Tanya Jawab Buku No. 4

Tanya jawab topik-topik kebenaran sekarang yang diminati anggota Masehi Advent Hari Ketujuh

.

Copyright 1944,

V.T. Houteff

Hak cipta terjamin

Agar setiap orang yang haus akan kebenaran dapat memilikinya, maka buku kecil ini, sebagai bagian pelayanan Kristen, dikirimkan tanpa biaya. Hubungi kami untuk mendapatkannya. Tidak ada pungutan yang dituntut: kecuali tanggung jawab setiap jiwa itu sendiri untuk menguji segala sesuatu dan memegang yang baik. Satu-satunya yang mengikat hadiah kecil bebas biaya ini adalah untaian emas Eden dan benang merah Kalvari-menjadi satu tali pengikatnya

TANYA JAWAB

Buku No. 4 

Berbagai Pertanyaan dan Jawaban terhadap Pokok-Pokok Masalah Kebenaran Sekarang dalam Perhatian Para Anggota dan Para Pembaca Masehi Advent Hari Ketujuh

terhadap 

Tongkat Gembala 

Oleh :

Victor T. Houteff 

“Ahli Torat” ini, yang diutus ke dalam Kerajaan Surga, “mengeluarkan ..... perkara-perkara yang baru dan lama.” Matius 13:2. 

Sekarang “kuduskanlah Tuhan Allah di dalam hatimu : dan bersiaplah selalu untuk menjawab dengan lemah lembut dan hormat kepada setiap orang yang menanyakan kamu akan hal alasan pengharapan yang ada di dalam kamu.” 1 Petrus 3 : 15.

 

DAFTAR ISI

TANYA JAWAB 

NUBUATAN YOSIAH ATAUKAH NUBUTAN YOHANES YANG DIGENAPI? 

Pertanyaan No. 77 :

Oleh karena ramalannya mengenai keruntuhan kerajaan Ottoman pada tanggal 11 Agustus 1840 telah digenapi dengan tepat, maka apakah Yosiah Litch benar dalam mengatakan bahwa nubuatan Wahyu 9 : 5, 15 – 20, telah  diperankan dengan tepat sedemikian ini?

Jawab :

Sungguhpun dalam penyusunan ramalan Litch itu, terdapat suatu unsur kejadian yang sama yang tampaknya luar biasa, namun peristiwa yang dipertanyakan itu tidak mungkin merupakan peristiwa yang digambarkan di dalam nubuatan Yohanes, sebab nubuatan Yohanes itu mengungkapkan bahwa empat malaikat yang terikat di sungai Efrat itulah yang akan membantai sepertiga bagian manusia. Maka di manakah di dalam Alkitab terdapat sesuatu bangsa Kapir yang dilambangkan dengan malaikat-malaikat? Apalagi, kerajaan Ottoman itu tidak runtuh seluruhnya; sebagai gantinya, ia menempatkan diri sendiri “di bawah pengawasan bangsa-bangsa Kristen.” -- The Great Controversy, p. 335. Selanjutnya malaikat-malaikat itu memiliki suatu bala tentara sebesar 200.000.000 pasukan kuda, sedangkan Turki tidak pernah memiliki pasukan kuda sebanyak itu dalam seluruh sejarah hidupnya! Lebih jauh lagi, nubuatan Wahyu itu menyerukan pembantaian “sepertiga bagian manusia” (Wahyu 9 : 15), sedangkan dalam kegenapan ramalan Litch itu tidak satupun pembantaian yang terjadi. Mengingat akan semua kenyataan ini, maka terbuktilah dengan sendirinya, bahwa walaupun ramalan Litch itu mungkin

telah digenapi, namun hal itu sama sekali bukan ditujukan kepada nubuatan Wahyu.

Buku The Great Controversy mencatat bahwa hanya ramalan Litch sendiri, bukan ramalan Yohanes, yang menemui kegenapan. Oleh sebab itu, ramalan Litch, yang secara keliru telah dilandaskan pada Wahyu itu, adalah suatu kejadian yang sama yang luar biasa, bukan sebuah kegenapan dari nubuatannya Pewahyu. 

APAKAH KESUSAHAN BESAR ITU DAN MASA KESUSAHAN BESAR ITU SAMA? 

Pertanyaan No. 78 :

Bagaimanakah dapat seseorang membuktikan bahwa “kesusahan besar (great tribulation), yang sedemikian itu belum pernah jadi semenjak permulaan dunia ..... ataupun pernah akan jadi” (Matius 24 : 21), adalah bukan “masa kesusahan besar yang sedemikian itu belum pernah jadi semenjak berdirinya sesuatu bangsa”? Daniel 12 : 1.

Jawab :

Dalam menubuatkan “kesusahan besar itu” (great tribulation) Kristus mengamarkan bahwa ia itu akan merupakan suatu masa aniaya, kekurangan, dan kematian, bagi umat kesucian, dan oleh sebab itu mereka harus melarikan diri “kepada gunung-gunung” untuk menyelamatkan nyawa mereka, jika tidak “tidak akan ada satupun manusia dapat diselamatkan.” Matius 24 : 16, 22.

Tetapi Daniel meramalkan bahwa dalam “masa kesusahan, yang sedemikian itu belum pernah jadi”, Mikhail akan bangkit berdiri dan melepaskan setiap orang dari umat kesucian itu, sehingga mereka tidak akan mengalami mati.

Oleh sebab itu, jelaslah, bahwa kedua peristiwa ini terjadi pada dua masa yang berbeda, masing-masing adalah khusus

dan unik, yang terbesar daripada jenisnya. Memang, nubuatan menyatakan bahwa tidak pernah akan ada lagi sesuatu “kesusahan” (tribulation) yang sedemikian ini yang lain, dan bahwa tidak pernah akan ada lagi sesuatu “kesusahan” (trouble) yang sedemikian itu yang lain.

(Bacalah Tanya Jawab, buku 2, pertanyaan No. 47, bagi penjelasan yang lebih terperinci mengenai kedua peristiwa ini? 

KAPANKAH MENYEBUT DIRI MEREKA SENDIRI DENGAN NAMA TUHAN? 

Pertanyaan No. 79 :

Bukankah Habil menyebut nama Tuhan sewaktu ia mempersembahkan korban (Kejadian 4 : 4)? Jika demikian, maka mengapakah Kejadian 4 : 26 (bagian akhir) mengatakan, bahwa sesudah Seth lahir, “kemudian mulailah orang-orang menyebut diri mereka sendiri dengan nama Tuhan”?

Jawab :

Walaupun semenjak dari kematian Habil sampai kepada kelahiran Seth (Kejadian 4 : 35), Kain adalah satu-satunya putera Adam yang hidup, namun ia maupun keturunannya adalah bukan pengikut-pengikut Allah; oleh sebab itulah mereka adalah “anak-anak manusia.” Tetapi Seth dan keturunannya, yang memiliki roh Habil, mereka menyebut nama Tuhan, maka mereka adalah “anak-anak lelaki Allah.” Kejadian 6 : 2.

Sebab itu, karena ada terdapat dua kelas orang-orang beribadah yang berbeda (yang benar dan yang palsu) dalam hubungan yang dekat di antara sesamanya, maka adalah perlu untuk memberikan kepada mereka gelar-gelar untuk menjadi ciri perbedaan di antara orang-orang pengikut manusia dan orang-orang pengikut Allah. Orang-orang keturunan Seth adalah yang pertama-tama

menyebut “diri mereka dengan nama Tuhan”, sama seperti halnya orang-orang Yahudi yang lama kemudian telah menerima Kristus, adalah yang pertama-tama menyebut diri mereka orang-orang Kristen. Dan sama halnya dengan orang-orang Yahudi yang menolak Kristus terus saja menyebut dirinya orang-orang Yahudi, demikian pula orang-orang keturunan Kain terus saja menyebut dirinya “anak-anak manusia.”

Dari kata-kata injil ini terbuktilah dengan jelas bahwa praktek-praktek ibadah yang sembrono dan bodoh yang kita saksikan selama ini, berikut roh aniaya yang mereka miliki melawan orang-orang yang menyembah Allah dengan setepatnya sesuai yang diperintahkan-Nya, selainnya itu adalah berasal mula dari Kain; juga bahwa semenjak dari Habillah keluar pengaruh kepatuhan itu, yang juga sampai kepada hari ini. Akibatnya, masih ada terdapat di dalam dunia ini “anak-anak manusia” maupun “anak-anak Allah”, yaitu orang-orang pengikut manusia dan orang-orang pengikut Allah. Maka seperti halnya agama “anak-anak manusia” di zaman itu adalah sedemikian ini seperti yang dipraktekkan oleh Kain, -- tidak sesuai dengan perintah Allah, melainkan sesuai dengan pilihan mereka sendiri, -- maka demikian itulah agama anak-anak manusia di waktu ini. Masih banyak sekali yang beribadah dalam cara yang sama dengan yang diperbuat oleh nenek moyang mereka, sedikitpun tidak mau berusaha untuk mengetahui sendiri perbedaan di antara yang palsu dan yang benar itu, melainkan terus saja berlari dengan sendirinya tanpa pikir sampai kepada ajalnya, seperti halnya babi-babi Gadara yang terus berlari-larian membentur batu-batu karang sampai masuk ke dalam laut (Matius 8 : 32; Markus 5 : 13).

Tetapi meskipun nama yang suci itu telah dipegang oleh anak-anak Seth di zaman itu, banyak dari mereka telah berbaur dengan

anak-anak manusia; artinya, “anak-anak lelaki Allah itu melihat anak-anak gadis manusia sebab kecantikan mereka itu; lalu diambillah mereka itu menjadi istri-istri daripada semua semua yang mereka pilih.” Kejadian 6 : 2. Praktek kejahatan ini dengan cepat menghantarkan kejahatan anak-anak manusia itu masuk ke dalam rumah-rumah tangga anak-anak lelaki Allah. “Dan dilihat Allah kejahatan manusia itu terlampau besar di bumi, dan bahwa setiap pikiran hatinya itu adalah hanya kejahatan semata-mata. Dan menyesallah Tuhan karena Ia telah menciptakan manusia di bumi, maka ia itu menduka-citakan hati-Nya. Dan Tuhan  berkata, Aku hendak membinasakan manusia yang telah Ku-ciptakan itu dari muka bumi; baik manusia, baik binatang, baik segala perkara yang melata, maupun segala burung di udara; karena menyesallah Aku telah menciptakan mereka itu.” “Dan, bahwasanya Aku, bahkan Aku akan mendatangkan suatu air bah ke atas bumi, untuk membinasakan semua mahluk yang bernyawa, dari bawah langit; maka segala perkara yang terdapat di dalam bumi akan mati.” Kejadian 6 : 5 – 7, 17.

Sambil memandang ke depan kepada zaman kita, maka Yesus mengatakan : “Karena seperti halnya di zaman sebelum air bah itu mereka itu makan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan tidak diketahuinya sampai datang air bah itu, dan menghanyutkan mereka itu sekaliannya; maka demikian itu pula kelak halnya dengan kedatangan Anak Manusi.” Matius 24 : 38, 39. Oleh sebab itu, tidakkah sebaiknya “anak-anak lelaki Allah” di zaman ini lebih memperhatikan teladan-teladan ini lalu memeliharakan diri mereka terpisah dari “gadis-gadis manusia”?

Pelajaran-pelajaran ini mengajarkan bahwa setiap pribadi sendiri, harus bertekad tanpa dipengaruhi orang lain, untuk mengerti dan untuk mempraktekkan Kebenaran jika ia ingin melepaskan diri dari jerat-jerat Musuh yang tidak tampak itu yang terpasang sepanjang perjalanannya. Ia harus mengerti sekarang akan buruknya persoalannya sendiri jika ia ingin mempertahankan mahkota kehidupannya yang kekal, yaitu perbendaharaannya yang tak ternilai itu. Jika ia tidak berbuat demikian, maka ia itu akan lenyap daripadanya. 

APAKAH REFORMASI BUKAN PENYEMPURNAAN? 

Pertanyaan No. 80 :

Pernyataan di dalam “The Symbolic Code”, July, 1935, vol. 1, No. 13, p. 9, bahwa “jika orang pribadi tidak berreformasi pada saat ia yakin akan Kebenaran itu, maka di kemudian hari pun tidak lagi dapat ia berreformasi”, membuat saya ngeri. Karena jika demikian itu halnya, maka saya telah berbuat perkara-perkara yang akan membuat saya hilang. Harapan apakah yang ada bagi saya?

Jawab :

Code tidak bermaksud melalui kata “reformasi” itu, bahwa seseorang harus menjadi sempurna sekaligus. Kesempurnaan itu akan dicapai melalui terus-menerus berada dalam Kebenaran dan langkah demi langkah menaiki anak tangga penyempurnaan itu. (Bacalah Testimonies, vol. 1, p. 187). Seorang Kristen yang benar tidak pernah ketinggalan di belakang, melainkan sebagai benih yang sempurna dari ladang akan secara tetap berkembang menjadi biji-bijian, demikian itu pula ia berkembang dalam lingkungan Kristen sejauh yang dikendalikan oleh Terang itu. Oleh sebab itu, jika anda telah mulai beranjak dan

masih terus lari dalam pertandingan itu, maka tidak ada alasan bagi anda untuk hilang, “karena orang yang benar itu jatuh tujuh kali, tetapi bangkit kembali.” Amsal 24 : 16. “Dan jika seseorang berdosa, maka adalah bagi kita seorang Pembela bersama dengan Bapa, yaitu Yesus Kristus kebenaran itu.” 1 Yohanes 2 : 1.

Kelas orang-orang yang tidak mau berreformasi, sesuai dengan yang dikatakan oleh Code itu, ialah orang-orang yang tidak mau beranjak dalam pertandingan itu setelah yakin akan Kebenaran tambahan itu; melainkan seperti halnya orang-orang Yahudi di zaman Kristus ataupun orang-orang Laodikea di waktu ini, mereka mengatakan : Kami adalah “kaya dan sudah bertambah-tambah kekayaan kami, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi” (Wahyu 3 : 17); atau yang seperti Felix, yang mengemukakan alasannya : “Pergilah dahulu kamu untuk kali ini; apabila aku memperoleh kesempatan yang baik, akan kupanggil lagi kamu.” Kisah Rasul-Rasul 24 : 25.

Kenyataan bahwa anda sedang berjuang untuk mengalahkan dosa dengan berjalan di dalam Terang itu, adalah bukti yang cukup bahwa anda tidak akan hilang. Dan jika anda terus berjuang sedemikian ini, maka anda akan selamat, atau sebaliknya kita semua akan hilang.

Musuh ingin menyesatkan kita dengan satu atau lain cara, dia tidak peduli yang mana, maka janganlah kita memberikan kepadanya kesempatan apapun. Nasehat dari rasul Paulus : “Oleh sebab itu karena kita juga dikelilingi oleh sedemikian besarnya awan orang-orang yang menyaksikan, maka hendaklah kita membuangkan setiap beban yang berat, dan dosa yang mudah menjerat kita, dan hendaklah kita berlari dengan tekun perlombaan yang diwajibkan di depan kita.” Ibrani 12 :1.

DISUCIKAN DALAM SEKEJAP, ATAU DARI HARI KE HARI? 

Pertanyaan No. 81 :

Peran apakah yang akan kita mainkan dalam proses penyucian, dan kapankah seseorang disucikan?

Jawab :

“Kita harus mempertimbangkan semua perkataan rasul Paulus itu, dalam mana ia menghimbau kepada saudara-saudaranya, oleh segala kemurahan Allah, supaya mempersembahkan tubuh mereka sebagai ‘suatu korban yang hidup, suci, dan berkenan kepada Allah.’ ..... Kesucian bukanlah hanya suatu teori, suatu perasaan, atau suatu bentuk kata-kata, melainkan suatu prinsip yang aktif dan hidup, yang memasuki kehidupan setiap hari. Ia itu mempersyaratkan bahwa kebiasaan-kebiasaan makan, minum, dan berpakaian kita harus sedemikian rupa untuk mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan moral, supaya kita dapat mempersembahkan kepada Tuhan tubuh kita -- bukan suatu persembahan yang sudah dicemarkan oleh kebiasaan-kebiasaan yang salah, melainkan -- ‘suatu korban yang hidup dan suci, yang berkenan kepada Allah.’ Roma 12 : 1.” -- Counsels on Health, p. 67.

“Kesucian yang benar datang melalui pelaksanaan prinsip kasih. ‘Allah adalah kasih; maka orang yang tinggal dalam kasih ia juga tinggal dalam Allah, dan Allah di dalam dia.’ Kehidupan orang yang di dalam hatinya ditinggali Kristus, akan mengungkapkan peribadatan yang praktis. Tabiat akan dibersihkan, ditinggikan, dibesarkan, dan dimuliakan. Ajaran yang murni akan membaur dengan perbuatan-perbuatan kebenaran; peraturan-peraturan surga akan bercampur dengan perbuatan-perbuatan yang suci.

“Kesucian ..... bukanlah dicapai melalui suatu perasaan terbang yang menggembirakan, melainkan adalah hasil daripada terus-menerus mati untuk dosa, dan senantiasa hidup bagi Kristus. Kesalahan-kesalahan tidak mungkin dapat diluruskan, juga reformasi-reformasi tidak mungkin dapat dilaksanakan di dalam tabiat oleh usaha-usaha yang hanya sekali-sekali dan lemah. Adalah hanya oleh usaha yang tekun dan lama, disiplin yang ketat, dan perjuangan yang keras, maka kita akan menang. Kita tidak tahu pada satu hari berapa kuatnya kelak perjuangan kita pada hari berikutnya. Selama Setan memerintah, maka kita harus berhasil mengalahkan diri sendiri, menguasai semua dosa untuk menang; sepanjang hayat dikandung badan, tidak akan ada satu pun tempat berhenti, tidak ada satu pun titik tujuan yang dapat kita capai lalu mengatakan : ‘Saya sudah sepenuhya berhasil. Kesucian ialah hasil daripada kepatuhan seumur hidup.” -- The Acts of the Apostles, p. 560.

“Hari demi hari, jam demi jam, suatu pekerjaan penyangkalan diri yang luas dan pekerjaan penyucian yang besar harus terus berlangsung di dalam; kemudian pekerjaan-pekerjaan itu akan menyaksikan, bahwa Yesus sedang menetap di dalam hati oleh iman. Kesucian tidak menutup jalan-jalan masuk jiwa dari pengetahuan, melainkan memperluas pikiran, dan mengilhaminya untuk menyelidiki kebenaran itu bagaikan akan harta benda yang tersembunyi.” -- Counsels to Teachers, p. 499.

“Tidak ada satupun kesucian Alkitab bagi orang-orang yang mengesampingkan sebagian kebenaran” (Testimonies, vol. 1, p. 338), karena “pekerjaan ini tidak mungkin dapat maju di dalam hati sementara terang atas sesuatu bagian kebenaran itu ditolak atau dilalaikan. Jiwa yang suci tidak akan merasa puas untuk tetapi di dalam kebodohan, melainkan akan ingin terus berjalan dalam terang dan berusaha mendapatkan

terang yang lebih besar lagi. Sebagaimana pekerja tambang menggali tanah mencari emas dan perak, maka demikian itu pula pengikut Kristus akan berusaha mencari kebenaran, bagaikan mencari harta benda yang tersembunyi, dan akan mendesak dari terang yang satu kepada terang yang lebih besar lagi, senantiasa meningkat dalam pengetahuan. Ia akan terus bertumbuh dalam kemurahan dan dalam pengetahuan kebenaran.” -- The Review and Herald, June 17, 1890.

“Banyak orang ..... tidak mencontoh kebenaran itu dalam kehidupan mereka. Mereka memperoleh latihan-latihan khusus mengenai penyucian itu, tetapi mereka membuang firman Allah ke belakang mereka. Mereka berdoa penyucian, menyanyi penyucian, menyerukan penyucian ..... Kebenaran sekarang itu, yang justru merupakan saluran, tidak mereka hargai, melainkan dipijak-pijaknya di bawah telapak kaki. Orang-orang boleh saja menyerukan, Kesucian! Kesucian! Penyucian! Penyucian! Penyerahan yang suci! Penyerahan yang suci! Tetapi mereka tidak lagi mengerti melalui pengalaman akan apa yang dibicarakannya itu tidak lebih daripada orang berdosa yang memiliki kecenderungan-kecenderungan jahat. Allah akan segera merobek-robek pakaian orang-orang yang dicuci putih ini yang mengakui dirinya suci yang oleh sebagian mereka yang berpikiran jahat telah dipakai untuk menyembunyikan cacat cela jiwanya.” -- Testimonies, vol. 1, pp. 338, 336.

“Nabi Daniel adalah sebuah teladan dari kesucian yang benar. Kehidupannya yang panjang itu dipenuhi dengan pelayanan yang mulia bagi Tuhannya. Ia adalah seseorang ‘yang sangat dikasihi’ Surga. Namun gantinya mengakui dirinya bersih dan suci, nabi yang dihormati ini telah mempersamakan dirinya dengan Israel yang benar-benar berdosa, sementara ia memohon ke hadapan Allah demi untuk umatnya sebagai berikut :

‘Kami menyampaikan permohonan-permohonan kami ini ke hadapan-Mu bukan karena kebenaran kami, melainkan karena kebesaran segala kemurahan-Mu.’ ‘Kami sudah berdosa, kami sudah berbuat durhaka.’ Katanya, ‘Aku sedang berbicara, dan berdoa, dan mengakui dosaku dan dosa umatku.’ Dan sewaktu di kemudian hari Anak Allah muncul untuk memberikan kepadanya petunjuk, maka Daniel mengatakan  : ‘Keelokan rupaku berubah menjadi cacad, dan aku sama sekali tidak berkekuatan.’

“Sewaktu Ayub mendengar suara Tuhan dari dalam angin puyuh itu, maka berkatalah ia : ‘Saya membenci diriku, dan menyesal dalam tanah dan habu.’ Adalah sewaktu Yesaya melihat kemuliaan Tuhan, dan mendengar cerubim berseru-seru : ‘Suci, suci, suci, Tuhan serwa sekalian alam’, maka berserulah ia : ‘Celakalah aku! karena aku tidak sempurna.’ Paulus, setelah ia dibawa ke dalam langit yang ketiga, dan mendengarkan segala perkara yang tidak mungkin diucapkan oleh manusia, berbicara dari hal dirinya sebagai ‘yang terkecil daripada semua umat kesucian yang terkecil pun’.” -- The Great Controversy, pp. 470, 471.

“Kesucian Paulus adalah hasil daripada suatu peperangan melawan diri sendiri yang tetap terus-menerus. Katanya : ‘Aku mati setiap hari.’ Kemauan dan keinginannya setiap hari berperang melawan tugas dan kehendak Allah. Gantinya mengikuti kecenderungan hatinya, ia melaksanakan kehendak Allah, betapa pun menyalibkan bagi sifatnya sendiri.

“Allah memimpin umat-Nya terus maju langkah demi langkah. Kehidupan Kristen adalah suatu peperangan dan pergerakan maju. Dalam peperangan ini tidak ada kelepasan; usaha harus berjalan terus-menerus dan dengan lebih tekun.

Adalah oleh usaha yang tak henti-hentinya baru dapat kita mencapai kemenangan atas berbagai cobaan Setan. Integritas Kristen harus dicari dengan energi yang tak terlawan, dan dipertahankan dengan ketekadan maksud yang pasti.

“Tidak seorang pun akan dapat dibawa ke atas tanpa usaha yang keras, dan tekun dalam kebaikannya sendiri. Semua harus melibatkan diri dalam peperangan ini. ..... Peperangan untuk menang atas diri sendiri, untuk mencapai kesucian dan surga, adalah suatu peperangan seumur hidup. Tanpa usaha yang terus-menerus dan aktifitas yang tetap, tidak akan terdapat kemajuan dalam kehidupan ilahi, tidak akan tercapai mahkota pemenang.” -- Testimonies, vol. 8, p. 313.

“Inilah kehendak Allah terhadap manusia, yaitu kesucian mereka. Dalam menganjurkan perjalanan kita ke atas, ke surga, maka setiap kemampuan harus dipelihara dalam kondisi yang sangat sehat, dipersiapkan untuk melaksanakan pelayanan yang setia. Semua kemampuan yang sudah dikaruiakan Allah pada manusia harus dipakai ..... manusia tidak mungkin dapat melakukan ini oleh dirinya sendiri; ia harus memperoleh bantuan ilahi. Bagian manakah yang merupakan perantara manusia untuk bertindak? -- ‘Usahakanlah selamatmu sendiri dengan takut dan gentar. Karena itulah Allah yang bekerja di dalam dirimu baik untuk mengendalikan kemauan maupun untuk melaksanakan kesenangan hati-Nya.’ Filipi 2 : 12, 13.” -- Testimonies, vol. 8, p. 64.

Akhirnya, fungsi daripada prinsip penyucian yang benar di dalam hati orang Kristen secara tak tertandingi dilukiskan dalam perumpamaan Kristus mengenai pertumbuhan benih bibit sebagai berikut : “mula-mula kecambah, kemudian

mayangnya, sesudah itu butir gandum yang penuh.” Markus 4 : 28.

Demikianlah dari kemurahan demi kemurahan naiklah panjatan penyucian yang benar itu, yaitu proses dinamis daripada regenerasi yang meningkat melalui pemberian pembenaran Kristus yang terus-menerus, “oleh kuasa Roh Allah yang tinggal di dalam” (The Great Controversy, p. 469); karena “pemberian Roh itu sama dengan pemberian kehidupan Kristus” (Gospel Workers, p. 285) -- penyucian yang lengkap.

Dengan cara perbandingan : “Kebenaran yang oleh mana kita diberi pembenaran (fase pertama penyucian) adalah ditalikan (imputed). Kebenaran yang oleh mana kita disucikan (fase kedua) adalah diberikan. Yang pertama adalah hak kesempatan kita ke surga; yang kedua adalah kepantasan kita bagi surga.” -- The Review and Herald, June 4, 1895 (Di dalam Christ Our Righteousness, p. 98).

“Bertumbuhnya benih itu melambangkan permulaan kehidupan rohani, dan berkembangnya tanaman itu ialah suatu bentuk pertumbuhan Kristen yang indah. Seperti halnya di dalam alam, demikian itu pula dalam rahmat, tidak mungkin terdapat kehidupan apapun juga tanpa pertumbuhan. Tanaman itu harus hidup atau mati. Sementara pertumbuhannya adalah diam dan tidak kelihatan, namun terus bertumbuh, demikian itu pula perkembangan kehidupan Kristen. Pada setiap tahap perkembangan kehidupan kita dapat menjadi sempurna; namun jika maksud Allah bagi kita digenapi, maka akan terjadi peningkatan yang terus-menerus.

Penyucian adalah suatu pekerjaan seumur hidup. Sementara kesempatan-kesempatan kita

meningkat, maka pengalaman kita akan meluas, dan pengetahuan kita bertambah. Kita akan menjadi kuat untuk memikul tanggung jawab, dan kematangan kita akan menjadi seimbang dengan semua hak dan kesempatan kita.” -- Christ’s Object Lessons, pp. 65, 66.

“Di sinilah penyucian Alkitab itu. Ia itu bukan hanya sesuatu pameran atau pekerjaan sebelah luar. Itu adalah penyucian yang diperoleh melalui saluran kebenaran. Itulah kebenaran yang diterima di dalam hati, dan yang dipraktekkan dalam kehidupan.” -- Testimonies, vol. 1, p. 399.

“Kristus berdoa bagi murid-murid-Nya dengan kata-kata ini : “Sucikanlah mereka melalui kebenaran-Mu : firman-Mu ialah kebenaran.’ Tidak ada satupun penyucian yang murni, terkecuali melalui kepatuhan kepada kebenaran.” -- The Sanctified Life, p. 49. 

DILUDAHKAN, ATAUKAH DIBUANG? 

Pertanyaan No. 82 :

Mohon dijelaskan kata-kata dari buku “Tongkat Gembala”, jilid 1, halaman 153 (bahasa Inggris) berikut ini : “Kini bagi umat-Nya diberikan-Nya satu tahun untuk berbuat yang baik.”

Jawab :

Kata-kata di atas hanya bermaksud bahwa Allah membatasi para pemimpin Laodikea untuk selama satu tahun dalam mana untuk menyambut pekabaran pemeteraian itu dan untuk menyampaikannya kepada gereja-gereja mereka masing-masing. Setelah mereka gagal berbuat sedemikian itu pada akhir masa periode kemurahan yang terbatas ini, maka Ia menolak mereka sebagai hamba-hamba-Nya. Dan kini, jika ada seseorang dari mereka menyambut pekabaran

tambahan itu (Testimonies to Ministers, p. 106; Gospel Workers, p. 304), lalu ingin menyampaikannya kepada para anggota, maka mereka hanya dapat berbuat sedemikian itu di bawah pengarahan dari kebenaran sekarang -- “reorganisasi” yang dibicarakan di dalam buku Christ Our Righteousness, 1941, Edition, p. 121. 

APAKAH ARTINYA “TONGKAT PUTERA-KU”? 

Pertanyaan No. 83 :

Maukah Saudara tolong jelaskan pengertian dari “tongkat” seperti yang digunakan di dalam Yeheskiel 21 : 8 – 15?

Jawab :

Oleh menyebut Israel sebagai “tongkat” dari putera-Nya (Mazmur 74 : 2; 110 : 2), maka Allah menunjukkan bahwa mereka itu adalah tongkat-Nya untuk menghukum orang-orang Kapir, sama seperti halnya Assyria telah merupakan tongkat-Nya untuk menghukum Israel (Yesaya 10 : 5). Dengan demikian tongkat adalah suatu lambang dari kekuasaan atau pemerintahan, juga suatu alat untuk menghukum. 

APAKAH PEDANG TUHAN ITU?

Pertanyaan No. 84 :

Apakah memang maksud Alkitab untuk pisau, bedil, atau bayonet apabila ia menyebut “pedang Tuhan” di akhir zaman?

Jawab :

Kata “pedang”, yang digunakan di dalam Alkitab, menunjukkan kepada peperangan, pertumpahan darah, dan pembalasan. Pedang Tuhan ialah peralatan apapun saja yang digunakan-Nya untuk melaksanakan pehukuman; tidak perlu selalu berupa sebilah baja. Seringkali ia itu merupakan

bela sampar, api, kelaparaan, gempa bumi, peperangan, dan sejumlah besar unsur-unsur kekuatan lainnya, bahkan juga orang jahat, sebagaimana disaksikan dari seruan Daud berikut ini : “Lepaskanlah jiwaku dari orang-orang jahat, yaitu pedang-Mu.” mazmur 17 : 13. 

APAKAH SION DAN YERUSALEM ITU SAMA? 

Pertanyaan No. 85 :

Mohon dijelaskan perbedaan di antara kata-kata “Sion” dan “Yerusalem” dari Yesaya 52 : 1 dan dari Wahyu 14 : 1.

Jawab :

“Sion” dan “Yerusalem” di dalam Yesaya 52 : 1 harus melambangkan orang-orang, sebab adalah menggelikan jika orang mengatakan kepada sesuatu bukit dan kepada sesuatu kota : “Bangunlah, bangunlah, pakaikanlah kekuatanmu, kenakanlah pakaian-pakaian keindahanmu.”

Di bukit Sion kuno yang ditinggikan itu berdiri istana raja, “dan para pemimpin orang banyak itu tinggal di Yerusalem; orang-orang lainnya membuang undi, untuk membawa satu dari antara sepuluh orang untuk tinggal di Yerusalem kota suci itu, dan sembilan bagian orang-orang lainnya untuk tinggal di kota-kota lainnya.” Nehemia 11 : 1. Demikianlah keluarga kerajaan tinggal di Gunung Sion, dan para pemimpin yang lebih rendah berikut para wakil pemerintahan lainnya tinggal di Yerusalem.

Panggilan yang mengatakan : “Bangunlah, bangunlah, pakaikanlah kuatmu, hai Sion; kenakanlah pakaian-pakaian keindahanmu, hai Yerusalem”, adalah berlaku bagi sidang Laodikea, yaitu yang terakhir dari

tujuh sidang itu, dan dialah yang mengakhiri masa periode “gandum” dan “lalang” yang bercampuran itu, karena setelah ia mengenakan pakaian-pakaian keindahannya, maka “semua yang najis tidak akan lagi masuk ke dalamnya.” Barangsiapa yang mau bangun menyambut panggilan itu, memakaikan kekuatan mereka dengan cara memisahkan diri dari orang-orang jahat, lalu mengenakan pakaian-pakaian keindahan dengan cara berbalik kepada kebenaran, ialah orang-orang yang akan membentuk Sion dan Yerusalem di “akhir zaman” -- yaitu para penghulu dan para pemimpin orang banyak itu di dalam sidang Kerajaan yang sudah diperdirikan kembali.

Kemudian “dengan bersenjatakan kebenaran Kristus, sidang akan memasuki peperangannya yang terakhir. ‘Indah bagaikan bulan, cerah bagaikan matahari, dan mengerikan bagaikan suatu bala tentara dengan panji-panjinya’, ia akan maju terus ke seluruh dunia, dengan kemenangan dan untuk memenangkan.” -- Prophets and Kings, p. 725.

Oleh sebab itu, maka “hanya orang-orang yang telah bertahan melawan cobaan-cobaan dalam kekuatan dari Dia Yang Maha Tinggi yang akan diijinkan ikut serta memberitakannya (pekabaran Malaikat Yang Ketiga) apabila ia itu kelak berkembang menjadi seruan keras.” -- The Review and Herald, Nov. 19, 1908.

Kini berkenaan dengan arti dari kedua sebutan itu, Sion dan Yerusalem, seperti yang digunakan di dalam Wahyu 14 : 1, arti yang kedua yang dipertanyakan di atas, Pewahyu menjelaskan, bahwa 144.000 suku-suku bangsa Israel itu adalah orang-orang yang membentuk Sion. Kata-katanya berbunyi : “Maka ku tampak, dan heran, seekor Anak Domba berdiri di gunung Sion,

dan bersama-sama dengan-Nya seratus empat puluh empat ribu orang, yang memiliki nama Bapa-Nya tertulis pada dahi mereka.” Wahyu 14 : 1.

Karena mereka ini merupakan buah-buah pertama (Wahyu 14 : 4), maka ia itu selanjutnya menunjukkan bahwa mereka adalah yang pertama dari hasil penuaian di akhir dunia.” Matius 13 : 39. Jadi jelaslah, bahwa orang-orang yang terlihat sesudah mereka itu, yaitu “rombongan besar orang banyak ..... yang berasal dari semua bangsa” (Wahyu 7 : 9), adalah tidak lain dari buah-buah kedua dari hasil penuaian itu, yang sebagian mereka akan tinggal di Yerusalem.

Sebab itu pada penuaian ini, “akan jadi kelak ..... bahwa gunung rumah Tuhan (Gunung Sion) akan diperdirikan pada puncak segala gunung, dan ia itu akan ditinggikan melebihi segala bukit; maka segala bangsa akan mengalir masuk ke dalamnya.” Yesaya 2 : 2. 

APAKAH IA SUDAH ATAU AKAN MENGINJAK-INJAK MEREKA? 

Pertanyaan No. 86 :

Melalui Yesaya (pasal 63, ayat 3) Kristus menyatakan diri-Nya : “Saya telah  menginjak-injak irikan anggur itu sendiri; dan mengenai orang banyak itu tidak seorang pun bersama-Ku : karena Aku akan menginjak-injak mereka itu dalam murka-Ku, dan memijak mereka itu dalam amarah-Ku; maka darah mereka akan dipercikkan pada pakaian-pakaian-Ku, dan Aku akan menodai semua baju-Ku.” Apakah kata-kata Injil ini berlaku bagi pekerjaan Kristus pada kedatangan-Nya yang pertama ataukah pada kedatangan-Nya yang kedua?

Jawab :

Bagian pertama dari ayat itu berlaku bagi kedatangan Kristus yang pertama, dan bagian terakhirnya bagi

masa penyucian sidang. Dengan demikian Kristus oleh menggunakan bahasa nubuatan, Ia tampaknya memandang kembali ke belakang kepada masa penderitaan-Nya sewaktu Ia tergantung di kayu salib, sambil menekankan bahwa tidak seorang pun di waktu itu bersama-Nya, dan karena sebab itulah, disimpulkan, bahwa orang-orang yang tidak ikut serta dalam penderitaan-Nya tidak akan memperoleh hak untuk memerintah atas mereka yang dibebaskan-Nya; dan bahwa siapapun juga yang terus memperhambakan umat-Nya dalam kebodohan terhadap Kebenaran-Nya, akan diinjak-injak-Nya mereka itu dalam murka-Nya dan dipijak-pijak-Nya mereka itu dalam amarah-Nya, dan darah mereka akan dipercikkannya pada baju-baju-Nya, sehingga oleh karenanya menodai semua pakaian-Nya, dan dengan demikian Ia membebaskan umat-Nya. 

DIBAPTIS UNTUK PENGAMPUNAN DOSA-DOSA, ATAUKAH UNTUK MAJU BERKEMBANG DENGAN KEBENARAN?

Pertanyaan No. 87 :

Karena kami telah diterima ke dalam keanggotaan gereja Mesehi Advent Hari Ketujuh atas dasar baptisan kami yang terdahulu di dalam gereja Baptist, maka apakah perlu sekarang bagi kami untuk dibaptiskan kembali?

Jawab :

Alkitab mengajarkan hanya satu baptisan yang diperlukan (Efesus 4 : 5). Karena Saudara telah dibaptis secara diselamkan di dalam gereja Baptist dan kemudian menggabungkan diri dengan gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, tak lain hanya untuk berjalan dalam terang Firman yang lebih cerah, maka Saudara tidak perlu dibaptiskan kembali. Dan jika Saudara telah berlaku benar sesuai janji-janji Kristenmu

juga di dalam gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, maka Saudara tidak perlu lagi dibaptiskan kembali sekarang.

Andaikata Saudara telah dibaptiskan oleh rasul Paulus dan telah diterima di dalam keanggotaan gereja, telah hidup terus sampai kepada hari ini, dan selama itu terus berjalan dalam terang Tuhan yang terus berkembang, maka Saudara sudah akan mengikuti Dia melalui seluruh tujuh Pergerakan Reformasi yang berurutan itu -- yaitu tujuh masa periode sidang. Dalam masa periode Protestant Saudara sudah akan menjadi pertama sekali pengikut Lutheran dan yang terakhir sekali pengikut Davidian. Dalam Saudara mengikuti dengan setia terang Kebenaran sedemikian ini, maka baik secara Alkitab maupun secara akal sehat tidak akan lagi Allah mewajibkan kepadamu untuk dibaptiskan kembali pada setiap kali Saudara menempuh sesuatu langkah yang lebih maju. 

SIAPAKAH RAJA DARI PUSAT GUNUNG KARMEL, ALLAH ATAUKAH MANUSIA? 

Pertanyaan No. 88 :

Kebanyakan dari kita telah bergumul untuk melepaskan diri dari ikatan-ikatan yang diwajibkan kepada kita oleh kepemimpinan sidang yang ada sekarang, dan tampaknya tidak lagi benar bahwa kita memiliki jaminan bahwa Tuhan sedang memimpin dalam semua pergerakan di Gunung Karmel. Bolehkah kami mengetahui berapa banyak pekerjaan dari Gunung Karmel itu yang berada di bawah pengendalian Tuhan?

Jawab :

Suatu pemikiran menyeluruh yang seksama akan hal ini hanya dapat berakhir dalam kesadaran bahwa sebagaimana Allah telah berjanji untuk memegang sendiri pemerintahan di dalam tangan-Nya, maka itulah tepatnya apa yang

perlu harus Ia lakukan. Oleh sebab itu semua kekacauan dan kebingungan yang oleh pendatang sedang dipertanyakan, dikeritik, dan diragukan mengenai pekerjaan itu adalah tidak rational (tidak masuk akal), tidak dapat dimaafkan, dan merusak.

Roh Nubuatan mengatakan : “Setan memiliki kemampuan untuk menganjurkan keragu-raguan dan untuk menciptakan penolakan-penolakan terhadap kesaksian yang tegas yang dikirm Allah, dan banyak orang menyangkakannya sesuatu yang baik, suatu alamat kecerdasan di dalam mereka, untuk tidak percaya, dan untuk mempertanyakan dan berdalih-dalih. Orang-orang yang ingin meragukannya akan memperoleh kesempatan yang limpah untuk itu. Allah tidak menganjurkan untuk menyingkirkan semua kesempatan bagi ketidak-percayaan. Ia memberikan bukti, yang harus diperiksa dengan seksama dengan suatu pikiran yang rendah hati dan suatu roh yang suka belajar, maka semua orang harus memutuskan sesuai dengan bobot kenyataan.” -- Testimonies, vol. 3, p. 255.

Lagi pula, tidak seorang pun dapat menilai pekerjaan itu oleh kepintarannya sendiri ataupun oleh kepintaran manusia-manusia lain, sebab, Roh Nubuatan mengatakan : “Para pengerja akan terkejut oleh cara-cara sederhana yang akan digunakan-Nya untuk menghasilkan dan menyempurnakan pekerjaan kebenaran-Nya ..... Marilah kuceritakan kepadamu bahwa Tuhan akan bekerja dalam pekerjaan yang terakhir ini dalam suatu cara yang sama sekali di luar tata kebiasaan segala perkara, dan dengan suatu cara yang akan bertentangan dengan setiap rencana manusia.” -- Testimonies to Ministers, p. 300.

“Adalah bukan bagimu untuk ditakut-takuti oleh hal-hal yang tampak, betapapun terlarang

tampaknya sekaliannya itu. Adalah bagimu untuk memajukan pekerjaan itu sesuai dengan yang telah difirmankan Tuhan.” -- Testimonies, vol. 9, p. 141.

Jika setiap orang melaksanakan bagiannya dengan baik dalam pekerjaan yang diberikan kepadanya untuk dilakukan, maka ia akan segera melihat bahwa ia tidak perlu dan juga tidak akan mampu untuk mengurusi tugas-tugas pekerjaan Tuhan itu, ataupun mengurusi pekerjaan yang diberikan kepada orang lain. Ia akan mengerti bahwa satu-satunya perkara yang terbesar dan benar yang dapat ia perbuat ialah menyambut dengan berani tantangan besar “malaikat Tuhan” kepada Yosua yang berbunyi : “Jika engkau mau berjalan di dalam jalan-jalan-Ku, dan jika engkau mau memeliharakan perintah-Ku, maka engkau pun akan mengadili isi rumah-Ku, dan akan juga memeliharakan semua serambi-Ku, maka Aku akan memberikan kepadamu tempat-tempat untuk berjalan di antara mereka ini yang berdiri di sini.” Zakharia 3 : 7.

Bagi para penganut Kebenaran Sekarang, satu daripada bukti-bukti yang pasti bahwa Tuhan sedang memimpin dalam pekerjaan di Gunung Karmel, ialah bahwa tanpa menghiraukan tantangan yang tidak habis-habisnya, kurangnya para pengerja, dan banyak lagi kekurangan-kekurangan lainnya, pekerjaan itu sedang bergerak maju secara tetap dengan suatu kuasa yang tak dapat dilawan. Memang benar, ia itu adalah bagaikan benih sesawi.

Meskipun dengan kesederhanaannya, dengan permulaan yang sama sekali tak berarti, berbagai kritikan dan tantangan melawannya, dan berbagai bentuk halangan dan kesukaran yang harus dilaluinya, namun ia itu sedang membangunkan orang banyak di seluruh Laodikea. Ia itu telah meluncurkan kapal Reformasi, dan sementara banyak orang telah

menumpanginya, orang-orang lain dengan cepat sedang mendekati mengambil keputusan untuk mencari keselamatan yang ditawarkan olehnya. Mereka sedang mempelajari kembali Alkitab itu dalam Terang Ilahi dari Tongkat Gembala itu. Pekabaran-pekabaran Tiga Malaikat itu bagi mereka telah menjadi makin jelas dan makin manis bagaikan aliran sungai yang keluar dari gunung. Dan orang-orang yang belum pernah memilikinya, dan bahkan orang-orang yang belum pernah percaya akan tulisan-tulisan Roh Nubuatan itu, kini sedang membeli semua buku-buku itu.

Tentu saja tidak seorang pun dapat dengan penuh kesadaran mengatakan bahwa yang sedemikian ini adalah pekerjaan Musuh, dengan menghubungkan penulis Alkitab itu kepada Setan. Jika Alkitab itu berasal dari Tuhan, maka pekabaran di dalam Tongkat Gembala itu tidak mungkin berasal dari Iblis, karena itulah Alkitab yang diungkapkan. Belum pernah ia itu tanpa kuasa Allah berhasil meragikan seluruh Madzab Organisasi sedemikian itu, karena Dia Yang Maha Kuasa itu menyatakan : “Akulah Tuhan yang memeliharakannya; Aku akan menyiraminya setiap saat; supaya jangan ada apapun yang menyakitinya, maka Aku akan memeliharakannya siang dan malam. Murka tidak ada pada-Ku; siapakah yang hendak memasang duri dan onak menghadapi Aku dalam peperangan? Aku hendak berjalan melewati mereka, Aku hendak membakar habis mereka bersama-sama.” Yesaya 27 : 3, 4.

Kepada orang-orang yang hanya mengaku percaya, di sini diberi amaran bahwa Tuhan mengetahui perbuatan mereka, dan bahwa Ia tidak membiarkan orang-orang pekerja-Nya dalam kegelapan mengenai hal itu. Dalam menelanjangi segala rahasia mereka itu, Ia mengatakan : “Adapun akan dikau, hai anak Adam, segala bani bangsamu masih sedang berbicara menentangmu pada segala dinding tembok dan di dalam segala pintu rumah, mereka itu berbicara seorang kepada seorang, masing-masing kepada saudaranya, katanya :

‘Marilah aku memohon padamu, dan dengarlah apa artinya firman yang keluar dari Tuhan. Dan datanglah mereka itu kepadamu sebagaimana halnya banyak orang datang, dan duduklah mereka itu di hadapanmu seperti halnya umat-Ku, dan mereka mendengarkan segala perkataanmu, tetapi mereka tidak mau melaksanakannya : karena dengan mulutnya mereka memperlihatkan banyak kasih, tetapi hati mereka mengikuti keinginannya sendiri. Dan sesungguhnya, engkau bagi mereka itu adalah bagaikan sebuah nyanyian dari seseorang yang sangat merdu yang memiliki suara menyenangkan, dan yang dapat bermain dengan sempurna pada sesuatu alat musik : karena mereka mendengarkan segala perkataanmu, tetapi tidak diturutinya akan dia. Maka apabila ini terjadi, (tengoklah, ia itu akan datang), maka mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi telah berada di tengah-tengah mereka itu.” Yeheskiel 33 : 30 – 33. 

APAKAH SUDAH TERLAMBAT UNTUK MASUK KE DALAM PUKAT? 

Pertanyaan No. 89 :

Ada di antara kita seseorang yang mengajarkan, bahwa jika pukat itu ditarik ke pantai (Matius 13 : 47, 48) di tahun 1930, maka barangsiapa yang tidak berada di dalamnya pada waktu itu (artinya, barangsiapa yang belum menjadi anggota dari gereja Masehi Advent Hari Ketujuh pada waktu itu) tidak mungkin berharap untuk menjadi sebagian dari buah-buah pertama itu. Jika benar, maka mengapakah orang harus mencoba untuk masuk sekarang daripada menunggu sampai kepada saat bagi buah-buah kedua? Atau, jika sudah berada dalam pekabaran itu, maka mengapakah ia harus terus berjuang untuk hidup sesuai dengan pekabaran itu jika sekiranya semua usahanya sudah pasti akan sia-sia karena ia telah  melewati batas waktunya?

Jawab :

Perbuatan simbolis mengenai penarikan pukat itu ke pantai (Tuhan melaksanakan pekerjaan-Nya secara silih-berganti sebentar lagi), bukan dalam hubungan

yang sesungguhnya, menghalangi seseorang untuk masuk ke dalamnya jika mereka sudah melakukan usaha-usaha yang diperlukan. Karena, walaupun ikan, sebagaimana halnya ikan, tidak mungkin dapat berenang untuk mencapai pukat itu setelah ia itu ditarik ke pantai, namun sebagai umat mereka benar-benar masih dapat masuk ke dalam sidang sampai kepada berakhirnya masa kasihan.

Sesungguhnya jika ikan yang baik berusaha masuk ke dalam pukat sementara ia itu ditarik ke pantai, maka nelayan tentunya tidak akan membuang mereka itu keluar bersama-sama dengan ikan yang jelek hanya karena alasan pukat tidak menangkap mereka. Melainkan sebaliknya, mereka itu akan dinilai jauh lebih berharga karena adalah oleh tambahan usaha mereka sendiri untuk masuk ke dalam pukat, tanpa seseorang pergi keluar menangkap mereka itu dengan pukat. Jika seseorang belum dapat melihat kemungkinan dirinya sendiri sebagai seekor ikan masuk ke dalam pukat, maka ia dengan mudah dapat melihat dirinya sendiri sebagai seekor domba masuk ke dalam kandang.

Jadi jelaslah, bahwa pendapat mengenai batas waktu itu hanyalah pendapat yang tampaknya bagus, yang hanya dapat mengecilkan kemajuan Kristen, membuat sebagian orang sudah berada dalam pekabaran untuk mencari-cari jalan untuk keluar karena kesia-siaan mereka tinggal di dalam, dan membenarkan orang-orang lain agar tidak perlu berusaha untuk masuk ke dalam pukat keselamatan itu sementara kesempatan masih ditawarkan. Memang, ia itu bahkan mendesak mereka untuk meninggalkan kesempatannya yang ada sekarang, dan untuk menunggu mengharapkan sesuatu yang tidak pernah akan datang!

Roh Allah mengatakan : “Hari ini, jika engkau kelak mendengar suara-Nya, maka janganlah mengeraskan hatimu.” Ibrani 4 : 7.

APAKAH YANG HARUS DILAKUKAN APABILA DIPECAT DARI KEANGGOTAAN SIDANG? 

Pertanyaan No. 90 :

Haruskah orang-orang kita yang telah dipecat dari keanggotaan sidangnya itu terus menghadiri acara-acar gereja? Jika demikian, dan jika kesempatan ada diberikan kepada kita untuk berbicara sepatah kata yang menyertai Kebenaran Sekarang, bolehkah kita berbuat demikian? Tetapi bagaimanakah jika kita diminta untuk tidak membicarakan apapun yang berkenaan dengan Kebenaran Sekarang -- haruskah kita setujui tanpa bantahan dan tetap diam untuk selamanya? Dan apakah yang harus kita perbuat jika mereka tidak mengijinkan kita ikut serta dalam upacara perjamuan?

Jawab :

Hubungan kita dengan sidang adalah sama dengan hubungan Yohanes Pembaptis, Yesus Kristus, dan para rasul dengan sidang-sidang mereka masing-masing : Kita memiliki suatu pekabaran untuk disampaikan kepada sidang, dan walaupun para penguasa sidang memerintahkan kita keluar, seperti halnya Sanhedrin dahulu memerintahkan rasul-rasul keluar dari “kaabah”, kita harus dengan cara yang benar menolak meninggalkan sidang, dan kita harus kembali kepada sidang. Karena jika kita meninggalkannya dan tinggal di luar dan menjadi orang-orang asing, maka bagaimanakah dapat kita memberitakan pekabaran itu kepada umat kita?

Tetapi, semua orang harus menyadari, bahwa adalah tidak benar bagi seseorang Kristen untuk menimbulkan sesuatu kekacauan apapun dan kapanpun saja, terutama selama acara gereja berlangsung. Juga adalah tidak mungkin bagi seseorang dari kita dengan metoda-metoda sedemikian ini untuk menyampaikan pekabaran kepada mereka, atau untuk menginsyafkan mereka bahwa kita sedang membicarakan “kata-kata kehidupan.” Dengan menyaksikan secara diam, secara terhormat, dan dengan sangat berhati-hati di dalam sidang maupun di luar sidang, kita akan

menghasut secara sia-sia yang tak lain hanya merupakan tuduhan-tuduhan palsu.

Di dalam Sekolah Sabat, adalah tepat sekali dan dibenarkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam kaitannya dengan pelajaran itu. Untuk ini, mereka tidak mungkin dapat sepantasnya menuduh seseorang menimbulkan kekacauan, karena itu bukanlah suatu pelanggaran terhadap maksud dan peraturan Sekolah Sabat yang sudah tersusun. Tetapi jika seseorang secara tegas diminta untuk tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan, maka hendaklah ia diam supaya jangan menimbulkan pertentangan dan hal-hal yang tidak menyenangkan. Adalah keliru jika menciptakan pertentangan atau memperdebatkan sesuatu hal yang mungkin timbul. Tak ada satupun keuntungan bagi kepentingan Kebenaran Sekarang yang dapat dihasilkan dari cara prosedur yang sedemikian ini. Hendaklah pembawaan diri yang tertib dan sopan memenangkan kepercayaan orang banyak itu.

Dua dari sekian alasan-alasan utama untuk tidak menjauhkan diri dari Sekolah Sabat dan acara-acara gereja ialah : (1) supaya kita tidak melepaskan hak dan kesempatan pribadi dari perbaktian umum di dalam gereja yang telah kita ikut perdirikan, dan (2) bahwa oleh ketidak-hadiran kita dari acara-acara, kita akan menjadi orang asing bagi saudara-saudara kita sehingga harus berkenalan kembali dengan mereka jika kita hendak memberikan pekabaran kepada mereka. Sungguhpun demikian, dengan terus-menerus pergi ke gereja, maka setelah perkumpulan berakhir, pada waktu itulah kita berkesempatan untuk berbicara kepada saudara-saudara demi kepentingan pekabaran, menganjurkan mereka untuk menyelidiki sendiri baik dengan cara mengikuti penyelidikan-penyelidikan kita ataupun oleh membaca buku-buku

Kebenaran Sekarang. Juga, selalu terbuka kesempatan untuk memperoleh nama-nama dan alamat-alamat orang untuk dikirimi buku-buku kita.

Sebab itu, jika kita secara suka rela menjauhkan diri dari acara-acara gereja, maka kita menghadapkan diri kepada tuduhan-tuduhan yang menunduh kita sebagai pasilan (offshoots) yang keluar meninggalkan organisasi, dan pada waktu yang sama kesempatan kita dirampas untuk tidak lagi bisa berhubungan dengan orang banyak.

Lagi pula, jika dalam hal ini kita memisahkan diri, maka dalam kegenapan Yeheskiel pasal 9, apabila orang-orang yang tidak memiliki “tanda” itu disingkirkan keluar, maka kita tidak akan memperoleh hak yang sama untuk menuntut suatu warisan di dalam Madzab Organisasi.

Mengenai ikut sertanya kita dalam upacara perjamuan yang diselenggarakan oleh Madzab Organisasi, kita percaya bahwa karena upacara ini dirayakan secara teratur terus-menerus, maka kita harus mengambil bagian di dalamnya sedemikian rupa sejauh mungkin. Karena jika kita secara sukarela tidak ikut mengambil bagian, maka kita akan memberikan kesan yang keliru. Jika gereja menolak melayani kita atau membiarkan kita melayani orang lain dalam upacara basuh kaki, maka tak ada lain yang dapat kita perbuat selain menunggu sampai upacara itu berakhir. Danjika mereka melalaikan kita sewaktu menghantarkan roti dan air anggur, maka janganlah kita bersungut atau mengatakan sesuatu, melainkan bersabarlah sementara. Dengan merendahkan diri kita sedemikian ini, maka orang-orang yang jujur di dalam perhimpunan itu akan menyaksikan sikap dan kebodohan para penguasa sidang yang tidak sama dengan Kristus,

sehingga mereka akan mulai bangun dan mempelajari keadaan ini.

Walaupun bertentangan dengan kehendak kita, kita mungkin dikeluarkan dari upacara itu, namun meskipun demikian kita akan mendapatkan nama-nama kita di dalam Buku Kehidupan, dan sama dengan pencuri yang belum dibaptis itu yang bergantung di kayu palang, kita akan memasuki Firdaus karena kita telah berbuat yang terbaik. Oleh sebab itu, Saudara-Saudaraku, hendaklah kita tetap setia menghadiri acara-acara gereja dan menjaga sikap pembawaan kita, “supaya jangan seseorang dari padamu akan tampak ketinggalan, sekalipun janji untuk masuk ke dalam perhentian-Nya itu telah ditinggalkan kepada kita.” Ibrani 4 : 1. 

APAKAH BEDANYA DI ANTARA “DATANG” (COME) DAN “SEDANG DATANG” (COMING)? 

Pertanyaan No. 91 :

Di dalam buku “Tongkat Gembala”, jilid 1, halaman 23 telah dicatat bahwa Yohanes melihat malaikat Wahyu pasal 18 itu, bukan sedang datang, bukan dalam penerbangannya turun, melainkan “datang”, artinya sudah tiba. Tetapi dalam bahasa Inggris yang jelas “datang ke bawah” (come down) berarti turun. Dan Sister White mengatakan : “sementara ia turun”. Oleh sebab itu, bagaimanakah mungkin “Tongkat Gembala” dengan telas menekankan pada pengertian bahwa Yohanes menyaksikannya sudah “datang” -- sudah tiba?

Jawab :

Bilamana sesuatu yang berkecepatan tinggi seperti misalnya sebutir peluru atau sesuatu kilat sedang datang dari depan, maka tingkat kecepatannya yang tinggi itu tidak akan dapat memberi waktu bagi pengamatnya untuk melihat kelanjutan perjalanannya -- “kedatangannya”; ia hanya mampu memandangnya apabila ia itu pada akhirnya tiba -- “datang”. Dengan demikian kenyataan bahwa malaikat

Wahyu 18 : 1 itu terlihat, bukan “sedang datang” (seperti halnya malaikat Wahyu 7 : 2 itu), melainkan “datang”, menunjukkan bahwa ia datang dengan tiba-tiba -- seperti halnya malaikat dari Daniel 9 : 21.

Sebaliknya, dalam memandang datangnya sesuatu objek seperti misalnya matahari, seorang pengamat akan mampu terus melihat akan kelanjutan “kenaikannya.” Sesuai dengan itu, maka menurut pengamatan Tongkat Gembala bahwa malaikat Wahyu 7 : 2 itu terlihat sewaktu masih jauh, “sementara naik dari sebelah timur”, sebab malaikat itu datang secara lambat bagaikan matahari; sedangkan malaikat Wahyu 18 : 1 itu terlihat “datang” secara tiba-tiba, sebab saat penerbangannya turun yang mengejutkan itu tidak memberikan cukup waktu bagi mata manusia untuk melihatnya “sedang datang.”

Perbedaan yang kontradiksi ini di antara kecepatan dari kedua malaikat itu, yang disebabkan oleh arti daripada masing-masingnya, merupakan titik penekanan. 

JIKA SEPARUH-SEPARUH DI WAKTU ITU, MAKA BAGAIMANAKAH SEKARANG? 

Pertanyaan No. 92 :

“Tongkat Gembala”, jilid 1, halaman 37 mengemukakan, bahwa jumlah anggota Masehi Advent Hari Ketujuh adalah 300.000 pada waktu buku itu ditulis; kenyataan ini memperkirakan bahwa kira-kira separuhnya, 144.000, adalah lima anak dara yang bijaksana, dan bahwa separuhnya lagi adalah lima anak dara yang bodoh. Tetapi bagaimanakah mungkin hal ini demikian setelah pada waktu ini Madzab Organisasi telah beranggotakan 500.000 orang?

Jawab :

Karena menulis dalam tahun 1930, maka Tongkat Gembala perlu

berbicara dalam batas waktu, bukan mengenai jumlah keanggotaan yang ada sekarang yang belum diketahui di waktu itu, melainkan mengenai jumlah keanggotaan yang sudah ada pada waktu itu. Dan walaupun angka bilangan pada waktu itu (300.000) yang dengan sendirinya memberikan suatu pembagian keanggotaan yang kira-kira sama (dua kelas, baik dan jelek -- “anak-anak dara yang bijaksana” dan “anak-anak dara yang bodoh”), namun karena hanya ada 144.000 Israel yang akan dimeteraikan, maka jumlah bilangan yang tidak dimeteraikan sudah akan melebihi jumlah mereka yang dimeteraikan itu.

Namun, dalam analisa yang terakhir, adalah bukan tujuan dari Tongkat Gembala ataupun rencananya untuk mengatakan berapa banyak yang bijaksana dan berapa banyak yang bodoh yang akan terdapat di dalam penuaian yang pertama ini, karena apabila seluruh kebenaran sudah diberitahukan, maka angka bilangan “lima anak dara yang bijaksana” itu, di samping terdiri dari 144.000 orang dari suku-suku bangsa Israel, mungkin akan ditemukan termasuk juga sejumlah besar orang-orang dari bangsa-bangsa Kapir. 

DAPATKAH STATUS KEANGGOTAAN MENGGANTIKAN PENGETAHUAN KEBENARAN? 

Pertanyaan No. 93 :

Walaupun saya bukan seorang anggota sidang Masehi Advent Hari Ketujuh, namun karena saya telah memperoleh terang mengenai Yeheskiel 9 dan mengenai Kebenaran 144.000 itu, mungkinkah saya akan binasa dalam pembantaian orang-orang jahat jika saya tidak sepenuhnya menerima dan menghayati terang itu? Dan sebaliknya, dapatkah saya ikut menikmati semua hak dan kesempatan dari mereka yang 144.000 itu dan menjadi salah seorang dari mereka jika saya mematuhi semua terang dari pekabaran ini?

Jawab :

Walaupun Saudara bukan seorang anggota sidang, namun Saudara masih tetap bertanggung jawab untuk terang yang sudah Saudara peroleh mengenai masalah itu, karena tidak seorang pun menemukan terang itu secara tidak sengaja, atau melihatnya tanpa bantuan Roh Suci.

Oleh hukum tanggung jawab yang sama atau tanggung jawab yang suci, walaupun Saudara mungkin baru saja masuk ke dalam pekabaran itu, Saudara tetap dapat dipilih bagi pemilihan 144.000 itu jika Saudara menghayati pekabaran itu yang akan menyucikan dan memeteraikan mereka. Tetapi, apakah Saudara dapat menjadi salah seorang dari mereka itu atau tidak, secara pasti kami tidak tahu, namun jika Saudara setia kepada pekabaran itu, maka sedikit-dikitnya Saudara bisa menjadi seseorang yang bersama-sama dengan mereka itu. 

SAYA SEKARANG PERCAYA, TETAPI BENARKAH SAYA MENJADI ANGGOTA? 

Pertanyaan No. 94 :

Jika seseorang sudah membaca rangkaian buku-buku “Tongkat Gembala” itu, dan telah mempelajari dan percaya semua yang diajarkan oleh pekabaran itu, maukah saudara menasehatkannya supaya pertama-tama menggabungkan diri dengan gereja Masehi Advent Hari Ketujuh?

Jawab :

Jika seseorang dengan sepenuhnya telah menerima seluruh Kebenaran, maka kesempatan dan kewajibannya adalah dibaptiskan untuk menjadi anggota sidang. Tetapi setelah mempelajari Pekabaran Malaikat Yang Ketiga melalui perantaraan Tongkat Gembala yang ditentang oleh pihak kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh, ia dengan sendirinya mungkin akan ditolak dibaptiskan dan diberi keanggotaan sidang oleh mereka. Meskipun demikian, jika ia telah melakukan segala-galanya untuk menerima

baptisan dan untuk bergabung dengan sidang, dan mereka tetap menolak menerimanya, maka kewajibannya adalah mengurus baptisan dan keanggotaannya kepada Pusat Gunung Karmel.

Adalah setelah nama seseorang tercatat di dalam buku-buku, bukan saja buku-buku sidang, melainkan juga buku-buku surga, maka itulah andil keselamatan yang paling aman. Dan adalah penerimaan pekabaran mengenai jam, berikut suatu usaha setia yang seimbang untuk mematuhi semua ajarannya itulah, yang memenangkan surat keterangan keikutsertaan umat kesucian dan keanggotaan anak-anak samawi.

Sementara seseorang menyaksikan Kebenaran Sekarang itu, maka musuh-musuhnya di dalam Organisasi akan menentang dan memecat dia dari keanggotaan sidangnya jika ia sudah memegang keanggotaan pada Kebenaran Sekarang itu, namun perampasan yang sedemikian ini seharusnya tidak akan mengecilkan hatinya. Tuhan mengatakan : “Berbahagialah kamu apabila orang-orang kelak membenci kamu, dan apabila mereka kelak memisahkan kamu dari perhimpunan mereka, dan menista kamu, dan membuang keluar namamu sebagai kejahatan, demi karena Anak Manusia.” Lukas 6 : 22.

“Dengarlah akan firman Tuhan, hai kamu yang gentar karena Firman-Nya; kendatipun Saudara-Saudaramu yang membenci kamu itu, yang membuang keluar kamu sebab nama-Ku, mengatakan : Biarlah supaya nama Tuhan dipermuliakan; namun Ia akan kelihatan bagi kesukaan kamu, dan mereka akan dipermalukan.” -- Yesaya 66 : 5. 

BAGAIMANAKAH MENGENAI PETRUS DAN “KUNCI-KUNCI” ITU?

Pertanyaan No. 95 :

Mohon dijelaskan Matius 16 : 15 – 19. Mengapakah Kristus memberikan kunci-kunci itu kepada Petrus? Mengapa tidak kepada seseorang yang lain, atau kepada semua orang?

Jawab :

Petrus adalah satu-satunya orang yang telah memberikan jawaban yang tepat kepada pertanyaan yang berbunyi : “Siapakah Saya ini menurut pendapatmu?” Oleh sebab itu hanya kepada Petrus dan bukan kepada orang lain Yesus mengatakan : “Aku akan memberikan kepadamu kunci-kunci kerajaan surga”, setelah lebih dahulu Yesus menjaminkan kepadanya, bahwa “bukan daging dan darah yang telah  mengungkapkan hal itu kepadanya”, melainkan Bapa-Nya yang di dalam surga.

Bilamana Allah membuat manusia mengerti akan sesuatu yang berada di luar jangkauan pengetahuan yang terbatas, maka Alkitab menamakan perbuatan itu : Ilham. Oleh sebab itu, maka Yesus mengatakan Petrus telah diilhami. Oleh karena itu, Ilham dan kesaksian Yesus ini adalah merupakan Kunci-Kunci bagi pusat thema keselamatan manusia -- yaitu pengetahuan tentang Anak Allah. Inilah kebenaran itu, injil itu, yang harus diberitakan. Itulah yang merupakan Kebenaran Sekarang -- sebuah pekabaran yang diilhami langsung dari Allah.. Pemilikan sesuatu Wahyu yang sedemikian oleh mana setiap orang akan di adili baik bagi keselamatan atau bagi hukuman, Petrus dan rekan-rekannya memikul tanggung jawab baik untuk membuka ataupun untuk mengunci keselamatan itu bagi setiap jiwa yang hidup di bawah langit.

Dengan sendirinya, sewaktu Kristus memberikan kunci-kunci itu kepada Petrus, Ia telah memberikan kepadanya injil dan suatu penugasan ilahi untuk mengkhotbahkannya. Maka selama Petrus dan rekan-rekannya itu setia pada penugasan ini, selama itu pula mereka memiliki kunci-kunci itu untuk membuka ataupun untuk menutup dari manusia Kerajaan Allah itu, sehingga berhasil mengesahkan di dalam surga apapun yang mereka ikat atau yang mereka lepaskan di bumi. Sesuai dengan itu, maka ilham

dan wahyu yang terus berkembang, yaitu Kebenaran Sekarang, berjalan bersama-sama dengan kunci-kunci itu.

Oleh sebab itu, jelaslah, bahwa sesuatu pekabaran dari surga, yang diberitakan oleh hamba-hamba pilihan Allah adalah penuh kuasa, dan olehnya juga nasib kekal manusia ditentukan.

Jadi jelaslah, bahwa Kunci-Kunci itu bukanlah sidang itu sendiri, melainkan terdapat di dalam pekabaran yang diberitakannya. Sebab itu tidak seorangpun ataupun kelompok orang-orang, memiliki kuasa untuk melepaskan atau mengikat sesuai dengan kehendak Surga terkecuali dalam sesuatu pekabaran diberikan langsung dari surga bagi mereka untuk dibawa bagi waktu yang bersangkutan itu : “Masa-masa periode yang berbeda dalam sejarah sidang masing-masingnya telah ditandai oleh berkembangnya sesuatu kebenaran khusus yang sesuai bagi kebutuhan-kebutuhan umat Allah pada masa itu.” -- The Great Controversy, p. 609. Telah terjadi sedemikian itu semenjak dari zaman belum ada catatan.

Nuh, juga telah memperoleh Kunci-Kunci, sehingga dengan demikian ia telah mampu untuk melepaskan atau mengikat baik di dalam surga maupun di bumi. Kenyataan bahwa “gerbang-gerbang neraka” sekalipun tidak berhasil menang melawan bahtera itu, merupakan saksi yang kuat akan hal ini.

Dan janji Allah kepada Abraham : “Aku akan memberkati mereka yang memberkati kamu, dan mengutuk orang yang mengutuk kamu; maka dalam kamulah semua keluarga manusia di bumi kelak akan diberkati” (Kejadian 12 : 3), menunjukkan bahwa ia juga, telah  memperoleh Kunci-Kunci surga itu.

Juga, dalam tangan Musa yang dikendalikan Takdir ilahi, Kunci-Kunci itu telah  membuka pintu-pintu gerbang kerajaan bagi kebebasan dan

keselamatan orang-orang benar, dan telah  menutup pintu-pintu bagi bencana yang menimpa orang-orang jahat. Demikian inilah “Musa mengatakan : Demikianlah akan kamu ketahui, bahwa Tuhan telah  mengutus aku untuk melaksanakan semua pekerjaan ini, karena sudah ku lakukan sekaliannya itu bukan dari kehendak pikiranku sendiri. Jika orang-orang ini mati sesuai kematian biasa semua manusia, atau jika mereka dibunuh sesuai seperti pembunuhan terhadap semua manusia, maka Tuhan bukan mengutur aku. Tetapi jika Tuhan melakukan sesuatu perkara yang baru, lalu bumi mengangakan mulutnya, dan menelan mereka itu, berikut segala sesuatu yang ada padanya, lalu mereka itu turun dengan cepatnya ke dalam lubang; maka kamu akan mengerti, bahwa orang-orang ini telah  menghasut Tuhan. Maka jadilah kemudian, setelah ia selesai mengucapkan segala perkataan ini, maka terbelahlah bumi yang di bawah mereka itu, lalu bumi membuka mulutnya lalu menelan mereka itu, berikut rumah-rumah mereka, berikut semua orang yang mengikuti Korah, berikut semua harta bendanya.” Bilangan 16 : 28 – 32.

Melalui Musa Allah menyerahkan Kunci-Kunci itu kepada orang-orang Ibrani, lalu menarik mundur mereka di zaman Kristus sewaktu orang-orang Yahudi menolak-Nya. Kemudian Ia mengalihkan Kunci-Kunci itu kepada pada pendiri sidang Kristen.

Tetapi meskipun adanya contoh-contoh teladan dari masa lampai, para pengikut rasul-rasul akhirnya juga mengulangi kembali kesalahan-kesalahan para pengikut Musa itu. Namun sepanjang Zaman Kegelapan itu, dan terutama selama periode Reformasi, Allah terus mempercayakan warisan Ilahi-Nya itu kepada utusan demi utusan, dan Pergerakan demi Pergerakan. Namun berulang

kali sepanjang Reformasi sampai kepada panggilan kepada William Miller, masing-masing kelompok secara bergantian mengulangi kembali kebodohan dengan cara merasa puas dengan sebuah pekabaran yang statis, sehingga pada akhirnya setelah semua gereja Protestan di zaman Miller menolak pekabaran bagi zaman itu, maka mereka pun secara tidak sadar menolak untuk tidak lagi menjadi pemelihara Kunci-Kunci yang suci itu.

Demikianlah Miller dan kawan-kawannya telah menguasai Kunci-Kunci itu sampai kepada saat pekabaran Allah yang berikutnya, yaitu pehukuman orang-orang yang sudah mati, sewaktu Kunci-Kunci yang suci itu berlaih dari Pergerakan Miller kepada gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Tetapi jika ia itu kini menolak himbauan-himbauan Allah untuk menggosok matanya dengan salep mata yang sedang Ia tawarkan kepadanya, maka ia juga, akan membiarkan Kunci-Kunci itu lepas dari pegangannya lalu beralih ke dalam tangan orang-orang yang akan memberitakan pekabaran tambahan, yaitu pehukuman orang-orang hidup, pekabaran tentang Seruan Keras itu. (Bacalah Early Writings, pp. 277 –  279.) Maka, bencana besar menimpa! Perkara yang maha penting ini sedang dilalaikan secara buta oleh orang-orang Laodikea, sehingga mereka kembali mengulangi pengalaman sejarah umat Allah selama berabad-abad yang lalu. 

KEPADA SIAPAKAH PERPULUHAN SAYA HARUS DIBERIKAN? 

Pertanyaan No. 96 :

Selagi masih menjadi anggota gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, haruskah orang membayarkan perpuluhannya kepada Davidian?

Jawab :

Orang akan dapat menjawab pertanyaan ini dengan sebaik-baiknya dengan cara

menanyakan kepada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut ini :

Adakah saya percaya bahwa Tongkat Gembala berisikan pekabaran dari hal jam, yaitu pekabaran pemeteraian mereka yang 144.000 itu? Sudahkah saya memperoleh sesuatu bantuan rohani daripadanya? Sudahkah ia itu membuat saya bertobat meninggalkan dosa-dosa kesayangan saya yang terdahulu? Adakah saya sekarang seorang Masehi Advent Hari Ketujuh yang lebih baik daripada sebelum saya menerima pekabaran itu? Sudahkah pekabaran itu membuat saya mencintai Alkitab, Roh Nubuatan, dan mencintai saudara-saudara lebih daripada sebelumnya?

Jika jawaban seseorang terhadap masing-masing pertanyaan itu adalah “Tidak”, maka ia seharusnya membayar saja perpuluhannya kepada gereja di mana ia masih memegang keanggotaannya. Jika jawabannya kepada pertanyaan-pertanyaan itu adalah “Ya”, dan jika ia masih ragu-ragu ke mana ia harus membayarkan perpuluhannya, maka ia hendaknya menanyakan lagi kepada dirinya.

Sekiranya saya terus menghayati cara kehidupan Laodikea di mana Tongkat Gembala telah menemukan saya, dapatkah saya diselamatkan dan siap menjumpai Tuhan pada kedatangan-Nya? Dapatkah saudara-saudara sesama Masehi Advent Hari Ketujuh saya diselamatkan dengan cara tetap tinggal dalam kondisi mereka yang sekarang?

Jika jawaban seseorang kepada pertanyaan-pertanyaan ini adalah “Tidak”, maka semua jawabannya kepada pertanyaan-pertanyaan berikut ini akan memberi petunjuk kepadanya ke mana perpuluhannya akan dibayar.

Oleh karena saya bertanggung jawab terhadap terang yang kini sedang menerangi perjalanan saya, dan karena saya harus membantu menyampaikannya kepada saudara-saudara saya, maka haruskah saya membayar perpuluhan saya kepada Organisasi supaya pihak kependetaan dapat memperoleh lebih banyak

uang untuk memerangi baik pekabaran maupun usaha-usaha pribadi saya untuk bisa mencapai seluruh umat dengannya, sehingga dengan demikian, saya bekerja secara bertentangan dengan tujuan saya, yang hanya membantu mempertahankan mereka dalam kegelapan? Atau, haruskah saya membayarkannya kepada persekutuan orang-orang Davidian, “perbendaharaan” daripada Kebenaran Sekarang itu, dimana dengan sendirinya ia itu akan digunakan untuk mempromosikan perkembangan suatu reformasi penyelidikan hati dan untuk menyelamatkan saudara-saudara sesama Masehi Advent Hari Ketujuh saya dari kehancuran yang kekal? Dan karena mereka sendiri belum siap untuk menyambut Tuhan (Testimonies, vol. 6, p. 371), maka bagaimanakah mungkin dapat mereka mempersiapkan orang-orang Kapir dengan selengkapnya? Mengingat akan semua kenyataan ini, haruskah perpuluhan saya dibayarkan kepada gereja Masehi Advent Hari Ketujuh demi untuk kepentingan orang-orang Kapir itu, ataukah dibayarkan kepada pekabaran pemeteraian untuk kepentingan saudara-saudara? Jika saya tidak berani menempatkan perpuluhan saya untuk menunjang apa yang saya yakini merupakan Kebenaran Sekarang, maka bagaimanakah ia itu dapat ditunjang, dan di mana lagi dapat saya menempatkan perpuluhan saya yang sesuai keyakinan?

Lebih jauh, jika saya menempatkannya pada Organisasi untuk digunakan sebagian besarnya bagi penginjilan kepada orang-orang dunia, gantinya ditempatkan pada perbendaharaan Kebenaran Sekarang untuk digunakan bagi kepentingan saudara-saudara saya, maka bukahkah saya berbuat demikian itu untuk melalaikan saudara-saudara saya sendiri, sehingga dengan demikian menyangkal bahwa saya adalah penunggu saudara saya?

Dan lagi pula, haruskah saya mematuhi perintah pendeta-pendeta untuk pergi mencari domba-domba di rumah Dewa Baal, gantinya mematuhi perintah Tuhan yang resmi untuk menghantarkan obat kiriman surga

bagi domba-domba yang sakit dosa di dalam rumah Israel (Matius 10 : 6)? Yang manakah dari antara kedua usaha ini akan lebih pasti berhasil bagi saya untuk memperoleh pujian, “Sabaslah, hai hamba yang baik dan setia; engkau telah berlaku setia dengan perkara-perkara yang sedikit, maka Aku akan menjadikan dikau pemimpin atas perkara-perkara yang banyak; masuklah ke dalam kesukaan hati Tuhanmu”? Matius 25 : 21.

“Maka siapakah hamba yang setia dan bijaksana itu, yang telah diangkat Tuannya menjadi pemimpin atas rumah tangganya, untuk memberikan kepada mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba itu, yang apabila Tuannya datang ia akan didapatinya berbuat demikian itu.” Matius 24 : 45, 46.

Kini jika setelah menjawab semua pertanyaan ini dengan memuaskan, Saudara masih juga bimbang mengenai apa yang harus Saudara perbuat dengan perpuluhan Saudara, maka bacalah buku Traktat No. 4, Berita Terakhir Bagi Ibu. Kemudian “ingatlah akan istri Lot”, dan berbuatlah sesuai perintah Tuhan kepadamu. 

TIDAK DAPATKAH RUMAH SAYA MENJADI PERBENDAHARAANNYA? 

Pertanyaan No. 97 :

Adalah sah sesuai Alkitab bagi seseorang untuk menahan dan menggunakan sendiri perpuluhan dan persembahan-persembahannya untuk memajukan pekerjaan injil di dalam masyarakatnya sendiri, sesuai dengan rencana-rencananya sendiri?

Jawab :

Tidak ada satupun di dalam Alkitab ditemukan bahwa kita diperbolehkan menggunakan uang Tuhan sesuai

kehendak hati kita sendiri. Satu-satunya pembenaran bagi berbuat demikian itu akan merupakan ketidakmampuan belaka, karena sesuatu alasan, untuk mengirimnya kepada “rumah perbendaharaan” Tuhan. Sungguhpun demikian, sekiranya seseorang secara sukarela melibatkan diri dalam perbuatan sedemikian ini, maka ia akan menunjukkan suatu teladan yang salah kepada orang-orang lain. Maka jika mengikuti teladannya, orang-orang lain akan juga menganggapnya benar, perbuatan mereka pasti akan mengakibatkan halangan yang serius bagi pekerjaan Tuhan, merusak dan menumbangkan perbendaharaan-Nya, sehingga dengan demikian memecah belah pekerjaan-Nya dan menyusutkan sidang menjadi hanya sebuah kerangka, sementara anggota-anggotanya menyewa diri mereka sebagai pekerja-pekerja di dalam kebun anggur Tuhan sambil membantu dirinya sendiri dengan uang Tuhan, dan pergi bekerja tanpa lebih dulu diutus! Alangkah Babilnya cara sedemikian ini!

Sungguhpun Tuhan memerintahkan : “Bawalah segala perpuluhan ke dalam perbendaharaan rumah-Ku” (Maleakhi 3 : 10), Ia tidak mengatakan supaya membawa semua persembahan. Dengan demikian Ia menunjukkan bahwa jika kita mau melibatkan diri dalam sesuatu perbuatan amal pribadi atau kegiatan missionaris, maka kita harus menunjangnya dari persemabahan-persembahan, bukan dari perpuluhan.

“Malaikat-malaikat mencatat dengan setia setiap perbuatan manusia, maka sementara pehukuman berlaku atas rumah Allah, hukuman masing-masing ada tercatat di samping namanya, dan malaikat ditugaskan untuk tidak meluputkan hamba-hamba yang tidak setia, melainkan menumpas habis mereka pada masa pembantaian itu ..... Dan mahkota-mahkota yang akan mereka pakai, sekiranya mereka setia, akan ditaruh di atas kepala orang-orang yang diselamatkan oleh hamba-hamba yang setia .....” -- Testimonies, vol. 1, p. 198.

APAKAH  ITU KEWAJIBAN SAYA UNTUK MEMBENAHI PERBENDAHARAAN TUHAN? 

Pertanyaan No. 98 :

Haruskah kita membayarkan perpuluhan kita kepada “rumah perbendaharaan” jika kita ketahui bahwa ia itu tidak digunakan dengan benar?

Jawab :

Karena mengetahui bahwa perpuluhan kita adalah milik perbendaharaan rumah Allah, maka tanggung jawab kita yang terbesar ialah melihat agar ia itu dengan setia dibayar ke sana. Tidak ada di manapun juga di dalam Alkitab kita jumpai bahwa Tuhan menguasakan pada setiap pembayar perpuluhan untuk mengawasi semua saluran yang dilalui oleh dana-dana ini.

Perbendaharaan Tuhan berada di bawah pengawasan-Nya, dan jika ia sendiri belum menganggap pantas untuk mengoreksi sesuatu penyalahgunaan dalam menangani uang-Nya, kita tentunya tidak dapat mengoreksinya betapapun kita mencoba dengan sekuat-kuatnya. Jika kita mengawasi dengan seksama bagian pekerjaan-Nya itu yang dipercayakan-Nya kepada kita, maka satu-satunya perhatian kita ialah agar mencari tahu dimana “perbendaharaan rumah-Nya” berada, dan kemudian dengan setia menyimpan uang-Nya itu ke sana. Ia tidak meminta tanggung jawab kita bagi penggunaannya; bahwa, Ia sendiri akan mengambil alih -- sama seperti halnya Ia kini “memegang sendiri pemerintahan di dalam tangan-Nya.”

Sewaktu Tanah Perjanjian dibagi-bagikan di antara dua belas suku bangsa Israel, suku bangsa Lewi sama sekali tidak memperoleh tanah bagi warisannya seperti halnya sebelas suku itu. Sebagai gantinya, Tuhan memutuskan bahwa perpuluhan-perpuluhan dari suku-suku bangsa lainnya itu harus dibayarkan kepada orang-orang Lewi. Inilah warisan mereka. Itu sesungguhnya adalah milik mereka sendiri. Dan

sama seperti mereka, seperti halnya para penerima perpuluhan, mereka tidak berhak untuk mengatur kepada orang-orang lainnya, para pembayar perpuluhan itu, apa yang harus diperbuat dengan penghasilan mereka sendiri setelah ia itu dipotong perpuluhan, maka demikian itu pun para pembayar perpuluhan tidak berhak untuk mengatur bagi para penerima perpuluhan apa yang harus mereka perbuat dengan perpuluhan itu. Masing-masing suku bangsa itu sendiri bertanggung jawab kepada Tuhan untuk apa yang sudah Ia percayakan untuk itu. Demikian itulah harus jadi di waktu ini. 

APAKAH YANG MENJADI DASAR PUNGUTAN PERPULUHAN? 

Pertanyaan No. 99 :

Ulangan 14 : 22 mengatakan : “Hendaklah kamu benar-benar memungut perpuluhan atas semua hasil dari benihmu, supaya ladang itu mengeluarkan hasil dari tahun ke tahun.” Bagaimanakah harus saya menghitung perpuluhan atas hasil-hasil saya?

Jawab :

Untuk mudah menjawab pertanyaan ini, marilah kita ambil sebagai contoh persoalan dari seorang petani kentang. Katakanlah bahwa ia sama sekali tidak mengeluarkan ongkos baik untuk menyewa buruh, biaya pengairan, sewa, maupun lain-lain. Jika bebas dari biaya-biaya yang sedemikian ini, danjika penghasilan kotornya adalah sebesar $ 50 setiap hektar, maka seluruh jumlah itu akan dijadikan dasar penghitungan perpuluhan, yang tentunya akan sebesar $ 5 setiap hektar. Tetapi, jika ia harus bekerja dengan suatu pengeluaran biaya untuk menghasilkan hasil panennya, maka jelas pengeluaran yang sedemikian ini harus dikurangi dari nilai kotor hasil produksi, sehingga hanya sisanya itu yang dikenakan perpuluhan. Contoh : jika nilai kotor hasil produksi sebesar $ 50 satu hektar, dan pengeluaran biaya $ 10 satu hektar, maka penghasilan bersih, jumlah yang akan dikenakan perpuluhan itu,

akan menjadi $ 40 satu hektar, dan perpuluhannya hanya $ 4, bukan 5 setiap hektar.

Di lain pihak, jika seseorang adalah penerima gaji, yang membayar keamanan sosial, transportasi pergi pulang ke pekerjaan, dan sebagainya maka ia mengurangkan jumlah biaya-biaya yang sedemikian ini dari gajinya sebelum dikenakan perhitungan perpuluhan. Sebagai contoh, jika ia memperoleh $ 100 gaji sebulan, jika ia harus mengeluarkan 10 sen setiap hari, atau kira-kira $ 2,60 sebulan, bagi transportasi, maka ia akan mengurangkan $ 2,60 dari $ 100, dan sisanya $ 97,40 untuk dikenakan perpuluhan.

Jika penghasilan seseorang berasal dari sewa, maka ia akan mengurangkan jumlah uang yang dikeluarkan untuk pemeliharaan harta tersebut dari penghasilan kotornya sebelum dikenakan perpuluhan. Demikianlah menghitung penghasilan seseorang, dan bagaimana orang mengenakan perpuluhan atas semua penghasilan. 

BAGAIMANA MENGHITUNG PERPULUHAN ATAS PEMBERIAN-PEMBERIAN HADIAH? 

Pertanyaan No. 100 :

Karena Alkitab mengajarkan bahwa orang harus memungut perpuluhan atas semua penghasilannya, maka haruskah juga orang memungut perpuluhan atas semua pemberian-pemberian hadiah yang diperoleh?

Jawab :

Karena digunakan sebagai kata benda, maka kata “increase” (pertambahan) berarti “semua yang ditambahkan kepada modal dasar yaitu laba” -- hasil dari usaha atau harta milik seseorang. Oleh sebab itu karena kami tidak tahu apakah itu secara Alkitab dapat diartikan juga meliputi pembayaran perpuluhan dari pemberian-pemberian hadiah yang bersifat kasih sayang, maka keputusannya terserah seluruhnya pada pribadi yang bersangkutan.

“ASURANSI” APAKAH YANG HARUS DIAMBIL OLEH ORANG-ORANG KRISTEN? 

Pertanyaan No. 101 :

Apakah “asuransi penguburan” tergolong juga di dalam “Asuransi jiwa”?

Jawab :

Pada hakekatnya, asuransi penguburan adalah sejenis apa yang disebut “asuransi jiwa.” Tetapi, mengelompokkannya sedemikian ini adalah bukan untuk melarangnya sama sekali. Roh Nubuat memberikan kesaksian menentang asuransi jiwa, terutama bukan karena itu adalah asuransi jiwa, melainkan karena dunia yang sedang mengambilnya, bukan sidang.

Jika pikiran yang keliru dan malu dalam praktek perbuatan ini tidak cepat nyata, maka ia itu akan terbukti menyedihkan apabila seseorang menanyakan kepada dirinya pertanyaan-pertanyaan berikut ini : Haruskah seorang warga kerajaan Kristus yang setia dan benar mencarikan bantuan atau perlindungan dari seseorang warga sesuatu kerajaan yang lain? Apakah Tuhan menunjuk dunia atau sidang untuk menjaga umat-Nya? Adakah Ia meminta kepada anak-anak-Nya supaya memutuskan semua hubungan dengan dunia sewaktu mereka sehat walafiat, hanya untuk mengembalikan mereka kepadanya apabila mereka dalam kesesusahan, dalam sakit, atau dalam kematian, supaya dunia menjaga mereka? Haruskah orang Kristen berharap pada Kristus hanya selagi mereka sehat dan kepada Iblis apabila mereka sakit atau mati? Bukankah Tuhan sudah memberikan hak dan kesempatan kepada sidang untuk menerima suatu berkat juga untuk memberikan minum air kepada salah seorang anak-anak-Nya yang kecil (Matius 10 : 42)?

Terbukti dengan sendirinya jawaban-jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan di atas maupun untuk pertanyaan-pertanyaan yang sama yang bersangkutan dengan itu. Jika dijumlah, mereka umumnya memberikan jawaban yang semuanya benar sebagai berikut : Jangan sekali anggota-anggota sidang bergantung pada dunia. Mereka harus bergantung hanya pada sidang. Dengan mencukur anggota-anggotanya bagaikan seorang gembala mencukur domba-dombanya sampai penuh selagi mereka itu tambun-tambun dan “berbulu tebal” (wool) untuk disumbangkan, maka sidang secara moral terikat untuk menjaga setiap orang yang sakit atau lumpuh dan tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan, dan kemudian menyediakan bagi masing-masing mereka suatu penguburan umat Tuhan. Oleh sebab itu, sesuatu sidang yang mengijinkan anggota-anggotanya mengambil sesuatu jenis polis asuransi pribadi apapun terkecuali dengan sidang itu sendiri, ialah mempermalukan Kristen dan dengan demikian pula menghina Tuhan. Dan seorang Kristen yang lalai membuat dirinya pantas bagi suatu polis asuransi sidang ialah bagaikan seorang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Karena kebutuhan-kebutuhan para anggota sudah hampir seluruhnya dilalaikan, maka Tongkat Gembala kini secara mendesak menyerukan kepada kita supaya kita, sebagai orang-orang penganut Kebenaran Sekarang dan sebagai orang-orang reformasi, bangkit kepada bantuan Tuhan dan segera memperbaiki semua kesalahan yang ada.

Pendeta-pendeta milik Allah bukannya dipanggil untuk menjadi penawar-penawar barang dagangan, promotor dagang, atau juru-juru lelang, untuk mengumpul dana untuk memajukan pekerjaan Tuhan. Melainkan sebaiknya, mereka dipanggil untuk menjadi pengkhotbah-pengkhotbah Kebenaran dan untuk menjadi pembantu-pembantu gembala bagi umat-Nya, untuk mengawasi setiap domba dengan lemah lembut, karena mereka yang sedemikian inilah yang pantas untuk diawasi dan dilindungi bukan saja dalam masa sehatnya melainkan juga dalam sakitnya, bukan saja dalam masa hidupnya melainkan juga dalam kematian. Adalah suatu celaan bagi Kristus apabila

umat-Nya dibiarkan untuk dijaga dan dibantu oleh perusahaan-perusahaan asuransi dunia atau oleh persekutuan-persekutuan sosial kemanusiaan dunia. Sidang baik secara moral maupun secara hukum wajib mengangkat lengan-lengan keibuannya menyambut anak-anaknya dan merawat mereka dengan lembah lembut.

Dengan demikian sebagai pemelihara-pemelihara sidang, kita juga ditantang pada tugas kewajiban ini, maka jangan sekali kita lalai. Tanggung jawab yang besar ini, berikut pelaksanaan program pemeliharaan di Markas Besar “pekerjaan penghabisan bagi sidang”, tentunya membutuhkan sejumlah uang yang lebih besar daripada hanya perpuluhan pertama, penghasilan pendeta itu. Jadi bagaimana?

Kita tidak mungkin dapat menempuh cara-cara Organisasi dengan menciptakan target-target pengumpulan uang selama upacara gereja berlangsung, karena praktek-praktek yang sedemikian ini mengurangi manfaat tujuan pertemuan-pertemuan, dan menodai rumah Allah maupun Hari Suci-Nya itu. Perdagangan yang tidak suci di atas tanah yang suci sedemikian ini harus dihentikan! Jangan menunggu sampai Tuhan memanifestasikan kuasa-Nya, lalu menghalau keluar domba-domba dan lembu-lembu itu berikut para penukar uang, membolak-balikkan meja-meja mereka, dan mencerai-beraikan penghasilan-penghasilan mereka yang tidak halal itu!

Oleh sebab itu Pekabaran ini memberitakan secara tegas bahwa orang Davidian yang ingin menyenangkan hati Tuhan, akan dengan setia dan teratur menyumbangkan suatu perpuluhan kedua dari pertambahan bagi dana yang diperlukan ini, sehingga dengan demikian membantu mendirikan suatu tembok pertahanan menghadapi kemungkinan Musuh memasukkan ke dalam

perkumpulan-perkumpulan pendidikan dan ketaatan kita perdagangan yang tidak suci yang menghabiskan waktu dan mematikan roh kita. Oleh berbuat sedemikian itu setiap anggota yang setia akan secara otomatis menabung di dalam polis auransi yang suci ini yang akan menjamin kebutuhan-kebutuhan pribadinya maupun keluarganya bukan saja dalam hidup ini, melainkan juga dalam hidup yang akan datang.

Jika penghasilan seseorang adalah $ 15 seminggu, maka perpuluhan pertamanya akan berjumlah $ 1.50; dan perpuluhan kedua yang dipungut dari sisa $ 13.50 itu akan berjumlah $ 1.35. Dengan demikian, perpuluhan pertama dan keduanya yang dipungut dari $ 15 penghasilan itu akan berjumlah seluruhnya $ 2.85. Terlalu banyakkah ini, Saudara-Saudariku bagi suatu pekerjaan yang sedemikian luas dan besar sebagaimana yang dikemukakan dalam Pekabaran Davidian, yang begitu penting bagi keselamatan dan kebahagiaanmu?

Hendaklah semua penganut Kebenaran Sekarang sedapat mungkin dengan setia membayarkan perpuluhan pertama dan keduanya, maka Persekutuan akan dapat mempertahankan sekolah kependetaannya, sebagai tambahan bagi sekolah menengahnya yang berasrama bagi semua anak-anak yang memerlukan dan yang pantas dalam Kebenaran Sekarang yang sudah berusia sekolah, dan untuk menyediakan sebuah rumah bagi orang-orang jompo, pelayanan kesehatan bagi orang-orang yang sakit yang membutuhkan pertolongan, makanan bagi orang-orang yang lapar, dan penguburan bagi orang-orang yang meninggal dalam tugas jabatan mereka.

Kebutuhan maupun panggilan yang sangat mendesak ini, Saudara-Saudariku sedang menentang kesetiaanmu, kejujuranmu, kegotong-royonganmu, penglihatanmu untuk sepenuhnya mengerti akan pekabaran itu, dan kasih sayangmu terhadap harta milik Tuhan. Oleh sebab itu, bangunlah, dan bercahayalah!

“Bukankah ini puasa yang sudah Ku pilih?”

Demikianlah tanya Tuhan, “untuk membuka semua ikatan kejatahan, untuk melepaskan beban-beban yang berat, dan untuk membiarkan orang-orang yang tertindas keluar bebas, dan supaya engkau memecahkan setiap rantai yang membelenggu? Bukankah ini berarti membagi-bagikan rotimu kepada orang-orang yang lapar, dan supaya engkau membawa orang-orang miskin yang terbuang itu kepada rumahmu? Apabila engkau melihat orang yang bertelanjang, supaya engkau memberinya pakaian; dan supaya engkau tidak menyembunyikan dirimu sendiri dari orang-orang yang sedarah-dagingmu?

“Pada waktu itu terangmu akan merekah seperti fajar, dan kesehatanmu akan tumbuh dengan segera; maka kebenaranmu akan berjalan di hadapanmu; kemuliaan Tuhan akan menjadi pengiringmu. Kemudian engkau akan berseru, dan Tuhan akan menjawab; engkau akan menangis, dan Ia akan mengatakan : Di sinilah Aku. Jika engkau membuang dari tengah-tengahmu belenggu itu, petunjuk jari, dan pembicaraan yang sia-sia; dan jika engkau terharu jiwamu kepada orang-orang yang lapar, dan memuaskan hati orang-orang yang resah jiwanya; maka terangmu akan bercahaya dalam kegelapan, dan kegelapanmu akan jadi seperti siang tengah hari : Dan Tuhan akan memimpinmu selalu, dan memuaskan jiwamu dalam kekeringan, dan menggemukkan tulang-tulangmu, dan engkau akan jadi seperti suatu pekarangan yang diairi, dan seperti suatu mata air, yang air-airnya tidak pernah kering. Dan mereka yang bersama-sama dengan dikau itu akan membangun kembali segala tempat lama yang sudah rusak, engkau akan membangun pondasi-pondasi dari banyak generasi, dan engkau akan disebut : Orang yang memperbaiki jalan  tembus, dan orang yang mengembalikan lorong-lorong untuk didiami.” Yesaya 58 : 6 – 12.

“Sumbangan-sumbangan yang diwajibkan dari orang-orang Ibrani bagi kepentingan-kepentingan agama dan sosial adalah sampai

berjumlah seperempat penuh dari penghasilan mereka. Sedemikian beratnya sesuatu pajak yang dikenakan atas segala sumber orang banyak itu sehingga diperkirakan dapat menyusutkan mereka menjadi melarat. Namun, sebaliknya, kepatuhan yang setia kepada semua peraturan ini telah merupakan salah satu persyaratan-persyaratan kemakmuran mereka. Berdasarkan syarat keputusan mereka, maka Allah memberikan kepada mereka janji ini : ‘Maka oleh karenamu juga Aku akan menghukum si pembinasa, supaya jangan lagi dirusakkannya semua hasil tanahmu, juga supaya pokok anggurmu tidak akan mengeluarkan buah-buahnya di padang sebelum musimnya ..... Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, karena kamu akan menjadi suatu tanah yang permai, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.” -- Patriarchs and Prophets, p. 527.

“Sewaktu Paulus mengutus Titus ke Korintus untuk menguatkan orang-orang percaya yang ada di sana, ia memberi petunjuk kepadanya ..... dalam karunia memberi ..... Perbuatan baik mereka itu membuktikan bahwa mereka tidak memperoleh karunia Allah (pekabaran itu) dengan sia-sia. Apakah yang telah menghasilkan kedermawanan yang sedemikian ini kalau bukan oleh pencurahan Roh?.....

Kebahagiaan rohani adalah erat terikat dengan kedermawanan Kristen. Pengikut-pengikut Kristus harus bersukacita dalam kesempatan istimewa mengungkapkan dalam hidup mereka kedermawanan Juruselamat mereka. Sementara mereka memberi kepada Tuhan mereka memperoleh jaminan bahwa perbendaharaan mereka itu sedang pergi mendahului mereka ke tempat-tempat di surga ..... Penabur memperlipat-gandakan benih-benihnya dengan cara menaburkannya ..... Oleh memberi mereka meningkatkan berkat-berkat mereka.” -- The Acts of the Apostles, pp. 344, 345.

Oleh sebab itu, sidang berada di bawah tanggung jawab moral

maupun tanggung jawab hukum yang berat, bukan saja untuk memberikan jaminan asuransi bagi semua pengikutnya yang setia dan benar melainkan juga untuk memperhatikan semua kebutuhan mereka sekiranya mereka sendiri pada sesuatu saat menjadi tak berdaya, seperti halnya anggota-anggotanya untuk menunjang pekerjaannya dan untuk mematuhi pekabaran ilahinya.

Terhadap pemberian tugas kewajiban ilahi ini yang ditentukan kepada seluruh umat, dan kelalaian sepenuhnya gembala-gembala Laodikea mereka untuk mematuhinya, diamarkan oleh Yeheskiel sebagai berikut :

“Hai anak Adam, bernubuatlah melawan gembala-gembala itu ...... dengarlah akan Firman Tuhan; Karena Aku ini hidup demikianlah firman Tuhan Hua, sesungguhnya karena sebab kawanan domba-Ku telah  menjadi rampasan, dan kawanan domba-Ku telah  menjadi makanan segala binatang buas di padang, dan karena sebab tiada gembala, dan segala gembala-Ku tiada peduli akan kawanan domba-Ku : dan karena sebab gembala-gembala itu memberi makan dirinya sendiri dan tiada diberinya makan kawanan domba-Ku; sebab itu, hai gembala-gembala, dengarlah olehmu firman Tuhan. Demikianlah firman Tuhan Hua : Tengoklah, Aku membalas kepada segala gembala itu; dan akan Ku tuntut domba-domba-Ku dari tangan mereka, dan Ku pecat mereka itu dari pangkat gembala, sehingga tiada lagi gembala-gembala itu memberi makan dirinya sendiri; karena Aku akan melepaskan kawanan domba-Ku dari mulut mereka supaya domba-domba itu tidak lagi menjadi makanan mereka.

“Karena demikianlah firman Tuhan Hua, Tengoklah Aku, bahkan Aku sendiri, akan bertanya akan hal domba-Ku, dan Aku akan mencari akan dia. Bagaikan seorang gembala memeriksa kawanan dombanya pada hari ia berada di tengah-tengah

dombanya yang tercerai-berai itu; demikian pula Aku akan memeriksa kawanan domba-Ku, dan melepaskan mereka dari semua tempat dimana mereka telah tercerai berai pada hari berkabut dan gelap. Dan Aku akan menghantarkan mereka keluar dari segala bangsa serta mengumpulkan mereka dari segala negeri, dan Ku bawa mereka itu ke dalam negerinya sendiri, dan memberi makan mereka itu di atas segala gunung Israel pada tepi segala sungai, dan pada segala tempat tinggal negeri itu. Aku akan memberi makan mereka itu pada tempat yang banyak rumputnya, dan pada gunung-gunung Israel akan terdapat kandangnya; di sana mereka akan berbaring dalam kandangnya yang baik, dan makan rumput di tempat-tempat yang gemuk di atas gunung-gunung Israel.

“Aku akan memberi makan kawanan domba-Ku, dan Aku akan memberi tempat mereka itu berbaring, demikianlah firman Tuhan Hua. Maka yang sesat akan Ku cari, dan yang terhalau itu akan Ku bawa kembali, dan yang luka itu akan Ku balut, dan yang lemah itu akan Ku kuatkan, tetapi Aku akan membinasakan yang gemuk dan yang kuat; Aku akan menggembalakan mereka dengan adil.

“Dan akan kamu, hai segala domba-Ku, demikianlah firman Tuhan Hua, bahwasanya Aku akan memutuskan hukum di antara ternak dengan ternak, yaitu di antara domba-domba jantan dan kambing-kambing jantan. Belum cukupkah bagimu mendapat makanan di tempat yang berkelimpahan rumputnya? Patutkah kamu lagi mengirik-irik sisa makananmu dengan kakimu?  Dan setelah sudah kamu minum air yang dalam, kamu keruhkan sisanya dengan kakimu? Dan karena bagi segala domba-Ku, telah dimakannya apa yang telah dipijak-pijak oleh kakimu, dan diminumnya apa yang telah kamu keruhkan dengan kakimu.

“Sebab itu, demikianlah firman Tuhan Hua kepada mereka; Tengoklah Aku, bahkan Aku sendiri, akan memutuskan hukun di antara ternak yang tambun-tambun dan di antara ternak yang kurus-kurus. Oleh sebab kamu telah menekan yang lemah-lemah itu dengan pinggang dan pundakmu, serta menanduk-nanduk mereka itu, sehingga kamu telah menghalau mereka itu pergi; maka sebab itu, Aku akan datang menyelamatkan kawanan domba-Ku, maka mereka kelak tidak akan lagi menjadi rampasan; maka Aku akan memutuskan hukum di antara ternak dengan ternak.

“Maka akan Ku angkat atasnya kelak seorang gembala yang akan memberi makan mereka itu, yaitu Daud hamba-Ku; ia akan memberi makan mereka itu, dan ia akan menjadi gembala mereka. Maka Aku Tuhan akan menjadi Allah mereka itu, dan hamba-Ku Daud menjadi penghulu di antara mereka itu, bahwa Aku ini Tuhan sudah berfirman begitu.

“Dan Aku akan membuat suatu perjanjian damai dengan mereka itu, dan akan Ku hapuskan kelak segala binatang buas daripada tanah itu : sehingga mereka itu boleh duduk di padang belantara dengan sentausa, dan boleh tidur di tengah-tengah hutan. Dan Aku akan membuat mereka dan segala tempat yang mengelilingi bukit-Ku menjadi suatu berkat : dan Aku akan menurunkan hujan pada musimnya; akan turun hujan berkat yang lebat. Maka segala pohon di padang pun akan memberi buah-buahnya, dan tanah pun akan memberi hasilnya, dan mereka itu akan selamat sentausa di tanahnya, dan kelak akan diketahuinya, bahwa Aku ini Tuhan, apabila sudah Ku pecahkan segala ikatan bebannya, dan bilamana sudah Ku lepaskan mereka dari tangan orang-orang yang telah memperhambakan mereka itu. Dan tiada lagi mereka itu menjadi rampasan bagi orang Kapir, dan tiada lagi mereka itu

dimakan oleh binatang buas yang diatas bumi, melainkan mereka itu akan duduk dengan selamat sentausa, dan tidak satu pun yang akan membuat mereka takut.

“Dan Aku akan mempertumbuhkan bagi mereka itu suatu tanaman yang terkenal, maka di dalam negeri itu mereka tidak akan lagi dihapuskan oleh lapar, dan tiada lagi mereka itu menanggung kecelaan segala orang kapir. Demikianlah akan diketahuinya, bahwa Aku ini Tuhan Allah mereka, ada besertanya, dan bahwa mereka itu, yaitu isi rumah Israel adalah umat-Ku, demikianlah firman Tuhan Hua. Dan adapun akan kamu, hai segala domba-Ku, kawanan domba dari padang rumput-Ku, kamulah manusia, dan Akulah Allahmu, demikianlah firman Tuhan Hua.” Yeheskiel 34 : 2, 7 – 31. 

SIAPAKAH YANG PANTAS UNTUK DIBERIKAN SOKONGAN-SOKONGAN? 

Pertanyaan No. 102 :

Siapakah yang pantas untuk digolongkan sebagai “orang miskin”?

Jawab :

“Orang-orang yang pantas disebut miskin” ialah mereka yang karena bernasib malang, bukan karena salah urus atau pengangguran, berkekurangan dalam segala keperluan hidup, dan yang secara jujur terus berusaha untuk berjalan dalam semua terang yang diberikan kepada mereka.

“Tujuan dari kata-kata Juruselamat kita di dalam Lukas 12 : 33 itu belum cukup jelas diberikan. Saya melihat, bahwa tujuan dari penjualan itu bukannya untuk memberikan kepada orang-orang yang mampu bekerja dan mampu menunjang dirinya sendiri, melainkan untuk menyebarkan kebenaran. Adalah dosa untuk menunjang dan memanjakan dalam pengangguran orang-orang yang mampu untuk bekerja. Sebagian orang telah menghadiri semua pertemuan secara bersemangat, bukan bagi kemuliaan Allah,

melainkan untuk mendapatkan “roti dan ikan.” Orang-orang yang sedemikian ini lebih baik tinggal saja di rumah bekerja dengan tangan mereka “segala perkara yang baik”, untuk melengkapi segala kebutuhan keluarga mereka, dan untuk memperoleh sesuatu untuk disumbangkan untuk menunjang pekerjaan yang berharga’.” -- Early Writings, p. 95.

Petunjuk Ilham kepada sidang (1 Timotius 5 : 9) menasehatkan agar para janda yang umurnya masih dibawah enam puluh tahun supaya jangan bergantung pada sidang untuk segala kebutuhannya.

Oleh sebab itu, sama-sama dapat kita melihat bahwa orang-orang yang pantas disebut miskin ialah para anggota yang setia yang karena kemalangannya mereka telah kehilangan segala kebutuhan hidupnya. Dan kita perlu menyadari, karena sebagaimana ada tertulis : “waktu dan takdir berlaku bagi mereka sekalian.” Pengkhotbah 9 : 11.

“Oleh sebab itu, sementara kita memiliki kesempatan”, “demikian kata Paulus, “Hendaklah kita berbuat baik, kepada semua orang, Terutama kepada mereka yang seiman” (Galatia 6 : 10), yaitu kepada mereka yang memegang Tanda Keanggotaan. 

UNTUK APAKAH PERPULUHAN KEDUA ITU? 

Pertanyaan No. 103 :

Untuk maksud-maksud apakah perpuluhan kedua itu dibelanjakan?

Jawab :

“Untuk berusaha mengumpulkan umat menghadiri upacara gereja, maupun untuk membantu orang-orang miskin, maka suatu perpuluhan kedua dari semua pertambahan diminta. Mengenai perpuluhan

pertama Tuhan menyatakan : ‘Aku telah  mengaruniakan kepada bani Lewi semua persepuluh itu (all the tenth) di Israel.’ Tetapi mengenai perpuluhan yang kedua perintah-Nya : ‘Hendaklah kamu makan di hadapan Tuhan Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk menempatkan nama-Nya di sana, perpuluhan dari gandummu, daripada air anggurmu, dan daripada minyakmu, dan buah-buah sulung dari kawanan ternakmu dan dari kawanan dombamu, supaya dapat engkau belajar takut akan Tuhan selalu.’ Perpuluhan ini, atau kesamaan nilainya dalam bentuk uang, selama dua tahun harus mereka bawa ke tempat dimana kaabah kesucian itu didirikan. Sesudah mempersembahkan suatu persembahan syukur kepada Allah, dan suatu bagian tertentu kepada imam, maka para pemberi perpuluhan itu harus menggunakan yang sisanya bagi suatu perayaan agama, dalam mana orang Lewi, orang asing, anak piatu, dan janda harus ikut mengambil bagian. Dengan demikian persediaan itu telah dibuat bagi persembahan-persembahan syukur dan perayaan-perayaan pada festival-festival tahunan, dan orang banyak itu telah ditarik kepada masyarakat imam-imam dan orang-orang Lewi, supaya mereka dapat menerima petunjuk dan dorongan dalam pekerjaan pelayanan Allah.

“Tetapi, setiap tahun ketiga, perpuluhan kedua ini akan digunakan di rumah, dalam menjamu orang Lewi dan orang miskin, sesuai yang dikatakan oleh Musa : ‘Supaya mereka dapat makan di dalam pintu-pintu gerbangmu, dan dikenyangkan.’ Perpuluhan ini akan menyediakan suatu dana untuk digunakan bagi keperluan-keperluan amal dan penyambutan.

“Dan penyediaan selanjutnya dibuat bagi orang miskin. Tidak ada apa-apa lagi, setelah mereka mengakui akan tuntutan-tuntutan Allah, yang lebih membedakan hukum-hukum yang diberikan oleh Musa daripada roh ramah-tamah, lemah-lembut dan murah hati yang diharuskan

terhadap orang miskin. Walaupun Allah telah menjanjikan akan memberkati umat-Nya dengan sebesar-besarnya, namun bukanlah rencana-Nya agar kemelaratan akan sama sekali tidak dikenal di antara mereka. Ia menyatakan bahwa orang miskin tidak pernah akan habis dari tanah itu. Akan senantiasa ada orang-orang di antara umat-Nya yang akan mengundang perasaan simpati mereka, kasih sayang mereka, dan kebaikan mereka. Di waktu itu, seperti juga halnya di waktu ini, orang-orang terkena kemalangan, penyakit, dan kerugian harta benda; namun selama mereka mengikuti petunjuk yang diberikan Allah, maka tidak akan ada seorang pengemis pun di antara mereka, juga tidak akan ada seorang pun yang akan menderita karena kekurangan pangan.

“Hukum Allah memberikan kepada orang miskin suatu hak atas sebagian tertentu dari hasil tanah. Apabila lapar, maka seseorang bebas untuk pergi kepada ladang atau kebun buah-buahan atau kebun anggur tetangganya, lalu memakan gandum atau buah untuk mengenyangkan perutnya. Adalah sesuai dengan perizinan ini maka murid-murid Yesus telah memetik dan memakan butir-butir gandum yang berdiri sewaktu mereka melewati sesuatu ladang pada hari Sabat.

“Semua sisa-sisa penuaian dari ladang, kebun buah-buahan, dan kebun anggur yang telah dituai, adalah milik orang miskin. ‘Apabila engkau menuai di padang’, demikian kata Musa, ‘dan telah terlupa akan seikat gandum di padang itu, janganlah engkau kembali mengambilnya ...... Apabila engkau memalu pohon zaitmu, maka jangan lagi engkau menaiki batangnya. ..... Apabila engkau menghimpunkan buah-buah dari kebun anggurmu, maka jangan lagi engkau kemudian memungut sisa-sisanya. Ia itu supaya dibiarkan bagi

orang asing, bagi anak-anak piatu, dan bagi para janda. Dan hendaklah engkau ingat, bahwa engkau dahulu adalah seorang hamba di tanah Mesir.’

“Setiap tahun yang ketujuh, penyediaan khusus diadakan bagi orang miskin. Tahun sabatis (sabbatical year), sebagai biasanya ia itu disebut, adalah dimulai pada akhir dari penuaian. Pada musim pembibitan, yang menyusul pengumpulan itu, orang banyak itu tidak menabur; mereka tidak boleh menghiasi kebun anggur dalam musim semi; dan mereka tidak boleh mengharapkan baik penuaian maupun hasil panen. Dari apa yang dihasilkan secara serentak oleh tanah itu, boleh mereka makan selagi masih baru, tetapi mereka tidak diperbolehkan menyimpan berapapun dari-padanya di dalam lumbung-lumbung mereka. Hasil dari tahun ini akan disediakan bebas bagi orang asing, anak-anak piatu, dan para janda; dan juga bagi hewan-hewan di padang.

“Tetapi jika tanah itu secara sederhana menghasilkan hanya cukup bagi menunjang segala kebutuhan orang banyak itu, maka apakah yang dapat menunjang mereka selama tahun itu apabila sama sekali tidak ada hasil yang dapat dikumpulkan? -- Untuk ini Allah berjanji memberikan persediaan yang limpah.  ‘Aku akan memerintahkan berkat-Ku dituangkan atas kamu dalam tahun yang keenam’, demikian firman-Nya, ‘maka ia itu akan mengeluarkan hasil untuk selama tiga tahun. Maka kamu akan menabur pada tahun yang kedelapan, dan masih akan memakan hasil yang lama sampai tahun kesembilan, sampai hasil-hasilnya masuk kamu akan memakan simpanan yang lama’.” -- Patriarchs and Prophets, p. 530, 531.

Dengan demikian perpuluhan kedua itu, meskipun dasarnya lebih bersifat suka rela daripada yang pertama (perpuluhan pertama), namun adalah sama pentingnya, dan benar-benar adalah suatu sumbangan wajib jangka

panjang keputusan Ilahi bagi kebahagiaan diri seseorang. Pada waktu ini ia itu merupakan semua persembahan kita pada umumnya. Dahulu ia itu digunakan untuk memajukan pekerjaan Akademi kita dan untuk membayar sebagian daripada hutang-hutangnya yang tertinggal. Tetapi sekarang, sementara Persekutuan terus bertumbuh dan meluas, maka penggunaan perpuluhan kedua inipun akan sama meluas.

Di tempat pertama, ia itu kini menunjang bagian dari pekerjaan Pendidikan itu, untuk mana perpuluhan pertama tidak dapat dibenarkan untuk digunakan. Dan di tempat kedua, ia itu menunjang kebutuhan-kebutuhan orang-orang miskin yang pantas disebut miskin. Tegasnya, ia itu benar-benar merupakan satu-satunya polis asuransi bersama yang asli dan benar, dan harus diikuti oleh semua orang Davidian yang sedang memiliki Kartu Keanggotaan.

Sebab itu sementara adalah wajib agar semua penganut Kebenaran Sekarang mendaftarkan dirinya untuk memiliki Kartu Keanggotaan ini, bahkan adalah lebih penting lagi bahwa semua mereka itu harus menjadi pembayar-pembayar perpuluhan pertama dan perpuluhan kedua, sebab jika sesuatu Kartu Keanggotaan diberikan kepada orang-orang yang bukan pembayar-pembayar perpuluhan yang sedemikian ini, maka mereka bukan saja akan membawakan pengaruh-pengaruh merusak kepada moral para anggota, melainkan juga akan merupakan parasit-parasit yang mematikan di tengah-tengah para anggota. Karena alasan yang jelas inilah Persekutuan wajib memberikan Kartu Keanggotaan hanya kepada para anggota baru yang telah memenuhi syarat dan yang merupakan pelaksana-pelaksana Firman yang gembira. (Dalam hal di mana tidak mungkin bagi seseorang untuk membayar sepenuhnya suatu perpuluhan kedua, maka tentunya, sebagian pun dapat diterima.)

Kelalaian Organisasi untuk memelihara para anggotanya, suatu kelalaian tugas yang

sangat berat hukumannya itu, hendaklah menjadi suatu pelajaran yang keras bagi kita semua, supaya kita sebagai orang-orang reformasi dan pembawa-pembawa kabar jangan sekali lalai. Karena diberi kesempatan untuk membangun kembali tempat-tempat lama yang sudah rusak, dan mendirikan kembali semua keruntuhan yang dahulu, dan memperbaiki kota-kota yang sudah rusak, kerobohan-kerobohan dari banyak generasi yang lalu (Yesaya 61 : 4), maka kita harus jika perlu menguras setiap syaraf dan merentangkan setiap otot untuk menyesuaikan diri dengan keinginan-keinginan Tuhan. Dan terlebih dalam hal ini sebab adalah demi keuntungan materi maupun keuntungan rohani bagi masing-masing kita sendiri. Itulah suatu rencana ekonomi yang keliru -- bagian dari program yang seimbang yang dikaruniakan Allah kepada Musa di Gunung Sinai, tetapi sudah lama dilalaikan dan menjadi gelap. Seperti yang sedemikian ini, ia itu merupakan salah satu dari “lembaga-lembaga ilahi” (Prophets and Kings, p. 678) yang harus dikembalikan “dahulu daripada datang hari Tuhan yang besar dan hebat itu.”

Oleh sebab itu marilah kita secara jujur dan dengan bijaksana menanyakan kepada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut ini : Jika kita jatuh pada organisasi-organisasi badan amal dunia ini atau pada perusahaan-perusahaan asuransi dunia ini, maka bagaimanakah mungkin kita sebagai orang-orang Davidian dapat menjadi tonggak-tonggak dari sidang lalu dengan demikian juga menjadi tonggak-tonggak dari dunia? Dan sudahkah Tuhan menunjuk sidang ataukah dunia untuk melindungi umat-Nya yang istimewa? Jika kita, sebagai juru-juru penyelamat, tidak dapat memelihara semua kebutuhan orang-orang yang ada di dunia, maka sedikit-dikitnya yang dapat kita perbuat ialah menjaga kepentingan-kepentingan kita sendiri.

“Ada yang menghambur, tetapi diperbolehnya makin banyak; dan ada yang menahan hartanya, tetapi makin melarat dia. Bahwa jiwa yang pemurah itu akan dikaruniakan dengan limpah; dan

orang yang menyirami itu akan disirami juga dirinya dengan air. Amsal 11 : 24, 25.

“Bahwa si pemalas tidak mau membajak sawah karena alasan kedinginan; oleh sebab itu ia harus mengemis di masa penuaian, sehingga tidak satupun diperolehnya.” Amsal 20 : 4.

“Dan akan jadi kelak, bahwa jikalau kamu hendak mematuhi dengan rajin akan suara Tuhan Allahmu, menurut dan melaksanakan semua perintah-Nya yang ku pesankan kepadamu pada hari ini, maka kamu akan diangkat tinggi oleh Tuhan Allahmu melebihi segala bangsa yang di bumi; maka segala berkat ini akan datang kelak atasmu, dan ia itu akan sampai kepadamu, jikalau kamu hendak mematuhi suara Tuhan Allahmu.  Diberkatilah kelak kamu di dalam negeri, dan berkatlah kelak kamu di ladang. Diberkatilah kelak buah kandunganmu, dan hasil daripada tanahmu, dan hasil daripada ternakmu, bertambahlah kandungan lembumu, dan kawanan dombamu. Diberkatilah kelak keranjangmu dan gudangmu. Berkatlah kamu kelak apabila kamu masuk, dan berkatlah kamu kelak apabila kamu keluar.

“Tuhan akan membuat segala musuhmu yang bangkit melawan dikau dipalu di hadapan mukamu; mereka akan keluar melawan dikau dari satu jalan, dan berlarian di hadapanmu melalui tujuh jalan. Bahwa Tuhan akan menyuruhkan berkat menyertai kamu dalam segala perbendaharaanmu, dan dalam semua yang kamu letakkan tanganmu; maka Ia akan memberkati kamu di dalam negeri yang dikaruniakan Tuhan Allahmu kepadamu. Tuhan akan menetapkan kamu sebagai suatu umat yang suci bagi diri-Nya sendiri, seperti yang telah dijanjikan-Nya kepadamu pakai sumpah, jikalau kamu

hendak memeliharakan perintah-perintah Tuhan Allahmu, dan berjalan di dalam semua jalan-Nya.

“Maka segala bangsa di bumi akan menyaksikan, bahwa kamu adalah dipanggil dengan nama Tuhan; maka mereka akan takut kepadamu. Maka Tuhan akan melimpahkan kamu dengan kebajikan, dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu, dan dalam hasil bumimu, di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk diberikan kepadamu. Tuhan akan membukakan kepadamu perbendaharaan kebajikan-Nya, langit akan memberikan hujan kepada tanahmu pada musimnya, dan untuk memberkati semua pekerjaan tanganmu; maka kamu akan memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi kamu sendiri tidak akan meminjam.

“Maka Tuhan akan membuat kamu menjadi kepala, dan bukan ekor; dan kamu akan hanya berada di atas, dan kamu tidak akan berada di bawah; jika kamu mendengar kepada perintah-perintah Tuhan Allahmu, yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini untuk dipatuhi dan untuk dilaksanakan.” Ulangan 28 : 1 – 13. 

APAKAH YANG MENCIPTAKAN PERSATUAN? 

Pertanyaan No. 104 :

Bagaimanakah orang-orang percaya dapat mencapai persatuan dan mempertahankannya di antara mereka?

Jawab :

Untuk mengalahkan Musuh lalu mempertahankan persatuan dan keharmonisan, maka hendaklah setiap orang percaya berhenti mencari-cari salah di antara saudara-saudaranya; awasi langkah-langkah hidupnya sendiri dan jangan mengawasi langkah-langkah orang lain; menyadari bahwa mereka mempunyai kesempatan yang sama dengan dia untuk mengetahui perbedaan di antara yang benar

dan yang salah; pikul sendiri tanggung jawab pribadinya dan jangan memikul tanggung jawab orang lain; menghargai mereka lebih baik daripada akan diri sendiri; dan jangan berbuat atau mengatakan apapun apabila dirinya sendiri tidak menyukai perbuatan dan perkataan itu ditujukan kepadanya.

Hendaklah masing-masing menyadari, seperti yang dilakukan Paulus, bahwa toleransi -- tahan sabar melalui kasih -- adalah sangat diperlukan, mendesak, dan merupakan puncak daripada semua yang dicapai :

“Sekalipun aku berkata-kata dengan bahasa-bahasa manusia dan malaikat, jika tiada aku memiliki kemurahan hati, maka jadilah aku sebagai gong yang berbunyi, atau seperti genta yang gemerincing. Dan sekalipun aku memiliki karunia nubuatan, dan memahami semua rahasia, dan semua pengetahuan, dan walaupun aku memiliki semua iman sehingga aku dapat memindahkan gunung-gunung, jika tiada aku memiliki kemurahan hati, maka sia-sialah aku.

“Dan sekalipun aku menyedekahkan semua hartaku untuk memberi makan orang miskin, dan walaupun aku menyerahkan tubuhku untuk dibakar, jika tiada aku memiliki kemurahan hati, maka sekaliannya itu tidak bermanfaat apapun bagiku. Kemurahan hati itu panjang sabar, dan penyayang; kemurahan hati itu tidak dengki, kemurahan hati itu tidak memegahkan dirinya sendiri, tidak sombong, tiada melakukan yang tidak senonoh, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak mudah dihasut, tiada memikirkan kejahatan; tiada bergemar dalam kelaliman, melainkan bergemar dalam kebenaran; sabar memikul segala perkara, percaya segala perkara, mengharapkan segala perkara, sabar akan segala perkara.

“Kemurahan hati itu tidak pernah lalai; tetapi jika ada nubuatan-nubuatan, maka nubuatan-nubuatan itu akan melalaikan; jika ada karunia-karunia lidah, maka karunia-karunia lidah itu akan berhenti; jika ada pengetahuan, maka ia itu akan melenyapkan. Karena kita mengetahui hanya sebagian, dan kita menubuatkan sebagian. Tetapi apabila yang

sempurna itu datang, maka apa yang merupakan sebagian akan disingkirkan. Sewaktu aku masih kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak, aku mengerti seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak; tetapi sesudah aku dewasa, kusingkirkan semua perkara kekanak-kanakan itu. Karena kini kita melihat melalui sebuah kaca, agak kegelapan; tetapi kemudian kita akan menyaksikan muka dengan muka; kini aku mengetahui hanya sebagian; tetapi kemudian kelak akan ku ketahui bahkan sama seperti juga aku diketahui. Dan sekarang tinggallah ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan, dan kemurahan hati; maka yang terbesar dari ketiganya ini ialah kemurahan hati; 1 Korintus 13.

Laksanakanlah ini, Saudara-Saudaraku, maka Iblis akan melarikan diri dan semua kekacauanmu akan mengikuti dia.

Ingatlah bahwa “Setan itu hidup, dan senantiasa giat, maka setiap hari kita perlu berseru dengan sungguh-sungguh kepada Allah memohon bantuan dan kekuatan untuk melawannya. Selama Setan masih memerintah kita harus mampu mengalahkan diri sendiri, mengalahkan semua serangannya, dan tidak ada satupun tempat berhenti, tidak ada satupun titik yang akan kita capai lalu mengatakan kita telah sepenuhnya berhasil.

“Kehidupan Kristen adalah suatu gerakan maju yang bersifat tetap. Yesus duduk sebagai seorang penggosok dan pemurni emas bagi umat-Nya, maka bilamana rupa-Nya sudah sempurna dipantulkan di dalam mereka, maka barulah mereka sempurna dan suci, dan siap untuk diubahkan.” -- Testimonies, vol. 1, p. 340.

Sekiranya orang-orang Kristen tidak pernah saling menuduh antar sesamanya, tidak pernah saling mengkomunikasikan di antara sesamanya kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan, kegagalan-kegagalan, dan masalah-masalah, maka mereka akan mendapat dirinya bersatu sedemikian rupa, sehingga tidak ada apapun yang dapat memecahkan rantai ikatan Kekristenan mereka yang biasa. Tetapi suatu roh persatuan yang sedemikian ini hanya dapat dipertahankan

oleh suatu umat yang tetap tanpa mengenal lelah mengawasi dirinya sendiri, selalu sepakat dan membicarakan perkara-perkara yang sama oleh meninggalkan jalan-jalan dan pikiran-pikiran mereka sendiriu untuk mengikuti jalan-jalan dan pikiran-pikiran Tuhan.

Oleh sebab itu, adalah wajib agar setiap penganut Kebenaran Sekarang mengajarkan dan mempraktekkan hanya Kebenaran Sekarang -- jangan mengajar kurang atau melampaui semua yang sudah diterbitkan, jangan memasukkan ke dalamnya interpretasi-interpretasi atau tafsiran-tafsiran pribadi, teori-teori dan pendapat-pendapat, dan jangan menambah-nambah atau mengurang-ngurangi apapun daripada yang diajarkan oleh pekabaran itu.

Dengan mengesampingkan pendapat-pendapat dan jalan-jalanmu sendiri sedemikian ini, dan memanfaatkan dirimu sesuai dengan pendapat-pendapat dan jalan-jalan Tuhan (Yesaya 55 : 8, 9), khusus dalam penyerahan diri kepada Roh Kebenaran, maka kamu akan benar-benar sepakat, dan membicarakan perkara-perkara yang sama. Kemudian barulah kamu mampu untuk mengusir roh pengacauan dan mempertahankan roh kasih dan persatuan.

Dan karena kekuatan dan kerohanian itu hanya ada apabila terdapat persatuan, maka janganlah seorang anggotapun dari sesuatu kelompok umat melalaikan kewajibannya untuk mempertahankan persatuan Kristen yang sedemikian ini. 

BAGAIMANAKAH RUMAH TANGGA ITU SEHARUSNYA? 

Pertanyaan No. 105 :

Mohon dijelaskan Efesus 5 : 22 - 24?

Jawab :

“Hai para istri, hendaklah kamu tunduk kepada suamimu, seperti kepada Tuhan. Karena suami

adalah kepala istri, sama seperti Kristus adalah kepala atas sidang : dan Dialah penebus tubuh. Oleh sebab itu sebagaimana sidang tunduk kepada Kristus, maka hendaklah para istri tunduk kepada suami mereka dalam segala perkara.” Efesus 5 : 22 – 24.

Jelaslah, bahwa perintah ilahi ini mewajibkan istri menghormati suaminya sama seperti ia kepada Tuhan, karena suami merupakan juruselamat sementara bagi keluarga, sama seperti Tuhan adalah Juruselamat yang kekal bagi sidang. “..... Kristus ..... mencintai sidang, sehingga Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi sidang; supaya ia  dapat menyucikan dan membersihkannya dengan pencucian air oleh firman.” Efesus 5 : 25, 26. Apabila istri melalaikan perintah Ilahi ini, ia mempermalukan Allah.

“Hai segala suami, cintailah istrimu, seperti juga Kristus telah mencintai sidang.” Efesus 5 : 25.

Dengan demikian, adalah sama terikat dan suci tanggung jawab suami kepada istrinya. Ia harus menghargainya sebagaimana Kristus menghargai sidang-Nya. Apabila ia berlaku kurang daripada ini, maka ia melanggar hukum Tuhan.

Dengan demikian, sementara sidang adalah berkewajiban untuk menghormati dan mematuhi Tuhannya, maka istri wajib menghormati dan mematuhi suaminya; dan suami pun berkewajiban untuk mencintai dan melindungi istrinya sama seperti Tuhan mencintai dan melindungi sidang-Nya. Dari ini terbuktilah, bahwa rumah Tuhan adalah disamakan dengan rumah dari suami. Sesuai dengan itu, maka dalam cara yang sama sebagaimana Tuhan mengawasi segala persoalan rumah-Nya, sidang, demikian itu pula suami harus mengawasi segala persoalan rumah tangganya, keluarga.

Dan karena kebahagiaan sidang sendiri adalah bergantung pada kerjasamanya dengan kehendak Tuhan, maka demikian itu pula kebahagiaan keluarga adalah bergantung pada kerjasamanya dengan kehendak ayah. Oleh sebab itu, lebih jelas lagi ialah kenyataan, bahwa sebagaimana Kristus memegang kemudi pengendali sidang, demikian itu pula ayah memegang kemudi pengendali rumah tangga. Dan sebagaimana sidang yang bertobat itu bersuka cita dengan memuaskan hati Kepalanya, Kristus, demikian itu pula istri yang bertobat itu bersukacita dengan menggembirakan hati kepalanya, suaminya. Dalam keadaan yang berbahagia ini, baik lelaki maupun wanita akan menyadari bahwa mereka, bagaimanapun, masing-masing adalah kedua bagi sesamanya.

“Tetapi aku ingin kamu mengetahui”, demikian pernyataan Paulus, “bahwa kepala dari setiap lelaki itu ialah Kristus, dan kepala dari wanita ialah lelaki, dan kepala dari Kristus ialah Allah. Setiap orang laki-laki yang berdoa atau bernubuat, sambil kepalanya tertutup, ia mempermalukan kepalanya. Tetapi setiap wanita yang berdoa atau bernubuat dengan kepalanya tidak tertutup ia mempermalukan kepalanya : karena itu adalah sama dengan seolah-olah perempuan yang dicukur rambutnya.” “Meskipun demikian dalam Tuhan tidak ada laki-laki tanpa perempuan, dan tidak ada perempuan tanpa laki-laki. Karena sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirnya oleh perempuan; namun segala perkara berasal dari Allah.” 1 Korintus 11 : 3 – 5, 11, 12.

Hubungan rumah tangga yang indah ini seringkali dirusak dan hancur karena salah urus keuangan atau karena karena pendidikan yang keliru, atau karena kedua-duanya, sebab petunjuk ilahi tidak diikuti. Tuhan menunjang istri-Nya,

sidang, namun sidang sendiri harus menangai media pertukaran, uang, membayar segala perkara yang dibelinya; maka sesuai dengan itu, sungguhpun suami menunjang rumah tangga, istri harus menangani uang bagi pembelian barang-barang yang dibutuhkan untuk menjalankan rumah tangga. Dan jika suami menerima suatu penghasilan yang hanya sekedar cukup, maka bahkan lebih istimewa lagi ia harus memberikan upahnya itu kepada istrinya, supaya ia dapat menyusun rencana belanjanya untuk menutupi semua kebutuhan rumah tangga sampai kepada perolehan penghasilan berikutnya. Dengan istri yang menangani uang, maka dengan demikian ini banyak manfaat akan meningkat, sebab, dia sendirilah yang menggunakannya, maka hanya dialah yang tahu apa saja yang dibutuhkan di dalam rumah tangga. Dengan demikian karena ia mengerti akan keuangannya sehari-hari yang serba terbatas itu, maka iapun akan mengerti dengan tepat apa yang dapat dan apa yang tidak dapat dibelinya bagi kebutuhan rumah tangga.

Jadi, dengan sendirinya ia akan senantiasa melihat, bahwa hanya kebutuhan-kebutuhan rumah yang sangat perlu yang akan pertama kali disediakannya, sehingga dengan demikian menghindari perbelanjaan yang berlebih-lebihan terhadap sesuatu barang olehnya, atau berbelanja kurang terhadap sesuatu barang oleh suaminya, atau sebaliknya -- keadaan yang terakhir ini tak dapat dihindarkan akan berakibat jika suami yang memegang dompet lalu memberi kepadanya untuk berbelanja. Jika dilakukan dengan sepatutnya, maka dompet tidak akan pernah kosong, dan rumah tangga tidak akan menderita kekurangan, tidak akan ada perselisihan-perselisihan, dan tidak akan ada perpecahan. Tentu saja, suami dan istri harus selalu berkonsultasi untuk mencapai kesepakatan bersama bagi apapun yang hendak mereka lakukan.

Tetapi, jika, penghasilan keluarga jauh lebih besar daripada kebutuhan hidup, maka ia dan istrinya, secara bersama-sama dapat dengan lebih terbuka merencanakan anggaran penerimaan dan perbelanjaan mereka, pertama-tama memperhatikan semua perbelanjaan kebutuhan mereka sehari-hari, kemudian menabung di bank atau menginvestasikan selebihnya.

Dengan demikian pahamilah bahwa suami itu bukan hanya merupakan kantong uang, melainkan ia adalah raja rumah tangga, “tali pengikat keluarga”, dan bahwa istri itu bukan hanya sekedar untuk memasak makanan, mencuci piring dan pakaian, membersihkan lantai, dan memelihara dan membesarkan anak-anak, melainkan ialah permaisuri rumah tangga, yaitu pembantu yang tepat, -- memahami sekaliannya ini ialah memiliki suatu penghargaan yang benar terhadap keseluruhan perkawinan yang diilhami Ilahi.

“Siapakah yang dapat menemukan seorang istri yang berbudi? Karena nilainya itu adalah jauh melebihi batu-batu permata. Hati suaminya dengan aman menaruh harap kepadanya, sehingga ia tidak akan kehilangan apapun. Ia akan berbuat baik kepada suaminya dan bukan jahat pada segala hari hidupnya. Ia mencari bulu domba, dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya sendiri. Ia adalah bagaikan kapal-kapal milik pedang; dari jauh ia mendatangkan makanannya. Ia juga bangun pagi-pagi sekali selagi masih gelap, lalu menyediakan makanan kepada orang seisi rumahnya, dan sebagian kepada para dayang-dayangnya. Ia menghendaki sebuah ladang, lalu dibelinya : maka dengan hasil tangannya ia menanami sebuah kebun anggur. Diikatnya pinggangnya dengan kuat, lalu dikuatkannya lengan-lengannya. Ia tahu bahwa barang dagangannya menguntungkan; pelitanya tidak padam di malam hari. Ditaruhnya tangannya pada kumparan, dan telapak tangannya

memegang pemintal. Ia mengulurkan tangannya kepada orang miskin; bahkan, dikeluarkannya tangannya kepada orang-orang yang kekurangan. Tiada ia takut akan salju bagi keluarganya; karena semua isi rumahnya adalah berpakaian rangkap. Ia sendiri membuat berbagai permadan;. pakaiannya adalah sutera dan kain halus yang berwarna ungu. Suaminya dikenal dalam pintu-pintu gerbang, apabila ia duduk di antara para tua-tua negeri. Ia membuat kain kasah yang halus, lalu menjualkannya; dan menyerahkan ikat-ikat pinggang kepada pedagang. Kekuatan dan hormat adalah merupakan pakaiannya; dan ia akan bersukaria dalam masa yang akan datang. Ia membuka mulutnya dengan bijaksana, dan di dalam lidahnya terdapat hukum kebaikan dan kemurahan. Ia mengawasi dengan baik segala perilaku rumah tangganya, dan makanan kemalasan tidak dimakannya. Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia; suaminya pun lalu memujinya. Banyak anak perempuan telah berbuat baik, tetapi kamu melebihi mereka semuanya. Kemolekan itu adalah penipu, dan kecantikan itu adalah sia-sia, tetapi seorang perempuan yang takut akan Tuhan, ia itu akan dipuji-puji.” Amsal 31 : 10 – 30.

Sebab itu sementara istri yang bagaikan permaisuri mengurusi segala persoalan intern keluarga, maka suami yang bagaikan raja mengurusi segala persoalan luar keluarga.

Berikutnya, karena Tuhan sendiri adalah Kepala dari sidang-Nya sebagai sebuah sekolah, dan “isteri”-Nya (sidang, teristimewa pihak kependetaan -- yaitu mereka yang melahirkan orang-orang baru yang bertobat, anak-anak dalam iman), adalah guru dari anak-anak mereka (para anggota), maka demikian itu pula suami adalah kepala rumah tangganya sebagai sebuah sekolah, dan istrinya adalah guru dari anak-anak mereka.

“Untuk mencapai suatu pengertian yang tepat mengenai hubungan perkawinan”, demikian kata Roh Nubuatan, “ini merupakan pekerjaan seumur hidup. Barangsiapa memasuki perkawinan, mereka memasuki sebuah sekolah yang tidak pernah akan mereka tamati dalam hidup ini. 

--- o0o ---

“Dalam ikatan hidup keduamu kasih sayangmu harus saling mengalir kepada kebahagiaan sesamamu. ..... Tetapi sementara keduamu akan bergabung menjadi satu, janganlah seorangpun di antara kamu tenggelam dalam kepribadian rekanmu. Allah adalah pemilik ..... Dari Dialah engkau harus meminta : ..... Bagaimana sebaliknya saya memenuhi rencana ciptaan diriku? ..... Kasihmu kepada apapun yang bersifat manusia harus dinomor-duakan daripada kasihmu kepada Allah ..... adakah aliran kasihmu yang terbesar itu menuju kepada-Nya yang telah mati bagimu? Jika demikian halnya, maka kasihmu terhadap sesamamu akan sesuai dengan kebiasaan Surga. 

* * *

“Janganlah suami ataupun istri mengajukan permohonan untuk bisa berkuasa ..... Keduamu harus memeliharakan roh kasih sayang, bertekad untuk jangan sekali menyusahkan hati tua melukai sesamamu ..... Jangan mencoba memaksakan yang lainnya untuk berbuat sesuai kehendakmu. Engkau tidak dapat berbuat demikian ini, sambil tetap mempertahankan kasih sayang rekanmu. Semua manifestasi kehendak sendiri akan merusak kedamaian dan kebahagiaan rumah tangga. Jangan membiarkan kehidupan perkawinanmu menjadi sebuah anjang pertikaian. Jika engkau melakukannya, maka kamu berdua tidak akan berbahagia. Berbicaralah yang lemah-lembut dan bertindaklah yang baik, sambil menghentikan segala keinginanmu sendiri. Perhatikanlah dengan seksama segala perkataanmu; sebab sekaliannya itu mempunyai pengaruh kuat bagi kebaikan atau bagi kerusakan. Jangan membiarkan kata-kata yang tajam masuk ke dalam

suaramu. Masukkanlah ke dalam kehidupan keduamu keindahan kesamaan Kristus.

“Sebelum seseorang lelaki memasuki sesuatu persekutuan yang seerat hubungan perkawinan, ia harus belajar bagaimana mengontrol dirinya sendiri dan bagaimana bergaul dengan orang-orang lain. 

* * *

“Saudaraku, berlakulah yang baik, sabar, tahan hati. Ingatlah selalu bahwa isterimu telah menerima kamu sebagai suaminya, bukan supaya kamu dapat memerintahnya, melainkan supaya kamu dapat menjadi pembantunya.....

“Suatu kemenangan adalah pasti penting bagi keduamu untuk dicapai, -- yaitu kemenangan atas kemauan yang membandel. Dalam peperangan ini engkau hanya dapat menang oleh bantuan Kristus. Engkau dapat berjuang dengan keras dan lama untuk menundukkan diri sendiri, namun engkau akan gagal jika engkau tidak memperoleh kekuatan dari atas. Oleh kemurahan Kristus engkau dapat mencapai kemenangan atas diri sendiri dan atas sifat mementingkan diri. Karena engkau menghayati kehidupan-Nya, sambil memperlihatkan pengorbanan diri pada setiap langkah, senantiasa mengungkapkan suatu simpati yang lebih kuat bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan, engkau akan mencapai kemenangan demi kemenangan. Dari hari ke hari engkau akan belajar dengan lebih baik bagaimana mengalahkan diri sendiri dan bagaimana menguatkan titik-titik yang lemah dari tabiatmu. Tuhan Yesus akan menjadi terangmu, kekuatanmu, mahkota kegembiraanmu, sebab engkau menyerahkan kehendak hatimu kepada kehendak-Nya ..... Dengan bantuan-Nya engkau akan dapat membinasakan selengkapnya akar daripada sifat mementingkan diri. 

* * *

“Tahan hati dan sifat tidak mementingkan diri menandai segala perkataan dan tindakan daripada orang-orang yang telah dilahirkan kembali,

untuk menghayati kehidupan yang baru dalam Kristus.” -- Testimonies, vol. 7, pp. 45 – 50.

“Pergerakan reformasi yang besar harus mulai dengan menyajikan kepada para bapa-bapa dan ibu-ibu dan anak-anak semua prinsip hukum Allah ..... Perlihatkanlah bahwa kepatuhan kepada hukum Allah adalah satu-satunya pelindung kita melawan segala kejahatan yang sedang melanda dunia kepada kebinasaan. ..... Oleh teladan mereka (para orangtua) dan ajarannya, nasib kekal daripada rumah tangga-rumah tangga mereka dalam kebanyakan hal akan ditentukan.....

“Jika para orangtua dapat dikendalikan untuk mengikuti semua akibat dari tindakan mereka, ..... mereka akan memecahkan adat dan kebiasaan lama ..... masukkanlah ke dalam hati para orangtua keyakinan akan kewajiban-kewajiban mereka yang sungguh-sungguh, yang sudah lama dilalaikannya. Inilah yang akan memecahkan roh Farisi dan perlawanan yang menentang kebenaran yang tidak dapat dipecahkan oleh apapun yang lainnya. Agama di dalam rumah tangga adalah harapan kita yang utama, yang membuat cerah harapan masa depan bagi pertobatan seluruh keluarga kepada kebenaran Allah.” -- Testimonies, vol. 6, p. 119.

Hanya dalam cara yang sedemikian inilah sebuah rumah tangga Kristen akan merupakan contoh Kerajaan Kristus. Dan dalam memantulkan Kerajaan itu sedemikian disini, semua rumah tangga yang sedemikian ini, apabila diikat bersama-sama secara kolektif, akan membentuk Kerajaan yang akan datang. Jadi, betapa pentingnya, agar supaya ibu dan bapa bekerjasama sepenuhnya membentuk rumah tangga yang sesuai dengan cara Kristus untuk menjamin eksistensinya baik sekarang maupun untuk selama-lamanya!

Kelalaian sesuatu pihak melaksanakan prinsip-prinsip ini, akan menghancurkan rumah tangga dan mencerai-beraikan bukan saja untuk waktu ini melainkan juga untuk hidup kekal yang akan datang; sebaliknya ketelitian melaksanakan prinsip-prinsip ini akan mengamankan kemakmuran dan kebahagiaan keluarga di dalam dunia ini, menjamin kelanjutannya yang kekal di dalam dunia yang akan datang. 

JIKA DUA ORANG TIDAK SEPAHAM, BAGAIMANAKAH DAPAT MEREKA BERJALAN BERSAMA-SAMA? 

Pertanyaan No. 106 :

Mengapakah Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh dan Pergerakan ..... tidak bergabung menjadi satu?

Jawab :

Sayang sekali, bahwa Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh tidak dapat bergabung dengan Pergerakan ....., sebab keduanya tidak sepaham. Keduanya berbeda luas terhadap beberapa pokok doktrin, sehingga dalam keadaan yang sedemikian tidak mungkin mereka bisa bersatu.

Suatu perbedaan doktrin yang sedemikian ini, sebagai contoh ialah, bahwa Pergerakan ..... itu mengajarkan bahwa dosa-dosa di dalam Induk Organisasi Masehi Advent Hari Ketujuh membuatnya menjadi sebagian dari Babil, sedangkan Davidian mengajarkan bahwa walaupun ia (sidang) berada dalam kondisi yang menyedihkan, namun ia adalah bukan Babil, dan bahkan tidak pernah akan menjadi Babil; karena bukan dosa-dosa itu yang membuat namanya menjadi Babil, melainkan nama Babil itulah yang membuat dosa-dosa. Nama Babil bukanlah sedemikian diberikan karena dosa-dosanya, ia juga bukan dipersalahkan karena diberi nama Babil, melainkan karena telah jatuh dan

“telah menjadi tempat kediaman segala Iblis, dan tempat tinggal setiap roh yang jahat, dan menjadi sangkar setiap burung yang najis dan dibenci.” Wahyu 18 : 2.

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dapat saja dalam kondisi yang lebih jelek lagi, -- pada kenyataannya, begitu jeleknya, sehingga ia bahkan tidak tahu bahwa dirinya adalah “tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang” (Wahyu 3 : 17); namun meskipun sekaliannya ini, ia adalah disebut “Laodikea”, bukan Babil. Dan para anggotanya berdiri, bukan untuk dipanggil keluar seperti halnya orang-orang yang di dalam Babil, melainkan untuk dibiarkan tertinggal di dalam, tetapi “malaikat”nya (kepemimpinannya) berdiri untuk diludahkan keluar. Orang-orang Davidian sedang bekerja untuk menyelamatkan keduanya dari tragedi ini, untuk memperbaharui mereka dalam kasih Allah sehingga dengan demikian tetap mempertahankan mereka di dalam sidang Induk; sebaliknya Pergerakan ----- tanpa memiliki obat apapun bagi pengobatan penyakit Laodikea, mereka sedang berusaha untuk menarik mereka keluar.

Karena kepercayaan mereka sedemikian itu dan karena mereka menolak pekabaran Davidian, obat itu, maka dengan sendirinya tidak mungkin bagi kita untuk bergabung dengan mereka maupun mereka dengan kita.

Lagi pula karena Tuhan telah mengungkapkan Kebenaran tambahan melalui Davidian, dan bukan melalui ----- kelompok  itu, maka jelaslah, sekiranya ada sesuatu persekutuan yang sedemikian ini, mereka harus perlu memperbaiki pandangan-pandangan mereka lalu kemudian menggabungkan diri dengan kita dalam menyambut pekabaran jam kesebelas itu, bukannya kita yang harus membuang mutiara-mutiara kebenaran itu lalu hanya berpegang pada satu atau dua hal-hal khusus yang mereka tinggikan.

Di samping itu, untuk apakah yang mereka lakukan sekarang, sebab mereka juga tidak dapat membuktikan landasan perintah dari kuasa Ilham. Sebab itu, karena tidak memiliki karunia nubuatan di antara mereka, maka ----- kelompok itu pastilah sedang berlari-lari tanpa disuruh.

Roh Nubuat mengatakan dalam mengungkapkan sikap dari sidang Kristen yang mula-mula : “Jika persatuan bisa didapat hanya oleh kompromi kebenaran dan keadilan, maka biarlah terjadi perselisihan, dan bahkan peperangan.” -- The Great Controversy, p. 45.

“Kita akan bersatu, tetapi bukan pada suatu landasan yang keliru.” -- Mrs. E. G. White, Series B : 2, p. 47.

Dengan demikian orang dapat dengan mudah melihat bahwa, walaupun keinginan kita berapi-api hendak memenuhi doa Kristus bagi persatuan, namun kita tidak berani mencoba berbuat demikian itu dengan mengorbankan Kebenaran, karena kemudian kita tidak akan bisa menjadi satu dengan Kristus, sekalipun kita bersatu dengan semua orang lainnya.

“Adalah berbahaya bahwa kita terlalu bersemangat untuk menjauhi Babil”, demikian kata pendiri Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, “sehingga kita akan terlibat dalam kekeliruannya yang sangat terkenal itu -- yaitu memasang patok lalu tidak mau lagi mencabutnya untuk kemudian bergerak maju. Apabila kita berhenti belajar meninggalkan semua kesalahan, maka kita akan jatuh seperti halnya orang-orang yang sudah mendahului kita. Kita telah banyak belajar, dan jangan ragu bahwa masih banyak lagi bagi kita untuk dipelajari ..... Adalah roh ‘ikut terus’ dan ‘maju terus’ yang pada akhirnya akan mendaratkan umat yang sisa itu ‘tanpa kesalahan’ pada Gunung Sion samawi. Kesimpulan saya ialah agar kita jangan sekali melepaskan kebenaran Injil,

melainkan agar aplikasi-aplikasi dan interpretasi-interpretasi Alkitab kita yang salah, dan menyusul pendapat-pendapat yang keliru mengenai tata-tertib dan kesopanan itu, supaya dilepaskan secepat mungkin.” -- The Review and Herald, May 29, 1860.

BAGAIMANAKAH UNTUK MENGHINDAR MEMBESARKAN ANAK-ANAK YANG TIDAK PANDAI MENYESUAIKAN DIRI?

Pertanyaan No. 107 :

Bagaimanakah yang terbaik dapat kita membantu anak-anak yang berusia di antara dua dan dua belas tahun, untuk memanfaatkan waktu mereka?

Jawab :

Oleh karena kebanyakan anak-anak dalam zaman Laodikea ini dalam beberapa hal dibiarkan begitu saja bertumbuh bagaikan rumput gantinya sebagai mahluk-mahluk manusia yang terlatih, maka persoalan mengenai bagaimana mereka dengan sebaik-baiknya dapat memanfaatkan waktunya adalah benar-benar peting.

Di tempat pertama, semua orangtua harus menyadari akan nilai daripada latihan yang telah diberikan kepada anak-anak mereka supaya setia, cerdas, dan berani memikul segala kewajiban hidup dan untuk menghadapi segala permasalahannya, jika mereka tidak akan menjadi parasit-parasit masyarakat atau orang-orang yang canggung di dalam masyarakat., sama sekali tidak pada tempatnya untuk posisi seperti itu. Meskipun demikian, banyak orangtua membiarkan anak-anak mereka hanyut begitu saja tanpa dilengkapi untuk memeliharakan dirinya sendiri, dan acuh tak acuh saja menghadapi sekian banyak tantangan hidup. Kemudian, setelah dewasa, jiwa-jiwa yang kurang beruntung ini menemukan hidup yang sengsara bukannya suatu hidup yang gembira; apa saja yang mereka coba, pada setiap belokan jalan, mereka menjumpai kegagalan yang pahit. Rumah-rumah tangga mereka menjadi tidak tertib dan tidak bersih, tidak pantas untuk didiami; dan keluarga-keluarga mereka, pada gilirannya, menjadi tertekan, tidak berharga, menjadi kelompok masyarakat yang tidak berguna.

Anak-anak yang dibesarkan demikian ini, yang dibiarkan kepada rencana-rencana hidupnya sendiri, untuk membuang-buang waktu sesuka hatinya, adalah bagaikan rumput alang-alang. Dengan bermain-main, menyanyi-nyanyi, dan

berjemur diri di matahari sepanjang musim, tanpa memikirkan menggigilnya musim dingin yang sedang mendekat, sebelum mana rerumputan yang hijau mulai menghilang dari ladang, alang-alang telah membuang-buang waktunya dan kini ia harus menderita lapar karena kehabisan makanan, lalu membeku di lapangan terbuka. Tetapi semut yang telah bekerja dengan giatnya sepanjang musim panas, memiliki kelimpahan persediaan untuk dimakan dan sebuah rumah musim dingin yang cukup hangat. Hanya penilaian yang jelek dan cinta buta yang akan membiarkan anak-anak itu sendiri bertumbuh dalam kebiasaan rumput alang-alang, tanpa terlatih dalam kepandaian melakukan semua pekerjaan mereka dalam enam hari yang ditentukan maupun untuk beristirahat pada hari yang ketujuh. Para orangtua yang membiarkan anak-anaknya membuang-buang waktu, olehnya sedang memasang jerat yang mematikan dihadapan mereka; mereka sedang lalai mempersiapkan mereka itu baik bagi hidup ini maupun bagi hidup yang akan datang.

Dalam memberikan kepada mereka suatu latihan rumah tangga yang tepat, maka salah satu pelajaran-pelajaran pertama yang paling penting untuk diajarkan kepada mereka ialah selalu memiliki suatu tempat yang teratur untuk berpakaian dan untuk mengganti pakaian, dan supaya pada segala waktu menggantungkan pakaiannya pada tempat yang pantas, jangan sekali meletakkannya di sembarang tempat. Dengan memiliki suatu tempat untuk apa saja dan meletakkan apa saja pada tempatnya, maka dari permulaan sekali keluarga ini bukan saja akan menerangi pekerjaan rumah dan tetap menjaga rumah bersih, rapih dan tertib sepanjang malam maupun sepanjang siang hari, dan sambil lalu menambah kepada kehidupan baik

pakaian maupun perabotan mereka, melainkan juga akan menyusul pemeliharaan kebersihan dan kerapihan pribadi seseorang dan suatu kehidupan yang tertib dan teratur.

Di antara sekian banyak hal-hal yang berguna dan yang membawa kebaikan bagi anak-anak, ialah berbagai tugas rumah tangga seperti misalnya cuci piring, membenahi tempat tidur, menyapu rumah, membersihkan habu, menggosok jendela-jendela kaca, menggosok lantai dan bahan-bahan yang terbuat dari kayu, membakar kue, memasak, dan juga membuat bahan-bahan pakaian yang sederhana dan perabotan.

Kemudian ada pekerjaan-pekerjaan di luar rumah seperti misalnya memelihara pekarangan rumah supaya rapih dan bersih, berkebun, memelihara unggas, dan lain-lain, sebagai tambahan kepada pekerjaan-pekerjaan praktis lainnya, termasuk melakukan pembelian dan penjualan secara ekonomi dan dalam cara berdagang.

Dan yang teramat penting dari semuanya, membaca dan menghafal ayat-ayat Alkitab dan Roh Nubuatan harus dengan seksama dilatih sebagai suatu hiburan yang mulia.

Untuk memiliki suatu kepribadian dan tabiat yang serba bisa dan berintegrasi (bergabung satu dengan lainnya), seseorang anak harus dengan sepatutnya mengembangkan kemampuan-kemampuan fisik dan mentalnya maupun kemampuan kerohaniannya. Bagi yang terakhir ini, latihannya harus dimulai semenjak dari kecil sekali -- secepatnya setelah ia mampu berjalan dan berbicara -- sebab jika ia dibiarkan membuang-buang waktunya sampai ia tumbuh dewasa, ia akan memperoleh suatu sifat yang bagaikan seekor zebra -- suatu ketidak-mungkinan untuk merubah dari tidak berbuat sesuatu kepada berbuat sesuatu.

Untuk menghindari cacad tabiat yang sedemikian ini dengan akibat kerusakannya yang hampir tak terperbaiki

lagi selama hidup, maka sejak pagi-pagi sekali tugaskanlah kepadanya pekerjaan-pekerjaan rumah tertentu, dan apabila ia belajar menguasai sesuatu perkara, promosikan kepadanya yang lain lagi. Rumah tangga harus menjadi sebuah sekolah, bukan rumah bermain. Jangan sekali membiarkan dia bermain menghabiskan waktu di luar rumah sehingga membiasakan dirinya hanya kepada suatu kehidupan bermain dan yang salah.

Dan bagaimanapun juga jangan sekali membiarkan anak-anakmu jatuh ke dalam kebiasaan lambat atau malas yang membiarkan tugas-tugas pagi untuk dikerjakan di sore hari, atau pekerjaan suatu hari dibiarkan untuk hari berikutnya. Piring-piring harus dicuci segera sesudah makan; jangan sekali membiarkan makanan tertinggal mengering dan mengeras di atasnya. “Enam hari lamanya demikian firman Tuhan”, hendaklah kamu bekerja, dan melaksanakan semua pekerjaanmu.” Keluaran 20 : 9.

Apabila terdapat beberapa anak di dalam rumah tangga, maka kewajiban-kewajiban rumah tangga setiap harinya harus dibagi-bagikan di antara mereka, dan para orangtua mengambil tugas-tugas guru. Dalam hal ini setiap anak kecil tidak akan hanya menjauhi dirinya dari pergaulan yang salah dan jelek melainkan juga akan menjadi berguna dan rajin, pada waktu yang sama mereka membangun suatu fisik tubuh yang kuat, suatu tabiat yang mulia, dan suatu kepribadian yang gembira. Dijamin dengan jenis pertumbuhan anak sedemikian ini, maka orang akan jarang sekali hanyut ke dalam pengembaraan menjadi gelandangan atau menjadi Kapir.

Tetapi, membiarkan anakmu jatuh ke dalam kebiasaan yang menyedihkan yang membuat sesuatu yang selesai dilakukan hanya sesudah engkau membujuknya atau mengomelinya, maka engkau pasti mengajarkannya untuk membenci baik akan dirimu maupun akan pekerjaan itu. Dan karena itulah, gantinya

engkau melatihnya untuk mencintai suatu kehidupan yang rajin yang akan membuatnya berbahagia dan tidak bergantung pada siapa pun, engkau justru akan mengendalikannya ke dalam kemalasan, yaitu perkara yang justru sedang engkau hindarkan daripadanya, dan bahkan mempengaruhinya kepada pertengkaran. Tetapi biarkanlah dia mengerti bahwa apa yang engkau katakan, itulah yang engkau maksudkan, maka kemungkinan persangkaannya yang keliru terhadapmu akan jauh berkurang, dan pada giliran berikutnya ia akan makin berkurang membantah perkataanmu maupun menyanggahnya karena bukan saja ia itu benar melainkan juga terpuji.

Kemudian, berusahalah memimpin anak-anakmu supaya mereka mencintai pekerjaan mereka dengan cara meneruskan perhatian mereka pada pekerjaan itu. Berlakulah seperti Allah. Ajarkanlah kepada mereka dalam cara yang sama seperti yang sedang diajarkan-Nya kepadamu. Ada tertulis, bahwa “barangsiapa yang dicintai Tuhan, ia itu dipikul-Nya.” Ibrani 12 : 6.  Ia menjelaskan segi-segi kehidupan yang benar maupun yang salah, dan mengamarkan secara jelas kepadamu semua akibat yang akan menyusul jalan apa saja yang engkau tempuh -- yaitu suatu berkat bagi yang satu dan suatu kutuk bagi yang lainnya. Berbuatlah juga yang sama kepada anak-anakmu. Namun berhati-hatilah agar dalam berbuat demikian itu kamu tidak akan membalikkan mereka melawan Allah dengan cara mengancam mereka, bahwa jika mereka tidak berlaku baik, maka Ia akan menghukum mereka dengan cara ini ataupun dengan cara itu. Sebaiknya supaya mengajarkan kepada mereka, bahwa Ia sedang menghimbau mereka supaya mereka menghindari jalan yang jahat karena ia itu dengan sendirinya akan membawa mereka memungut hasil laknat dan bukan berkat.

Dalam memasukkan ke dalam pikiran-pikiran muda kedua akibat ini, supaya gunakanlah ilustrasi-ilustrasi yang sederhana. Perhatikanlah, misalnya, bahwa jika seseorang lalai mengeluarkan bakteri makanan dari giginya dengan cara menyikat gigi secara teratur sesudah

makan, maka gigi-gigi itu akan habis dimakan bakteri, seperti halnya buah menjadi makanan ulat apabila pohon-pohonnya tidak disemprot dan dipelihara, sehingga akibatnya akan menjadi sakit, kehilangan gigi, keadaannya menjadi jelek, dan mahal. Dari urutan sebab akibat yang khusus ini, kendalikanlah pikiran anak untuk melihat kepada aplikasinya yang luas -- bahwa melanggar hukum-hukum Allah dalam bentuk apapun akan dengan sendirinya berakibat sakit, menderita, tabiat yang jelek, suatu kehidupan yang tidak terhormat, dan suatu kematian yang belum sampai saatnya.

Supaya diperhitungkan juga dalam perhatian yang penting dan mendesak ini ialah kenyataan yang ironis, bahwa anak-anak secara alami cenderung kepada kebiasaan-kebiasaan yang benar, sama seperti halnya binatang-binatang pemakan daging biasanya mencari daging dan bukan mencari tumbuh-tumbuhan. Kepada kita diperingatkan : “Kebodohan melekat pada hati seorang anak, tetapi tongkat didikan akan menjauhkannya dari dia.” Amsal 22 : 15. Ia harus dengan sabar dan bijaksana dilatih, didisiplinkan, dipukul. “Ajarlah seorang anak pada jalan  yang patut dijalaninya, maka apabila ia sudah tua tiada ia berpaling daripadanya.” Amsal 22 : 6. Tetapi ia menjadi keras kepala, menolak untuk dilatih, maka “pukullah anakmu selagi masih ada harapan, dan janganlah jiwamu menahaninya karena tangisnya.” “Orang yang menahani tongkatnya membenci anaknya, tetapi orang yang mencintai anaknya memukulnya berkali-kali.” Amsal 19 : 18; 13 : 24. Memang, “janganlah menahan didikan daripada anak, karena jika engkau memukulnya dengan tongkat, ia tidak akan mati. Hendaklah engkau memukulnya dengan tongkat, dan hendaklah engkau melepaskan jiwanya dari neraka.” Amsal 23 : 13, 14.

Sampai kepada usia lima atau enam tahun, tergantung pada watak pribadi, anak-anak dapat dikenakan hukuman badan apabila tindakan-tindakan disiplin dan didikan lainnya telah dilaksanakan tanpa hasil. Jika pada kesempatan-kesempatan yang sedemikian ini tongkat digunakan dengan sepantasnya, maka anak akan menjawab juga sedemikian itu bahwa ia tidak akan pernah lagi memerlukannya. Tetapi jika diperlukan sekali lagi, maka berhati-hatilah sekali dengan apa yang hendak engkau lakukan. Karena anak-anak yang sedemikian ini yang memerlukan hukuman yang lebih drastis lagi daripada anak-anak pada umumnya, dapat menjadi anak-anak yang tidak dapat diperbaiki lagi lalu mengembangkan suatu perasaan takut bercampur benci terhadap para pemukulnya. Dengan begitu, sementara pemukulan yang sedemikian ini diperkirakan untuk menghindari terulangnya kembali kejahatan yang lebih besar dalam mereka, ia itu mungkin mendatangkan suatu kejahatan yang bahkan lebih berbahaya lagi, jika langkah-langkah hasil penyelidikan yang seksama tidak ditempuh untuk menjamin keberhasilan melawan akibat brutalnya. Ia itu harus dilaksanakan dengan suatu demonstrasi kasih sayang yang sedemikian rupa mendalam yang seimbang dan meyakinkan yang mengharapkan dengan sangat anak yang bersalah itu tidak akan kehilangan kasih sayang dan hormatnya kepada para pemukulnya, dan supaya kehidupan rumahnya tidak akan menjadi sedemikian menakutkan baginya sehingga mendorongnya untuk lari meninggalkan rumah pada setiap kesempatan yang terbuka.

Para orangtua “hendaklah pertama-tama berbicara dengan anak-anak mereka, menunjukkan dengan jelas kesalahan-kesalahan mereka, memperlihatkan kepada mereka dosa mereka, dan meyakinkan kepada mereka, bahwa mereka bukan saja telah berdosa melawan orangtuanya, melainkan juga melawan Allah. Dengan hatimu sendiri yang lemah-lembut dan penuh kasihan dan sedih terhadap kesalahan anak-anakmu, berdoalah bersama-sama mereka sebelum memperbaiki mereka. Maka pendidikanmu

tidak akan membuat anak-anakmu membenci kamu. Mereka akan mencintai kamu. Mereka akan melihat bahwa engkau bukan menghukum mereka karena mereka telah menyusahkan kamu, atau karena engkau ingin melampiaskan kemarahanmu kepada mereka, melainkan karena alasan kewajiban, demi untuk kebaikan mereka, supaya mereka tidak dibiarkan bertumbuh dalam dosa.” -- Testimonies, vol. 1, p. 398.

Dengan cara apapun, mereka harus selalu dipengaruhi untuk merasa bahwa para pemukulnya itu adalah teman-teman karib mereka sendiri, bukan orang-orang penggeretak dan musuh-musuh.

“Ibu mungkin bertanya : ‘Tidak bolehkah saya menghukum anak saya?’ Mencambuk dapat saja bila perlu apabila cara-cara lainnya gagal, namun janganlah ia menggunakan tongkat jika masih mungkin untuk menghindarinya. Tetapi jika tindakan yang lunak ternyata tidak berhasil, maka hukuman yang akan mengembalikan anak itu kepada kesadarannya harus dilaksanakan dengan kasih sayang. Seringkali satu saja pendidikan yang sedemikian ini akan cukup bagi seumur hidup, untuk menunjukkan kepada anak itu bahwa ia tidak berpegang pada garis-garis pengawasan.” -- Counsels to Teachers, p. 116.

Tetapi kebiasaan menjambret anak-anak pada setiap kali perselisihan, lalu menggoncang-goncangkan mereka dengan penuh amarah, menempeleng, menampar, memukul pantat, atau mencambuk mereka, dan sesekali menonjok-nonjok kepala mereka, ialah kebodohan yang sangat merusak, yang juga dibenci oleh setiap pemikiran yang sehat, kerapihan dari peri kemanusiaan. Kelanjutannya akan makin mengeraskan dan lebih brutal, sehingga bukannya menyelamatkan melainkan bahkan merusak. Ia itu akan membuat korbannya menjadi binatang-binatang kecil yang ganas, bukannya terhormat sebagai anak-anak yang menyerupai Allah.

“Sebagian orang tua mendidik anak-anak mereka dengan keras sekali dalam roh yang tidak sabar, dan seringkali dengan bernapsu. Pendidikan-pendidikan yang sedemikian ini tidak akan berhasil baik. Dalam usaha memperbaiki kejahatan yang satu, mereka menciptakan dua lagi kejahatan. Larangan dan pencambukan yang terus-menerus akan mengeraskan hati anak-anak, dan akan menjauhkan mereka dari orang tuanya.” -- Testimonies, vol. 1, p. 398.

Tetapi, apabila engkau hendak mendisiplinkan, maka berlakulah sungguh-sungguh, tegas, dan lakukanlah itu sebagai suatu tugas yang baik dan berperasaan. Perhatikanlah agar supaya engkau melakukannya dengan baik supaya tidak perlu lagi engkau mengulanginya.

Pada waktu ini, sebagaimana belum pernah ada sebelumnya, anak-anak muda sedang menyatakan keyakinan diri sendiri yang belum waktunya, sampai sedemikian jauh sehingga mereka bahkan mengancam meninggalkan rumah jika setiap keinginan mereka tidak dipenuhi oleh orangtuanya. Tetapi janganlah berkompromi dengan mereka pada masa periode yang kritis ini, atau mereka pada akhirnya akan memaksakan perkara-perkara yang sedemikian rupa menjengkelkan sehingga mereka pada akhirnya akan pergi keluar untuk membuktikan gertakan mereka. Jangan menyerah kepada mereka. Berikan jaminan kepada mereka bahwa jika mereka mau pergi, engkau akan membantu mereka pergi secara terbuka dan terhormat, tetapi supaya mereka tidak perlu malu lalu pergi diam-diam.

Akhirnya, janganlah membuat mereka kehilangan hormat kepadamu atau kepada agamamu. Mereka tidak memerlukan banyak ajaran-ajaran pada mulanya seperti halnya pelajaran-pelajaran sederhana yang mereka perlukan mengenai hidup yang ditanamkan setiap hari secara agama di dalam pikiran mereka. Doronglah mereka untuk mencintai agamamu dengan cara membantu mereka untuk memahaminya, untuk melihat kebenaran dan keindahannya. Jangan sekali-kali mencoba memaksa mereka untuk mengambilnya; mereka

hanya akan membencinya. Dan jangan sekali lupa bahwa jika caramu membuat mereka menguasaimu gantinya engkau menguasai mereka, atau membuat engkau memerintah mereka dengan paksaan gantinya dengan kasih sayang, maka ia itu akan merusak mereka untuk selama-lamanya, dan ya, engkau pun rusak. Kemudian apabila Allah bertanya : “Di manakah kawanan domba itu yang diberikan kepadamu, kawanan dombamu yang cantik-cantik itu?” engkau akan diam saja.

Hendaklah setiap orangtua atau pengasuh, oleh perkataan dan oleh teladan memasukkan ke dalam pikiran anak-anak muda kenyataan bahwa 

Waktu Itu Berharga 

“Kehidupan Kristus semenjak dari tahun-tahun permulaan-Nya adalah suatu kehidupan yang penuh kegiatan.” -- Christ’s Object Lessons, p. 345.

“Waktu kita adalah milik Allah. Setiap saat adalah milik-Nya, maka kita benar-benar berkewajiban untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya bagi kemuliaan-Nya. Tidak ada satu pun talenta pemberian-Nya yang merupakan tanggung jawab yang lebih ketat daripada waktu kita yang akan dituntut-Nya.

“Nilai daripada waktu adalah tak terhitungkan. Kristus menganggap setiap saat itu berharga, dan demikian itulah halnya sehingga kita harus menghargainya. Kehidupan adalah sangat singkat untuk diremehkan begitu saja. Kita memiliki hanya beberapa hari masa kasihan dalam mana untuk mempersiapkan diri bagi hidup yang kekal. Kita tidak punya waktu untuk disia-siakan, tidak ada waktu untuk dihabiskan bagi keplesiran pribadi, tidak ada waktu untuk memanjakan diri dalam dosa. Adalah sekarang bahwa kita harus membentuk tabiat bagi kehidupan kekal masa depan. Adalah sekarang bahwa kita harus mempersiapkan diri bagi pemeriksaan Pengadilan itu.

“Keluarga manusia hampir tidak dapat memulai

hidup apabila mereka mulai mati, dan usaha dunia yang tidak henti-hentinya berakhir dengan sia-sia jika suatu pengetahuan yang benar mengenai kehidupan yang kekal tidak dicapai. Orang yang menghargai waktu sebagai hari kerjanya akan membuat dirinya pantas bagi sebuah tempat tinggal dan bagi suatu kehidupan yang tidak mati. Adalah pantas bahwa ia telah lahir.

“Kita dinasehati untuk menebus waktu. Tetapi waktu yang telah dihabiskan sia-sia tidak pernah dapat ditemukan kembali. Kita tidak mungkin dapat memanggil kembali bahkan sejenaknya pun. Satu-satunya cara dalam mana kita dapat menebus waktu kita ialah dengan cara memanfaatkan dengan sebaik-baiknya waktu yang masih ada, dengan cara bekerja sama dengan Allah dalam rencana penebusan-Nya yang besar.

“Di dalam dia yang melakukan ini, suatu perubahan tabiat akan terjadi. Ia menjadi anak Allah, menjadi anggota dari keluarga kerajaan, menjadi anak dari Raja Samawi. Ia adalah pantas untuk menjadi teman malaikat-malaikat.

“Sekaranglah waktu kita untuk berusaha bagi keselamatan sesama manusia kita. Ada sebagian orang yang menyangka bahwa jika mereka memberi uang kepada pekerjaan Kristus, maka inilah semuanya yang dipersyaratkan untuk diperbuat; waktu yang berharga dalam mana mereka dapat melakukan pelayanan pribadi bagi-Nya berlalu tanpa dimanfaatkan. Tetapi adalah kesempatan dan kewajiban semua orang yang memiliki kesehatan dan kekuatan untuk memberikan kepada Allah pelayanan yang aktif. Semua orang harus berusaha memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus. Sumbangan uang tidak dapat menggantikan hal ini.

“Setiap saat adalah dibebani dengan konsekuensi-konsekuensi kehidupan yang kekal. Kita harus berdiri sebagai manusia-manusia, yang siap setiap saat, yang siap bertugas segera setelah datang perintah.

Kesempatan yang kita miliki sekarang untuk berbicara kepada sebagian orang yang membutuhkan firman kehidupan mungkin tidak akan pernah lagi ditawarkan. Allah mungkin mengatakan kepada orang itu : ‘Malam ini jiwamu akan diminta daripadamu’, dan karena kelalaian kita ia mungkin menjadi tidak siap. Dalam hari Pehukuman yang besar itu nanti, bagaimanakah kelak kita mempertanggung jawabkannya kepada Allah?

“Kehidupan adalah terlalu penting untuk dihabiskan hanya dengan masalah-masalah dunia yang bersifat sementara, dalam urusan yang membosankan dan keinginan perkara-perkara yang hanya berupa sebutir atom diperbandingkan dengan perkara-perkara kepentingan samawi yang kekal. Namun Allah telah memanggil kita untuk melayani-Nya dalam persoalan-persoalan kehidupan yang sementara. Kerajinan dalam pekerjaan ini adalah merupakan bagian peribadatan yang benar yang sama dengan penyerahan diri. Alkitab tidak menyetujui pengangguran. Pengangguran ialah kutuk yang terbesar yang meresahkan dunia kita. Setiap laki-laki dan perempuan yang benar-benar bertobat akan menjadi pekerja yang rajin.

“Atas pemanfaatan yang tepat waktu kita, bergantunglah keberhasilan kita dalam mencarikan pengetahuan dan kebudayaan mental. Pemeliharaan orang pandai itu tidak perlu dihalangi oleh kemiskinan, asal mula yang sederhana, ataupun lingkungan-lingkungan yang tidak menguntungkan. Hanya supaya saat-saat itu disimpan. Sejenak di sini dan sejenak di sana, yang mungkin disia-siakan dengan pembicaraan yang tidak bertujuan; jam-jam pagi seringkali dihabiskan sia-sia di tempat tidur; waktu yang dihabiskan dalam perjalanan di dalam kereta api atau kereta-kereta lori, atau menunggu di stasion; waktu-waktu menunggu makan, menunggu orang-orang yang lambat memenuhi janji, -- jika sebuah buku berada di dalam tangan, dan kesempatan-kesempatan ini

dimanfaatkan dengan mempelajari, membaca, atau berpikir dengan seksama, akan apa yang mungkin belum diselesaikan. Suatu maksud yang pasti, kerajinan yang sungguh-sungguh, dan penghematan waktu yang saksama, akan memungkinkan orang mendapatkan pengetahuan dan disiplin mental yang akan membuat mereka mampu bagi hampir setiap kedudukan yang berpengaruh dan berguna.

“Adalah kewajiban setiap orang Kristen untuk mencapai kebiasaan-kebiasaan yang tertib, cermat, dan cekatan. Tidak ada maaf bagi kelambatan bekerja yang sembrono dengan cara apapun. Apabila seseorang selalu bekerja, dan pekerjaan itu tidak pernah selesai, maka itu adalah karena pikiran dan hatinya tidak ada pada pekerjaan itu. Orang yang lambat, dan yang bekerja secara tidak bermanfaat, hendaklah menyadari bahwa inilah kesalahan-kesalahan yang harus diperbaiki. Ia perlu melatih pikirannya dalam merencanakan bagaimana menggunakan waktu sehingga mendapatkan hasil-hasil yang terbaik. Dengan kebijakan dan metode, sebagian orang akan menghasilkan sama banyak hasil pekerjaan dalam lima jam dengan orang lain yang menghasilkannya dalam sepuluh jam. Sebagian orang yang melibatkan diri dalam pekerjaan-pekerjaan di rumah selalu bekerja, bukan karena banyak sekali yang harus dikerjakannya, melainkan karena mereka tidak merencanakan sedemikian itu untuk menghemat waktu. Oleh cara-cara mereka yang lambat, dan bertele-tele itu, mereka membuat banyak pekerjaan yang berasal mula dari yang paling sedikit. Tetapi semua orang mau, dapat mengalahkan kebiasaan-kebiasaan rewel dan berlambatan ini. Dalam pekerjaan mereka hendaklah mereka memilih suatu tujuan yang pasti. Tentukanlah berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi suatu tugas tertentu, lalu kemudian kendalikan setiap usaha menuju kepada penyelesaian pekerjaan itu dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Melatih kuasa kemauan akan membuat tangan-tangan bergerak dengan lincah.

“Karena tidak adanya keputusan untuk mengambil sendiri di dalam tangan dan memperbaharui kembali, maka orang-orang dapat meniru-niru dalam suatu cara tindakan yang keliru; atau oleh memeliharakan kekuatan-kekuatan mereka dapat mencapai kemampuan untuk melakukan pelayanan yang terbaik. Kemudian mereka akan menemukan dirinya dibutuhkan dimana saja dan dimana-mana. Mereka akan dipuji untuk semua yang pantas baginya.

“Banyak anak-anak dan orang-orang muda, menghabiskan waktu dengan sia-sia yang sesungguhnya dapat digunakan dalam melaksanakan tugas-tugas rumah tangga, sehingga dengan demikian menunjukkan suatu perhatian kasih sayang pada bapa dan ibu. Orang-orang muda dapat mengangkat ke atas bahu-bahu mereka yang muda dan kuat banyak tanggung jawab yang harus dipikul oleh seseorang.” -- Christ’s Object Lessons, pp. 342 – 345.

“Itulah pokok yang sebenarnya daripada semua iman yang tepat untuk melakukan perkara yang benar pada waktu yang tepat.” -- Testimonies, vol. 6, p. 24.

* * *

APAKAH YANG AKAN MENJADI LANGKAH ANDA BERIKUTNYA?

Sekarang jika saudara mendapat kesenangan, menghargai, dan dikuatkan melalui buku Tanya Jawab No. 4 ini, dan jika saudara rindu untuk melanjutkan, mintalah Buku No. 5. Ini akan dikirimkan sebagai pelayanan Kristen tanpa biaya atau kewajiban.

INDEKS ALKITAB

Aku bukannya membujuk, untuk melakukan pekerjaan yang terlalu besar --

Kata-kataku bagaikan larutan,

Namun Aku menyinari semua rumah tangga dan gereja

(di dalam takdir pemeteraian ini)

Dimana Aku diterima dan dihargai,

Dibaca dan dibaca lagi dan disimpan dengan baik,

Tidak dipandang rendah, ditolak, dan dicaci-maki dan dibenci,

dikutuk, disobek, dan dibakar dalam roh yang gagal.

Sekiranya kamu, tuan rumah yang kekasih, bukanlah musuh, melainkan teman,

Maka maukah kamu mendapatkan dari halaman-halaman ku --

Terang atas segala pertanyaamu agar terjawab, untuk mengakhiri ketakutanmu.

Dan mahkota yang tidak terbatas zaman,

Dengan keselamatan kekal yang sempurna,

Keputusanmu untuk mendengar Suara ku,

Dan diselamatkan dari antara segala bangsa,

Semua umat suci akan bersama denganmu untuk bergembira.

--- o0o ---