Percabulan Menghilang Karena Sanggahan Anak-Anak Pembangunan Dan Reformasi Menang

Satu-Satunya Kedamaian Pikiran

.

Renungan Untuk Berdoa— Bagaimana Mendapatkan Pengetahuan Yang Tidak Akan Binasa-Saya akan membaca dari buku “Christ’s Object Lessons, dimulai pada halaman 41, paragraf tiga --

“Oleh berbalik dari firman Allah untuk selanjutnya memberi makan dengan tulisan-tulisan orang-orang yang tidak diilami, maka pikiran akan menjadi kerdil dan hina.....Pengertian akan menyesuaikan dirinya untuk membandingkan segala perkara dengan mana ia itu telah diketahui dengan baik, maka dalam perkara-perkara yang dalam kepada perkara-perkara yang terbatas pengertian akan menjadi lemah, kemampuannya akan menyusut, dan sesudah sesuatu waktu ia akan menjadi tak mampu untuk berkembang. Semua ini adalah pendidikan yang palsu. Tugas dari setiap guru hendaklah memperteguhkan pikiran anak-anak muda pada kebenaran-kebenaran besar dari firman yang diilhami. Inilah pendidikan yang terpenting bagi kehidupan ini serta untuk kehidupan yang akan datang. Dan janganlah hendaknya dikira bahwa ini akan menghalangi penyelidikan terhadap ilmu-ilmu pengetahuan, ataupun akan menyebabkan rendahnya sesuatu standar dalam pendidikan. Pengetahuan akan Allah adalah sama tingginya dengan langit dan sama luasnya dengan alam semesta..... Hendaklah orang-orang muda berusaha berpegang kepada kebenaran-kebenaran pemberian Allah ini, maka pikiran mereka akan berkembang dan bertumbuh kuat di dalam segala usaha. Ia akan membawa setiap pelajar yang setia melaksanakan firman itu ke dalam suatu lapangan pemikiran yang lebih luas, dan mengumpulkan kepadanya suatu kekayaan pengetahuan yang tidak akan binasa..... Pendidikan yang sedemikian akan mengembalikan peta Allah ke dalam jiwa.”

Alangkah pentingnya pelajaran ini yang bukan saja bagi orang-orang muda melainkan juga bagi orang-orang dewasa! Marilah kita berdoa agar dapat kiranya kita menginsyafi betapa pentingnya mempelajari Kebenaran yang diilhami; agar dapat kita menyadari bahwa itu tidak akan menghapuskan penyelidikan ilmiah yang sebenarnya; bahwa mendalami kehidupan kita kepada firman Allah ialah memperoleh suatu perbendaharaan hikmat yang besar; bahwa yang sedemikian ini adalah pengembalian peta Allah di dalam jiwa.

* * *

PERCABULAN MENGHILANG KARENA SANGGAHAN ANAK-ANAK PEMBANGUNAN DAN REFORMASI MENANG

Khotbah V. T. Houteff

Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh

Sabat, 13 September 1947

Chapel Mount Carmel,

Waco, Texas

Pokok masalah kita terdapat di dalam pasal pertama dan kedua dari buku Hosea. Kita akan memulai dengan --

Hosea 1 : 2 : “Permulaan dari firman Tuhan yang disampaikan oleh Hosea. Maka firman Tuhan kepada Hosea, Pergilah engkau, ambillah akan dirimu seorang isteri dari perempuan-perempuan sundal dan anak-anak sundal : karena negeri itu sangat berbuat zinah, dan berpaling dari Tuhan.”

Kita segera melihat bahwa isteri ini serta anak-anak ini adalah melambangkan umat Allah yang berpaling dari Dia, dan bahwa perbuatan kejahatan yang sedemikian, disebut-Nya sundal.

Hosea 1 : 3 – 4 : “Demikian pergilah ia diambilnya akan Gomer anak perempuan Diblaim; maka mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan baginya seorang anak laki-laki. Maka firman Tuhan kepadanya, namailah akan dia Jizriel, karena sedikit waktu lagi, Aku akan membalas darah Jizriel ke atas isi rumah Yehu, dan Aku akan memberhentikan kerajaan Israel.”

Alasan Allah untuk memberi nama kepada anak laki-laki pertama khayal Hosea yang sedemikian itu, adalah untuk menunjukkan bahwa dalam sedikit waktu lagi Ia akan membalas darah Jizriel ke atas isi rumah Yehu, yang pada waktu itu adalah raja Israel. Kemudian Tuhan menyatakan :

Hosea 1 : 5 : “Maka akan jadi pada hari itu, bahwa Aku akan mematahkan busur Israel di dalam lembah Jizriel.”

Mematahkan busur akan berarti mematahkan kekuatan militer dari bangsa itu. Sejarah dari kata-kata ini tercatat dalam buku 2 Raja-raja pasal 10 dan 11.

Hosea 1 : 6 : “Kemudian mengandunglah lagi perempuan itu lalu melahirkan seorang anak perempuan. Dan Firman Tuhan kepadanya : namailah akan dia, Lo-ruhamah : karena Aku tidak akan lagi mengasihani isi rumah Israel; tetapi Aku akan menghalau mereka seluruhnya.”

Nama anak ini adalah menunjukkan kebinasaan lengkap terhadap isi rumah Israel, yaitu kerajaan sepuluh suku itu. Kebinasaan ini, sebagaimana kita ketahui, telah dilakukan oleh raja Assiria, yang telah mencerai-beraikan bangsa itu ke segala negeri bangsa Mede. Sejarah dari peristiwa ini terdapat di dalam 2 Raja-raja 18 : 11 : “Maka raja Assiria membawa pergi bangsa Israel dengan tertawan ke Assiria, lalu ditempatkannya mereka itu di Halah dan di Habor di tepi sungai Gozan, dan di dalam negeri-negeri bangsa Mede.”

Hosea 1 : 7 : Tetapi Aku akan mengasihani isi rumah Yehuda, maka Aku akan menyelamatkan mereka oleh Tuhan Allah mereka itu, dan tiada Aku menyelamatkan mereka itu oleh busur, atau pun oleh pedang, atau pun oleh peperangan, atau pun oleh kuda, atau pun oleh orang-orang pengendara kuda.”

Tuhan berjanji untuk memelihara isi rumah Yehuda dari serbuan raja Assiria. Sejarah dari peristiwa ini tercatat di dalam 2 Raja- raja 19 : 35  : “Maka terjadi pada malam hari itu, bahwa keluarlah malaikat Tuhan, lalu dipalunya di dalam kemah-kemah orang-orang Assiria itu seratus delapan puluh lima ribu orang : maka pada waktu mereka bangun pagi-pagi sekali, bahwasanya mereka semuanya telah menjadi mayat.”

Hosea 1 : 8, 9 : “Kini apabila sesudah disapihnya Lo-ruhamah, mengandunglah kembali perempuan itu lalu, melahirkanlah ia seorang anak laki-laki. Lalu firman Tuhan, namailah akan dia Lo-Ammi : karena kamu ini bukanlah umat-Ku, maka Aku tidak mau menjadi Allahmu.”

Nama dari anak yang ketiga adalah menunjukkan bahwa walaupun Israel dan Yehuda adalah umat pilihan Allah, namun hari itu sedang mendekat dengan cepatnya dalam mana mereka kelak tidak lagi disebut umat-Nya. Kegenapan dari tahap nubuatan ini akan membawa kita kepada sejarah Kristen.

Hosea 1 : 10 : “Namun demikian bilangan bani Israel akan kelak bagaikan pasir di laut, yang tidak dapat diukur atau pun dihitung banyaknya; maka akan jadi kelak, bahwa di tempat di mana pernah dikatakan kepada mereka, Kamu bukanlah umat-Ku, disanalah akan dikatakan kepada mereka, Kamulah anak-anak laki-laki dari Allah yang hidup.”

Walaupun malapetaka-malapetaka akan menguasai bani Israel, namun mereka akan menjadi sangat banyak jumlahnya. Dan bilamana mereka telah diperlipat-gandakan jumlahnya sedemikian, maka mereka akan kembali disebut putera-putera Allah. Dan demikian itulah kita saksikan di sini suatu nubuatan dari hal pendurhakaan umat Allah serta penolakan Allah terhadap mereka, sebagaimana juga pertobatan mereka lalu penerimaan kembali mereka oleh-Nya.

Marilah kita sejenak di sini membicarakan gelar-gelar dari pada “Yehuda” dan “Israel.” Apabila dibaca secara tidak mendalam gelar-gelar ini secara semestinya akan salah diartikan lalu dimaksudkan kepada ciri-ciri orang-orang Yahudi. Tetapi kita hendaknya tidak menjadi pembaca-pembaca maupun pemikir-pemikir yang dangkal. Kita hendaknya menjadi pelajar-pelajar Alkitab yang mendalam. Sekarang, setiap orang mengetahui bahwa orang-orang Yahudi yang dikenal di waktu ini hanyalah sejumlah kecil saja -- tentunya tidak sebanyak bagaikan pasir di laut. Oleh karena itu, orang-orang Israel yang tak terhitung jumlahnya itu, tidak mungkin dimaksudkan kepada orang-orang Yahudi tak beriman yang ada sekarang. Lagi pula, orang-orang Yahudi yang ada sekarang itu bukanlah turunan yang berasal dari kerajaan sepuluh suku, melainkan dari kerajaan dua suku itu. Lalu siapakah umat yang banyak ini yang dimaksudkan di dalam nubuatan Hosea?

Kita seharusnya tidak melewati kenyataan, bahwa Injil Kristus telah membagi isi rumah Yehuda menjadi dua golongan, masing-masing -- Yahudi dan Kristen, sehingga sidang Kristen untuk kira-kira empat tahun lamanya sesudah kebangkitan Kristus praktis terdiri dari hanya orang-orang Yahudi. Jelaslah, pada waktu itu, orang-orang Kristen yang asli adalah orang-orang yang berdarah Yahudi, -- sidang Kristen hanya merupakan suatu cabang dari sidang Yahudi, tetapi mereka berikut semua keturunan mereka, selama bertahun-tahun lamanya, telah kehilangan ciri-ciri kebangsaannya. Juga, selama itu, keturunan-keturunan baik dari Israel maupun dari Yehuda sepanjang tahun-tahun perhambaan mereka telah kehilangan ciri-ciri mereka sebagaimana halnya orang-orang Yahudi yang telah memeluk agama Kristen, sesuai dengan kata-kata nubuatan harus juga dilipat-gandakan jumlahnya dengan besar sekali. Jelaslah, pada waktu itu, banyak yang telah diambil sebagai orang-orang Kapir adalah hanya keturunan-keturunan yang tak dikenal dari Yehuda kuno, Israel kuno dan orang-orang Kristen Yahudi. Sidang Kristen itu sendiri, sebagaimana kita saksikan, adalah suatu sidang Kristen -- Yahudi.

Keturunan-keturunan dari Yakub ini, yang telah berasimilasi dengan bangsa-bangsa Kapir oleh karenanya, akan kelak diperlipat-gandakan bagaikan pasir di pantai laut. Mereka adalah orang-orang yang, sesudah menjadi Kristen, akan kembali disebut putera-putera Allah yang hidup.

Dari mereka yang pertama sekali menganut iman Kristen, rasul Petrus berbicara sebagai berikut : “Yang di masa lalu adalah bukan umat, tetapi adalah kini umat Allah : yang sebelumnya tidak memperoleh kasihan, tetapi kini memperoleh kasihan.” 1 Petrus 2 : 10.

Kemudian rasul Yohanes, mengatakan : “Tetapi seberapa banyak orang yang menerima Dia, kepada mereka itulah diberi-Nya hak untuk menjadi anak-anak Allah, yaitu kepada segala orang yang percaya akan nama-Nya.” Yohanes 1 : 12.

anak-anak Allah, yaitu kepada segala orang yang percaya akan nama-Nya.” Yohanes 1 : 12.

Kini kita saksikan bahwa nubuatan Hosea pasal 1 memulai dengan isi rumah Israel dan isi rumah Yehuda, lalu membawa kita selanjutnya sepanjang masa sejarah sampai kepada sejarah Kristen. Untuk penerangan terhadap sidang di dalam sejarah Kristen, maka kita kembali kepada --

Hosea 1 : 11 : “Pada waktu itu kelak segala bani Israel dan segala bani Yehuda berhimpun bersama-sama, lalu diangkatnya seorang penghulu atasnya, maka mereka akan datang keluar dari dalam negeri : karena kelak besarlah hari Jizriel itu.”

Demikianlah, Firman Allah, dengan tegas menyatakan bahwa rakyat dari kerajaan-kerajaan yang telah terpecah belah itu -- Yehuda dan Israel -- sebagian  umat Kristen, bersama-sama dengan orang-orang Kapir yang telah bergabung dengan mereka, akan kelak berhimpun bersama-sama lalu mengangkat bagi dirinya seorang raja.

Dalam suatu lambang yang sama, kepada nabi itu telah dikatakan bahwa sesudah beberapa hari di dalam pengembaraan dan kegelapan, “Kemudian kelak bani Israel kembali, lalu mencari akan Tuhan Allahnya dan Daud rajanya (ternyata Daud adalah “seorang penghulu” yang mereka angkat), maka mereka kelak takut akan Tuhan serta akan kebaikan-Nya di hari-hari terkemudian.” Hosea 3 : 5.

Selanjutnya bersama-sama dengan gambaran keluarga yang sama ini, lalu menunjuk kepada sejarah Kristen, maka Tuhan berfirman :

Hosea 2 : 1 : “Katakanlah olehmu kepada saudara-saudaramu laki-laki, Ammi; dan kepada saudara-saudaramuperempuan, Ruhamah.”

Di sini kita saksikan, bahwa nama-nama dari kedua anak itu yang terdapat pada pasal 1 kembali disebut, tetapi dua huruf pertama dari setiap nama itu telah dihilangkan:

Lo-ruhamah telah menjadi Ruhamah, dan Lo-Ammi telah menjadi Ammi. Kini kenyataannya bahwa mereka ini adalah Saudara Saudara laki-laki dan perempuan dari Jizriel, membuktikan kebenaran bahwa dia yang disuruh Tuhan untuk berbicara kepada mereka, adalah Jizriel, yaitu yang tertua dari ketiga anak itu. Ialah yang akan menyampaikan pesan itu kepada saudara-saudaranya, Ammi dan Ruhamah.

Sekarang, dari hal apakah semuanya itu? -- Ini tidak akan terlalu sukar untuk dimengerti. Dia kepada siapa Allah berbicara, yaitu Jizriel, adalah melambangkan seorang nabi. Saudara-saudaranya laki-laki dan perempuan, Ammi dan Ruhama, hanya dapat melambangkan anggota-anggota sidang baik laki-laki maupun perempuan. Sesungguhnya Jizriellah yang harus menyampaikan pesan pekabaran Allah kepada mereka. Dan inilah pekabaran itu :

Hosea 2 : 2 : “Mohonkanlah kepada ibumu, mohonkanlah : sebab ia bukanlah isteri-Ku, Akupun bukanlah suaminya : olehnya itu hendaklah ia meninggalkan segala persundalannya dan segala perzinahan dari antara kedua buah dadanya.”

Kenyataan bahwa Allah sendiri telah memanggilkan isteri dari khayal nabi Hosea itu sebagai isteri-Nya, menunjukkan bahwa ia adalah melambangkan sidang, bahwa Hosea melambangkan Allah, dan bahwa sementara Jizriel melambangkan jurukabar Allah, maka Ammi dan Ruhama tentunya melambangkan anggota-anggota sidang. Pada masa kanak-kanak (Hosea 1) mereka adalah melambangkan sidang Wasiat Lama, yaitu orang-orang Ibrani, tetapi pada masa mudanya, nama mereka berubah (Hosea 2), maka mereka melambangkan sidang Wasiat Baru, yaitu orang-orang Kristen.

Kini bahwa para anggota sidang, oleh mematuhi perintah Allah melalui seorang nabi akan bermohon kepada sidang, maka oleh karenanya diserukan di sini reformasi itu yang ditunjang oleh Ilham dan dibawakan oleh para anggota. Ini adalah pembangunan dan reformasi yang sudah lama dirindukan bagi umat Laodikea, maka kemudian suatu pergerakan anggota-anggota biasa akan bangkit terdorong oleh Roh Nubuat.

Dari nubuatan ini, Saudara saksikan, bahwa oleh Allah sendiri Organisasi telah dituduh dengan kata-kata “persundalan”, oleh karena memiliki hubungan-hubungan tidak sah dengan dunia. Percabulan inilah yang ia harus tinggalkan jika ia mau memperoleh hubungan baik dengan Allah.

Dapatlah Saudara pahami, ini bukanlah kata-kata manusia, melainkan firman Allah sendiri. Maka tidakkah kita berterima kasih bahwa Ia sedang melakukan apa saja yang dapat dilakukan-Nya demi untuk menyelamatkan kita? Sidang harus bertobat, demikianlah firman Tuhan :

Hosea 2 : 3 : “Jika tidak Aku akan menelanjangi dia, lalu kutaruh akan dia bagaikan pada masa ia dilahirkan, dan kulakukan dia bagaikan suatu padang belantara, dan kutaruh akan dia bagaikan suatu tanah yang kering, dan kupalu akan dia dengan kehausan.”

Organisasi sering membanggakan diri karena keuntungannya dalam jumlah keanggotaan (anak-anak), tetapi Allah menuduh bahwa orang-orang yang berhasil dibawanya masuk itu adalah anak-anakpersundalan! Dan bagaimanakah hal itu dapat menjadi sebaliknya jika sidang sendiri didapati berkhianat bersama-sama dengan dunia? Apa pula yang akan jadi dengan orang-orang yang ditobatkannya? Apakah yang dapat membebaskan mereka dari pengaruh-pengaruh keduniawian, jika ia (pendeta) sendiri telah ternoda dengan berbagai tindak perbuatan dunia? Sesungguhnya orang-orang yang berhasil ditobatkannya itu tak mungkin bisa menjadi anak-anak yang sah.

Hosea 2 : 5 : “Karena ibu mereka telah melacur diri : dia yang telah melahirkan mereka itu telah berbuat malu : karena katanya, Aku hendak pergi mengikuti segala kekasih-kekasihku yang memberikan rotiku dan airku, yang memberikan bulu dombaku, kain khasahku, minyakku dan minumanku.”

Sidang telah pergi mengikuti dunia sebab ia telah keliru mengira bahwa bantuannya datang dari orang-orang dunia, dari “kekasih-kekasih”nya.

Hosea 2 : 6 : “Oleh karena itu, lihatlah, Aku akan memagari jalanmu dengan duri, dan Aku akan membuat sebuah tembok, sehingga tiada ia akan menemui segala jalannya.”

Di sini kita saksikan bahwa rencana-rencana sidang, tetapi bahwa Allah jua yang menentukan; segala rencananya tidak akan dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan -- dia akan kehilangan jalannya bagaikan sebuah kapal yang tanpa peta atau pun kompas terombang ambing di lautan bebas.

Hosea 2 : 7 : ”Maka dia akan mengikuti segala kekasihnya, tetapi tiada ia akan berhasil mendapatkan mereka; dan ia akan mencari mereka, tetapi ia tidak akan berhasil menjumpai mereka : pada masa itulah ia akan mengatakan, Aku hendak pergi dan kembali kepada suamiku yang pertama, karena dahulu adalah lebih baik bagiku daripada sekarang ini.”

Kembali kita saksikan bahwa berbagai cobaan dan situasi adalah untuk kebaikan kita, karena demikianlah sidang dihantarkan kepada pengertian-pengertiannya yang benar.

Hosea 2 : 8 – 12 : “Karena tidak diketahuinya bahwa Aku telah memberikan dia gandum, air anggur dan minyak, dan telah kulipat-gandakan emas dan peraknya yang sudah dipersembahkannya kepada Baal. Olehnya itu Aku akan kembali, dan akan Kulalukan gandum-Ku pada masanya, dan air anggur-Ku pada musimnya, dan Aku akan mengambil kembali bulu domba-Ku dan kain khasah-Ku yang pernah diberikan untuk menutupi ketelanjangannya. Maka sekarang Aku hendak membukakan segala persundalannya di hadapan mata segala kekasihnya, maka tak seorangpun yang akan melepaskan dia dari tangan-Ku. Aku juga akan mengakhiri semua kegembiraannya, segala hari-hari perayaannya, segala bulan barunya, dan segala Sabatnya, dan semua perayaan-perayaannya yang hikmah meriah. Maka Aku akan membinasakan segala pokok anggurnya dan segala pokok aranya, dengan mana ia telah mengatakan, Semua ini adalah upahku yang telah diberikan kepadaku oleh segala kekasihku : maka Aku akan menjadikannya sebuah hutan, maka segala binatang di padang akan memakannya.”

Dari ayat-ayat ini kita saksikan bahwa adalah oleh berpaling yang sedemikian dari Allah telah menyebabkan sidang dalam permulaan sejarah Kristen yang lalu telah kehilangan jalannya serta semua harta miliknya, berikut pula semua hari-hari perayaannya, bulan-bulan barunya, segala Sabatnya, dan semua perayaan-perayaannya yang hikmah meriah.

Ini secara tepatnya telah jadi pada waktu ‘’Masa Kegelapan’’ agama dimulai. Kepausan dengan siapa sidang telah jatuh tertawan pada waktu itu tidak lagi dapat dipersalahkan karena masuknya sidang dalam zaman kegelapan sama seperti halnya bangsa Kasdim yang telah membinasakan Yehuda berikut kaabahnya di masa lalu. Kesalahan yang sebenarnya jatuh atas sidang itu sendiri. Dan ini hendaknya menjadi suatu pelajaran yang abadi bagi masing-masing kita, agar supaya kita hendaknya tidak lagi menjalin hubungan yang tidak sah dengan dunia, dan supaya kita tidak lagi berpaling daripada Tuhan.

Sekarang marilah kita membaca pengalaman-pengalaman lain apakah yang akan dilewati oleh sidang:

Hosea 2 : 13, 14 : “Maka Aku akan mengunjungi dia pada hari Baalim, dimana siapa ia telah membakar dupa baginya, dan ia telah mempersiapkan dirinya dengan anting-anting serta dengan perhiasan-perhiasannya, dan ia telah pergi mengikuti segala kekasihnya, lalu melupakan Aku, demikianlah firman Tuhan. Oleh karena itu, bahwasanya Aku akan membujuk dia, dan akan membawa akan dia ke dalam padang belantara, dan berbicara dengan santai kepadanya di sana.”

Perhatikanlah bahwa Tuhan mengunjungi sidang bukanlah pada waktu ia berada dalam keadaan kerohanian yang baik bersama Dia, melainkan pada waktu ia berada dalam penyembahan berhala yang sangat dalam. Bahwasanya, Ia tidak mungkin mengunjunginya pada suatu kesempatan yang lebih baik, sebab hanya apabila ia berada dalam kegelapan yang sangat adalah mungkin baginya untuk melihat terang. Dan keadaannya, sebagaimana Saudara ketahui, tidak akan pernah menjadi baik jika tidak Ia datang kepadanya. Sedemikian inilah pernah jadi di masa Yohanes Pembaptis, juga pada waktu tibanya reformasi Protestan, dan demikian pula halnya sekarang. Allah mengetahui bagaimana caranya untuk menyelamatkan. Usaha penyelamatan adalah perhatian-Nya yang utama.

“Allah mempersyaratkan beberapa perkara tertentu dari umat-Nya; jika mereka mengatakan, saya tidak mau menyerahkan hatiku untuk melakukan perkara ini, maka Tuhan akan membiarkan mereka berjalan terus mengikuti keputusannya yang disangka bijaksana itu tanpa hikmah kebijaksanaan surga, sampai kelak firman ini (Yesaya 28 : 13) digenapi. Engkau supaya tidak mengatakan, saya hendak mengikuti bimbingan Tuhan sampai kepada sesuatu titik tertentu selama itu masih sesuai dengan pikiran saya, lalu kemudian berpegang teguh kepada pendapat-pendapatmu sendiri, sambil terus menolak untuk diatur sama dengan kehendak Tuhan. Biarlah pertanyaan yang ditanyakan, apakah ini kehendak Tuhan? Tidak, apakah ini pendapat atau keputusan dari---------?” – Testimonies to Ministers, p. 419.

Dan apakah janji Allah kini bagi sidang-Nya?

Hosea 2 : 15 : “Maka Aku akan memberikan kepadanya segala kebun anggurnya kemudian, dan lembah Akhor pun bagi sebuah pintu pengharapan: maka ia akan menyanyi di sana, seperti pada hari-hari masa mudanya, dan seperti pada hari sewaktu ia keluar dari negeri Mesir.”

Sebagai hasil dari pengembalian kebun-kebun anggurnya, dan juga dari pemberian lembah Akhor itu kepadanya bagi suatu pintu pengharapan, maka sidang akan menyanyi-nyanyi seperti di hari-hari masa mudanya, seperti pada waktu ia keluar dari Mesir lalu berdiam di Tanah Perjanjian itu. Apakah yang dapat terjadi dengan kebun anggurnya kalau bukan itu adalah negerinya sendiri? Dan jika lembah Akhor merupakan sebuah pintu pengharapan baginya, maka bagaimana mungkin itu jadi kalau bukan seperti apa yang terjadi di masa Yosua dahulu -- penyingkiran Akhan-Akhan yang ada pada waktu ini dari tengah-tengahnya (Hosea 2 : 15)? Sesungguhnya, inilah satu-satunya harapan baginya -- kenyataannya, bahkan lebih lagi daripada yang terjadi pada waktu kekalahan Israel di kota Ai, pintu gerbang ke Tanah Perjanjian itu.

“Kelas orang-orang yang tidak merasa sedih atas kemerosotan kerohanian mereka, atau pun menangis terhadap dosa-dosa orang-orang lain, kelak akan tertinggal tanpa meterai Allah. Tuhan menugaskan utusan-utusan-Nya, yaitu orang-orang dengan senjata-senjata yang membinasakan di dalam tangan mereka : ‘Pergilah kamu mengikuti dia melalui kota itu, lalu bunuhlah; janganlah matamu melewati, atau pun menaruh sayang; bunuhlah semuanya baik tua maupun muda, baik gadis maupun anak-anak kecil, dan perempuan-perempuan; tetapi janganlah kamu mendekati setiap orang pada siapa terdapat tanda itu; dan mulailah di tempat kesucian-Ku. Kemudian mulailah mereka terhadap segala orang bangsawan yang berada di hadapan rumah itu.’

“Di sini kita saksikan bahwa sidang, -- tempat kesucian Tuhan – adalah pertama sekali akan merasakan pukulan dari murka Allah. Orang-orang bangsawan, yaitu mereka kepada siapa Allah telah memberikan terang besar, dan yang telah berdiri sebagai pengawal-pengawal kepentingan kerohanian dari umat, telah mengkhianati kepercayaan yang diberikan mereka. Mereka telah mengambil tempat bahwa kita tidak perlu lagi mengharapkan keajaiban serta manifestasi-manifestasi nyata dari kuasa Allah seperti halnya di masa lalu. Zaman telah berubah. Kata-kata ini malahan menguatkan ketidakpercayaan mereka, lalu mereka katakan, Tuhan tidak akan melakukan kebaikan, juga tidak akan Ia melakukan yang jahat. Ia adalah maha pengampun untuk mengunjungi umat-Nya pada masa pehukuman. Demikianlah damai dan sejahtera adalah teriakan dari orang-orang yang tidak pernah lagi mengangkat suaranya bagaikan terompet untuk menunjukkan kepada umat Allah segala pelanggaran mereka dan isi rumah Yakub segala dosanya. Anjing-anjing yang bisu ini, yang tidak mau menyalak adalah orang-orang yang merasakan pembalasan adil dari pehukuman Allah. Laki-laki, perempuan, dan anak-anak kecil, semuanya binasa bersama-sama.” Testimonies, vol. 5, p. 211.

Hosea 2 : 16 : “Maka akan jadi pada hari itu, demikianlah firman Tuhan, bahwa engkau akan memanggil akan Daku Ishi; dan tiada lagi engkau memanggil akan Daku Baali.”

Demikianlah bahwa setelah orang-orang munafik dan orang-orang berdosa disingkirkan keluar, maka sidang tidak akan lagi memanggil akan Juruselamat Baali (Tuhan), melainkan ia akan memanggil-Nya Ishi (Suami). Pengertiannya adalah bahwa pada waktu itu Ia akan betul-betul menjadi suaminya, sebaliknya sekarang Ia baginya seolah-olah hanya merupakan seorang yang mulia saja.

Hosea 2 : 18 : “Maka pada masa itu Aku akan membuat suatu perjanjian bagi mereka dengan binatang-binatang di padang, dan dengan burung-burung di udara, dan dengan segala binatang yang melata di atas bumi : dan Aku akan memecahkan busur dan pedang dan perang terjadi di bumi, dan Aku akan memberikan mereka berbaring selamat sentosa.”

Di sinilah perdamaian, satu-satunya perdamaian yang orang dapat memperolehnya di waktu ini jika ia sangat merindukannya. Inilah perdamaian yang berlimpah ruah dengan selamat sentosa. Orang-orang suci, setelah orang-orang berdosa disingkirkan dari antaranya, tidak perlu lagi takut terhadap binatang-binatang buas, burung-burung atau pun binatang-binatang yang melata di atas bumi, begitu juga takut terhadap senjata-senjata perang atau pun pedang; mereka akan berbaring dengan tenang karena tidak ada sesuatupun yang akan menyakiti mereka, sebab Dia “Yang kipas-Nya berada di dalam tangan-Nya itu, .....kelak akan membersihkan seluruh lantai-Nya, dan akan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung; tetapi Ia akan membakar sekam dengan api yang tak terpadamkan.” Matius 3 : 12.

Hosea 2 : 19 – 21 : “Maka Aku akan bertunangan dengan dikau untuk selama-lamanya; Ya, Aku akan bertunangan dengan dikau dalam kebenaran, dan dalam keadilan, dan dalam kasih sayang, dan dalam segala kemurahan. Aku bahkan akan bertunangan dengan dikau dalam kesetiaan : maka engkau mengenal akan Tuhan. Maka akan jadi pada hari itu, bahwa Aku akan mendengar, demikianlah firman Tuhan, Aku akan mendengar akan segala langit, dan mereka akan mendengar akan bumi.”

Dalam perkataan bahwa Tuhan akan mendengar segala langit, dan segala langit akan mendengar bumi, Ilham sesungguhnya mengatakan bahwa apabila segala perkara ini jadi di bumi, maka Tuhan akan kelak berada di tengah-tengah umat-Nya, sehingga Ia akan berbicara dari bumi dan semua pengikut-Nya di dalam surga akan mendengarkan Dia.

Hosea 2 : 22 : “Dan bumi akan mendengarkan gandum, dan air anggur dan minyak; maka mereka akan mendengarkan Jizriel.”

Mendengar akan gandum, air anggur dan minyak ialah mendengarkan mereka berbicara, oleh karena gandum, air anggur dan minyak yang sebenarnya tak mungkin dapat berbicara, maka mereka harus merupakan lambang dari makanan dan minuman rohaniah -- yaitu lambang dari pekabaran besar di dalam hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu. Dan oleh kenyataan bahwa umat di bumi kelak akan mendengar kepada Jizriel, yaitu jurukabar Allah, maka jelaslah bahwa panggilan, “Keluarlah daripadanya, hai umat-Ku, supaya kamu tidak terbabit dengan segala dosanya, dan supaya tidak kamu menerima segala belanya” (Wahyu 18 : 4) kelak akan menyelesaikan tugasnya yang telah ditentukan. Orang-orang yang akan keluar itu akan pergi ke tempat aman sentosa yang telah disebut di depan. Dan mereka yang tidak mau mendengar akan Jizriel akan binasa seperti halnya orang-orang Yahudi yang telah menolak para nabi di masa mereka dahulu.

Marilah kita kini meninjau kembali penyelidikan kita hari ini dengan mengikuti gambar grafik berikut :

__ GAMBAR ___              

Kita melihat, bahwa huruf-huruf ‘’Lo’’ telah dihilangkan dari nama-nama Ruhama dan Ammi, menunjukkan suatu perubahan nama-nama -- Yahudi menjadi Kristen, -- yang berarti ‘‘kasihan’’ dan ‘‘umat-Ku’’ sebagai pengganti ‘‘tidak dikasihani’’ dan ‘’bukan umat-Ku.’’ Meskipun, nama Jizriel tetap sama, maka karena ia adalah melambangkan nabi-nabi Allah di dalam segala zaman, maka ini menunjukkan, bahwa mereka adalah turunan dari Yakub, dan oleh karenanya kita wajib mendengar dan mematuhi mereka.

Keluarga ini sebagai anak-anak kecil melambangkan umat dari sidang Wasiat Lama, dan Kita melihat di sini Jizriel, Lo-ruhamah, dan Lo-ammi sebagai anak-anak kecil digambarkan melambangkan kerajaan-kerajaan Israel dan Yehuda dalam segala malapetakanya, secara lengkap walaupun dalam sejarah singkat dari sidang Wasiat Lama berikut umat-Nya.

Selanjutnya sebagai orang-orang muda melambangkan sidang Wasiat Baru, menunjukkan bahwa pertumbuhan kerohanian telah jadi sedemikian rupa sepanjang masa sehingga mereka kini telah dewasa, sanggup untuk memakan “makanan keras”, dan sesungguhnya untuk menjadi penjuang-pejuang reformasi bagi sidang, serta penginjil-penginjil bagi dunia.

Kita juga saksikan bahwa ibu yang sama dan ayah yang sama, bersama-sama dengan anak-anak yang sama itu, melambangkan baik sidang Wasiat Lama maupun sidang Wasiat Baru; bahwa keturunan-keturunan Yakub yang sesungguhnya adalah pohon zait yang tua itu (Roma 11 : 24), bahwa satu-satunya jalan orang-orang Kapir dapat masuk ke dalam Kerajaan ialah mereka dicangkokkan ke dalam batang pohon zait yang tua itu. Apakah Yahudi ataupun orang Kapir mereka semuanya harus menggabungkan diri kepadanya jika mereka ingin berada di dalam kerajaan itu. Ini dapat terlaksana hanya oleh kemauan dan tindakan kita sendiri di waktu ini juga sementara Roh masih berbicara dengan kita, dan sementara Tuhan masih berdiri siap untuk melakukan pekerjaan itu. Tak ada yang perlu dikecualikan. Tak ada yang perlu tetap tinggal dalam kesuaman Laodikea jika tidak ia memilih yang sedemikian itu. Harapanku adalah agar supaya lebih baik memilih hidup daripada kematian.

Selanjutnya kita lihat bahwa sidang secara keseluruhannya, sebagai sebuah keluarga terdiri dari seorang ayah, seorang ibu, dan anak-anak laki-laki, dan seorang anak perempuan, bahwa ayah adalah Allah; bahwa isteri itu ialah para pendeta (orang-orang yang membawa masuk jiwa-jiwa baru), bahwa anak-anak adalah para anggota biasa. Kita saksikan juga bahwa sidang itu (perempuan) telah kawin dengan Tuhan pada masa mudanya, pada masa ia keluar dari Mesir; bahwa walaupun kependetaan secara keseluruhannya tidak pernah berkembang dari satu kebenaran kepada kebenaran lainnya, sidang (isteri) terus berlanjut dengan cara pergantian kepemimpinan dari waktu ke waktu secara terus menerus. Dan kini bahwa ia berada dalam percabulan yang sangat mendalam maka nyatalah ia akan kembali diganti oleh sebuah kependetaan yang baru, dan demikian ini baharulah ia akan setia kepada Bapa kita; bahwa ini akan terlaksana oleh menyingkirkan orang-orang berdosa dari tengah-tengahnya. Kemudian baharulah kepadanya akan diberikan segala kebun anggurnya, dan pada masa itulah ia berikut semua anak-anaknya akan hidup di dalam damai dan sentosa.

Jelaslah, kemudian, percabulan akan betul-betul menghilang, maka pembangunan dan reformasi ini yang dibawakan oleh pergerakan anggota-anggota biasa sekarang kelak akan menyelesaikan tugasnya yang telah digariskan. Dan sedemikian itulah, Saudara lihat, bahwa sebagai hasil dari sanggahan anak-anak, maka seluruh keluarga Allah kelak akan hidup dalam perdamaian dan kesentosaan yang berbahagia sampai selama-lamanya.

* * *

.