.
Renungan Untuk Berdoa
PARA PENABUR BENIH
Saya akan membaca dari buku Christ’s Object Lessons dimulai pada halaman 57.
“Para penabur benih mempunyai suatu tugas untuk dilaksanakan dalam mempersiapkan hati untuk menerima Injil. Dalam pelayanan firman terdapat terlalu banyak pemberian khotbah, dan terlalu sedikit pekerjaan dari hati ke hati yang nyata. ..... Dengan begitu para penabur wajib melaksanakan sesuatu supaya benih-benih itu tidak dirusak oleh duri atau binasa karena dangkalnya tanah ..... setiap orang percaya .....hendaknya diajarkan supaya ia tidak saja diselamatkan oleh pengorbanan Kristus, melainkan juga supaya ia akan membuat kehidupan Kristus itu menjadi kehidupannya sendiri dan tabiat Kristus menjadi tabiatnya sendiri. Hendaklah semua orang diajarkan bahwa mereka harus memikul berbagai beban dan harus menyangkal kecenderungan-kecenderungan badani. Hendaklah mereka mempelajari akan berkat dari bekerja bagi Kristus, mengikuti Dia dalam penyangkalan diri, dan tabah mengalami kesusahan sebagai prajurit-prajurit. Hendaklah mereka belajar percaya kepada kasih-Nya dan menyerahkan kepada-Nya segala persoalan mereka. Hendaklah mereka merasakan kegembiraan memenangkan jiwa-jiwa bagi-Nya. Dalam kasih mereka dan perhatian mereka bagi orang-orang yang hilang, mereka tidak akan melihat pada dirinya sendiri. Semua kesenangan dunia akan kehilangan kuasanya untuk menarik dan beban-bebannya akan mengecewakan..... ”
Kita akan berdoa supaya kita dapat menyadari bahwa kita tidak selamat hanya oleh pengorbanan Kristus melainkan bahwa kita akan berjuang untuk menjadi seperti Dia dalam kehidupan dan tabiat, dan sebagaimana kepentingan kita terus bertumbuh bagi keselamatan orang lain, maka kehidupan kita sendiri akan disegarkan; bahwa kita akan berbuat lebih banyak pekerjaan dari hati ke hati; bahwa kita memikul beban-beban hidup dan menyangkal kecenderungan alamiah kita. Dengan demikian kelak segala kepelesiran dunia akan hilang kekuatannya untuk menarik, dan segala bebannya akan hilang kuasanya untuk mengecilkan hati kita.
Copyright, 1948
Hak Cipta Dijamin
V. T. HOUTEFF
MELAKSANAKAN SEMUA PERINTAH, HATI BATU DAN PIKIRAN DAGING
Khotbah V. T. Houteff
Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh
Sabat, 17 Januari 1948
Chapel Mount Carmel,
Waco, Texas
Naskah dari Firman bagi kita hari ini terdapat dalam Wahyu 22 : 14, 15.
Wahyu 22 : 14, 15 “Berbahagialah mereka yang melaksanakan perintah-perintah-Nya, sehingga mereka itu berhak akan pohon alhayat, dan mereka boleh masuk terus melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. Karena di luar terdapat anjing-anjing, dan segala ahli sihir, dan orang-orang berzinah, dan para pembunuh, dan orang-orang penyembah berhala, dan siapa saja yang cinta akan dusta.”
Di sini kita saksikan bahwa hanya orang-orang yang melaksanakan perintah-perintah-Nya akan memperoleh hak untuk masuk ke Kota itu. Apabila pekerjaan penyelamatan diselesaikan dan semua umat telah berhimpun pulang, maka seperti biasanya mereka akan memeliharakan perintah-perintah Allah, sama seperti halnya mereka kini dengan biasa melanggarnya. Dosa tidak akan pernah dapat dihapuskan sementara hukum itu masih dilanggar, karena pelanggaran terhadap hukum adalah dosa. (1 Yohanes 3 : 3, 4). Anda saksikan, bahwa perintah-perintah Allah, adalah kekal, dan hanya apabila orang-orang Kristen memulai suatu kehidupan yang mana Firman Allah itu menjadi penasehatnya, maka mereka akan menemukan diri mereka hidup di atas hukum; dengan demikian mereka akan bebas dari pelanggaran hukum.
Akhirnya, jika perintah-perintah Allah itu adalah kekal, maka semua itu harus selalu ada. Hari Sabat yang telah diciptakan dan disucikan dalam minggu kejadian dunia itu, sebelum datang dosa, adalah terdapat di dalam perintah-perintah itu. Dan, juga, Adam tentunya tidak dapat berdosa jika perintah yang berbunyi, “Jangan ada padamu allah-allah yang lain di hadapan hadirat-Ku”, tidak terdapat pada waktu itu.
Roma 7 : 7 “Apakah yang akan kita katakan sekarang? Apakah Hukum Torat itu dosa? Sekali-kali tidak. Aku tidak mengenal dosa, tetapi melalui Hukum Torat itu : karena tiada aku tahu akan hal zina, terkecuali Hukum Torat yang telah mengatakan, Janganlah kamu ingin.”
Anda saksikan, pernyataan ilham dari rasul Paulus menempatkan sepuluh perintah itu, dalam kerangka terpenting dari Injil. Ia menegaskan, bahwa tanpa adanya perintah-perintah itu, maka para pengikut Injil tidak akan mengetahui apa artinya dosa.
Roma 7 : 8 – 10 “Tetapi dalam perintah itu dosa mengambil kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku berbagai keinginan. Karena tanpa adanya Hukum Torat dosa telah mati. Karena dahulu aku hidup tanpa Hukum Torat : tetapi apabila perintah itu datang, dosa mulai hidup, dan aku mati; dan perintah, yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian.”
Di sini kita saksikan bahwa Hukum Torat itu tidak menyelamatkan melainkan Ia mempersalahkan; bahwa tanpa adanya Hukum Torat tidak mungkin ada dosa. Hukum Torat itu tidak menyelamatkan Adam dan Hawa, melainkan Ia mengadili mereka sebagai tidak pantas mereka memiliki tempat tinggal di Eden dan berhak kepada Pohon Alhayat itu. Ia kenyataannya, menghukum mati mereka berdua. Hukum adalah hanya merupakan guru kebenaran. Hanya itu. Ia itu bukan seorang Juruselamat.
Roma 7 : 12 – 14 “Oleh sebab itu Hukum Torat itu adalah suci dan perintah itupun suci, adil, dan baik. Jika demikian
adakah yang baik itu membawakan kematian bagiku? Dijauhkan Allah kiranya. Melainkan dosa, supaya ia itu dapat nyata terlihat dosa, yang melakukan kematian dalam diriku oleh apa yang baik itu; supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa. Sebab kita tahu bahwa Hukum Torat adalah rohani : tetapi aku adalah daging, terjual ke bawah dosa.”
Orang-orang yang mematuhi semua hukum negara berpikir, bahwa semua itu adalah suatu lambang kemerdekaan yang terbaik, tetapi orang-orang yang senang dalam dosa semua hukum itu bagi mereka merupakan kutukan. Setiap pembunuh yang dihukum mati oleh undang-undang, umumnya tidak senang terhadap undang-undang yang menghukumnya, ataupun orang yang menjalankan hukuman matinya. Kalau saja orang yang sedemikian ini mempunyai caranya sendiri, ia sudah akan menghapuskan undang-undang itu. Juga, semua kejahatan akan melenyapkan Hukum Allah, karena hukum-Nya adalah rohani, dan mereka adalah badani, terjual di bawah kuasa dosa.
Apakah yang akan terjadi sekiranya tidak ada hukum di dalam Kerajaan Allah, tidak ada hukum menentang pembunuhan dan pencurian, atau menentang irihati dan sangka-sangka jahat? Siapakah yang rindu tinggal di dalam Kerajaan itu walau hanya untuk sesaat? Jika kiranya demikian halnya, maka tentu kita akan lebih baik tinggal di dalam kerajaan-kerajaan dunia ini.
Lagi pula, Kedua Log Batu itu, bukan saja merupakan suatu peraturan moral, melainkan juga peraturan phisik, karena dosa melawan Hukum Torat meliputi juga keturunan-keturunannya. Ia itu membalas segala kejahatan “dari segala bapa kepada anak-anaknya sampai kepada gilir yang ketiga dan keempat pun.” Keluaran 20 : 5.
Kemudian, juga, setiap keturunan dari Adam secara alamiah lahir dalam dosa, adalah cenderung untuk berbuat dosa :
Roma 7 : 15 “Karena apa yang ku lakukan itu tidak ku kehendaki : karena apa yang ku kehendaki, itu tidak ku lakukan; melainkan apa yang kubenci itulah yang ku lakukan.”
Demikian inilah yang merupakan nasib manusia, manusia daging membenci hukum Allah, karena Ia itu bertentangan dengan kemauannya.
Roma 7 : 16 “Maka jikalau aku perbuat apa yang tidak aku sukai, aku menyetujui bahwa Torat itu baik adanya.”
Jika seseorang menjauhkan diri dari mencuri, ia menyetujui bahwa Hukum Torat itu baik adanya dan tepat, sungguh pun secara alamiah ia mungkin sekali suka mencuri.
Roma 7 : 17 – 23 “Maka sekarang bukan lagi aku yang melakukannya, melainkan dosa yang tinggal di dalam diriku itu. Karena aku mengetahui bahwa di dalam diriku (artinya, di dalam dagingku), tiada tinggal sesuatu yang baik : karena kemauan ada padaku; tetapi bagaimanakah untuk melaksanakan apa yang baik itu tidak kutemukan. Karena yang baik yang aku gemar itu tiada aku perbuat : tetapi yang jahat yang tiada aku gemar itulah, yang kuperbuat. Sekarang jika aku perbuat barang yang tiada kugemari, maka bukan lagi aku ini yang melakukannya, melainkan dosa yang tinggal di dalamku. Kemudian aku menemukan suatu hukum, bahwa, apabila aku ingin berbuat yang baik, maka jahat itu sudah hadir di sampingku. Karena aku suka akan Hukum Allah menurut batin manusia : tetapi aku melihat suatu hukum yang lain di dalam para anggotaku, yang berperang melawan hukum dari pikiranku, lalu menghantarkan daku ke dalam tawanan di bawah hukum dosa itu yang terdapat di dalam para anggotaku.”
Di sini, anda saksikan, bahwa kita dilahirkan dengan hukum dosa yang ada di dalam kita, dan bahwa adalah mutlak perlu bagi Hukum Allah untuk menahan kita dari berbuat dosa.
Roma 7 : 24, 25 “Oh celakalah aku ini! Siapakah yang akan melepaskan daku dari tubuh maut ini? Aku mengucap syukur kepada Allah oleh perantaraan Yesus Kristus Tuhan kita. Maka dengan begitu dengan pikiranku aku sendiri melayani Hukum Allah; tetapi dengan daging aku tunduk ke bawah hukum dosa.”
Benar, Allah dan Hukum Torat-Nya berada dalam pikiran kita, yang kita peroleh dengan jalan mempelajari Firman Allah
adalah satu-satunya harapan kita bagi kemenangan atas hukum dosa dan daging.
Roma 8 : 1 “Oleh sebab itu sekarang tidak ada lagi tuduhan terhadap mereka yang berada dalam Yesus Kristus, yang tidak berjalan mengikuti kehendak daging, melainkan mengikuti kehendak Roh.”
Pada saat kita menerima Kristus sebagai Juruselamat kita, maka semua pelanggaran kita melawan Hukum Torat dihapuskan, dan telah dibayar lunas oleh kematian Kristus. Sekiranya tidak demikian halnya maka kita sendiri harus membayar sanksi hukuman mati itu, dari mana tidak akan ada lagi kebangkitan kepada hidup yang kekal.
Roma 8 : 2 “Karena hukum daripada Roh yang mengaruniakan hidup dalam Kristus Yesus telah memerdekakan aku dari hukum dosa dan kematian.”
Di sini rasul itu memperkenalkan suatu hukum yang lain, yaitu hukum Roh yang memberikan hidup -- keseluruhannya ada tiga hukum : (1) hukum dari sepuluh perintah, (2) hukum dari daging, (3) hukum Roh yang mengaruniakan hidup. Tetapi hendaklah kita ingat, bahwa hukum yang ketiga ini, terdapat di dalam Kristus, dan ia itu memerdekakan kita dari hukum dosa dan kematian hanya jika kita berada di dalam Dia.
Roma 8 : 3 – 11 “Karena apa yang tak dapat diperbuat oleh hukum Torat, sebab lemah oleh karena tabiat daging, maka Allah mengirimkan Anak-Nya sendiri dalam kesamaan daging yang penuh dosa, dan karena dosa, dengan menjatuhkan hukuman ke atas dosa dalam daging : supaya kebenaran dari hukum itu dapat dipenuhi dalam kita, yang berjalan tidak menurut kehendak daging, melainkan menurut kehendak Roh. Karena mereka yang mengikuti kehendak daging memikirkan segala perkara dari daging; tetapi mereka yang mengikuti kehendak Roh memikirkan segala perkara Rohani. Karena pikiran tabiat duniawi itu adalah maut; tetapi memikirkan hal rohani itu adalah hidup dan perdamaian.
“Karena pikiran daging adalah musuh melawan
Allah : karena ia itu tidak tunduk kepada Hukum Allah, sungguh tidak mungkin ditundukkan. Dengan demikian mereka yang berada dalam tabiat daging tidak dapat berkenan kepada Allah. Tetapi kamu ini bukan di dalam tabiat daging, melainkan di dalam Roh, yaitu jikalau Roh Allah ada berdiam di dalam dirimu. Sekarang jikalau barangsiapa tiada memiliki Roh Kristus, maka ia bukanlah kepunyaan Kristus. Dan jika Kristus berada dalam kamu, maka tubuh itu mati karena dosa; tetapi Roh itu hidup karena kebenaran. Tetapi jika Roh-Nya yang membangkitkan Yesus dari mati itu tinggal di dalam kamu, maka Dia yang membangkitkan Kristus dari mati itu akan juga menghidupkan tubuh-tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam di dalam kamu itu.”
Adalah kesempatan kita yang istimewa untuk memiliki Roh yang sama yang terdapat di dalam Kristus itu. Pada kenyataannya, kita harus memiliki Roh itu jika kita hendak berjalan dalam kehidupan yang baru, dan jika kita hendak memiliki bagian dalam kebangkitan orang-orang benar.
Saudara saksikan dari hotbah Paulus itu bahwa untuk menjadi seorang Kristen berarti memperhatikan setiap langkah yang anda tempuh, dan berperang melawan keinginan dagingmu sendiri, kalau tidak anda akan jatuh ke dalam lubang dari mana tidak akan ada kelepasan. Karena itu, orang Kristen, tidak dapat berdosa; kebenarannya dalam Kristus adalah mutlak terjamin, karena Kristus telah membayar sanksi hukumannya untuk dosa-dosa yang lampau. Lagi pula, jika ia secara kebetulan berdosa lagi, maka ia mempunyai seorang Pembela untuk memperjuangkan perkaranya, yaitu Yesus Kristus, kebenaran itu. Demikianlah bahwa sungguhpun seorang benar itu jatuh tujuh kali sehari, ia akan bangkit, dan terus melanjutkan perlombaan sampai pada akhirnya menang.
Tetapi andaikata bahwa anda harus memiliki perjuangan untuk memelihara perintah-perintah Allah di dalam Kerajaan Allah sepanjang zaman kekekalan, haruskah anda berjuang sama seperti perjuangan anda sekarang? Seandainya hukum daging akan tetap tinggal dengan anda selamanya? -- Lalu
bagaimana? Maukah anda kemudian menjadi sama kuatirnya seperti keadaan anda sekarang ini bagi suatu tempat di dalam Kerajaan? Allah memberitahukan kepada kita apa yang harus diharapkan.
Yeremia 31 : 31 – 34 “Tengoklah, hari-hari itu datang, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan membuat sesuatu perjanjian baru dengan isi rumah Israel, dan dengan isi rumah Yehuda, bukan seperti perjanjian yang sudah Ku perbuat dengan nenek moyang mereka itu pada hari Aku memegang tangan mereka untuk menghantarkan mereka itu keluar dari Mesir; yang perjanjian-Ku itu sudah dirombak mereka, walaupun Aku adalah suami bagi mereka itu, demikianlah firman Tuhan : tetapi ini akan merupakan perjanjian yang akan Ku perbuat dengan isi rumah Israel; Kemudian daripada hari-hari itu, demikianlah firman Tuhan, Aku akan menaruh hukum-Ku dalam batin mereka, dan menuliskannya dalam hati mereka; dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tiada lagi mereka itu akan mengajar seorang akan seorang, dan saudara akan saudaranya sambil mengatakan, Kenalilah olehmu akan Tuhan : karena sekalian mereka itu akan mengenal Aku, semenjak dari yang terkecil di antara mereka sampai kepada yang terbesar, demikianlah firman Tuhan : karena Aku hendak mengampuni segala kejahatannya, dan tiada Aku ingat lagi akan segala dosa mereka.”
Di sini adalah suatu janji dari sebuah perjanjian yang baru, suatu perikatan yang baru. Ini bukan sejenis yang Allah perbuat dengan nenek moyang kita pada hari mereka itu keluar dari negeri Mesir, pada hari Ia menuliskan semua perintah-perintah itu pada dua log batu lalu memerintahkan kepada mereka supaya mematuhinya. Melainkan Ia membuat sebuah perjanjian yang baru, suatu perjanjian yang dituliskan pada hati-hati kita yang sesungguhnya. Kemudian setiap orang dengan sendirinya akan mengenal Dia tanpa perlu diajar.
Perhatikanlah, walaupun, Ia tidak membuat suatu hukum yang baru, melainkan suatu perjanjian yang baru, suatu perjanjian untuk memelihara hukum. Perbedaannya adalah daripada Ia menuliskan hukum pada kedua log batu itu, lebih baik Ia akan menuliskannya pada log
hati daging manusia, yaitu tempat mana hukum dosa itu sekarang berada.
Saudara perhatikan, bahwa perjanjian ini akan dibuat dengan isi rumah Israel dan isi rumah Yehuda, yaitu dengan seluruh umat Allah.
Ingatlah, bahwa Injil, tidak mengatakan bahwa kita tak dapat memelihara hukum torat itu sementara ia itu masih tertulis di atas log-log batu, melainkan ia itu menyatakan bahwa kita dapat memeliharakannya, karena barangsiapa yang merombak hukum itu dihukum karena perbuatannya. Oleh karena itu, kita dapat, mematuhi perintah-perintah itu sekarang walaupun hukum itu masih tertulis pada dua log batu. Adalah demi kemudahan maka kebanyakan orang-orang Kristen menginginkan agar hukum torat itu dihapuskan saja, dan sebagian orang membuat keyakinannya sendiri bahwa ia itu telah dihapuskan, walaupun satu-satunya hukum yang sudah dihapuskan itu ialah hukum upacara, hukum upacara-upacara korban, hukum bayangan dari Anak Domba Allah.
Apakah perbedaan hukum yang ditulis pada log batu, dan pada hati kita? -- Pengalaman Nebukadnezar, raja Babilon memberikan jawabannya.
Raja itu telah dipaksa untuk hidup dengan kawanan ternak, dalam suatu kandang atau di padang, maka ia sudah akan melakukan bunuh diri jika mungkin. Tetapi segera setelah Allah mengambil hati manusianya lenyap daripadanya, dan menaruh hati lembu di dalamnya, maka raja itu dengan sangat senang berada bersama-sama dengan kawanan ternak, dan ia sama sekali tidak senang untuk tinggal di dalam istananya.
Apakah hal yang sama telah terjadi pada salah seorang dari kita, kerinduan-kerinduan kita akan sama seperti yang dimiliki oleh raja itu. Dalam perkara yang sama, apabila hati batu itu diambil dari kita, dan hati daging bersama
hukum Allah tertulis di dalam kita, kemudian kita akan menemukan bahwa semuanya itu pun tidak menyenangkan kepada dosa, maka yang paling disukai adalah untuk memelihara perintah-perintah Allah. Dengan demikian anda tidak perlu takut memiliki suatu perjuangan untuk memelihara hukum Allah di dalam Kerajaan, sebagaimana yang anda lakukan di sini sekarang. Kemudian anda kelak dengan sepenuhnya senang untuk tinggal dalam suatu kehidupan tanpa dosa. Dalam kenyataannya keinginan anda untuk berbuat dosa tidak ada lagi dibandingkan dengan keinginan anda sekarang untuk mati.
Sungguh ajaib! Tetapi kapankah dapat kita mengharapkan terlaksananya keajaiban ini? Untuk mendapatkan jawabannya terhadap pertanyaan ini, kita perlu menghubungkan nubuatan Yeremia dengan nubuatan Yehezkiel mengenai peristiwa yang sama :
Yeremia 31 : 8 “Bahwasanya Aku akan menghantarkan mereka itu dari negeri utara, dan menghimpunkan mereka dari semua pesisir bumi, dan bersama-sama dengan mereka itu orang-orang buta dan orang-orang timpang, wanita yang mengandung dan wanita dengan anak kecil bersama-sama : suatu rombongan besar akan kembali ke sana.”
Yehezkiel 36 : 24 – 28 “Karena Aku akan mengambil kamu dari antara segala orang kapir, dan menghimpunkan kamu dari segala negeri, dan Aku akan menghantarkan kamu ke dalam negerimu sendiri. Kemudian Aku akan memercikkan air bersih ke atas kamu, maka kamu akan menjadi bersih : dari semua kekotoranmu, dan dari semua berhalamu, Aku akan menyucikan kamu. Suatu hati yang baru juga akan Kukaruniakan kepadamu, dan suatu roh yang baru akan Kumasukkan ke dalam dirimu : maka Aku akan keluarkan hati batu dari dagingmu, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu suatu hati daging. Dan Aku akan memasukkan Roh-Ku ke dalam kamu, dan membuat kamu berjalan menurut segala hukum-Ku, maka kamu akan memeliharakan semua hukum-Ku, dan melaksanakannya. Dan kamu akan tinggal di tanah yang sudah Ku karuniakan kepada nenek moyangmu : maka kamu akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allahmu.”
Catatan dari kedua nabi itu dengan jelas menyatakan saat dalam mana keajaiban ini akan dilaksanakan pada hati dari semua umat Allah. Kedua nabi itu telah membuatnya cukup jelas sama seperti yang dilakukan bahwa perubahan hati ini akan digenapi di Tanah Suci, di Palestina, pada permulaan kerajaan yang mana Allah berjanji untuk memperdirikan “pada zaman raja-raja” (Daniel 2 : 44), bukan setelah zaman mereka. Ia selanjutnya mengatakan bahwa Ia akan membawa kita dari antara orang kapir dan menghimpunkan kita dari semua negeri, dan membawa kita ke dalam negeri kita sendiri (ayat 24), negeri yang telah diberikan kepada nenek moyang kita (ayat 28). “Kemudian”, pada saat itu, Ilham mengatakan, bukan sebelumnya, Ia akan memercikkan air bersih atas kita, menyucikan kita dari segala kekotoran kita, dan dari segala berhala kita. Juga, suatu hati yang baru kemudian akan dikaruniakan di dalam kita (ayat 26). Ia akan mengaruniakan kepada kita Roh-Nya dan menyebabkan kita untuk menuruti segala ketetapan-ketetapan-Nya, dan memelihara segala hukum-Nya (ayat 27). Pelajarilah ayat-ayat firman ini bagi dirimu sendiri dan saksikanlah kalau ayat-ayat itu mengatakan semua yang sedang saya coba untuk menjelaskannya kepadamu tentang apa yang dikatakannya.
Yeremia 31 : 35 – 40 “Demikianlah firman Tuhan, yang mengaruniakan matahari bagi penerangan pada siang hari, dan tata tertib bulan dan bintang-bintang bagi penerangan pada malam hari, yang membelah laut apabila segala ombaknya bergelora; Tuhan serwa sekalian alamlah nama-Nya : jika kiranya semua peraturan itu berlalu dari hadapan-Ku, demikianlah firman Tuhan, maka barulah bani Israel juga akan berhenti menjadi suatu bangsa di hadapan-Ku untuk selama-lamanya. Demikianlah Firman Tuhan; jikalau kiranya langit di atas dapat diukur, dan segala alas bumi di bawah dapat diduga, maka Aku pun akan membuang segenap benih Israel karena sebab semua yang telah diperbuatnya, demikianlah firman Tuhan. Tengoklah, hari-hari itu datang, demikianlah firman Tuhan, bahwa kota itu akan dibangun bagi Tuhan dari menara Hananiel sampai kepada pintu gerbang ujungnya. Maka dari sana pun akan diukur dengan tali pengukur sampai ke atas bukit Gareb di hadapannya,
dan akan lewat balik ke Goat. Maka segenap lembah dari mayat-mayat, dan habu dan semua tanah datar sampai ke sungai Kidron, sampai ke sudut pintu gerbang kuda arah ke timur, semua itu akan menjadi suci bagi Tuhan; ia itu tiada akan lagi dicabut, ataupun dibuang selama-lamanya.”
Orang dapat percaya setiap perkara yang ingin mereka percayai, tetapi kita hendaknya percaya Alkitab. Saya tahu bahwa ini adalah apa yang Alkitab ajarkan, dan bahwa ini adalah rencana Allah bagi peristiwa-peristiwa ini. Dan karena ini adalah rencana Allah untuk menyucikan umat-Nya, dan bagi diterimanya hati yang baru, maka pekabaran kita ini menjadi sangat penting bagi semua yang rindu untuk berada dalam Kerajaan. Terlebih dulu, kita dapat memberikan hati kita dan jiwa kita dalam pekerjaan itu, dan serahkan hasil-hasilnya kepada Allah. Sekiranya kita sesungguhnya berusaha bagi Allah dan bukan bagi diri sendiri, adalah sekarang ini.
* * *
.