Apakah Agama Itu? Adakah Manfaatnya Sekarang Dan Kemudian?

Satu-Satunya Kedamaian Pikiran

.

Renungan Untuk Berdoa— PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN -- KAITAN-KAITAN DI DALAM RANTAI KEBENARAN- Saya akan membaca dari buku Christ’s Object Lessons, pada halaman 17 yang berbunyi sebagai berikut-

“Dalam ajaran perumpamaan Kristus prinsip yang sama terlihat seperti dalam misi-Nya sendiri kepada dunia. Supaya kita dapat kenal dengan tabiat dan kehidupan keilahian-Nya, maka Kristus memakaikan keadaan alami kita lalu tinggal di antara kita..... Orang dapat belajar mengenai yang tidak diketahui melalui apa yang diketahui; perkara-perkara semawi diungkapkan melalui perkara-perkara yang tampak; Allah dinyatakan dalam kesamaan dengan manusia. Demikianlah hal itu di dalam ajaran Kristus; yang tidak diketahui dilukiskan oleh perantaraan yang diketahui; kebenaran-kebenaran semawi oleh perantaraan perkara-perkara yang kelihatan yang umumnya sudah dikenal orang..... Perkara-perkara alamiah adalah media bagi perkara-perkara rohaniah; perkara-perkara dari alam dan pengalaman hidup dari para pendengar-Nya dihubungkan dengan kebenaran-kebenaran dari firman tertulis. Dengan pedoman sedemikian dari yang alamiah kepada kerajaan rohaniah, perumpamaan-perumpamaan Kristus adalah merupakan kaitan-kaitan dalam rantai kebenaran yang mempersatukan manusia dengan Allah, dan bumi dengan surga.”

Marilah kita berdoa agar kita dapat memahami ajaran-ajaran Kristus dari hal perkara-perkara yang tidak diketahui melalui perkara-perkara yang diketahui -- perkara-perkara semawi seperti yang diungkapkan oleh perkara-perkara yang tampak; agar kita meniru cara mengajar Kristus, melukiskan kebenaran-kebenaran Ilahi dengan menggunakan objek-objek yang kelihatan; marilah kita berdoa agar dapat kita memperoleh manfaat sepenuhnya dari perumpamaan-perumpamaan Kristus -- yaitu kaitan-kaitan istimewa dalam rantai Kebenaran yang mempersatukan bumi dengan surga.

Copyright, 1953

Hak Cipta Dijamin

V. T. HOUTEFF

APAKAH AGAMA ITU?

ADAKAH MANFAATNYA SEKARANG DAN KEMUDIAN?

Khotbah V. T. Houteff

Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh

Sabat, 12 Juli 1947

Chapel Mount Carmel,

Waco, Texas 

Jika manusia memerlukan mengetahui sesuatu dari perkara yang satu yang melebihi perkara lainnya, maka itulah jawaban terhadap kedua pertanyaan yang berikut ini : Apakah agama itu? Adakah manfaatnya sekarang dan kemudian?

Banyak orang menyangka, bahwa agama adalah terdiri dari pergi ke gereja, berdoa, memiliki moral-moral yang baik, tidak mencuri, tidak membunuh tidak bermain dengan taruhan, tidak berjudi, tidak menghadiri pertunjukan-pertunjukan, tidak memakan barang-barang tertentu, berbuat atau tidak berbuat, ini, itu, dan lain-lainnya.

Orang-orang lain mengira agama adalah tidak lebih dari hanya beberapa bentuk tata-tertib sosiologis, dan bahwa gereja adalah suatu tempat dimana orang dapat saling berkenalan, dan sebagainya, dan sebagainya. Marilah kita melihat sebagai berikut :

Yesus ditantang oleh seorang penghulu muda yang mengatakan kepada-Nya, Saya sudah melaksanakan semua perintah. Apalagi yang patut saya perbuat untuk masuk ke dalam hidup yang kekal? Berikut ini menyusul jawabannya :

Lukas 18 : 22 : “Kini setelah didengar Yesus akan semua perkara ini,  maka Ia berkata kepadanya, masih satu perkara lagi yang belum kau lakukan : juallah semua yang kau miliki, lalu bagi-bagikanlah kepada orang miskin, maka engkau akan peroleh harta di dalam surga : kemudian datanglah kemari, ikutlah Aku.”

Untuk memahami kata-kata firman ini kita harus membaca bersamanya kata-kata firman yang lain sebagai berikut :

Yohanes 3 : 1 – 3 : “Ada seseorang dari antara orang-orang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang penghulu Yahudi. Orang ini datang kepada Yesus pada malam hari lalu mengatakan kepada-Nya, Rabi, kami tahu bahwa Anda adalah seorang guru yang datang dari Allah, karena tak seorang pun dapat melakukan semua keajaiban ini yang Anda lakukan, terkecuali Allah menyertainya. Yesus menjawab sambil mengatakan kepadanya, Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan kembali ia tidak akan dapat melihat Kerajaan Allah.”

Baik orang muda yang kaya itu maupun Nikodemus kedua-duanya adalah pemimpin, dan walaupun Nikodemus mungkin tidak sekaya orang muda itu namun bagaimanapun juga ia bukanlah orang miskin. Tetapi mengapa kepada yang seorang dimintakan supaya membagi-bagikan harta kekayaannya kepada orang miskin, dan kepada yang lainnya dianjurkan untuk dilahirkan kembali? Mengapa tidak keduanya diwajibkan membayar harga yang sama untuk keselamatan? Berikut inilah alasan-alasannya :

Untuk menghindar agar tidak kelihatan ia berada bersama-sama dengan Yesus, maka Nikodemus telah datang kepada-Nya, bukan pada siang hari, melainkan secara diam-diam pada malam hari. Sebaliknya pemimpin muda itu telah datang kepada Yesus bukan saja secara terbuka pada siang hari, melainkan juga sementara orang banyak masih berada bersama-sama dengan-Nya. Oleh karena itu pangkal halangan daripada pemimpin muda yang kaya itu adalah kekayaannya, dan pangkal halangan dari Nikodemus adalah kesombongannya. Jadi, jelaslah, untuk penyakit yang seorang diperlukan jenis pengobatan yang satu, dan untuk penyakit orang yang lain diperlukan jenis pengobatan yang lain pula.

Yesus tidak pernah meminta kepada seseorang untuk menganut agamanya, tetapi Ia minta mereka supaya “mengikut” Dia, untuk menjadi salah seorang dari murid-murid-Nya. Pemimpin kaya yang muda itu tidak dapat mengikut Tuhan karena hatinya telah dipusatkan pada kekayaannya. Dan Nikodemus tidak dapat mengikut Tuhan karena ia adalah sangat angkuh sehingga malu dilihat berada dalam rombongan orang-orang sederhana dan Yesus yang dibenci itu yang diikuti oleh para nelayan yang bersahaja. Untuk menyingkirkan semua halangan itu, maka yang seorang harus meninggalkan semua harta kekayaannya, dan seorang yang lainnya harus meninggalkan kesombongannya. Untuk menghapuskan kesombongan orang harus dilahirkan kembali, ia harus menjadi seorang manusia baru. Tetapi untuk menghapuskan cinta akan uang orang harus memberikan uangnya kepada mereka yang betul-betul membutuhkannya.

Alkitab berisikan catatan, bahwa Abraham adalah sangat kaya. Tetapi ia disebut “teman Allah.” Oleh sebab itu, kekayaan itu sendiri dapat merupakan suatu berkat, sungguhpun itu seringkali menjadi suatu laknat. Tetapi kesombongan adalah tidak pernah baik.

Ingatlah, bahwa Setan menemukan dalam masing-masing kita sedikit-dikitnya sebuah lubang tembak. Bagaimana pun juga keadaan lubang tembak itu, ia itu harus disingkirkan -- apakah itu berupa kekayaan atau pun kesombongan. Tentu saja tidak semua orang adalah kaya dan terikat pada kekayaan mereka, tetapi setiap orang dapat saja terikat pada dirinya sendiri, yaitu “manusia lama” itu. Dan tidak semua orang perlu melepaskan kekayaan, tetapi semua orang perlu melepaskan diri dari “manusia yang lama” itu yang membawa mereka ke dalam apa saja terkecuali ke dalam mana yang mereka patut berada.

Marilah kita membaca lagi pada Yohanes pasal tiga --

Yohanes 3 : 4 – 8 : “Kata Nikodemus kepada-Nya, Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan jika ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya lalu dilahirkan? Yesus menjawab, ‘Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan oleh air dan oleh Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan oleh daging adalah daging : dan apa yang dilahirkan oleh Roh adalah Roh.  Janganlah engkau heran karena Aku mengatakan kepadamu, kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana dikehendakinya, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana datangnya dan ke mana perginya; demikianlah setiap orang yang dilahirkan oleh Roh.”

Pengakuan Nikodemus bahwa Yesus adalah Anak Allah membuat persoalannya menjadi sangat berat. Dengan mengetahui siapa Yesus, ia seharusnya tidak perlu malu untuk dilihat berada dalam rombongan Yesus. Ia juga seharusnya tidak perlu takut terhadap semua musuh Yesus. Ia seharusnya mempertimbangkan suatu kehormatan untuk bergabung dengan Anak Allah, dengan suatu Mahluk Semawi. Tetapi karena Nikodemus malu dilihat bersama-sama dengan Yesus, dan merasa bangga berada bersama-sama dengan orang-orang Farisi, maka ia perlu sekali menguburkan “manusia lama” itu, lalu bangkit dalam kehidupan yang baru -- ia perlu dilahirkan kembali.

Terhadap pertanyaan, “Bagaimanakah dapat seseorang dilahirkan kembali apabila ia sudah tua?” Yesus menjawab, “Kecuali seseorang dilahirkan kembali oleh air dan oleh Roh, maka ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Nikodemus harus dibaptiskan, ia harus mengakui Yesus secara terbuka sebagai Anak Allah, lalu memperoleh Roh Kebenaran.

Dan ilustrasi, bahwa “angin bertiup kemana dikehendakinya, dan kamu mendengar bunyinya, tetapi tak dapat mengetahui dari mana datangnya dan ke mana perginya; demikianlah setiap orang yang dilahirkan oleh Roh”, menunjukkan dengan tegas, bahwa untuk sungguh-sungguh mengetahui apa artinya dilahirkan oleh Roh ialah supaya memiliki pengalaman menjadi salah seorang dari murid-murid-Nya, dipenuhi dengan Roh Suci, dan pengalaman memberitakan  Kebenaran-Nya. Yesus, dengan memperbandingkan pengikut-pengikut-Nya, yaitu orang-orang yang dilahirkan kembali, dengan angin, membuat kenyataan ini menjadi makin jelas; sebab jika murid-murid-Nya adalah sama dengan angin, jika tidak seorang pun mengetahui dari mana datangnya mereka itu dan ke mana mereka itu pergi, maka satu-satunya jalan untuk menemukan ialah menjadi satu dengan mereka.

Karena Yesus sendiri untuk menjadi satu dengan kita Ia harus dilahirkan kembali; Ia harus menjadi seorang manusia di bumi. Dan bagi kita untuk menjadi satu dengan Dia, kita harus dilahirkan kembali, yaitu dilahirkan oleh Roh. Perbedaannya ialah, bahwa Yesus pertama-tama lahir sebagai seorang rohani, seorang mahluk Ilahi, dan kemudian sebagai seorang mahluk manusia; sebaliknya kita pertama-tama lahir adalah mahluk-mahluk manusia, dan kemudian mahluk-mahluk rohani. Berbicara secara nubuatan dari hal kelahiran Yesus, nabi Yesaya menuliskannya sebagai berikut :

Yesaya 66 : 7 : “Sebelum ia menggeliat kesakitan, ia sudah melahirkan; sebelum sakitnya untuk melahirkan tiba, ia sudah melahirkan seorang bayi laki-laki.”

Sidang Yahudi, yaitu sidang ke dalam mana dan oleh mana Yesus telah dilahirkan oleh Ilham dinyatakan, bahwa tanpa menggeliat kesakitan, artinya, walaupun tanpa sidang itu merasa memerlukan atau membutuhkan seorang Juruselamat Yesus telah dilahirkan.

Tetapi berbicara dari hal anak-anak yang akan membentuk Kerajaan, kita baca sebagai berikut :

Yesaya 66 : 8 : “Siapakah yang telah mendengar akan hal yang sedemikian itu, siapakah yang telah melihat perkara-perkara yang sedemikian itu? Dapatkah bumi dilahirkan dalam sehari jua? Atau dapatkah suatu bangsa dilahirkan secara tiba-tiba? Karena segera sesudah Sion menggeliat kesakitan, maka ia melahirkan anak-anaknya.”

Walaupun sidang Yahudi di masa Yesus yang lalu tidak menggeliat kesakitan, namun ia melahirkan Anak Allah. Tetapi apabila Sion menggeliat kesakitan ia akan melahirkan semua anak-anaknya serentak, suatu bangsa yang menyeluruh. Sebuah keajaiban pada setiap contoh.

Bagaimana dapat Sion menggeliat kesakitan hendak beranak? -- Marilah kita lihat kepada kenyataan alam. Secara alami ibu mengandung seorang anak, kemudian ia menggeliat kesakitan dan baru ia melahirkannya. Jadi, bagaimana pula, dalam alam rohani dapat Sion menggeliat kesakitan tanpa pertama-tama mengandung anak-anaknya sebelum mereka itu dilahirkan? Secara lebih khusus, apabila seseorang menggabungkan diri kepada sidang, maka katakanlah, sidang mengandung orang tersebut dalam kandungannya. Apabila ia dengan sedemikian ini mengandung semua anak-anaknya, maka mereka akan semuanya dilahirkan secara serentak, artinya, -- mereka akan semuanya secara serentak memperoleh kelahiran kembali mereka, yaitu kelahiran yang disebutkan di sini. Dan seperti yang dijelaskan oleh Ilham, bahwa mereka harus dilahirkan kembali, maka semua mereka itu pada permulaannya haruslah  dalam keadaan pikiran yang sama dengan Nikodemus -- yaitu malu dilihat orang berada dalam rombongan orang-orang percaya terhadap Kebenaran Sekarang, malu untuk bersekutu dengan orang-orang yang percaya terhadap Kebenaran yang tidak dikenal.

Jadi, jelaslah, bahwa usaha-usaha kita untuk mencapai orang banyak dengan pekabaran dari hal suatu “kelahiran kedua” tidak akan sia-sia. Katakanlah, Sion akan melahirkan semua anak-anaknya dalam sehari. Dan itulah sebabnya mengapa kita tidak mungkin dihalaukan kepada putus asa atau kepada kekecewaan. Kita diberi jaminan, bahwa “pembangunan dan reformasi” akan terlaksana di antara semua umat Allah, sehingga firman-Nya tidak akan kembali kepada-Nya dengan hampa.

Sekarang, siapakah yang dapat menjadi anak-anak itu? Untuk menjadi anak-anak Sion, mereka harus pada sesuatu hari berdiri di Sion. Oleh sebab itu mereka itu tak lain adalah “buah-buah pertama” yang oleh Pewahyu dikatakan sebagai berikut : “Maka tiba-tiba aku tampak seekor Anak Domba berdiri di atas Gunung Sion, dan beserta dengan Dia ada seratus empat puluh empat ribu orang, yang memiliki nama Bapa-Nya tertulis pada dahi-dahi mereka.” Wahyu 14 : 1.

Dari Injil kini terlihat jelas, bahwa dalam contoh ini apabila seseorang menggabungkan diri kepada sidang, maka sidang akan mengandung dengan anggota itu. Demikianlah, bahwa semenjak saat seseorang menjadi anggota sidang sampai kepada saat ia “dilahirkan kembali,” ia secara rohani terus berkembang untuk jam dari kelahiran kedua ini. Kemudian sesudah ia “dilahirkan kembali” ia masih harus terus bertumbuh sampai ia menjadi suatu mahluk rohani yang sudah penuh bertumbuh, dewasa, yaitu suatu manusia yang sempurna menurut ukuran dan keadaan Kristus, dengan tidak bercacad cela atau kerutan atau sesuatu cacad yang sedemikian ini. Dengan begitu, belum seorangpun berhasil mencapai keadaan manusia yang sedemikian itu, tetapi masanya kini sudah dekat sekali apabila suatu rombongan orang banyak akan berhasil mencapai keadaan itu, karena Tuhan mengatakan:

Yesaya 66 : 9 : “Patutkah Aku membuka rahim orang, dan tidak membuatnya melahirkan? Demikian firman Tuhan; patutkah Aku membuat orang melahirkan, dan menutup rahimnya? Demikianlah firman Allahmu.”

Kata-kata Injil ini berusaha menyingkirkan semua keragu-raguan. Hendaklah kita percaya kepada Tuhan dan mengetahui dengan pasti, bahwa masa bagi kelahiran baru yang istimewa ini sudah tiba dan, bahwa Tuhan dapat dan akan membuatnya menjadi mungkin tanpa memandang bagaimanapun hal itu mungkin terlihat bagi kita.

Dari penyelidikan ini kita saksikan, bahwa agama bukanlah dibentuk dari bermacam-macam harus dan bermacam-macam jangan; bahwa tidak ada seorang pun yang harus terikat kepada seseorang manusia, melainkan kepada Kebenaran Allah yang senantiasa dibukakan; bahwa agama berarti terus mengikut Tuhan, dan terus melaksanakan perkara-perkara itu yang Ia kendalikan seseorang untuk melaksanakannya; bahwa semenjak dari saat seseorang menerima Tuhan sebagai Juruselamatnya, yaitu semenjak dari saat ia akan mulai bertumbuh secara rohani, pertama-tama dilahirkan kembali, kemudian menjadi suatu mahluk rohani yang sudah penuh bertumbuh, semuanya bukan secara serentak, melainkan bertumbuh dari hari ke hari. Untuk mencapai suatu keadaan sempurna yang tertinggi sedemikian ini, orang harus menyempurnakan dirinya dari hari ke hari dan terus berpegang pada Kebenaran Allah, agar setiap percikan Kebenaran dapat mempertambah jumlah pertumbuhan rohani yang dipersyaratkan pada setiap masa, atau sebaliknya orang akan tertinggal tidak berhasil mencapai kematangan rohani. Hanya sedemikian inilah seseorang dapat terus menuai hasil dari semua manfaat yang diperoleh dari agama.

Tidak, agama bukanlah sesuatu tambahan ekstra, bukanlah sesuatu yang boleh dipilih atau tidak. Agama adalah sesuatu yang setiap orang harus miliki. Suatu agama yang benar dan sesuai zamannya ialah sesuatu yang sama pentingnya seperti mata yang terdapat pada kepala anda.

Sebagai contoh marilah saya menghantarkan anda sepanjang aliran sejarah, dimulai dengan Nuh. Agamanya bukan saja menyelamatkan dia berikut keluarganya dari tenggelam dalam air bah yang dahsyat itu, melainkan juga membuatnya menjadi nenek moyang dari dunia sesudah air bah, -- ya, nenek moyang dari dunia kita. Sungguhpun dunia pada masa sejarahnya telah binasa karena mereka tidak merasa memerlukan sesuatu agama yang sesuai zamannya, mereka tidak memerlukan Kebenaran Sekarang. Alangkah malunya! Betapa sia-sia seseorang berusaha hidup tanpa agama, tanpa petunjuk Allah, dan tanpa pekabaran dari hal jam!

Marilah kita melihat kepada suatu contoh yang lain dalam sejarah Alkitab. Ibu dari Musa percaya dalam agama yang sesuai zamannya. Ia percaya, bahwa masanya telah sampai bagi kelepasan bangsa Ibrani, dan ia berbuat apa saja sekuat tenaganya demi untuk memungkinkannya. Pada waktu dilihatnya, bahwa ia tidak sanggup lagi untuk menyembunyikan puteranya yang kecil itu dari tangan Firaun, maka ia membiarkan agamanya untuk bertindak selanjutnya. Hasil-hasilnya adalah hebat, bukan saja diperolehnya kembali anaknya pada pangkuannya untuk selamanya diselamatkan dari pembuangan ke dalam sungai Nil itu, tetapi juga diperolehnya jaminan bagi pemeliharaan anak itu, pendidikannya, dan segala-galanya -- yang terbaik yang dapat disumbangkan oleh Mesir -- telah dibayarkan dari perbendaharaan Firaun kepadanya. Anda saksikan, bahwa jenis agama yang benar menghasilkan perkara-perkara besar.

Delapan puluh tahun kemudian agama Musa telah menghantarkan seluruh bangsa Ibrani itu keluar dari tempat-tempat pembuatan batu bata milik Firaun menuju ke Laut Merah. Laut itu telah terbelah dua demi mereka, dan segera sesudah mereka melewatinya, laut itu telah menutup kembali menelan semua para majikan mereka. Betapa besar kelepasan mereka itu! Betapa besar kemenangannya!

Lagi pula, karena berjuta-juta orang laki-laki, wanita, dan anak-anak, berikut pula ternak mereka itu telah masuk ke dalam suatu padang pasir terlarang dimana tidak terdapat makanan maupun air, maka agama telah membuat batu-batu karang memancarkan aliran-aliran air, dan awan-awan menjatuhkan manna -- bukan saja untuk sehari atau pun sebulan, melainkan untuk selama empat puluh tahun lamanya. Kemudian keajaiban dari Laut Merah telah diulangi di sungai Yordan, dan para pembuat batu bata yang telah merdeka itu menjadi nabi-nabi, raja-raja, dan imam-imam!

Tetapi sekalipun adanya semua peristiwa besar ini, pada waktu mereka lalai dan menjadi acuh tak acuh, pada waktu mereka merasa tidak memerlukan nabi-nabi, tidak memerlukan Kebenaran sekarang, tidak memerlukan makanan pada masanya, maka mereka kembali ditawan dan menjadi budak-budak. Itulah sebabnya mengapa kita memerlukan jenis agama yang benar, dan itulah sebabnya mengapa kita perlu berpegang pada agama lalu bertumbuh dengannya.

Orang-orang Yahudi itu telah ditawan dan telah dibawa ke Babil. Namun sedemikian orang-orang yang setia pada agama mereka telah dilayani dengan baik sekalipun dalam perhambaan mereka itu. Daniel misalnya, gantinya ia mengabdi sebagai budak, ia ternyata telah dilayani sebagai seorang tuan, dan pada akhirnya ia telah diangkat menjadi penghulu atas baik orang-orang Kasdim maupun atas orang-orang Medo-Persia. Dan pada waktu karena dendam ia dibuang ke dalam kurungan singa, ia tetap terpelihara, sementara sebaliknya semua musuhnya telah dimakan habis oleh binatang-binatang buas itu.

Pada waktu tiga orang Ibrani, karena kesetiaan mereka pada agamanya telah dibuang ke dalam dapur api yang bernyala-nyala, maka Anak Allah telah datang dan menyelamatkan mereka itu sehingga satu urat rambutpun tidak binasa dari kepala-kepalanya. Sungguhpun demikian musuh-musuh mereka itu telah mati terbakar, tetapi orang-orang Ibrani itu telah diangkat menjadi pemimpin-pemimpin di dalam kerajaan.

Gideon harus memenangkan suatu peperangan. Sesudah melatih 22.000 tentaranya, maka kepadanya diberitahu, bahwa semua itu adalah terlalu banyak. Akibatnya orang-orang penghabis waktu itu disingkirkan, dan akhirnya terdapat hanya tiga ratus orang yang tinggal untuk berperang melawan sejumlah besar orang banyak yang menutupi lapangan itu. Walaupun dengan hanya sedikit tentara Gideon telah memenangkan peperangan itu hanya dalam semalam, dengan tidak kehilangan seorang pun. Saudara, Saudariku, apabila agama dihidupkan, maka ia itulah suatu dalih yang menguntungkan.

Semua orang dapat saja menjadi Daniel-Daniel dan Gideon-Gideon. Ya, bahkan orang-orang Yahudi yang ada sekarang itu pun dapat saja menjadi sesuatu, tetapi bagaimanakah mereka itu? -- Mereka adalah suatu bangsa yang dibenci oleh orang-orang di seluruh dunia, suatu bangsa tanpa raja, tanpa bendera, tanpa memiliki suatu tanah air, yaitu satu-satunya bangsa yang sedemikian ini di bumi.

Sekarang saya akan menceritakan kepadamu dari hal suatu pengalaman yang amat bersifat pribadi, dan berita bagi kebanyakan anda sekalian. Beberapa tahun yang lalu sementara saya sedang menyeberangi salah satu jalan raya yang ramai di Los Angeles, California, seorang wanita dari sebelah kiri saya telah menabrak saya secara langsung. Ia kemudian menjadi begitu gugup, sehingga ia tak dapat menghentikan kendaraannya melainkan terus berjalan untuk kira-kira sejauh setengah blok lagi. Walaupun demikian kendaraan itu tidak menjatuhkan saya; suatu tangan yang tak kelihatan telah membawa saya mendahuluinya. Dan pada waktu kendaraan itu berhenti tepat pada lorong yang memotong jalan itu, maka saya juga berhenti. Pada waktu itulah beratus-ratus penonton termasuk pula para wartawan dan tiga orang polisi pengendara sepeda motor telah berkumpul mengelilingi kendaraan itu. Karena mereka tidak menemukan seorang pun yang tergeletak di atas jalan itu, baik mati ataupun terluka, maka mereka kemudian memutuskan, bahwa korban itu pasti terpaku di bawah kendaraan. Pada waktu saya menceritakan kepada mereka, bahwa itu adalah saya yang telah ditabrak, maka mereka menjadi terheran-heran. Karena saya menceritakan kepada mereka, bahwa saya tidak terluka apa-apa, dan karena saya menolak untuk dibawa ke rumah sakit, maka mereka meminta saya mengangkat tangan-tangan saya dan kaki-kaki saya, lalu mereka menanyakan beberapa lusin pertanyaan. Pensil yang berada dalam saku baju saya telah hancur terlindas berkeping-keping oleh tekanan berat kendaraan itu, namun rusuk saya sama sekali tidak tersentuh. Kemudian salah seorang dari orang banyak itu mengatakan, “Ia pasti telah terbuat dari karet.”

Saudara lihat, agama adalah lebih baik daripada suatu polis asuransi.

Dari penyelidikan kita ini kita saksikan, bahwa kuasa Allah yang melindungi kehidupan walaupun sampai di dalam dapur api yang bernyala-nyala dan di dalam kurungan singa sekalipun, kuasa itu masih tetap bekerja; bahwa Allah masih tetap sama menyayangi umat-Nya pada waktu ini seperti juga Ia menyayangi mereka di masa Daniel dahulu atau pun pada masa mana pun juga. Oleh sebab itu kita memerlukan suatu agama yang sesuai zamannya pada setiap hari. Kita tak mungkin dapat hidup tanpa agama, -- tidak, walaupun hanya sejenak saja.

Kebenaran pada waktunya tidak saja menyelamatkan jiwa kita bagi hidup kekal, melainkan Ia juga melindungi kita dari hari ke hari. Ia itu melengkapi kebutuhan-kebutuhan kita pada waktu ini dan memberikan kepada kita harapan bagi hari-hari kemudian. Tidak ada lagi keamanan selain ini, maka iman dalam Allah adalah satu-satunya ketenangan pikiran, khususnya pada hari ini dan pada abad sekarang ini.

Jelas agama adalah bermanfaat bukan saja bagi masa sesudah sekarang, melainkan pasti bagi hari ini juga. Janganlah membodohi diri dengan cara mencoba-coba hidup tanpa agama.

* * *

Jangan Lewatkan Ini

Jika anda belum dikirim salinan-salinan daripada yang diterbitkan dan banyaknya permasalahan dalam 96 halaman buku kesehatan (Memasuki Pertarakan) yang telah membuat persoalan besar di seluruh dunia Advent dan telah membuat Lembaga  Pertarakan (The Entering Wedge Society) dalam pusat perhatian, janganlah melewatkannya jika kesehatanmu, rumahmu, dan kebahagianmu memiliki suatu arti bagimu. Menurut pendapat kami buku ini adalah begitu baik yang pernah kita lihat dalam pelajarannya. Kami sesungguhnya menyadari bahwa adalah datang dari Allah, dan bahwa satu salinan harus berada dalam setiap keluarga. Kami memberitahukan bahwa anda dapat memperolehnya tanpa bayaran. Kirimkanlah nama, alamat dan gereja dimana anda berada (anda diminta untuk menuliskan), kepada alamat di cover belakang.

* * *

.