Jawaban Tuhan Terhadap Penyelidikan Akan Allah

Satu-Satunya Kedamaian Pikiran

.

Renungan Untuk Berdoa— Teladan Yesus Dalam Mengajar- Kita akan membaca dari buku “Perumpamaan-Perumpamaan Kristus,” paragraf satu, halaman 21 :

“Kembali Kristus membawakan kebenaran-kebenaran tetapi umat itu belum siap untuk menyambutnya, atau bahkan belum dapat memahaminya. Karena alasan ini juga Ia telah mengajar mereka dengan perumpamaan-perumpamaan. Oleh menghubungkan ajaran-Nya dengan gambaran-gambaran dari kehidupan, pengalaman, atau alam, maka Ia menarik perhatian mereka lalu mempengaruhi hati mereka. Kemudian, oleh memandang kepada objek-objek yang menggambarkan ajaran-ajaran-Nya, mereka teringat akan kata-kata firman dari Guru samawi. Untuk pikiran-pikiran yang terbuka bagi Roh Suci, arti daripada ajaran Juruselamat itu makin hari makin jelas terbuka. Rahasia-rahasia makin menjadi jelas, dan apa yang pernah sukar ditangkap menjadi nyata. Yesus mencarikan suatu jalan masuk ke dalam setiap hati. Oleh menggunakan berbagai ilustrasi, Ia tidak saja mengemukakan kebenaran dalam berbagai tahapnya yang berbeda-beda, tetapi juga menggugah kepada berbagai pendengar yang berbeda-beda..... Tak seorang pun yang mendengarkan Juruselamat merasakan bahwa mereka telah dilalaikan ataupun dilupakan. Yang terhina, yang penuh dosa, mendengar di dalam ajaran-Nya suatu suara yang berbicara kepada mereka dengan penuh perasaan serta lemah lembut.”

Sebagaimana halnya umat di masa Yesus demikian pula umat di waktu ini, tidak ingin untuk menyelidiki Terang baru, maka Ia menggunakan Alam untuk menarik perhatian mereka. Para nabi telah dikendalikan untuk menggunakan metode yang sama. Olehnya itu, maka kita perlu berdoa untuk mendapatkan suatu kerinduan yang berapi-api untuk mengetahui Kebenaran Allah bagi waktu ini. Kita perlu berdoa agar kita tidak menjadi orang yang bersifat percaya pada diri sendiri, lalu puas dengan semua perolehan kita akan Firman Allah; supaya kita mengesampingkan semua prasangka lalu rindu untuk belajar kepada yang “terhina dari yang hina.”

Copyright, 1953

Hak Cipta Dijamin

V. T. HOUTEFF

JAWABAN TUHAN TERHADAP PENYELIDIKAN AKAN ALLAH

Khotbah V. T. Houteff

Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh

Sabat, 9 Agustus 1947

Chapel Mount Carmel,

Waco, Texas 

Pokok pembicaraan kita terdapat di dalam Yehezkiel pasal dua puluh. Di dalam pasal ini, akan kita jumpai, berisikan suatu ramalan sejarah Sidang semenjak dari masa perhambaannya di Mesir sampai kepada masa pemeteraian dari 144.000 itu.

Yehezkiel 20 : 1 – 8 : “Maka pada sekali peristiwa pada tahun yang ketujuh, bulan yang kelima, pada sepuluh hari bulan itu, datanglah beberapa orang tua-tua Israel hendak bertanyakan Tuhan, lalu duduklah mereka itu di hadapanku. Maka pada masa itu datanglah firman Tuhan kepadaku, bunyinya, Hai anak manusia, berkatalah kepada tua-tua Israel itu, dan katakanlah kepada mereka, Demikianlah firman Tuhan Hua; Apakah engkau datang bertanyakan Akukah? Demi Aku yang hidup, Aku tidak akan membiarkan kamu bertanyakan akan Daku. Demikianlah Firman Tuhan Allah. Maukah kamu menghakimi mereka, hai anak manusia, maukah kamu menghakimi halnya? Beritahukanlah kepada mereka segala perbuatan keji bapa-bapanya : lalu katakan kepada mereka, demikianlah firman Tuhan Hua; Tatkala Aku memilih akan Israel, Ku angkat tangan-Ku kepada benih isi rumah Yakub, dan Ku nyatakan diri-Ku kepadanya di tanah Mesir, bilamana Ku angkat tangan-Ku atas mereka, sambil firman-Ku, Aku ini Tuhan Allahmu; pada masa itu juga Ku angkat tangan-Ku atas mereka, hendak menghantar mereka itu keluar dari negeri Mesir ke negeri yang telah Ku pilih bagi mereka, suatu negeri yang berkelimpahan air susu dan madu, yang adalah kemuliaan segala negeri : lalu firman-Ku kepada mereka, Buanglah olehmu masing-masing akan barang yang keji dari pemandangannya, dan jangan kamu menajiskan dirimu dengan berhala tahi Mesir itu: bahwa Aku inilah Tuhan, Allahmu. Tetapi mereka itu mendurhaka kepada-Ku, tiada mau dengar akan Daku : seorang pun tiada membuang barang yang keji dari pemandangannya atau meninggalkan berhala  tahi Mesir : maka Aku berfirman, Aku hendak mencurahkan kehangatan murka-Ku atas mereka, dan menyempurnakan amarah-Ku kepada mereka di tengah-tengah negeri Mesir.”

Di dalam tulisan-tulisan Musa tidak kita jumpai sesuatu catatan mengenai adanya kesetiaan bangsa Israel di negeri Mesir. Apakah mereka itu baik atau buruk, Musa tidak menyatakannya. Tetapi di sini oleh perantaraan Yehezkiel kepada kita diceritakan bagaimana keadaan mereka. Tidak semua dari mereka, dapat saudara catat, adalah umat Allah yang patuh. Kata-kata firman ini membuatnya jelas bahwa walaupun pada waktu Allah memanggil mereka keluar dari tanah Mesir kebanyakan daripada mereka adalah yang tidak setia di dalam perbaktiannya kepada Allah.

Yehezkiel 20 : 9, 10 : “Tetapi tiada Ku lakukan itu oleh karena demi nama-Ku, supaya tiada ia itu menjadi kehinaan kepada pemandangan segala orang kapir, di antara siapa mereka itu pergi, supaya Ku nyatakan diri-Ku sendiri di hadapan  mereka, dalam membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Olehnya itu Aku membuat mereka itu pergi keluar dari tanah Mesir, dan membawa mereka ke padang belantara.”

Kita telah membaca catatan dari sejarah orang-orang Ibrani, -- dari hal keadaan kerohanian mereka di tanah Mesir, dan dari hal alasan Allah membawa mereka keluar dari Mesir. Selanjutnya kita akan membaca catatan tentang apa yang telah dilakukan mereka itu selama di padang belantara.

Yehezkiel 20 : 11 – 13 : “Dan Aku memberikan kepada mereka segala syariat-Ku, dan Ku nyatakan segala hukum-Ku, yang jikalau mereka menurut, maka ia akan hidup. Dan lagi Ku berikan kepada mereka segala Sabat-Ku menjadi suatu tanda di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah Tuhan yang menguduskan mereka. Tetapi di padang belantara bangsa Israel mendurhaka kepada-Ku, tiada mereka itu menurut syariat-Ku, dan direndahkannya segala hukum-Ku, oleh mana jika orang menurut, maka ia akan hidup; dan lagi dicemarkannya segala Sabat-Ku : sehingga Aku berfirman hendak mencurahkan kehangatan murka-Ku atas mereka itu di padang belantara, untuk menumpas mereka.”

Di sini kita saksikan bahwa perbuatan-perbuatan daripada para turunan Yakub adalah bahkan lebih jelek disebut di padang belantara daripada selama mereka berada di Mesir.

Yehezkiel 20 : 14 – 28 : “Tetapi Aku lakukan demi nama-Ku, supaya tiada ia itu menjadi kehinaan kepada pemandangan segala orang kapir, di hadapan siapa Aku sudah menghantarkan mereka itu keluar. Kini Ku angkat juga tangan-Ku kepada mereka di padang belantara, supaya tidak akan Ku bawa mereka ke dalam negeri yang telah Ku berikan kepada mereka, yang berkelimpahan susu dan madu, yaitu kemuliaan dari segala negeri itu; sebab mereka telah memandang rendah segala hukum-Ku dan tiada menurut segala syariat-Ku, melainkan dicemarkannya segala Sabat-Ku : karena dengan hatinya mereka itu mengikuti segala berhalanya. Meskipun begitu mata-Ku juga sayang akan mereka sehingga tiada Ku binasakan mereka, dan tiada Ku akhiri nasib mereka itu di padang belantara. Maka firman-Ku kepada segala anaknya di padang belantara, Janganlah kamu turut segala syariat bapa-bapamu, dan janganlah turut segala adatnya, dan jangan cemarkan dirimu dengan segala berhala mereka itu : Aku inilah Tuhan, Allahmu; turutlah kamu akan segala syariat-Ku, dan peliharakanlah segala hukum-Ku, dan lakukanlah dia; dan sucikanlah segala Sabat-Ku; supaya ia itu menjadi suatu tanda di antara Aku dengan kamu, supaya diketahui olehmu bahwa Aku ini Tuhan, Allahmu. Tetapi anak-anaknya mendurhaka kepada-Ku : tiada mereka itu menurut segala syariat-Ku, dan tiada dipeliharakannya segala hukum-Ku untuk melaksanakannya, yang olehnya juga boleh hidup, tiap-tiap orang yang mematuhinya; mereka mencemarkan segala Sabat-Ku : sehingga Aku berfirman hendak mencurahkan kehangatan murka-Ku kepada mereka, dan menghabiskan amarah-Ku ke atas mereka di padang belantara. Tetapi Aku juga menahankan tangan-Ku dan Ku buat begitu demi karena nama-Ku, supaya tiada ia itu menjadi kehinaan di hadapan pemandangan orang kapir, di hadapan siapa telah Ku hantarkan mereka itu keluar. Di padang belantara juga sudah Ku angkat tangan-Ku, hendak mencerai-beraikan mereka itu di antara segala bangsa kapir, dan menghamburkan mereka itu kepada segala negeri; sebab tiada dilakukannya segala hukum-Ku; melainkan meremehkan semua syariat-Ku, serta mencemarkan segala Sabat-Ku, dan matanya memandang kepada segala berhala tahi bapa-bapanya. Olehnya itu Ku berikan juga kepada mereka itu syariat yang tidak baik dan hukum yang olehnya tiada boleh mereka itu hidup; lalu Ku cemarkan mereka itu di dalam semua persembahannya sendiri, oleh karena dijalankannya segala anak sulungnya terus daripada api, sehingga dapat Ku buat mereka itu sunyi, sampai akhirnya agar dapat diketahuinya bahwa Akulah Tuhan. Olehnya itu , hai anak manusia, berkatalah kepada isi rumah Israel, dan katakanlah kepada mereka, Demikianlah firman Tuhan Hua; Bahkan dalam perkara ini pun segala bapamu sudah mendurhaka kepada-Ku, mereka telah melakukan suatu pelanggaran melawan Aku. Karena pada waktu telah Ku hantarkan mereka ke dalam  negeri, yang telah Ku janji pakai sumpah hendak Ku karuniakan kepada mereka, lalu dilihatnya segala bukit yang tinggi, dan akan segala pohon kayu yang rindang, di sanalah dipersembahkan segala korbannya, dan dibawanya segala persembahannya yang mempersakiti hati : di sana juga ditaruhnya dupanya yang harum, dan dituangkannya di sana persembahan-persembahan minumannya.”

Mereka tidak setia di Mesir, di padang belantara, dan di tanah perjanjian itu. Kita akan membaca kini bagaimana akibat-akibatnya.

Yehezkiel 20 : 29 – 36 : “Lalu Ku katakan kepada mereka, Apakah tempat yang tinggi itu yang kepadanya kamu pergi? Dan namanya adalah disebut Bamah sampai kepada hari ini. Olehnya itu katakanlah kepada isi rumah Israel, Demikianlah firman Tuhan Hua; Adakah kamu tercemar seperti halnya bapa-bapamu? Dan adalah kamu ikut berzinah dengan berbagai kekejian mereka itu? Karena sewaktu kamu mempersembahkan segala persembahanmu, sewaktu kamu menjalankan anak-anakmu melalui api, maka kamu telah mencemarkan dirimu sendiri dengan segala berhalamu, sampai kepada hari ini : maka bolehkah kamu bertanyakan Aku, hai isi rumah Israel? Sesungguhnya Aku ini hidup, tiada boleh kamu bertanyakan Aku, demikianlah firman Tuhan Hua. Dan lagi barang yang terbit dalam hatimu sekali-kali tiada akan jadi, sehingga kau katakan, Kami akan jadi bagaikan orang kapir, seperti halnya segala bangsa negeri-negeri lain, hendak berbakti kepada kayu dan batu. Sesungguhnya Aku hidup, demikianlah firman Tuhan Hua, sesungguhnya dengan tangan kuat, dan dengan lengan yang terulur, dan dengan kehangatan murka yang tercurah, Aku akan memerintahkan kamu : dan Aku akan menghantar kamu keluar dari segala  bangsa, dan menghimpunkan kamu dari segala negeri kepadanya juga kamu sudah dihamburkan, dengan tangan yang kuat, dan dengan lengan yang terulur, dan dengan kehangatan murka yang tercurah. Dan Aku akan membawa kamu ke padang belantara segala bangsa, dan disanalah Aku akan berbicara dengan kamu muka dengan muka. Seperti halnya Aku telah berbicara dengan bapa-bapamu di padang belantara di tanah Mesir, maka demikianlah Aku akan berbicara dengan kamu, demikianlah firman Tuhan Hua.”

Pada satu pihak kita saksikan alasan-alasan bagi pengangkatan bangsa Ibrani dari perbudakan Firaun menjadi imam-imam Allah, nabi-nabi, dan raja-raja. Di lain pihak kita melihat perpencaran mereka di antara segala bangsa-bangsa. Selanjutnya kita saksikan janji-janji Tuhan Allah tentang berkumpulnya mereka kembali dari segala negeri kemana mereka pernah disebarkan. Inilah yang Ia janjikan akan dilaksanakan-Nya dengan tangan yang kuat, dan dengan lengan yang terulur.

Yehezkiel 20 : 37 : “Dan Aku akan menyuruh kamu berjalan lalu dari bawah tongkat, dan membawa kamu ke dalam tambatan perjanjian.”

Ayat ini agaknya mengandung sesuatu di dalamnya dan perlu dijelaskan dengan bantuan sesuatu petunjuk firman yang lain. Marilah kita beralih ke buku Imamat.

“Dan mengenai perpuluhan daripada lembu atau daripada kambing domba, bahkan dari setiap apapun yang lalu dari bawah tongkat itu, maka yang kesepuluh yang akan menjadi suci bagi Tuhan.” Imamat 27 : 32.

Untuk menunjukkan bagian milik Tuhan, yaitu perpuluhan, maka domba-domba, kambing-kambing, atau biri-biri kepunyaan Tuhan harus dibuat berjalan di bawah tongkat. Setiap yang kesepuluh lalu diambil dan disendirikan bagi Tuhan. Sebutan pada Yehezkiel 20, ayat 37, “berjalan di bawah tongkat” dengan demikian, dimaksudkan kepada pemisahan terhadap pilihan-Nya dari antara yang banyak, yaitu dari antara “lalang”, (Matius 13 : 30) atau dari antara “ikan yang jelek” (Matius 13 : 47, 48). Dengan dipisahkan sedemikian, maka mereka akan dapat dihitung. Demikian inilah bahwa mereka yang 144.000 itu (Wahyu 7 : 3 – 8 ; 14 : 1) merupakan suatu rombongan terpisah dan dapat dihitung.

Kita kini dapat saksikan bahwa Yehezkiel 20 berisikan suatu ramalan sejarah semenjak dari masa perhambaan mereka di Mesir sampai kepada masa pemeteraian 144.000 itu, dan mengenai pengumpulan kembali umat itu.

Bilamana Allah membuat umat-Nya sedemikian berjalan di bawah tongkat, maka Ia akan membawa mereka ke dalam ikatan “perjanjian yang telah dibuat-Nya dengan Abraham, dan yang telah diteguhkan-Nya kepada Ishak pakai sumpah; dan yang dikuatkannya lagi kepada Yakub sebagai hukum, dan kepada Israel akan perjanjian yang kekal, firman-Nya, kepada kamulah akan Ku berikan tanah Kanaan, bagian pusakamu yang besar.” 1 Tawarikh 16 : 16 – 18.

Janji-janji yang mereka gagal memperolehnya, Tuhan menjanjikan sekali lagi bahwa Ia kini akan memungkinkan umat-Nya memperolehnya.

Yehezkiel 20 : 38 : “Dan Aku akan menyucikan kamu dari segala orang durhaka, dan mereka yang melawan Aku : Aku akan membawa mereka keluar dari dalam negeri tempat mereka itu tinggal, maka mereka tidak akan boleh masuk ke dalam negeri Israel : maka kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan.”

Di sini kepada kita dijelaskan bahwa hanya mereka yang terpilih akan dibawa-Nya “ke dalam ikatan perjanjian.” Hanya mereka yang akan dibawa ke dalam tanah Israel. Orang-orang berdosa (lalang, ikan yang jelek atau kambing-kambing) yang kini terdapat di antara umat Allah akan disingkirkan keluar sehingga tidak akan ada lagi.

“Dan lagi, Kerajaan Surga itu seumpama pukat”, kata Tuhan, “yang dilabuhkan orang ke laut, dan mengumpulkan berjenis-jenis ikan : yang bilamana penuh, ditarik orang ke pantai, lalu mereka itu duduk memilih, yaitu yang baik ditaruhnya di dalam keranjang, tetapi yang jelek dibuangkan. Demikian akan jadi pada kesudahan alam: malaikat-malaikat akan keluar, memisahkan orang jahat dari antara orang benar lalu membuangkan mereka itu ke dalam dapur api : Di sanalah kelak tangisan dan kertakan gigi.” Matius 13 : 47 – 50. Pemisahan, Pehukuman bagi orang hidup, Anda ketahui, akan membawa sejarah dunia ini kepada akhirnya.

Yehezkiel 20 : 39 :  “Bagi kamu, hai isi rumah Israel, demikianlah firman Tuhan Hua; pergilah kamu, beribadahlah masing-masing kamu kepada berhala, dan juga, jikalau tiada kamu mau mendengar akan Daku :  tetapi jangan lagi kamu mencemarkan nama-Ku yang suci itu dengan segala persembahanmu dan dengan segala berhalamu.”

Allah membuat jelas kini “pekerjaan penyucian-Nya” yang hendak dilaksanakan-Nya, baik terhadap mereka yang bertobat maupun terhadap mereka yang tidak bertobat. Kini terserah kepada mereka untuk memutuskan apakah mau beribadah kepada-Nya atau kepada segala berhalanya -- mereka kini supaya tidak mengambil keputusannya secara bodoh. Jika mereka ingin binasa maka mereka meneruskan ibadahnya kepada semua berhala.

Yehezkiel 20 : 40, 41 : “Karena di gunung kesucian-Ku, di gunung Israel yang tinggi, demikianlah firman Tuhan Hua, di sana juga segenap bangsa Israel akan berbuat bakti kepada-Ku : yaitu segala orang yang di dalam negeri itu, di sana juga Aku berkenan akan mereka itu, dan di sana pun Aku akan menerima segala persembahan tatanganmu, dan segala hulu hasilmu serta dengan segala barang-barangmu yang suci. Aku akan menerima kamu berikut segala harum persembahanmu, setelah sudah Ku hantarkan kamu keluar dari antara segala bangsa, dan mengumpulkan kamu dari dalam segala negeri kepadanya juga kamu sudah dihamburkan; dan Aku pun akan dikuduskan di dalam kamu dihadapan mata segala orang kapir.”

Saudara lihat, bahwa semua perkara ini, akan jadi di hadapan mata orang kapir.

Yehezkiel 20 : 42 – 44 : “Maka kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan, apabila Aku membawa akan kamu ke dalam negeri Israel, ke dalam negeri yang telah Ku janji pakai sumpah hendak mengaruniakannya kepada nenek moyangmu. Maka di sana kamu kelak ingat akan segala jalanmu, dan segala perbuatanmu, dimana engkau telah menajiskan dirimu; maka kamu kelak jijik akan dirimu karena segala kejahatan yang sudah kamu perbuat itu. Maka kamu akan mengetahui bahwa Aku ini Tuhan, apabila Aku berbuat akan kamu setuju dengan nama-Ku, dan bukan menurut segala jalanmu yang jahat, atau menurut segala perbuatanmu yang buruk itu, hai bangsa Israel, demikianlah firman Tuhan Hua.”

Semua perkara ini Allah lakukan bagi umat-Nya, bukan karena mereka pantas menerimanya, melainkan karena demi nama-Nya, karena janji-Nya tak boleh gagal. Anda lihat, Kerajaan Allah, bukanlah dimulai di surga, melainkan di atas bumi. Dan Kerajaan itu, sebagaimana anda kini saksikan, bukanlah dibentuk terdiri dari setan-setan, melainkan terdiri dari manusia-manusia, yaitu orang-orang suci, tak seorang berdosa pun terdapat di antaranya.

Ya, Eden yang telah hilang itu akan dikembalikan. Dengan sesungguhnya, Firman itu menyatakan dengan jelas bahwa Eliyah harus pertama-tama datang dan mengembalikan segala perkara (Markus 9 : 12). Sebagaimana halnya Eden adalah sebuah rumah yang sesungguhnya semenjak mula pertama didiami oleh manusia-manusia yang sesungguhnya maka demikianlah pula keadaannya akan jadi kembali.

Ayat-ayat yang sisa dari Yehezkiel pasal 20 itu menyajikan sebuah perumpamaan yang lain lagi. Tetapi karena waktu tidak lagi memungkinkan kita untuk membicarakannya, maka kita akan mengakhiri penyelidikan kita di sini saja. Namun, pertama-tama, hendaklah dicatat bahwa ayat-ayat yang sisa dari pasal ini, dan juga ayat-ayat dari pasal 21, dengan pegangan terang ini, sudah akan jelas dengan sendirinya, maka anda akan dapat mempelajarinya sendiri pada waktu-waktu senggang. Walaupun demikian ayat 27 dari pasal 21, dapat saya singgung selanjutnya di sini.

Yehezkiel 21 : 27 : “Aku akan membalikkan, membalikkan, membalikkannya : maka ia tiada akan ada lagi, sampai kelak akan datang Ia yang berhak atasnya; maka Aku akan memberikannya kepada-Nya.”

Di dalam pasal-pasal ini dikemukakan baik isi rumah Israel maupun isi rumah Yehuda. Di dalam ayat ini Allah menyatakan dengan jelas bahwa Ia akan membuat tiga pembalikan, dan bahwa setelah Kerajaan itu akan tidak ada lagi sampai “datang Ia yang berhak atasnya”, yaitu, sesudah tiga kali pembalikan itu, maka Ia “Yang berkuasa atasnya” kelak akan datang dan Kerajaan itu kelak akan dikembalikan.

Pembalikan yang pertama terjadi pada waktu Assiria membalikkan isi rumah Israel, kerajaan dari sepuluh suku itu; pembalikan kedua terjadi pada waktu raja dari Babilonia membalikkan isi rumah Yehuda, kerajaan dari dua suku itu; dan pembalikan yang ketiga terjadi pada waktu Jenderal Titus dalam tahun 70 Tarik Masehi menghancurkan Yerusalem. Jadi terlihat bahwa kita kini hidup di dalam periode setelah pembalikan yang ketiga itu, yaitu periode dimana “Dia yang berkuasa atasnya” itu, akan datang lalu mendirikan Kerajaan-Nya.

Kenyataannya bahwa Ilham kini telah membuka nubuatan-nubuatan ini, dan telah menyajikannya ke hadapan perhatian sidang, membuat kita mengetahui dengan pasti bahwa masa bagi pengembalian Kerajaan itu sesungguhnya sudah dekat; bahwa kita kini berada dalam masa pemeteraian mereka yang 144.000 itu; dan bahwa jika kita betul-betul setia kita boleh tergolong di antara mereka, lalu berdiri bersama-sama dengan Anak Domba itu di Bukit Sion.

Saudara, Saudari, ini adalah jawaban Tuhan sendiri kepadamu.

Kewajibanmu kini adalah menyambutnya jika engkau ingin hidup untuk selama-lamanya. Janganlah membiarkan musuh Kebenaran memasukkan keragu-raguan ke dalam ingatanmu, dan janganlah membiarkan siapapun menjauhkan kamu daripada Kebenaran ini karena Setan tidak akan sia-sia berdiri di sampingmu. Ia akan berusaha dengan segala daya untuk menjatuhkan kamu. Periksalah lagi dan lagi serta perhatikanlah apakah Alkitab mengajarkan Kebenaran ini sedemikian agar supaya dapat kamu  memegangnya bagi dirimu sendiri. Saudara tidak akan rugi karena masih ada waktu.

--- o 0 o ---

Ini adalah Warta Mingguan kecil, yang tidak dipungut biaya, yang tak ternilai harganya bagi anda. Baca dan simpanlah dalam perpustakaan anda, karena waktunya sangat singkat bilamana anda akan sangat berterima kasih bahwa anda telah menerima salinannya. Jika anda berkerinduan untuk memberikan alamat dari teman-teman Adventist atau saudara-saudara anda, anda dapat meminta ekstra salinan atau kirimkan nama-nama dan alamat-alamat mereka maka kami akan mengirimkannya.

* * *

.