.
PENDIDIKAN PEMUDA KRISTEN -- DIMANA DAN BAGAIMANA DIPEROLEH
Khotbah V. T. Houteff
Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh
Sabat, 13 November 1948
Chapel Mount Carmel,
Waco, Texas
Pendidikan orang muda Kristen yang lengkap terdapat dalam tiga fase, yaitu pendidikan moral, pendidikan dalam hal-hal suci, dan pendidikan keduniawian. Semua ini diperoleh di dalam tiga sekolah yang berlainan, yaitu di rumah, di sekolah gereja, dan di sekolah umum.
Masing-masing sekolah ini memiliki tugas penting tertentu kepunyaannya sendiri untuk dilaksanakan bagi kemajuan anak didik. Sekolah umum mengajarkan kepada anak-anak bagaimana cara hidup di dalam masyarakat. Sekolah gereja mengajarkan kepadanya bagaimana caranya untuk masuk ke dalam hidup yang kekal. Tetapi sekolah rumah tangga, di samping mengajarkan kepadanya tingkah laku moral, ia juga meletakkan landasan bagi semua fase pendidikan.
Lagi pula, anak kecil bukan saja memulai hidupnya bermula di dalam rumah, tetapi juga menghabiskan sebagian besar waktunya di sana. Oleh karena itu, sekolah rumah tangga, memainkan peranan yang terpenting dalam pembentukan kehidupan anak-anak. Dari sini dapat kita segera saksikan mengapa rumah tangga yang rusak atau yang tidak teratur, tidak pernah dapat memenuhi segala kebutuhan anaknya. Hanya oleh keajaiban saja seorang anak yang dibesarkan di dalam rumah tangga yang sedemikian ini dapat menjadi seorang warga negara yang terhormat, dan yang patuh terhadap hukum, dan seorang anggota yang disegani di dalam gereja.
Ya, saya katakan, hanya oleh suatu keajaiban ia dapat naik sampai ke puncak tangga di dalam masyarakat bumi, saya tidak mengatakan sesuatu tentang kesempatan-kesempatannya yang sukar di dalam masyarakat Surga.
Biarlah saya melukiskan tugas dari rumah tangga: Petani memasukkan benih ke dalam tanah, maka kondisi-kondisi yang baik membuatnya bertunas lalu mengeluarkan pelepahnya yang kecil itu dari tanah. Walaupun demikian, untuk memulai, maka tanaman yang lemah ini mengambil makanan dari benih itu sambil mencuatkan ke atas pelepahnya yang halus dan memasukkan ke bawah akar-akarnya yang kecil itu. Demikianlah sementara masih berada di dalam butir benih (rumah tangga) tanaman yang kecil itu (anak kecil) telah mulai beralih dalam mengumpulkan makanan bagi dirinya sendiri dari tanah dan dari sinar matahari dari udara terbuka untuk mempertahankan hidup. Prinsip yang sama inipun berlaku di dalam rumah tangga : Anak-anak sementara masih di dalam rumah tangga harus secara perlahan-lahan sejak semula ditegakkan oleh para orangtua dan kemudian mereka dapat berdiri sendiri. Jika para orangtua gagal melaksanakan tugasnya ini kepada anak-anaknya, maka anak-anak itu tidak akan mampu mendapatkan kesempatan hidup yang wajar yang telah disediakan oleh Khalik Pencipta baginya untuk dimiliki.
Contoh-contoh dari rumah-rumah tangga yang baik
Pada pokok ini saya akan membaca bagimu sesuatu dari hal sekolah-sekolah rumah tangga yang cukup berhasil :
Kejadian 18 : 16 – 19 “Maka bangkitlah ketiga orang itu dari sana, lalu berjalan menuju Sodom : dan Abrahampun berjalan bersama-sama menghantarkan mereka itu. Maka firman Tuhan, Hendakkah Aku menyembunyikan dari Abraham perkara yang hendak Ku perbuat itu; karena Abrahampun akan menjadi suatu bangsa yang besar dan berkuasa, dan segala bangsa di bumi akan diberkati karenanya? Karena Aku mengenal dia, bahwa ia akan memerintahkan anak-anaknya dan seluruh rumah tangganya mengikuti dia, maka mereka akan memeliharakan jalan Tuhan, yaitu melakukan kebenaran dan keadilan; sehingga Tuhan dapat mendatangkan ke atas Abraham apa yang telah Ia bicarakan dari hal dia.”
Adalah karena keramah-tamahan Abraham yang telah mendatangkan berkat yang sedemikian besarnya bagi rumah tangganya -- yaitu ketiga tamu dari Surga itu Yang telah mengukuhkan kembali perjanjian tentang keturunannya. Dan tindakan menjamu tamu yang diperlihatkannya kepada
tamu-tamu Samawi Yang telah mengukuhkan kembali janji dari hal keturunannya. Dan tindakan menjamu tamu yang ditunjukkannya kepada mereka dengan menunjukkan jalan ke kota itu dengan cara berjalan beberapa langkah menemani mereka, telah membuat malaikat-malaikat itu mengungkapkan kepadanya tugas misi mereka yang menyedihkan itu terhadap kota Sodom. Oleh karena itu, hendaklah jangan kamu “lupa memberi tumpangan kepada orang asing: karena olehnya juga ada orang yang telah memberi tumpangan kepada malaikat-malaikat tanpa disadarinya.” Ibrani 13 : 2.
Dalam ayat-ayat yang baru kita baca beberapa saat yang lalu kepada kita diceritakan bahwa Abraham akan menjadi suatu bangsa yang besar dan berkuasa karena ia hendak memerintahkan anak-anaknya dan rumah tangganya mengikuti Allah, yaitu memeliharakan jalan Tuhan, melakukan “kebenaran dan keadilan.” Allah mengakui bahwa rumah tangga Abraham akan menjadi sebuah sekolah rumah tangga teladan, maka demikianlah Bapa Segala Zaman itu telah menjadi seorang “sahabat Allah”, dan “bapa dari segala orang percaya.” Anda saksikan, Allah menghargai para orangtua yang mengendalikan rumah-rumah tangga mereka dengan benar, yang memerintahkan semua rumah tangga mereka untuk mengikuti Dia.
Maukah kita sekarang menyelidiki untuk melihat sejauh mana rumah tangga Abraham itu telah merupakan sebuah sekolah rumah tangga teladan? -- Anda tahu, puteranya Ishak, berumur kira-kira tujuh belas tahun pada waktu firman Tuhan datang kepada Abraham supaya ia harus mengorbankan putera satu-satunya itu. Ayahnya dengan setia mematuhi perintah itu, lalu membawa Ishak pada perjalanan sejarah maupun pendidikan yang sangat berat itu. Sebelum sampai pada menit-menit terakhir Ishak telah diberitahu bahwa ialah yang akan dibunuh sebagai korban. Tetapi adakah ia menjadi bingung atau adakah ia menolak pada waktu hal itu diceritakan kepadanya? Sama sekali tidak. Sebaliknya, ia malahan berbuat sedemikian rupa untuk menghiburkan hati ayahnya, lalu dengan rela dan dengan senang hati membaringkan dirinya sendiri di atas mezbah!
Apakah arti semuanya ini? Ini berarti bahwa Ishak telah memperoleh suatu latihan yang sempurna di dalam rumah tangga, maka demikianlah ia telah menghormati keduanya
keputusan maupun agama ayahnya. Ia patuh kepada Allahnya, dan penuh percaya. Yakin bahwa jalan Allah adalah bagi kepentingan-kepentingannya yang terbaik, maka ia memutuskan agar lebih baik mati daripada melawan Allah atau melawan ayahnya.
Kita sekarang akan pergi lebih jauh lagi dan melihat kepada teladan di dalam rumah tangga Ishak sendiri untuk melihat jenis orangtua dan guru yang bagaimana ia. Esau dan Yakub adalah putera kembarnya, dan kedua-duanya telah dibesarkan di dalam rumah tangganya. Jika anda membaca di antara kedua garis keturunan dalam hikayat Alkitab yang terkenal ini, anda akan menemukan dua guru dan dua jenis siswa di dalam rumah tangga Ishak. Ishak mencintai Esau, dan Ribka mencintai Yakub.
Yakub adalah seorang pembantu ibunya, dan oleh karena itu ia tahu bagaimana mempersiapkan makanan yang menarik maupun yang enak. Demikianlah ia mampu membuatkan semangkok kacang merah yang dijualkan dengan harga yang lebih mahal daripada makanan lainnya yang pernah dijual. Di samping mempelajari seni memasak ia juga sangat menaruh minat dalam agama, lalu memantapkan dirinya sendiri untuk duduk di atas tahta bapanya sebagai kepala suku.
Di lain pihak, Esau menaruh minat hanya kepada perkara-perkara yang bersifat sementara, dan ia mengorbankan hak warisnya untuk menduduki tahta bapanya demi untuk olahraga dan kesenangan makan yang tidak terkendali. Gantinya menjadi terlatih dalam kewajiban-kewajiban agamanya, ia malahan menjadi ahli dalam berburu. Akibatnya hak waris untuk menduduki tahta bapanya tidak lagi berarti apa-apa baginya dari hanya seharga semangkok kacang merah.
Di dalam diri kedua anak muda ini kita saksikan dua cita-cita yang saling bertentangan dalam kehidupan -- yang satu menaruh minat kepada olahraga, yang lainnya menaruh minat kepada agama. Ishak cukup menyadari akan hal ini, tetapi karena ia lebih mencintai Esau daripada Yakub, dan karena Esau adalah putera yang tertua, maka baginya tidak ada alasan
bagi Esau untuk tidak boleh menerima berkat untuk duduk di atas tahta kepala suku. Tetapi, Ribka, cepat melihat bahwa Esau adalah tidak pantas untuk kedudukan jabatan tersebut, dan bahwa Yakub adalah lebih pantas untuk mendudukinya. Begitulah keadaannya sehingga sementara pada satu pihak Ishak memerintahkan kepada Esau untuk mempersiapkan suatu hidangan lalu datang kepadanya untuk pemberkatan, di pihak lain Ribka menasehati dan membantu Yakub untuk menirukan dirinya sebagai Esau dan mengambil keuntungan dari penglihatan mata bapanya yang sudah kabur itu untuk menerima pemberkatan itu. Penipuan ini, tentunya, dilakukan hanya karena Takdir telah mengaturnya begitu.
Sekarang, marilah kita lihat apa yang kita ketahui dari hal pendidikan Esau dan dari hal pendidikan Yakub. Oleh karena Ishak adalah dekat kepada Esau, dan Ribka kepada Yakub, dan karena Esau adalah orang yang gagal dan Yakub adalah yang berhasil, maka tidakkah hal ini dapat disimpulkan, bahwa Ribka telah berhasil mendidik Yakub dengan sepatutnya, sebaliknya Ishak telah melalaikan kebutuhan Esau untuk dapat berkenalan dengan Allah dan dengan tugas-tugasnya di dalam rumah tangga?
Dari perbandingan ini saya secara bebas mengatakan bahwa Ishak adalah seorang ayah yang memperturutkan kehendak hatinya, tetapi Ribka adalah seorang ibu yang lebih keras dan disiplin. Benar, seharusnya ada sejenis benda yang satu digunakan dalam pembentukan Yakub dan yang lain digunakan dalam pembentukan Esau, tetapi Esau seharusnya lebih dulu diperbaiki; dan kalaupun teguran tidak dapat menolongnya, maka berkat seharusnya tidak perlu ditawarkan kepadanya. Keteguhan pendirian jangan sekali memberi kesempatan kepada pemanjaan.
Berikutnya kita akan menengok sebentar ke dalam sekolah rumah tangga yang dipimpin sendiri oleh Yakub, dan kita akan melihat apa hasil-hasilnya. Melihat kepada kenyataan-kenyataan bahwa keluarganya (seluruhnya tiga belas orang anak) adalah lebih besar daripada keluarga-keluarga para leluhurnya; bahwa semua anak lelakinya
telah diterima menjadi para nenek moyang dari anggota-anggota sidang yang kekal; bahwa anaknya Yusuf memiliki kontrol diri sendiri yang sempurna, memiliki roh suka mengampuni, hormat kepada ayahnya, berpegang teguh kepada syariat-syariat hukum Surga, dan berkenan kepada Allah dan manusia; -- Saya tegaskan, bahwa dari semua kenyataan ini kita mengetahui bahwa Yakub telah memberikan kepada rumah tangganya pendidikan yang terbaik mungkin. Dari yang terkecil, ia telah membangkitkan seseorang yang memiliki tabiat yang terbesar dan terhormat yang pernah disaksikan oleh dunia.
Saya yakin bahwa waktu masih mengijinkan kepada kita untuk melihat kepada sebuah sekolah rumah tangga yang baik lainnya, yaitu rumah tangga di mana Musa telah dilahirkan.
Mengetahui bahwa Abraham dan keturunannya akan merantau di negeri asing hanya selama 430 tahun, ibu dari Musa menyadari bahwa masa kelepasan mereka dari perhambaan Mesir sudah akan jadi dalam masa hidupnya. Tetapi keputusan Phiraun menuntut agar setiap anak laki-laki Ibrani supaya dibuang ke sungai Nil, maka dengan begitu walaupun adanya keputusan itu ia tetap berketetapan hati untuk menyembunyikan bayinya yang baru lahir itu. Ia menyangka dalam pikirannya, bahwa anaknya itu dapat menjadi seseorang yang akan membawa bangsa Ibrani yang banyak itu keluar dari Mesir dan masuk ke dalam tanah perjanjian, dan jika demikian halnya, maka Allah akan meluputkan dia.
Sungguhpun demikian, tiga bulan kemudian, ia merasa bahwa ia tidak dapat lagi menyembunyikan Bayi Musa, maka dengan begitu daripada mengambil resiko kehilangan anaknya yang tak dapat dielakkan, ia lalu membuatkan sebuah keranjang kecil, dimasukkannya bayi itu ke dalamnya, lalu ditaruhnya bayi itu dalam pengawasan Allah di sungai Nil. Allah mengawasi daerah itu dan bayi itu terus hidup. Sekarang perhatikanlah keajaiban yang terjadi. Segera setelah puteri raja melihat anak itu, maka ia mengetahui bahwa itulah seorang anak Ibrani, tetapi daripada dibiarkan dia dibunuh sesuai keputusan Phiraun ia lalu mengambil anak itu bagi dirinya sendiri! Lagi pula, Takdir dari Tuhan mengatur agar anak itu supaya dibesarkan di dalam rumah tangga orang Ibrani. Demikianlah
halnya, bahwa Bayi Musa secara ditakdirkan telah dikembalikan kepada ibunya sendiri untuk pemeliharaan, dan semua biaya perawatannya dibayar dari perbendaharaan raja!
Ternyata sesudah menyaksikan semua keajaiban ini, maka ibunya mengetahui dengan pasti bahwa Musa akan menjadi pelepas bangsanya. Maka pendidikan rumah tangga yang diberikan kepadanya selama masa dua belas tahun bersama-sama dengan ibunya itu tidak pernah dilupakan Musa walaupun ia berada di tengah-tengah orang banyak dari tahta kerajaan yang terbesar dalam hidupnya itu.
Sesungguhnya pendidikan yang diperoleh seseorang di dalam rumah tangga, sebagai anda saksikan, adalah landasan dari seluruh hari depannya.
Contoh-contoh dari rumah-rumah tangga yang jelek
Sebagai perbedaan yang mencolok terhadap rumah-rumah tangga yang baik di atas ini, maka saya akan membawakan perhatian anda kepada satu atau dua sekolah rumah tangga yang jelek, dan hasil-hasilnya.
Pertama-tama saya memikirkan rumah tangga Lot. O, ya, saya tahu bahwa Lot adalah seorang tokoh yang besar di kota Sodom, namun tidak seorangpun mau mendengarkan himbauannya pada malam menjelang kota Sodom hendak dihancurkan sampai menjadi asap dan habu untuk dibawa angin dan untuk dihanyutkan oleh Laut Mati. Bahkan anak-anaknya sendiripun yang berada di dalam rumah-rumah tangga mereka dengan penuh kesenangan tidak juga mau mendengarkan suaranya. Hanya dua orang dari gadis-gadisnya yang meloloskan diri dari api pembakaran yang besar itu, hanya karena malaikat-malaikat yang menarik mereka itu keluar bagaikan puntung yang ditarik keluar dari api.
Betapa gagalnya rumah tangga Lot! Betapa besar ruginya! Ada dua sebab yang menjadi alasan dari semua itu yang telah menimpa dirinya; pertama, karena ia memasang perkemahannya mengarah ke kota Sodom; dan kedua, karena ia lalai mendidik seisi rumah tangganya dalam hal takut akan Allah. Lagi pula,
kalau saja Lot telah menghantarkan keluar sepuluh jiwa saja kepada Kebenaran dan keadilan dari antara seluruh penduduk kota Sodom yang luas itu, maka ia sudah akan dapat menyelamatkan baik kota Sodom maupun kota Gomorah dari kebinasaan.
Perkenankan saya sekarang membicarakan kepadamu dari hal sebuah rumah tangga jelek yang lain, yaitu rumah tangga Eli, imam Israel kuno itu. Sebagaimana yang diperbuat oleh Lot, maka ia, telah membuat kegagalan total terhadap rumah tangganya, walaupun secara berulang kali telah diperlihatkan kepadanya akan kelalaiannya itu :
1 Samuel 2 : 27 – 35 “Maka datanglah seorang hamba Allah kepada Eli, lalu katanya kepadanya, Demikianlah firman Tuhan, bukankah kepada orang isi rumah bapamu juga sudah Aku menyatakan diri-Ku tatkala mereka itu berada di Mesir di dalam istana Phiraun? Dan bukankah Aku telah memilih dia dari segala suku bangsa Israel untuk menjadi imam-Ku, untuk mempersembahkan korban di atas mezbah-Ku, untuk membakar dupa, untuk memakai sebuah efod di hadapan hadirat-Ku? Dan bukankah Aku sudah memberikan isi rumah bapamu segala persembahan bakaran dari semua bani Israel? Mengapakah maka engkau menendang akan korban-Ku dan akan persembahan-Ku, yang sudah Kuperintahkan di dalam tempat kediaman-Ku, lalu mempermuliakan anak-anak lelakimu melebihi Aku, membuat dirimu sendiri gemuk dengan bagian yang terbaik dari segala persembahan umat-Ku Israel? Maka sebab itu Tuhan Allah Israel berfirman, sesungguh-sungguhnya Aku mengatakan, bahwa isi rumahmu dan isi rumah bapamu, akan berjalan di hadapan hadirat-Ku sampai selama-lamanya : tetapi kini Tuhan mengatakan, Jauhlah ia itu daripada-Ku; karena barangsiapa yang mempermuliakan Daku, Akupun akan mempermuliakannya kelak, dan barangsiapa yang mempermalukan Daku akan kelak dipandang rendah. Tengoklah, hari-hari itu datang, bahwa Aku akan mematahkan lenganmu, dan lengan dari isi rumah bapamu, sehingga tidak lagi terdapat orangtua di dalam rumahmu. Maka kamu akan menyaksikan seorang musuh di dalam tempat kediaman-Ku, dalam semua kekayaan yang akan dikaruniakan Allah kepada Israel : maka tidak akan ada seorang tua pun di dalam rumahmu untuk selamanya. Dan orangmu, yang tidak akan Ku tumpas dari mezbah-Ku, ia itu akan menghancurkan matamu, dan akan menduka-citakan
hatimu: dan semua tambahan keluargamu akan mati dalam masa dewasanya. Maka ini akan menjadi suatu alamat bagimu, yang akan menimpa kedua anakmu laki-laki, yaitu Hofni dan Pinehas; dalam sehari saja keduanya akan mati. Maka Aku akan membangkitkan bagi-Ku seorang imam yang setia, yang akan berbuat sesuai dengan apa yang terdapat dalam hati-Ku dan pikiran-Ku : maka Aku akan membangunkan baginya sebuah rumah yang tentu; maka ia akan berjalan di hadapan orang yang Ku urapi untuk selama-lamanya.”
Ayat-ayat ini mengungkapkan bahwa Eli telah ditegur karena kelalaiannya memerintahkan isi rumah tangganya untuk menurut Allah. Ia bahkan telah diberi amaran terhadap akibat-akibat kelengahannya yang tak dapat dielakkan; bahwa rumah tangganya, seluruh keturunannya, akan mati dalam umur dewasa jika ia terus saja berbuat demikian itu. Tetapi Eli tidak berbuat apa-apa untuk itu, dan karenanya ia menderita semua akibat seperti yang telah diperingatkan kepadanya sebelumnya.
Tidakkah semua perkara ini tertulis sebagai pengajaran bagi kita, untuk sebagai contoh bagi kita? Maka, mengapakah, terdapat lebih banyak rumah tangga yang hancur pada waktu ini sebagai akibat dari pendidikan rumah tangga yang jelek, atau tanpa pendidikan sama sekali, daripada yang hancur di zaman Eli dahulu? Dan, tampaknya lebih aneh lagi, bahwa kecelakaan ini timbul lebih sering di dalam rumah-rumah tangga di mana para orangtuanya adalah sangat teliti agar anak-anaknya tidak masuk sesuatu sekolah umum, melainkan memperoleh seluruh pendidikannya di dalam sekolah gereja. Sesungguhnya kesalahan itu tidak hanya terletak pada sekolah gereja itu sendiri, melainkan karena kenyataan bahwa para orangtua berharap sekolah gereja dapat mengambil alih semua tanggung jawab dari jabatan orangtua -- untuk berbuat apa saja yang para orangtua sendiri gagal melakukannya. Maka biarlah saya tegaskan kepadamu di sini, bahwa apakah itu sekolah gereja ataupun apakah itu sekolah umum, tak ada satupun daripadanya yang dapat menggantikan tempat dari sekolah rumah tangga.
Di samping itu, oleh karena sekolah-sekolah gereja adalah merupakan suatu masalah keluarga yang luas, yang kebanyakan meluas sejauh yang dipesankan oleh para orangtua sendiri, maka sekolah-sekolah ini sesungguhnya sudah
membuktikan suatu kegagalan yang sangat menyedihkan! Jika anda meragukan pernyataan amaran ini, maka cobalah mengadakan pungutan suara terhadap semua keanggotaan gerejamu, maka anda akan heran melihat, bahwa terbanyak dari mereka itu adalah hasil dari sekolah umum, dan bahwa terbanyak dari para tamatan sekolah gereja berada di luar di dalam dunia. Sesudah mendengarkan pernyataan-pernyataan ini, maka salah seorang saudari mengadakan pungutan suara di gerejanya dan ia menemukan, bahwa 70 persen dari mereka memperoleh pendidikan di dalam sekolah-sekolah umum, 27 persen memperoleh pendidikan baik di dalam sekolah umum maupun di dalam sekolah gereja, dan hanya 3 persen saja yang mendapat pendidikan sekolah gereja.
Ini pun belum semua : Anda akan menemukan bahwa anggota-anggota gereja yang hanya setengah bertobat, atau yang belum bertobat, biasanya, kalau bukan seluruhnya, adalah hasil dari sekolah gereja. Lebih jauh, anda akan menemukan, bahwa penentang-penentang terbesar yang melawan Kebenaran sekarang, yang melawan “makanan pada waktunya”, dan penganjur-penganjur berbagai kekejian di dalam sidang, pada umumnya adalah hasil dari sekolah gereja!
Pengalaman saya bertahun-tahun lamanya dalam pekerjaan Injil telah membuktikan kepada saya bahwa apa yang sedang saya katakan ini adalah benar. Janganlah salah paham terhadap saya; saya tidak menuduh-nuduh siapapun juga. Saya hanya mencoba untuk membantu masing-masing anda demi bagi kebaikanmu sendiri supaya bangkit melihat akan keadaan ini, lalu supaya memperhatikan Firman Allah. Tak lama lagi para penguasa pemerintah mungkin akan mulai memenjarakan para orangtua, juga, karena penangkapan dan karena perbuatan tidak senonoh dari anak-anaknya, kalau saja rumah-rumah tangga terus saja berbuat seperti yang mereka perbuat sekarang.
Seorang penulis terkenal dan penguasa dalam masalah-masalah dan berbagai hubungan sosial, Tuan Leon J. Saul, menulis yang berikut ini di dalam bukunya yang berjudul, Emotional Maturity (Kematangan Perasaan Emosi) : “Tidak ada masalah anak-anak, hanya masalah para orangtua dan masalah lingkungan hidup.”
Maka jika saya sekarang menjadi musuhmu karena saya membicarakan yang benar kepadamu, maka tidakkah anda mau membuktikan sendiri kebenaran dari segala perkara ini?
Sistem Pendidikan Allah
Kita sekarang telah saksikan hasil-hasil baik dari sekolah-sekolah rumah tangga yang baik maupun dari sekolah-sekolah rumah tangga yang jelek, tetapi kita akan lebih banyak tertolong oleh memandang langsung ke dalam sistem pendidikan yang dianjurkan oleh Ilham, dan oleh menggunakannya menjadi sistem mengajar kita terhadap orang-orang muda. Inilah dia :
Keluaran 12 : 22 – 27 “Maka hendaklah kamu mengambil seikat hysop, lalu celupkan dia ke dalam darah yang di dalam bokor, dan percikkanlah darah yang di dalam bokor itu kepada ambang di atas dan kepada kedua kerangka pintu; maka janganlah seorangpun daripada kamu keluar dari pintu rumahnya sampai pagi hari. Karena Tuhan hendak berjalan lalu untuk membunuh orang-orang Mesir; maka apabila dilihat-Nya darah itu pada ambang di atas dan pada kedua kerangka pintu, maka Tuhan akan berjalan lalu daripada pintu itu, dan tidak akan dibiarkan-Nya pembinasa masuk ke dalam rumah-rumahmu untuk membinasakan kamu. Maka hendaklah kamu memeliharakan perkara ini sebagai suatu perintah bagi dirimu dan bagi segala anakmu sampai selama-lamanya. Maka akan jadi kelak, apabila kamu masuk ke dalam negeri yang akan dikaruniakan Tuhan kepadamu, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, agar hendaklah kamu memeliharakan kebaktian ini. Maka akan jadi kelak apabila anak-anakmu akan mengatakan kepadamu, Apa yang dimaksudkan olehmu dengan kebaktian ini? Supaya hendaklah kamu katakan, bahwa inilah korban dari Paskah Tuhan, Yang telah berjalan melewati rumah-rumah bani Israel di Mesir, pada waktu Ia membunuh orang-orang Mesir itu, dan meloloskan rumah-rumah kita. Maka orang banyak itupun menundukkan kepala lalu menyembah.”
Yosua 4 : 5 – 7 “Lalu kata Yosua kepada mereka itu, Berjalanlah kamu di hadapan Tabut Tuhan Allahmu sampai ke tengah-tengah Yordan, lalu angkatlah olehmu masing-masing sebuah batu di atas bahunya sesuai dengan bilangan segala suku bani Israel : supaya ini dapat menjadi suatu tanda di antara kamu, supaya apabila anak-anakmu kelak menanyakan kepada bapa-bapanya dalam masa mendatang, Apa yang dimaksudkan olehmu dengan batu-batu ini? Maka hendaklah kamu menjawab kepada mereka, Bahwa segala air sungai Yordan telah terbelah dua di hadapan Tabut Perjanjian Tuhan itu; pada waktu ia itu melewati sungai Yordan maka segala air sungai Yordan telah terbelah dua : maka semua batu ini akan menjadi sebuah peringatan bagi bani Israel untuk selama-lamanya.”
Kita saksikan, bahwa Allah, telah menegakkan tanda-tanda peringatan bagi perkara-perkara kehidupan yang penting sedemikian rupa sehingga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan. Para orangtua harus berbuat yang sama untuk menciptakan perhatian terhadap perkara-perkara yang mereka ingin ajarkan kepada anak-anak mereka.
Ulangan 6 : 4 – 9 “Dengarlah olehmu, Hai Israel : Tuhan Allah kita adalah satu Tuhan : maka hendaklah kamu mengasihi Tuhan Allahmu dengan sebulat-bulat hatimu, dan dengan sebulat-bulat jiwamu, dan dengan sebulat-bulat kuatmu. Maka semua perkataan ini, yang Ku perintahkan kepadamu pada hari ini, hendaklah dimasukkan dalam hatimu : dan hendaklah kamu mengajarkannya dengan rajin kepada anak-anakmu, dan hendaklah kamu membicarakannya selagi kamu duduk di dalam rumahmu, dan selagi kamu berjalan di jalan, dan selagi kamu berbaring, dan selagi kamu bangkit. Maka hendaklah kamu mengikatnya pada tanganmu menjadi suatu tanda, dan hendaklah ia itu bagimu menjadi akan patam di antara kedua belah matamu. Dan hendaklah kamu menuliskannya pada kerangka pintu rumahmu, dan pada pintu-pintu gerbangmu.”
Perkara-perkara kehidupan yang penting harus selalu dipegang di hadapan anak-anakmu, dan selalu dalam cara yang menarik dan menyenangkan, -- jangan sekali dengan cara yang membuat mereka itu jemu terhadap agama, dan jangan sekali dalam cara yang akan membuat pelajaran itu menjadi menggelisahkan.
Pohon yang jelek tidak akan mengeluarkan buah yang baik
Para orangtua maupun anak-anak hendaklah selalu ingat bahwa Allah sedang menghitung-hitung akan mereka itu, dan bahwa mereka sendiri dapat membangun ataupun mereka sendiri yang dapat menghalangi
masa depannya. Ini kita saksikan secara khusus sekali sebagai berikut :
Oleh karena pekerjaan Yesus adalah maha penting dan mempunyai akibat yang besar, maka Allah adalah sangat teliti terhadap asal usul keturunan dari Yesus. Untuk alasan ini Ia memilih garis keturunan dari Abraham (sebuah pohon yang baik), dari Ishak, Yakub, Yehuda, Isai, Daud, dan turun sepanjang garis keturuan sampai kepada Yusuf yang telah menjadi suami dari Maria. Walaupun Yusuf hanya merupakan ayah angkat bagi Yesus, namun Allah adalah sangat teliti dalam memilih dia.
Dan sejauh mana Allah begitu teliti untuk memilih orang yang akan menjadi ayah angkat bagi Yesus, Ia ternyata jauh lebih teliti lagi dalam memilih seorang ibu bagi Yesus. Demikianlah Allah telah memilih ibu dari Juruselamat kita itu dari garis keturunan Yusuf, putera dari Yakub.
Bagaimanakah dapat saya mengetahui asal usul garis keturunan dari Yesus? Ya, garis keturunan dari ayah angkat-Nya saya ketahui dari kronologi yang diberikan oleh Rasul Matius. Dan garis keturunan ibu-Nya saya ketahui dari nubuatan Musa yang akan saya bacakan di bawah ini : “Yusuf ialah sebuah batang pohon yang penuh buah, yaitu sebuah batang pohon yang penuh buah pada sisi mata air, yang cabang-cabangnya melata melewati tembok yang tinggi; walaupun orang-orang pemanah telah sangat menyusahkannya, dan memanahnya, dan membencinya : namun batang pohonnya tetap tinggal teguh, dan lengan-lengan tangannya dibuat menjadi kuat oleh tangan-tangan Allah Yakub yang maha kuasa; (dari sana terdapat gembala, yaitu batu dari Israel).” Kejadian 49 : 22 – 24.
Bukan hanya asal usul dari garis keturunan Yesus telah dipilih dengan seksama, tetapi juga demikian telah dipilih garis keturunan dari setiap orang hamba Allah yang dipercayakan dengan tanggung jawab-tanggung jawab yang berat. Saya bertanya kepadamu, mengapa, perhatian-perhatian yang sangat teliti sedemikian ini harus diambil jika para orangtua tidak memikul bagian yang terpenting
dalam kehidupan anak-anaknya?
Ia itu harus diingat sekarang, bahwa, walaupun anak memperoleh pendidikannya dengan wajar secara menyeluruh di dalam tiga sekolah -- yaitu rumah tangga, sekolah gereja, dan sekolah umum, namun sekolahnya yang terpenting adalah rumah tangga, karena anak itu sebagian besarnya dibentuk oleh rumah tangga.
Hasil-hasil
“Maka akan jadi kelak, bahwa jikalau kamu hendak mematuhi dengan rajin akan suara Tuhan Allahmu, menurut dan melaksanakan semua perintah-Nya yang ku pesankan kepadamu pada hari ini, maka kamu akan diangkat tinggi oleh Tuhan Allahmu melebihi segala bangsa yang di bumi : maka segala berkat ini akan datang kelak atasmu, dan ia itu akan sampai kepadamu, jikalau kamu hendak mematuhi akan suara Tuhan Allahmu.
“Berbahagialah kelak kamu di dalam negeri, dan berbahagialah kelak kamu di padang. Berbahagialah kelak buah kandunganmu, dan hasil tanahmu, dan hasil ternakmu, kandungan lembumu, dan kawanan dombamu. Berbahagialah kelak keranjangmu dan lumbungmu. Berbahagialah kamu kelak apabila kamu masuk dan berbahagialah kamu kelak apabila kamu keluar.” Ulangan 28 : 1 - 6.
Ia itu akan membawa kebaikan bagi jiwamu jika kamu membaca di rumah dari hal kewajiban para orangtua seperti yang dikemukakan di dalam buku Counsels to Teachers, pp. 158, 159; Testimonies for the Church, vol. 3, pp. 143, 144; dan kewajiban anak-anak di dalam buku Keluaran 20 : 12; 2 Korintus 6 : 14 – 18; 1 Korintus 6 : 15 – 20.
* * *
.