Berita-Berita Terakhir Bagi Ibu

Sidang Wasiat Lama dan Baru dilambangkan sebuah keluarga dalam Hosea 1,2

.

Hak Cipta, 1941

V. T. HOUTEFF

Demi kepentingan menjangkau setiap pikiran para pencari kebenaran yang ingin terluput dari jalan yang membawa kepada kebinasaan tubuh dan jiwa, traktat ini dibagikan tanpa biaya selama persediaan masih ada.

TRAKTAT NO. 4

HIMBAUAN PERKENALAN DARI YIZRIEL

“Ammi” dan “Ruhamah” yang kekasih!

Dengan keinginan yang mendalam saya menulis surat ini memohon kepadamu agar menawarkan kepada “Ibu” kita yang sudah jauh, agar kiranya dapat kita mendamaikan kembali, menolong Bapa kita dari kesedihan-Nya yang tak terhiburkan itu, dan menggembirakan kembali rumah tangga kita yang tidak berbahagia sekarang ini.

Saya baru menerima sebuah surat dari Bapa, yang di dalamnya Ia dengan berat hati mengemukakan secara terbuka hubungan Ibu kita yang tidak senonoh dengan dunia, maka Ia mendesakmu agar memohon kepadanya untuk bertobat meninggalkan ketidak-setiaannya itu dan supaya kembali kepada-Nya. Ia masih tetap merindukannya dengan kasih sayang-Nya yang sama yang sedalam-dalamnya seperti pada biasanya, walaupun ia telah berbuat hal yang memalukan dan jauh menyeleweng dalam sekian banyak cintanya melebihi semua orang wanita. Dengan demikian semoga doamu yang sungguh-sungguh dan usahamu yang tidak mengenal lelah dapat mempersatukan kembali rumah tangga kita dan mencegah perpecahan keluarga yang sedang mengancam, terutama untuk mengindari malu dan tercemarnya nama Bapa yang besar itu.

Jika anda benar-benar mencintai Bapa dan “Ibu”, maka anda tentunya akan menyambut dengan sungguh-sungguh himbauan yang serius ini. Maka betapa besar kegembiraan hatimu kelak jika oleh himbauan-himbauan Bapa yang penuh kemurahan dan usaha-usahamu sendiri yang tidak mengenal lelah “Ibu” berhasil dimenangkan untuk bertobat, diperdamaikan kembali dengan Bapa, dan dibawa kembali ke istana kerajaan-Nya. Bayangkanlah betapa kegembiraan yang tak terucapkan pada waktu Bapa dengan tangan terbuka menyambut seluruh keluarga lalu menghidangkan suatu perjamuan besar seperti yang dilakukan oleh ayah dari anak yang boros itu.

Oleh sebab itu, maka adalah harapan kami yang dalam kiranya pesan yang sangat mendesak ini dapat sampai ke tangan anda selekasnya. Anda akan menyaksikan, bahwa amaran-Nya adalah sangat serius dan penting semenjak dari ramalan Nuh tentang air bah yang lalu.

Untuk membantu dalam jam yang genting ini, maka adalah perlu agar kita sebagai orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh yang sejati dan setia terus bertindak sebagai penyelidik-penyelidik kebenaran, hikmat dan pengetahuan Allah. Pastikanlah jangan berjalan mengikuti gangguan halangan-halangan yang dibuat orang-orang lainnya, melainkan alihkanlah semuanya itu menjadi batu loncatan menuju kepada kemajuan Kristen.

Orang-orang Yahudi di zaman sebelum Kristus, dan senantiasa semenjak zaman itu, menyangka bahwa mereka telah memiliki semua kebenaran yang harus diketahui. Memang, mereka telah memiliki Alkitab. Tetapi akibat daripada kesalahan faham mereka terhadap rencana Allah, dan akibat dari terlalu berlebih-lebihan percaya pada diri sendiri, maka sekaliannya itu telah membuat mereka merasa bahwa mereka adalah kaya dan bertambah-tambah dalam kekayaannya sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi. Sikap inilah yang telah membuat mereka menutup telinganya daripada mendengarkan ajaran-ajaran Kristus Raja yang mulia itu. Dengan demikian, salah pengertian mereka terhadap Kebenaran, dan syakwasangka mereka menentang terang yang menyinari Fiman Allah, telah merampas mereka sedemikian rupa daripada pengetahuan dan hikmat Yehovah sehingga pada akhirnya mereka telah dibawa kepada kehinaan dan hukuman yang kekal, melibatkan mereka dalam kejahatan yang lebih mengerikan karena merampas nyawa Anak Allah.

Namun demikian, kesalahan yang menakutkan ini tidak menimpa orang-orang Yahudi yang kurang beruntung itu saja. Gereja Kristen pun pada setiap masa periode berikutnya, pada kenyataannya telah menyalibkan Juruselamat secara segar karena

menolak pekabaran-pekabaran Kebenaran Sekarang milik-Nya yang diperuntukkan bagi mereka. Demikianlah halnya di masa Luther, di masa Knox, di masa Wesley, di masa Campbell, di masa Miller dan Nyonya White. Dan demikian pula halnya di waktu ini dengan semua orang yang lalai menaruh perhatian khusus demi untuk menghindari diri mereka dari jerat musuh yang senantiasa terpasang itu.

Sekarang satu-satunya cara yang aman adalah membaca dengan seksama setiap halaman dari pekabaran penting itu yang terkandung di sini. Jangan sebarispun daripadanya luput dari perhatianmu. Pelajarilah setiap perkataan dengan seksama dan dengan doa. Jadilah penyelidik Kebenaran yang tekun dan bersungguh-sungguh. “Hendaklah segala perkara diuji; peganglah teguh pada mana yang baik.” 1 Tesalonika 5 : 21.

Sebagaimana catatan-catatan mereka menunjukkan, maka orang-orang Berea itu telah melaksanakan penyelidikan yang menyeluruh tanpa kecurigaan terhadap pekabaran-pekabaran yang telah datang kepada mereka, sehingga mereka dapat mengetahui apakah “segala perkara itu” memang demikian itu halnya. Oleh berbuat demikian itu, maka mereka tidak dapat disesatkan oleh musuh dan mereka juga tidak dapat dipersalahkan oleh Ilham, melainkan sebaliknya mereka telah dipimpin oleh sifat keterbukaannya untuk tetap sejalan dengan Kebenaran, sehingga mereka telah dihormati karena jalan hidup mereka yang mulia itu. Tetapi imam-imam, yaitu mereka yang sebelumnya telah dijadikan Allah sebagai orang-orang yang menerima Firman, setelah mereka itu mendengar bahwa orang banyak yang sederhana itu menyambut Kebenaran itu dengan penuh kegembiraan, maka datanglah mereka lalu mengacau. Karena sebab inilah, maka orang-orang besar itu telah dipersalahkan — dan semua orang yang mematuhi suara mereka sebagai gantinya mematuhi suara yang kurang terkenal itu, dengan demikian telah disesatkan.

Segala perkara ini adalah tertulis sebagai “teladan” bagi kita, maka janganlah kita lalai menyaingi teladan “yang lebih mulia” dari orang-orang Berea itu. Hanya dengan demikian ini

dapatlah kita secara jujur melaksanakan penilaian kita; sebab jika tidak, maka kita akan mengulangi kembali kebodohan orang-orang Yahudi dahulu yang telah disesatkan oleh orang-orang yang dikenal sebagai guru-guru Israel yang pandai-pandai itu.

Roh Nubuatan mengatakan : “......... jika sebuah pekabaran datang yang belum kamu mengerti, maka usahakanlah agar dapat kamu mendengarkan semua penjelasan yang dapat diberikan oleh utusan itu, membandingkan injil dengan injil, sampai dapat kamu mengerti apakah benar pekabaran itu ditunjang oleh Firman Allah. ..... Tidak seorangpun dari orang-orang yang menyangka dirinya mengerti semua itu akan terlalu tua atau terlalu pintar untuk tidak lagi belajar dari utusan-utusan sederhana milik Allah yang hidup itu.” Testimonies on Sabbath School Work, pp. 65, 66; Counsels on Sabbath School Work, pp. 29, 30.

Dosa-dosa yang dapat dimaafkan inilah, yaitu dosa-dosa keragu-raguan dan merasa kecukupan sendiri, dan dosa karena bersandar kepada orang lain, yang senantiasa menyesatkan umat Allah jauh daripada-Nya. Kemudian juga, ketakutan untuk datang berhubungan dengan kekeliruan sering sekali menghalangi mereka datang berhubungan dengan Kebenaran yang sedang berkembang. Ketakutan-ketakutan dan dosa-dosa kesayangan dimaafkan oleh kebanyakan orang-orang Kristen, yang bahkan telah dibela oleh banyak orang, telah merampas dari rombongan besar orang banyak kemuliaan kekal mereka, justru pada saat setiap Kebenaran yang berkembang diperkenalkan.

Mengenang kembali pengalaman orang banyak di zaman Paulus : “Maka Saudara-Saudara itu segera menyuruh pergi Paulus dan Silas pada malam hari menuju Berea; dan setelah mereka tiba di sana masuklah mereka ke dalam rumah sembahyang orang-orang Yahudi. Mereka ini adalah jauh lebih mulia daripada orang-orang yang di Tesalonika, karena mereka telah menerima Firman itu dengan segala kesiapan pikiran,

lalu menyelidiki Alkitab pada setiap harinya, kalau-kalau benar segala perkara itu demikian. Oleh sebab itu banyak dari mereka itu percaya, demikian pula dengan wanita-wanita Gerika yang terhormat, dan kaum pria, yang tidak sedikit jumlahnya. Tetapi setelah orang-orang Yahudi Tesalonika mendengar bahwa Firman Allah telah dikhotbahkan oleh Paulus di Berea, maka datanglah mereka juga ke sana, lalu menghasut orang banyak itu.” Kisah Segala Rasul 17 : 10 – 13.

Setelah ini diingatkan kembali secara singkat kepadamu kekeliruan sidang yang berbahaya itu sepanjang sejarahnya yang lama, maka saya dengan ini mengumumkan puncak berita-berita itu sebagai berikut : Bapa telah menjanjikan hendak menganugerahkan untuk selama-lamanya kepada “Ibu” Pemandangan Pisgah — yaitu kebun anggur-Nya yang luas — jika ia mau kembali dan setia, Ia akan memagarinya berkeliling dengan “sebuah pagar tembok yang daripada api” (Zakharia 2 : 5), memasang ”batu-batunya dengan beraneka corak warna yang indah-indah”, dan pondasi-pondasinya dengan permata nilam”, membuat “jendela-jendelanya dari hablur”, dan “pintu-pintu gerbangnya dari permata intan”, dan mengatur segala “perhinggaan tanahnya dengan batu-batu yang indah-indah” (Yesaya 54 : 11, 12), supaya “tidak lagi akan datang ke sana ketakutan terhadap duri-duri dan onak.” Yesaya 7 : 25.

Saya yakin bahwa sesudah mendengarkan himbauan yang penuh kemurahan dari Bapa kita pada halaman lembaran-lembaran berikutnya, dan kemudian mempelajari kembali dengan seksama himbauan ini, maka ia itu akan menjadi makin mendesak. Pastikan, bahwa saya akan sangat bergembira mendengar dari anda sekalian akan hasil-hasil dari himbauan anda kepada “ Ibu”.

Salamku demi sebuah rumah tangga yang berbahagia,

YIZRIEL

Oleh  V.T.H.

[kosong]

BERITA–BERITA TERAKHIR BAGI “IBU”

Oleh Hosea

Pasal Satu Dan Dua

“Firman Tuhan yang telah datang kepada Hosea bin Beeri, pada zaman Uzziah, Jotham, Ahaz, dan Hezekiah, raja-raja Yehuda, dan pada Zaman Yeroboam bin Yoas, raja Israel. Permulaan Firman Tuhan oleh Hosea. Maka firman Tuhan kepada Hosea demikian, Pergilah engkau, ambillah akan dirimu seorang istri dari perempuan-perempuan sundal dan anak-anak sundal : karena tanah itu sudah sangat berbuat zinah, dan undur dari Tuhan.”

“Maka pergilah ia lalu diambilnya Gomer anak perempuan dari Diblaim; yang kemudian mengandung, lalu memperanakkan baginya seorang anak laki-laki. Maka firman Tuhan kepadanya, Namailah akan dia Yizriel; karena sedikit waktu lagi, maka Aku akan membalas darah Yizriel atas isi rumah Yehu, dan Aku akan menghentikan kerajaan dari isi rumah Israel. Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa Aku akan mematahkan busur panah Israel di lembah Yizriel.”

“Kemudian mengandung lagi perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak perempuan. Maka Allah berfirman kepadanya, Namailah akan dia Lo–ruhamah : karena Aku tidak akan lagi mengasihi isi rumah Israel, melainkan Aku akan menyingkirkan mereka seluruhnya.”

“Tetapi Aku akan mengasihani isi rumah Yehuda, dan Aku akan menyelamatkan mereka itu oleh Tuhan Allah mereka, dan tiada Aku akan menolong mereka itu oleh busur panah, ataupun oleh pedang, atau oleh peperangan, oleh kuda, ataupun oleh orang-orang penunggang kuda.”

“Kini setelah sudah dilepaskannya Lo–ruhamah dari susu, maka mengandunglah dia, lalu memperanakkan seorang anak laki-laki. Kemudian firman Allah kepadanya, Namailah akan dia Lo-ammi : karena kamu bukanlah umat-Ku, dan Aku tidak akan mau menjadi Allahmu.” Hosea 1 : 1 – 9.

Dari kata-kata firman di atas terlihat, bahwa istri dan anak-anak Hosea yang sedemikian itu

adalah hanya dalam khayal, dan sebab itu keseluruhannya itu adalah simbolis. Mereka telah diberi nama sedemikian itu untuk membuat suatu kesamaan yang cocok dengan umat-Nya — yaitu Yehuda dan Israel. Dan karena disebut “Perempuan-perempuan sundal”, maka secara tepatnya mereka adalah melambangkan keadaan sidang-Nya yang mendurhaka.

Berikutnya dari nubuatan ini kita mendengar perintah Tuhan kepada Yizriel berbunyi :

“Katakanlah olehmu kepada Saudara-Saudaramu laki-laki, Ammi, dan kepada Saudara-Saudaramu perempuan, Ruhamah.” Hosea 2 : 1.

Sepasang anak-anak yang sama itu juga yang diperlihatkan di dalam pasal satu dari khayal itu yang di dalam pasal dua kembali disebutkan, tetapi perbedaannya adalah bahwa dari kedua nama itu telah dihilangkan sebutan “Lo” yang di dalam bahasa Ibrani berarti “Tidak”. Sesuai dengan itu, maka karena Lo-ruhamah berarti “tidak dikasihani” dan Lo-Ammi berarti “bukan umat-Ku”, maka Ruhamah akan berarti “dikasihani” dan Ammi akan berarti “umat-Ku”. Hosea 1 : 6; 2 : 4.

Perubahan status ini, yang terkandung di dalam nama-nama itu, menunjukkan suatu pembagian sejarah sidang. Dalam bagian yang satu keanggotaan sidang itu disebut “bukan umat-Ku”, sehingga “tidak dikasihani”, dan dalam bagian yang lainnya mereka disebut “umat-Ku” dan “dikasihani.” Rasul Paulus memberikan kunci bagi seluruh nubuatan ini dengan cara mengungkapkan interpretasi terhadap salah satu bagiannya yang menemukan kegenapannya di zaman hidupnya sebagai berikut :

“Juga kita, yang sudah dipanggil-Nya, bukannya dari bangsa Yahudi saja melainkan juga dari orang-orang Kapir. Seperti juga firman-Nya di dalam kitab nabi Hosea, Aku akan memanggil mereka itu umat-Ku, yang sebelumnya adalah bukan umat-Ku; dan Aku akan menyebutnya kekasih-Ku

yang sebelumnya adalah tidak dikasihi. Maka akan jadi kelak, bahwa di tempat dimana telah difirmankan kepada mereka itu, Kamu adalah bukan umat-Ku; di sanalah kelak mereka akan disebut anak-anak dari Allah yang hidup.” Roma 9 : 24 – 26.

Demikianlah kita saksikan bahwa pasal satu dari khayal Hosea itu meramalkan penolakan Allah terhadap orang-orang Yahudi, yang seperti kita ketahui, telah dilakukan Allah sesudah mereka menolak Putera-Nya. Pada waktu itulah genap ucapan yang menyedihkan itu : “Kamu bukanlah umat-Ku, dan Aku tidak mau menjadi Allahmu.” Namun segera sesudah itu juga orang-orang Yahudi itu disebut “anak-anak dari Allah yang hidup”. Hal yang membingungkan ini dijelaskan di dalam pasal 2, sebagaimana juga halnya di dalam Roma pasal 9, bahwa orang-orang Yahudi yang tidak menolak Kristus, yaitu mereka yang telah menjadi Kristen, ialah orang-orang yang disebut “anak-anak dari Allah yang hidup itu”. Jadi jelaslah, bahwa pada kegenapan yang serentak bersama-sama dari kedua keputusan yang bertentangan ini terdapat kematian yang sangat sakit bagi bangsa Yahudi dan kelahiran yang tiba-tiba perih rasanya bagi sidang Kristen.

Sesudah mengukuhkan sekarang, bahwa kata-kata Injil ini menentukan berakhirnya sejarah yang satu dan dimulainya sejarah yang lainnya, maka kita harus selanjutnya mencari sejauh mana dalam bagian sejarah Wasiat Lama dan sejauh mana dalam bagian sejarah Wasiat Baru yang dicapai oleh kiasan nubutan ini :

“Dan Aku akan memberikan kepadanya segala kebun anggurnya kemudian, ..... maka ia akan menyanyi di sana seperti pada masa mudanya, dan seperti pada hari sewaktu ia keluar dari negeri Mesir.” Hosea 2 : 15.

Apabila dianalisa, maka ayat ini menunjukkan bahwa bagian pertama sejarah itu dimulai di zaman Abraham, sewaktu sidang berada dalam “masa mudanya”; berlanjut terus sampai kepada perjalanannya keluar dari Mesir, yaitu zaman sewaktu ia “menyanyi”; dan berakhir dengan penyaliban Kristus, yaitu jam yang mendatangkan malapetaka bagi Yudaisme.

Ayat-ayat berikutnya akan menceritakan seberapa jauh dalam bagian sejarah Kristen yang akan dicapai oleh nubuatan orang-orang ini :

“Maka pada hari itu Aku akan membuat sebuah janji bagi mereka dengan binatang-binatang di padang, dan dengan segala unggas di udara, dan dengan segala binatang yang melata di tanah; dan Aku akan mematahkan busur panah dan pedang dan peperangan di bumi, dan Aku akan membuat mereka itu berbaring dengan sentausa.”

“Dan Aku akan bertunangan dengan dikau untuk selama-lamanya; bahkan, Aku akan bertunangan dengan dikau dalam kebenaran, dan dalam hukum, dan dalam kasih sayang, dan dalam segala kemurahan. Bahkan Aku akan bertunangan dengan dikau dalam kesetiaan, dan engkau akan mengenal Tuhan. Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa Aku akan dengar, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan mendengarkan segala langit, dan mereka akan mendengarkan bumi.” Hosea 2 : 18 – 21.

Ayat-ayat ini mengambarkan keadaan hari terkemudian dari istri yang pernah jatuh itu, yaitu sidang, sebagai salah satu dari kemurnian yang tidak tercemar oleh zinah dan kesentausaan yang mutlak. Namum karena ia pada waktu sekarang ini masih berada dalam kondisi Laodikeanya, yaitu “tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang”, masih tidak suci dan masih dalam bahaya, maka jelas bahwa karena khayal Hosea itu adalah meliputi seluruh sejarah sidang Yahudi, maka itupun akan meliputi keseluruhan sejarah sidang Kristen,

semenjak dari penyaliban Kristus yang lalu sampai kepada terbebasnya sidang dari perhambaannya yang akan datang, apabila Tuhan akan mendengarkan segala langit, dan segala langit akan mendengarkan bumi.

Keluarga satu ini, yang merupakan simbol rangkap mengenai sidang-sidang Wasiat Lama dan Wasiat Baru menunjukkan mereka itu sebagai satu sidang. Sesuai dengan itu, maka tabiatnya dalam kedua periode sejarah itu secara dramatis dilambangkan oleh pribadi orang — pertama, selama 

Periode Sejarah Wasiat Lama.

Beberapa tahun setelah suku-suku bangsa itu melintasi Sungai Yordan dan menetap di “tanah perjanjian”, maka kerajaan mereka mulai merosot dari kondisi kerohaniannya yang tinggi. Pada akhirnya, dalam masa pemerintahan Sulaiman Tuhan berfirman kepada Yeroboam : “Aku akan memecahkan kerajaan itu dari tangan Salomo, dan akan Ku karuniakan sepuluh suku bagimu : ...... karena sebab mereka telah meninggalkan Daku.” 1 Raja-Raja 11 : 31, 33.

Keputusan ini baru dilaksanakan setelah kematian Salomo, sewaktu sepuluh suku itu, karena memberontak melawan Rehoboam, mereka telah memanggil Yeroboam dan “..... mengangkatnya menjadi raja atas semua Israel .....” 1 Raja-Raja 12 : 20. Tetapi “..... seluruh isi rumah Yehuda, bersama-sama dengan suku Benyamin .....”(ayat 21), tetap setia kepada Rehoboam, putera Salomo. Demikianlah halnya kerajaan itu dibagi, sepuluh suku itu, yaitu kerajaan Israel, mengambil bagian utara dari “tanah perjanjian itu”, dan kedua suku itu, yaitu kerajaan Yehuda, mempertahankan bagian sebelah selatannya.

Tetapi keputusan itu yang berbunyi : “..... aku akan memecahkan busur panah Israel (para penghulu dari kerajaan sepuluh suku itu)

di lembah Yizriel” (Hosea 1 : 5), belum digenapi sampai kemudian setelah Yehu “membantai semua orang yang tertinggal dari isi rumah Ahab di (lembah) Yizriel, dan segala orang-orang besarnya, dan sahabat-sahabatnya, dan imam-imamnya, sampai tidak seorangpun yang tertinggal baginya.”2 Raja-Raja 10 : 11.

“Demikianlah halnya Yehu membinasakan Baal dari antara Israel, ..... tetapi ..... tiada Yehu memperhatikan untuk berjalan dalam hukum Tuhan Allah Israel dengan segenap hatinya : ….. Pada zaman itu Tuhan mulai mengurangi Israel : maka dipalu Hazael akan mereka itu pada seluruh pesisir pantai Israel; ….. sampai kemudian Tuhan menyingkirkan Israel sama sekali dari pemandangan-Nya, sesuai yang telah difirmankan-Nya oleh perantaraan semua hamba-Nya nabi-nabi. Demikianlah halnya Israel dibawa pergi ..... ke Assyria ….. dan di dalam kota-kota orang Medi.” 2 Raja-Raja 10 : 28, 31, 32; 17 : 23; 18 : 11. Dengan inilah berlaku amaran sebelumnya yang berbunyi : “Aku ..... akan mengakhiri kerajaan dari isi rumah Israel itu.” Hosea 1 : 4.

Belum berapa tahun setelah tercerai-berainya kesepuluh suku bangsa itu, “..... telah datang Sanherib, raja Assyria menyerbu semua kota benteng orang-orang Yehuda, lalu mengalahkan mereka ….. Maka raja Assyria itu mengutus Tartan dan Rabsaris, dan Rabsakih ….. dengan sebuah bala tentara besar menyerang Yerusalem .....” 2 Raja-Raja 18 : 13, 17.

“Maka terjadilah, setelah raja Hizkiah mendengar akan hal itu, maka dikoyak-koyakkanlah pakaiannya, lalu dipakaikan oleh baginda akan dirinya dengan kain karung, lalu masuklah ia ke dalam rumah Tuhan ..... dan ..... berdoalah ia ke hadapan Tuhan, dengan mengatakan : Ya Tuhan Allah Israel,

yang tinggal di antara cherubium, Engkaulah Allah, dan hanya Engkau atas segala kerajaan di bumi. Engkau telah menjadikan langit dan bumi ..... sebab itu kini, ya Tuhan Allah kami, aku memohon kepada-Mu, selamatkanlah oleh-Mu akan kami daripada tangannya, supaya semua kerajaan di bumi dapat mengetahui, bahwa Engkaulah Tuhan Allah, yaitu Engkau saja.”

“Kemudian daripada itu telah diutus oleh Yesaya bin Amos kepada baginda raja Hizkiah, yang mengatakan : Demikianlah firman Tuhan Allah Israel, bahwa apa yang sudah kau mohonkan kepada-Ku itu terhadap Sanherib raja Assyria sudah Ku dengar .....”

“Maka jadilah pada malam hari itu juga, bahwa malaikat Tuhan telah keluar, dan membunuh di dalam perkemahan orang-orang Assyria itu seratus delapan puluh lima ribu orang; maka setelah mereka itu bangun pagi-pagi sekali, bahwasanya, sekalian mereka itu sudah menjadi mayat.” 2 Raja-Raja 19 : 1, 15, 19, 20, 35.

Oleh campur tangan Ilahi ini, maka Tuhan menggenapi janji-Nya yang berbunyi : “Tetapi Aku akan mengasihani isi rumah Yehuda, dan Aku akan menyelamatkan mereka itu oleh Tuhan Allah mereka, dan Aku akan menyelamatkan bukan dengan busur panah, ataupun oleh pedang ataupun oleh peperangan, oleh kuda, ataupun oleh orang-orang penunggang kuda.” Hosea 1 : 7.

Walaupun dengan adanya kemurahan yang besar ini, Yehuda ternyata tetap saja berdosa dengan sangat hebatnya melawan Dia : “Maka Tuhan Allah nenek moyang mereka itu telah mengutus kepada mereka oleh perantaraan para utusan-Nya, yang bangkit tepat pada waktunya, lalu pergi; karena sayanglah Ia akan umat-Nya, dan akan tempat kediaman-Nya :

tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, dan meremehkan segala firman-Nya, dan ditertawakannya segala nabi-Nya, sampai kehangatan murka-Nya naik melawan umat-Nya, sehingga ia itu tidak terpadamkan lagi. Sebab itu Ia telah mendatangkan atas mereka itu raja orang Kasdim, yang telah membunuh segala orang muda mereka dengan pedang di dalam rumah tempat kesucian mereka, dan tiada Ia menaruh kasihan terhadap orang muda ataupun kaum wanita, orang tua, ataupun orang yang sudah terbungkuk-bungkuk karena tuanya; Ia menyerahkan sekalian mereka itu ke dalam tangannya.”

“Maka semua bejana rumah Allah, baik besar maupun kecil, dan perbendaharaan-perbendaharaan rumah Tuhan, dan perbendaharaan-perbendaharaan raja dan para penghulunya; sekaliannya ini di bawanya ke Babilon.  Lalu dibakar habis oleh mereka akan rumah Allah itu, dan dirubuhkannya pagar tembok Yerusalem, dan membakar semua istananya dengan api, dan dibinasakannya semua bejana-bejananya yang bagus-bagus.”

“Maka mereka yang telah luput dari pedang dibawanya pergi ke Babilon; maka di sana mereka itu menjadi hamba baginya dan bagi anak-anaknya sampai kepada pemerintahan raja Persia.” 2 Tawarikh 36 : 15 – 20.

Sesudah masa perhambaan yang ditentukan itu, maka terkenang kembali Allah akan janji kemurahan-Nya kepada mereka, maka “........ digerakkan Tuhan akan roh Koresh raja Persia itu, sehingga dibuat olehnya sebuah pemberitahuan ke seluruh kerajaannya, dan juga diberikannya secara tertulis, yang mengatakan, Demikianlah titah Koresh raja Persia, bahwa Tuhan Allah di sorga telah mengaruniakan kepadaku segala kerajaan di bumi; maka telah diperintah-Nya aku membangunkan bagi-Nya sebuah rumah

di Yerusalem, yang di tanah Yehuda.” “Dan rumah ini selesai pada hari yang ketiga dari bulan Adar, yaitu dalam tahun keenam dari pemerintahan raja Darius.” 2 Tawarikh 36 : 22, 23; Ezra 6 : 15.

Dalam berbuat demikian itu Allah kembali menepati janji-Nya kepada Yehuda. Tetapi kesepuluh suku bangsa itu, yaitu Israel, tidak dilepaskan-Nya, sehingga dengan demikian genaplah firman-Nya yang berbunyi : “Aku tidak akan lagi menaruh kasihan atas isi rumah Israel.” Hosea 1 : 6.

“Kini setelah dilepaskannya Lo-ruhamah dari susu, maka mengandunglah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki. Kemudian firman Allah kepadanya, Namailah akan dia Lo-ammi : karena kamu bukanlah umatKu, dan Aku tidak mau menjadi Allahmu.” Hosea 1 : 8, 9.

Sungguhpun demikian, walaupun kemurahan besar Tuhan yang berulang-ulang dan kelepasan-kelepasan yang indah baginya itu, dosa-dosa Yehuda yang terus menerus itu pada akhirnya telah menghantarkannya selengkapnya kepada penyangkalan Dia oleh karena menyangkal satu-satunya Putera-Nya Yang Tunggal itu sebagai berikut : “Maka berteriaklah mereka itu sekalian secara serempak, katanya : ‘Enyahkanlah orang ini, dan lepaskanlah bagi kami Barabas’.” Lukas 23 : 18. Demikianlah yang diperbuat oleh kemurtadan Yehuda yang pada akhirnya mendatangkan atasnya kutukan yang berbunyi : “....... kamu bukanlah umat-Ku, dan Aku tidak mau menjadi Allahmu.” Hosea 1 : 9.

Sedemikian jauh dalam kiasan ini dapat kita saksikan sejarah sidang sampai kepada penyaliban Kristus. Sekarang adalah penting untuk memastikan apakah kiasan itu juga berisikan sejarah dari 

Periode Wasiat Baru.

Sementara di dalam Pasal Satu dari khayalnya Hosea menggambarkan keadaan sidang yang tercemar oleh perzinahannya dalam

sejarah Yahudi, maka di dalam pasal dua secara berkaitan ia menggambarkan keadaan sidang yang tercemar oleh perzinahannya di dalam sejarah Kristen.

“Katakanlah olehmu kepada Saudara-Saudaramu laki-laki, Ammi; dan kepada Saudara-Saudaramu perempuan, Ruhamah. Mohonlah dengan sangat pada ibumu, mohonlah : karena ia bukanlah istri-Ku, Aku juga bukanlah suaminya : sebab itu hendaklah ia menanggalkan segala persundalannya dari pemandangannya, dan segala perzinahannya dari antara kedua buah dadanya; supaya jangan Aku menelanjanginya, dan manaruh akan dia sama seperti pada hari ia lahir, dan membuatnya seperti sebuah padang belantara, dan menaruhnya seperti suatu tanah yang kering, lalu membunuhnya dengan kehausan.”

“Dan Aku tidak akan menaruh kasihan terhadap anak-anaknya; karena mereka itu adalah anak-anak dari persundalan. Karena ibu mereka telah berbuat zinah : ia yang melahirkan mereka  itu telah berbuat malu : karena katanya, aku hendak pergi mengikuti kekasih-kekasihku yang memberi kepadaku rotiku dan airku, bulu dombaku dan kain khasahku, minyakku dan minumanku.” Hosea 2 : 1 – 5.

Dalam sejarah Kristen sidang telah memulai dalam suatu kondisi kerohanian yang jauh lebih menguntungkan daripada dalam sejarah Yahudi. Disamping itu ia sudah akan dapat mengambil manfaat dari contoh kejatuhan orang-orang Yahudi itu. Namun sebagaimana ayat-ayat yang baru diucapkan itu mengungkapkan, ia ternyata sama sekali lalai berbuat demikian itu. Sebagai gantinya, maka seperti halnya setelah kematian Yosua orang-orang Yahudi mulai pergi meninggalkan Allah mereka, maka demikian pula setelah kematian rasul-rasul, orang-orang Kristenpun juga hanyut. Dalam menurunkan standar Kristen lalu meninggikan kekapiran, maka sidang telah bermain mata dengan kekapiran. Dalam cara ini mengandung dan melahirkan orang-orang yang disebutnya bertobat itu, “ia ..... telah berbuat malu”, demikianlah firman Tuhan, “karena katanya, aku hendak pergi mengikuti kekasih-kekasihku,

yang memberi kepadaku rotiku dan airku, bulu dombaku dan kain kasahku, minyakku dan minumanku.”

Perasaan-perasaan ini yang ia pantulkan melalui sikapnya, bahwa setiap calonnya bagi keanggotaan, bahkan juga orang-orang yang tidak sepenuhnya bertobat kepada Kristus, bagaimanapun harus dibaptiskan ke dalam persekutuan keanggotaan yang teratur; dalam pada itu tunjangan keuangan mereka akan meneruskan pekerjaan Allah.

Alasan seperti ini adalah sama dengan alasan dari gadis kecil itu yang dengan penuh kegembiraan mengatakan kepada ibunya : “Lihat Ibu! Saya memperoleh untung besar dari pedagang keliling itu! Karena keranjang buah cheri yang penuh ini saya dikira sudah memberikan seberat satu pound wol, tetapi gantinya memberikan semuanya wol, saya telah menyembunyikan gelang emasmu di dalam keranjang itu!”

Memberikan keanggotaan gereja kepada orang-orang yang belum memperlihatkan “buah-buah pertobatan” adalah suatu pameran ketangkasan yang jauh lebih mahal daripada menukar buah-buah cheri yang seolah-olah beratnya dinilai dalam emas. Disamping tindakan yang bodoh ini oleh menghambur-hamburkan saham-saham milik perseroan sidang, orang tidak mungkin dapat mulai menghitung-hitung berapa besarnya biaya daripada pengaruh demoralisasi yang dilakukan oleh “para pemegang saham” subversif yang sedemikian ini terhadap umat Allah yang sejati. Oleh kebodohan-kebodohan yang sedemikian ini, maka sidang yang mula-mula secara tidak sadar telah meneruskan rencana penabur Benih Yang Jahat itu, dan juga telah mendatangkan atas dirinya sendiri Zaman Kegelapan agama itu. Namun, bahkan walaupun oleh akibat yang mengerikan yang seharusnya sudah mengajarkan kepadanya pelajaran yang tak terlupakan ini untuk menyucikan semangat jiwanya bagi pembangunan suatu keanggotaan sidang yang lahir dari

Roh saja, ia ternyata masih tetap tidak menghiraukan karena

Semangat Jiwanya Untuk Mendapatkan Jumlah–Jumlah Keanggotaan Yang Besar.

Suatu nafsu untuk meningkatkan jumlah keanggotaan tanpa diikuti tanggung jawab yang setaraf bagi penyuciaan mereka — yaitu “kelahiran kembali” dari mereka —  bukanlah berasal dari Roh Kristus, melainkan sebaliknya berasal dari hati yang jahat, yang mengatakan : “Aku hendak pergi mengikuti kekasih-kekasihku, yang memberi kepadaku rotiku dan airku, bulu dombaku dan kain kasahku, minyakku dan minumanku.” Sifat mementingkan diri, ambisi dan gelojoh — sekaliannya ini adalah tangan kanan penolong milik Setan.

Kalau saja sidang Kristen yang mula-mula itu telah maju terus dalam kasihnya yang mula-mula bagi penyelamatan jiwa-jiwa dan bagi kemajuan kerajaan Kristus sebagai ganti memperbesarkan jumlah keanggotaannya, maka usaha-usaha musuh dengan lalang-lalangnya itu tidak pernah mungkin dapat menginfiltrasi (memasuki secara diam-diam) ke dalam barisan-barisannya. Namun semangat jiwanya bagi kesucian sudah merosot, dan ia telah menyerahkan dirinya kepada meningkatkan target-target sebagai tujuan — yaitu suatu keuntungan diri sendiri. “Sesungguhnya”, demikian kata nabi itu, “mereka adalah anjing-anjing yang gelojoh yang tidak pernah dapat kenyang, dan mereka adalah gembala-gembala yang tidak dapat mengerti; sekalian mereka memandang kepada jalannya sendiri-sendiri, masing-masing bagi keuntungannya sendiri, sesuai pandangannya.” Yesaya 56 : 11.

Alangkah mengerikan pelajaran ini! Tidak pernah kemakmuran sidang harus dicari dalam emas dan perak, dan tidak pernah sidang dapat berdiri dalam kebijaksanaan dan kemampuan manusia! Walaupun uang menduduki tempat penting dalam perekonomiannya, namun itu bukanlah kebutuhannya yang sangat mendesak. Atas kesetiaannya kepada pekabaran itulah dengan mana ia telah dipercayakan, bergantung satu-satunya

keberhasilannya yang nyata. Panggilan kepada orang-orang yang dapat dipercaya oleh Allah, dan ke atas siapa Ia dapat menuangkan Roh-Nya dengan sebebas-bebasnya; yaitu orang-orang yang akan berdiri benar sesuai prinsip walaupun seluruh dunia berbalik menentang mereka; yaitu orang-orang yang dalam iman akan bangkit sampai kepada segala ketinggian untuk mana Kristus meminta : “Janganlah kuatir akan hidupmu, apa yang harus kamu makan, atau apa yang harus kamu minum; jangan juga kuatir akan tubuhmu, apa yang harus kamu pakai ..... (Karena segala perkara inilah yang dicari oleh orang-orang Kapir) karena Bapa Semawimu tahu bahwa kamu membutuhkan segala perkara ini. Tetapi carilah dahulu olehmu kerajaan Allah itu dan kebenaran-Nya, maka segala perkara ini kelak akan dipertambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kuatir akan hari esok; karena hari esok itu akan memikirkan perkara-perkaranya sendiri.” Matius 6 : 25, 32 – 34.

Semua orang yang ikut berjalan dalam kecenderungan sidang Kristen yang merosot itu, yang berpaling dari jalan Tuhan, dan yang pergi berjalan dalam “suatu jalan yang tampaknya benar bagi seseorang” (Amsal Sulaiman 14 : 12), akan mengalami 

Tongkat Dari Hukuman Allah.

“Bahwasanya, Aku akan memagari jalannya dengan duri, dan Aku akan membuatkan sebuah pagar tembok, sehingga kelak ia tidak akan menemukan jalan-jalannya. Maka ia akan pergi mengikuti kekasih-kekasihnya, tetapi ia kelak tidak akan dapat mengejar mereka; dan ia akan berusaha mencari mereka, tetapi tidak akan menemukan mereka; maka ia akan mengatakan, Aku hendak pergi dan kembali kepada suamiku yang pertama; karena dahulu itu adalah lebih baik bagiku daripada sekarang ini. Karena tidak diketahuinya bahwa Aku telah memberikan kepadanya gandum, dan air anggur, dan minyak, dan telah Ku lipat-gandakan emas dan peraknya, yang mereka sediakan bagi Baal.” Hosea 2 : 6 – 8.

Apabila sidang hanyut bersama-sama dengan aliran dunia ini, jauh daripada Tuhan, maka Ia tidak lagi dapat memberkatinya, supaya jangan Ia melarikannya lebih cepat mengalir ke bawah menuju kepada kebinasaannya. Satu-satunya jalan agar Ia dapat kemudian menyelamatkannya dan menghantarkannya kembali kepada diri-Nya, ialah menarik kembali bantuan tangan-Nya daripadanya sampai kelak ia menemukan dirinya terbentur pada batu karang kebodohannya sendiri, dengan pembalasan ombak-ombak kejam yang menghantam pada kedua belah sisinya. Hanya pada waktu itulah baru ia mau menyambut suara-Nya.

Metode Allah dalam menghantarkan kembali sidang-Nya kepada kesadaran terhadap dirinya sendiri akan kondisinya yang berbahaya itu digambarkan dalam perumpamaan Kristus mengenai anak yang boros. Seandainya bapanya telah menolak permintaan anak itu untuk pergi, maka anak itu sudah akan selamanya kecewa dengan suatu perasaan yang diyakininya bahwa ayahnya itu tidak adil, dan tidak seorangpun akan berhasil menginsyafkannya bahwa ayahnya bukan menghalanginya daripada kesempatan memperoleh untung yang besar itu dan dari sebuah nama bagi dirinya sendiri. Tetapi pengalaman pahitnya sepanjang jalan penderitaan yang mengecewakan itu mengajarkan kepadanya pelajaran penting dalam hidupnya, karena tidak ada satupun yang lain yang pernah dapat mengajarkannya kepada dirinya.

Perumpamaan ini melukiskan dengan tepat betapa bijaksana Allah menghadapi sidang dalam segala kebodohannya, dan bagaimana kesombongan dirinya dan kebijaksanaan Laodikea menghalanginya mengambil manfaat dari pengalaman orang-orang lain.

Gantinya ia berhasil mengejar (mengkristenkan) para kekasihnya, mereka justru berhasil  menangkapnya (mengkapirkannya). Ia “tidak akan berhasil menemukan mereka”, sebab ia telah gagal menyelamatkan

mereka. Pada akhirnya, sesudah pergi berfoya-foya menghabiskan semua hartanya, maka ia hendak kembali dengan penuh penyesalan kepada Suami yang pertama – Tuhan. Untuk mempercepat kembalinya, maka Tuhan mengejarnya di padang belantara, sehingga demikianlah menggenapi firman-Nya sebagai berikut :

“Sebab itu Aku hendak kembali, dan melalukan gandum-Ku pada masanya, dan air anggur-Ku pada musimnya, dan Aku hendak mengambil kembali buluh domba-Ku dan kain kasah-Ku yang telah diberikan untuk menutupi ketelanjangannya. Maka sekarang Aku hendak menemukan percabulannya di hadapan mata kekasih-kekasihnya, dan tidak seorangpun akan kelak melepaskan dia dari tangan-Ku. Aku juga akan menghentikan semua kegembiraannya, semua hari-hari rayanya, semua bulan barunya, dan segala sabatnya, dan semua pesta-pestanya perayaan pentingnya.” Hosea 2 : 9 – 11.

Sama seperti halnya Allah menghukum dia di zaman dahulu dengan cara membiarkan Nebukhadnezar, raja Babil, menghapuskan upacara bayangan itu oleh membinasakan Yerusalem kuno berikut kaabahnya, maka demikian itu pula Ia menghukumnya dalam sejarah Kristen dengan cara membiarkan Romawi menguasainya dan menggantikan upacara agamanya yang benar dengan suatu tiruan ciptaan Romawi – yaitu suatu keimamatan Kapir dan suatu sabat kekapiran. Maka genaplah firman-Nya yang berbunyi : “Aku juga hendak menghentikan semua kegembiraannya, hari-hari rayanya, bulan-bulan barunya, segala sabatnya, dan semua pesta-pesta perayaan pentingnya.”

Oleh karena peraturan-peraturan ini (hari-hari rayanya, segala sabatnya dan sebagainya) adalah bagian dari “suatu nubuatan injil yang padat, suatu penyajian dalam mana terikat janji-janji penebusan itu.” (The Acts of the Apostles, p. 14), dan karena simbol Hosea telah menghantarkan kita ke dalam sejarah Kristen, maka dihentikannya peraturan-peraturan itu

melambangkan (merupakan contoh dari) usaha Romawi menggantikan Kebenaran. Juga, kepada Daniel, telah diperlihatkan, bahwa ini akan dilaksanakan oleh perantaraan Romawi, “tanduk yang sangat besar itu”, “yang mencampakkan ke bawah ..... sampai ke tanah” Kebenaran dan tempat dari kaabah-Nya (Kristus).” Daniel 8 : 11, 12.

Perhatikanlah bahwa “Kebenaran” itu dan “tempat” itu, bukan tempat kesucian itu sendiri, yang “dicampakkan ke bawah”; Artinya, baik Kebenaran Kristus maupun tempat-Nya di dalam kaabah di bumi disingkirkan, supaya pengetahuan dari hal pekerjaan pembelaan-Nya menjadi gelap. (Bagi penjelasan yang lebih terperinci terhadap Daniel 8 dan 9, bacalah buku Tongkat Gembala jilid II, dan Traktat No. 3, Pehukuman dan Penuaian).

“Maka Aku hendak membinasakan pokok-pokok anggurnya”, demikianlah firman Tuhan, “dan pokok-pokok aranya, dari mana ia telah mengatakan, Sekaliannya ini adalah semua upahku yang sudah kuterima dari kekasih-kekasihku : maka aku hendak menjadikan sekaliannya itu suatu hutan, maka segala binatang di padang akan memakannya. Dan aku hendak membalas atasnya segala hari Baalim, dalam mana ia telah membakar dupa bagi mereka itu, dan ia telah menghiasi dirinya dengan anting-anting dan perhiasan-perhiasan (pameran duniawi), dan ia telah pergi mengikuti kekasih-kekasihnya (dunia), dan melupakan Daku, demikianlah firman Tuhan. Sebab itu, tengoklah, Aku hendak membujuknya, dan menghantarkannya ke dalam padang belantara (jauh dari kebun anggur – di antara orang-orang Kapir), dan berbicara dengan bebas kepadanya.” Hosea 2 : 12 – 14.

Ramalan ini telah dibuat lebih dari seribu tahun lamanya sebelum perempuan itu kehilangan kebun anggurnya, dan sebelum ia “melarikan diri ke dalam padang belantara, di mana ia memperoleh suatu tempat yang telah disediakan Allah baginya, supaya mereka memeliharakannya di sana seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.” Wahyu 12 : 6.

Tetapi selagi ia berada di sana dalam pelariannya meninggalkan tanah airnya, maka Allah “berbicara dengan bebas kepadanya.” Dengan perkataan lain, ia, seperti halnya anak yang boros itu, harus mengalami suatu pengalaman pahit, dan merindukan kembali untuk pulang, sebelum Tuhan dapat berbuat sesuatu baginya. Demikianlah pada akhir masa pengasingannya tawaran kasih dan kemurahan Tuhan akan menggerakan di dalam hatinya suatu jalinan penyambutan yang sungguh-sungguh.

Sebagaimana sudah kita saksikan, simbol ini menunjukkan sidang Kristen yang diberkahi dengan kebenaran mengenai tempat kesucian (Hosea 2 :11). Dan karena Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dikenal sebagai satu-satunya gereja yang memegang ajaran itu, maka nyatalah bahwa nubuatan simbolis ini dari hal sejarah sidang akan menghantarkan kita ke tahun 1844 ini kepada berdirinya Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Dengan sendirinya, kiasan itu kini mengungkapkan keadaan kondisinya yang sekarang, dan nasehat Allah kepadanya.

Lagi pula, karena kenyataan bahwa terungkapnya pasal-pasal ini kini adalah untuk pertama kalinya ke hadapan perhatian kita, maka selanjutnya akan terbukti bahwa pelajaran-pelajaran yang terkandung di dalamnya adalah jelas diperuntukkan bagi sidang pada jam ini; yang pertama daripadanya untuk dipikirkan ialah pelajaran dari hal 

Lembah Akhor Contoh. 

“Aku akan memberikan kepadanya segala kebun anggurnya semenjak saat itu, dan lembah Akhor bagi sebuah pintu pengharapan.” Hosea 2 : 15.

Apapun juga arti dari “Lembah Akhor” itu, ia itu tak lain adalah “pintu pengharapannya” — yaitu satu-satunya jalan keluar dari

kesulitannya. Untuk mengetahui mengapa itu adalah pintu pengharapannya dengan sendirinya merupakan perhatian yang sangat mendesak.

Hanya tiga kali di dalam Alkitab “lembah Akhor” itu disebut : sekali dalam penempatan yang sebenarnya (Yosua 7 : 24, 26), dan dua kali dalam penempatannya secara simbolis (Yesaya 65 : 10; Hosea 2 : 15). Suatu penyelidikan terhadap penempatannya yang sebenarnya itu akan memberikan kepada kita kunci yang akan membuka pengertian daripada penempatan simbolis itu.

Kota yang pertama jatuh ke dalam tangan orang-orang Israel sewaktu mereka menyeberangi Sungai Yordan ialah Yerico. Perintah yang diberikan kepada Yosua adalah agar kota itu berikut setiap makhuk hidup yang ada di dalamnya dibinasakan, yaitu dibakar dengan api, tetapi “semua perak, dan emas, dan bejana-bejana tembaga dan besi .....” supaya “disucikan bagi Tuhan” dan dibawa “masuk ke dalam perbendaharaan Tuhan.” Yosua 6 : 19.

“Tetapi bani Israel telah melanggar dengan sengaja dalam hal barang tumpasan itu”, dan sebagai akibatnya, maka mulailah mereka dikalahkan oleh musuh-musuh mereka, sehingga oleh karenanya “Yosua mengatakan, ‘Ya Tuhan Hua, mengapa Engkau sudah menyuruh orang banyak ini menyeberangi Yordan, supaya kami diserahkan ke tangan orang Amori, untuk membinasakan kami? Aduh baiklah jika kiranya kami sudah puas tinggal di seberang Yordan! Ya Tuhan, apakah yang akan hamba katakan, setelah Israel membalik-belakang di hadapan musuh-musuh mereka? Karena orang-orang Kanani dan semua penduduk tanah itu akan mendengarnya, sehingga mereka akan mengepung kami, dan dihapuskannya nama kami dari

muka bumi; maka apakah yang hendak Engkau perbuat bagi nama-Mu yang besar?’”

“Maka firman Tuhan kepada Yosua, Bangkitlah berdiri; apa gunanya engkau tersungkur demikian? Israel telah berdosa, dan mereka telah juga mendurhaka melawan perjanjian-Ku yang sudah Ku perintahkan kepada mereka : karena mereka telah mengambil barang terkutuk itu, dan mereka juga telah mencuri, dan juga telah menyembunyikan, dan mereka telah menaruhnya di antara harta miliknya sendiri.”

“Sebab itu bani Israel tidak dapat bertahan di hadapan musuh-musuh mereka, melainkan mereka membalik belakang di hadapan musuh-musuh mereka, sebab mereka itu telah dikutuk : tiada lagi Aku hendak menyertai kamu, jika tidak kamu membinasakan yang terkutuk itu dari antaramu. Bangkitlah berdiri, sucikanlah bangsa itu, dan katakanlah kepada mereka, Sucikanlah dirimu bagi esok hari : karena demikianlah firman Tuhan Allah Israel, Ada sesuatu perkara yang terkutuk terdapat di tengah-tengah kamu, hai Israel : tiada dapat kamu tahan berdiri di hadapan musuh-musuhmu, sebelum kamu membuang  perkara yang terkutuk itu dari antaramu.”

“Sebab itu pada pagi hari hendaklah kamu dibawa datang sesuai dengan masing-masing sukumu, maka hendaklah suku yang ditunjuk Tuhan itu datang kelak sesuai masing-masing keluarganya, dan keluarga yang ditunjuk Tuhan itu datang seorang demi seorang.” Yosua 7 : 1, 7 – 14.

“Maka Akhan ..... telah diambil.” Lalu “sahutnya kepada Yosua, katanya, Benar hamba telah berdosa melawan Tuhan Allah Israel, dan

begini dan begitu yang sudah hamba perbuat; sewaktu hamba melihat di antara barang-barang jarahan itu sehelai kain Babilonian yang indah dan dua ratus syikal perak, dan sebuah kerunsang emas yang lima puluh syikal beratnya, maka inginlah hamba akan dia, lalu mengambilnya; maka, tengoklah, sekaliannya itu disembunyikan di dalam tanah di tengah-tengah kemah hamba, dan perak itu pun ada di bawahnya.”

“Maka diambil Yosua dan sekalian orang Israel itu akan Akhan bin Zerah, dan akan segala perak dan kain yang indah-indah, dan kerunsang emas, dan segala anaknya laki-laki, dan anak-anaknya perempuan, dan akan segala lembunya, dan keledai-keledainya, dan domba-dombanya, dan kemahnya, dan segala sesuatu miliknya, lalu dibawa mereka itu akan sekaliannya itu turun ke Lembah Akhor.”

“Maka kata Yosua : Mengapa engkau mendatangkan celaka atas kami? Tuhan akan membinasakan engkau hari ini juga. Lalu segenap orang Israel melontari dia dengan batu, dan membakar sekalian mereka itu dengan api, setelah sudah mereka melontari sekaliannya itu dengan batu.” Yosua 7 : 18, 20, 21, 24, 25.

Pada masa yang khidmat itu Akhan adalah satu-satunya orang berdosa di dalam perkemahan itu, namun karena dosanya, maka suluruh bangsa sudah hampir jatuh dan demikianlah nama Allah yang besar itu dipermalukan di depan mata orang-orang Kapir.

Tuhan dalam menangani perkara itu dengan Yosua mengungkapkan, bahwa hamba-hamba-Nya harus berjaga-jaga dengan penuh kewaspadaan supaya jangan ada satupun kejahatan masuk ke dalam barisan mereka, dan supaya semua firman-Nya oleh perantaraan nabi-nabi-Nya itu benar-benar ditakuti seolah-olah Dia sendiri yang sedang berbicara langsung kepada orang banyak itu.

Pada waktu Yosua mengumumkan bahwa “ada terdapat sesuatu perkara terkutuk di tengah-tengah kamu, hai

Israel” (Yosua 7 : 13), maka bukannya langsung Akhan mengakui kesalahannya, tetapi bahkan ia menyembunyikannya selama mungkin. Setelah pada akhirnya ia itu ditelanjangi di depan umum dan ia ditangkap, barulah ia “menjawab kepada Yosua, katanya, Benar hamba sudah berdosa melawan Tuhan Allah Israel.” Tetapi sayang, ia itu kemudian sudah sangat terlambat bagi Allah baik untuk menyambut pengakuannya dan mengampuni dosanya ataupun untuk menegakkan kembali umat-Nya jika tidak mereka menggenapi kewajiban mereka untuk menghukum orang berdosa dengan tegas sesuai dengan cara yang sudah Ia anjurkan.

“Sekarang semua perkara ini yang telah berlaku bagi mereka itu adalah bagi contoh-contoh teladan : maka sekaliannya itu tertulis sebagai nasehat bagi kita, terhadap siapa akhir dunia ini akan datang. Sebab itu barangsiapa yang menyangka dirinya berdiri hendaklah ia memperhatikan supaya jangan ia jatuh.” 1 Korintus 10 : 11, 12.

Sebab itu lembah Akhor dari Yosua pasal enam dan tujuh adalah merupakan sebuah contoh bagi lembah Akhor dari Hosea pasal dua.

Dengan kunci itu di sini di dalam tangan, maka kita kini akan membuka rahasia yang bertalian dengan “pintu pengharapan itu”, dan mencari untuk menemukan pelajaran Kebenaran Sekarang apa yang ada terdapat di dalam 

Lembah Akhor Contoh Saingan Itu.

Kalau saja tulisan pehukuman yang penting ini bukan dimaksudkan bagi “suatu teladan”, maka Allah tidak akan menunjukkan tempat yang tepat dari pehukuman atas Akhan itu. Sebab itu pelaksanaan hukumannya di lembah Akhor itu harus menunjukkan ke depan kepada masa pelaksanaan hukuman contoh saingan di dalam sidang Kristen. Karena itu lembah Akhor contoh saingan ini,

yaitu pintu pengharapannya, tak lain hanya menunjuk kepada kebinasaan orang-orang berdosa, yaitu lalang-lalang yang ada di tengah-tengahnya, yaitu anak-anaknya yang tidak sah itu. (Baca buku Testimonies, vol. 5, p. 80).

Jelaslah, contoh itu menunjukkan bahwa selama pembersihan ini Allah akan membinasakan bukan saja setiap orang berdosa yang ada di antara umat-Nya, melainkan juga keluarga-keluarga mereka berikut semua harta milik mereka sertanya. “Saringan itu sedang bergerak”, demikian kata Roh Kebenaran. “Janganlah kita mengatakan : ‘Tahan dahulu tangan-Mu Ya Allah. Sidang harus dibersihkan, dan ia itu akan dibersihkan.” “Dan aku tampak bahwa Tuhan sedang mengasah pedang-Nya di dalam Sorga untuk menumpas mereka itu. Oh kiranya setiap anggota yang suam itu dapat menyadari akan pekerjaan pembersihan yang Allah sedang akan laksanakan di antara para anggota umat-Nya.” Testimonies, vol. 1, pp. 100, 190.

Contoh itu juga menunjukkan bahwa Allah akan menjalankan “pekerjaan pembersihan ini …… di antara umat-Nya”, tepat sebelum ia mempercayakan kepada mereka pekabaran-Nya yang paling terakhir untuk disampaikan kepada dunia — yaitu pekabaran tentang “hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu” (Maleakhi 4 : 5). Kuasa dari hari yang mengerikan ini akan menerangi bumi dengan kemuliaannya (Wahyu 18 : 1), dan akan memungkinkan umat-Nya untuk kembali menguasai tanah perjanjian contoh saingan itu — yaitu bumi. Jadi ketika benda yang tak berharga dihabiskan, maka sidang “yang berpakaikan kelengkapan senjata terang dan kebenaran, ..... akan masuk menghadapi perjuangannya yang terakhir ..... dan pengaruh kebenaran itu akan membuktikan kepada dunia sifatnya yang menyucikan

dan memuliakan .....” Testimonies to Ministers, pp. 17, 18.

Demikianlah “Injil kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia bagi suatu kesaksian kepada segala bangsa; lalu kemudian akan datang kesudahan.” Matius 24 : 14.

Sekaliannya ini — yaitu pembersihan sidang yang sebentar lagi akan datang, keluarnya Seruan Keras dari Pekabaran Malaikat Yang Ketiga, dan pengembalian kerajaan itu di tanah nenek moyang kita, bersama-sama dengan kemenangan yang menyusul atas segala bangsa, —- contoh itu menuntut sekaliannya ini; menuntut sekaliannya itu karena Akhan dihukum mati dan perkemahan itu dibebaskan dari orang-orang berdosa sebelum Israel kuno dapat menaklukkan “tanah perjanjian” itu.

Sesuai dengan itu, maka setelah pembersihannya, sesudah ia mematuhi seruan Yesaya 52 : 1, kemudian “dipakaikannya senjata kebenaran Kristus, maka sidang akan masuk menghadapi perjuangannya yang terakhir.” ‘Indah bagaikan bulan, cerah bagaikan matahari, dan hebat bagaikan sebuah bala tentara dengan panji-panjinya’, ia akan maju terus ke seluruh dunia dengan kemenangan dan untuk memenangkan.” Prophets and Kings, p. 725.

Nabi Yehezkiel juga telah diberikan sebuah khayal dari hal pembersihan sidang yang terakhir ini. Nubuatannya mengungkapkan bahwa setiap orang yang gagal memperoleh tanda, atau meterai, akan dibantai oleh “lima orang itu”, dan bahwa semua orang, “tua maupun muda, baik wanita-wanita muda, maupun anak-anak kecil, dan wanita-wanita” “sekaliannya akan binasa bersama-sama” (Testimonies, vol. 5, p. 211; Yehezkiel 9 : 6), sama seperti yang dicontohi

oleh kebinasaan Akhan — “teladannya” itu.

Rangkaian fakta-fakta yang tak dapat dibantah ini hanya akan mengukuhkan pendirian Roh Nubuatan, bahwa “pemeteraian hamba-hamba Allah ini adalah sama dengan apa yang diperlihatkan kepada Yehezkiel dalam khayal”; bahwa “umat Allah yang sejati ..... akan selalu berdiri pada pihak yang jujur  dan penanganan yang jelas terhadap dosa-dosa yang mudah sekali menimpa umat Allah. Terutama sekali dalam pekerjaan penghabisan bagi sidang, dalam masa pemeteraian mereka yang seratus empat puluh empat ribu itu .....” Tetimonies to Ministers, p. 445; Testimonies, vol. 3, p. 266.

Perhatikanlah betapa tegasnya kesaksian yang disebut di atas menempatkan pembersihan sidang itu sebelum pekerjaan Injil berakhir, dan segera sebelum Seruan Keras dari pekabaran Malaikat Yang Ketiga itu dibunyikan. Ia itu secara jelas menegaskan, bahwa “pekerjaan penghabisan bagi sidang” ialah “masa pemeteraian mereka yang seratus empat puluh empat ribu itu.” Dan dari kenyataan bahwa mereka ini adalah “buah-buah pertama”, membuktikan bahwa pekerjaan ini bagi sidang adalah permulaan daripada “penuaian itu”, dan bahwa sesudah mereka itu dimeteraikan dan sidang dibersihkan, maka suatu rombongan buah-buah kedua akan dihimpunkan, karena dimana tidak terdapat pengumpulan yang kedua, maka pengumpulan “yang pertama” pun tidak mungkin ada.

Penuaian rangkap ini akan dikemukakan juga di dalam Wahyu pasal tujuh. Setelah memandang akan pengumpulan itu, yaitu pemeteraian seratus empat puluh empat ribu buah-buah pertama itu, maka Yohanes melihat pengumpulan berikutnya terhadap “rombongan besar

orang banyak itu” keluar dari segala bangsa (ayat 9) — yaitu buah-buah kedua itu.

Karena masih terus berkembang masalah pembersihan ini, maka Roh Nubuatan mengungkapkan bahwa “orang-orang yang telah membuktikan dirinya tidak setia kelak tidak akan dipercayakan mengawasi kawanan domba itu.” Tetapi “Tuhan memiliki hamba-hamba yang setia, yaitu mereka yang dalam masa kegoncangan dan ujian akan muncul ke depan.” Dengan perkataan lain, sesudah hamba-hamba penempatan pertama yang gagal menyesuaikan dirinya bagi tugas pelayanan itu disingkirkan, sehingga oleh karenanya sidang dibersihkan, maka Allah kelak  akan “memunculkan keluar” hamba-hamba-Nya yang setia dan benar, yaitu mereka yang dapat Ia percayakan sebagai pembantu-pembantu gembala atas kawanan domba-Nya.

Dalam hubungan yang sama ini pun Roh Nubuatan juga mengamarkan, bahwa “hari-hari pembersihan sidang itu sedang datang dengan segeranya. Allah hendak memiliki suatu umat yang bersih dan benar. Dalam penyaringan yang kuat yang segera akan jadi itu, kita hendaklah lebih baik mampu mengukur kekuatan Israel. Tanda-tanda mengungkapkan bahwa masa itu sudah dekat apabila Tuhan akan menyatakan bahwa kipas-Nya sudah ada di tangan-Nya, dan Ia hendak membersihkan seluruh lantai-Nya. ..... Orang-orang yang menaruh percaya pada kemampuan berpikir, pada pemikiran-pemikiran istimewa, atau pada bakat, kelak tidak akan berdiri pada waktu itu pada kepemimpinan orang banyak. Mereka tidak mengatur langkahnya sesuai terang itu. Orang-orang yang telah membuktikan dirinya tidak setia kelak tidak akan dipercayakan mengawasi kawanan domba. Dalam pekerjaan besar yang terakhir itu hanya sedikit orang-orang besar akan terlibat di dalamnya. Mereka adalah orang-orang yang merasa cukup sendiri, terlepas dari Allah, maka Ia tak dapat memakai mereka. Tuhan memiliki hamba-hamba yang setia, yaitu mereka yang dalam masa kegoncangan

dan ujian akan muncul keluar.” Testimonies, vol. 5, p. 80.

Kata-kata, “membersihkan seluruh lantai-Nya” menunjukkan suatu pembersihan yang mutlak yang akan meninggalkan tanpa cacat, tanpa kerut, ataupun sesuatu yang sedemikian lainnya. Bukan sampai “pekerjaan pembersihan” ini diselesaikan baru dapat Allah mengatakan secara masuk akal kepada orang-orang yang berada di Babel : “Keluarlah daripadanya, hai umat-Ku, supaya jangan kamu mengambil bagian segala dosanya, dan supaya tidak kamu menerima segala celakanya.” Wahyu 18 : 4. Memang, sekiranya Ia tidak akan berbuat yang  lebih baik daripada hanya menghantarkan mereka itu ke dalam suatu tempat yang lain di mana dosa masih juga tetap melimpah, Ia akan jauh lebih baik meninggalkan saja mereka di tempatnya semula. Pekerjaan terakhir bagi sidang ini, karena adalah sedemikian besar pentingnya, maka selanjutnya dijelaskan di dalam nubuatan Maleakhi pasal tiga.

Dari hal pembersihan yang akan datang ini, yang mengilhami harapan dan menggembirakan hati bagi orang-orang benar, tetapi penuh menyusahkan secara mengerikan bagi orang-orang jahat, nabi itu menyatakan sebagai berikut : “Ia akan secara tiba-tiba datang ke kaabah-Nya (sidang itu atau “lantai”), ..... tetapi siapakah yang dapat tahan pada hari kedatangan-Nya itu?  Dan siapakah yang kelak dapat berdiri apabila kelihatanlah Ia? Karena Ia adalah bagaikan suatu api pembersih, dan bagaikan sabun binara; maka Ia akan duduk bagaikan seorang pembersih dan pemurni perak; dan Ia akan menyucikan bani Lewi, dan membersihkan mereka itu seperti emas dan perak, supaya mereka dapat mempersembahkan kepada Tuhan suatu persembahan dalam kebenaran.” Maleakhi 3 : 1 – 3.

Dalam menjelaskan kata-kata injil ini, maka penerbitan Gereja (yang diterbitkan dan dimiliki oleh Organisasi yang juga disahkan dan digunakan oleh Departement Sekolah Sabat di seluruh dunia dalam tahun 1929), yaitu Isaiah, the Gospel Prophet, vol. 3, p. 49, mengatakan : “ayat 20 (Yesaya 59), Juruselamat akan datang ke Sion.” Ini bukanlah kedatangan yang di dalam awan-awan itu, melainkan kedatangan ke sidang. Dan apabila Ia datang, maka Ia akan melaksanakan pekerjaan yang disebut di dalam Maleakhi 3 : 1 – 3.

Pengungkapan resmi ini terhadap ayat itu menunjukkan, bahwa dalam tahun 1929 Organisasi telah mengajarkan, bahwa nubuatan Maleakhi pasal tiga yang menyajikan suatu pekerjaan pembersihan yang menyeluruh itu, adalah suatu pekabaran bagi sidang.

Sambil meneruskan bertolak dari pengungkapan Maleakhi tentang pembersihan bani Lewi itu, maka pelajaran itu akan membawa kita kepada hukum mengenai 

Anak Sulung, Buah-Buah Pertama.

Dalam rencana Allah sejak mulanya, maka anak sulung dari setiap keluarga akan dijadikan pelayan-pelayan kaabah. Oleh sebab itu, maka “anak sulung” secara daging adalah merupakan contoh daripada anak sulung yang berasal dari Roh.

Maka sungguhpun dari anak sulung contoh itu telah lepas warisan keimamatan kepada orang-orang Lewi, namun dalam pengembalian segala perkara yang akan datang, dalam masa Periode Davidian yang terakhir itu (Kisah Rasul-Rasul 15 : 16), jabatan ini akan dikembalikan kepada anak sulung contoh saingan, yaitu buah-buah pertama dari penuaian (Wahyu 14 : 4), karena mereka adalah “hamba-hamba dari Allah kita.” Wahyu 7 : 3. Oleh sebab itu,

maka pemgembalian ini akan menyusul

Pembaharuan Mereka Secara Mutlak, Yang Berakibat Dalam Keamanan Yang Sempurna.

Jika dengan hanya seorang Akhan di dalam perkemahan, Israel di zaman Yosua didapati tidak berdaya untuk berdiri menghadapi orang-orang Kapir, maka harapan apakah yang dipunyai Israel masa kini dengan beratus-ratus Akhan (Testimonies, vol. 5, p. 157) yang ada di tengah-tengahnya, untuk berdiri sepanjang “masa kesusahan, yang sedemikian itu belum pernah ada semenjak berdirinya sesuatu bangsa” yang sedang mendekat itu? Hari ini seperti halnya kemarin, akan ada baginya hanya satu “pintu pengharapan” — yaitu “lembah Akhor itu”. Di sana dalam menempatkannya bebas dari orang-orang berdosa untuk selama-lamnaya, maka Allah akan menghantarkannya keluar sambil ia menyanyi bergembira seperti di masa “muda”nya dan seperti pada hari sewaktu ia keluar “dari tanah Mesir”.

“Maka akan jadi kelak pada hari itu, demikianlah firman Tuhan, bahwa engkau akan memanggil Aku Ishi, dan tidak akan lagi memanggil Aku Baali!” Hosea 2 : 16.

Ia kelak kemudian tidak lagi memanggil-Nya, “Tuanku”, melainkan sebaliknya, “Suamiku.” Karena hubungan dengan seorang suami adalah lebih dekat daripada hubungan dengan seorang Tuan, maka itu menunjukkan suatu peningkatan kepada suatu hubungan yang lebih intim dan berjalan dengan Allah. Dan bahwa peningkatan ini adalah akibat langsung dari reformasi, adalah terbukti dalam kata-kata berikut ini:

“Karena Aku akan menyingkirkan dari mulutnya nama-nama Baalim, sehingga mereka itu kelak tidak lagi diingat oleh namanya.” Hosea 2 : 17.

Ini adalah karena mereka memiliki ”nama Bapa mereka  yang tertulis di dalam dahi mereka .....

Dan di dalam mulut mereka tidak didapati tipu; karena mereka adalah tidak bersalah di hadapan tahta Allah.” Wahyu 14 : 1, 5.

Apabila Allah telah mengambil umat-Nya melalui “proses pembersihan dan penyucian” ini (Testimonies, vol. 3, p. 541), dan telah menghantarkan mereka keluar sebagai emas bersih yang tujuh kali telah dimurnikan dengan sanganya dibakar untuk selama-lamanya, maka Ia akan mampu menggenapi janji-Nya sebagai berikut :

“Maka pada hari itu Aku akan membuat suatu perjanjian bagi mereka itu dengan binatang-binatang di padang, dan dengan segala unggas di langit, dan dengan binatang-binatang yang melata di tanah; maka Aku akan mematahkan busur panah dan pedang dan peperangan dari atas bumi, dan Aku akan membuat mereka itu berbaring dengan sentosa.” Hosea 2 : 18.

Meskipun adanya kegembiraan dan kemuliaan yang tertinggi yang tak tertandingi yang dikemukakan oleh pekabaran pengharapan ini ke hadapan malaikat sidangnya orang-orang Laodikea, yang sedang menjaga kakidian, yaitu sidang, namun ia masih saja

Menyerang Melawan Pekabaran Itu.

Jika sekiranya umat Allah cukup merasakan dan menyadari akan ketidak-siapan mereka untuk menghadapi krisis besar yang akan datang, dan sekiranya mereka sedikit saja dapat melihat diri mereka seolah-olah berdiri di depan mulut naga itu, maka mereka sudah akan gementar dan pingsan karena ketakutan. Tetapi, sayang, selubung ketidaksadaran yang menutup mereka itu adalah sedemikian rupa besarnya sehingga dia yang datang sebagai sebuah tanda harapan dan kelepasan itu, gantinya disambut dengan penuh terima kasih, ternyata malahan diserang dengan demikian ganasnya seolah-olah ia adalah suatu hantu kejam atau sesuatu kuntilanak atau sesuatu raksasa berkepala ular; dan semuanya itu karena mereka tidak mengetahui akan jam kebinasaan mereka, apabila Tuhan akan

membinasakan mereka itu dalam murka-Nya dan menyelamatkan orang-orang benar dalam 

Kemurahan–Nya.

Dari kenyataan bahwa nama-nama dari anak-anak Hosea dalam khayal Hosea itu adalah Lo-Ruhamah (tidak dikasihani) dan Lo-Ammi (bukan umat-Ku) sewaktu melambangkan masa periode Wasiat Lama, menunjukkan, sebagaimana terlihat sebelumnya, bahwa Allah tidak lagi dapat memperpanjang kemurahan kepada para anggota sidang-Nya. Demikian itulah sewaktu Ia menghukum mereka oleh perantaraan orang-orang Kapir, maka orang-orang yang tidak bersalah pun sama ikut menderita dengan orang-orang yang bersalah. Tetapi nama-nama Ruhamah (kemurahan) dan Ammi (umat-Ku) menunjukkan, bahwa kini dalam masa periode akhir zaman, Ia akan menaruh kemurahan atas mereka itu dengan cara membinasakan orang-orang jahat saja, dengan menyelamatkan semua orang benar.

“Bahwasanya, hari-hari itu datang demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan menaburi rumah Israel dan rumah Yehuda dengan benih manusia, dan dengan benih binatang. Dan akan jadi kelak, bahwa seperti sudah Ku awasi mereka itu, untuk mencabut, dan untuk merusak, dan untuk membuang, dan untuk membinasakan, dan untuk menyusahkan; demikian itulah Aku akan mengawasi mereka itu, untuk membangun, dan untuk menanam, demikianlah firman Tuhan. Pada masa itu mereka tidak akan lagi mengatakan : Bapa-bapa sudah memakan buah anggur yang asam, dan gigi-gigi anak-anaknya sudah menjadi ngilu. Tetapi setiap orang akan mati karena kejahatannya sendiri; setiap orang yang makan buah anggur yang asam, gigi-giginya akan menjadi ngilu.” Yeremia 31 : 27 – 30.

Sebab itu jalaslah, bahwa para anggota sidang dalam kedua masa periode itu adalah digambarkan oleh dua anak

yang sama itu juga, yaitu Lo-Ruhamah dan Lo-Ammi, terkecuali yang hidup dalam masa periode kemudian nama-nama mereka telah dirubah.

Kata-kata Injil yang berbunyi : “Ia akan menyanyi di sana (dalam masa periode Wasiat Baru) seperti pada masa mudanya (seperti dalam masa keadaannya yang pertama dalam masa periode Wasiat Lama), dan seperti pada hari sewaktu ia keluar dari tanah Mesir” (Hosea 2 : 15), memperlihatkan bahwa pengalaman umat Allah zaman dahulu sewaktu keluar dari Haran, dan keluar dari Mesir, akan diulangi pada waktu ini : “Maka kelak akan ada sebuah jalan raya bagi umat-Nya yang sisa, yang akan tertinggal dari Assyiria; sama seperti halnya Israel pada hari sewaktu ia keluar dari tanah Mesir.” Yesaya 11 : 16. Demikianlah pada hari itu kelak Cabang Tuhan akan menjadi indah dan mulia, dan buah bumi akan menjadi sempurna dan menarik bagi mereka yang telah luput dari Israel.

“Maka akan jadi kelak, bahwa barangsiapa yang tertinggal di Sion, dan dia yang menetap di Yerusalem itu, akan disebut suci, yaitu setiap orang yang ada tertulis namanya di antara orang-orang hidup di Yerusalem; apabila Tuhan kelak sudah mencuci kotoran dari segala puteri Sion, dan kelak sudah membersihkan darah Yerusalem dari tengah-tengahnya oleh roh hukum, dan oleh roh pembakaran.”

“Maka Tuhan akan menciptakan di atas setiap tempat tinggal di gunung Sion, dan di atas segala perhimpunannya,

sebuah awan dan asap pada siang hari, dan sebuah api yang bernyala-nyala yang menyinari pada malam hari; karena di atas segala kemuliaan akan ada sebuah pertahanan. Maka akan ada sebuah tabernakel bagi naungan pada siang hari dari panas, dan bagi suatu tempat berlindung, dan bagi tempat berteduh dari angin ribut dan dari hujan.” Yesaya 4 : 2 – 6.

Terulangnya kembali Allah memimpin pergerakan eksodus yang mulia ini oleh perantaraan tongkat gembala, menunjukkan bahwa Ia akan kembali menggunakan metoda yang sama untuk menghantarkan Israel modern keluar dari segala bangsa. Dimana orang-orang Yahudi gagal untuk membuat kerajaan mereka menjadi sebuah model kerja dari Kerajaan Ketuhanan, yang dilantik khusus untuk menyatakan kuasa Allah, lalu dengan demikian membalikkan dunia kepada Iman mereka yang termahal itu, maka pergerakan kerajaan yang ada sekarang harus berhasil. Segala rencana Allah tidak mengenal kegagalan pada akhirnya; cepat ataupun lambat, sekaliannya itu akan dilaksanakan. (Lihat buku Patriarchs and Prophets, p. 283).

Demikian halnya di waktu ini, dalam contoh saingan, “maka suara Tuhan berseru-seru kepada negeri itu (sidang), maka orang yang bijaksana (orang yang dapat diajar) akan melihat kemuliaanmu : dengarlah olehmu akan tongkat, dan akan Dia yang telah menentukannya.” Mikha 6 : 9. “Dan oleh seorang nabi Tuhan telah menghantarkan Israel keluar dari Mesir, maka oleh seorang nabi ia dipeliharakan.” Hosea 12 : 13.

Sebab itu jalaslah, bahwa Allah akan mengasihani semua orang yang datang berlindung di bawah kekuasaan Tongkat-Nya di waktu ini, yang mengakui dosa-dosa mereka dan yang mencari kemurahan. Tetapi Ia tidak akan menaruh kasihan atas orang yang

mendurhaka, bahkan juga tidak terhadap orang yang mengingini

Baju Babilonian Di Waktu Ini.

Pemilikan secara gelap “baju Babilonian yang indah-indah” itu oleh Akhan adalah merupakan contoh dari kelas anggota-anggota sidang yang mengingini gaya dan mode-mode duniawi yang diingini sekarang, sewaktu Israel masa kini sedang akan memasuki tanah perjanjian itu. Maka harga yang telah dibayarnya itu, merekapun akan membayar. (Bacalah Yesaya 3 : 16 – 26). Dan bukan saja mereka akan membayarnya, tetapi juga semua orang yang ikut berjalan di dalam langkah-langkah berikutnya dari Akhan,

Yang Mengingini Perak Dan Emas.

Pengambilan uang Tuhan oleh Akhan melambangkan kelas anggota-anggota gereja yang mengingini “perak” dan “emas” yang telah Ia pisahkan tersendiri bagi diri-Nya, dan oleh karenanya mereka telah merampok Allah akan harta milik-Nya sendiri, yaitu perpuluhan-perpuluhan dan persembahan-persembahan. Orang-orang yang menahan harta milik kepunyaan-Nya lalu memilikinya untuk digunakan sesuai dengan kebijaksanaannya sendiri, juga orang-orang yang menindas “orang-orang upahan dalam upah-upah mereka, perempuan janda, dan anak-anak piatu, dan yang mengesampingkan orang asing daripada haknya, dan yang tidak takut akan Tuhan, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam” (Maleakhi 3 : 5), sedang melakukan perbuatan-perbuatan Akhan, dan karena itulah mereka “dikutuk dengan suatu kutuk : ..... bahkan juga seluruh bangsa ini.” Maleakhi 3 : 9.

Perpuluhan-perpuluhan dan persembahan-persembahan adalah harta milik Tuhan, maka orang-orang yang menyangka bahwa mereka dapat sedemikian memanipulasikan sekaliannya itu demi untuk memenuhi apa saja yang diinginkannya, mereka sedang menipu dirinya sendiri, bukan Allah, karena perintah-Nya adalah : “Bawalah olehmu semua

perpuluhan-perpuluhan ke dalam rumah perbendaharaan, supaya kiranya ada tersedia makanan di dalam rumah-Ku” Maleakhi 3 : 10. Rumah perbendaharaan adalah satu-satunya tempat yang ditunjuk di mana seseorang dapat menghantarkan perpuluhan-perpuluhan dan persembahan-persembahan lalu melepaskan dari pikulannya beban tanggung jawabnya yang berat yang dilakukan oleh seorang penatalayan yang setia. Berbuat sebaliknya daripada semuanya itu, akan meninggalkan tanggung jawab seseorang di dalam lembaran buku sorga yang tergores merah, walaupun ia mungkin menyediakan uang-uang itu bagi sesuatu perbuatan kebajikan yang sangat bermanfaat. Oleh sebab itu, selagi dosa itu masih ada hari ini, maka larilah menyelamatkan diri dari dosa Akhan ini sebelum terlambat untuk selama-lamanya. “Selagi aku hidup, demikianlah firman Tuhan Hua, Aku tidak menyukai akan kematian orang jahat itu; melainkan agar supaya orang jahat itu berbalik daripada jalannya lalu hidup; berbaliklah kamu, berbaliklah kamu daripada segala jalanmu yang jahat, karena mengapakah kamu hendak mati, hai isi rumah Israel?” Yehezkiel 33 : 11.

Barangsiapa yang pada waktu ini hendak mendengar suara-Nya dan tidak mengeraskan hatinya seperti pada hari hasutan itu, akan dibuat-Nya menjadi

Hamba-Hamba-Nya Di Masa Depan.

“Bukan oleh kuat, dan juga bukan oleh kuasa, melainkan oleh Roh-Ku, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.” Zakharia 4 : 6. Dengan perkataan lain, para pekerja itu akan “diajarkan justru oleh dorongan Roh-Nya, dan bukan oleh latihan-latihan lahiriah pada lembaga-lembaga ilmu pengetahuan ..... Allah akan menyatakan bahwa Ia tidak akan bergantung pada orang-orang terpelajar, yaitu orang-orang fana yang mementingkan diri sendiri.” “Orang-orang yang terlemah dan yang ragu-ragu di dalam sidang, akan kelak jadi seperti Daud – yaitu rela berbuat dan berani.” Testimonies, vol. 5, pp. 81, 82.

Lagi pula, “Aku akan mengambil orang-orang yang buta huruf, orang-orang yang tidak dikenal”, demikianlah firman Tuhan, “lalu menggerakkan mereka itu dengan Roh-Ku, untuk melaksanakan segala maksud hati-Ku dalam pekerjaan penyelamatan jiwa-jiwa. Pekabaran kemurahan yang terakhir akan disampaikan oleh suatu umat yang mencintai dan takut akan Daku.” Review and Herald, September 21, 1905. “Ia akan menggunakan orang-orang bagi penyelesaian maksud hati-Nya, yaitu mereka yang akan ditolak oleh sebagian saudara-saudara karena tidak cakap untuk ikut dalam pekerjaan itu.” Review and Herald, February 9, 1895.

Kepada para pekerja ini Tuhan dengan penuh kemurahan sedang mengatakan : “Maka orang-orang asing akan berdiri lalu memberi makan segala kawanan dombamu, dan anak-anak lelaki orang helat (mereka yang bukan dari rombongan 144. 000 itu) akan mengusahakan sawahmu dan akan menjadi penunggu kebun anggurmu. Tetapi kamu akan disebut Imam-Imam Tuhan; orang-orang akan memanggilmu Pendeta-Pendeta dari Allah kita; engkau akan makan segala kekayaan orang-orang Kapir, dan dalam kemuliaan mereka engkau akan menyombongkan dirimu sendiri.” Yesaya 61 : 5, 6. Betapa suatu kesempatan istimewa yang tertinggi untuk mampu tidak mengakui seorangpun tuan yang lain selain Kristus, dan untuk hanya ikut dalam pekerjaan-Nya dan hidup dari kekayaan-Nya.

Karena dinas kependetaan ini, yang mana “belum pernah ada yang sama dengannya, juga tidak akan ada lagi sesudahnya, sampai bertahun-tahun lamanya dari banyak generasi kemudian” (Yoel  2 : 2), akan bebas dari semua rintangan keduniawian, maka jangan lagi seorangpun berlambatan dalam memanfaatkan peralihan ini yang pada akhirnya akan menemukan dia terlibat hati dan jiwa dalam “pekerjaan penghabisan Tuhan bagi sidang”, yaitu pengumpulan “buah-buah pertama” yang akan dimeteraikan dari antara orang-orang hidup. Dan sementara menyerahkan

dirinya kepada pekerjaan ini, maka pada saat yang sama iapun akan mempersiapkan dirinya sendiri untuk menyampaikan pekabaran itu dalam masa “Seruan Keras”, yang mana penyucian sidang — kelepasan orang-orang yang termeterai dan kebinasaan orang-orang yang tidak termeterai itu -- akan menghantarkan masuk, dan yang akan diberitakan oleh orang-orang yang akan disucikan itu.

Hendaklah setiap orang dengan bijaksana memanfaatkan peralihan yang mendesak ini dengan cara sedikit demi sedikit membatasi dia mengejar kepentingan-kepentingannya sendiri, dan secara meningkat mengejar kepentingan-kepentingan Tuhan. Dengan cara ini, maka setiap orang akan terus menanjak mulai dari usaha sendiri yang kosong dan masa lalu yang tidak menggembirakan, sampai kepada masa depan usaha Ilahi yang penuh dan mulia, yang kelak akan menyerukan “mulai dari ujung bumi ..... nyanyian-nyanyian, yaitu kemuliaan bagi orang-orang yang benar.” Yesaya 24 : 16.

Roh Nubuatan mengatakan : “Marilah kuceritakan kepadamu, jika sekiranya hatimu ada dalam pekerjaan itu, dan engkau memiliki iman dalam Allah, maka engkau tidak perlu bergantung pada persetujuan dari seseorang pendeta ataupun dari sesuatu umat; jika engkau pergi langsung bekerja dalam nama Tuhan, dalam cara yang sederhana melakukan apa saja yang engkau dapat mengajarkan kebenaran itu, maka Allah akan meneguhkan kamu. Kalau saja pekerjaan itu tidak sedemikian itu dibatasi oleh sesuatu halangan di sini dan di sana, bahkan di lain pihak pun suatu halangan, maka ia itu sudah akan maju dalam kebesarannya. Ia itu sudah akan pergi pertama-tama dalam kelemahan; tetapi Allah dari sorga itu hidup.” Review and Herald, April 16, 1901 (Baca juga Testimonies, vol. 7, p. 25).

Saudara-Saudaraku, jika engkau memilih untuk memperoleh bagian dalam pekerjaan yang terbesar ini, yaitu tindakan memahkotai dalam penebusan dunia ini, maka engkau harus secepatnya sekarang bersiap-siap. Janganlah kekuatiran-kekuatiran akan hidup ini merampas daripadamu mahkota kehidupan yang kekal itu. Janganlah menawarkan maaf-maaf untuk tidak melakukan sesuatu perobahan; janganlah berdiri di pihak orang-orang itu yang mengatakan : “Saya sudah membeli sebidang tanah, maka saya harus pergi dulu untuk melihatnya : saya mohon kiranya dimaafkan”; atau, “saya telah membeli lima pasang lembu, maka saya akan pergi dulu mengujinya : saya mohon kiranya saya dimaafkan”; atau, “saya baru menikah, dan sebab itulah saya tak dapat datang.” Lukas 14 : 18 – 20. ”Karena semua yang ada di dalam dunia ini, yaitu napsu keinginan daging, dan napsu keinginan mata, dan kesombongan hidup ini, bukan dari Bapa asalnya, melainkan dari dunia ini. Maka dunia akan berlalu berikut napsu keinginannya; tetapi orang yang melakukan kehendak Allah akan tinggal untuk selama-lamanya.” 1 Yohanes 2 : 16, 17.

Oleh sebab itu, maka selagi masih berkecimpung dalam kedudukanmu sekarang, pergilah kamu ke dalam kebun anggur Tuhan itu, maka sementara kepentinganmu di sana bertumbuh, hendaklah segala kepentingan pribadimu menyusut sampai kelak engkau menemukan dirimu selengkapnya berpisah dari sekaliannya itu dan bergabung kepada segala kepentingan Tuhan.

Roh Nubuatan mengatakan : “Waktu itu sudah singkat, maka segala kekuatan kita harus diorganisasikan untuk melaksanakan suatu tugas yang lebih luas. Para pekerja adalah diperlukan, yaitu mereka yang mengerti akan kebesarannya pekerjaan itu, dan yang akan ikut di dalamnya, bukan untuk memperoleh upah, melainkan karena sadar akan betapa dekatnya

kesudahan itu. Waktu menuntut keberdayagunaan yang lebih besar dan pengabdian yang lebih dalam. Ya, saya sangat dipenuhi dengan pokok masalah ini sehingga saya berseru kepada Allah : ‘Bangkitkanlah dan suruhkanlah utusan-utusan yang dipenuhi dengan perasaan tanggung jawab mereka, yaitu utusan-utusan yang di dalam hatinya pendewaan diri sendiri yang merupakan landasan dari segala dosa itu telah disalibkan’.” Testimonies, vol. 9, p. 27.

Tetapi karena penuaian itu adalah luas, dan para pekerja sedikit, maka sorga terpaksa “menyelesaikan pekerjaan itu, dan memperpendekkannya dalam kebenaran” (Roma 9 : 28). Sebab itu Tuhan sendiri kini akan 

Mengawasi Kawanan Domba Itu.

“Maka Aku akan bertunangan dengan dikau untuk selama-lamanya,” demikianlah firman Tuhan, “bahwasanya, Aku hendak meminang engkau bagi-Ku dalam kebenaran, dan dalam keadilan, dan dalam kasih sayang, dan dalam segala kemurahan. Aku juga akan meminang engkau bagi-Ku dalam kesetiaan : maka engkau akan mengenal Tuhan.” Hosea 2 : 19, 20.

“Mereka yang percaya pada Tuhan akan kelak jadi seperti gunung Sion, yang tidak dapat dipindahkan, melainkan tinggal tetap untuk selama-lamanya. Sebagaimana gunung-gunung mengelilingi Yerusalem, maka demikian pula Tuhan berada mengelilingi umat-Nya kemudian dari sekarang sampai selama-lamanya.” Mazmur 125 : 1, 2.

“Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa Aku akan dengar, demikianlah firman Tuhan, Aku akan mendengarkan segala langit, dan mereka akan mendengarkan bumi.” Hosea 2 : 21.

Sementara kalimat yang berbunyi : “Aku akan mendengarkan segala langit”, menunjukkan bahwa Ia berada di bumi, maka kalimat yang mengatakan : “Mereka akan mendengarkan bumi”, menunjukkan bahwa “oleh perantaraan malaikat-malaikat akan terdapat komunikasi

yang tetap di antara sorga dan bumi.” Testimonies, vol. 9, p. 16.

Ia “akan mengunakan cara-cara dan sarana oleh mana itu akan terlihat, bahwa Ia sedang memegang kendali pemerintahan di dalam tangan-Nya sendiri. Para pekerja akan menjadi heran oleh alat-alat sederhana yang akan digunakan-Nya untuk memulaikan dan menyempurnakan pekerjaan kebenaran-Nya.” Testimonies to Ministers, p. 300. Maka demikian itulah Allah akan “mengawasi sendiri kawanan domba itu.” Testimonies, vol. 5, p. 80. (Baca buku Traktat kami No. 1).

Setelah mengawasi anak sulung itu, buah-buah pertama penuaian itu, maka Ia akan menggunakan mereka itu untuk mengumpulkan 

Buah-Buah Kedua.

“Maka bumi akan mendengarkan gandum, dan air anggur, dan minyak; dan mereka akan mendengarkan Yizriel.” Hosea 2 : 22.

Kalimat yang pertama menjelaskan bahwa apabila Tuhan sendiri mengawasi sepenuhnya kawanan domba itu, maka suatu penuaian besar jiwa-jiwa akan dimasukkan ke dalam lumbung, karena bumi akan mendengarkan gandum dan air anggur, dan minyak — yaitu makanan rohani, pekabaran itu. Dan mereka (saudara-saudaranya di dalam sidang dan di dalam dunia) akan mendengarkan “Yizriel” — utusan-utusan itu.

“Maka Aku akan menaburkan dia di bumi bagi-Ku; dan Aku akan mengasihani dia yang tadinya tidak memperoleh kasihan; dan Aku akan mengatakan kepada mereka itu yang tadinya bukan umat-Ku, Kamulah umat-Ku; maka mereka akan mengatakan, ‘Engkaulah Allahku’.” Hosea 2 : 23

Janji yang mengatakan : “Aku akan menaburkan (memperlipatgandakan) dia bagi-Ku di bumi”, selanjutnya berisikan pengukuhan, bahwa akan ada lagi suatu pengumpulan jiwa-jiwa sesudah pembersihan sidang. Karena itulah pekabaran Yizriel menyelesaikan semuanya ini sebelum tertutup pintu kasihan yang terakhir — yaitu bagi dunia.

Fakta demi fakta ini memperjelas bahwa sesudah mereka yang 144.000 itu dimeteraikan dan dipisahkan dari antara orang-orang jahat yang di dalam sidang, maka Allah “akan mengutus ..... mereka kepada segala bangsa”, dimana “mereka akan memberitakan kemuliaan-Nya di antara orang-orang Kapir. Maka mereka akan menghantarkan semua saudaramu bagi suatu persembahan kepada Tuhan dari segala bangsa ..... di dalam suatu bejana yang bersih ke dalam rumah Tuhan.” Yesaya 66 : 19, 20.

Kiasan mengenai keluarga Hosea ini selanjutnya menunjukkan, bahwa dalam zaman pekabaran Yizriel seluruh dunia akan melihat kemuliaan hubungan kekeluargaan antara 

Bapa, Ibu, Dan Anak-Anak.

Karena isteri Hosea melambangkan isteri Tuhan (Hosea 2 : 2), maka Hosea sendiri akan merupakan lambang dari Tuhan. Dan karena istri-Nya ialah sidang-Nya, maka ia dan anak-anaknya melambangkan keluarga besar sidang-Nya — yaitu para pendeta dan para anggota. Ia (perempuan itu) melambangkan para pendeta karena merekalah yang melahirkan orang-orang bertobat, yaitu anak-anak yang terdiri dari para anggota sidang. Kepada Yizriel, putera sulung Hosea dalam khayal itu, datanglah perintah yang mengatakan :

“Katakanlah olehmu kepada saudara-saudaramu laki-laki Ammi; dan kepada saudara-saudaramu perempuan, Ruhamah. Mohonlah dengan sangat pada ibumu,

mohonlah dengan sangat : karena ia bukanlah isteri-Ku, Aku pun bukanlah Suaminya; sebab itu hendaklah ia membuangkan segala persundalannya dari pemandangannya, dan segala perzinahannya dari antara kedua buah dadanya.” Hosea 2 : 1, 2.

Dari kata-kata di atas ini dapatlah kita saksikan bahwa Yizriel, dia yang memperoleh amanat itu, adalah melambangkan seorang nabi yang akan memerintahkan “saudara-saudara lelakinya, Ammi”, dan “saudara-saudara perempuannya, Ruhamah”, untuk pergi kepada “ibu” mereka dan mengajaknya untuk bereformasi. Nama-nama, Ruhamah dan Ammi, menunjukkan seorang saudara lelaki dan seorang saudara perempuan (tunggal), tetapi dalam penugasan kepada Yizriel untuk berbicara kepada mereka itu, Tuhan menunjukkan mereka itu dalam bentuk jamak (lebih dari seorang), — yaitu “saudara-saudara lelaki” dan “saudara-saudara perempuan”, mencakup seluruh anggota sidang.

Sebab itu jelaslah, bahwa Allah telah melantik orang itu yang berasal dari pihak anggota biasa, yaitu Yizriel, sebagai agen pilihan-Nya, yang akan memberitakan pekabaran itu kepada Ammi dan Ruhamah, saudara-saudaranya laki-laki dan perempuan, yang pada gilirannya akan mengajak “ibu” mereka, yaitu pihak kependetaan. Tuhan telah memberitahukan secara jelas rencana prosedur ini karena Ia mengetahui, bahwa mayoritas anggota senantiasa bersandar kepada pendeta-pendeta mereka untuk mendapatkan ungkapan kebenaran, dan karena mereka lupa akan kenyataan yang tragis bahwa “dalam pekerjaan penghabisan” bagi sidang pada setiap masa periode pihak kependetaan telah menghalangi anggota-anggota daripada menyambut Kebenaran yang berkembang, dan bukan membimbing mereka ke dalamnya.

Sesungguhnya “tidaklah cukup dengan memiliki maksud-maksud baik saja; ..... tidaklah cukup dengan hanya berbuat apa yang disangka orang benar saja, atau hanya dengan apa yang dikatakan pendeta kepadanya benar itu saja. Keselamatan jiwanya adalah berbahaya, maka ia harus menyelidiki Firman itu bagi dirinya sendiri.

Betapapun kuat mungkin keyakinan-keyakinannya, betapapun yakin ia bahwa pendeta itu mengetahui apa artinya kebenaran, ini bukanlah landasannya.”

“Orang-orang yang sangat sederhana dan penuh penyerahan di dalam gereja-gereja biasanya yang pertama sekali menyambut pekabaran itu.”

“Kebenaran ini telah berulang kali dilukiskan dalam sejarah sidang ..... banyak dari pengikut-pengikut Kristus menolak untuk menyambut terang dari sorga, maka seperti halnya orang-orang Yahudi di masa lalu, mereka tidak mengetahui akan saat pehukumannya. Karena sebab kesombongan dan ketidakpercayaan mereka, maka Tuhan telah melewati mereka itu, lalu mengungkapkan kebenaran-Nya kepada orang-orang yang seperti gembala-gembala Betlehem dan orang-orang Majus Timur, yang telah menaruh perhatian kepada semua terang yang sudah mereka peroleh.” The Great Controversy, pp. 598, 372, 316.

Dengan kelimpahan bukti-bukti yang dikemukakan di sini kepada semua orang, maka janganlah seorangpun tetap bodoh terhadap sumber kebenaran melalui mana Tuhan mengungkapkan diri-Nya, kalau saja masing-masing mau

Menyelidiki Sendiri Secara Pribadi.

Secara jelas sekali Tuhan kembali memberitahukan, bahwa adalah berbahaya menjadikan “daging sebagai peganganmu” — artinya mempercayakan kepada seseorang tanggung jawab pribadi menyelidiki “sesuatu pekabaran yang datang dalam nama Tuhan.” Masing-masing harus membuktikan bagi dirinya sendiri “segala perkara” dan berpegang teguh pada “mana yang baik”, seperti halnya setiap anak Allah yang benar pernah lakukan. Mereka yang tidak mau mengambil waktu dan tidak mau bersusah payah untuk melakukan hal ini, adalah orang-orang yang tidak jujur kepada dirinya sendiri, atau kepada Allah, maka perhatian mereka terhadap kerajaan

­sorga bukanlah sedemikian seperti yang ditunjukkan dalam perumpamaan orang dagang yang berusaha mencarikan keselamatan bagaikan seolah-olah berusaha mencarikan “mutiara-mutiara yang terbaik” atau “harta benda yang tersembunyi.” Matius 13 : 44, 45. Maka orang-orang yang tidak dapat melihat bagi dirinya sendiri perbedaan antara kebenaran dan kekeliruan, adalah dilambangkan dengan “lima anak dara yang bodoh.” Matius 25 : 2.

Namun masih ada lagi suatu kelas orang-orang yang lain, yang karena berpikiran sombong dan karena takut bahwa oleh datang kepada terang segala kesalahan mereka mungkin akan ditelanjangi, maka mereka menolak melepaskan tanggung jawab pribadi mereka, sehingga akibatnya mereka tetap tinggal dalam kegelapan. Yang lainnya lagi tetap menghindari diri daripada mengabungkan diri secara terbuka dengan orang-orang yang menganjurkan kebenaran yang jelas tetapi tidak disukai itu, karena sebab hal-hal yang tidak menyenangkan, celaan dan penghinaan, dan aniaya yang menyusul pemecatan dari keanggotaan sidang.

Demikianlah dosa-dosa karena prasangka jahat, kesombongan, dan pengecut akan bekerja  bagaikan suatu kanker di dalam hati, yang bersembunyi di bawah permukaan, hanya untuk merampok tuannya daripada kemuliaan yang kekal itu.

“......... mereka itu mabuk, tetapi bukan karena air anggur; mereka berjalan sempoyongan, tetapi bukan karena minuman keras, Karena Tuhan telah menuangkan atasmu roh tidur yang lelap, dan Ia telah menutup matamu; nabi-nabi dan semua penghulumu, yaitu para pelihat itu sudah Ia ditudungi. Dan khayal dari semua (nabi-nabi itu) akan jadi bagimu bagaikan kata-kata dari sebuah buku yang termeterai, yang diserahkan oleh orang-orang kepada seseorang yang

terpelajar, sambil mengatakan : Tolong bacakan ini, tetapi jawabnya : aku tak dapat membacanya, karena ia itu termeterai (tidak penting bagi keselamatan, dan sebagainya, dan sebagainya); maka buku itu disampaikan kepada dia yang tidak terpelajar, sambil mengatakan : Tolong bacakan ini bagiku, tetapi katanya : aku tidak terpelajar (aku harus melihatnya bagini dan begitu dari halnya).”

“Sebab itu Tuhan berfirman, Karena bangsa ini menghampiri Aku dengan mulutnya, dan dengan bibir mereka menghormati Aku, tetapi mereka telah mengalihkan hatinya jauh daripada-Ku, dan perbaktian mereka itu kepada-Ku adalah diajarkan dengan peraturan-peraturan manusia : sebab itu, tengoklah, Aku akan keluar melakukan suatu perbuatan ajaib di antara bangsa ini, yaitu suatu perbuatan ajaib dan suatu tanda heran : karena kepintaran segala orang pandai mereka itu akan binasa, dan pengertian dari semua orang bijaksana mereka itu akan disembunyikan.” Yesaya 29 : 9 – 14.

Dari surat dakwaan ini yang telah disusun oleh Allah melawan orang-orang yang mengaku menjadi milik-Nya dapatlah kita saksikan, bahwa kebodohan mereka itu adalah akibat dari 

Penolakan Mereka Menentang Nabi-Nabi.

Setiap generasi orang-orang Yahudi berikutnya telah menolak nabi-nabi yang hidup, pada saat yang sama mereka juga mengakui dan menghormati nabi-nabi yang mendahului mereka yang telah dibunuh oleh nenek moyang mereka karena para nabi itu berbicara kepada mereka. Demikianlah Yesus mempersalahkan mereka itu dengan mengatakan : “Celaka bagimu, hai ahli-ahli Torat dan orang-orang Parisi, orang-orang munafik! Karena kamu membangun kubur-kubur para nabi, dan menghiasi batu nisan kubur-kubur orang-orang benar, dan mengatakan : Sekiranya kami sudah ada di zaman nenek moyang kami, kami tidak

akan mau ikut serta dengan mereka itu menumpahkan darah para nabi-nabi itu.” Matius 23 : 29, 30.

Kebanyakan orang-orang Kristen pada waktu ini, oleh meremehkan karunia nubuatan dalam sejarah Kristen, dan oleh mengaplikasikan Injil Wasiat Lama kepada hanya umat Allah di zaman lalu, maka mereka telah menolak semua nabi-nabi. Tetapi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sejak lama telah mengakui percaya pada Roh Nubuatan, khususnya kepada pekabaran istimewa yang dalam bagian akhir dari abad yang terakhir ini telah menjelaskan, bahwa malaikat dari Wahyu 18 : 1 itu yang akan menerangi bumi dengan kemuliaannya, masih ada di depan (Early Writings, p. 277), dan bahwa pekabaran dari nabi Eliyah masih akan datang (Testimonies to Ministers, p. 475). Namun, dalam sikap Laodikeanya (perempuan itu), bahwa ia adalah “kaya dan telah berlimpah kekayaannya”, sehingga “tidak memerlukan apa-apa lagi” baik kebenaran maupun nabi-nabi, maka ia memanifestasikan roh yang telah mengendalikan para pemimpin Yahudi dahulu untuk membunuh utusan-utusan Allah, yang telah membuat hampir seluruh dunia Kristen mengesampingkan nabi-nabi itu, sehingga dengan demikian mengajarkan bahwa para nabi-nabi itu berakhir dengan khotbah Yohanes Pembaptis.

Oleh mempicikkan penglihatan manusia sedemikian ini, maka musuh sedang bertekad mempersiapkan jalan bagi sidang untuk menolak hujan akhir itu, sehingga ia tidak akan pernah menerima Pantekosta akhir zaman yang dijanjikan itu.

“Bersukacitalah kelak, hai kamu anak-anak Sion, dan bergembiralah dalam Tuhan Allahmu : karena Ia telah

mengaruniakan kepadamu hujan awal itu secukupnya, dan ia akan menurunkan bagimu hujan, yaitu hujan awal dan hujan akhir dalam bulan yang pertama …….. Maka akan jadi kelak kemudian, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku atas segala manusia; maka anak-anakmu lelaki dan anak-anakmu perempuan akan bernubuat, orang-orang tuamu akan memperoleh mimpi-mimpi, orang-orang mudamu akan melihat khayal-khayal; dan juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan atas hamba-hamba pelayan perempuan pada masa itu Aku akan menuangkan Roh-Ku.” Yoel 2 : 23, 28, 29. (Bacalah juga Traktat No. 2). Semua orang yang membohongi dirinya sendiri mengenai berkat ini, mereka akan memeteraikan nasib celakanya untuk selama-lamanya di dalam 

Lembah Yizriel. 

“Sebutkanlah namanya Yizriel; karena sedikit masa lagi, maka Aku akan membalas darah Yizriel ke atas isi rumah Yehu.” Hosea 1 : 4.

Karena Yizriel melambangkan nabi-nabi yang telah dibunuh, dan juga orang-orang yang kini sedang “dibunuh” (ditolak) oleh semua orang yang meremehkan karunia nubuatan (1 Tesalonika 5 : 20), maka lembah Yizriel itupun adalah merupakan contoh.

Artinya, sebagaimana Yizriel melambangkan nabi-nabi, dan sebagaimana “lembah Akhor” itu (Hosea 2 : 15) melambangkan kebinasaan orang-orang yang bersalah karena dosa Akhan, maka “lembah Yizriel”, yaitu tempat dimana Yehu telah membinasakan para penentang nabi-nabi itu, (Hosea 1 : 5) harus melambangkan kebinasaan orang-orang yang menolak Roh Nubuatan di waktu ini. Mereka itu yang karena demikian ini telah menjadi tidak mampu lalu dihapuskan dari jabatannya sebagai hamba-hamba Tuhan dalam pekerjaan-Nya yang terakhir, mereka akan

digantikan oleh 

Pergerakan Anggota-Anggota Biasa. 

“Katakanlah olehmu (Yizriel) kepada saudara-saudara lelakimu, Ammi; dan kepada saudara-saudara perempuanmu Ruhamah. Mohonlah dengan sangat pada ibumu, mohonlah dengan sangat .....” Hosea 2 : 1, 2.

Di sini dikemukakan suatu pergerakan anggota-anggota biasa yang meliputi laki-laki dan wanita-wanita, yang akan bangkit lalu memberitakan pekabaran reformasi kepada sidang, ibu mereka. Mereka akan meminta sebagai berikut :

“Buangkanlah segala persundalan (mu) dari pemandangan mata (mu), dan segala perzinahan (mu) dari antara kedua buah dada (mu); supaya jangan (Bapa) menelanjangi (mu), dan meletakkan (dikau) seperti pada hari sewaktu (engkau) lahir, dan membuat (mu) bagaikan suatu padang belantara, dan merentangkan (kamu) seperti suatu tanah yang kering, dan membunuh (mu) dengan kehausan.” Hosea 2 : 2, 3.

Melalui nubuatan orang-orang ini dapatlah kita saksikan, bahwa Tuhan pada waktu ini bukan sedang memanggil keluar suatu madzab gereja yang “baru” walaupun pihak kependetaan terus merampas hak-hak keanggotaan dari penganut-penganut yang taat pada pekabaran reformasi ini. Akibatnya, maka demi keberhasilan penyampaian pekabaran reformasi kepada semua gereja, maka telah dipaksakan kepada kita membentuk persekutuan kita sendiri ke dalam sebuah badan pekerja sebagai sebuah pergerakan di dalam pergerakan. Tegasnya, kita akan membatasi secara ketat pekabaran kita hanya kepada organisasi yang tua saja, sama seperti yang dilakukan oleh para rasul-rasul dahulu dengan pekabaran mereka. Untuk selama tiga setengah tahun yang pertama setelah kebangkitan Kristus mereka telah bertugas mengeluarkan semua usaha

mereka demi hanya untuk organisasi induk mereka saja, yaitu yang terakhir dalam masa periode Wasiat Lama. Demikian pula halnya, orang-orang Davidian akan bekerja menggerakkan semua usahanya bagi orangtua mereka, organisasi Laodikea, sebagai yang terakhir dalam masa periode Wasiat Baru.

Sebab itu hendaklah kita bekerja dengan yakin sampai kepada akhirnya bersama-sama sebagai sebuah bala tentara dengan panji-panjinya memberitakan kabar-kabar baik kepada Sion. Kemudian hanya dari hal kitalah akan dikatakan : “Betapa indahnya di atas gunung-gunung terdapat kaki-kaki orang yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan damai; yang membawakan kabar-kabar baik dari hal yang baik, yang memberitakan keselamatan; yang mengatakan kepada Sion, Tuhan Allahmu memerintah!” Yesaya 52 : 7.

Saudara-Saudariku, jika engkau mau ambil bagian dalam pekerjaan yang tak pernah ada tandingan mulianya ini, maka jangan lagi berlambatan dalam mengangkat suaramu untuk membantu mengamarkan kepada “ibu” mengenai apa yang Bapa sedang akan lakukan terhadap 

Anak-Anak Sundalnya --- “Lalang-Lalang Itu”.

Sidang dituduh dengan dosa persundalan yang sangat berbahaya, — yaitu percampuran dengan dunia, — lalu melahirkan “anak-anak sundal” (Hosea 2 : 4), yaitu orang-orang bertobat yang dilahirkan bukan oleh “Roh Kebenaran”, melainkan oleh roh dunia ini.

Mereka ini belum sama sekali terpotong lepas dari keinginan-keinginan hati alamiah dan dari keinginan-keinginan dorongan “pikiran yang berdosa”, yaitu “napsu keinginan mata, dan kesombongan hidup” — yang kesemuanya “bukan dari Bapa asalnya,

melainkan dari dunia ini asalnya.” 1 Yohanes 2 : 16.

Apabila kepada anak-anak sundal ini diajarkan mengenai kesaksian yang tegas, yang akan mendorong mereka untuk meninggalkan dunia dan menyambut seluruh kebenaran, maka secepatnya mereka akan mengungkapkan dirinya sebagai bukan benih-benih dari Allah. Hendaklah reformasi pakaian dan reformasi kesehatan dan suatu penyambutan menyeluruh terhadap Roh Nubuatan, tanpa menyebutkan kesenangan-kesenangan duniawi ataupun dosa-dosa moral, dianjurkan kepada mereka, maka beribu-ribu mereka yang disebut Kristen-Kristen yang baik dalam kedudukan biasa di dalam sidang akan melepaskan keanggotaan mereka.

Hendaklah batu ujian ini digunakan, maka orang-orang yang jujur yang mungkin meragukan hasil-hasilnya, keragu-raguannya itu akan segera dan selengkapnya lenyap untuk selama-lamanya. (Bacalah buku Early Writings, p. 270). Sidang, yang cukup menyadari akan kenyataan ini, tetapi takut bahwa ia akan kehilangan suatu keuntungan diri sendiri yang berupa perpuluhan-perpuluhan dan persembahan-persembahan tatangan jika ia gagal mengumpulkan jumlah keanggotaan yang besar, sesungguhnya mengatakan : “Aku hendak pergi mengikuti kekasih-kekasihku yang memberikan kepadaku rotiku dan airku, bulu dombaku dan kain kassahku, minyakku dan air minumanku. Karena tidak diketahuinya”, demikianlah firman Tuhan, “bahwa Aku telah mengaruniakan kepadanya gandum, dan air anggur, dan minyak dan telah melipatgandakan emas dan peraknya, yang telah mereka sediakan bagi Baal.” Hosea 2 : 5, 8.

“Hanya setelah sidang kelak terdiri dari anggota-anggota yang bersih dan yang tidak mementingkan diri sendiri, barulah dapat ia memenuhi rencana Allah. Terlalu banyak pekerjaan yang terburu-buru yang dilakukan dalam menambahkan nama-nama keanggotaan ke dalam buku sidang. Cacat-cacat

yang serius terlihat pada tabiat-tabiat beberapa orang yang menggabungkan diri dengan sidang. Orang-orang yang menerima mereka ini mengatakan : ‘Kami akan pertama-tama memasukkan mereka ke dalam sidang, dan kemudian baru mereformasikan mereka.’ Tetapi ini adalah keliru. Pekerjaan yang pertama sekali harus dilakukan ialah pekerjaan mereformasikan. Berdoalah dengan mereka, berbicaralah dengan mereka, tetapi janganlah membiarkan mereka itu bergabung dengan umat Allah dalam ikatan persaudaraan sidang sebelum mereka memberikan bukti-bukti yang menentukan bahwa Roh Allah sedang bekerja pada hati mereka itu.” Review and Herald, May 21, 1901, vol. 78, No. 21.

“Demikianlah damai dan sejahtera adalah teriakan dari orang-orang yang tidak akan  pernah lagi mengangkat suara mereka sebagai trompet untuk menunjukkan kepada umat Allah segala pelanggaran mereka dan kepada  isi rumah Yakub segala dosa mereka. Anjing-anjing yang bisu ini, yang tidak mau menyalak, ialah orang-orang yang akan merasakan pembalasan yang adil dari suatu Allah yang murka.” Testimonies, vol. 5, p. 211.

“Sesungguhnya, mereka adalah anjing-anjing yang rakus yang tidak pernah merasa kenyang, dan mereka adalah gembala-gembala yang tidak mampu mengerti. Sekalian mereka itu memandang kepada jalannya sendiri, masing-masing mengejar untungnya sendiri, dari sudut pandangannya sendiri” (Yesaya 56 : 11) -- yaitu kawanan domba yang diawasinya.

Oleh karena dalam gelojoh mereka yang buta para gembala itu telah membiarkan musuh mencampurkan “domba-dombanya” dengan kawanan domba yang baik itu, maka Tuhan kini, dalam usaha penyelamatan-Nya yang terakhir, menugaskan kepada

Pihak Anggota Biasa Untuk Membangunkan Pihak Kependetaan.

yang serius terlihat pada tabiat-tabiat beberapa orang yang menggabungkan diri dengan sidang. Orang-orang yang menerima mereka ini mengatakan : ‘Kami akan pertama-tama memasukkan mereka ke dalam sidang, dan kemudian baru mereformasikan mereka.’ Tetapi ini adalah keliru. Pekerjaan yang pertama sekali harus dilakukan ialah pekerjaan mereformasikan. Berdoalah dengan mereka, berbicaralah dengan mereka, tetapi janganlah membiarkan mereka itu bergabung dengan umat Allah dalam ikatan persaudaraan sidang sebelum mereka memberikan bukti-bukti yang menentukan bahwa Roh Allah sedang bekerja pada hati mereka itu.” Review and Herald, May 21, 1901, vol. 78, No. 21.

“Demikianlah damai dan sejahtera adalah teriakan dari orang-orang yang tidak akan  pernah lagi mengangkat suara mereka sebagai trompet untuk menunjukkan kepada umat Allah segala pelanggaran mereka dan kepada  isi rumah Yakub segala dosa mereka. Anjing-anjing yang bisu ini, yang tidak mau menyalak, ialah orang-orang yang akan merasakan pembalasan yang adil dari suatu Allah yang murka.” Testimonies, vol. 5, p. 211.

“Sesungguhnya, mereka adalah anjing-anjing yang rakus yang tidak pernah merasa kenyang, dan mereka adalah gembala-gembala yang tidak mampu mengerti. Sekalian mereka itu memandang kepada jalannya sendiri, masing-masing mengejar untungnya sendiri, dari sudut pandangannya sendiri” (Yesaya 56 : 11) -- yaitu kawanan domba yang diawasinya.

Oleh karena dalam gelojoh mereka yang buta para gembala itu telah membiarkan musuh mencampurkan “domba-dombanya” dengan kawanan domba yang baik itu, maka Tuhan kini, dalam usaha penyelamatan-Nya yang terakhir, menugaskan kepada

Pihak Anggota Biasa Untuk Membangunkan Pihak Kependetaan.

Dalam usaha untuk menyelamatkan saudara-saudara kita dari pembalasan Allah yang akan datang, yaitu “hari Tuhan yang besar

dan mengerikan itu” (Maleakhi 4 : 5), maka hendaklah setiap orang percaya menyambut akan panggilan Allah, lalu menggabungkan suaranya dengan seruan yang berbunyi : “Bangunlah, bangunlah, kenakanlah kuatmu, hai Sion (dengan cara membuang barang yang terkutuk itu dari antaramu); kenakanlah pakaian-pakaian perhiasanmu (kebenaran Kristus), hai Yerusalem, kota suci; karena kemudian daripada ini (setelah kamu melakukan sedemikian ini) tidak akan lagi masuk ke dalammu orang-orang yang kulup dan mereka yang najis.” Yesaya 52 : 1.

“Maka pada hari itu orang-orang tuli akan kelak mendengarkan segala perkataan buku itu, dan mata orang-orang buta akan melihat dengan tidak kabur dan tidak lagi gelap. Orang-orang yang lembut hatinya pun akan meningkat kegembiraan mereka dalam Tuhan, dan orang-orang miskin di antara manusia akan kelak bersukaria dalam Yang Maha Suci dari Israel itu. Karena dia yang hebat itu akan dibuat menjadi sia-sia, dan pengolok-olok akan dihabiskan, dan semua orang yang berniat jahat itu akan dihapuskan; yaitu mereka yang menyalahkan orang karena sepatah kata, dan yang memasang jerat bagi dia yang menegur di dalam pintu gerbang, dan yang memutarbalikkan yang benar untuk sesuatu perkara yang sia-sia.” Yesaya 29 : 18 – 21.

Jangan lagi lengah Saudara-Saudariku, “Bangunlah, bangunlah, karena terangmu ada datang, dan kemuliaan Tuhan sudah terbit atas kamu.” Yesaya 60 : 1. “Tengoklah, di atas gunung-gunung itu kaki-kaki orang yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan perdamaian! Hai Yehuda, laksanakanlah perayaan-perayaanmu yang meriah (kebenaran tempat kesucian), lakukanlah janji-janji setiamu, karena orang jahat tidak akan lagi berjalan lalu daripadamu; ia sudah ditumpas sama sekali.” Nahum 1 : 15.

Tuhan berfirman : “Karena sebab Sion tiada Aku hendak berdiam diri-Ku, dan karena sebab Yerusalem tiada Aku hendak menahan perdamaian, sampai kebenarannya terbit seperti cahaya terang, dan keselamatannya seperti sebuah lampu yang bernyala-nyala. Maka orang-orang Kapir akan melihat kebenaranmu, dan semua raja-raja akan kemuliaanmu; maka kamu akan dipanggil dengan suatu nama yang baru, yang akan diucapkan oleh mulut Tuhan sendiri.”

“Kamu akan juga menjadi sebuah mahkota kemuliaan di dalam tangan Tuhan, dan sebuah tengkuluk kerajaan di dalam tangan Allahmu. Kamu tidak akan lagi disebut orang sebagai orang-orang Yang Ditinggalkan; tanahmu pun tidak akan lagi disebut orang  sunyi; melainkan kamu akan disebut Hephzibah, dan tanahmu akan disebut Beulah :  karena Tuhan berkenan akan kamu, dan tanahmu akan dikawinkan.”

“Aku telah menempatkan pengawal-pengawal di atas pagar-pagar tembokmu, hai Yerusalem, yang kelak tidak akan pernah menahan perdamaian mereka baik siang maupun malam; kamu yang menyebut nama Tuhan, janganlah berdiam dirimu, dan janganlah memberikan kepada-Nya istirahat, sampai kelak diperdirikan-Nya, dan sampai kelak dijadikan-Nya Yerusalem suatu kepujian di bumi.” Yesaya 62 : 1 – 4, 6, 7.

Pekabaran itu kini sedang “mengungkapkan ke hadapan” kita pengawal-pengawal yang senantiasa berjaga-jaga ini.  Testimonies, vol. 5, p. 80. Maka “dia yang lemah di antara mereka pada waktu itu akan kelak jadi seperti Daud; maka rumah Daud akan jadi seperti Allah, seperti malaikat Tuhan di hadapan mereka itu (di hadapan rombongan besar orang-orang yang berasal dari segala bangsa). Maka pada hari itu Aku akan membuat Yerusalem menjadi sebuah batu tanggungan bagi segala bangsa : semua orang yang membebani dirinya dengan batu itu

akan dihancurkan berkeping-keping, walaupun semua bangsa di bumi dihimpunkan bersama-sama melawannya.” Zakharia 12 : 8, 3.

“Maka pada hari itu akan ada kelak sebuah mata air yang terbuka bagi isi rumah Daud dan bagi semua penduduk Yerusalem bagi penyucian dosa dan kecemaran.” “Banyak orang akan dimurnikan, dan diputihkan, dan dicobai; tetapi orang-orang jahat akan makin melakukan kejahatannya, dan tidak seorang pun dari orang-orang jahat itu akan mengerti; tetapi orang-orang yang bijaksana akan mengerti.” Zakharia 13 : 1; Daniel 12 : 10.

“Kemudian kelak persembahan Yehuda dan Yerusalem akan berkenan kepada Tuhan, seperti di zaman dahulu, dan seperti dalam tahun-tahun yang terdahulu.” Maleakhi 3 : 4.

“Dan oleh karenamu juga Aku akan menghukum si pembinasa, sehingga ia tidak akan merusak hasil-hasil dari tanahmu; pokok anggurmu pun tidak akan mengeluarkan buahnya sebelum masanya di padang, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia; karena kamu akan menjadi suatu tanah yang permai, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.” Maleakhi 3 : 11, 12.

Agar supaya tanggapanmu terhadap panggilan tugas yang menyentuh hati ini dapat diberitahukan dengan sepenuh hati dan bijaksana, maka anda tentunya akan ingin sekali mengetahui 

Dimanakah Rumah Perbendaharaan Allah Itu?

Sidang Yahudi dimana kebenaran itu tersimpan sampai kepada zaman Kristus, pernah menjadi “rumah perbendaharaan”, dan imam-imam pernah menjadi

penatalayan-penatalayannya. Namun sewaktu mereka menolak Kristus, maka mereka telah mendesak Allah untuk mengalihkan “rumah perbendaharaan-Nya” kepada sejumlah kecil orang-orang yang telah menerima pekabaran tambahan bagi zaman itu. Dengan demikian itu, maka orang-orang yang tidak percaya itu tanpa disadarinya telah kehilangan jabatan penatalayanannya. Pengikut-pengikut mereka yang telah membayar perpuluhan-perpuluhan kepada mereka itu semenjak dari saat itu dan seterusnya telah mengalihkan uang-uang milik Tuhan daripada perbendaharaan-Nya kepada musuh-musuh-Nya, justru untuk menganiaya umat-Nya sendiri. Tetapi orang-orang yang menjadi umat-Nya yang sejati, mereka itu mengikuti “Anak Domba itu ke mana saja” Ia pergi, maka “seberapa banyak orang yang memiliki tanah ataupun rumah sekalian itu telah dijualnya, lalu mereka menghantarkan hasil penjualan barang-barang itu, lalu ditaruhnya di kaki rasul itu.” Kisah Rasul-Rasul 4 : 34, 35.

Bagi manfaat orang-orang yang mungkin menyangka, bahwa perpuluhan itu digunakan hanya untuk mengkhotbahkan Injil kepada orang-orang Kapir saja, maka kami mengundang perhatian mereka kepada petunjuk-petunjuk berikut ini : “Kedua belas orang itu diutus Yesus keluar, dan pesan-Nya kepada mereka adalah : ‘janganlah kamu masuk ke dalam jalan orang-orang Kapir ..... melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari isi rumah Israel.” Matius 10 : 5, 6. Meskipun begitu mereka telah menerima segala perpuluhan dan persembahan-persembahan, dan semua yang diletakkan pada kaki mereka sebelum pekabaran itu diteruskan kepada orang-orang Kapir.

Kemudian, Allah kembali mengalihkan rumah perbendaharaan-Nya, dan mempercayakan semua barang-barang dari rumah perbendaharaan itu kepada para pejuang reformasi, yaitu mereka yang telah tergerak hatinya oleh roh kebenaran yang diinjak-injak itu. Sesuai dengan itu, maka penatalayan-penatalayan-Nya yang baru dan setia telah dipilih untuk mengawasi “kaki pelita” itu, yaitu sidang, semenjak dari saat itu dan seterusnya. Buku Maleakhi pasal tiga sebagaimana sudah kita lihat sebelumnya, adalah langsung

berlaku bagi penyucian sidang. Maka perintah yang berbunyi : “bawalah olehmu segala perpuluhanmu ke dalam rumah perbendaharaan”, yang ditempatkan di dalam pasal Alkitab yang tertentu ini, akan menunjukkan tanpa ragu-ragu bahwa Allah mempercayakan “rumah perbendaharaan-Nya” kepada para juru kabar yang membawakan kebenaran istimewa bagi zaman ini. Dan karena pekabaran ini adalah sama besar pentingnya bagi sidang di waktu ini seperti halnya pekabaran Kristus bagi sidang Yahudi di masa lalu, maka kita pun sama-sama terikat oleh perintah-Nya yang berbunyi : “Hendaklah anak-anak itu dikenyangkan dahulu, karena tiada patut diambil roti dari anak-anak itu, lalu mencampakkannya kepada anjing-anjing” (orang-orang Kapir). Markus 7 : 27. Sebab itu, Saudara-Saudariku, perhatikanlah akan Firman Allah, dan patuhilah dengan ketat akan perintah-Nya, supaya jangan engkau bersama-sama dengan pelaku-pelaku kejahatan itu jatuh di bawah “senjata-senjata pembantai” itu dalam kegenapan khayal Yehezkiel yang mengerikan itu.

Orang-orang yang hidup dalam masa periode yang lama, yaitu pehukuman terhadap orang-orang mati, mereka bertanggung jawab untuk menunjangnya, tetapi sekarang karena kita sedang memasuki masa periode dari pekabaran yang baru, yaitu pehukuman terhadap orang-orang hidup, maka kita wajib terikat untuk menunjangnya. Tidak lagi perlu ataupun dibenarkan bagi kita untuk menunjang pekabaran yang lama itu secara tersendiri, lepas daripada pekabaran yang baru. Tidak lagi yang sedemikian itu seperti yang terdapat dalam ramalan air bah dari Nuh yang lepas dari pengertian masa depannya yang berasal daripadanya.

“..... Allah tidak menghendaki seseorang untuk berpikir, bahwa tidak ada lagi pekabaran lain untuk didengar

terkecuali apa yang mungkin sudah Ia berikan. Kita menghendaki pekabaran yang sudah lalu dan juga pekabaran yang segar”, demikianlah yang dikatakan oleh Roh Nubuatan.  Review and Herald, March 18, 1890.

Saudara-Saudariku, kecuali engkau mematuhi panggilan yang penting ini, maka bagaimanakah akan kamu menyelamatkan jiwamu sendiri, dan bagaimanakah kelak pekabaran ini dapat mencapai saudara-saudara kita di dalam sidang, kemudian berkembang menjadi suatu Seruan Keras dari Pekabaran Malaikat Yang Ketiga, lalu membunyikan pehukuman bagi orang-orang hidup? Maukah engkau mengambil roti itu dari dirimu sendiri untuk diberikan kepada orang-orang Kapir, lalu dengan demikian kedua-duanya jatuh bersama-sama ke dalam “lembah Akhor” itu?

Petunjuk-petunjuk di dalam buku Tongkat Gembala Jilid 1 yang berbunyi : “Bayarkanlah perpuluhan dan persembahanmu yang jujur kepada sidangmu, dan rasakanlah bahwa ‘ITU ADALAH’ rumah Bapamu”, datang mendekat menjelang akhir tahun 1930, sebelum saudara-saudara pemimpin, sebagai sebuah madzab organisasi, menolak pekabaran pemeteraian ini. Jadi, jelaslah, bahwa Tongkat Gembala secara jujur telah melepaskan kewajibannya karena menolak untuk menerima sesuatu perpuluhan ataupun persembahan sampai sesudah buku-buku tersebar di seluruh gereja, dan setelah saudara-saudara mulai menentang pekabaran itu secara gigih. Walaupun demikian, kini, oleh karena tantangan itu ternyata tidak lagi pasif, melainkan sebaliknya aktif secara meluas, dan karena pemberitaan pekabaran ini adalah sangat mendesak, maka jalan satu-satunya itulah yang nyata terbuka. Ia itu akan mengikutsertakan sebuah bala tentara pekerja, yang meliputi juga perpuluhan-perpuluhan dan persembahan-persembahan, untuk mencapai umat itu.

Akibatnya, karena saudara-saudara pemipin kita telah memperlihatkan diri mereka secara kurang hati-hati

sebagai penatalayan-penatalayan “rumah perbendaharaan” Allah yang tidak patut bagi masa “Seruan Keras dari Pekabaran Malaikat Yang Ketiga”, maka Ia telah mengalihkan “kaki pelita” itu, dan juga Ia sedang menyerukan agar perpuluhan-perpuluhan dan persembahan-persembahan dialihkan ke dalam “rumah perbendaharaan-Nya” yang berisikan Kebenaran Sekarang.

Bilamana bala tentara anggota-anggota biasa yang besar ini berhasil menyelesaikan tugasnya di dalam sidang, bilamana ia itu berhasil meluputkan diri daripada pembantaian itu, maka Tuhan akan kelak mengutus mereka itu, seperti yang difirmankan-Nya, “kepada segala bangsa, ..... yang belum mendengar akan kemasyuran nama-Ku, dan yang belum melihat akan kemuliaan-Ku; maka mereka akan menyatakan kemuliaan-Ku di antara orang-orang Kapir. Maka mereka akan menghantarkan semua saudaramu bagi suatu persembahan kepada Tuhan keluar dari segala bangsa ..... di dalam sebuah bejana yang bersih ke dalam rumah Tuhan.” Yesaya 66 : 19, 20.

Sebab itu, ia itu menunjukkan bahwa kecuali jika seluruh organisasi gereja tidak merampok Tuhan, maka Ia tidak akan menyatakan : “Kamu telah merampok Aku, bahkan seluruh bangsa ini sudah merampok Aku” (Maleakhi 3 : 9). Tetapi karena kebanyakan anggota membayar perpuluhan-perpuluhan dan persembahan-persembahan, maka tuduhan itu membuktikan, bahwa dana-dana itu telah beralih ke dalam sebuah perbendaharaan yang salah. Dan kapankah mungkin hal ini benar kalau bukan pada sekarang ini, sewaktu organisasi gereja sedang berperang melawan Allah dan pekabaran-Nya dengan uang-Nya sendiri — yaitu perpuluhan? Demikianlah halnya, bahwa  “bahkan seluruh bangsa ini” sedang merampok Allah. “Berbaliklah kamu, berbaliklah kamu daripada jalan-jalanmu yang jahat; karena mengapakah kamu hendak mati, hai isi rumah Israel?” Yehezkiel 33 : 11.

“Setan sedang terus berusaha keras untuk menarik perhatian orang-orang kepada manusia menggantikan Allah.

Ia memimpin umat untuk memandang kepada para pastor, kepada para pendeta, kepada para sarjana theologia, sebagai penunjuk-penunjuk jalan mereka gantinya menyelidiki Alkitab itu sendiri untuk mempelajari kewajiban mereka yang ada di dalamnya. Kemudian, dengan mengendalikan pikiran-pikiran para pemimpin ini, maka Setan dapat mempengaruhi orang banyak itu sesuai dengan kehendak hatinya.”

“Sewaktu Kristus datang membicarakan kata-kata kehidupan, umat biasa yang sederhana itu mendengar kepada-Nya dengan gembira; dan banyak orang, bahkan imam-imam dan para penghulu, percaya kepada-Nya. Tetapi kepala dari keimamatan dan orang-orang pemimpin bangsa itu bertekad untuk mempersalahkan dan menolak ajaran-ajaran-Nya. Walaupun mereka bingung dalam segala upayanya untuk mencarikan berbagai tuduhan melawan-Nya, walaupun mereka tidak dapat selain merasakan pengaruh kuasa Ilahi dan hikmat itu yang menguatkan kata-kata-Nya, namun mereka tetap saja mengurung dirinya dalam sangka-sangka jahat. Mereka menolak bukti kenyataan yang sangat jelas dari hal jabatan-Nya sebagai Mesias, supaya jangan mereka didesak untuk menjadi murid-murid-Nya. Para penentang Yesus ini ialah orang-orang yang telah diajarkan semenjak dari kecilnya untuk dihormati, kepada kekuasaan merekalah umat yang banyak itu sudah terbiasa untuk sepenuhnya tunduk. ‘Bagaimana mungkin’, tanya mereka, ‘bahwa penghulu-penghulu kami dan para ahli torat yang terpelajar itu tidak mau mempercayai Yesus? Kalau memang Ia adalah Kristus, mustahil orang-orang yang alim setia ini tidak mau menerima-Nya?’ Itulah pengaruh dari guru-guru yang sedemikian itu yang telah mengendalikan bangsa Yahudi untuk menolak Juruselamat mereka .....”

“Meskipun Alkitab adalah penuh dengan amaran-amaran menentang guru-guru yang palsu, namun banyak orang

bersedia sedemikian ini untuk tetap membiarkan jiwa-jiwanya diawasi oleh pemimpin agama. Pada waktu ini ada terdapat beribu-ribu guru besar agama, tetapi mereka tidak dapat memberikan alasan lain bagi pokok-pokok iman yang dipegangnya selain daripada apa yang telah diinstruksikan oleh para pemimpin agama mereka itu saja. Mereka meninggalkan ajaran-ajaran Juruselamat itu secara hampir tak disadari, lalu menaruh kepercayaan mereka sepenuhnya pada kata-kata pendeta. Tetapi apakah pendeta-pendeta itu adalah orang-orang yang tidak dapat berbuat salah? Bagaimanakah dapat kita mempercayakan jiwa-jiwa kita pada pengendalian mereka jika tidak kita ketahui dengan pasti dari firman Allah bahwa mereka adalah pembawa terang? Tidak adanya keberanian moral untuk keluar dari rel jalan-jalan orang dunia, akan memimpin banyak orang untuk mengikuti jejak-jejak orang-orang pandai; dan karena keengganan untuk menyelidiki sendiri, maka mereka secara tanpa harapan telah terikat pada rantai-rantai kekeliruan. Mereka melihat, bahwa kebenaran bagi zaman ini adalah jelas dikemukakan di dalam Alkitab, dan mereka merasa akan kuasa Roh Suci itu yang menguatkan pemberitaannya; namun mereka membiarkan penentangan pemimpin agama mengalihkan mereka daripada terang itu. Walaupun akal sehat dan kesadaran hatinya yakin, namun jiwa-jiwa yang terombang-ambing ini tidak berani berpikir menyimpang daripada pendeta; maka penilaian pribadi mereka, semua kepentingan kekalnya, dikorbankan kepada ketidakpercayaan, kesombongan dan sangka-sangka jahat, kepunyaan orang-orang lain .....”

“Kebenaran dan kemuliaan Allah adalah tak terpisahkan. Adalah tidak mungkin bagi kita, dengan Alkitab dalam jangkauan kita, tetapi mengormati Allah dengan pikiran-pikiran yang keliru. Banyak orang menyatakan, bahwa tidak menjadi

soal apa saja yang dipercayai seseorang, asalkan hidupnya benar. Tetapi kehidupan itu dibentuk oleh iman. Jika terang dan kebenaran berada dalam jangkauan kita tetapi kita lalai memperbaiki kesempatan untuk mendengar dan melihatnya, maka berati kita menolak terang itu selangkapnya; kita sedang memilih kegelapan daripada terang.” The Great Controversy, pp. 595 - 597. 

*  *  *

.