Apa Yang Akan Terjadi Selama Masa Akhir Zaman

Satu-Satunya Kedamaian Pikiran

.

APA YANG AKAN TERJADI SELAMA MASA AKHIR ZAMAN 

Khotbah V. T. Houteff

Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh

Sabat, 27 November 1948

Chapel Mount Carmel,

Waco, Texas

Untuk mengetahui apa yang akan terjadi selama masa akhir zaman, maka kita harus pertama-tama sekali mengetahui kapan masa akhir zaman itu dimulai dan kapan ia itu berakhir. Kita harus mengetahui kedua ujung pangkalnya jika kita hendak mengetahui apa yang akan jadi di antara kedua ujung pangkalnya itu. Sekarang, untuk menemukan kapan “masa akhir zaman itu” dimulai marilah kita lihat kepada,

Daniel 11 : 40 “Dan pada masa akhir zaman raja dari selatan itu akan menyerang menekan dia; dan raja dari utara akan datang melawan dia bagaikan sebuah angin puyuh, dengan kereta-kereta, dan dengan orang-orang berkuda, dan dengan banyak kapal; maka ia akan memasuki negeri-negeri, dan ia akan meliputi dan melewatinya.”

Di dalam ayat Alkitab ini terdapat lima kunci pembuka untuk diperhatikan dengan seksama, yaitu : (1) bahwa peperangan yang disebut di dalam ayat ini adalah pertikaian yang terakhir di antara dua orang raja yang tercatat di dalam nubuatan Daniel pasal 11; (2) bahwa itu adalah peperangan yang membawa kekalahan bagi raja dari selatan; (3) bahwa peperangan itu jadi pada masa akhir zaman, bukan sebelumnya, dalam, ataupun sesudah masa akhir zaman; (4) bahwa raja dari utara menjadi besar sementara raja dari selatan itu menurun; dan (5) bahwa sebutan yang berbunyi : “pada akhir zaman raja dari selatan akan menyerang menekan dia”, jelas sekali menandai permulaan dari “masa akhir zaman itu.”

Oleh sebab itu jika kita menemukan tahun dimana perang nubuatan ini dimulai, maka kita sudah akan dapat menetapkan permulaan dari ‘masa akhir zaman.’

Oleh karena raja dari selatan itu menyerang menekan raja dari

utara, maka itu memperlihatkan bahwa raja dari selatan itu adalah yang menyerang, ia merasa dirinya kuat untuk menyerang. Tetapi bagaimanapun juga ia ternyata kalah, dan raja dari utara itu melindasnya, menjadi besar merebut banyak negeri, termasuk pula yang berikut ini :

Daniel 11 : 41 “Ia akan masuk juga ke dalam tanah yang permai itu, dan banyak negeri akan dikalahkan, tetapi yang berikut ini akan lolos dari tangannya, yaitu Edom, dan Moab, dan ibu negeri dari bani Ammon.”

Di sini terlihat bahwa raja dari utara itu bertumbuh menjadi amat besar selama masa akhir zaman. Ia merebut “tanah yang permai itu” (Palestina) dan di samping merebut banyak negeri yang lain, ia juga merebut Edom dan Moab dan Ammon (negara-negara Arab) yang ternyata kemudian “meloloskan diri dari tangannya” -- membebaskan diri. Dan lagi Injil mengatakan :

Daniel 11 : 42 “Ia juga akan membentangkan tangannya untuk mencapai beberapa negara; dan negeri Mesir pun tidak akan lolos.”

Ini secara pasti menunjukkan bahwa “dalam masa akhir zaman” sesuatu kuasa yang besar yang telah memerintah negara-negara ini, di antara mana termasuk juga Mesir dan Palestina, ia akan kehilangan mereka ini dan menjadi kecil, sementara sebaliknya suatu penguasa yang lain akan merebut mereka itu lalu bertumbuh menjadi makin lebih besar.

Berabad-abad lamanya kekaizaran Ottoman telah memerintah atas semua negara ini, dan sejarah mencatat bahwa pertama kali Turki mengembalikan tanah terjadi kira-kira pada tahun 1699. Semenjak itu Turki telah menjadi makin kecil dan bangsa-bangsa Kristen makin menang, tetapi itu adalah khusus Britania Raya (Inggris) yang telah merebut negara-negara yang disebut namanya di dalam nubuatan. Dia adalah negara yang telah merebut banyak negara lainnya di samping negara-negara ini, dan dia telah bertumbuh menjadi besar selama runtuhnya kekaizaran Ottoman itu.

Oleh sebab itu jelaslah, dari fakta-fakta sejarah ini, di samping

fakta-fakta lainnya yang belum kami sebutkan, membuktikan bahwa yang telah naik keluar dari hutan-hutan selatan Palestina adalah kekaizaran Ottoman, yang telah keluar setelah Ptolemies, ialah yang memegang gelar “raja dari selatan itu”; maka bangsa-bangsa dari sebelah utara Palestina, yakni bangsa-bangsa Kristen yang keluar dari kekaizaran Romawi (dan kini khususnya Britania Raya), dialah yang memegang gelar “raja dari utara itu.” Oleh karena runtuhnya kekaizaran Ottoman itu dimulai dalam tahun 1699, dan bertumbuhnya kerajaan Inggris dimulai juga pada waktu yang sama, maka oleh karena itu permulaan dari abad ke delapan belas ialah permulaan dari “masa akhir zaman itu.”

Akhirnya, oleh karena kita kini melihat bahwa peperangan antara bangsa-bangsa Islam dan bangsa-bangsa Kristen itu disebutkan di dalam nubuatan dengan tekanan khusus, bahwa selama masa akhir zaman Mesir dan Palestina menyerah kepada raja dari Utara itu sebagai bagian dari tanda kemenangan baginya, maka raja-raja ini jelas dapat dikenal. Maka dengan jatuhnya raja yang satu dan naiknya raja yang lainnya sesudah adanya Perjanjian Corlowitz dalam tahun 1699 oleh mana “Raja Mustafa II setuju untuk melepaskan tuntutannya terhadap Transylvania dan sebagian besar dari Hongaria, untuk menyerahkan daerah Marea kepada orang-orang Venetia untuk mengembalikan daerah Polalia dan Ukraina kepada Polandia, dan untuk meninggalkan Azov kepada orang-orang Rusia” (Twentieth Century Cyclopaedia, vol. 6, p. 247) jelas menguatkan permulaan dari masa akhir zaman itu.

Daniel 11 : 43, 44 “Tetapi ia akan berkuasa atas perbendaharaan emas dan perak, dan atas semua barang berharga dari Mesir; maka orang-orang Libya dan orang-orang Ethiopia akan mengikuti jejaknya. Tetapi kabar-kabar dari sebelah timur dan dari sebelah utara akan menyusahkan dia; oleh sebab itu ia akan keluar dengan kemarahan yang dahsyat hendak membinasakan dan menumpas banyak orang.”

Ayat-ayat ini mengungkapkan bahwa sesudah merebut Mesir dan Pelestina, maka raja dari utara itu akan memasuki suatu perang yang lain, bukan karena raja dari selatan, bukan dengan Turki, melainkan karena kabar-kabar berita dari sebelah timur dan dari sebelah utara yang menyusahkan dia. Semua ini membuat dia pergi keluar

dengan kemarahan yang dahsyat hendak membinasakan banyak orang. Tetapi ia tidak berhasil menaklukkan apapun yang pantas disebutkan, dan menurut ayat selanjutnya ia kemudian terancam dengan akan mencapai ajalnya. Oleh sebab itu perang yang khusus ini membawakan suatu kemunduran yang pertama bagi raja dari utara itu semenjak kemunduran raja dari selatan dalam tahun 1699.

Jerman dan Rusia dari utara, juga Jepang dari timur, kabar-kabar berita yang telah membuat Britania Raya dan sekutu-sekutunya terjun masuk dalam Perang Dunia II, oleh karenanya telah merupakan “kabar-kabar berita” yang telah menimbulkan perang itu yang walaupun disangka perang itu akan dimenangkan ternyata sebaliknya telah melemahkan Kerajaan Inggris.

Daniel 11 : 45 “Maka ia akan menanamkan tempat ibadahnya di antara kedua laut di dalam bukit kesucian yang mulia; namun ia akan mencapai ajalnya, dan tidak seorangpun akan menolongnya.”

Hanya sebagian dari Daniel pasal 11 yang belum digenapi ialah ayat ini, ayat yang terakhir dari pasalnya, dan karena semua nubuatan ini telah dibuat untuk dapat dimengerti hanya apabila semua itu sementara digenapi atau sesudah kegenapannya, maka ayat 45 ini belum sejelas apa yang kita kehendaki. Akibatnya mengenai tempat dari semua tempat ibadahnya berikut ajalnya, juga mengenai apakah sesuatu penguasa Kristen lain lagi akan kelak mewarisi gelar “raja dari utara” sebelum ayat 45 digenapi, hanya waktu sajalah yang akan menggambarkan seluruh kebenaran itu secara pasti.

Perkara yang Ilham ikut juga menjelaskan ialah kenyataan bahwa keadaan berikutnya dari raja itu ialah ajalnya, sementara semua orang memandang dan mendengarkan, tetapi tidak seorangpun datang memberi bantuan kepadanya.

Oleh karena kita telah menetapkan waktu dari permulaan “masa akhir zaman itu”, maka marilah kita sekarang menetapkan akhir dari “masa akhir zaman itu.” Untuk memperoleh terang mengenai pokok masalah ini kita melihat kepada :

Wahyu 19 : 19 – 21 “Maka aku tampak binatang itu, dan segala raja di bumi, dan tentara mereka, berhimpun bersama-sama hendak

berperang melawan dia yang duduk di atas kuda itu, dan melawan bala tentaranya. Maka binatang itu tertangkaplah, dan bersama-sama dengannya nabi palsu itu yang telah melakukan berbagai tanda ajaib di hadapannya, dengan mana ia telah menyesatkan orang-orang yang telah menerima tanda binatang itu, dan mereka yang menyembah sujud kepada patungnya. Keduanya ini dibuang hidup-hidup ke dalam lautan api yang bernyala-nyala dengan belerang. Maka mereka yang sisanya dibunuh dengan pedang dari Dia yang duduk di atas kuda itu, pedang mana keluar dari mulut-Nya; maka semua burung menjadi kenyang oleh makan daging mereka itu.”

“Binatang itu”, “Nabi palsu itu”, dan “mereka yang sisa” adalah disebutkan di sini. Siapakah mereka itu?

Pertama-tama binatang itu dan nabi palsu itu dan kemudian mereka yang sisa, yaitu orang-orang yang lagi tinggal, akan dicampakkan ke dalam lautan api. Oleh karena “binatang itu” dan “nabi itu” adalah kesatuan-kesatuan khusus yang memang ada di dunia, maka mereka yang sisa itu (mereka yang lagi tinggal) tentunya melambangkan orang-orang dunia sisanya yang tidak bertobat yang bersimpati kepada binatang itu dan kepada nabi palsu itu. Oleh sebab itu pembinasaan terhadap nabi itu, binatang itu, dan mereka yang sisa itu, akan merupakan berakhirnya dunia -- yaitu akhir dari masa akhir zaman itu.

Di samping ayat-ayat Alkitab ini, maka pasal yang kedua puluh dari kitab Wahyu mengungkapkan bahwa dengan peristiwa yang terakhir ini mendahului masa seribu tahun itu dalam drama dosa, pemerintahan Kristus bersama sidang-Nya selama masa seribu tahun dimulai (Wahyu 20 : 1 – 3), dan pada akhir dari masa seribu tahun itu akan bangkit semua orang yang tidak memperoleh “bagiannya dalam kebangkitan yang pertama.” Ayat 5, 6.

Kini dapat kita lihat, bahwa “masa akhir zaman itu” terhitung semenjak dari permulaan runtuhnya kekaizaran Ottoman sampai kepada akhir sejarah dunia, dan bahwa akhir sejarah dunia ialah berakhirnya semua umat manusia terkecuali Sidang -- yaitu “mereka yang hidup dan memerintah bersama dengan Kristus seribu tahun lamanya.”

Marilah kita lihat sekarang apa yang jadi di antara dua tonggak penunjuk itu. Kita akan melanjutkan dengan nubuatan Daniel sampai ke pasal dua belas.

Daniel 12 : 1 “Maka pada masa itu akan bangkit berdiri Mikhael, Penghulu besar yang membela bani bangsamu; maka akan ada suatu masa kesukaran yang sedemikian itu belum pernah ada semenjak adanya sesuatu bangsa sampai kepada masa itu; maka pada masa itu bangsamu akan dilepaskan, yaitu setiap orang yang akan didapati namanya di dalam buku.”

“Maka pada masa itu” -- artinya, pada masa raja dari utara datang menemui ajalnya (pasal 11, ayat 45) -- akan bangkit berdiri Mikhael dan melepaskan umat-Nya, Sidang, yaitu semua orang yang tertulis namanya di dalam buku. Apalagi yang akan jadi?

Daniel 12 : 2 “Maka banyak dari mereka yang tidur di dalam lebu bumi akan bangkit, sebagian kepada hidup yang kekal, dan sebagian kepada malu dan kehinaan yang kekal.”

Di sini dikemukakan suatu kebangkitan campuran orang banyak, orang jahat dan orang benar -- mereka yang bodoh dan mereka yang bijaksana. Jadi, kebangkitan ini bukanlah “kebangkitan yang pertama” sebelum masa seribu tahun itu, juga bukan kebangkitan orang jahat sesudah masa seribu tahun itu (Wahyu 20 : 5, 6), melainkan adalah suatu kebangkitan istimewa. Jika orang-orang bijaksana yang membalikkan banyak orang kepada kebenaran itu adalah dari antara orang-orang yang dibangkitkan dalam kebangkitan istimewa ini, dan jika mereka itu bersinar-sinar bagaikan bintang-bintang di langit untuk selama-lamanya, maka kebangkitan istimewa ini akan jadi dalam masa kasihan.

Daniel 12 : 4 “Tetapi akan dikau, hai Daniel, tutuplah olehmu segala perkataan ini dan meteraikanlah kitab ini, sampai kepada masa akhir zaman; banyak orang akan mondar-mandir, dan pengetahuan akan dipertambahkan.”

Pengertian terhadap buku ini dan terhadap segala perkataannya akan dimeteraikan sampai kepada masa akhir zaman. Oleh sebab itu, selama masa akhir zaman buku itu akan dibukakan. Pengetahuan juga akan dipertambahkan. Lagi pula banyak orang akan mondar-mandir; artinya, komunikasi akan berkembang cepat sekali. Semua ini sudah kita saksikan terjadi selama “masa akhir zaman.” Jadi tidak perlu diragukan lagi karena waktu dimana kita hidup sekarang ialah -- masa akhir zaman itu.

Daniel 12 : 8 – 10 “Dan ku dengar, tetapi tidak aku mengerti; maka kataku, Ya Tuhanku, apakah kelak akhir dari segala perkara ini? Lalu katanya kepadaku, Pergilah hai Daniel, karena segala perkataan ini adalah tertutup dan termeterai sampai kepada akhir zaman. Banyak orang akan disucikan, dan diputihkan, dan dicobai; tetapi orang jahat akan makin melakukan kejahatan, dan tidak seorang pun dari orang jahat itu akan mengerti; tetapi orang-orang bijaksana akan mengerti.”

Di sini Ilham sendiri menjelaskan, bahwa tidak seorangpun, bahkan Daniel sendiripun tidak akan mungkin dapat memahami buku itu sebelum masa akhir zaman. Dan juga, sementara orang-orang jahat terus melakukan kejahatan dengan makin jahatnya, maka banyak orang akan disucikan, diputihkan dan dicobai; yaitu pembersihan sidang, penyucian Tempat Suci (Daniel 8 : 14) akan jadi selama masa akhir zaman itu. Dalam kata-kata dari nabi Maleakhi penyucian Tempat Suci itu akan didahului oleh pemberitahuan sebagai berikut :

Maleakhi 3 : 1 – 3 “Tengoklah, Aku hendak mengirim utusan-Ku, maka ia akan menyediakan jalan di hadapan-Ku; maka Tuhan yang kamu cari itu akan tiba-tiba datang ke kaabah-Nya, yaitu utusan perjanjian yang kamu senangi itu; tengoklah, Ia akan datang, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Tetapi siapakah yang dapat tahan pada hari kedatangan-Nya itu? Dan siapakah yang dapat tahan berdiri apabila kelihatanlah Ia? Karena Ia adalah bagaikan api pembersih dan bagaikan sabun binara; maka Ia akan duduk bagaikan pembersih dan pemurni perak; maka Ia akan membersihkan bani Lewi, dan menyucikan mereka itu bagaikan emas dan perak, sehingga mereka dapat mempersembahkan kepada Tuhan suatu persembahan dalam kebenaran.”

Gantinya mengatakan “Tempat Suci”, Ilham dalam hal ini menggunakan kata-kata “Kaabah.” Dan gantinya mengatakan “penyucian”, Ilham di sini menggunakan sebutan pembersihan dan pemurnian. Sungguhpun demikian, Rasul Petrus memilih untuk menyebutkan penyucian Tempat Suci itu dengan kata-kata, “Pehukuman” dalam “isi rumah Allah” :

1 Petrus 4 : 17, 18 “Karena waktunya akan datang bahwa pehukuman harus mulai terhadap isi rumah Allah; maka jika ia itu pertama-tama mulai terhadap kita, apakah kelak akhir dari segala orang yang tidak mematuhi

Injil Allah? Dan jika orang benar saja jarang sekali yang dapat diselamatkan, maka dimanakah kelak orang-orang yang tidak percaya dan orang-orang berdosa itu terlihat?”

Tetapi, dalam perumpamaan-perumpamaan Yesus menjelaskan penyucian Tempat Suci itu sebagai berikut :

Matius 13 : 30 “Biarkanlah keduanya bertumbuh bersama-sama sampai kepada masa penuaian; maka dalam masa penuaian Aku akan mengatakan kepada para penyabit : Kumpulkanlah dahulu olehmu lalang-lalang itu, dan ikatkanlah semuanya dalam berkas-berkas untuk dibakar; tetapi himpunkanlah gandum itu ke dalam lumbung-Ku.”

Di sini telah dibuat jelas, bahwa dalam contoh ini orang-orang jahat yang berada di antara orang-orang benar diumpamakan dengan lalang, dan masa dari penyucian itu sendiri, yaitu Pehukuman, disamakan dengan “penuaian”, tetapi bahwa penyucian itu sendiri adalah disamakan dengan suatu pemisahan gandum dari lalang.

Kembali di dalam ayat-ayat 47 dan 48 Kristus menarik suatu garis yang sejajar di antara Sidang sebagai sebuah “pukat”; umat dipersamakan-Nya dengan “ikan”, dan pembersihan dipersamakan-Nya dengan suatu pemisahan, sebaliknya di dalam Matius 25 Ia menyebut Sidang yang dibersihkan itu sebagai Kerajaan Allah, dan umat dipersamakan-Nya dengan “anak-anak dara”, dan penyucian itu digambarkan-Nya dengan sebuah pintu yang memberi masuk kepada anak-anak dara yang bijaksana, tetapi menolak masuk mereka yang tergolong bodoh itu. Tetapi perumpamaan-Nya yang kedua dari Matius 25 itu, kepada kita diberitahu, bahwa pemisahan itu adalah bagaikan seorang tuan yang datang membuat perhitungan dengan hamba-hambanya. Orang-orang yang tidak berbuat apapun yang baik bagi kemajuan kerajaan-Nya (mereka yang tidak berdagang dan meningkatkan talenta-talenta yang diberikan-Nya – Matius 25 : 27) akan dicampakkan keluar, untuk di sana menggeretakkan giginya di dalam “kegelapan.” (Matius 25 : 30). Dalam perumpamaan-Nya yang ketiga Ia mempersamakan pemisahan itu dengan seorang gembala yang memisah-misahkan kambing-kambing dari domba-domba (orang-orang berdosa dari orang-orang suci); kambing-kambing itu dihukum untuk mati tetapi domba-domba itu diberikan hak untuk masuk Kerajaan.

Tetapi nabi Yehezkiel menjelaskan penyucian Tempat Suci itu dari segi yang lain lagi:

Yehezkiel 9 : 1, 2, 4, 7 “Ia berseru juga pada pendengaranku dengan suara besar, mengatakan, Biarkanlah mereka yang berkuasa atas kota itu datang kemari, yaitu setiap orang dengan senjatanya yang membinasakan di dalam tangannya. Maka tengoklah, enam orang datang dari jalan pintu gerbang yang lebih tinggi, yang terletak arah ke utara, maka masing-masingnya ada sebuah senjata yang membinasakan di dalam tangannya; maka salah seorang di antara mereka itu berpakaian kain khasah, dengan sebuah pena penulis pada lambungnya : maka masuklah mereka, lalu berdiri di samping mezbah tembaga. Maka Tuhan mengatakan kepadanya, Berjalanlah kamu di tengah-tengah kota itu, yaitu di tengah-tengah Yerusalem, dan bubuhlah sebuah tanda pada dahi segala orang yang berkeluh kesah dan menangis karena segala kekejian yang dibuat di tengah-tengah kota itu. Dan kepada mereka yang lainnya Ia mengatakan pada pendengaranku, Pergilah kamu mengikuti dia melalui kota itu, dan bunuhlah, janganlah matamu melewati, janganlah hatimu menaruh sayang, bunuhlah seluruhnya baik tua maupun muda, baik wanita maupun anak-anak, dan orang-orang perempuan, tetapi janganlah kamu datang hampir kepada setiap orang yang padanya terdapat tanda itu, dan mulailah pada tempat kesucian-Ku. Maka mulailah mereka itu terhadap orang-orang bangsawan yang ada di depan rumah itu. Lalu kata-Nya kepada mereka itu, Najiskanlah rumah itu, dan penuhilah semua ruangannya dengan orang-orang yang mati dibunuh : keluarlah kamu. Maka keluarlah mereka itu, lalu membunuh di dalam negeri itu.”

Di samping gambaran yang cukup jelas ini, maka Ilham oleh perantaraan nabi Daniel mengungkapkan, bahwa Tempat Kesucian itu akan disucikan bukan saja dari orang-orang berdosa, melainkan juga dari doktrin-doktrin yang salah, karena salah seorang malaikat bertanya :

Daniel 8 : 13, 14, 17 “..... Berapa lamakah kelak khayal mengenai korban yang sehari-hari itu, dan pelanggaran yang membuat sunyi itu, memberikan Tempat Kesucian maupun orang banyak itu diinjak-injak di bawah kaki? Maka kata-Nya kepadaku, Sampai dua ribu tiga ratus hari; maka kelak Tempat Kesucian itu akan disucikan ….. Pahamilah hai anak Manusia, karena pada akhir zaman kelak akan jadi khayal itu.”

Yang sehari-hari itu, kesunyian itu, juga Tempat Kesucian dan orang banyak itu adalah berkenan kepada ajaran-ajaran dan umat itu. Keduanya akan disucikan. Maka malaikat itu menjelaskan, bahwa penyucian Tempat Suci itu (menyucikannya baik dari kekeliruan maupun kemunafikan) akan jadi sesudah 2300 hari itu, yaitu selama masa akhir zaman.

Lagi pula melalui nabi Zakharia Tuhan membuat sebuah gambaran lain yang lebih nyata lagi yang menunjukkan, bahwa orang-orang suci itu sendiri juga akan disucikan :

Zakharia 3 : 1 – 5 “Maka Ia menunjukkan kepadaku Yosua imam besar itu yang berdiri di hadapan malaikat Tuhan, dan Setan berdiri pada sisinya sebelah kanan hendak melawan dia. Maka firman Tuhan kepada Setan, Tuhan mencela kamu, hai Setan; yaitu Tuhan yang telah memilih Yerusalem mencela kamu; bukankah ini adalah sebuah puntung yang dipetik dari dalam api? Sekarang Yosua berpakaikan pakaian yang kotor, dan ia berdiri di depan malaikat itu. Maka Ia menjawab dan berbicara kepada orang-orang yang berdiri di hadapannya, dengan mengatakan, Tanggalkanlah pakaian-pakaian yang kotor itu daripadanya. Lalu kepadanya Ia mengatakan, Tengoklah, Aku sudah memaafkan semua kejahatanmu daripadamu, maka Aku akan memakaikan kepadamu pakaian yang lain. Lalu kata-Ku, Biarkanlah mereka memakaikan ke atas kepalanya destar yang indah. Demikianlah mereka meletakkan sebuah destar yang indah ke atas kepalanya, dan memakaikan kepadanya pakaian-pakaian. Dan malaikat Tuhan berdiri di situ.”

Sementara kita sudah melihat, bahwa isi rumah Allah akan disucikan dari kesalahan dan dari kemunafikan, maka di sini dalam nubuatan Zakharia kita saksikan, bahwa orang-orang suci itu sendiri disucikan dari semua dosa mereka -- pakaian-pakaian mereka yang kotor itu ditanggalkan dan pakaian-pakaian yang bersih dan indah diberikan sebagai gantinya. Fase penyucian ini kembali dilukiskan dengan cara pakaian kawin. (Matius 22 : 11).

Dan sekarang marilah ku ingatkan kepadamu, bahwa sesudah lalang-lalang itu disingkirkan, maka “gandum” tidak akan dibiarkan begitu saja di ladang dimana ia bertumbuh (artinya, orang-orang suci itu tidak dibiarkan begitu saja dimana mereka berada), melainkan ia itu akan dimasukkan ke dalam “lumbung.”

Selanjutnya, sesudah “ikan-ikan yang jelek” (orang-orang munafik) dibuang, maka “ikan-ikan yang baik” (orang-orang suci) akan kemudian dimasukkan ke dalam “keranjang-keranjang”, mereka tidak dibiarkan saja di dalam “pukat” (tidak dibiarkan

begitu saja di tempat penyucian itu berlangsung). Akibatnya apabila sidang dibersihkan sedemikian ini, maka orang-orang suci akan dipindahkan dari tempat mereka yang semula, lalu ditaruh di dalam suatu tempat yang aman -- yang jauh dari pengaruh-pengaruh dunia dan pengaruh-pengaruh lingkungan. Sesudah selesai disucikan, maka mereka sedemikian ini perlu dipertahankan dalam keadaan bersih. Maka di manakah tempat itu? Pewahyu memberikan jawabannya sebagai berikut :

Wahyu 14 : 1, 4, 5 “Maka aku tampak, dan heran, seekor Anak Domba berdiri di atas Gunung Sion, dan bersama-sama dengan-Nya seratus empat puluh empat ribu orang, yang memiliki nama Bapa-Nya tertulis pada dahi mereka. Mereka ini adalah orang-orang yang tidak tercemar dengan wanita-wanita, karena mereka adalah anak-anak dara. Mereka inilah yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ini telah ditebus dari antara segala manusia, merupakan buah-buah pertama bagi Allah dan bagi Anak Domba. Maka di dalam mulut mereka tidak didapati satupun tipu, karena mereka adalah tanpa salah di hadapan tahta Allah.”

Orang-orang yang disucikan itu, sebagai anda saksikan, adalah mereka yang 144.000 itu, maka mereka dibawa ke Gunung Sion.

Maka jelaslah, bahwa penyucian itu terdapat dalam dua bagian. Seratus empat puluh empat ribu orang suci yang tidak bercacad cela itu dimeteraikan dari antara suku-suku bangsa Israel (Wahyu 7 : 4 – 7), sidang, adalah hanya buah-buah pertama. Mereka dibawa ke Gunung Sion. Akhirnya sesudah pembersihan, atau penyucian sidang itu terlaksana, maka orang banyak dari Wahyu 7 : 9 akan dihimpunkan keluar dari segala bangsa. Mereka akan membentuk buah-buah kedua, sebab dimana tidak terdapat yang kedua tidak akan terdapat juga yang pertama.

Di manakah Gunung Sion itu? Biarlah nabi Mikha menceritakannya kepada kita di bawah ini :

Mikha 3 : 12; 4 : 1, 2 “Sebab itu oleh karena kamu, Sion akan dibajak seperti ladang, dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing-puing, dan gunung Bait suci akan menjadi seperti bukit yang berhutan. Tetapi di akhir zaman akan jadi kelak, bahwa gunung rumah Tuhan akan diperdirikan di atas puncak segala gunung, dan ia itu akan ditinggikan di atas segala bukit; maka orang banyak akan mengalir datang

kepadanya. Dan banyak bangsa akan datang, dan mengatakan, Marilah kita naik ke gunung Tuhan, dan ke rumah Allah Yakub; maka Ia akan mengajarkan kepada kita segala jalan-Nya, dan kita akan berjalan dalam segala lorong-Nya; karena dari Sion akan terbit hukum, dan Firman Tuhan dari Yerusalem.”

Ini adalah penjelasan dari Ilham sendiri mengenai tempat itu dimana sidang yang dibersihkan itu akan didiami. Di sini kita diberi tahu, bahwa walaupun kerajaan kuno itu, yaitu orang-orang Yahudi, yang istananya berdiri di atas Gunung Sion, akan dihancurkan sejak dari dasarnya sampai ke atas, namun bagaimanapun kita pada waktu yang sama dijanjikan, bahwa Kerajaan itu akan dikembalikan di akhir zaman, dan bahwa ia itu akan ditinggikan di atas segala kerajaan lainnya, di atas semua “gunung-gunung” dan “bukit-bukit.”

Kembali Tuhan mengatakan:

Yehezkiel 36 : 23 – 25 “Maka Aku akan menyucikan nama-Ku yang besar itu, yang sudah dicemarkan di antara segala bangsa kapir, yang sudah kamu cemarkan di tengah-tengah mereka itu; maka orang-orang kapir itu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, demikianlah firman Tuhan Hua, apabila aku akan disucikan di dalam kamu di depan mata mereka itu. Karena Aku akan mengambil kamu dari antara orang-orang kapir itu, dan menghimpunkan kamu keluar dari semua negeri, maka Aku akan membawa kamu ke dalam negerimu sendiri. Kemudian Aku akan memercikkan air bersih ke atasmu, dan kamu akan menjadi suci dari semua kekotoranmu, dan dari semua berhala akan Ku sucikan kamu.”

Di sini diberitahu bahwa pembersihan terakhir dari orang-orang suci itu, yaitu penyucian yang menyingkirkan semua tanda dosa, dilaksanakan sesudah Allah mengambil umat-Nya dari antara bangsa-bangsa kapir dan dari semua negeri, lalu membawa mereka itu ke dalam negerinya sendiri.

Yehezkiel 36 : 26 :“Suatu hati yang baru juga akan Ku karuniakan kepadamu, dan suatu roh yang baru akan Ku masukkan ke dalam kamu; maka Aku akan mengeluarkan hati batu dari dalam dagingmu, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu suatu hati daging.”

Apabila orang-orang suci sampai ke Tanah Perjanjian, maka hati yang memanjakan dosa, yaitu hati batu, akan disingkirkan dan suatu hati yang merindukan kebenaran, suatu hati daging, akan dikaruniakan. Tidak lagi umat Allah akan memerangi pencobaan-pencobaan dari dalam untuk melakukan kebenaran. Bagi mereka, dalam masa periode hati daging itu, adalah biasa secara alami dengan sendirinya melaksanakan kebenaran sebaliknya sekarang ini selama masa periode hati batu adalah biasa secara alami melaksanakan pelanggaran-pelanggaran.

Yehezkiel 36 : 27 “Maka Aku akan menaruh Roh-Ku di dalam kamu, lalu membuat kamu berjalan dalam syariat-syariat-Ku, maka kamu akan memeliharakan semua hukum-Ku dan melakukan dia.”

Lagi pula Roh Allah akan dengan bebas dikaruniakan kepada orang-orang suci, lalu dengan demikian inilah mereka akan menjadi mahluk-mahluk kekal yang sempurna, mampu secara sempurna berjalan dalam syariat-syariat Allah dan hukum-hukum-Nya.

Yehezkiel 36 : 28 “Maka kamu akan tinggal di dalam negeri yang Ku karuniakan kepada nenek moyangmu; maka kamu akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allahmu.”

Mereka akan tinggal, bukan di sesuatu tanah yang lain, demikianlah firman Tuhan, melainkan di tanah air mereka sendiri, yaitu di negeri yang dahulu telah dikaruniakan Tuhan kepada para leluhur mereka itu. Mereka akan tinggal di Palestina.

Sekarang anda dapat melihat dengan jelas, bahwa orang-orang Yahudi yang tidak bertobat yang sedang berusaha merebut tanah Palestina bukanlah umat yang dibicarakan oleh bagian-bagian Alkitab ini. Sekarang anda melihat, bahwa orang-orang Arab, Yahudi, atau orang-orang Kapir, semuanya kelak pada akhirnya harus keluar dan memberikan tempat kepada umat Allah yang bersih dan yang sudah disucikan itu.

Yoel 3 : 1, 2 “Karena, tengoklah, bahwa pada masa itu, dan dalam waktu itu, apabila kelak Aku akan membawa kembali para tawanan Yehuda dan Yerusalem, Aku akan juga menghimpunkan segala bangsa, lalu akan membawa turun mereka itu ke dalam lembah Yehosafat, dan Aku akan membujuk mereka di sana demi karena umat-Ku dan karena bagian pusaka-Ku Israel, yang sudah mereka cerai beraikan di antara

segala bangsa, dan sudah mereka membagi-bagikan tanah-Ku.”

Di sini anda melihatnya diucapkan dengan sejelas-jelasnya mungkin, bahwa apabila Allah membawa kembali umat-Nya yang tertawan itu, maka Ia akan mengumpulkan segala bangsa di dalam lembah Yehosafat dan Ia akan membujuk mereka demi karena umat-Nya -- yaitu karena buah-buah kedua milik-Nya -- sesudah Ia membawa buah-buah pertama ke Gunung Sion.

Yesaya 2 : 3 “Maka banyak orang akan pergi dan mengatakan, Datanglah kamu, dan marilah kita naik ke gunung Tuhan itu, ke rumah Allah Yakub; maka Ia akan mengajarkan kita segala jalan-Nya, dan kita akan berjalan dalam segala lorong-Nya; karena dari dalam Sion akan terbit hukum, dan Firman Allah dari dalam Yerusalem.”

Yoel 3 : 20, 21 “Tetapi Yehuda akan tinggal untuk selama-lamanya, dan Yerusalem dari generasi ke generasi. Karena Aku akan menyucikan darah mereka, yaitu yang belum Ku sucikan; karena Tuhan berdiam di Sion.”

Demikianlah kelak orang-orang suci itu akan dimungkinkan hidup untuk selama-lamanya.

Yesaya 33 : 24 “Maka penduduknya tidak akan lagi mengatakan, Saya sakit; karena umat yang tinggal di sana itu akan kelak diampuni segala kejahatannya.”

Dan apakah lagi yang dapat dikatakan sesudah umat itu dikumpulkan dan disucikan? Hanya ini:

Wahyu 22 : 11 “Orang yang jahat, biarlah ia terus bertambah jahat, dan orang yang keji, biarlah ia terus bertambah keji; dan orang yang benar, biarlah ia terus bertambah benar; dan orang yang suci, biarlah ia terus bertambah suci.”

Kelengkapan dari pekerjaan penyucian itu akan mengakhiri masa kasihan -- orang berdosa akan terus tinggal berdosa untuk selamanya, dan orang benar akan terus benar untuk selama-lamanya. Kemudian orang-orang yang mendapatkan dirinya di luar tanah suci akan menangis dan menggeretak giginya. Mereka dengan penuh penderitaan akan mengatakan:

Yeremia 8 : 20 “Masa penuaian sudah berlalu, musim panas sudah berakhir, dan kita tidak juga selamat.”

Lagi pula, tanah itu akan dibagi-bagikan di antara segala suku bangsa itu tetapi bukan seperti yang dibagikan pada zaman dahulu. Waktu tidak mengijinkan saya untuk membaca seluruh cara pembagian itu, tetapi di sini saya telah mengemukakan dalam sebuah peta yang menunjukkan, bahwa tanah itu belum pernah dibagi-bagi seperti ini. Masing-masing suku bangsa akan memperoleh sebidang tanah penuh panjangnya dari sebelah timur sampai ke barat. Bagian dari suku Dan adalah yang pertama di sebelah utara, dan bagian dari suku Gad adalah yang terakhir di sebelah selatan. Di dalam pasal-pasal 47 dan 48 dari kitab Yehezkiel anda akan menemukan gambaran yang lengkap dari pembagian-pembagian tanah ini.

__ GAMBAR __

Selanjutnya, tanah itu sendiri akan disucikan; karena Tuhan berfirman :

Yehezkiel 38 : 14, 16; 39 : 4, 7, 9 – 14 “Oleh sebab itu hai anak Manusia, bernubuatlah olehmu dan katakanlah kepada Gog, Demikianlah firman Tuhan Hua; pada masa itu apabila umat-Ku Israel menetap dengan selamat sentosa, tidakkah kamu mau mengetahuinya? Maka kamu datang hendak melawan umat-Ku Israel, bagaikan suatu awan yang menudungi tanah itu; ia itu akan jadi di akhir zaman, maka Aku akan membawa kamu datang melawan tanah-Ku, supaya orang kapir dapat mengenal Aku, apabila Aku akan disucikan di dalam kamu, hai Gog, di hadapan mata mereka itu ..... Kamu akan rebah mati di atas segala gunung Israel, baik kamu, baik segala bala tentaramu, berikut semua orang yang menyertaimu; Aku akan memberikan kamu kepada segala jenis burung yang lapar, dan kepada segala binatang di padang untuk makanannya. Demikianlah Aku akan membuat nama-Ku yang suci menjadi termasyur di tengah-tengah umat-Ku Israel; maka Aku tidak akan membiarkan lagi mereka mencemarkan nama-Ku yang suci; dan segala orang kapir akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, Yang Maha Suci di Israel. Maka mereka yang tinggal di dalam kota-kota Israel akan keluar, dan mereka akan menyalakan api dan membakar semua senjata, baik perisai maupun selukung, busur, dan anak panah dan lembing dan tombak, maka mereka akan membakar semuanya itu dengan api tujuh tahun lamanya, sehingga tiada lagi mereka akan mengambil kayu dari ladang, ataupun memotong sesuatu dari hutan; karena mereka akan membakar senjata-senjata itu dengan api, dan mereka akan menjarah orang-orang yang pernah menjarah mereka, dan merampok orang-orang yang pernah merampok mereka, demikianlah firman Tuhan Hua. Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa Aku akan memberikan kepada Gog suatu tempat dimana ia akan dikubur di Israel, yaitu lembah dari para pengikut di sebelah timur dari laut; maka ia itu akan menghentikan hidung para pengikut; dan di sanalah mereka akan menguburkan Gog berikut semua orang banyak pengikutnya; maka mereka akan menamainya Lembah Hammon-Gog. Maka tujuh bulan lamanya isi rumah Israel akan kelak menguburkan mereka itu, supaya mereka dapat menyucikan tanah itu. Dan semua orang di tanah itu akan menolong menguburkan mereka, maka ia itu akan menjadi termasyur bagi mereka pada hari Allah akan dipermuliakan, demikianlah firman Tuhan Hua. Dan mereka akan mengasingkan orang-orang yang terus bekerja, berjalan melewati tanah itu untuk menguburkan bersama-sama dengan orang-orang perjalanan itu mereka yang masih tertinggal di

permukaan bumi, untuk menyucikannya; sesudah lewat masa tujuh bulan itu mereka akan memeriksa tanah itu.”

Bahkan selanjutnya anda dapat mencatat sekarang, bahwa semua keajaiban ini Allah lakukan bagi umat-Nya, bukan karena mereka tadinya baik adanya, atau karena mereka sekarang baik, melainkan demi karena nama Allah sendiri yang besar itu. Dengarkanlah kepada apa yang Tuhan sendiri katakan :

Yehezkiel 36 : 22 - 24 “Oleh sebab itu katakanlah kepada isi rumah Israel, Demikianlah firman Tuhan Hua; bukannya Aku melakukan ini karena kamu, hai isi rumah Israel, melainkan demi karena nama-Ku yang suci, yang sudah kamu cemarkan di antara segala bangsa kapir ke mana kamu sudah pergi. Maka Aku hendak menguduskan nama-Ku yang besar yang sudah dicemarkan di antara bangsa-bangsa kapir, yang sudah kamu cemarkan di tengah-tengah mereka itu; maka orang-orang kapir akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, demikianlah firman Tuhan Hua, apabila Aku akan dikuduskan di dalam kamu di depan mata mereka itu. Karena Aku akan  mengambil kamu dari antara bangsa kapir, dan menghimpunkan kamu keluar dari segala negeri, maka Aku akan membawa kamu ke dalam tanah airmu sendiri.”

Sesuai kata-kata firman di atas ini, Allah akan mengembalikan tanah itu kepada umat pilihan-Nya, bukan karena mereka sebagai suatu bangsa adalah baik, melainkan karena Ia ingin memulihkan nama-Nya sendiri di antara bangsa-bangsa kapir.

Karena waktu terus mendekat bagi terlaksananya pekerjaan penyucian itu maka sebuah panggilan bagi kebangkitan rohani akan dibuat sebagai berikut :

Yesaya 52 : 1 “Bangunlah, bangunlah; pakailah kuatmu, hai Sion, pakailah pakaian-pakaianmu yang indah, hai Yerusalem, kota suci; karena kemudian daripada ini tidak akan lagi masuk ke dalammu mereka yang tidak bersunat dan yang najis.”

Ilham di sini menyatakan, bahwa sesudah panggilan bagi pembangunan dan reformasi ini diserukan, maka sesudah itu dan seterusnya orang-orang berdosa tidak lagi akan diijinkan memperoleh satupun bagian di antara umat yang sudah disucikan itu.

Nabi Nahum juga adalah seorang saksi dari panggilan

Reformasi ini. Ia menulis sebagai berikut:

Nahum 1 : 15 “Tengoklah di atas gunung-gunung kaki dari orang yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan damai! Hai Yehuda, laksanakanlah pesta perayaan-perayaanmu yang besar, sampaikan segala nazarmu; karena orang jahat tidak akan lagi berjalan lalu daripadamu; ia akan ditumpas habis.”

Di sini anda saksikan, bahwa pemberitahuan mengenai peristiwa yang sudah lama di tunggu-tunggu ini akan dibuat melalui penyiaran-penyiaran dari seseorang. Lagi pula, orang itu akan menyiarkan damai dan dengan demikian ia memberitakan pengembalian dari Kerajaan itu. Ini adalah satu-satunya damai yang dunia dapat miliki. Tidak akan ada yang lain lagi. Orang-orang yang melaksanakan “pesta perayaan-perayaan” Allah yang besar dan yang menyampaikan nazar-nazar mereka akan memiliki damai ini. Tidak seorang yang lain akan memilikinya.

Dalam penyelidikan kita pada hari ini kita telah menyimpulkan beberapa dari perkara-perkara yang akan jadi selama masa akhir zaman, namun perkara yang terpenting sejauh yang berhubungan dengan diri anda, ialah keputusan yang kini diserahkan kepada anda untuk diambil.

* * *

.