Apa Yang Akan Jadi Selama Trompet Keenam Sementara Pintu Kasihan Masih Terbuka

Satu-Satunya Kedamaian Pikiran

. 

Renungan Untuk Berdoa

“DOSA SIMPANAN MENOLAK KEBENARAN KELUAR”

Christ’s Object Lessons, halaman 50:

“Juga dia yang memperoleh benih itu di antara duri-duri adalah dia yang mendengarkan firman; dan perhatian terhadap dunia ini, dan penipuan dari berbagai kekayaan, menusuk-nusuk firman itu, maka ia menjadi tidak berbuah. Benih Injil itu seringkali jatuh di antara duri-duri dan rerumputan yang merusak; maka jika tidak terdapat suatu perubahan moral di dalam hati manusia, jika kebiasaan-kebiasaan dan perbuatan-perbuatan lama dan kehidupan dosa yang terdahulu tidak ditinggalkan di belakang, jika tabiat-tabiat Setan tidak dibuangkan dari jiwa, maka tumbuhan gandum yang muda itu akan didesak sampai mati. Duri-duri itulah yang akan muncul merupakan tumbuhan muda, dan akan mematikan gandum itu. ..... Jika hati tidak dipelihara di bawah pengawasan Allah, jika Roh Suci tidak bekerja secara terus menerus untuk memperindah dan mempermuliakan tabiat, maka kebiasaan-kebiasaan lama akan muncul dengan sendirinya di dalam kehidupan. ..... Kristus memperinci segala perkara yang berbahaya itu kepada jiwa. Seperti yang dicatat oleh Markus ia menyebutkan segala perhatian kepada dunia ini, penipuan-penipuan dari berbagai kekayaan, dan tamak terhadap perkara-perkara lainnya. Lukas memperinci perhatian-perhatian dunia, kekayaan-kekayaan, kesenangan-kesenangan terhadap hidup ini. Semua inilah yang mendesak-desak firman itu, yaitu pertumbuhan rohani dari benih itu. Jiwa akan berhenti menarik makanan dari Kristus, maka kerohanian akan mati menghilang dari dalam hati.”

Bacaan ini memerintahkan kepada kita untuk berdoa agar supaya benih yang ditaburkan di dalam hati kita itu boleh jatuh pada tanah yang baik, supaya ia boleh mengeluarkan akar; supaya kita boleh dapat bebas dari segala perhatian terhadap hidup ini dan daripada dosa, karena bagaimana pun juga berkesannya Kebenaran itu yang pergi masuk ke dalam telinga seseorang, Ia tak akan pernah dapat sampai ke hati, jika terdapat sesuatu dosa tersimpan di dalamnya.

Copyright, 1942

Hak Cipta Dijamin

V. T. HOUTEFF

APA YANG AKAN JADI SELAMA TROMPET KEENAM SEMENTARA PINTU KASIHAN MASIH TERBUKA

Khotbah V. T. Houteff

Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh

Sabat, 15 November 1947

Chapel Mount Carmel,

Waco, Texas

Pokok dari penyelidikan kita terdapat di dalam Buku Wahyu, pasal 10 dan 11. Kita akan memulai dengan :

Wahyu 10 : 1 “Dan aku tampak seorang malaikat perkasa lainnya turun dari surga, berjubahkan awan : dan sebuah pelangi terdapat di atas kepalanya, dan mukanya seperti matahari, dan kakinya seperti tiang-tiang dari api.”

Malaikat ini memiliki semua ciri dari sesuatu kuasa yang mengirimkan ke bawah “hujan akhir itu”, dan yang menyebabkan biji-bijian rohani itu berkembang dengan sempurnanya, karena itulah yang ditunjukkan oleh awan, cahaya matahari, dan pelangi. Sebagaimana pelangi tidak akan pernah muncul tanpa adanya hujan, maka oleh karenanya malaikat itu adalah malaikat yang akan membawa hujan dan cahaya matahari bagi perkembangan penuaian yang terakhir.

Wahyu 10 : 2 “Dan ia memiliki di dalam tangannya sebuah buku kecil yang terbuka : maka kaki kanannya berpijak di laut, dan kaki kirinya di bumi.”

Terdapat hanya sebuah buku di dalam Alkitab yang masih harus dibuka, dan itu ialah buku Daniel (Daniel 12 : 4). Dan karena perkara yang pertama yang dilakukan oleh malaikat itu adalah membuka buku itu, maka dari analisa membuktikan bahwa ia sesungguhnya muncul pada peristiwa pada permulaan dari masa

akhir zaman, yaitu masa di mana buku itu akan dibukakan (Wahyu 10 : 2).

Saudara ketahui bahwa manusia secara alamiah memulai berjalan dengan kaki kanannya. Sekarang, oleh karena kaki kanan malaikat itu berpijak di laut, dan kaki kirinya berpijak di bumi, maka lambang itu menunjukkan bahwa ia memulai berjalan di laut, di daerah binatang-binatangnya Daniel (Daniel 7), kemudian di bumi, di daerah dari binatang bertanduk dua (Wahyu 13 : 10 – 18). Oleh karena itu, pekerjaannya, dimulai di Negeri Lama (Old Country), dan akan meliputi kebenaran yang pertama sekali dibukakan dari buku Daniel. Segala-galanya dari pekabaran dan kuasanya itu membuktikan akan kelak tersebar luas ke seluruh dunia -- di laut dan di bumi.

Wahyu 10 : 3, 4 “Maka berserulah ia dengan suara besar, seperti suara singa meraung : dan tatkala ia berteriak, ketujuh guruh pun membunyikan bunyinya masing-masing. Tatkala ketujuh guruh sudah berbunyi itu, sementara aku hendak menuliskannya : lalu aku dengar suatu suara dari langit, mengatakan kepadaku, Meteraikanlah segala perkara yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu, dan jangan dituliskan.”

Di sini kita saksikan bahwa terdapat lagi sesuatu kebenaran lain yang seharusnya sudah dapat dicatat, tetapi kepada Yohanes diperintah untuk tidak menuliskannya. Kita tidak mengetahui berapa luas kebenaran yang dibawakan oleh Tujuh Guruh itu, namun mungkin sama banyak atau lebih banyak daripada yang dibawa oleh Tujuh Trompet. Tetapi, terlepas daripada itu, terdapat sesuatu hal yang muncul menyolok, dan itu ialah bahwa oleh karena kebenaran Tujuh Guruh itu dilewati maka terdapatlah sesuatu kekosongan dalam rantai hubungan Kebenaran itu. Dan karena Tujuh Guruh itu tidak dicatat, maka segala kebenarannya tidak dapat dibuka secara diinterpretasikan, karena tidak terdapat apapun yang tertulis dari halnya, dan karena itu tidak ada yang dapat diinterpretasikan daripadanya. Jika, kemudian, kita akan pernah dapat mengetahui kebenaran dari Tujuh Guruh itu, maka itu mungkin akan ditunjukkan kepada kita mungkin dengan cara yang sama seperti halnya Wahyu telah ditunjukkan kepada Yohanes.

Wahyu 10 : 5 – 7 “Maka malaikat yang tampak berdiri di laut dan di bumi itu mengangkat tangannya ke langit, serta bersumpah demi Dia yang hidup selama-lamanya, Yang  telah menciptakan  langit, dan segala perkara yang di dalamnya, dan bumi berikut segala perkara yang di dalamnya, dan laut berikut segala perkara yang di dalamnya, bahwa tidak akan ada waktu lagi : tetapi pada masa suara malaikat yang ketujuh itu, apabila ia hendak meniup trompetnya, maka Rahasia Allah akan genap, sebagaimana yang telah dibukakan oleh-Nya kepada segala nabi hamba-hamba-Nya itu. (Pada permulaan bunyi trompet yang ketujuh itu, maka Rahasia Allah akan diselesaikan).”

Dari hal apakah sebutan, “tidak akan ada waktu lagi?” Jawabannya terdapat dalam pasal 6, yang secara nyata akan membuktikan bahwa tidak akan ada waktu lagi bagi Rahasia Allah untuk diselesaikan; bahwa hari-hari yang masih tinggal dari trompet yang keenam, yaitu waktu menjelang bunyi trompet yang ketujuh itu, adalah waktu yang diperuntukkan bagi Rahasia Allah, yaitu Injil Kristus, untuk diselesaikan. Sesungguhnya, pengumuman yang pertama sekali dari malaikat yang ketujuh itu adalah, bahwa kerajaan-kerajaan dunia ini telah menjadi kerajaan-kerajaan Tuhan kita, artinya bahwa pekerjaan Injil selesailah sudah.

Wahyu 10 : 8 - 10 “Maka suara yang sudah kudengar dari langit itu kembali berkata kepadaku, katanya, Pergilah dan ambillah buku kecil yang terbuka di dalam tangan malaikat yang berpijak di laut dan di bumi itu. Lalu pergilah aku kepada malaikat itu, dan kataku kepadanya, Berikanlah kiranya kepadaku buku kecil itu. Lalu katanya kepadaku, Ambillah dan makanlah semuanya; dan ia akan memahitkan perutmu, tetapi di dalam mulutmu akan terasa manis seperti madu. Maka kuambillah buku kecil itu dari tangan malaikat itu, lalu kumakan semuanya; maka itu di mulutku terasa manis seperti madu, dan segera sesudah aku memakannya, maka perutku terasa pahit.”

Memakan buku itu sebagaimana hakekatnya, ialah ‘menelan’ semua perkataannya. Madu yang manis seharusnya berarti kegembiraan yang datang dari janji-janji, yang terkandung di dalamnya, dan jelaslah kepahitan menunjukkan kepada ketidakmampuan untuk mencerna, yaitu untuk memahami semuanya, dan demikianlah suatu kekecewaan. Semua ini, Saudara ketahui, telah memenuhi kegenapannya di masa Pergerakan Advent Yang Pertama, yaitu sewaktu oleh perantaraan penyelidikan terhadap buku Daniel, mereka temui bahwa pembersihan Kaabah (Daniel 8 : 14) akan dimulai dalam tahun 1844, tetapi mereka telah salah mengartikan pembersihan itu kepada akhir sejarah dunia dan kedatangan kembali Kristus. Kekecewaan itu datang setelah tanggal yang telah ditetapkan itu berlalu dan setelah semua harapan umat itu gagal menemui kenyataannya.

Wahyu 10 : 11 “Lalu dikatakannya kepadaku, Kamu harus bernubuat lagi ke hadapan banyak umat, dan banyak bangsa, dan banyak bahasa dan banyak raja.”

Sesudah kekecewaan itu mereka diperintahkan untuk bernubuat kembali; artinya, kembali memberitakan dari hal pembersihan Kaabah itu. Pekerjaan ini akan mereka lakukan di antara banyak umat, banyak bangsa, banyak bahasa, dan banyak raja, jelaslah bukan untuk semua.

Demikian itulah maka Pergerakan Advent yang pertama itu kembali direorganisir dan diberi nama, Masehi Advent Hari Ketujuh. Oleh karena itu, organisasi Masehi Advent Hari Ketujuh, tidak akan menyelesaikan pekerjaan itu. Pekabarannya tidak akan pergi kepada segala umat, kepada segala bangsa, segala bahasa, dan segala raja. Dengan sendirinya, Sidang, juga akan harus direorganisir kembali jika Injil Kerajaan akan diberitakan kepada segala bangsa. “Suatu pembangunan dan suatu reformasi harus terlaksana di bawah pengendalian Roh Suci. Pembangunan dan Reformasi adalah dua perkara yang berbeda. Pembangunan berarti suatu pembaharuan kehidupan rohani, suatu kebangkitan daripada kuasa-kuasa pikiran dan hati, suatu kebangkitan dari mati rohani. Reformasi

berarti suatu reorganisasi, suatu perubahan dalam pendapat-pendapat dan teori-teori, kebiasaan-kebiasaan dan praktek-praktek.” -- Christ Our Righteousness, p. 121, edisi 1941.

Bagaimanakah reorganisasi itu akan dapat terjadi?

“Karena, sesungguhnya, Tuhan akan datang dengan api, dan dengan segala kereta-Nya bagaikan suatu angin puyuh, untuk membalas murka-Nya dengan geram, dan membalas teguran-Nya dengan nyala api. Karena oleh api dan oleh pedang-Nya Tuhan akan memutus hukum atas segala manusia : maka pembunuhan Tuhan itu akan besar jumlahnya.

“Mereka yang menyucikan dirinya sendiri, dan yang membersihkan diri sendiri dalam taman-taman di balik sebuah pohon yang di tengah-tengahnya, yang memakan daging babi, dan segala yang keji, dan tikus, akan dihapuskan semuanya secara bersama-sama, demikianlah firman Tuhan.

“Maka Aku akan memberikan suatu tanda di antara mereka itu, dan Aku akan mengutus orang-orang yang luput dari antara mereka itu kepada segala bangsa, ke Tarsis, ke Pul, dan ke Lud, orang pemanah, ke Tubal, dan ke Yawan, kepada segala kepulauan yang jauh, yang belum pernah mendengar kebesaran nama-Ku, yang belum melihat kemuliaan-Ku; maka mereka akan memberitakan kemuliaan-Ku di antara segala orang Kapir.

“Maka mereka akan menghantarkan semua saudaramu bagi suatu korban kepada Tuhan keluar dari segala bangsa dengan mengendarai kuda, dan kereta, dan unta berpelana, dan bagal, dan kuda semberani, menuju ke bukit kesucian-Ku Yerusalem, demikianlah firman Tuhan, bagaikan bani Israel membawakan suatu korban dalam bejana yang suci ke dalam rumah Tuhan.” – Yesaya 66 : 15 – 17, 19, 20.

Di dalam ayat-ayat ini kita saksikan terjadinya suatu pembantaian, suatu pembantaian yang menyingkirkan pelanggar-pelanggar kebenaran. Orang-orang yang luput

dari pembantaian Tuhan akan dikirim kepada segala bangsa yang belum pernah menyaksikan kemuliaan Allah, atau mendengar dari hal kebesaran nama-Nya, maka mereka akan menghantarkan semua saudaranya keluar dari “segala bangsa.” Jelaslah, pada waktu itu, bahwa pembantaian terjadi di dalam Sidang, karena orang-orang yang luput akan dikirim untuk berkhotbah kepada bangsa-bangsa Kapir yang belum mendengar apapun dari hal Allah. Pengiriman orang-orang setia kepada segala bangsa, setelah pembantaian terhadap orang-orang yang tidak setia, mengsyaratkan suatu reorganisasi kembali. Dan perintah itu pada akhirnya dikeluarkan untuk pergi, bukan hanya kepada banyak bangsa, melainkan kepada semua bangsa. Jika mereka adalah yang akan membawa segala saudaranya keluar dari antara segala bangsa, maka mereka haruslah yang terakhir, yaitu orang-orang yang akan menyelesaikan  pekerjaan itu, yaitu “Rahasia Allah itu”, yang akan menghantarkan berakhirnya masa kasihan dan dunia kepada akhir sejarahnya.

Wahyu 11 : 1 “Maka diberikan kepadaku sejenis buluh pengukur yang seperti tongkat : maka berdiri malaikat itu, sambil mengatakan, Bangkitlah, dan ukurlah olehmu akan Kaabah Allah itu, dan mezbah itu, dan mereka yang berbakti di dalamnya.”

Pelaksanaan pengukuran terhadap orang-orang yang berbakti itu adalah sesungguhnya dimaksudkan kepada penghitungan jumlah mereka itu. Dan begitulah saudara saksikan bahwa menyusul Pergerakan Masehi Advent Hari Ketujuh akan terjadi suatu penghitungan yang akan dilakukan terhadap umatnya. Dan oleh karena terdapat hanya sebuah rombongan orang yang telah terhitung jumlahnya, yaitu 144.000 (Wahyu 7 : 3) itu, yaitu buah-buah pertama (Wahyu 14 : 4), hamba-hamba Allah (7 : 3), menunjukkan bahwa merekalah orang-orang yang telah dihitung itu, yang luput, dan juga yang dikirim kepada segala bangsa. Yah, merekalah orang-orang yang akan menyelesaikan Rahasia Allah karena mereka menghantarkan semua saudaranya keluar dari segala bangsa (Wahyu 7 : 9), yaitu buah-buah kedua itu.

Wahyu 11 : 2 “Tetapi pelataran luar kaabah supaya dibiarkan, jangan diukur akan dia; karena itu diberikan bagi segala bangsa Kapir : dan kota suci itu akan dipijak-pijak mereka itu empat puluh dua bulan lamanya.”

Orang-orang yang berbakti, yaitu anggota-anggota sidang,

segala suku Israel itu, kelak akan dihitung, tetapi orang-orang yang akan memenuhi halaman, yaitu mereka yang berasal dari bangsa-bangsa Kapir itu, adalah tak terhitung jumlahnya : “Sesudah ini aku tampak, dan, terlihatlah, suatu jumlah besar orang banyak, yang tak seorang pun dapat menghitung, berasal dari segala bangsa, segala suku, segala umat, segala bahasa, berdiri di hadapan tahta itu, dan di hadapan Anak Domba, berpakaikan jubah-jubah putih, dan daun palm berada dalam tangan mereka.” Wahyu 7 : 9.

Tujuh kali tujuh, empat puluh sembilan, menunjukkan tahun Kesukaan, pembebasan umat itu dan negeri mereka, contoh daripada Kerajaan yang lengkap itu. Di samping adanya sesuatu pengertian yang lain, maka empat puluh dua bulan itu adalah hanya enam kali tujuh bulanan, itu menunjukkan bahwa kota suci, Yerusalem, tidak akan ‘dipijak-pijak’ sepanjang perjalanannya sampai kepada masa raya Tahun Kesukaan contoh saingan, -- dimana orang-orang Kapir akan diusir keluar dari dalamnya, sebelum Rahasia Allah diselesaikan, sebelum malaikat yang ketujuh memulai meniup trompetnya.

Wahyu 11 : 3, 4 :“Maka Aku akan memberikan kuasa kepada kedua saksi-Ku, maka mereka akan bernubuat seribu dua ratus enam puluh hari lamanya, berkainkan kain goni. Mereka ini ialah kedua pohon zaitun itu, dan kedua kaki dian itu yang berdiri di hadapan Allah yang empunya bumi itu.”

Pada waktu nabi Zakharia menanyakan apa yang dilambangkan oleh pohon-pohon zaitun khayalnya itu, maka malaikat itu menjawab, “Firman Tuhan.” Zakharia 4 : 6.

Kedua pohon zaitun itu, oleh karenanya, adalah melambangkan Wasiat Lama dan Wasiat Baru, yaitu Alkitab (The Great Controversy, p. 267). Sebagaimana lambang daripada kaki dian-kaki dian itu Tuhan sendiri menunjukkan bahwa mereka itu adalah melambangkan sidang-sidang. (Wahyu 1 : 20). Kedua kaki dian itu dalam hubungannya dengan pohon-pohon zaitun itu oleh karenanya adalah melambangkan sidang-sidang Wasiat Lama dan Wasiat Baru,

yang memberikan kepada kita Alkitab itu.

Wahyu 11 : 5 “Maka jikalau seseorang hendak menyakiti mereka, api akan keluar dari dalam mulut mereka, lalu menelan semua musuh-musuhnya : dan jika seseorang hendak menyakiti mereka, maka ia patut dibunuh dengan cara ini.”

Dari ini kita saksikan bahwa walaupun Alkitab itu adalah kawan terdekat bagi semua kawan-kawan-Nya, Itu pun merupakan suatu musuh yang sangat berbahaya terhadap semua musuh-Nya. Apabila Kebenaran tak dapat menyelamatkan, maka Ia akan membinasakan.

Wahyu 11 : 6 – 11 “Keduanya ini memiliki kuasa untuk menutup langit, sehingga tidak akan turun hujan selama keduanya bernubuat itu : dan memiliki kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memalu bumi dengan segala belanya, seberapa sering mereka kehendaki.

Dan apabila sudah mereka menyelesaikan semua kesaksiannya, maka binatang yang keluar dari dalam lubang yang tak terduga dalamnya itu akan berperang melawan keduanya, dan akan menang atas keduanya, lalu membunuh keduanya. Maka mayat-mayat keduanya itu akan bergelimpangan di jalan raya negeri besar itu, yang secara rohaniah disebut Sodom dan Mesir, di tempat mana Tuhan kita pun telah disalibkan.

Maka mereka yang berasal dari segala umat dan suku dan bahasa dan bangsa akan menyaksikan mayat-mayat keduanya itu tiga setengah hari lamanya, dan tidak akan dibiarkan mereka kedua mayat itu dimasukkan ke dalam kubur. Maka mereka yang berdiam di atas bumi akan bersukaria karenanya, lalu bergembira ria, dan saling memberikan hadiah antar sesamanya; sebab kedua nabi ini sudah menyiksa mereka yang berdiam di atas bumi itu. Dan sesudah tiga setengah hari Roh Kehidupan dari Allah memasuki mereka, maka berdirilah mereka pada kaki-kakinya; maka datanglah ketakutan yang amat sangat ke atas orang-orang yang melihat kedua mereka itu.”

Tidak perlu lagi saya membicarakan dari hal ayat-ayat ini karena anda

akan mendapatkan penjelasannya secara terperinci dalam Buku Kecil Traktat No. 2, Paradoks Besar Sepanjang Zaman, halaman 47 – 48, Edisi baru.

Wahyu 11 : 12, 13 “Maka orang-orang itu mendengar suatu suara besar dari langit yang mengatakan kepada keduanya itu, Naiklah kemari. Maka naiklah keduanya ke langit di dalam sebuah awan; maka segala musuhnya memandang akan keduanya. Dan pada jam yang sama itu juga terjadilah suatu gempa bumi besar, maka sepersepuluh daripada negeri itu rubuh, dan dalam gempa bumi itu telah terbunuh tujuh ribu orang; maka mereka yang lagi tinggal itu ketakutanlah amat sangat, lalu memuliakan Allah yang di surga.”

Alkitab menekankan bahwa hanya ada sebuah lubang yang tak terduga dalamnya yang terbuka, yaitu lubang dari mana belalang-belalang keluar (Wahyu 9 : 2), dan adalah Bintang surga itulah yang telah membuka lubang itu untuk membebaskan semua orang tawanannya, -- belalang-belalang itu yang akan menyakiti hanya orang-orang yang tidak memiliki meterai Allah pada dahinya. Oleh karena belalang-belalang itu mampu mengenali siapa-siapa yang memiliki dan juga siapa-siapa yang tidak memiliki meterai Allah itu pada dahi-dahi mereka, dan karena mereka sendiri adalah teman-teman dari umat Allah yang termeterai itu, maka jelaslah kebenaran itu : Bintang yang membebaskan mereka keluar dari lubang itu adalah Kristus, dan belalang-belalang itu adalah orang-orang Kristen, yaitu umat yang telah diselamatkan dari Paham ajaran Yahudi yang menyeleweng itu.

Lagi pula, kenyataannya bahwa Malaikat dari Wahyu 20 : 1 (musuh Setan yang terbesar), adalah Dia Yang memiliki kunci dari lubang yang tak terduga dalamnya itu, maka itu menunjukkan bahwa Malaikat dari Wahyu 20 : 1 dan Bintang dari Wahyu 9 : 1 itu adalah sama, karena Dia kepada siapa kunci itu diberikan adalah Satu-satunya yang dapat memilikinya.

Sekarang bolehlah kita bertanya siapakah binatang yang berasal dari lubang yang tak terduga dalamnya itu? Jika Bintang yang turun dari surga dan yang telah membuka lubang itu adalah Kristus, dan jika belalang-belalang yang keluar dari lubang itu adalah orang-orang Kristen, maka

tak dapat dipungkiri lagi bahwa kesimpulannya ialah binatang yang keluar dari lubang yang tak terduga dalamnya itu adalah melambangkan dunia Kristen. Demikian itulah bahwa Tuhan telah disalibkan di sana.

Sekarang, oleh karena kota itu secara rohaniah disebut Mesir, maka itu menunjukkan bahwa kota itulah yang memperbudakkan umat Allah. Nama dari Sodom menunjukkan bahwa umat Allah yang sebenarnya kelak akan diselamatkan daripadanya seperti akan halnya Lot.

Sepersepuluh bagian dari kota itu harus melambangkan bagian milik Tuhan, yaitu perpuluhan, begitulah disebut. Oleh karena itu gempa bumi melambangkan suatu kegoncangan di dalam sidang Tuhan Allah. Umat yang sisa yang memuliakan Allah itu, hanya dapat merupakan orang-orang yang setia yang luput dari kegoncangan itu. Demikian inilah Sidang disucikan. Olehnya itu, gempa bumi ini, melambangkan pembantaian Yeheskiel sembilan, dan sama dengan yang disebut pada Yesaya 66 : 16.

Lagi pula, kenyataannya bahwa Rahasia Allah akan genap apabila malaikat yang ketujuh itu mulai meniupkan trompetnya, dan juga kenyataannya bahwa kegoncangan yang ditunjukkan di sini akan jadi selama bunyi trompet yang keenam, maka Kebenaran ini membuktikan bahwa kegoncangan itu jadi sebelum pekerjaan Injil selesai. Roh Nubuat di dalam sejarah kita juga meramalkan kegoncangan ini sebagai berikut :

“Saya menanyakan arti daripada kegoncangan yang telah saya lihat itu, maka ditunjukkan kepada saya bahwa itu akan disebabkan oleh kesaksian yang tegas yang datang dari nasehat Saksi Yang Setiawan itu kepada orang-orang Laodikea. Ini akan membawakan pengaruh pada hati penerimanya, dan akan memimpinnya untuk menjunjung tinggi standar dan menyampaikan kebenaran yang tegas. Beberapa orang tidak akan tahan terhadap kesaksian yang tegas ini. Mereka akan bangkit berdiri menentangnya, maka inilah yang akan menyebabkan

suatu kegoncangan di antara umat Allah.” – Early Writings, p. 270.

Wahyu 11 : 14 – 19 “Celaka yang kedua sudah berlalu; maka, tengoklah, celaka yang ketiga itu datang dengan segeranya.

Maka malaikat yang ketujuh itu pun meniup trompetnya; lalu kedengaranlah beberapa suara besar di surga, mengatakan, Kerajaan-kerajaan dunia ini menjadi kerajaan-kerajaan Tuhan kita, dan kerajaan-kerajaan Kristus-Nya; maka Ia akan memerintah selama-lamanya.

Lalu kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di kursi-kursinya di hadapan hadirat Allah itu, bersujud menyembah Allah, sambil berkata, Kami ucapkan syukur kepada-Mu, ya  Tuhan Allah yang Maha Kuasa, Yang ada, Yang sudah sedianya ada, dan Yang akan datang; sebab Engkau telah mengambil bagi diri-Mu kekuasaan-Mu yang Besar itu, dan telah memerintah. Dan segala bangsa telah naik amarahnya, dan telah sampailah murka-Mu, dan telah tiba masa segala orang mati itu, agar supaya mereka itu diadili, dan supaya Engkau memberikan pahala kepada semua hamba-Mu segala nabi-nabi itu, dan kepada semua orang suci, dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, baik besar maupun kecil; dan supaya Engkau membinasakan orang-orang yang membinasakan bumi.

Maka terbukalah Kaabah Allah yang di dalam surga, maka terlihat di sana di dalam kaabah-Nya itu tabut perjanjian-Nya itu; maka terjadilah kilat-kilat, dan suara-suara, dan guntur-guntur, dan suatu gempa bumi, dan hujan batu yang lebat.”

Jika Saudara ingin mempelajari pasal sebelas dari buku Wahyu ini secara mendetail, maka bacalah Traktat yang berjudul “Kepada Tujuh Sidang.”

* * *

.