Tongkat Gembala Edisi Khusus

Traktat ini menyimpulkan beberapa topik penting dari Tongkat, dengan pembahasan mendalam

.

Copyright, 1930, 1945 

oleh:

V. T. HOUTEFF

Hak Cipta Dijamin 

Agar setiap orang yang berhaus akan kebenaran dapat memperolehnya, maka buku kecil ini sebagai suatu pelayanan Kristen disebarkan dengan cuma-cuma. Kirimkanlah nama Anda untuk mendapatkannya. Hanya ada satu hal yang dipintanya, yaitu kewajiban jiwa terhadap dirinya sendiri untuk memeriksa segala perkara dan supaya berpegang teguh pada mana yang baik. Hanya benang-benang untaian keemasan Eden dan tali-tali pengikat Golgotha yang berwarna darah – ikatan-ikatan yang mengikat itu yang merupakan pita pengikat buku gratis yang kecil ini. 

Nama dan alamat para anggota Masehi Adventh Hari Ketujuh sangat diharapkan, dan akan dilayani dengan sebaik-baiknya.

TONGKAT GEMBALA 

Jilid 1 

(Edisi Khusus)

Oleh V. T. Houteff 

“Ahli Torat” ini, yang diberi petunjuk

akan hal Kerajaan Sorga, “mengeluarkan…..

perkara-perkara baru maupun lama.” Matius 14 : 52. 

Kini sucikanlah Tuhan Allah di dalam hatimu,

dan bersedialah untuk berdiri bersama-sama

dengan Anak Domba di Gunung Sion.

DAFTAR ISI

TONGKAT GEMBALA, Apakah itu?

PEMETERAIAN BUAH-BUAH PERTAMA – MEREKA YANG 144.000 ITU

BUAH-BUAH KEDUA – ROMBONGAN BESAR ORANG BANYAK ITU

  • Parade Terbesar! Tengoklah Ia Lewat :

 

ESAU DAN YAKUB – YANG MANAKAH?

  • Yakub Bermimpi
  • Ibu-Ibu Dari Para Keturunan Yakub
  • Perjalanan Yakub Pulang Ke Rumah

 

MASUKNYA ISRAEL KE MESIR

  • Allah Memberi Makan Dunia Kuno Dengan Gandum Sama Seperti Ia Memberi Makan Dunia Modern Dengan Kebenaran
  • Dari Penggembalaan Domba ke Pabrik – Pabrik Batu Bata
  • Jangan Lagi Diberikan Jerami
  • Sifera dan Puah

 

ISRAEL KELUAR DARI MESIR

BERBAGAI KEAJAIBAN DARI CONTOH-CONTOH

KEJADIAN-KEJADIAN KRONOLOGIS DI BAWAH INI

  • Ringkasan

 

YEHESKIEL PASAL EMPAT

IBU-IBU, SAMPAIKANLAH SEKARANG HIMBAUANMU YANG TERAKHIR

GAMBAR-GAMBAR

  • Sidang Dan Keimamatannya
  • Peristiwa-Peristiwa Takdir Yang Bertepatan

TONGKAT GEMBALA

APAKAH ITU? 

Maksud utama dari Tongkat Gembala ialah untuk mengungkapkan rahasia yang sudah lama tersembunyi mengenai masalah 144.000 itu (Wahyu 14 : 1) yang selalu merupakan tantangan yang banyak diperbicangkan, dengan inti tujuannya memulaikan di antara umat Allah “reformasi yang menyeluruh” itu yang diramalkan oleh Roh Nubuatan (Testimonies, vol. 8, p. 251). 

Kebenaran-kebenaran in, yang diungkapkan secara Ilahi, adalah maha penting bagi sidang di waktu ini, karena segera tak lama lagi umat Allah akan harus berjalan melewati berbagai keadaan ujian dan saringan. Karena bertalian penting terhadap keselamatan, maka kebenaran-kebenaran itu menganjurkan tindakan yang tegas dari pihak kependetaan maupun para anggota secara bersama-sama untuk memisahkan diri dari semua keduniawian dan supaya menambatkan dirinya pada Batu Karang Yang Keras itu oleh mematuhi semua kebenaran yang dikenal oleh sidang, kalau saja mereka mau meluputkan dirinya dari kehancuran yang akan datang yang akan menimpa setiap orang berdosa. 

Karena berhubungan erat dengan ajarannya yang utama mengenai kebenaran 144.000 itu, dan karena pengertian yang tepat akan kebenaran 144.000 itu merupakan persoalan mati dan hidup bagi semua orang, maka Tongkat itu mengungkapkannya dari berbagai segi pandangan yang berbeda-beda, masing-masingnya menganjurkan kepada Denominasi Gereja untuk bersiap-siap bagi kelepasan

orang-orang suci yang gilang gemilang itu dan menghadapi kebinasaan orang-orang berdosa yang memalukan itu seperti yang diramalkan oleh pembubuhan tanda dan pembantaian yang tercatat di dalam Yeheskiel pasal 9. 

Bukan madzab gereja baru yang dianjurkan; sebaliknya, yang sedemikian adalah tegas-tegas ditentang. Maka akhirnya bukti yang tak dapat dibantah dikemukakan bahwa Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah  menjadi alat Allah semenjak tahun 1844 yang lalu untuk memajukan pekerjaan-Nya di bumi, dn bahwa Tongkat itu menambahkan “kuasa dan kekuatan” “kepada pekabaran yang ketiga.” – Early Writings, p. 277. 

Karena mengakui merupakan contoh saingan dari eksodus yang pertama, maka Tongkat Gembala Itu mengambil namanya dan tongkat Musa, yaitu alat yang Tuhan gunakan untuk memanifestasikan kuasa-Nya dalam melepaskan bani Israel. Tongkat Gembala Itu, satu-satunya Tongkat yang pernah dibicarakan itu, adalah diramalkan dan dianjurkan di dalam Mikha 6 : 9 yang berbunyi : “Dengarlah olehmu akan Tongkat itu, dan akan (Dia) Yang telah  menetapkan-Nya. 

(Ini adalah edisi Tongkat Gembala, Jilid I, pertama yang telah diperbaharui, yang aslinya diterbitkan dalam tahun 1930. Untuk membuatnya berukuran buku saku, maka beberapa hal yang telah dibicarakan di sejumlah buku-buku lainnya dari seri penerbitan ini telah dihilangkan, sehingga pokok masalahnya dipersingkat). 

Dalam menyambut perintah Tuhan itu, maka kita harus sekarang dengan telinga terbuka mendengarkan pekabaran Tongkat itu berikut ini –

PEMETERAIAN

BUAH-BUAH PERTAMA -- MEREKA YANG 144.000 ITU 

“Maka aku tampak seorang malaikat yang lain naik dari sebelah timur, sambil memegang meterai dari Allah yang hidup itu; maka berserulah ia dengan suara keras kepada keempat malaikat itu yang telah dikaruniakan kuasa untuk merusakkan bumi dan lautan, 

“Katanya, Janganlah merusakkan bumi, atau lautan, atau pun pohon-pohon kayu, sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kita pada dahi-dahi mereka. 

“Maka aku dengar angka bilangan mereka yang dimeteraikan itu; maka telah dimeteraikan seratus empat puluh empat ribu dari semua suku bangsa bani Israel.” (Wahyu 7 : 2 – 4 ). 

Rahasia mengenai pemeteraian mereka yang 144.000 itu mungkin adalah gambaran yang lebih tajam daripada setiap masalah Alkitab yang membingungkan. Teori demi teori yang dikemukakan bahkan makin mempersulit pemecahannya dan membingungkan kebenarannya. Tidak ada satupun gereja Kristen yang tampaknya berhasi melepaskan diri dari pertikaian, yang karena timbulnya banyak pandangan yang berbeda-beda itu telah hanya meningkatkan keretakan di dalam dunia Protestan. 

Ini telah menjadi sangat disesalkan, dan terlebih lagi antara kita sebagai orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh, karena sudah lama utusan Tuhan menasehatkan kepada kita untuk “berjuang dengan segala kekuatan yang telah dikaruniakan Allah kepada kita supaya tergolong di antara 144.000 itu” (Review and Herald, March 9, 1905), dan kemudian dengan rapih meletakkan di dalam tangan kita pengetahuan yang perlu bagi waktu itu kemudian menyajikan megnenai kapan dan dimana, mengapa dan apa sebenarnya pemeteraian itu.

Tuhan mengungkapkan, bahwa “Pemeteraian hamba-hamba Allah ini adalah sama dengan apa yang diperlihatkan kepada Yeheskiel dalam khayal.” – Testimonies to Ministers, p. 445. (Bacalah Yeheskiel pasal 9). 

Dan dalam perluasan masalah itu utusan itu menulis sebagai berikut : “Terutama dalam pekerjaan penghabisan bagi sidang dalam masa pemeteraian mereka yang seratus empat puluh empat ribu itu yang akan berdiri dengan tiada bercacat cela di hadapan tahta Allah, mereka akan  sangat sedih merasakan kesalahan-kesalahannya umat Allah.” – Testimonies, vol. 3, p. 266. 

Demikian itulah, maka pemeteraian itu akan terjadi di dalam sidang karena sebab “kekejian-kekejian” yang dilakukan di tengah-tengahnya. Oleh sebab itu, maka penyingkiran orang-orang yang ikut melakukan kekejian-kekejian itu akan merupakan pekerjaan penghabisan baginya (sidang), bukan bagi dunia. 

Dalam kunci pengetahuan ini di tangan, maka sidang sudah harus maju di bawah terang bersama-sama dengan berkembangkan Kebenaran dan pada waktu yang ditentukan akan mampu mengungkapkan rahasia itu. Tetapi karena lalai mematuhi suara Tuhan untuk demikian berjalan dalam Terang lalu maju dari pengetahuan yang satu ke pengetahuan lainnya, maka ia (sidang) telah kehilangan jalannya sehingga akibatnya selama bertahun-tahun lamanya ia seolah-olah telah mengembara di dalam padang belantara berbagai teori. 

Dan sementara ia berada dalam kebingungan terhadap masalah itu, maka Roh Kebenaran menyatakan diam terhadapnya untuk kemudian menjadi “fasih lidah.” Tetapi sampai kapankah fasih lida? Untuk selamanyakah? – Jelas tidak, melainkan hanya sampai Tuhan sendiri kelak membuka gulungan suratan itu, maka pemeteraian itu

dimulai, dan masalah itu menjadi kebenaran sekarang. Kemudian diam tidak mungkin lagi merupakan fasih lidah; kenyataannya, bahkan tidak mungkin – tidak jika pernah ada 144.000 untuk dimeteraikan dan dipersiapkan untuk berdiri bersama-sama dengan Anak Domba di Gunung Sion (Wahyu 14 : 1). 

Suatu pengetahuan yang menyeluruh terhadap masalah ini harus sama besar pentingnya dengan suatu pengetahuan luas terhadap Daniel 7, Wahyu 13 dan 17, Pekabaran-Pekabaran Tiga Malaikat dari Wahyu pasal 14, atau setiap rahasia atau nubuatan Alkitab lainnya yang telah diungkapkan. Dan bagaimanakah mungkin seseorang dapat meloloskan diri dari pembantaian itu jika tidak ia mengerti apa artinya pemeteraian atau pembubuhan tanda itu, kapan ia itu terjadi, dan dimana ia itu akan jadi? 

Demikian itulah sementara di satu pihak terlihat amat perlu dan karena itu secara mutlak pasti Ilham mengungkapkan sepenuhnya masalah itu pada masa pekerjaan penghabisan bagi sidang, maka di lain pihak terlihat dengan sendirinya sangat tidak mungkin bagi seseorang menemukan seluruh kebenaran itu sebelumnya. 

Setiap pemikir tentunya mengerti bahwa untuk dapat mengumumkan kebenaran dari masalah itu sebelum waktunya, sudah akan meninggalkannya secara sia-sia, tidak bernilai apapun, dan tidak efektif, sama seperti mengumumkan kebenaran tentang patung binatang itu bertahun-tahun sebelumnya atau pada sesuatu saat setelah ia melaksanakan pekerjaan penipuannya. Tetapi pada tepat jam yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu pada saat Ilham mengungkapkan rahasia itu, maka semua orang dapat memandang akan kebenaran itu lalu memanfaatkannya. Dengan gembira, kita kemudian dapat secara bijaksana

berjuang untuk tergolong di antara rombongan yang tidak bercacat cela ini, lalu dapat dimeteraikan bersama-sama dengan mereka, jika kita jujur dan tetap bertahap terus mengikuti untuk mengetahui kebenaran itu pada waktunya. 

Seseorang bertanya, “Kapankah pekerjaan penghabisan ini bagi sidang akan dimulai?” --- Jelas, ia itu sudah berjalan. Terang sedang dicurahkan atas pokok masalah itu, sambil melenyapkan semua kegelapan yang sudah lama menyelimutinya. Karena dengan sendirinya telah menjadi kebenaran sekarang untuk menerangi jalan  dimana 144.000 itu akan “mengikuti Anak Domba itu kemana pun Ia pergi” (Wahyu 14 : 4), maka kebenaran itu harus diberitakan bagaikan di atas puncak-puncak rumah. 

Dalam tahun 1844, sebagaimana semua orang Masehi Advent Hari Ketujuh ketahui, Nyonya White telah memperoleh sebuah khayal tentang mereka yang 144.000 itu, menandakan permulaannya malaikat pembawa meterai itu naik dari sebelah timur (Wahyu 7 : 2 – 4). Kemudian dari waktu itu dan seterusnya ia terus naik, dan orang-orang suci terus menunggu kedatangannya. Akhirnya, dalam tahun 1929, oleh perantaraan Pelajaran-Pelajaran Sekolah Sabat Tuhan telah mengumumkan di selurh madzab gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, bahwa malaikat itu telah tiba. Kemudian gulungan suratan itu mulai terbuka dan kehadiran malaikat itu mulai dirasakan oleh banyak orang dari mereka yang gelisah mengharapkan kebenaran dan pembenaran. 

Kemudian pertanyaan lainnya : “Bagaimanakah dapat kami ketahui dengan pasti bahwa terbitan ini dan rekan terbitan-terbitannya yang lain adalah hasil yang murni dari gulungan suratan yang terbuka itu yang berasal dari malaikat pembawa meterai yang datang itu?” – Mudah saja jika penanya itu dalam hal ini

sewaktu menguji berpegang teguh pada semua Injil yang relevan dan kesaksian ilham lainnya. Maka jika sekiranya ia itu demikian, maka satu-satunya kesimpulan yang dapat dipegang ialah bahwa jam penentuan Ilahi yang telah lama dinanti-nantikan itu telah tiba, dan bahwa penertiban ini adalah alat yang digunakan Ilham untuk memberitakan secara luas peristiwa itu kepada umat Allah. 

Oleh karena, sebagaimana sudah kita saksikan sebelumnya dari Roh Nubuatan, pemeteraian dan pembantaian itu akan terjadi di dalam sidang selama pekerjaan penghabisan baginya, maka keduanya itu tidak mungkin jadi mendahului saat sekarang ini. Dan nubuatan itu sendiri menunjukkan, bahwa pemeteraian itu harus dimulai pada sesuatu saat apabila kehidupan kerohanian sidang berada pada pasang surut yang terendah, apabila ia dicemari dengan dosa – dalam “kejahatan ….. yang sangat besar.” Yeheskiel 9 : 9. Karena itulah kondisinya yang tercemar yang mendorong suatu Allah Yang Suci untuk melakukan di tengah-tengahnya pekerjaan pembubuhan tanda, yaitu pemeteraian orang-orang suci, dan pekerjaan penyingkiran orang-orang berdosa dari antara mereka

Bagaimanakah ia (sidang) memulai untuk mencapai kondisi ini? --- Hamba Tuhan dengan sedih menjawab sebagai berikut : 

“Tuhan belum menutup Sorga dari kita, namun jalan kita sendiri yang terus menerus murtad telah  memisahkan kita dari Allah. Kesombongan, tamak, dan cinta akan dunia ini telah hidup di dalam hati tanpa takut akan pembuangan atau hukuman. Dosa-dosa yang sangat menyedihkan dan dosa-dosa kesombongan telah tinggal menetap di antara kita. Namun pendapat umum mengira bahwa sidang sedang berkembang maju, dan bahwa kedamaian dan kemakmuran rohani terdapat di dalam semua perbatasannya.

“Sidang telah berbalik dari mengikuti Kristus Pemimpinnya, dan sedang terus menerus mundur menunju Mesir. Namun ada sebagian kecil yang waspada atau tercengang karena mereka kekurangan kuasa rohani. Keragu-raguan dan bahkan ketidak-percayaan terhadap kesaksian-kesaksian dari Roh Allah sedang meracuni gereja-gereja kita dimana-mana.” – Testimonies, vol. 5, p. 217. 

“Kita sudah berjalan menyimpang dari petunjuk-petunjuk jalan yang lama. Marilah kita kembali. Jika Tuhan itu Allah, berbaktilah kepada-Nya; jika Baal, berbaktilah kepadanya. Pihak manakah yang hendak anda pilih?” – Testimonies, vol. 5, p. 137. 

“Sementara Yesus memandang pada keadaan para pengikut-Nya di waktu ini, Ia melihat sifat-sifat tidak mengenal terima kasih yang rendah, berbagai upacara formalitas yang hampa, ketida-jujuran yang munafik, kesombongan Farisi dan kemurtadan.” – Testimonies, vol. 5, p. 72. 

“Siapakah dengan jujur dapat mengatakan, bahwa ‘Emas kita sudah teruji di dalam api; pakaian-pakaian kita tidak ternoda oleh dunia’? Aku tampak pembimbing kita menuding pakaian-pakaian mereka yang disebut orang-orang benar itu. Sambil menelanjangi mereka Ia menyajikan secara terbuka kekotoran mereka itu di bawah. Kemudian firman-Nya kepadaku : ‘Tidakkah engkau melihat bagaimana mereka itu dengan berpura-pura menutup-nutupi kekotoran dan kebusukan tabiat mereka? “Bagaimana sampai negeri yang setia itu menjadi seorang pelacur?” Rumah Bapa-Ku telah  dijadikan sebuah rumah dagang, yitu suatu tempat dari mana kehadiran dan kemuliaan ilahi telah lenyap! Karena sebab inilah terdapat kelemahan, dan tidak ada kekuatan.’” – Testimonies, vol. 8, p. 250.

Demikianlah dengan kepastian yang memalukan kita disuruh melihat dan mengakui bahwa kondisi sidang “adalah menyedihkan pada pemandangan Allah.” – Testimonies, vol. 3, p. 253. 

Dan itulah suatu kenyataan yang diakui secara menyedihkan di antara semua orang yang sudah tahu dan jujur di seluruh Madzab Organisasi, bahwa walaupun ia (sidang) selama bertahun-tahun lamanya telah terus menerus turun kerohaniannya, ia ternyata belum pernah mencapai tingkatnya serendah sekarang dimana ia hampir-hampir tidak lagi dapat mempertahankan satupun ciri-ciri perbedaannya yang semula dari dunia. 

Ratapan Suara Ilham mengatakan : “Mati rohani telah  menghinggapi umat, yaitu mereka yang seharusnya sedang memanifestasikan hidup dan semangat yang bernyala-nyala, kesucian dan penyerahan diri, oleh membaktikan diri yang sangat bersungguh-sungguh kepada kepentingan kebenaran. Berbagai kenyataan mengenai kondisi umat Allah yang sebenarnya, telah berbicara lebih jelas daripada pengakuan mereka, dan telah membuktikan bahwa sesuatu kuasa telah memotong putus tali kawat yang menambatkan jangkar mereka pada Batu Karang Kekal itu, dan bahwa mereka sedang hanyut ke lautan bebas tanpa peta ataupun kompas.” – Christ Our Righteusness, p. 36 (1941 edition) 

“Laki-laki dan wanita-wanita berada dalam jam-jam terakhir masa kasihan, tetapi pun mereka besikap masa bodoh dan dungu, dan para pendeta tidak mampun untuk membangunkan mereka; mereka sendiri pun tidur.

 

Pengkhotbah-pengkhotbah yang tertidur berkhotbah kepada suatu umat yang tidur!” – Testimonies, vol. 2, p. 337. 

Memang, “sedang diakui sekarang di dunia bahwa orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh sedang meniupkan trompet yang tidak menentu, sehingga mereka sedang ikut berjalan pada jejak orang-orang dunia.” – Testimonies to Ministers, p.86 

Karena semuanya ini dan karena berbagai alasan lainnya, yang sebagiannya tidak kita ketahui, maka suatu Allah yang bersih dan Suci sedang “mengasah pedang-Nya di dalam Sorga untuk menumpas” orang-orang yang tidak berkeluh kesah dan menangis. “Ya kiranya setiap orang yang mengaku dirinya umat dapat menginsyafi akan pekerjaan pembersihan yang Allahs edang akan lakukan di antara umat-Nya!” – Testimonies, vol. 1, p. 190. 

“Tandailah hal ini dengan seksama : Orang-orang yang menerima tanda kebenaran yang murni itu, yang dilaksanakan di dalam mereka oleh kuasa Roh Suci, yang dilambangkan oleh suatu tanda yang dibubuhkan oleh orang yang berpakaian kasah itu, ialah mereka “yang berkeluh kesah dan menangis karena segala kekejian yang dilakukan di dalam sidang.” – Testimonies, vol. 3, p. 267. 

“Meterai Allah itu akan ditempatkan hanya pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah dan menangis karena berbagai kekejian yang dilakukan di tanah itu.” – Testimonie, vol. 5, p. 212. 

Oleh sebab itu perlu, bahwa “sementara pemeriksaan pengadilan berlangsung di dalam sorga, sementara dosa-dosa orang-orang percaya yang bertobat disingkirkan dari kaabah, maka akan ada suatu pekerjaan pembersihan khusus, yaitu

pembuangan dosa dari antara umat Allah di bumi.” – The Great Controversy, p. 425. 

Kini karena pekerjaan khusus itu sedang berlangsung, maka tidak dapat diragukan lagi bahwa “hari-hari penyucian sidang itu sedang mendekat dengan cepatnya. Allah hendak memiliki suatu umat yang suci dan benar. Dalam penyaringan yang kuat itu yang segera akan jadi, kita akan lebih mampu untuk mengukur kekuatan Israel. Tanda-tanda mengunngkapkan bahwa masa itu sudah dekat apabila Tuhan akan memanifestasikan bahwa kipas-Nya terdapat di dalam tangan-Nya, maka Ia hendak membersihkan seluruh lantai-Nya.” – Testimonies, vol. 5, p. 80. 

Dalam suatu khayal yang dapat diingat lainnya mengenai pekerjaan yang sama yang mencemaskan ini, Nyonya White “menyaksikan malaikat-malaikat bergegas-gegas pergi datang di dalam sorga, yang turun ke bumi dan kembali naik ke sorga, bersiap-siap bagi kegenapan sesuatu peristiwa penting. 

“Kemudian aku tampak seorang malaikat perkasa lainnya”, demikian lanjutnya, “bertugas turun ke bumi untuk menggabungkan suaranya dengan malaikat yang ketiga, dan memberikan kuasa dan tekanan kepada pekabarannya. Kuasa dan kemuliaan besar dikaruniakan kepada malaikat itu, maka sementara ia turun bumi akan diterangi dengan kemuliaannya. ……. Pekabaran ini tampaknya merupakan suatu tambahan kepada pekabaran yang ketiga. …….” – Early Writings, p. 277. 

Dan Roh Kebenaran menegaskan : “Hanya mereka yang telah menahan cobaan dalam kekuatan dari Dia Yang Maha Kuasa itu yang akan diijinkan ikut serta dalam memberitakannya

(Pekabaran Malaikat Ketiga) apabila ia itu kelak berkembang menjadi suatu seruan keras.” – The Review and Herald, Nov. 1908. 

“Pokok persoalan besar yang sudah sedemikian dekat akan membuang keluar mereka yang bukan pilihan Allah, maka Ia akan memiliki suatu dinas kependetaan yang bersih, benar, yang disucikan yang siap bagi hujan akhir.” – B – 55 – 1886. 

Mengapakah orang-orang berdosa diambil keluar dari antara orang-orang benar sebelum bumi diterangi dengan kemuliaan malaikat itu? – Sebab “satu saja orang berdosa akan dapat menyebarkan kegelapan yang akan mengeluarkan terang Allah dari seluruh perhimpunan orang banyak itu.” – Testimonies, vol. 3, p. 265. 

Urut-urutan kenyataan-kenyataan yang jelas yang dikemukakan di sini menyimpulkan bahwa kita sekarang berada dalam “pekerjaan penghabisan bagi sidang, yaitu dalam masa pemeteraian mereka yang seratus empat puluh empat ribu itu”; bahwa pemeteraian, pembubuhan tanda, penyaringan, pengguncangan, “pekerjaan khusus”, “peristiwa penting”, “pekerjaan penghabisan”, dan “pembersihan”, sekaliannya akan membawa akibat yang sama dalam pembinasaan orang-orang yang tidak memperoleh meterai. Memang, inilah persiapan bagi masa kesusahan, Seruan Keras, pekerjaan penghabisan bagi dunia. 

Jadi jelaslah, bahwa pekabaran penghabisan bagi dunia itu akan disampaikan hanya oleh orang-orang yang setia saja, maka umat Allah selama masa bela-bela itu akan terpisah tersendiri tanpa satupun orang-orang yang tidak setia terapat di antara mereka. 

Demikianlah pokok masalah 144.000 itu berikut masalah-masalah yang berkaitan dengannya yang sama-sama jelas,

 

telah mencapai titik temunya itu, menunjukkan bahwa panggilan jam kesebelas untuk mendapatkan para pekerja bagi kebun anggur Tuhan itu kini sedang berlangusng, dan bahwa sekaranglah waktunya “untuk berjuang dengan segala kuasa yang telah dikaruniakan Allah kepada kita untuk tergolong di antara mereka yang 144.000 itu.” –The Review and Herald, March 9, 1905. 

Dan sekarang, pengenalan terhadap mereka yang 144.000 itu telah menyebabkan ciri dari rombongan besar orang banyak dari Wahyu 7 : 9 itu menjadi suatu masalah yang perlu diperbincangkan. Demikianlah tanggung jawab yang ada dalam yang ada dalam rangkaian ini untuk menunjukkan ciri buah-buah pertama yang pertama itu, akan mengenakan tanggung jawab yang sama untuk menunjukkan ciri dari 

BUAH-BUAH KEDUA – ROMBONGAN BESAR

ORANG BANYAK ITU. 

“Sesudah ini aku tampak, dan heran, ada suatu rombongan besar orang banyak yang tidak seorang pun dapat menghitungnya, berasal dari segala bangsa, dan suku-suku bangsa, dan umat, dan bahasa-bahasa, mereka berdiri di hadapan tahta, dan di hadapan Anak Domba itu, dengan berpakaikan jubah-jubah putih, dan pelepah kurma berada di dalam tangan mereka.” Wahyu 7 : 9. 

Untuk menunjuk kepada ciri-ciri dari rombongan besar ini, maka Ilham telah memberikan beberapa petunjuk, salah satunya ialah suatu pembagian kelas orang-orang tebusan dari segala zaman, semenjak dari mati sahid Habel sampai kepada berakhirnya masa kasihan. 

  • Rombongan 1 :  “Terdekat dengan tahta itu terdapat orang-orang yang tadinya giat bersemangat dalam pekerjaan Setan, tetapi mereka telah  dipetik bagaikan puntung-puntung dari dalam api yang bernyala-nyala, mereka telah  mengikuti Juruselamat mereka dengan penyerahan yang dalam dan bersungguh-sungguh.”
  • Rombongan 2 : “Berikutnya adalah orang-orang yang telah menyempurnakan tabiat-tabiat Kristen di tengah-tengah berbagai kepalsuan dan kekapiran, yaitu mereka yang menjunjung tinggi hukum Allah sewaktu dunia Kristen menyatakan tidak berlaku.” 
  • Rombongan 3 : “Dan berjuta-juta orang, yang berasal dari segala zaman, yang telah mati sahid karena mempertahankan iman mereka.” 
  • Rombongan 4 :  “Dan di seberang sana terdapat ‘rombongan besar orang banyak’ itu yang tidak seorang pun dapat menghitungnya, berasal dari segala bangsa, dan suku-suku bangsa, dan umat, dan bahasa-bahasa, ……. Di hadapan tahta, dan di hadapan Anak Domba itu, dengan berpakaikan jubah-jubah putih, dan pelepah kurma di dalam tangan mereka.’”  The Great Controversy, p. 665. 

Di sinilah suatu pernyataan penting jawabannya secara mendesak sebagai berikut : Oleh karena kepada kita telah diperlihatkan dengan jelas bahwa “rombongan besar orang banyak” itu (rombongan 4) adalah suatu rombongan yang terpisah dari puntung-puntung yang dipetik itu (rombongan 1) dari orang-orang yang menang atas berbagai kepalsuan dan kekapiran (rombongan 2), dan dari orang-orang yang mati sahid dari segala masa (rombongan 3), maka bagaimankah mungkin “rombongan besar orang banyak itu” dapat terbentuk dari orang-orang suci yang berasal dari segala zaman, yaitu dari semua orang tebusan? – Jelas sekali tidak mungkin. 

Dengan sendirinya, jika mereka itu bukan dari rombongan 1, rombongan 2, atau 3, maka mereka adalah orang-orang suci yang hidup. Dan karena mereka bukan tergolong rombongan 144.000 itu, yaitu buah-buah pertama orang-orang hidup itu, maka mereka harus tergolong buah-buah kedua. Dan memang, adalah

harus ada buah-buah kedua, karena sebutan “buah-buah pertama” itu menghendaki adanya buah-buah kedua, sama seperti halnya sebutan “kebangkitan pertama” (Wahyu 20 : 6) menghendaki adanya suatu kebangkitan yang kedua, dan demikian pula sebutan “kematian yang kedua” (Wahyu 20 : 14) menghendaki adanya suatu kematian yang pertama. 

Meskipun demikian, masih ada lagi suatu pertanyaan membingungkan lainnya yang memerlukan jawaban : Jika pertanyaan Kristus, “Apabila Anak Manusia datang, akan ditemukan-Nya kelak iman di atas bumi” (Lukas 18 : 8), juga ucapan-Nya, “Janganlah takut, hai kawanan domba yang kecil” (Lukas 12 : 32), berarti hanya sedikit yang akan diselamatkan dan ditemukan hidup apabila Ia datang bagi milik-Nya, maka bagaimanakah mungkin ada suatu rombongan besar orang-orang yang tak terhitung banyaknya? --- Walaupun pada mulanya sepintas lalu terlihat pertanyaan itu mengemukakan sesuatu yang membingungkan, namun ia itu cepat terpecahkan, sehingga pendapat bahwa hanya sejumlah kecil orang-orang suci yang hidup akan menyambut Dia di “udara” akan lenyap apabila dibandingkan kepada kenyataan-kenyataan bahwa “penuaian itu akan benar-benar berkelimpahan” (Matius 9 : 37), bahwa itulah “akhir dunia” (Matius 13 : 39), dan bahwa sebutan “penuaian” itu sendiri menunjukkan suatu pengumpulan yang lebih besar daripada hasil setiap “musim” sebelumnya. 

Selanjutnya, pertanyaan yang berbunyi : “Akan ditemukan-Nya iman di atas bumi?” Bukanlah mempertanyakan jumlah orang-orang suci pada kedatangan yang satu ini, melainkan iman itu sendiri tanpa mempertanyakan jumlahnya. Dan jika sekiranya pada kemunculan-Nya di dalam awan-awan itu untuk membawa pulang orang-orang yang setia, tidak ditemukan-Nya iman di bumi, maka bagaimanakah dengan sidang-Nya yang menunggu, yang kelak tidak bercacad cela atau berkerut ataupun sesuatu perkara yang sedemikian ini, kecil atau besar?

Jelaslah, bahwa kedatangan-Nya yang tercatat di dalam Lukas 18 : 8 itu tidak mungkin dengan kedatangan pada 1 Tesalonika 4 : 17, mengenai kedatangan-Nya “di dalam awan-awan.”  Tetapi itu adlaah kedatangan yang disebut di dalam Maleakhi 3 : 2, 3, dan Matius 13 : 30, 47  - 48, yang membawa kepada Matius 25 : 31 – 33. Kedatangan-Nya kepada kaabah-Nya ialah untuk memisahkan orang-orang berdosa dari orang-orang suci, pada permulaan dari saat Ilham menanyakan, “Siapakah yang dapat tahan berdiri pada hari kedatangan-Nya itu?” 

Dan sekarang, di dalam kata-kata dari nabi itu sendiri, terlihat bukti lengkap mengenai pengumpulan suatu rombongan besar orang-orang suci yang hidup selama “masa penuaian” itu sebagai berikut : 

“Maka mereka [144.000 itu yang luput dari pembantaian atau yang tahan berdiri pada hari itu (Yesaya 66 : 16) dalam pemisahan lalang dari gandum (Matius 13 : 30, 41), yaitu penuaian buah-buah pertama (Wahyu 14 : 4), “hamba-hamba” Allah (Wahyu 7 : 3)] akan menghantarkan semua saudaramu bagi suatu persembahan kepada Tuhan keluar dari segala bangsa dengan mengendarai kuda, dan di dalam kereta-kereta, dan di atas orang yang berpelana, dan di atas bagal, dan di atas binatang-binatang yang cepat larinya, menuju ke bukit kesucian-Ku Yerusalem, demikianlah firman Tuhan, sebagaimana bani Israel membawakan suatu persembahan di dalam suatu bejana yang bersih ke dalam rumah Tuhan.” Yesaya 66 : 20. 

“Kemudian besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu sama-sama hancur berkeping-keping, dan menjadi bagaikan sekam di tempat pengirik gandum di musim panas; maka angin membawanya pergi, sehingga tidak ada lagi tempat baginya; maka batu yang telah menghancurkan patung itu

menjadi sebuah gunung besar, dan memenuhi seluruh bumi.” Daniel 2 : 35. 

“Maka akan jadi kelak di hari-hari terkemudian, bahwa gunung rumah Tuhan akan diperdirikan di atas puncak segala gunung, dan ia itu akan ditinggikan di atas segala bukit; maka semua bangsa akan mengalir datang kepadanya. 

“Maka banyak orang akan pergi dan mengatakan : Datanglah, dan marilah kita naik ke gunung Tuhan itu, yaitu ke rumah Allah Yakub.” Yesaya 2 : 2, 3. 

Dengan terus memperhatikan ramalan-ramalan yang berkaitan ini, maka tidak seorang pun terkecuali orang buta yang akan gagal melihat, bahwa pendapat mengenai hanya sejumlah kecil orang yang selamat itu adalah benar hanya mengenai jumlah orang yang selamat pada setiap masa pekabaran yang dibawa sebelum masa periode penuaian; tetapi bukan mengenai jumlah orang yang selamat selama masa “penuaian” itu sendiri. 

Lagi pula, rombongan besar orang banyak, yaitu buah-buah kedua orang-orang suci yang hidup itu juga ditemukan dalam pertunjukkan tertentu dalam contoh sebagai berikut : 

(1) “Musa di atas gunung transfigurasi adalah seorang saksi terhadap kemenangan Kristus atas dosa dan kematian. Ia melambangkan orang-orang yang akan muncul keluar dari kubur pada kebangkitan orang-orang benar. 

(2) “Dan kubur-kubur terbuka; maka banyak mayat orang-orang suci yang sudah mati bangkit pula, lalu keluar dari kubur-kubur itu sesudah kebangkitan-Nya, lalu masuk ke kota suci, dan telah terlihat kepada

banyak orang.” Matius 27 : 52, 53. (Lihat Early Writings, p. 184, dan Desire of Ages, p. 786). 

(3) “Eliyah, yang telah diubahkan ke sorga tanpa menyaksikan maut itu, melambangkan orang-orang yang akan hidup di atas bumi pada kedatangan Kristus yang kedua kali, dan yang akan diubahkan segera dalam sekejab mata, pada sangkakala yang terakhir …….” The Desire of Ages, 421. 

(4) “Sebagaimana Enoch telah diubahkan ke sorga sebelum dunia dibinasakan oleh air, maka demikian pula orang-orang benar yang hidup akan diubahkan dari bumi sebelum kebinasaannya oleh api.” – Patriarchs and Prophets, p. 89. 

Di dalan tulisan-tulisan ini kepada kita diperlihatkan empat contoh, yang membawa perhatian kita kepada dua rombongan orang-orang suci yang dibangkitkan dan kepada dua rombongan orang-orang suci yang diubahkan. 

Oleh karena ada terdapat dua contoh bagi orang-orang yang hidup, dan karena Enoch sendiri bukan keturunan dari Yakub, maka secara logis ia tidak mungkin melambangkan orang-orang keturunan Yakub, mereka yang 144.000 itu. Sesungguhnya, nama Yakub atau gelar “Israel” itu bahkan juga belum muncul sampai berabad-abad lamannya setelah Enoch diubahkan. Oleh sebab itu, maka Eliyah sendirilah sebagai orang Israel adalah logis melambangkan mereka yang 144.000 itu, dan Enoch logis melambangkan rombongan besar orang banyak itu, yaitu mereka yang berasal dari “semua bangsa, dan suku-suku bangsa dan orang banyak, dan bahasa-bahasa” (Wahyu 7 : 9), sebab dari generasinyalah telah turun semua bangsa-bangsa.

Kemudian pada panggilan terakhir Tuhan mereka, maka muncullah dalam keserasihan yang manis tanda-tanda kemenangan dari Injil – dua rombongan besar orang-orang yang bangkit dengan contoh-contoh mereka, dan dua rombongan besar orang-orang yang diubahkan dengan contoh-contoh mereka. 

Oh, suatu pandangan yang tak terkatakan indahnya dan hebatnya – rombongan-rombongan orang-orang tebusan yang mentaajubkan itu berjalan melalui pintu-pintu gerbang kemuliaan dan berbaris menuruni jalan-jalan Firdaus yang beralaskan emas, mengikuti tekanan lagu-lagu nyanyian angkasa yang belum pernah terdengar oleh telinga orang-orang fana ------ 

PARADE TERBESAR! LIHATLAH INI SEMUANYA LEWAT

Pertama, berjuta-juta malaikat pengiring yang melayani orang-orang tebusan pada segala zaman.

Kedua, Musa, penulis pertama yang diilhami itu, jendral dan pemimpin yang tak ada tandingannya di antara manusia, yang berpakaian putih-putih dan bermahkotakan suatu mahkota keemasan yang berkilau-kilauan, yang memimpin rombongan orang-orang yang bangkit, yang juga berpakaikan jubah-jubah putih dan mahkota-mahkota keemasan.

Ketiga, Habel, yang pertama dari antara orang-orang yang mati sahid, yang memimpin rombongan besar orang-orang yang mati sahid dari segala zaman, sekaliannya berpakaikan jubah-jubah yang gilang-gemilang dengan batas pinggiran berwarna merah.

Keempat, Henok, kepalanya dilingkari dengan suatu rangkaian bunga putih yang mempesona yang di atasnya ditaruh sebuah mahkota indah yang berkilau-kilauan lebih daripada matahari, dan pada lengannya terdapat sebuah pelepah kurma yang indah; dan menyusul dia suatu rombongan besar orang banyak, sekaliannya berpakaikan jubah-jubah putih yang bersih, dengan pelepah-pelepah kurma di dalam tangan mereka dan mahkota-mahkota keemasan pada kepala-kepala mereka.

Kelima, Eliyah yang setia itu, berpakaikan sebuah mantel putih yang indah sejak dari bahu sampai ke kakinya, yang memimpin rombongan 144.000 itu, yaitu suatu keimamatan kerajaan, sekaliannya seperti halnya dirinya sendiri berpakaikan mantel-mantel putih yang indah-indah.

Keenam, semua Adam, yaitu “anak-anak Allah”, yang berasal dari dunia-dunia alam semesta milik Allah, dengan bapa Adam sebagai pelopor.

Ketujuh, Yesus, Raja atas segala raja dan Tuhan atas segala tua, yang Agung daripada segala kejadian, yang pertama dan yang terakhir, dan bersama-sama dengan-Nya sepuluh ribu kali sepuluh ribu dan beribu-ribu malaikat-malaikat. 

Di seluruh luas kekekalan yang tak terhingga, yang belum pernah sebelumnya disaksikan oleh sorga dan tidak pernah lagi akan disaksikannya yang seperti itu – yaitu suatu pawai luas biasa! 

Saudara, Saudariku, adalah hak kita untuk memilih apakah hendak memilih pakaian orang-orang yang selamat itu ataukah hendak memilih segala adat istiadat orang-orang yang hilang itu; apakah hendak berjalan bersama-sama dengan orang-orang tebusan dalam pakaian putih-putih atau berbaring bersama-sama dengan orang-orang yang dikutuk dalam kehitam-hitaman. 

Jika pilihan jatuh kepada yang kedua – kiranya dijauhkan Allah akan pilihan ini – maka upahnya yang mengerikan bukan saja kematian yang pertama, melainkan juga kematian yang kedua dari mana tidak akan ada lagi kelepasan. 

Ya, yang manakah hendak dipilih – ratapan-ratapan yang mengerikan di dalam lautan api yang tak terpadamkan, ataukah nyanyian-nyanyian kegembiraan pada sumber kegembiraan yang tak terpadamkan? Kini, pada jam yang terakhir inilah anda akan harus memilih di antara rombongan –

ESAU ATAU YAKUB – YANG MANAKAH 

“Maka Ishak memohon dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan akan hal istrinya, sebab mandul ia; dan Tuhan telah meluluskan permohonannya, lalu hamillah Ribka istrinya itu.

“Maka anak-anak itu saling bergumul di dalam kandungannya; sehingga katanya, Jika demikian halnya, maka mengapakah aku jadi demikian? Maka pergilah ia menanyakan hal itu kepada Tuhan.

“Maka firman Tuhan kepadanya : Dia bangsa sedang berada di dalam rahimmu, dan dua jenis bangsa akan dipisahkan dari kandunganmu; maka bangsa yang satu akan menjadi lebih kuat daripada bangsa yang lainnya; dan anak yang tua itu akan menjadi hamba kepada yang muda.

“Maka setelah genap harinya untuk bersalin, bahwasanya adalah anak kembar di dalam rahimnya. Maka keluarlah anak yang pertama itu berwarna merah, seluruh tubuhnya seperti jubah yang berbulu; maka mereka menamakan dia Esau. Dan setelah itu keluarlah adiknya, dan tangannya berpegang pada tumit Esau; lalu namanya disebut Yakub.” Kejadian 25 : 21 – 26. 

Dalam kelahiran dan kehidupan Esau dan Yakub yang luar biasa, tak dapat disangkal terdapat rencana dan contoh-contoh Ilahi. Yang aneh dan ganjil dari pengalaman keluarga ini jelas menggambarkan secara dramatis dalam bentuk kecil suatu pengalaman yang pada suatu hari akan dilalui oleh sidang Allah. Ribkah sendiri telah diingatkan akan kenyataan ini sewaktu “Tuhan berfirman kepada : Dua bangsa sedang berada di dalam rahimmu, dan dua jenis bangsa akan dipisahkan dari kandunganmu; maka bangsa yang satu akan menjadi lebih kuat daripada bangsa yang lainnya; dan anak yang tua itu akan menjadi hamba kepada yang muda.” Ayat 23. 

Contoh apakah terdapat dalam drama kehidupan yang mendebarkan ini? – Pada dasarnya itulah yang dikemukakan dalam tafsiran Paulus mengenai

drama kehidupan yang sama dari Hagar dan Ishmael, Sarah dan Ishak. Ilham mengungkapkan kenyataan bahwa pasangan yang pertama itu melambangkan Sidang Wasiat Lama dan para anggotanya, yaitu orang-orang Yahudi; dan bahwa pasangan yang kedua itu melambangkan Sidang Wasiat Baru dan para anggotanya, yaitu orang-orang Kristen (Galatia 4 : 22 – 31). 

Sama halnya, walaupun dalam tahap yang lain, Ribkah juga melambangkan sidang, sedangkan Esau dan Yakub melambangkan anak-anaknya, yaitu para anggota biasa. Dan karena keduanya telah bergumul di dalam kandungan ibunya sebelum mereka dilahirkan, maka arti dari pelajaran penting ini ialah bahwa sementara sidang kesakitan dengan anak-anaknya pada sebelum mereka dilahirkan, menerima kelahiran kedua (Yohanes 3 : 3) dan dipimpin ke dalam kerajaan, maka mereka akan bergumul di dalam. Demikianlah, bahwa adanya kandungan Ribka berisikan kedua anak itu memberitahukan, bahwa sidang sedang mengandung di dalamnya dua kelas umat – kelas orang-orang Esau dan kelas orang-orang Yakub. 

Ilham menegaskan : “Ada dua pengaruh yang saling menentang secara terus menerus sedang mempengaruhi anggota-anggota sidang. Pengaruh yang satu sedang bekerja bagi penyucian sidang, sedangkan yang lainnya sedang berusaha mengacaukan umat Allah.” – Testimonies to Ministers, p. 46. 

Cara dalam mana Esau dan Yakub dilahirkan – yaitu Yakub menyusul Esau dengan berpegang pada tumitnya – memiliki arti yang sangat jelas; kepemimpinan Esau membuatnya menjadi contoh dari para pemimpin yang memiliki tabiatnya, dan susulan Yakub dengan berpegang pada tumit kakaknya itu membuatnya menjadi contoh dari para pengikut

yang memiliki tabiatnya. Analogi ini secara tidak salah juga mengartikan, bahwa yang satu melambangkan suatu kelas orang-orang yang mendahului yang lainnya dalam keanggotaan sidang. Oleh sebab itu, berbicara secara luas, mereka bersama-sama melambangkan calon-calon pengganti masing-masing pihak pekerja dan pihak anggota biasa. 

Dalam kenyataan berikutnya terdapat juga arti contoh karena Esau dilahirkan dengan tubuh yang berbulu sedang Yakub dengan tubuh yang licin. Ketidak-samaan lahiriah yang menyolok ini jelas memberikan beberapa macam arti menyolok yang dapat dilihat dari dua kelas orang-orang yang menjadi contoh. 

Allah telah menentukan orang laki-laki untuk memimpin dan orang perempuan untuk mengikuti, maka karena demikian ini Ia telah menciptakan laki-laki berbulu dan perempuan itu licin. Tanda-tanda perbedaan Ilahi ini mengungkapkan bahwa Esau dan kelas orang-orang yang dilambangkannya memiliki kelengkapan alamiah bagi jabatan kepemimpinannya, sedangkah Yakub dan kelas orang-orang yang dilambangkannya tidak. Di samping itu, karena merupakan anak sulung, maka hak kesulungan Esau akan menjadi imam di dalam keluarga. Melalui dialah akan datang leluhur-leluhur dari kedua belas suku bangsa itu, para nabi, para penghulu, dan raja-raja Israel, bahkan juga Raja atas segala raja itu sendiri, yaitu Juruselamat dunia. 

Namun segala keinginan, ambisi dan cita-cita dari Esau dan Yakub telah berjalan bertolak belakang dengan kedudukan-kedudukan yang mereka warisi. Esau sama sekali tidak menaruh perhatian khusus pada bagian pekerjaan yang dimungkinkan oleh hak kesulungannya, sedangkan Yakub sangat menginginkannya. Sungguhpun demiian, karena terhalang oleh hukum wasiran

untuk memiliki bagian pekerjaan Esau itu, maka Yakub dalam keinginannya yang sangat untuk memiliki hak kesulungan itu telah berusaha untuk membelinya pada saat kesempatan yang baik. Kemudian untuk dapat memperoleh berkat-berkat ayahnya, maka ia telah menyetujui keinginan ibunya untuk berusaha mendapatkannya dengan jalan penipuan. 

Pelajaran yang tragis ini adalah nyata sekali menyedihkan. Kelas orang-orang Esau yang melaksanakan tugas-tugas jabatan mereka kurang dari persyaratan-persyaratan kesuciannya, secara acuh tak acuh membiarkan jabatan itu lepas dari tangan mereka jatuh ke dalam tangkapan tangan kelas orang-orang Yakub, yang benar-benar menyukai dan menghargai kewajiban-kewajiban yang terkandung dalam jabatan itu, tetapi mereka bukan dilahirkan sebagai pemimpin, maka mereka harus mendapatkan kelengkapan bagi jabatan yang suci itu melalui latihan disiplinaire dari beberapa pengalaman ujian jiwa seperti yang digambarkan oleh latihan Yakub sewaktu ia dalam pelarian meninggalkan rumah. Dengan demikian dalam nasib takdir mereka itu, mereka dibuang keluar dari sidang seperti halnya Yakub telah dibuang keluar dari rumah oleh kakaknya, karena sebab semangat mereka pada pekerjaan pelayanan Allah, maka mereka memenangkan suatu latihan bagi kesempatan pekerjaan yang istimewa yang akan menjadi milik mereka. 

Betapa besar ruginya bagi anak sulung itu, yaitu para pendeta yang ada sekarang, yang sedang kehilangan suatu berkat yang tak terkirakan besarnya! Mereka telah memperoleh kesempatan istimewa yang tak tertandingi untuk berdiri di Gunung Sion bersama-sama dengan Anak Domba, untuk memimpin keluar rakyat Kerajaan di kemudian hari, sambil mendatangkan Kerajaan itu sendiri, sambil menghantarkan kedatangan Kristus yang kedua kali, dan akhirnya untuk memimpin rombongan besar orang tebusan ke dalam Kaanan Samawi, ke dalam segala alam

kemuliaan yang tidak lagi layu. Tetapi mereka kini sedang akan hilang. Alangkah trangisnya! 

Untuk sedikit saja masakan kacang merah yang menggiurkan mereka membiarkan hak-hak kekuasaan ini lepas dari genggamannya. Menyedihkan, bahkan sekarang pun mereka sedang membiarkannya lepas jatuh ke tangan kelas orang-orang Yakub, para anggota biasa yang setia itu, yaitu 144.000 hamba-hamba Allah yang akan datang itu (Wahyu 7 : 3; 5 : 10; Testimonies, vol. 5, pp. 475, 476. 

“Sebagaimana Esau sadar menyaksikan kebodohannya dalam melakukan penukaran yang tergesa-gesa itu setelah sudah sangat terlambant untuk menebus kembali kerugiannya, maka demikian itu pula akan jadi kelak pada hari Allah dengan orang-orang yang telah menukar hak waris mereka ke sorga dengan berbagai kepuasan diri sendiri.” – Patriachs and Prophets, p. 182. (Baca juga Testimonies, vol. 2, pp. 38, 39). 

Bertahun-tahun yang lalu Roh Kebenaran telah menghimbau kepada anak sulung itu dengan memperingatkan kepada mereka terhadap bahayanya mereka mereka kehilangan hak kesulungannya sebagai berikut : “Saudara-Saudara, jika anda terus menerus bermalas-malasan, cenderung kepada keduniawian, mementingkan diri sendiri, seperti yang sudah anda lakukan, maka Allah pasti akan mengesampingkan anda, lalu mengambil orang-orang yang kurang mementingkan diri sendiri, yang kurang berambisi terhadap kehormatan dunia, dan yang tidak ragu-ragu untuk pergi, seperti yang diperbuat Tuhan mereka, tanpa kemah, sambil tahan terhadap berbagai celaan. Pekerjaan akan diberikan kepada mereka yang mau mengambilnya, yaitu mereka yang menjunjung tinggi pekerjaan itu, yang menghayati prinsip-prinsipnya di dalam pengalaman mereka setiap hari. Allah hendak memilih orang-orang yang sederhana, yaitu mereka yang berusaha untuk memuliakan nama-Nya dan memajukan pekerjaan-Nya, yang bukan menghormati dan memajukan diri sendiri. Ia akan membangkitkan orang-orang yang tidak banyak memiliki pengetahuan dunia ini, tetapi mereka

berhubungan dengan Dia, dan mereka akan mencarikan kekuatan dan nasehat dari atas.” – Testimonies, vol. 5, p. 461. 

“Panggilan bagi pekerjaan yang besar dan penting ini telah ditawarkan kepada orang-orang yang sangat terpelajar dan berkedudukan; kalau saja mereka ini telah merasa kecil dirinya pada pemandangannya sendiri, lalu berharap sepenuhnya kepada Tuhan, maka Ia sudah akan menghargai mereka dengan memberikan standard kemenangannya kepada mereka sampai mencapai kemenangan. …………… 

“Allah akan melakukan suatu pekerjaan di zaman kita yang hanya sedikit saja orang yang mengharapkannya. Ia akan membangkitkan dan meninggikan di antara kita orang-orang yang justru diajarkan oleh himbauan Roh-Nya, dan bukan oleh latihan-latihan lahiriah dari lembaga-lembaga ilmu pengetahuan.” – Testimonies, vol. 5, p. 82. 

“Di sini (Yeheskiel 9 : 5, 6) kita saksikan bahwa sidang – tempat kesucian Tuhan – adalah yang pertama sekali merasakan pukulan murka Allah. Orang-orang bangsawan, yaitu mereka yang dikaruniakan Allah terang besar, dan yang telah berdiri sebagai pengawal-pengawal semua kepentingan umat, telah mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Mereka telah mengambil kedudukan supaya kita tidak perlu lagi mengharapkan mujizat-mujizat dan manifestasi kuasa Allah yang nyata menyolok seperti halnya di zaman dahulu. Zaman telah berubah. Semua kata-kata ini menguatkan ketidak-percayaan mereka, sehingga mereka mengatakan : Tuhan tidak akan berbuat yang baik, Ia juga tidak akan berbuat yang jahat; Ia adalah sangat pemurah dan pengampun untuk menghukum umat-Nya dalam pehukuman. Demikianlah damai dan sejahtera adalah teriakan dari orang-orang yang tiak akan pernah lagi mengangkat suaranya bagaikan trompet untuk menunjukkan kepada umat Allah segala pelanggaran mereka dan kepada isi rumah Yakub

segala dosa mereka. Anjing-anjing yang bisu ini, yang tidak mau menyalak, ialah orang-orang yang akan merasakan pembalasan yang adil dari suatu Allah yang murka. Laki-laki, wanita-wanita, dan anak-anak kecil, sekaliannya binasa bersama-sama.” – Testimonies, vol. 5, p. 211. 

Kini, sebagaimana kesamaan contoh yang banyak tahapan ini berpaling kepada aspek berikutnya, maka Esau dan Yakub terlihat berikutnya melambangkan dua kelas orang-orang berdosa : Esau, baik oleh warna kulitnya maupun oleh arti dari namanya sesudah ia itu diubah dari Esau menjadi Edom; Yakub, oleh maksud dari namanya sebelum ia itu diubah dari Yakub menjadi Israel. 

Cukup aneh, sebagaimana warna kulit Esau adalah merah, demikian pula arti dari namanya yang baru, yaitu Edom. Dan karena ia lalai menghargai dan memanfaatkan karunia warisan ayah, karena tidak pernah memenuhi maksud daripada nama kelahirannya (“ia yang menyelesaikan”), maka terlihat bahwa namanya yang baru itu, berbeda dengan nama Yakub yang baru, adalah berarti bukan berkembang, melainkan sebaliknya gagal untuk berkembang, sambil terus maju tak terkendali dengan jalan-jalannya yang jahat – tetap saja dalam tabiat kelahirannya, yaitu “merah.” Oleh sebab itu, maka kelas para pemimpin yang dilambangkan olehnya akan kalah, mereka tidak pernah menyelesaikan tugas yang ditentukan oleh Allah mereka, sehingga tidak pernah akan diubahkan dari status orang-orang berdosa menjadi orang-orang suci! Alangkah ruginya! 

Sungguhpun demikian, tidaklah demikian halnya dengan kelas orang-orang Yakub. Sebagaimana contoh dari hal mereka, yang dengan tekun menjaga domba-domba, dengan hati-hati mengurusi urusannya sendiri, dan secara berhasil mengalahkan sifat

tamaknya, namanya telah diubah dari Yakub (penipu) menjadi Israel (seorang pemenang sehingga dengan demikian seorang Penghulu), dan dengan demikian mereka pun pada akhirnya berhasil menang atas sifat hawa nafsu mereka, sehingga nama-nama mereka telah diubah dari orang-orang Yakubites menjadi orang-orang Israel, dari penipu-penipu menjadi para pemenang, -- yaitu dari hamba-hamba kepada diri sendiri menjadi hamba-hamba Allah, dari orang-orang Kristen biasa di dalam Laodikea menjadi penghulu-penghulu yang ditinggikan di atas Gunung Sion. Dengan demikian dalam hak mereka sendiri orang-orang Yakubites contoh saingan itu akan menjadi orang-orang Israel contoh saingan; oleh kemahiran hak kesulungan mereka menjadi orang-orang yang menyelesaikan pekerjaan Injil, dan sebagai hamba-hamba Allah mereka berdiri di atas Gunung Sion bersama-sama dengan Anak Domba itu. 

Demikianlah terlihat bahwa kedua kelas orang-orang itu, sebagaimana contoh-contoh dari hal mereka, nama mereka telah diubah : kelas orang-orang Yakub itu karena mereka mendambakan suatu hak kesulungan yang tidak dapat binasa seperti yang diingini Yakub; kelas orang-orang Esau, karena mereka meremehkan hak kesulungan yang tak dapat binasa itu seperti yang dilakukan Esau, dan mendambakan kemuliaan hidup ini yang akan binasa. Yang satu memiliki suatu kesadaran yang tajam dan tepat terhadap nilai-nilai kehidupan; yang lainnya, memiliki suatu kesadaran yang tumpul dan yang salah terhadap nilai-nilai kehidupan.

Dan walaupun Yakub tidak memiliki kemampuan-kemampuan alamiah untuk melakukan tugas-tugas jabatannya, namun kekurangan itu lebih diimbangi oleh semangatnya yang bernyala-nyala. Oleh sebab itu, tanpa memperhatikan berapa banyak atau pun berapa sedikitnya bakat alamiah maupun pendidikan yang mungkin diperoleh seseorang bagi sesuatu kedudukan, ia tidak akan pernah berhasil pada kedudukan itu jika ia tidak memasukkan ke dalamnya semua yang dimilikinya – yaitu mencurahkan seluruh hati dan jiwanya ke dalam kedudukan itu. Inilah salah satu daripada hukum-hukum yang tidak berubah

dalam kehidupan, maka ia itu harus diingat oleh semua orang, bahwa hukum itu mengatur kebahagiaan dalam setiap lapangan usaha baik bagi orang percaya atau pun bagi orang yang tidak percaya.

Oleh karena kerugian seseorang akan selalu menjadi keuntungan bagi orang lain, maka sebagaimana kerugian Esau telah menjadi keuntungan Yakub, demikianlah kerugian yang mengerikan, yang tak dapat lagi diperbaiki, dan yang tak ternilai bagi kelas orang-orang Esau itu akan menjadi suatu keuntungan kekal yang mulai bagi kelas orang-orang Yakub.

Dalam penyesalan yang sangat dalam setelah disadarinya akan kerugiannya yang tak terkirakan itu, Esau “tidak lagi menemukan tempat bagi pertobatan, walaupun ia berusaha mencarinya dengan seksama dan dengan air mata.” Ibrani 12 : 17. Nasibnya yang tidak lagi berubah itu melambangkan nasib yang akan menimpa semua orang yang perbuatannya menempatkan mereka di dalam kelas orang-orang Esau.

Sepanjang lambang yang sangat berguna sebagai petunjuk terhadap masalah itu, kita kini dibawa terus kepada gambaran puncaknya – yaitu 

YAKUB BERMIMPI 

Pada malam pertama pelariannya dari murka Esau yang hendak membunuhnya itu, Yakub yang menggunakan sebuah batu sebagai pengganti bantal, telah berbaring beristirahat.

“Maka bermimpilah ia, bahwa sesungguhnya adalah suatu tangga berdiri di atas bumi dan kepala tangga itu sampai ke sorga : maka bahwasanya malaikat-malaikat Allah naik turun pada tangga itu.” Kejadian 28 : 12.

Apakah arti mimpi itu? – Karena merupakan segi yang lain dari contoh yang sama, maka ia itu harus perlu merupakan suatu bentuk peristiwa yang akan mendatangi umat Allah, orang-orang Yakubites itu.

Oleh karena tangga itu, dengan ujung yang satu di atas bumi dan ujung yang lainnya di sorga, melambangkan Kristus (Patriarchs and Prophets, p. 184), dan karena malaikat-malaikat yang berjalan naik turun pada tangga itu adalah para utusan-Nya (The Great Controversy, p. 512), maka keseluruhannya menunjukkan bahwa Kristus akan mendirikan melalui diri-Nya sendiri suatu komunikasi yang tetap dan pasti di antara sorga dan bumi. 

“Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa Aku akan mendengar, demikianlah firman Tuhan, Aku akan mendengar segala langit, dan mereka akan mendengarkan bumi.” Hosea 2 : 21. 

Langkah berikutnya yang dipertimbangkan dalam contoh ialah – 

IBU-IBU DARI PARA KETURUNAN YAKUB 

Sepanjang urut-urutan kronologis dari contoh yang bertahap banyak itu, kita kini dalam ingatan mengikuti Yakub terus ke Padang-Aram. Di sana ia telah mengawini empat orang istri – yaitu Leah dan Rachel, anak-anak perempuan dari Laban; kemudian Zilpah dan Bilha, masing-masing pelayan wanita mereka. Keempat wanita ini adalah ibu-ibu dari dua belas putera Yakub, yang pada giliran berikutnya telah menjadi bapa-bapa dari dua belas suku bangsa Israel. 

Dalam contoh perkembangan dari Israel rohani ini, hanya seorang dari keempat orang itu, yaitu Leah yang merupakan istri Yakub yang resmi sah. Oleh sebab itu, maka hanya dia yang dapat menjadi contoh dari sidang yang resmi dan benar – yaitu sidang yang telah diorganisir di Yerusalem oleh kerajaan dua belas suku itu, dan yang pada akhirnya telah berkembang ke dalam Gereja Kristen.

Rachel harus melambangkan suatu sidang yang lebih muda – yaitu sidang yang diorganisir di Samaria oleh kerajaan sepuluh suku itu lalu tercerai-berai bersama-sama dengannya di antara bangsa-bangsa Kapir. 

Zilpah dan Bilha, karena adalah “orang-orang asing” dan pelayan-pelayan yang melayani Leah dan Rachel, maka mereka melambangkan sidang-sidang berikutnya yang asal usulnya berasal dari orang Kapir (Gentile). 

Dari keempat garis keturunan ini keluar bani Israel contoh saingan itu. Maka apa yang benar dalam silsilah keturunan secara fisik harus juga benar dalam silsilah keturunan secara rohaniah. Sebab itu, walaupun contoh saingan itu, seperti halnya contohnya, dua belas suku bangsa itu datang melalui baik ibu-ibu Israel maupun ibu-ibu Kapir, namun mereka dilahirkan dari seorang ayah yang sama – seorang Israel. 

Setelah dicerai-beraikan Allah ke seluruh bangsa-bangsa Kapir, maka baik Yehuda (kerajaan dua suku bangsa itu) maupun Israel (kerajaan sepuluh suku bangsa itu) telah ditelan oleh mereka. Kemudian juga Gereja Kristen sendiri yang merupakan satu-satunya tunas yang keluar dari Gereja Yahudi (ingat, murid-murid Kristus dan para rasul, demikian juga orang-orang yang bertobat dari sidang yang mula-mula, sekaliannya adalah murni orang-orang Yahudi), telah menanggalkan gelar Wasiat Lamanya “Yahudi” karena ia telah mengambil gelar Wasiat Barunya “Kristen.” Kemudian secara berangsur-angsur ia telah kehilangan daun-daunan Yahudinya di tengah-tengah daun-daunan cabang-cabang Kapir yang dicangkokkan. 

Sekarang sementara kita meninggalkan tahap contoh di atas ini, maka kita memasuki tahap contoh dari –

PERJALANAN YAKUB PULANG KE RUMAH 

Sesudah dua puluh tahun melaksanakan denan setia pekerjaan yang keras dan melampaui batas dari Laban pamannya itu di Pandang-Aram, maka pada akhirnya Yakub berbalik belakang lalu melangkah pulang menuju ke rumah bapanya di tanah perjanjian. 

Namun kekacauan menghinggapi dirinya. Sementara bergumul dengan ketakutan terhadap apa yang akan jadi terhadap dirinya setelah ia bertemu dengan Esau, maka “telah bergulat seorang laki-laki dengan dia sampai kepada fajar pagi.” Kejadian 32 : 24. 

Di sinilah rebah laki-laki yang bernama Yakub itu dan bangkitlah laki-laki yang bernama Israel, yang memberi contoh pengalaman penderitaan yang harus dilalui oleh keturunannya sebelum mereka juga menerima suatu nama baru, yang beralih dari anak-anak Yakub menjadi anak-anak Allah, menjadi Israel yang sesungguhnya. Setelah mencapai kemenangan atas tes ujian ini, yaitu “masa kesukaran Yakub itu”, maka mereka akan sampai ke rumah, tanah perjanjian itu – yaitu kebahagiaan yang terakhir dari perjalanan mereka yang jauh dan sulit itu. 

Mengenai masa cobaan dan ujian ini Roh Nubuatan mengomentarinya sebagai berikut : “Suatu keputusan Pemerintah dikeluarkan untuk membunuh semua umat kesucian, yang membuat mereka menangis siang dan malam memohon kelepasan. Inilah masa kesukaran Yakub itu.” – Early Writings, pp. 36, 37. (Bacalah juga Patriarchs and Prophets, pp. 202, 203). 

Kini, setelah pemberhentian Yakub dari perhambaannya di Padang-Aram itu berakhir dengan kembalinya dia ke

rumah, maka contoh itu melanjutkan dengan – 

MASUKNYA ISRAEL KE MESIR 

Bahwa Alkitab mengungkapkan kebenaran-kebenarannya yang hebat itu dalam berbagai cara – dalam urutan angka-angka, dalam lambang-lambang, dalam perumpamaan-perumpamaan dan kiasan-kiasan, dalam mimpi-mimpi dan khayal-khayal, dalam contoh-contoh dan kejadian-kejadian – bahkan juga sepenuhnya dikenal dalam pengalaman aneh Israel kuno pergi memasuki Mesir. Di dalamnya setiap siswa Alkitab yang tahu akan melihat, bukan secara kebetulan saja, melainkan sudah secara terrencana dibuat oleh tangan Dia yang maha kuasa. Sesungguhnya Yusuf sendiri, sebagai peran yang utama dalam drama yang besar itu, sedemikian itu mengakuinya : “Allah telah mengutus aku mendahului kamu”, demikian pernyataannya, “untuk memeliharakan nyawa orang.” Kejadian 45 : 5. 

Dalam pengakuan akan hal ini Paulus oleh kuasa Ilham lebih dulu mengamarkan bahwa “segala perkara ini sudah berlaku atas mereka untuk menjadi teladan.” 1 Korintus 10 : 11. Jadi, betapa besar pentingnya, agar supaya kita menyelidiki, memahami, dan menghargai dengan seksama semua teladan yang mentaajubkan ini yang telah dibuat Allah bagi kebahagiaan kita. 

Memulai dengan pengalaman Yakub, kita saksikan hal-hal yang telah ditakdirkan yang membentuk kehidupannya selama itu, bahkan sampai membuat dia mencintai Yusuf melebih putera-puteranya yang lain (Kejadian 37 : 2 –11) – penyebab yang cepat menimbulkan irihati mereka dan mendorong mereka membuang

anak itu (Yusuf). Dengan demikian, bertahun-tahun lamanya sebelum kepindahan mereka dari Kanaan ke Mesir, Allah dalam takdir-Nya telah mengutus Yusuf, sebagaimana yang disadarinya sendiri kemudian, untuk mempersiapkan jalan bagi mereka. Kemudian oleh mendatangkan tujuh tahun kelaparan di seluruh tanah itu, maka Yang Maha Kuasa berikutnya telah membentuk keadaan-keadaan yang sedemikian rupa untuk menghantarkan seluruh isi rumah Israel turun ke Mesir. Dan di sanalah mereka kemudian telah dibiarkan menjadi budak, yang telah membuat mereka sengsara tak tergambarkan sampai kepada kematian sejumlah besar anak-anaknya laki-laki. 

Semenjak dari penjualan Yusuf ke dalam perbudakan sampai kepada pembantaian anak-anak sulung di Mesir – betapa sedihnya rangkaian perubahan-perubahan nasib mereka itu! Mengapa sehingga isi rumah Israel perlu berjalan melewati pengalaman-pengalaman pembersihan yang sedemikian ini? Mengapa? – Ilham kembali mengingatkan, karena “segala perkara ini telah berlaku atas mereka itu untuk menjadi teladan-teladan; maka sekaliannya itu tertulis untuk menjadi nasehat bagi kita orang-orang yang menghadapi kedatangan akhir dunia ini.” 1 Korintus 10 : 11. 

Dalam hikmat-Nya yang tak dapat dimengerti, Allah telah membiarkan putera-putera Yakub itu menjalani hidup yang sengsara supaya mereka dapat menjadi suatu contoh, suatu teladan, suatu objek pelajaran yang menyelamatkan pada hari apabila Ia merentangkan “tangan-Nya sekali lagi untuk kedua kalinya guna mengumpulkan kembali sisa-sisa umat-Nya, yang masih akan tertinggal, dari Assiria, dan dari Mesir, dan dari Pathros, dan dari Cush, dan dari Elam, dan dari Shinar, dan dari Hamath, dan dari pulau-pulau di lautan.” Yesaya 11 : 11.

Jadi pada kitalah berpindah tanggung jawab itu untuk berlaku sederhana, bijaksana, dan setiap membuat kekalahan-kekalahan mereka itu menjadi batu-batu loncatan kita untuk mencapai kemenangan. Memang benar-benar mentaajubkan untuk mengetahui bahwa perjalanan kita telah digariskan jauh berabad-abad sebelumnya!

Sebagai suatu bagian yang sempurna dari “teladan-teladan” yang pokok ini, maka Perencana teladan-teladan itu telah mempromosikan Yusuf ke atas tahta Mesir oleh membuat dia mampu meramalkan tujuh tahun berkelimpahan dan tujuh tahun kelaparan itu, oleh mana – 

ALLAH MEMBERI MAKAN DUNIA KUNO DENGAN GANDUM SAMA SEPERTI IA MEMBERI MAKAN DUNIA MODERN DENGAN KEBENARAN 

“Dan setelah sudah habis genap dua tahun, maka bermimpilah Firaun, bahwasanya adalah ia berdiri di tepi sungai. Dan, bahwasanya, telah keluar dari sungai itu tujuh ekor lembu yang indah rupanya dan gemuk badannya; maka mereka itu memakan rumput pada suatu padang rumput.

“Dan, bahwasanya, sesudah mereka itu telah keluar kemudian dari sungai itu tujuh ekor lembu yang lainnya yang buruk bentuknya dan kurus badannya; lalu berdiri di samping lembu-lembu lainnya pada tepi sungai itu.

“Maka lembu yang buruk bentuknya dan kurus badannya itu memakan habis tujuh ekor lembu yang indah rupanya dan gemuk badannya itu. Dengan demikian itu terjagalah Firaun……

“Maka terjadilah pada pagi hari berdebarlah hati baginda; lalu disuruhnya memanggil semua ahli nujum dan semua orang pandai di Mesir; lalu diceritakan Firaun kepada mereka mimpinya itu; namun tidak seorangpun yang dapat menginterpretasikan sekaliannya itu kepada Firaun …….

“Kemudian disuruh oleh Firaun memanggil Yusuf, lalu dengan segera mereka mendatangkannya keluar dari penjara …. Lalu kata Firaun kepada Yusuf : ‘Aku telah  bermimpi sebuah mimpi; tetapi belum seorangpun yang

dapat menginterpretasikannya; maka telah  ku dengar akan halmu, bahwa engkau dapat mengerti suatu mimpi untuk menginterpretasikannya. …… (Kemudian diceritakan Firaun mimpi itu kepada Yusuf).

“Maka sembah Yusuf kepada Firaun …… Allah telah menunjukkan kepada Firaun apa yang sedang akan diperbuat-Nya. Tujuh ekor lembu yang bagus itu ialah tujuh tahun dan tujuh ekor embu yang kurus dan jelek itu yang telah muncul sesudah mereka ialah tujuh tahun; …….

“Bahwasanya, akan datang tujuh tahun yang sangat berkelimpahan di seluruh tanah Mesir ….. maka kelimpahan itu akan kelak tidak diketahui di seluruh negeri karena sebab kelaparan yang datang menyusul; karena kelaparan itu akan sangat hebat sekali ….. lalu titah Firaun …… dengan ini aku mengangkat akan dikau menjadi penghulu atas seluruh tanah Mesir. …….

“Maka dalam tujuh tahun kelimpahan itu bumi telah mengeluarkan hasil bertumpuk-tumpuk banyaknya. Maka dikumpulkannya semua makanan dari tujuh tahun itu yang terdapat di tanah Mesir, lalu ditimbunnya makanan itu di dalam kota-kota; makanan dari ladang yang terdapat di sekeliling setiap kota ditimbunnya di dalam kota itu. Maka Yusuf telah mengumpulkan gandum bagaikan pasir di pantai laut, banyak sekali, sehingga tiada lagi dihitungnya; karena memang tak terhitung.” Kejadian 41 : 1 – 49. 

Apakah manfaat kerohanian daripada objek pelajaran ini? – Inilah dia : oleh karena di dalam Alkitab angka tujuh tetap menunjukkan kelengkapan dari kategori yang dilambangkan, maka tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan itu perlu menunjuk masing-masing kepada dua masa periode yang lengkap dan berurutan.

Yang pertama secara mentaajubkan menghasilkan dalam kelimpahan yang besar bukan saja bagi masa di waktu itu melainkan juga bagi masa yang akan datang, dan yang kedua itu secara mentaajubkan akan menghasilkan sangat sedikit, hampir-hampir tidak ada sama sekali.

Dan apa lagi yang dapat dilambangkan dalam bidang simbolisme oleh “gandum” yang tersimpan itu kalau bukan melambangkan makanan rohani, yaitu Firman Allah yang tersimpan di dalam Alkitab (Mazmur 78 : 24)? Sesuai dengan itu, maka contoh itu menunjukkan bahwa enam puluh enam buku Alkitab itu adalah rumah-rumah perbendaharaan kebenaran Allah, dan bahwa sekaliannya itu penuh dengan makanan yang menyegarkan jiwa selama sejarah periode nabi-nabi – yaitu periode kelimpahan contoh saingan – untuk menunjang kehidupan rohani sepanjang masa itu maupun selama periode berikutnya, periode injil, yaitu periode kelaparan contoh saingan. 

Sebab itu, maka Kebenaran yang tersimpan itu yang akan menunjang setiap generasi baik dalam sejarah Wasiat Lama maupun dalam sejarah Wasiat Baru, ialah tulisan-tulisan para nabi yang telah diungkapkan sebagai wahyu-wahyu yang sesuai waktunya sepanjang masa periode injil. Dan yang sedemikian inilah, seperti yang diketahui oleh setiap siswa Alkitab, adalah kenyataan yang sesungguhnya. 

Jelaslah, bahwa pelajaran secara contoh yang besar ini adalah bahwa dalam jangkauan panjang tahun-tahun yang telah berjalan semenjak dari Alkitab ditulis, dan dalam mana tidak ada lagi makanan rohani tambahan, maka makanan rohani itu perlu dibeli dari tempat penyimpanan yang lama, yaitu Rumah Perbendaharaan Yehovah, Alkitab, dan masih tetap harus dibeli daripada-Nya sekarang seperti halnya di masa lalu, yaitu hanya melalui penyalur-penyalur-Nya yang telah ditunjuk, yaitu penafsir-Nya yang diilhami. 

“Hai, masing-masing kamu yang berhaus, datanglah kepada air”, demikianlah undangan Roh sekarang, “dan barangsiapa yang tidak mempunyai uang, datanglah, belilah, dan

makanlah; bahkan, datanglah, belilah air anggur dan susu tanpa menggunakan uang dan tanpa harga.” Yesaya 55 : 1. 

Contoh ini secara tepat menunjukkan bahwa sama seperti halnya di zaman Yusuf tidak seorang pun dapat menolong dirinya sendiri untuk mencapai gandum itu, melainkan hanya dapat memperolehnya melalui hamba-hamba pilihan Yusuf, maka demikian pula di zaman kita sekarang satu-satunya orang yang menyediakan “makanan pada waktunya” ialah Juruselamat oleh perantaraan hamba-hamba pilihan-Nya. Hanya melalui merekalah Ia mengungkapkan, menginterpretasikan, dan membagi-bagikan kebenaran yang sesuai waktunya. 

Demikianlah halnya bahwa meskipun kita sekarang berada dalam tahun-tahun kelaparan contoh saingan itu, yaitu periode dari wahyu yang tidak langsung dari Sorga, namun kita tidak akan kekurangan makanan, yaitu kebenaran sekarang. Adalah cukup tersimpan di dalam Alkitab untuk memeliharakan kita selama tahun-tahun kelaparan asalkan kita mengajukan permohonan kita kepada para penyalur-Nya yang telah ditunjuk. Inilah pelajaran yang sangat berarti, yang sangat mendesak, dan yang sangat diperlukan yang diajarkan dalam contoh teladan yang ditakdirkan ini bagi umat Allah. 

Dari kenyataan-kenyataan bahwa gandum itu melambangkan Firman dari Khali, dan bahwa rumah-rumah perbendaharaan melambangkan buku-buku dari Alkitab, dengan sendirinya membuat Yusuf sebagai contoh dari Kristus, yaitu Dia yang mengontrol Injil itu dan Dia satu-satunya yang membagi-baginya Kebenaran kepada orang-orang yang membayar harganya – yaitu mereka yang melepaskan semua kecenderungannya untuk berbuat salah baik yang bersifat keturunan maupun yang bersifat ciptaan sendiri (Christ’s Object Lessons, p. 330; Prophets and Kings, p. 97). 

Demikianlah halnya bahwa sebagaimana Yusuf telah memerintah bersama-sama dengan Firaun sebagai pembantunya, maka demikian pula Kristus memerintah bersama-sama dengan

Allah sebagai pembantu-Nya; dan sebagaimana Yusuf, juruselamat badaniah dunia itu, telah menampung gandum di dalam gudang-gudang di Mesir, maka demikian pula Kristus Juruselamat kerohanian dunia itu telah menyimpan Kebenaran di dalam buku-buku Alkitab. Sebab itu, maka penghargaan yang diberikan Firaun kepada Yusuf itu membayangkan penghargaan yang diberikan oleh Tuhan Pencipta Contoh-Contoh itu kepada Kristus. 

Setelah selesai mempersiapkan jalannya, maka Yusuf mengutus orang memanggil bapanya, saudara-saudaranya, dan keluarga-keluarga mereka :

“Maka berangkatlah Israel bersama-sama dengan semua yang dimilikinya, lalu sampailah ia ke Beer-sheba, lalu dipersembahkannya beberapa korban kepada Allah Ishak bapanya.

Maka firman Allah kepada Israel dalam beberapa khayal di malam hari, kata-Nya : Yakub, Yakub! Maka sembahnya : Di sinilah hamba.

“Maka firman-Nya : Akulah Allah, yaitu Allah bapamu, janganlah takut untuk pergi turun ke Mesir ……

“Maka kata Firaun kepada Yusuf, bunyinya : Bapamu dan segala saudaramu ada datang kepadamu; tanah Mesir ada di hadapanmu; berikanlah kepada bapamu dan segala saudaramu tinggal di tempat yang terbaik dari tanah itu ……

“Maka dipeliharakan Yusuf akan bapanya, dan akan saudara-saudaranya, berikut semua keluarga bapanya, dengan roti sesuai dengan keluarga-keluarga mereka …… Maka berdiamlah Israel di tanah Mesir, di negeri Goshen; maka diperoleh mereka banyak harta di dalamnya, dan bertumbuhlah mereka, dan berlimpat-gandalah mereka itu dengan amat banyaknya.” Kejadian 46 : 1 – 3; 47 : 5, 6, 12, 27. 

Negeri Goshen yang disediakan Allah kepada Yusuf untuk diberikan kepada Israel setelah mereka meninggalkan tanah airnya, adalah yang terbaik di tanah Mesir. Di sana di tengah lingkungan-lingkungan yang indah dan hal-hal

yang menyenangkan, Yusuf melengkapi semua kebutuhan mereka. (Kejadian 45 : 10). 

Demikian pula dalam tahun-tahun kelaparan contoh saingan, -- dalam sejarah injil, -- sebagaimana lambang menunjukkan, Kristus harus sudah dapat melengkapi sidang-Nya dengan tanah yang terbaik yang tersedia sementara ia itu dalam contoh saingannya tinggal di antara bangsa-bangsa Kapir – “padang belantara.” Wahyu 12 : 6. Di sanalah, di Goshen contoh saingan itu, ia (sidang) dipelihara selama satu masa, dan dua masa, dan setengah masa.” Wahyu 12 : 14. 

Lagi pula, karena Yakub dan turunannya, yaitu para leluhur dari dua belas suku bangsa Israel itu, telah pergi memasuki negeri Goshen, bukan pada permulaan tahun-tahun kelaparan itu, melainkan dalam tahun kedua, maka ini kembali menunjukkan bahwa peristiwa saingan mereka itu pun jangan diharapkan pada permulaan sekali sejarah Kristen, melainkan kemudian sesudah itu. 

Lagi pula, kita temukan bahwa Pendeta White, yang nama pemberiannya “James” berarti sama dengan Yakub, telah menjadi bapa (mengorganisir) atas turunannya (orang-orang bertobat dan sekutu-sekutunya), yaitu bapa-bapa pendiri Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, para leluhur rohani dari dua belas suku bangsa contoh saingan itu – mereka yang 144.000 itu – di tanah Goshen contoh saingan, jauh dari tanah perjanjian itu. 

Maka karena dipertahankannya Firaun akan Yusuf pada sebelah kanannya pada tahta di Mesir memiliki kesamaan dengan dipertahankan Allah akan Kristus pada sebelah kanan-Nya pada tahta

samawi, maka contoh ini mempersamakan Firaun sebagai suatu contoh dari Allah.

Namun dalam perjalan waktu Firaun yang baik hati dan dermawan itu meninggal dunia, dan kemudian telah bangkit menggantikannya seorang Firaun yang pembenci dan kejam yang telah bertekad untuk menghapuskan orang-orang Ibrani itu dengan cara memindahkan mereka – 

DARI PENGEMBALAAN DOMBA KE PABRIK-PABRIK BATU BATA 

“Kini telah bangkit di sana seorang raja yang baru atas Mesir, yang tidak mengenal Yusuf. Maka titahnya kepada rakyatnya : Tengok, orang-orang bani Israel itu adalah lebih banyak dan lebih kuat daripada kita. ……. Sebab itu, mereka menempatkan pengawas-pengawas rodi atas mereka itu untuk menindas mereka denga kerja paksa. Maka mereka telah membangun bagi Firaun kota-kota perbekalan, yaitu Pithom dan Raamses. Tetapi makin ditindas mereka itu makin bertambah banyak mereka bertumbuh ……. Lalu orang-orang Mesir itu memaksa bani Israel bekerja dengan lebih keras lagi; lalu dipersulit akan kehidupan mereka itu dengan perbudakan yang lebih berat, dalam mengerjakan gala, dan dalam mengerjakan batu bata, dan dalam segala jenis pekerjaan di padang.” Keluaran 1 : 8 – 14.

Oleh akal sehat yang sejajar, maka Firaun yang “baru” ini yang tidak mengenal Yusuf dan yang berusaha untuk membinasakan umat Allah, orang-orang Israel itu, akan merupakan contoh dari seorang musuh utama yang tak lain daripada Setan sendiri, yaitu suatu dewa yang palsu, perampas dunia ini, yang tidak mengenal Kristus dan yang selalu berusaha untuk memperbudak umat-Nya, orang-orang Kristen, sewaktu mereka itu menumpang sementara di Mesir contoh saingan.

Jelaslah bahwa hamba-hamba dari Firaun yang penuh kebencian itu, yaitu mereka yang melaksanakan maksud-maksud jahatnya, adalah merupakan contoh dari hamba-hamba

Setan, yang oleh perantaraan mereka Setan bekerja membinasakan rencana-rencana Allah bagi sidang-Nya. 

Melihat akan hal ini, maka Yusuf telah berusaha untuk senantiasa menutup segala kemungkinan hubungan sosial di antara orang-orang Ibrani itu dengan orang-orang Mesir, dengan cara memerintahkan kepada saudara-saudaranya supaya menceritakan dengan tegas kepada Firaun bahwa mereka adalah gembala-gembala, karena gembala-gembala adalah hina bagi orang-orang Mesir. Meskipun demikian, sementara waktu terus berlalu, maka Firaun yang jahat itu kemudian memindahkan mereka dari pekerjaan mengembala lalu menempatkan mereka bekerja pada pabrik-pabrik pembuatan batu bata. 

Tepat sesuai contoh itu, maka orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh sejak mulanya telah  mununjukkan dirinya sebagai gembala-gembala, karena semboyan mereka adalah : “Setiap anggota Masehi Advent Hari Ketujuh adalah penginjil, dan setiap penginjil adalah pengkhotbah dan pendeta.” --- yaitu gembala-gembala kawanan domba Allah. 

Namun demikian, Roh Kebenaran beberapa tahun yang lalu telah memberitahukan bahwa pembatasan-pembatasan terhadap perbuatan yang sedemikian itu sudah dimulai. Diungkapkannya sebagai berikut : “Suatu hal yang aneh telah  memasuki gereja-gereja kita. Orang-orang yang ditempatkan pada jabatan-jabatan bertanggung jawab agar mereka dapat menjadi pembantu-pembantu yang bijaksana bagi rekan-rekan pekerjanya, mereka justru telah menyangka bahwa mereka ditempatkan sebagai raja-raja dan penghulu-penghulu di dalam gereja-gereja, untuk mengatakan kepada saudara yang satu : Lakukan ini; kepada saudara yang lainnya : Lakukan itu; dan kepada yang lain lagi : Ingat supaya bekerja demikian dan dengan cara demikian.” – Testimonies to Ministers, p. 477.

Dengan demikian, sebagaimana halnya orang-orang Ibrani telah dipaksa meninggalkan pekerjaan mereka sebagai gembala untuk masuk bekerja di pabrik-pabrik pembuatan batu bata, maka demikian pula halnya orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh dipaksa meninggalkan pekerjaan mengkhotbahkan injil untuk beralih kepada menciptakan target-target pengumpulan uang dan makin lebih banyak target-target pengumpulan uang yang diciptakan. Ya, bahkan sebagaimana Firaun terus memperberat pekerjaan mereka, maka Firaun modern pun menuntut agar kepada mereka – 

JANGAN LAGI DIBERIKAN JERAMI

“Maka titah Firaun pada hari itu juga kepada para pengawas rodi orang banyak itu, dan kepada para mandor mereka, katanya : Jangan lagi diberikan olehmu kepada orang banyak itu jerami untuk membuat batu bata, mulai dari sekarang dan setersnya; biarlah mereka pergi mengumpulkan sendiri jerami bagi dirinya …… maka keluarlah para pengawas rodi orang banyak itu berikut para mandor mereka, lalu berbicaralah mereka kepada orang banyak itu, katanya : ……. Pergilah kamu, carilah bagi dirimi jerami dimana saja yang dapat kamu temukan; tetapi jumlah hasil pekerjaanmu tetap tidak boleh kurang.” Keluaran 5 : 6, 7, 10, 11.

Dan kini, sebelum mereka dilepaskan dari perbudakan contoh saingannya, maka orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh secara tidak langsung terus dituntut untuk menyusun rencana-rencana anggaran mereka, target-target pengumpulan uang, dan berbagai iuran dan pengeluaran-pengeluaran lainnya, tetapi apabila memerlukan bantuan, maka mereka sendiri praktis tidak akan dapat memperoleh bantuan apapun dari Organisasi Gereja. Sebagaimana halnya dengan contoh-contoh dari hal mereka,  maka segala-galanya --  waktu, uang, dan semuanya – diambil dari mereka, tetapi hampir tidak ada sesuatu apapun yang diberikan sebagai pengganti untuk apa yang mereka berikan.

“Di dalam nomor-nomor terdahulu dari buku Testimonies for the Church”, demikian kata pendiri madzab Gereja ini, “saya telah berbicara mengenai pentingnya orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh mendirikan suatu lembaga untuk membantu

orang-orang sakit, terutama bagi orang-orang yang menderita dan yang sakit di antara kita. Saya telah berbicara mengenai kemampuan orang-orang kita, dalam hal keuangan, untuk melaksanakan hal ini; dan saya telah mengajurkan hal itu, meengingat akan pentingya cabang dari pekerjaan persiapa yang besar ini untuk menyambut Tuhan dengan hatu yang gembira, bahwa orang-orang kita harus merasa dirinya terpanggil, sesuai dengan kemampuan mereka, untuk memberikan sebagian uang-uang mereka ke dalam suatu lembaga yang sedemikian ini …… 

“Sewaktu saya melihat orang-orang yang memimpin dan mengajar yang diperlihatkan kepada saya terjerumus jatuh ke dalam bahaya-bahaya, untuk mana telah saya amarkan kepada mereka di depan umum maupun juga dalam pembicaraan pribadi dan surat-surat, maka suatu beban berat telah datang menimpaku. Apa yang telah diperlihatkan kepadaku sebagai tempat dimana orang-orang yang menderita sakit di antara kita dapat dibantu, adalah suatu tempat dimana pengorbanan, keramah-tamahan, iman, dan kesalehan harus menjadi prinsip-prinsip yang menguasai. …….. 

“Menurut penglihatan saya, separuh dari orang-orang yang sedang menderita di antara orang-orang kita, yang harus tinggal berminggu-minggu atau berbulan-bulan di Lembaga kita, adalah tidak mampu untuk membayar seluruh biaya perjalan dan biaya tinggal di sana. Haruskah kemelaratan menghalangi teman-teman dari Tuhan kita ini dari berkat-berkat yang telah disediakan-Nya dengan sedemikian limpah? Haruskan mereka dibiarkan saja untuk terus bergumul dengan beban rangka kelemahan dan kemelaratan? 

“Kepada saudara-saudara yang menderita di antara umat kita saya ingin mengatakan : Jangan kecil hati. Allah tidak meninggalkan umat-Nya dan kepentingan-Nya.” – Testimonies, vol. 1, pp. 633, 641, 643.

Dalam contoh berikut kita dibawa untuk membicarakan bidan-bidan yang setia – 

SIFERA DAN PUAH

“Maka bertitahlah raja Mesir kepada bidan-bidan orang Ibrani itu, yang mana seorang di antaranya bernama Sifera dan yang lainnya bernama Puah; titahnya : Apabila kamu menolong wanita-wanita Ibrani pada waktu bersalin, maka perhatikanlah sewaktu anak itu lahir, jika ia itu laki-laki, maka bunuhlah akan dia; tetapi jika ia itu perempuan, maka biarkanlah dia hidup. Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah, sehingga tidak diperbuatnya sesuai yang diperintahkan raja Mesir itu kepada mereka, melainkan diselamatkannya anak-anak laki-laki itu.

“Maka dipanggil raja Mesir akan bidan-bidan itu, lalu katanya kepada mereka : Mengapa kamu berbuat demikian, dan telah  menyelamatkan anak-anak laki-laki itu? Maka jawab bidan-bidan itu kepada Firaun : Sebab wanita-wanita Ibrani tidak sama dengan wanita-wanita Mesir; karena mereka itu kuat, mereka telah melahirkan sebelum bidan datang.

“Oleh sebab itu Allah telah berbuat baik kepada bidan-bidan itu; dan orang banyak itu meningkat berlipat-ganda, dan menjadi sangat kuat. Maka terjadilah kemudian, karena bidan-bidan tu takut akan Allah, maka dibangun-Nya bagi mereka rumah-rumah.

“Maka titah Firaun kepada semua rakyatnya, katanya : Setiap anak laki-laki yang lahir oleh orang Ibrani itu hendaklah dilemparkan ke dalam sungai, dan setiap anak perempuan supaya dibiarkan hidup.” Keluaran 1 : 15 – 22.

Siapakah yang mungkin dilambangkan oleh bidan-bidan itu? – Biarlah akal sehat memberi  jawabannya sebagai berikut : Anak-anak yang dilahirkan oleh wanita-wanita Ibrani di tanah Mesir itu, yang jauh dari tanah air mereka, hanya melambangkan anak-anak yang dilahirkan oleh sidang sewaktu ia merantau di antara bangsa-bangsa Kapir.

Tugas dari seorang bidan ialah menyambut dengan kasih sayang, membasuh dengan sebersih-bersihnya, dan memakaikan

baju dengan serapih-rapihnya, juga merawat dengan sesehat-sehatnya akan bayi yang baru lahir. Dengan demikian bidan-bidan kuno itu melambangkan orang-orang yang tanggung jawab rohaninya di waktu ini adalah membersihkan siswa-siswa orang muda dari dosa-dosa yang menjadi sifat mereka, memakaikan kepada mereka jubah-jubah kebenaran Kristus, dan memeliharan mereka dengan makanan rohani – mengajarkan ajaran-ajaran di dalam terang Kebenaran Sekarang. Satu-satunya lembagayang sedemikian ini bagi orang-orang muda,tentunya, adalah sekolah gereja. 

Oleh sebab itu, penolakan bidan-bidan itu ntuk membunuh anak-anak Ibrani tak lain mendemostrasikan kenyataan, bahwa guru-guru di sekolah-sekolah Madzab Gereja di waktu ini sedang berusaha untuk melakukan hal yang benar, walaupun mereka seolah-olah harus melanggar perintah Firaun yang jahat itu. 

Dan interpretasi ini terhadap itu dikuatkan di dalam sebuah kutipan yang diambil dari The Home and School Journal of Christian Education, sebuah majalah General Conference, yang setiap guru di dlam Madzab Gereja diperkirakan melangganinya. 

Majalah ini, terbitan bulan Desember 1929, yang penuh dengan perayaan Natal dan rencana-rencana Natal dan hadiah-hadiahnya, adalah suatu contoh yang terbuka dari hal kecenderungan General Conference pada saat Tongkat Gembala mulai mengungkapkannya. Karena adalah terlalu panjang untuk menyalinnya kembali selengkapnya, maka kami hanya akan mengutip kalimat yang terakhir, yaitu kata-kata penutup di bawah paragraf, “What Christmas May Always Mean” (artinya : “Yang Selalu Bermanfaat dari Natal”) :

“Maka pada umumnya, suatu baptisan dalam kenyataan, dalam kesederhanaan, dan dalam kejujuran dalam merayakan hari-hari terbesar dunia itu.” 

Bagi suatu penerbitan General Conference untuk memerintahkan guru-gurunya memuliakan hari penyembahan berhala dunia yang besar itu sebagai hari lahir Kristus di depan mata anak-anak, adalah tidak masuk akal. Namun sebagaimana semua dapat saksikan, maka itu adalah sama nyatanya dengan perintah dari Firaun kepada bidan-bidan itu. 

Tuntutannya agar anak-anak laki-laki dibuang ke dalam sungai, pada kenyataannya sama sekali tidak menghalangi kemajuan pertumbuhan yang cepat bangsa Ibrani itu, namun itu adalah suatu usaha yang kejam untuk membinasakan utusan penyelamat yang dijanjikan. Maka kekalahan maksud jahat Firaun pada hari itu telah membayangkan kekalahan usaha licik dari Firaun modern untuk melenyapkan nabi masa kini, yaitu dia yang akan melepaskan Israel modern apabila sudah genap masa orang-orang Kapir. 

Untuk membuktikan bahwa Firaun masa kini apda kenyataannya sedang melakukan apa saja untuk menyesatkan umat Allah daripada seorang utusan penyelamat di waktu ini, kami mengemukakan kenyataan itu sebagai berikut : sementara catatan Ilham milik Gereja secara jelas meramalkan kedatangan seorang nabi (Testimonies to Ministers, p. 475), suatu pekabaran, yaitu kebenaran tambahan (Early Writings, p. 277), maka para anggota sidang bukan saja dibiarkan bodoh terhadap hal itu, melainkan bahkan juga diperingatkan untuk menentangnya, -- diajarkan bahwa mereka tidak memerlukan apa-apa lagi, bahwa mereka telah memiliki semua kebenaran untuk menghantarkan mereka dengan jelas sampai kepada Kerajaan itu.

Untuk mengungkapkan, dalam kata-kata Ilham, pernyataan sombong dan menyesatkan dari Firaun modern mengenai kepalsuan yang sedemikian ini, maka kami mengutip sebagai berikut : 

“Nubuatan harus digenapi. Tuhan berfirman : ‘Tengoklah, Aku akan mengutus kepadamu Eliyah nabi itu dahulu daripada datang hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu.’ Seseorang akan datang dalam roh dan kuasa Eliyah, maka apabila ia muncul, orang-orang akan mengatakan : ‘Anda terlalu bersungguh-sunggu, Anda tidak menginterpretasikan Alkitab itu dengan cara yang sepetutnya. Marilah ku ceritakan kepadamu bagaimana untuk mengajarkan pekabaranmu itu.’” – Testimonies to Ministers, pp. 475, 476. 

“Sikap dari sidang yang ada sekarang adalah tidak berkenan kepada Allah. Telah masuk ke dalamnya suatu kepercayaan diri sendiri yang telah mengendalikannya untuk tidak lagi merasa perlu akan kebenaran tambahan atau terang yang lebih besar. Kita sedang hidup pada suatu masa dimana Setan sedang bekerja di kiri kanan kita, di depan dan di belakang kita; namun sebagai umat kita sedang tidur. Allah menghendaki supaya suatu suara kelak akan terdenagr membangunkan umat-Nya untuk bertindak.” – Testimonies, vol. 5, p. 709. (Lihat buku Gospel Workers, p. 300). 

Bahwa Firaun masa kini akan pada akhirnya menemui kekalahannya, adalah diungkapkan dengan jelas dalam beberapa kenyataan bahwa bukan saja nyawa Musa telah diselamatkan oleh puteri Firaun yang kuno, tetapi juga ia telah dibesarkan dengan pembiayaan raja itu. Oleh sebab itu, maka contoh itu mengungkapkan kekalahan yang mengerikan yang akan diderita oleh musuh-musuh yang menentang pekerjaan utusan penyelamat contoh saingan itu; usaha mereka yang tak disadarinya untuk mengalahkan Allah dalam rencana-Nya bagi

umat-Nya, atas biaya mereka sendiri pasti akan berbalik menjadi suatu kemenangan yang gilang gemilang bagi Tuhan.

Setelah melihat sekarang bahwa masuknya Israel ke Mesir itu adalah merupakan contoh, maka secara logis sedemikian itu pula akan jadi dengan – 

ISRAEL KELUAR DARI MESIR 

Karena perjalanan Eksodus zaman Musa itu merupakan suatu demonstrasi bentuk kecil dai eksodur yang tak alam lagi di masa depan, maka Roh melalui perantaraan nabi Yesaya menyatakan dengan tegas sebagai berikut:

“Maka pada hari itu kelak akan ada sebuah akar dari Isai (sebuah pangkal dari semua keturunannya), yang akan berdiri bagi suatu tanda alamat dari orang-orang itu; kepadanyalah kelak segala orang Kapir akan bertanya-tanya; dan peristirahatan-Nya (tanah dimana pangkal itu berdiri) akan menjadi gilang gemilang.

“Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa Tuhan akan membentangkan tangan-Nya untuk kedua kalinya guna menyambut kembali umat-Nya yang sisa (orang-orang yang masih berada sekarang di antara orang-orang Kapir), yang masih akan tertinggal, dari Assiria, dan dar Mesir, dan dari Patros, dan dari Kush, dan dari Elam, dan dari Shinar, dan dari Hamath, dan dari pulau-pulau di lautan.

“Maka Ia akan mendirikan suatu tanda alamat bagi bangsa-bangsa, dan Ia akan menghimpunkan orang-orang Israel yang terbuang, dan mengumpulkan Yehuda yang tercerai-berai dari keempat penjuru bumi.

“Juga dengkinya Efraim dan cemburuannya akan berlalu dan musuh-musuh Yehuda akan ditumpas

habis; Efraim tiada lagi mencemburui Yehuda, dan Yehuda pun tiada lagi akan mengusik Efraim (akan ada suatu perdamaian sempurna di antara mereka). 

“Tetapi mereka akan menerjang ke atas bahu orang-orang Filistin itu ke arah barat; mereka akan menjarahi orang-orang yang dari timur itu bersama-sama; mereka akan memalu Edom dan Moab; maka bani Ammon akan mematuhi mereka itu. 

“Maka Tuhan akan membinasakan selengkapnya teluk laut Mesir (dunia); dan dengan hembusan angin-Nya yang penuh kuasa akan digoncangkan-Nya dengan tangan-Nya atas sungai, dan akan dipalu-Nya sungai itu pada tujuh anak sungai, sehingga membuat orang-orang mengarunginya dengan berkasut. 

“Maka akan ada suatu jalan raya bagi umat-Nya yang sisa, yang akan tertinggal dari Assiria; sama seperti akan halnya Israel pada hari sewaktu Ia keluar dari tanah Mesir.” Yesaya 11 : 10 – 16. 

Jadi, jelaslah sekali, bahwa tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari yang dengan sedemikian gilang gemilang telah membawa rombongan besar orang-orang Ibrani itu keluar dari Mesir telah membayangkan suatu tudungan pelindung yang bahkan lebih besar dan lebih gilang gemilang, yang dengan kemenangan memimpin Israel masa kini bukan saja sepanjang perjalanan mereka menunju ke tanah perjanjian itu melainkan juga selama mereka berada di sana. 

Karena nabi itu mengungkapkan, bahwa “akan jadi kelak bahwa orang yang tertinggal di Sion, dan orang yang masih akan diYErusalem (setelah orang berdosa disingkirkan), akan disebut suci, yaitu setiap orang yang tercatat namanya di antara orang-orang yang hidup di Yerusalem, apabila kelak sudah Tuhan membasuh segala kekotoran puteri-puteri

Sion, dan kelak sudah dibersihkan-Nya darah Yerusalem dari tengah-tengahnya oleh roh hukuman dan oleh roh pembakaran. 

“Maka Tuhan akan menciptakan pada setiap tempat tinggal di Gunung Sion, dan pada segala perhimpunannya, suatu awan dan asap pada siang hari, dan cahaya sinar dari suatu api yang bernyala-nyala pada malam hari; karena atas segala kemuliaan akan terdapat suatu perlindungan. 

“Maka akan ada kelak suatu tabernakel sebagai bayangan dari panas pada siang hari, dan sebagai suatu tempat berlindung, dan sebagai suatu tempat bersembunyi dari anging ribut dan hujan.” Yesaya 4 :  3 – 6. 

Kalimat-kalimat nubuatan ini secara pasti mengamarkan bahwa tak lama lagi orang-orang berdosa akan disingkirkan dari Yerusalem (“kekotoran puteri-puteri Sion” akan dibuang), dan dengan demikian kalimat-kalimat itu berjanji bahwa hanya orang-orang benar dari keempat penjuru bumi akan memperoleh bagian dalam eksodus contoh saingan yang akan datang. 

Paskah itu pun, dalam mana telah binasa semua anak sulung manusia maupun binatang yang ditemukan di dalam tempat-tempat tinggal yang tidak memiliki darah pada ambang pintu mereka, telah melambangkan suatu Paskah contoh saingan, dalam mana semua orang yang tertinggal tanpa memiliki tanda karena tidak berkeluh kesah dan menangis melawan segala kekejian di tengah-tengah mereka akan pasti jatuh ke bawah senjata-senjata pembatai malaikat-malaikat (Yeheskiel 9 : 2). 

Kapankah segala perkara ini akan jadi? – Contoh itu secara tegas mengungkapkan masa itu melalui kenyataan bahwa pada masa itu hanya anak sulung yang berada

dalam bahaya. Sesuai dengan itu, maka Paskah contoh saingan akan mengambil tempat dalam masa penuaian buah-buah pertama – pemeteraian mereka yang 144.000 itu, yaitu buah-buah pertama, yang akan pertama sekali pergi ke Yerusalem contoh saingan, yang pertama sekali berdiri di Gunung Sion bersama-sama dengan Anak Domba, anak sulung dari Roh itu. Jelaslah, bahwa semua yang berasal dari buah-buah pertama yang menerima tanda itu akan hidup terus, sedangkan semua yang gagal memperoleh tanda itu akan binasa sama seperti kematian anak-anak sulung yang pada masa Paskah contoh yang lalu lalai menaruh darah pada ambang pintu-pintu mereka.

Di samping teladan-teladan yang sangat tepat ini berikut pelajaran-pejarannya yang berharga, demi penerangan bagi kita, maka Dia Yang Ajaib itu melakukan dengan sangat teliti bahkan lebih besar – 

BERBAGAI KEAJAIBAN DARI CONTOH-CONTOH. 

Mata yang dipusatkan pada terang dari sorga akan meliat bahwa Yehovah Allah, Artis Yang Maha Tinggi itu, telah menggunakan di dalam Injil setiap metode yang dikenal manusia untuk mengungkapkan sturktur Penebusan yang ajaib itu. Maka sekarang sementara memimpin umat-Nya menuju ke Kerajaan yang kekal itu, Ia juga menggunakan sebagai penerangan atas perjalan mereka contoh – kehidupan orang-orang yang telah lebih dulu pergi dan pengalaman-pengalaman yang telah  mereka lalui – dan keputusan-keputusan bahwa kekalahan-kekalahan mereka itu berikut kemenagan-kemenagannya harus menjadi batu-batu loncatan bagi orang-orang benar atas setiap jerat  yang dihadapi. 

Dan untuk membangunkan roh orang-orang untuk menyadari kuasa pekerjaan ajaib-Nya danb akan ketidak-mampuan mereka untuk meramalkan hari depan,

agar dengan demikian dapat berjalan dalam jalan  yang lurus, maka Dia Yang Maha Tahu itu mengemukakan tantangan-Nya sebagai berikut :

“Kemukakanlah persoalanmu, demikianlah firman Tuhan; keluarkanlah segala alasanmu yang kuat demikian firman Raja Yakub itu.

“Hendaklah mereka mengeluarkan sekaliannya itu, dan tunjukkan kepada kita apa yan gyang akan jadi; hendaklah mereka menunjukkan perkara-perkara yang terdahulu, bagaimana keadaannya, supayaa dapat kita memperhatikannya, dan mengetahui akhir kesudahannya; atau menyatakan kepada kita perkara-perkara yang akan datang.

Tunjukkanlah perkara-perkara yang akan datang sesudah sekarang, agar dapat kita ketahui bahwa kamulah dewa-dewa bahkan berbuatlah baik, atau berbuat jahat, supaya dapat kita menjadi cemas, lalu memandangnya bersama-sama.” Yesaya 41 : 21 – 23.

“Siapakah gerangan yang telah berbuat dan melakukannya, yang memanggil datang segala generasi sejak mulanya? Akulah Tuhan, yang pertama, dan yang bersama-sama dengan yang terakhir; Akulah Dia.” Yesaya 41 : 4.

Jelaskanlah sebab, dan alasan, dan pengertian daripada segala perkara yang terdahulu, demikianlah tuntutan-Nya ceritakanlah kepada kita, apa artinya sekaliannya itu? Untuk apakah sekaliannya itu? Dapatkah kamu meramalkan hari depan oleh masa lalu, apakah itu baik atau pun jelek? Perlihatkanlah kuasa Ilahi jika engkau mampu.

Diam terhadap masalah itu cenderung memberikan kenyataan bahwa hanya Yang Maha Besar itulah yang dapat meramalkan kepada segala generasi sedemikin ini, yang pertama sampai kepada yang terakhir. Dan diberitahukan-Nya bahwa sungguh pun pengalaman-pengalaman yang dijalani oleh orang-orang yang telah  mendahului kita itu yang telah  diijinkan berlaku, adalah bagi teladan-teladan kita, namun sekaliannya inipun kita sendiri tidak mampu untuk mengartikannya dengan benar.

Tetapi kini, setelah sampai waktunya, maka Ia sendiri mengungkapkan arti daripada sekaliannya itu kepada setiap orang yang pada dasarnya khusu diperuntukkan bagi mereka. Dengan demikian hanya Pembuat Contoh yang besar sedemikian inilah yang telah memproyeksikan “akhir kesudahan sekaliannya iut”, yaitu dunia di waktu ini melalui “perkara-perkara yang terdahulu”, yaitu dunia hari kemarin, sebagai berikut : 

Pada permulaan dari contoh ini, terlihat bahwa “wanita itu”, yaitu Hawa, yang benihnya sendiri (sidang yang hidup) akan melukai kepada ular itu (Kejadian 3 : 15), adalah merupakan contoh bagi sidang yang mendahului sejarah orang-orang Ibrani; berikutnya, bahwa Hagar merupana contoh bagi sidang selama sejarah orang-orang Ibrani; dan akhirnya bahwa Sarah adalah contoh bagi Sidang Kristen. 

Menyusul sekaliannya, maka contoh itu menunjukkan bahwa Melkhizedek, imam dari Allah Yang Maha Tinggi itu, yang tidak memiliki hari permulaan maupun hari akhirnya itu, akan merupakan contoh bagi Kristus Imam Besar kita dan tugas kekal-Nya, dan bahwa Harun, seorang imam besar dalam sejarah Yahudi itu, akan merupakan contoh bagi Kristus Imam Besar kita dan tugas keimamatan-Nya yang sementara. 

Sementara menyusun contoh, Takdir telah menghantarkan Hagar ke dalam rumah tangga Abraham, dan karena ketidak-sabaran Sarah menantikan anak laki-laki, maka Ishmael telah  dilahirkan. Demikianlah telah diramalkan tabiat dan sikap moral daripada suatu bangsa contoh saingan. 

“Karena adalah tersurat, bahwa Abraham memiliki dua anak laki-laki, yang seorang dari seorang hamba sahaya perempuan, dan yang lainnya dari seorang perempuan yang merdeka. Tetapi anak dari

hamba sahaya itu telah lahir sesuai kehendak daging; namun dia yang dari perempuan merdeka itu adalah karena perjanjian. 

“Perkara-perkara mana merupakan suatu ibarat; karena keduanya ini adalah dua perjanjian; yang satu dari Gunung Sinai, yang memperanakkan anak-anak bagi perhambaan, yaitu Hagar. Karena Hagar ini adalah Gunung Sinai di Arabia, dan sama dengan Yerusalem yang ada sekarang, karena ia berada dalam perhambaan bersama-sama dengan anak-anaknya. Tetapi Yerusalem yang di atas adalah merdeka, yaitu ibu dari kita semua. 

“Karena ada terusrat, Bersukacitalah, hai engkau yang mandul yang tiada beranak, bertempik soraklah engkau yang tiada menanggung sakit melahirkan; karena yang ditinggalkan itu memiliki lebih banyak anaknya daripada wanita yang bersuami. 

“Kita sekarang, Saudara-Saudara, seperti halnya Ishak dahulu, adalah anak-anak perjanjian. Namun sebagaimana dahulu dia yang lahir sesuai kehendak daging itu telah menganiayakan dia yang lahir dari Roh, maka demikian pula halnya sekarang. 

“Tetapi apakah yang dikatakan oleh injil? Buangkanlah hamba sahaya itu berikut anaknya, karena anak dari hamba sahaya peremuan it utidak akan menjadi waris bersama-sama dengan anak dari peremuan merdeka itu. Sebab itu, Saudara-Saudaraku, kita ini bukanlah anak-anak dari hamba sahaya perempuan itu, melainkan dari perempuan yang merdeka itu.” Galatia 4 : 22 – 31. 

Jelaslah sudah bahwa kedatangan Hagar dan Ishmael ke dalam rumah tangga Abraham telah membayangkan suatu umat yang dilahirkan secara daging (bukan kelahiran secara roh), yaitu para keturunan Yakub (Israel kuno), yang datang ke dalam rumah tangga Allah,

bukan melalui kelahiran secara rohani melainkan melalui keadaan biasa alamiah. 

Demikianlah juga jelas, bahwa pendurhakaan Hagar melawan Sarah itu telah meramalkan pendurhakaan para rabi melawan Gereja Kristen, dan bahwa penganiayaan Ishmael terhadap Ishak itu menunjukkan penganiayaan orang-orang Yahdi terhadap orang-orang Kristen. 

Dan terakhir, dibuangnya Abraham akan Hagar dan anaknya, dengan menyuruh mereka pergi untuk sekali dan seterusnya itu merupakan suatu gambaran pendahuluan dari hal pembuangan dan pemecatan Allah terhadap orang-orang Yahudi yang berpikrian jahat dari rumah tangga-Nya, yaitu terhadap mereka yang lalai bertobat, lalai berdamai, dan yang lalai untuk dilahirkan kembali – yang lali menguburkan tubuhnya yang berdosa untuk bangkit kembali dengan tubuh rohaniah yang sesuai dengan perjanjian. 

Oleh sebab itu, maka orang-orang Yahudi yang jahat itu maupun orang-orang Kapir yang jahat tidak akan pernah lagi bersama-sama dengan umat kesucian mewarisi Kerajaan Allah – sama seperti halnya Ishmael tidak akan lagi dapat mewarisi kekayaan milik Abrham – atau pun pernah memperoleh bagian apapun dalam janji-janji yang mulia, terkecuali mereka dilahirkan kembali, yaitu dilahirkan oleh Roh ke dalam keluarga besar Allah yang suci (Roma 11 : 23). 

Setelah memperhatikan dengan seksama terhadap tiga masa periode sidang ini dengan keimamatan mereka yang berbeda, maka kita sekarang datang kepada tahap kedua dari contoh itu; dan di sini kita akan cepat melihat dengan lebih nyata sementara kita meninjau kembali sekarang drama beberapa zaman yang merupakan contoh itu dengan bantuan gambar bagan berikut ini, yang akan mengungkapkan secara gambar kebenaran yang berkembang itu dan yang menganjurkan kita supaya memanfaatkannya sebaik-baiknya.

---GAMBAR---

Oleh bantuan gambar bagan ini sidang Allah akan cepat terlihat dalam lima kategori yang berbeda-beda oleh masa periode-periodenya. Dua masa periode pertama berada dalam periode contoh, dan tiga masa periode yang terakhir berada dalam periode contoh saingan sebagai berikut : 

(1) Masa periode Nuh, (2) Masa periode Kepala Suku, (3) Masa periode Kerajaan Yang Bersfat Sementara, (4) Masa periode Penginjilan, (5) Masa periode Kerajaan Yang Kekal. 

Benih contoh dari “perempuan” itu dilahirkan di dalam dua masa periode contoh – yaitu periode Nuh dan periode Para Kepala Suku – dan mencapai kematangan rohaninya dalam tiga periode contoh saingan berikutnya, yaitu masa periode Kerajaan Sementara, periode Penginjilan, dan periode Kerajaan Kekal. 

Dalam masa periode contoh terdapat anak-anak yang dilahirkan secara alamiah, yaitu Kain dan Habel, Ishmael dan Ishak, Esau dan Yakub – suatu yang baik dan suatu yang jelek dalam masing-masing contoh. Dan dalam masa periode contoh saingan mereka itu menemukan contoh-contoh saingannya sebagai berikut : 

Secara kiasan, sepanjang sejarah sidang terlihat di satu pihak orang-orang Kain – yaitu orang-orang yang berbakti kepada Allah, bukan sesuai dengan yang diperintahkan-Nya, melainkan sesuai denga ntuntuan keinginan dan kesenangan mereka sendiri. Dan di lain pihak terlihat orang-orang Habel – yaitu orang-orang yang menyembah Allah tepat sesuai dengan kehendak-Nya, dan yang karena berbuat sedemikian ini akan menimbulkan kebencian orang-orang Kain, yang kemudian membunuh mereka karena marah dan dengki hatinya. Yang sedemikian inilah orang-orang yang mati sahid itu. 

Kemudian Karunia membawa keluar Seth untuk meneruskan bagian pekerjaan yang secara tidak langsung terpaksa ditinggalkan oleh Habel. Kain, sebagai anak sulung, sesuai peraturan Alkitab,

adalah melambangkan kelas kependetaan, sedangkan Habel dan Seth yang lebih muda, melambangkan kelas pada anggota biasa. 

Demikianlah pihak kependetaan dan para anggota biasa, orang munafik, orang yang mati sahid, dan orang suci, pada permulaan sekali sejarah manusia telah dilambangkan. 

Ishak, anak sulung dari perjanjian itu, melalui kehendak Allah, hanya dapat melambangkan suatu kelas pendeta-pendeta yang ditempatkan dalam jabatan yang suci itu melalui hak kesulungan rohani yang dijanjikan – “yang dilahirkan kembali”, pilihan Ilahi. 

Ishmael pun, karena adalah putera sulung dari Abraham, tetapi bukan melalui perkawinan yang resmi atau perjanjian, maka ia secara tidak langsung melambangkan suatu kelas kependetaan yang jahat yang diangkat pada jabatan itu, bukan karena hak kesulungan rohani dan panggilan dari Tuhan pemilik kebun anggur, melainkan hanya karena kesempatan yang baik. 

Dalam cara ini telah digambarkan secara dramatis tabiat dari pendeta-pendeta Yahudi yang bersifat mementingkan diri itu, yaitu orang-orang Ishmael dalam contoh saingan, yang telah menganiaya para rasul, orang-orang Ishak dalam contoh saingan itu. 

Esau dan Yakub karena merupakan anak-anak kembar dan yang terakhir dalam garis contoh ini, maka oleh karenanya mereka membayangkan dua kelas orang-orang yang hidup dalam waktu yang sama di dalam masa periode sidang menyusul masa periode yang dilambangkan oleh Ishak – yang terakhir, yaitu sidang Laodikea, Esau, yang merupakan anak sulung itu, melambangkan suatu dinas kependetaan Esau, yang karena semangkok “kacang merah” yang sedikit saja telah lepas kedudukan mereka kepada suatu kelas anggota-anggota biasa Yakub.

Maka dalam memperluas masalah ini Roh Nubuatan sejak dahulu telah mengamarkan orang-orang Esau itu secara tegas sebagai berikut : 

“Di dalam penyaringan yang hebat itu yang segera akan jadi, kita akan lebih lagi mampu untuk mengukur kekuatan Israel. Tanda-tanda mengungkapkan bahwa masa itu sudah dekat apabila tuhan akan menyatakan bahwa kipas-Nya ada di dalam tangan-Nya, maka Ia hendak menyapu bersih seluruh lantai-Nya …… 

“Orang-orang yang menaruh harap pada kemampuan berpikir, berkat-berkat istimewa, ataupun talenta, mereka tidak akan mampu berdiri pada waktu itu pada barisan pemimpin. Mereka tidak mengatur langkahnya sejalan dengan terang itu. Orang-orang yang telah membuktikan dirinya tidak setia tidak akan dipercayakan pada waktu itu untuk mengembalakan kawanan domba. Dalam pekerjaan besar yang terakhir itu hanya sedikit orang-orang besar yang akan ikut serta. Mereka adalah orang-orang yang merasa kecukupan sendiri, yang lepas dari Allah, maka Ia tidak dapat menggunakan mereka. Tuhan memiliki hamba-hamba yang setia, yang dalam masa keguncangan dan ujian akan muncul ke depan.” – Testimonies, vol. 5, p. 80. 

Kini, perubahan nama Esau itu menunjukkan bahwa orang-orang Esau itu pada sesuatu hari, dan tidak lama lagi, tidak akan diingat lagi dan didewa-dewakan lagi sebagai orang-orang Esau, sebagai orang-orang yang menyelesaikan, melainkan sebaliknya akan ditakuti sebagai orang-orang Edom, yaitu sebagai orang-orang yang binasa. Dan perubahan nama Yakub itu menunjukkan bahwa orang-orang Yakub kemudian tidak akan lagi dihalau keluar dan ditakuti sebagai orang-orang Yakub, yaitu sebagai benalu-benalu, yang jahat, melainkan sebaliknya akan disambut sebagai orang-orang Israel, penghulu-penghulu yang suci, pembantu-pembantu raja yang berdiri

bersama-sama dengan Anak Domba di atas Gunung Sion (Wahyu 14 : 1), di dalam istana Raja Yang Besar itu. 

Kemudian, apabila pekerjaan injil selesai dan “benih dari peremuan” itu masuk menjadi orang-orang Kristen yang dewasa (menjadi senjata perang Tuhan – Yeremia 51 : 20 – dan melukai kepala ular itu, juga menghantam bangsa-bangsa yang jahat – Daniel 2 : 44, 45), maka akan jelas terlihat bahwa apa yang terlepas dari Adam yang pertama karena sebab napsu, ia itu akan didapat kembali oleh Adam yang kedua melalui pengendalian diri, --  Kerajaan Kekal itu akan kembali memerintah atas seluruh bumi (Daniel 2 : 35). 

“Dan akan muncul keluar suatu tunas dari batang Isai”, demikian pernyataan Ilham, “maka suatu Cabang akan tumbuh keluar dari akar-akar-Nya (Juruselamat dari isi rumah Isai) …… maka Ia tidak akan mengadili menurut pemandangan mata-Nya sendiri, Ia juga tidak akan menegur menurut pendengaran-Nya sendiri, melainkan dengan kebenaran Ia akan mengadili orang-orang miskin, dan Ia akan menegur secara adil bagi segala orang yang lemah di bumi; ……. 

“Serigala pun akan tinggal bersama-sama dengan anak domba, dan harimau kumbang akan berbaring bersama-sama dengan anak kambing; dan anak lembu dan singa muda dan lembu jantan akan bermain bersama-sama; dan seorang anak kecil akan mengembalakan mereka itu. Dan kerbau dan beruang akan makan bersama-sama; dan anak-anak mereka pun akan berbaring bersama-sama; maka singa akan makan jerami seperti lembu. 

“Maka anak penyusu akan bermain-main pada lubang ular beludak, dan anak-anak yang baru lepas susu itu akan memasukkan tangannya ke dalam lubang ular tedung. Mereka tidak akan lagi melukai atau merusak di dalam seluruh bukit

kesucian-Ku; karena bumi akan kelak penuh dengan pengetahuan dari Tuhan, sama seperti halnya segala air menutupi laut.” Yesaya 11 : 6 – 9.

Maka sekarang, pembaca yang kekasih, sambil menyadari bahwa saat bagi suatu pesta perayaan makanan rohani yang benar-benar “makanan pada waktunya” itu, sesungguhnya terdapat di sini, maka anda tentunya dibuat bertanya : Apakah yang telah  menghantarkannya? Apakah yang telah  membuat perubahan besar ini?

Jawaban terhadap pertanyaan yang mendesak ini akan diberikan dalam 

KEJADIAN-KEJADIAN KRONOLOGIS DI BAWAH INI 

“Kini perantauan bani Israel, yang tinggal di Mesir, adalah empat ratus tiga puluh tahun lamanya.” Keluaran 12 : 40. 

Di sini pembaca akan cepat melihat bahwa peristiwa-peristiwa selama periode perantauan dan penderitaan Abraham, Ishak, Yakub, dan Israel ini, secara sangat luar biasa terjadi bertepatan dengan peristiwa-peristiwa yang sama dalam masa periode semenjak dari Reformasi oleh Luther sampai kepada pekabaran masa kini, yaitu pemeteraian mereka yang 144.000 itu. 

“Masa periode empat ratus tiga puluh tahun itu terhitung semenjak janji diberikan kepada Abraham sewaktu ia diperintahkan untuk meninggalkan Ur di Kasdim. Empat ratus tahun dari Kejadian 15 : 13 itu terhitung dari suatu masa periode kemudian. Perhatikan bahwa periode empat ratus tahun itu bukan saja merupakan suatu masa perantauan, melainkan juga penderitaan. Ini, sesuai dengan Alkitab, harus dihitung sejak dari tiga puluh tahun kemudian, yaitu kira-kira sewaktu Ishmael, ‘dia yang lahir dari keinginan daging itu, menganiaya Ishak yang telah lahir sesuai kehendak

Roh.’ Galatia 4 : 29. – Patriarchs and Prophets, p. 760, Apendix, Note 6. 

Dan sesuai dengan Galatia 3 : 15 – 17, maka 430 tahun itu berakhir dengan pemberian hukum Torat di Gunung Sinai. 

Pada permulaan peristiwa-peristiwa yang bertepatan ini kita diingatkan, bahwa sewaktu Abraham memutuskan untuk mengikut Tuhan keluar dari Ur, penyembahan berhala telah merajalela di seluruh dunia Kasdim. Demikian pula halnya, yang dianut oleh dunia Protestan, bahwa sewaktu Martin Luther memutuskan untuk menjadi seorang imam gantinya menjadi ahli hukum, maka peribadatan yang palsu yang diprotesnya itu juga telah merajalela di seluruh dunia Kristen. Dan karena ajaran yang dikhotbahkannya itu juga adalah sama dengan ajaran Abraham, yaitu “orang benar akan hidup oleh iman”, maka terlihatlah sudah bahwa Abraham dan dunia di zaman hidupnya itu menemukan rekan-rekan kesamaannya pada Luther dan dunia di masa hidupnya yang lalu. 

Kemudian juga, Sarah dan protes dari Ishak yang menentang Hagar dan Ishmael pada akhir dari tiga puluh tahun itu semenjak dari Abraham keluar dari Ur, menemukan rekan kesamaannya dalam tahun 1530 T.M. sampai kepada tahap contoh ini, sejarah mencatat bahwa kira-kira pada tahun 1500 Luther telah menemukan sebuah Alkitab bahasa Latin di dalam perpustakaan Universitas Erfurt, dan tidak sedikit kegembiraan hatinya setelah mengetahui, bahwa isi Alkitab itu adalah jauh lebih banyak daripada kutipan-kutipan yang biasa diajarkan. Penyelidikannya selama 30 tahun sambil mengkhotbahkan Alkitab itu akhirnya menghasilkan Pengakuan Augsburg (Augsburg Confession), suatu dokumen yang telah diterima sebagai pernyataan kepercayaan Protestan dan pada

Dewan Perwakilan Augsburg telah diserahkan kepada Raja Charles V, dalam tahun 1530. 

Dengan demikian keputusan Abrahan untuk hidup bagi Allah dan bukan bagi Ur, adalah bertepatan dengan keputusan Luther untuk menjadi seorang imam dan bukan seorang ahli hukum. dan protes dari Sarah dan Ishak, bahwa Hagar dan Ishmael tidak setia kepada rumah tangga Abraham dan bahwa oleh karenanya mereka tidak akan pernah lagi menjadi bagian dari rumah tangga itu, tidak akan pernah menjadi ahli warisnya, adalah bertepatan dengan protes dari Protestan yang terdapat di dalam dokumen itu, dimana mereka telah  memprotes, bahwa praktik-praktik perbuatan gereja dan para pengikut dalam Zaman Pertengahan itu adalah tidak sesuai dengan Firman. 

Dan semenjak dari saat Sarah melakukan protesnya sampai kepada saat Musa lahir, harapan kelepasan Israel itu, terdapat 320 tahun, yang mana jika ditambahkan kepada tahun 1530 TM akan menghasilkan 1850, yaitu tahun yang telah melahirkan Tulisan Kesaksian Bagi Sidang Yang Pertama (First Testimonies for the Church), yang dialamatkan kepada mereka yang 144.000 itu, yaitu Israel masa kini. Oleh sebab itu jelaslah, bahwa kelahiran Musa sebagai harapan Israel kuno itu, menemukan rekan kesamaannya pada kelahiran Kesaksian yang Pertama, yaitu harapan Israel modern. 

Meneruskan dengan peristiwa-peristiwa yang berkaitan ini, kami ingatkan bahwa Musa pada usia 40 tahun telah mencoba untuk melepaskan Israel, namun gagal, maka ia melarikan diri. Dengan menambahkan 40 tahun ini kepada tahun 1850 TM itu, maka kita akan sampai pada tahun 1890, yaitu saat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mengorganisir Persekutuan Kebebasan Agama National (National Religious

Liberty Association), yang juga gagal melaksanakan maksudnya. 

Lagi pula, tahun yang terkenal ini, tahun 1890, telah dicapai tepat dua tahun sesudah ajaran tentang “pembenaran oleh iman” pertama sekali disampaikan ke hadapan perhatian Madzab Organisasi pada Perkemahana Minneapolis tahun 1888 yang bersejarah itu, dan yang kemudian di sana telah ditolak oleh hampir semua orang yang hadir pada waktu itu. Kemudian selama dua tahun berikutnya ia itu telah ditolak oleh seluruh Madzab Organisasi. (Lihat buku Christ Our Righteousness, pp. 41 – 55, edisi tahun 1941; Testimonies to Ministers, pp. 79, 80). Inilah salah satu alasan mengapa sidang dalam tahun1890 telah dibiarkan memasuki suatu pengembaraan di padang belantara secara contoh saingan selama empat puluh tahun, sama dengan contoh usaha dan kegagalan Musa untuk melepaskan Israel kuni yang lalu; juga pelariannya ke dalam padang belantara. (Lihat buku Forty Years in the Wilderness, oleh Pendeta Taylor Bunch, halaman 15 – 17). 

Sesudah empat puluh tahun usahanya yang pertama untuk melepaskan bani Israel, maka pada akhirnya Musa diutus kembali ke Mesir dan kemudian berhasil memutuskan rantai ikatan Mesir itu. Dengan menambahkan 40 tahun ini kepada tahun 1890 TM, maka kita dibawa ke tahun 1930, yaitu tahun dimana buku Tongkat Gembala, jilid 1 pertama sekali terbit, yang memberitakan “tahun penebusan-Ku itu sudah datang”, yaitu hari dimana “Tuhan akan merentangkan tangan-Nya kembali pada kedua kalinya untuk menyambut umat-Nya yang sisa. Yesaya 63 : 4; 11 : 11. Dengan demikian seruan Musa

untuk benar-benar melepaskan Israel dari perbudakan Mesir itu adalah bertepatan dnegan datangnya Tongkat Gembala, yang menuntut kepatuhan kepada hukum Allah, sambil memberitakan kebenaran tentang mereka yang 144.000 itu, dan mengumumkan bahwa inilah saat bagi kelepasan mereka dari penguasa orang Kapir.

Selanjutnya, semenjak dari saat Abraham memutuskan untuk mengikut Tuhan, sampai kepada kelahiran Yakub, terdapat 85 tahun. Maka semenjak dari permulaan Madzab Organisasi Masehi Advent Hari Ketujuh, yaitu semenjak pendirinya memperoleh khayalnya yang pertama yang berkenan dengan masalah mereka yang 144.000 itu, sampai kepada lahirnya pekabaran dari Tongkat Gembala, terdapat juga 85 tahun.

Semua peristiwa yang bertepatan ini baik mengenai waktu maupun mengenai tujuannya dapatlah sekarang dengan cepat dan dengan lebih mudah dipahami di dalam – 

RINGKASAN. 

Keputusan Abraham untuk berbakti kepada Tuhan dalam tahun 2083 AM (tahun-tahun semenjak dari kejadian dunia) adalah bertepatan dengan berbaliknya Luther dari mengejar cita-cita keduniawian ke cita-cita kerohanian dalam tahun 1500 Tarik Masehi; Sarah memprotes menentang Hagar dan Ishmael dalam tahun 2113 AM adalah bertepatan dengan protes dari Protestan menentang gereja dalam tahun 1530 Tarik Masehi; kelahiran Musa sebagai harapan Israel kuno dalam tahun 2433 AM, adalah bertepatan dengan lahirnya Kesaksian yang Pertama dalam tahun 1850 Tarik Masehi yang merupakan harapan Israel modern – yang dialamatkan kepada mereka yang 144.000 itu, yaitu Israel masa kini. 

 Maka usaha dan kegagalan Musa untuk melepaskan Israel dalam tahun 2473 AM itu adalah bertepatan dengan usaha dan kegagalan Persekutuan Kebebasan Agama

dari Masehi Advent Hari Ketujuh, dan penolakan mereka terhadap pekabaran tentang Pembenaran oleh Iman, -- yang menyebabkan Madzab Organisasi dalam tahun 1890 Tarik Masehi seolah-olah juga memasuki 40 tahun pengembaraan di padang belantara. 

Akhirnya, kedatangan Musa di Mesir dan keberhasilannya dalam membebaskan orang Ibrani yang banyak itu lalu mengembalikan tata tertib dan kebebasan agama dalam tahun 2513, adalah bertepatan dengan dengan kedatangan Tongkat Gembala dalam tahun 1930 Tarik Masehi; dan dengan usahanya untuk mengadakan pembangunan dan reformasi dan untuk membebaskan Israel masa kini. 

(Dalam beberapa hal peristiwa-peristiwa yang bertepatan itu mungkin, sesuai dengan penanggalan kalender kita sekarang, terlihat menjadi satu tahun lebih cepat atau satu tahun terlambat, disebabkan pada kenyataan bahwa bulan pertama dari penanggalan kalender Musa itu jatuh dalam bulan keempat dari tahun kalender yang ada sekarang. Sebagai contoh, bacalah buku kecil The Aswerer, Book No. 3, pp. 49, 50, edisi 1944). 

Sebab itu, setiap orang dapat menyaksikan bahwa 430 tahun contoh itu berikut peristiwa-peristiwa yang ada di dalamnya semenjak dari saat Abraham keluar dari Ur sampai kepada saat Musa dengan tongkat Tuhan di dalam tangannya keluar dari Mesir dan menyampaikan hukum Torat di Gunung Sinai, adalah sebanding dengan 430 tahun-tahun contoh saingan semenjak dari saat Luther berhenti menyelidiki hukum dan mulai menyelidiki Alkitab, sampai kepada tahun dimana Tongkat Gembala memberitakan pemeteraian mereka yang 144.000 itu, yaitu kelepasan Israel modern. 

Peristiwa-peristiwa yang berkaitan ini kini secara jelas dan bahkan lebih realistis terlihat dalam gambar bagan berikut ini.

---GAMBAR---

Karena semua kejadin yang baru ini adalah seimbang dengan kejadian-kejadian kuno yang lalu baik dalam hak waktu maupun tujuannya, maka sekaliannya itu pasti menguatkan kenyataan bahwa tugas dari Tongkat Gembala adalah tugas yang sudah ditetapkan jauh sebelumnya secara Ilahi dan adalah tepat pada waktunya di zaman kita sama seperti juga tugas Musa bersama tongkatnya pada zmannya dahulu. Orang dengan sendirinya akan terpaksa mengakui akan rencana Takdir dan mengenai kebahagiaan kekal pembaca yang telah  diketehui beribu-ribu tahun sebelumnya. 

Dengan demikian, untuk melucuti selengkapnya Musuh besar jiwa-jiwa itu, maka Perencana kebenaran-kebenaran yang bersifat contoh ini membiarkan pembaca bebas membuat pilihannya sendiri apakah ia hendak terus tinggal di dalam kegelapan atau keluar untuk masuk ke dalam Terang Tuhan, tidak lagi bingung sidang mana harus diikuti, atau apakah artinya kebenaran dan apa artinya kesalahan. 

Dapatlah ia sekarang memandang “betapa indahnya di atas gunung-gunung kaki-kaki orang yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan damai; yang membawakan kabar-kabar baik mengenai kebaikan, yang memberitakan keselamatan; yang mengatakan kepada Sion, Allah-Mu memerintah!” Yesaya 52 : 7. 

Sekarang pertanyaan mengenai “apa yang telah membuat perubahan besar”, “apa yang telah  menghantarkan kebenaran yang mulia ini”, telah terjawab – yaitu kedatangan yang tepat waktunya daripada jurukabar diam yang dinubuatkan ini. 

Akhirnya karena sepenuhnya menginsyafi dimana terletak kebahagiaan seseorang dan dimana tersembunyi bahanya seseorang, maka anda tentunya ingin mengetahui akan kualitas dan kuantitas makanan rohani yang sudah dan yang sedang

anda nikmati dengan meriah. Tahap dari contoh ini adalah dengan sejujur-jujurnya dan setelitinya diungkapkan di dalam – 

YEHESKIEL PASAL EMPAT. 

“Maka engkau, hai anak Adam, ambillah olehmu akan sebuah batu bakar, letakkan dia di hadapanmu dan gambarkanlah padanya rupa kota itu, yaitu Yerusalem.” Ayat 1.

Yeheskiel telah diperintahkan untuk mengukir sebuah kota di atas sebuah ubin dan menamakanya Yerusalem. Bahan pada mana kota itu hendak diukir merupakan bahan yag tahan lama – tidak akan membusuk – menunjukkan bahwa kota yang terlihat dalam khayal itu adalah sebuah kota yang akan berdiri selama-lamanya : suatu umat yang tidak akan pernah lagi mati.

“Pandanglah akan Sion, kota pertemuan raya kita itu! Matamu akan melihat Yerusalem suatu tempat kediaman yang aman, suatu tabernakel yang tidak akan dipindah-pindah; yang pasaknya sampai kekal tidak akan tercabut dan tali-talinya pun tidak akan terputus.

“Tetapi di sana Tuhan yang muliaitu akan menjadi bagi kita suatu tempat sungai-sungai yang luas dan aliran-aliran sungai; di sana tidak akan lagi perahu berdayung melewatinya, kapal besar pun tidak akan lagi melaluinya. ……..

“Maka penduduknya tidak akan lagi mengatakan : saya sakit; orang-orang yang diam di dalamnya itu telah  diampuni segala kejahatannya.”  Yesaya 33 : 20, 21, 24.

“Dan kepunglah akan dia, dan bangunkanlah suatu kubu pertahanan menghadapinya, dan buatkanlah suatu timbunan tanah menghadapinya; tempatkanlah juga perkemahan tentara menghadapinya, dan susunlah alat-alat pendobrak menghadapinya berkeliling.” Ayat 2.

“Kepunglah akan dia” tentunya berarti menyerangnya dengan suatu bala tentara pekerja-pekerja reformasi dan memaksanya untuk menyerah –

 

yaitu datang kepada pengetahuan kebenaran yang diungkapkan di sini. Jadi, jelas sekali, bahwa pekabaran dari hal jam, dan hanya inilah yang harus dibawakan ke hadapan umat Allah. 

“Dan bangunkanlah sebuah tugu pertahanan menghadapinya” – berhati-hati agar tidak seorang pun luput, baik ataupun jelek.

Kemudian “buatkanlah suatu timbunan tanah”; jangan ragu-ragu, dan lakukan pengamanan untuk merebut kota itu.

“Tempatkanlah juga perkemahan tentara menghadapinya”; artinya, buatkanlah suatu pondoh sementara bagi pekerja-pekerjamu, yaitu Markas Besar untuk daripadanya meneruskan pekerjaan, dan bersiap-siaplah untuk tinggal di sana sampai kelak engkau mengalahkan kota itu. Inilah maksud yang tulus dalam membangun Mount Carmel Center (di Amerika), dan inilah tujuannya yang telah  dikaruniakan.

Juga “susunlah alat-alat pendobrak (artinya – pemimpin-pemimpin utama) menentang” kota itu “berkeliling.” Alat yang mereka gunakan untuk mendobrak tentunya adalah kebenaran Alkitab yang jelas, yang tajam, dan yang meyakinkan. Dan inilah keperluan yang sangat jelas agar dalam setiap cabang pekerjaan kita memiliki orang-orang yang mampu untuk memimpin dengan bijaksana.

“Dan lagi ambillah olehmu akan sebuah kuali besi, taruhlah akan dia menjadi dinding besi di antara engkau dengan kota itu; dan tujukanlah mukamu kepadanya, maka ia itu akan terkepung, dan hendaklah engkau mengepungnya. Ini akah menjadi suatu pertanda bagi isi rumah Israel. Ayat 3.

Artinya, apabila hal ini jadi di dalam rumah Yehuda contoh saingan, maka ia itu akan berdiri sebagai suatu pertanda dengan mana isi rumah Israel contoh saingan akan diberi amaran.

Kemudian akan jadi kelak bahwa “apabila bani bangsaamu kelak mengatakan

kepadamu, katanya : Tidak maukah engkau menunjukkan kepada kami apa yang kau maksudkan dengan segala perkara ini? 

“Maka katakanlah kepada mereka : Demikianlah firman Tuhan Hua : ‘Bahwasanya, Aku hendak mengambil potongan kayu Yusuf yang terdapat di dalam tangan Efraim, dan segala suku bangsa Israel rekan-rekannya, maka Aku akan menaruh merka itu besama-sama dengan dia, yaitu dengan potongan kayu Yehuda, lalu Ku buat mereka itu menjadi sepotong kayu saja, sehingga mereka akan menjadi satu di dalam tangan-Ku. 

“Dan potongan-potongan kayu yang di atasnya engkau menulis itu hendaklah berada di dalam tanganmu di depan mata mereka. 

“Lalu katakanlah kepada mereka itu, Demikianlah firman Tuhan Hua : Bahwasanya Aku akan mengambil kelak bani Israel dari antara segala orang Kapir kemana mereka itu telah  pergi, dan Aku akan menghimpunkan mereka itu dari mana-mana, lalu membawa kembali mereka ke dalam negeri mereka sendiri. 

“Dan Aku akan menjadikan mereka itu satu bangsa jua tanah di atas segala pegunungan Israel; dan seorang raja akan menjadi raja atas mereka sekaliannya, dan tiada lagi mereka itu dua bangsa, dan tiada lagi mereka itu dibagi menjadi dua kerajaan.

“Dan tiada lagi mereka akan mencemarkan dirinya dengan berhala tahinya, atau dengan segala barangnya yang keji atau dengan apapun juga pelanggarannya; melainkan Aku akan melepaskan mereka itu dari segala tempat merkea itu telah berbuat dosa, dan Aku akan menyucikan mereka itu. Demikianlah mereka akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allahnya.

“Dan hamba-Ku Daud akan menjadi raja atas mereka itu, maka mereka semuanya akan memiliki seorang gembala; mereka juga akan berjalan menurut hukum-hukum-Ku

serta mematuhi segala syariat-Ku dan melaksanakannya. 

“Dan mereka akan tinggal di dalam negeri yang telah  Ku karuniakan kepada Yakub hamba-Ku di tempat mana telah  diam segala nenek moyangmu; maka mereka akan tinggal di dalamnya, baik mereka baik segala anak cucunya sampai selama-lamanya; dan Daud hamba-Ku itu akan menjadi penghulu mereka itu sampai selama-lamanya. 

“Lagi pula Aku akan membuat suatu perjanjian damai dengan mereka; ia itu kelak merupakan suatu perjanjian yang kekal dnegan mereka itu; maka Aku akan menempatkan mereka itu, dan melipat-gandakan mereka, dan Aku akan menaruh tempat kesucian-Ku di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya. 

“Tabernakel-Ku pun akan berada dengan mereka itu; maka Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. 

“Maka orang Kapir akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan yang menguduskan Israel, apabila tempat kesucian-Ku kelak berada di tengah-tengah mereka itu selama-lamanya.” Yehekiel 37 : 18 – 28. 

 Sebagaimana seorang jenderal dari pasukan menatap matanya menantang suatu bangsa yang dimusuhi dengan kemauan yang keras untuk mengalahkannya, maka demikian pula halnya dengan Yeheskiel contoh saingan yang memerintahkan untuk melaksanakan “pembangunan dan reformasi” yang sangat mendesak ini di antara umat Allah. 

“Orang yang mendengar bunyi trompet, tetapi tidak mau mendengar amaran; darahnya akan tertanggung atas dirinya. Tetapi orang yang mendengarkan amaran akan menyelamatkan jiwanya.” Yeheskiel 33 : 4, 5.

“Karena sudah ku taruh atasmu segala tahun kesalahan mereka itu, sesuai dengan bilangan hari-hari itu, yaitu tiga ratus sembilan puluh hari lamanya, engkau akan menanggung kesalahan isi rumah Israel. Dan setelah engkau menggenapi sekaliannya itu, berbaringlah kembali pada sebelah kananmu, dan engkau harus memikul kesalahan isi rumah Yehuda empat puluh hari lamanya. Sudah ku tentukan bagimu setiap hari untuk satu tahun.” Ayat 5, 6. 

Dalam sajian kiasan ini mengenai nasib isi rumah Israel (kerajaan sepuluh suku itu) dan isi rumah Yehuda (kerajaan dua suku itu), selama perhambaan mereka masing-masing di antara bangsa-bangsa Kapir, jauh dari tanah air mereka, terlihat dengan jelas akan kenyataan bahwa sewaktu berbaring pada sisi kirinya Yeheskiel melukiskan isi rumah Israel dalam kejahatannya selama suatu masa periode 390 tahun, dan bahwa sewaktu berbaring pada sisi kanannya ia melukiskan isi rumah Yehuda dalam kejahatan mereka selama masa periode 40 tahun. 

“Maka tengoklah, aku akan membubuh tali padamu, supaya jangan engkau membalikkan dirimu dari sisi yang satu kepada sisi lainnya, sebelum engkau mengakhiri hari-hari pengepunganmu itu.” Ayat 8. 

Terikatnya Yeheskiel sehingga tidak bergerak memproyeksikan secara simbolis kepastian dan tidak terelaknya hukuman yang akan dipikul oleh umatnya karena kejahatan mereka selama masa tahun-tahun yang diramalkan itu. 

“Ambillah juga bagimu akan gandum, dan syeir, dan kacang, dan miju, dan sekui, dan cawak, dan masukkanlah sekaliannya itu ke dalam sebuah bejana, lalu buatkanlah bagi dirimu roti daripadanya, sesuai dengan bilangan segala hari bahwa engkau harus berbaring pada sisimu, tiga ratus sembilan puluh hari lamanya hendaklah engkau makan daripadanya ….. Maka hendaklah engkau memakannya sebagai apam syeir, dan hendaklah engkau membakarnya dengan tahi

yang keluar dari manusia, pada pemandangan mata mereka itu. Maka Tuhan berfirman : Demikian ini juga kelak bani Israel akan memakan roti mereka yang telah  dinajiskan di antara bangsa-bangsa Kapir, kemana mereka itu akan Ku halaukan.” Ayat 9, 12, 13. 

Inilah hukuman yang akan diukurkan kepada isi rumah Israel selama tahun-tahun perhambaan mereka di antara bangsa-bangsa Kapir. Dan karena tidak ada satupun catatan sejarah Alkitab maupun sejarah percabulan pernah mengatakanbahwa umat Allah pernah secara benar-benar terpaksa memakan makanan yang dipersiapkan sedemikian kotornya itu, maka jelaslah dapat disimpulkan bahwa kenyataan nubuatan itu adalah bersifat simbolis. Oleh sebab itu, maka enam jenis biji-bijian itu hanya melambangkan makanan rohani sama seperti hanya yang dilambangkan oleh padi-padian dimana saja di dalam Alkitab. 

Kapankah kedua periode (390 tahun dan 40 tahun) itu dimulai? jelas bukan di zaman Samaria, ibu kota dari kerajaan sepuluh suku itu, sewaktu diserbu oleh Assiria; juga bukan di zaman Yerusalem, ibu kota dari kerajaan dua suku itu, sewaktu dikepung oleh Babilon, karena Yeheskiel sendiri bukanlah seorang raja bangsa Kapir, yang akan mengepung Yerusalem lalu merebutnya, tidak membiarkannya lepas. 

Juga tidak mungkin periode itu berakhir dengan kembalinya Yehuda dari Babil ke Yerusalem sewktu membangun kaabah dan kota itu, sebab Yehuda berada di pengasingan hanya kira-kira 70 tahun, bukan 430 tahun. 

Dan akhirnya, sepuluh suku itu, yaitu isi rumah Israel, sampai kepada hari ini belum pernah kembali ke tanah air mereka. 

Sebab itu keseluruhan simbol ini merupakan nubuatan mengenai sidang di dalam

sejarah Kristen. Dan karena Yeheskiel yang secara lambang adalah hamba-hamba Allah, belum berhasil merebut Yerusalem, maka saat kemenangannya itu masih di masa depan. 

Tetapi kapankah tepatnya periode itu dimulai? – Satu-satunya jawabannya yang masuk akal ialah : Sewaktu hukuman-hukuman itu mulai diterapkan. Sesuai dengan itu, maka kita harus menentukan waktu kapan umat Allah yang tercerai-berai itu sudah atau sedang dipaksa memakan makanan yang dipersiapkan seperti yang dilukiskan di dalam ayat-ayat 9 – 13. 

Oleh karena biji-bijian adalah melambangkan makanan rohani, yaitu ajaran-ajaran doktrin, maka bejana yang satu itu yang ke dalamnya biji-bijian itu dimasukkan hanya melambangkan Alkitab. Maka kesimpulannya dengan sendirinya, bahwa dalam keadaan aslinya, sebelum biji-bijian itu dibakar, mereka itu melambangkan ajaran-ajaran yang belum diinterpretasikan, yang belum dimengerti; dan sebaliknya, setelah dipersiapkan menjadi apam dan dibakar, maka sekaliannya itu harus melambangkan ajaran-ajaran yang sudah diinterpretasikan dan diterbitkan, yang siap untuk disalurkan dan dipakai – dikhotbahkan, dipercayai, dan dihayati. 

Selama masa periode 390 tahun itu, Yeheskiel akan memakan biji-bijian itu dengan sangat hemat, “dengan ditakar”, dan telah dinajiskan, yaitu “dibakar di atas tahi”. (Gospel Workers, pp. 22 – 23; Kisah Rasul-Rasul 2 : 3), maka api yang berasal dari tahi (yang tidak alamiah dan sumber kotoran) melambangkan suatu kuasa yang lain daripada Roh Suci; khususnya kuasa Iblis, yang mengilhami manusia agennya untuk melakukan interpretasi-interpretasi “sendiri” terhadap Alkitab – suatu hal yang menajiskan.

Yang tak terelakkan dari kesimpulan ini adalah lebih lengkap didemonstrasikan dengan cara menyusun periode-periode itu secara berurutan, selama mana isi rumah Israel telah menerima enam macam ajaran, yang dilambangkan oleh enam jenis biji-bijian yang berbeda-beda, yang akan menunjang kehidupan rohaniah umat sepanjang 390 tahun itu. 

Adalah dipahami secara luas, bahwa selama masa periode semenjak dari penyusun peraturan-peraturan Injil Wasiat Baru sampai kepada terpanggilnya Luther, Kebenaran telah dibuang ke tanah (Daniel 8 : 12) dan bahwa ia itu kemudian mulai diangkat, pertama-tama oleh orang-orang Lutheran mengkhotbahkan ajaran dari hal Iman – permulaan dari Reformasi; kemudian disusul oleh sebagian pada sesuatu waktu, masing-masing oleh orang-orang Presbyterian mengkhotbahkan ajaran mengenai ajaran Roh Suci; oleh orang-orang Methodist mengkhotbahkan ajaran mengenai Karunia Kemurahan; oleh orang-orang Baptist Hari Pertama ajaran-ajaran mengenai Baptisan; oleh orang-orang Adventist Hari Pertama mengkhotbahkan ajaran mengenai 2300 hari (dari Daniel 8 :  14), yang membawa kepada pengertian yang tepat mengenai kebenaran dari hal Tempat Kesucian (Sancuary); dan oleh orang-orang Baptists Hari Ketujuh mengkhotbahkan kebenaran Sabat. Pada akhirnya orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh, dan hanya mereka, yang memeluk semua ajaran ini, tetapi tanpa penerangan Ilahi. 

Keenam pokok ajaran ini berikut masalah-masalahnya yang berkaitan adalah ajaran-ajaran yang telah datang kepada sidang semenjak dari tahun 1500 yang lalu sampai kepada tahun 1930. Dan karena tidak seorang pun siswa Alkitab yang jujur menyangkal akan kenyataan, bahwa setiap ajaran itu secara berkaitan telah dicemarkan oleh interpretasi-interpretasi pribadi manusia,

oleh penambahan-penambahan dan pengurangan-pengurangan (dibakar di atas tahi), maka kenyataan membuktikan lebih jauh lagi, bahwa keenam biji-bijian itu adalah melambangkan enam pokok ajaran ini, dan bahwa sekaliannya itu secara berurutan telah dikhotbahkan semenjak dari permulaan Reformasi Protestan yang lalu. 

Kini dalam menghantarkan ke bawah pusat perhatian kita suatu gambaran analogi (kesamaan) yang lain, -- bahwa setiap jenis biji-bijian itu memiliki sifat menonjol dari ajaran yang dilambangkannya, -- kebenaran itu akan terlihat lebih cerah lagi. 

Sebagaimana gandum, yang pertama dari biji-bijian di dalam simbol itu, adalah yang utama dalam urutan kebutuhan makanan tubuh manusia, maka demikian pula Iman, yang pertama daripada ajaran-ajaran Reformasi, adalah jalan yang pertama, yaitu prinsip utama, dalam makanan rohaninya. Sesuai dengan itu, maka sebagaimana halnya tidak mungkin tanpa gandum untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisik kita, maka demikian pula “adalah tidak mungkin tanpa iman untuk berkenan kepada” Dia Yang Suci itu atau untuk memulaikan kehidupan Kristen. 

Demikian pula, sebagaimana syeir, jenis bij-bijian yang kedua dalam lambang itu, adalah yang kedua dalam urutan makanan tubuh manusia, maka demikian pulahanya Roh Suci, ajaran yang kedua dalam Reformasi, adalah jalan yang kedua, yaitu prinsip yang kedua, dalam makanan rohaninya. Setelah mendengar akan cerita orang Midian itu bahwa dalam mimpinya ia melihat sebuah apam syeir berguling-guling jatuh ke dalam perkemahannya dan memporak-porandakannya, maka Gideon segera mengerti bahwa apam syeir itu melambangkan pekerjaan Roh – suatu wahyu kepadanya untuk pergi menyerang orang-orang Midian itu. 

Kacang, sebagai varitas yang ketiga dalam simbol itu, adalah yang ketiga dalam urutan makanan tubuh

manusia; demikian pula halnya Karunia Kemurahan, ajaran yang ketiga dalam Reformasi, adalah jalan yang ketiga, yaitu prinsip yang ketiga, dalam makanan rohaninya. 

Dan karena miju, sebagai varitas makanan yang keempat dalam makanan tubuh manusia itu, tidak banyak disukai di seluruh dunia seperti halnya kacang-kacangan, maka demikian pula Baptisan Secara Diselamkan sebagai ajaran yang keempat dalam Reformasi, dan kemudian jalan yang keempat, yaitu prinsip yang keempat dalam makanan rohani, biasanya kurang dihargai dan jarang dipraktikkan dibandingkan dengan Karunia Kemurahan. 

Jenis biji-bijian yang kelima, yaitu sekui, bukan saja tidak dikenal tetapi juga tidak digunakan, sehingga umumnya dianggap tidak berharga, hanya sebagai jenis rerumputan liar, walaupun sesungguhnya ia itu adalah berharga baik sebagai jerami maupun sebagai biji-bijian yang dapat dimakan. Demikian pula halnya dengan apa yang dilambangkannya, yaitu : Masalah 2300 Hari, yang mengungkapkan permulaan Sidang Pengadilan, yaitu ajaran yang kelima dalam Reformasi, yaitu jalan  yang kelima, prinsip yang kelima dalam makanan rohani orang Kristen, yang sedikit sekali dikenal dan dipercayai orang. 

Cawak, jenis biji-bijian yang keenam, adalah “suatu varitas tetap gandum yang biasa di zaman dahulu”, tepat melambangkan ajaran yang keenam dalam Reformasi, yaitu prinsip yang keenam di dalam agama Kristen – yaitu Sabat Hari Ketujuh dalam kaitannya dengan tempat kesucian. Sabat Hari Ketujuh ini adalah sangat tua, dan bersifat permanen, dan dalam kaitannya dengan tempat kesucian itu merupakan ajaran Alkitab kembar yang sedikit sekali dipatuhi orang. 

Langkah terakhir dalam ilmu membuat apam ini ialah membakar, kemudian menyajikan; maka langkah terakhir dalam mempersiapkan ajaran-ajaran ialah menulis, kemudian mengkhotbahkannya.

Meskipun biji-bijian itu adalah ciptaan Allah, yang menujukkan bahwa masing-masing ajaran yang dilambangkannya itu di dalamnya ada terkandung kebenaran Ilahi, namun pembakaran roti apam simbolis itu di atas api yang daripada tahi oleh Yeheskiel dalam khayal, menunjukkan bahwa ajaran-ajaran ini telah dicemarkan – disalah-tafsirkan, ditambah-tambahi dan dikurang-kurangi – seolah-olah dicampur aduk, dan kemudian disajikan. 

Dalam menundukkan isi rumah Israel kepada makanan yang sedemikian itu selama 390 tahun, dan isi rumah Yehuda kepada suatu puasa selama 40 tahun berikutnya, maka Allah menghukum kedua bangsa itu karena kejahatan mereka. 

Masa puasa Yehuda yang panjang kemudian berakhir, mereka tentunya akan mulai menerima roti yang bersih, yaitu kebenaran yang tidak lagi tercemar, dengan secepatnya dan selimpah-limpahnya sesuai permintaan kebutuhan mereka, dan kemudian seterusnya mereka akan makan makanan dan minum air selama-lamanya tanpa ditakar dan tanpa merasa heran. Ini akan menjadi bagian pengalaman mereka, tetapi sesudah 430 tahun itu berakhir, dalam mana kota itu akan direbut dan orang banyak itu dibebaskan dari belenggu semua majikan-majikan mereka – yaitu majikan-majikan yang munafik, yang sesat, dan yang tidak beriman itu. 

Dan akhirnya, setelah Yerusalem, tanah air mereka, tanah perjanjian itu, berhasil dibebaskan dari pemerintahan Kapir, maka “segala masa bangsa-bangsa Kapir itu genaplah”, kemudian anak-anak yang telah dimerdekakan dari “puteri Sion yang tertawan” itu (Yesaya 52 : 2) akan “kembali, lalu mencari Tuhan Allah mereka, dan Daud raja mereka; maka mereka akan takut akan Tuhan dan kebaikan-Nya.” Hosea 3 : 5. Kemudian mereka akan kembali diberi jaminan untuk selama-lamanya memperoleh suatu

persediaan Kebenaran (Ilham) yang bersih, yang tidak tercemar, yang jauh lebih melimpah lagi. 

Maka Aku akan “menyelamatkan kawanan domba-Ku”, demikianlah firman Tuhan, “dan mereka tidak akan lagi menjadi mangsa; maka Aku akan mengadili di antara ternak dengan ternak. Dan Aku akan menempartkan seorang gembala atas mereka itu, dan ia akan mengembalakan mereka itu, yaitu hamba-Ku Daud; ia akan mengembalakan mereka, dan ia akan menjadi gembala mereka. Dan Aku Tuhan akan menjadi Allah mereka, dan hamba-Ku Daud akan menjadi penghulu di antara mereka itu; Aku Tuhan telah mengucapkannya.” Yeheskiel 34 : 22 – 24. 

Kenyataan bahwa umat Allah semenjak tahun 1930 telah memperoleh suatu persediaan kebenaran yang bersih (ungkapan Ilahi) yang terus meningkat dari tangan seseorang, maka terbuktilah dengan sendirinya bahwa bukan saja pesta makanan yang dinajiskan berikut 390 tahunnya itu berakhir, melainkan juga 40 tahun pesta itu berakhir. Oleh sebab itu, maka tidak lagi perlu bagi siapapun untuk bergantung pada kue apam yang dibakar di atas tahi itu, atau pun untuk berpuasa. 

Sekarang, dengan mengurangkan 430 tahun dari 1930 Tarik Masehi, maka kita akan memeproleh tahun 1500 Tarik Masehi, yaitu saat Roh menggerakkan keberhasilan Reformasi Protestan. Dan karena biji-bijian yang dicemarkan itu (ajaran-ajaran) selama 390 tahun itu telah disalurkan kepada perhimpunan-perhimpunan orang-orang Protestan, dan karena 40 tahun puasa itu (tidak adanya Kebenaran tambahan) terjadi di dalam Madzab Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, maka dua kebenaran menonjol dengan jelas : pertama, bahwa orang-orang Protestan di dalam simbol ini adalah disebut “isi rumah Israel”; dan kedua, bahwa orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh adalah disebut “isi rumah Yehuda.” Dengan demikian

pemisahan yang telah didatangkan Allah atas kerajaan Sulaiman itu perlu melambangkan pemisahan yang ada di antara orang-orang pemelihara Sabat dan orang-orang pemelihara Hari Minggu. 

Dengarlah kepada utusan Tuhan itu, yang mengamarkan kepada orang-orang pemelihara Sabat mengenai puasa yang berkepanjangan yang akan mereka alami sebagai berikut : 

“Saya mendapat kuasa dari Allah untuk menyampaikan kepadamu, bahwa tidak ada sinar terang yang lain melalui tulisan-tulisan Testimonies (Kesaksian) yang akan bercahaya menerangi jalanmu, sebelum engkau mempraktekkan terang yang sudah dikaruniakan.” – Testimonies, vol. 2, p. 666. 

Selanjutnya perlu diingat, bahwa Yerusalem adalah ibu kita dari Yehuda. Dengan demikian pengepungan yang ada sekarang terhadap “kota” itu (Madzab Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh) akan menjadi suatu tanda bagi orang-orang pemelihara Hari Minggu; artinya, ia itu dimaksudkan untuk membangunkan mereka kepada keinsyafan tentang bagaimana seharusnya Tuhan disembah, dan dimana kebenaran yang menyelamatkan itu ditemukan; mengenai permulaan dari “hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu”, dan mengenai pehukuman-Nya; juga untuk menyadarkan mereka bahwa jika pehukuman (pengadilan) itu pertama sekali “dimulai atas isi rumah Allah”, maka “apakah kelak nasib orang-orang yang tidak mematuhi injil Allah?” 1 Petrus 4 : 17. 

Pencari kebenaran yang jujur kini tidak perlu lagi mengembara dari gereja yang satu kepada gereja yang lain, sambil berjalan meraba-raba melalui rimba perpustakaan buku-buku agama dunia yang lebat dan tak ada akhirnya itu dalam mencarikan gereja yang benar dengan ajrannya yang benar. Kedua-duanya itu kini berdiri dengan jelas dikenal, sambil menantang orang yang hendak membawa

bejana-bejana Tuhan, supaya bersih, supaya tidak menjamah apa yang dibakar di atas api “tahi” manusia – yaitu yang bukan diilhami oleh Roh Kebenaran, -- dan supaya senantiasa waspada, bahwa tidak ada kebenaran ungkapan baru apapun juga yang dikaruniakan kepada sidang dalam masa 40 tahun itu semenjak dari tahun 1890 sampai kepada tahun 1930, dan sebab itulah setiap orang yang mengakui dirinya membawa sesuatu pekabaran kiriman sorga dalam masa periode itu adalah utusan palsu.

Tetapi setelah masa puasa yang lama kini berakhir dengan datangnya kebenaran segar yang melimpah dan tidak tercemar oleh kepandaian manusia, maka mereka yang berlapar kini makan dengan sepuas-puasnya pada meja yang lengkap dari Tongkat itu (Mikha 7 : 14), pada mana anda sebagai pembaca yang kekasih dengan segala kesenangan hati kami mengundang untuk terus duduk selama sisa perayaan ini.

Tidakkah anda mau berbuat demikian? Jika anda mau, maka beritahukanlah hal itu, maka seluruh makanan penyematan jiwa yang limpah dan tak tertandingi ini akan segera dihantarkan ke hadapan anda tanpa ditakar dan tanpa bayaran.

Kini benar-benar sampailah kita pada masa “pembangunan dan reformasi” yang kekal itu. 

IBU-IBU, SAMPAIKANLAH SEKARANG HIMBAUAN YANG TERAKHIR 

Oleh : Nyonya E. Hermanson 

“Tetapi jika hamba yang jahat itu berpikir di dalam hatinya, Tuanku memperlambat kedatangan-Nya; lalu mulailah ia memukul teman-temannya, lalu makan minum dengan orang-orang pemabuk; maka Tuan hamba itu akan datang pada suatu hari yang tiada disangkanya, dan pada jam yang tiada diketahuinya. Maka Tuan itu akan menyesahkan

dia teramat sangat, lalu menetapkan bagiannya bersama-sama dengan orang-orang munafik.” Matius 24 : 48 – 51. 

Ilham mengajarkan bahwa makan dan minum bersama-sama dengan orang-orang pemabuk ini bukan saja berarti meminum anggur. Orang dapat saja menjadi mabuk karena ikut serta dalam roh keduniawian, dan juga karena menjadi sangat asyik dengan “berbagai kepentingan hidup ini.” Lukas 21 : 34. 

Maka melakukan segala perkara ini adalah sama dengan mengatakan di dalam hati, “Tuanku memperlambat kedatangan-Nya.” “Marilah kita makan dan minum; karena besok kita akan mati.” Matius 24 : 48; Yesaya 22 : 13. 

Sebagai anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, dan ibu dari tiga orang anak, maka telah menjadi tekad saya untuk melatih mereka untuk mengarahkan kasih sayangnya, bukan kepada jalan-jalan duniawi, melainkan pada Jalan Kebenaran dan Keadilan, ibu-ibu yang setia menyadari bahwa kewajiban dan tanggung jawab ini tidak ringan dan juga tidak mudah. Dan ini sekali-kali jangan berkurang oleh pengaruh-pengaruh dunia dari dalam siadng sendiri, yang bekerja membangun suatu konsep yang salah tentang apa yang diharapkan Allah dari anak-anak-Nya. 

Kegiatan-kegiatan seperti yang terdaftar pada pengumuman-pengumuman berikut ini, yang dikeluarkan oleh Gereja White Memorial Seventhday Adventists di Los Angeles, California, adalah contoh-contoh teladan dari pengaruh yang sedemikian itu : 

BERITA ASSOSIASI 

Pertandingan Renang Interscholastic Fakultas – Alumni : …… Acara malam yang meriah adalah suatu pertunjukan renang loncat indah oleh Georgia Coleman, juara nasional loncat indah wanita ……

Perhimpunan Makan Malam November : Ini menjanjikan suatu pelayanan lain daripada yang lain. Suatu trio dan pembaca dari perhimpunan Gadis Gembira Club dari U.S.C. akan merupakan suatu acara besar. Bill Hunter, Direktur Atletik pada U.S.C. akan memberikan kepada kita pembicaraan singkat mengenai sikap yang sportif. Dapatkanlah tiket anda sedini mungkin! 

ACARA-ACARA YANG AKAN DATANG

24 November              :  Perhimpunan Makan Malam

25 November              :  Juniors vs. Kariawan, Pertandingan Baseball

28 November              :  Pertandingan Kejuaran Turnamen Golf di Montebello Park.

2 Desember                :  Pemimpin Perguruan Tinggi vs. Junior, Pertandingan Baseball, pukul 7.00

                                    Karyawan team 1 vs. Karyawan team II, pukul 5.00

16 Desember              :  Seniors vs. Juniors, Pertandingan Baseball

21 – 26                        :  Holiday Cabin Party, Danau Big Baseball kuliah 

Kesehatan, Y.M.C.A ………. Jumat, pukul 8.00 malam. 

BERITA ASSOSIASI

Pertandingan Kejuruan Turnamen Golf antara Pemimpin Perguruan Tinggi – Interscholastic : Jumat pagi, 28 November, di Montebello Park Club.

------------

Pertandingan Baseball antara fakultas – senior Selasa lalu berakhir dengan skor 3 – 13. Tetapi ini belum menunjukkan pertandingan yang benar sungguh-sungguh dibandingkan dengan pertandingan-pertandingan sebelumnya. Beberapa pertandingan lagi dan pemimpin perguruan tinggi akan memegang bagiannya yang tersedia, tetapi, H___S___ dan W___ tidak memukul terlalu banyak home runs. H___ sejauh ini memegang rekor …….. --- “Weekly Bulletine”, 14 dan 21 November 1930.

Di bawah terang amaran Ilham yang jelas acara-acara yang sedemikian ini tidak boleh ada di dalam

lembaga-lembaga kita jika kita hendak menarik perhatian anak-anak dan orang-orang muda kita kepada ajaran-ajaran Juruselamat kita yang jelas dan tegas itu. Bayangkanlah, pendeta-pendeta dan guru-guru Masehi Advent Hari Ketujuh mensponsori acara-acara yang sedemikian ini! Pikiran-pikiran muda belum cenderung secara alami kepada segi kehidupan yang serius, maka dengan banyaknya janji-janji dan acara-acara yang senantiasa disediakan bagi mereka dengan cara ini, maka bagaimanakah mungkin dapat diharapkan dari mereka untuk senantiasa menaruh perhatian kepada perjuangan untuk masuk melalui pintu yang sempit? 

Dalam membicarakan masalah hiburan-hiburan hamba Tuhan mengatakan sebagai berikut : “Telah  dikatakan kepada saya oleh Petunjuk Jalan  saya : ‘Tengoklah olehmu, dan pandanglah akan kemurtadan (penyembahan berhala) dari umat-Ku itu, terhadap siapa Aku telah  berbicara, sejak dari bangun pagi-pagi sekali, sambil menyampaikan kepada mereka akan bahaya-bahayanya. Aku melihat bahwa mereka itu harus mengeluarkan buah.’ Ada beberapa orang yang sedang berjuang untuk berkuasa, masing-masing sedang berusaha mengungguli yang lainnya dalam kecepatan melaju sepeda-sepeda mereka. Terdapat suatu roh pergulatan dan pertentangan di aantara mereka mengenai yang mana harus menjadi yang terbesar. Roh itu adalah sama dengan rohyang dimanifestasikan pada pertandingan-pertandingan baseball di pekarangan sekolah. Petunjuk Jalan saya mengatakan : ‘Segala perkara ini adalah pelanggaran melawan Allah. Baik dekat maupun jauh jiwa-jiwa seang binasa karena kekurangan roti hidup dan air keselamatan.’” – Testimonies, vol. 8, p. 52. 

Mengapakah membawa orang-orang muda ke Y.M.C.A itu? Mengapa kuliah kesehatan itu tidak dapat diberikan di dalam gereja kita sendiri atau di dalam aula-aula sekolah kita?

Mengapakah suatu turnamen dari Persatuan Golf itu diadakah pada Jumat pagi? Bukankah telah dipesankan kepada kita di dalam Injil bahwa hari Jumat adalah hari persiapan menghadapi Sabat, bukan suatu hari bagi keplesiran? Sebagai pedoman, jika seseorang melakukan persiapan denan sewajarnya, maka tidak akan banyak waktu yang hilang dalam mempermainkan apa saja. 

Mungkin tidak ada yang berkeberatan terhadap renang, namun keuntungan apakah yang harus dimili oleh orang muda daripada suatu pertunjukan keahilan juara atletik yang sedemikian dan pembicaraan tentang sikap sportif yang sedemikian? Dapatkah ia itu menciptakan di dalam diri mereka kerinduan yang lebih besar untuk berbakti kepada Kristus? Apakah manfaatnya sekam itu bagi gandum? 

Bagaimanakah dapat kita sebagai ibu-ibu memeliharakan anak-anak kita terpisah dari dunia, jika pemimpin sekolah sendiri membawa mereka kepada lembaga-lembaga duia dimana merkea dilemparkan ke dalam persekutuan dengan unsur-unsur yang bercampuran? Adakah kita sedang berpegang pada prinsip-prinsip yang telah  menjadi landasan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh kita? 

Roh kebenaran kini sekali lagi menasehatkan sebagai berikut : “Karena kamu adalah kaabah dari Allah yang hidup”; sesuai yang telah  difirmankan Allah”, maka Aku hendak tinggal di dalam mereka, dan berjalan di dalam mereka’; maka Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. oleh sebab itu keluarlah dari antara mereka itu, dan berpisahlah kamu, demikianlah firman Tuhan.” 2 Korintus 6 : 16, 17. 

Kondisi-kondisi itu belum juga berubah bagi yang lebih baik sekalipun sesudah Tongkat secara mendasar memprotesnya, dan ini terbukti dari bulletine yang terbaru berikut ini :

WAKTU BAGI PARA AMATIR 

PERTUNJUKAN YANG PALING MEMPESONA 

DI TAHUN 1943 

GEDUNG PAULSON 

Negara Bagian Cor. Michigan 

SABTU MALAM      9 OKTOBER      JAM 8.00 MALAM 

LEBIH DARI $50.00 AKAN DIBERIKAN KEPADA PARA PEMENANG 

SELAMA DUA JAM PENUH DEGAN–

                              TERTAWA !!!

                                                AIR MATA !!!

                                                                   KESEJUKAN!!!

                                                                                       JERITAN!!!

                                                                                                        dan

                                                                                                               BERBAGAI KEJUTAN!!! 

Hasil Dari Peristiwa Besar Ini Akan Disumbangkan Kepada Klinik Kesehatan 

Disponsori Oleh

WOMANS AUXILIARY OF C.M.E

Bayangkan bagaimana rumah Allah dikapirkan sedemikian ini! Tidak heran jika Allah berfirman : 

“Siapakah dengan jujur dapat mengatakan : “Emas kita sudah teruji di dalam api; pakaian kita adalah tidak ternoda oleh dunia? Aku tampak Pembimbing kite manunjuk kepada pakaian orang-orang yang disebut orang-orang benar. Sambil menelanjangi mereka, maka Ia membuka kotoran mereka di bawah. Kemudian firman-Nya kepadaku : ‘Tidakkah engkau melihat bagaimana mereka itu secara megah menutupi kotoran dan kebusukan tabiatnya?’ Bagaimana sampai negeri yang setia itu telah menjadi seorang pelacur? Rumah Bapa-Ku telah menjadi sebuah rumah dagang, yaitu suatu tempat yang telah ditinggalkan oleh kemuliaan dan kehadiran ilahi. Karena sebab inilah terdapat kelemahan, dan tidak adanya kekuatan.’” – Testimonies, vol. 8, p. 250. 

Karena alasan inilah, demikian juga karena setiap alasan lainnya, maka barangkali sidang perlu memiliki kebenaran dari Saksi Yang Benar itu, yaitu satu-satunya yang dapat mengendalikan dan memberi kuasa kepada kita untuk bangkit dengan doa dan berpuasa untuk menyelamatkan diri kita sendiri berikut anak-anak kita daripada apa yang disebut keplesiran-keplesiran zaman ini, oleh mana Iblis sedang berusaha untuk menyesatkan dan membinasakan sampai umat pilihan sekalipun. 

Adalah harapan saya yang mendalam agar setiap umat Masehi Advent Hari Ketujuh yang setia mau mendengarkan Suara itu yang kini sedang berseru-seru di tengah-tengah kita untuk “mengembalikan hati bapa-bapa kepada anak-anaknya, dan hati anak-anak kepada bapa-bapa mereka.” Maleakhi 4 : 6.

Dan karena harapan para pemimpin telah lalai, sekalipun setelah protes yang keras ini disampaikan kepada mereka untuk memperbaiki kejahatan-kejahatan yang ada, maka sekaranglah saatnya agar supaya para anggota yang setia sepenuhnya bangkit menyadari akan seriusnya keadaan, dan supaya melakukan apa saja yang mampu diperbuat untuk memperbaikinya. 

Saudara-saudara memerlukan terang atas masalah ini, maka Tuhan telah  menjamin, bahwa “bahkan jika semua pemimpin kita kelak menolak terang dan kebenaran, pintu itu akan tetap masih terbuka. Tuhan akan membangkitkan orang-orang yang akan memberikan kepada umat pekabaran bagi zaman ini.” – Testimonies to Ministers, p. 107. 

Saudara-sauda para orangtua, mengapakah anda tidak mau jadi seperti orang-orang itu? Dan jika andaa tidak mau memulai sekarang, maka telah diamarkan sebelumnya, bahwa suatu “masa yang lebih baik” tidak akan pernah lagi datang, dan bahwa kesempatanmu akan hilang untuk selamanya.

---oOo---

.