Paradoks Besar Sepanjang Jaman

Sebuah penyingkapan tepat pada waktunya

.

Hak Cipta, 1937, 1941

V. T. HOUTEFF

Demi kepentingan menjangkau setiap pikiran para pencari kebenaran yang ingin terluput dari jalan yang membawa kepada kebinasaan tubuh dan jiwa, traktat ini dibagikan tanpa biaya selama persediaan masih ada.

TRAKTAT NO. 2

davidiantoday.org

PENGANTAR

PERLUNYA PENYELIDIKAN 

“Allah memiliki terang yang bernilai mahal yang akan datang kepada umatnya ......... Bilamana terang baru disampaikan kepada sidang, maka adalah berbahaya menutup dirimu daripadanya........ Mempersalahkan apa yang belum anda dengar dan belum mengerti tidak akan meninggikan kepintaranmu pada pemandangan orang-orang yang dengan senang hati melakukan berbagai penyelidikan kebenaran. Dan membicarakan penghinaan terhadap orang-orang yang diutus oleh Allah dengan sebuah pekabaran kebenaran, ialah bodoh dan gila ........”

“........ karena Allah akan memuliakan Firman-Nya, sehingga ia itu dapat terlihat dalam suatu terang dimana kita sebelumnya tidak pernah menyaksikannya ........” Terang akan datang kepada setiap pencari kebenaran yang sungguh-sungguh, sama seperti halnya ia itu dahulu datang kepada Nathanael .......” Seharusnya diberikan kebebasan bagi suatu penyelidikan kebenaran yang terbuka, sehingga setiap orang dapat mengetahui bagi dirinya sendiri apa artinya kebenaran itu.”

“......... jika sesuatu pekabaran datang yang belum dapat anda mengerti, maka berusahalah agar supaya anda dapat mendengarkan semua alasan yang dapat diberikan oleh juru kabarnya, ...... karena kedudukanmu tidak akan goncang oleh datang berhubungan dengan kesalahan ......... Tidak seorangpun dari mereka yang menyangka bahwa mereka mengetahui semuanya itu adalah terlalu tua atau terlalu pintar untuk belajar dari utusan-utusan sederhana dari Allah yang hidup itu.” -- Testimonies on Sabbath School Work, pp. 60 – 66.

Karena setiap peristiwa penting dalam kaitannya dengan sidang, adalah didahului oleh sesuatu pekabaran, dan karena setiap peristiwa yang sedemikian ini telah

diramalkan oleh nabi-nabi, maka adalah penting bagi setiap orang untuk menyadari akan 

PERLUNYA NUBUATAN.

Belum pernah sebelumnya dalam sejarah gereja Kristen telah terjadi suatu kegoncangan yang sama dengan apa yang kini sedang meningkat dengan cepatnya sebagai akibat daripada beredarnya buku-buku dan traktat-traktat Tongkat Gembala di seluruh anggota gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Ia itu mengemukakan suatu masalah tunggal dan membingungkan yang kepandaian manusia sama sekali tidak berdaya untuk memecahkannya. Maka sampai kepada hal yang ekstrim inilah kita harus kembali kepada kepintaran Ilahi. Baik perjuangan maupun obatnya harus dicari di dalam nubuatan. Oleh sebab itu, maka dengan penuh gembira kita menyambut tantangan yang berbunyi : “Tanyakanlah kepada-Ku akan perkara-perkara yang akan datang mengenai putera-putera-Ku, dan mengenai perbuatan tangan-Ku, perintahkanlah olehmu kepada-Ku.” Yesaya 45 : 11.

Hanya setelah sidang menemukan dirinya terkaram pada batu karang karena kebodohannya sendiri, dengan ombak-ombak yang dahsyat dari pukulan pembalasan Ilahi pada kedua sisinya, baharulah dapat ia menyadari akan bahayanya yang mengerikan dan keperluannya akan segala perkara. Dan hanya setelah kena bahaya dan kepanikan yang sedemikian ini baharu mungkin dapat ia dibangunkan kepada perlunya secara mutlak memiliki karunia nubuatan ––– yaitu kebutuhannya yang sangat mendesak dalam kesulitannya yang sekarang. “Sesungguhnya Tuhan Hua tidak akan melakukan barang sesuatu apapun, terkecuali diungkapkan-Nya rahasia-Nya kepada hamba-hamba-Nya para nabi.” Amos 3 : 7. “Usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia rohani, tetapi sebaiknya agar dapat kamu bernubuat ......... Ia yang bernubuat itu meneguhkan iman

sidang.” 1 Korintus 14 : 1, 4. “Karena kesaksian Yesus ialah Roh Nubuatan.” Wahyu 19 : 10. Akibatnya, jika ia (sidang) tidak mau sekarang bangun menyadari akan kenyataan bahwa “dimana tidak ada khayal, maka binasalah umat” (Amsal Solaiman 29 : 18), maka ia tidak akan pernah mau bangun.

Dalam menekankan pentingnya karunia-karunia Roh itu, maka Paulus mengatakan : “Dan Ia mengaruniakan beberapa orang, menjadi rasul-rasul; dan beberapa orang, menjadi nabi-nabi; dan beberapa orang, menjadi penginjil-penginjil; dan beberapa orang, menjadi gembala-gembala dan guru-guru; untuk menyempurnakan orang-orang suci, bagi pekerjaan melayani, bagi mendirikan tubuh Kristus.” Efesus 4 : 11, 12.Sesudah itu tanda-tanda ajaib, kemudian karunia-karunia menyembuhkan, pemberi pertolongan, pemerintahan-pemerintahan, berbagai macam karunia lidah.” 1 Korintus 12 : 28.

Tetapi sementara yang terbanyak dari karunia ini, terutama karunia-karunia lidah dan pemerintahan-pemerintahan paling banyak dicari oleh sidang-sidang, maka karunia yang satunya yang telah diremehkan oleh orang-orang Yahudi –– yaitu karunia “nabi-nabi” –– adalah seluruhnya ditolak oleh hampir semua dunia Kristen. Oleh karena itu roh yang telah menghasut pembunuhan terhadap para peramal kuno di tangan para pemimpin Yahudi dahulu itu, kini sedang melakukan jenis perbuatan pembinasaan yang hampir sama oleh perantaraan agama yang terorganisasi.

Orang-orang Yahudi, sementara mengucapkan puji dan hormat kepada nabi-nabi yang sudah mati, yang dibunuh oleh nenek moyang mereka, mereka sebaliknya menolak nabi-nabi yang hidup, sehingga dengan demikian mendatangkan atas diri mereka ucapan keputusan Tuhan yang menyedihkan:

“Celaka bagimu, hai ahli-ahli torat dan orang-orang Parisi, orang-orang munafik, karena kamu membangun kubur-kubur

para nabi, dan menghiasi batu nisan kubur-kubur orang-orang suci, dan mengatakan : ‘Sekiranya kami sudah ada di zaman nenek moyang kami, kami tidak akan mau ikut serta dengan mereka itu menumpahkan darah para nabi-nabi itu.” Matius 23 : 29, 30.

Orang-orang Kristen zaman ini yang meremehkan karunia nubuatan dan menolak mengakui kekuasaan Injil Wasiat Lama berlaku sampai kepada sejarah Wasiat Baru, oleh karenanya juga mereka menolak semua nabi-nabi, walaupun pada waktu yang sama mereka berpura-pura mengakui mereka itu sebagai hamba-hamba Allah. Dalam memberikan pelayanan yang sedemikian ini, maka mereka sedang hanya membangun dan melaburi kubur-kubur para nabi itu, sama seperti yang diperbuat oleh orang-orang Yahudi, tetapi apabila diuji, maka mereka pun akan didapati sebagai pembohong-pembohong. Pengakuan-pengakuan percaya kepada seluruh Alkitab melalui bibir saja, adalah jauh lebih buruk daripada tidak mengakui sama sekali, dan bahkan dua kali lebih buruk apabila mereka yang mengakui itu pada waktu yang sama juga mengajarkan, bahwa semua hukum dan undang-undang, semua amaran dan tuduhan, hanya berlaku kepada orang-orang Yahudi zaman dahulu, sedangkan semua karunia kemurahan diperuntukkan bagi sidang Kristen!

Oleh mengikuti cara yang sedemikian ini, mereka telah dipimpin sedemikian jauh dalam menyelewengkan karunia-karunia itu sehingga apa yang disebut karunia lidah mereka itu adalah kosong tak lain daripada bualan belaka, dan bukan lagi karunia Alkitab seperti halnya Hari Minggu sebagai hari Sabat “yang disucikan” itu. Yang dikacaukan juga ialah karunia pemerintahan-pemerintahan, yang diturunkan ke dalam suatu lembaga hak-hak istimewa, formalitas-formalitas, tujuan-tujuan, dan sejenisnya, yang tentunya sekiranya sekaliannya itu merupakan sarana-sarana yang bermanfaat dalam tingkat kerohanian mereka yang rendah sekarang ini, tetapi mereka tak lain adalah agen-agen yang pada kenyataannya aktif memerangi Kebenaran,

dan menurunkan kesetiaan sidang. Dalam hal keadaan dan hubungan ini, apakah orang-orang yang mengakui Kristen yang terbaik pada zaman ini terlihat lebih baik daripada orang-orang Yahudi yang terburuk masa lalu? Sebab itu, hai sidang Allah, “Bangunlah-bangunlah”! “Jangan dipadamkan Roh itu. Jangan meremehkan kata-kata nubuatan. Hendaklah segala perkara kamu uji; peganglah teguh pada mana yang baik.” 1 Tesalonika 5 : 19 – 21. “Lepaskanlah dirimu dari semua pengikat leher (buatan manusia) mu, hai puteri Sion yang tertawan.” Yesaya 52 : 2.

Karena karunia nabi-nabi, sesuai dengan Firman Injil, adalah pada urutan kedua dari semua karunia-karunia yang diperuntukkan bagi sidang, dan karunia pemerintahan-pemerintahan dan berbagai karunia lidah adalah yang terakhir, maka jelaslah, bahwa mereka yang meremehkan karunia nubuatan tetapi meninggikan karunia pemerintahan dan karunia lidah itu sedang menarik kereta dari bagian belakangnya, dan sedang berjalan menuju ke arah yang keliru. Kepada mereka yang sedemikian ini Kristus sedang mengatakan : “Tiada disadari bahwa engkau adalah malang, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang.” Wahyu 3 : 17.

“Datanglah sekarang, dan marilah kita memikirkan bersama-sama, demikianlah firman Tuhan. Jikalau segala dosamu adalah seperti warna kirmizi sekalipun, sekaliannya itu akan menjadi putih seperti salju; jikalau sekaliannya itu merah seperti kirmizi sekalipun, semuanya akan menjadi seperti buluh domba.” Yesaya 1 : 18.

Keadaan ini mendasari kesulitan sidang yang ada sekarang, yang bersama-sama dengan akibatnya dikemukakan secara lambang di dalam simbol nubuatan Zakharia, yaitu

____ GAMBAR ____

PARADOKS 

“Maka kembali aku, lalu ku angkat mataku dan ku lihat, maka bahwasanya, adalah keluar empat buah kereta dari antara dua gunung; dan gunung-gunung itu adalah gunung-gunung tembaga. Pada kereta yang pertama terdapat pasangan kuda merah; dan pada kereta yang kedua pasangan kuda hitam, dan pada kereta yang ketiga pasangan kuda putih, dan pada kereta yang keempat terdapat pasangan kuda dauk dan pasangan kuda teji. Kemudian jawabku dan kataku kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu : ‘Apakah artinya ini tuan?’ Maka jawab malaikat itu, katanya kepadaku : ‘Ini adalah empat roh dari segala langit yang keluar setelah berdiri di hadapan Tuhan seluruh bumi. Pasangan kuda hitam yang ada padanya itu pergi keluar memasuki negeri utara; dan pasangan kuda putih pergi keluar menyusulnya; dan pasangan kuda dauk (kelabu berbintik-bintik) pergi keluar menuju ke negeri selatan. Dan pasangan kuda teji (merah menyala) itu kemudian keluar, lalu berusaha untuk pergi agar mereka dapat berjalan-jalan ke sana sini di seluruh bumi; lalu katanya : ‘Keluarlah kamu dari sana, berjalan-jalanlah di seluruh bumi itu.’ Dengan demikian berjalanlah mereka itu ke sana-sini di seluruh bumi. Kemudian berteriaklah ia kepadaku, sambil berbicara kepadaku, katanya : ‘Bahwasanya, pasangan ini yang pergi menuju negeri utara itu telah mendiamkan roh-Ku di negeri utara.” Zakharia 6 : 1 – 8. (Terjemahan yang lebih tepat dari Alkitab bahasa Inggris).

Ayat-ayat ini berisikan salah satu dari nubuatan-nubuatan bergambar yang sangat luar biasa dan penting yang tercatat di dalam Kitab Suci, maka interpretasinya yang benar akan membawakan suatu wahyu mengenai sejarah sidang yang penting yang mengikat jiwa. Lambang yang pertama yang akan dibicarakan adalah

“GUNUNG-GUNUNG TEMBAGA”. 

Karena terbentuk dari tembaga, maka kedua gunung itu, bahkan sampai kepada bagiannya yang terkecil sekalipun, tidak akan pernah dapat dibawa angin ataupun dihanyutkan oleh air bah. Apapun juga yang menimpanya, gunung-gunung itu akan tetap berdiri teguh. Dan karena gunung-gunung itu adalah melambangkan sidang Allah yang suci (seperti yang terlihat dari kata-kata injil : “Demikianlah firman Tuhan; ............ Yerusalem akan disebut suatu kota kebenaran; dan gunung Tuhan serwa sekalian alam akan disebut bukit kesucian” -- Zakharia 8 : 3), maka keduanya itu tak dapat tiada harus melambangkan sidang pada sesuatu masa apabila ia itu mampu menahan angin ribut –– yaitu apabila sidang berada dalam keadaan suci dan menjadi tempat yang pantas bagi tempat tinggal KEHADIRANNYA YANG SUCI, seperti yang ditunjukkan oleh gunung-gunung itu, yang akan menjadi sebuah benteng pertahanan yang kokoh bagi umat kesucian-Nya dan “suatu tempat berlindung daripada angin, dan suatu kubu persembunyian dari angin ribut; seperti sungai-sungai yang berair di tempat yang kering, seperti bayangan dari sebuah batu karang besar di tanah yang tandus.” Yesaya 32 : 2. Tetapi “orang yang menyesatkan”, demikian firman Tuhan, tidak boleh tinggal di dalam rumah-Ku : orang-orang yang berbicara bohong tidak akan bertahan di hadapan pemandangan-Ku.” Mazmur 101 : 7.

Kenyataan-kenyataan yang sedemikian jauh terlihat menunjukkan Tempat Tinggal Allah di dalam dua bagian sejarah yang terpisah, karena Ia hanya memiliki satu organisasi sidang saja pada setiap masa. Lembah yang membentang di antara kedua gunung itu (daerah luas dari mana kereta-kereta itu keluar), menunjukkan masa periode di antara kedua organisasi sidang yang dilambangkan oleh gunung-gunung itu.

Landasan yang kokoh ini menjanjikan suatu struktur kebenaran yang pasti yang merangkul sejarah

sidang yang mencapai puncaknya dalam suatu pelajaran kebenaran sekarang mengenai akibat penting bagi setiap orang. Hanya jika ia itu mengungkapkan suatu kebenaran yang sedemikian ini dapatlah kita ketahui bahwa hasil interpretasi kita adalah diilhami Ilahi, bukan “interpretasi pribadi” dan bahwa ia itu akan tahan terhadap setiap ujian Alkitab. Dalam mengikuti masalah ini, kita kini sampai kepada perhatian terhadap 

SEJARAH DARI GUNUNG-GUNUNG ITU YANG SESUNGGUHNYA. 

Sewaktu Israel kuno yang lalu berbaris keluar dari Mesir, “Tuhan berjalan di hadapan mereka dalam sebuah tiang awan pada siang hari untuk menuntun perjalan mereka; dan di dalam sebuah tiang api pada malam hari untuk memberikan kepada mereka penerangan; untuk terus berjalan baik pada siang hari maupun malam.” “Dan di tempat dimana awan itu berhenti, maka di sanalah bani Israel memasang tenda-tenda perkemahan mereka.” Keluaran 13 : 21; Bilangan 9 : 17. Tetapi beberapa tahun sesudah pergerakan Israel itu berbaris memasuki “tanah perjanjian”, maka Allah lalu menarik kehadiran diri-Nya dari antara mereka, karena dosa besar mereka yang mana mereka menolak untuk meninggalkannya.

“Oleh sebab itu Ia telah mendatangkan atas mereka itu raja orang Kasdim, yang telah membakar rumah Allah, dan merubuhkan tembok Yerusalem, dan membakar semua istananya dengan api, dan telah menghancurkan semua bejananya yang terbaik. Dan mereka yang berhasil meluputkan diri dari pedang telah dibawanya dengan tertawan ke Babil; di sana mereka dijadikan hamba-hamba baginya dan bagi anak-anaknya sampai kepada pemerintahan kerajaan Persia.” 2 Tawarikh 36 : 17, 19, 20.

Sekiranya ia itu bukan untuk menjadi kenyataan bahwa suatu peristiwa yang sama akan juga jadi di dalam sejarah Kristen, maka barangkali kita sudah akan menyimpulkan tanpa beranjak lebih jauh bahwa “dua buah gunung” dari “tembaga” itu adalah melambangkan dua bagian sejarah sidang di dalam zaman Wasiat Lama. Tetapi karena Zaman Kegelapan itu, semenjak dari tahun 538 TM sampai tahun 1798 TM (Daniel 7 : 25; Wahyu 12 : 6, 14), membagi Gunung Kesucian Allah ke dalam dua bagian yang terpisah, maka kita terpaksa membuktikan masa sejarah itu dari segi lain terhadap mana kedua “gunung tembaga” simbolis ini berlaku. 

Belum pernah nubuatan simbolis ini berhasil dimengerti oleh umat manapun juga; dan belum pernah ia itu berhasil digenapi dan diungkapkan (karena pada waktu itu kebenarannya belum diperoleh oleh umat di masa lalu dan baru hanya sebagian yang berguna bagi kita sekarang). Jadi tak dapat tiada kegenapannya masih akan datang, yaitu kira-kira pada bagian akhir dari sejarah Kristen. 

Logam yang membentuk “gunung-gunung” itu harus melambangkan sesuatu yang akan membentuk apa yang dilambangkan oleh gunung-gunung itu. Tegasnya, “tembaga” harus mengungkapkan orang-orang yang akan membentuk kedua bagian yang suci dari sidang Kristen. 

Di dalam Daniel pasal yang kedua, empat kerajaan telah dilambangkan oleh sebuah patung logam yang besar yang dari emas, perak, tembaga, dan besi ––– yaitu suatu nubuatan yang cukup dipahami melambangkan Babil, Medo-Persia, Gerika, dan Romawi.

Karena emas adalah yang tertinggi nilainya dalam urutan logam-logam itu, maka emas adalah satu-satunya yang sesuai untuk melambangkan kerajaan yang pertama sesudah air bah. Perak, karena menduduki urutan yang kedua sesudah emas, sebagai logam nomor dua, maka ia tepatnya melambangkan kerajaan yang kedua –– yaitu Medo-Persia. Sedangkan tembaga, yang menduduki urutan ketiga setelah emas, tepatnya cocok bagi kerajaan yang ketiga (Gerika), dan dengan sendirinya memperoleh nilai angka tiga.

Dengan demikian, karena terbuat dari tembaga, maka “gunung-gunung” itu menunjukkan bahwa sidang yang dilambangkannya itu berada dalam masa periode yang ketiga. Dan ternyata bahwa adanya suatu masa periode yang ketiga mempersyaratkan adanya dua masa periode sebelumnya, sehingga membuat seluruhnya menjadi tiga bagian sejarah yang besar ––– yaitu pertama, semenjak dari kejadian dunia sampai kepada air bah; kedua, semenjak dari air bah sampai kepada penyaliban Kristus; dan ketiga, semenjak dari penyaliban Kristus sampai kepada kedatangan-Nya yang kedua kali. Oleh sebab itu sejarah Kristen adalah satu-satunya untuk mana simbol “gunung-gunung tembaga” itu berlaku.

Jadi, tak dapat tiada yang pertama dari kedua “gunung-gunung” itu melambangkan sidang Kristen yang mula-mula yang dipenuhi roh sebelum tahun 538 TM, dan yang kemudian melambangkan sidang Kristen pada kira-kira sesudah tahun 1798 TM, apabila ia itu, seperti halnya dengan sidang Kristen yang mula-mula, telah mantap untuk menjadi TEMPAT TINGGAL ALLAH YANG SUCI seperti digambarkan di dalam ayat injil berikut ini : “Hai engkau yang teraniaya, yang terhempas oleh angin ribut, dan tidak terhiburkan, bahwasanya, Aku ........ akan membuat segala jendelamu dari hablur, dan segala pintu gerbangmu dari permata intan ........ Maka semua anak-anakmu akan diajarkan dari hal Tuhan; maka besarlah kelak kedamaian segala anak-anakmu.” Yesaya 54 : 11 – 13.

Ini tidak mungkin sebuah simbol mengenai Kota Suci itu, yang akan datang “turun dari Allah dari sorga” (Wahyu 21 : 2), seperti yang disangka beberapa orang, karena kota angkasa itu memiliki pintu-pintu gerbang dari “sebutir mutiara” (Wahyu 21 : 21) sedangkan pintu-pintu gerbang yang digambarkan oleh Yesaya itu adalah dari “permata intan”. Oleh sebab itu, maka bahasa simbolis ini mungkin berupa gambaran saja mengenai orang-orang yang akan membentuk rumah Allah rohani itu. (Lihat Efesus 2 : 20 – 22). Semua “batu-batunya” terdiri dari “warna-warni yang indah” : sekaliannya itu semuanya adalah perhiasan-perhiasan yang mahal. Tidak ada sampah, tidak ada “lalang-lalang”, tidak ada orang yang mengaku beragama yang “suam rohani” terdapat di antara semua penghuninya, juga sesungguhnya tidak akan pernah ada, karena sebagaimana yang sangat mudah terlihat, melalui “pondasi-pondasinya” ada terlukis para pendirinya; melalui “jendela-jendelanya” keluar terang yang bersinar-sinar, nabi-nabinya yang hidup atau para peramalnya; dan melalui “pintu-pintu gerbang permata intannya” terdapat “para pengawalnya”, yaitu mereka yang akan mengijinkan masuk hanya orang-orang yang berhak masuk, dan melarang masuk semua yang lainnya. Dan “semua perbatasannya dari batu-batuan yang indah-indah” itu adalah para anggotanya yang memperindah rumah itu. Jadi jelaslah, bahwa hanya “yang sedemikian inilah yang akan selamat” yang akan menjadi bagian dari rumah itu.

“Dalam kebenaran engkau akan ditetapkan; engkau akan jauh dari aniaya, karena tiada engkau akan takut; dan dari ancaman bahaya, karena tiada ia itu akan menghampiri engkau. Tengoklah, mereka akan pasti berhimpun bersama-sama, tetapi bukan oleh Aku; barangsiapa yang akan berhimpun bersama-sama melawan dikau ia itu akan jatuh karena sebabmu  ........ dan setiap lidah orang yang akan bangkit melawan dikau dalam pehukuman, ia itu akan dihukum olehmu.” Yesaya 54 : 14, 15, 17.

Sidang yang diramalkan secara simbolis ini tidak mungkin dimaksudkan kepada Kerajaan di dalam “Bumi Baru”, karena pada waktu itu kelak tidak akan ada lagi orang-orang jahat berhimpun melawannya, sedangkan terhadap sidang ini akan berhimpun orang-orang jahat melawannya, yaitu mereka yang “dihukum” olehnya. Dan jika ia hendak menghukum mereka itu, maka mereka tidak akan terhukum sebelum mereka berhimpun bersama-sama melawannya.

“Dengan memakaikan senjata kebenaran Kristus sidang akan memasuki peperangannya yang terakhir. ‘Indah seperti bulan, cerah seperti matahari, dan hebat seperti suatu bala tentara dengan panji-panjinya,’ ia akan keluar memasuki seluruh dunia dengan kemenangan dan untuk memenangkan.” – Prophets and Kings, p. 725.

“Dengan berpakaikan kelengkapan sejata terang dan kebenaran, ia akan memasuki peperangannya yang terakhir. Sanga, benda yang tak berharga itu, akan dihapuskan, maka pengaruh kebenaran akan membuktikan kepada dunia tabiatnya yang menyucikan dan memuliakan.” – Testimonies to Ministers, p. 17.

Oleh sebab itu semua pintu gerbangmu akan senantiasa terbuka; sekaliannya itu tidak akan ditutup baik siang hari maupun pada malam; supaya orang-orang dapat menghantarkan kepadamu pasukan-pasukan orang-orang Kapir, dan supaya raja-raja mereka dapat dibawa. Karena bangsa dan kerajaan yang tidak mau melayani dikau akan binasa; bahkan, bangsa-bangsa itu akan dibinasakan sama sekali.” Yesaya 60 : 11, 12.

Sidang yang digambarkan di dalam ayat-ayat ini adalah jelas bukan sidang yang berada dalam keadaan Laodikeanya –– yaitu “dingin tidak panaspun tidak”, dan

yang sedang akan diludahkan keluar (Wahyu 3 : 16). Dan karena gunung-gunung tembaga simbolis itu keduanya adalah sama, tidak terdapat perbedaan apapun di antara keduanya, maka “gunung” yang kedua, yaitu sidang Allah yang segera akan datang itu, akan jadi berkuasa dan suci sama halnya seperti keadaan “gunung” yang pertama, yaitu sidang Kristen yang mula-mula, suatu pandangan singkat dari halnya akan dipetik dari kata-kata injil berikut ini : 

“Dan setelah hari Pantekosta tiba, maka mereka sekaliannya dengan sepakat berkumpul di satu tempat. Dan mereka itu sekaliannya dipenuhi Rohulkudus ........ dan pada hari yang sama itu juga telah dipertambahkan kepada mereka kira-kira tiga ribu jiwa. Dan Tuhan menambahkan kepada sidang itu setiap hari bilangan orang-orang yang sedemikian ini yang akan diselamatkan.” Kisah Rasul-Rasul 2 : 1, 4, 41, 47. 

“Tetapi seseorang laki-laki yang bernama Ananias dengan isterinya Sapphira, yang menjualkan sesuatu harta miliknya, dan telah menahan sebagian daripada harganya ........ Tetapi kata Petrus : ‘Hai Ananias, mengapakah Setan telah memenuhi hatimu untuk berdusta kepada Rohulkudus, lalu menahan sebagian dari harga tanah itu?’ ...... Dan setelah Ananias mendengarkan semua kata-kata ini jatuhlah ia lalu putuslah nyawanya ......... Dan adalah kira-kira tiga jam kemudian sesudah itu sewaktu isterinya ....... masuk. Kemudian kata Petrus kepadanya : ‘Bagaimanakah halnya sehingga kamu telah bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?’ ......... Kemudian jatuhlah ia saat itu juga di kaki Petrus, lalu menghembuskan napasnya.” Kisah Rasul-Rasul 5 : 1 – 3, 5, 7, 9, 10.

Adakah terdapat sesuatu kesamaan di antara sidang yang digambarkan di dalam Kisah Rasul-Rasul itu dengan sidang yang ada sekarang? Di manakah kuasa Rohulkudus itu di dalam sidang di waktu ini? Di dalam sidang yang mula-mula itu setiap orang telah dipenuhi dengan Roh Kudus. Di manakah dapat kita baca mengenai pernah rasul-rasul mencoba untuk menentukan target-target keuangan? Namun betapa seringnya kita dengar bahwa banyak dari orang-orang yang dibawa masuk ke dalam sidang pada waktu ini, telah keluar. Dan betapa sedikitnya orang-orang yang masih tinggal sekarang benar-benar bertobat mengikuti Kebenaran. Mengapa terjadi penyia-nyiaan, serta kerugian yang menyedihkan sedemikian ini? Dan mengapakah begitu banyak lalang-lalang yang merusak gandum? Yesus mengatakan “Selagi orang-orang tidur, maka musuhnya telah datang dan menaburkan lalang-lalang di antara gandum-gandum itu, lalu pergi.” Matius 13 : 25. Mengapa? ––– jelaslah karena para pengawal pada segala pagar tembok Sion tertidur. (Bacalah Testimonies, vol. 5, p. 235).

Dalam menyinari keadaan ini, maka Roh Nubuatan mengatakan : “Betapa besarnya kesesatan yang dapat datang menimpa pikiran manusia dengan merasa yakin bahwa mereka adalah benar, padahal mereka semuanya salah! Pekabaran dari Saksi Yang Benar itu menemukan umat Allah dalam kesesatan yang sangat menyedihkan, namun mereka jujur dalam kesesatan itu ........ Sementara orang-orang yang dituduh itu menyombongkan diri bahwa mereka sedang berada dalam kondisi kerohanian yang tinggi, pekabaran dari Saksi Yang Setia itu memecahkan kesentosaan mereka itu dengan tuduhan yang mengejutkan mengenai kondisi kerohanian mereka yang sebenarnya, yaitu buta rohani, melarat, dan sengsara. Kesaksian yang sedemikian tajam dan keras itu tidak mungkin salah, karena adalah Saksi Yang Benar itu sendiri

 yang berbicara, dan kesaksiannya harus benar.” – Testimonies, vol. 3, pp. 252, 253.

Bagaikan dalam bunyi trompet, maka fakta-fakta yang sangat jelas ini menyatakan, bahwa sidang dalam kondisinya sekarang, adalah sama sekali tidak sama dengan sidang Kristen yang mula-mula itu, maka sebab itu tidak mungkin dapat dilukiskan oleh simbol yang sama sebagaimana sidang itu dahulu. Dengan demikian, karena sidang yang ada sekarang sangat tidak sama keadaannya dengan sidang yang mula-mula itu bagaikan gelap daripada terang, maka sidang Allah yang suci yang dilambangkan oleh gunung tembaga yang kedua itu masih harus akan datang. Oleh sebab itu marilah kita memuji Allah karena sekaranglah dalam jangkauan kita terdapat kemuliaan dari

SIDANG YANG MENANG ITU!

Kapankah kelak sidang akan menjadi benar-benar Tempat Tinggal Allah? Oleh usaha manusia saja adalah tidak mungkin untuk mengadakan suatu perubahan yang sedemikian ini yang sama halnya seperti mengeringkan lautan luas. Hanya Allah saja yang dapat melakukannya. Namun apabila Ia melakukannya, maka Ia tentu akan melaksanakan suatu pekerjaan pembersihan terhadapnya seperti yang dikatakan-Nya :

“Maka Aku akan mengipas mereka itu dengan suatu kipas di dalam pintu-pintu gerbang negeri itu; Aku akan merampas dari mereka itu anak-anaknya, Aku akan membinasakan umat-Ku, karena mereka tidak mau berbalik daripada segala jalannya.” Yeremia 15 : 7.

“Kipas-Nya ada di dalam tangan-Nya, maka Ia akan membersihkan seluruh lantai-Nya, lalu mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung; tetapi Ia akan membakar sekam itu dengan api yang tak terpadamkan.” Matius 3 : 12.

“Aku tampak bahwa Tuhan sedang mengasah pedang-Nya di dalam Sorga untuk menumpas mereka itu. Oh

sekiranya setiap orang yang mengaku percaya itu dapat menginsyafi akan pekerjaan pembersihan yang Allah sedang akan lakukan di antara umat-Nya.” – Testimonies, vol. 1, p. 190.

“Tuhan akan bekerja untuk menyucikan sidang-Nya. Aku menceriterakan kepadamu dalam kebenaran, bahwa Tuhan sedang akan membolak-balik di dalam lembaga yang terpanggil dengan nama-Nya. Tetapi berapa cepatnya proses pembersihan ini akan dimulai, tak dapat saya katakan, tetapi ia itu tidak akan lama lagi tertunda. Dia yang kipas-Nya terdapat di dalam tangan-Nya itu akan membersihkan kaabah-Nya dari kekotoran moralnya. Ia akan membersihkan seluruh lantai-Nya.” – Testimonies to Ministers, p. 373.

“Masanya sudah datang bagi berbagai usaha yang sungguh-sungguh dan penuh kuasa untuk melepaskan sidang dari lumpur dan kekotoran yang sedang mencemarkan kesuciannya.” Sda., p. 450.

Saudara-Saudaraku, janganlah mengatakan : “Khayal yang disaksikannya itu adalah bagi zaman yang akan datang, dan ia bernubuat dari hal zaman yang masih jauh di depan.” Karena “hari-hari itu sudah dekat, dan hasil dari setiap khayal itu sudahlah hampir”. Yehezkiel 12 : 27, 23. “Karena sebab Sion tiada Aku mau berdiam diri-Ku, demikianlah firman Tuhan, dan karena sebab Yerusalem tiada Aku akan beristirahat, sampai kelak kebenarannya keluar seperti cerahnya terang, dan keselamatannya seperti sebuah pelita yang bernyala-nyala.” Yesaya 62 : 1.

“Tetapi hari-hari penyucian sidang itu sedang mendekat dengan cepatnya. Allah hendak memiliki suatu umat yang suci dan benar. Di dalam saringan yang maha kuat yang akan segera datang itu, kita akan kelak lebih

mampu mengukur kekuatan Israel ........ Orang-orang yang menaruh harap kepada inteligensi, pemikir istimewa, ataupun talenta, tidak akan ....... berdiri pada barisan terdepan”. (Testimonies, vol. 5, p. 80), 

APABILA SIDANG DILAMBANGKAN SESUAI DENGAN GUNUNG-GUNUNG ITU. 

Walaupun saat dari pekerjaan yang besar ini –– yaitu masalah yang maha penting bagi sidang Allah pada jam yang kritis ini ––– adalah jelas disajikan di dalam Alkitab dan Roh Nubuatan, namun secara bertentangan ia itu sedikit sekali dipikirkan dan sedikit sekali dipahami oleh umat di dalam sidang yang berkenan dengan masalah itu. Maka sebab itu terhadap hal ini kita akan terus menyelidikinya secara mendalam.

Dari hal Ilham di atas, maka nubuatan Yesaya menuliskannya sebagai berikut : “Karena oleh api dan oleh pedang-Nya Tuhan akan menghukum segala manusia; maka besarlah kelak jumlah orang yang dibunuh oleh Tuhan ....... Maka Aku akan mengutus orang-orang yang luput dari mereka itu kepada segala bangsa, ......... dan mereka akan membawa semua saudaramu ........ di dalam sebuah bejana yang suci ke dalam rumah Tuhan.” Yesaya 66 : 16, 19, 20.

Tandailah karena kata-kata nubuatan ini mengatakan bahwa orang-orang yang “luput” yang berada di antara “orang-orang yang dibunuh Tuhan itu” akan diutus “kepada segala bangsa” dan bahwa mereka “akan menyatakan kemuliaan-(Nya) di antara bangsa-bangsa Kapir. Dan ......... akan membawakan semua saudara (mereka) ......... keluar dari segala bangsa.”

Karena pekerjaan pengumpulan besar yang meliputi seluruh dunia ini tidak mungkin dapat dilakukan sesudah masa kasihan berakhir, maka janganlah anda membiarkan musuh menyesatkan anda “dengan kata-kata manis dan perkataan-perkataan yang muluk-muluk”. Tunjukkanlah kepadanya bahwa ia tidak mungkin dapat menjelaskan pasal-pasal yang diilhami ini dengan cara lain, untuk mendapatkan penjelasan yang selaras dengan apa yang difirmankan Tuhan dalam kata-kata injil di atas maupun dalam ucapan berikut ini dari Roh Nubuatan :

“Sementara pemeriksaan pengadilan berlangsung di dalam sorga ......... akan ada suatu pekerjaan pembersihan khusus ....... di antara umat Allah di atas bumi ........ Kemudian sidang yang akan disambut oleh Tuhan kita bagi diri-Nya sendiri pada kedatangan-Nya akan menjadi sebuah sidang yang mulia, tidak bercacad cela, atau kerutan, ataupun sesuatu perkara yang sedemikian ini. Kemudian ia akan tampak bagaikan ‘hari pagi, indah bagaikan bulan, dan cerah bagaikan matahari, dan hebat menakutkan bagaikan suatu bala tentara dengan panji-panjinya’.” – The Great Controversy, p. 425.

Pernyataan dari Roh Nubuatan ini juga menunjukkan dengan jelas, bahwa pembersihan itu akan terjadi sebelum masa kasihan berakhir, atau “sementara pemeriksaan pengadilan berlangsung di dalam sorga”, dan kemudian sidang yang bersih dan tidak bercacad-cela  itu akan pergi masuk ke seluruh dunia dengan kemenangan dan untuk memenangkan (Prophets and Kings, p. 725).

Saudara, Saudari, janganlah bangkit berdiri menentang pekabaran kelepasan ini, lalu dengan berbuat demikian itu bergabung dengan barisan dari musuh itu yang telah menabur lalang-lalang di dalam sidang, dan yang bertekad untuk tetap mempertahankan mereka di sana, karena ia tahu

bahwa dengan sebuah sidang yang bersih, kuasanya akan ditindas, dan segala pagar rintangan yang telah didirikannya menentang pekabaran itu akan dirubuhkan berkeping-keping. Memang, “kita tidak perlu berharap bahwa apabila Tuhan memiliki terang bagi umat-Nya, maka Setan akan berdiri tenang, dan tidak akan berusaha untuk menghalanginya. Ia akan berusaha atas pikiran manusia untuk mendorong ketidak-percayaan dan iri hati dan keragu-raguan.” – Testimonies, vol. 5, p. 728. 

Dari bukti-bukti yang dikemukakan nyatalah dengan jelas bahwa pembersihan sidang itu akan jadi sebelum pekerjaan Injil berakhir di setiap bagian dunia; karena orang-orang yang “luput” dari pembantaian itu akan diutus untuk “menghantarkan semua saudara (mereka) bagi suatu persembahan kepada Tuhan keluar dari segala bangsa.” Oleh sebab itu perlu, bahwa terwujudnya “pekerjaan pembersihan yang istimewa” ini mendahului dimulainya “Seruan Keras” itu. Bukti rangkap yang meyakinkan mengenai hal ini adalah dari penegasan Roh Nubuatan bahwa “umat Allah yang sejati, yaitu mereka yang memiliki roh pekerjaan Tuhan, ........ akan selalu berada pada pihak penanganan yang jujur dan terbuka terhadap dosa-dosa ..... Terutama dalam pekerjaan penghabisan bagi sidang, dalam masa pemeteraian mereka yang seratus empat puluh empat ribu itu .....” Pekerjaan pembersihan yang istimewa ini dan “pemeteraian hamba-hamba Allah adalah sama dengan apa yang diperlihatkan kepada Yehezkiel dalam khayal.” – Testimonies, vol. 3, p. 266; Testimonies to Ministers, p. 445. 

Khayal Yehezkiel itu mengungkapkan bahwa orang-orang yang “berkeluh kesah dan menangis karena segala kekejian

yang dilakukan di tengah-tengahnya (sidang itu) akan dibubuhi tanda, atau dimeteraikan, dan bahwa orang-orang yang memegang “senjata-senjata pembantai” itu kemudian “membunuh seluruhnya baik tua maupun muda, baik anak-anak gadis maupun anak-anak kecil, dan wanita-wanita” yang tidak memiliki tanda. Oleh sebab itu, maka pembersihan sidang itu adalah suatu pemisahan orang-orang berdosa yang dipisahkan dari umat Allah yang sejati. Pada masa kegenapannya, masa depan yang tidak lama lagi itu, mereka yang 144.000 itu akan memperoleh meterai, atau tanda, mereka akan luput dari pembantaian itu, menjadi “hamba-hamba Allah”, lalu pergi keluar kepada segala bangsa untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Inilah yang akan membuat mereka menjadi “buah-buah pertama” dari orang-orang hidup yang akan diobahkan, berikut “semua saudara mereka” yang mereka bawa (“rombongan besar” dari Wahyu 7 : 9 itu), yaitu buah-buah kedua dari orang-orang hidup yang akan diobahkan; karena jika tidak ada buah-buah kedua, maka tidak mungkin ada buah-buah pertama. (Bagi penjelasan lebih lanjut terhadap masalah ini bacalah Traktat No. 1 Hampir “Jam Kesebelas” Esktra!) 

Saudara-Saudara, kita harus “berkeluh kesah dan menangis” melawan dosa-dosa di dalam sidang; bukan melawan pekabaran itu yang akan memeteraikan kita untuk diobahkan dan membuat kita menjadi suatu umat yang cocok dilambangkan oleh gunung tembaga itu. Keluh kesah dan tangisanmu menentang segala kekejian yang dibuat “di tengah-tengahnya”, akan membuatmu terpilih untuk memperoleh “tanda” itu; namun jika engkau berusaha melindungi kekejian-kekejian itu, maka engkau akan jatuh di bawah senjata-senjata pembantai dari malaikat-malaikat. Sidang akan disucikan dan dibersihkan dan dipersiapkan untuk menjadi Tempat Tinggal Allah. Tidak ada lagi dalam cara lain yang dapat ia dikenal sebagai

“gunung tembaga” itu, yaitu lambang kekekalan. Inilah sidang yang akan “memasuki peperangannya yang terakhir”, dan dialah satu-satunya yang akan “diserang” oleh naga itu; karena “perempuan” simbolis itu dan “benihnya”, sebagai suatu badan, yang memeliharakan perintah-perintah Allah dan berpegang pada “kesaksian Yesus Kristus”. Wahyu 12 : 17.

Setelah sepenuhnya menyelesaikan bagian pertama dari lambang Zakharia itu, maka kita sekarang mengarahkan perhatian kita kepada 

LEMBAH YANG TERLETAK DI ANTARA KEDUA GUNUNG ITU.

Setelah kebenaran ditegakkan dengan kokoh bahwa sidang Kristen yang mula-mula dilambangkan oleh salah satu dari “gunung-gunung tembaga” itu, dan sidang yang mengakhiri pekerjaan Injil dilambangkan oleh gunung tembaga yang satunya, oleh sebab itu, berdasarkan urutan logikanya, maka lembah di antara kedua gunung itu, dari mana keempat kereta itu keluar, harus melambangkan masa periode semenjak dari sidang yang satu sampai kepada sidang yang lainnya. Jadi, simbol berikutnya yang akan dibicarakan ialah 

KEEMPAT KERETA ITU.

Nabi Zakharia mengatakan : “Pada hari itu kelak akan terdengar pada lonceng-lonceng kuda-kuda itu, KESUCIAN BAGI TUHAN.” Zakharia 14 : 20. Sebagai simbol-simbol untuk menggambarkan berbagai pelajaran, kuda-kuda lebih menonjol digunakan di dalam Injil, tentunya karena dalam setiap contoh disesuaikan dengan tepat kepada keadaan dan situasi. Dalam hubungan ini, kuda-kuda itu melambangkan orang-orang, karena bunyi “lonceng-lonceng” mereka adalah “KESUCIAN

BAGI TUHAN”; sebaliknya “pergerakan-pergerakan yang gelisah yang tak teratur dari beberapa orang yang mengaku orang-orang Kristen adalah dilambangkan dengan pekerjaan dari kuda-kuda yang kuat tetapi tidak terlatih. Bilamana yang satu menarik ke depan, maka yang lainnya menarik ke belakang.” – Testimonies to Ministers, pp. 489, 490.

Oleh sebab itu, “kuda-kuda” simbolis ini masing-masing menggambarkan suatu kelas umat tertentu dalam hubungannya dengan sidang. Dan karena kenyataannya masing-masing pasang sedang menarik sebuah kereta, maka mereka hanya dapat menunjukkan suatu kelas pemimpin-pemimpin sidang. Dengan sendirinya kereta-kereta itu harus menggambarkan keanggotaan sidang yang sedang dipimpin oleh kuda-kuda simbolis itu. Lagi pula, terhadap pertanyaan Zakharia yang berbunyi : “Apakah artinya sekaliannya ini, tuanku? ...... malaikat itu menjawab dan mengatakan, ........ Sekaliannya ini adalah empat roh dari segala langit, yang pergi keluar yang berdiri di hadapan Tuhan seluruh bumi.” Zakharia 6 : 4, 5. Oleh sebab itu simbol-simbol ini menunjukkan pekabaran-pekabaran dari sorga yang dibawa oleh sidang di bumi. Dan karena simbol itu memiliki batasan definisinya sendiri, maka ia akan menjawab pertanyaan: 

MENGAPA KERETA MELAMBANGKAN SEBUAH SIDANG? 

Fiman Allah memberi lambang kepada sidang Allah dengan berbagai objek di bumi. Untuk melukiskannya Tuhan berfirman : “Pada hari itu Aku akan membuat Yerusalem menjadi sebuah batu tanggungan bagi segala bangsa; maka semua orang yang membebani dirinya dengan batu itu akan ditumpas berkeping-keping.” Zakharia 12 : 3. Engkau pun akan menjadi sebuah mahkota kemuliaan di dalam tangan Tuhan.” Yesaya 62 : 3. “Dan

ketujuh kaki pelita yang kau lihat itu adalah tujuh sidang.” Wahyu 1 : 20.

Objek yang sama tidak mungkin dapat menggambarkan tabiat sidang secara tepat dalam berbagai kondisi dan keadaan atau hubungan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, di satu pihak sidang yang telah melahirkan Kristus (Wahyu 12 : 1, 2) tidak mungkin dapat dilambangkan secara tepat cocok oleh sesuatu kereta, melainkan hanya oleh seorang perempuan, sedangkan di lain pihak sidang dengan mana Allah hendak menghancurkan bangsa-bangsa, tidak mungkin dapat secara tepat cocok disamakan dengan seorang perempuan, melainkan sebaliknya dengan sebuah “batu” (Daniel 2 : 45), atau sebuah “kapak”. Yeremia 51 : 20. Bagi sebuah sidang dalam tugasnya mengumpulkan jiwa-jiwa, lambang yang tepat cocok adalah sebuah “kereta”, dan bagi kepemimpinannya dengan sendirinya adalah “kuda-kuda”.

Karena di dalam lambang di hadapan kita ini ada terdapat empat kereta yang akan dicari identitasnya, maka kita harus membicarakan masing-masingnya secara terpisah, dimulai dengan 

KERETA YANG PERTAMA. 

Urutan kereta-kereta itu menunjukkan suatu seri peristiwa-peristiwa Injil. “Pada kereta yang pertama terdapat pasangan kuda merah.” Bahwa warna merah itu melambangkan pertumpahan darah, Roh Nubuatan membuktikannya sebagai berikut : “Sementara kami berjalan bersama-sama, maka kami menemukan suatu rombongan ..... Saya melihat warna merah sebagai suatu batas pinggiran pada baju-baju mereka. ........ Saya menanyakan kepada Yesus siapa mereka itu. Jawab-Nya bahwa mereka itu adalah para martir yang telah dibunuh karena-Nya.” – Early Writings, pp. 18, 19. Karena batasan warna merah pada baju-baju dari rombongan ini

merupakan lambang dari mati sahid, maka jelaslah bahwa warna merah dari “pasangan kuda” itu menunjukkan para pemimpin sidang yang mati sahid sebelum tahun 538 TM.

Dalam menjawab pertanyaan Zakharia mengenai siapakah kuda-kuda itu dan sedang kemanakah mereka itu pergi, maka malaikat itu menjawab : “Pasangan kuda hitam yang ada di dalamnya itu pergi memasuki negeri utara; dan pasangan kuda putih itu pergi keluar mengikutinya; dan pasangan kuda dauk itu pergi keluar ke arah negeri selatan. Dan pasangan kuda teji itu pergi keluar, lalu berusaha pergi agar mereka dapat berjalan ke sana ke mari di seluruh bumi.” Zakharia 6 : 6, 7. Walaupun jawaban malaikat itu mengungkapkan masing-masing arah yang dituju oleh pasangan-pasangan kuda hitam, putih, dauk dan teji itu, ia sama sekali tidak menyebut mengenai pasangan kuda merah, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan dengan kuat bahwa pasangan kudah merah itu sudah mati sahid sehingga tidak lagi pergi lebih jauh dari tujuan mereka yang terakhir yang bersangkutan itu. Karena ini adalah jelas, maka langkah kita berikutnya secara logis ialah mengidentifikasikan 

KERETA YANG KEDUA. 

“Dan pada kereta yang kedua itu (terdapat) pasangan kuda hitam.” Secara umum, arti simbolis dari “hitam” ialah terikat. Demikianlah karena mati sahid sidang Kristen yang mula-mula itu telah disusul oleh Zaman Kegelapan Agama semenjak dari tahun 538 TM sampai tahun 1798 TM, maka adalah jelas sekali bahwa kereta dengan pasangan kuda hitam itu melambangkan sidang berikut kepemimpinannya selama masa periode nubuatan yang panjang ini di bawah penjajahan Romawi Kerohanian. Kenyataan ini dibuktikan oleh penjelasan malaikat mengenai

arah tujuan pasangan kuda itu : “Pasangan kuda hitam itu”, katanya, “........ pergi keluar memasuki negeri utara.” Dan “negeri utara” adalah sebuah sebutan Alkitab bagi Babilon kuno, seperti yang cepat terlihat dari kata-kata injil berikut ini:

“......... firman Tuhan Hua; ........ Aku hendak membawa ....... Nebukhadnezar raja Babilon, ....... dari utara.” Yehezkiel 26 : 7. Dan lagi : sewaktu orang-orang Yahudi kembali dari Babilon ke Yerusalem, maka Allah berfirman melalui nabi-Nya Zakharia, kata-Nya : “Wahai, dengarlah, keluarlah, dan larilah dari tanah utara” (Zakharia 2 : 6), dengan demikian mengidentifikasi Babilon sebagai “negeri utara itu”. Tetapi karena kita sedang membicarakan kegenapan nubuatan ini di dalam sejarah Wasiat Baru, maka negeri utara dalam hubungan ini harus berupa Babilon contoh saingan –– yaitu Romawi Kristen –– dimana umat Allah selama periode sejarah Wasiat Baru berada. Kebenaran yang tegas, jelas, mengenai kereta yang kedua ini membawa kita kepada mengungkapkan 

KERETA YANG KETIGA.

Maka terdapat “di dalam kereta yang ketiga itu pasangan kuda putih”. Karena warna hitam adalah berarti terikat, maka warna putih, sebagai kebalikan dari warna hitam, harus menunjukkan kebebasan. Sesuai dengan itu, maka pasangan kuda putih berikut keretanya itu harus melambangkan sidang, sesudah masa periode 1260 tahunnya di bawah penjajahan Romawi. Kata malaikat itu kepada Zakharia : “Pasangan kuda putih itu pergi keluar menyusul” pasangan kuda hitam ke negeri utara. Oleh sebab itu pasangan kuda putih itu melambangkan

sebuah sidang yang bebas merdeka, yang membawakan sebuah pekabaran dari sorga kepada negeri utara tak lama kemudian sesudah tahun 1798 TM, dalam masa kebebasan. Satu-satunya pekabaran yang sedemikian ini yang ditemukan pada catatan sejarah ialah mengenai pergerakan Miller, antara lain kita baca sebagai berikut :

“Kepada William Miller dan pembantu-pembantunya telah diijinkan menghotbahkan amaran itu di Amerika. Negeri ini telah menjadi pusat pergerakan Advent yang besar itu. ........ Tulisan-tulisan Miller dan sekutu-sekutunya telah disebarkan ke daerah-daerah yang jauh-jauh. Dimanapun para missionaris dapat masuk ke seluruh dunia ini, maka kabar kesukaan dari hal kedatangan Yesus yang secepatnya itu mereka siarkan.” – The Great Controversy, p. 368.

Tetapi walaupun “pasangan kuda putih itu” pergi ke “negeri utara”, orang-orang dari pergerakan Miller itu, atau “Pergerakan Advent yang Pertama” bukanlah menyambut seruan, “keluarlah daripadanya hai umat-Ku”. Ini dijelaskan oleh kata-kata Miller sendiri yang berbunyi : “Dalam seluruh pekerjaan saya ......... saya tidak pernah memikirkan atau bermaksud untuk mendirikan sesuatu kepentingan yang terpisah daripada semua kepentingan berbagai gereja-gereja yang sudah ada, atau mengambil keuntungan dari yang satu dengan mengorbankan yang lain. Yang saya pikirkan adalah untuk kepentingan semua.” – The Great Controversy, p. 375.

Wahyu penutupnya adalah : “Tengoklah, mereka ini yang pergi menuju negeri utara telah mendiamkan Roh-Ku di negeri utara itu.” Zakharia 6 : 8. Setelah pekabaran amaran oleh pergerakan Miller itu ditolak oleh gereja-gereja, dalam menggenapi kata-kata, “telah mendiamkan Roh-Ku

di negeri utara”, maka Allah kemudian menarik Roh-Nya dari mereka. Dalam kenyataan mengenai hal ini, maka “Malaikat yang Kedua” memberitakan : “Babilon sudah jatuh”. Wahyu 14 : 8. 

Rantai kenyataan-kenyataan yang disebut di atas yang meliputi tiga “kereta-kereta” simbolis yang pertama itu, menunjukkan ahwa beberapa seri peristiwa-peristiwa injil yang mereka pahami berakhir dengan pergerakan Miller dalam tahun 1844. Dan kenyataan tambahan bahwa warna “putih” dari “pasangan kuda” itu juga berarti kemurnian, menunjukkan bahwa “kereta yang ketiga” adalah melambangkan sidang yang dari seluruh tujuh sidang itu merupakan satu-satunya sidang yang putih, tanpa tuduhan –– yaitu sidang Philadelfia (Wahyu 3 : 7). 

Firman Allah adalah penuh dengan pengertian; dalamnya adalah tak terduga; dan kebenarannya, bagaikan ombak-ombak yang senantiasa pecah di garis pantai, membersihkan pantai kehidupan dengan ombak-ombak yang tak pernah berhenti, salah satunya membawa masuk kenyataan bahwa sidang Miller yang dinamakan “Philadelfia” itu bukanlah hanya secara kebetulan. Nama itu, yang berarti “cinta persaudaraan” telah direncanakan secara Ilahi, dan dalam seluruh sejarah Kristen tidak akan cocok dengan suatu organisasi gereja lain selain daripada gereja Miller saja ––yaitu satu-satunya gereja yang tidak didapati bersalah karena memecat anggota-anggotanya yang mendengarkan sesuatu pekabaran dari Allah, atau karena membatasi kebebasan beragama mereka dalam menyelidiki bagi dirinya sendiri sesuatu kebenaran yang diakui. Oleh sebab itu, maka gereja Miller itu sajalah yang berdiri bebas dari kesalahan maupun tuduhan yang digariskan di dalam tuduhan Tuhan yang berbunyi :

“Dengarlah akan firman Tuhan, hai kamu yang gentar akan firman-Nya; kendatipun Saudara-Saudaramu yang membenci kamu, yang membuang kamu keluar karena sebab nama-Ku, mengatakan, Supaya Tuhan dipermuliakan; namun Ia akan kelihatan bagi kesukaan kamu, dan mereka itu akan dipermalukan.” Yesaya 66 : 5. Para hakim yang dituduh sorga ini karena mengangkat dirinya sendiri, mereka sendiri tidak masuk, tetapi orang-orang yang masuk mereka halangi (Lukas 11 : 52). Mengulangi : pergerakan Miller itu, atau “Pergerakan Advent yang Pertama”, karena merupakan satu-satunya gereja yang tidak pernah membuang keluar satupun dari saudara-saudaranya, maka dengan sendirinya merupakan satu-satunya sidang yang dapat dilambangkan oleh kereta yang putih itu, dan satu-satunya yang pantas memperoleh nama “Philadelfia” –– “cinta persaudaraan”.

Keseluruhan tujuh sidang contoh saingan ini (Wahyu 2 dan 3) memulai dengan baik, tetapi lambat laun Setan berhasil membanjiri ke dalam masing-masingnya secara berturut-turut dengan agen-agennya (secara simbolis, yaitu “lalang-lalang”) di dalam jubah orang-orang yang mengaku percaya kepada Kebenaran. Terutama sekali demikian ini terjadi dengan pihak kependetaan, oleh siapa ia mampu menyesatkan seluruh sidang-sidang. Maka seringkali sebagian dari para anggota yang menolak mengikuti kepemimpinan manusia yang menggantikan tempat Kristus telah dibuang keluar. Memang, kapan saja Allah mengirimkan sesuatu pekabaran kepada sidang-Nya, maka pihak kependetaan, gantinya mereka berdiri pada pihak utusan itu dan membantunya meneruskan pekabaran itu kepada seluruh umat, mereka ternyata telah memeranginya, mereka berdiri hampir-hampir bagaikan suatu kesatuan menghalangi jalannya, supaya pekabaran itu tidak sampai ke umat itu! Menunjukkan bagaimana pihak kependetaan telah berusaha untuk meletakkan suatu pembasmi terhadap

“Pergerakan Advent yang Pertama” itu, dan bagaimana mereka menganiaya anggota-anggota yang berani menghadiri hotbah-hotbah Miller, sejarah gereja menuliskannya sebagai berikut :

“Tetapi sementara para pendeta dan pemimpin-pemimpin agama mengambil keputusan melawan ajaran Advent itu, serta ingin untuk menindas semua pergerakannya, maka mereka bukan saja menentangnya dari atas mimbar, melainkan juga mereka menolak hak-hak para anggotanya untuk menghadiri khotbah-khotbah yang membicarakan kedatangan yang kedua kali itu, ataupun bahkan membicarakan harapan mereka itu di dalam pertemuan-pertemuan sosial gereja.” “........... oleh karena itu pekabaran itu sebagian besarnya dipercayakan kepada anggota-anggota biasa yang sederhana. Para petani meninggalkan ladang-ladang mereka, para montir meninggalkan peralatan mereka, para pedagang meninggalkan barang-barang dagangan mereka, para ahli meninggalkan kedudukan-kedudukan mereka; tetapi pun jumlah pekerja adalah kecil dibandingkan dengan tugas yang akan diselesaikan.” – The Great Controversy, pp. 376, 368.

“Pekerjaan itu tidak berdiri karena kepintaran dan terpelajarnya orang-orang, melainkan karena kuasa Allah. Bukannya orang-orang yang sangat berbakat, melainkan orang-orang yang sangat sederhana dan berserah diri, yang pertama sekali mendengar lalu mematuhi seruan itu ........ Orang-orang yang dahulunya memimpin di dalam pekerjaan adalah terdapat di antara yang terakhir menggabungkan diri dalam pergerakan ini.” – The Great Controversy, p. 402. “Dari kenyataan bahwa pekabaran itu sebagian besarnya dihotbahkan oleh anggota-anggota biasa, telah dikemukakan sebagai alasan untuk menentangnya. Seperti halnya di zaman dahulu kesaksian Firman Allah yang jelas telah dihadapi dengan pertanyaan, ‘Adakah salah satu dari para pemimpin atau orang-orang Parisi mempercayainya?’ ...... Rombongan orang banyak, karena menaruh harap sepenuhnya kepada gembala-gembala mereka, maka mereka menolak untuk mendengar kepada amaran;

dan orang-orang lainnya, walaupun mereka yakin akan kebenaran itu, mereka tidak berani mengakuinya, supaya tidak mereka dibuang keluar dari kaabah.” – The Great Controversy, p. 380.

“........... Pengikut-pengikut Kristus yang sejati ....... tidak akan menunggu sampai kebenaran itu menjadi terkenal. Karena yakin akan tugas mereka, maka mereka secara terbuka menyambut salib itu.” – The Great Controversy, p. 460. Orang-orang yang setengah hati dan tidak bersungguh-sungguh tidak lagi dapat bersandar pada iman saudara-saudara mereka.” – Sda., p. 395. “Gantinya mempertanyakan dan mempertengkarkan apa yang belum mereka pahami, hendaklah mereka memperhatikan terang itu yang sudah menyinari ke atas mereka, maka mereka akan memperoleh terang yang lebih besar lagi.” – Sda., p. 528.

“Senantiasa ada terdapat suatu kelas orang-orang yang mengaku beribadah, yaitu mereka yang gantinya mengikuti terus untuk mencari tahu kebenaran, padahal mereka membuatnya menjadi agama mereka untuk berusaha mencari kesalahan tabiat atau kekeliruan iman pada diri orang-orang yang tidak sefaham dengan mereka. Orang-orang yang sedemikian ini adalah pembantu-pembantu tangan kanan dari Setan.” – Sda., p. 519.

“Semua orang yang mencarikan cantolan-cantolan untuk menggantungkan keragu-raguan mereka, mereka akan menemukannya. Dan orang-orang yang menolak untuk menyambut dan mematuhi firman Allah sampai kelak setiap sanggahan disingkirkan, dan tidak ada lagi kesempatan untuk ragu-ragu, mereka tidak akan pernah datang kepada terang.” – Sda., p. 527.

Dari keseluruhan “tujuh sidang itu” (Wahyu pasal 2 dan 3), hanya sidang Philadelfia (sidang Miller) yang tidak terlibat dengan praktik-praktik Iblis yang sama ini. Senantiasa setia kepada Allah, maka ia mengakhiri masa kerjanya yang tidak bercacad tetapi singkat itu dalam tahun 1844,

sasaran tujuannya yang telah ditentukan itu. Setelah menghayati seluruh hidupnya di bawah pengawasan pribadi pendirinya, maka ia itu tidak pernah bercorak baru. Demikianlah karena tanpa tuduhan, sebagaimana dilukiskan secara tepatnya oleh “kereta” yang ketiga berikut “pasangan kuda putih”nya, maka ia itu menonjol bagi pergerakan berikutnya yang ditunjukkan oleh 

KERETA YANG KEEMPAT.

Oleh karena tiga “kereta” yang pertama itu meliputi sejarah sidang sampai tahun 1844 TM, maka kereta yang keempat tak dapat tiada harus melambangkan suatu organisasi sidang berikutnya –– pengganti sidang Miller atau sidang Philadelfia. Oleh sebab itu, maka yang terakhir dari “tujuh sidang itu”, yaitu sidang dari “orang-orang Laodikea”, tentunya adalah sidang yang dilambangkan oleh “kereta” yang keempat itu.

Di tengah-tengah kekacauan faham-faham agama yang sedemikian banyak yang tersebar meliputi seluruh dunia Kristen pada waktu ini, mungkin sekali sukar tampaknya untuk memisahkan orang-orang Laodikea daripada orang-orang lainnya. Namun Pencipta contoh-contoh dan lambang-lambang yang besar itu, Dia yang melihat akhirat semenjak dari mulanya, sedemikian ini meramalkan dengan tepat apa yang kelak merupakan kondisi dan pekerjaan dari sidang yang terakhir dari “ketujuh sidang itu”. Oleh sebab itu harus oleh Firman-Nya dapat dipetik sidang ini dari antara gereja-gereja yang banyak itu, lalu menempatkannya bagaikan suatu mercu suar yang bersinar-sinar di dalam jam yang tergelap pada malam hari.

Tetapi bahkan seperti halnya Setan melaksanakan usaha-usahanya yang sungguh-sungguh untuk memutarbalikkan nama “Philadelfia” itu, lalu dengan demikian menggelapkannya dari pandangan

dan membuatnya berlalu tanpa diperhatikan, maka demikian itu pula ia telah mengacaukan 

NAMA DARI KERETA YANG TERAKHIR. 

Sama seperti halnya nama “Philadelfia” hanya cocok bagi sebuah organisasi sidang, dan bagi hanya sebuah dari kereta-kereta itu, maka demikian pula nama “orang-orang Laodikea” itu logisnya hanya dapat cocok bagi salah satu daripada kereta-kereta itu dan hanya bagi satu madzab agama. Perkataan itu sendiri adalah berasal dari kata Gerika, Lego-dikean, yang berarti, “memberitakan pehukuman”. Sesudah peristiwa sidang Philadelfia itu, maka harus ada sebuah sidang yang memberitakan pehukuman. Dan adalah suatu kenyataan sejarah bahwa dalam tahun 1844 TM, yaitu tahun dimana pergerakan Miller itu mengakhiri tugasnya yang telah ditentukan, maka suatu pergerakan baru, yaitu madzab Masehi Advent Hari Ketujuh telah bangkit dengan memberitakan : “Takutlah akan Allah, dan muliakanlah Dia; karena jam pehukuman-Nya sudah sampai.” Wahyu 14 : 7.

Meskipun adanya catatan yang tidak menimbulkan iri hati mengenai sidang Laodikea, namun pendiri pergerakannya itu, tidak sama dengan para pendiri dari pergerakan-pergerakan lainnya, secara jujur menegaskan di dalam buku Testimonies, vol. 3, p. 252 : “Pekabaran kepada sidangnya orang-orang Laodikea adalah suatu tuduhan yang mengejutkan, dan adalah berlaku bagi umat Allah pada waktu ini” –– Masehi Advent Hari Ketujuh. Memberitakan pehukuman, maupun dalam kondisi tidak berbuat apa-apa seperti yang digambarkan, sidang Masehi Advent Hari Ketujuh adalah hanya satu-satunya sidang yang dapat secara tepat disebut “Laodikea” –– yaitu Memberitakan Pehukuman. Betapa mutlaknya keseimbangan di antara gambaran dan keadaan!

“Hendaklah kamu menyertai aku dalam membesarkan Tuhan, dan hendaklah kita bersama-sama memuliakan nama-Nya”, karena Ia “telah membesarkan firman-(Nya) melebihi semua nama-(NYA).” Mazmur 34 : 3; 138 : 2.

Karena baik kereta yang ketiga maupun sidang Philadelfia telah diidentifikasikan melambangkan pergerakan Miller, dan juga karena sidang Laodikea telah diidentifikasikan melambangkan pergerakan Masehi Advent Hari Ketujuh, maka dengan sendirinya tak dapat dibantah bahwa “kereta yang keempat”, yang terakhir dari kereta-kereta itu, akan melambangkan madzab gereja Masehi Advent Hari Ketujuh –– Laodikea itu.

Kini jika sekiranya penerapan ini terhadap “kereta itu” keliru, maka bukti yang pasti dan sederhana tentunya adalah bahwa ia itu tidak mungkin dapat dibuat sama dan sebangun untuk cocok dengan sidang Masehi Advent Hari Ketujuh, tetapi jika sekiranya ia itu benar, maka ia itu tidak mungkin dengan tanda yang sama dibuat sama dan sebangun untuk mencocokkan sesuatu yang lain daripada sidang Masehi Advent Hari Ketujuh; karena simbol-simbol Ilahi telah direncanakan dengan sempurna untuk mencocokkan hanya satu objek. Oleh sebab itu, maka ujian terakhir mengenai interpretasi yang diberikan di sini adalah kesimpulan yang meyakinkan daripada bagian yang membingungkan dari simbol 

PASANGAN KUDA DAUK DAN PASANGAN KUDA TEJI ––

KEPEMIMPINAN RANGKAP. 

Dan pada “kereta yang keempat” terdapat “pasangan kuda dauk dan pasangan kuda teji”. Bagian yang ganjil dari nubuatan simbolis ini adalah nyata jelas, karena kereta yang keempat itu, yang berbeda dari tiga kereta lainnya, memiliki dua pasangan kuda. Tetapi

yang sangat menarik dari seluruh simbol itu ialah kenyataan yang membingungkan bahwa pasangan kuda dauk itu pergi “menuju ke arah negeri selatan, dan pasangan kuda teji itu pergi keluar, lalu ......... berjalan ke sana ke mari di seluruh bumi”! Zakharia 6 : 6, 7. Pasangan kuda dauk itu pergi ke arah yang satu, dan pasangan kuda teji ke arah yang lainnya, namun keduanya sama-sama menarik kereta yang sama.

Oleh sebab itu jelaslah, bahwa keadaan yang aneh ini harus memiliki sebuah pelajaran kebenaran sekarang yang sangat penting bagi sidang Allah pada jam sekarang, apabila khayal itu selesai diungkapkan dan kebenarannya dibukakan, yaitu saat dimana sidang akan berhadapan dengan suatu masalah yang aneh dan membingungkan yang tidak mungkin dapat dipecahkan oleh kepintaran manusia.

Adanya pasangan-pasangan kuda yang tidak sama terpasang pada kereta yang keempat itu, masing-masing menarik ke arah yang berlainan daripada sesamanya, bukan saja menunjukkan adanya suatu kepemimpinan rangkap di dalam sidang Laodikea, tetapi juga menunjukkan bahwa kepemimpinan yang satu bertentangan dengan kepemimpinan yang lainnya baik dalam tabiat maupun dalam tujuan. Karena keadaan ini merupakan sesuatu yang aneh, maka orang yang bijaksana akan memikirkannya dengan sebaik-baiknya. Karena firman Allah telah membicarakannya, dan karena simbol itu menggambarkan dengan tepat persaingan itu yang sedang berlaku di depan mata mereka, maka mereka akan berpegang pada kebenaran itu dengan gigihnya.

Kini untuk memberikan penjelasan terhadap bagian yang tertinggi dan membingungkan dari simbol ini, maka kita harus mengikuti catatan sejarah masa lampau dan masa kini dari sidang Laodikea. Karena

pekabaran kepada masing-masing sidang dialamatkan kepada “malaikat” itu yang bertugas mengawasi kakidian (sidang –– Wahyu 1 : 20), maka kepada Yahya diperintahkan : “Dan kepada malaikat sidangnya orang-orang Laodikea tuliskanlah.” Wahyu 3 : 14. Namun “malaikat” ini tidak mungkin adalah seorang malaikat sorga, karena ia adalah bersalah : “Dingin tidak panaspun tidak”, melainkan “tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang” “dan tidak mengetahui.” Wahyu 3 : 16, 17. Apa lagi yang dapat dilambangkan oleh malaikat ini kalau bukan seseorang di bumi yang diberi tugas mengawasi “kaki dian” itu? Oleh sebab itu jelaslah, bahwa ia dan hamba itu “yang oleh Tuannya telah diangkat menjadi pemimpin atas rumah tangga-Nya, untuk memberikan kepada mereka makanan pada waktunya” (Matius 24 : 45) adalah sama, kedua-duanya jelas melambangkan kepemimpinan sidang, bukan keanggotaan sidang.

Setiap orang yang memiliki pengetahuan Injil yang kuat akan mengetahui bahwa Allah tidak mungkin dapat menyelesaikan pekerjaan-Nya di bumi ini bersama-sama dengan suatu kepemimpinan sidang yang “tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang”; dan yang lebih parah lagi, yaitu dengan orang yang bahkan tidak mengetahui keadaannya sendiri. Orang-orang yang sedang memaafkan berbagai kejahatan yang merajalela dimana-mana adalah bukan umat Allah yang sejati; mereka adalah “lalang-lalang”, yaitu benih dari si Jahat itu.

Roh Nubuatan mengatakan : “Pekabaran yang dikirim Allah melalui perantaraan hamba-hamba-Nya akan diejek dan ditertawakan oleh gembala-gembala yang tidak setia, yang menginjak-injak dengan kaki mereka makanan dari padang rumput, yang memberikan kepada kawanan domba itu makanan yang sudah mereka kotorkan. ‘Celakalah

bagi para Gembala yang membinasakan dan mencerai-beraikan domba-domba itu dari rumput-Ku!, demikianlah firman Tuhan.’” – Review and Herald, June 25, 1901.

Melihat kepada kenyataan yang menyedihkan ini, maka Allah harus memiliki suatu kepemimpinan sidang yang kedua untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya yang terbesar semenjak dunia dimulai. Mengenai penempatan hamba-hamba yang kedua ini, kita baca sebagai berikut : “Maka aku tampak seorang malaikat lain naik dari sebelah timur, membawa meterai dari Allah yang hidup itu; maka berserulah ia dengan suara besar kepada keempat malaikat itu, ......... katanya, Janganlah merusakkan bumi ataupun laut, ataupun pohon-pohon kayu, sampai selesai kami memeteraikan hamba-hamba Allah kita pada dahi-dahi mereka.” “Dan di dalam mulut mereka tidak didapati tipu; karena mereka adalah tidak bercacad cela di hadapan tahta Allah.” Wahyu 7 : 2, 3; 14 : 5.

Demikianlah oleh perantaraan kesaksian maupun oleh perantaraan lambang Firman Allah mengemukakan dua kelas “hamba-hamba” yang tidak sama ––– yang satu “suam”, dan lainnya “tidak bercacad cela.”

Adalah demikian pentingnya masalah ini sehingga Roh Nubuatan kembali mengarahkan terang kepada aspeknya yang lain lagi sebagai berikut :

“Tetapi hari-hari penyucian sidang itu sedang mendekat dengan segeranya. Allah hendak memiliki suatu umat yang suci dan benar .......... Orang-orang yang menaruh harap kepada kemampuan berpikir, kemampuan istimewa, atau bakat, mereka tidak akan berdiri pada waktu itu pada barisan terdepan orang banyak.” – Testimonies, vol. 5, p. 80.

Dari kenyataan bahwa semua conference kita memberikan surat keterangan kependetaan hanya kepada para tamatan perguruan tinggi menunjukkan bahwa mereka sedang menaruh kepercayaan penuh pada kepintaran manusia

 –– yaitu kepintaran yang tidak lagi dapat diandalkan Allah di waktu ini daripada yang digunakan-Nya dahulu sewaktu Musa memamerkannya. Dan dari kenyataan bahwa mereka telah mempraktikkan cara yang bodoh ini bertahun-tahun lamanya, adalah bukti kenyataan yang lain lagi, bahwa dinas kependetaan pada waktu ini adalah terdiri dari orang-orang yang tidak mungkin Allah gunakan, bukan saja karena mereka adalah lepas (tidak bergantung) kepada-Nya, melainkan juga karena berlawanan dengan kehendak-Nya, mereka telah menghalangi dari pekerjaan-Nya orang-orang yang dapat Ia gunakan :

“Sekarang ingin saya katakan, bahwa Allah tidak menaruh sesuatu kekuasaan raja apapun di dalam barisan kita untuk mengontrol cabang ini atau itu dari pekerjaan. Pekerjaan telah banyak dibatasi oleh usaha-usaha untuk mengontrolnya pada setiap garis. Di sinilah terdapat suatu kebun anggur yang memberikan tempat-tempatnya yang tandus yang belum memperoleh pekerja satupun. Dan jika seseorang hendak mulai mengolah tempat-tempat ini dalam nama Tuhan, jika a tidak memperoleh persetujuan dari orang-orang di dalam sebuah lingkungan kekuasaan kecil itu, maka ia tidak akan memperoleh bantuan apapun. Allah menghendaki agar para pekerja-Nya harus memperoleh bantuan. Jika sekiranya seratus orang akan memulaikan suatu missi ke lapangan-lapangan yang tandus, dengan berseru kepada Allah, maka Ia akan membuka ke hadapan mereka.”

“Marilah ku ceritakan kepadamu, jika hatimu ada pada pekerjaan itu, dan engkau percaya pada Allah, engkau tidak perlu bergantung pada persetujuan pendeta manapun atau umat manapun; jika engkau pergi langsung bekerja dalam nama Tuhan, dalam cara yang sederhana melakukan apa saja yang dapat engkau ajarkan kebenaran itu, Allah akan meneguhkan engkau.”

“Jika sekiranya pekerjaan tidak dibatasi

sedemikian rupa oleh sesuatu rintangan di sini, dan di sana, dan bahkan rintangan di seberang sana, maka ia itu sudah akan maju dalam kebesarannya. Ia itu sudah akan maju pertama sekali dalam kelemahan; namun Allah di sorga hidup.” – Review and Herald, April 16, 1901.

Sesudah Paulus menyangkal semua harapan pada kepintaran manusia, sambil memperhitungkannya sebagai kerugian bagi Kristus, baharu dapat Allah meninggikan dia di dalam tangan kekuasaan-Nya. “Maka aku, saudara-saudaraku”, demikian kata rasul yang besar itu, “......... datang bukan dengan fasih lidah atau dengan kepintaran, memberitakan kepadamu kesaksian Allah.” 1 Korintus 2 : 1. Tetapi berbeda dengan Paulus yang sederhana itu, maka orang-orang besar di dalam sidang pada waktu ini “adalah orang-orang yang merasa kecukupan sendiri, tidak bergantung pada Allah, maka Ia tidak dapat menggunakan mereka ........... Panggilan kepada pekerjaan yang besar dan penting ini”, semenjak tahun 1844, “telah disampaikan kepada orang-orang yang terpelajar dan berkedudukan. Sekiranya mereka ini telah memandang kecil dirinya, lalu berharap sepenuhnya pada Tuhan, maka Ia sudah akan menghargai mereka, membuat mereka membawakan panji-panji-Nya dalam keberhasilan sampai mencapai kemenangan. Tetapi mereka telah memisahkan diri dari Allah, mereka menyerahkan diri kepada pengaruh dunia, maka Tuhan telah menolak mereka.” – Testimonies, vol. 5, pp. 80, 82.

Tetapi “Tuhan memiliki hamba-hamba yang setia, yang dalam masa ujian dan kegoncangan akan muncul keluar. Ada jiwa-jiwa yang berharga yang kini tersembunyi yang tidak pernah menyembah sujud kepada Baal. Mereka belum memperoleh terang itu yang telah bercahaya dalam penyinaran yang terpusat atas kamu. Tetapi, mungkin di bawah suatu lahiriah yang kasar dan tidak menarik, terang yang murni

dari suatu tabiat Kristen yang asli akan diungkapkan.” – Testimonies, vol. 5, pp. 80, 81.

Demikianlah dalam kesamaannya yang saling menunjang dan sempurna Alkitab dan Roh Nubuatan sekali lagi saling meninggikan sesamanya, dan menjelaskan paradoks dari kereta yang keempat itu –– yaitu pasangan kudanya yang rangkap itu yang masing-masingnya diungkapkan oleh warna-warna dan tujuan-tujuannya, yang saling bertentangan dalam tabiat, prinsip, dan tujuan; masing-masing bersaing merebut kekuasaan atas kereta itu. Sambil berusaha mempertahankan kereta itu di negeri selatan (Mesir), dimana mereka secara buta “duduk dengan sentosanya”, pasangan kuda dauk itu, yaitu kepemimpinan pada haluan kereta itu, “mengatakan dalam hatinya, Tuhan tidak akan berbuat baik, Ia juga tidak akan berbuat jahat. Sebab itu segala harta benda mereka itu akan menjadi barang rampasan, dan rumah-rumah tinggal mereka menjadi sunyi.” Zefanya 1 : 12, 13. Sedangkan pasangan kuda teji, yaitu kepemimpinan di belakang pasangan kuda dauk itu, akan berusaha pergi ke sana ke mari di seluruh bumi.

Yang pertama itu mengatakan : “Ia adalah terlalu pengampun untuk menghukum umat-Nya” oleh menggenapi Yehezkiel pasal 9 atas mereka itu, sedangkan yang kedua itu berkeluh kesah dan menangis karena segala kekejian yang terdapat di tengah-tengahnya. Demikianlah sementara di belakang pasangan kuda dauk itu terdengar suatu seruan mengenai pehukuman Allah, maka di depan pasangan kuda teji itu terdengar suatu seruan “damai sejahtera ......... dari orang-orang yang tidak pernah lagi mengangkat suaranya bagaikan trompet untuk menunjukkan kepada umat Allah segala pelanggaran mereka dan isi rumah Yakub segala dosa mereka. Anjing-anjing yang bisu ini, yang tidak mau menyalak,” demikian kata pendiri sidang, “adalah

orang-orang yang akan merasakan pembalasan yang adil dari suatu Allah yang murka. Laki-laki, perempuan-perempuan, dan anak-anak kecil, sekaliannya binasa bersama-sama.” – Testimonies, vol. 5, p. 211.

Oleh sebab itu, sementara di satu pihak kita secara nubuatan melihat akan kegagalan pasangan kuda dauk itu memegang kendali pengawasan atas kereta (sidang) itu karena kelalaian mereka terhadap tugasnya, maka di lain pihak kita melihat pasangan kuda teji itu baik secara nubuatan maupun pada kenyataan sedang bersiap-siap untuk mengambil alih kendali kereta itu pada waktu yang ditentukan; atau, seperti yang dibicarakan malaikat itu dalam masa lalu nubuatan, menjelaskan : mereka “berusaha untuk pergi supaya mereka dapat berjalan ke sana ke mari di seluruh bumi.” Zakharia 6 : 7.

Karena berbeda dalam warna, maka kedua pasangan itu melambangkan dua kelas hamba-hamba yang berbeda dalam tabiat. Kelas yang pertama (warna dauk) adalah “orang-orang yang terpelajar dan berkedudukan,” tetapi merasa “kecukupan sendiri, tidak bergantung pada Allah, maka Ia tidak dapat memakai mereka”. Kelas yang kedua (warna teji), yaitu mereka yang “Ia bangkitkan dan tinggikan di antara kita”, adalah “orang-orang yang diajarkan oleh dorongan Roh-Nya, dan bukan oleh latihan secara lahiriah dari lembaga-lembaga ilmiah. ........ Allah akan menyatakan, bahwa Ia tidak akan bergantung pada manusia-manusia fana yang terpelajar dan yang mementingkan diri sendiri.” Testimonies, vol. 5, p. 82.

Lagi pula, kelas yang terakhir ini memiliki “terang yang murni dari suatu tabiat Kristen yang asli”, “tetapi, ia itu mungkin berada di bawah suatu lahiriah yang kasar dan tidak menarik” ––­ tidak dilapisi oleh “pendidikan tinggi” misalnya. “Ia akan menggunakan orang-orang bagi penyelesaian maksud tujuan-Nya,

yaitu mereka yang mungkin akan ditolak oleh sebagian saudara-saudara karena dianggap tidak cakap untuk ikut serta dalam pekerjaan.” – Review and Herald, February 9, 1885. “Maka Aku akan menghimpunkan yang lagi tinggal dari kawanan domba-Ku itu dari semua negeri ke mana telah Ku halau mereka itu, dan Aku akan membawa kembali mereka itu ke kandang-kandang mereka; maka mereka akan berbiak dan bertambah-tambah. Maka Aku akan mengangkat gembala-gembala atas mereka itu yang akan memberi makan mereka; maka mereka kelak tidak akan lagi takut, atau gentar, dan tiada lagi mereka akan hilang, demikianlah firman Tuhan.” Yeremia 23 : 3, 4. 

Walaupun hamba-hamba Allah ini, yang akan muncul keluar selama pembersihan sidang, “belum memperoleh terang yang telah bercahaya dalam sebuah penyinaran yang terpusat” atas orang-orang lainnya, namun dari hal mereka ada dikatakan : “Yang terlemah dan ragu-ragu di dalam sidang, akan jadi seperti Daud –– rela untuk berbuat dan berani ......... Kemudian sidang Kristus akan kelihatan ‘indah bagaikan bulan, cerah bagaikan matahari, dan hebat seperti suatu bala tentara dengan panji-panji.’” “Ia akan keluar ke dalam seluruh dunia dengan kemenangan dan untuk memenangkan.” - Testimonies, vol. 5, pp. 81, 82; Prophets and Kings, p. 725. 

Di manakah lagi di dalam seluruh dunia Kristen, kalau bukan di dalam madzab gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (sidangnya orang-orang Laodikea) akan ditemukan kegenapan sejarah sidang nubuatan yang diungkapkan di dalam penyelidikan ini? Jika wahyu kebenaran sekarang yang mengejutkan ini, yang telah jelas dan pasti seperti juga pertikaian itu sendiri di antara Baik dan Jahat, tidak juga berhasil mencapai hati orang Laodikea,

maka tidak ada apapun lagi yang akan pernah dapat mencapainya. Oh, Saudara-Saudariku, janganlah membodohi diri; jika ini tidak berhasil mencapai hatimu pada waktunya sekarang untuk menyelamatkan engkau dari kejahatan yang akan datang, maka ia itu pada akhirnya kelak akan mengejar kamu, tetapi kemudian hanya untuk membinasakan, bukan untuk menyelamatkan kamu. Sebab itu jangan lagi tinggal bersama-sama dengan pasangan kuda dauk itu di Mesir, karena dengan berbuat begitu engkau akan binasa di sana bersama-sama mereka sementara 

PASANGAN KUDA TEJI MEMBAWA KERETA ITU MENUJU KE TANAH PERJANJIAN.

Karena kereta itu ditarik oleh kedua pasangan kuda itu, masing-masing menarik ke arah yang bertentangan satu dengan yang lainnya, maka jelaslah bahwa keduanya tidak mungkin menang tanpa memecahkannya menjadi dua, sehingga dengan demikian membiarkannya binasa dan tidak berguna. Oleh sebab itu, maka pasangan yang satu atau yang lainnya harus dipotong buang dari kereta itu. Dan dari kenyataan bahwa yang berwarna teji itu (“pasangan kuda yang kuat itu” –– ayat 3 bagian akhir) adalah kuda-kuda yang akan “berjalan ke sana ke mari di seluruh bumi” sedangkan yang berwarna dauk itu tetap tinggal di Mesir, menunjukkan bahwa hanya pasangan kuda teji itulah yang akan mengusai kereta itu lalu membawanya dari Mesir menuju tanah perjanjian.

Walaupun simbol nubuatan yang luar biasa ini, yang kini dibukakan sepenuhnya, adalah hanya sebuah nubuatan yang tertutup lainnya sewaktu buku Tongkat Gembala Jilid 1 terbit dan dikirim ke seluruh gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dalam tahun 1930, namun di dalam pekabarannya yang tepat waktunya kepada Laodikea (yang memberitakan bahwa nubuatan Yehezkiel pasal sembilan sudah hampir digenapi, dan bahwa orang-orang yang luput dari “pembantaian” itu akan merupakan kepemimpinan sidang yang akan datang), amaran

tragedi dalam paradoks tunggal yang diungkapkan di sini, memang sudah ditunggu-tunggu. Demikianlah kita lihat, bahwa sejak pertama sekali dalam memproyeksikan sebuah gambaran pertama mengenai masalah kritis yang sama yang ditemukan di dalam amaran yang membingungkan yang diungkapkan di sini, maka buku Tongkat Gembala telah diterbitkan sebagai penjelasan pendahuluan terhadap nubuatan Zakharia. Dan, sebagai timbal balik, bukan saja ramalan yang luar biasa ini memperlihatkan Firman Allah lebih mentakjubkan daripada sebelumnya, tetapi ia juga menunjang pekabaran itu di dalam buku Tongkat Gembala, dan mengungkapkan akibat dari kesulitan yang membingungkan, yang mana seperti itu belum pernah terjadi dalam sejarah sidang.

Walaupun para pemimpin gereja Masehi Advent Hari Ketujuh bertekad untuk mengusir keluar dari sidang semua orang yang percaya pada pekabaran dari Tongkat Gembala, mereka sedang mencoba memperlihatkan bahwa para penganut Tongkat Gembala itu sendiri sedang menarik diri keluar. Tetapi kebenaran yang membingungkan ini menunjukkan bahwa mereka itu akan menguasai “kereta itu”, dan penolakan mereka untuk meninggalkan sidang memperlihatkan dengan sungguh-sungguh kepastian pasangan kuda teji itu saja yang akan membawa kereta itu kepada tujuannya –– yaitu “ke sana ke mari di seluruh bumi.”

Pengungkapan amaran paradoks ini juga memperlihatkan bahwa Allah mengawasi Injil dan menghantarkannya kepada terang tepat pada saat umat-Nya perlu mengetahui jalan mana harus ditempuh. Dan sekarang, setelah menemukan jalan itu, marilah kita, seperti yang diperbuat para rasul dahulu, menunggu di dalam sidang bersama-sama dengan pekabaran itu sampai kelak diberitahu :

“Keluarlah kamu dari sana, berjalanlah ke sana ke mari di seluruh bumi.” Setelah melaksanakan bagian kita sedemikian ini, maka dari hal kita akan dikatakan : “Raja-raja dari bala tentara-bala tentara melarikan diri dengan cepatnya; dan perempuan itu yang menunggu di rumah (sidang) membagi-bagikan barang jarahan. Sungguhpun engkau telah berbaring di antara belanga-belanga, namun engkau kelak akan jadi seperti sayap-sayap burung dara yang bersalutkan perak, dan buluh-buluhnya yang bersalutkan emas yang kekuning-kuningan.” Mazmur 68 : 12, 13.

Sebab itu sementara pasangan kuda teji itu kini mempersiapkan diri untuk pergi “ke sana ke mari di seluruh bumi”, pasangan kuda dauk terus berusaha untuk menendang keluar kuda-kuda teji dari kereta dan untuk tetap mempertahankannya di 

NEGERI SELATAN. 

Untuk menentukan arti contoh saingan dari “negeri selatan” itu, maka kita tanyakan kepada buku Wahyu : “Dan Aku akan memberi kuasa kepada kedua Saksi-Ku, maka mereka akan bernubuat seribu dua ratus enam puluh hari lamanya, berpakaikan kain goni. Dan apabila mereka kelak sudah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang buas yang naik keluar dari lobang yang tak terduga dalamnya itu akan memerangi mereka, dan akan mengalahkan mereka, dan membunuh mereka. Maka mayat-mayat mereka akan terbaring di jalan negeri yang besar itu, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di sana juga Tuhan kita telah disalibkan.” Wahyu 11 : 3, 7, 8.

Roh Nubuatan mengatakan : “Dua Saksi itu melambangkan Injil Wasiat Lama dan Wasiat Baru ........ Keduanya meneruskan kesaksiannya sepanjang seluruh

masa periode 1260 tahun ...... Masa periode itu sewaktu dua Saksi itu harus bernubuat dengan berpakaikan kain goni, berakhir dalam tahun 1798. ........ Adalah dalam tahun 1793 bahwa keputusan-keputusan yang menghapuskan agama Kristen dan menyingkirkan Alkitab (atau membunuh ‘kedua Saksi’ itu), telah keluar dari Majelis Umum Prancis.” – The Great Controversy, pp. 267, 268, 287. 

Oleh sebab itu, karena pemerintah Prancis yang atheis itu dalam tahun 1793 oleh Injil disebut “Sodom dan Mesir, di sana juga Tuhan kita telah disalibkan”, maka Mesir kuno – “negeri selatan itu” –– akan melambangkan dunia kita yang ada sekarang pada umumnya, dimana “Tuhan kita telah disalibkan”. Dengan sendirinya, walaupun “pasangan kuda hitam” dan “pasangan kuda putih itu” pergi “memasuki negeri utara” (dunia Kristen), namun “pasangan kuda dauk itu” pergi menuju “negeri selatan” (dunia). 

Dalam bukti-bukti nyata mengenai tahap nubuatan yang satu ini, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, sesudah kekecewaan besar dalam tahun 1844 yang lalu, telah keluar menggenapi penugasan Ilahi sebagai berikut : “Engkau harus bernubuat lagi ke hadapan banyak umat, dan bangsa-bangsa, dan bahasa-bahasa, dan raja-raja.” Wahyu 10 : 11. Demikianlah “kata-kata nubuatan yang pasti,” yang dibuktikan secara terperinci oleh sejarah gereja, menguatkan kenyataan bahwa pekabaran dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah disebarkan kepada dunia –– Mesir. Sebab itu, maka bahayanya “kereta yang keempat” itu (Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh) bukannya karena pergi memasuki Babil, melainkan karena memasuki Mesir.

Dalam pengukuhan berikutnya mengenai fakta nubuatan yang jelas dan menggemparkan ini Roh Nubuatan mengatakan sebagai berikut : “Saya sangat sedih apabila saya pikirkan keadaan kita sebagai suatu umat ....... Sidang telah berbalik daripada mengikuti Kristus sebagai Pemimpinnya, dan sedang terus menerus mundur menuju Mesir. Tetapi hanya sedikit yang merasa dalam bahaya dan tercengang karena kebutuhan mereka akan kuasa rohani.” – Testimonies, vol. 5, p. 217.

Tetapi sebagian orang dengan seolah-olah kebiasaan burung onta yang banyak didongengkan orang menanamkan kepalanya di bawah pasir untuk menghindari bahaya, berseru : “Tidak ada bahaya. Pergerakan ini akan menang”. Tetapi kenyataannya bahwa tujuan besar dari pergerakan Masehi Advent Hari Ketujuh sedang berada dalam bahaya kejatuhan yang serius, adalah merupakan keprihatinan yang mendalam yang dikemukakan oleh Presiden General Conference di dalam sebuah amanatnya yang diterbitkan di dalam Review and Herald, tanggal 14 Oktober 1937, yang sebagiannya kami kutip sebagai berikut :

“Saya katakan kepadamu dengan sungguh bahwa ada terdapat kekuatan-kekuatan dan pengaruh-pengaruh yang sedang bekerja, yang jika tidak diawasi, akan membuat kita tidak siap bagi kedatangan Kristus yang kedua kali seperti halnya Israel tidak siap menghadapi kedatangan-Nya yang pertama. Jangan membuat kekeliruan akan hal itu. Saya melihat pengaruh-pengaruh itu sedang bekerja sekarang. Roh orang-orang Saduki itu sedang bekerja bagaikan ragi, maka saya ingin mengangkat suaraku dengan imbauan yang serius agar kamu dapat melihat bahwa pintu adalah tertutup dari semua gangguan yang sedemikian ini. .......... Saya mengundang anda sekalian untuk ikut memerangi roh orang-orang Saduki itu, yaitu roh penyesuaian dengan dunia, yaitu roh

yang jika dibiarkan terus bergerak tanpa diawasi, akan menumbangkan dan merubah seluruh roh dan tujuan dari pergerakan ini ....... Pertanyaan ini juga datang kepada saya : Apakah kita, dalam mempertahankan prinsip-prinsip kebenaran yang besar ini yang telah dipercayakan Allah kepada kita, sedang membiarkan jubah itu jatuh lepas dari bahu kita ke atas bahu orang-orang lain? Apakah kita sedang membiarkan orang-orang lain melangkah memasuki tempat-tempat kita lalu menyerukan kepada dunia suatu reformasi mengikuti sebagian dari garis-garis ajaran ini?” 

“TUJUAN PERGERAKAN DALAM TIMBANGAN”

“Saya yakin bahwa kita harus bertindak sendiri dengan sekuat-kuatnya. Ini bukan lagi masa seperti biasanya. Masa-masa ini memerlukan sesuatu yang luar biasa. Saya ingin berdiri di sini di hadapan anda sekalian pada hari ini sebagai seseorang yang percaya, dan yang percaya secara mendalam, secara serius, dan bersungguh-sungguh, bahwa seluruh maksud dan tujuan dari pergerakan ini pada waktu ini sedang berada di dalam timbangan. Adalah terserah bagi kita untuk mengembalikan bobot neraca-neraca timbangan itu pada sebelah kanan. ..........”

“Saudara-saudaraku, saya tegaskan kepadamu dengan sungguh-sungguh, bahwa pada waktu ini banyak dari orang-orang muda kita sedang bingung dan iman mereka telah rusak oleh apa yang mereka lihat dan dengar. Tidakkah anda mengetahui hal ini? Bukankah ini benar? Mungkin saja ini merupakan sebuah kebenaran yang tidak dapat salah, tetapi banyak dari orang-orang muda kita pada waktu ini tidak percaya pada Roh Nubuatan sebab tidak adanya kecocokan yang mereka lihat di dalam kehidupan orang-orang yang seharusnya menjadi pemimpin-pemimpin mereka. Jika kita menghendaki orang-orang muda itu supaya percaya, maka kita harus menyajikan kepada mereka sebuah teladan baik dalam iman maupun dalam praktiknya.”

“Saya yakin masanya sudah tiba apabila penyajian suatu teladan yang benar ini harus menjadi tantangan kepada semua umat kita. Tidak ada gunanya kita memamerkan diri kepada dunia dalam sesuatu terang tertentu, lalu kemudian membentuk seluruh jalan dan maksud kita sesuai dengan kebijaksanaan yang lain. Yah, kiranya Allah membantu kita untuk kembali kepada kesederhanaan dan iman, kepada penurutan dan perbuatan yang benar. Kebanyakan dari umat kita tahu akan standard-standard ukuran seperti yang diajarkan di dalam Roh Nubuatan, maka apabila mereka melihat kita melanggar standard-standard ukuran itu di dalam perbuatan kita, mereka akan kehilangan iman, bukan saja pada buku-buku Kesaksian itu, tetapi juga kepada kepemimpinan kita. Marilah kita menjadi pemimpin-pemimpin yang konsisten (berpendirian). Marilah kita mempraktikkan apa yang kita khotbahkan ..........”

“Bukannya serangan-serangan musuh-musuh kita yang saya takuti. Tidak, ......... yang saya takuti ialah penyelewengan kita sendiri keluar dari jalan yang benar. Karena inilah yang tersulit untuk ditangani ............”

“Kita adalah umat yang sangat berkekurangan di bumi. Saudara-Saudaraku, kita memerlukan sesuatu yang luar biasa dilakukan bagi kita. Suatu iring-iringan besar sedang bergerak menuju ke kerajaan. Apakah kita sedang memimpin pasukan-pasukan Allah pada arah yang benar? 

“TERANCAM OLEH PENYESUAIAN DUNIAWI” 

“Saya percaya bahwa roh masyarakat sekitar, roh duniawi, dalam banyak hal telah masuk di antara kita. Saya tidak ingin anda berpikir bahwa saya telah kehilangan pengharapan terhadap masa depan. Sekali-kali tidak, saya tahu bahwa pergerakan ini akan bergerak maju dengan kemenangan dan berhasil. Namun bagaimanapun juga saya merasa

saya tidak akan dimaafkan jika saya lalai menunjukkan beberapa tanda bahaya yang ada sepanjang jalan, yang mana saya yakin kita harus mematuhinya.”

“Saya ingin mengulangi bahwa banyak para orangtua kita kecewa oleh berusaha memeliharakan iman putera-puteri mereka karena sebab beberapa perkara yang diajarkan kepada mereka di dalam ruangan-ruangan kelas kita. Mereka datang dan menceriterakan kepada kita, bahwa beberapa guru Alkitab menolak mengijinkan para siswanya membaca dari buku ‘The Desire of Ages’ di dalam sebuah ruangan kelas mengenai kehidupan Kristus. Sebagian mereka datang dan mengatakan bahwa Roh Nubuatan itu tidak lagi dapat diterima di dalam pikiran dan kepercayaan putera-puteri mereka karena interpretasi-interpretasi sejarah yang mereka peroleh, karena interpretasi-interpretasi itu seringkali dibuat untuk mendiskreditkan kata-kata Roh Nubuatan yang sudah jelas.”

“Ada lagi suatu perkara lain yang menurut keyakinan saya perlu mendapatkan perhatian. Ini berhubungan dengan kehidupan sosial dan aktifitas-aktifitas di dalam lembaga-lembaga pendidikan kita. Para staff fakultas perlu memberikan pengawasan yang lebih besar dan perhatian terhadap beberapa hal ini. Saya yakin bahwa kita sedang mengembangkan di dalam beberapa pusat pendidikan kita suatu baju kebangsawanan yang memalukan para orangtua dari beberapa anak. Fakultas-fakultas mengijinkan orang-orang muda memakaikan suatu mode baju yang menetapkan standard ukuran bagi semua siswa, dan jika mereka tidak mau menyesuaikan diri, maka para orangtua dan para siswa akan malu. Ia itu seringkali hanya menghasilkan suatu pameran mode-mode duniawi dan penyesuaian dengan dunia. Saya ingin mengangkat suara

untuk menentangnya pada hari ini, maka saya mengimbau anda agar menghentikan kecenderungan itu.” 

* * *

“Terlalu banyak orang-orang muda kita pada waktu ini sedang dibawa masuk ke dalam penyesuaian dengan dunia oleh beberapa pemimpin yang mereka itu sendiri mengikuti bentuk-bentuk kesenangan dan keplesiran duniawi. Saudara-saudaraku, saya ingin kiranya orang-orang muda kita dapat dijauhkan dari semua acara-acara pertemuan pantai, parade orang-orang telanjang, dan pertunjukan-pertunjukan bioskop dan tempat-tempat yang diragukan lainnya, yang tidak patut untuk dikunjungi mereka, tetapi sering mereka dibawa ke sana oleh para pemimpin mereka. Saya percaya inilah tugas dari setiap badan penguasa sekolah dan setiap fakultas sekolah untuk mengambil langkah-langkah merobah segala perkara. Sejauh manakah dapat kita ikut berjalan dalam masalah penyesuaian dengan dunia ini? Biarlah kita diperlakukan dengan roh penyesuaian. Janganlah kita berlaku seperti umat di zaman dahulu yang membiarkan faham agama mereka sedemikian rupa diracuni karena hubungan-hubungan dengan dunia sehingga mereka tidak mampu untuk mengenali Mesiasnya sendiri pada waktu kedatangan-Nya.”

“Mungkinkah para pelopor masih dapat mengenali pergerakan ini sekarang, sekiranya mereka akan bangkit? Mungkinkah mereka masih dapat mengenali pergerakan ini yang telah mereka rintis di dalam dunia ini lalu diserahkan kepada para penerusnya? Masih dapatkah mereka benar-benar mengenalinya? Bagi saya, inilah sebuah pertanyaan yang penting dan sangat menggugah. Sebagian orang mungkin mengatakan : ‘Yah, mereka itu adalah sejumlah orang yang sudah sangat kuno! Mereka sudah ketinggalan zaman. Mereka sama sekali sudah ketinggalan waktu. Pada waktu ini standard-standard sudah berubah’. Inilah sebuah pernyataan yang menarik

bagi sebagian orang, tetapi saya tidak mempercayainya. Saya tetap mempertahankan bahwa setiap standard yang baik dan benar dan pantas yang pernah menang dan yang digariskan di dalam firman Allah, adalah sama pentingnya di waktu ini dengan di masa lalu. Saya bukanlah seseorang yang begitu saja mau mengakui bahwa semua standard sudah berubah. Argumentasi semacam itu menunjukkan bahwa pada waktu ini kita memiliki standard-standard yang lebih rendah, dan ia itu digunakan hanya oleh orang-orang yang menghendaki standard-standard yang lebih rendah. Makin dekat kita datang kepada kerajaan Allah makin tinggi standard-standard yang harus kita miliki.” 

* * *

“Sekiranya Yesus berada di sini pada hari ini, maka dapatkah Ia mengenali kita? Sesungguhnya, dapatlah saya mengatakan, dapatkah kita mengenali Dia? Yah, saya berharap bahwa serangan-serangan penyelewengan duniawi dan peracunannya tidak akan berhasil masuk ke tempat dimana Yesuspun tidak akan mengenali kita! Saya merasa sangat sungguh-sungguh dan serius apabila saya pikirkan perkara-perkara ini.”

* * *

“Saudara-saudaraku, saya benar-benar prihatin akan kecenderungan-kecenderungan dan kecondongan-kecondongan itu. Saya mengakui suatu keinginan besar mengenai mereka. Di sinilah kita berada pada hari ini sebagai suatu kelompok pemimpin-pemimpin, dan apabila kita kelak meninggalkan tempat ini, maka untuk apakah kita kembali pulang? Kita akan kembali pulang menghadapi beribu-ribu orang-orang muda kita. Kita akan kembali pulang untuk terus mempengaruhi dan membina kehidupan dari beribu-ribu orang muda, dan untuk memimpin mereka tetapi untuk memimpin mereka yang bagaimana? Untuk memimpin mereka ke mana?”

“SUATU PEMBANGUNAN DIPERLUKAN” 

“Apakah yang akan Yesus katakan kepada kita pada hari ini jika sekiranya Ia berada di sini? Maukah Ia berusaha menyucikan segala kaabah hati kita dan mengusir keluar roh Saduki, roh materialisme, dan roh penyesuaian diri dengan dunia? Saya yakin Ia mau. Saya yakin apa yang kita perlukan pada hari ini sebagai suatu kelompok para pendidik dan pemimpin, lebih daripada apapun yang lainnya, adalah sesuatu yang tidak mungkin datang kepada kita dari komite manapun juga berdasarkan resolusi-resolusi (keputusan-keputusan), maka itu adalah suatu pembangunan kembali peribadatan yang lama. Maukah Allah agar pertemuan ini tidak akan berakhir sebelum sesuatu datang bagi kita –– bukan hanya suatu pembangunan kembali di mulut saja, melainkan suatu pembangunan hati dan kehidupan, suatu perubahan perbuatan, suatu perubahan yang akan membantu kita membetulkan semua tujuan kita dalam pergerakan yang besar ini. Hari ini saya menghimbau anda sekalian supaya mengalihkan matamu dari dunia, dan pandanglah dengan tetap pada Anak Domba Allah yang telah menyingkirkan dosa dunia. Marilah kita berbicara lebih banyak lagi dari hal apa artinya DIA bagi pergerakan ini, daripada yang kita lakukan terhadap perkara-perkara lainnya yang menyita sekian banyak waktu dan pembicaraan kita. ........ “ – Review and Herald, vol. 114, No. 41, October 14, 1937, pp. 4 – 6.

Oh betapa jelas mengerikan dilihat dari segala segi pandangan, bahwa pasangan kuda dauk itu telah membawa kereta itu memasuki dunia dan bukan mengeluarkannya dari sana! Bahkan Presiden General Conference pun sedang mengimbau kepada para pemimpin yang mencintai dunia ini supaya memperbaharui jalan-jalan mereka dan perbuatan-perbuatan mereka (Yeremia 7 : 3). Walaupun mereka tidak meninggalkan jalan mereka yang mundur itu, malahan mereka tetap dipertahankan

oleh organisasi sungguhpun mereka terus saja memimpin umat menjauhi Allah dan Roh Nubuatan, dan makin dekat kepada dunia berikut pengaruh penyelewengannya. Dan karena mereka sedang membuang keluar orang-orang yang sedang berusaha untuk membangunkan kembali orang-orang Laodikea, maka maukah juga Presiden General Conference, dalam segala usahanya untuk membangunkan, bangun menghadapi situasi bertentangan yang ada, lalu sebagai gantinya terus menunjang para pemimpin yang keras kepala itu, memecat mereka, lalu menerima kembali “orang-orang yang berkeluh kesah dan menangis” itu (Testimonies vol. 5, p. 210) yang telah mereka buang keluar? 

Dan sementara pasangan kuda dauk itu mendatangkan tragedi atas dirinya karena terus tinggal merana di “negeri selatan”, yaitu suam dan merasa puas dengan hasil-hasil yang mereka capai, maka pasangan kuda teji telah “berusaha untuk pergi agar mereka dapat berjalan ke sana ke mari di seluruh bumi”; artinya, mereka telah bersiap-siap untuk pergi, namun belum dapat pergi sebelum diberitahu : “Keluarlah kamu dari sana, berjalanlah ke sana ke mari di seluruh bumi.” Sungguhpun demikian, pada akhirnya mereka berjalan, menunjukkan bahwa mereka adalah dihargai Allah karena mereka membawa standard-Nya dalam kemenangan sampai berhasil. 

Dalam keadaan menahan diri ini kembali ditemukan bukti mengenai kebenaran Tongkat Gembala, karena sejak dari mulanya telah diberitakannya bahwa pekabaran-pekabaran tiga malaikat itu tidak mungkin dapat pergi mencapai seluruh hujung bumi sebelum terlebih dulu Yehezkiel pasal 9 digenapi, dan terlebih dulu Roh Suci dituangkan seperti yang dilukiskan di dalam Yoel 2 : 28 –– yaitu masa dimana Tuhan secara nubuatan mengatakan : “Pergilah.”

Kalau saja para pemimpin yang ada sekarang, yaitu mereka yang dilambangkan oleh “pasangan kuda dauk itu” telah memperhatikan “Seruan bagi Reformasi”, dan “kalau saja mereka ini telah merendahkan dirinya dalam pandangannya sendiri”, demikian kata Roh Nubuatan, lalu “menaruh harap sepenuhnya pada Tuhan, maka Ia sudah akan meninggikan mereka dengan membawakan standard-Nya dalam kemenangan sampai berhasil. Tetapi mereka telah memisahkan diri dari Allah, mereka menyerahkan dirinya kepada pengaruh dunia, dan Tuhan telah menolak mereka.” – Testimonies, vol. 5, p. 82. “Oleh sebab engkau begitu suam, dan dingin pun tidak hangat pun tidak, maka Aku hendak meludahkan engkau dari mulut-Ku”, demikianlah firman Tuhan. Wahyu 3 : 16.

Kemudian mereka akan berusaha mencari “minyak tambahan” ini, tetapi sayang sudah sangat terlambat untuk memperoleh manfaat dari setiap jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan keprihatinan mereka yang berbunyi: “Apakah kita .......... sedang membiarkan jubah itu jatuh lepas dari pundak-pundak kita sendiri ke atas pundak-pundak orang lain? Apakah kita hendak membiarkan orang-orang lain melangkah memasuki tempat-tempat kita lalu menyerukan kepada dunia suatu reformasi ........?”

Supaya diyakini, bahwa “pergerakan ini” (kereta) adalah dipersiapkan untuk pergi maju dengan kemenangan, tetapi hanya di belakang kepemimpinan dari pasangan kuda teji.

Rantai fakta-fakta kenyataan yang berkaitan di sini mengenai kondisi sidang adalah sedemikian kokohnya ditempa oleh nubuatan dan sejarah sehingga tidak seorang pun dapat memutuskannya. Sesungguhnya setiap mata rantai nubuatan adalah sedemikian rupa dimanifestasikan sehingga bahkan Presiden General Conference sendiripun menjadi gelisah. Namun meskipun adanya kenyataan ini, hamba Tuhan meramalkan bahwa “terang yang akan menerangi bumi dengan kemuliaannya itu akan disebut terang palsu

oleh orang-orang yang menolak untuk berjalan di dalam kemuliaannya yang lebih maju.” – Review and Herald, May 27, 1890. 

“Dalam manifestasi (perwujudan) kuasa itu yang menerangi bumi dengan kemuliaannya, mereka akan melihat hanya sesuatu, yang dalam kebutaannya mereka menyangka berbahaya, yaitu sesuatu yang akan membangunkan ketakutan mereka sehingga mereka akan memperkuat dirinya untuk menentangnya. Oleh karena Tuhan tidak bekerja sesuai dengan harapan-harapan dan cita-cita mereka, maka mereka akan menentang pekerjaan itu. Mereka mengatakan, mengapa kita tidak boleh mengetahui Roh Allah itu, setelah kita berada di dalam pekerjaan sekian tahun lamanya?” – Bible Training School, 1907, (Dicetak kembali di dalam Review and Herald, November 7, 1918). 

“Kita jangan sekali berharap bahwa apabila Tuhan memiliki terang bagi umat-Nya, maka Setan akan berdiri dengan tenang di samping, dan tidak berusaha apapun untuk menghalanginya. Ia akan bekerja pada pikiran-pikiran orang untuk menghasut kecurigaan dan iri hati dan ketidak-percayaan. Hendaklah kita waspada supaya kita tidak menolak terang yang dikirim Allah, sebab ia itu tidak datang dalam cara yang memuaskan kita. Janganlah berkat Allah dialihkan dari kita oleh karena kita belum mengetahui saat pehukuman kita. Jika sekiranya ada orang yang belum melihat sendiri dan menerima sendiri terang itu, hendaklah jangan mereka berdiri menghalangi orang-orang lainnya. Janganlah sampai dikatakan dari hal umat yang sangat disayangi ini seperti akan halnya orang-orang Yahudi sewaktu kabar-kabar baik tentang kerajaan itu dikhotbahkan kepada mereka, ‘Mereka sendiri tidak masuk, dan orang-orang yang sedang masuk mereka halangi.’” – Testimonies, vol. 5, p. 728.

Jenis perkara yang singkat ini, kami ingatkan kepada saudara saudara pemimpin kita, secara tepatnya apa yang terjadi pada pelayanan yang sama sekali tidak beriman terhadap pekabaran tahun 1888, sewaktu pekabaran itu “diremehkan, ditentang, ditertawakan, ......... ditolak”, dan “dicela sebagai yang membuat kegairahan besar dan kefanatikan.” – Testimonies to Ministers, p. 468. Semoga pengalaman itu tidak pernah lagi terulang. Meskipun demikian, dengan sedih Roh Nubuatan mengatakan :

“Terang yang akan menerangi bumi dengan kemuliaannya itu akan disebut suatu terang palsu. ........ Kami menghimbau kepada anda yang menentang terang kebenaran itu, supaya jangan berdiri menghalangi umat Allah. Biarkan terang kiriman Sorga bercahaya atas mereka dalam sinar-sinar cerah yang tetap. Allah menahan kamu, kepada siapa terang ini telah datang, untuk bertanggung jawab memanfaatkan kegunaannya. Orang-orang yang tidak mau mendengar akan dituntut bertanggung jawab; karena kebenaran itu telah dibawakan ke dalam jangkauan mereka, namun mereka meremehkan semua kesempatan dan hak-hak istimewa mereka.” – Review and Herald, May 27, 1890.

Supaya kiranya tak ada apa-apa lagi yang tertinggal tak terselesaikan untuk mengamarkan kepada mereka akan hal kekecewaan yang mengerikan ini yang sedang akan menguasai mereka, maka kami sampaikan lagi sebuah imbauan yang lain 

KEPADA SAUDARA-SAUDARA PEMIMPIN. 

Saudara-Saudara yang kekasih :

Kembali kami memohon kepada anda agar walaupun anda meremehkan sumber dari mana imbauan ini datang, kiranya anda mau melakukan suatu penyelidikan menyeluruh terhadap

pekabaran itu yang telah datang kepadamu dalam nama Tuhan, supaya jangan sampai anda mengulangi lagi sejarah orang-orang Yahudi dahulu. Karena akan hal semua orang, hendaklah anda menyadari sedalam-dalamnya betapa besar bahayanya menutup mata dan menutup telinga sekalipun itu dilakukan terhadap kata-kata dari hanya beberapa “nelayan” miskin saja.

Jika tidak anda bertobat meninggalkan sikapmu yang ada sekarang menghadapi pekabaran itu, “lalu memohon kepada Allah jika mungkin ingatan hatimu itu dapat dimaafkan kepadamu,” maka sebagaimana matamu kini membaca sendiri semua perkataan ini, sedemikian itu pula pasti akibat kesalahanmu akan menimpa kamu, dan bahwa tak lama kemudian genaplah ucapan yang mengerikan dari Saksi Yang Benar itu yang mengatakan : “Karena sebab katamu, aku kaya, dan telah bertambah kekayaanku, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi (kebenaran ataupun nabi-nabi),” “Aku hendak meludahkan kamu keluar dari mulut-Ku.”

Saudara-Saudaraku, ingatlah bahwa “tidak ada satupun kesombongan yang sedemikian berbahaya seperti halnya sombong rohani.” – Testimonies to Ministers, p. 109.

Karena mengingat sebelumnya bahwa pekabaran ini akan menemukan anda sepenuhnya dalam keadaan kepuasan pribadi di atas pegangan-pegangan kerohanianmu, maka Tuhan dengan penuh kemurahan mengamarkan kepadamu : “Engkau adalah dingin tidak panaspun tidak”; artinya, engkau suam, merasa puas. “Aku ingin agar engkau dingin atau panas”, –– yaitu tidak puas, ––– kekurangan segala perkara, bukan merasa bahwa engkau tidak lagi memerlukan apapun. Maka engkau melalui perbuatan-perbuatanmu tidak akan mengatakan : “Aku kaya, dan telah bertambah-tambah kekayaanku, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi”, –– tidak memerlukan kebenaran ataupun nabi-nabi, –– melainkan akan mengetahui

bahwa “engkau adalah tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang”.

Saudara-Saudaraku, kiranya kata-kata yang mengecewakan ini dapat membuka mata anda sehingga dapat anda melihat sendiri keadaan anda, supaya “malu ketelanjanganmu itu tidak akan terlihat.” Janji itu tidak akan gagal : “Gosoklah matamu dengan salp mata supaya dapat engkau melihat”. Doa kami adalah kiranya anda tidak lalai, karena kami mencintaimu.

Ingatlah, bahwa sungguhpun Tuhan dalam kemurahan-Nya yang besar telah memanggil anda keluar dari kegelapan untuk berjalan di dalam terang-Nya yang mentaajubkan, namun jika anda tidak berjalan di dalamnya, maka terangmu akan jadi gelap dan segala harta bendamu menjadi suatu jarahan.

Tuhan berfirman : “Aku telah membuat engkau memperlipat-gandakan jumlahmu seperti tunas tumbuh-tumbuhan di padang, maka engkau telah bertambah banyak dan menjadi besar, sehingga engkau menjadi elok sekali : susu-susumu makin menjadi montok, dan rambutmu bertumbuh panjang, sedangkan engkau tadinya telanjang dan bugil.” Yehezkiel 16 : 7. Tetapi “seberapa banyak orang yang Ku kasihi, Aku tegor dan ajar; sebab itu berusahalah dan bertobat.” Wahyu 3 : 19. Atau “sebab itu Aku akan kembali, lalu mengambil gandum-Ku dalam masanya, dan air anggur-Ku dalam musimnya, dan Aku akan mengambil kembali buluh domba-Ku dan kain khasah-Ku yang telah diberikan untuk menutupi ketelanjangannya.” Hosea 2 : 9.

Perhatikanlah, Saudara-Saudaraku, supaya jangan oleh tindakanmu yang sengaja engkau menghasut kebencian Allah sehingga (berbicara dalam lambang-lambang yang bercampur dari nubuatan-nubuatan yang saling berkaitan ini) dalam murka-Nya yang mengerikan Ia akan menelanjangi kamu, dan “meludahkan kamu keluar dari

mulut-(Nya)”. Kemudian engkau akan menjadi “panas”, tetapi tidak lagi berguna, karena itu sudah akan sangat terlambat untuk berubah untuk selama-lamanya, sehingga walaupun seperti halnya Esau engkau akan meratap sedalam-dalamnya, Tuhan tidak akan lagi mendengarkan kamu.

Tidak ada lagi yang lebih jujur dalam kesesatannya daripada kamu di dalam kesesatanmu sendiri, karena orang-orang Yahudi itu pun masih sedikit menaruh perhatian kepada Kristus, sedangkan kamu tidak berlaku seadil itu. Meskipun Ilham menggambarkan sifatmu bagaikan “buta” dan berada dalam “suatu kesesatan yang sangat dalam” (Testimonies, vol. 3. p. 254), engkau terus menempatkan dirimu sebagai pemimpin-pemimpin kerohanian yang bijaksana, bahkan engkau menuntut agar Ilham bertekuk lutut pada keputusanmu mengenai apa yang harus dibawakan atau yang tidak boleh dibawakan kepada umat Allah. Sikapmu adalah sama tidak dapat dibenarkan seperti halnya kecaman-kecaman para ahli Torat dan orang-orang Parisi zaman dahulu terhadap ajaran-ajaran Kristus.

Sikap menentangmu yang terus meningkat melawan ungkapan-ungkapan yang ada sekarang dari Firman Allah, sedang menyerukan dengan nyaring : “Siapakah Tuhan itu yang harus ku patuhi suara-Nya untuk mengijinkan Israel pergi? Aku tidak kenal akan Tuhan itu, akupun tidak akan membiarkan Israel pergi.” Keluaran 5 : 2.

Nasehat dari Tuhan berbunyi : “Terang yang berharga akan bersinar keluar dari Firman Allah, maka janganlah seorangpun mencoba memaksakan apa yang harus atau apa yang tidak boleh dibawakan kepada umat dalam pekabaran-pekabaran penerangan yang akan dikirim-Nya, sehingga dengan demikian memadamkan Roh Allah. Apapun juga kedudukan kekuasaannya, tidak seorangpun memiliki hak untuk menghalangi terang dari umat.” – Testimonies on Sabbath School Work, p. 65.

“Allah bersungguh-sungguh dengan apa yang dikatakan-Nya.” – Testimonies, vol. 5, p. 365.

“Orang-orang ........ oleh perantaraan sifat mementingkan diri ....... menindas orang-orang yang justru sedang Allah gunakan untuk menyebarkan terang yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka ...... Keahlian Setan telah dipakai ......... Ia bekerja untuk membatasi kebebasan beragama ........... Organisasi-Organisasi ...... akan bekerja di bawah pengendalian Setan untuk menghantarkan manusia ke bawah pengawasan manusia; maka pemalsuan dan penipuan akan memperlihatkan kesamaan semangat mencari kebenaran dan semangat bagi memajukan kerajaan Allah ......... orang-orang yang sedemikian ini mencoba melaksanakan hak-hak kekuasaan istimewa Allah, yaitu mereka mengira dapat melakukan apa yang Allah sendiri tidak akan perbuat dalam usaha mengontrol pikiran manusia. Demikian inilah mereka mengikuti jejak faham orang Romawi ......... Dalam pengaturan-pengaturan yang sedemikian ini orang yang membiarkan pikirannya diatur oleh pikiran orang lain akan sedemikian inilah dipisahkan dari Allah lalu terbuka bagi cobaan ........ tetapi Allah telah menyajikannya dengan jelas ke hadapan kita. Firman-Nya : ‘Terkutuklah orang yang menaruh harap pada manusia, dan menjadikan daging sebagai pegangannya.’” – Testimonies, vol. 7, pp. 179, 180, 181, 178.

Karena menyebut dirimu sendiri sebagai orang-orang “yang berpengalaman”, maka engkau mengatakan : “Jika seseorang saudara mempunyai sesuatu terang atas Alkitab, hendaklah ia menyerahkannya kepada kami, maka jika sekiranya kami tidak melihat sesuatu terang apapun di dalamnya, maka hendaklah ia melepaskannya”. Tetapi, Saudara-Saudaraku, bagaimanakah mungkin dapat anda melihat terang di dalam sesuatu perkara tanpa memandang ke dalamnya? Dan bagaimanakah mungkin dapat anda melihat perkara-perkara rohani tanpa anda “menggosok mata anda dengan salp mata (“kebenaran yang diungkapkan”), sehingga dapat anda melihat?” Karena menolak berbuat demikian, maka bagaimanakah anda dapat melihat kebenaran?

Mengapakah harus kita meninggalkan pekabaran yang terdapat di dalam TONGKAT itu setelah anda sedemikian rupa gagal membuktikan kesalahannya? Mengapa mengesampingkan mutiara-mutiara kebenaran yang termahal hanya karena alasan sebagian besar orang tidak dapat membuktikannya berasal dari permata-permata sepuhan? Sudah lama anda meremehkan kata-kata keras yang menentang perbuatan-perbuatan sewenang-wenang orang-orang lain, tetapi sekarang bagaimanakah dengan dirimu sendiri? Anda menuduh bahwa pendirian kami “menempatkan kami dalam rombongan orang-orang jahat.” Tetapi anda tidak menyadari akan apa yang anda katakan, dan bahwa kami berdiri pada waktu ini dalam kedudukan yang sama identik seperti halnya Yahya Pembaptis, Kristus, para rasul, Luther, dan Miller pada hari-hari kemarin, dan juga seperti halnya para pendiri gereja Masehi Advent Hari Ketujuh; bukan di dalam kedudukan yang sedang anda berusaha memperlihatkan kami di dalamnya ––– yaitu kedudukan yang selalu ditempati oleh musuh-musuh kebenaran, dan oleh mana beribu-ribu orang telah disesatkan dari berkat samawi. Saudara-Saudaraku, buktikanlah dengan sungguh-sungguh akan kekeliruan kami, maka anda akan kemudian melihat betapa cepatnya kami akan merubah pendirian kami!

Keprihatinan kami yang tak habis-habisnya ialah agar kiranya anda mau memperhatikan nasehat dari Saksi Yang Benar itu, lalu mengakui akan kemelaratan anda dalam perkara-perkara rohani, supaya tidak diucapkan-Nya atas anda hukuman yang mengerikan : “Merataplah kamu hai gembala-gembala, dan menangislah; dan gulingkanlah dirimu di dalam habu, hai pemimpin kawanan domba; karena hari-hari pembantaianmu dan hari-hari terceraiberaimu sudah ditentukan; maka kamu akan jatuh bagaikan sebuah bejana yang indah”. (Yeremia 25 : 34). Dan sedemikian inilah akan kehilangan apabila “akan jadi kelak kemudian, bahwa Aku akan menuangkan Roh-Ku atas segala  manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan anak-anakmu perempuan

akan bernubuat, orang-orang tuamu akan bermimpikan mimpi-mimpi, orang-orang muda mu akan melihat khayal-khayal; dan juga atas hamba-hamba sahayamu laki-laki dan atas hamba-hamba sahayamu perempuan pada masa itu Aku akan menuangkan Roh-Ku.” Yoel 2 : 28, 29. Berbicara mengenai masa di atas ini Roh Nubuatan menyatakan : “Tanda-tanda keajaiban yang besar akan dibuat, orang-orang sakit disembuhkan, dan tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban akan mengikuti orang-orang percaya.” – Early Writings, p. 278.

Alangkah tak terhingga bodoh dan ruginya untuk mengikuti jalan yang keliru, lalu sesat dalam masa seperti ini, apabila kesempatan yang istimewa sedang diberikan kepadamu untuk lebih baik memilih “duduk bersama dengan Ibrahim, Ishak, dan Yakub, di dalam kerajaan sorga!” Matius 8 : 11. Kiranya anda tidak akan melalaikannya.

Demi kejujuran bagi suatu roh rendah hati dan pilihan yang berbahagia,

Rekan dan hambamu. 

Walaupun dengan sepenuhnya berharap agar kiranya saudara-saudara pemimpin kita itu mau mematuhi petunjuk Tuhan yang baru ditawarkan di atas, kami juga berharap agar kiranya para anggota pun mau mematuhi petunjuk Tuhan yang disampaikan kepada mereka. Dengan demikian, maka tanpa pilih kasih, kami kini menyampaikan 

SEPATAH KATA KEPADA UMAT PILIHAN ALLAH, MEREKA YANG 144.000 ITU !

Saudara-Saudara yang kekasih :

Bagi anda yang mendengarkan suara Gembala yang Baik itu, dan yang bagi kami belum dikenal oleh namanya, tetapi hanya dari angka bilangan yang diharapkan

(144.000) dan jabatan (hamba-hamba Allah yang tak bercacad-cela, raja-raja dan imam-imam), ––– bagi masing-masing kamu ada datang kepastian yang sungguh-sungguh bahwa masa pemeteraian itu adalah sangat singkat, saat berakhirnya sudah sangat dekat. Oleh sebab itu, Saudara-Saudariku, yakinkanlah dirimu agar anda menerima meterai Allah itu pada waktunya; janganlah menunda-nunda kembali ke rumah Eden kita. “Pada hari ini jika engkau kelak mendengar suara-Nya, janganlah mengeraskan hatimu.” Ibrani 4 : 7. Barangsiapa yang berada pada pihak Tuhan, janganlah ia menunda-nunda lagi. Masanya telah tiba sepenuhnya bagi mereka yang 144.000 itu untuk tampil memasuki barisan dengan rencana Allah untuk menyelesaikan tugas pekerjaan-Nya dan bagi persiapan mereka untuk diobahkan. Sebab itu, Tuhan berfirman : “Seperti halnya seorang gembala memeriksa kawanan dombanya pada hari ia berada di tengah-tengah domba-dombanya yang tercerai-berai; demikian itulah Aku akan memeriksa kawanan domba-Ku, dan melepaskan mereka keluar dari semua tempat di mana mereka telah tercerai-berai dalam hari yang berkabut dan gelap.” Yehezkiel 34 : 12. “Maka Tuhan Allah mereka akan menyelamatkan mereka pada hari itu seperti halnya kawanan domba umat-Nya : karena mereka akan jadi bagaikan batu-batu dari sebuah mahkota, yang ditinggikan ke atas bagaikan sebuah alamat di atas tanah-Nya.” Zakharia 9 : 16.

Bergegas-gegaslah Saudara, Saudariku, segeralah mengambil tempatmu pada pihak Tuhan, supaya oleh “keluh-kesahmu” (pertobatan) dan “tangisan” (pemberitaan pekabaran pemeteraian), kiranya Ia tidak menunda-nunda lagi menampilkan anda “ke depan” sebagai “hamba-hamba dari Allah kita”, yaitu anda yang akan luput dari antara “orang-orang yang dibantai Tuhan”, yang akan diutus kepada bangsa-bangsa Kapir, lalu “menghantarkan semua saudaramu .......... keluar dari semua bangsa.” Yesaya 66 : 16, 19, 20.

Pelajarilah pekabaran ini bagi dirimu sendiri, dan janganlah seorangpun mencampuri dalam urusan keselamatanmu. Ambillah keputusanmu sendiri secara bebas tanpa bergantung pada siapapun, dan ketahuilah bagi dirimu sendiri bahwa Allah sedang memimpin kamu seperti halnya sewaktu Ia pertama kali memimpin kamu untuk menjadi seorang Masehi Advent Hari Ketujuh. Janganlah menerima imam atau pendeta tinggi manapun juga sebagai Allahmu. “Janganlah menjadikan dirimu seperti kuda, atau seperti keledai, yang tiada berakal, yang mulutnya ditahan dengan kang dan tali kang supaya jangan ia dekat kepadamu.” Mazmur 32 : 9. Mengapakah engkau harus kesandung dan jatuh pada balok penghalang yang sama yang telah menjerumuskan berjuta-juta orang langsung ke dalam neraka? Pandanglah ke atas Saudara, Saudariku, dan hindarilah bencana yang ada di depan, dan bantulah juga orang-orang lainnya untuk menghindarinya.

Dan terhadap orang-orang yang tetap menutup telinganya dari suara Gembala yang Baik itu, “jiwaku akan meratap di dalam tempat-tempat yang rahasia karena sebab keangkuhanmu; dan mataku akan menangis tersedu-sedu, sambil bercucuran air mata, sebab kawanan domba Tuhan akan dibawa pergi dengan tertawan.” Yeremia 13 : 17. “Sebab itu dengarlah olehmu akan nasehat Tuhan, yang telah diambil-Nya melawan Edom; dan segala maksud-Nya, yang telah direncanakan-Nya melawan semua penduduk itu.” Yeremia 49 : 20. “Maka gembala-gembala itu tidak akan menemukan satu pun jalan keluar untuk melarikan diri, pemimpin kewanan domba itu pun tidak akan menemukan jalan untuk melepaskan diri.” Yeremia 25 : 35.

Sekarang kerinduan dan harapan kami yang terbesar adalah agar kiranya masing-masing kamu mau berkomunikasi dengan kami tanpa bertunda-tunda lagi, supaya sesuai dengan Firman Allah dapatlah kita secara bersama-sama memulaikan suatu rencana bagi “pengepungan”, dan dalam cara yang sedemikian rupa

sehingga dapat kita menampilkan diri menghadapi musuh itu sebagai suatu front yang bersatu. Kemudian Allah akan bekerja; kemudian segala penghalang yang telah didirikan melawan Kebenaran dan melawan hamba-hamba-Nya yang akan “muncul keluar”, akan jatuh berguguran seperti halnya tembok-tembok Yeriko. “Barangsiapa yang bertelinga, hendaklah ia mendengar kata Roh kepada sidang-sidang itu.” Wahyu 3 : 22.

Anda berkesempatan “untuk mengobati orang yang hancur hatinya, untuk memberitakan kelepasan bagi orang-orang yang tertawan, dan membuka penjara bagi mereka  yang terikat, untuk memberitakan tahun penyambutan Tuhan, dan hari pembalasan dari Allah kita; untuk menghiburkan semua orang yang meratap.” Yesaya 61 : 1, 2. Betapa besarnya kesempatan itu! Kiranya dijauhkan Allah agar tidak seorangpun merebutnya.

Saudaramu yang setia bagi harapan yang sepenuhnya pada Allah dan bagi padang rumput hijau bagi kawanan domba-Nya, 

Teman dan hambamu. 

Tambahan :

Manfaatkanlah bagi dirimu semua terbitan ini yang berisikan Kebenaran Sekarang, dan bersiap-siaplah bagi tugas itu. Masuklah pada “kelompok lima dara yang bijaksana” itu, dan isikanlah “botol-botolmu” dengan “minyak” tambahan ini bagi “pelita-pelitamu”. Buku-buku kami akan sepenuhnya mengungkapkan bahwa “hari-hari itu sudah dekat sekali, berikut yang diramalkan oleh setiap khayal itu.” Yehezkiel  12 : 23. Ini berarti, semua khayal dari nabi-nabi itu yang tampaknya penuh dengan rahasia, kini akan menjadi fakta-fakta yang jelas.

12 Traktat yang keseluruhannya terdiri dari 898 halaman (bahasa Inggris) akan dikirim kepada siapa saja secara gratis sesuai permintaan. Mereka yang

baru-baru ini meminta traktat ini akan diberikan secara berurutan satu per satu sesuai seri dengan jarak 2 minggu. Mereka yang melampirkan juga permintaan-permintaan dari para anggota MAHK lainnya akan diberikan selengkapnya, milikilah kedua belas traktat itu seluruhnya.

“Terimalah petunjuk-Ku, dan bukan perak; dan terimalah pengetahuan dari emas pilihan.” Amsal Solaiman 8 : 10. “Hari ini jika anda mendengar suara-Nya, janganlah mengeraskan hatimu.” Pesanlah sekarang juga.

.