menimbulkan tantangan. Tuhan berfirman, “Setiap orang yang melakukan kejahatan membenci terang, juga tidak mau datang kepada terang, supaya jangan segala perbuatannya dipersalahkan.” Yohanes  3 : 20.

Karena orang-orang melihat bahwa mereka tidak mungkin dapat dengan perantaraan Injil mempertahankan pendirian mereka, maka mereka bertekad untuk menjunjungnya dengan cara apa saja, dan sebagai jalan terakhir untuk mempertahankan sesuatu yang hilang mereka menempuh cara-cara pribadi sendiri-sendiri, sambil menyerang tabiat dan maksud-maksud dari orang-orang yang menghalangi jalan-jalan mereka dengan kebenaran yang tidak terkenal. Pembenaran diri sendiri yang sedemikian ini adalah peralatan pertahanan tradisional yang sama yang telah ditempuh dalam segala zaman.

“Eliyah telah dinyatakan sebagai seorang pengacau di Israel, Yeremia sebagai seorang penghianat, Paulus sebagai seorang yang mencemarkan kaabah. Semenjak dari hari itu sampai sekarang, orang-orang yang setia kepada kebenaran telah dituduh sebagai pemecah belah, sebagai bida’ah, atau pemecah belah kebenaran. Orang banyak yang sangat tidak percaya untuk menyambut perkataan nubuatan yang pasti akan menerima begitu saja tuduhan terhadap orang-orang yang berani menegur bentuk dosa-dosa yang kelihatan. Roh ini akan terus menerus meningkat.” The Great controversy, pp. 458, 459.

“Orang-orang yang berbeda paham dari ajaran-ajaran yang diakui telah dipenjarakan, disiksa dan sampai kepada kematian, karena hasutan orang-orang yang mengaku bertindak sesuai dengan

ajaran Kristus. Namun itu adalah roh Setan, bukan Roh Kristus, yang telah mengilhami tindakan-tindakan yang sedemikian itu. Inilah metoda kepunyaan Setan sendiri yang menghantarkan dunia Kristen ke bawah kekuasaannya. Allah telah perlihatkan secara salah oleh sidang dengan cara ini dalam mengurusi orang-orang yang disangka sebagai penganut faham-faham yang bertentangan.” Christ’s Object Lessons, p. 74.

“Dengarlah olehmu akan firman Tuhan, hai kamu yang gentar akan Firman-Nya; adapun saudara-saudaramu yang membenci akan dikau, yang membuang kamu keluar karena sebab nama-Ku itu, kendatipun mereka itu mengatakan, Supaya Tuhan dipermuliakan : namun Ia akan kelak kelihatan bagi kesukaan kamu, dan mereka itu kelak akan dibuat malu.” Yesaya 66 : 5.

Maka sekarang karena sebab hal ini, hendakkah kita yang memiliki terang Kebenaran menghianati kepercayaan yang telah diberikan kepada kita dan meninggalkan semua tanggung jawab kita? “Kepada hamba Allah di waktu ini perintah itu disampaikan, ‘Angkatlah suaramu bagaikan trompet, dan tunjukkanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada isi rumah Yakub dosa-dosa mereka.’”

“Sejauh semua kesempatannya yang ada, maka setiap orang yang telah menerima terang kebenaran mempunyai tanggung jawab besar dan mengerikan seperti halnya nabi Israel dahulu kepada siapa firman Tuhan telah datang dengan mengatakan : ‘Hai anak Adam, Aku telah menempatkan kamu sebagai seorang pengawal bagi isi rumah Israel; sebab itu hendaklah engkau mendengarkan firman dari mulut-Ku, dan mengamarkan kepada mereka dari pihak-Ku. Apabila Aku mengatakan kepada orang jahat itu, Hai orang jahat, engkau pasti akan mati; jikalau tiada engkau berbicara mengamarkan orang jahat itu daripada jalannya, sehingga orang jahat itu harus mati dalam kejahatannya; maka darahnya akan Ku tuntut dari

tanganmu. Tetapi bagaimanapun, jika engkau mengamarkan orang jahat itu berbalik daripada jalannya; dan jika ia tidak mau berbalik dari jalannya, maka ia akan mati dalam kejahatannya; namun engkau telah menyelamatkan jiwamu.”

“Halangan besar bagi penyambutan maupun untuk pemberitaan kebenaran ialah kenyataan bahwa ia itu mengandung hal yang tidak menyenangkan dan kecelaan. Inilah satu-satunya argumentasi melawan kebenaran yang tidak pernah dapat ditolak oleh para pembawanya. Namun hal ini tidak akan mengecilkan hati para pengikut Kristus yang sejati. Mereka ini tidak akan menunggu sampai kebenaran itu menjadi terkenal. Karena yakin akan tugas kewajibannya, maka mereka dengan terbuka menyambut salib itu, bersama-sama dengan rasul Paulus yang memperhitungkan, bahwa ‘kesusahan kita yang ringan yang hanya untuk sementara ini akan memberikan bagi kita suatu kemuliaan kekal yang jauh lebih besar dan berbobot’; bersama-sama dengan dia yang dahulu, yang menghargai kecelaan Kristus sebagai harta kekayaan yang jauh lebih mahal daripada kekayaan-kekayaan di Mesir.” -- The Great Controversy, pp. 459, 460.

Oleh karena keadaan yang menyedihkan ini, maka Allah kini menugaskan para utusan-Nya untuk pergi dengan membawa “busur dan anak panah” mereka, dan menduduki dengan setia pos jabatan mereka 

Sampai Kebun Anggur Itu Sepenuhnya Kembali.

“Dan di atas semua bukit yang akan digali dengan cangkul, ketakutan akan duri dan onak tidak akan lagi datang ke sana.” Yesaya 7 : 25, bagian pertama.

Demikianlah, walaupun keseluruhan kebun anggur itu telah menjadi penuh dengan “duri-duri dan onak”,

Allah belum meninggalkannya untuk selamanya, melainkan Ia akan menggalinya dengan sebuah cangkul, mencabut duri-duri dan onak-onaknya, dan menanaminya kembali dengan anggur-anggur pilihan, karena padanyalah “Ia menaruh perhatian-Nya yang tertinggi.” Testimonies to Ministers, p. 15. Dan sesudah Ia melaksanakan pekerjaan ini, maka “ketakutan terhadap duri-duri dan onak” “tidak akan lagi datang ke sana.” Atau, dalam kata-kata biasa, selama pembersihan sidang pembalasan murka Allah akan mengambil keluar orang-orang jahat itu dari antara umat-Nya, dan kemudian daripada itu mencegah mereka dan mempertahankan sidang-Nya tetap suci untuk selama-lamanya tanpa takut akan kembali tercemar seperti semula. Dalam pencabutan duri-duri dan onak (orang-orang jahat) secara mutlak yang sedemikian ini, Ia menghentikan juga ketakutan akan kembalinya mereka itu.

Khayal Yesaya ini memfokuskan secara jelas pada zaman kita, karena orang-orang jahat itu selalu berada di dalam sidang dan akan terus berada di sana sampai kepada pembersihan yang terakhir yang akan segera jadi, dan yang sesuai dengan Injil, ia itu pada mulanya akan 

Seperti Benih Sesawi.

“Ketakutan akan duri-duri dan onak idak akan lagi datang ke sana; tetapi ia itu akan berguna bagi menghalau lembu dan untuk diinjak-injak oleh kambing-domba.” Yesaya 7 : 25, bagian akhir.

Digalinya kebun anggur itu dengan cangkul menunjukkan, bahwa permulaan pekerjaan reformasi akan maju secara perlahan-lahan dan bahwa ia itu akan memerlukan kerja keras, tetapi bahwa setiap “bukit” atau gereja setempat yang digali akan menjadi suatu

tempat “bagi penugasan lembu.” Tegasnya, pada waktu yang tertentu ini Ia akan mengutus para misionaris ke dalam kebun anggur-Nya yang dilalaikan (sidang) dan bukan ke dalam dunia Kapir.

Lagi pula, walaupun pekerjaan itu akan memiliki suatu permulaan yang menyerupai cangkul yang kecil dan berat, namun ia itu akan mencapai kecepatan dan akan keluar dari kecepatan cangkul masuk ke dalam kecepatan lembu yang membajak – kecepatan yang akan melihat semua orang percaya terhadap Kebenaran Sekarang (terkecuali “ternak yang lebih kecil”) secara bersatu pergi keluar menggali atau membajak “bukit-bukit” yang lain sampai semua duri dan onak kelak dicabut dari seluruh tanah itu, sampai semua tanah selesai dipecah-pecah, dan sampai kebun anggur itu dipulihkan kembali bahkan melebihi kesempurnaannya yang semula. Demikianlah diperoleh kembali, maka ia itu akan menjadi suatu tempat yang bukan saja “bagi pengiriman lembu”, para misionaris, melainkan juga bagi 

“Pemijakan Ternak-Ternak Yang Lebih Kecil”.

Kedua sebutan kata-kata “pemijakan” dan “ternak-ternak yang lebih kecil” memiliki dua pengertian. “Pemijakan” berarti melangkahi dan juga menginjak-injak sesuatu di bawah kaki. “Ternak-ternak yang lebih kecil” berarti ternak-ternak yang lebih muda maupun ternak-ternak yang lebih rendah. Oleh sebab itu kalimat “bagi pemijakan ternak-ternak yang lebih kecil”, jika diambil dalam terang pengertian yang pertama, masing-masing dari kedua sebutan itu secara berturut-turut, harus menunjuk kepada anak-anak dan mereka yang baru datang kepada kebenaran, yaitu mereka yang dapat bertahan, “memijak-mijak”, sekeliling bukit-bukit yang baru digali. Jika diambil dalam terang pengertian yang kedua dari masing-masing sebutan, maka itu harus menunjuk kepada penindasan atau pemijakan, yaitu “pemijakan” sampai ke tanah semua orang

yang tidak bertobat yang mungkin berusaha masuk ke dalam kebun anggur. Dari hal kelas orang-orang yang terakhir ini Zakharia mengatakan : “Maka akan jadi kelak, bahwa apabila seseorang kelak hendak bernubuat, maka ibu-bapanya yang telah memperanakkannya itu akan mengatakan kepadanya, Tak boleh lagi engkau hidup, karena engkau berbicara dusta dalam nama Tuhan : maka ibu-bapanya yang telah memperanakkannya itu akan menusuk dia apabila ia bernubuat.” Zakharia 13 : 3.

Demikianlah aplikasi kata-kata Injil itu secara langsung adalah terhadap pasangan pengertian yang terakhir, dan hanya suatu pemikiran yang kedua ialah yang diperoleh dari pasangan pengertian yang pertama.

Pandangan terakhir terhadap kebun anggur ini memaksa orang untuk memilih di antara suatu masa depan yang gilang gemilang atau suatu masa akhir yang hina. Harapan kita adalah agar setiap orang hendaklah 

Memilih Masa Depan Yang Gemilang.

Sebab apabila Ia pada akhirnya memulihkan kembali kebun anggur-Nya, maka Tuhan tidak akan lagi meninggalkannya atau membiarkannya dirusak oleh “duri-duri dan onak”, kegembiraan orang yang terkekang harus dibebaskan, sehingga membuatnya memuji-muji Allah siang dan malam karena kasih-Nya yang tak pernah gagal itu! Yang lebih menggetarkan lagi ialah pemikiran bahwa suatu rombongan besar orang-orang kini sedang berada pada tahap hendak beranjak meninggalkan keadaan kematian ini masuk ke dalam keadaan yang tidak mati yaitu tidak pernah lagi mengalami keadaan tak sadar orang mati! Kiranya panggilan ini dapat menggerakkan hati setiap pembaca dari kantuknya yang lama (Matius 25 : 5), dan mendorongnya untuk berjuang secara luar biasa untuk mendapatkan “tanda” dari Allah yang hidup itu (Yehezkiel 9 : 4).

“Bangunlah, bangunlah”; demikian himbauan Suara Kekasih itu, “kenakanlah kuatmu, hai Sion; kenakanlah pakaian-pakaian perhiasanmu, hai Yerusalem, kota suci : karena mulai dari sekarang tidak akan lagi masuk ke dalammu orang yang tidak bersunat dan orang-orang yang cemar.” Yesaya 52 : 1.

Tempatkanlah dirimu di dalam kelas lima anak dara yang bijaksana itu, hai Saudara-Saudaraku, dan gunakanlah olehmu akan minyak tambahan ini sekarang juga sebelum pelitamu padam dan sebelum pintu itu tertutup untuk selama-lamanya (Matius 25 : 10). “Gosoklah matamu dengan salep mata, supaya engkau dapat melihat.” Wahyu 3 : 18. Berkeluh kesahlah dan menangislah karena segala kekejian yang dibuat di dalam sidang (Yehezkiel 9 : 4), agar Saudara dapat membuktikan diri Saudara pantas untuk membawakan pekabaran kepadanya. Kemudian sesudah Saudara menyerukan : “Hai Yehuda, laksanakanlah perayaan-perayaanmu yang meriah, tunjukkanlah sumpahmu : karena orang jahat tidak akan lagi berjalan melewatimu; ia telah ditumpas selengkapnya” (Nahum 1 : 15, bagian terakhir), kelak akan dikatakan dari hal kamu, “Tengoklah di atas gunung-gunung kaki-kaki orang yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan perdamaian” (Nahum 1 : 15, bagian pertama), maka engkau akan

Diluputkan Karena “Keju dan Madu.”

“Karena keju dan madu akan kelak dimakan oleh setiap orang yang tertinggal di tanah itu.” Yesaya 7 : 22.

Betapa tergeraknya jiwa oleh jaminan itu! Mengapa engkau harus binasa bilamana Bapa Samawimu masih menawarkan kesempatan yang sedemikian ini? Percayalah sepenuhnya pada Roh Nubuat dan hiduplah untuk selama-lamanya. “..... percayalah akan nabi-nabi-Nya, maka demikianlah engkau akan berbahagia.” 2 Tawarikh 20 : 20.

Belum jugakah engkau menemukannya, apakah itu di masa lalu ataupun di masa modern sekarang, semua kebenaran Alkitab yang pernah dipelajari manusia, telah datang hanya melalui saluran yang diilhami – yaitu Roh Nubuatan? Jadi, bagaimanakah, Saudara-Saudaraku, dapatkah Anda lebih lama lagi menolak undangan yang sangat bersahabat ini? Marilah, makanlah sekenyang-kenyangnya “keju dan madu”, hanya secicip daripadanya akan memulaikan cara Anda untuk kembali sembuh dari kondisi Laodikeamu yang sengsara itu.

Walaupun sidang kini “suam” (merasa puas) dalam “kesesatannya yang menyedihkan”, namun jika ia membiarkan kesempatan yang ada ini luput dari genggamannya, maka hari itu akan datang apabila setiap anggota akan menggeretak giginya dalam siksaan kesusahan yang tak tergambarkan. Ya, bahkan semua orang yang menyangkal baik Alkitab Wasiat Lama ataupun Alkitab Wasiat Baru, ataupun Roh Nubuat, ataupun ketiga-tiganya, dan orang yang, karena tetap tinggal dalam akibat kebodohan, sehingga tidak setuju dengan segala tuntutan Kebenaran, mereka tidak akan “tertinggal”, melainkan akan binasa.

Jika Kristus, Pencipta alam semesta itu (Yohanes 1 : 3; Ibrani 1 : 2), merendahkan diri-Nya dengan mempercayai semua tulisan nabi-nabi, maka mengapakah manusia tidak mau berbuat juga begitu? Apakah mereka itu lebih besar daripada-Nya? Maukah Saudara terdapat di antara mereka itu terhadap siapa Ia mengatakan : “Hai orang-orang bodoh, dan ragu-ragu mempercayai semua yang telah disampaikan oleh para nabi?” Lukas 24 : 25.

Jika Kristus sendiri memakan “keju dan madu” untuk dapat “menolak kejahatan, dan memilih yang baik”, lalu bagaimanakah dapat Anda berharap untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah jika engkau tetap menutup matamu supaya tidak melihat dan menutup telingamu supaya tidak mendengar,

lalu sedemikian itu tetap tinggal dalam kebodohan terhadap kehendak-Nya? Tanpa memakan “keju dan madu”-Nya, tidakkah kebenaranmu itu hanya berupa “kain-kain yang kotor” kebenaran sendiri  (Yesaya 64 : 6)?

Marilah, Saudara-Saudariku, selagi masih terdapat kelimpahan keju bagi pemakaianmu, madu untuk membuatmu bergembira dan sebuah “mangkok keemasan” yang penuh dengan “minyak” untuk membuatmu “bercahaya.” Mengapa masih terus berlambatan dalam kegelapan, kelaparan dengan sisa-sisa makanan, apabila Allah mengundang kamu untuk berteman dengan “lembu muda-Nya” dan dengan “kedua ekor domba-Nya”? Namun bagaimanapun juga, demi untuk kepentinganmu sendiri, bukan bagi kepentingan mereka, agar makanlah keju mereka itu. Sebab itu marilah dan ambillah akan dia, karena Tuhan berfirman, 

“Seseorang Akan Memberi Makan” Mereka Itu.

Di sini Tuhan menceritakan kepada kita bahwa pemerahan susu dari kedua ekor domba dan dari lembu muda itu (pengungkapan gulungan-gulungan suratan kiriman sorga itu) tidak dipercayakan kepada semua orang, melainkan hanya kepada “seseorang” (nabi). Ini berarti bahwa orang itu melalui siapa terang diungkapkan, ia memberi makan sumber-sumber makanan ini dengan cara membangkitkan perhatian luas dimana-mana terhadapnya, sehingga dengan demikian tetap mempertahankannya hidup dan terus memberi hasil. Maka setiap orang yang tetap tinggal di tanah itu, harus tetap memberikan perlindungan yang teguh kepada mereka dan tentunya harus selalu siap untuk menarik perhatian orang-orang lain kepada produk hasil pemberian hidup yang abadi dari mereka (ketiga binatang itu).

Karena mengetahui bahwa sebagian orang akan menyangkal Alkitab Wasiat Lama dan yang lainnya akan menyangkal Alkitab Wasiat Baru,

bahkan juga yang lainnya akan meragukan Roh Nubuatan, maka Allah meminta perhatian kita kepada seluruh ketiga-tiganya. Simbol “seekor lembu muda dan dua ekor domba”, yang unik dalam kemampuannya menghasilkan susu, memperjelas bahwa hasil produksi mereka itu dapat menunjang hidup bagi kekekalan, dan bahwa kepada “orang” itu yang memeliharakan ternak-ternak itu hendaklah orang-orang suci pergi untuk mendapatkan keju mereka. Kemudian mereka akan mengetahui perbedaan di antara 

Roh Nubuat Dan Semua Ciptaan Tiruannya. 

Seseorang mungkin mengatakan, “Ya, saya percaya pada Roh Nubuat, tetapi bukan seperti yang Saudara percayai.” Namun jika apa yang dipercayainya berupa Roh Nubuat itu tidak memimpinnya untuk “memeliharakan perintah-perintah Allah” dan untuk mengetahui bahwa kesaksian Yesus Kristus adalah Roh Nubuat yang senantiasa aktif (Wahyu 12 : 17; 19 : 10), maka lebih baik baginya meninggalkan pahamnya itu lalu menerima ini; karena “barangsiapa yang mengatakan, Aku kenal Dia, tetapi tidak memeliharakan segala perintah-Nya, ia adalah seorang pembohong, dan kebenaran tidak ada di dalam dirinya.” 1 Yohanes 2 : 4. Demikian pula Tuhan berfirman : “Barangsiapa yang memegang segenap hukum itu, tetapi melanggar salah satu perkara, maka salahlah ia kepada sekaliannya.” Yakobus 2 : 10. “Berbahagialah mereka yang melakukan perintah-perintah-Nya, sehingga mereka ..... dapat masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” Wahyu 22 : 14.

Lagi pula, jika yang dipercayai orang sedemikian ini benar adalah Roh Nubuatan, maka ia itu sudah akan mengungkapkan kebenaran-kebenaran yang dikemukakan di sini. Dengan demikian apa yang diterimanya selain apa yang kami terima

sebagai Roh Nubuatan sudah akan dikuatkan dan ditinggikan.

Belum lama ini salah seorang pendeta mengatakan : “Gambaran saya mengenai Roh Nubuatan itu berbeda daripada gambaranmu; nubuatan-nubuatan di dalam Alkitab adalah Roh Nubuatanku.” Sekarang dengan demikian itu ia harus mengatakan jika Roh Nubuatan itu tidak senantiasa aktif. Tetapi jika sekiranya Roh Nubuatan itu memulai dan berakhir dengan Alkitab, maka semua orang Kristen memiliki Roh Nubuatan. Walaupun demikian, jika sekiranya ini benar, maka mengapakah buku Wahyu membuat perbedaan di antara orang-orang Kristen yang memiliki Roh Nubuatan dan orang-orang Kristen yang tidak memiliki Roh Nubuatan? Pendapat pendeta ini sedikit-dikitnya harus dikatakan tidak masuk akal, karena pendapat yang sedemikian itu membuat kata-kata Wahyu 12 : 17 dan 19 : 10 menjadi tidak berarti.

Tetapi yang lebih celaka lagi, pendeta yang sama ini pun dalam pembicaraanya kemudian kepada para pendengarnya telah memperlihatkan ajaran-ajaran Tongkat Gembala itu bertentangan dengan tulisan-tulisan Nyonya White, yang kemudian disebutnya sendiri sebagai “Roh Nubuatan”! Ya, sulit untuk percaya bahwa para pendeta sebagai tempat orang banyak menaruh pengharapan sedemikian itu tidak sama pembicaraannya, dan bahwa orang banyak ini sampai begitu buta dan bodoh terhadap mereka itu!

Melalui seluruh halaman buku ini, Roh Nubuatan, oleh perantaraan Firman nubuatan telah membuktikan diri-Nya cukup mampu untuk melawan semua tantangan. Ia telah mempertahankan diri-Nya sendiri, bukan sebagai suatu suara yang dimulai dengan Musa dan berakhir sebelum Yohanes Pembaptis, melainkan sebagai kesaksian yang senantiasa hidup, yang dimulai dari penciptaan

dan berlangsung terus sampai dengan para kepala suku Enoch, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub; kemudian dengan para nabi; berikutnya dengan para rasul; dan akhirnya, dengan para juru kabar Tuhan dalam sejarah kita sendiri dan seterusnya. Karena bangkit makin hari makin tinggi bersama dengan setiap penantang seperti yang pembaca dapat cepat saksikan, maka Ia itu akan naik lebih tinggi lagi apabila itu selanjutnya dipikirkan bahwa 

Celaan-Celaan Yang Dituduhkan Terhadap Tabiat Seseorang Tidak Mempengaruhi Kebenaran.

Karena gagal menggunakan cara-cara yang wajar untuk menentang pekerjaan Nyonya White, maka beberapa orang sudah lama merencanakan untuk menyerang tabiatnya. Dapatkah orang mengira bahwa penghinaan terhadap tabiat dapat membuat tulisan seseorang menjadi tidak benar? Jika memang begitu, maka apakah yang akan mereka perbuat dengan nubuatan Bileam mengenai Kristus Juruselamat kita? Tabiat dari nabi yang kurang percaya ini adalah sedemikian rendahnya sehingga sewaktu ia merencanakan untuk memperoleh untung dari raja Moab yang jahat itu, ia telah mempersembahkan korban kepada Allah dalam kemunafikannya yang sangat dalam, supaya Tuhan mengutuk Israel. Namun sementara ia terlibat dalam penghianatan ini, ia telah mengucapkan nubuatan yang sangat mulia dari hal Kristus sebagai berikut :

“..... sebuah Bintang akan terbit keluar dari Yakub, dan sebuah Tongkat Kerajaan akan muncul keluar dari Israel, dan ia itu akan menghancurkan semua penjuru Moab, dan membinasakan semua bani Sheth. Maka Edom akan menjadi suatu milik pusaka, Seir juga akan menjadi suatu milik pusaka bagi musuh-musuh Tuhan; dan Israel akan bertindak dengan berani. Dari Yakub akan datang Dia yang kelak akan memiliki kerajaan,

dan yang kelak akan membinasakan dia yang menunggui kota itu.” Bilangan 24 : 17 – 19.

Beranikah seseorang sekarang menyangkal Kristus hanya karena seseorang nabi yang jahat telah menubuatkan kedatangan-Nya? Di sinilah, setiap orang percaya yang mempercayai Firman Allah dipaksa untuk mengakui, bahwa tabiat gelojoh dari Bileam itu tidak dapat membuat nubuatan-nubuatannya menjadi salah! Jadi, bagaimana, dapatkah celaan-celaan terhadap tabiat di waktu ini yang lebih daripada yang lalu, membenarkan penolakan seseorang melawan Firman Tuhan yang sedemikian ini berdosa melawan Roh Suci?

Selanjutnya, orang-orang yang suka mencari-cari salah kepribadian orang lain, kelak jika mereka memeriksa dirinya sendiri, maka mereka akan menemukan tabiatnya sendiri tujuh kali lebih jelek! Namun sementara mereka membelanjakan beribu-ribu uang, dan bertahun-tahun lamanya kerja keras menghancurkan kepercayaan umat pada orang-orang terhadap siapa mereka melontarkan tuduhan-tuduhannya, maka sebagai gantinya mereka menghimbau agar orang banyak itu pun dapat menerima ajaran-ajaran mereka, walaupun pada kenyataannya tabiat Nyonya White adalah bagaikan salju putihnya diperbandingkan dengan tabiat mereka sendiri yang kotor itu.

Tetapi rahasia yang terbesar adalah terletak pada kenyataan, bahwa orang banyak itu tidak dapat melihat dengan jelas akan ketidaksamaan-ketidaksamaan yang besar sekali! Jika sekiranya tabiat Nyonya White yang disangka bengkok itu membuat tulisan-tulisannya bengkok, lalu bagaimana-kah caranya agar mereka dapat membuat tabiat-tabiat pemelihara hukum dari orang-orang yang mencintai tulisan-tulisan itu menjadi lurus dan mulia? Juga, bagaimanakah dapat kita bergantung pada tulisan-tulisan itu dan pada pembicaraan-pembicaraan orang-orang yang sedemikian ini yang turun ke segala kedalaman untuk menyelidikinya tanpa mendengarkan alasannya,

sementara ia kini terbaring di dalam kubur tidak mampu untuk mempertahankan dirinya?

Mereka tidak lagi menyangkal tulisan-tulisannya sama seperti halnya orang-orang Parisi tidak lagi menyangkal ajaran-ajaran Kristus. Dan sebagaimana musuh-musuh Kristus oleh kritikan-kritikan mereka tidak dapat mengubah tabiat-Nya dari suci menjadi tidak suci, maka penentang-penentang Nyonya White pun tidak akan dapat membuatnya bengkok jika sekiranya ia memang lurus. Bagaimanapun, sebagaimana pengikut Kristus yang benar tidak dapat menyia-nyiakan waktunya baik dalam menentang ataupun membela manusia, maka satu-satunya tujuan kami ialah menegakkan Kebenaran Allah, dan menelanjangi kenyataan bahwa musuh-musuh kebenaran tidak dapat berbuat apa-apa selain hanya mendemonstrasikan

Suatu Bantahan Palsu.

Untuk menelanjangi hal ini, kami hanya perlu mengundang perhatian pembaca kepada usaha mereka yang terkuat, yaitu sebuah usaha yang merupakan inti dari keseluruhaan pertentangan, dan yang menjelaskan siasat-siasat mereka dan juga tanda pengenal penyangkalan mereka. Usaha ini akan memunculkan setiap kekeliruan, apakah itu kekeliruan Nyonya White atau kekeliruan musuh-musuhnya.

Di dalam sebuah buku kecil yang diterbitkan untuk menentang interpretasinya mengenai 2300 hari dari Daniel 8 : 14, penulis buku itu mengatakan :

“Marilah kita membandingkan kata-kata Nyonya White ini dan melihat bagaimana sekaliannya itu diperbandingkan dengan Alkitab, atau dengan kata-kata Injil berikutnya. Pertama Injil menceritakan kepada kita secara pasti bahwa pada waktu Yesus masuk ke sorga ia masuk ke dalam

tempat hadirat Allah lalu duduk pada sebelah kanannya. Nyonya White menyangkal akan hal ini lalu mengatakan bahwa Yesus pergi masuk ke sorga, ke dalam ruangan yang pertama dari tempat kesucian, lalu bertugas di hadapan tirai, yang terdapat di hadapan Allah, untuk selama delapan belas abad lamanya. Bagaimanakah mungkin Yesus berada di dalam hadirat Allah, dan pada sebelah kanannya, lalu pada waktu yang sama ia juga melayani di hadapannya dengan sebuah tirai pemisah di antara mereka? Bukankah lebih baik menolak saja apa yang dikatakan Nyonya White itu terhadap masalah ini lalu menyambut Firman Allah? Jika kita menerima kata-kata Nyonya White itu, bukankah kita terpaksa menyangkal Alkitab?”

“Jika sekiranya kata-kata Nyonya White itu benar bahwa Yesus bertugas di hadapan Allah, sebagai imam yang melayani setiap hari di dalam ruangan yang pertama dari tempat kesucian bumi, menyampaikan ke hadapan Allah darah dari persembahan dosa, lalu di manakah Allah berada? Apakah ia tidak ada di dalam ruangan yang kedua? Dapatkah seseorang menyangkal akan adanya ia di sana, sesuai dengan contoh, apabila Injil mengajarkan bahwa ia membayangi kursi grafirat itu sementara para imam melayani di depan tirai setiap hari?” The Twenty-Three Hundred Day 1844 Doctrine Weighed and Found Wanting, p. 44. (Dua Ribu Tiga Ratus Hari Ajaran Tahun 1844 Yang Telah Ditimbang dan Didapati Kurang, halaman 44).

Setelah mendengar tuduhan dari penggugat itu, marilah sekarang kita mendengarkan 

Jawaban Tertuduh Itu.

Karena penulis dari kedua paragraf miring yang di atas merasa yakin, bahwa tahta Allah itu akan selalu berada di dalam kaabah sorga, maka ia

mengambil pendirian bahwa pada waktu Kristus naik ke Sorga, Ia tidak mungkin duduk pada sebelah kanan Allah di tempat manapun yang lain selain di dalam tempat Yang Maha Suci dari kaabah sorga itu saja. Pendirian ini menghantarkannya dengan tergesa-gesa untuk menyimpulkan bahwa Kristus, segera setelah kenaikan-Nya, masuk ke dalam ruangan Maha Suci lalu di sanalah Ia duduk pada sebelah kanan Allah, dan bukan bahwa Ia segera naik ke sebelah kanan tahta Bapa-Nya di sesuatu tempat di sorga seperti yang dijelaskan oleh tulisan-tulisan Nyonya White.

Jika sekiranya benar bahwa tahta Allah itu selalu berada di dalam kaabah, maka tentunya pendirian para penentang Nyonya White itu dapat dibenarkan, dan kekeliruan itu harus dibukakan. Tetapi sebelum kita menerima mereka itu dan menolaknya, hendaklah kita pertama-tama menentukan apakah benar tahta Allah terdapat di dalam kaabah sewaktu Kristus naik ke sorga. Untuk yang terakhir ini, kami mengundang perhatian anda kepada dua tahta, masing-masing dalam tempat yang berbeda.

Yohanes mengatakan, “Sesudah ini aku tampak, maka tengoklah sebuah pintu terbuka di dalam sorga : maka suara yang pertama yang ku dengar adalah bagaikan sebuah trompet yang berbicara dengan aku; yang mengatakan, Marilah ke mari, maka aku akan tunjukkan kepadamu perkara-perkara yang harus jadi kemudian. Maka segeralah aku berada dalam Roh : maka, tengoklah, sebuah tahta didudukkan di dalam sorga, dan Seseorang duduk di atas tahta itu.”

“Maka Dia yang duduk itu akan terlihat bagaikan permata yasip dan batu akik : dan ada sebuah pelangi melengkungi tahta itu, seperti

jamrud rupanya. Dan sekeliling tahta itu terdapat dua puluh empat kursi : dan di atas kursi-kursi itu aku tampak dua puluh empat tua-tua duduk, yang berpakaikan pakaian putih; dan di atas kepala mereka bermahkota emas.”

“Maka dari tahta itu keluar beberapa kilat dan beberapa guntur dan suara-suara : dan adalah di sana tujuh buah pelita yang bernyala-nyala di depan tahta itu, yaitu tujuh Roh Allah. Dan di hadapan tahta itu terdapat suatu laut kaca yang bagaikan kristal : dan di tengah-tengah tahta itu, dan sekeliling tahta terdapat empat binatang yang penuh dengan mata di depan dan di belakang.”

“Maka aku tampak, dan heran, di tengah-tengah tahta dan di tengah-tengah empat binatang itu, dan di tengah-tengah para tua-tua itu berdirilah seekor Anak Domba yang bagaikan telah tersembelih, yang bertanduk tujuh dan bermata tujuh, yaitu tujuh Roh Allah yang sudah diutus ke seluruh bumi. ….. Lalu aku tampak, dan aku dengar suara dari banyak malaikat yang mengelilingi tahta dan binatang-binatang dan para tua-tua itu : dan bilangan mereka itu adalah sepuluh ribu kali sepuluh ribu, dan beribu-ribu banyaknya.” Wahyu 4 : 1 – 6; 5 : 6, 11.

Karena hanya diperuntukkan di dalam Tempat Kesucian, maka anak domba yang berdarah itu dan tujuh pelita menunjukkan bahwa kepada Yohanes telah diperlihatkan suatu pendahuluan dari suatu peristiwa nubuatan yang akan jadi di dalam tempat kesucian di atas, apabila “pintu” di sana kelak “terbuka.” Lebih jauh, karena sebagaimana tahta itu didudukkan di dalam tempat kesucian itu setelah pintu itu terbuka, maka tidak mungkin terdapat di sana sesuatu tahta

sebelumnya. Sesuai dengan itu, maka setelah kenaikan-Nya Kristus bukan duduk di atas tahta tempat kesucian itu pada sebelah kanan Bapa-Nya, melainkan sebaliknya pada tahta yang satunya dimana “suatu sungai air hidup yang bersih, yang jernih bagaikan kristal mengalir keluar dari tahta Allah dan tahta Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan rayanya, dan pada kedua tepi sungai itu terdapat pohon hayat.” Wahyu 22 : 1, 2.

Ingat, bahwa di depan tahta tempat kesucian itu terdapat “lautan kaca”, tetapi di depan tahta Allah dan Anak Domba itu terdapat “sungai ..... air Hidup.” Kini, hanya orang bodoh saja yang akan berusaha menjelaskan bahwa kedua tahta ini (yang satu dari Wahyu 22 : 1, 2 dan yang lainnya dari Wahyu pasal 4 dan 5) adalah satu dan sama, atau bahwa Kristus, setelah kenaikan-Nya, telah duduk pada tahta di dalam tempat kesucian itu.

Dalam hubungan dengan tahta yang terakhir itu, masih akan ada dua pertanyaan lagi untuk dijawab : 

Kapan Pintu Itu Terbuka? Kapan Tahta Itu Didudukkan? 

Sudah kita saksikan bahwa di zaman Yohanes pintu itu masih belum dibuka dan bahwa tahta itu pun belum lagi didudukkan. Walaupun peristiwa-peristiwa ini belum terjadi di waktu itu namun sekaliannya itu harus jadi sebelum berakhirnya masa kasihan, karena Anak Domba “seperti yang sudah tersembelih” itu dibawa ke sana untuk menebus orang berdosa – yaitu suatu pekerjaan yang tidak mungkin dapat dilaksanakan sesudah masa kasihan berakhir.

Sebab keadaannya itu merupakan kenyataan bahwa tahta yang satu

ini sudah harus didudukkan sesudah zaman Yohanes dan sebelum masa kasihan berakhir, maka jika ia itu bukan didudukkan dalam tahun 1844 T.M., seperti yang dinyatakan oleh Nyonya White itu, maukah para penentangnya bersedia menceritakan kepada kita kapan tahta itu dipasang? Sementara menunggu jawabannya, maka pembaca dapat mempertimbangkan 

Tujuan Mendudukkan Tahta Itu.

Gambaran Yohanes mengenai tahta yang satu ini, mengenai mana terdapat begitu banyak malaikat, Anak Domba, para tua-tua, binatang-binatang, dan kakidian, memberikan hanya satu kesimpulan bahwa itu adalah sebuah tahta pengadilan. Duduknya pengadilan yang satu ini juga yang telah diperlihatkan kepada Daniel sebagai berikut:

“Aku memandang sampai tahta-tahta itu didudukkan dan Dia Yang Tiada Berkesudahan Hari-Nya itu duduk, yaitu Dia yang pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut kepala-Nya bersih seperti bulu domba : tahta-Nya seperti nyala-nyala api, dan roda-roda-Nya seperti api yang bernyala-nyala. Maka suatu sungai api keluar dan muncul dari hadapan hadirat-Nya : berlaksa-laksa berbakti kepada-Nya, dan sepuluh ribu kali sepuluh ribu berdiri di hadapan-Nya; pengadilan itu duduklah, dan kitab-kitab dibuka ..... Aku melihat dalam khayal-khayal malam hari, maka, bahwasanya, seseorang seperti Anak Manusia datang dengan awan-awan di langit, maka Ia datang kepada Yang Tiada Berkesudahan Hari-Nya itu, dan mereka menghantarkan-Nya dekat ke hadapan-Nya.” Daniel 7 : 9, 10, 13.

Oleh membaca ayat 8, penyelidik akan dapat mencatat bahwa tahta yang disaksikan oleh Daniel itu, didudukkan setelah penganiayaan tanduk yang berkuasa itu (yang memiliki

“mata seperti mata manusia, dan sebuah mulut yang berbicara perkara-perkara besar” – Daniel 7 : 8, bagian terakhir) selesai melaksanakan pekerjaan kejahatannya. Kata-kata yang berbunyi : “Aku memandang sampai tahta-tahta itu didudukkan” (dipasang untuk dipakai), menunjukkan bahwa tahta-tahta itu sebelumnya tidak ada di sana; sekali lagi mendorong untuk menyimpulkan, bahwa berabad-abad lamanya setelah kenaikan Kristus lalu tahta-tahta ini “didudukkan”, “pengadilan duduk, dan buku-buku dibuka.”

Ayat 13 dari Daniel 7 dan ayat 6 dari Wahyu 5 menunjukkan bahwa “Seseorang yang seperti Anak Manusia” berada di depan tahta pengadilan itu, bagaikan seekor anak domba yang sudah tersembelih, yang siap untuk menebus orang-orang berdosa. Tetapi sesudah masa kasihan berakhir Ia tidak lagi bertindak sebagai seorang Juruselamat pengampun dosa, melainkan pada waktu itu Ia adalah “Raja Atas Segala Raja, Dan Tuhan Atas Segala Tuan”, “dari mulut-Nya keluar suatu perkataan yang tajam, yang dengannya Ia akan membunuh bangsa-bangsa manusia.” Wahyu 19 : 16, 15. Dan selanjutnya oleh perantaraan Daniel Roh menjelaskan, bahwa selama, bukan sebelum pengadilan itu, akan “dikaruniakan kepada-Nya pemerintahan, dan kemuliaan, dan sebuah kerajaan, agar supaya semua orang, bangsa-bangsa, dan bahasa-bahasa, berbakti kepada-Nya : (dan bahwa) pemerintahan-Nya adalah suatu pemerintahan yang kekal, yang tidak akan berlalu, dan kerajaannya adalah suatu kerajaan yang tidak akan dapat dibinasakan.” Daniel 7 : 14.

Injil memperjelaskan bahwa sementara di dalam tempat kesucian itu Kristus akan menerima Kerajaan sesudah “tahta-tahta itu didudukkan”, dan sesudah

pemeriksaan pengadilan itu lengkap – sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali. Bahwa hal ini adalah demikian dibuktikan selanjutnya melalui perumpamaan Lukas 19 : 15, yang menegaskan bahwa Kristus akan menerima kerajaan, dan bahwa kemudian daripada itu Ia akan datang untuk membinasakan semua musuh-musuh-Nya.

Daniel 7 : 22 menunjukkan bahwa “pengadilan” itu telah  diberikan kepada orang-orang suci dari Yang Maha Tinggi, dan bahwa sesudah pengadilan itu mereka memiliki Kerajaan itu. Sebaliknya pemeriksaan pengadilan terhadap semua orang jahat, yaitu mereka yang tidak bangkit pada “kebangkitan yang pertama” (Wahyu 20 : 5, 6) – akan terjadi kemudian, selagi orang-orang jahat itu masih berada di dalam kubur-kubur mereka, karena Yohanes mengatakan : “Maka aku tampak orang-orang mati itu, kecil besar, berdiri di hadapan Allah; dan buku-buku dibuka, dan sebuah buku yang lain dibuka, yaitu buku kehidupan : maka orang-orang mati itu diadili dari perkara-perkara itu yang tercatat di dalam buku-buku itu, sesuai dengan perbuatan-perbuatan mereka.” Wahyu 20 : 12.

Sesudah pengadilan ini, maka “lautan akan menyerahkan semua orang mati yang ada di dalamnya; dan kematian dan neraka melepaskan semua orang mati yang terdapat di dalamnya : lalu mereka itu dihukum masing-masing orang sesuai dengan perbuatan-perbuatan mereka.” Ayat 13. Maka “barangsiapa yang tidak ditemukan namanya tercatat di dalam buku kehidupan dicampakkan ke dalam lautan api.” Ayat 15 “..... Inilah  kematian yang kedua itu.” Ayat 14.

Karena ada terdapat dua pengadilan, masing-masing untuk waktu dan kelas orang-orang yang berbeda, dan dua kebangkitan yang berjarak seribu tahun (Wahyu 20 : 5), maka sebab itulah terdapat 

Dua Tahta Yang Berbeda –

Yang Satu Tahta Administratip Dan Yang Satunya Tahta Pengadilan. 

Tahta adminstrasi itu berada pada hulu dari “sungai ..... air hidup” (Wahyu 22 : 1, 2), yaitu di Paradise; tahta pengadilan itu berada pada hulu aliran sungai api (Daniel 7 : 10), yaitu “lautan kaca” (Wahyu 4 : 6) “yang bercampur dengan api” (Wahyu 15 : 2), di dalam tempat kesucian. Tahta yang terakhir ini baru dipasang sesudah bertahun-tahun lamanya setelah kenaikan Kristus, maka tidak mungkin tahta ini yang diduduki oleh Kristus pada sebelah kanan Allah. Jadi dengan sendirinya, sesudah kenaikan-Nya itu Kristus harus telah  duduk pada tahta yang terdapat di hulu sungai air hidup itu – keadaan inilah yang membuat tahta itu diberi gelar “tahta Allah dan tahta Anak Domba itu.” Dari tahta administratip inilah Bapa bangkit, lalu di dalam sebuah kereta yang bernyala-nyala api (Yesaya 6 : 1) Ia masuk ke dalam tempat Yang Maha Suci di balik tirai dimana aliran sungai api, yaitu lautan kaca itu berada, lalu di sanalah Ia duduk di atas tahta itu (Wahyu 4 : 2), menyusul hal ini, Kristus juga bangkit dari tahta yang sama itu, lalu di dalam “sebuah kereta awan, dengan roda-rodanya yang bagaikan api yang menyala-nyala, dikelilingi oleh malaikat-malaikat”, dihantarkan, bukan ke sebelah kanan Allah, melainkan “dekat ke hadapan-Nya” (Daniel 7 : 13) – yaitu ke

tahta pengadilan dimana Ia berada dalam tempat kesucian. Demikian inilah peristiwa besar yang ditandai di dalam tahun 1844 itu, pada waktu upacara pengadilan itu mulai berlangsung. (Masalah ini dijelaskan secara terbuka di dalam Buku Traktat No. 3 yang berjudul “Pehukuman Dan Penuaian”).

Di sinilah terdapat fakta-fakta yang sederhana dari peristiwa-peristiwa nubuatan, maka barangsiapa yang meragukan kebenaran yang telah dibuat jelas ini pada akhirnya mereka akan mengakui sendiri kekeliruannya, tetapi tidak berguna lagi, karena kemudian ia itu mungkin sudah terlambat untuk selama-lamanya bagi keselamatannya, sekalipun ia mengakuinya “dengan teliti dan penuh air mata.”

Kini, alasan bahwa tahta Allah itu tidak selalu berada di dalam kaabah sorga dan ia itu tidak akan selalu berada di sana, adalah sederhana karena kaabah itu dibangun khusus hanya bagi pembuangan dosa, seperti yang mudah dapat diketahui melalui pelayanan kaabah di bumi. Sambil memandang ke depan kepada masa apabila kelak tidak akan ada lagi dosa, maka Yohanes mengatakan, “Maka aku tampak tidak ada kaabah Allah di dalamnya : karena Tuhan Allah Yang Maha Kuasa dan Anak Domba itulah kaabah Allah itu. Maka kota itu tidak memerlukan matahari, maupun bulan, untuk bercahaya di dalamnya : karena kemuliaan Allah meneranginya, dan Anak Domba itu adalah terangnya.” Wahyu 21 : 22, 23.

Oleh rangkaian fakta-fakta kenyataan yang saling berkaitan itu di sini, maka “ajaran 1844” itu, gantinya “ditimbang lalu didapati ringan”, kini ia itu bahkan berdiri dengan lebih kuat, kokoh, dan pasti daripada sebelumnya, menunjukkan bahwa seperti halnya minyak di atas

air demikianlah wahyu-wahyu yang diilhami akan selalu naik ke atas melebihi semua interpretasi pribadi, yaitu teori-teori yang tenggelam dan menghilang ke dalam kegelapan. (Bagi penyelidikan selanjutnya terhadap Wahyu pasal 4 dan 5, yaitu Pehukuman, bacalah buku Tongkat Gembala, jilid 2, hal. 256 – 282.)

Saudara-Saudaraku, janganlah berlaku seperti orang-orang Yahudi di masa lalu, yang marah menentang Kebenaran, yang membenci terangnya yang bersinar-sinar, melainkan supaya pujilah akan Allah karena Ia mengaruniakan kepadamu suatu kesempatan lain untuk bereformasi sementara kemurahan masih ada. Dan walaupun pengakuan hati dapat merendahkan pikiran sombong seseorang, ia itu juga akan mempertinggi tabiatnya, dan mendorong Allah untuk meninggikan dia “pada masanya yang tepat” (1 Petrus 5 : 6) dengan kehidupan yang kekal. Jika sekiranya tantangan pribadi terhadap pekabaran itu telah timbul semata-mata karena keliru dan salah pengertian, yang bukan datang karena kepentingan diri sendiri melainkan semata-mata karena suatu kerinduan secara sadar untuk menghindarkan kekeliruan, maka tidak akan ada hukuman untuk diletakkan pada beban orang : hanya karena seseorang secara keras kepala terus saja menolak akan kenyataan, maka hukuman akan ditimpakan ke atasnya. Pengungkapan gulungan suratan nubuatan akan mengungkapkan kepada semua orang dari “roh manakah” (Gospel Workers, p. 302) mereka itu berasal – apakah mereka itu rela meninggalkan kekeliruan untuk mendapatkan kebenaran, atau apakah mereka telah memutuskan untuk menggabungkan diri dengan kelas orang-orang yang untuk selama-lamanya akan didapati terus 

Menyerang Kebenaran Dengan Bodohnya.

Penentang-penentang kebenaran yang melalaikan Ilham

dan gagal menaruh perhatian sepenuhnya kepada masalah itu, dengan sendirinya dibawa untuk menolak ajaran mengenai 2300 hari itu; pertama-tama, dengan dalih bahwa William Miller telah memberitakan kedatangan Tuhan itu ke bumi bukan kedatangan-Nya ke pengadilan; dan kedua, karena meragukan Ilhamnya Nyonya White. Tetapi karena hubungan-hubungan agama Miller adalah menonjol, maka Allah tidak mungkin dengan begitu telah membiarkan umat-Nya untuk meraba-raba dan terantuk dalam kegelapan mengenai pekerjaannya. Baik ataupun jelek, itupun seperti halnya Nyonya White, harus ditemukan di dalam “perkataan nubuatan yang lebih pasti” 2 Petrus 1 : 19. Demikian inilah maka perhatian kita kini dibawa kepada 

Zakharia Pasal Satu. 

“Aku tampak pada malam hari, bahwasanya adalah seorang laki-laki mengendarai kuda merah, dan ia berdiri di antara pohon-pohon murd yang terdapat di bawah; maka di belakangnya terdapat beberapa ekor kuda, yang merah, yang berbintik-bintik, dan yang putih warnanya. Kemudian kataku, Ya Tuhanku, apakah artinya semua ini? Maka sahut malaikat yang berbicara dengan aku itu katanya, Aku akan menunjukkan kepadamu arti dari sekaliannya ini. Lalu sahut orang yang berdiri di tengah-tengah pohon-pohon murd itu katanya, Inilah mereka yang diutus Tuhan untuk berjalan berkeliling di seluruh bumi. Maka sahut mereka itu kepada malaikat Tuhan yang berdiri di antara pohon-pohon murd itu, katanya, Kami telah berjalan berkeliling di seluruh bumi, dan, lihatlah seluruh bumi itu duduk dengan tenang, dan sedang beristirahat.” Zakharia 1 : 8 – 11.

___ GAMBAR ___

“Kedua ekor domba” itu dan “lembu muda” itu (Yesaya pasal 7) adalah seperti yang sudah diperlihatkan, sedang memberikan suatu persediaan susu yang lebih melimpah daripada yang dapat kita berikan dengan segera. Dengan demikian dalam penyelidikan berikutnya terhadap Zakharia pasal 1, kita terpaksa seperti halnya kita dalam menyelidiki Yesaya pasal 7, juga dalam menyelidiki Zakharia pasal 4, menyalurkan hanya “keju” itu (kepala susu) dan tetap melindungi susu itu.

Dalam khayal Zakharia pasal 1, dapat kita catat bahwa “kuda-kuda” yang telah diutus Tuhan untuk pergi berkeliling di seluruh bumi itu”, memiliki karunia berbicara, karena “sahut mereka itu kepada malaikat Tuhan ..... katanya, Kami telah pergi berjalan berkeliling di seluruh bumi.” Arti yang jelas dari simbol ini adalah bahwa “kuda-kuda” ini dapat berbicara dan bahwa mereka itu sedang melayani Tuhan untuk pergi kemana saja Ia menugaskan mereka. Oleh sebab itu mereka hanya melambangkan hamba-hamba Tuhan, yaitu para penginjil yang “diutus.”

Jadi, tak dapat dielakkan, bahwa simbol ini menggambarkan suatu Pergerakan yang keluar dengan sebuah pekabaran, dan yang setelah menyelesaikan tugasnya pergi “berkeliling di seluruh bumi”, lalu kembali.

Supaya tidak bertentangan dengan akal sehat, maka orang tidak mungkin dapat menyangka bahwa simbol ini adalah suatu gambaran nubuatan dari hal penginjil-penginjil yang diramalkan di dalam nubuatan Kristus bahwa “Injil kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia bagi suatu kesaksian kepada segala bangsa; dan kemudian daripada itu akan datang kesudahan.” Matius 24 : 14. Karena setelah kuda-kuda itu menjawab, “Kami sudah berjalan

berkeliling di seluruh bumi”, — yang berarti, “Kami telah menyelasaikan tugas kami”, — Tuhan akan memerintahkan mereka untuk “Berseru lagi”; artinya, beritakan sekali lagi! Lagi pula, perintah ini, menunjukkan bahwa Tuhan masih akan mengaruniakan kemurahan-Nya atas umat-Nya, dan masih akan menyelesaikan pekerajaan penyelamatan-Nya, karena Ia berfirman : “Segala negeri-Ku ….. masih akan dikembangkan keluar; dan Tuhan masih akan menghiburkan Sion, dan Ia masih akan memilih Yerusalem.” Zakharia 1 : 17.

Sebab itu, maka perlu, “kuda-kuda” itu yang dilihat di sini menggambarkan suatu Pergerakan yang berdiri, yang dibentuk untuk memberitakan Injil ke seluruh bumi. Kuda-kuda itu menjawab, “Kami telah berjalan berkeliling di seluruh bumi, dan tengoklah, seluruh bumi itu duduk tenang, dan sedang beristirahat”, mengungkapkan bahwa pergerakan itu mengira tugasnya telah selesai dan pintu kasihan telah ditutup. Dengan perkataan lain, pergerakan itu menyangka bahwa penyelamatan oleh perantaraan Injil telah ditutup dan bahwa pemberitaannya pun tidak lagi dapat membuat bumi menghasilkan orang-orang yang bertobat. (Karena pokok masalah simbol ini adalah hasil dari kehidupan rohani, maka ia itu perlu membawakan keselamatan bagi jiwa-jiwa, bukan bagi kehidupan tumbuh-tumbuhan atau pun binatang.) Sedangkan, pada kenyataannya, Tuhan telah menugaskan mereka untuk “berseru lagi”, menunjukkan kepada mereka bahwa mereka itu telah keliru.

Untuk menentukan apakah simbol nubuatan ini menunjuk kepada hamba-hamba Allah di masa lampau, atau di masa sekarang, atau pun di masa yang akan datang, maka orang harus menyelidiki tentang sejarah gereja. Lembaran-lembarannya mencatat bahwa

Pergerakan Miller adalah satu-satunya yang telah keluar dengan sebuah pekabaran kepada setiap misi Kristen di dunia (The Great Controversy, p. 368), dan yang telah keliru mengira, bahwa dengan berbuat demikian itu undangan Injil yang terakhir telah disampaikan kepada setiap mahluk hidup di bawah langit, sehingga dengan demikian itu menandai berakhirnya masa kasihan bagi manusia. Sebaliknya, undangan Injil bagi masa ini, gantinya diselesaikan di waktu itu, ia itu justru baru mulai, dan gantinya Tuhan datang ke bumi di waktu itu, Ia justru telah pergi ke kaabah surga-Nya!

Hal-hal yang aneh yang meliputi Pergerakan Miller mendahului tahun 1844 itu memastikan bahwa itulah satu-satunya Pergerakan yang digambarkan di dalam simbol Zakharia pasal 1. Dan hendaklah diingat bahwa di satu pihak Tuhan tidak melampirkan amaran, “Berhati-hatilah, karena kuda-kuda ini ialah nabi-nabi palsu (keliru)”, atau di lain pihak Ia menegur kuda-kuda itu atau pun memerintahkan mereka supaya diam, melainkan sebaliknya Ia telah memerintahkan mereka agar supaya mereka berseru lagi. Maka malaikat Tuhan itu dalam penegasannya menyatakan : “Inilah mereka yang telah diutus oleh Tuhan.”

Yohanes Pembaptis telah mengkhotbahkan bahwa Kristus akan mendirikan sebuah kerajaan yang nyata pada kedatangan-Nya yang pertama, maka sungguhpun Yohanes telah keliru, namun dari halnya Tuhan mengatakan : “Belum bangkit seseorang  yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.” Matius 11 : 11. Dan melihat kepada terang yang kini bercahaya dari Alkitab, maka setiap orang dapat melihat bahwa orang-orang

yang terus saja berteriak “Serigala! Serigala!” sebagai ejekan terhadap ajaran 2300 hari itu, sadar atau pun tidak mereka sedang berbuat menentang Allah dengan cara berusaha mendiamkan suara-Nya. Mereka sedang berbuat memenuhi permintaan orang yang sedang mencoba menyembunyikan kebenaran yang mengajarkan bahwa pergerakan berikutnya sesudah pergerakan Miller itu harus memberitakan Injil 

Kepada Banyak Tetapi Bukan Kepada Semua. 

Karena Pewahyu juga telah diberikan sebuah khayal dari hal kedua pergerakan ini (terdapat di dalam pasal 10 dan pasal 11), kami langsung mengarahkan perhatian pembaca kepada “buku kecil” itu yang telah diminta kepadanya untuk dimakan. Di dalam “mulutnya” ia itu terasa manis seperti madu, tetapi di dalam “perutnya” ia itu telah menjadi sangat pahit. Pengalaman yang penuh ini, dalam khayal, dari hal rasa manis yang telah berbalik menjadi kekecewaan yang pahit, benar-benar meramalkan pengalaman tahun 1844 dari umat Allah. Harapan manis dan keseluruhan harapan yang dihabiskan mereka pada janji Tuhan, “Aku akan datang kembali, dan menerima kamu bagi diri-Ku; supaya dimana Aku berada, di sanapun akan kamu berada” (Yohanes 14 : 3), yang pada waktu itu ditunggu-tunggu untuk menjadi kenyataan, ternyata sebaliknya, ia itu telah berbalik menjadi kekecewaan yang pahit.

Menyusul pengalaman yang manis – pahit ini, telah datang kegenapan dari kata-kata malaikat itu yang berbunyi : “Engkau harus bernubuat lagi ke hadapan banyak umat, dan bangsa-bangsa, dan bahasa-bahasa, dan raja-raja.” Wahyu 10 : 11.

Di sini, juga, seperti halnya di dalam nubuatan Zakharia, Pergerakan itu telah akan “bernubuat kembali” atau “berseru lagi”; artinya, mengulangi lagi misinya, menunjukkan bahwa masa kasihan belum berakhir.

Demikianlah atas kuasa dari ayat-ayat injil ini, maka sesudah kekecewaan besar itu, pergerakan itu kembali lagi memberitakan Injil, tetapi hanya kepada “banyak”, bukan kepada “semua”. Sesuai dengan itu, maka gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dalam penugasan tahun 1844-nya, akan “bernubuat” (mengajar), bukan kepada “semua”, melainkan hanya kepada “banyak” bangsa-bangsa. Jadi, ia itu harus perlu menerima suatu penugasan yang lain, yaitu penugasan untuk pergi kepada “segala bangsa.”

Oleh sebab itu, akan ada sebuah pekabaran yang lain; pekabaran ini akan bergabung dengan Pekabaran dari Malaikat Yang Ketiga, sama seperti yang ditegaskan oleh Roh Nubuat berikut ini :

“Kemudian aku tampak seorang malaikat perkasa lainnya bertugas turun ke bumi, untuk menggabungkan suaranya dengan malaikat yang ketiga, dan memberikan kuasa dan kekuatan kepada pekabarannya. Kuasa besar dan kemuliaan diberikan kepada malaikat itu, dan sementara ia turun, bumi diterangi dengan kemuliaannya .....  Pekabaran ini tampaknya merupakan tambahan kepada pekabaran yang ketiga, yang bergabung dengannya sama seperti seruan tengah malam bergabung dengan pekabaran dari malaikat yang kedua dalam tahun 1844.” Early Writings, p. 277.

Roh Nubuat mengatakan, dari hal penyambutan sidang akan pekabaran itu, dan caranya dalam mana Tuhan akan bekerja di waktu itu sebagai berikut, “Bilamana terang keluar menerangi bumi, maka gantinya mereka datang memperhatikan bantuan Tuhan, mereka malahan hendak membatasi pekerjaan-Nya untuk memenuhi pendapat-pendapat mereka yang sempit. Marilah ku ceritakan kepadamu bahwa Tuhan akan bekerja dalam pekerjaan yang terakhir ini dalam suatu cara yang sangat berbeda daripada biasanya, dan dengan jalan yang akan bertentangan dengan setiap rencana manusia.

Akan ada di antara kita orang-orang yang akan selalu hendak mengontrol pekerjaan Allah, untuk memerintahkan kemauannya sampai kepada semua pergerakan apapun yang harus dibuat apabila pekerjaan itu terus maju di bawah pengarahan malaikat yang menggabungkan dirinya dengan malaikat yang ketiga dalam pekabaran yang akan disampaikan kepada dunia. Allah akan menggunakan berbagai cara dan peralatan oleh mana ia itu akan terlihat bahwa Ia sedang memegang kendali di dalam tangan-Nya sendiri.” Testimonies to Ministers, p. 300.

Kembali kepada “nubuatan yang lebih pasti” itu, maka dalam penyelidikan mengenai penugasan kepada segala bangsa, kita juga akan menemukan bahwa 

Sebelum Injil Dibawakan Kepada Segala Bangsa, Maka Akan Terjadi Suatu Pembantaian Besar.

“Karena oleh api dan oleh pedang-Nya Tuhan akan memutuskan hukum atas segala manusia : maka besarlah kelak bilangan orang yang dibunuh Tuhan itu.” Yesaya 66 : 16.

Di sini kita saksikan akan hal itu – yaitu suatu pembantaian besar; dan itu adalah oleh Tuhan sendiri. Tetapi tentunya apa yang pembaca perlu sekali mengetahui ialah dimana dan kapan pembinasaan ini akan terjadi. Ayat 19 dan 20 menegaskan bahwa orang-orang yang luput dari pembantaian itu akan diutus Tuhan kepada segala bangsa yang belum pernah mendengar dari hal “kemasyuran nama-Nya atau belum pernah melihat akan kemuliaan-Nya.”

Dari penugasan kepada pergerakan misionaris seluruh dunia yang luas yang dikemukakan di sini, dan yang perlu terjadi sebelum masa kasihan berakhir, pembantaian itu terlihat jelas akan dilaksanakan sebelum “Injil kerajaan kelak diberitakan jelas di seluruh

dunia bagi suatu kesaksian kepada segala bangsa; maka ..... datanglah kesudahan.” Matius 24 : 14. “Maka mereka itu (orang-orang yang luput itu) akan menghantarkan semua saudaramu bagi suatu persembahan kepada Tuhan keluar dari segala bangsa ..... di dalam sebuah bejana yang suci ke dalam rumah Tuhan.” Yesaya 66 : 20.

Ingatlah bahwa mereka yang luput dari pembantaian itulah orang-orang yang akan melaksanakan penuaian jiwa-jiwa ini. Oleh sebab itu, maka pembantaian itu, ialah pembinasaan terhadap “lalang-lalang” yang terdapat di antara umat Allah – sidang. Jika sekiranya pembantaian itu terhadap orang-orang Kapir (mereka yang berada di luar sidang), maka mereka yang luput itu akan kelak orang-orang Kapir sendiri. Maka orang-orang yang sedemikian ini tidak mungkin dapat memberitakan kemuliaan-Nya maupun kemasyuran nama-Nya ataupun menghantarkan semua saudara mereka ke dalam rumah Tuhan. Juga tidak mungkin masih ada tertinggal sesuatu bangsa yang dapat didatangi oleh orang-orang yang luput itu!

Bersamaan dengan ini karena kenyataan bahwa orang-orang yang luput dari pembantaian itu ialah mereka yang pergi kepada segala bangsa dan menghantarkan semua saudara mereka (semua orang yang akan diselamatkan) ke dalam rumah Tuhan, maka anda memiliki suatu urutan kenyataan yang tidak dapat dikacaukan bahwa pembinasaan ini akan jadi tepat sebelum Injil dalam gelombangnya yang terakhir dibawakan kepada seluruh dunia.

Walaupun pokok masalah yang menarik ini hanya secara singkat dibicarakan di sini, namun demi kejernihan, keserasian, dan masuk akal, maka kebenarannya tetap berdiri sebanding bagi setiap orang. Ia memberikan suatu gambaran nubuatan mengenai sejarah gereja semenjak dari zaman Miller sampai sekarang, yang menunjukkan pembukaan dan penutupan dari setiap Pergerakan, juga

pekerjaannya yang nasibnya; yaitu, kekeliruan yang dialami oleh Pergerakan Miller (yang mengira pembersihan “kaabah” itu adalah pembersihan bumi); penugasan yang terbatas dari Pergerakan Masehi Advent Hari Ketujuh (yang memberi kuasa kepadanya untuk pergi, bukan kepada “semua” bangsa, melainkan hanya kepada “banyak” bangsa); pembersihannya (penyingkiran lalang-lalang dari tengah-tengahnya); pelucurannya kembali sebagai sebuah pergerakan baru, yang sudah disucikan, yang menghadapkan sidang Kristus pantas bagi memiliki nama-Nya yang diberkati itu untuk pertama kalinya semenjak dari zaman rasul-rasul. Pada akhirnya sebagai terang kepada seluruh dunia, maka Injil akan diberitakannya dengan suatu seruan keras “bagi suatu kesaksian kepada segala bangsa” : kemudian datang kesudahan – yaitu akhir yang tak terelakkan itu (Matius 24 : 14).

Gabungan ungkapan gambar mengenai pekerjaan Injil dan para pekerjanya ini yang diberikan oleh semua nabi-nabi, mengungkapkan sebuah sidang yang memeliharakan “perintah-perintah Allah” dan berpegang pada “Kesaksian Yesus Kristus.” Ia itu “berpakaikan senjata kebenaran Kristus, ..... indah bagaikan bulan, cerah bagaikan matahari, dan hebat bagaikan suatu bala tentara dengan panji-panjinya, ..... maju terus ke seluruh dunia, dengan kemenangan dan untuk memenangkan.” Prophets and Kings, p. 725.

Di satu pihak, terang dari Kebenaran Sekarang itu kini memungkinkan mata melihat baik pekerjaan dari William Miller maupun pekerjaan dari Nyonya White yang berakar dalam di dalam “nubuatan yang lebih pasti.” Di lain pihak, ia itu juga menghadapkan secara terbuka kemiskinan dan ketelanjangan rohani dari para kritikus mereka. Suara Tuhan

juga terdengar sedang berbicara menentang mereka : “Aku tidak mengutus nabi-nabi ini, namun mereka terus berlari : Aku tidak berbicara kepada mereka, namun mereka bernubuat juga.” Yeremia 23 : 21.

Mata Tuhan, yang melihat tembus dimana-mana di seluruh bumi tidak gagal untuk meramalkan dari hal pekerja-pekerja yang tidak dipanggil ini, yang walaupun amaran penting-Nya itu disuarakan dimana-mana bahwa “hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu” ada di sini, mereka dalam kebutaannya yang menentang terus mencoba untuk mendiamkan suara Kebenaran itu dengan seruan “damai dan sejahtera” mereka yang menggema. Saudara-Saudaraku, marilah kita alihkan pendengaran kita dari suara-suara yang hampa Roh Suci itu, dan marilah dengan tekun kita memperhatikan 

Himbauan Tuhan Yang Terakhir.

“Demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam, Janganlah mendengarkan segala perkataan para nabi itu yang bernubuat kepadamu : mereka itu menyia-nyiakan kamu : mereka membicarakan khayal yang datang dari hatinya sendiri, dan bukan keluar dari mulut Tuhan. Selalu mereka mengatakan kepada orang-orang yang mencela akan Daku, Tuhan telah berfirman, Kamu akan memperoleh damai; dan kepada setiap orang yang berjalan mengikuti bayangan hatinya sendiri, mereka akan mengatakan, Tak satupun yang jahat akan menimpa kamu. Karena siapakah yang telah berdiri dalam bicara Tuhan, dan yang telah melihat dan mendengar Firman-Nya? Siapakah yang telah menandai Firman-Nya, dan mendengarkannya?” Yeremia 23 : 16 – 18.

“Tengoklah”, demikianlah jawaban Tuhan sendiri, “suatu topan dari Tuhan telah keluar dalam kehangatan murka,

yaitu suatu puting beliung yang hebat : ia itu akan menimpa dengan hebatnya atas kepada orang-orang jahat. Murka Tuhan tidak akan reda, sampai Ia selesai melaksanakan, dan sampai Ia selesai mewujudkan segala rencana hati-Nya : pada hari-hari terkemudian engkau akan benar-benar menyadarinya. Aku tidak pernah mengutus nabi-nabi ini, namun mereka terus berlari : Aku tidak pernah berbicara kepada mereka, namun mereka bernubuat juga. Tetapi jika sekiranya mereka telah berdiri pada perintah-Ku, dan telah membuat umat-Ku untuk mendengarkan segala firman-Ku, dan mereka sudah akan membalikkan mereka itu dari segala kejahatannya, dan dari kejahatan perbuatan mereka.” Yeremia 23 : 19 – 22.

Adalah jelas bahwa tantangan itu ditimbulkan dan diasuh oleh orang-orang yang mengangkat dirinya sendiri menjadi pemimpin, yang diketahui sama sekali tidak menyatakan berhak atas “ilham” sehingga olehnya itu tanpa disadarinya mereka sedang menyuarakan dengan nyaring bahwa Tuhan tidak mengutus mereka itu! Namun dengan demikian baik mereka maupun para penganutnya sama sekali tidak melihat akan kejanggalan atau pun kebodohan pendirian mereka itu. Karena “pengkhotbah-pengkhotbah yang mengantuk sedang berhotbah kepada suatu umat yang mengantuk.” Testimonies, vol. 2, p. 337.

Bilamana mereka menemukan dirinya berhadapan muka dengan muka dengan “cambuk pembinasa yang melimpa” itu (Yesaya 28 : 18) atau dengan bencana terakhir “murka Allah” itu (Wahyu 15 : 1), maka mereka akan ditikam dengan tragedi kesadaran yang sia-sia. Apa yang kini dari jauh tampak bagi mereka merupakan suatu samudera kemurahan yang luas laksana khayalan, samudera kemurahan ini juga yang kelak secara tak dapat dielakkan akan menelan mereka dalam jurang kebinasaan yang dalam -- kekal selama-lamanya.

“Karena Tuhan akan bangkit seperti di gunung Perazim, murka-Nya akan bernyala-nyala seperti di lembah

Gibeon, bahwa Ia akan melaksanakan pekerjaan-Nya, pekerjaan-Nya yang aneh itu; dan melaksanakan tindakan-Nya, tindakan-Nya yang aneh itu.”

“Sebab itu janganlah kamu sekarang menjadi orang pengolok-olok, supaya jangan tali-tali pengikatmu dikencangkan; karena sudah ku dengar dari Tuhan Allah serwa sekalian alam dari hal, suatu kebinasaan telah ditentukan atas seluruh bumi. Berikanlah telingamu, dan dengarkanlah suara-Ku; camkanlah, dan dengarkanlah pembicaraan-Ku” (Yesaya 28 : 21 – 23), supaya jangan pengharapan kemurahanmu itu “jadi seperti halnya apabila seorang yang lapar bermimpi, dan, bahwasanya, ia makan; tetapi setelah ia bangun, maka jiwanya tetap hampa; atau seperti halnya apabila seseorang yang haus bermimpi, dan bahwasanya ia minum, tetapi setelah ia bangun, maka tengoklah ia tetap lemah, dan jiwanya tetap berdahaga. Demikianlah kelak halnya dengan rombongan besar orang banyak dari segala bangsa, yang berperang melawan Sion.”

“Berdirilah kamu dengan tercengang-cengang; serukanlah olehmu, dan serukanlah : mereka itu mabuk, tetapi bukan karena air anggur; mereka itu terhuyung-huyung, tetapi bukan karena minuman keras. Karena Tuhan telah mencurahkan atasmu roh tidur yang lelap, dan telah dikatupkan-Nya matamu : telah diselubungkan-Nya segala nabi dan penghulu-penghulumu dan para pelihatmu. Maka semua khayal mereka itu akan jadi bagimu bagaikan kata-kata dari sebuah kitab yang termeterai, yang disampaikan orang-orang kepada seseorang yang terpelajar sambil mengatakan, Tolong, bacakan ini : Lalu jawabnya, Saya tidak dapat membacanya, karena kitab itu termeterai : lalu kitab itu diserahkan kepada dia yang tidak terpelajar, katanya, Tolong, Bacakan ini : lalu jawabnya, Aku tidak tahu membaca.” Yesaya 29 : 8 – 12.

“Orang-orang laki-laki dan perempuan berada dalam jam-jam terakhir

masa kasihan, namun mereka tetap tidak menghiraukan dan tetap bodoh, dan para pendeta tidak memiliki kuasa untuk membangunkan mereka; karena mereka sendiripun sedang mengantuk. Pendeta-pendeta yang tidur sedang berhotbah kepada suatu umat yang tidur!” Testimonies, vol. 2, p. 337.

“Keragu-raguan dan bahkan ketidak-percayaan terhadap kesaksian-kesaksian dari Roh Allah, sedang meracuni ..... gereja-gereja dimana-mana. Setan menghendakinya demikian. Para pendeta yang mengkhotbahkan diri sendiri sebagai pengganti Kristus menghendakinya demikian.” Testimonies, vol. 5, p. 217.

Saudara, karena Tuhan mencintai anda, dan karena Ia segan menjadikan anda sebuah bejana kehinaan, maka Ia menyampaikan buku kecil ini ke alamat anda. Kami, juga merasa sedih karena anda, seperti halnya orang-orang Yahudi di masa lalu, telah terlibat jauh dalam suatu peperangan melawan Roh Nubuatan -- yaitu suatu peperangan yang tidak mungkin dapat anda menangkan. Oleh menolak pekabaran-pekabaran yang datang dari sorga, oleh meremehkan nasehat yang bijaksana dari Gamaliel yang terpelajar itu (Kisah Rasul-Rasul 5 : 34 – 39), dan karena terus menerus berusaha menunjang hasil interpretasi-interpretasi Alkitabmu yang meragukan itu dengan menggunakan ayat-ayat Injil, seperti yang diperbuat para pelanggar Sabat dalam menghindari diri dari kebenaran Sabat, maka anda sedang ikut di dalam suatu jalan yang jika itu tetap diteruskan, maka anda akan dibawa terlibat dalam dosa melawan Rohulkudus.

Gantinya mengangkat suaramu melawan kebenaran, lebih baik angkatlah suara itu meninggikannya dan memuja Tuhan, karena Ia telah menuduh semua kebodohanmu itu karena kelalaianmu terhadap kebenaran. Jika anda kembali kepada-Nya pada amaran yang terakhir ini, maka Ia akan dengan gembira menyambut anda dan Ia akan memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk memakaikan padamu “jubah”-Nya yang terbaik (Kebenaran Kristus – Yesaya 52 :

 1), Ia akan mengenakan sebuah “cincin” pada jarimu (tanda kebangsawananmu – Ester 3 : 12; 8 : 2; Kejadian 41 : 42, 43), Ia akan mengenakan “sepatu-sepatu” pada kakimu (mempersiapkan anda bagi pemberitaan Injil – Efesus 6 : 15), dan kemudian Ia akan “menghantarkan ke sana anak lembu yang tambun  itu” (menyambut anda pulang ke rumah-Nya – Kerajaan itu – untuk merayakan “perjamuan kawin Anak Domba” – Lukas 15 : 23; Wahyu 19 : 9)!

Namun walaupun doa-doa kami dilayangkan bagimu, sekaliannya itu tidak akan berhasil jika anda terus saja menentang anjuran-anjuran amaran Roh berikut himbauan-himbauannya sesuai dengan keyakinan-keyakinanmu sendiri, dan makin menolak atau lalai untuk mendapatkan suatu pengetahuan kebenaran-kebenaran Alkitab yang lengkap bagi zaman ini.

(Barangsiapa yang ingin menyelidiki selanjutnya Wahyu pasal 11, dapat memperoleh dengan cuma-cuma buku kecil kami Traktat No. 5, Amaran Terakhir, dan Traktat No. 2, Paradoks Besar, yang berisikan bukti yang terperinci bahwa ketiga Pergerakan ini ada terdapat di dalam nubuatan.)

Saudara-Saudaraku, “bangkitlah, dan bercahayalah; karena terangmu ada datang.” Yesaya 60 : 1. “Tengoklah di atas gunung-gunung kaki orang yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan damai!” Yang mengatakan : “Oh Yehuda, peganglah segala masa rayamu, sampaikanlah segala nazarmu : karena orang-orang jahat tidak akan lagi berjalan lalu daripadamu; ia itu akan ditumpas sama sekali.” Nahum 1 : 15. Berjalanlah di dalam terang, dan janganlah membiarkan orang-orang yang selalu mempermasalahkan dan mengeritik segala perkara dalam mana mereka itu tidak ikut mengambil bagiannya, untuk membahayakan pahalamu yang kekal itu

oleh pertanyaan-pertanyaan mereka itu sia-sia, seperti misalnya

Bagaimanakah Tentang Wanita-Wanita Yang Mengajar ?

Bilamana dibawa berhadapan muka dengan muka dengan kebenaran, maka sebagian orang akan berlaku bagaikan orang-orang yang telah kehilangan kesadarannya. Seperti ikan yang melompat-lompat kena umpan, maka mereka itu melompat-lompat dengan bodohnya karena kesimpulan-kesimpulannya. Dan apabila mereka karena kasihan dibebaskan dari kail umpan lalu diberikan kesempatan untuk hidup, maka gantinya mereka menjauhkan diri dari kegelojohannya, dari kebijaksanan-kebijaksanaan yang mementingkan dirinya, lalu menjaga dirinya supaya tidak tertangkap kembali, mereka justru mengejar lagi ke umpan yang lain, hanya untuk menemukan dirinya terkail kembali berulang kali. Bilamana mereka menemukan bahwa dengan demikian mereka telah berulang kali membawa dirinya ke dalam kehinaan, maka mereka tidak juga berusaha untuk mencapai yang benar dan tinggal benar.

Orang-orang yang dirinya terpojok dan membuat jalan pintas untuk keluar menghindari kebenaran, gantinya mereka itu mengalah dan melepaskan pendapat-pendapat mereka yang keliru, mereka justru lebih berusaha dengan berbagai tipu muslihat untuk menghindar dari keadaan buruk mereka, dengan ganti mengasingkan Injil yang berbunyi : “Hendaklah kaum wanitamu berdiam diri di dalam gereja-gereja, karena adalah tidak diijinkan bagi mereka untuk berbicara; melainkan mereka diperintahkan untuk tunduk patuh, seperti juga yang dikatakan oleh hukum.” 1 Korintus 14 : 34.

Bagaimanapun, usaha ini, hanya akan memberikan ketegasan kepada kebenaran bahwa sama sekali tidak adil bagi seseorang untuk menerima sesuatu pendirian terhadap sesuatu masalah, yang hanya berdasarkan pendapat yang diambil dari satu atau dua ayat, tanpa terlebih dulu mempertimbangkan seluruh ayat-ayat dalam terang dari keseluruhan pasal, ya, bahkan dari

keseluruhan Alkitab; sebab jika interpretasi seseorang terhadap Firman tidak dapat ditunjang oleh setiap kalimat Firman Yang Suci, maka itu adalah suatu interpretasi yang keliru, suatu penyimpulan yang buta, tanpa dasar Alkitab.

Di dalam 1 Korintus 14, kita menemukan bahwa banyak dari wanita-wanita itu telah menjadi “gila” (ayat 23) oleh berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak dikenal. Karena itu Paulus sedang berusaha untuk menghilangkan kekacauan itu, tetapi bukan untuk mendiamkan setiap orang yang memiliki suatu pekabaran yang diilhami untuk disampaikan. Suatu usaha untuk menghentikan kaum wanita daripada mengajar tidak akan sejalan dengan kata-kata Injil berikut ini :

“Maka Deborah, seorang nabiah (nabi perempuan) yaitu isteri dari Lapidot, ia menjadi hakim atas Israel pada waktu itu. Maka duduklah ia di bawah pohon palm Debora di antara Ramah dan Bethel di gunung Ephraim : maka bani Israel datang kepadanya untuk mendapatkan keputusan hukum.” Hakim-Hakim 4 : 4, 5. “Dan adalah seorang yang bernama Hanna, yaitu seorang nabiah, anak perempuan Phanuel, yang berasal dari suku Asyer : maka ia sudah sangat lanjut usianya, dan ia telah hidup bersama dengan suaminya tujuh tahun lamanya semenjak dari gadisnya; maka ia adalah seorang janda yang kira-kira delapan puluh empat tahun umurnya, dan tiada ia meninggalkan kaabah, melainkan melayani Allah dengan berpuasa dan berdoa siang dan malam.” Lukas 2 : 36, 37. Juga “Huldah nabiah itu, yaitu isteri dari Shallum” yang mengajar Israel (2 Raja-Raja 22 : 14 – 16). Dan “Philipus penginjil itu ..... memiliki empat orang puteri, yaitu anak-anak dara, yang telah bernubuat.” Kisah Rasul-Rasul 21 : 8, 9.

Jadi, orang-orang yang menyangka bahwa Paulus melarang wanita untuk mengajar, sedikitpun tidak dapat menghilangkan

kepercayaan orang terhadap jabatan Nyonya White maupun mempersalahkannya, tetapi sebaliknya mereka secara tidak sadar sedang melemparkan pantulan ke atas tulisan-tulisan Paulus itu — berusaha membawa mereka ke dalam pertentangan yang jelas dengan tulisan-tulisan dari rekan-rekan penulis Injil yang lain.

Orang-orang yang dengan sungguh-sungguh menyelidiki akan belajar bukan untuk melompat karena kail-kail yang diumpani itu, melainkan sebaliknya dengan kerendahan hati mereka tunduk kepada pengajaran dari Roh Kristus jika mereka mengharapkan-Nya untuk menyelamatkan mereka dari kutuk dosa dan dari murka Allah.

(Mengenai akibat-akibat penolakan terhadap nabi-nabi Allah di waktu ini, pelajarilah buku kecil kami Traktat No. 4, Berita-Berita Terakhir Bagi Ibu, edisi 1941, hal. 92 - 94 (cetakan 2002).)

Seperti halnya dalam khotbah pada hari Pantekosta yang lalu, Roh berbicara dengan orang-orang Yahudi untuk menyelamatkan mereka dari kebinasaan yang kekal, maka pada lembaran halaman-halaman ini Roh itu juga berbicara kepada anda, Saudara-Saudariku. Pada intinya Ia mengatakan kepada mereka itu : “Sebagaimana Daud bernubuat dari hal Seseorang Yang tidak akan menyaksikan kebusukan, maka itu tidak mungkin bahwa nubuatannya itu diaplikasikan kepada dirinya sendiri, seperti yang anda sangka, karena tubuhnya berbaring  membusuk di dalam kubur sampai kepada hari ini. Allah telah membangkitkan hanya Seseorang (Kristus) tanpa tubuh-Nya mengalami kebusukan” (Kisah Rasul-Rasul 2 : 22 – 32); demikianlah Ia memang hanya satu-satunya yang dapat diaplikasikan oleh nubuatan Daud itu.

Pembahasan Petrus bahwa Nubuatan Daud itu berlaku terhadap kebangkitan Kristus, tidak memiliki sesuatu bukti penunjang yang lebih jelas daripada yang dimiliki oleh buku kecil ini

dalam menunjukkan bahwa tulisan-tulisan Nyonya White itu, bersama-sama dengan apa yang diungkapkan di sini, adalah Roh Nubuatan — yaitu “kesaksian Yesus.” Wahyu 19 : 10. Jadi, jika anda mengikuti juga jalan yang hina yang telah ditempuh oleh orang-orang Yahudi yang jahat itu, maka akankah kesalahan anda kelak lebih rendah dari kesalahan mereka itu? Lalu, mengapa, bertindak demikian itu sekarang mengikuti kesalahan mereka itu? Mengapa tidak sebaliknya sekarang saja mengambil pilihan yang lebih baik, dan membiarkan Roh Allah memasukkan kata-kata yang sama itu di dalam mulut anda seperti yang dilakukan-Nya dahulu di dalam mulut orang-orang Yahudi yang bertobat yang sedikit jumlahnya itu, yang telah memohon dengan penuh kesungguhan, “Tuan-tuan dan Saudara-Saudara sekalian, apakah yang harus kami perbuat?” Kisah Rasul-Rasul 2 : 37.

Janganlah menjadi seperti Agripa yang “hampir terbujuk” itu. Janganlah berjalan bertentangan dengan keyakinan-keyakinanmu seperti Felix, yang mengatakan : “Pergilah dahulu kamu untuk kali ini : apabila aku mempunyai suatu kesempatan yang baik, maka akan ku suruh memanggil kamu” (Kisah Rasul-Rasul 26 : 28; 24 : 25), karena Tuhan berfirman : “Hari ini jika engkau mendengar suara-Nya, janganlah mengeraskan hatimu.” Ibrani 4 : 7.

Sekarang, Saudara-Saudaraku, dapatlah anda ketahui dengan benar bahwa anda tidak akan mampu menyangkal sesuatu bagian dari Tongkat Gembala itu. Jadi, mengapa terus melanjutkan kritikanmu terhadap ‘kebenaran yang diungkapkan’, sampai kelak pada akhirnya anda menemukan dirimu tersesat di dalam kelas orang-orang yang segala perbuatan kejahatannya telah diramalkan dan dicatat oleh Ilham :

“Mereka hendak mempertanyakan dan mengeritik apa saja yang muncul dalam kebenaran yang diungkapkan, mengeritik pekerjaan dan kedudukan orang-orang lain, mengeritik setiap cabang pekerjaan dalam mana mereka sendiri tidak ikut

mengambil bagian di dalamnya. Mereka akan hidup dari kekeliruan-kekeliruan dan kesalahan-kesalahan dan penyelewengan-penyelewengan orang-orang lain, “sampai kelak”, kata malaikat itu, ‘Tuhan Yesus akan bangkit berdiri dari tugas pembelaan-Nya di dalam kaabah sorga, lalu Ia akan memakaikan pada diri-Nya dengan pakaian-pakaian pembalasan, lalu mengejutkan mereka pada pesta perayaannya yang tidak suci; maka mereka itu akan mendapatkan dirinya tidak bersedia bagi perjamuan kawin Anak Domba itu.’ Selera mereka sudah sedemikian rupa dikacaukan sehingga mereka cenderung untuk mempersalahkan sampai kepada meja Tuhan di dalam Kerajaan-Nya.” Testimonies, vol. 5, p. 690.

Sebab itu mengenai segala perkara di waktu ini, hendaklah semua orang suci mendengarkan dan menaruh perhatian kepada 

Kesimpulan ini. 

Dalam kesempurnaan terang yang menyinari seluruh lembaran halaman-halaman buku ini, pembaca hendaklah melihat seperti di siang tengah hari, bahwa hanya Roh Nubuatan yang senantiasa ada itulah, yang mampu menghadapi kekacauan dunia sekarang, sebagai akibat dari banyaknya “angin ajaran-ajaran” yang ada.

Firman mengatakan,  “Tengoklah, Aku akan mengutus kepadamu Eliyah nabi itu, mendahului datangnya hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu.” Kepadanyalah harus kamu menaruh harapan. “Maka kelak akan terdapat di atas setiap gunung yang tinggi, dan di atas setiap bukit yang tinggi, sungai-sungai dan aliran-aliran air yang banyak pada hari pembantaian yang besar itu, apabila rubuhlah segala menara.” “Tengoklah, nama Tuhan itu datang dari jauh, bernyala-nyala dengan murka-Nya, dan sangat besarlah beban

amarahnya; bibir-Nya penuh dengan geram, dan lidah-Nya seperti api yang memakan habis : dan napas-Nya seperti suatu aliran sungai yang membanjiri, yang akan sampai ke tengah-tengah leher, untuk menyaring segala bangsa dengan saringan kesia-siaan; maka akan terdapat suatu kekang di dalam rahang orang banyak itu, yang membuat mereka itu keliru”, “sebab mereka tidak mau menerima kasih kebenaran itu, supaya dapat mereka diselamatkan.” Maleakhi 4 : 5; Yesaya 30 : 25, 27, 28; 2 Tesalonika 2 : 10.

Di sinilah terlihat bahwa nubuatan-nubatan dan interpretasi-interpretasinya yang benar adalah “bermanfaat bagi ajaran, bagi teguran, bagi pembetulan yang salah, bagi petunjuk dalam kebenaran : supaya anak-anak Allah itu dapat menjadi sempurna.” 2 Timotius 3 : 16, 17.

Demikianlah, hai Saudara-Saudaraku, putuskanlah segera dan untuk selama-lamanya, bahwa dengan pertolongan Tuhan anda tidak akan lagi dapat dihanyutkan oleh anging-angin ajaran yang diciptakan dan dikendalikan oleh roh kekeliruan, yang bukan dari Roh Kebenaran, melainkan yang akan selalu anda harapkan, dan menunggui, yaitu Firman Allah yang diilhami – “kesaksian Yesus”, yang disampaikan kepadamu oleh “Roh Nubuatan” (Wahyu 12 : 17; 19 : 10); supaya anda mau “mendengarkan tongkat itu, dan Dia yang telah menetapkannya.” Mikha 6 : 9. 

(Semua huruf miring dan tebal dari kami)

.