.
Kata-Kata Pembukaan dan Doa--Saya akan membaca dari buku The Mount of Blessing, dimulai dengan paragraf yang kedua pada halaman 181.
Mount of Blessing, pp. 181, 182 : “..... Mungkin ada suatu kegemaran pengamatan yang menyenangkan untuk menemukan kecelaan-kecelaan orang lain, namun kepada setiap orang yang memanjakan roh ini Yesus mengatakan, ‘Hai munafik, pertama-tama keluarkanlah dahulu balok dari dalam matamu sendiri; dan barulah kamu akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan titik kecil dari mata saudaramu.’ Barangsiapa yang bersalah, ialah yang pertama sekali harus dicurigai. Oleh menuduh orang lain ia berusaha untuk merahasiakan atau memaafkan kejahatan hatinya sendiri.”
“Apabila orang memanjakan roh penuduh ini, maka mereka tidak akan puas dengan hanya menunjukkan apa yang dikiranya suatu kecelaan pada saudara mereka. Jika dengan usaha-usaha yang halus mereka gagal untuk mendorongnya berbuat sesuai apa yang disangka mereka harus diperbuat, maka mereka akan siap untuk memaksa dengan kekerasan. Sejauh apa yang berada dalam kekuasaan mereka, maka mereka akan memaksa orang-orang untuk setuju dengan pendapat-pendapat mereka yang dikiranya benar itu.”
Kita perlu berdoa bagi kekuatan untuk melawan kritikan terhadap orang lain daripada terhadap diri kita sendiri dan dengan demikian supaya makin dekat kita kepada Kristus dan supaya kita memperoleh dengan limpah karunia-Nya. Belum pernah saya melihat seorang ayah atau seorang ibu mengeritik putera ataupun puteri mereka. Apabila para orang tua mendengar orang lain mengeritik anak-cucu mereka, maka kritikan-kritikan itu seringkali menimbulkan perkara. Tetapi orang-orang yang sama yang putera-puterinya dikeritik itu, seringkali mengeritik orang lain dengan mengira, bahwa mereka melakukan itu demi kebaikan orang-orang yang mereka kritik. Jika mereka betul-betul percaya, bahwa kritikan mereka itu timbul oleh kasih untuk membantu dan bukan untuk menyakiti, dan bukan untuk meninggikan reputasi nama mereka dan menutupi dosa, maka cobalah ceritakan kepada saya mengapa kritikan-kritikan itu tidak memberikan kepada anak-anak mereka sendiri beberapa manfaatnya?
Marilah kita berdoa memohonkan kemurahan Kristus untuk memungkinkan kita melayani orang lain seperti yang kita inginkan mereka melayani kita, bukan untuk menutupi diri sendiri dalam dosa dengan cara mencari-cari kesalahan dari praktik ibadah mereka. Memperhatikan langkah-langkah kita sendiri adalah segala-galanya yang dapat kita lakukan.
* * *
APAKAH PERANG DUNIA II
MASIH AKAN DISELESAIKAN,
APAKAH ORANG-ORANG SUCI MASIH AKAN DISELAMATKAN?
(Oleh Nahum)
Khotbah V. T. Houteff
Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh
Sabat, 18 Januari 1947
Chapel Mount Carmel,
Waco, Texas
Pada sore hari ini kita akan mempelajari buku Nahum. Isi dari keseluruhan buku ini, seluruhnya tiga pasal, adalah mengenai dua bangsa yang terpisah. Untuk menentukan siapa-siapa bangsa-bangsa ini, maka kita akan memulai dengan :
Nahum 1 : 1 ; 3 : 18 : “Bahwa inilah firman dari hal Niniwe. Kitab yang berisikan khayal dari Nahum orang Elkosyi itu….. Bahwa segala gembalamu tertidur, hai raja Assiria; segala bangsawanmu akan berbaring di tanah, segala rakyatmu tercerai berai di gunung-gunung dan tak seorang pun yang mengumpulkan mereka.”
Jelaslah, bahwa Assiria dengan ibu kotanya Niniwe, adalah bangsa yang satunya.
Kini untuk menemukan siapa bangsa yang lainnya itu, maka kita akan membaca pasal 1 ayat 12, 13, dan 15 (melewati bagian-bagian dari ayat-ayat itu yang berhubungan dengan Assiria).
Nahum 1 : 12, 13, 15 : “Demikianlah firman Tuhan : .....Walaupun Aku telah menyusahkan kamu, Aku tidak akan menyusahkan kamu lagi. Karena sekarang Aku akan memecahkan kuknya yang dikenakannya padamu, dan Aku akan memutuskan segala pengikatmu.....Tengoklah di atas gunung-gunung kaki-kaki orang yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan damai! Hai Yehuda, laksanakanlah segala perayaan pestamu yang meriah, dan sampaikanlah segala nazarmu karena orang jahat tidak akan lagi berjalan lalu daripadamu; ia akan ditumpas habis.”
karena orang jahat tidak akan lagi berjalan lalu daripadamu; ia akan ditumpas habis.”
Bangsa yang telah disusahkan Allah (dengan cara mencerai-beraikan mereka kepada semua bangsa) dan yang Ia telah menjanjikan untuk tidak lagi menyusahkan mereka, dan untuk memecahkan beban ikatan Assiria dari bahu-bahu mereka, adalah umat-Nya, sidang-Nya, yaitu Yehuda contoh saingan. Oleh sebab itu, mereka adalah bangsa yang lainnya itu.
Gelar dari umat Allah, seperti yang anda catat, ialah “Yehuda.” Mereka diamarkan untuk memandang kepada juru-kabar Allah yang pada masa kegenapan nubuatan ini akan membawakan kepada mereka kabar-kabar baik, berita-berita perdamaian.....pekabaran dari hal Kerajaan damai itu (Yesaya 11 : 6 – 9). Tuhan menasehatkan kepada mereka itu supaya berlaku jujur dengan Dia, jujur dalam pengakuan iman mereka. Lagi pula mereka itu dijaminkan, bahwa pada masa kegenapan nubuatan ini malaikat-malaikat pembinasa itu akan menyingkirkan orang-orang jahat dari tengah-tengah orang-orang benar. Dengan demikian orang-orang jahat akan dibawa pergi dan lenyaplah.
Demikianlah halnya, bahwa sementara Nahum meramalkan kemerdekaan dan perdamaian bagi umat Allah yang setia, ia juga meramalkan bencana dan penghinaan bagi Assiria contoh saingan (penguasa yang mereka sembah) dan bagi orang-orang jahat di dalam sidang.
Tiga ayat dari pasal dua akan menunjukkan dengan secukupnya nasib Assiria sebagai berikut :
Nahum 2 : 6, 10, 13 : “Pintu-pintu segala sungai akan dibukakan, dan mahligai itu akan hancur….. Bahwa hampalah ia, dan sudah dihampakan, dan sudah dijarahi semuanya; hancurlah hati tiap-tiap orang, terantuklah segala lutut dan segala pinggang merasai sakit; segala muka kehitaman..... Bahwasanya Aku akan membalas kepadamu, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam, dan Aku akan membakar kereta-keretanya sampai menjadi asap, dan pedang akan makan semua singa mudamu; dan Aku akan menghabiskan segala rampasanmu dari muka bumi, dan bunyi suara dari semua utusanmu akan tidak lagi terdengar.”
Di sini nabi itu meramalkan, bahwa ibu kota Assiria akan dikosongkan dan istananya akan dihancurkan. Maka jelaslah, bahwa kerajaan Yehuda akan diperdirikan dalam masa perang dan kekacauan. Tanda-tanda alamat tambahan apakah yang akan menandai masa itu? -- Marilah kita baca pada pasal dua sebagai berikut :
Nahum 2 : 3, 4 : “Bahwa perisai segala pahlawannya sudah dibuat merah, segala orang perwira adalah dalam warna kermizi; segala kereta akan dilengkapi dengan obor-obor api yang bernyala-nyala pada hari persiapannya, dan pokok-pokok ara akan digoncangkan dengan keras sekali. Bahwa kereta-kereta akan bergemuruh di jalan-jalan, mereka akan saling melanggar satu terhadap lainnya di jalan-jalan raya; mereka akan tampak bagaikan obor-obor api, mereka akan berlari-larian bagaikan kilat sambar menyambar.”
Oleh karena nubuatan ini menemukan kegenapannya pada hari apabila kereta-kereta itu berada dengan “obor-obor apinya yang bernyala-nyala”; apabila mereka itu berlari-larian bagaikan kilat yang sambar menyambar; apabila mereka itu melanggar satu terhadap lainnya di jalan-jalan dan di jalan-jalan raya, dan karena lalu lintas kendaraan mobil pada waktu ini selengkapnya dan dengan sempurna menjawab gambaran nabi itu mengenai hal ini, maka tak ada lagi kesimpulan lain terkecuali, bahwa hari-hari dalam mana kita hidup sekarang inilah hari-hari dimana nubuatan Nahum itu akan digenapi.
Kini, mengingat akan kebenaran, bahwa kita sedang hidup sekarang dalam suatu periode seperti yang digambarkan oleh Nahum itu, berikut pula kenyataan, bahwa persiapan-persiapan bagi peperangan Nahum itu adalah dibuat selama masa dari perjalanan yang seperti kilat yang sedemikian itu, maka kenyataan ini jelas membuktikan, bahwa nubuatan Nahum itu akan menemui kegenapannya di dalam sejarah kita, dan bahwa oleh karena itu “Assiria” di sini dalam nubuatan bukanlah Assiria kuno yang dahulu, melainkan suatu penguasa yang tersebar luas yang terdapat “di masa akhir zaman” (Daniel 12 : 9, 10) yaitu masa dimana ikatan-ikatan kuknya akan dilepaskan dari umat Allah.
Lagi pula, karena runtuhnya Assiria contoh saingan ini akan membebaskan umat Allah, dan karena semenjak itu dan seterusnya orang-orang jahat tidak akan lagi berjalan lalu dari tengah-tengah mereka itu, maka masa dan peristiwa-peristiwa itu adalah terikat kokoh; bahwa semua ramalan ini akan jadi pada masa penyucian sidang, pada hari Pehukuman orang-orang Hidup, selama hari Tuhan yang besar dan hebat itu.
Nahum 2 : 1 : “Ia yang menghancur-luluhkan itu telah datang sampai ke hadapan mukamu, persiapkanlah peluru, perhatikan jalanmu, ikatlah pinggangmu dengan kuat, kuatkanlah dirimu sekuat-kuatnya.”
Jelaslah terlihat, bahwa dia yang menghancur-luluhkan dan yang datang ke hadapan Assiria itu adalah seseorang yang memaksakan Assiria untuk bersiap-siap, untuk mempersenjatai dirinya dengan kuat. Persiapan-persiapan mempersenjantai diri yang dipaksakan kepadanya itu yang dihasut oleh dia yang menghancur-luluhkan itu, memulaikan Assiria kepada kejatuhannya.
Sekarang untuk mengetahui apa yang akan jadi terhadap dia yang menghancur-luluhkan itu -- dia yang memaksakan Assiria untuk mempersiapkan diri dengan kuat itu, maka kita akan membaca --
Nahum 2 : 5 : “Ia akan menghitung kembali semua panglima perangnya; mereka itu akan tersandung, mereka akan tergesa-gesa menuju ke pagar temboknya, maka pertahanan akan dipersiapkan.”
Semua panglima perangnya tersandung; artinya, mereka itu membuat kesalahan sementara mereka berbaris maju dengan harapan untuk menang. Melihat kepada kekeliruan mereka yang berbahaya itu, dan mengingat pula akan kenyataan, bahwa “dia yang menghancur-luluhkan itu” tidak disebutkan lagi di dalam buku Nahum, maka terbuktilah, bahwa oleh tersandung itu ia akan kalah perang. Dan bagaimanapun juga, sesuai dengan ayat-ayat yang menyusul di dalam pasal-pasal buku Nahum selanjutnya, maka kejatuhan Assiria itu adalah pasti.
Maka timbullah pertanyaan jika Assiria akan jatuh dan jika dia yang memulaikan perang itu, yaitu “dia yang menghancur-luluhkan itu” sendiri akan pertama sekali kalah, maka ke dalam tangan siapakah Assiria akan jatuh? Untuk jawabannya, marilah kita kembali kepada Yesaya pasal 31, dimana Assiria yang sama ini akan kembali dikemukakan sebagai berikut :
Yesaya 31 : 6 – 8 : “Berbaliklah kamu kepada-Nya dari Siapa bani Israel telah memberontak sedemikian jauh. Karena pada hari itu setiap orang akan membuang semua berhala peraknya, dan semua berhala emasnya, yang telah diperbuat oleh tanganmu sendiri bagimu untuk berdosa. Maka Assiria akan jatuh dibunuh oleh pedang, bukan oleh pedang orang laki-laki yang gagah perkasa, bukan oleh pedang orang kecil biasa yang akan menelannya, melainkan ia akan lari dari pedang, dan segala orang mudanya akan dikalahkan.”
Assiria akan jatuh dan akan ditelan, tetapi bukan oleh pedang seorang kecil biasa, bukan oleh dia yang menghancur-luluhkan itu.
Sekarang kenyataannya, bahwa umat Allah dinasehatkan untuk kembali kepada-Nya terhadap Siapa Israel kuno yang dahulu telah memberontak, kembali menunjukkan, bahwa Ilham sedang berbicara kepada Israel contoh saingan, yaitu kepada umat Allah di dalam sejarah Kristen.
Yesaya 31 : 7 : “Karena pada hari itu setiap orang akan membuang semua berhala peraknya, dan semua berhala emasnya, yang telah diperbuat oleh tanganmu sendiri bagimu untuk berdosa.”
Jelas nabi itu sedang memandang jauh ke depan, kepada suatu masa dari suatu reformasi keseluruhan, suatu masa dalam mana hanya orang-orang yang menolak setiap dosa dan yang menghayati Kebenaran dan keadilan akan tertinggal di dalam sidang. Tak seorangpun yang lain akan dapat ditemukan di dalam perhimpunan Tuhan. Pada waktu itulah Assiria akan jatuh dan demikianlah kelak beban ikatannya akan disingkirkan dari leher semua umat Allah.
Orang-orang Assiria akan jatuh karena sebab kejahatannya, dan karena sebab umat Allah kembali kepada-Nya, karena sebab suatu pembangunan dan reformasi yang menyeluruh.
Yesaya 31 : 9 : “Maka mereka akan melampaui ketakutan yang kuat, dan segala penghulunya akan menjadi takut karena pertanda, demikianlah firman Tuhan, Yang mempunyai api di Sion, dan dapur api-Nya di Yerusalem.”
Semua bencana ini akan menemui Assiria segera setelah umat Allah kembali kepada-Nya, segera setelah mereka membuang semua berhalanya.
Apakah gunanya api Tuhan di Sion, dan dapur api-Nya di Yerusalem? Jawabannya akan kita jumpai pada --
Maleakhi 3 : 1, 2 : “Bahwasanya Aku akan mengirimkan utusan-Ku, maka Ia akan menyediakan jalan di hadapan-Ku; maka Tuhan yang kamu cari itu akan tiba-tiba datang ke kaabah-Nya, yaitu utusan perjanjian itu yang kamu senangi; bahwasanya Ia akan datang, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Tetapi siapakah yang dapat bertahan pada hari kedatangan-Nya itu, dan siapakah yang akan dapat berdiri apabila kelihatanlah Ia? Karena Ia itu bagaikan suatu api pandai emas, dan bagaikan sabun binara.”
Nubuatan Yesaya bersama-sama dengan nubuatan Maleakhi membuat masalah itu menjadi sangat sederhana. Sesuai dengan nubuatan-nubuatan ini, maka selama Pehukuman Orang Hidup berlangsung dan sementara buah-buah pertama -- hamba-hamba Allah, mereka yang 144.000 itu -- berdiri bersama-sama dengan Anak Domba di Gunung Sion, maka markas besar Injil akan terdapat di Sion dan Yerusalem.
Sekarang sebelum memutuskan apakah Nahum ada menubuatkan mengenai “Perang Dunia II” adalah sebaiknya kita menyegarkan dahulu pikiran kita dengan menyimpulkan pokok-pokok penting dari penyelidikan ini sebagai berikut :
1. Dua bangsa telah dikemukakan, yaitu sidang dan suatu bangsa yang dipersamakan dengan Assiria kuno, terhadap siapa sidang berada di bawah kekuasaannya.
2. Umat Allah, Yehuda, diminta untuk memandang kepada utusan Tuhan itu, yang pada kegenapan nubuatan ini dan pada suatu masa berkecamuknya perang akan membawa kepada mereka berita-berita baik dari hal Kerajaan Damai itu.
3. Nubuatan ini digenapi dalam masa kesibukan lalu lintas kendaraan bermotor yang belum pernah ada sebelumnya, yaitu pada masa apabila segala rata (mobil-mobil) terdapat dengan obor-obornya yang bernyala-nyala dan apabila mereka itu saling bertubrukan satu terhadap lainnya di jalan-jalan raya -- yaitu berada di dalam sejarah kita sekarang.
4. Dalam masa inilah “dia yang menghancur-luluhkan itu” berperang melawan Assira contoh saingan ini. Ia memulaikan keruntuhannya.
5. Assiria memperkuat kekuasaannya dengan hebat setelah musuhnya datang ke hadapannya.
6. Dalam menuju kepada kemenangan, musuh Assiria, yaitu “dia yang menghancur-luluhkan itu” membuat suatu kekeliruan dan akibatnya jatuh, kalah pada peperangan itu.
7. Tetapi bagaimanapun juga, Assiria kemudian jatuh juga, tetapi bukan oleh pedang seorang manusia biasa.
8. Perang itu, kereta-kereta yang berlalu lalang dengan cepat itu, dan suatu pembangunan dan reformasi yang sedemikian itu dunia belum pernah saksikan, adalah tanda-tanda dari kegenapan nubuatan Nahum.
9. Apabila umat Allah menyingkirkan semua berhala mereka, sepenuhnya kembali kepada-Nya, maka pada waktu itulah Assiria akan runtuh. Maka pada waktu itulah orang-orang jahat disingkirkan dari tengah-tengah umat Allah, ikatan beban Assiria lepas, dan hamba-hamba Allah yang kenyataannya adalah buah-buah pertama itu, mereka yang 144.000 itu, akan berdiri dengan Anak Domba di atas Gunung Sion.
Marilah sekarang kita perhatikan peristiwa-peristiwa sejarah yang sudah menjadi kenyataan.
Hitler mempersiapkan dirinya bagi perang di dalam suatu masa sejarah kereta-kereta itu sedang ramai di jalan-jalan, berlari-larian bagaikan kilat yang sambar menyambar, dan saling melanggar satu terhadap lainnya di jalan-jalan raya; bahwa sesudah negara-negara sekutu tampak akan kemampuan militer Hitler menghancur-luluhkan di mana saja ia menyerang, maka pada masa itulah mereka sendiri mulai membangun peralatan perang besar-besaran. Hitler seolah-olah jatuh bangun karena memulaikan perang melawan Rusia sementara ia sendiri masih terlibat perang dengan Britania Raya; walaupun Jerman kalah pada peperangan itu, namun gantinya Inggris memperkuat kedudukannya sesudah kejatuhan Hitler, ia sebaliknya makin menjadi lemah, dan suara-suara perpecahan dalam kekaisarannya makin hari semakin santer. Perang Hitler itu telah menghancur-luluhkan seluruh dunia, maka perpecahan-perpecahan baru dan bekas-bekasnya terdengar dan terlihat langsung bersamaan dengan itu -- sehingga terdapat berbagai aliran politik baru baik dari dalam maupun dari luar setiap bangsa dan rakyat.
Oleh karena gambaran Nahum mengenai kota dan lalu lintas negeri pada masa nubuatan peperangannya itu digenapi sesuai tepat dengan kondisi-kondisi Perang Dunia II, maka kita dapat yakin, bahwa peperangan yang dimulai oleh Hitler itu baru akan betul-betul berakhir apabila Assiria runtuh, dan apabila ikatan bebannya dilepaskan dari leher umat Allah. Semenjak itu dan seterusnya orang-orang jahat tidak akan dijumpai lagi di dalam perhimpunan orang-orang benar.
Apakah maksud keseluruhan dari nubuatan Nahum? Ia itu untuk menerangkan kepada umat Allah mengenai tanda-tanda zaman, membuat mereka sadar, bahwa “hari Tuhan yang besar dan hebat itu” sudah dekat, bahwa pembersihan sidang, yaitu “Pehukuman di dalam isi rumah Allah” (1 Petrus 4 : 17) akan segera terlaksana, supaya orang-orang jahat tidak akan lebih lama lagi tinggal di tengah-tengah mereka, bahwa penebusan orang-orang benar sudah dekat, bahwa mereka harus tidak melalaikan pelaksanaan kewajiban-kewajiban mereka yang dikaruniakan Allah. Sesungguhnya Nubuatan Nahum dengan jelas mempersamakan umat Allah pada masa ini sebagai berada di bawah ikatan beban Assiria, dan menunjuk kepada kelepasan mereka.
Sungguhpun demikian, yang terpenting dari semuanya, nabi Nahum menjelaskan, bahwa semua perkara ini akan jadi di dalam masa sejarah kita, dan bahwa runtuhnya Assiria itu akan jadi sementara umat Allah kembali kepada-Nya, sementara pembangunan dan reformasi dibawakan dengan berhasil oleh dia yang “memberitakan damai” (Nahum 1 : 15). Oleh karena itu jika kita gagal untuk berpegang kepada pekabaran itu,dan jika kita gagal untuk bereformasi seperti yang dianjurkannya, maka tak akan mungkin kita dapat lolos pada hari Tuhan itu.
(Untuk penyelidikan lebih mendalam terhadap buku Nahum, supaya pelajarilah Buku Kecil Traktat No. 14, “Kabar-Kabar Perang Meramalkan”).
* * *
.