.
TANDA-TANDA KEDATANGAN KRISTUS KEDUA KALI ATAUKAH TANDA-TANDA DARI KERAJAAN ITU -- YANG MANAKAH?
Khotbah V. T. Houteff
Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh
Sabat, 22 Januari 1949
Chapel Mount Carmel,
Waco, Texas
Kita sebagai siswa dan guru-guru Injil selama bertahun-tahun lamanya telah berpegang teguh kepada faham tentang tanda-tanda kedatangan Kristus kedua kali, tetapi sama sekali tidak berpegang kepada tanda-tanda dari Kerajaan itu. Sebagai akibat dari hal ini, maka dunia Kristen secara teori telah mencampurkan tanda-tanda dari Kerajaan itu dengan tanda-tanda kedatangan Kristus yang kedua kali.
Sesuatu yang sama dengan ini ialah apa yang diajarkan oleh orang-orang Yahudi di masa lalu sewaktu mereka mengharapkan kedatangan Mesias yang pertama. Menurut faham mereka sendiri mereka telah mempelajari dengan mendalam tanda-tanda dari kembalinya Kerajaan itu, tetapi tidak sedemikian terhadap tanda-tanda kedatangan Mesias. Demikianlah sebabnya, maka pada waktu kepada mereka memberitahukan, bahwa Mesias sudah datang tetapi belum masanya untuk mengembalikan Kerajaan itu, maka para pemimpin Yahudi sambil menyangka bahwa interpretasi-interpretasi pribadi (yang tidak diilhami) mereka itu terhadap Alkitab tidak mungkin salah, mereka lalu menolak pekabaran pada hari itu. Kemudian dalam usahanya untuk mengamankan pengaruh-pengaruh mereka terhadap umat yang banyak itu serta untuk menundukkan orang banyak itu kepada cara berpikir mereka, maka mereka menyalibkan Tuhan, Juruselamat dan Raja mereka sama seperti yang mereka juga lakukan dengan membunuh para nabi yang telah datang mendahului Dia. Tuntutan mereka ialah agar Kerajaan itu dapat kembali dalam sejarah kehidupan mereka itu, walaupun tidak membawa manfaat apapun juga bagi mereka.
Dari kenyataan bahwa dunia Kristen sendiri telah terpecah-pecah dan kacau, yang satu mempercayai perkara yang satu dan yang lainnya percaya terhadap perkara yang lainnya, cukup membuktikan, bahwa di samping berada dalam kegelapan pekat terhadap tanda-tanda dari Kerajaan itu sebagai akibat dari interpretasi Alkitab ciptaan sendiri, dunia Kristen tak dapat tiada berada juga dalam kegelapan terhadap banyak perkara yang lain. Dalam keadaan iman yang kacau sedemikian ini, dunia Kristen pasti tidak lagi dipimpin oleh Roh Kebenaran, seperti juga halnya orang-orang Yahudi yang mendurhaka itu. Tetapi bagaimana pun juga pengalaman yang lalu itu mengajarkan, bahwa untuk mencoba meyakinkan orang banyak terhadap kenyataan ini akan juga merupakan tugas berat yang sama beratnya dengan usaha meyakinkan orang-orang Yahudi sampai kepada hari ini bahwa Kristuslah Mesias yang akan datang di masa mereka yang dahulu itu. Kesulitannya tentunya terletak pada kenyataan bahwa hampir tak ada seorang pun ahli theologi mau membiarkan faham Alkitabnya dikatakan keliru, dan bahwa Ilham hampir pada setiap saat mengungkapkan diri-Nya kembali, membuka gulungan suratan lalu mengeluarkan Kebenaran pada waktunya, yaitu “makanan pada waktunya”, lalu dengan demikian ini menelanjangi apa yang disebut kebenaran ramuan mereka sendiri itu.
Sekarang dengan segala hormat dan kejujuran, oleh kuasa Alkitab dan oleh pertolongan kenyataan-kenyataan yang ada di depan saya, saya tegaskan bahwa adalah jauh lebih mudah bagi seekor ayam untuk menemukan tempat bertengger dalam kegelapan malam yang buta daripada bagi pikiran yang tidak diilhami untuk dapat mengungkapkan nubuatan-nubuatan dan perumpamaan-perumpamaan. Perbedaan di antara keduanya itu ialah, bahwa ayam menyadari akan sia-sianya berusaha untuk menemukan tempat bertengger sesudah masuk matahari, tetapi manusia yang keras kepala tidak mau menyadari bahwa dirinya tidak mungkin dapat mengungkapkan Kebenaran dengan kehendak sendiri tanpa bantuan terang dari atas.
Kita sebagai orang-orang Kristen jelas-jelas telah gagal mencatat, bahwa jika sekiranya segala perkara Allah yang rahasia itu, betapapun mudahnya,
memang dapat diungkapkan pada segala masa oleh siapa saja, Ilham tentunya tidak akan pernah merahasiakan semuanya itu dalam berbagai simbol dan perumpamaan-perumpamaan sejak semula. Dunia Kristen masih tetap buta kepada kenyataan, bahwa berusaha mendobrak masuk ke dalam rahasia-rahasia Allah akan kelak merupakan usaha untuk mengalahkan segala rencana-Nya; berusaha mendobrak masuk ke dalam sistem rahasia Ilahi ialah mengusahakan sesuatu yang tidak mungkin. Sebagai contoh, walaupun pada waktu Kitab yang tersegel dengan tujuh meterai itu telah tiba masanya untuk dibukakan (Wahyu pasal 4 dan 5), ternyata tak seorang pun baik di dalam surga maupun di bumi yang mampu untuk membukakannya, terkecuali hanya “Singa dari suku Yehuda” yang dapat memecahkan semua segelnya lalu memandang ke dalam segala perkara itu yang kemudian daripada itu telah diperlihatkan kepada Yohanes, Pewahyu itu. Dan walaupun Yohanes telah menuliskan semuanya itu, ia sendiripun tidak dapat menjelaskannya sebelum sampai masanya. Jadi, bagaimanakah dapat kita berbuat yang sedemikian ini sebelum waktunya dan tanpa pertolongan Ilham dari Roh yang sama yang telah menuntut semuanya itu? Firman Allah dengan jelas mengamarkan sebagai berikut :
2 Petrus 1 : 19 – 21 “Kita memiliki juga suatu perkataan nubuatan yang lebih pasti, maka baiklah kamu memperhatikan dia, seperti akan pelita yang bercahaya di dalam tempat yang gelap, sampai kepada hari pagi dan bintang siang bercahaya di dalam hatimu : terutama sekali ketahuilah ini, bahwa tidak ada satu pun nubuatan Alkitab yang berasal dari akal orang sendiri. Karena tidak pernah ada nubuatan yang datang oleh kehendak manusia, melainkan datangnya dari mulut orang-orang suci Allah, karena mereka dikendalikan oleh Roh Suci.”
Alkitab menegaskan, bahwa tidak seorang pun dapat dengan pikiran sendiri (tanpa diIlhami) memecahkan rahasia nubuatan-nubuatan, karena sebagaimana alasan-alasan yang dikemukakan rasul itu, maka tidak ada nubuatan yang datang oleh hasil usaha sendiri, yaitu tidak oleh kehendak manusia, melainkan oleh orang-orang suci dan Roh. Oleh sebab itu tidak ada juga nubuatan yang dapat diinterpretasikan dengan akal sendiri, melainkan hanya oleh orang-orang suci yang dipimpin oleh Roh Suci. Lagi pula, walaupun
sesudah nubuatan berhasil dibukakan sedemikian ini, maka hanya kepada orang-orang benar (orang-orang bertobat) diberikan karunia untuk memahaminya (Daniel 12 : 10).
Oleh karena kita sebagai umat mengenali beberapa dari tanda-tanda kedatangan Kristus kedua kali itu, tetapi tidak satupun dari tanda-tanda tentang Kerajaan itu kita ketahui, maka adalah lebih baik kita sekarang memusatkan perhatian kita kepada tanda-tanda dari Kerajaan itu.
Matius 13 : 24 – 30 “Suatu perumpamaan yang lain pula dibentangkannya di hadapan mereka itu, katanya: Bahwa Kerajaan surga itu diumpamakan dengan seorang yang menabur benih yang baik di ladangnya; tetapi sementara orang tidur datanglah musuhnya menabur pula benih lalang di antara gandum itu, lalu pergilah ia. Apabila tunasnya muncul keluar, dan mengeluarkan buah, maka terlihatlah juga lalang-lalang itu. Dengan begitu datanglah segala hamba dari Tuan pemilik ladang itu lalu mengatakan kepada-Nya : Tuan, bukankah Tuan telah menabur benih yang baik di ladang Tuan? Dari manakah datang lalang-lalang itu? Maka sahut-Nya kepada mereka itu : Bahwa musuhlah yang telah melakukan hal itu. Maka kata hamba-hamba itu kepada-Nya : Maukah Tuan agar kami pergi mencabut semua lalang itu? Tetapi kata-Nya : Jangan, jangan sampai sementara kamu mencabut lalang-lalang itu, akan tercabut juga olehmu gandum sertanya. Biarkanlah keduanya bertumbuh bersama-sama sampai pada musim menuai, maka dalam musim menuai itu Aku akan mengatakan kepada para penuai : Kumpulkan dahulu olehmu semua lalang itu, dan ikatkanlah berberkas-berkas untuk dibakar; tetapi kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbung-Ku.”
Perumpamaan mengenai Kerajaan ini, sebagai anda catat adalah berisikan tiga masa periode. Pertama, masa periode menabur benih -- yaitu masa pelayanan dari Kristus; kedua, masa periode pertumbuhan -- yaitu semenjak dari kenaikan Kristus ke surga sampai kepada masa penuaian; ketiga, masa periode penuaian -- yaitu suatu jangka
waktu pendek “pada akhir dunia” (Matius 13 : 49), yaitu masa periode di mana bumi ini akan diterangi dengan kemuliaan dari malaikat (Wahyu 18 : 1), dan dalam mana semua umat Allah akan dipanggil keluar dari Babil (ayat 4). Kemudian barangsiapa yang tidak menyambut akan seruan panggilan untuk berhimpun ini akan kelak berseru dengan mengatakan : “Penuaian telah berlalu, musim panas telah berakhir, dan kami tidak juga selamat.” Yeremia 8 : 20. Oleh karena itulah, “penuaian” itu ialah “akhir dunia” (ayat 49). Ia itu dimulai di dalam sidang dan berakhir di dalam Babil.
Jelas sekali, bahwa pekerjaan penuaian itu adalah sama dengan Pehukuman yang akan memutuskan siapa tergolong lalang dan siapa yang tergolong gandum -- siapa yang akan dibakar dan dibinasakan bagaikan rerumputan liar pengganggu itu, dan siapa yang akan tergolong gandum yang mahal yang akan kelak diterima di dalam “lumbung”, Kerajaan itu. Demikianlah kelak halnya, bahwa Pehukuman itu ialah pembersihan tempat suci (Daniel 8 : 14), yaitu “rumah Allah”, atau kaabah yang akan didatangi secara tiba-tiba oleh Tuhan untuk membersihakan hamba-hamba-Nya, orang-orang Lewi itu. Inilah caranya mengenai yang terakhir itu yang diceritakan sebagai berikut :
Maleakhi 3 : 1 – 3, 5 “Tengoklah, Aku akan mengirimkan utusan-Ku, maka ia akan menyediakan jalan di hadapan-Ku; maka Tuhan, Yang kamu cari itu, akan tiba-tiba datang ke kaabah-Nya, yaitu utusan perjanjian, yang di dalamnya kamu berkenan; tengoklah, ia akan datang, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Tetapi siapakah yang dapat tahan pada hari kedatangan-Nya itu? Dan siapakah yang akan berdiri apabila kelihatanlah Ia? Karena Ia adalah bagaikan suatu api pembersih, dan bagaikan sabun binara; maka Ia akan duduk bagaikan seorang pemurni dan pembersih perak; dan Ia akan menyucikan bani Lewi, dan membersihkan mereka itu bagaikan emas dan perak, supaya mereka dapat kelak mempersembahkan kepada Tuhan suatu persembahan dalam kebenaran..... Maka Aku akan datang hampir kepadamu untuk berhukum; dan Aku akan menjadi
saksi yang cepat melawan segala tukang sulap, dan melawan segala orang yang berbuat zinah, dan melawan segala orang yang bersumpah palsu, dan melawan orang-orang yang menindas orang upahan dengan upahnya, yang menindas perempuan janda dan anak-anak piatu, dan yang mengabaikan orang dagang daripada haknya, dan yang tidak takut akan Daku, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.”
Berapa banyak hasil buah yang akan diberikan oleh penuaian itu? Jika mereka yang 144.000 itu adalah “buah-buah pertama” (Wahyu 14 : 4), maka tak dapat tiada harus ada “buah-buah kedua”, karena dimana tidak terdapat yang kedua tidak akan terdapat juga yang pertama. Kata-kata “buah-buah pertama” secara mutlak memerlukan juga buah-buah kedua.
Dari manakah datang buah-buah yang pertama itu, dan dari manakah datang buah-buah kedua itu? Kepada kita telah dijelaskan, bahwa buah-buah pertama itu adalah orang-orang Israel -- yaitu semua orang yang berasal dari dua belas suku bangsa Israel (Wahyu 7 : 4 – 8). Israel tentunya melambangkan keanggotaan sidang pada waktu mereka itu dimeteraikan. Gelar “Israel” itu tidak mungkin dapat ditafsirkan untuk dimaksudkan kepada dunia. Oleh karena itu buah-buah pertama itu adalah hasil penuaian dari dalam sidang sendiri pada waktu pemisahan itu dimulai. Kata-kata “termeterai” berarti telah ditempatkan di dalam suatu tempat yang aman -- tersegel. Inilah yang tepat seperti yang dikatakan oleh rasul Petrus sebagai berikut”
1 Petrus 4 : 17, 18 “Karena waktunya akan datang bahwa pehukuman itu harus dimulai terhadap isi rumah Allah; maka jika ia itu pertama dimulai terhadap kita, apakah kelak akhir daripada orang-orang yang tidak mematuhi Injil Allah? Dan jika orang benar pun sukar dapat diselamatkan, maka dimanakah kelak berada orang fasik dan orang-orang berdosa itu?”
Maka sekaranglah, jikalau Pehukuman itu pertama-tama dimulai di dalam “isi rumah Allah”, di dalam sidang, maka ia itu akan berakhir di dalam dunia, yaitu di luar lingkungan sidang. Perumpamaan tentang “pukat” itu
berikut Wahyu dari Yohanes menghantarkan dengan sangat singkat dan tepat kebenaran ini dengan lebih baik lagi ke depan sebagai berikut :
Matius 13 : 47 – 50 “Kembali Kerajaan surga itu adalah seumpama sebuah pukat yang dilabuhkan orang ke laut, dan mengumpulkan berjenis-jenis ikan. Setelah penuh ditariklah orang pukat itu ke pantai, lalu mereka itu duduk memilih, yang baik dikumpulkannya ke dalam keranjang-keranjang, tetapi yang jelek dibuangkannya. Demikianlah kelak akan jadi pada akhir dunia : malaikat-malaikat akan keluar memisahkan orang-orang jahat dari antara orang-orang benar, dan mereka itu akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sana akan ada tangisan dan keretak gigi.”
Jelaslah, bahwa pukat itu adalah melambangkan sidang Injil ke dalam mana tertangkap baik orang-orang munafik maupun orang-orang benar. Dengan begitu dalam masa penuaian buah-buah pertama (Pehukuman di dalam “isi rumah Allah”) “pada akhir dunia” (ayat 49), malaikat-malaikat memisahkan orang-orang jahat dari antara orang-orang benar, bukan orang-orang benar dari antara orang-orang jahat. Tetapi dalam penuaian buah-buah kedua (Pehukuman di dalam dunia) pemisahan itu adalah terbalik, yaitu orang-orang benar diambil keluar dari antara orang-orang jahat, bukan orang-orang jahat dari antara orang-orang benar, demikianlah yang dikatakan oleh kitab Wahyu sebagai berikut : “Maka aku dengar suatu suara yang lain dari langit mengatakan : “Keluarlah daripadanya, hai umat-Ku, supaya jangan kamu terbabit dengan segala dosanya dan supaya jangan kamu ikut menerima segala belanya.” Wahyu 18 : 4. Jelaslah, bahwa Pehukuman “di dalam isi rumah Allah” ialah penuaian dimana orang-orang munafik sebagai “lalang-lalang” dibakar, tetapi sebagai “ikan” yang jelek mereka itu dibuangkan. Sungguhpun demikian, dalam Pehukuman di dalam Babil (di dunia), bukannya yang jelek diambil keluar, melainkan yang baik yang diambil keluar lalu dibawa masuk ke dalam rumah Allah yang sudah bersih di mana tidak lagi terdapat dosa maupun orang berdosa, dan dimana tidak lagi terdapat bahaya dari bela-bela itu. Kebenaran yang sama ini mengenai rumah Allah itu
sekali lagi dikemukakan kepada kita dengan kata-kata di bawah ini :
Yesaya 66 : 15, 16, 19, 20 “Karena, tengoklah, Tuhan akan datang dengan api dan dengan segala kereta-Nya bagaikan suatu angin puyuh, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kehangatan, dan hardik-Nya dengan nyala-nyala api. Karena dengan api dan dengan pedang-Nya Ia akan menghukum segala manusia; maka besarlah kelak bilangan segala orang yang dibunuh Tuhan ..... Maka Aku akan menaruh suatu tanda di antara mereka itu, dan Aku akan mengutus orang-orang yang luput dari antara mereka itu kepada segala bangsa, yaitu ke Tarsis, ke Pul, dan ke Lud, orang-orang pemanah ke Tubal dan ke Yawan, kepada pulau-pulau yang jauh-jauh, yang belum pernah mendengar kebesaran nama-Ku, dan yang belum melihat kemuliaan-Ku; maka mereka akan memasyurkan kemuliaan-Ku di antara segala bangsa Kapir. Maka mereka akan menghantarkan semua saudaramu bagi suatu persembahan bagi Tuhan keluar dari segala bangsa dengan menunggang kuda, dan dengan kereta-kereta, dan dengan usungan, di atas bagal dan binatang yang cepat, ke bukit kesucian-Ku Yerusalem, demikianlah firman Tuhan, sama seperti bani Israel menghantarkan suatu persembahan dalam bejana yang suci ke dalam rumah Tuhan.”
Kembali kita saksikan di sini bahwa mereka yang luput dari pembantaian Tuhan “di dalam rumah Allah” itu (jelas buah-buah pertama itu, yaitu “hamba-hamba Allah”), diutus kepada segala bangsa yang belum mengenal Allah, dan dari sanalah mereka akan menghantarkan segala saudaranya (buah-buah kedua) ke rumah Allah yang sudah disucikan di mana tidak lagi terdapat dosa maupun orang berdosa di dalamnya, dan dimana bela-bela Babil oleh karenanya tidak lagi akan menimpa mereka.
Sekarang kita telah menyaksikan dengan pasti bahwa ada buah-buah pertama dan buah-buah kedua; yang satu berasal dari sidang -- yaitu 144.000 anak-anak Yakub; dan yang satunya berasal dari segala bangsa -- yaitu rombongan besar orang-orang yang tidak seorang pun dapat menghitungnya (Wahyu 7 : 9).
Siapakah yang menghimpunkan buah-buah pertama itu jikalau buah-buah pertama itulah yang menghimpun buah-buah kedua? Marilah kita mencarikan jawabannya dengan membaca :
Wahyu 14 : 14 – 19 “Maka aku tampak, dan terlihatlah sebuah awan putih, dan di atas awan itu duduk Seseorang yang bagaikan Anak Manusia, bermahkota emas di kepala-Nya, dan di dalam tangan-Nya ada sebilah sabit yang tajam. Maka keluarlah pula seorang malaikat lain dari dalam kaabah sambil berseru dengan suara besar kepada Dia yang duduk di atas awan itu, katanya : ‘Sampaikanlah sabit-Mu dan mulailah menuai, karena masanya sudah sampai bagi-Mu untuk menuai; karena tuaian bumi sudah masak. Maka Ia yang duduk di atas awan itu pun menyembatkan sabit-Nya ke bumi, lalu bumi itu pun dituailah. Maka keluarlah seorang malaikat yang lain lagi dari dalam kaabah yang di dalam surga, ia pun memiliki sebuah sabit yang tajam. Dan keluarlah seorang malaikat yang lain dari medzbah yang berkuasa atas api; sambil berseru dengan suara besar kepada Dia yang memegang sabit yang tajam itu, katanya, Sabitkanlah sabit-Mu yang tajam itu, dan kumpulkanlah segala gugusan anggur bumi, karena buahnya sudah cukup masak. Maka malaikat itu menyembatkan sabit-Nya ke bumi, lalu mengumpulkan buah anggur bumi, lalu dicampakkannya ke dalam irikan anggur yang besar dari murka Allah.”
Di sini kepada kita kembali diceritakan, bahwa ada dua penuaian, yang satu dilakukan oleh Anak Manusia, dan yang lainnya oleh seorang malaikat. Penuaian oleh Anak Manusia dilakukan mendahului penuaian oleh malaikat itu. Oleh karena itu “Anak Manusia” itu mengumpulkan buah-buah pertama, dan malaikat itu mengumpulkan buah-buah kedua. (Buah-buah anggur, bukan buah-buah yang cukup masak, dicampakkannya ke dalam irikan anggur). Jelas Anak Manusia sendiri yang menuai buah-buah pertama itu, sebab hamba-hamba-Nya (yang dilambangkan oleh malaikat sidangnya orang-orang Laodikea itu) ternyata sedang tidak melaksanakan pekerjaan yang sedemikian ini, karena mereka sendiri sedang berada dalam keadaan “melarat, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan telanjang”, dan mereka tidak menyadarinya (Wahyu 3 : 14 – 18).
Sambil memandang jauh ke depan sampai kepada masa sekarang ini, Roh Nubuat di zaman Yesaya dahulu mengatakan :
Yesaya 63 : 5 “Lalu Ku pandang, maka tak seorangpun yang akan menolong-Ku, lalu Aku tertegun karena tidak seorangpun yang membantu; oleh sebab itu lengan-Ku sendiri membawakan keselamatan bagi-Ku; dan kehangatan murka-Ku, itulah yang membantu-Ku.”
Di sini anda mencatat, bahwa pada waktu masa itu tiba tidak terdapat seorang pun di antara hamba-hamba-Nya “untuk membantu” tugas pekerjaan penuaian itu, akibatnya Tuhan sendiri telah melakukan pekerjaan itu tanpa mereka.
Tetapi bagi penyabitan yang kedua Ia akan menggunakan “hamba-hamba-Nya” yang tidak bercacad cela, yaitu “buah-buah pertama”, yaitu mereka yang 144.000 itu, seperti yang dilambangkan oleh malaikat yang memegang sebilah sabit yang tajam itu (Wahyu 14 : 17, 18). Dan justru karena adanya dua kelompok buah dan dua penuaian yang diambil dari dua tempat yang berbeda, yaitu sidang dan dunia, maka terdapat juga seperti yang diperlihatkan sebelumnya adanya dua cara penuaian, pertama sekali yang jelek dibuang dari antara yang baik, dan pada akhirnya yang baik dipanggil keluar dari antara yang jelek.
Semua ini adalah beberapa dari tanda-tanda dan peristiwa-peristiwa yang mendahului datangnya Kerajaan kemuliaan itu, yaitu kedatangan Kristus yang kedua kali. Kemudian juga, ada tanda-tanda lainnya, yang pertama dari antaranya dapat terlihat dari perumpamaan Matius pasal 25.
Matius 25 : 1 – 12 “Pada ketika itu Kerajaan surga kelak seumpama sepuluh anak dara yang membawa pelitanya, lalu
keluar hendak menyambut pengantin laki-laki. Maka dari antara mereka itu ada lima orang yang bodoh, dan lima orang yang bijaksana. Mereka yang bodoh itu membawa lampu-lampunya, tetapi tidak membawa minyak sertanya. Tetapi mereka yang bijaksana itu membawa minyak di dalam botol-botolnya bersama-sama dengan lampu-lampu mereka. Maka pada ketika pengantin itu terlambat datang, mengantuklah mereka itu sekalian lalu tertidur. Sekonyong-konyong pada tengah malam kedengaranlah seruan : ‘Tengoklah, pengantin itu datang! Keluarlah kamu menyambut dia. Kemudian bangunlah semua anak dara itu lalu menyediakan pelitanya masing-masing. Maka kata yang bodoh itu kepada yang bijaksana : Berilah kepada kami minyakmu karena pelita kami hendak padam. Tetapi sahut mereka yang bijaksana itu, katanya : Jangan begitu, sebab nanti tidak akan cukup bagi kami dan kamu; lebih baik kamu pergi kepada orang yang menjual, lalu belilah bagi dirimu sendiri. Maka sementara mereka itu pergi membeli minyak, datanglah pengantin laki-laki itu; maka mereka yang telah bersedia itu pun masuklah bersama-sama dengan pengantin itu ke perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian daripada itu datang pula lima anak dara yang lainnya sambil berkata : Tuan, Tuan, bukakanlah kiranya pintu bagi kami. Tetapi ia menjawab dan mengatakan : Sesungguhnya aku mengatakan kepadamu, aku tidak mengenal kamu.”
Dalam perumpamaan ini terlihat, bahwa sidang telah diumpamakan dengan sepuluh anak dara, lima dari antaranya tidak membawa minyak tambahan bagi diri mereka -- yaitu Kebenaran khusus bagi zaman ini, artinya, kelima dara yang bodoh ini tidak menaruh perhatian kepada kebenaran tentang Pehukuman bagi orang-orang hidup, yaitu pemisahan atau pembersihan sidang. Apabila seruan itu datang, “Tengoklah, Pengantin itu datang; pergilah kamu menyambut Dia”, maka keseluruhan sepuluh anak dara itu melihat bahwa lampu-lampu mereka sudah hampir mati; mereka melihat bahwa pekabaran tentang Pehukuman bagi orang-orang mati itu sudah akan berlalu. Maka segeralah, kelima dara yang bijaksana itu mengisi kembali lampu-lampu mereka dengan minyak tambahan yang dibawanya di dalam botol-botol mereka, lalu pergi hendak menyambut Pengantin itu. Tetapi lima dara yang bodoh itu, yaitu mereka yang menyangka tidak diperlukan minyak tambahan lagi, tidak memerlukan sesuatu pekabaran tambahan lagi, yaitu pekabaran tentang Pehukuman
bagi orang-orang hidup, mereka yang mendapatkan diri mereka dalam kegelapan yang buta. Ya, mereka mendapatkan diri mereka tanpa terang yang diungkapkan oleh pekabaran tentang Pehukuman bagi orang-orang hidup itu. Pada waktu menemukan kelalaian kebodohan diri mereka, maka bergegas-gegaslah mereka pergi mencari minyak, yaitu terang yang menerangi masalah itu, namun dalam pada itu juga pintu telah ditutup (masa kasihan bagi anak-anak dara, sidang, telah berakhir). Bilamana mereka berseru meminta masuk, maka kepada mereka diberitahu oleh Tuhan sendiri dengan cukup sopan, “Aku tidak mengenal kamu.”
Tanda kedatangan Kerajaan itu yang dikemukakan oleh perumpamaan ini jelas adalah pekabaran istimewa itu (minyak tambahan) yang memberitahukan Pehukuman bagi orang-orang hidup, pekabaran yang membangunkan penyelidik-penyelidik Kebenaran yang bersungguh hati, dan yang menghukum para penentangnya, yaitu orang-orang munafik dan suam yang di dalam sidang -- yaitu mereka yang sudah merasa puas dan menyangkakan dirinya kaya dan bertambah-tambah dalam kekayaan, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi (tidak memerlukan lagi Kebenaran pada waktunya), yaitu orang-orang yang tidak pernah bangun kepada kenyataan, bahwa mereka secara mutlak adalah melarat. Perhatikanlah, semua ini bukanlah kata-kata saya, bacalah apa yang Tuhan firmankan kepada Laodikea seperti di bawah ini :
Wahyu 3 : 14 – 18 “Dan kepada malaikat sidangnya orang-orang Laodikea tuliskanlah sebagai berikut : Inilah sabda dari Dia yang bernama Amin, yaitu Saksi yang setia dan benar, awal segala ciptaan Allah. Aku tahu segala perbuatanmu, engkau itu panas pun tidak dingin pun tidak. Aku suka jikalau engkau panas atau dingin. Oleh sebab engkau begitu suam, dan panas pun tidak, dingin pun tidak, maka Aku hendak meludahkan kamu dari dalam mulut-Ku. Sebab katamu : Aku kaya dan bertambah-tambah dengan kekayaan, dan satupun tidak Ku perlukan lagi; padahal tiada engkau ketahui, bahwa engkau adalah orang yang malang, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan telanjang : sebab itu Aku menganjurkan kepadamu membeli kepada-Ku emas yang sudah teruji di dalam api, supaya engkau boleh menjadi kaya, dan
pakaian putih supaya engkau dapat berpakaian, dan supaya malu ketelanjanganmu itu tidak terlihat; dan supaya menggosok matamu dengan salep mata supaya engkau dapat melihat.”
Sebuah pandangan lain tentang kebenaran yang tragis ini diberikan di dalam:
Lukas 14 : 16 – 24 “Maka kata Yesus kepadanya : Ada seseorang membuat suatu perjamuan besar, lalu mengundang banyak orang; maka pada ketika saatnya perjamuan itu disuruhkan-Nya hamba-Nya pergi mengatakan kepada mereka yang diundang itu : ‘Datanglah, karena segala-galanya sudah siap.’ Maka mereka itu sekalian tanpa kecuali mulai berdalih-dalih. Maka kata yang pertama kepadanya : Aku sudah membeli sebidang tanah, maka aku harus pergi untuk melihatnya; mohon kiranya aku dimaafkan. Maka kata yang lainnya : aku sudah membeli lembu lima pasang, maka aku hendak pergi mencobanya; mohon kiranya aku dimaafkan. Dan yang lainnya mengatakan : Aku baru saja kawin, maka sebab itu aku tak dapat datang. Maka kembalilah hamba itu melaporkan segala perkara ini kepada Tuannya. Maka marahlah Tuan itu lalu mengatakan kepada hamba-Nya itu : Pergilah segera ke jalan-jalan dan lorong-lorong negeri itu, dan bawalah kemari orang-orang miskin, dan orang-orang timpang, dan orang-orang kudung, dan orang-orang buta. Maka kata hamba itu : Tuan, sudah ku lakukan sesuai yang diperintahkan, tetapi ruangan masih cukup luas. Maka kata Tuan itu kepada hamba-Nya itu, Pergilah kamu ke jalan-jalan raya dan tempat-tempat semak, dan paksakanlah mereka itu datang, supaya rumah-Ku dapat dipenuhi. Karena Aku mengatakan kepadamu, bahwa tidak seorangpun dari mereka yang diundang itu boleh menikmati perjamuan-Ku.”
Dalam perumpamaan ini terlihat dua masa periode. Masa periode pertama ialah sementara Injil masih “mengundang banyak orang” (ayat 16) ke perjamuan perkawinan itu, yaitu masa periode semenjak dari para Rasul yang lalu sampai kepada masa hamba-Nya yang terakhir membawakan pekabaran yang terakhir
yang dikirim Allah kepada umat-Nya, yaitu masa dimana segala perkara telah ‘siap.’ Masa periode berikutnya ialah masa di mana hamba-Nya yang terakhir bekerja (ayat 17). Kepada kita diceritakan, bahwa hamba ini dikirim pada “ketika saatnya perjamuan” itu, yaitu pada akhir dari hari itu, menunjukkan bahwa ia membawakan pekabaran yang terakhir. Lagi pula, ia pada mulanya dikirim kepada orang-orang yang sebelumnya telah lebih dulu “diundang”, artinya, kepada orang-orang yang sudah berada dalam kebenaran Injil, di dalam sidang. Pada waktu keluarnya itu ia akan menghubungi suatu kelas orang-orang yang sedang terlibat sepenuhnya perhatiannya kepada berbagai kekhawatiran hidup ini, dan ia akan memberitahukan kepada mereka, bahwa “segala-galanya kini sudah siap”, sehingga jika mereka mau, mereka sekarang dapat bersiap-siap pergi ke perjamuan kawin itu, untuk di sana menikmati hidangan dari mempelai laki-laki itu. Ini adalah panggilan terakhir bagi perjamuan itu.
Tetapi apa yang terjadi? -- Semua mereka menolak dengan berbagai alasan untuk ikut mengambil bagian apapun dengan hidangan yang telah disediakan itu. Ada yang mempersalahkan pekerjaannya sebagai alasan tidak ikut serta, sementara yang lainnya membuat alasan tidak ikut serta, sementara yang lainnya membuat alasan karena mencari nafkah bagi keluarga. Oleh karena itulah Tuan rumah itu dengan marah lalu mengutus hamba-Nya kepada orang-orang miskin dan kepada mereka yang susah, kepada orang-orang yang lapar dan yang tidak terlalu sibuk untuk menaruh perhatian kepada undangan itu, kepada orang-orang yang tidak terbebani dengan kesibukan dan rumah tangga yang dapat menghalangi mereka dari panggilan-Nya itu. Justru perkara ini terjadi di dalam ‘negeri” -- yaitu sidang. Orang-orang miskin, orang-orang yang menyadari bahwa mereka tidak “kaya” dan bertambah-tambah dalam kekayaan, masuk menghadiri, namun ruangan masih cukup luas bagi lebih banyak lagi orang-orang lainnya.
Kemudian daripada itu Tuan dari hamba itu memerintahkan agar ia harus pergi kepada orang-orang yang berada di jalan-jalan raya dan semak-semak belukar -- yaitu kepada mereka yang di luar lingkungan sidang, yaitu ke seluruh penjuru bumi (lintasan-lintasan). Tetapi sebelum hamba itu pergi ke jalan-jalan raya dan lintasan-lintasan pada
misinya yang terakhir itu, Tuan itu memberitahukan kepadanya dengan tegas sekali, bahwa orang-orang yang telah lebih dulu diundang itu dan yang telah menolak untuk datang, akan kelak sama sekali dikecualikan dari pesta itu; bahwa tak seorang pun dari mereka akan diijinkan walaupun hanya untuk mencicipi hidangan-Nya sekalipun; bahwa oleh memalingkan telinganya daripada mendengarkan seruan mereka ini telah mengakhiri masa kasihannya sendiri, dan bahwa kini tidak ada lagi apapun yang dapat merubah keadaanya. Sesudah ini seruan yang mendesak dari hamba itu keluar kepada segala bangsa lalu rumah Tuan itu dipenuhi, perjamuan kawin itu berlangsung, dan Mempelai laki-laki melayani semua orang yang berada di dalam rumah itu.
Peristiwa yang sama ini kembali diberikan dari sudut pandang yang lain. Kali ini oleh nabi Injil yang dikemukakannya sebagai berikut :
Yesaya 52 : 1, 2 “Jagalah, jagalah kenakanlah kuatmu, hai Sion, kenakanlah pakaian-pakaian perhiasanmu, hai Yerusalem, kota suci; karena tiada lagi akan masuk ke dalammu barang seorang kuluppun atau yang najis. Kebaskanlah habu daripadamu, bangunlah dan duduklah, hai Yerusalem: Lepaskanlah segala pengikat lehermu, hai puteri Sion yang tertawan.”
Nubuatan yang istimewa ini mengungkapkan, bahwa sementara sidang, yakni Yerusalem dan Sion, tidur dan bertelanjang dengan berbagai kekejian di tengah-tengahnya, dan berada dalam perhambaan di antara segala bangsa Kapir (jauh dari negerinya sendiri), maka sebuah seruan yang membangunkan, sebuah pekabaran, datang menganjurkan kepadanya untuk bangun dan supaya ia memakaikan pakaian-pakaian perhiasannya, karena orang-orang jahat tidak akan lagi masuk ke dalamnya, karena mereka itu akan selengkapnya ditumpas habis.
Tanda-tanda dari Kerajaan itu, sebagai anda saksikan, adalah bahkan lebih penting bagi seseorang untuk diperhatikan daripada tanda-tanda dari hal kedatangan Kristus. Jika seseorang melalaikan tanda-tanda dari Kerajaan ini, maka pengetahuan tentang tanda-tanda kedatangan Kristus tidak akan bermanfaat apapun juga, karena semua yang sedemikian ini akan dikejutkan pada saat kemunculan-Nya dan mengatakan “kepada segala gunung dan batu-batu karang, Timpalah atas kami, sembunyikanlah kami daripada wajah Dia yang duduk di atas tahta itu, dan dari murka Anak Domba; karena hari besar murka-Nya itu telah sampai; dan siapakah yang mampu berdiri?” Wahyu 6 : 16, 17.
Adakah semua usaha untuk mendirikan sebuah Kerajaan pada sebelum masa seribu tahun itu -- yaitu sidang yang sudah disucikan itu -- diikuti oleh tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban yang besar, oleh bunyi dan kemegahan yang besar? Terhadap pertanyaan ini Tuhan memberikan jawabannya sebagai berikut:
Matius 13 : 31 – 33 “Kerajaan surga itu adalah semumpama sebutir benih sesawi yang diambil orang lalu ditaburkannya di ladangnya. Sungguhpun ia itu adalah terkecil daripada segala jenis benih, tetapi apabila ia bertumbuh ialah yang terbesar dari antara segala pokok sayuran dan menjadi sebatang pohon, sehingga burung-burung di udara pun datang bersarang pada cabang-cabangnya. Dan lagi sebuah perumpamaan yang lain dibicarakan-Nya kepada mereka itu; bahwa Kerajaan surga itu adalah seumpama ragi yang diambil seorang wanita dibubuhnya di dalam tepung tiga sukatan, sampai keseluruhannya teragi.”
Zakharia 4 : 6 “Bukan oleh kuat, bukan oleh kuasa, melainkan oleh Roh-Ku, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.”
Bukanlah sesuatu letusan atau sesuatu dentuman, dan bukan pun sesuatu gebragan, Saudara-Saudariku, melainkan Kebenaran yang diam yang jelas itu yang menyelamatkan anda dan yang mendatangkan Kerajaan itu menjadi kenyataan.
Seperti apakah kelak Kerajaan sebelum seribu tahun itu nanti? Dan tanda-tanda yang lain apakah yang akan datang mendahului berdirinya? Jawaban terhadap pertanyaan ini datang melalui Yehezkiel seperti di bawah ini:
Yehezkiel 36 : 23 – 28 “Maka Aku akan menguduskan nama-Ku yang Besar itu yang telah dicemarkan di antara segala bangsa Kapir, yang telah kamu cemarkan di tengah-tengah mereka itu; maka orang-orang Kapir itu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, demikianlah firman Tuhan Hua, apabila Aku dikuduskan di dalam kamu di hadapan mata mereka itu. Karena Aku akan mengambil kamu dari antara segala orang Kapir, dan menghimpunkan kamu keluar dari segala negeri, dan akan menghantarkan kamu ke dalam negerimu sendiri. Kemudian Aku akan memercikan air bersih ke atasmu, dan kamu akan menjadi suci dari semua kecemaranmu, dan dari semua berhala mu, Aku akan menyucikan kamu. Aku akan mengaruniakan kepadamu juga suatu hati yang baru, dan suatu roh yang baru akan Ku masukkan ke dalammu; maka hati batu itu akan Ku buangkan daripada dagingmu, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu suatu hati daging. Maka Aku akan memasukkan Roh-Ku ke dalam bathinmu, sehingga membuat kamu berjalan menurut segala syariat-Ku, maka kamu akan memeliharakan segala hukum-Ku, dan melaksanakan semuanya. Maka kamu akan tinggal di dalan negeri yang sudah Ku karuniakan kepada nenek moyangmu, dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allahmu.”
Semua ini adalah tanda-tanda tambahan, yaitu tanda-tanda yang ditunjukkan di dalam dan di luar diri orang itu sendiri. Semua goresan dan cacat yang ditulis oleh dosa pada tubuh-tubuh umat Allah dicuci bersih; juga hati yang diperkeras oleh dosa akan dipahat keluar dari mereka itu lalu sebuah hati yag baru yang lembut yang menyukai kepada pemeliharaan terhadap syariat-syariat dan hukum-hukum Allah akan dipasang sebagai gantinya.
Kapankah semua ini terjadi? -- Yaitu sesudah Allah mengambil keluar orang-orang suci-Nya “dari antara segala orang Kapir”, “keluar dari semua negeri”,
lalu menghantarkan mereka itu ke dalam negerinya sendiri, demikianlah kata Alkitab. Demikianlah mereka akan tinggal di tanah itu yang dahulu telah dikaruniakan Allah kepada nenek moyangnya, lalu demikianlah mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia menjadi Allah mereka. Di sini anda saksikan, bahwa tak seorang pun dapat menjumpai Allah muka dengan muka lalu hidup bersama-Nya untuk selama-lamanya tanpa terlebih dulu memiliki tubuhnya yang bersih dan pengalaman hatinya yang sudah berubah.
Jelaslah, bahwa tak seorang pun yang tetap bodoh terhadap tanda-tanda kedatangan Kerajaan ini akan kelak memiliki juga pengalaman ini, dan akibatnya mereka tidak akan pernah masuk ke dalamnya, tidak pernah menjadi pantas untuk hidup dan memerintah bersama dengan Kristus.
Oleh karena tanda-tanda ini adalah demikian pentingnya bagi keselamatan, maka semuana ini tidak boleh lagi dilalaikan, melainkan harus memperoleh perhatian yang utama jika kita mengharapkan kedatangan Kristus yang kedua kali itu menjadi kebaikan bagi kita, dan bukan menjadi bencana bagi kita. Justru karena alasan yang jelas inilah, maka pada jam yang terakhir ini pekabaran yang penting ini dikemukakan kepada perhatian kita.
Kebenaran yang besar ini kembali diramalkan dalam kata-kata nabi Zakharia sebagai berikut :
Zakharia 12 : 5 – 14; 13 : 1 – 5 “Maka segala pemimpin Yehuda akan berkata dalam hatinya, bahwa orang isi Yerusalem akan menjadi kuatku dalam Tuhan serwa sekalian alam Allah mereka itu. Maka pada hari itu Aku akan jadikan segala pemimpin orang Yehuda bagaikan perapian di antara kayu-kayu, dan bagaikan obor yang bernyala di dalam sebuah berkas; maka mereka akan menelan semua orang sekelilingnya, baik pada sebelah kanan maupun pada sebelah kirinya; maka Yerusalem akan didiami kembali di tempatnya semula, yaitu di Yerusalem. Tuhan juga akan pertama-tama menyelamatkan segala perkemahan Yehuda,
supaya kemuliaan isi rumah Daud dan kemuliaan penduduk Yerusalem tidak akan membesarkan diri mereka melawan Yehuda.
“Maka pada hari itu Tuhan akan mempertahankan penduduk Yerusalem; maka barangsiapa yang lemah di antara mereka itu pada hari itu akan jadi seperti Daud; maka isi rumah Daud akan jadi seperti Allah, seperti malaikat Tuhan di hadapan mereka itu. Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa Aku akan mencari membinasakan semua bangsa yang datang melawan Yerusalem. Dan Aku akan menuangkan atas isi rumah Daud, dan atas semua penduduk Yerusalem, oleh rahmat dan permintaan doa; maka mereka akan memandang kepada-Ku yang sudah mereka tusuk, dan mereka akan meratap karena Dia, seperti seseorang menangisi anak tunggal, dan mereka akan menangisi Dia dengan penuh kegetiran, seperti orang menangisi anaknya yang sulung.
“Maka pada hari itu akan ada suatu ratap besar di Yerusalem, seperti ratap Hadadrimmon di lembah Megidon. Maka negeri itu akan meratap, setiap keluarga sendiri-sendiri; keluarga isi rumah Daud sendiri-sendiri, dan isteri-isteri mereka sendiri-sendiri; keluarga dari isi rumah Nathan sendiri-sendiri, dan isteri-isteri mereka sendiri-sendiri; keluarga dari isi rumah Lewi sendiri-sendiri, dan isteri-isteri mereka sendiri-sendiri; keluarga Shimei sendiri-sendiri, dan isteri-isteri mereka sendiri-sendiri; semua keluarga yang lainnya, setiap keluarga sendiri-sendiri, dan isteri-isteri mereka sendiri-sendiri.
“Maka pada hari itu sebuah pancaran air akan kelak terbuka bagi isi rumah Daud dan bagi semua penduduk Yerusalem untuk membasuh segala dosa dan kecemaran. Maka akan jadi kelak pada hari itu, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam, bahwa Aku akan menghapuskan dari tanah itu segala nama berhala, sehingga semua itu
tidak akan diingat lagi; dan juga Aku akan lalukan segala nabi dan roh yang najis pergi dari tanah itu. Maka akan jadi kelak, bahwa apabila seseorang masih akan bernubuat, maka ayah ibunya yang melahirkan dia itu akan mengatakan kepadanya, Tak boleh kamu hidup, karena kamu berbicara dusta dalam nama Tuhan; maka ayah ibunya yang melahirkan dia itu akan menusuk dia apabilah ia bernubuat. Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa nabi-nabi itu akan kelak malu masing-masingnya oleh khayalnya, apabila ia sudah bernubuat; mereka pun tidak akan lagi memakaikan baju selimut kembali untuk menyesatkan; tetapi ia akan mengatakan : Aku bukanlah nabi, aku ini seorang peladang; karena orang mengajarkan kepadaku semenjak dari masa mudaku untuk menggembalakan ternak.”
Pembangunan dan reformasi yang dikemukakan di sini -- yaitu ratap dan keluhan hati yang ditimbulkan oleh berkenannya kebaikan dan kemurahan Allah -- akan jadi dalam masa para pemimpin Yehuda mengatakan: “Para penduduk Yerusalem akan menjadi kuatku”, yaitu dalam masa dimana Tuhan membuat orang yang terlemah di antara mereka itu menjadi seperti Daud, dan isi rumah Daud seperti Allah, yaitu seperti malaikat Tuhan.
Apabila reformasi yang menyeluruh ini jadi, maka mata air pembersih itu akan terbuka bagi seluruh isi rumah Daud. Pada masa itu orang jahat akan ditumpas dan disingkirkan jauh dari isi rumah Daud, dan guru-guru yang palsu, “para nabi itu” akan merasa malu karena telah mengajarkan interpretasi-interpretasi Alkitab ciptaan mereka sendiri. Kemudian orang-orang akan menyadari sepenuhnya, bahwa sungguhpun mereka dapat diajar oleh orang-orang untuk menggembalakan ternak, namun tak seorangpun dapat mengajarkan kepada mereka untuk bernubuat; bahwa jabatan ini adalah hanya terbatas kepada Roh Nubuat, bahwa tidak ada satupun nubuatan Alkitab yang datang
dari hasil interpretasi sendiri.
Adakah pembersihan ini, Kerajaan sebelum seribu tahun yang pantas bagi surga itu, diperdirikan dalam masa kasihan? Untuk menemukan jawabannya kita akan melihat kepada nubuatan Mikha sebagai berikut :
Mikha 3 : 12; 4 : 1, 2 “Oleh sebab itu demi karenamu Sion akan dibajak seperti sebuah ladang, dan Yerusalem akan menjadi timbunan-timbunan kerubuhan batu, dan bukit rumah itu akan menjadi seperti tempat-tempat yang tinggi di dalam hutan. Tetapi di akhir zaman akan jadi kelak, bahwa bukit rumah Tuhan akan diperdirikan di atas puncak segala gunung, dan ia itu akan ditinggikan di atas segala bukit; maka banyak orang akan mengalir datang masuk ke dalamnya. Dan banyak bangsa akan datang, dan mengatakan : Datanglah, dan marilah kita naik ke bukit Tuhan, dan ke rumah Allah Yakub; maka Ia akan mengajarkan kepada kita segala jalan-Nya, dan kita akan berjalan di dalam lorong-lorongnya; karena dari dalam Sion akan terbit hukum, dan Firman Tuhan dari Yerusalem.”
Di sini kepada kita diceritakan, bahwa di akhir zaman, yaitu di zaman kita, Kerajaan kuno yang telah dibinasakan dahulu itu akan diperdirikan kembali dan ditinggikan di atas segala Kerajaan lainnya. Kemudian orang banyak akan “mengalir masuk ke dalamnya” sebab “hukum akan terbit dari dalam Sion, dan Firman Tuhan dari Yerusalem.” Oleh sebab itu, pekerjaan Injil akan diselesaikan sementara markas besarnya berdiri di Tanah Suci. Demikianlah Kerajaan itu diperdirikan dalam periode masa kasihan, yaitu dalam masa penyelamatan dan pembersihan secara hukum, karena sesudah kerajaan itu berdiri orang lain yang berasal dari segala bangsa akan mengalir masuk ke dalamnya.
Inilah yang dikatakan oleh Alkitab, dan inilah
yang pasti akan jadi, karena Iblis sekalipun tidak akan dapat menggagalkan rencana-rencana Allah ataupun menipu umat-Nya. Ya, benar, Iblis akan mencoba menjelaskan secara menyesatkan semua yang dikatakan oleh Firman ini, tetapi ia tidak pernah dapat mengatakan sesuatu yang lain daripada apa yang sudah dikatakan oleh Firman. Di samping itu, setiap orang yang memegang kata-kata Iblis sebagai gantinya firman Allah, berhak memperoleh penghargaan dari Iblis, maka saya yakin ia tidak akan mau ditipu karenanya.
Oleh karena tanda-tanda zaman ini, sebagai tambahan terhadap yang lain-lainnya, adalah jauh lebih penting daripada “Gempa bumi Lisabon”, “hari kegelapan itu”, dan “kejatuhan bintang-bintang”, maka adalah lebih baik kita bangkit menyadari akan tuntutan yang oleh kesemuanya itu diminta daripada kita, yang kesemuanya dapat mengikat kita untuk membuat kita pantas bagi kedatangan Kristus yang kedua kali dan bagi sebuah rumah di dalam Kerajaan-Nya jika semua itu diperhatikan. Tetapi jika semua tanda-tanda ini pun tidak dapat membangunkan kita, maka adalah pasti bahwa semua itu akan membuat kita tergelincir jatuh ke dalam lubang yang tak terduga dalamnya itu sementara terus bermimpi merasa kaya dan bertambah-tambah dalam kekayaan, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi, sambil menyangka sedang berada pada jalan yang menuju ke negeri yang mulia. Betapa kecewanya dan betapa sedihnya dan keretak gigi kelak nanti!
Siapakah yang akan mengusir keluar orang-orang Kapir dari negeri itu? Jawabannya terdapat di dalam,
Zakharia 1 : 14 – 17, 20, 21 “Lalu kata malaikat yang berbicara dengan aku itu : Berserulah engkau, dan katakanlah, Demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam; bahwa cemburulah Aku karena Yerusalem dan karena Sion dengan suatu kecemburuan yang besar adanya. Dan sangatlah geram murka-Ku terhadap orang-orang Kapir itu yang sedang bersenang-senang : karena sewaktu murka-Ku sedikit, maka mereka telah membantu memajukan kesukaran. Oleh karena itu, demikianlah firman Tuhan; Aku kembali ke Yerusalem dengan berbagai kemurahan: rumah-Ku akan dibangun di dalamnya, demikianlah firman Tuhan
serwa sekalian alam, dan sebuah tali pengukur akan dibentangkan di atas Yerusalem. Serukanlah lagi dan katakan, Demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam; segala negeri-Ku melalui kelimpahan masih akan tersebar ke mana-mana; dan Tuhan masih akan menghibur Sion, dan masih akan memilih Yerusalem. Maka Tuhan menunjukkan kepadaku empat tukang kayu. Kemudian kataku, untuk apakah mereka ini datang? Maka berbicaralah Ia, sambil mengatakan : Mereka inilah tanduk-tanduk yang telah mencerai-beraikan Yehuda, sehingga tidak seorangpun berani mengangkat kepalanya; tetapi semua ini telah datang untuk mengejutkan mereka itu, untuk membuang tanduk-tanduk dari bangsa-bangsa Kapir, yang telah mengangkat tanduk-tanduk mereka atas negeri Yehuda untuk mencerai-beraikannya.”
Jelaslah satu pihak dari bangsa-bangsa Kapir itu akan datang melawan pihak yang berada di Tanah Suci itu, lalu mengusir mereka keluar untuk menyediakan cukup tempat bagi umat Allah. Kemudian kaki Tuhan akan berdiri di atas Gunung Zaitun dan Gunung itu akan terbelah di tengah-tengahnya lalu membuat di sana sebuah lembah yang luas sekali. Demikianlah Tuhan akan membuka jalan bagi umat-Nya untuk melarikan diri ke sana ke “lembah” itu dimana kaki Tuhan berdiri, dan semua orang suci beserta-Nya (Zakharia 14 : 4, 5).
Kebenaran ini, sebagai anda saksikan, adalah melebihi semua kebenaran, karena tanpa kebenaran ini, maka semua kebenaranmu yang lain tidak akan bermanfaat apapun bagi anda, tidak akan dapat membawa anda masuk ke dalam Kerajaan itu. Inilah kilometer yang terakhir dari semua kilometer perjalanan iman kita sepanjang kehidupan yang membawa kita pulang ke Rumah. Kita telah berjalan sejauh ini; maka sebab itu, marilah kita terus berjalan dengan lurus terus sampai ke negeri yang mulia, yang tidak lagi berada jauh di seberang khatulistiwa sana. Kilometer yang di depan adalah benar-benar kilometer yang terakhir yang akan membawa kita pulang ke Rumah.
* * *
.