.
Renungan Untuk Berdoa
BENIH YANG BAIK DAN YANG JELEK
Saya akan membaca dari buku Christ’s Object Lessons dimulai pada halaman 70.
“‘Kerajaan surga diumpamakan dengan seseorang yang menabur benih yang baik di atas tanah ladangnya; tetapi sementara orang tidur, maka musuhnya telah datang dan menaburkan benih-benih lalang di antara benih-benih gandum, lalu ia pergi. Tetapi setelah keluar daunnya, dan menghasilkan buah, lalu tampaklah juga ada lalang.’ Kristus mengatakan, bahwa ‘tanah ladang adalah dunia.’ Tetapi kita harus memahami ini sebagai menunjukkan kepada sidang Kristus di dalam dunia. Perumpamaan ini adalah suatu gambaran mengenai apa yang berhubungan dengan kerajaan Allah, yaitu pekerjaan-Nya bagi penyelamatan manusia, dan tugas ini diselesaikan oleh perantaraan sidang ..... Benih yang baik melambangkan orang-orang yang dilahirkan oleh firman Allah, yaitu kebenaran. Lalang melambangkan suatu kelas orang-orang yang merupakan buah atau perwujudan dari kekeliruan, dari prinsip-prinsip yang palsu. Musuh yang menabur lalang-lalang itu ialah Iblis. Allah maupun malaikat-Nya tidak pernah menabur sesuatu benih yang akan menghasilkan lalang. Lalang-lalang adalah selalu ditabur oleh Setan, yaitu musuh Allah dan manusia.”
Menurut bacaan ini, maka doa kita pada sore hari ini hendaknya agar kita menyadari bahwa Allah oleh perantaraan hamba-hamba pilihan-Nya sendiri yang menyelesaikan pekerjaan-Nya bagi penyelamatan jiwa-jiwa, bahwa Ia maupun malaikat-malaikat-Nya tidak pernah menaburkan sesuatu benih lalang, melainkan Setan, musuh Allah dan manusia itulah yang menaburkan benih-benih lalang itu. Marilah kita berdoa juga kemudian supaya diri kita sendiri tergolong pada benih yang baik itu, yaitu orang-orang yang lahir dari Kebenaran, dan bukan dari benih yang jelek, yaitu bukan dari orang-orang yang adalah buah-buah daripada daging, yang hampa akan Roh.
* * *
SEJARAH DAN NUBUATAN, PERINTAH-PERINTAH DAN SYARIAT-SYARIAT – ALKITAB
Khotbah V. T. Houteff
Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh
Sabat, 17 Juli 1948
Chapel Mount Carmel,
Waco, Texas
Betapa suramnya hidup ini kelak kalau saja andaikata tidak ada sejarah -- kalau saja sekiranya tidak ada cara yang mungkin untuk mengetahui masa lalu. Dan bahkan jauh lebih celaka lagi kalau saja sekiranya sama sekali tidak ada nubuatan -- kalau saja sekiranya tidak ada lagi cara untuk memperoleh pemikiran tentang apa yang akan jadi di masa depan. Tetapi yang terburuk dari semuanya ialah kalau saja sekiranya tidak ada terdapat sesuatu terangpun mengenai masa sekarang.
Biarlah saya memberikan gambarannya sebagai berikut : Andaikata anda hendak memandang ke luar melalui jendela-jendela rumahmu arah ke timur maupun arah ke barat, dan anda hendak melihat tanah yang diterangi berkeliling bermil-mil jauhnya sampai sejauh-jauh batas pemandangan, tetapi sama sekali tidak terdapat terang di dalam rumahmu sendiri! Dan lagi, andaikata anda berkeinginan untuk berkendaraan pergi ke sesuatu tempat, dan anda mempunyai terang yang berkelimpahan baik pada bagian belakang maupun pada bagian depan kendaraan anda, tetapi motor kendaraan anda tidak mau memperlambat kecepatan. Kebaikan apakah kendaraan itu kelak bagi anda? Dan apa manfaatnya terang-terang itu? Itulah keadaan yang sulit bagi anda untuk mengambil keputusan jika anda memahami sejarah dan memahami nubuatan, tetapi sama sekali tidak mengetahui dari hal keadaan kerohanianmu sendiri, tidak mengetahui bahwa anda sedang dikuasai oleh tipu muslihat Iblis. Itu adalah bagaikan berjalan melewati sebuah jembatan yang tanpa sepengetahuan anda sedang runtuh.
Saya yakin, anda akan setuju, bahwa adalah mutlak
perlu untuk mengetahui baik sejarah maupun nubuatan, mutlak perlu untuk mengetahui dari hal masa yang lampau maupun dari hal masa depan. Tetapi ini sendiripun tidak akan membawa manfaat apapun bagi anda jika jiwa anda masih tetap merana dalam kegelapan, jika anda berada dalam mati rohani dan tidak mengetahuinya; tidak, tidak akan bermanfaat apapun bagi anda sama seperti hal sebuah mobil yang memiliki kelimpahan terang di depan dan di belakangnya tetapi mesinnya mati. Oleh karena itu, maka hidup bagi jiwamu dan terang yang terdekat bagi kakimu adalah terutama penting. Dan bagaimanakah semua ini dapat diperoleh?
Saudara tahu, Alkitab, terdiri dari tiga bagiannya : (1) Sejarah, (2) Perintah-perintah dan Syariat-syariat, (3) Nubuatan. Berbagai Mazmur dan berbagai Amsal, berikut pula Nyanyian dari Salomo, terdapat di dalam kategori-kategori ini. Sejarah membicarakan masa lampau, dan nubuatan membicarakan masa depan, tetapi pemeliharaan akan perintah-perintah dan syariat-syariat itu membawakan berkat-berkat yang patut menjadi milik kita pada waktu ini, menerangi jiwa, dan melindungi tubuh. Benar, Yesus dalam perintah-perintah dan syariat-syariat itu adalah satu-satunya keselamatan kita. Benarkah saya sedang membicarakan kebenaran? Marilah kita lihat apa yang Yesus Sendiri akan katakan:
Wahyu 22 : 16, 13, 14 “Akulah Yesus telah mengutus malaikat-Ku untuk menyatakan kepadamu segala perkara ini di dalam sidang-sidang. Akulah akar dan benih Daud, dan bintang fajar yang gilang-gemilang itu. Aku adalah Alpha dan Omega, Yang terdahulu dan Yang terkemudian, Yang awal dan Yang akhir. Berbahagialah segala orang yang melakukan segala perintah-Nya, sehingga mereka itu berhak menghampiri pohon hayat, dan mereka boleh masuk melalui pintu-pintu gerbang ke kota itu.”
Matius 5 : 17 – 22, 27, 28 “Janganlah menyangka bahwa Aku ini datang untuk menghapuskan hukum, ataupun kitab segala nabi itu : Aku datang bukan untuk menghapuskannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena sesungguhnya Aku mengatakan kepadamu, sampai langit dan bumi berlalu, satu noktah atau satu titikpun sekali-kali tidak akan lenyap dari hukum itu sampai kelak semuanya digenapi. Sebab itu barangsiapa hendak
merombak salah satu dari perintah-perintah yang terkecil ini, lalu mengajarkan demikian kepada orang-orang, ia akan disebut yang terkecil di dalam kerajan surga : tetapi barangsiapa yang melakukan dan mengajarkannya, mereka akan disebut besar di dalam kerajaan surga. Karena Aku berkata kepadamu, Bahwa jikalau tiada kebenaranmu melebihi kebenaran dari segala ahli Torat dan orang-orang Farisi, maka sekali-kali tiada dapat kamu masuk ke dalam kerajaan surga. Kamu sudah mendengar apa yang dikatakan oleh orang-orang dahulu kala, yaitu : Jangan kamu membunuh; maka barangsiapa hendak membunuh ia akan terkena hukum : tetapi Aku berkata kepadamu, Bahwa barangsiapa yang marah terhadap saudaranya tanpa sesuatu sebab, ia akan terkena hukum; dan barangsiapa yang berkata kepada saudaranya, hai jahil, ia akan dihukum oleh majelis : tetapi barangsiapa yang berkata, engkau tolol, ia akan terkena hukum masuk api neraka. Kamu telah mendengar bahwa telah dikatakan oleh orang dahulu kala : Jangan kamu berzinah : tetapi Aku mengatakan kepadamu, bahwa barangsiapa yang memandang kepada seseorang perempuan dengan bernapsu birahi kepadanya maka ia telah berzinah dengan perempuan itu di dalam hatinya.”
Hanya orang-orang yang melakukan perintah-perintah Allah, sebagai anda saksikan, akan kelak masuk ke dalam Kota Suci itu. Tidak ada orang lain yang memperoleh hak istimewa yang sedemikian ini. Yesus bukan datang untuk membawakan kejahatan dan menciptakan keadaan tidak berhukum, melainkan sebaliknya untuk membawakan kebenaran dan damai oleh cara menghapuskan segala dosa dari orang-orang yang bertobat dari melanggar hukum. Diselamatkan mengandung arti yang lebih lagi daripada hanya memanggil Dia Tuhan dan Juruselamat serta menyerukan haleluyah.
“Bukan setiap orang yang mengatakan kepada-Ku, Tuhan, Tuhan akan masuk ke dalam kerajaan surga; melainkan orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di dalam surga. Banyak orang akan mengatakan kepada-Ku pada hari itu, Tuhan, Tuhan, bukankah kami sudah bernubuat dalam nama-Mu? Dan dalam nama-Mu kami sudah membuang segala setan? Dan dalam nama-Mu kami sudah melakukan berbagai perbuatan yang ajaib? Maka kemudian Aku akan
menegaskan kepada mereka itu, bahwa Aku tidak pernah mengenal kamu : enyahlah kamu dari hadapan-Ku, hai kamu yang melakukan kejahatan. Sebab itu barangsiapa mendengar segala perkataan-Ku ini, lalu melakukannya, Aku akan mempersamakannya dengan orang yang bijaksana yang membangun rumahnya di atas batu karang.” Matius 7 : 21 – 24.
Yesus mengatakan : “Jikalau kamu percaya akan Musa, kamu sudah akan mempercayai Aku juga.” Yohanes 5 : 46. Percaya akan Musa ialah percaya terhadap apa yang ditulisnya; percaya kepada Yesus ialah percaya terhadap apa yang dikatakan-Nya. Jika kamu tidak dapat mempercayai Musa, maka kamu juga tidak akan dapat percaya akan Yesus. Dan berapa banyakkah kita harus percaya? Yesus menjawab : “Hai orang bodoh, dan yang berhati lamban untuk mempercayai segala perkara yang dibicarakan oleh nabi-nabi.” Lukas 24 : 25. Jika kita harus mempercayai semua, maka marilah kita pertama-tama membaca :
Maleakhi 4 : 4, 5 “Hendaklah kamu ingat akan Torat Musa hamba-Ku itu, yang sudah Ku perintahkan kepadanya di atas gunung Horeb bagi seluruh Israel, dengan segala syariatnya dan hukum-hukumnya. Bahwasanya, Aku akan mengutus bagimu Eliyah nabi itu sebelum datangnya hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu.”
Saudara mengetahui sekarang bahwa nubuatan Maleakhi pasal 3 dan 4, berbicara kepada umat Allah di waktu ini, yaitu hanya kepada umat sebelum datangnya hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu, yaitu kepada umat kepada siapa nabi Eliyah contoh saingan itu diutus. Dan petunjuk yang bijaksana apakah yang diberikan Tuhan melalui perantaraan Maleakhi? Ia mengatakan, “Ingatlah olehmu akan Torat Musa hamba-Ku itu.” Hukum yang manakah itu? Yaitu hukum Torat yang berisikan “syariat-syariat dan hukum-hukum” yang diperintahkan Tuhan “di atas gunung Horeb.” Oleh karena ini adalah petunjuk Allah yang jujur bagi umat-Nya pada waktu ini, maka kita hendaknya berusaha untuk mempelajari kembali hukum Musa ini, dan ingat akan dia, sebab kita tidak bisa mengabaikan begitu saja nasehat-Nya sambil terus mengharapkan berkat-berkat-Nya.
Secara luas, hukum Musa itu terdiri dari
tiga bagian. Bagian pertama ialah hukum Upacara Bayangan, yaitu hukum mengenai kaabah -- hukum persembahan korban. Tentu saja, hukum ini, pada waktu ini kita tidak harus lagi melaksanakannya, terkecuali dalam contoh saingannya, karena itu membayangkan perkara-perkara yang akan datang, yaitu khususnya kedatangan Kristus yang pertama. Jadi, kalau saja kita telah hidup dalam sejarah Wasiat Lama yang lalu dan lalai melaksanakan hukum persembahan korban dan upacara pada waktu itu, maka kita dengan sendirinya telah menunjukkan ketidakpercayaan kita terhadap Kristus, Yang kemudian akan datang. Tetapi karena kita kini sedang hidup dalam sejarah Kristen, maka jika kita hendak melaksanakan contoh dari hukum persembahan korban dan upacara itu sekarang, kita dengan sendirinya akan menunjukkan ketidakpercayaan kita terhadap Kristus, Yang sudah datang.
Dan demikianlah halnya, karena hukum ini telah disalibkan ke kayu palang (Kolose 2 : 14), maka kita tidak perlu, dan tidak diharuskan untuk melaksanakannya sekarang.
Bagian kedua dari hukum Musa, ialah hukum dengan mana Israel harus mengatur bangsanya, yaitu hukum sipil, atau hukum umum, hukum yang menentukan sanksi-sanksi apa pemerintah harus berlakukan terhadap orang-orang yang kedapatan mencuri, membunuh, atau sebagainya. Kini, karena kita sebagai orang-orang Kristen belum memiliki pemerintahan sendiri, melainkan masih berada di bawah pemerintahan bangsa-bangsa yang ada sekarang, maka kita secara pribadi ataupun secara berkelompok tidak juga diharuskan untuk menegakkan hukum Musa itu.
Oleh sebab itu, satu-satunya hukum Musa yang mungkin dapat dianjurkan kepada kita supaya diingat ialah bagian ketiga dari hukumnya itu : yaitu hukum moral, yang terdiri dari perkara-perkara yang berhubungan dengan kita secara pribadi, perkara-perkara yang kita secara pribadi harus lakukan, perkara-perkara yang menyempurnakan tabiat-tabiat kita, perkara-perkara yang membuat kita menjadi suatu umat yang istimewa. Sebab itu kita perlu sekali menyelidiki lalu melaksanakan segala perkara yang terkandung dalam hukum moral Musa itu, yaitu “Perintah-perintah, dan syariat-syariat dan hukum-hukum.” Ulangan 5 : 31.
Dan cara yang pasti untuk memilih ketentuan-ketentuan moral yang terpenting ini dari antara segala perkara yang berhubungan dengan upacara-upacara korban dan upacara-upacara resmi itu, ialah pergi kepada kitab Ulangan. Kitab ini berisikan kesimpulan-kesimpulan dari semua hukum-hukum dan syariat-syariat yang Musa bicarakan kepada Israel kuno yang lalu, yaitu kata-katanya yang terakhir.
Kita akan mulai dengan ramalannya dari hal keadaan situasi kita sendiri, dari hal pengembaraan kita di tanah bangsa-bangsa Kapir, seperti halnya pada hari ini, kenyataan yang pasti bahwa di dalam nasehat-nasehat tulisan Musa itu kita pun ada termasuk di dalamnya.
Ulangan 4 : 26 – 31 “Aku memanggil langit dan bumi untuk menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini, bahwa kamu akan segera binasa selengkapnya di tanah yang kamu tujui menyeberangi sungai Yordan untuk mempusakainya; tiada akan lanjut umurmu di dalamnya, melainkan kamu akan dibinasakan selengkapnya. Maka Tuhan akan mencerai-beraikan kamu di antara segala bangsa, dan dari kamu akan tertinggal sejumlah kecil saja di antara orang-orang kapir, di mana Tuhan akan memimpin kamu. Maka di sana kamu akan berbakti kepada dewa-dewa, yaitu perbuatan tangan-tangan manusia, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat, atau mendengar, atau makan, ataupun mencium. Tetapi jika dari sana kamu hendak mencari Tuhan Allahmu, maka kamu akan menemukan Dia, yaitu jika kamu mencari-Nya dengan sebulat-bulat hatimu dan dengan sebulat-bulat jiwamu. Bilamana kamu berada dalam kepicikan, dan segala perkara ini sudah datang atas kamu, yaitu di akhir zaman, jika kamu berbalik kepada Tuhan Allahmu, lalu hendak mematuhi suara-Nya; (karena Tuhan Allahmu adalah suatu Allah yang berkemurahan;) maka Ia tidak akan meninggalkan kamu, ataupun membinasakan kamu, ataupun melupakan perjanjian semua nenek moyangmu yang telah diucapkan-Nya kepada mereka itu dengan memakai sumpah.”
Di sini Musa meramalkan dari hal pecahnya kerajaan yang diharapkan pada waktu itu, dan tercerai berainya bangsa Israel ke seluruh bangsa-bangsa, yaitu
suatu situasi keadaan yang tepat di mana kita berada sekarang. Ia juga meramalkan di sini tentang masa kepicikan kita di akhir zaman, di masa kita sekarang, yaitu masa di mana kita sebagai orang-orang Kristen akan mendapatkan diri kita sebagai pelarian-pelarian dan orang-orang berdosa di antara segala bangsa, masa di mana kita dikunjungi oleh Ilham dan kita dinasehati untuk ‘kembali kepada Tuhan’, untuk ‘mematuhi suara-Nya.’ Maka jika kita patuh, Ia akan mendengar doa kita dan menyelamatkan kita.
Oleh sebab itu, kita hendaklah, sekarang memperhatikan suara-Nya, dan apapun yang diperintahkan-Nya kita harus lakukan jika kita mengharapkan berkat-berkat-Nya turun ke atas kita.
Ingatlah kita dahulu kehilangan Kerajaan karena kelalaian mematuhi perintah-perintah dan syariat-syariat-Nya, maka adalah pasti bahwa Ia tidak akan membawa kembali kita ke dalam kerajaan itu selama kita masih tetap lalai mematuhi suara-Nya. Dan di sinilah Suara itu yang berdengung pada telinga kita pada hari ini dengan sekeras-kerasnya sama seperti bunyi dengungannya pada telinga mereka itu di masa Musa dahulu :
Ulangan 5 : 11 – 21 “Janganlah kamu menyebutkan nama Tuhan Allahmu dengan sia-sia : karena Tuhan tidak akan membebaskan daripada salah orang yang menyebutkan nama-Nya dengan sia-sia. Peliharakanlah hari Sabat itu dan sucikanlah dia sesuai dengan yang diperintahkan Tuhan Allahmu kepadamu. Enam hari lamanya hendaklah kamu bekerja, dan melakukan segala pekerjaanmu : tetapi hari yang ketujuh itu adalah Sabat dari Tuhan Allahmu : dalam hari itu janganlah kamu melakukan pekerjaan apapun, baik kamu, ataupun anakmu laki-laki, ataupun anakmu perempuan, ataupun hambamu laki-laki, ataupun hambamu perempuan, ataupun lembumu, ataupun keledaimu, ataupun salah seekor ternakmu, ataupun orang asing yang berada di dalam pintu gerbangmu; supaya hamba-hambamu laki-laki dan perempuan dapat juga berhenti istirahat seperti kamu. Dan ingatlah bahwa kamu pernah menjadi hamba di negeri Mesir, dan bahwa Tuhan Allah telah menghantarkan keluar kamu dari sana oleh perantaraan suatu tangan yang berkuasa dan oleh perantaraan suatu lengan yang direntangkan : sebab itu Tuhan Allahmu memerintahkan kepadamu untuk memeliharakan hari Sabat itu. Berilah hormat akan bapamu dan akan ibumu, seperti yang diperintahkan Tuhan Allahmu kepadamu,
supaya segala hari umurmu dapat diperpanjang, dan supaya ia itu dapat berjalan dengan baik bagimu di dalam negeri yang akan diberikan Tuhan Allahmu kepadamu. Janganlah kamu membunuh. Janganlah kamu berzinah. Janganlah kamu mencuri. Janganlah kamu menjadi saksi yang palsu melawan sesamamu. Janganlah kamu ingin akan isteri milik sesamamu, jangan kamu ingin akan rumah milik sesamamu, atau akan tanahnya, atau akan hambanya laki-laki, atau akan hambanya perempuan, atau akan lembunya, atau akan keledainya, atau akan apa saja kepunyaan sesamamu.”
Ulangan 6 : 5, 8 “Dan hendaklah kamu mengasihi akan Tuhan Allahmu dengan sebulat-bulat hatimu, dan dengan sebulat-bulat jiwamu, dan dengan seluruh kuat kuasamu ..... Dan hendaklah kamu mengikat semuanya itu menjadi suatu tanda pada tanganmu, dan hendaklah semua itu bagimu menjadi lambang di antara kedua belah matamu.”
Ulangan 7 : 6, 12, 15 “Karena kamu adalah suatu bangsa yang suci bagi Tuhan Allahmu : Tuhan Allahmu telah memilih kamu menjadi suatu umat istimewa bagi diri-Nya melebihi segala bangsa yang terdapat di atas permukaan bumi ..... Oleh sebab itu akan jadi kelak, bahwa jikalau kamu mematuhi segala hukum ini, dan memeliharakannya, dan melakukannya, maka Tuhan Allahmu akan meneguhkan bagimu perjanjian dan kemurahan yang telah dijanjikan-Nya kepada nenek moyangmu dengan memakai sumpah : ..... maka Tuhan akan menyingkirkan daripadamu segala penyakit, dan menjauhkan daripadamu segala bela penyakit di Mesir, yang sudah kamu ketahui itu, tetapi semua itu akan ditimpakan-Nya ke atas segala orang yang membenci akan kamu.”
Menurut ayat-ayat ini kebanyakan dari penyakit-penyakit kita adalah disebabkan oleh tidak menurut. Dan dari kenyataan, bahwa adanya terdapat sekian banyak penyakit dalam sejarah kita sekarang ini membuktikan dengan sendirinya, bahwa dunia sedang memungut sepenuhnya hasil tuaian dari pelanggarannya. Dan lagi, makin lama kita terus dalam dosa-dosa kita makin berbahaya kelak keadaan kita.
Ulangan 10 : 12, 13, 19, 20 “Maka sekarang, hai Israel, apakah yang
dituntut Tuhan Allahmu darimu, kalau bukan supaya takut akan Tuhan Allahmu, supaya berjalan dalam segala jalan-Nya, dan supaya kamu mengasihi Dia, dan supaya kamu berbakti kepada Tuhan Allahmu dengan sebulat-bulat hatimu dan dengan sebulat-bulat jiwamu, supaya kamu memeliharakan segala perintah Tuhan, dan semua syariat-syariat-Nya, yang ku perintahkan kepadamu pada hari ini bagi kebaikanmu? ….. Sebab itu kasihilah orang asing, karena dahulu kamupun adalah orang-orang asing di negeri Mesir. Hendaklah kamu takut akan Tuhan Allahmu; dan berbuat bakti kepada-Nya, dan kepada-Nyalah kamu harus bergantung, dan bersumpah demi nama-Nya.”
Ulangan 11 : 26 – 28 “Tengoklah, pada hari ini juga aku menghadapkan kepadamu suatu berkat atau suatu kutuk; suatu berkat, jika kamu mematuhi segala perintah Tuhan Allahmu, yang ku pesankan kepadamu pada hari ini : dan suatu kutuk, jikalau kamu menolak mematuhi perintah-perintah Tuhan Allahmu, dan kamu berpaling dari jalan yang ku pesankan kepadamu pada hari ini, untuk mengikuti dewa-dewa yang lain yang tidak kamu kenal.”
Ulangan 12 : 32 “Apapun perkara yang ku pesankan kepadamu itu, perhatikanlah supaya kamu melakukannya : janganlah ia itu kamu tambahi atau kurangi.”
Ulangan 14 : 3 “Janganlah kamu makan sesuatu barang yang keji.”
Ulangan 18 : 10 – 12 “Janganlah didapati di antara kamu seseorang yang menyuruh anaknya laki-laki atau anaknya perempuan berjalan melewati api, atau yang menggunakan ilmu tenung, atau seorang peramal waktu, atau seorang pemikat hati, atau seorang tukang sihir, atau seorang perayu, atau seorang penasehat dengan roh-roh yang terkenal, atau seorang ahli sihir, atau seorang ahli nujum dengan bantuan arwah-arwah. Karena semua orang yang melakukan segala perkara ini adalah suatu kekejian bagi Tuhan, maka karena sebab segala kekejian ini Tuhan Allahmu menghalaukan mereka itu jauh dari hadapanmu.”
Ulangan 22 : 5 – 11 “Orang perempuan janganlah memakai
pakaian laki-laki, dan orang laki-laki janganlah mengenakan pakaian perempuan : karena barangsiapa yang berbuat demikian adalah kekejian bagi Tuhan Allahmu. Jika sebuah sarang burung kebetulan berada di hadapanmu dalam perjalanan baik di atas pohon, ataupun di tanah, apakah mereka adalah anak-anak burung yang kecil, atau telur-telur, dan induknya sedang duduk di atas anak-anaknya, atau di atas telur-telur itu : janganlah kamu mengambil induknya bersama-sama dengan anak-anaknya, melainkan hendaklah kamu melepaskan induknya pergi, lalu mengambil anak-anaknya bagi dirimu, supaya selamatlah kamu dan supaya dapat kamu memperpanjangkan umurmu kelak. Bilamana kamu membangun sebuah rumah yang baru, maka hendaklah kamu memagari atap rumah itu, supaya tidak kamu mendatangkan darah atas rumahmu itu jika sekiranya kelak seseorang akan jatuh dari sana. Janganlah kamu menaburi kebun anggurmu dengan bermacam-macam benih : supaya jangan hasil dari benih yang kau taburi itu, dan hasil dari kebun anggurmu itu, menjadi rusak. Janganlah kamu membajak dengan menggunakan lembu berpasangan dengan keledai bersama-sama. Janganlah kamu memakai baju yang berlain-lainan jenis benangnya, misalnya dari wol dan benang kapas bersama-sama.”
Dalam daftar perintah-perintah dan syariat-syariat yang tertentu ini, anda dapat melihat bahwa Allah sangat memperhatikan terhadap apa yang dipakai oleh umat-Nya dan apa yang dimakan mereka. Ia mengharapkan mereka supaya mereka menyayangi binatang-binatang. Ia menghendaki mereka supaya berhati-hati tidak membiarkan orang-orang yang tak sadar jatuh ke dalam perangkap, atau membiarkan orang-orang lain kesakitan oleh cara apapun juga. Kemudian juga, bahwa umat Allah harus berkebun sesuai dengan hikmat pengetahuan-Nya jika mereka mau memperoleh berkat-berkat-Nya bagi usaha mereka, dan jika mereka mau memperoleh kesehatan dari makanan yang dimakannya.
Ulangan 23 : 19 – 23 “Janganlah kamu memberi pinjaman kepada saudaramu dengan memungut bunga; baik bunga uang, baik bunga yang berbentuk makanan, ataupun bunga dari setiap perkara yang berupa pinjaman dengan bunga: kepada orang asing kamu boleh memberi pinjaman dengan bunga, tetapi kepada saudaramu janganlah kamu memberi pinjaman dengan bunga: supaya Tuhan Allahmu dapat memberkahi kamu dalam segala perkara usaha tanganmu di dalam negeri
ke mana kamu pergi untuk mempusakainya.
“Apabila kamu hendak bernazarkan suatu janji kepada Tuhan Allahmu, maka janganlah kamu lalai membayarkannya; karena Tuhan Allahmu pasti akan memintakannya daripadamu; maka ia itu akan menjadi dosa di dalam kamu. Tetapi jikalau kamu hendak bertahan untuk tidak bernazar, maka ia itu tidak akan menjadi dosa di dalam kamu. Apa yang telah keluar dari mulutmu hendaklah kamu pegang dan laksanakan; sama halnya dengan suatu persembahan sukarela yang sudah kamu nazarkan kepada Tuhan Allahmu, yang sudah kamu janjikan dengan mulutmu, hendaklah kamu pegang dan laksanakan.”
Ulangan 24 : 6, 10 – 15 “Janganlah orang mengambil batu kilangan yang atas ataupun yang bawah untuk jaminan : karena yang sedemikian itu ia mengambil nyawa orang untuk jaminan. .....
“Apabila kamu meminjamkan sesuatu kepada saudaramu, maka janganlah kamu masuk ke dalam rumahnya untuk mengambil barang jaminan daripadanya. Hendaklah kamu berdiri di luar, dan orang itu kepada siapa kamu telah meminjamkan akan membawa keluar barang jaminan itu kepadamu. Dan jikalau orang itu miskin keadaannya, maka janganlah kamu tidur bersama-sama dengan barang jaminannya : melainkan bagaimanapun juga hendaklah kamu kembalikan kepadanya barang jaminan itu setelah masuk matahari, supaya ia dapat tidur dalam pakaiannya sendiri, dan diberkatinya akan dikau : maka ia itu akan merupakan kebenaran bagimu di hadapan Tuhan Allahmu. Janganlah kamu menindas seseorang hamba upahan yang miskin dan berkekurangan, apakah ia itu berasal dari saudara-saudaramu ataupun ia berasal dari orang-orang asing yang berada di dalam negerimu di dalam pintu-pintu gerbangmu : pada hari ini hendaklah kamu memberikan kepadanya upahnya sebelum masuk matahari; karena ia adalah miskin, dan ia menaruh harap akan upahnya itu : supaya jangan ia berseru kepada Tuhan melawan kamu, dan ia itu akan menjadi dosa bagimu.”
Umat Allah di sini dianjurkan supaya jangan menggadaikan kekayaan mereka ataupun peralatan-peralatan kerja mereka (jangan menggadaikan “bagian atas atau bagian bawah batu kilangan”) dengan mana mereka mencari nafkah. Dan janganlah mereka menagih dengan setepatnya
terhadap saudara-saudara mereka yang miskin. Janganlah mereka melaksanakan penagihan dengan paksaan, dan janganlah mereka menunda-nunda pembayaran upah kepada orang miskin.
Ulangan 25 : 4, 13 – 16 “Janganlah kamu memberangus mulut lembu yang sedang mengirik biji-bijian ..... Janganlah ada dalam pundi-pundimu dua macam batu timbangan, yang besar dan yang kecil. Janganlah kamu memiliki di dalam rumahmu bermacam-macam alat ukur, yang besar dan yang kecil. Melainkan hendaklah kamu memiliki suatu batu timbangan yang sempurna dan benar, suatu ukuran yang sempurna dan benar harus kamu miliki : supaya segala hari umurmu dapat diperpanjang di dalam negeri yang akan dikaruniakan Tuhan Allahmu kepadamu. Karena semua orang yang melakukan perkara-perkara yang sedemikian ini, dan semua orang yang berbuat tidak benar, adalah suatu kekejian bagi Tuhan Allahmu.”
Ulangan 27 : 17, 21, 24, 26 “Kutuklah orang yang menggeserkan batas tanah sesamanya. Maka segenap orang banyak akan mengatakan, Amin. ..... terkutuklah orang yang tidur dengan setiap jenis binatang. Maka segenap orang banyak akan mengatakan, Amin .....terkutuklah orang yang membunuh sesamanya dengan sembunyi-sembunyi. Maka segenap orang banyak akan mengatakan, Amin. ….. terkutuklah orang yang tiada membenarkan segala perkataan Torat ini untuk melakukannya. Maka seluruh orang banyak akan mengatakan, Amin.”
Ulangan 28 : 1 – 4, 6, 15, 22, 27, 35 “Maka akan jadi kelak, bahwa jikalau kamu hendak mematuhi dengan rajin akan suara Tuhan Allahmu, menurut dan melaksanakan semua perintah-Nya yang ku pesankan kepadamu pada hari ini, bahwa kamu akan diangkat tinggi oleh Tuhan Allahmu melebihi segala bangsa yang di bumi: maka segala berkat ini akan datang kelak atas kamu, dan ia itu akan sampai kepadamu, jikalau kamu hendak mematuhi akan suara Tuhan Allahmu. Diberkatilah kelak kamu di dalam negeri, dan Diberkatilah kelak kamu di ladang. Diberkatilah kelak buah kandunganmu, dan hasil dari tanahmu, dan hasil dari ternakmu, kandungan lembumu, dan kawanan dombamu.
Diberkatilah kamu kelak apabila kamu masuk, dan Diberkatilah kamu kelak apabila kamu keluar …..
“Tetapi akan jadi kelak, jikalau tiada kamu mau mematuhi akan suara Tuhan Allahmu, untuk mematuhi melaksanakan segala perintah-Nya dan segala syariat-Nya yang ku pesankan kepadamu pada hari ini; bahwa segala kutuk ini akan datang menimpa kamu, dan sampai kepadamu : Terkutuklah kelak kamu di dalam negeri, dan terkutuklah kelak kamu di padang. Terkutuklah kelak bakulmu dan simpananmu. Terkutuklah kelak buah kandunganmu, dan hasil tanahmu, dan kandungan lembumu, dan kawanan dombamu. Terkutuklah kelak kamu apabila kamu masuk, dan terkutuklah kelak kamu apabila kamu keluar. Tuhan akan mendatangkan atas kamu kutuk, kekesalan hati, dan keresahan dalam segala usaha yang kamu kerjakan sampai engkau punah dan sampai engkau binasa dengan segeranya; karena jahat segala perbuatanmu, dengan mana kamu telah meninggalkan Daku. Tuhan akan mendatangkan penyakit sampar melekat kepadamu, sampai dihapuskan-Nya kamu dari negeri itu, kemana kamu pergi untuk mempusakainya. Tuhan akan memalu kamu dengan suatu batuk kering, dan dengan demam panas, dan dengan peradangan, dan dengan luka bakar yang hebat, dan dengan pedang, dan dengan hama dan dengan penyakit jamur; maka semua itu akan mengikutimu sampai binasalah kamu. ….. Tuhan hendak memalu kamu dengan penyakit puru Mesir, dan dengan borok, dan dengan borok dan kudis, dari mana kamu tidak akan lagi sembuh. ..... Tuhan akan memalumu pada lutut-lutut kaki, dan pada betis dengan bisul-bisul yang parah yang tak dapat lagi disembuhkan, mulai dari alas kakimu sampai ke puncak kepalamu.”
Semua ayat ini tidak lagi memerlukan penjelasan. Semua persyaratan sudah cukup jelas bagi semua orang.
Ulangan 30 : 15 “Bahwa sesungguhnya, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini
kehidupan dan kebajikan, atau kematian dan kejahatan.”
1 Yohanes 1 : 4 – 6 “”Maka segala perkara ini kami tuliskan kepadamu supaya sukacitamu dapat menjadi sempurna. Maka inilah berita yang sudah kami dengar dari hal Dia, maka kami sampaikan kepadamu, bahwa Allah ialah terang, maka di dalam Dia sama sekali tidak terdapat kegelapan. Jika kita mengatakan bahwa kita telah bersekutu dengan Dia, lalu berjalan dalam kegelapan, maka kita berdusta dan tidak melaksanakan kebenaran itu.”
Yakobus 2 : 19, 20 “Engkau percaya bahwa terdapat ada satu Allah; itu benar: segala iblis pun percaya dan gementar. Tetapi maukah engkau mengetahui, hai manusia yang sia-sia, bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati?”
Kepatuhanmu terhadap “semua perintah, dan syariat-syariat, dan hukum-hukum” dari hukum moral Musa itu, sebagai anda saksikan, adalah merupakan kenyataanmu bahwa anda telah dilahirkan kembali, bahwa anda telah diisi dengan kuasa dari atas, sehingga anda telah mampu untuk memilih yang baik dan menolak yang jahat, sehingga anda adalah anak-anak Allah. Maka mematuhi perintah-perintah dan syariat-syariat dalam Tuhan, adalah terang dan pelindung hidupmu. Itu adalah tanda alamat lahiriah bahwa oleh kehidupan Kristus anda telah dapat mengalahkan Musuh dari jiwa dan tubuhmu. Oleh sebab itu, cara ibadah yang sedemikian ini, adalah benar-benar Kebenaran oleh iman yang mendatangkan kebenaran Kristus di dalam umat Allah. Marilah kita sekarang dengan telinga yang terbuka lebar mendengar bunyi lonceng dari teriakan orang yang mengatakan :
Yesaya 52 : 1, 7 “Jagalah, jagalah; kenakanlah kuatmu, hai Sion; kenakanlah pakaian-pakaian perhiasanmu, hai Yerusalem, kota suci : karena tiada lagi akan masuk ke dalammu barang seorang tak bersunat atau yang najis ….. Betapa indahnya di atas gunung-gunung kaki orang yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan damai; yang membawakan kabar-kabar dari hal yang baik, yang memberitakan keselamatan; yang mengatakan kepada
Sion, bahwa Allahmu memerintah!”
Nahum 1 : 15 “Tengoklah di atas gunung-gunung kaki orang yang membawakan kabar-kabar baik, yang Memberitakan damai! Hai Yehuda, rayakanlah pesta-pesta perayaanmu, sampaikanlah segala nazarmu; karena Orang Jahat tidak akan lagi menyerang kamu; ia telah Dilenyapkan sama sekali.”
Di sini kata-kata nubuatan Firman Allah menyatakan dengan jelas baik oleh nabi Yesaya maupun oleh nabi Nahum bahwa apabila kita menyaksikan kabar-kabar baik ini diberitakan oleh orang yang kaki-kakinya terlihat di atas gunung-gunung (dan ini kini sedang berjalan untuk pertama kalinya semenjak kedua nabi, itu menuliskannya), maka itu akan merupakan suatu pertanda bahwa orang jahat, yaitu para pendurhaka terhadap undang-undang Musa, tak lama lagi akan dilenyapkan dari antara umat Allah.
Dan kini, karena anda telah memperoleh kesempatan untuk mendengarkan semua perkara ini, maka “berbahagialah anda, jika anda melakukannya”, demikian firman Tuhan. Ayub 13 : 17.
__ GAMBAR __
Sebagai kesimpulan dari penyelidikan kita ini, saya ingin mengajak anda memandang kepada gambar di atas ini dengan sungguh-sungguh. Pandanglah pada gambar itu, ingatlah selalu di dalam ingatanmu. Dan pelajarilah kembali pada waktu-waktu senggangmu. Yakinilah akan kebenaran yang sudah ku coba menyajikan kepadamu, karena itu adalah hidupmu, kemakmuranmu, kesehatan dan kebahagiaanmu, dan hidup kekalmu.
--- o 0 o ---
Buku kecil ini, diberikan dengan cuma-cuma, tanpa bayar. Selidikilah dan simpanlah dalam perpustakaan anda, karena waktunya sudah dekat apabila anda akan sangat bersyukur bahwa anda telah menghargainya.
--- o 0 o ---
SEBUAH HADIAH UNTUKMU
Apakah anda tertarik untuk mempelajari lebih jauh ke dalam kebenaran-kebenaran penting yang adalah satu-satunya diperlukan yang telah dibahas di sini dalam daun-daun musim gugur ini? Seandainya demikian, anda diundang untuk dikirimi traktat yang terdaftar di bawah ini. Semuanya ini dikirimkan sebagai suatu pelayanan Kristiani tanpa bayar atau uang, terkecuali kewajiban moral itu sendiri untuk menyelidiki segala perkara dan memegang mana yang baik.
Daftar Buku-Buku
Traktat 1 Pendahuluan -- “Jam Kesebelas” Extra (Yeheskiel 9)
Traktat 2 Paradoks Besar (Zakaria 6)
Traktat 3 Pehukuman dan Penuaian
Traktat 4 Berita-berita Terakhir Bagi Ibu (Hosea 1, 2)
Traktat 5 Amaran Terakhir (7 Terompet)
Traktat 6 Mengapa Binasa (Yesaya 7; Zakaria4)
Traktat 7 Pertentangan Besar Mengenai Tongkat Gembala
Traktat 8 Gunung Sion Pada Jam Sebelas
Traktat 9 Tengok, Aku Jadikan Segala Perkara Baru
Traktat 12 Dunia Kemarin, Hari Ini, Esok
Traktat 14 Kabar-kabar Perang Meramalkan
Traktat 15 Kepada Tujuh Sidang (Pemecahan 7 Meterai)
Tongkat Gembala Jilid 1, Edisi Saku
* * *
.