.
Renungan Untuk Berdoa— “TANAH DI TEPI JALAN”- Kita akan membaca dari buku Christ’s Object Lessons, dimulai pada halaman 43, paragraf yang terakhir:
“Apa yang dengan mana perumpamaan tentang penabur itu terutama membicarakan adalah pengaruh yang dihasilkan pada pertumbuhan bibit oleh tanah ke dalam mana bibit itu telah dilemparkan. Dengan perumpamaan ini Kristus pada hakekatnya mengatakan kepada para pendengar-Nya, Adalah tidak aman bagimu berdiri hanya sebagai pengeritik terhadap pekerjaan-Ku, atau hanya mengidamkan kekecewaan karena itu tidak memenuhi pendapat-pendapatmu. Masalah yang terpenting bagimu adalah, Bagaimana kamu menangani pekabaran-Ku? Terletak pada sambutanmu atau penolakanmu terhadap pekabaran itulah nasibmu bergantung.....
“Bibit yang ditaburkan pada tepi jalan menunjukkan firman Allah yang bagaikan jatuh pada hati seseorang pendengar yang tidak berminat. ..... Terserap ke dalam kepentingan diri sendiri serta kesenangan-kesenangan yang jahat, maka jiwa ‘dikeraskan oleh tipu muslihat dosa.’ Kemampuan-kemampuan rohaniah menjadi lumpuh. Orang mendengar firman, tetapi tidak memahaminya. Mereka tidak tampak bahwa itu adalah berlaku terhadap dirinya sendiri. Mereka tidak menyadari akan kebutuhannya atau pun akan bahaya terhadap dirinya. Mereka tidak melihat akan cinta Kristus, maka mereka lewati pekabaran kemurahan-Nya itu sebagai sesuatu yang sama sekali tak berhubungan dengan mereka.”
Kita hendaknya berdoa agar supaya kita tidak jatuh mengikuti teladan orang-orang yang selalu siap untuk mencari-carikan salah serta mengeritik, melainkan supaya kita memberikan perhatian yang sepenuhnya, menyingkirkan semua kecurigaan dan semua persangkaan yang negatif, apakah itu bersifat pribadi atau pun secara organisasi; agar supaya kita membuka hati kita kepada kebenaran, bukan karena kepopulerannya, melainkan karena Alkitab mengajarkannya, menginsyafi bahwa setiap perkara yang tidak sesuai dengan ini akan pasti membawa kita kemana Yahudi kuno dahulu telah dibawa.
Copyright, 1948
Hak Cipta Dijamin
V. T. HOUTEFF
JADILAH KAMU SEBUAH ALAT PENUMBUK BARU DI DALAM TANGAN ALLAH
Khotbah V. T. Houteff
Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh
Sabat, 4 Oktober 1947
Chapel Mount Carmel,
Waco, Texas
Pokok pembicaraan kita pada sore hari ini terdapat dalam buku Yesaya pasal 40 dan 41. Kita akan memulai dengan ayat pertama dari pasal empat puluh :
Yesaya 40 : 1, 2 “Hiburkanlah, hiburkanlah olehmu akan segala umat-Ku, demikianlah firman Allahmu. Berbicaralah kamu dengan santai kepada Yerusalem, dan berserulah kepadanya, bahwa peperangannya telah selesai, bahwa kejahatannya telah diampuni : karena ia telah menerima dari tangan Tuhan dua kali ganda untuk segala dosanya.”
Kita saksikan, bahwa Ilham, di sini menganjurkan kepada seseorang untuk memberikan penghiburan kepada umat Allah. Kepada mereka akan diberitakan, bukan bahwa peperangannya akan berakhir, melainkan bahwa peperangan mereka itu telah selesai; bahwa kejahatan mereka itu telah diampuni; bahwa Yerusalem, Sidang, telah menerima dua kali ganda untuk segala dosanya.
Peperangan ini tentunya tak mungkin selesai di masa sejarahnya Yesaya, atau pun di masanya Yohanes Pembaptis, bahkan juga tidak di dalam Abad Pertengahan. Berita-berita penghiburan ini dapat dikatakan terhadap Sidang hanya setelah ia berhasil dilepaskan dari penindasan orang-orang Kapir, yaitu sewaktu umat itu telah membayar dua kali ganda untuk segala dosa mereka baik sebelum maupun sesudah percerai-beraian mereka itu. Olehnya itu, pasal ini, seluruhnya berlaku bagi masa akhir zaman, yaitu bagi masa sejarah kita.
Yesaya 40 : 3 “Suara dia yang berseru-seru di padang belantara, Sediakanlah olehmu jalan bagi Tuhan, ratakanlah suatu jalan raya di gurun bagi Allah kita.”
Inilah ayat itu dalam mana Yohanes Pembaptis telah menemukan ayatnya sebagai jurukabar untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Kristus yang pertama. Namun oleh karena telah kita saksikan bahwa pasal ini dimulai dengan sebuah pekabaran untuk umat Allah yang hidup di akhir zaman, yaitu waktu yang ditebusnya bagi semua dosa mereka itu, dan oleh karena masa penebusan mereka itu akhirnya telah datang, maka jelaslah pasal ini adalah terutama berlaku juga untuk yang terakhir : Ia berlaku baik terhadap kedatangan Kristus yang pertama maupun terhadap kedatangan-Nya yang kedua. Yang terakhir dari keduanya ini merupakan pelambang, yaitu suatu suara yang berseru-seru di padang belantara, bukan di kebun anggur, bukan di negeri Yehuda (Yesaya 5 : 7), melainkan di padang tandus, di segala negeri bangsa Kapir.
Yesaya 40 : 4 “Setiap lembah akan ditinggikan, dan setiap gunung dan bukit akan direndahkan : dan yang bengkok akan diluruskan, dan segala tempat yang kasar berbatu-batu akan dilicinkan.”
Beban dari pekabaran yang akan diserukan itu adalah mempersiapkan umat itu untuk bertemu dengan Tuhan : yaitu meratakan tempat-tempat yang tinggi, meninggikan yang rendah, menyingkirkan segala halangan, supaya jalan raya Tuhan itu, yaitu jalan bagi kedatangan-Nya, dibersihkan. Semua sebutan ini, tentunya, secara kiasan mengatakan : Orang-orang yang tinggi kelak akan direndahkan; orang-orang sederhana berikut mereka yang terbuang keluar kelak akan ditinggikan; segala yang salah akan dibetulkan, karena di dalam kerajaan Allah persamaan dan keadilan harus menang.
“Apabila Roh Allah, dengan kuasa penggeraknya yang ajaib, menjamah jiwa, maka Ia akan merendahkan kesombongan manusia. Kesenangan, kedudukan dan kekuasaan dunia akan tampak tidak lagi berharga. ‘Segala khayalan, dan setiap perkara yang tinggi yang terpuja sendiri melawan pengetahuan akan Allah’, akan dibuang; setiap pikiran akan ditundukkan ‘kepada kepatuhan kepada Kristus.’ Kemudian kerendahan hati dan kasih yang bersifat penyangkalan diri, yang sedemikian rendah pada penilaian orang kelak akan menjadi satu-satunya yang patut dijunjung tinggi. Inilah kerjanya Injil, oleh mana pekabaran Yohanes juga merupakan sebagian daripadanya.” – The Desire of Ages, p. 135.
Yesaya 40 : 5 “Maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan, dan segala manusia akan menyaksikannya bersama-sama : karena mulut Tuhan sendiri telah mengucapkannya.”
Di sini kepada kita diceritakan bahwa apabila ‘Pembangunan dan reformasi’ ini terlaksana, maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan, dan segala manusia akan menyaksikannya bersama-sama. Oleh karena itu hendaklah kita insyaf bahwa jika kita melaksanakan segala perkara ini kita semua akan menjadi pelopor-pelopor dari janji-janji yang mulia ini, dan kita akan menjadi hamba-hamba Allah bagi zaman ini.
Yesaya 40 : 6 – 8 “Suara itu mengatakan, Berserulah. Lalu katanya, Apakah yang akan saya serukan? Segala manusia adalah bagaikan rumput, dan segala kebaikannya adalah seperti bunga di padang : Rumput itu layulah, bunga itu gugurlah : sebab Roh Allah bertiup atasnya : Sebenarnya manusia itu bagaikan rumput jua adanya. Rumput itu layu, bunga gugur : tetapi Firman Allah kita akan berdiri kekal selama-lamanya.”
Pekabaran dari hal jam itu akan menekankan bahwa segala manusia itu bersifat mati, tidak lagi dapat bertahan daripada rumput; sehingga segala kebaikan mereka itu pun tidak akan lebih lama lagi daripada bunga-bunga yang di padang; tetapi Firman Allah itu adalah kekal selama-lamanya; bahwa mereka yang rindu untuk memperoleh hidup kekal, untuk menjadi sekekal Firman itu sendiri, supaya tidak menaruh harap kepada manusia, melainkan di dalam Firman Allah saja; bahwa mereka hendaknya bertanyakan bagi dirinya sendiri, “Benarkah itu Kebenaran?” dan bukan, “Dari siapakah itu datang?”
Yesaya 40 : 9 “Hai Sion, engkau yang membawakan kabar-kabar baik, naiklah kamu ke atas gunung yang tinggi; Hai Yerusalem, engkau yang membawakan kabar-kabar baik, angkatlah suaramu dengan sekuat-kuatnya; nyaringkanlah, janganlah takut; katakanlah kepada segala negeri Yehuda, pandanglah Allahmu!
Orang-orang yang kelak pada akhirnya berdiri di Bukit Sion, dan orang-orang yang kini sedang mempersiapkan jalan bagi Tuhan dengan cara membawakan pekabaran-pekabaran baik ini, semuanya dianjurkan untuk naik ke atas sebuah gunung yang tinggi, sebagaimana adanya, dan supaya mengangkat suara mereka bersama-sama tanpa takut apapun, untuk menyerukan kepada segala negeri Yehuda (kepada gereja-gereja di mana-mana) untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan sambil mengatakan, ‘Pandanglah Allahmu!’
Yesaya 40 : 10 “Tengoklah Tuhan Allah akan datang dengan tangan besi, dan tangan-Nya akan memerintah bagi-Nya, bahwasanya pahala-Nya adalah serta-Nya, dan pembalasan-Nya adalah mendahului-Nya.”
Tangan Tuhan yang memerintah bagi-Nya harus merupakan kiasan dari orang-orang yang melalui siapa Ia bekerja (Yesaya 51 : 9), yaitu orang-orang yang akan berdiri dengan Dia di Gunung Sion (Wahyu 14 : 1), yaitu Sidang yang tidak bercacad cela dan yang tidak memiliki tipu. “Karena bani Israel akan tinggal beberapa hari lamanya tanpa raja dan tanpa seorang penghulu pun, dan tanpa korban, dan tanpa patung, dan tanpa efod, dan tanpa teraphim : kemudian daripada itu bani Israel akan kembali, lalu mencari Tuhan Allahnya, dan Daud rajanya; dan mereka akan takut akan Tuhan dan kebaikan-Nya di hari-hari terkemudian.” Hosea 3 : 4, 5.
Juru-juru kabar mengenai jam itu akan juga memberitakan, bahwa pahala Tuhan (hidup untuk selama-lamanya) adalah beserta-Nya, namun bahwa pekerjaan-Nya adalah mendahului-Nya, masih lagi akan diselesaikan.
Yesaya 40 : 11 “Ia akan menggembalakan kawanan domba-Nya bagaikan seorang gembala : Ia akan mengumpulkan domba-domba itu dengan tangan-Nya, dan membawa mereka di dalam dekapan-Nya, lalu dengan sabar menghantarkan yang masih muda.”
Pelayanan atas umat-Nya ini kelak akan dirasakan apabila tangan-Nya akan memerintah bagi-Nya. Ia akan kelak pada waktu itu mengawasi sendiri pekerjaan-Nya, mengawasi sendiri umat-Nya, sebagai seorang gembala mengawasi sekawanan domba. Ia akan melaksanakan sendiri pengawasan-Nya secara pribadi atas semua orang, baik tua maupun muda.
Yesaya 40 : 12 “Siapakah gerangan yang telah mengukur segala air di dalam tangan-Nya, dan mengukur langit dengan jengkal tangannya, dan menyukat debu bumi dengan takaran, dan menimbang segala gunung di dalam timbangan, dan segala bukit di dalam neraca?”
Oleh karena tidak ada lagi yang lain selain Allah sendiri yang dapat melakukan segala perkara ini, dan oleh karena Ia sendirilah yang akan mengawasi segala kawanan domba-Nya, maka dapatlah kita ketahui bahwa pengawasan-Nya atas mereka itu akan tidak tertandingi. Maka mengapakah tidak kita mempercepatkan hari itu?
Yesaya 40 : 13, 14 “Siapakah gerangan yang telah mengendalikan Roh Tuhan, atau memberi petunjuk kepada-Nya, sebagai penasehat-Nya? Kepada siapakah Ia meminta nasehat untuk memperoleh pengertian, dan siapakah yang memberikan petunjuk kepada-Nya, dan mengajarkan kepada-Nya di dalam jalan keadilan, dan mengajarkan kepada-Nya pengetahuan, dan menunjukkan kepada-Nya jalan hikmah kebijaksanaan?”
Kita mengetahui bahwa Roh Yang memimpin kepada segala Kebenaran dan segala hikmah kebijaksanaan adalah bukan Dia yang dipimpin atau pun diajar oleh seseorang manusia. Oleh karena itu, maka mengapakah kita harus bergantung kepada seseorang yang tanpa Ilham memutuskan hukum atas Kebenaran yang diilhami? Firman menunjukkan bahwa bukan hanya manusia, melainkan bahkan segala bangsa adalah sia-sia adanya :
Yesaya 40 : 15 – 17 “Bahwasanya segala bangsa itu adalah bagaikan setitik air pada timba, dan diperhitungkan bagaikan habu kecil di atas neraca: tengoklah, diangkat-Nya segala pulau itu bagaikan sebuah benda terkecil. Maka se Libanon sekalipun tak cukup untuk kayu bakar, maupun segala binatangnya untuk suatu korban bakaran. Segala bangsa di hadapan-Nya adalah bagaikan sia-sia belaka; dan mereka diperhitungkan kepada-Nya kurang dari tak ada sesuatu, dan sia-sia.”
Apabila kita menyadari bahwa segala bangsa di bumi ini diperbandingkan kepada kuasa Allah adalah bagaikan sia-sia adanya, sehingga kayu ataupun segala binatang Lebanon sekalipun tak cukup untuk dijadikan korban bakaran, sama halnya bahwa tak lama lagi kita akan menyaksikan segala manusia termasuk pula diri kita sendiri, bagaikan tidak berarti, dan tak berharga bagaikan habu. Kemudian kita akan saksikan betapa perlunya ketergantungan kita kepada-Nya sepenuhnya sebagaimana ketergantungan anak kecil kepada orang tuanya.
Yesaya 40 : 18 “Kepada siapa gerangan hendak kamu menyamakan Allah? Atau dengan apakah hendak kamu memperbandingkan Dia?”
Inilah yang sekarang merupakan suatu masalah bagi setiap orang untuk dijawab di dalam pikirannya.
Yesaya 40 : 19, 20 “Tukang menuangkan sebuah patung, dan tukang emas menyalutkannya dengan emas, dan dilengkapi dengan rantai-rantai perak. Oleh orang yang kurang persembahannya itu dipilihnya sebatang kayu yang tiada rapuh; dicarilah baginya seorang tukang yang pandai untuk menyiapkan sebuah patung yang tiada bergerak.”
Dalam ayat-ayat ini ditunjukkan bagaimana bodohnya manusia : Mereka tidak henti-hentinya memikirkan bahwa walaupun sepotong kayu adalah baik untuk kayu bakar, namun apabila manusia mencoba membuatkan daripadanya sesuatu yang sama dengan Allah, maka itu hanyalah suatu kebodohan dan bahwa untuk menyembah sujud kepadanya adalah penghinaan dan penghujatan.
Yesaya 40 : 21 – 26 “Tiadakah kamu tahu? Tiadakah kamu dengar? Tiadakah dimaklumkan kepadamu semenjak mula pertama? Tiadakah kamu mengerti semenjak segala alas bumi ini? Adalah Dia yang duduk di atas bulat bumi, dan segala penduduknya adalah bagaikan belalang adanya; bahwa Ia membentangkan segala langit bagaikan sehelai kain, dan dihamparkannya itu bagaikan sebuah tenda untuk didiami : Ia juga meniadakan segala penghulu; dan segala hakim di bumi dibuat-Nya sia-sia adanya. Ya, mereka tidak akan ditanam; ya, mereka tidak akan ditabur : ya, batang-batangnya tidak akan mengeluarkan akar di bumi : maka Ia juga akan menghembuskan angin ke atas mereka, maka layulah mereka itu, maka angin ribut akan menerbangkan mereka itu pergi bagaikan jerami. Kepada siapakah hendak kamu persamakan Daku, atau dengan apakah Aku hendak dipersamakan? Demikianlah firman Tuhan Yang Maha Suci. Angkatlah matamu ke atas, dan pandanglah Siapakah yang telah menciptakan segala perkara ini, yang membawa keluar segala tentaranya dengan bilangannya : Ia memanggil mereka semuanya dengan nama-namanya oleh kebesaran kuasa-Nya, karena itulah Ia kuat dan berkuasa; tak ada satupun yang gagal.”
Oleh karena Allah adalah lebih besar daripada yang dapat dipikirkan oleh akal manusia, maka mengapakah manusia begitu sedikit bergantung kepada-Nya, dan lebih banyak bergantung kepada pekerjaan mereka sendiri? Benar, kita mungkin tidak sungguh-sungguh menyembah sujud kepada sesuatu patung, tetapi kita mungkin saja melakukan perkara-perkara lainnya yang sama sifatnya dengan penyembahan berhala. Sesungguhnya, jika yang sedemikian itu tidak dipermasalahkan maka teguran-teguran ini tidak akan muncul kepada kita melalui pemecahan nubuatan yang tepat pada waktunya ini.
Yesaya 40 : 27 – 31 “Mengapakah katamu, hai Yakub, dan mengapakah tuturmu, hai Israel, bahwa jalan-Ku tersembunyi dari Tuhan, dan bahwa keputusanku telah berlalu dari Allah? Tidakkah kamu mengetahui? Tidakkah kamu mendengar, bahwa Allah yang kekal itu, yaitu Tuhan, Pencipta segala hujung bumi, tidak pernah penat, ataupun letih? Tak terduga pikiran-Nya. Ia memberikan kekuatan kepada yang lemah, dan kepada mereka yang tidak memiliki kekuatan ditambahkan-Nya kekuatan. Bahkan anak-anak muda akan penat dan lesu, dan orang-orang muda akan selengkapnya jatuh: tetapi mereka yang berharapkan Tuhan akan memperbaharui kekuatan mereka; mereka yang terbang naik dengan sayap bagaikan burung-burung garuda; mereka akan berlari, dan tidak akan menjadi lesu; dan mereka akan berjalan, dan tidak menjadi lemah.”
Bukankah itu mengherankan bahwa Sidang, yang telah sedemikian jauh hidup berabad-abad lamanya turun sampai kepada hari ini, kini harus diajar kembali permulaan dasar-dasar imannya?
Yesaya 41 : 1, 2 “Berdiamlah dirimu di hadapan-Ku, hai segala pulau; dan hendaklah segala bangsa itu memperbaharui kekuatan mereka; hendaklah mereka itu datang dekat; lalu hendaklah mereka itu berbicara : bahwa marilah kita datang dekat bersama-sama kepada pehukuman. Siapakah yang sudah membangkitkan orang benar itu dari sebelah timur, yang telah memanggilnya untuk berdiri, yang telah memberikan segala bangsa ke hadapannya, dan telah menjadikannya memerintah atas segala raja? Ia telah menyerahkan mereka itu bagaikan habu kepada pedangnya, dan bagaikan jerami yang dibuang kepada busurnya.”
Memperbaharui kekuatan mereka ialah membuang dosa, dan datang hampir kepada Allah, ialah belajar kepada-Nya. Dengan melakukan semuanya ini mereka kemudian akan mengundang orang-orang lain untuk datang kepada pehukuman. Segala bangsa akan berdiam sampai kepada masa itu, dan kemudian mereka akan mengatakan, “Marilah, dan hendaklah kita naik ke bukit Tuhan, dan ke rumah Allah Yakub; maka Ia akan mengajarkan kepada kita jalan-jalan-Nya, maka kita akan berjalan mengikuti langkah-langkah-Nya : karena hukum akan muncul dari Sion, dan firman Tuhan dari Yerusalem.” Mikha 4 : 2.
Oleh karena itu pekerjaan kita adalah mempersiapkan jalan Tuhan bagi pengumpulan umat-Nya.
Yesaya 41 : 3 – 5 “Ia mengejar mereka itu, dan berlalu dengan selamat-Nya; bahkan sampai kepada jalan yang belum pernah dipijak-Nya dengan kakinya. Siapakah gerangan yang sudah mengadakan dan melakukan itu, yang memanggil segala bangsa semenjak mula pertama? Akulah Tuhan, yang mula-mula, dan dengan yang terkemudian pun; Akulah Dia. Segala pulau menyaksikannya, dan takutlah semuanya; segala hujung bumi takut dan gementar, berhimpunlah mereka itu, lalu datang.”
Ayat-ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa manifestasi kekuasaan Allah itu akan dirasakan dimana-mana.
Yesaya 41 : 6 “Mereka saling membantu antar sesamanya, sambil mengatakan seorang kepada yang lainnya, Teguhkanlah hatimu.”
Umat Allah sesungguhnya akan menolong sesama tetangga mereka. Orang bodoh bagaimanapun juga akan tetap berlaku dengan bodohnya, dan akan terus menerus di dalam penyembahan berhala mereka.
Yesaya 41 : 7 – 10 “Demikianlah tukang kayu menolong pandai emas, dan orang yang menghaluskan dengan palu menolong orang yang menempa pada landasan, sambil mengatakan, Siaplah sudah untuk dipateri, lalu diikatnya dengan teguh pada paku, sehingga ia itu tidak tergoncang. Tetapi akan dikau, hai Israel, hamba-Ku, hai Yakub yang telah Kupilih, benih dari Abraham sahabat-Ku. Kamu yang telah Kuangkat dari segala hujung bumi, dan yang telah dipanggil dari segala manusia yang termulia; dan telah dikatakan kepadamu, Engkaulah hamba-Ku; telah Kupilih akan dikau, maka tiada akan Kubuangkan kamu. Janganlah takut; karena Aku menyertai kamu Janganlah bimbang; karena Akulah Allahmu : Aku akan menguatkan kamu; sesungguhnya, Aku akan menolongmu, sesungguhnya, Aku akan menegakkan kamu dengan tangan kanan kebenaran-Ku.”
Janji-janji Allah kepada hamba-hamba-Nya adalah pasti. Marilah kita berpegang kepada semuanya itu sekarang juga. Kita tidak akan pernah memperoleh sesuatu kesempatan sebaik yang kita miliki sekarang. Besok sudah akan terlambat; adalah lebih baik kita menyambut sekarang sementara Allah sedang memohon.
Yesaya 41 : 11, 12 “Tengoklah, semua mereka yang naik amarahnya menentang engkau akan menjadi malu dan terkutuk : mereka itu akan jadi seperti tidak ada; dan segala orang yang berbantah-bantah dengan dikau itu akan binasa. Engkau akan mencari mereka, maka tiada mendapati mereka, bahkan segala orang yang berbantah-bantah dengan dikau : mereka yang berperang melawan dikau akan jadi bagaikan ketidak-adaan belaka.”
Sekaranglah kesempatan kita untuk berbuat apa saja sekuat kita bagi mereka yang memusuhi kita, karena telah dijelaskan di sini bahwa jika mereka terus menerus dengan permusuhannya mereka kelak akan binasa.
Yesaya 41 : 13 “Karena Akulah Tuhan Allahmu akan memegang tangan kananmu, sambil mengatakan kepadamu, Janganlah takut; Aku akan menolong engkau.”
Jika kita sebagai umat berada dengan tidak takut, maka mengapakah adanya semua kata-kata himbauan dan kata-kata dorongan yang membesarkan hati ini? Mengapakah adanya anjuran-anjuran itu supaya kita membuang semua ketakutan kita?
Yesaya 41 : 14, 15 “Janganlah takut, hai kamu ulat kecil Yakub, dan kamu orang-orang dari Israel; Aku akan menolongmu, demikianlah Firman Tuhan, dan Penebusmu, Yang Maha Suci dari Israel. Bahwasanya Aku akan menjadikan dikau sebuah alat penumbuk baru yang tajam yang memiliki gigi-gigi : engkau akan menumbuk hancur segala gunung, memalu mereka itu sampai menjadi kecil-kecil, dan engkau akan menghancurkan segala bukit itu seperti sekam.”
Menumbuk segala gunung (segala kerajaan) ialah mengambil keluar gandum (orang-orang suci) daripadanya. Oleh karena itu, hamba-hamba Allah di sini dijanjikan sebuah alat yang baru yang berbeda dari setiap alat yang pernah dipergunakan sebelumnya; yaitu, pengumpulan orang-orang suci dalam masa penuaian yang akan diselesaikan dalam suatu cara yang belum terpikirkan, -- yang bertentangan dengan setiap perencanaan manusia. Alat ini akan memiliki gigi-gigi; ia akan memisahkan dengan tiba-tiba gandum daripada jerami lalu meniup keluar sekam-sekam. Kristus, “yang alat pengipas-Nya berada dalam tangan-Nya, .....hendak membersihkan lantai-Nya dengan selengkapnya, lalu mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung; tetapi Ia akan membakar habis sekam itu dengan api yang tak terpadamkan.” Matius 3 : 12. Untuk alasan inilah kita dipanggil, dan untuk tugas yang besar dan mulia inilah kita harus mempersiapkan jalan.
Yesaya 41 : 16, 17 “Engkau akan mengipas mereka, maka angin akan menerbangkan mereka, dan angin puyuh akan mencerai beraikan mereka : maka kamu akan bersukaria di dalam Tuhan, dan akan menjadi mulia di dalam Yang Maha Suci dari Israel. Apabila orang miskin dan melarat mencari air, tetapi air tidak ada, dan lidah mereka itu lekatlah oleh kehausan, maka Aku Tuhan akan mendengar mereka itu, Akulah Allah Israel tidak akan meninggalkan mereka.”
Ya, sekam akan ditiupkan dan angin puyuh akan menerbangkannya pergi untuk dibakar habis dengan api. Tetapi umat Allah akan bersuka cita di dalam Tuhan, dan segala orang miskinnya akan dihiburkan-Nya.
Yesaya 41 : 18 “Aku akan membukakan sungai-sungai di tempat-tempat yang tinggi, dan mata-mata air di tengah-tengah segala bukit : Aku akan jadikan padang belantara itu sebuah telaga air, dan tanah yang kering berpancaran air.”
Hujan air itu, sebagai kita saksikan di sini, kelak akan berlimpah-limpah, Ia akan membuat sungai-sungai, pancaran-pancaran air, dan telaga-telaga air di tempat-tempat yang tidak diharapkan demikian. Semua ini adalah suatu ramalan dari hal suatu penuaian besar, bahkan penuaian dari tempat-tempat yang tandus -- dari negeri-negeri orang kapir. “Sesudah ini Aku tampak, dan, terlihatlah, sejumlah besar orang-orang, yang tak seorangpun dapat menghitungnya, berasal dari segala bangsa, dan segala suku, dan segala umat, dan segala bahasa, berdiri di hadapan tahta, serta di hadapan Anak Domba, berpakaikan jubah-jubah putih, dan tangkai palm berada di dalam tangan-tangan mereka.” Wahyu 7 : 9.
Yesaya 41 : 19 “Akan Kutanamkan di padang belantara itu pohon cedar, pohon sitim, pohon murd, dan pohon zaitun; akan Kutaruh di padang kering itu pohon fir, pohon pine, dan pohon box bersama-sama.”
Allah akan memperindah negeri-negeri orang Kapir itu dengan orang-orang yang memiliki tabiat-tabiat Kristen serta karunia-karunia yang seindah pohon-pohon murd, pohon zaitun, pohon fir, pohon pine, dan pohon box bersama-sama. Tak ada sesuatu pun di dunia pada waktu ini yang dapat memberikan kepada manusia harapan serta ketenangan pikiran terkecuali janji-janji Allah ini.
Yesaya 41 : 20 – 24 “Supaya mereka dapat melihat, dan mengetahui, dan memperhatikan, serta memahami bersama-sama, bahwa tangan Tuhan telah melakukan ini, dan bahwa Yang Maha Suci dari Israel itu telah menciptakannya. Kemukakanlah alasanmu, demikianlah firman Tuhan; kemukakanlah segala alasanmu yang kuat, demikianlah firman Raja dari Yakub. Hendaklah mereka mengemukakannya, dan hendaklah mereka menunjukkan kepada kita apa yang akan jadi : hendaklah mereka menunjukkan segala perkara yang terdahulu, bagai-mana keadaannya, agar supaya kita dapat memperhatikannya, dan dapat kita mengetahui hujung akhir daripadanya; atau supaya mereka menunjukkan kepada kita perkara-perkara bagi masa mendatang. Tunjukkanlah segala perkara yang akan datang kemudian sejak sekarang, agar supaya dapat kita ketahui; bahwa engkaulah dewa-dewa itu : ya, lakukanlah yang baik atau yang jahat, dan tengoklah bersama-sama. Bahwasanya, kamu adalah sia-sia, dan pekerjaanmu pun adalah hampa : maka kekejianlah mereka yang memilih akan dikau.”
Di sini ada suatu tantangan terhadap semua musuh-musuh kita. Biarlah mereka itu menceritakan kepadamu apa yang akan jadi kemudian jika mereka sanggup, atau biarkanlah mereka menceritakan yang sudah berlalu jika mereka mau, demikianlah tantangan Allah kepada mereka. Demikianlah mereka dapat mengetahui bahwa mereka adalah sia-sia belaka, maka orang-orang yang memilih untuk mengikuti mereka itu, bahkan mereka akan merupakan suatu kekejian bagi-Nya.
Yesaya 41 : 25 “Aku telah membangkitkan seseorang dari sebelah Utara, maka ia akan datang : semenjak dari matahari terbit ia kelak akan menyebutkan nama-Ku : maka ia akan datang ke atas segala penghulu bagaikan ke atas lesung, dan bagaikan pembuat tembikar yang memijak-mijak tanah liat.”
Orang ini yang di dalam nubuatan akan datang dari sesuatu tempat di sebelah utara dari Tanah Perjanjian. Ia berseru kepada Tuhan semenjak pagi-pagi sekali -- sama paginya dengan terbitnya matahari pagi. Ia juga datang ke atas segala penghulu bagaikan ke atas lesung dan bagaikan tukang tembikar yang memijak di atas tanah liat. “Pada zaman raja-raja ini Allah di Surga akan mendirikan suatu Kerajaan ..... ia akan menghancurluluhkan dan memakan habis semua kerajaan ini.” Daniel 2 : 44.
Yesaya 41 : 26 “Siapakah yang telah menyatakan dari mulanya, bahwa kita boleh mengetahuinya? dan sebelum saatnya, supaya kita boleh mengatakan, Ia adalah kebenaran? sesungguhnya, tidak ada seorangpun yang menunjukkan, sesungguhnya, tidak ada seorang pun yang menyatakan, sesungguhnya, tidak ada seorang pun yang mendengarkan kata-katamu.”
Adakah seseorang yang pernah menjelaskan semua perkara ini kepada semua umat? Tanyakanlah Tuhan. Lalu Ia akan menjawab dengan pertanyaan-Nya sendiri : “Sesungguhnya, tak seorangpun yang menunjukkan, sesungguhnya tak seorangpun yang menjelaskan, sesungguhnya tak seorangpun yang mendengarkan kata-katamu.”
Yesaya 41 : 27, 28 “Yang pertama akan mengatakan kepada Sion, Bahwasanya, lihatlah mereka : maka Aku akan memberikan kepada Yerusalem seseorang yang membawakan berita-berita yang baik. Karena sudah kulihat, dan tak terlihat seorang pun; bahkan di antara mereka semuanya, dan tidak terdapat seorang penasehat pun, sehingga, apabila Ku tanyakan kepada mereka, maka tak seorangpun dapat menjawab.”
Apabila Allah mengunjungi umat-Nya dengan berita-berita yang baik ini, maka didapati-Nya tak seorang pun di antara hamba-hamba-Nya yang melakukan pekerjaan ini, dan tak seorangpun penasehat di antaranya yang dapat memberikan sesuatu jawaban untuk segala perkara ini! Tetapi bagaimanapun juga kita harus melakukan semua sebisanya untuk membangunkan mereka. Kita harus tinggikan Firman itu, menghiburkan umat-Nya, dan mempersiapkan jalan sehingga Ia dapat menjadikan kita sebuah alat penumbuk yang baru.
* * *
Malu Karena Yesus!
Yesus, yang akan selalu ada,
Manusia yang bersifat mati malu karena Engkau?
Malu karena Engkau, yang dipuji para malaikat,
Yang kemuliannya bercahaya hingga hari-hari terakhir?
Malu karena Yesus! lebih jauh lagi
Biarlah merahnya malam memiliki sebuah bintang;
Ia memancarkan sinar-sinar dari terang Ilahi
Atas roman jiwaku yang ramah ini.
Malu karena Yesus! hanya sesaat
Hendaklah malam hari malu terhadap bulan;
Adalah malamnya jiwaku sampai pada Dia,
Bersinarnya Bintang Pagi, menyirnakan kegelapan.
Malu karena Yesus! sahabat yang sungguh
Pada siapa segala harapanku akan surga bergantung!
Bukan! Apabila mukaku memerah, menjadi malu aku ini
Sehingga aku tidak lagi memuja nama-Nya
Malu karena Yesus! ya, mungkin aku
Apabila aku tiada memiliki kesalahan untuk dihapuskan;
Tiada air mata untuk dihapus, tiada kebaikan untuk diharapkan,
Tiada ketakutan untuk diatasi, tiada jiwa untuk selamat.
Hingga akhirnya, -- tidak saja membesarkan kesombonganku, --
Hingga akhirnya aku meninggikan seorang Juruselamat yang tersembelih;
Dan Oh, biarlah kemuliaan ini jadi,
Sehingga Kristus tidak dipermalukan karena aku!
-- Joseph Grigg
* * *
.