Tanya Jawab Buku No. 3

Tanya jawab topik-topik kebenaran sekarang yang diminati anggota Masehi Advent Hari Ketujuh

.

Copyright 1944,

V.T. Houteff

Hak cipta terjamin

Agar setiap orang yang haus akan kebenaran dapat memilikinya, maka buku kecil ini, sebagai bagian pelayanan Kristen, dikirimkan tanpa biaya. Hubungi kami untuk mendapatkannya. Tidak ada pungutan yang dituntut: kecuali tanggung jawab setiap jiwa itu sendiri untuk menguji segala sesuatu dan memegang yang baik. Satu-satunya yang mengikat hadiah kecil bebas biaya ini adalah untaian emas Eden dan benang merah Kalvari-menjadi satu tali pengikatnya

TANYA JAWAB

Buku No. 3 

Berbagai Pertanyaan dan Jawaban terhadap Pokok-Pokok Masalah Kebenaran Sekarang dalam Perhatian Para Anggota dan Para Pembaca Masehi Advent Hari Ketujuh

Terhadap buku 

TONGKAT GEMBALA 

Oleh :

Victor T. Houteff 

“Ahli Torat” ini, yang diutus ke dalam Kerajaan Surga, “mengeluarkan perkara-perkara yang baru dan lama.” Matius 13:52. 

Sekarang “kuduskanlah Tuhan Allah di dalam hatimu : dan bersiaplah selalu untuk menjawab dengan lemah lembut dan hormat kepada setiap orang yang menanyakan kamu akan hal alasan pengharapan yang ada di dalam kamu.” 1 Petrus 3 : 15.

 

DAFTAR ISI

TANYA JAWAB 

KAABAH YANG MANAKAH YANG DIBERSIHKAN DAN APAKAH YANG TELAH  MENCEMARKANNYA?

Pertanyaan No. 48 :

Apakah kata “pembersihan” yang dibicarakan di dalam Daniel 8 : 14 itu menunjuk kepada suatu pembersihan kaabah di surga? Jika demikian, maka apakah yang telah  mencemarkannya?

Jawab :

Walaupun kaabah yang di surga itu dan kaabah yang di bumi berada pada dua lokasi yang berbeda, namun yang satunya perlu melibatkan juga yang lainnya, karena keduanya itu menangani dosa-dosa dan orang-orang berdosa yang sama. Oleh sebab itu, maka bagi kaabah yang satu menjadi tercemar akan dengan sendirinya membawa akibat kepada yang lainnya. Misalnya, jika sebagian para anggota sidang di bumi murtad setelah pernah sekali bertobat (seperti yang diperbuat Akhan, Raja Saul, Yudas, Annias dan Saphira, dan banyak lagi yang lainnya yang nama-namanya pernah tercatat di dalam Buku Kehidupan, tetapi karena mereka lalai bertahan dalam iman telah  menjadi tidak pantas bagi kehidupan yang kekal), mereka pada waktu yang sama tentunya mencemarkan kedua kaabah itu. Kaabah yang di bumi dicemarkannya oleh perbuatan-perbuatan dan pengaruh mereka yang sesungguhnya, kaabah yang di surga dicemarkannya oleh nama-nama mereka yang tidak patut itu tercatat di dalam buku-bukunya; karena sementara kaabah yang di bumi menampung orang-orang itu, maka kaabah yang di surga menampung catatan-catatan pribadi mereka.

Oleh sebab itu karena perlu adanya pembersihan kaabah yang di bumi dari orang-orang murtad dan orang-orang munafik, maka tentu perlu juga adanya pembersihan kaabah surga dari nama-nama orang-orang berdosa itu

yang terdapat di dalam buku-bukunya. Dan sebutan yang tepat bagi sesuatu pekerjaan yang sedemikian ini ialah Pemeriksaan Pengadilan (Hukum) -- pekerjaan yang dilukiskan di dalam nubuatan Daniel (Daniel 7 : 9, 10) dan di dalam perumpamaan-perumpamaan Kristus tentang penuaian, pukat, talenta-talenta, pakaian kawin, dan kambing-kambing dan domba-domba.

Tetapi, karena Alkitab mengajarkan dengan jelas bahwa pekerjaan yang istimewa ini akan jadi hanya sekali dalam masa kasihan (Ibrani 9 : 26), maka dengan sendirinya catatan-catatan dari mereka yang telah  mati sepanjang beradaba-abad yang lalu akan pertama-tama sekali lewat di hadapan pemandangan Allah, Hakim Agung itu (Daniel 7 : 9, 10). Sesudah mereka ini diperiksa, kemudian baru pemeriksaan terhadap catatan-catatan dari orang-orang hidup dimulai. Dan sebagaimana kepada kita telah diberitahu, bahwa ada terdapat dua kelas orang-orang di dalam sidang (“gandum” dan “lalang” -- Matius 13 : 30), maka jelaslah bahwa Pemeriksaan Pengadilan (“Penuaian”) terhadap orang-orang mati itu hanya berlaku terhadap kaabah yang di surga. Hal ini makin lebih jelas apabila diingat, bahwa “orang-orang mati tidak mengetahui apa-apa” (Pengkhotbah 9 : 5) melainkan berbaring tanpa sadar sambil menunggu di dalam kubur-kubur mereka akan hari kebangkitan itu. Tetapi apabila Pengadilan (“Penuaian”) terhadap orang-orang hidup dimulai, maka kaabah yang di bumi ini akan dibersihkan dari orang-orang munafik, dan di dalam kaabah nama-nama mereka dicoret keluar dari catatan-catatannya. Oleh sebab itu kedua kaabah itulah yang akan dibersihkan. Pembersihan kaabah yang di bumi selanjutnya dikemukakan oleh nubuatan Maleakhi sebagai berikut :

“Bahwasanya, Aku akan mengirim utusan-Ku, maka ia akan mempersiapkan jalan di hadapan-Ku : maka Tuhan, yang kamu cari itu akan secara tiba-tiba

datang ke kaabah-Nya, yaitu utusan perjanjian yang kamu rindukan itu : bahwasanya, Ia akan datang, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Tetapi siapakah yang dapat tahan berdiri pada hari kedatangan-Nya itu? Dan siapakah yang akan berdiri apabila Ia muncul? Karena Ia adalah bagaikan suatu api pembersih dan bagaikan sabun pembersih : maka Ia akan duduk bagaikan pembersih dan penggosok perak, dan Ia akan menyucikan bani Lewi, dan membersihkan mereka itu bagaikan emas dan perak, supaya dapat mereka mempersembahkan kepada Tuhan suatu persembahan dalam kebenaran.” Maleakhi 3 : 1 – 3.

Dan lagi, diinjak-injaknya di bawah kaki kedua kaabah dan bala tentara orang banyak itu, dan pencampakan “ke bawah kebenaran sampai ke tanah”, yang dikemukakan di dalam Daniel 8 : 12, harus juga dipikirkan. Oleh menggantikan keimamatan Kristus dengan suatu keimamatan Kapir, dan menggantikan bala tentara Allah dengan orang-orang Kapir yang tidak bertobat, juga oleh menggantikan hari Sabat Allah dengan suatu hari besar Kekapiran, bukan saja kedua kaabah surga dan bumi tercemar, melaikan juga ajaran-ajarannya. Sebab itu, sementara kedua kaabah itu dibersihkan dari orang-orang berdosa, maka Kebenaran Alkitab juga disaring dari teori-teori dan pendapat-pendapat manusia. 

KAPANKAH PERHITUNGAN HARI DIMULAI?

Pertanyaan No. 49 :

Kapankah hari yang terdiri dari dua puluh empat jam mulai dihitung -- pada saat matahari masuk, pada saat matahari terbit, ataukah pada tengah malam?

Jawab :

Siklus dua puluh empat jam itu dimulai pada saat matahari masuk, sebab pada saat itu bumi muncul (came into existence) dan mulai berputar

pada porosnya, belum ada terang “pada permukaan kedalaman (face of the deep)”, kemudian “Allah berfirman : Hendaklah ada terang : dan jadilah terang ..... maka petang dan pagi itu adalah hari yang pertama.” Kejadian 1 : 2, 3, 5.

Tetapi, “terang” yang menyinari pada hari yang pertama itu, dan oleh mana Allah telah memisahkan siang daripada malam (membuat bumi berputar pada porosnya), adalah bukan terang yang berasal dari matahari, karena matahari dan bulan baru diciptakan pada hari keempat, sewaktu Tuhan berfirman kepada mereka “untuk memerintah atas siang hari dan atas malam hari” (Kejadian 1 : 18), yang telah  ditetapkan-Nya sebelumnya.

Demikianlah halnya bahwa jika bumi mulai membagi-bagi secara berulang masa yang tak terhingga dimulai dengan malam pertama dari minggu kejadian, dari mana Sabat hari ketujuh yang setiap minggu diukur, maka bulan mulai membagi-bagi waktu secara berulang, dimulai pada akhir dari hari ketiga dan pada permulaan malam keempat dari mana bulan diukur, dan matahari mulai membagi-bagi waktu secara berulang dimulai pada akhir dari malam keempat dan pada permulaan hari keempat, dari mana tahun dihitung. Dengan demikian, maka panjang-waktu yang mengukur dan memotong masing-masing minggu adalah tiga hari lebih awal daripada panjang-waktu yang mengukur dan memotong masing-masing tahun matahari (solar year) dan bulan (lunar month). Oleh sebab itu, agar supaya umat-Nya dapat memperingati minggu kejadian itu mulai dari saat permulaan panjangnya waktu bumi, maka Allah memerintahkan : “Dari petang sampai kepada petang hendaklah kamu merayakan sabatmu.” Imamat 23 : 32.

Oleh sebab itulah hari yang berduapuluh empat jam dimulai dengan malam, yaitu pada saat matahari masuk; dan siang itu sendiri, yang terpisah dari malam, dimulai pada saat matahari terbit.

KAPANKAH PENGHITUNGAN TAHUN IBRANI DIMULAI ?

Pertanyaan No. 50 :

Dapatkah Saudara menceritakan kepada kami hari Tahun Baru Ibrani, dan hari-hari dari pesta-pesta perayaan mereka, dalam penanggalan kalender Romawi kita yang ada?

Jawab :

Sambil memimpin rombongan besar orang-orang Ibrani itu dari perhambaannya menuju ke kemerdekaan, maka Tuhan terus mengukuhkan mereka dalam kebenaran dari segala perkara, termasuk kebenaran mengenai hari pada mana penghitungan tahun dimulai,  kebenaran mengenai hari pada mana penghitungan bulan dimulai, dan  kebenaran mengenai hari pada mana penghitungan minggu dimulai. Jelaslah, bahwa agama Ibrani secara luas banyak berhubungan dengan hari-hari dari minggu, dari bulan, dan dari tahun.

Orang-orang Ibrani itu selamanya harus menyucikan (1) bukan sesuatu hari yang ketujuh dari setiap minggu, melainkan hari yang ketujuh itu dari setiap minggu, yaitu hari Sabat; (2) hari-hari mulai dari hari yang kelima-belas sampai kepada hari yang keduapuluh satu dari bulan yang pertama, yaitu minggu Paskah; (3) hari kelima puluh sesudah berkas ikatan buah-buah pertama dipersembahkan, yaitu hari Pantekosta; (4) hari kesepuluh dari bulan yang ketujuh, hari Grafirat; (5) hari-hari mulai dari hari kelima belas sampai kepada hari kedua puluh satu dari bulan yang sama, yaitu Pesta Perayaan Tabernakel-Tabernakel; dan (6) pesta-pesta perayaan bulan-bulan baru. Demikianlah Dia Yang Maha Tahu itu, Dia yang menciptakan badan-badan langit dan mengetahui tepat saatnya Ia menggerakkan sekaliannya itu untuk memerintahkan hari, bulan, dan tahun, Ia memutuskan bahwa pesta perayaan-perayaan yang suci itu

supaya dirayakan tepat pada bulan dan tepat pada hari pada mana sekaliannya itu pertama kali diresmikan.

Dan Ia menetapkan “segala terang di dalam angkasa ..... untuk menjadi tanda-tanda, dan musim-musim, dan hari-hari, dan tahun-tahun” (Kejadian 1 : 14), oleh gerakan-gerakannya Ia menentukan setiap tanggal matahari dan setiap tanggal bulan, supaya ia itu tidak akan pernah terlupakan. Kemudian untuk lebih mengamankannya terhadap sesuatu kehilangan yang sedemikian ini, maka “berbicaralah Ia kepada Musa dan Harun di negeri Mesir, kata-Nya, Bulan ini akan bagimu menjadi permulaan dari segala bulan : ia itu akan menjadi bulan yang pertama dari tahun bagimu.” Keluaran 12 : 1, 2.

Demikianlah kita saksikan bahwa jam lonceng-Nya yang besar dan yang tak pernah keliru bagi bumi, yaitu gerakan-gerakan bumi sendiri yang teratur itu, menentukan hari dan tahun, sedangkan perputaran bulan mengelilingi bumi menentukan bulan-bulan (months).

Tetapi Tahun Baru Romawi, yaitu 1 Januari, menemukan penetapannya, bukan dalam gerakan-gerakan dari sistem matahari (solar system), melainkan dalam dugaan-dugaan dari mitologi. Akibatnya, karena tanggal itu tidak bertepatan sama dengan waktu siang dan malam yang sama panjang dari musim semi ataupun dari musim gugur, ataupun dengan titik balik matahari dari musim panas ataupun dari musim dingin, maka sekiranya penduduk bumi akan kehilangan penghitungan hari, dan perlu menemukannya kembali, mereka tak akan mampu menemukannya.

Untuk menghindarkan umat-Nya daripada sesuatu bencana yang sedemikian ini menimpa mereka, dan untuk membuat mereka pandai terhadap saat permulaan penghitungan tahun, maka Tuhan telah memberikan kepada Musa kalender tahunan yang suci yang tidak mungkin hilang atau salah hitung

selama bumi masih ada. Kepadanya Ia mengatakan bahwa hari yang mendahului keluaran dari Mesir itu adalah hari keempat belas dari bulan yang pertama : dan untuk selamanya sesudah itu mereka harus memperingati Paskah pada malam itu setiap tahun, yaitu malam sesudah hari yang keempat belas itu. Demikianlah Tuhan menetapkan kembali kalender kejadian itu, sambil mengukuhkan kembali bahwa penghitungan tahun dimulai pada hari musim semi sewaktu malam dan siangnya sama panjang, pada mana musim semi, sebagai musim yang pertama dalam tahun dimulai, dan pada mana matahari dan bulan diciptakan (hari keempat dari permulaan kejadian dunia) -- yaitu satu-satunya saat di dalam waktu dimana dalam alam yang sesungguhnya dari segala-galanya penghitungan tahun dapat dimulai. Dan demikian itulah halnya bahwa hari Paskah, hari Grafirat, dan Pesta Perayaan Tabernakel-Tabernakel (tiga pesta perayaan yang sangat penting di dalam tahun) di samping pesta-pesta perayaan lainnya, adalah dikendalikan oleh tahun matahari (solar year) dan oleh bulan (lunar year); Sabat yang setiap minggu itu dikendalikan oleh hari pada mana kejadian dimulai, dan tahun itu sendiri dikendalikan oleh waktu semi yang siang dan malamnya sama panjang, yaitu tonggak pemberi tanda yang tak dapat berpindah-pindah.

Karena bulan pertamanya dari tahun dimulai dengan bulan baru yang pertama pada, atau sesudah, waktu semi yang malam dan siangnya sama panjang, yaitu bulan Maret tanggal 20 – 21, maka hari yang keempat belas yang pada mana domba Paskah akan disembelih akan jatuh pada tanggal 3 April. Sekaligus akan terlihat, bahwa bulan Romawi sama sekali tidak mungkin memiliki apapun yang berhubungan dengan penentuan waktu Paskah ataupun persembahan berkas ikatan, sehingga dengan demikian tidak ada apapun juga yang berkaitan dengan penghitungan waktu penyaliban ataupun kebangkitan Kristus.

Ini akan lebih jelas terlihat dari hubungan peristiwa-peristiwa suci yang datang dalam musim semi tahun 31 tarikh Masehi, tahun di mana Kristus disalib, dengan peristiwa-peristiwa suci yang datang dalam musim gugur tahun 27 tarikh Masehi, tahun dimana Ia dibaptis, seperti terlihat melalui bagan berikut ini. 

__ GAMBAR __

Gambar ini memungkinkan kita melihat bahwa sebagaimana musim (solar season) yang satu sebanding dengan musim yang lainnya (musim semi yang siang malamnya sama panjang sebanding musim gugur yang siang malamnya sama panjang, dan titik balik matahari musim panas menandingi titik balik matahari musim dingin), maka dalam bentuk yang sama pun pesta-pesta perayaan suci dari musim yang satu menandingi pesta-pesta perayaan suci dari musim yang lainnya : hari kesepuluh dari bulan pertama, yaitu pemisahan anak domba yang tak bercacat cela dari kelompoknya (Keluaran 12 : 3), berkaitan dengan hari kesepuluh dari bulan ketujuh, yaitu pekerjaan Grafirat, pemisahan orang-orang yang benar daripada orang-orang yang tidak benar, yang menunjukkan dalam kedua-dua peristiwa itu suatu hari pengadilan (pehukuman), suatu hari pemisahan orang-orang yang suci daripada orang-orang yang tidak suci; hari keenam belas dari bulan pertama, yaitu hari penyaliban Kristus, berkaitan dengan hari keenam belas dari bulan yang ketujuh, yaitu hari Yesus dibaptis, menunjukkan bahwa kubur air-Nya itu adalah membayangi kubur-Nya di dalam tanah; hari kedelapan belas dari bulan pertama, yaitu kebangkitan, berkaitan dengan hari kedelapan belas dari bulan ketujuh, yaitu hari pertama dari ujian-Nya di padang belantara; empat puluh hari kemenangan-Nya dalam pelayanan kepada murid-murid-Nya; berkaitan dengan empat puluh hari kemenangan-Nya dalam peperangan melawan Setan; dan murid-murid-Nya mengkhotbahkan Injil setelah Pantekosta, berkaitan dengan Ia mengkhotbahkan injil setelah ujian-Nya di padang belantara.

Lepas dari peristiwa-peristiwa yang bertepatan itu, maka untuk menetapkan tanggal baptisan-Nya sebagai hari yang keenam belas dari bulan yang ketujuh, kita hanya perlu melihat pada kenyataan bahwa “perkataan nubuatan yang lebih pasti” menyatakan bahwa Ia akan

berkhotbah tiga setengah tahun lamanya, dan kemudian “dipotong”. Daniel 9 : 26. Dan karena Ia telah disalibkan pada hari keenam belas dari bulan yang pertama, maka Ia harus sudah dibaptiskan bagi tugas pelayanan tiga setengah tahun sebelumnya, yaitu pada hari keenam belas dari bulan yang ketujuh. 

APAKAH PASKAH DAN PENGUBURAN ITU PADA HARI YANG SAMA? 

Pertanyaan No. 51 :

Akhir-akhir ini banyak usaha telah dilakukan untuk menentukan hari-hari tertentu dari minggu pada mana pemeriksaan, penyaliban, penguburan, dan kebangkitan Yesus terjadi; juga jangka waktu Ia diperiksa, tergantung di kayu salib, dan berbaring di dalam kubur. Hal-hal yang dikemukakan sebagai bukti mengenai persoalan itu membingungkan saya. Dapatkah Anda menjelaskannya? Dan apakah Yesus memakan Paskah pada hari yang sama orang-orang Yahudi melakukannya, ataukah sebelumya?

Jawab :

Tanpa menghiraukan betapa tertutupnya tampaknya para penulis Injil membiarkan persoalan ini dalam rahasia, namun suatu rangkaian fakta-fakta ada diberikan secara nyata dan muncul dengan jelas, yaitu jam-jam di mana peristiwa-peristiwa utama itu terjadi.

Semua Injil membuktikan bahwa Yesus ditangkap pada malam yang sama Ia memakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Nya (Matius 26 : 34); Markus 14 : 30; Lukas 22 : 34). Yohanes menegaskan bahwa segera sesudah itu Ia “dibawa ..... pergi kepada Annas” (Yohanes 18 : 13), dan Markus mengungkapkan bahwa kemudian pada malam itu Ia dibawa ke hadapan “imam-imam besar dan semua majelis.” Markus 14 : 54, 55. “Dan segera setalah siang hari”, setelah semua penghitungan setuju, maka Ia akhirnya diadili di hadapan Sanhedrin.

Untuk membuat pemeriksaan menjadi sah, maka pengadilan itu tidak dapat (oleh Undang-Undang Yahudi) berlangsung sebelum matahari terbit, yaitu jam dua belas, waktu kuno. Tepatnya, waktu pemeriksaan itu tidak dapat lebih awal dari pada jam 11 : 50 pagi waktu kuno (jam 5 : 30 pagi waktu kini), karena minggu Paskah dirayakan mulai dari hari keempat belas sampai kepada hari kedua puluh satu dari bulan pertama tahun Ibrani yang dimulai dengan musim semi (vernal equinox -- tanggal 20 – 21 bulan Maret), yaitu waktu dari tahun di mana siang dan malamnya sama panjang.

Selanjutnya, sebagaimana ditunjukkan oleh semua penulis Injil, Ia dibawa ke aula pengadilan Romawi, di mana, sesuai dengan kesaksian Yohanes, Ia diadili di hadapan Pilatus pada “kira-kira jam enam.” Yohanes 19 : 14. Dan Markus mencatat bahwa Ia disalibkan pada “jam tiga” (Markus 15 : 25), sementara Matius dan Lukas, berikut Markus, membuktikan bahwa sewaktu Ia tergantung di kayu salib kegelapan menutupi bumi dari jam enam sampai jam sembilan (Matius 27 : 45; Markus 15 : 33; Lukas 23 : 44). Pada akhirnya, semua bergabung dalam menyimpulkan kesaksian bahwa Ia dikuburkan tepat menjelang jam dua belas, matahari masuk -- sebelum masuk Sabat (Matius 27 : 57 – 62; Markus 15 : 42 – 46; Lukas 23 : 54 – 56).

Gambar berikut ini memperlihatkan suatu jangka waktu empat puluh delapan jam. Di atasnya setiap jam ditunjukkan, dan petunjuk bagi masing-masing peristiwa diberikan berhadapan dengan jam di mana peristiwa itu jadi. Angka-angka sebelah luar dari gambar itu memperlihatkan jam kuno; angka-angka sebelah dalam memperlihatkan

jam masa kini. Bagian-bagian yang gelap menunjukkan jam-jam dari semua malam yang termasuk di dalamnya, juga kegelapan yang terjadi selama Kristus tergantung pada salib-Nya.

__ GAMBAR __

Sekiranya seseorang hendak menyimpulkan bahwa peristiwa-peristiwa itu dalam kaitannya dengan kesengsaraan Kristus, -- penangkapan atas diri-Nya, pemeriksaan-pemeriksaan-Nya, penyaliban, dan penguburan-Nya, -- terjadi dalam satu hari, maka seperti terlihat dengan jelas pada gambar di atas, tentunya tidak akan terdapat “jam enam” bagi pemeriksaan di dalam aula pengadilan Pilatus; memang, tidak akan ada waktu sama sekali yang diperuntukkan bagi pemeriksaan-pemeriksaan di hadapan Pengadilan Romawi -- Pilatus dan Herodes!

Dan untuk menerima bahwa Lukas 22 : 7 – 14 itu hanya mencatat suatu Paskah pengganti -- bahwa Yesus dan murid-murid-Nya merayakan sesuatu paskah sebelum harinya tiba -- adalah sama dengan mengambil suatu pendirian yang berbeda dengan “hukum” maupun dengan “kesaksian” dari para nabi dan para rasul (Yesaya 8 : 20). Dan sekiranya memang inilah kenyataannya, maka orang-orang Yahudi yang mati-matian ingin melakukan berbagai perbuatan melawan hukum atas Kristus, sudah akan banyak melakukannya, dan sebagai akibatnya murid-murid sudah akan menuliskannya.

Untuk memuaskan tuntutan “hukum” yang tak berubah, maka anak domba itu harus disembelih di sore hari keempat belas dari bulan yang pertama (Bilangan 28 : 16), dan pesta harus dirayakan pada hari kelima belas (ayat 17), yaitu malam yang menyusul hari yang keempat belas itu (Keluaran 12 : 8). Dalam bukti penutup terhadap kenyataan ini Roh Nubuatan dengan tegas

mengatakan : “Pada hari keempat belas dari bulan Yahudi yang pertama, yaitu hari dan bulan di mana, untuk selama lima belas abad lamanya anak domba Paskah telah  disembelihkan, maka Kristus, setelah memakan Paskah itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, Kristus melembagakan pesta perayaan itu yang akan memperingati kematian-Nya sendiri sebagai’ Anak Domba Allah, yang membuangkan dosa dunia ini’.” -- The Great Controversy, p. 399.

Sementara minggu Paskah diatur oleh bulan, maka hari di mana berkas ikatan akan dipersembahkan (contoh yang melambangkan kebangkitan -- 1 Korintus 15 : 20; The Desire of Ages, p. 786) adalah diatur oleh minggu. Dan menurut Imamat 23 : 3, 11, berkas ikatan akan dipersembahkan pada hari yang menyusul Sabat hari yang ketujuh, karena Sabat dari ayat 11 itu ialah Sabat dari ayat 3 -- yaitu dalam kaitan dengan yang Musa perkenalkan masalah pesta-pesta perayaan itu.

Lagi pula, Alkitab tidak pernah menyebut sesuatu hari perayaan dengan “Sabat itu”, melainkan selalu dengan “suatu sabat” atau “sabat-sabat” (lihat ayat 24).

(Bagi penjelasan yang lebih luas terhadap masalah hari-hari dari minggu Paskah, dan terhadap jangka waktu “tiga hari dari tiga malam” -- Matius 12 : 39, 40 itu -- bacalah buku Traktat No. 10, yang berjudul The Sign of Jonah.)

APAKAH PEKERJAAN TONGKAT GEMBALA MEMILIKI SESUATU CONTOHNYA? 

Pertanyaan No. 52 :

Jika “Tongkat Gembala” benar bahwa “di mana tidak ada contoh, maka tidak akan ada kebenaran”, maka di manakah contoh dari tugas pekerjaan “Tongkat” itu sendiri, sekiranya seseorang bertanya?

Jawab :

Di dalam Wasiat Lama ada dikemukakan sesuatu Pergerakan agama yang merupakan sesuatu “contoh” atau lambang (type), daripada sesuatu bandingannya di dalam Wasiat Baru. Dan sebagaimana Allah kemarin mengorganisasikan dan memimpin yang satu untuk membebaskan umat-Nya dari sesuatu perhambaan yang kejam di bawah penguasa-penguasa Kapir, demikian itu pula Ia akan berbuat dengan yang lainnya di waktu ini. Sama halnya dengan Ia memberi petunjuk kepada yang satu, demikian itu pula Ia memberi petunjuk kepada yang lainnya mengenai bagaimana mengharapkan untuk dibebaskan dan ditetapkan pada negeri warisan mereka, yaitu kerajaan yang merdeka, damai, dan berkelimpahan. Dalam jaminannya ini, Ia menyatakan : “Kini segala perkara ini berlaku bagi mereka untuk menjadi contoh-contoh; dan sekaliannya itu tercatat untuk menjadi nasehat bagi kita, terhadap siapa segala akhir dunia akan datang.” 1 Korintus 10 : 11. Dan “akan ada kelak suatu jalan raya bagi umat-Nya yang sisa, yang akan tertinggal, berasal dari Assyria; sama seperti halnya bagi Israel pada hari ia keluar dari negeri Mesir.” Yesaya 11 : 16.

Semua perkataan ini jelas menunjukkan bahwa Pergerakan Eksodus yang lalu yang dipimpin oleh Musa melalui tongkat gembalanya, dari Mesir ke

Kanaan, menunjuk ke depan dalam contoh kepada kelepasan yang terakhir umat Allah daripada perhambaan mereka yang lama di bawah kerajaan-kerajaan dunia ini, kepada kemerdekaan di dalam kerajaan Allah. Sesuai dengan itu, maka Pergerakan Eksodus akhir zaman yang terakhir ini akan dipimpin oleh Tongkat Gembala contoh saingan, dan akan dibebaskan daripada semua ikatan bumi -- yaitu dari dosa dan dari orang-orang berdosa.

Namun kiranya perlu diingat bahwa Pergerakan Eksodus itu, dalam contoh, terdiri dari dua bagian, bagian yang pertama dipimpin oleh Musa dan bagian kedua oleh Yosua, dan bahwa itulah yang terakhir, yang murni, yaitu bagian (yang tumbuh dewasa setelah empat puluh tahun mengembara di padang belantara, dan setelah hanya dua dari semua yang berusia dua puluh tahun ke atas sewaktu meninggalkan Mesir, meninggal dunia) yang memiliki tanah itu.

Pergerakan yang dipimpin oleh Tongkat Gembala di waktu ini adalah satu-satunya Pergerakan di dalam Dunia Kristen yang cocok dengan contoh itu -- Israel dari zaman Yosua : sama dengan pergerakan itu yang menarik para pengikutnya hanya dari Pergerakan induk, dan yang memiliki sebagai tujuan tiga rangkapnya kelepasan umat Allah dari penjajahan, pemilikan tanah itu, dan pendirian kerajaan. Dan seperti halnya Israel yang sudah murni dari zaman Yosua, generasi yang bertahan selama empat puluh tahun pengembaraan di padang belantara itu, pertama-tama mewarisi kepemimpinan terakhir dari contoh Pergerakan Eksodus itu, dan kemudian tanah perjanjian itu; demikian itu pula Israel yang sudah murni masa kini (mereka yang 144.000 itu), yaitu orang-orang yang sudah bertahan selama empat puluh tahun pengembaraan dari tahun 1890 – 1930, dan yang luput dari pembantaian Yehezkiel pasal 9, akan

dipromosikan menduduki kepemimpinan yang terakhir dari Pergerakan Eksodus contoh saingan, kemudian mewarisi “tanah perjanjian itu”, dan menjadi warga negara di dalam Kerajaan yang kekal itu.

Demikianlah kita saksikan bahwa sesudah orang-orang yang bersungut-sungut itu dihapuskan, sesuai dengan contohnya, baru Yosua mengambil alih, dan memimpin Pergerakan Eksodus itu di tanah Kanaan. Sesuai dengan itu, maka dalam contoh saingan periode sebelum Tongkat Gembala datang, periode Laodikea, akan merupakan periode dimana akan ditemukan contoh orang-orang yang mengembara, yang ragu-ragu, yang bersungut-sungut, menentang pendiri Pergerakan maupun menentang prinsip-prinsip menu sehat (“reformasi Kesehatan”) dari Pergerakan, dan akibat berbagai kutuk dan pembantaian.

Akibat yang cepat dari semua persungutan ini, keluhan-keluhan dan keragu-raguan di waktu ini sudah akan membutakan mata banyak orang di dalam Pergerakan Advent, membuat mereka berbalik dari mengikuti Kristus Pemimpin mereka, dan terus menerus mundur “menuju Mesir.” -- Testimonies, vol. 5, p. 217. Akibatnya, dalam suatu kesamaan tragis yang lain, sama seperti yang ditulis Musa mengenai contoh pengalaman yang menyedihkan itu, demikian itu pula ditulis oleh pendiri gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mengenai pengalaman yang bahkan lebih menyedihkan lagi dalam contoh saingannya, yang diucapkannya dalam tahun 1888 yang lalu : “Banyak yang telah  kehilangan pandangan terhadap Yesus”; dan “Keragu-raguan dan bahkan ketidak-percayaan terhadap kesaksian-kesaksian dari Roh Allah, sedang meracuni gereja-gereja kita di mana-mana.” -- Testimonies, vol. 5, p. 217.

Dengan perkataan lain, sama seperti halnya orang-orang yang tidak percaya pada

pihak Israel kuno yang lalu telah dikirim kembali untuk mengembara di padang belantara sampai semua yang bersalah binasa, maka sedemikian itu pula ketidak-percayaan pada pekabaran Pembenaran oleh iman yang diberitakan di Pertemuan Minneapolis itu telah mengirim gereja Masehi Advent Hari Ketujuh ke dalam suatu pengembaraan empat puluh tahun lamanya di padang belantara, sampai tahun 1930, dengan kedatangan pekabaran ini, yang oleh suaranya setiap orang harus mematuhi tawaran Allah atau mati seperti halnya Akhan dan keluarganya. Kiranya Allah berkenan agar Israel masa kini, yaitu anak-anak dari mereka yang telah  mengulangi sejarah Israel kuno yang lalu (Testimonies, vol. 5, p. 160), dapat diingatkan melalui kesalahan-kesalahan para nenek moyang mereka, lalu mematuhi panggilan Jam Kesebelas.

Pengetahuan contoh yang penting ini masih mengungkapkan lagi kesamaan-kesamaan sejajar yang penting lainnya sebagai berikut : sebagaimana Pegerakan Eksodus itu telah  ditinggal mati pemimpinnya yang kelihatan sesaat menjelang pergerakan itu memasuki tanah Kanaan, maka demikian itu pula Pergerakan Advent telah ditinggal mati pemimpinnya yang kelihatan sewaktu ia sudah mendekati perbatasan-perbatasan Kerajaan itu; dan sebagaimana Yosua kemudian telah  dipanggil untuk memimpin kaki-kaki para peziarah Allah yang sudah letih itu ke tanah air mereka, maka demikian itu pula harus bangkit seseorang yang lain pada waktu ini dalam menggenapi contoh itu, untuk menghantarkan pulang kaki-kaki umat kesucian Allah yang ada sekarang.

“Oleh seorang nabi Israel telah dihantarkan Tuhan keluar dari Mesir, dan oleh seorang nabi ia telah dipelihara.” Hosea 12 : 13.

“Seseorang akan datang dalam roh dan kuasa Eliyah, dan apabila ia muncul,

orang-orang mungkin mengatakan : ‘..... Anda tidak menginterpretasikan Alkitab itu dalam cara yang sepatutnya’.” -- Testimonies to Ministers, p. 475, 476.

Dalam seluruh bagian sejarah sidang semenjak dari Pergerakan Eksodus itu, pekabaran Tongkat Gembala adalah satu-satunya pekabaran yang menyerukan bagi sesuatu Pergerakan yang sedemikian ini, dan yang dengan tepatnya cocok dengan contoh itu. (Bacalah buku Traktat No. 8, Gunung Sion Pada Jam Kesebelas, dan buku Traktat No. 9, Tengoklah Aku Jadikan Segala Perkara Baru).

Oleh karena itu, tak dapat diragukan, bahwa terang yang jelas terpancar dari contoh, dari kesaksian-kesaksian para nabi, dan dari sejarah, mengindetifikasikan pekabaran Tongkat Gembala sebagai satu-satunya pekabaran yang dikuasakan untuk memimpin sidang akhir zaman, yang bebas dari dosa dan orang-orang berdosa, masuk dalam tanah perjanjian, apabila “segala masa bangsa-bangsa Kapir genap sudah.” Lukas 21 : 24. “Dalam sejarah raja-raja ini Allah di surga akan mendirikan sebuah kerajaan, yang kelak tidak pernah dapat dibinasakan.” Daniel 2 : 44. Saat itu telah tiba, dan Tongkat Allah itu ada di sini untuk mengadakan bahwa “pergerakan reformasi yang besar itu di antara umat Allah” (Testimonies, vol. 9, p. 126), untuk memberikan “kuasa dan kekuatan kepada Pekabaran Malaikat yang Ketiga” (Early Writings, p. 277), sehingga, “dengan bersenjatakan kebenaran Kristus, sidang ..... ‘indah bagaikan bulan, cerah bagaikan matahari, dan hebat bagaikan suatu bala tentara dengan panji-panjinya’”, dapat “keluar ke dalam seluruh dunia, dengan kemenangan dan untuk memenangkan.” -- Prophets and Kings, p. 725.

“Dengarlah olehmu akan Tongkat itu, dan akan Dia yang telah menentukannya.” Mikha 6 : 9.

EMPAT ANGIN -- APAKAH ITU? 

Pertanyaan No. 53 :

Buku “Testimonies to Ministers”, p. 444 menegaskan : “Yohanes menyaksikan unsur-unsur alam itu -- gempa bumi, angin ribut, dan pergolakan politik -- diperlihatkan bagaikan sedang ditahan oleh empat malaikat.” Tetapi buku Traktat No. 8, “Mount Sion at the Eleventh Hour”, p. 22 mengatakan : “Karena bangsa-bangsa selalu berada dalam peperangan, maka pekerjaan pengrusakan rangkap dua ini tidak mungkin melambangkan pergolakan politik.” Bagaimanakah kedua penegasan yang saling bertentangan ini dapat dicocokkan?

Jawab :

Kami yakin bahwa jika sekiranya si penanya mau mempelajari kembali dengan seksama buku “Testimonies to Ministers, p. 444, maka ia akan menyaksikan bahwa ia itu sedang berusaha menunjukkan bahwa tujuan Ilahi dalam menahan angin-angin itu seperti yang dijelaskan oleh ayat itu, ialah “keselamatan sidang Allah.” Karena demikian itu halnya, maka angin-angin itu sendiri, yang merupakan lambang dari pergolakan, kekacauan, dan peperangan, apabila dilepaskan akan menghembus menghantam sidang. Ini adalah jelas terbukti karena tertahannya angin-angin itu semenjak dari zaman Yohanes sampai kepada saat ini, belum pernah menghalangi bahkan sekarangpun tidak menghalangi peperangan bangsa-bangsa di antara sesamanya. Mereka selalu terlibat perang di antara sesamanya, dan sekarang mereka sedang terlibat dalam suatu pertikaian seluruh dunia yang hebat yang tak ada tandingannya dalam seluruh sejarah, sekalipun malaikat-malaikat masih tetap menahan angin-angin itu. Oleh sebab itu, karena pertikaian yang dilambangkan oleh peniupan

angin-angin itu, harus pada dasarnya bersifat agama dalam tujuannya, dan hanya bersifat politik dalam prosedur, dengan demikian bersifat agama-politik sesuai yang ditegaskan di dalam buku Traktat No. 12, Dunia Kemarin, Hari Ini, dan Esok, pp. 38, 65, dan di dalam Tongkat Gembala, jilid 2, hal. 114 (bahasa Inggris). Kesimpulan ini dikemukakan di dalam kata-kata berikut ini :

“Waktu itu akan datang apabila kita kelak tidak mungkin dapat berbelanja dengan harga berapapun. Keputusan akan segera keluar melarang orang-orang untuk berjual beli dari siapapun terkecuali dia yang memiliki tanda binatang itu. Selama sesaat kami telah mendekati peristiwa ini yang terjadi di California; namun ini baru hanya ancaman dari peniupan keempat angin-angin itu. Sekaliannya masih akan ditahan oleh keempat malaikat itu. Kami belum siap. Masih ada lagi sesuatu tugas yang harus diselesaikan, dan barulah malaikat-malaikat itu akan diminta untuk melepaskannya, agar supaya keempat angin itu dapat meniup di atas bumi. Ia itu akan merupakan suatu masa penentuan bagi anak-anak Allah, yaitu suatu masa kesusahan yang sedemikian itu belum pernah ada semenjak berdirinya sesuatu bangsa.” -- Testimonies, vol. 5, p. 152.

Buku Traktat itu, dalam penegasannya yang khusus yang dipertanyakan di atas, sedang hanya menekankan pada pandangan agama mengenai kekacauan itu, dalam usaha untuk menunjukkan bahwa kekacauan itu adalah bukan dalam tujuan politik, -- bukan untuk memenangkan daerah teritorial, melainkan untuk membangun agama internasional untuk memaksa dunia menyembah patung dari binatang itu.

Dalam terang yang jelas ini, kita saksikan bahwa keduanya, Testimonies to Ministers maupun rangkaian buku-buku Tongkat

Gembala sedang berusaha untuk menunjukkan bahwa pertikaian itu adalah bukan politik semata dan juga bukan agama semata-mata, melainkan merupakan agama-politik. Itu adalah gereja dan negara yang bersekutu dalam tindakan bersama. 

SERATUS EMPAT PULUH EMPAT RIBU ATAUKAH SUATU ROMBONGAN BESAR? 

Pertanyaan No. 54 :

Bagaimanakah mungkin rombongan besar orang banyak (Wahyu 7 : 9) itu dapat menjadi pelengkap dari mereka yang 144.000 itu dalam membentuk orang-orang suci yang hidup?

Jawab :

Meskipun kenyataan bahwa “dalam pekerjaan penghabisan” bagi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, hanya 144.000 orang yang akan dimeteraikan, sesuai dengan Testimonies, vol 3, p. 266, namun pada permulaan tahun 1944, Gereja telah mencatat jumlah keanggotaannya melebihi angka setengah juta, sedangkan bagian-bagian daerah yang telah dikuasainya di bawa pemeliharaan injil dibandingkan dengan ladang-ladang manusia yang luas yang belum berhasil disentuhnya, baru sebesar suatu sudut terkecil saja. Oleh sebab itu, secara relatif dapat dikatakan bahwa masih ada berjuta-juta orang yang belum pernah mendengar sekali pun hanya nama “Adventists” saja.

Kalau saja kecepatan pertumbuhan Gereja yang sekarang terus berlanjut sampai Pekabaran Advent berhasil diberitakan di seluruh dunia, maka keanggotaannya akan berlipat ganda seimbang apabila Kristus datang. Memang, karena tidak ada sedikit pun kemungkinan turun

dalam kecepatan pertumbuhan yang sekarang, melainkan terdapat setiap kemungkinan peningkatan (sesuai yang diceritakan kepada para anggota dari atas mimbar dari sabat ke Sabat), maka pastilah bahwa kalau saja Gereja, pada kecepatan pertumbuhannya yang sekarang, terus berlanjut sampai kepada kedatangan Kristus yang kedua kali, maka pada waktu itu jumlahnya sudah akan berjuta-juta. Dan sekiranya hanya 144.000 orang yang akan diubahkan, maka berjuta-juta umat Masehi Advent Hari Ketujuh yang hidup pada akhir masa kasihan secara tragis sudah akan binasa baik di dalam “tujuh bela yang terakhir itu” atau pada “kebesaran cahaya kedatangan-Nya”! Dan jika “pekerjaan penghabisan bagi sidang itu” dimaksudkan bahwa dari berjuta-juta anggota ini hanya 144.000 umat kesucian yang benar-benar akan diubahkan, maka betapa tipisnya kesempatan bagi setiap orang untuk kelak diselamatkan! Dan selanjutnya, dalam peristiwa itu, dengan keganjilan-keganjilan sedemikian ini yang begitu meluas menentang keselamatan mereka itu, maka kebenaran apakah yang mungkin ada dalam terus membawa masuk lebih banyak orang baru untuk mengembangkan jumlah keanggotaannya? Perbuatan-perbuatan sedemikian ini adalah tidak lebih daripada suatu penghianatan besar -- yaitu membungkus mereka di dalam sebuah bungkusan harapan keselamatan keemasan bagi kebinasaan!

Karena adalah bertentangan dengan keinginan dan usaha Allah (Testimonies, vol. 6, p. 371) yaitu membawa masuk ke dalam sidang orang-orang yang tidak selamat (lalang), maka ajaran yang kuat bahwa hanya akan ada 144.000 umat kesucian yang hidup pada waktu Kristus datang mengumpulkan semua orang milik-Nya, adalah tidak lain dari suatu pengakuan bahwa

peningkatan yang cepat keanggotaan Gereja adalah pekerjaan Musuh!

Di dalam majalah The Signs of the Times tertanggal 3 Mei. 1927, terlihat disana suatu artikel yang berjudul, “Mereka yang 144.000 itu, Kemenangan dan Pahala Mereka.” Dalam artikel ini, yang telah ditulis tiga tahun sebelum buku Tongkat Gembala Jilid 1 terbit, Gereja telah mengajarkan bahwa mereka yang 144.00 itu, yaitu buah-buah pertama dari umat kesucian yang hidup, akan pertama sekali dimeteraikan, dan selanjutnya mereka akan membawa masuk buah-buah kedua, “rombongan besar” (Wahyu 7 : 9) umat kesucian yang hidup itu.

Dengan beralih dari pendirian ini, dalam usaha untuk menentang pekabaran mengenai jam, Tongkat Gembala itu, maka mereka secara otomatis telah memasang dirinya sendiri bagaikan pada buah simalakama; di satu pihak membohongi ajaran tahun 1927-nya, dan di lain pihak memberikan sebuah harapan keselamatan palsu kepada anggota-anggota sidang!

Oleh sebab itu pertanyaan di atas hendaknya bukan bagaimana mungkin rombongan besar orang banyak itu dapat menjadi pelengkap dari mereka yang 144.000 itu, melainkan sebaliknya bagaimana mereka tidak mungkin dapat menjadi pelengkap mereka itu. 

HARUSKAH KITA PERCAYA ATAU MERAGUKAN?

Pertanyaan No. 55 :

Adalah sulit bagi saya untuk berusaha mati-matian mencarikan sesuatu interpretasi Alkitab yang berbicara mengenai Ilham. Bukankah seseorang yang memberikan pernyataan sedemikian ini mendatangkan bahaya kepada seluruh

struktur pekabarannya, membuka jalan  bagi pekabaran itu untuk cepat hanyut melalui kekeliruan seseorang yang terkandung di dalamnya?

Jawab :

Kesulitan si penanya bermula dari kenyataan yang berat bahwa dunia Protestan sudah lama memegang pengertian bahwa Allah di dalam zaman ini tidak mempekerjakan seseorang jurubicara yang diilhami untuk menginterpretasikan Firman Allah dan untuk menyatakan kehendak-Nya, melainkan ia mengisi dan memimpin setiap orang Kristen secara pribadi. Namun, teori ini, secara universal meledak apabila ditinjau dalam terang dari kenyataan bahwa pribadi-pribadi itu yang mengatakan dirinya dikendalikan Allah, ternyata tidak sepaham diantara sesamanya sama seperti halnya berbagai sekte agama tidak sepaham di antara yang satu dengan yang lainnya.

Sebelum keberangkatan-Nya, Juruselamat menyatakan : “Apabila ..... Roh Kebenaran itu, datang, Ia akan memimpin kamu ke dalam semua kebenaran : karena Ia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; melainkan apapun yang kelak didengar-Nya, itulah yang akan dibicarakan-Nya : maka Ia akan menunjukkan kepadamu perkara-perkara yang akan datang.” Yohanes 16 : 13. Oleh sebab itu, tak dapat dibantah, bahwa kehendak Ilahi adalah agar supaya kita memiliki semua Kebenaran dan hanya Kebenaran saja. Dan haruslah diingat bahwa “tidak ada satupun nubuatan Alkitab yang berasal dari sesuatu interpretasi sendiri. Karena nubuatan di masa lalu bukan datang dari kehendak manusia, melainkan orang-orang suci milik Allah yang berbicara sementara mereka digerakkan oleh Roh Kudus.” 2 Petrus 1 : 20, 21.

Memang, perkataan Ilham dalam pengertian theologinya, adalah berarti mengkomunikasikan

petunjuk-petunjuk Ilahi bebas dari kecemaran manusia. Oleh sebab itu, maka setiap sanggahan terhadap Ilham, dalam analisa yang terakhir, hanya dapat merupakan suatu usaha untuk mengesampingkan Allah dari pandangan dan menempatkan manusia di depan, memutuskan satu-satunya saluran melalui mana Allah dapat menginterpretasikan Alkitab, berkomunikasi dengan umat-Nya, -- “mengungkapkan kebenaran dan membuka kedok kesalahan.” -- Testimonies to Ministers, p. 107. “Tuhan telah seringkali menyatakan dalam takdir-Nya”, demikian kata Roh Nubuat, “bahwa tidak kurang daripada kebenaran yang terungkap, yaitu Firman Allah, yang dapat menuntut kembali manusia dari dosa atau melindunginya dari pelanggaran.” -- Testimonies to Ministers, p. 80.

Oleh sebab itu, jelaslah sekali, bahwa Firman Allah tidak mungkin dapat diinterpretasikan sendiri dengan benar -- tanpa bantuan Ilham (2 Petrus 1 : 20, 21). Setiap orang yang mencoba sedemikian ini untuk menginterpretasikan pekabaran-pekabaran yang dikirim Allah kepada mereka, mereka akan mendapatkan dirinya melayani Setan dan bukan melayani Kristus, dan mereka pasti akan mendesak dirinya berikut para pengikutnya untuk menghancurkan iman.

Untuk melindungi iman orang-orang yang jujur, secara simbolis Tuhan mendemonstrasikan metodenya di dalam Zakharia pasal empat, oleh mana Ia mengkomunikasikan kebenaran kepada umat-Nya. Gambar berikut ini adalah sebuah objek yang tepat mengenai apa yang telah diperlihatkan kepada nabi itu.

__ GAMBAR __

Di sini terlihat bahwa kaki pelita itu, sebagaimana diinterpretasikan oleh Wahyu 1 : 20 adalah melambangkan keanggotaan sidang; pembuluh-pembuluh itu yang menghubungi mangkok keemasan dengan kaki-kaki pelita adalah melambangkan pihak pendeta (Testimonies to Ministers, p. 188); pohon-pohon zait itu melambangkan Alkitab Wasiat Lama dan Wasiat Baru (The Great Controversy, p. 267); dan kedua pipa keemasan yang membawa minyak keemasan dari pohon-pohon itu ke mangkok, adalah melambangkan para penginterpretasi Alkitab, yaitu utusan-utusan dari Allah yang diilhami, karena lambang itu secara tak bergerak menunjukkan bahwa hanya merekalah yang dimungkinkan oleh Ilham untuk menarik minyak dari pohon-pohon zait itu -- yaitu menginterpretasikan Firman. Dan mangkok, yaitu tempat penampung dari apa yang dimasukkan oleh pipa-pipa (para penginterpretasi) ke dalamnya, hanya dapat merupakan tulisan-tulisan Roh Nubuat.

Sebagai suatu urutan yang perlu dan alamiah dengan sendirinya, Allah akan memiliki hanya seorang jurubicara untuk mengajar umat-Nya dalam mendirikan Kerajaan-Nya, sesuai yang diceritakan-Nya kepada kita secara nubuatan dalam bahasa yang tepat : “Maka Aku akan menetapkan atas mereka itu seorang gembala, maka ia akan memberi makan mereka, yaitu hamba-Ku Daud; ia akan memberi makan mereka, dan ia akan menjadi gembala mereka itu. Maka Aku Tuhan akan menjadi Allah mereka, dan hamba-Ku Daud akan menjadi seorang penghulu di antara mereka; Akulah Tuhan yang telah membicarakannya. Maka Aku hendak membuat dengan mereka itu sebuah janji perdamaian, dan akan menghentikan binatang-binatang jahat dari tanah itu : maka mereka akan tinggal dengan sentausa di

padang belantara dan tidur dihutan-hutan. Dan Aku akan membuat mereka dan tempat-tempat sekeliling bukit-Ku suatu berkat; dan Aku akan menurunkan hujan lebat pada musimnya; maka akan ada curahan berkat yang lebat.” Yehezkiel 34 : 23 – 26. “Suara Tuhan berseru-seru kepada negeri itu, maka orang bijaksana akan menyaksikan namamu : dengarlah olehmu akan Tongkat, dan Dia yang telah  menetapkannya.” “Berilah makan orang-orangmu dengan Tongkatmu, yaitu kawanan domba pusakamu itu, yang tinggal terpencil di hutan, di tengah-tengah Carmel : biarkanlah mereka makan di Bashan dan Gilead, seperti di zaman dahulu. Sesuai dengan hari-hari keluarmu dari tanah Mesir Aku akan menunjukkan kepadanya perkara-perkara yang ajaib.” Mikha 6 : 9; 7 :14, 15.

Bagi pekabaran di dalam Tongkat Gembala itu, kita hanya mengucapkan hormat kepada Dia yang pemiliknya. Dan sekiranya ada seseorang yang ingin kehormatan itu diberikan kepada diri kita sendiri, maka diperbuatnya itu, bukan karena mereka mencintai kita atau ingin meninggikan kita di atas mereka, melainkan jelas karena mereka secara tidak sadar sedang mendengungkan suara yang dari bawah, yang membenci Allah dan wahyu dari Firman-Nya, dan yang senantiasa berbicara hanya untuk menggoda manusia untuk meninggikan diri sendiri sebagai pengganti Allah, sehingga secara buta menyesatkan dirinya sendiri dan menuntun orang-orang lain dari kebenaran, kesemuanya disebabkan karena mereka kesal, karena membawa diri mereka ke bawah pemerintahan Kristus di waktu ini sewaktu “Ia sedang memegang pemerintahan di dalam tangan-Nya sendiri.” -- Testimonies to Ministers, p. 300.

Hendaklah orang-orang yang tidak mau sepenuhnya tunduk kepada Ilham, menanyakan pada dirinya sendiri

apakah yang mereka ingin terlaksana sekiranya mereka hidup di bawah Musa dan tongkatnya itu. Ia mengakui dirinya sendiri sebagai jurubicara Allah sama seperti yang diperbuat oleh Tongkat masa kini. Sebagai akibatnya, bukankah pemberontak-pemberontak ini telah bangkit bersama-sama dengan Korah melawan Musa dan Harun, sama seperti yang sedang mereka lakukan sekarang melawan Tongkat itu, dengan mengatakan : “Anda terlalu banyak mengambil bagian bagi dirimu, karena seluruh perhimpunan itu adalah suci, setiap orangnya, dan Tuhan ada di tengah-tengah merekam : maka mengapakah anda mengangkat dirimu sendiri melebihi perhimpunan Tuhan?” Bilangan 16 : 3.

Jika mereka yang sedemikian ini tidak rela dengan sepenuh hati untuk menyambut sebuah pekabaran masa kini yang diilhami, maka maukah mereka menyambut pekabaran dari Pembaptis itu, dari Kristus, atau dari rasul-rasul? Tentu saja tidak, tanpa memandang profesi mereka. Dan jika mereka tidak mau menyerahkan dirinya kepada Ilham, maka bagaimanakah dapat mereka mengenal kebenaran? Dan bagaimanakah dapat mereka kelak masuk ke dalam Kerajaan itu? Karena Alkitab mengatakan :

“Sesungguhnya Tuhan Allah tidak mau berbuat apa-apa, terkecuali diungkapkan-Nya rahasia-Nya kepada hamba-hamba-Nya para nabi.” Oleh seorang nabi Tuhan telah  menghantarkan Israel keluar dari Mesir, dan oleh seorang nabi ia telah dipelihara.” “Percayalah kepada Tuhan Allahmu, dengan begitu engkau kelak diteguhkan; percayalah akan nabi-nabi-Nya, dengan begitu engkau kelak berbahagia.” Amos 3 : 7; Hosea 12 : 13; 2 Tawarikh 20 : 20.

“Dan Aku akan membuat lidahmu melekat pada langit-langit mulutmu, sehingga engkau kelak menjadi bisu, dan tidak akan bisa menjadi seorang penegur terhadap mereka itu :

karena mereka adalah sebuah rumah durhaka. Tetapi apabila Aku berbicara dengan kamu, Aku akan membuka mulutmu, dan kamu akan mengatakan kepada mereka itu, Demikianlah firman Tuhan Allah; barangsiapa yang mendengar, hendaklah ia mendengar; dan barangsiapa yang membiarkan, biarlah ia membiarkan, karena mereka adalah sebuah rumah durhaka.” Yehezkiel 3 : 26, 27.

Adalah pendapat-pendapat dari orang-orang yang tidak diilhami yang telah memotong sidang Kristen menjadi potongan-potongan dari berbagai jenis dan ukuran-ukuran, dan telah membuatnya menjadi sebuah “tempat tinggal setan-setan, dan tempat bertahan setiap roh jahat, dan sebuah kandang dari setiap burung yang haram dan dibenci” (Wahyu 18 : 2), gantinya membuatnya menjadi sebuah tempat kebenaran dan tempat penyelamatan, dari suatu tempat kediaman umat kesucian.

Hendaklah semua orang yang ikut dalam perasaan-perasaan si penanya di atas, diam sejenak, dan merenungkan pertanyaan berikut ini : Bagaimanakah mungkin sesuatu pekabaran yang tidak diilhami berasal dari Allah -- merupakan kebenaran -- layak untuk disambut? Jelaslah, bahwa celaan terhadap pengakuan Ilham dari seseorang dari pekabarannya, dan kecurigaan karena terdapat di dalamnya sesuatu kekeliruan kecil, bukanlah dianjurkan oleh Dia yang mengatakan : “Janganlah memadamkan Roh itu. Janganlah meremehkan nubuatan-nubuatan. Buktikanlah segala perkara; peganglah teguh mana yang baik.” 1 Tesalonika 5 : 19 – 21.

“Sebagaimana belum pernah sebelumnya, kita harus berdoa bukan hanya agar para pekerja dapat dikirm ke dalam ladang penuaian yang luas, melainkan agar supaya kita dapat memiliki suatu konsepsi kebenaran yang jelas, supaya apabila utusan-utusan kebenaran itu kelak tiba,

maka kita dapat menyambut pekabaran itu dan menghargai utusan itu.” -- Testimonies, vol. 6, p. 420.

Di zaman Kristus, orang-orang yang meragukan Ilham membantah para utusan berikut pekabaran-pekabaran mereka bagi zaman itu. Di satu pihak mereka menemukan kesalahan pada Yohanes Pembaptis karena makanannya terdiri dari madu liar dan tanaman-tanaman Lokust (Matius 4 : 4). Sebab ia “datang tanpa makan maupun minum, ..... mereka mengatakan, Ia kemasukan Iblis.” Matius 11 : 18. Di lain pihak, karena Kristus “datang makan dan minum”, maka mereka menuduh-Nya sebagai “seorang yang gelojoh, dan peminum anggur, teman dari masyarakat umum dan orang-orang berdosa.” Matius 11 : 19. Sambil menyangkal bahwa Ia telah  diutus oleh Allah, maka dengan mengejek mereka bertanya kepada-Nya : “Oleh kuasa apakah Engkau melakukan segala perkara ini? Atau siapakah Dia yang telah memberikan kepada-Mu kekuasaan ini?” Lukas 20 : 2.

Dan kini terhadap sidang-Nya di akhir zaman ini, Roh-Nya menyatakan : “Nubuatan harus digenapi. Tuhan berfirman : ‘Tengkoklah, Aku akan mengutus kepadamu Eliyah nabi itu dahulu daripada datangnya hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu.’ Seseorang akan datang dalam roh dan kuasa Eliyah, dan apabila ia muncul, orang-orang akan mengatakan : ‘Anda terlalu bersungguh-sungguh, anda tidak menginterpretasikan Firman itu dalam cara yang sepatutnya. Marilah kukatakan kepadamu bagaimana untuk mengajarkan pekabaranmu itu’.” -- Testimonies to Ministers, p. 475.

Terhadap mereka yang ragu-ragu terhadap kemungkinan sesuatu pekabaran berisikan tidak lain daripada kebenaran, datang amarannya sebagai berikut : “Allah dan Setan tidak pernah

bekerja saling membantu. Kesaksian-kesaksian itu membawa stempel pengesahan Allah atau stempel pengesahan dari Setan, hanya antara dua. Suatu pohon yang baik tidak mungkin mengeluarkan buah yang jelek .....” -- Testimonies, vol. 5, p. 98. Mereka yang ragu-ragu terhadap Ilham itu mengatakan : “Kami percaya akan khayal-khayal itu, tetapi Sister White dalam menuliskannya, memasukkan kata-katanya sendiri, maka kami hendak percaya hanya kepada bagian itu yang pada hemat kami berasal dari Allah, dan kami tidak mau memperhatikan yang lainnya.” -- Testimonies, vol. 1, p. 234.

“Kemudian kata-Nya kepada mereka, hai orang-orang bodoh, dan yang lamban hati untuk mempercayai semua yang telah dibicarakan oleh para nabi.” Lukas 24 : 25. “Dan jika seseorang kelak mengeluarkan dari buku perkataan-perkataan nubuatan ini, maka Allah akan mengeluarkan bagiannya dari buku kehidupan, dan dari kota suci itu, dan dari segala perkara yang tertulis di dalam kitab ini.” Wahyu 22 : 19.

Sambil secara simbolis mengamanatkan kepada umat-Nya sebagai domba-domba dan gembala-gembala, di dalam Yehezkiel pasal tiga puluh empat, maka Tuhan bertanya : “Apakah itu hanya persoalan kecil bagimu untuk memakan habis dari padang rumput yang baik, tetapi kamu harus menginjak-injak di bawah kakimu sisa-sisa dari padang rumputmu itu? Dan untuk minum dari air-air yang dalam, tetapi kamu harus mengotorkan sisanya dengan kakimu?” Apakah mereka benar-benar menganggap boleh saja untuk menyambut hanya sebagian dari kebenaran yang dikirim-Nya kepada mereka, lalu menginjak-injak yang sisanya itu di bawah kakinya? Kemudian Ia menambahkan,  “Karena bagi kawanan domba-Ku, mereka itu memakan apa yang telah  kamu injak-injak di bawah kakimu; dan mereka meminum apa yang telah  kamu kotorkan dengan kakimu.”

Dan karena sebab mereka yang menyambut hanya bagian pekabaran itu yang cocok dengan selera-seleranya yang tidak berubah itu, yang tidak menegur segala kemauan hati mereka yang salah, maka Tuhan mengamarkan : “Aku akan mengadili di antara ternak dengan ternak.”

Di antara umat Allah, selalu ada terdapat suatu kelas orang-orang yang suka mempertanyakan dan suka mengeritik apa saja dalam “pengungkapan kebenaran.” -- Testimonies, vol. 5, p. 690. Mereka mengatakan : “Kami menyambut ini dan itu, tetapi kami tidak mau menerima yang lainnya.” Kebanyakan dari mereka menganggapnya sebagai suatu kecerdasan yang tinggi apabila mempertanyakan dan mengeritik, untuk menguji pekabaran itu yang telah dikirim Allah kepada mereka. Jiwa-jiwa yang suka mementingkan diri sendiri ini adalah sedemikian bodoh dan sedemikian buta terhadap kebodohannya sehingga sungguhpun lebih dari lima puluh abad tragedi manusia secara mengerikan menegur dan mengamarkan kejahatan mereka dan jalan kebinasaan jiwanya, namun mereka tetap tuli terhadap seruan itu dan tetap buta terhadap jalannya. Dan yang lebih buruk lagi, keragu-raguan dan kritikan-kritikan mereka itu telah mencerai-beraikan jiwa-jiwa yang lemah dari Kristus, dengan akibat bahwa Allah mengucapkan hukumanya : “Karena sebab kamu telah  mendorong-dorong dengan lambungmu dan dengan bahumu, dan mendesak semua yang sakit-sakitan itu dengan tanduk-tandukmu, sampai kamu mencerai-beraikan mereka keluar; maka sebab itu Aku hendak menyelamatkan kawanan domba-Ku, dan mereka tidak akan lagi menjadi mangsa; dan Aku akan mengadili di antara ternak dengan ternak.” Yehezkiel 34 : 21, 22.

Oleh sebab itu, waspadalah, bahwa “sebagaimana murid-murid menyatakan bahwa tidak ada lagi penyelamatan di dalam nama lain di bawah langit, yang telah dikaruniakan di antara manusia, maka, demikian itu pula, hamba-hamba Allah harus

dengan setia dan gagah berani mengamarkan kepada mereka yang memeluk hanya sebagian kebenaran-kebenaran yang berkaitan dengan pekabaran yang ketiga, bahwa mereka harus dengan gembira menyambut semua pekabaran sebagaimana yang telah diberikan Allah kepada mereka, atau tidak memperoleh bagian apapun dalam masalah itu.” -- Early Writings, pp. 188, 189.

“Setan memiliki kemampuan untuk menganjurkan keragu-raguan dan untuk menciptakan sanggahan-sanggahan terhadap kesaksian yang tegas yang dikirim Allah, dan banyak orang menganggapnya sebagai suatu keuntungan, suatu tanda kecerdasan di dalam mereka, untuk menjadi tidak percaya, dan untuk mempertanyakan dan memperdebatkan. Orang-orang yang suka meragukan akan mendapat banyak kesempatan untuk ragu. Allah tidak merencanakan untuk menyingkirkan segala kesempatan untuk tidak percaya. Ia memberikan bukti, yang harus diselidiki dengan pikiran yang rendah dan dengan roh yang suka belajar; dan semua orang harus mengambil keputusan dari bobotnya kenyataan.’ Allah memberikan cukup bukti bagi pikiran yang jujur untuk percaya; namun orang yang beralih dari kenyataan yang berbobot karena sebab adanya sejumlah kecil persoalan yang ia tidak dapat menjelaskan bagi pikirannya yang terbatas, ia akan dibiarkan dalam suasana ketidak-percayaan dan keragu-raguan yang dingin dan mencekam, dan yang akan menghancurkan iman’.” -- Testimonies, vol. 5, pp. 675, 676.

Tidak seorang pun berani membandingkan hak-hak istimewanya dengan hak-hak-Nya Yesus, namun Yesus percaya semua tulisan para nabi, maka orang-orang yang menganggap dirinya terlalu pandai, dan menganggapnya terlalu hina, untuk mempercayai semua, Yesus menyebutnya “orang-orang bodoh.” Lukas 24 : 25. Mereka telah membuat dirinya tidak mampu untuk memahami

semua kenyataan ini di waktu ini sama seperti halnya orang-orang Yahudi telah membuat diri mereka tidak mampu untuk memahami ajaran-ajaran Yesus tentang “kerajaan” di waktu itu.

Setiap zaman telah memiliki rombongan besar orang-orangnya, yang gantinya dibaptis untuk mengikuti Kristus dan kebenaran-Nya, mereka ternyata telah dibaptis untuk mengikuti manusia. Mereka menggabungkan diri dengan orang banyak di dalam gereja dan bukannya dengan orang banyak yang di dalam surga. Akibatnya, Kristus adalah merupakan seorang asing bagi mereka, dan apabila kebenaran mengungkapkannya, maka mereka menyebutkannya salah, lalu mengikuti manusia dan menolak kebenaran itu. Kebodohan ini telah diulangi berulang-ulang, dengan akibat bahwa sejumlah kecil orang-orang yang setia yang telah mengikuti Kristus dan kebenaran-Nya, telah diusir keluar dari gereja-gereja dan terpaksa memulai lagi segala-galanya dari awal. Demikianlah halnya di waktu ini. Namun bagi orang-orang yang terbuang dari Sion ini, datanglah suara penghiburan : “Dengarlah olehmu firman Tuhan, hai kamu yang gentar karena firman-Nya; Saudara-saudaramu yang membenci kamu itu, yang mengusir kamu keluar karena demi nama-Ku, sekalipun mereka mengatakan, Hendaklah Tuhan dimuliakan : namun Ia akan kelihatan bagi kesukaan kamu, dan mereka akan malu.” Yesaya 66 : 5. “Betapa indahnya di atas gunung-gunung kaki-kaki dari Dia yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan damai : yang membawakan kabar-kabar baik tentang yang baik, yang memberitakan penyelamatan, yang mengatakan kepada Sion, Allah-Mu memerintah!” Yesaya 52 : 7.

“Percayalah pada Tuhan Allahmu, dengan begitu engkau akan diteguhkan; percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dengan begitu engkau akan selalu sejahtera.” 2 Tawarikh 20 : 20.

AKAN SAMPAIKAH SEMUA ORANG PADA MASA BELA-BELA ITU?

Pertanyaan No. 56 :

Jika sidang akan disucikan sebelum berakhir masa kasihan bagi dunia dan tetap tinggal bersih sesudah itu tanpa seseorang berdosa pun di dalamnya, sesuai yang diajarkan oleh Tongkat Gembala, maka bagaimanakah Saudara mencocokkan hal ini dengan buku Early Writings, p. 71 yang mengatakan : Sebagian orang “akan datang sampai kepada masa kejatuhan bela-bela itu, lalu kemudian melihat bahwa mereka perlu ditebang dan dibentuk bagi bangunan itu”?

Jawab :

Masih ada lagi penegasan-penegasan lain dari penulis buku Early Writings yang memberikan juga bukti yang lebih pasti, bahwa Allah sebelum waktu itu, hendak memiliki sebuah sidang yang bersih dan benar. (Bacalah The Great Controversy, p. 425; Prophets and Kings, p. 725; Testimonies, vol. 5, p. 80; Yesaya 52 : 1, 2).

Karena beberapa pernyataan-pernyataan ini yang menunjuk kepada suatu pembersihan pendahuluan adalah tepat dan benar sesuai dengan yang disebut di dalam Early Writings yang tampaknya mengingkari suatu pembersihan, maka orang tidak mungkin secara jujur mengabaikan begitu saja sekaliannya lalu menaruh perhatian hanya pada yang itu. Hendaklah kita ingat selalu untuk memperhatikan aturan yang tak dapat dilanggar bahwa suatu interpretasi terhadap suatu pernyataan yang diilhami harus cocok dengan semua pernyataan-pernyataan yang berkaitan lainnya.

Sebagian orang yang cemas mempertaruhkan Kebenaran Sekarang pada bobot dari apa yang dikatakan atau terkandung dari sesuatu pernyataan ilham, akan dengan demikian secara sombong atau sangat dungu

mengabaikan “bobot kenyataan.” Orang-orang lainnya sedang berbuat ini karena berpandangan picik, sementara yang lainnya lagi sedang melakukannya untuk menunjang pendapat-pendapat tertentu kesayangan mereka sendiri.

Pondasi dasar bagi ajaran tentang tidak adanya pembersihan pendahuluan, dibangun bukan pada batu karang yang kokoh, melainkan pada pasir saringan yang sama seperti yang menggaris-bawahi yang sedemikian ini seperti halnya pendapat-pendapat yang keliru mengenai keadaan sadar dari orang mati, siksaan kekal orang-orang jahat, baptisan dengan cara percikan, kesucian hari Minggu, dan zaman seribu tahun perdamaian di bumi.

Oleh karena Kebenaran terus berkembang, dan karena pembersihan sidang itu belum lagi terungkap sewaktu pernyataan di dalam buku Early Writings ditulis, maka bahaya yang diramalkan dan nasehat yang diberikan di dalamnya itu belum mungkin dapat ditegaskan dalam kata-kata yang lain daripada kata-kata yang telah terbiasa dipahami di waktu itu. Semua mereka telah diberi amaran dengan jelas sedemikian di waktu itu bahwa jika mereka terus berdosa, maka sesudah masa kasihan berakhir bagi dunia, bela-bela itu yang sudah dipahami sebagaian oleh mereka akan menjadi pembalasannya. Oleh sebab itu bagi Tuhan untuk dapat menjelaskan masalah itu di dalam Early Writings seperti yang dilakukan-Nya melalui Tongkat di waktu ini, Ia sudah akan mengungkapkannya di luar waktunya yang tepat, sewaktu Early Writings masih sedang ditulis, sedangkan pekabaran itu akan berlaku hanya bagi sidang sekarang ini, dan yang oleh karenanya kita sekarang menerimanya.

Dalam analisa yang terakhir, orang-orang berdosa yang tidak bertobat yang kini terdapat di dalam sidang, tidak

akan pernah menyaksikan tujuh bela yang terakhir itu, sedangkan yang lainnya, yang kini terdapat di dunia, dalam masa seruan keras mereka masih akan memperoleh kesempatan untuk “dibentuk” bagi bangunan itu, dan disimpan bersama-sama dengan “batu-batu yang hidup” itu, atau sebaliknya akan menderita akibat-akibat dari bela-bela itu.

Tidak seorang pun akan menemui kesulitan untuk melihat hal ini sekarang, karena semua mereka terhadap siapa Early Writings terutama berbicara di waktu ini kini sudah meninggal, sekalipun bela-bela itu masih belum lagi datang. Lagi pula, masih banyak lagi terang yang akan datang mengenai kebenaran tentang tujuh bela yang terakhir itu, dan apabila ia itu datang, kita akan kembali melihat bahwa kita memiliki “banyak pelajaran untuk dipelajari, dan banyak, banyak yang harus ditinggalkan.” -- Testimonies to Ministers, p. 30. 

APAKAH BELA-BELA ITU AKAN JATUH ATAS LAODIKEA ATAUKAH ATAS BABEL?

Pertanyaan No. 57  :

Bukankah pembantaian dari Yehezkiel pasal 9 akan digenapi oleh tujuh bela yang terakhir itu?

Jawab :

Pembantaian itu sebagaimana tergambar dalam nubuatan Yehezkiel hanya mengambil nyawa orang-orang jahat yang ada di dalam “rumah Israel dan Yehuda” (Yehezkiel 9 : 9) -- yaitu sidang; sedangkan kebinasaan oleh bela-bela itu menimpa semua orang yang ditemukan di “Babil” (Wahyu 18 : 4) sesudah Tuhan menyerukan, “Keluarlah daripadanya, hai umat-Ku”, dan sesudah mereka menyambut dan dengan demikian memisahkan

dirinya dari orang-orang yang di Babil itu. Oleh sebab itu, maka kebinasaan Yehezkiel pasal 9 itu, hanya dapat berlaku terhadap anggotanya (sidang) saja sebagai teladan atau pertanda dari tujuh bela yang terakhir itu.

Lagi pula, umat-Nya, yaitu orang-orang yang dibubuhi tanda oleh malaikat sesuai dengan nubuatan Yehezkiel, mereka itu tidak dipanggil keluar, melainkan akan dibiarkan di dalam. 

APAKAH BINATANG ITU BERUPA SUATU PENGUASA DUNIA DAN SUATU PENGUASA AGAMA? 

Pertanyaan No. 58 :

Bukankah “kepala” yang “terluka parah” itu (Wahyu 13 : 3) melambangkan kuasa gabungan dunia dan agama abad pertengahan?

Jawab :

Orang-orang yang mengerti bahwa kepala yang terluka dari binatang yang menyerupai macan tutul itu (Wahyu 13 : 1 – 3) melambangkan Romawi dalam masa periode agamanya, juga tidak akan ragu-ragu mengerti bahwa “tanduk kecil” yang memiliki “mata manusia dan sebuah mulut yang membicarakan perkara-perkara besar” (Daniel 7 : 8), itu pun melambangkan Romawi sebelum kepala itu terluka parah. Untuk memahami secara tepat masalah itu, adalah bijaksana memeriksa lambang dua-tahap ini, dari dasar ke atas, dimulai dengan apa yang dilihat oleh Daniel.

Karena memiliki “mata manusia” dan “sebuah mulut”, maka “tanduk kecil” itu sesungguhnya merupakan sebuah gabungan tanduk-kepala (a horn-head),

yaitu sesuatu hal yang unik di antara pemerintah-pemerintah, suatu susunan hirarki yang terdiri dari penguasa-penguasa sipil dan agama yang menggabung menjadi sebuah kepala yang berdaulat selama Zaman Kegelapan dan Zaman Pertengahan, yaitu “kemuliaan Romawi.”

Sesuai dengan itu, maka gabungan abad pertengahan dari penguasa-penguasa dunia dan agama di dalam gereja Roma memberikan kunci bagi interpretasi mengenai keduanya tanduk dan kepala, yang membuktikan bahwa kepala yang terluka para itu hanya melambangkan bagian agamanya saja. Sebab pada binatang yang menyerupai macan tutul itu Romawi bukan dilambangkan oleh sebuah tanduk yang terluka ataupun oleh sebuah gabungan tanduk-kepala, melainkan hanya oleh sebuah kepala yang terluka saja, yang menunjukkan bahwa pukulan itu bukan mengena pada bagian dunia yang separuh itu, yaitu negara (tanduk), melainkan hanya mengena pada bagian agama, yaitu gereja (kepala). 

MENGAPA KEDUA KHAYAL ITU TIDAK SAMA? 

Pertanyaan No. 59 :

Jika Daniel 7 : 8, 25 dan Wahyu 13 : 3 keduanya melambangkan kuasa yang sama, dan jika gereja Roma selama Zaman Pertengahan itu adalah gereja yang diramalkan di situ, maka mengapakah gereja itu, di dalam khayal Daniel, merupakan suatu kombinasi kuasa dunia dan agama (horn-head), sedangkan di dalam buku Wahyu ia hanya berupa suatu agama saja (kepala)?

Jawab :

Bahwa kuasa yang sama itu benar-benar dilambangkan oleh kedua binatang itu secara tepatnya dapat terlihat dari kenyataan bahwa keduanya “menghujat” sepanjang waktu yang sama : yang pertama, untuk selama “satu masa dan dua masa dan setengah

masa” (Daniel 7 : 25); dan yang kedua, untuk selama “empat puluh dua bulan” (Wahyu 13 : 5). Periode yang sama ini ditegaskan secara identik di dalam Wahyu 11 : 3, dan secara sama dikemukakan di dalam Wahyu 12 : 14 sebagai “suatu masa, dan dua masa, dan setengah masa”, yang menurut pedoman interpretasi dari Yehezkiel 4 : 6 dipersamakan sebagai berikut : “masa” = 1 tahun, “dua masa” = 2 tahun, dan “setengah masa” atau “separuh masa” = ½ tahun; jumlah keseluruhannya 3 ½ tahun, atau 42 bulan, atau 1260 hari (12 bulan sama dengan satu tahun, dan 30 hari sama dengan satu bulan perhitungan Alkitab).

Khayal Daniel hanya meramalkan pembentukan gereja itu dengan negara sebagai gabungan, dan untuk alasan ini kepada Yohanes diberikan untuk ditujukkan gambarannya yang terakhir, yaitu hanya pembubarannya saja. Dengan demikian kedua khayal itu melengkapi keseluruhannya -- yaitu pembentukan dan pembubaran. 

LAUTAN API YANG BERNYALA-NYALA ATAUKAH PADAM SELAMA MILLENIUM? 

Pertanyaan No. 60 :

Jika binatang dan nabi palsu itu dibuang ke dalam lautan api sebelum seribu tahun millenium itu (Wahyu 19 : 20), dan Iblis sesudah millenium (Wahyu 20 : 10), apakah api ini akan terus menyala di antara kedua peristiwa itu?

Jawab :

Api itu mungkin adalah simbolis, sama halnya dengan buku Wahyu itu sendiri. Namun apakah ia itu merupakan api yang sesungguhnya ataupun sesuatu yang lain, ia itu tidak

perlu terus menyala sepanjang seribu tahun millenium itu, melainkan dinyalakan kembali kemudian.

HANYA SEBAGIAN YANG TIDAK DIINJAK?

Pertanyaan No. 61 :

Di dalam buku Traktat No. 9, “Tengoklah Aku Jadikan Segala Perkara Baru”, (Bahasa Inggris) Edisi tahun 1942, halaman 38 terdapat penegasan : “Sebagian tanah dari bumi baru itu yang diinjak oleh kaki-kaki orang jahat ..... Akan disucikan oleh api yang ‘turun dari Allah dari surga’.” Telah diajarkan kepada kami bahwa dalam kebangkitan yang kedua, orang jahat akan keluar dari kubur-kubur mereka dari setiap bagian bumi. Jika demikian, maka bagaimanakah mungkin bahwa mereka akan hanya menginjak sebagian saja dari bumi?

Jawab :

Bagian dari bumi baru itu yang tidak diinjak dan dicemari oleh kaki-kaki orang jahat, ialah bagian di mana Kota Suci berdiri.

SIAPAKAH YANG MENGELUARKAN KEPUTUSAN YANG KETIGA?

Pertanyaan No. 62 :

Saya telah mempelajari dengan seksama contoh kaabah sebagaimana terdapat di dalam buku Tongkat Gembala, jilid 2, tetapi saya tidak dapat melihat bagaimana Darius dapat disebut pencipta dari keputusan yang ketiga itu, kalau anda tidak berpendirian bahwa ia membuat dua keputusan. Bagaimanakah dapat anda menjernihkan kesulitan ini?

Jawab :

Alkitab menyatakan bahwa kaabah itu diselesaikan sesuai perintah dari Kores, Darius, dan Ariasasta, “dalam tahun keenam dari pemerintahan Raja Darius.” Ezra 6 : 14, 15.

Sebagaimana keputusan Artasasta dari Ezra pasal 7, untuk memperindah kaabah itu, bukan untuk membangunnya (ayat 27), telah dibuat sesudah tiga keputusan yang disebut sebelumnya, maka keputusan ini tidak mungkin merupakan keputusan Artasasta dari Ezra 6 : 14. Oleh sebab itu, maka ada terdapat tiga keputusan untuk membangunnya, dan satu keputusan untuk memperindahnya : (1) yang satu oleh Kores (Ezra 1 : 2 – 4); (2) satu oleh Darius (Ezra 6 : 11, 12); (3) satu oleh Ariasasta, tidak dicatat; (4) satu oleh Ariasasta, tercatat (Ezra 7 : 21 – 26).

Demikianlah halnya bahwa keputusan Ariasasta dari pasal 7 itu, karena merupakan yang ketiga pada catatan, maka telah diklasifikasikan sedemikian itu, sekalipun pada kenyataannya merupakan yang keempat. Sesuai dengan itu, maka harus ada dua keputusan yang dibuat Ariasasta.

Karena pembangunan kaabah itu selesai “dalam tahun keenam dari pemerintahan Darius” (Ezra 6 : 15), bukan dalam pemerintahan Ariasasta, maka jika keputusan Darius bukan yang ketiga dan terakhir, ia itu harus disimpulkan bahwa Darius yang memerintah sewaktu kaabah itu selesai tidak mengeluarkan keputusan apapun.

Jika sekiranya penghitungan-penghitungan kami tidak benar, dan sekiranya masih ada lagi terang berikutnya atas masalah ini yang sangat diperlukan, maka pasti Tuhan tidak akan membiarkan kita bodoh terhadapnya. Namun, karena waktu ini, titik perhatian masalah ini bukan merupakan masalah praktis yang penting, maka kiranya cukup sekian jawaban ini.

TAHUN 456 ATAUKAH TAHUN 457 SEBELUM TARIKH MASEHI? 

Pertanyaan No. 63 :

Di dalam buku Traktat No. 3, “The Judgement and the Harvest”, 1942 Edition, p. 37, penghitungan, sesuai dengan diagram, menentukan permulaan nubuatan 2300 hari dari Daniel 8 : 14 itu dari tahun 456 sebelum tarikh Masehi, sedangkan buku “The Great Controversy”, p. 328, menghitungnya mulai dari tahun 457 sebelum tarikh Masehi. Bagaimanakah dapat Saudara mencocokkan keduanya?

Jawab :

Karena menghitungkan periode nubuatan yang panjang itu hanya dalam jumlah yang bulat, maka Traktat itu menghitung ke belakang 2300 tahun dari 1844, sehingga dengan demikian menetapkan titik permulaan periode itu pada tahun 456 sebelum tarikh Masehi. Namun, buku The Great Controversy, dalam menghadapi kenyataan itu bahwa periode itu dimulai bukan dalam bulan pertama dari tahun yang sesuai dengan kalender kita yang sekarang, melainkan dalam bulan ketujuh (kita bulan Oktober) dari tahun yang sesuai dengan kalender Mossaik (Keluaran 12 : 2).

Perbedaannya dapat terlihat dari diagram berikut ini. Bagian atasnya menyajikan sesuai penghitungan dari buku Traktat; bagian bawah, sesuai penghitungan buku The Great Controversy.

__ GAMBAR __

SEMUA ATAUKAH YANG SISA?

Pertanyaan No. 64 :

Roma 9 : 27 mengatakan bahwa suatu “sisa” dari Israel akan diselamatkan, tetapi Roma 11 : 26 mengatakan bahwa “semua” Israel akan diselamatkan. Saya tidak mengerti kata-kata ini. Dapatkah Saudara membantu saya?

Jawab :

Roma 9 : 27 membicarakan Israel sebagai suatu bangsa, dari mana hanya suatu sisa yang akan diselamatkan, sedangkan Roma 11 : 26 menunjuk kepada Israel pilihan sebagai pribadi-pribadi, semua mereka akan diselamatkan.

 

BANYAKKAH ATAUKAH SEDIKIT YANG SELAMAT?

Pertanyaan No. 65 :

“Rencana penyelamatan telah diselesaikan”, demikian kata “Early Writings”, p. 281, “tetapi sedikit yang telah memilih untuk menyambutnya.” Penegasan ini digunakan sangat luas menentang ajaran mengenai “rombongan besar” seperti yang diajarkan oleh orang-orang Davidian. Maukah Saudara tolong menjernihkannya?

Jawab :

Sungguhpun selama pelayanan-Nya sendiri di bumi Yesus meratapi bahwa “banyak yang dipanggil, tetapi sedikit saja yang terpilih” (Matius 20 : 16), namun jauh sebelumnya, oleh perantaraan Yesaya, Ia telah  menyatakan dalam janji nubuatan kepada sidang : “Pintu-pintu gerbangmu akan terbuka selalu; sekaliannya itu tidak akan tertutup baik siang maupun malam; supaya orang-orang dapat membawa kepadamu pasukan-pasukan bangsa-bangsa Kapir, dan supaya raja-raja mereka dapat dibawa ..... Suatu yang kecil akan menjadi seribu, dan

sesuatu yang sedikit menjadi suatu bangsa yang kuat. Aku Tuhan akan mempercepat terlaksananya pada waktunya.” Yesaya 60 : 11, 22.

“Maka akan jadi kelak di akhir zaman, bahwa gunung rumah Tuhan akan diperdirikan pada puncak gunung-gunung, dan akan ditinggikan melebihi bukit-bukit; dan segala bangsa akan mengalir mendatanginya. Maka banyak bangsa akan pergi dan mengatakan, Datanglah kamu, dan marilah kita naik ke gunung Tuhan itu, ke rumah Allah Yakub itu; maka Ia akan mengajarkan kita semua jalan –Nya, dan kita akan berjalan dalam segala lorong-Nya : karena dari Sion akan terbit hukum, dan firman Tuhan dari Yerusalem. Maka Ia akan mengadili di antara bangsa-bangsa, dan akan memarahi banyak orang : maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi alat pembajak, dan tombak-tombaknya menjadi pacul : bangsa tidak akan mengangkat senjata melawan bangsa lainnya, mereka juga tidak lagi belajar perang. Hai, rumah Yakub, marilah kamu, dan marilah kita berjalan dalam terang Tuhan.” Yesaya 2  : 2 – 5.

Dan melalui nabi Zakharia, Ia kembali mencatat janji itu : “Banyak bangsa akan menggabungkan diri kepada Tuhan pada hari itu.” Zakharia 2 : 11.

“Maka akan jadi kelak, bahwa di seluruh tanah itu, demikianlah firman Tuhan, dua bagian di dalamnya akan ditumpas dan mati; tetapi bagian yang ketiga akan dibiarkan di dalamnya. Maka Aku akan membawa bagian yang ketiga itu melalui api, dan akan membersihkan mereka bagaikan perak yang dibersihkan, dan Aku akan menguji mereka bagaikan emas yang teruji : mereka akan menyebut nama-Ku,

dan Aku akan mendengar mereka : Aku akan mengatakan, Itu adalah umat-Ku : dan mereka akan mengatakan, Tuhan adalah Allahku.” Zakharia 13 : 8, 9.

Lagi pula, sementara di dalam buku Early Writings, p. 281, penulisnya mengatakan, “Tetapi sedikit saja yang telah memilih menyambutnya”, maka di dalam buku The Great Controversy, p. 665, ia mengklasifikasi rombongan besar orang-orang dari Wahyu 7 : 9 itu sebagai suatu rombongan yang terpisah dari para martir dan dari orang-orang lainnya yang akan bangkit, sehingga dengan demikian menunjukkan dengan jelas bahwa “rombongan besar orang-orang itu” bukanlah orang-orang yang dibangkitkan melainkan orang-orang yang diubahkan. Ini juga dikemukakan oleh buku Counsels to Teachers, p. 532.

Kini, jika kita hendak sampai pada kebenarannya, maka kita harus menginterpretasikan penengasan di dalam buku Early Writings dan yang satunya di dalam Matius 20 : 16 dalam suatu cara yang sedemikian rupa untuk mencocokkannya dengan Yesaya 60 : 11, 22; Zakharia 2 : 11; 13 : 8, 9; The Great Controversy, p. 665, dan tulisan-tulisan lainnya, yang dari semuanya menunjukkan bahwa akan ada suatu rombongan besar orang-orang.

Tidak ada satu pun siswa Alkitab yang jujur yang mau membangun suatu teori berlandaskan pada suatu interpretasi yang akan mengendalikannya mengesampingkan ayat-ayat lain yang membicarakan masalah itu. Ia akan berusaha membuat analisa terakhirnya sedemikian rupa sampai sepenuhnya cocok dengan semuanya, atau sebaliknya ia akan mengaku bahwa ia belum memperoleh terang atas masalah itu.

Dalam terang yang jelas dari bagian-bagian Alkitab dan Roh Nubuat yang dikemukakan di sini, bobot kenyataannya yang tak tertandingi membawa

kepada kesimpulan bahwa suatu rombongan besar orang-orang akan diselamatkan. Jadi, kebenaran itu menjadi nyata, bahwa “yang sedikit” itu adalah terdiri dari orang-orang yang selamat pada panggilan dari setiap pekabaran sepanjang zaman yang lalu, masa sebelum “penuaian.” Tetapi dalam penutupan sejarah dunia, selama masa penuaian dari Injil, akan ada suatu pengumpulan besar jiwa-jiwa yang ditebus, “suatu rombongan besar orang-orang yang sedemikian rupa tidak seorangpun dapat menghitungnya.” Kata “penuaian” tepat mengandung arti suatu pengumpulan yang sedemikian ini.

Dengan demikian dibandingkan kepada keseluruhan jumlah orang-orang yang hilang sepanjang zaman, keseluruhan jumlah orang-orang yang selamat hanya sedikit; tetapi tanpa membanding-banding keseluruhan jumlah orang yang selamat dari segala zaman, dalam penghitungan yang sesungguhnya, banyak. Terhadap kenyataan ini terbuktilah kata-kata Yehezkiel : “Sebab itulah aku bernubuat sesuai yang diperintahkan-Nya kepadaku, maka datanglah napas hidup ke dalam mereka, lalu mereka hidup, lalu berdiri pada kaki-kakinya, suatu bala tentara yang sangat besar jumlahnya.” Yehezkiel 37 : 10.

Karena keselamatan rombongan besar orang-orang itu hanya bertentangan dengan rencana Iblis, maka janganlah kita bekerja bagi kepentingannya.

PADA PIHAK MANAKAH ANDA INGIN BERADA?

Pertanyaan No. 66 :

Bagaimanakah orang-orang Davidian menganggap gereja Masehi Advent Hari Ketujuh? Bagaimana pendirian mereka mengenai tulisan-tulisan Nyonya White, dan Gunung Carmel melambangkan apa?

Jawab :

Orang-orang Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh percaya bahwa sidang Masehi Advent Hari

Ketujuh telah dilantik oleh surga dan dibebani dengan sebuah pekabaran khusus bagi dunia, tetapi dalam perjalanan waktu ia telah membiarkan dirinya bertumbuh dengan kepuasan diri sendiri, suam, dan sembrono dalam melaksanakan semua tanggung jawabnya yang suci itu; dan dengan demikian setelah sekali “berbalik dari mengikuti Kristus Pemimpinnya”, maka semenjak itu “ia terus menerus mundur kembali ke Mesir”, dengan akibat yang menyedihkan dan tragis, sehingga “kejatuhannya sendiri yang terus menerus telah memisahkan” dirinya dari Allah. -- Testimonies, vol 5, p. 217.

Orang-orang Davidian selanjutnya percaya bahwa pemisahan yang tragis ini dari Tuhan seluruhnya jelas nyata dalam keadaan perpecahan itu yang terungkap di dalam madzbah gereja Masehi Advent Hari Ketujuh oleh adanya saingan di dalamnya “di antara perintah-perintah Allah dan perintah-perintah manusia.” -- Testimonies, vol. 5, p. 81. Sampai kepada akhirnya bahwa keadaan perpecahan yang rusak ini berikut kelemahannya dapat dipecahkan ke dalam suatu persatuan dan kekuatan, sesuatu yang mutlak perlu bagi sidang untuk senantiasa menggenapi keuntungannya yang tinggi, orang-orang Davidian masih terus percaya, bahwa, sebagaimana tertulis, “emas akan dipisahkan daripada sanga di dalam sidang.” Dengan kata lain, mereka percaya bahwa kaum Modernists, yaitu orang-orang yang menaruh penghormatan tertinggi kepada” ‘ilmu pengetahuan yang keliru’, ..... menaruh harap pada kemampuan berpikir, bakat-bakat istimewa, atau talenta-talenta” (Testimonies, vol. 5, p. 80), akan disaring keluar dari antara kaum Fundamentalis -- dari orang-orang yang “sedang berdiri di dalam terang ..... berkeluh kesah dan menangis karena segala kekejian yang dibuat di tanah itu.” -- Testimonies, vol. 5, p. 209.

Tetapi, hendaklah, segera dipahami bahwa, berbeda dengan orang-orang yang secara terbuka menegaskan pandangan-pandangan baru mereka, orang-orang Modernists Masehi Advent Hari Ketujuh mencela semua kecenderungan yang demikian, dan tetap mengaku berdiri dengan kokoh pada paham-paham Masehi Adventist Hari Ketujuh yang mendasar, sekalipun secara tidak disadarinya mereka secara perlahan-lahan sedang terus menerus menyeleweng dari semuanya itu (buku Christ Our Righteousness, Edition 1941, halaman 36).

Bahwa kehanyutan ini dikenal sebagai suatu bahaya yang nyata oleh sebagian orang yang juga di dalam sidang, dapat terlihat dari suatu artikel yang diterbitkan di dalam The Review and Herald, 2 Juli, 1936, berjudul, “Modernisme -- Suatu Pemakaian Pribadi” :

“Sementara kita memandang dengan cemas penyebaran paham Modernisme yang begitu cepat di antara berbagai gereja Protestan, maka adalah lebih baik agar supaya memikirkan kehidupan kita sendiri, untuk melihat jika prisip-prinsip dan kecenderungan-kecenderungan yang sama itu semoga belum mulai bergerak di dalam kita. Sementara ajaran-ajaran dan prinsip-prinsip dari Masehi Advent Hari Ketujuh adalah Fundamentalistic (bersifat mendasar), maka adalah sangat berbahaya apabila kita sebagai pribadi-pribadi dapat menjadi Modernistic (bersifat modern).

“Untuk menilai dengan lebih baik akan bahaya ini, maka lebih baik agar memikirkan perbedaan yang penting ini antara orang-orang Fundamentalists dan orang-orang Modernists. Orang Fundamentalist percaya dalam firman Allah sebagai suatu otoritas yang terakhir, sementara orang Modernist percaya pada interpretasi firman Allah yang sesuai dengan pemikiran manusia, sehingga dengan demikian mengandalkan pemikiran melebihi Allah dari sesuatu Wahyu.

“Di akhir zaman ini, Allah tidak membatasi wahyu-Nya sejauh Alkitab itu saja kepada kita sebagai umat, melainkan diberikan-Nya juga kepada kita petunjuk istimewa melalui manifestasi Roh Nubuatan .....

“Oleh sebab itu sementara gereja-gereja yang terkenal itu memperlihatkan sikap Modernistic mereka hanya terhadap Alkitab, maka adalah mungkin bagi kita untuk memperlihatkan sikap yang sama terhadap pekabaran-pekabaran istimewa Allah yang dikirimkan kepada kita. Kenyataannya, hubungan kita dengan Kesaksian-Kesaksian (Testimonies) adalah tempat dimana sikap ini pertama sekali dapat dimanifestasikan.”

Berbagai paham modernisme yang terselubung ini, yang melemahkan “iman umat Allah pada tulisan-tulisan Testimonies” (Testimonies to Ministers, vol. 4, p. 211), dan yang secara perlahan-lahan “membentuk baru” prinsip-prinsip dasar Madzab Organisasi (Testimonies to Ministers, pp. 48, 69, 70, 360, 372, 373, 409), adalah merupakan kenyataan yang menyedihkan bahwa orang-orang yang memegang kemudi adalah orang-orang Modernist. Tetapi keadaan mereka yang seolah-olah tidak bersalah dalam kenyataan ini, dan penyangkalan mereka akan hal itu, sangat mempersulit usaha kita berbuat sesuatu untuk membantu mereka, tanpa salah mengerti terhadap usaha-usaha kita. Dan untuk memastikan kesalahan karena menyeleweng dari landasan-landasan iman masa kini yang telah  ditetapkan Surga, adalah sama sulitnya dengan menelusuri kembali guru Yahudi yang pertama yang telah  menggantikan sesuatu “demikianlah firman Tuhan” dengan sesuatu yang dikatakan dirinya sendiri atau seseorang yang lain. Memang, siapa yang harus dipersalahkan karena penyelewengan ini adalah sama sulit memastikannya, sama dengan memastikan saat kapan kejahatan mulai bekerja. Ilham

mengatakan : “Pada waktu ini ada orang-orang yang akan mengemukakan kepalsuan-kepalsuan sebagai kebenaran-kebenaran yang teruji, sama seperti orang-orang Yahudi menyajikan pepatah-pepatah manusia sebagai roti dari surga. Peribahasa-peribahasa yang tak berharga diberikan kepada umat Allah sebagai porsi makanan mereka, sementara jiwa-jiwa terus lapar akan roti hidup. Dongeng-dongeng telah disusun sedemikian rupa, dan orang-orang sedang mencoba memintal semua dongeng ini menjadi jaring. Orang-orang yang melakukan ini pada sesuatu hari kelak akan menyaksikan perbuatan mereka sebagaimana ia itu dipandang oleh para pengamat samawi. Mereka memilih untuk membuat landasan yang dari kayu, rumput kering, dan jerami, padahal pada mereka ada firman Allah, berikut semua kekayaan dan kuasanya, dari mana mereka dapat mengumpulkan perbendaharaan kebenaran yang berharga. Makanan itu yang sedang dipersiapkan bagi kawanan domba akan membuat mati rohani, kemerosotan, dan kematian. Apabila orang-orang yang mengaku percaya kebenaran sekarang menginsyafi kembali setelah mereka menerima firman Allah itu sesuai yang terbaca, apabila mereka tidak mencoba menyaingi Alkitab, maka mereka akan mengeluarkan dari rumah perbendaharaan hati perkara-perkara yang baru maupun lama, untuk menguatkan dirinya maupun orang-orang untuk siapa mereka bekerja. -- The Review and Herald, June 18, 1901.

Berikutnya, orang-orang Davidian berpegang pada keyakinan bahwa Roh Nubuatan akan tinggal di dalam sidang sampai kepada akhir sejarah, akan merupakan salah satu dari batu-batu pondasi paham Masehi Advent Hari Ketujuh. Pendeta A. G. Daniels menegaskan : “Karunia nubuatan yang diperoleh ini akan tinggal bersama sidang semenjak dari Adam sampai kepada kedatangan yang kedua kali Tuhan kita dan Juruselamat Yesus Kristus, apabila Ia datang menjemput umat tebusan-Nya

untuk dibawa ke Firdaus. Ia itu tidak berakhir dengan para rasul-rasul saja, melainkan dapat ditelusuri sepanjang berabad-abad lamanya sampai kepada akhir zaman sejarah manusia, menjelang kembalinya Tuhan kita. Apabila peristiwa segala zaman yang termulia itu jadi kelak, maka pada waktu itu -- dan bukan sebelumnya -- akan jadi kelak apa yang dibicarakan oleh rasul Paulus berikut ini :

“.....Apapun yang berupa nubuatan-nubuatan, sekaliannya itu akan disingkirkan; apapun yang berupa karunia-karunia lidah, sekaliannya itu akan berakhir; apapun yang berupa pengetahuan, ia itu akan dibuang. Karena kita mengetahui sebagian, dan kita bernubuat sebagian; tetapi apabila yang sempurna itu datang, maka yang sebagian itu akan dibuang.” -- 1 Korintus 13 : 8 – 10, A.R.V” --  The Abiding Gift of Prophecy, p. 6.

Oleh karena karunia nubuatan ini dimanifestasikan melalui Nyonya White, sebagaimana telah dikukuhkan secara nyata, maka ia harus menulis di bawah Ilham Ilahi, sama seperti yang diperbuat oleh para penulis Alkitab. Dan, karena itulah, maka paham Masehi Advent Hari Ketujuh yang lama terus berputar pada poros kebenaran bahwa “tidak ada satu pun nubuatan Alkitab yang datang dari sesuatu interpretasi sendiri”, dan tidak lagi dapat dimengerti sekarang tanpa penerangan ilahi yang khusus sama seperti halnya nubuatan di zaman Daniel yang tidak mungkin dapat dimengerti sekarang tanpa penerangan dari malaikat, yang mengatakan : “Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang tercatat di dalam injil kebenaran : dan tidak ada seorangpun yang bertahan bersama aku dalam segala perkara ini, terkecuali Mikhail Penghulumu.” Daniel 10 : 21. Demikian itulah, maka Mikhail yang sama itu juga harus menugaskan seorang “guru” bagi kita di waktu ini;

sebab jika tidak, maka segala perkara itu yang berguna bagi kedamaian kita akan “tersembunyi dari mata” kita. Lukas 19 : 42.

Batu karang ajaran yang kokoh ini senantiasa menjadi landasan Madzab Gereja yang pasti, dan sejauh itulah bahwa prinsip-prinsipnya yang telah diikuti dengan setia akan mendatangkan kuasa di dalam sidang.

Oleh kematian Nyonya White dalam tahun 1915, maka karunia Ilham itu, sebagai Roh Nubuat yang aktif telah menjadi diam, tidak lagi memanifestasikan diri-Nya untuk beberapa waktu. Dengan adanya sidang terputus sedemikian ini dari sumber kehidupannya, sebagaimana sidang Yahudi semenjak dari kematian nabi Maleakhi sampai kepada datangnya Yohanes Pembaptis, maka bagaimana mungkin dapat ia mempertahankan kekuatan dan pertumbuhannya? Sebab itulah, maka kini seperti halnya di waktu itu, telah menyusul kekurangan gizi kerohanian yang tak terelakan berikut kerusakan bentuk, yang diikuti dengan suatu rangkaian sengsara yang lama.

Menentang latar belakang kemerosotan kerohanian dan penyusutan yang suam ini (tidak terkasihan, sengsara, melarat, buta, dan telanjang), dan ajal yang tak terelakkan (diludahkan keluar), muncullah keluar Pusat Gunung Carmel dalam gambar-gambar besar yang terpahat dengan menyolok, bagaikan puncak cahaya dari Carmel kuno yang lalu di tengah-tengah penyembahan berhala dan kemerosotan Israel yang murtad. Contoh kembali menemui contoh saingannya. Namun bagi Israel Allah di waktu ini, malaikat itu mengatakan : “Kamu telah  berbuat jauh lebih buruk daripada mereka itu.” -- Testimonies, vol. 1, p. 129.

“Bagaikan sebuah palu untuk memecahkan hati yang membatu; bagaikan suatu api untuk memakan habis sanga”

(Testimonies, vol. 5, p. 254), suara dari Carmel menyerukan kepada Laodikea amaran yang tak dihiraukan sebagai berikut : “Saya penuh kesedihan apabila saya memikirkan keadaan kita sebagai suatu umat. Tuhan tidak menutup Surga dari kita, tetapi kemurtadan kita sendiri yang terus menerus yang telah memisahkan kita dari Allah. Kesombongan, gelojoh, dan cinta akan dunia ini telah tinggal di dalam hati tanpa takut terhadap pembasmian atau hukuman. Dosa-dosa kesombongan dan dosa-dosa yang mendalam telah  menetap di tengah-tengah kita. Tetapi pun pendapat umum mengira bahwa sidang sedang berkembang, dan bahwa damai dan kebahagiaan rohani terdapat pada semua perbatasannya.

“Sidang sudah berbalik dari mengikuti Kristus Pemimpinnya, dan sedang terus menerus mundur kembali ke Mesir. Namun sedikit saja yang khawatir atau tercengang karena mereka kekurangan kuasa rohani. Keragu-raguan dan bahkan ketidak-percayaan terhadap kesaksian-kesaksian Roh Allah sedang meracuni gereja-gereja kita di mana-mana. Setan menghendakinya demikian. Para pendeta yang mengkhotbahkan diri sendiri mengganti Kristus menghendakinya demikian. Tulisan-tulisan Kesaksian adalah tidak dibaca dan tidak dihargai. Allah telah berbicara kepadamu. Terang telah memancar dari firman-Nya dan dari kesaksian-kesaksian itu, tetapi keduanya telah diremehkan dan tidak dihiraukan. Akibatnya adalah nyata dalam kegagalan kesucian dan penyerahan dan iman yang sungguh-sungguh di antara kita.” -- Testimonies, vol. 5, p. 217.

“Sekaranglah waktunya di mana kita harus berhubungan erat dengan Allah, supaya kita dapat disembunyikan apabila kehangatan murka-Nya

dicurahkan ke atas anak-anak manusia. Kita sudah mengembara jauh sesat dari tonggak-tonggak penunjuk jalan yang tua itu. Marilah kita kembali. Jika Tuhan itu Allah, berbaktilah kepada-Nya; jika Dewa itu Allah, berbaktilah kepadanya. Pada pihak manakah anda ingin berada?” -- Testimonies, vol. 5, p. 137.

Dan kini suara dari Carmel melalui penerbitan buku-buku Tongkat Gembala makin hari makin keras bunyinya. Penulis Ilahinya mengatakan : “Suara Tuhan ..... kepada negeri itu, dan orang yang bijaksana akan menyaksikan namamu : dengarlah olehmu akan Tongkat itu, dan akan Dia yang telah  menentukakannya.” Mikha 6 : 9.

Ia memerintahkan, “Berilah makan umat-Ku dengan tongkatmu, kawanan domba pusakamu itu, yang tinggal terpencil di hutan, di tengah-tengah Carmel.” Mikha 7 : 14.

Demikianlah untuk menyelamatkan orang-orang yang jujur di Laodikea dari kelaparan dan kematian rohaninya, untuk menguatkan kembali, mengembalikan, dan mempersenjatai kembali mereka bagi peperangan yang terakhir, maka Tuhan telah mengirim Tongkat itu.

Apabila pekerjaan pengembalian ini selesai sesuai dengan Matius 17 : 11, dan unsur Modernist itu sudah “ditumpas” sesuai yang diputuskan di dalam Yehezkiel pasal 9 dan di dalam Testimonies, vol. 5, p. 80, maka akan terlihat di dalam sidang suatu kegenapan kata-kata Kristus yang segera : “Hujan turun, dan air bah datang, dan angin bertiup, dan menghantam rumah itu; tetapi ia itu tetap berdiri.” matius 7 : 25.

“Seperti halnya para pelopor gereja Advent yang mula-mula, orang-orang yang mematuhi Tongkat itu adalah

orang-orang yang menata kembali “lorong-lorong tua”; mereka menyadari akan akibat-akibat berat yang termasuk di dalamnya karena menentang sesuatu terang yang sudah dipilih Tuhan untuk dikirimkan kepada umat-Nya. Dan karena pekabaran dari Tongkat itu telah membangkitkan perhatian akan perlunya “reformasi di antara umat Allah”, maka kita sebagai orang-orang Davidian bukan saja akan menyerah pada kepercayaan yang telah diberikan pada kita, melainkan juga akan melangkah “melalui seberang yang lain”, meninggalkan gereja Masehi Advent Hari Ketujuh kita yang kekasih merayap di dalam debu, membiarkan saudara-saudara kita hilang, dan dunia sekeliling kita binasa karena “kurang pengetahuan”, jika sekiranya kita tidak berusaha mengamarkan kepada sidang akan bahaya yang akan datang.

Semangat dan usaha kita yang tidak mementingkan diri untuk membantu semua saudara Modernist Masehi Advent Hari Ketujuh tanpa memandang suku, kebangsaan, ataupun kedudukan sosial mereka, cukup membuktikan kasih sayang kita bagi mereka dan penyerahan kita bagi mereka. Kita percaya bersama-sama dengan rasul Paulus bahwa semua adalah berasal dari anak-anak Adam, yaitu anak-anak yang diadopsi ke dalam keluarga Allah oleh perantaraan Tuhan kita dan Juruselamat Yesus Kristus.

Sungguhpun kita sadar akan kebesaran tujuan kita, namun dengan keyakinan yang penuh pada Pemimpin kita, Yang belum pernah lalai mengantarkan melalui setiap tahap rencana Ilahi, maka kita menghadapi tugas kita dengan keberanian dan keyakinan, percaya bahwa “kita akan mampu naik dan menguasai tanah” pusaka kita itu, dan akhirnya masuk ke dalam Kanaan samawi itu di mana “susu dan madu” berkelimpahan untuk selamanya.

Jadi, perlulah Pusat Gunung Karmel dibangun sebagai suatu basis operasi bagi latihan dan pemantapan para pekerja untuk membawa pekabaran yang istimewa ini kepada sidang; bagi mendidik orang-orang muda yang patut; bagi pemeliharaan orang-orang miskin, orang-orang tua, janda, dan anak piatu; dan bagi melayani orang sakit dan orang yang lemah sesuai dengan rencana Allah. Pusat Gunung Carmel itu telah mendengar penugasan rangkap Allah kepadanya yang berbunyi : “Nyaringkanlah suaramu, janganlah menahaninya, angkatlah suaramu bagaikan nafiri, dan tunjukkanlah kepada umat-Ku segala pelanggaran mereka, dan rumah Yakub segala dosa mereka.” Yesaya 58 : 1.

“Tiuplah nafiri di Sion, adakanlah suatu puasa yang kudus, serukanlah bagi suatu perkumpulan penting : Himpunkanlah orang-orang itu, sucikanlah perhimpunan itu, kumpulkanlah para tua-tua, kumpulkanlah anak-anak, dan semua yang menyusu : hendaklah pengantin lelaki itu keluar dari kamarnya, dan pengantin wanita dari ruangannya.” Yoel 2 : 15, 16.

Apabila sudah diselesaikannya “pekerjaan penghabisan bagi sidang” (Testimonies, vol. 3, p. 266) ini, maka orang-orang yang telah mengalahkan setiap cobaan dalam kekuatan dari Dia Yang Maha Kuasa itu”, yang telah berkeluh kesah dan menangis dan berhasil meloloskan diri dari kebinasaan, akan “jadi seperti Daud; dan rumah Daud akan jadi seperti Allah, bagaikan malaikat Tuhan di depan mereka itu.” Zakharia 12 : 8. Memang, orang-orang Davidian! -- yaitu “suatu umat yang besar dan suatu umat yang kuat” (Yoel 2 : 2), “berpakaikan senjata kebenaran Kristus ..... ‘Indah bagaikan bulan, cerah bagaikan matahari, dan hebat bagaikan suatu bala tentara dengan panji-panjinya’, ..... akan keluar ke seluruh dunia dengan kemenangan

dan untuk memenangkan.” -- Prophets and Kings, p. 725.

Dalam cara inilah orang-orang Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh akan mengumpulkan semua umat kesucian kepada rumah Tuhan.

Tanggung jawab Gunung Karmel yang besar ialah menyelesaikan pekerjaan yang bermacam-macam ini secepat mungkin, supaya dapat kita pulang ke peristirahatan kita yang kekal, tidak lagi terbelenggu dengan berbagai rantai dosa. 

MENYELAMATKAN SIDANG ATAUKAH DUNIA?

Pertanyaan No. 67 :

Jika, pada jam yang terakhir ini, kita memusatkan seluruh usaha kita bagi penyelamatan sidang, maka bagaimanakah kelak dunia yang sisa dapat dicapai?

Jawab :

Misi untuk menyelamatkan dunia tidak mungkin dapat lebih penting daripada misi untuk menyelamatkan sidang. Memperluas keanggotaan sidang untuk memajukan Kerajaan Kristus, di bawah kondisi-kondisi kesuaman Laodikea yang sedang merajalela sekarang ini, tidak mungkin lebih baik daripada yang telah dilakukan di bawah kondisi-kondisi yang terdapat di dalam sidang Yahudi pada zaman kedatangan Kristus yang pertama dahulu. Karena mengerti akan situasi yang sebenarnya di dalam sidang itu, maka Yohanes Pembaptis dan Kristus sendiri, dan bahkan juga para rasul, pertama sekali melibatkan diri mereka untuk bekerja, bukan bagi dunia pada umumnya, melainkan hanya dalam kepentingan saudara-saudara mereka di dalam sidang.

Karena penyelewengan yang sama dari Kristus terdapat juga di dalam sidang sekarang ini seperti halnya di

waktu itu (Testimonies, vol. 5, p. 217), maka akan dibutuhkan usaha yang lebih besar untuk menyelamatkan umat dari “kesesatan Laodikea yang menyedihkan” (Testimonies, vol. 3, p. 253) daripada sekiranya mereka berada dalam kekapiran. Sebab di Laodikea mereka itu dibuat untuk percaya bahwa mereka memiliki semua kebenaran yang ada untuk dimiliki, bahwa mereka adalah kaya, berlimpah kekayaannya, dan tidak memerlukan apa-apa lagi, -- artinya keselamatan mereka untuk selama-lamanya sudah terjamin selama mereka memiliki keanggotaan sidang! Sebab itu terdapat resiko mereka yang lebih besar bagi kehilangan jiwanya di dalam sidang sementara sidang “suam” dan akan diludahkan keluar, daripada sekiranya mereka tinggal saja di dunia sampai sidang bangun dari ketidurannya, dan menggosok sendiri matanya dengan salep mata (Kebenaran) -- melihat yang benar, berbuat yang benar, dan memimpin dan memelihara kawanan domba dengan benar.

Hendaklah setiap anggota yang jujur mengemukakan pertanyaan : Jika sidang sendiri tidak selamat (Testimonies, vol. 3, p. 253), tidak mengikuti Kristus Pemimpinnya (Testimonies, vol. 5, p. 217), dan “telah  menjadi seorang pelacur” (Testimonies, vol. 8, p. 250), maka bagaimanakah mungkin dapat ia menyelamatkan orang lain? Oleh sebab itu kebutuhan yang terbesar ialah pertama-tama menyelamatkan orang-orang di dalam sidang, kemudian baru orang-orang di luar sidang. “Pekerjaan pembersihan khusus, pembuangan dosa, dari antara umat Allah” (The Great Controversy, p. 425), “pekerjaan penghabisan bagi sidang, dalam masa pemeteraian mereka yang seratus empat puluh empat ribu itu” (Testimonies, vol. 3, p. 266), harus lebih dulu datang, baru kemudian menyusul pemeteraian orang-orang di dunia.

Manusia dan harta yang telah dipersembahkan bagi pekerjaan missionari bagi dunia adalah demikian limpahnya sehingga keseluruhannya menutupi fasilitas-fasilitas sempit yang tersedia untuk membawakan pekabaran bagi orang-orang Laodikea sendiri, sekalipun sidang lebih membutuhkan daripada dunia.

Tetapi bagaimanapun, membawa pekabaran kepada sidang tidak mempengaruhi pekerjaan mission bagi dunia, karena sementara orang-orang Davidian bekerja bagi kepentingan sidang, Gereja membawakan pekabaran yang lama itu kepada dunia. Tetapi sekiranya orang-orang Davidian harus juga mempersembahkan waktu dan uang untuk melayani kepentingan-kepentingan orang-orang Kapir, maka sidang dan dunia kedua-duanya akan terjerumus ke dalam neraka. Dengan sendirinya, untuk menyelamatkan dunia, kita harus pertama sekali berusaha menyelamatkan sidang dari kehancuran yang tak terelakkan, sama seperti yang diperbuat oleh Yohanes Pembaptis, Kristus, dan para rasul di zaman mereka.

Setelah sidang bangun dan mengakhiri mimpi-mimpinya bahwa ia adalah “kaya, dan telah meningkat kekayaannya”, menyadari bahwa ia adalah kekurangan segala-galanya, mengenakan kekuatannya oleh kembali kepada Kristus Pemimpinnya, mengenakan pada dirinya pakaian-pakaian kebenaran Kristus, dan tidak lagi membiarkan yang najis itu berjalan melaluinya (Yesaya 52 : 1), maka kebenarannya akan kelak terbit bagaikan terang yang bercahaya, dan penyelamatannya bagaikan sebuah pelita yang bernyala-nyala. Maka bangsa-bangsa Kapir akan menyaksikan kebenarannya, dan semua raja akan menyaksikan kemuliaannya (Yesaya 62 : 1, 2). Pada waktu itulah ia akan benar-benar mampu

menyelamatkan. Maka “pintu-pintu gerbangnya akan terbuka selalu; sekaliannya itu tidak akan tertutup baik siang maupun malam; supaya orang-orang dapat memasukkan ke dalamnya bala tentara bangsa-bangsa Kapir, dan supaya raja-raja mereka itu dapat dibawa serta. Karena bangsa dan kerajaan yang tidak mau melayaninya akan binasa; bahkan bangsa-bangsa itu akan dihapuskan sama sekali.” Yesaya 60 : 11, 12.

Oleh sebab itu, hendaklah semua orang yang percaya pada Kebenaran Sekarang, menempuh jalan ini sampai kepada puncaknya yang berbahagia : “Nyanyilah dan bersukacitalah, hai puteri Sion : karena tengoklah, Aku datang, dan Aku akan tinggal di tengah-tengah kamu, demikianlah firman Tuhan. Maka banyak bangsa akan digabungkan kepada Tuhan pada hari itu, dan akan menjadi umat-Ku; maka Aku akan tinggal di tengah-tengah kamu, dan akan diketahui olehmu, bahwa Tuhan serwa sekalian alam telah mengutus Aku kepadamu.” Zakharia 2 : 10, 11.

Lagi pula, karena adalah bukan kita, melainkan Kristus yang “sedang memegang pemerintahan di dalam tangan-Nya sendiri” (Testimonies to Ministers, p. 300), maka bukanlah tugas kita untuk memberitahukan kepada-Nya pekerjaan mana yang harus dilakukan, dan mana yang harus tidak dilakukan, melainkan hendaknya setiap pengikut-Nya menyadari bahwa Ia akan “bekerja dalam cara yang sangat luar biasa, dan dalam cara yang akan bertentangan dengan setiap rencana manusia.” -- Testimonies to Ministers, p. 300.

Janganlah menjadi seperti kelas orang-orang yang “mempertanyakan dan mengeritik apa saja yang timbul dalam pengungkapan kebenaran” (Testimonies, vol. 5, p. 690), melainkan jadilah seperti orang-orang yang “membiarkan Surga mengendalikan.” -- Testimonies to Ministers, p. 475.

Perintah itu kepada kita adalah : “Nyaringkanlah suaramu, janganlah menahaninya, angkatlah suaramu bagaikan nafiri, dan tunjukkanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan isi rumah Yakub semua dosa mereka.” Yesaya 58 : 1.

“Berjalanlah, berjalanlah melalui pintu-pintu gerbang; persiapkanlah olehmu jalan orang banyak itu; bukalah, jalan raya; singkirkanlah batu-batu; tinggikanlah sebuah panji bagi orang banyak itu. Tengoklah, Tuhan telah mengatakan sampai kepada akhir dunia. Katakanlah olehmu kepada puteri Sion, Tengoklah, selamatmu ada datang; bahwasanya, pahala-Nya ada menyertai-Nya; dan pekerjaan-Nya ada di hadapan-Nya.” Yesaya 62 : 10, 11. 

DISUCIKAN OLEH ALLAH, ATAUKAH OLEH SETAN?

Pertanyaan No. 68 :

Apakah sidang akan disucikan sebelum pemaksaan dari keputusan binatang itu keluar seperti yang diramalkan di dalam Wahyu 13 : 15 – 17? Ataukah keputusan yang drastis ini akan merupakan sarana penyucian sidang oleh menyaring keluar dari dalamnya orang-orang yang tidak setia kepada Kebenaran?

Jawab :

Sekiranya ia itu benar bahwa keputusan binatang itu akan menyaring keluar orang-orang yang tidak bertobat (lalang-lalang) yang ada di dalam sidang, maka orang harus menyimpulkan bahwa binatang itu bukan melambangkan sesuatu kuasa dari prinsip yang menyerupai naga, melainkan suatu agen utusan surga, yang diutus untuk membuang lalang-lalang yang telah dimasukkan oleh naga!

Dari Yehezkiel pasal 9 kita melihat bahwa bukan “binatang” itu, melainkan malaikat-malaikat yang akan melakukan ini. Sesudah

malaikat yang membawa pena penyurat itu membubuhi tanda pada orang-orang yang berkeluh kesah dan menangis bagi segala kekejian yang dibuat di tengah-tengah mereka, maka lima malaikat yang membawa senjata-senjata pembantai terus menyusul untuk membantai semua orang yang tertinggal tanpa memiliki tanda. Dan pembersihan yang besar ini, seperti yang khusus ditegaskan sendiri oleh nubuatan maupun oleh Testimonies, akan terjadi di dalam sidang. (Bacalah Testimonies to Ministers, p. 445; Testimonies, vol. 3, pp. 266, 267; vol. 5, pp. 210, 211; juga buku Traktat No. 1, The Dardanelles of the Bible).

Itu adalah tekad rencana Setan sebelumnya untuk mengotori sidang dengan cara memperlipat-gandakan anggota-anggota yang tidak setia. Dan jika sekiranya perintahnya yang sangat drastis adalah untuk membersihkan sidang, maka untuk maksud apakah Tuhan “tiba-tiba datang ke kaabah-Nya ..... lalu ..... duduk bagaikan seorang pembersih dan penyuci perak” (Maleakhi 3 : 1 – 3); mengapakah terdapat sesuatu pekabaran menimbulkan keguncangan (Early Writings, 270); dan mengapakah terdapat malaikat-malaikat dari Yehezkiel pasal 9 itu, yaitu mereka yang “akan keluar”, untuk memisahkan orang-orang jahat daripada orang-orang benar”? Matius 13 : 49.

Apakah pekerjaan pembersihan ini adalah beban tanggung jawab Setan atau Tuhan? Setan tidak berbuat apapun untuk menyucikan sidang, tetapi ia sedang berbuat apa saja untuk mencemarkannya.

Oleh sebab itu keputusan binatang itu berikut pelaksanaan pemaksaannya yang keras, adalah bukan untuk maksud penyucian sidang, melainkan untuk menutup jalan keluar dari

Babil, sehingga dengan begitu tetap menahan dunia sebagai tawanannya. Ini dilakukannya khusus untuk menghalangi kelancaran mengalirnya orang-orang bertobat yang banyak memasuki sidang yang pada waktu itu telah dibersihkan dan disucikan. Tetapi, meskipun adanya berbagai upaya Musuh yang berat untuk mempertahankan mereka tetap di Babil, orang-orang yang setia akan keluar. Mereka akan mematuhi nasehat Tuhan yang berbunyi : “Jika seseorang menyembah binatang itu dan patungnya, dan menerima tandanya pada dahinya, atau pada tangannya, maka orang itu akan meminum air anggur murka Allah, yang dituangkan tanpa campuran ke dalam cawan amarah-Nya; maka ia akan disiksa dengan api dan belerang di hadapan malaikat-malaikat yang suci, dan di hadapan Anak Domba itu.” Wahyu 14 : 9, 10. 

BAYI-BAYI ORANG-ORANG KAPIR SELAMAT ATAU BINASA? 

Pertanyaan No. 69 :

Dapatkah bayi-bayi dan orang-orang kapir yang meninggal tanpa memperoleh kesempatan mendengarkan injil Kristus dan menerima Dia sebagai Juruselamat mereka, diselamatkan? Sekiranya mereka dapat diselamatkan dalam kebodohan mereka, maka mengapakah tidak semua dapat diselamatkan?

Jawab :

Sekiranya orang yang tidak mengetahui injil dapat diselamatkan dalam ketidak-tahuan mereka, maka adalah jauh lebih baik agar sidang membiarkan saja seluruh dunia bodoh terhadap injil, supaya semua orang dapat diselamatkan. Tetapi tidak! Tidak seorang pun dapat diselamatkan tanpa injil.

Mengenai penyelamatan bayi-bayi dan anak-anak yang para orangtuanya selamat, Roh Nubuat mengatakan sebagai berikut :

Malaikat-malaikat ‘menghimpunkan bersama umat pilihan dari empat mata angin, dari ujung langit yang satu ke ujung yang lainnya’, Anak-anak kecil akan dibawa oleh malaikat-malaikat suci ke pelukan ibu-ibu mereka. Teman-teman yang sudah lama berpisah karena kematian akan berkumpul, tidak pernah lagi berpisah, maka dengan nyanyian-nyanyian kegembiraan mereka naik bersama-sama ke kota Allah.” -- The Great Controversy, p. 645.

“Demikian itulah iman wanita ini diberikan pahalanya. Kristus, Pemberi hidup yang besar itu, mengembalikan puteranya kepadanya. Dalam cara yang sama ini pun orang-orang setia-Nya akan diberi pahala, apabila, pada kedatangan-Nya, kematian akan kehilangan sengatnya, dan kubur akan terampas dari kemenangan yang dituntutnya. Pada waktu itulah Ia akan mengembalikan kepada hamba-hamba-Nya anak-anak yang telah diambil dari mereka oleh kematian. ‘Demikianlah firman Tuhan; Suatu suara terdengar di Ramah, ratapan, dan tangisan yang memilukan; Rakhel yang menangisi anak-anaknya menolak untuk dihiburkan karena anak-anaknya, karena mereka sudah tidak ada. Demikianlah firman Tuhan; Kendalikanlah suaramu dari menangis, dan matamu dari air mata, karena pekerjaanmu akan diberi pahala, ..... dan mereka akan datang kembali dari negeri musuh. Maka ada harapan dalam akhir ajalmu, demikianlah firman Tuhan, bahwa anak-anakmu akan datang kembali ke perbatasan mereka sendiri’.” -- Prophets and Kings, p. 239.

Dan mengenai penyelamatan anak-anak yang para orangtua mereka hilang, Tuhan memerintahkan :

“Bantailah seluruhnya baik tua maupun muda, baik anak-anak gadis, anak-anak kecil, maupun wanita-wanita; tetapi janganlah menghampiri setiap orang yang padanya terdapat tanda itu; maka mulailah pada kaabah kesucian-Ku. Kemudian mulailah mereka terhadap orang-orang bangsawan yang berada di depan rumah itu.” Yehezkiel 9 : 6.

“Maka Yosua, berikut semua Israel yang menyertainya, mengambil Akhan bin Zerah, dan perak, dan pakaian, dan batangan emas, dan anak-anaknya laki-laki, dan anak-anaknya perempuan, dan lembu-lembunya, dan keledai-keledainya, domba-dombanya, dan kemahnya, dan semua miliknya; lalu dibawa mereka akan dia ke lembah akhor. Maka kata Yosua : Mengapakah kamu menyusahkan kita? Tuhan akan menyusahkan kamu pada hari ini. Maka semua Israel lalu melempari dia dengan batu, dan membakar mereka dengan api, setelah sudah melempari mereka dengan batu.” Yosua 7 : 24, 25.

Dari ayat-ayat yang diilhami ini, kita saksikan bahwa bayi-bayi dan anak-anak akan selamat hanya karena kesetiaan para orangtua mereka. Betapa hebatnya, ajaibnya, dan alangkah mengerikan tanggung jawab itu!

Mengenai budak orang Kapir kita baca sebagai berikut : “Aku tampak bahwa majikan-budak (slave-master) akan harus bertanggung jawab untuk jiwa dari budaknya yang telah  dipertahankannya dalam kebodohan; maka dosa-dosa budak itu akan dipikulkan pada majikannya. Allah tidak dapat membawa ke surga budak yang telah dipertahankan dalam kebodohan dan derajat yang rendah, yang sama sekali tidak mengenal Allah atau Alkitab, yang tidak takut pada apapun terkecuali pada cambuk majikannya, dan yang memegang kedudukan yang lebih rendah daripada orang-orang kejam.

Tetapi Ia berbuat perkara yang terbaik baginya yang dapat dilakukan oleh seorang Allah yang penuh kasih sayang. Ia membiarkan dia untuk menjadi seolah-olah ia belum pernah ada.” -- Early Writings, p. 276.

Oleh sebab itu, jelaslah, bahwa orang-orang yang sama sekali belum memiliki kesempatan untuk mempelajari kebenaran tentang penyelamatan, mereka itu tidak akan pernah menderita hukuman yang akan dialami orang-orang jahat yang telah memperoleh kebenaran, sekalipun kehidupan kekal tidak dapat diberikan kepada mereka. 

APAKAH PENGUMPULAN DARI SEGALA BANGSA ITU MELIPUTI JUGA SEMUA ORANG KULIT BERWARNA?

Pertanyaan No. 70 :

Apakah perkataan berikut ini : “Ethiopia akan segera mengulurkan tangannya” (Mazmur 68 : 31), berarti bahwa bangsa kulit berwarna akan kembali kepada Allah?

Jawab :

Sungguhpun tidak ada satu umat yang akan selamat sebagai suatu bangsa, perkataan injil yang dipertanyakan itu, jika diambil bersama-sama dengan berbagai bagian kalimat yang lain, akan menunjukkan dengan sangat pasti bahwa akan ada suatu pengumpulan besar dari Ethopia. Itulah pengumpulan-pengumpulan demikian ini yang berasal dari setiap bangsa, suku-suku bangsa, bahasa, dan umat di bumi yang akan membentuk “rombongan besar orang banyak” dari Wahyu 7 : 9 itu. “Para penghulu akan datang dari Mesir” (Mazmur 68 : 31), demikianlah kata Alkitab. “Dan banyak bangsa” pada waktu itu “akan datang, dan mengatakan, Datanglah, dan marilah kita naik ke gunung Tuhan itu, dan ke rumah Allah Yakub; dan Ia akan mengajarkan kepada kita segala jalan-Nya, dan kita akan berjalan dalam lorong-lorong-Nya : karena

hukum akan terbit dari Sion, dan firman Tuhan dari Yerusalem.” Mikha 4 : 2.

“Maka bangsa-bangsa Kapir akan menyaksikan kebenaranmu, dan semua raja akan kemuliaanmu; maka engkau akan dipanggil dengan suatu nama yang baru, yang akan diucapkan oleh mulut Tuhan sendiri.” Yesaya 62 : 2.

Sambil memandang ke depan kepada pengumpulan yang besar ini, nabi itu mengemukakan pertanyaan : Siapakah mereka ini yang melayang-layang seperti awan, dan seperti burung-burung merpati ke pintu-pintu kandangnya!” Kemudian Tuhan menjawab : Sesungguhnya pulau-pulau itu akan menantikan Daku, dan kapal-kapal Tarshis akan pertama sekali, membawa anak-anakmu laki-laki dari jauh, perak dan emasnya dibawa serta, kepada nama Tuhan Allahmu, dan kepada Yang Maha Suci dari Israel, sebab ia telah  memuliakan kamu. Dan anak-anak lelaki orang-orang asing akan mendirikan pagar tembokmu, dan raja-raja mereka akan berbakti kepadamu; karena dalam murka-Ku Aku memalu engkau, tetapi dalam perkenan-Ku Aku telah mengasihani kamu.

“Oleh sebab itu segala pintu gerbangmu akan terbuka selalu; sekaliannya itu tidak akan tertutup baik siang maupun malam; supaya orang-orang dapat membawa masuk kepadamu segala bala tentara bangsa Kapir, dan supaya raja-raja mereka dapat dibawa serta. Karena bangsa dan kerajaan yang tidak mau berbakti kepadamu akan binasa : bahkan bangsa-bangsa itu akan dihapuskan sama sekali. Kemuliaan Lebanon akan datang kepadamu, pohon sanobar, pohon berangan, dan pohon cemara akan memperindah tempat dari kaabah kesucian-Ku;

maka Aku akan membuat tempat pijakan-Ku itu menjadi mulia. Juga anak-anak lelaki mereka yang menyusahkan kamu akan datang dengan menunduk-nunduk ke hadapanmu; dan sekalian mereka yang meremehkan kamu akan menyembah sujud pada telapak kakimu; maka mereka akan memanggil kamu, Kota Tuhan, Sion dari Yang Maha Suci Israel.” Yesaya 60 : 8 – 14. “Karena besarlah kelak hari Jizreel itu.” Hosea 1 : 11. 

DAPATKAH BANGSA-BANGSA KAPIR MEMPUSAKAI KERAJAAN ITU?

Pertanyaan No. 71 :

Apakah Israel rohani itu akan terdiri dari bangsa-bangsa Kapir? Benarkah kata-kata saya, bahwa hubungan bangsa-bangsa Kapir dengan Israel ialah oleh adopsi?

Jawab :

Akan hanya ada satu pohon keluarga di dalam Kerajaan itu, yaitu pohon Yakub, ke dalam mana bangsa-bangsa Kapir dicangkokkan, seperti yang terlihat dari Roma pasal 11.

Ini selanjutnya terlihat dari kota suci itu di mana di dalamnya tidak terdapat satu pun pintu gerbang Bangsa Kapir, melainkan masing-masing dari dua belas pintu gerbangnya itu membawa satu nama dari nama-nama dua belas suku bangsa Israel. Oleh sebab itulah, maka bangsa-bangsa Kapir itu akan diselamatkan melalui adopsi -- yaitu dicangkokkan ke dalam pohon zait yang asli, dan dengan demikian sebagai warga negara naturalisasi Israel mereka mewarisi Kerajaan itu.

SIAPAKAH WANITA YANG PINCANG ITU?

Pertanyaan No. 72 :

Maukah saudara tolong jelaskan Mikha 4 : 6, 7 ?

Jawab :

“Pada hari itu, demikianlah firman Tuhan, Aku akan mengumpulkan dia (her) yang pincang, dan Aku akan mengumpulkan dia (her) yang terusir keluar, dan dia (her) yang telah Kususahkan; dan Aku akan membuat dia yang pincang itu menjadi suatu umat yang sisa (a remnant), dan dia yang terbuang jauh itu menjadi suatu bangsa yang kuat; maka Tuhan akan memerintah atas mereka itu di gunung Sion semenjak dari saat itu dan seterusnya sampai selama-lamanya.” Mikha 4 : 6, 7.

Ayat-ayat ini menggambarkan tiga bangsa : yaitu “dia yang pincang”, “dia yang terusir keluar”, dan dia yang “disusahkan”.

Dalam perumpamaan mengenai penabur benih, kepada kita diceritakan bahwa “orang yang menerimakan benih itu ke dalam tempat-tempat yang berbatu, dialah orang yang mendengar Firman, lalu segera (tidak pincang) menyambut-Nya dengan gembira, tetapi ia itu tidak berakar di dalam dirinya, melainkan hanya bertahan sementara : karena apabila kesusahan atau aniaya datang karena sebab Firman itu, maka ia segera menyeleweng. ..... Tetapi orang yang menerimakan benih itu ke dalam tanah yang baik, dialah yang mendengar Firman, dan memahami-Nya; yang juga berbuah, dan terus menghasilkan, ada yang seratus kali, ada yang enam puluh kali, ada yang tiga puluh kali.” Matius 13 : 20, 21, 23

Perbedaan di antara dua tanah itu ialah bahwa benih di dalam tanah yang dangkal dan berbatu-batu, tumbuhnya cepat sekali, sedangkan benih di dalam tanah yang baik dan dalam tumbuhnya perlahan-lahan.

Dari pelajaran analogi ini kita saksikan bahwa “dia yang pincang itu” ialah orang yang menerima benih di dalam tanah yang baik, yaitu sidang Kristen.

Dan dialah orang yang perlu dikumpulkan karena ia telah tercerai-berai dan terpecah-pecah ke dalam berbagai paham. Kemudian, apabila terkumpul, ia akan membentuk “orang-orang yang tersisa” dari perempuan itu. Wahyu 12 : 17.

Dia “yang terusir keluar itu” tak mungkin lain daripada kerajaan sepuluh suku itu, dan dia yang “susah” itu ialah kerajaan dua suku, yaitu Yehuda, sebagaimana yang akan terlihat dari bacaan Mikha pasal tiga.

“Dia yang pincang itu”, sidang Kristen, oleh Tuhan akan dibuat menjadi suatu umat yang sisa : Ia akan memisahkan anak-anaknya yang tidak sah, yaitu lalang-lalang daripadanya. “Dan dia yang telah terbuang jauh”, kerajaan sepuluh suku itu, akan dibuat-Nya menjadi “suatu bangsa yang kuat : dan Tuhan akan memerintah atas mereka itu di Gunung Sion semenjak itu dan seterusnya, bahkan untuk selamanya.” Mikha 4 : 7. Dan kepada Yehuda “akan berhimpun segala bangsa.” Kejadian 49 : 10.

Semua keturunan dari ketiganya ini -- dari “dia yang pincang (sidang Kristen yang mula-mula ditambah orang-orang Kapir yang bertobat), dari “dia yang terusir keluar” (Israel yang tersebar-sebar -- kerajaan sepuluh suku itu), dan dari dia yang “menderita” (kerajaan dua suku, Yehuda) -- akan membentuk sidang Kerajaan itu.

Dengan demikian rakyat yang merupakan akar dari Kerajaan itu, akan ditobatkan dan dihimpunkan dari sidang Kristen dan dari keturunan-keturunan kedua kerajaan kuno, Israel dan Yehuda, dan kemudian dibawa ke Gunung Sion, sebab “Tuhan mencintai

pintu-pintu gerbang Sion melebihi semua tempat kediaman Yakub. Perkara-perkara yang mulia akan dibicarakan dari hal kamu, Ya kota Allah. Selah. Aku akan menyebut Rahab dan Babil kepada mereka yang mengenal Aku : Tengoklah Philistia dan Tyre, bersama dengan Ethiopia, orang ini telah lahir di sana. Dan dari hal Sion akan kelak dikatakan, Orang ini dan orang itu telah lahir di dalamnya (her), dan yang tertinggi itu sendiri akan meneguhkan dia (her). Tuhan akan menghitung, apabila Ia mencatat orang banyak itu, bahwa orang ini telah lahir di sana. Selah.” Mazmur 87 : 2 – 6. 

KAWIN ATAU MEMBUJANG? 

Pertanyaan No. 73 :

Palulus mengatakan : “Saudara-saudara, waktu adalah singkat : dalam waktu yang masih ada ini agar mereka yang mempunyai isteri supaya berlaku seolah-olah mereka tidak beristri.” “Karena aku ingin bahwa semua orang seolah-olah jadi seperti diriku.” 1 Korintus 7 : 29, 7. Apakah yang dimaksudnya?

Jawab :

Untuk memahami dengan tepat ajaran tentang perkawinan dan membujang dari rasul itu, seperti yang dikemukakan pada ayat-ayat yang dipertanyakan itu, dan untuk memperoleh suatu pandangan yang benar terhadap tujuannya, dan terhadap pokok-pokok yang sedang dibicarakannya, maka adalah perlu pertama sekali meninjau pasal itu dalam penempatannya yang lengkap.

1 Korintus 7 : 1 mengungkapkan bahwa ia pada waktu itu menerima sebuah surat, dan jawabannya terhadap surat itu (di dalam pasal yang sama ini) menunjukkan bahwa di antara orang-orang percaya di sindang Korintus, terdapat kekecewaan dan kurang pengertian mengenai hubungan perkawinan.

Sebagian orang tidak puas dengan nasib mereka yang membujang; yang lainnya merasa bosan oleh nasib kehidupan perkawinan mereka, sementara yang lain lagi mempertanyakan apakah mereka harus meninggalkan suami-suami atau istri-istri mereka yang tidak beriman, lalu menikah lagi.

Karena selalu merupakan semua perkara yang berlaku terhadap semua orang, dan dalam usahanya yang keras untuk menghindari sedapat mungkin setiap perselisihan di dalam sidang yang muda itu, Paulus dengan bijaksana dan jelas mengemukakan manfaat-manfaat dari keadaan kawin maupun dari keadaan membujang.

Dari hal orang-orang yang tidak kawin dan para janda, ia mengatakan : “Adalah baik bagi mereka sekiranya mereka tetap saja seperti saya. Tetapi jika mereka tidak dapat menguasai diri, maka hendaklah mereka kawin : sebab lebih baik kawin daripada hangus karena hawa napsu.” Ayat 8, 9.

“Dan kepada mereka yang kawin” -- baik terhadap pasangannya yang masing-masingnya percaya pada Kristus, maupun terhadap pasangan yang salah satunya tidak percaya pada Kristus -- ia menulis : “Aku perintahkan, tetapi bukan aku, melainkan Tuhan, Janganlah istri menceraikan suaminya, ..... dan janganlah suami menceraikan istrinya. Tetapi kepada yang lainnya aku mengatakan, bukan Tuhan : Jika seseorang saudara mempunyai istri yang tidak percaya (beriman), tetapi ia (wanita itu) senang tinggal bersamanya, maka janganlah ia menceraikannya. Dan wanita yang mempunyai suami yang tidak percaya (tidak beriman), maka sekiranya ia (suami) senang tinggal bersamanya, maka janganlah ia meninggalkannya.” Ayat 10 – 13.

Dalam pembicaraan yang singkat ini, kita saksikan bahwa rasul itu tidak menganjurkan hidup membujang, melainkan mengusulkan dengan jelas bahwa untuk “menghindari perzinahan,

.......setiap orang laki-laki memiliki istrinya sendiri, dan .......setiap wanita memiliki suaminya sendiri.” Ayat 2.

Ia menghimbau kepada para suami dan para istri yang kedua-duanya beriman, tetapi yang kehidupannya kurang serasih antar sesamanya, supaya mencoba sedapat mungkin untuk hidup damai di antara sesamanya. Dan sekiranya hanya satu yang beriman, maka yang satunya itu harus berusaha mentobatkan rekannya yang tidak beriman itu (ayat 14). Sungguhpun demikian tambahnya, bahwa sekiranya rekannya yang tidak beriman itu hendak bercerai, maka “seseorang saudara atau seseorang saudari tidak akan terikat dalam kasus-kasus sedemikian ini.” Ayat 15.

Dengan ketegasan yang sama, ia mengajarkan bahwa sekiranya pasangan yang beriman sama memutuskan untuk bercerai, maka mereka tidak diperkenankan mengawini orang lain, melainkan harus mencoba untuk rukun kembali (ayat 11). Sungguhpun demikian lebih berbahagia lagi : “Adakah anda lepas dari seseorang istri? Janganlah mencari istri.” Ayat 27. “Hendaklah setiap orang laki-laki tetap dalam panggilan yang sama dalam mana ia telah terpanggil” (ayat 20), dan belajarlah untuk merasa puas sebagaimana “saya telah belajar, dalam keadaan apa pun saya, berada untuk merasa puas karenanya.” Filipi 4 : 11.

Keadaan hidup sekarang karena singkat waktunya, maka ia menganjurkan kepada mereka untuk selama itu supaya memasang semua kesayangan mereka, bukan kepada perkara-perkara dunia ini, melainkan kepada kemuliaan-kemuliaan dunia yang akan datang, karena “apa yang belum pernah terlihat oleh mata, atau pun terdengar oleh telinga, dan yang belum pernah masuk ke dalam hati manusia, perkara-perkara itulah yang telah disediakan Allah bagi mereka yang mencintai-Nya.” 1 Korintus 2 : 9.

Apabila keadaan yang suci dan berbahagia ini dicapai, maka kelak akan jadi bahwa “mereka yang

beristri akan berlaku seolah-olah tidak beristri, dan mereka yang meratap akan berlaku seolah-olah tidak meratap, dan mereka yang bersuka-gembira akan berlaku seolah-olah mereka tidak bergembira, dan mereka yang membeli, seolah-olah mereka tidak memiliki, dan mereka yang memanfaatkan dunia ini, seolah-olah mereka tidak menyalah-gunakannya, karena mode dunia ini berlalu sudah.” 1 Korintus 7 : 29 – 31.

Artinya, orang-orang yang kini mempunyai istri kelak tidak akan lagi ada manfaatnya bagi mereka itu dalam kehidupan yang akan datang, sama seperti halnya mereka tidak beristri; demikian pula orang-orang yang berbelanja sekarang, pada waktu itu mereka tidak akan lagi memiliki lebih daripada orang-orang yang sama sekali tidak berbelanja apa pun di waktu ini; tetapi semua orang -- yang kawin maupun bujang, orang-orang yang meratap dan orang-orang yang bersuka gembira, orang-orang yang membeli dan orang-orang yang tidak membeli -- kelak pada waktu itu dipersamakan keadaannya, sehingga semua orang akan bersuka gembira bersama-sama, “karena mode dunia ini berlalu sudah.” Sebab itu, maka orang yang mengawini wanita supaya berlaku dengan baik; tetapi orang yang tidak mengawini wanita supaya berbuat lebih baik lagi.

“Istri adalah terikat oleh hukum selama suaminya hidup; tetapi jika suaminya mati, maka bebaslah ia untuk mengawini siapa saja yang dikehendakinya; asalkan hanya dalam Tuhan. Tetapi adalah lebih berbahagia ia jika ia tetap begitu, demikianlah penilaian saya; dan saya juga mengira bahwa saya memiliki Roh Allah.” Ayat 38 – 40.

Tidak ada di dalam nasehat perkawinan ini terdapat Paulus memaksakan peraturan dan teladannya sebagai pilihan yang mutlak bagi kehidupan seseorang yang melebihi yang lainnya, ataupun yang menghapuskan hak-hak dan

kesempatan-kesempatan perkawinan yang suci yang dijamin oleh janji perkawinan.

Orang-orang yang menyimpulkan dirinya dipimpin untuk memilih perkawinan, dan yang bertekad untuk bergerak dalam takut kepada kemuliaan Allah, mereka pasti akan kawin hanya dalam Tuhan”; mereka tidak akan mengambil bagi dirinya orang-orang yang tidak beriman maupun orang-orang yang tidak bertobat, yang bersifat duniawi, sembrono, dan orang-orang percaya yang tidak berserah diri. Orang yang bijaksana akan senatiasa tetap menyadari, bahwa pakaian dan perilaku dunia tidak mungkin dapat menarik bagi seorang Kristen yang benar, dan kerana itulah tidak mungkin dapat membawa suatu perikatan Kristen yang benar, berbahagia dan abadi. Mereka akan hanya menaruh perhatiannya pada seseorang yang bersungguh-sungguh, bersemangat, rajin, berpikiran rohani penganut Kebenaran Sekarang.

Dan suatu persyaratan keberhasilan penting yang sama bagi usaha-usaha kehidupan yang amat sempurna ini, namun tersulit, ialah agar jangan seorangpun memasukinya (perkawinan) secara terburu-buru, tanpa melakukan persiapan sepenuhnya yang diperlukan. Sesuai dengan itu, maka tidak seorangpun pemuda Davidian yang takut akan Allah dapat secara moral membiarkan dirinya merencanakan kawin, kalau bukan ia adalah seseorang yang, sejak mudanya telah menentukan usaha apa ataupun profesi apa yang cocok baginya, yang telah menjadi tujuannya, yang sudah dicapainya ataupun sedang dalam perjalanan untuk mencapainya, yang telah membangun dan mempersiapkan bagi dirinya sebuah rumah atau memiliki uang untuk membangun rumah, atau sedikit-dikitnya telah mempersiapkan atau mampu untuk mempersiapkannya.

Dengan mencoba mengambil tanggung jawab-tanggung jawab rumah tangga

yang rumit, berat dan penuh cobaan itu, sesuai tata tertib Allah, tanpa sepenuhnya melakukan persiapan -persiapan penting yang disebutkan disini, maka kecil harapan bagi seseorang untuk dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan fisik, mental, maupun rohaninya sesuai yang dituntut secara ilahi dari seorang Kristen. Jika ini dilalaikan, maka ia akan membuat kehidupan menjadi suatu penderitaan dan kutuk, dan oleh keputusan yang menyedihkan itu ia akan menjadi sekedar hambatan di tanah gantinya menjadi berkat bagi bumi. Gantinya lepas secara terhormat dari ketergantungan pada orang lain; ia justru akan secara hina bergantung pada mereka; gantinya menjadi suatu pengaruh yang mulia bagi masyarakat, ia justru akan menjadi pengaruh yang merendahkan derajat; gantinya memberikan kepada anak-anaknya kesempatan perlindungan yang memadai, memelihara dan memberi mereka latihan-latihan yang patut bagi setiap manusia, ia justru akan bertindak sebagai ayah dari sekelompok anak-anak malang, gagal dalam semua kemungkinan ke nasib yang rendah.

Setiap pemuda Davidian yang jujur akan menghindari tragedi yang sedemikian ini dengan cara sepenuhnya melakukan persiapan bagi pengalaman yang terbesar ini dalam kehidupan sebelum terjun menjalaninya. Ia akan ingat bahwa sebelum Tuhan menciptakan manusia, Ia pertama sekali menciptakan bumi, yaitu rumah tinggal manusia, dan kemudian melengkapinya dengan terang, udara, makanan, dan air, dengan semak belukar, pohon, dan rerumputan, dengan burung dan ternak. Maka dengan mengetahui ini, ia akan berbuat demikian pula.

Disamping memenuhi semua persyaratan yang sangat diperlukan ini, maka calon suami yang mengingini perkawinan yang berhasil, tidak akan menempuh langkah perkawinan sebelum dirinya

memenuhi syarat utama untuk melaksanakan tugas-tugas rumah tangga dari istri dalam hal istrinya sakit, menjadi tidak mampu atau dibawa pergi, atau semua tugas dibebankan padanya karena sesuatu alasan lain yang tak disangka-sangka.

Di lain pihak, tidak seorang pemudi Davidian yang takut akan Allah dapat secara moral merencanakan kawin sebelum ia memiliki keahlian-keahlian rumah tangga dan dapat memikul setiap tugas rumahnya. Jika ia dapat memelihara rumah tetap bersih, rapi, dan teratur, jika ia dapat memasak, mencuci dan menjahit dengan baik, jika ia dapat menjaga orang sakit dan melaksanakan pertolongan pertama; jika ia dapat dengan pandai menjaga anak-anak; jika ia dapat mengusahakan suatu kebun yang subur untuk melengkapi meja makannya dengan kelimpahan sayur-sayuran segar (karena apabila dipotong, berhari-hari sebelum digunakan, semuanya itu akan banyak sekali kehilangan vitamin-vitaminnya karena oksidasi). -- jika ia dapat melakukan semuanya ini, maka pantaslah ia mendapatkan kehormatan untuk menjadi seorang istri yang baik; ia telah mendapatkan campuran dari suatu gabungan yang kokoh dan tahan lama. Sungguh pun demikian, meski dihormati dan terhormat sebagaimana yang seharusnya baginya, ia juga harus memiliki beberapa keahlian atau profesi, supaya sekiranya suaminya sakit atau menjadi tak mampu dibawa pergi, maka ia akan dapat mengepalai rumah tangga dan mengawasi semua kebutuhannya dan menghadapi semua permasalahannya.

Pada akhirnya, keduanya harus membuat perhitungan yang tepat dengan kenyataan bahwa jarang sekali terdapat sesuatu mental pemuda, moral, maupun peralatan profesinya yang sempurna bagi tanggung jawab-tanggung jawab perkawinan sebelum ia mencapai usia dua puluh empat tahun -- yaitu masa pertumbuhan

dan perkembangan pria yang penuh, dan bahwa seorang pemudi jarang sekali dapat dipersiapkan sedemikian ini sebelum ia mencapai usia dua puluh tahun -- yaitu masa pertumbuhan dan perkembangan wanita yang penuh.

APAKAH HUKUM TIDAK BERLAKU LAGI?

Pertanyaan No. 74 :

Paulus menulis : “Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting daripada hari yang lain; yang lain menganggap setiap hari itu sama. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin di dalam hatinya sendiri. Ia yang menganggap penting hari, anggaplah penting hari itu bagi Tuhan, dan dia yang tidak menganggap penting hari itu, bagi Tuhan tidak dianggapnya hari itu penting. Dia yang makan, makanlah bagi Tuhan, karena ia bersyukur kepada Allah; dan ia yang tidak makan, bagi Tuhan ia tidak makan, tetapi bersyukur juga kepada Allah.” Roma 14 : 5, 6.

Dalam terang dari ayat-ayat ini, tidakkah benar bahwa orang diselamatkan hanya oleh iman tanpa menghiraukan apakah ajaran kepercayaannya mungkin pada Sabat dan pada makanan?

Jawab :

Setelah mengharap-harap akan datangnya pertanyaan ini, maka Ilham oleh perantaraan Paulus dan rekan-rekannya langsung menjawabnya sebagai berikut :

“Jika demikian apakah kita membatalkan hukum itu oleh iman? Dijaukan Allah : justru kita meneguhkan hukum itu.” Roma 3 : 31.” Karena barangsiapa yang akan memeliharakan seluruh hukum itu, tetapi melanggar pada satu bagiannya, maka bersalah ia terhadap seluruhnya.” Yakobus 2 : 10.” Karena inilah kasih Allah bahwa kita memeliharakan perintah-perintah-Nya, dan perintah-perintah-Nya itu adalah tidak berat.” 1 Yohanes 5 : 3.” Berbahagialah mereka yang melaksanakan perintah-perintah-Nya, bahwa mereka itu akan berhak terhadap pohon

kehidupan, dan mereka dapat masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” Wahyu 22 : 14.

“Apakah untungnya saudara-saudaraku,  walau pun seseorang mengatakan ia beriman, tetapi tidak memiliki perbuatan? Dapatkah iman menyelamatkannya? ..... Demikian pula halnya dengan iman, jika ia itu tidak disertai perbuatan, maka matilah ia ..... Engkau percaya bahwa ada hanya satu Allah, itu benar; setan-setan pun percaya, bahkan gementar. Tetapi maukah engkau tahu, hai manusia yang sia-sia, bahwa iaman tanpa perbuatan adalah mati? ..... Karena sebagaimana halnya tubuh tanpa roh adalah mati, maka demikian itu pula iman tanpa perbuatan adalah mati.” Yakobus 2 : 14, 17, 19, 20, 26.

Dan lagi, setelah menulis, “Tetapi sekalipun kami, ataupun seorang malaikat dari surga, memberitakan kepadamu sesuatu injil yang lain daripada yang telah kami beritakan kepadamu, maka biarlah ia kena kutuk” (Galatia 1 : 8), Paulus tidak mungkin berpaling lalu menganjurkan bahwa seseorang dapat diselamatkan oleh sesuatu injil ciptaannya sendiri, oleh apa saja yang dipikirkannya sendiri atau yang diperbuatnya.

Tidak seorangpun yang berpikir rasional yang percaya pada tulisan-tulisan Paulus sebagai bagian dari Alkitab dapat secara jujur meyakini bahwa Paulus pada sesuatu saat meninggikan hukum, tetapi pada saat berikutnya ia menginjak-injaknya. Oleh sebab itu pasti, interpretasi seseorang terhadap tulisan-tulisan Paulus itu tetap harus dibuat sedemikian rupa menjadi cocok.

Di dalam Roma 14 : 5, 6 ia sedang berusaha mengoreksi kritikan yang tidak adil dengan cara menasehati orang-orang percaya bahwa setiap orang harus benar-benar yakin di dalam hatinya sendiri, dan bahwa

kewajiban seorang Kristen ialah mempertahankan, berbicara, dan mengajarkan Kebenaran, bukan untuk menuntut kepatuhan orang kepada Kebenaran, bukan untuk meremehkan orang-orang yang makan atau orang-orang yang tidak makan, atau orang-orang yang meninggikan sesuatu hari melebihi hari yang lainnya; melainkan untuk membiarkan semua orang yang benar-benar yakin di dalam hatinya sendiri. Tegasnya, kewajiban seorang Kristen ialah bersikap toleran, menjadi seseorang yang benar-benar Kristen, berpikir sendiri, tetapi senantiasa siap-sedia untuk tidak menganut pikiran-pikirannya sendiri melainkan hanya sesuatu”demikianlah firman Tuhan.”

Karena Sabat berikut semua perintah yang lainnya itu adalah kekal, untuk dipelihara juga kemudian dari sekarang, maka setiap orang dapat dengan mudah melihat dari ayat-ayat berikut: “Maka akan jadi kelak, bahwa dari bulan yang satu ke bulan yang lainnya, dan dari Sabat yang satu ke Sabat yang lainnya, seluruh manusia akan datang menyembah sujud ke hadapan-Ku, demikianlah firman Tuhan.” Yesaya 66 : 23. Maka dengan memandang ke depan kepada saat “hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu”, saat yang masih di depan kita itu, maka kepada orang-orang yang akan hidup pada waktu itu Tuhan menasehatkan :”Ingatlah kamu akan hukum (Torat) dari Musa hamba-Ku itu, yang telah Ku perintahkan kepadanya di gunung Horeb bagi semua Israel, berikut ketentuan-ketentuan dan hukum-hukumnya. Maleakhi 4 : 4.

“Demikianlah firman Tuhan, Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, karena selamat-Ku itu sudah hampir datang, dan kebenaran-Ku akan diungkapkan. Berbahagialah orang yang melakukan ini, dan anak manusia yang menaruh harap padanya, yang mentaati Sabat dengan tidak mencemarkannya, dan yang memeliharakan tangannya daripada berbuat sesuatu kejahatan. Juga hendaknya orang asing,

yang telah menggabungkan diri dengan Tuhan, supaya tidak mengatakan : Tuhan telah memisahkan saya sama sekali daripada umat-Nya, demukian pun sida-sida supaya tidak mengatakan : bahwasanya, saya adalah sebuah pohon kering. Karena demikianlah firman Tuhan kepada sida-sida yang memeliharakan Sabat-Ku, dan yang memilih segala perkara yang berkenan kepada-Ku, dan yang menaruh harap pada janji-Ku; bahkan kepada mereka pun Aku akan memberikan suatu tempat di dalam rumah-Ku, dan di dalam pagar tembok-Ku dan sebuah nama yang lebih baik daripada nama anak-anak laki-laki dan nama anak-anak perempuan : Aku akan memberikan kepada mereka suatu nama yang kekal, yang tidak akan dapat dihapuskan. Juga anak-anak lelaki orang-orang asing, yang menggabungkan diri kepada Tuhan, untuk berbakti kepada-Nya dan untuk mencintai nama Tuhan, untuk menjadi hamba-hamba-Nya, yaitu setiap orang yang mentaati Sabat dengan tidak menajiskannya, dan bergantung pada janji-Ku; mereka pun akan Ku bawa ke Gunung kesucian-Ku, dan akan Ku buat mereka itu menjadi gembira di dalam rumah sembahyang-Ku : persembahan-persembahan bakaran mereka dan kurban-kurban mereka akan diterima pada medzbah-Ku; karena rumah-Ku akan disebut sebuah rumah sembahyang bagi semua orang. Tuhan Allah yang menghimpunkan orang-orang Israel yang terbuang itu berfirman, Aku masih akan menghimpunkan lagi orang-orang lain baginya, disamping orang-orang yang terkumpul baginya itu.” Yesaya 56 : 1 - 8.

Oleh sebab itu bukan saja Sabat melainkan juga seluruh hukum yang harus ditaati sekarang dan selamanya baik oleh orang-orang Yahudi maupun bangsa Kapir, maka iman tidak dapat menyingkirkan hukum Allah, melainkan untuk meneguhkannya untuk selamanya, dan memungkinkan orang untuk mentaatinya.

Orang-orang yang benar-benar bertobat kepada Allah melalui pembenaran Kristus, tidak akan

menemukan kesulitan untuk mematuhi hukum itu mereka senang melaksanakan kehendak Allah.

Dan pada akhirnya, setelah mereka memasuki tanah perjanjian, dan Allah mengaruniakan kepada mereka hati-hati yang baru dan menuliskan perintah-perintah-Nya pada hati-hati yang baru itu (Yehezkiel 36 : 23 - 29), maka bagi orang-orang yang suci itu untuk terlibat dalam dosa, akan merupakan suatu cobaan yang seribu kali lebih besar daripada halnya dengan Yusuf di Mesir dahulu sewaktu ia berseru menentang cobaan :” Bagaimana ..... mungkin dapat saya melakukan kejahatan yang besar ini, lalu berdosa menentang Allah”? (Kejadian 39 : 9), dan tidak mungkin lagi seperti halnya terhadap Kristus di masa lalu. Sesungguhnya, dosa dengan sendirinya akan disegani oleh kita pada waktu itu seperti halnya kematian di waktu ini. Kristus akan memungkinkan hal ini dengan cara membasuh dosa-dosa kita dengan darah-Nya    

yang mahal itu, sambil menciptakan kembali di dalam kita suatu alam yang tidak berdosa, suatu “hati yang baru”, sambil mengambil kita keluar dari antara orang-orang Kapir, dan menghantarkan kita ke dalam “tanah air kita sendiri.” Yehezkiel 36 : 24.

BUKANKAH KITA SUDAH LEPAS DARI MEMATUHI HUKUM ITU?

Pertanyaan No. 75 :

Terhadap hukum yang manakah yang dimaksud oleh Galatia 3 : 17? bukankah kelepasan dari kutukan hukum mengenai dosa berarti kelepasan dari mentaati sepuluh perintah itu?

Jawab :

Hukum yang dibicarakan dalam Galatia 3 : 17 ialah hukum sepuluh perintah itu (Keluaran 20 ). Disana diajarkan bahwa kepatuhan orang kepadanya akan mendatangkan baginya berlipat ganda berkat : yaitu memelihara kesetiaannya kepada Allah dan kepada manusia, melindungi

agamanya (ayat 3 - 7). Jika ia itu dibangun pada kebenaran; senantiasa mengingatkan dia bahwa Allah menciptakan langit dan bumi  dalam enam hari kerja, menyediakan baginya kesempatan yang istimewa yang menyenangkan untuk bersama-sama dengan Allah sewaktu beristirahat pada hari Suci-Nya -- hari yang ketujuh itu (ayat 8 - 11), yang mengajarkan kepada anak-anak untuk menghormati orang tua mereka (ayat 12), yang menghalangi orang dari perbuatan membunuh (ayat 13), yang memelihara kebersihan dalam semua orang, terutama dalam melindungi kaum wanita (ayat 14), yang menciptakan dalam diri kejujuran (ayat 15), dan mengembangkan integritas yang tinggi, melindungi dia dari kepalsuan (ayat 16), dan menyelamatkan dia dari gelojoh (ayat 17) itu adalah cermin Kristen dan pertahanannya.

Oleh sebab itu, maka sesuatu ajaran yang perintahnya menentang kepatuhan yang ketat kepada hukum Allah, sebagai satu-satunya firman yang telah disediakan-Nya kepada kita dengan jari-jari-Nya sendiri dan secara resmi telah disampaikan oleh suara-Nya sendiri (Keluaran 31 : 18; Ulangan 4 : 13, 14), akan berakibat penyembahan kepada dewa-dewa yang lain, yang dengan demikian akibatnya bukan saja mengajarkan orang-orang Kristen untuk mempermalukan Bapa dari segala kejadian bumi itu, tetapi juga mendorong penghinaan kepada semua orang tua, disamping bermain mata dengan pembunuhan, kerusakan moral, ketidak-jujuran, berbicara dusta, dan gelojoh.

Oleh sebab itu, jika dilanggar, maka hukum itu akan mendatangkan berbagai kutuk. Jika ditaati maka ia itu mendatangkan berbagai berkat. (bacalah Keluaran 20 : 5, 6; Wahyu 22 : 14). Tetapi, tidak seorang pun tanpa pertobatan yang menyeluruh dapat mungkin merasakan tanggung jawab atau kuasa untuk mentaatinya dengan sempurna

UNTUK MAKSUD APAKAH SESUATU YANG SAMA DILARANG DIBUAT? 

Pertanyaan No. 76 :

Bukankah perintah yang kedua dari Kedua Log batu itu melarang orang mengukir, membuat patung, melukis, atau menggambar sesuatu yang menyerupai sesuatu benda yang ada di dalam langit atau di dalam bumi?

Jawab :

Supaya diyakini, bahwa perintah yang ke dua itu melarang pembuatan sesuatu yang sama dengan sesuatu benda yang di dalam surga atau pun di bumi, untuk maksud menyembah Allah. Namun demikian, sebagian orang mengambil pendirian yang ekstrim dengan mengatakan, bahwa perintah itu melarang pembuatan apa pun yang menyerupai sesuatu benda bagi maksud apa saja, bahkan juga bagi tujuan melukiskan sesuatu pemikiran. Untuk mempersalahkan setiap penggambaran sedemikian ini, baik itu merupakan gambar sandiwara, gambar dinding, gambar yang bersifat potret, fotografi, arsitektur, atau apa saja, akan sama dengan menyingkirkan sama sekali keseluruhan bentuk seni dan ilmu gambar -- sebagai sistem pendidikan implementasi peradaban yang pertama sekali.

Meskipun demikian, jika sekiranya demikian itu adalah maksud kehendak Ilahi dengan perintah itu, maka kita harus mematuhinya tanpa ragu-ragu, dan kita harus lebih baik meninggalkannya tanpa menghiraukan akibatnya.

Namun, Alkitab sendiri mengungkapkan bahwa perintah itu tidak melarang pembuatan sesuatu yang menyerupai apa pun asalkan bukan untuk tujuan ibadah. Bahkan Alkiab juga memberikan alasan bagi larangan itu. Dalam tulisan-tulisan Musa, kita baca sebagai berikut:

“Maka Tuhan berbicara kepadamu dari tengah-tengah api : Engkau dengar bunyi kata-kata itu, tetapi tidak satupun kesamaannya yang tampak; engkau hanya mendengar suatu bunyi ..... oleh sebab itu, perhatikanlah baik-baik olehmu, karena kamu tidak melihat apa pun yang menyerupainya pada hari Tuhan berbicara kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api, supaya tidak kamu merusak dirimu, lalu membuat bagimu suatu patung ukiran, yang menyerupai sesuatu bentuk, yang sama dengan lelaki atau wanita, yang sama dengan sesuatu binatang di atas bumi, yang sama dengan sesuatu unggas bersayap yang beterbangan di udara, yang sama dengan sesuatu binatang melata di tanah, yang sama dengan sesuatu ikan yang di dalam air di bawah bumi; dan supaya jangan kamu mengangkat matamu ke langit, lalu kamu melihat matahari, bulan, dan bintang-bintang, bahkah semua benda langit, lalu kamu terdorong untuk menyembah mereka itu, dan berbakti kepadanya, yang telah dipisah-pisahkan oleh Tuhan Allah mu bagi segala bangsa di bawah seluruh langit.” Ulangan 4 : 12, 15 - 19.

Lagipula, di dalam kaabah Salomo, berbagai kesamaan yang menyerupai ciptaan Allah telah digunakan. Sebagai contoh, Salomo ”Membuat sebuah tahta gading yang besar, lalu menutupinya dengan emas murni. Dan ada terdapat enam tangga menuju ke tahta itu, dengan sebuah tempat kaki dari emas yang terikat pada tahta itu, dan pada setiap sisi tempat duduk itu ada penopang, dan dua ekor singa berdiri dekat penopang-penopang itu; dan dua belas ekor singa berdiri di sana pada sisi yang satu dan pada sisi yang lainnya di atas keenam tangga-tangga itu.” 2 Tawarikh 9 : 17 - 19.

Kembali, ia membuat suatu bentuk lautan, “dan di bawahnya terdapat kesamaan yang menyerupai lembu-lembu, yang berdiri mengelilinginya.” 2 Tawarikh 4 : 3.

Kemudian juga, “Cherubim-cherubim membentangkan sayap-sayap mereka meliputi tempat tabut perjanjian, dan cherubium-cherubium itu menutupi tabut itu dan kayu-kayu pengusung yang di atasnya.” 2 Tawarikh 5 : 8.

Bukankah sekaliannya ini adalah kesamaan-kesamaan yang menyerupai mahluk-mahluk ciptaan Allah? Bukankah Tuhan yang telah memberi petunjuk dalam pembangunan itu? Oleh sebab itu, maka perintah itu melarang perbuatan suatu patung bayangan Allah atau apapun bagi tujuan ibadah. 

* * * 

(Semua Huruf Miring Dari Kami) 

APAKAH YANG AKAN MENJADI LANGKAH ANDA BERIKUTNYA? 

Sekarang jika saudara mendapat kesenangan, menghargai, dan dikuatkan melalui buku Tanya Jawab No. 3 ini, dan jika Saudara rindu untuk melanjutkan, mintalah buku No. 4. Ini akan dikirimkan sebagai pelayanan Kristen tanpa biaya atau kewajiban.