Tanya Jawab Buku No. 1

Tanya jawab topik-topik kebenaran sekarang yang diminati anggota Masehi Advent Hari Ketujuh

.

TANYA JAWAB

Buku No. 1 

Berbagai Pertanyaan dan jawaban terhadap Pokok-pokok Masalah Kebenaran Sekarang dalam Perhatian Para Anggota dan Para Pembaca Masehi Advent Hari Ketujuh

terhadap buku 

Tongkat Gembala 

Oleh :

Victor T. Houteff 

“Ahli Torat” ini, yang diutus ke dalam kerajaan surga, ”mengeluarkan perkara-perkara yang baru dan lama.” Matius 13 : 52 

Sekarang “kuduskanlah Tuhan Allah di dalam harimu : dan bersiaplah selalu untuk menjawab dengan lemah lembut dan hormat akan setiap orang yang menanyakan kamu akan hal alasan pengharapan yang ada di dalam kamu.” 1 Petrus 3 : 15

Copyright 1944, 

V.T. Houteff

Hak cipta terjamin

  Agar setiap orang yang haus akan kebenaran dapat memilikinya, maka buku kecil ini, sebagai bagian pelayanan Kristen, dikirimkan tanpa biaya. Hubungi kami untuk mendapatkannya. Tidak ada pungutan yang dituntut: kecuali tanggung jawab setiap jiwa itu sendiri untuk menguji segala sesuatu dan memegang yang baik. Satu-satunya yang mengikat hadiah kecil bebas biaya ini adalah untaian emas Eden dan benang merah Kalvari-menjadi satu tali pengikatnya

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN BERKENAN DENGAN TANYA JAWAB INI 

Tahukah Saudara? 

Saudara-Saudara yang kekasih di Laodikea, tahukah anda bahwa nubuatan dengan pasti menyatakan bahwa umat Allah di dalam sidang Laodikea berada dalam kondisi yang kritis dan berbahaya dan tidak menyadarinya? Saudara, apakah anda menyadarinya atau tidak, apakah anda mempercayainya atau tidak, namun demikian itulah keadaannya yang tepat. Dan jika anda berharap untuk masuk ke dalam kehidupan yang kekal, maka anda harus mempercayainya, dan supaya tidak berlambatan. Apapun saja yang mungkin anda percaya ataupun tidak percaya, perkara yang satu ini harus anda percaya, “karena adalah Saksi Yang Benar itu sendiri yang berbicara, dan kesaksian-Nya pasti benar.” -- Testimonies, vol. 3, p. 253.

Dan ingatlah bahwa melebihi semua orang, orang-orang Laodikea itu seharusnya bukan saja menjadi yang terakhir, melainkan juga yang tersedikit cenderung untuk mengeritik, sebab mereka sendiri, demikian kata Saksi Yang Benar itu, adalah “tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang”, tanpa banyak mencurigai akan hal itu, melainkan sebaliknya sambil merasa syukur menyangka dirinya “kaya, dan telah bertambah kekayaannya sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi.” Wahyu 3 : 17. Jadi, bagaimanakah dapat mereka benar-benar mengetahui setiap perkara dari hal orang-orang lain!

Ingatlah Saudara, dan bangkitlah kepada kehidupan! Suara ini, yang sedang memohon anda untuk bangun dan menghindari lubang jerat Musuh itu tidak mungkin

adalah suara Musuh itu sendiri! Ingatlah bahwa Tuhan “membuat kita tercengang oleh mengungkapkan kuasa-Nya melalui alat-alat pilihan-Nya sendiri, sebaliknya Ia melewati orang-orang yang telah kita anggap sebagai orang-orang yang melalui merekalah terang harus datang. Allah menghendaki kita supaya menerima kebenaran itu atas dasar kebenarannya sendiri, -- karena itulah kebenaran.” -- Testimonies to Ministers, p. 106.

Bukan masalah melalui siapapun juga terang itu dikirim, kita harus membuka hati kita untuk menyambutnya dengan kelemah-lembutan Kristus ..... Kita semua harus mengetahui apa yang sedang diajarkan di antara kita; karena jika ia itu adalah Kebenaran, maka kita memerlukannya.” -- Gospel Workers, p. 301.

“Bahaya besar berada dengan umat kita adalah karena bergantung pada manusia, dan menjadikan daging sebagai pegangannya. Mereka yang tidak biasa menyelidiki sendiri Alkitab bagi dirinya, atau menimbang-nimbang fakta, mereka menaruh harap pada orang-orang yang memimpin, lalu menerima saja keputusan-keputusan yang dibuat mereka; sehingga dengan demikian banyak orang akan menolak pekabaran-pekabaran penting yang dikirim Allah kepada umat-Nya, jika sekiranya saudara-saudara pemimpin ini tidak mau menerima pekabaran-pekabaran itu.” -- Testimonies to Ministers, pp. 106, 107.

“Ia akan menggunakan orang-orang untuk menyelesaikan maksud-Nya, yaitu mereka yang akan ditolak oleh sebagian saudara-saudara karena dianggap tidak cakap untuk ikut serta dalam pekerjaan.” -- The Review and Herald, Februari 9, 1895.

Dalam terang amaran-amaran ini, tidakkah anda mau mengambil waktu sejenak untuk secara seksama dan penuh doa

memastikan adakah benar atau tidak Allah sedang memimpin dalam pekerjaan reformasi ini? Ia telah berjanji kepada semua orang yang hendak melalukan hal ini, bahwa Ia tidak akan meninggalkan mereka dalam kegelapan, melainkan Ia akan memimpin mereka ke dalam semua Kebenaran. Olehnya itu maukah anda berpegang pada kata-kata-Nya, lalu mencoba-Nya?

Kami memohon anda untuk mencobanya, karena “perwakilan-perwakilan jahat itu sedang mempersatukan kekuatan-kekuatan mereka, dan sedang berkonsolidasi. Mereka sedang memperkuat diri bagi krisis besar yang terakhir. Perubahan-perubahan besar akan segera terjadi di dalam dunia kita”, demikian kata Ilham, “dan pergerakan-pergerakan yang terakhir akan merupakan pergerakan-pergerakan yang cepat ..... masa itu sedang mendekat datangnya apabila dalam penipuan dan keangkuhan mereka itu manusia akan mencapai suatu titik dimana Tuhan tidak akan lagi mengijinkan mereka lewat, sehingga mereka akan mengetahui bahwa ada suatu batas bagi kesabaran Allah ...... Orang-orang yang memegang kuasa pemerintahan tidak akan mampu untuk memecahkan persoalan penyelewengan moral, kemelaratan, kemiskinan, dan kejahatan yang terus meningkat. Mereka sedang bergumul dengan sia-sia untuk menempatkan usaha-usaha dagang pada suatu landasan yang lebih aman ..... Segera tak lama lagi setiap perkara yang dapat digoncangkan akan tergoncang, sehingga perkara-perkara itu yang tidak dapat digoncangkan akan tetap tinggal .....

“Adalah tidak mungkin untuk memberikan sesuatu pendapat mengenai pengalaman umat Allah yang akan hidup di bumi apabila kemuliaan surga dan suatu ulangan aniaya-aniaya masa lampau itu kelak bergabung. Mereka akan berjalan dalam terang yang menyinari keluar dari tahta Allah. Oleh perantaraan malaikat-malaikat kelak akan ada

komunikasi yang tetap antara surga dan bumi.” -- Testimonies, vol. 9, pp. 11, 13, 15, 16.

Memandang akan kenyataan-kenyataan yang sungguh-sungguh ini bahkan yang kini membayangi mata kita, maka Saudara, Saudariku, jangan lagi menyembunyikan dirimu dalam kegelapan. Berdirilah dalam terang, supaya jangan anda terantuk dan jatuh sehingga tidak lagi ditemui. Marilah, ambillah waktu, dan 

Marilah kita pertimbangkan Bersama-sama. 

Oleh karena sidang Laodikea, yang terakhir dari tujuh sidang itu (Wahyu 2 dan 3) adalah melambangkan sidang Kristen dalam masa periodenya yang terakhir, masa sejarah kita, maka pekabaran pada catatan yang ditujukan kepadanya itu adalah pekabaran yang terakhir kepada sidang. Jadi, jelaslah, jika ada terdapat sesuatu pokok masalah Alkitab yang penting bagi sidang untuk dipelajari, maka tentu pekabaran kepada orang-orang Laodikea itulah yang penting untuk dipelajari.

Walaupun puas dengan hasil pegangan mereka, namun orang-orang Laodikea yang percaya dan berharap pada Allah akan Firman-Nya tidak akan mempertanyakan Dia akan hal kondisi mereka, melainkan tanpa melihatnya atau tidak, mereka akan mengakui bahwa memang mereka berada dalam suatu “kesesatan yang sangat menyedihkan”, “tidak terkasihan, dan sengsara, dan buta, dan bertelanjang.” Setelah dengan jujur memberikan pengakuan ini, maka sebagai hasil kepatuhan mereka kepada nasehat Saksi Yang Benar itu untuk membeli kepada-Nya salep mata sebagai satu-satunya yang menyediakannya, mereka akan menggosok salep mata mereka dengannya dan mereka akan mampu melihat.

Meskipun, demikian, orang-orang yang berbaring dalam

perlindungan palsu kepuasaan sendiri, tidak akan menaruh perhatian kepada nasehat amaran itu, sehingga akibatnya mereka akan kehilangan segala perkara -- diludahkan keluar! Namun betapa sedikitnya orang yang dibangunkan oleh gemparnya ancaman yang mengerikan ini! Betapa sedikitnya orang yang berhasil dipaksanya untuk mencari tahu dimana letak kekacauan itu dan bagaimana mereka berdiri! Memang, betapa sedikitnya yang berhasil dibuat gempar oleh amaran itu! Dan betapa sedikitnya orang yang cenderung untuk menyelidikinya karena takut kalau-kalau ia itu akan menegor jalan kejahatannya dan merampas mereka dari beberapa kesenangan dosanya yang mereka pegang dengan sungguh-sungguh! Mengherankan karena hanya sedikit, namun sekaliannya itu memang begitu.

Kemudian juga, karena telah ditanamkan di dalam mereka ketakutan yang besar terhadap nabi-nabi palsu, dan sama sekali tidak dibangunkan di dalam mereka sesuatu harapan apapun terhadap nabi-nabi yang benar (walaupun tidak mungkin ada nabi palsu jika tidak ada nabi yang benar), maka mereka kini hampir-hampir berada di luar jangkauan. Dan di balik sikap mereka yang acuh itu terlihat kebenaran itu bahwa “berbagai kesulitan tugas dan keplesiran dosa adalah merupakan tali-tali yang digunakan Setan untuk mengikat orang-orang dalam jerat-jeratnya” (Testimonies, vol. 5, p. 53), sementara di balik ketakuatan akan nabi-nabi palsu yang tertanam dengan mendalam itu, terlihat kelalaian pengawal palsu itu untuk menghalangi mereka daripada datang berkomunikasi dengan para utusan yang dikirim Allah kepada mereka.

Oleh sebab itu, maka keprihatin kami yang mendalam ialah agar hendaklah bangkit didalam anda, anggota Laodikea yang kekasih, suatu keinginan untuk turun sampai ke dasar masalah itu, untuk meyakinkan keselamatanmu. Dengan demikian tidakkah anda mau berlaku sopan dan bijaksana untuk duduk bersama-sama dengan pembawa terang ini dalam rendah hati,

tidak memihak, menyelidiki dengan penuh doa akan apa yang pasti membalas anda dengan berlipat ganda untuk semua yang telah anda masukkan ke dalamnya? Ingatlah, adalah suatu hukum Ilahi yang mengembalikan setiap usaha yang jujur menjadi kegembiraan, suatu pengalaman pribadi dengan Allah, dan kehidupan yang kekal. Olehnya itu, tidakkah anda mau memulai sekarang untuk mengukur dirimu sendiri, bukan lagi dengan apa yang anda sangka, melainkan oleh apa yang Tuhan firmankan kepadamu? Mulailah penyelidikanmu dengan tujuh pertanyaan berikut ini. 

Tujuh Pertanyaan

  1. Siapakah Laodikea itu?
  2. Siapakah yang dilambangkan oleh malaikat itu?
  3. Apakah yang dimaksudkan dengan tidak terkasihan dan sengsara dan miskin dan buta dan telanjang?
  4. Apakah artinya menjadi “suam”?
  5. Mengapakah Allah memilih salah satu dingin atau panas dan bukan suam?
  6. Apakah artinya salep mata?
  7. Sekiranya Laodikea gagal bertobat, maka bagaimanakah kelak malunya ditelanjangi? 

Wahyu pasal 2 dan 3 melukiskan kondisi masing-masing dari tujuh sidang itu, yang terakhirnya ialah sidang Laodikea. Sidang-sidang ini, diakui, menggambarkan sidang Kristen dalam tujuh masa periode yang berbeda-beda; periode yang ketujuh, Laodikea, menggambarkan sidang dalam masa periode menjelang “penuaian”,

yaitu yang terakhir dalam mana “gandum dan lalang” itu bercampur bersama-sama, dan periode inilah dimana sidang akan mengalami pemisahan yang jelek dari antara yang baik (Matius 13 : 30, 47 – 49).

Oleh karena dalam setiap bagiannya, sidang itu harus betul sesuai namanya (hanya itu yang merupakan tanda pengenalnya), maka sebab itulah kita akan membicarakan pertanyaan : 

Siapakah Laodikea itu? 

Laodikea dapat dikenal secara sempurna di tengah-tengah banyak “paham” dunia Kristen oleh tugas yang sedang dikerjakannya -- yaitu memberitakan pehukuman. Tentu saja, tanda pengenalan ini ditunjukkan dengan tegas oleh nama Laodikea itu sendiri, yaitu gabungan dari dua kata bahasa Yunani lao dan dekei, yang satu berarti “orang-orang”, juga “bicara”, yang lainnya berarti “pehukuman”, kedua-duanya menjadi satu berarti orang-orang yang memberitakan pehukuman. Oleh sebab itu, maka sidang yang memberitakan, ‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena jam pehukuman-Nya ada datang” (Wahyu 14 : 7), jelas adalah sidang yang disebut Laodikea itu. Dan adalah hampir sama dikenal baik di luar lingkungan Masehi Advent Hari Ketujuh maupun di dalam, bahwa gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sedang berusaha membawakan pekabaran pehukuman dari Wahyu 14 : 7, dan karena itulah tak dapat dibantah haknya atas gelar itu, yaitu Laodikea.

Oleh sebab itu, karena gereja Masehi Advent Hari Ketujuh adalah satu-satunya yang memberitakan

pehukuman itu, dan karena masing-masing dari tujuh pekabaran itu adalah dialamatkan kepada malaikat dari masing-masing sidang-sidang itu, maka sesuai dengan itu pekabaran kepada Laodikea akan dialamatkan

Kepada Malaikat Masehi Advent Hari Ketujuh. 

Sesuai dengan Wanyu 1 : 20, maka “kaki-kaki pelita” adalah melambangkan sidang-sidang, dan “bintang-bintang” itu ialah malaikat-malaikat (para pemimpin) yang bertugas mengawasi sidang-sidang itu. Karena merupakan penunggu-penunggu dari sidang-sidang itu, maka malaikat-malaikat itu dengan demikian terlihat merupakan pihak pendeta, yang berkewajiban menjaga lampu-lampu itu tetap menyala, penuh dengan minyak, dan menyala dengan secerah-cerahnya, sehingga sidang dapat memberikan terang kepada semua orang sekelilingnya.

Sesuai dengan itu, karena malaikat Laodikea, yaitu dia kepada siapa pekabaran tuduhan itu ditujukan, adalah melambangkan dinas kependetaan di dalam Laodikea, maka dengan sendirinya ia harus lebih giat mencari tahu dimana letak kekacauan itu, karena Tuhan berfirman, bahwa ia adalah 

Tidak Terkasihan, Sengsara, Miskin, Buta, dan Bertelanjang. 

Dengan sebuah dinas kependetaan yang tidak terkasihan, sengsara, miskin, buta, dan bertelanjang, maka bagaimanakah mungkin sidang (kaki pelita) dapat tetap bercahaya? Dan dengan terangnya yang sedemikian menghilang atau hanya berkelip-kelip kelam, bagaimanakah dapat ia menerangi dunia sesuai yang ditugaskan Allah kepadanya? Oleh sebab itu, melalui penglihatan mata Saksi Yang Benar itu,

maka tragedi Laodikea terlihat secara nyata -- yaitu “pendeta-pendeta yang tidur sedang berkhotbah kepada suatu umat yang tidur” (Testimonies, vol. 2, p. 337), sementara sebuah dunia yang digelapkan oleh dosa terus meluncur jatuh ke arah neraka dalam kegelapannya! Oh betapa memilukan keadaannya! Namun demikian ia itu sama sekali tidak dihiraukan!

Dengan keduanya baik pihak kependetaan maupun pihak anggota berada dalam keadaan kegelapan yang sedemikian ini, maka jelaslah terlihat bahwa walaupun sidang Laodikea adalah yang terakhir dalam urutan tujuh sidang itu, namun Allah tidak mungkin oleh perantaraannya dapat menerangi dunia dan mempersiapkan umat-Nya bagi Kerajaan itu apabila ia sendiri berada dalam kegelapan dan tidak siap. Sebab itulah perlu adanya sesuatu pengaturan baru, suatu dinas kependetaan yang baru, seperti yang diramalkan di dalam Testimonies, vol. 5, p. 80, dan di dalam Zefanya 3 : 11, 12.

Kemudian akan jadi kelak bahwa “hanya orang-orang yang telah bertahan melawan godaan dalam kekuatan Dia Yang Maha Kuasa itu, yang akan diijinkan mengambil bagian dalam memberitakannya (Pekabaran Malaikat Yang Ketiga) apabila ia itu kelak berkembang menjadi Seruan Keras.” -- The Review and Herald, Nov 19, 1908.

Dalam terang dari semua kenyataan ini, maka pekabaran nubuatan kepada malaikatnya orang-orang Laodikea itu jelas harus dibawakan dan diberitakan oleh seseorang yang bukan malaikat itu sendiri. Namun ini, tentunya, merupakan hal penting yang baik pihak kependetaan maupun pihak anggota tidak mengharapkan dan tidak ingin terjadi. Meskipun demikian, demi kepentingan orang-orang yang setia, ia itu sedang terjadi.

Sebab itu, karena Firman Allah mengatakan bahwa pihak kependetaan dari sidang Laodikea itu adalah tidak terkasihan, sengsara, miskin, buta, dan bertelanjang, dan bahwa baik mereka maupun para anggota tidak menyadari akan kenyataan ini, maka ia itu memberikan tekanan kuat pada ucapan-ucapan yang berbunyi : “Pendeta-pendeta yang sedang tidur sedang berkhotbah kepada suatu umat yang sedang tidur!” (Testimonies, vol. 2, p. 337); “pekabaran Saksi Yang Benar itu menemukan umat Allah dalam suatu kesesatan yang sangat menyedihkan, tetapi jujur dalam kesesatan itu.” -- Testimonies, vol. 3, p. 253.

Walaupun mereka berada di dalam keadaan sulit yang mengerikan ini, yaitu sesuatu yang seharusnya membuat mereka takut dan gentar, lalu memberikan apa saja untuk keluar daripadanya, namun ternyata mereka terus saja 

Suam -- Dingin Tidak Panas pun Tidak. 

Apabila seseorang mendapatkan dirinya dalam suatu udara yang dingin tidak panaspun tidak, tetapi suam, suatu temperatur yang disukai dan dicari oleh semua orang, maka di sanalah ia berjemur seperti seorang miskin menjadi seorang putera mahkota! Demikianlah halnya dengan orang-orang Laodikea, seperti yang dikemukakan dalam nubuatan, walaupun semua kekayaan sangkaan mereka itu tak lain hanyalah suatu jerat yang mematikan!

Untuk menyelamatkan seseorang dari bahaya kesesatan yang sedemikian ini adalah suatu tugas yang memerlukan kebijaksanaan yang tinggi bukan saja karena korban secara buta telah terbiasa dengan kondisi yang berbahaya dimana ia berada, sementara para penolongnya berusaha menyelamatkannya dari kebinasaan, tetapi juga karena ia menganggap mereka sebagai musuh-musuhnya, yaitu nabi-nabi palsu, bukan sebagai teman-teman dan para penyelamatnya, yaitu utusan-utusan dari Allah!

Dari tali pengaman, yaitu pekabaran penyelamatan, yang mereka sampaikan kepadanya dengan memohon, justru dilompatinya. Dan akibatnya oleh sikapnya yang menentang mereka, ia berteriak : Pergi, pergi, aku cukup kaya dan telah meningkat semua kekayaanku; aku tidak memerlukan apa-apa lagi; aku telah memiliki semua kebenaran. “Aku sudah puas dengan kedudukanku. Aku telah memasang patok dan aku tidak mau pindah dari kedudukanku, apapun juga yang akan datang.” -- Testimonies on Sabbath School Work, p. 65; Counsels on Sabbath School Work, p. 28.

Dalam menyanggah bahwa mereka itu bukan tidak dikasihani (bukan tidak berbahagia), bukan sengsara (tidak kacau), bukan miskin (tidak kekurangan kebenaran), tidak buta (bukan gelap ataupun buta huruf), tidak telanjang (bukan tanpa kebenaran Kristus), maka orang-orang Laodikea itu sedang menentang Saksi Yang Benar itu sambil menolak nasehat-Nya, dan mengabaikan obat-Nya -- 

Salep Mata Itu. 

Karena hanya “salep” itu yang akan menyembuhkan mereka dari penyakit Laodikea mereka yang mematikan itu, maka jika mereka lalai memanfaatkan bagi dirinya pengobatan itu (dengan cara menyelidiki kebenaran itu bagaikan harta benda yang tersembunyi) lalu menggunakannya (bertobat), maka mereka akan diludahkan keluar. Oh Saudara, Saudariku, tidakkah anda mau berusaha mendapatkan “salep” itu? Atau akankah anda terus berlanjut dalam keadaanmu yang tidak terkasihan itu, yang sengsara, melarat, buta, dan telanjang itu, sehingga dengan demikian memaksa-Nya untuk meludahkan anda keluar dan

Menelanjangi Malumu? 

Agar supaya malumu itu tidak tampak kepada semua orang, Saudara-Saudaraku, maka Allah sudah lama menahan diri untuk mempertunjukkan kepada dunia dosa-dosa yang sudah lama anda pelihara dan sembunyikan. Walaupun demikian, Ia tidak akan menahan diri untuk selamanya. Sebab itu demi untuk kepentingan dirimu, maka jangan lagi bersikeras bahwa anda sudah memiliki semua Kebenaran; jangan lagi menambah-nambah dosamu; bertobatlah, dan kembalilah kepada-Nya; Ia akan dengan senang hati menyambutmu lalu mengadakan suatu pesta perayaan bagimu, sama seperti yang diperbuat oleh ayah dalam perumpamaan yang menyambut kembali anaknya yang terhilang itu lalu mengadakan suatu pesta perayaan baginya.

Janganlah berlaku seperti orang-orang Yahudi. Melainkan bukakanlah hatimu; buangkanlah keluar kesombongannya, sangka-sangka jahatnya, dan sifat meninggikan dirinya; janganlah sekalian itu merampas dari padamu kehidupan kekal pada kesempatan terakhir sekarang ini. Jika anda mengulangi lagi kesalahan orang-orang Yahudi itu, maka malumu dan kerugianmu akan jauh lebih besar dari pada mereka sesuai dengan terangmu dan berbagai kesempatan dan hak-hak istimewa yang telah anda peroleh. Memang tak ada tandingannya! Oleh sebab itu janganlah melalaikannya, kami memohon anda supaya hentikanlah penyakit dan kemelaratan Laodikeamu yang lama itu, dan jangan lagi merasakan dirimu 

Kaya, Melimpah Dengan Harta. 

Belum pernah anda sedemikian banyak mengisyaratkan bahwa anda telah memiliki semua bangunan gedung, semua lembaga, semua uang, semua pekerja, dan semua orang bertobat yang diperlukan! Hanya satu-satunya kesombongan anda ialah tidak memerlukan kebenaran lagi! Oleh sebab itu Tuhan berfirman, bahwa sikap inilah yang merupakan cara

dalam mana anda mengatakan, “Aku kaya dan telah meningkatkan segala hartaku, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi.” Inilah sumber kesulitanmu, dan hal inilah yang diharapkan-Nya daripadamu supaya mengakui lalu bertobat meninggalkannya.

Kekeliruan malaikat itu (kependetaan) menyatakan dirinya kaya dan telah bertambah kekayaannya dan tidak memerlukan apa-apa lagi, bukan membuatnya menjadi pembohong, melainkan sebaliknya menunjukkan dia sebagai korban kebodohan dan khayalan. Tetapi persangkaannya bahwa ia memiliki dan mengetahui semua Kebenaran, justru membuat keadaannya jauh lebih berbahaya daripada seorang pembohong, sebab pembohong mengerti bahwa ia membohong. Oh Saudara-Saudariku, sadarlah, sadarlah dan bangunlah! 

Berbuatlah Seperti Nathaniel. 

Marilah dan lihatlah!

Melihat apa? Orang-orang Laodikea, yang kaya dan bertambah-tambah kekayaankah, dan tidak memerlukan apa-apa lagi, dengan dalih-nya (Lukas 14 : 15 - 19) bahwa keperluan mengurusi perkara-perkara materi hidupnya menghalangi mereka dari pada menyambut undangankah?

Tentu tidak!

Melihat orang-orang Laodikea dari jalan-jalan dan lorong-lorong -- “orang-orang miskin, dan orang-orang buntung, dan orang-orang pincang, dan orang-orang buta” (Lukas 14 : 21), yang dengan senang hati menyambut akan pengobatan itu!

Tetapi, sayang, tidak semua orang yang datang, tetap bertahan, karena “apabila orang mendengar perkataan dari hal kerajaan itu, lalu tiada ia mengerti, maka

datanglah si jahat lalu merebut apa yang telah tertabur di dalam hatinya. Inilah dia yang memperoleh benih di tepi jalan.” Janganlah jadi seperti dia, melainkan berusahalah sesuai yang dipersyaratkan untuk memahami Kebenaran itu. Dan orang-orang lainnya, “apabila datang kesusahan atau aniaya oleh sebab perkataan itu”, maka menyelewenglah mereka. Inilah mereka “yang menerima benih itu ke dalam tempat-tempat yang berbatu-batu.” Juga janganlah jadi seperti mereka; melainkan berakarlah di dalam Kebenaran. “Tetapi dia yang menerima benih ke dalam tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan perkataan itu, lalu memahaminya; yang juga menghasilkan buah-buah, lalu mengeluarkan, ada yang seratus, ada yang enam puluh, ada yang tiga puluh.” Matius 13 : 19 – 23.

Walaupun “yang jelek” itu bersama-sama dengan “yang baik” masih tetap datang (karena kita masih berada dalam masa periode dimana gandum dan lalang, ikan yang baik dan ikan yang jelek, masih bercampur), anda tidak perlu tergolong pada lalang-lalang atau pada “ikan yang jelek itu.” Masuklah dalam golongan gandum, berbuatlah sebagai “yang baik” itu : singkirkanlah semua pikiran dan jalan-jalanmu, kemudian ikutilah jalan-jalan Tuhan, karena firman-Nya : “..... Semua pikiran-Ku adalah bukan pikiran-pikiranmu, segala jalanmu pun bukanlah jalan-jalan-Ku ..... Karena seperti segala langit adalah lebih tinggi dari pada bumi, demikian pula segala jalan-Ku adalah lebih tinggi daripada jalan-jalanmu, dan segala pikiran-Ku daripada segala pikiranmu.” Yesaya 55 : 8, 9.

Dan akhirnya, jangan sekali jadi seperti orang Parisi yang mampu melihat suatu butir kecil di dalam mata saudaranya, tetapi ia tidak mampu melihat balok di dalam matanya sendiri (Matius 7 : 3). Karena bagaimanapun Tuhan menanyakan : “Siapakah engkau?” Bukankah engkau sendiri seorang Laodikea? Siapakah engkau ini yang “mengadili hamba milik

orang lain? Kepada tuannya sendirilah baik ia berdiri atau jatuh. Bahwa ia akan tetap tegak; karena Allah berkuasa untuk membuatnya berdiri.” Roma 14 : 4.

Saudara-saudaraku, biarkanlah rekan yang lain itu; hampir tidak cukup waktu bagimu untuk memikirkan dirimu sendiri. Lagi pula, janganlah mengukur Kebenaran itu dengan tongkat manusia, melainkan dengan Tongkat Allah : “Dengarlah olehmu akan Tongkat itu, dan akan (Dia) Yang telah menentukannya” (Mikha 6 : 9), demikianlah anjuran Tuhan.

Maukah anda mematuhi nasehat-Nya? Jika anda mau, maka jangan lagi berlambatan, kirimkanlah nama dan alamat anda untuk mendapatkan buku-buku Kebenaran Sekarang -- yaitu pesta perayaan itu, yang meskipun berguna bagi apa saja, namun ia itu diberikan dengan cuma-cuma kepadamu. Dan di samping merupakan satu-satunya pengobatan bagi keadaan Laodikeamu, ia itu akan menggetarkan dan mengenyangkan jiwamu yang berlapar itu dengan sesuatu yang benar-benar kaya dan luar biasa.

Kemudian kita semua bersama-sama “akan memiliki penglihatan rohani untuk melihat ke dalam ruangan-ruangan sebelah dalam dari kaabah surga. Kita akan mendengar thema-thema daripada nyanyian dan ucapan syukur dari paduan surga yang berdiri mengelilingi tahta itu. Apabila Sion kelak bangkit dan bercahaya, maka sinarnya akan sangat menembus, dan lagu-lagu pujian yang bernilai berikut ucapan syukur akan terdengar di dalam perhimpunan-perhimpunan orang-orang suci ..... Sementara kita memakai salep mata keemasan itu, kita akan menyaksikan kemuliaan-kemuliaan di seberang sana. Iman akan memotong habis bayangan Setan yang pekat itu, dan kita akan menyaksikan Pembela kita mempersembahkan kemenyan dan jasa-jasa kebaikan-Nya dalam membela kita. Apabila kita

menyaksikan ini sebagaimana adanya, sesuai keinginan Tuhan kepada kita untuk melihatnya, maka kita akan dipenuhi dengan suatu perasaan yang luas dan aneka ragam mengenai kasih Allah.” -- Testimonies, vol. 6, p. 368. Dan kemudian kita tidak lagi akan bertanya : 

Nasehat Siapakah Yang Harus diturut? 

Kini kami ingin anda mengetahui bahwa kami benar-benar menghargai akan perhatianmu terhadap keselamatan kerohanian kami, sesuai yang dikemukakan dalam bagitu banyak teguranmu, dan kami meyakinkan anda bahwa kami sepenuhnya menyadari akan hal itu, bahwa sekiranya kami keliru, maka nasehatmu akan pasti sangat berharga bagi kami, dan sekiranya kami benar, maka nasehat kami itu adalah bagimu. Sebab itu kami yakin bahwa anda akan setuju dengan kami bahwa kita harus menyelesaikan persoalan. 

Siapakah Di Atas Itu? 

Untuk memulai penyelidikan kita, maka perlu sekali secara adil bagi kedua belah pihak, untuk memperhitungkan pengalaman pengetahuan kita masing-masing.

Melihat akan pengalaman kita yang lama dengan Pekabaran Malaikat yang Ketiga dalam bagian pertamanya, maupun dalam tambahannya yang sekarang (Early Writings, p. 277), seperti yang dibawakan di dalam buku Tongkat Gembala, karena menentang pengalamanmu dalam bagian pertamanya saja, maka kami terdorong untuk percaya bahwa kemungkinan anda disesatkan oleh malaikatnya orang-orang Laodikea adalah lebih besar daripada kemungkinan kami disesatkan oleh Tongkat Gembala itu.

Sekiranya anda berada dalam kedudukan seperti kami, yang sepenuhnya memperoleh informasi dalam kedua pekabaran itu,

-- yaitu dalam kedua-duanya baik pekabaran tahun 1844 itu maupun pekabaran sekarang, -- maka kemungkinan anda benar dan kami keliru, terhadap kemungkinan anda keliru dan kami yang benar, adalah kira-kira seimbang. Meskipun demikian, karena anda sudah ter-biasa dengan bagian yang pertama itu saja, maka jauh lebih mungkin bahwa kedudukan kami memberikan suatu persentase kemungkinan benar yang lebih besar daripada kemungkinan anda benar.

Lagi pula, terlepas dari apakah Tongkat itu benar atau keliru, “malaikat sidangnya orang-orang Laodikealah, sesuai yang ditegaskan oleh Tuhan sendiri, yang berada dalam kesesatan yang menyedihkan, menakutkan, dan mengerikan (Testimonies, vol. 3, pp. 253, 254, 260), dan sedang akan diludahkan keluar.

Oleh sebab itu, mengingat akan akibat tanggung jawab yang lebih besar yang ada di atas kami, maka kami tidak mungkin kurang memperhatikan anda daripada perhatian anda pada kami. Dan anda tidak mungkin berhasil meremehkan nasehat anda kepada kami.

Dan akhirnya, karena yakin bahwa anda adalah jujur seperti kami, maka kami percaya anda akan dengan senang hati dan seksama mempertimbangkan setiap perkataan yang ada di sini.

Karena kami adalah orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh yang dewasa, seperti anda ketahui, yang menganut Alkitab dan tulisan-tulisan Nyonya White dengan tidak menyimpang, maka kami yakin bahwa baik Alkitab maupun tulisan-tulisan Nyonya White keduanya menunjang Tongkat itu seratus persen. Oleh sebab itu, maka ketiga-tiganya,

kami saksikan berada dalam keserasian satu dengan yang lainnya, dengan “kuasa dorongan” pemberian Tongkat kepada pekabaran itu seperti yang diberikan semenjak tahun 1844 yang lalu. (Lihat Early Writings, p. 277).

Karena kami menunjang keyakinan yang teguh ini, maka anda dapat cepat mengerti bahwa penolakanmu terhadap Tongkat itu karena alasan tidak sejalan dengan tulisan-tulisan Nyonya White, ia itu sama sekali bagi kami tidak terbukti seperti yang tampak olehmu.

Kemudian juga, karena memiliki setiap alasan untuk percaya bahwa pikiran kami adalah sepenuhnya rational, maka sesuai dengan itu kami memiliki setiap alasan untuk percaya bahwa kami bukan tidak mampu dibandingkan orang-orang lain untuk secara bijaksana menyelidiki baik Alkitab maupun tulisan-tulisan Nyonya White. Sebab itu, marilah kita sebagai orang-orang Kristen yang benar-benar ingin mengetahui kebenaran, bersama-sama mulai 

Memeriksa Baik Terhadap Kedudukanmu Maupun Terhadap Kedudukan Kami. 

Untuk memulianya, bukankah tepat bahwa buku bacaan Kristen itu ialah Alkitab? Jika jawabanmu terhadap pertanyaan yang mendasar ini menyetujui, maka jawaban itu akan memaksa kita untuk menyelidiki tulisan-tulisan Nyonya White di bawah terang dari Alkitab, bukan Alkitab di bawah terang dari tulisan-tulisannya. Hal ini ternyata dijelaskan sendiri olehnya sebagai berikut :

“Hanya orang-orang yang telah menjadi penyelidik-penyelidik Alkitab yang rajin, dan yang telah memperoleh kasih dari kebenaran itu, yang akan terlindung dari penipuan yang kuat yang

memperbudak dunia. Oleh kesaksian Alkitab (bukan oleh kesaksiannya), sekaliannya ini akan mendeteksi penipu itu dalam penyamarannya. ..... Adakah umat Allah kini cukup kokoh berdiri pada landasan firman-Nya sehingga mereka tidak akan tunduk kepada kenyataan perasaan-perasaan mereka? Maukah mereka, dalam suatu kesulitan sedemikian ini, bergantung pada Alkitab, dan hanya kepada Alkitab saja?” -- The Great Controversy, p. 625.

Oleh sebab itu, jelaslah bahwa jangan sekali pekerjaannya diartikan sedemikian rupa sehingga bertentangan dengan Alkitab, melainkan selalu memperjelaskannya. Jika anda secara tidak menyimpang mengikuti tata cara interpretasi yang mutlak ini, maka anda tidak pernah mungkin menemui sesuatu kesulitan dengan Tongkat itu atau dengan sesuatu pekabaran yang mungkin Tuhan pernah kirimkan.

Interpretasi-interpretasimu terhadap banyak tulisan Nyonya White, khususnya yang berkenan dengan Kerajaan itu, barangkali, karena ternyata bertentangan dengan nubuatan-nubuatan Alkitab, menyebabkan orang yang menerima tulisan-tulisaan Nyonya White meragukan Alkitab, dan orang yang berpegang pada Alkitab beralih menentang tulisan-tulisan Nyonya White, sehingga dengan demikian menimbulkan perselisihan dan paham-paham di antara saudara-saudara. Oleh sebab itu interpretasi-interpretasi yang sedemikian ini, yang memihak dan yang menimbulkan perpecahan, adalah sangat tidak adil bukan saja bagi Alkitab dan bagi tulisan-tulisan Nyonya White, melainkan juga bagi dirimu sendiri, dan akibatnya bagi kepentingan Kebenaran.

Sebab itu kami percaya, bahwa anda akan melihat, bahwa sementara anda dengan sengaja berusaha membuktikan hanya Tongkat itu yang keliru, maka pada kenyataannya anda secara tak sadar sedang berusaha membuktikan perselisihan Nyonya White

dengan Alkitab -- suatu pekerjaan yang sedang mencerai beraikan dari Kristus, gantinya mengumpulkan bagi-Nya.

Karena baik kedudukan ajaranmu maupun kedudukan ajaran kami harus sempurna sejalan dengan Alkitab, maka kepadamu kami minta supaya menyelaraskan dulu kedudukanmu mengenai Kerajaan itu dengan Daniel 2 : 44; Yeremia 51 : 20; Hosea 3 : 4, 5; Yesaya 2 : 1 – 4; Mikha 4 : 1- 6; Yesaya 11 : 12 – 16; Yeremia 30 : 18, 21; 31 : 2 – 13; 32 : 37; Yehezkiel 37 : 15 – 28.

Kami memegangnya sebagai suatu kebenaran yang sederhana, yang terbukti dengan sendirinya bahwa karena batu itu (Daniel 2 : 34) melambangkan Kerajaan itu, dan bahwa karena Kerajaan itu menghantam jari-jari kaki patung itu, maka Kerajaan itu pasti harus sudah didirikan sebelum ia menghantam jari-jari kaki itu, sama seperti yang dikatakan oleh Daniel : “Pada zaman raja-raja ini (raja-raja -- jari-jari kaki : raja-raja yang ada sekarang) Allah di Surga akan mendirikan sebuah kerajaan.” “Pada zaman raja-raja ini”, tidak mungkin dimaksudkan kepada sesudah zaman mereka. Dan jika Kerajaan itu tidak diperdirikan (didatangkan), maka ia itu tidak mungkin menghantam bangsa-bangsa.

Lagi pula, jika Yehuda dan Israel (kedua kerajaan) tidak berkumpul bersama-sama menjadi sebuah kerajaan saja, sesuai yang dikatakan nubuatan-nubuatan itu (Yehezkiel 37 : 15 – 28), maka bagaimanakah mungkin dapat mereka menjadi “cokmar-Nya” (Yeremia 51 : 20)? Dan bagaimanakah dapat nubuatan-nubatan itu digenapi?

Adalah sama terbukti dengan sendirinya bahwa “banyak hari” (Hosea 3 : 4, 5) itu adalah tahun-tahun yang panjang semenjak dari zaman Kerajaan itu runtuh sampai kelak ia itu pada akhirnya didirikan kembali. Oleh sebab itu kata “kembali” itu tidak mungkin dimaksudkan

lain daripada orang-orang yang tercerai-berai selama “banyak hari” itu yang akan kembali ke tanah itu dari mana sebelumnya mereka telah diambil dengan tertawan.

Selanjutnya, inilah satu-satunya kedudukan yang sejalan dengan semua ajaran Alkitab yang berkaitan, yang memberi jaminan kegenapan nubuatan Yesaya pasal 2 dan kegenapan nubuatan Mikha pasal 4.

Kembali : dari Yesaya pasal 11 kita saksikan bahwa Tuhan akan “mengangkat tangan-Nya kembali pada kedua kalinya untuk menudungi kembali umat-Nya yang sisa” (ayat 11), dan bahwa apabila Ia berbuat sedemikian itu, Ia akan mempersiapkan suatu jalan bagi mereka “sama seperti halnya bagi Israel pada hari sewaktu ia keluar dari tanah Mesir.” Ayat 16.

Dan Yeremia membuktikan bahwa Tuhan “akan membawa kembali tawanan dari semua perkemahan Yakub, dan akan menaruh sayang terhadap semua tempat tinggalnya; maka kota itu akan dibangun di atas timbunannya sendiri ..... Maka penghulu-penghulu mereka akan berasal dari mereka sendiri, dan pemerintah mereka akan keluar dari tengah-tengah mereka.” Yeremia 30 : 18, 21.

Lagi pula kepada Yehezkiel, “demikianlah firman Tuhan Hua; Lihatlah, Aku akan mengambil bani Israel dari antara orang-orang Kapir, kemana mereka itu telah pergi, dan Aku akan mengumpulkan mereka pada setiap sisi, lalu menghantarkan mereka ke dalam tanah mereka sendiri.” Yehezkiel 37 : 21.

Alkitab itu adalah salah satu, benar atau salah. Jika anda percaya ia itu benar, maka masukkanlah dia ke dalam hati, dan ambillah pendirianmu di atasnya, sedikit-dikitnya di atas ayat-ayat resmi yang sedemikian ini seperti yang dikemukakan di sini -- yaitu ayat-ayat yang tidak lagi memerlukan interpretasi.

Dan tentu Allah tidak akan mau memaafkan setiap orang yang mencoba mengesampingkan ayat-ayat itu, yang sedemikian jelas dan pasti itu. Juga tidak seorangpun akan berhasil menghindari diri dari hukuman-hukuman Allah oleh berusaha di satu pihak untuk menghindar melalui apa yang disangkanya terobosan-terobosan di dalam Tongkat itu, dan oleh berusaha di lain pihak mendirikan halangan-halangan di dalam tulisan-tulisan Nyonya White untuk berlindung dibaliknya.

Usaha-usaha sia-sia seperti ini pada waktu ini akan menyebabkan para pelaku kejahatan itu tidak lebih dimaafkan (pada kenyataannya, sangat kurang) dari upaya-upaya sia-sia orang-orang Yahudi yang lalu yang mencoba menemukan terobosan-terobosan dalam pekerjaan Kristus oleh menggunakan tulisan-tulisan Musa.

Jika seseorang berdalih bahwa ajaran-ajaran Tongkat itu tidak ditemukan di dalam tulisan-tulisan Nyonya White, maka ia tidak lagi dapat dipertahankan dalam menolak suara Tongkat itu oleh alasan-alasan yang sedemikian ini, sama seperti halnya orang-orang Yahudi yang menentang dan memerangi Injil Wasiat Baru oleh alasan bahwa sekaliannya itu tidak ditemukan di dalam tulisan-tulisan para nabi.

Jika anda benar-benar adalah seorang percaya yang jujur dan setia pada baik Alkitab maupun Roh Nubuat, maka anda akan mau mematuhi nasehat ini : “..... Jika sesuatu pekabaran datang tetapi tidak kamu mengerti, maka berusahalah supaya engkau dapat mendengarkan alasan-alasan yang dapat diberikan oleh juru kabarnya.” -- Testimonies on Sabbath School Work, p. 65; Counsels on Sabbath School Work, p. 29.

Kejujuran dalam menyangkal pekabaran pemeteraian itu, karena alasan bahwa ia itu bertentangan dengan tulisan-tulisan Nyonya White, akan diuji oleh sambutanmu kepada anjurannya supaya memeriksa bersama-sama dengan juru-kabarnya, dan bukan bersama-sama dengan musuh-musuhnya.

Apa yang bagi sebagian orang dari kamu mungkin tampaknya ajaran Tongkat  itu atau ini secara jujur bertentangan dengan tulisan-tulisan Nyonya White, adalah sama saja dengan apa yang bagi semua orang terlihat pernyataan Tuhan di dalam Matius 10 : 23 benar-benar bertentangan dengan janji-janji-Nya. Alkitab mengatakan : “Janganlah kamu menjalani habis segala kota Israel itu sebelum datang Anak Manusia.” Tetapi para rasul dahulu pergi mengkhotbahkan Injil bukan saja ke kota-kota Israel, melainkan juga kepada “setiap mahluk yang berada di bawah langit” (Kolose 1 : 23), namun Anak Manusia belum “datang”, walaupun 1900 tahun sudah berlalu semenjak dari saat itu. Kristus sudah harus membicarakan kebenaran itu, tetapi ia belum dimengerti, sama halnya dengan banyak persoalan yang berkaitan dengan Kebenaran Sekarang adalah belum dimengerti, dan sebab itulah dalam banyak hal telah salah diartikan.

Pada waktu Musa menulis bagian yang pertama dari Alkitab, ia belum diberi hak untuk menulis seluruh Kebenaran yang dimaksud Allah untuk diungkapkan kepada umat-Nya. Kemudian dalam periode Wasiat Lama telah datang Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan lain-lain. Kemudian dalam periode Wasiat Baru telah datang Yohanes Pembaptis, Kristus, para rasul, para reformator, Miller, dan Nyonya White,

masing-masing secara bergiliran mengajarkan kebenaran-kebenaran yang bagaimanapun juga tidak mungkin bertahan dengan tulisan-tulisan Musa saja. Inilah tata peraturan Ilahi dalam mengungkapkan kebenaran. Maka rugilah orang yang menolak mengakui bahwa tata-peraturan itu pun masih tetap berlaku sekarang, walaupun pekabaran itu pada waktu ini berasal seluruhnya dari para penulis sebelumnya yang telah diilhami.

Walaupun masih banyak lagi untuk dibicarakan mengenai masalah ini, namun cukuplah baris-baris ini untuk waktu ini, karena jika anda tidak mau menyambutnya demi untuk kepentingan hidupmu sendiri, maka makin banyak tulisan kami hanya akan menjemukan saja bagimu, dan suatu kerugian waktu bagi kami.

Oleh sebab itu, doa kami yang sesungguhnya dan harapan kami yang sedalam-dalamnya, ialah agar supaya waktu yang begitu berharga yang tak tertebus lagi itu, yang telah dihabiskan dalam usaha kemauan baik ini, juga kerinduan yang dalam bagi jiwa-jiwa, akan menjadi sarana yang menghantarkan anda untuk bersukaria dalam harapan yang gilang gemilang itu, yang disajikan ke hadapan kita oleh Tongkat itu. Kiranya hatimu masih mau menjawab akan “suara Tuhan”, yang masih “berseru-seru kepada negeri itu, ..... dengarlah olehmu akan Tongkat itu, dan akan Dia yang telah menentukannya.”

Jika anda telah memutuskan sekarang untuk setuju dengan anjuran ini, dan dengan anjuran yang terdapat di dalam buku Testimonies on Sabbath School Work, p. 65, untuk berusaha mendengar alasan yang diberikan oleh jurukabarnya, dan untuk mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang berkenan dengan pekabaran itu, baik yang berhubungan dengan Alkitab ataupun dengan tulisan-tulisan Nyonya White, maka yakinlah bahwa kami akan menyambut mendengar suara anda, dan kami dengan senang hati akan berusaha sekuatnya untuk menyelesaikan apa saja yang terkandung di dalamnya.

* * *

TANYA JAWAB 

APAKAH YANG MERUPAKAN KESULITAN LAODIKEA? 

Pertanyaan No. 1 :

Apakah yang salah dengan Laodikea dan apakah obatnya?

Jawab :

Dalam melukiskan kondisi keadaannya dalam bahasa sekarang, maka Ilham menyatakan sebagai berikut :

“Pekabaran kepada sidangnya orang-orang Laodikea adalah suatu tuduhan yang mengejutkan, dan adalah berlaku bagi umat Allah pada waktu ini .....

“Umat Allah diperlihatkan dalam pekabaran kepada orang-orang Laodikea itu bagaikan berada dalam suatu kedudukan kesentausaan badaniah. Mereka sedang bersantai-santai, sambil merasa dirinya berada dalam suatu kondisi keberhasilan rohani yang terpuji .....

“Betapa lebih besarnya kesesatan yang dapat datang menghinggapi pikiran manusia daripada suatu keyakinan bahwa mereka adalah benar, padahal mereka semuanya keliru! Pekabaran dari Saksi Yang Benar itu menemukan umat Allah dalam suatu kesesatan yang menyedihkan, namun mereka jujur dalam kesesatan itu. Mereka tidak mengetahui bahwa keadaan kondisi mereka adalah sangat menyedihkan dalam pemandangan Allah. Sementara orang-orang yang dituju itu membanggakan dirinya, bahwa mereka sedang berada dalam suatu kondisi kerohanian yang terpuji, maka pekabaran Saksi Yang Benar itu memecahkan ketenangan mereka dengan tuduhan yang mengejutkan

dari hal kondisi keadaan mereka yang sebenarnya, yaitu buta rohani, melarat, dan tidak terkasihan. Kesaksian, yang sedemikian tajam dan keras itu, tidak mungkin keliru, karena adalah Saksi Yang Benar itu sendiri yang membicarakannya, maka kesaksiannya pasti tepat.” -- Testimonies, vol. 3, pp. 252, 253.

“Saya menanyakan arti daripada kegoncangan yang telah saya saksikan itu, maka telah ditunjukkan bahwa ia itu disebabkan oleh kesaksian yang tegas yang timbul oleh nasehat dari Saksi Yang Benar itu kepada orang-orang Laodikea. Ini akan membawa pengaruh pada hati penerimanya, dan akan memimpinnya untuk meninggikan panji-panji lalu menyampaikan kebenaran yang tegas. Sebagian orang tidak akan tahan mendengarkan kesaksian yang tegas ini. Mereka akan bangkit menentangnya, dan inilah yang akan menimbulkan suatu kegoncangan di antara umat Allah.

“Aku tampak bahwa kesaksian dari Saksi Yang Benar itu belum separuh yang dipatuhi. Kesaksian penting itu pada mana nasib sidang bergantung telah dipandang enteng, kalau bukan dilalaikan sama sekali.” -- Early Writings, p. 270.

“.....Kehidupan kita sendiri yang terus menerus merosot yang telah memisahkan kita dari Allah. Kesombongan, ketamakkan, dan cinta akan dunia ini telah hidup di dalam hati tanpa takut akan pembuangan atau pehukuman. Dosa-dosa yang mengerikan dan dosa-dosa kesombongan telah tinggal di antara kita. Namun pendapat umum mengira bahwa sidang sedang berkembang, dan bahwa damai dan kemakmuran rohani sedang berada di dalam semua sisinya.

“Sidang telah berbalik dari mengikuti Kristus Pemimpinnya, dan sedang terus menerus mundur menuju Mesir. Namun ada sebagian kecil yang waspada atau heran karena kebutuhan mereka akan kuasa rohani. Keragu-raguan dan bahkan ketidak-percayaan terhadap kesaksian-kesaksian dari Roh Allah sedang meracuni gereja-gereja kita dimana-mana. Setan menghendakinya demikian. Pendeta-pendeta yang mengkhotbahkan diri sendiri menggantikan Kristus menghendakinya demikian. Kesaksian-kesaksian itu adalah tidak dibaca dan tidak disukai. Allah telah berbicara kepadamu. Terang telah menyinari dari firman-Nya dan dari kesaksian-kesaksian itu, dan kedua-duanya telah diremehkan dan dilalaikan. Akibatnya adalah nyata dalam kegagalan kesucian dan penyerahan dan iman yang sungguh-sungguh di antara kita. -- Testimonies, vol. 5, p. 217.

Karena Laodikea adalah jenis nama bagi madzab organisasi Masehi Advent Hari Ketujuh, maka setiap orang Masehi Advent Hari Ketujuh mengetahuinya, namun tidak seorangpun menghiraukannya untuk berbuat sesuatu mengenai hal itu! Sebagai gantinya, semua orang justru merasa puas, bahwa mereka telah memiliki semua kebenaran untuk membawa mereka seterusnya dengan jelas!

Untuk memperpanjang kondisi suam mereka itu secara tak terbatas, maka kuasa Iblis telah menyempurnakan suatu thermos-penutup yang terdiri dari suatu lapisan syakwasangka yang tidak tertembus, percaya diri sendiri, dan ketakutan bahwa seseorang sedang berusaha sekuat tenaga untuk menyesatkan mereka dengan kata-kata atau dengan buku-buku. Sebab itu kebanyakan dari kita, sebagai orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh, tidak mau membicarakan atau membaca kebenaran-kebenaran Alkitab yang dianjurkan oleh siapapun sebelum disetujui oleh malaikat Laodikea -- yaitu pendeta-pendeta tinggi conference. Akibatnya, orang-orang yang sedemikian ini tidak mungkin dapat

dicapai dengan sesuatu pekabaran dari surga di waktu ini dengan lebih mudah daripada yang dicapai oleh orang-orang Yahudi di zaman mereka dahulu. Meskipun demikian, Dia yang maha mengetahui itu memerintahkan:

“Dan kepada malaikat sidangnya orang-orang Laodikea tuliskanlah sebagai berikut : Segala perkara ini, kata Amin, Saksi yang setia dan benar itu, Permulaan dari ciptaan Allah; Aku tahu segala perbuatanmu, bahwa engkau itu dingin tidak panas pun tidak : Aku ingin engkau dingin atau panas. Oleh sebab engkau adalah suam, dan dingin tidak panaspun tidak, maka Aku hendak meludahkan engkau dari dalam mulut-Ku. sebab katamu : aku kaya, dan telah bertambah kekayaanku, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi; padahal tidak engkau ketahui bahwa engkau adalah tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang; Aku mengajurkan kepadamu supaya membeli kepada-Ku emas yang sudah teruji didalam api, supaya engkau kaya; dan pakaian putih, supaya engkau dapat berpakaian, dan supaya malu ketelanjanganmu itu tidak tampak; dan supaya menggosok matamu dengan salep mata supaya dapat engkau melihat.” Wahyu 3 : 14 – 18.

Dengan demikian apabila di dalam Wahyu 2 : 5 Tuhan dengan keras mengamanatkan kepada suatu kelompok pemimpin, sambil mengamarkan kepada mereka bahwa jika tidak mereka bertobat dan melakukan segala pekerjaan mereka yang mula-mula, maka Ia akan datang secepatnya kepada mereka lalu mengalihkan kakidian itu dari pengawasan mereka, Ia membuat takdir itu seluruhnya dengan syarat supaya mereka menyambut sendiri teguran-Nya yang keras itu.

Tetapi kemudian, kepada pemimpin Laodikea (malaikat), Ia bahkan mengeluarkan suatu keputusan yang lebih

drastis lagi, suatu pernyataan yang bersifat tetap, tegas, tajam dan merupakan keputusan final, bahwa Ia akan meludahkan mereka keluar, sehingga dengan demikian menghantarkan pemerintahan sidang Laodikea kepada suatu perubahan puncak yang keras dan kasar. Maka tepat sekarang ini sidang akan mengalami suatu pembersihan, suatu penggantian administrasi dan organisasi, sama seperti halnya di masa lalu Kerajaan itu telah “dipecah dari” Saul lalu diberikan kepada Daud (1 Samuel 15 : 28).

Dan seperti halnya Daud, putera kedelapan dari Isai itu, ia baru dipilih setelah tujuh saudara laki-lakinya secara bergantian satu demi satu melewati pemeriksaan, demikian pula “isi rumah Daud” (Zakharia 12 : 8; Testimonies, vol. 5, p. 81), yaitu sidang yang sudah bebas daripada “lalang-lalang itu”, sebagai sidang yang ke delapan dalam urutan Wasiat Baru, ia baru akan muncul setelah tujuh sidang itu secara berurutan berlalu satu demi satu. (Bacalah Traktat No. 8, Gunung Sion Pada Jamnya).

Jelaslah, bahwa “malaikat” dan sidang yang dialamatkan di sini haruslah melambangkan dua kelompok -- yaitu pihak kependetaan dan pihak anggota. Tetapi yang langsung dituju dan dituduh itu ialah malaikat, yaitu dia yang bertugas mengawasi pihak anggota. Oleh sebab itu, maka tuduhan yang mengejutkan dari Saksi Yang Benar itu, walaupun tidak mengecualikan pihak anggota, tuduhan itu secara resmi dan khusus ditujukan demi kepentingan kependetaan. Olehnya itu, khususnya mereka, hampir semua, supaya mematuhi dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh tata susila yang besar itu karena Gembala Utama tidak akan membiarkan satupun domba-domba-Nya berkeliaran tak terurus, jatuh ke dalam jurang, selama Ia masih dapat menolongnya.

Tetapi karena sebagai gembala-gembala pembantu mereka sudah lama secara menyedihkan melalaikan tugasnya, maka Tuhan bertahun-tahun yang lalu telah berjanji bahwa Ia akan segera “mengawasi kawanan domba itu sendiri.” -- Testimonies, vol. 5, p. 80.

Dalam sebuah ramalan mengenai perubahan yang lengkap ini dari kelembaban Laodikea, Roh Kebenaran secara sungguh-sungguh menegaskan : ”Allah akan menggunakan berbagai jalan dan sarana oleh mana akan terlihat, bahwa Ia sedang memegang pemerintahan di dalam tangan-Nya sendiri. Para pekerja akan terkejut.....” -- Testimonies to Ministers, p. 300.

Kembali kita baca bahwa Allah akan menyingkirkan orang-orang yang “merasa kecukupan sendiri, yang tidak bergantung pada Allah”, dan mereka yang “Ia tidak akan dapat gunakan”, dan Ia akan memunculkan “orang-orang yang bernilai mahal itu yang kini tersembunyi, yang tidak menyembah sujud kepada Baal.” -- Testimonies, vol. 5, pp. 80, 81.

Demikianlah bahkan dengan lebih tepat lagi sejarah Alkitab sendiri menceritakan kembali melebihi yang diceritakan oleh sejarah biasa. Dan kata-kata nabi Samuel kepada Saul yang menakutkan dan yang tak dapat ditarik kembali itu, datang mendengung berabad-abad lamanya dengan dua kali ketegasannya kepada orang-orang Laodikea sebagai berikut:

“Tuhan telah merebut kerajaan Israel dari padamu pada hari ini, dan Ia telah memberikannya kepada seorang tetanggamu, yang jauh lebih baik daripadamu. Dan juga Kekuatan Israel tidak akan berbohong atau pun menyesal : karena Ia bukan seorang manusia sehingga Ia harus menyesal.” 1 Samuel 15 : 28, 29.

Kesuaman Laodikea itu -- yaitu kepuasan karena merasa kaya dan bertambah

kekayaan, merasa memiliki kebenaran, dan bahkan menambah kepada kebenaran itu -- tidak lain daripada semata-mata kepuasan diri sendiri. Adalah yang sedemikian ini, maka orang-orang Laodikea berada dalam keadaan “tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang” (Wahyu 3 : 17), secara keliru menyangka dirinya kaya dan bertambah-tambah kekayaannya. Namun karena kesesatan ini adalah berbahaya, maka ia itu tidak perlu menjadi berbahaya kalau saja mereka mau merendahkan dirinya lalu “membelikan” “salep mata” itu yang telah ditawarkan kepada mereka supaya mereka dapat menyaksikan ketelanjangan dirinya, lalu bertobat, mencarikan pengampunan, lalu maju berkembang dalam kebenaran. Tetapi sayang, kesuaman mereka itu (kepuasan), bukan panas atau dingin (tidak puas), keadaan itu mempersulit bagi mereka untuk mengakui kondisi keadaan mereka sama seperti halnya dengan orang-orang Yahudi di zaman Kristus yang lalu. 

MENGAPA PERLU PEMBANGUNAN DAN REFORMASI? 

Pertanyaan No. 2 :

Jika sidang adalah objek kesayangan Allah di atas bumi (Testimonies to Ministers, p. 20) dan jika Ia sedang memimpinnya, maka mengapakah diperlukan “suatu pembangunan dan suatu reformasi?

Jawab :

Karena memang sidang adalah objek kesayangan Allah di bumi, maka Ia seringkali harus menegur, memarahi, dan menghukum sedemikian rupa untuk membuatnya tetap menegakkan panji-panji yang telah diberikan-Nya baginya. Dan walaupun sejarahnya hanya merupakan suatu catatan panjang yang menyedihkan mengenai berdosa dan bertobat, berdosa dan bertobat, namun Tuhan telah menahan hati terhadapnya dalam kesabaran yang tak terhingga dan panjang sabar kasih Ilahi

yang begitu indah dilukiskan dalam perumpamaan mengenai anak  yang terhilang. Dan akhirnya dalam kasih yang tak tergambarkan ini, Ia “telah menyerahkan diri-Nya sendiri” (Galatia 1 : 4) baginya di dalam pribadi Putera satu-satunya-Nya itu. Tetapi meskipun adanya korban yang maha besar ini ia belum pernah sepenuhnya menghargai kasih-Nya yang tidak pernah layu itu terhadap dirinya. Bahkan kini, Juruselamat dengan sedih menyatakan bahwa Ia agak menentangnya, dan menasehatkan kepadanya dengan kata-kata keras untuk bertobat dan duduk bersama-sama dengan-Nya di dalam tahta-Nya (Wahyu 3 : 14 – 21), sambil memperjelaskan nasib yang tak terelakkan daripada semua orang yang lalai mematuhi nasehat-Nya (ayat 16). Namun, secara tragis, ia tidak mematuhinya, maka sebab itu Ia “menyampaikan kepada para pendeta dan umat tuduhan berat terhadap kelemahan kerohanian mereka, dengan mengatakan : ‘Aku tahu segala perbuatanmu, bahwa engkau adalah dingin tidak panas pun tidak : Aku ingin engkau dingin atau panas.’” -- Christ Our Righteousness, 1941 Edition, p. 121.

Demikianlah Allah, dan kasih-Nya yang tak terhingga, yang memperhatikan semuanya bagi sidang-Nya”, “menyerukan suatu pembangunan rohani dan suatu reformasi rohani. Jika ini tidak dilaksanakan, maka orang-orang yang suam itu akan terus bertumbuh makin menjijikan di hadapan Tuhan, sehingga Ia akan menolak mengakui mereka sebagai anak-anak-Nya.

“Suatu pembangunan dan suatu reformasi harus dilaksanakan di bawah pengendalian Roh suci. Pembangunan dan reformasi adalah dua perkara yang berbeda. Pembangunan berarti suatu pembaharuan kembali kehidupan rohani, suatu kebangkitan daripada kemampuan-kemampuan pikiran dan hati, suatu kebangkitan

daripada mati rohani. Reformasi berarti suatu reorganisasi, suatu perubahan dalam pendapat-pendapat dan teori-teori, kebiasaan-kebiasaan dan perbuatan-perbuatan. Reformasi tidak akan menghasilkan buah kebenaran yang baik jika tidak ia itu dikaitkan dengan pembangunan daripada Roh. Pembangunan dan reformasi akan melaksanakan tugasnya yang telah ditentukan, maka dalam melaksanakan tugas ini keduanya harus bergabung.’” Ibid., p. 121.

Dalam pernyataan-pernyataan yang diilhami ini, ada tiga fakta yang menonjol : (1) Allah mengirim panggilan yang nyaring ini pertama-tama kepada para pendeta, baru kemudian kepada para anggota; (2) Ia memberikan pernyataan yang pasti, bahwa Ia akan meludahkan keluar dari mulut-Nya semua orang yang lalai mematuhi seruan panggilan itu, dan masuk ke dalam suatu “pembangunan rohani dan suatu reformasi rohani”; dan (3) Ia menjelaskan, bahwa pergerakan yang sedemikian ini berarti “suatu reorganisasi, suatu perubahan dalam pendapat-pendapat dan teori-teori, kebiasaan-kebiasaan dan perbuatan-perbuatan.” Jadi jelaslah, bahwa sidang harus menjalani suatu perubahan tiga kali sebelum ia dapat terlihat “indah bagaikan bulan, cerah bagaikan matahari, dan hebat menakutkan bagaikan suatu bala tentara dengan panji-panjinya”, yang “pergi ke seluruh dunia dengan kemenangan dan untuk memenangkan.” -- Prophets and Kings, p. 725.

Allah akan memerintah di dalam sidang-Nya di waktu ini seperti yang diperbuat-Nya di zaman Musa dahulu : “Pemerintahan Israel diketahui cirinya oleh pengorganisasian yang sangat menyerluruh, yang sama menajubkan karena kelengkapannya dan kesederhanaannya. Tata tertib yang sedemikian tepat terlihat dalam penyempurnaan dan pengaturan semua pekerjaan ciptaan Allah adalah dimanifestasikan dalam perekonomian bangsa Ibrani itu.

Allah adalah pusat daripada kekuasaan dan pemerintahan, yaitu kedaulatan Israel. Musa berdiri sebagai pemimpin mereka yang dapat dilihat, oleh penunjukkan Allah, untuk mengelola hukum-hukum atas nama-Nya. Dari para tua-tua suku-suku bangsa itu sebuah majelis yang terdiri dari tujuh puluh orang kemudian telah dipilih untuk membantu Musa dalam urusan-urusan umum bangsa itu. Selanjutnya datang imam-imam, yang meminta petunjuk Tuhan di dalam kaabah. Para panglima, atau para penghulu, memerintah atas suku-suku bangsa itu. Di bawah mereka inilah terdapat ‘para perwira yang berkuasa atas masing-masing seribu orang, dan para perwira atas seratus orang, dan para perwira atas lima puluh orang, dan para perwira atas sepuluh orang;’ dan yang terakhir sekali, para pegawai yang dapat dipekerjakan bagi tugas-tugas khusus.” -- Patriarchs and Prophets, p. 374.

Jika “prinsip-prinsip kejujuran dan keadilan yang sama itu yang mengendalikan para pemimpin di antara umat Allah di zaman Musa dan Daud dahulu juga diikuti oleh orang-orang yang telah diberikan kuasa pengawasan atas sidang Allah yang baru diorganisir dalam sejarah injil” (Acts of the Apostles, p. 95), dan jika orang tidak mungkin dapat memperbaiki peraturan pemerintahan Allah, maka mengapakah kita tidak meniru saja peraturan itu? Sebab itulah perlu adanya “suatu pembangunan dan suatu reformasi.”

Sebagai orang-orang yang mengembalikan setiap lembaga Ilahi, kami dengan senang hati mengumumkan kepada para pembaca Kebenaran Sekarang, bahwa di samping buku-buku mengenai “pembangunan”, mereka dapat juga sekarang memperoleh buku mengenai “reformasi”, sebagai terbitan organisasi kami, yang berjudul : Keimamatan dari Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh.

APAKAH PERWUJUDAN DARI PADA ILHAM ITU? 

Pertanyaan No. 3 :

Apakah artinya interpretasi sendiri? Dalam cara bagaimanakah seseorang diilhami? Dan melalui siapakah Ilham bekerja?

Jawab :

“Seluruh kitab suci adalah dikaruniakan oleh Ilham Allah, dan adalah bermanfaat sebagai doktrin, sebagai teguran, sebagai pembetulan, sebagai petunjuk dalam kebenaran; supaya hamba Allah itu sempurna, selengkapnya dipersiapkan bagi segala pekerjaan yang baik.” 2 Timotius 3 : 16, 17.

“Ketahuilah dahulu ini, bahwa tidak ada satupun nubuatan Alkitab berasal dari sesuatu hasil interpretasi sendiri. Karena nubuatan tidak datang di zaman dahulu oleh kehendak manusia; melainkan hamba-hamba Allah yang suci yang mengucapkannya sementara mereka digerakkan oleh Rohulkudus.” 2 Petrus 1 : 20, 21.

Secara tegas dikatakan, bahwa seluruh kitab suci (bukan hanya sebagiannya) adalah diilhami. Secara negatif dikatakan, bahwa tidak satupun dari Alkitab itu adalah hasil dari interpretasi sendiri, karena alasannya Alkitab itu bukan datang dari manusia, melainkan dari Allah. Dan Alkitab itu dapat diinterpretasikan hanya oleh orang-orang sesuai dan apabila Roh Allah memutuskan. Sesuai dengan itu, maka setiap catatan Alkitab yang terkecil sekalipun berikut interpretasinya adalah berasal dari Ilham, sehingga dengan demikian seluruhnya bermanfaat untuk mengendalikan hamba Allah sesuai doktrin, untuk menegur dan untuk memperbaiki dia, dan untuk memberi petunjuk kepadanya dalam kebenaran, sampai mencapai kesempurnaan iman dan perbuatan.

Oleh sebab itu marilah kita berjanji kepada Tuhan, bahwa mulai dari sekarang dan seterusnya kita tidak akan mau menerima ataupun memajukan setiap hasil interpretasi sendiri Alkitab sebagai kebenaran yang diungkapkan. Dan untuk tetap secara sadar tidak melanggar janji yang penting ini kepada Tuhan, maka tentunya kita harus pertama sekali mengerti akan 

Wujud Dari pada Ilham Itu. 

Dalam pengertian Alkitabnya, Ilham itu telah didefinisikan sebagai “suatu pengaruh Ilahi yang langsung dan cepat yang bekerja pada pikiran atau jiwa manusia” (The New Century Dictionary) ; dengan perkataan lain, Ilham itu adalah suatu pekerjaan dari Roh Allah yang istimewa. Oleh sebab itu, maka Ilham dalam berbagai manifestasinya, terpampang dalam pelaksanaan, bukan oleh kerjanya pikiran sendiri, melainkan oleh kuasa Roh. Namun, untuk mendapatkan suatu pengertian yang tepat mengenai proses ini, orang harus melihatnya dalam kenyataan sejarah yang bekerja di tengah-tengah umat manusia semenjak dari permulaan kejadian dunia.

Dalam peta-Nya sendiri Allah telah menciptakan Adam, lalu mengaruniakan kepadanya kedaulatan “kerajaan atas ikan di laut, dan atas unggas di udara, dan atas ternak, dan atas seluruh bumi, dan atas setiap barang melata yang merayap di bumi.” Kejadian 1 : 26.

Sesuai dengan itu, maka sebagaimana Ia membuat Adam menjadi raja dari kerajaan bumi yang pertama, dan semua mahluk hidup sebagai warganya, maka kemampuan alamiah Adam untuk memerintah mereka itu dan kepatuhan alamiah mereka kepadanya, menunjukkan bahwa semua kejadian,

baik manusia maupun binatang, baik burung-burung maupun binatang-binatang melata, sekaliannya telah dipengaruh atau diisi secara ilahi -- diilhami. Sebab itu sewaktu Adam memeriksa seluruh ciptaan pada waktu sekaliannya itu berjalan melewatinya, maka ia tidak lagi membuang waktu menyelidiki keadaan alami mahluk-mahluk itu untuk mengenalinya, melainkan langsung saja diberikannya kepada setiap jenis namanya masing-masing; mereka, sebaliknya, juga kemudian segera mengakuinya sebagai raja mereka -- tunduk kepadanya. Inteligensi yang Maha Tinggi ini (seperti yang sedemikian ini diberikan di dalam Matius 10 : 19) jelas menunjukkan bahwa semua ciptaan telah dipengaruhi oleh sesuatu kuasa yang melebihi dan melampaui kekuasaannya sendiri. Tegasnya, bahwa baik pengertian Adam maupun pengertian binatang-binatang itu telah datang melalui oleh Ilham.

Dengan sendirinya, Ilham tidak terbatas pada manisfestasi-manifestasinya kepada manusia saja. Dan sejarah Alkitab mengungkapkan bahwa ia itupun tidak terbatas pada khayal-khayal (Daniel 7 : 2), atau mimpi-mimpi (Kejadian 28 : 12), atau komunikasi yang tidak langsung (Keluaran 40 : 35; 28 : 30), atau pembicaraan muka dengan muka yang langsung (Kejadian 18 : 2) dengan mahluk-mahluk ilahi, atau kepada sesuatu bentuk penampilan lain. Melainkan ia itu datang “dalam berbagai cara.” Demikian halnya, Allah “pada berulang kali ..... Berbicara di zaman dahulu kepada nenek moyang kita.” Ibrani 1 : 1.

Kebenaran yang mendasar ini, barangkali lebih baik dijelaskan dalam pekerjaan Nuh, khususnya dalam puncak pekerjaan itu, sewaktu kecerdasan khusus diberikan kepada anggota-anggota pilihan dari binatang-binatang ciptaan sehingga dari jauh-jauh maupun dekat mereka dapat menemukan jalannya sampai masuk ke dalam bahtera dan dapat memelihara kedamaian satu dengan yang lainnya. (Baca Kejadian 7 : 1 – 4).

Tetapi setelah luput dari air bah itu, maka semua keturunan dari keluarga Nuh langsung lupa akan pelajaran yang tak ternilai itu. Demikianlah telah jadi bahwa orang-orang sesudah air bah itu telah bertekad untuk percaya bahwa pasti akan ada lagi suatu bencana air bah yang kedua, sama seperti halnya orang-orang sebelum air bah percaya bahwa tidak mungkin ada sesuatu air bah. Demikianlah ketidak-percayaan kepada ilham yang diperoleh Nuh itu seperti yang diucapkan sesudah air bah, demikian itu pula yang telah diucapkan sebelumnya, yang akibatnya, bahwa dalam usaha untuk mencapai kesentausaan hidup manusia telah mencoba membangun tugu Babil, bangunan pencakar langit dunia yang pertama dan monumen yang mula-mula itu dengan kebodohan usaha-usaha manusia yang begitu boros untuk menghimpun keselamatannya sendiri tanpa bantuan Ilham Ilahi. Sikap dari para pendiri tugu yang memalukan ini terhadap janji Tuhan melalui Nuh, sedemikian rupa telah membangkitkan amarah-Nya sehingga Ia telah menghapuskan dari ingatan mereka bahasa yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka melalui Adam, dan sebagai gantinya mereka telah diilhami dengan semua bahasa-bahasa dunia yang bermacam-macam itu, sehingga akibatnya para pendiri tugu itu telah menjadi kacau di antara sesama mereka dan tidak lagi dapat meneruskan bangunan itu. (Kejadian 11 : 7 – 9).

Dalam peristiwa yang luar biasa ini yang sedemikian itu telah mengubah secara radikal perjalanan masyarakat manusia, kita melihat sesuatu bentuk Ilham yang lain yang mengungkapkan bahwa sementara seseorang atau sekelompok orang mungkin dengan sengaja bekerja tidak sejalan dengan Allah, maka Ia dapat mengaruniakan karunia-Nya juga pada mereka, untuk mengacaukan rencana-rencana jahat mereka sendiri (Kejadian 11 : 1 – 9) sambil mempromosikan

rencana kekal-Nya sambil memperoleh pujian bagi nama-Nya (Mazmur 76 : 10).

Suatu contoh lain dari manifestasi yang mentajubkan ini terlihat dalam pertentangan mengenai rencana jahatnya Biliam. Tuhan sedemikian rupa telah mengendalikan lidah Biliam sehingga walaupun pikirannya cenderung untuk mengutuk Israel, ia hanya dapat mengucapkan berkat-berkat (Bilangan 22, 23, 24).

Hendaklah “teladan-teladan” ini menjadi kenangan kita selalu, bahwa setiap orang yang berusaha bekerja menentang kehendak Tuhan yang sudah diungkapkan akan berakhir dengan kegagalan dan malu.

Pada zaman kemudian sesudah air bah Tuhan telah kelihatan dan berkata kepada Abraham : “Kepada benihmu Aku akan mengaruniakan tanah ini.” Kejadian 12 : 7. Maka beberapa tahun kemudian “tiga orang laki-laki telah berdiri di sampingnya”, dan salah seorang dari mereka itu mengatakan kepadanya : “Sarah istrimu akan melahirkan seorang anak laki-laki.” Kejadian 18 : 2, 10. Demikianlah melalui perantaraan Ilahi, dalam beberapa hal yang berbeda dari apa yang telah mengendalikan Adam dan Nuh, Abraham telah dibuat (diilhami) mengerti akan apa yang berlaku di masa depan baginya dan bagi keturunannya.

Kemudian juga, terjadi di masa sewaktu Biliam (yang pada peristiwa Raja Balak, ia dalam perjalanan ke Moab) memukul keledainya yang setia, yang karenanya keledai itu telah memperoleh karunia berbicara, lalu mengatakan kepada tuannya yang kasar itu : “Apakah yang telah ku perbuat bagimu, sehingga engkau memukul aku sedemikian ini tiga kali?” Bilangan 22 : 28. Binatang yang bisu itu, sebagai kita saksikan,

telah dibuat (diilhami) berbicara oleh Kuasa yang telah menciptakannya. Sebab itu, sesungguhnya adalah baik bagi setiap orang untuk memperhatikan apa yang dikatakan Tuhan lalu melakukannya tanpa menghiraukan bagaimana, kapan, atau melalui siapa Ia berfirman atau melakukannya.

Kembali, bertahun-tahun sebelum Israel pergi masuk ke Mesir, maka Allah dalam kekuasaan-Nya (Kejadian 45 : 5) telah mempengaruhi Yakub untuk membuat sebuah baju dengan bermacam-macam warna bagi anak bungsunya Yusuf. Hal yang tampaknya memilih kasih ini, bersama-sama dengan mimpinya Yusuf berikut interpretasi dari ayahnya terhadap mimpi itu (Kejadian 37 : 10), telah membangkitkan kebencian saudara-saudaranya yang irihati itu untuk menjualnya sebagai budak, untuk dibawa ke Mesir supaya menghalangi dia menduduki kedudukan dan pengaruh mereka. Tetapi di sana di Mesir Tuhan dalam waktu pilihan-Nya sendiri telah mengangkat dia menduduki tahta kedua dari kerajaan itu, kemudian Tuhan menghantarkan tahun-tahun kelimpahan itu, juga tahun-tahun kelaparan itu, sebagai sarana untuk memindahkan seluruh isi rumah Yakub ke Mesir.

Dalam usaha jerih payah mereka untuk menghindari diri dari Yusuf supaya tidak diperintah olehnya, maka saudara-saudaranya hanya berhasil (oleh membangunkan kekuasaan Takdir yang senantiasa awas itu) dalam meninggikannya pada tahta administrasi Mesir, dan dalam menghantarkan diri mereka sendiri tunduk kepadanya. Disinilah terbukti jelas, bahwa orang yang mencoba menggagalkan rencana-rencana Allah akan hanya berhasil menggagalkan rencana-rencanannya sendiri dan mempromosikan rencana-rencana Allah.

Sewaktu, sebagai seorang pelarian dari Mesir, Musa menunggui kawanan ternak mertuanya di Midian, “malaikat Tuhan telah kelihatan kepadanya dalam sebuah nyala api dari tengah-tengah sebuah belukar : dan tampak olehnya, dan, bahwasanya belukar itu terbakar dengan api, tetapi tidak hangus.” Keluaran 3 : 2.  Oleh manifestasi ini, Musa telah diilhami untuk membebaskan Israel dari perhambaan Mesir mereka yang berat itu. Dan kemudian sebagai pemimpin orang-orang Ibrani selama empat puluh tahun pengembaraan mereka di padang belantara itu, ia berbicara dengan Tuhan muka dengan muka (Keluaran 34 : 30 – 35), lalu pergi dengan wajahnya bersinar-sinar secara ilahi. Dengan demikian pengalamannya adalah ganjil dibandingkan dengan orang-orang yang ada di depannya.

Firaun dan Nebukhadnesar memperoleh mimpi-mimpi, Yusuf dan Daniel yang menginterpretasikannya (Kejadian 40 : 8 – 12; 14 : 25 – 38; Daniel 2 : 28; 4 : 20, 24). Nabi Daniel, Yohanes Pewahyu, dan hamba-hamba Allah yang suci lainnya memperoleh khayal-khayal. Masing-masing adalah penerima Ilham yang khusus dalam bentuk yang berbeda, dan sesuai dengan tingkat yang lebih besar atau lebih kurang.

Dari semua contoh-contoh ini dan banyak lagi yang lainnya, dapat kita saksikan bahwa Ilham bekerja dalam berbagai cara ajaib-Nya untuk memperlihatkan. Melalui manusia maupun melalui binatang, pada kenyataannya melalui semua mahluk, pekerjaan-Nya terlihat dalam banyak bentuk. Sebagian orang mendengar-Nya dalam bunyi suara, baik melalui perantara-perantara yang terlihat (Keluaran 34 : 30 – 35) maupun melalui perantara-perantara yang tidak terlihat (Keluaran 3 : 2). Orang-orang lainnya telah menyaksikan-Nya melalui kesan-kesan yang pasti,

mimpi-mimpi, khayal-khayal, berbagai takdir, karunia-karunia bicara yang luar biasa dan cepat.

Oleh sebab itu, maka perhatikanlah dengan sungguh-sungguh akan setiap manifestasi yang bersifat luar biasa di dalam sidang Allah, tanpa mempedulikan sumbernya, apakah itu bersifat manusiawi atau kasar, kecil atau besar, hitam atau putih, kaya atau pun miskin. Janganlah ragu-ragu membandingkan pekerjaannya dengan Alkitab, maka jika ia itu sesuai dengan sekaliannya, jika ia menemukan landasannya dan ramalannya di sana, membuat orang setia mematuhi Torat dan nabi-nabi, dan menambahkan terang kepada kebenaran yang ada, maka sambutlah dia betapapun harganya dalam uang, harta, kedudukan, teman-teman, dan saudara-saudara, karena itulah kehidupanmu yang sebenarnya. Orang yang mau membuktikan dengan jujur dalam tanggung jawab ini akan menerima seratus kali bagi pengorbanan yang timbul olehnya untuk mematuhi suara Tuhan dengan benar (Matius 19 : 29).

Tetapi untuk menjadi benar, lalu dengan demikian menyelamatkan diri sendiri dari dosa yang tak dapat diampuni lagi itu, orang harus senantiasa waspada. Dan ini dapat ia lakukan hanya oleh menyelidiki dengan penuh doa akan roh yang mengaku datang dalam nama Tuhan. Kelalaian berbuat demikian ini, ia akan berdiri dalam bahaya besar menolak himbauan Rohulkudus (Ilham), dan dengan demikian secara acuh tak acuh mengesampingkan hidupnya yang sebenarnya.

“Bilamana sesuatu pekabaran datang dalam nama Tuhan kepada umat-Nya”, demikian kata Roh Kebenaran, “maka tak seorangpun dapat dimaafkan dirinya untuk tidak melakukan penyelidikan terhadap semua tuntutan dari pekabaran itu. Tidak seorangpun dapat berdiri membelakangi dengan sikap acuh

dan percaya diri sendiri, sambil mengatakan : ‘Aku tahu apa artinya kebenaran, Aku puas dengan pendirianku. Aku sudah berdiri teguh, maka aku tidak mau lagi goyah dari pendirianku apapun juga yang datang. Aku tidak mau mendengar kepada pekabaran yang dibawa oleh utusan ini, karena aku tahu bahwa itu tidak mungkin kebenaran.’ Adalah karena mengikuti jalan yang sedemikian inilah, maka gereja-gereja yang terkenal itu telah ketinggalan dalam kegelapan sebagian, dan itulah sebabnya pekabaran-pekabaran dari surga tidak berhasil mencapai mereka.” -- Testimonies on Sabbath School Work, p. 65; Counsels on Sabbath School Work, p. 28.

Ilham sangat memperjelaskan bahwa utusan Tuhan tidak akan berani dalam cara apapun membicarakan wahyu sesuai kehendaknya sendiri (Wahyu 22 : 18 – 20) meskipun seringkali berkesempatan untuk membicarakannya dengan kata-katanya sendiri. Jika diuji dengan ukuran yang sama ini, maka tidak seorangpun akan berani mencampuradukkan dengan pekerjaan penulis yang diilhami. Akibat yang masuk akal ini dengan sendirinya menyimpulkan bahwa apabila sesuatu hal di dalam tulisan-tulisan seseorang belum jelas, maka hanya penulis itulah yang harus diminta keterangannya mengenai hal itu, sekiranya ia masih hidup. Jika tidak, maka hanya Roh Ilham yang sama itu, Penulis tulisan-tulisan itu yang asli, yang dapat menjelaskan apapun juga yang terkandung di dalamnya. Memang, sebagaimana dikatakan Ilham : “Jika sesuatu pekabaran datang yang belum dapat engkau mengerti, maka usahakanlah agar engkau dapat mendengar alasan-alasan yang dapat diberikan oleh jurukabarnya, membandingkan injil dengan injil, sampai dapat engkau mengerti apakah benar ia itu ditunjang oleh Firman Allah.” -- Testimonies on Sabbath School Work, pp.

65, 66; Counsels on Sabbbath Scholl Work, p. 29.

Bukanlah merupakan prosedur yang aman dan pantas untuk menanyakan kepada penentang dari tulisan seseorang untuk menjelaskan setiap bagian tulisan itu. Seorang anggota partai Demokrat tidak akan mau menanyakan kepada seorang anggota partai Republik untuk menjelaskan kepadanya landasan daripada partai Demokratnya, ataupun sebaliknya, jika sekiranya masing-masing ingin mengetahui kebenaran. Ingatlah, bahwa karena Hawa menaruh kepercayaan pada hasil interpretasi Musuh terhadap Firman Tuhan (sesuatu perbuatan yang telah membawa keduanya dia dan Adam kepada pelanggaran dan kejatuhan mereka, dan kepada akibat pembuangan mereka keluar dari Eden), maka inilah yang telah mendatangkan kutuk dosa dan kematian atas seluruh kejadian di bumi. Sebaliknya, adalah lebih baik bagi kita sekarang menggunakan balok perintang tua ini menjadi batu loncatan ke Kerajaan itu dari pada menghindarinya untuk masuk ke dalam lubang.

Ingatlah juga, bahwa praktik membanding-bandingkan ucapan-ucapan yang dilepaskan dari isi konteks tulisan pada dasarnya adalah tidak jujur, dan kini telah menimbulkan berbagai kekacauan-kekacauan dan penggunaan-penggunaan kebenaran secara tidak pada tempatnya, sama seperti halnya pertikaian yang sengaja dilakukan dalam tantangan Setan melawan Kristus : “Jika Engkau benar Anak Allah, buangkanlah diri-Mu ke bawah, karena ada tertulis, bahwa Ia akan memberikan malaikat-malaikat-Nya mengawasi Engkau, dan di dalam tangan merekalah, mereka akan memikul Engkau, supaya tidak pada sesuatu saat terantuk kaki-Mu pada batu.” Matius 4 : 6.

Dari hal-hal sedemikian jauh telah dikemukakan, cukup kita saksikan dengan jelas bahwa hasil-hasil akhir daripada Ilham itu jatuh dalam dua kategori --

yaitu Ilham dalam kata-kata atau Ilham dalam pendapat-pendapat. Gambarannya secara terperinci sebagai berikut : seorang malaikat muncul dan mengatakan kepada seseorang : “Tuhan pada sesuatu saat yang sedemikian ini dan sedemikian ini akan berbuat demikian dan demikianlah kepada umat-Nya. Sampaikanlah kepada mereka pekabaran ini, dan tunjukkanlah itu kepada mereka dari Kebenaran Alkitab, karena nabi-nabi telah membicarakannya di dalamnya di zaman dahulu.” Pekabaran malaikat itu harus disampaikan dengan setia sesuai pendapat itu; walaupun jelas pilihan kata-kata, yang menyimpang dari kutipan-kutipan itu, perlu diserahkan kepada juru-kabar itu sendiri. Akibatnya, setiap saat ia melihat kemungkinan untuk membuat pendapat yang diilhami itu menonjol dengan lebih jelas dan lebih berkuasa, juru- kabar itu berada di bawah kewajiban akhlak yang paling dalam untuk memperbaiki bahasanya. Hanya dengan demikian aliran pendapat yang diilhami itu dapat menjadi dengan kemajuannya, makin cerah dan indah.

Selanjutnya, ada beberapa hal dalam kaitannya dengan aspek-aspek tertentu dari setiap pekabaran yang memerlukan penjelasan. Tetapi, penjelasan yang sedemikian ini tidak dapat lebih luas daripada terang yang bercahaya pada waktu itu. Dan terang itu dapat datang hanya dari dalam pekabaran itu sendiri, atau, kembali, ia itu dapat keluar dari suatu pengertian yang terbatas yang biasa untuk saat “pada waktu itu” -- yaitu suatu pengertian yang dibagikan oleh juru-kabar itu sendiri.

Suatu hal yang sedemikian ini terdapat dengan Yohanes Pembaptis. Telah diilhami untuk hanya menyatakan kedatangan Raja itu, namun Yohanes telah ditantang dengan pertanyaan mengenai pendirian

kerajaan itu. Ia telah menjawab sejalan dengan pengertian biasa yang ia miliki sama seperti pengertian yang dimiliki orang banyak itu dari hal kerajaan -- bahwa apabila Raja itu datang Ia pasti akan mendirikan kerajaan-Nya lalu dengan demikian membebaskan umat-Nya dari belenggu Romawi. Tetapi setelah pada akhirnya Kristus muncul, Ia menjelaskan bahwa saat bagi pendirian kerajaan itu, dan bagi belenggu Romawi untuk disingkirkan dari pikulan umat-Nya belum lagi datang. Maka orang-orang yang benar-benar “bijaksana” tidak merisaukan ajaran-ajaran yang tidak cocok ini, melainkan dengan gembira menyambut kebenaran itu dalam bentuk perkembangannya, lalu keluar dengan makin naik dan terus naik pegangan-pegangan kerohaniannya, sedangkan orang-orang yang terantuk pada perbedaan ini ada yang menyangkal Yohanes sebagai nabi palsu lalu menyambut Yesus sebagai Kristus, atau menyambut Yohanes sebagai nabi yang benar dan menolak Yesus sebagai Kristus palsu, lalu dengan sendirinya jatuh makin jauh ke belakang dan ke bawah sampai mereka kemudian tidak lagi menjadi pengikut-pengikut Kristus ataupun Yohanes.

Semua cara dari Ilham adalah tetap sama di masa lalu, hari ini, maupun besok. Oleh sebab itu, maka pertanyaan-pertanyaan yang berkenan dengan kebenaran yang diungkapkan harus dijawab dalam cara yang sama di waktu ini seperti halnya di zaman Yohanes. Dan dengan demikianlah sekarang seperti halnya di masa lalu, orang-orang yang suka mengeritik, yang tidak mau percaya, dan yang ragu-ragu akan menemukan banyak cantolan untuk menggantungkan keragu-raguan mereka. Tetapi sama halnya sekarang seperti di masa lalu orang-orang yang suka ragu-ragu itu akan terbawa dalam kepintarannya sendiri.

Lagi pula, Ilham selalu menghantarkan para utusan Allah ke dalam keserasian yang sempurna, tidak pernah ke dalam perpecahan. Kebenaran yang utama ini terlihat dilukiskan dengan indah sekali dalam pengalaman rasul Petrus, seorang Yahudi, dengan Cornelius Perwira tentara Romawi itu, seorang yang bukan Yahudi. Tuhan tahu bahwa Petrus tidak pernah akan mau menerima seorang Kapir, dan bahwa Cornelius tidak akan pernah mau menghadapkan dirinya sendiri kepada seorang Yahudi. Oleh sebab itu keduanya telah diberikan suatu khayal yang memerintahkan kepada mereka apa yang harus dilakukan. (Lihat Kisah Rasul-Rasul 10). Maka karena mamatuhi khayal samawi itu untuk mana keduanya sama-sama menaruh hormat, maka tanpa kesulitan apapun keduanya telah memasuki kesepakatan bersama.

Kemudian terdapat pengalaman yang menajubkan dari Paulus. Sementara ia terlibat dalam pekerjaan tidak suci menganiaya orang-orang Kristen, maka Tuhan telah mendatanginya pada perjalanannya menuju ke Damaskus, mengubah dia, dan mengaruniakan kepadanya petunjuk-petunjuk untuk bagaimana berbicara dengan Ananias. Tetapi karena mengetahui bahwa Ananias, yang mengenal Paulus hanya sebagai seorang penganiaya umat percaya, tidak akan pernah mau menerima Paulus oleh pengakuannya sendiri tentang pertobatan dan persahabatan, maka Tuhan mengaruniakan kepada Ananias suatu khayal yang sama, yang mengungkapkan kepadanya tentang pertobatan Paulus. Dan dengan demikian ini pula, maka mereka sebagaimana halnya Petrus dan Cornelius sebelumnya, tidak lagi menolak mematuhi khayal samawi mereka itu. (Kisah Rasul-Rasul 26 : 19).

Di zaman Musa, beberapa orang telah bangkit sambil mengaku bahwa Tuhan sedang berbicara melalui mereka sama seperti halnya melalui Musa (Bilangan 16 : 2, 3). Tetapi hasutan mereka itu, gantinya membawa ketertiban dan kesusaian

di antara mereka sendiri dengan Musa, justru telah mendatangkan kekacauan dan perpecahan, dengan akibat yang tragis yaitu beribu-ribu orang kehilangan nyawa mereka (Bilangan 16 : 32, 35, 49). Kalau sekiranya Tuhan telah berbicara kepada mereka itu, maka Ia tentunya sudah akan memberitahukan hal itu kepada Musa. Tetapi karena tidak adanya sesuatu wahyu yang sedemikian ini, maka jelaslah kepada Musa bahwa Tuhan tidak menghargai Korah, Dathan, dan Abiram, seperti yang dinyatakan mereka, melainkan sebaliknya bahwa mereka itu sebagai pemberontak-pemberontak dan pengacau-pengacau yang irihati yang meninggikan dirinya sendiri. Sekiranya Musa sebagai seorang hamba Allah telah tunduk kepada tuntutan-tuntutan mereka itu, maka ia pasti sudah akan mendapat sebagian pembalasan yang sedemikian seperti halnya “hamba Allah” yang telah dibujuk oleh “nabi yang tua” untuk keluar dari perjalanan itu dan supaya maka roti bersama-sama dengannya, sewaktu Tuhan melarangnya berbuat sedemikian itu, ia telah dibunuh oleh seekor singa. Alangkah pentingnya pelajaran ini! Janganlah mematuhi suara-suara manusia yang bertentangan dengan suara Allah. (Bacalah 1 Raja-Raja 13).

Selanjutnya, orang-orang yang dilantik Tuhan pernah segan membawa dirinya sendiri ke depan. Walaupun Daud, sebagai contoh, telah diurapi oleh Samuel untuk menjadi raja atas Israel, ia tidak pernah mencoba untuk merebut tahta itu. Sebagai kenyataan, ia bahkan tidak banyak memperkenalkan pengangkatannya. Dan kemudian pada saat resiko mati di tangan Saul, ia bahkan telah melindunginya. Dan semua kesatriaan yang mulia ini Daud telah memperlihatkan kasih, rendah diri, lemah-lembut dan kebenaran yang lahir (diilhami) dari Roh Allah. Kesabarannya adalah tenang, ramah-tamah,

tahan yang datang bersama-sama dengan keyakinan yang pasti bahwa Allah tetap mengawasi. Karena yakin bahwa Tuhan telah memilihnya menjadi raja, maka ia dengan senang hati menunggu sampai Tuhan sendiri menganggap pantas untuk menaikkannya ke atas tahta.

Dari semuanya ini dan masih banyak lagi contoh yang lain, dapatlah kita saksikan bahwa Allah bukan saja tidak pernah mendelegasikan seseorang agen untuk mengubah, mendudukkan kembali, atau memberi perintah yang bertentangan dengan pekabaran yang telah diberikan kepada agen yang lain, tanpa terlebih dulu diberitahukan-Nya hal itu kepada keduanya, melainkan juga bahwa Ia tidak pernah menghargai dengan mengangkat orang-orang yang berusaha meninggikan dan membesarkan diri sendiri, tetapi bahwa Ia meninggikan pada saatnya orang-orang yang merendahkan diri di bawah tangan kekuasaan-Nya (1 Petrus 5 : 6).

Sebagai akibat logis daripada tahap-tahap yang dibicarakan sebelumnya mengenai masalah Ilham, adalah perlu diketahui bahwa semua orang yang bertobat lalu berserah kepada Tuhan adalah orang-orang yang menerima Penerangan Ilahi. Karena tidak seorang pun terkecuali Roh Suci saja yang dapat meyakinkan orang akan Kebenaran, membuat dia mengakui segala dosanya, membawa dia kepada pertobatan, dan memberi kuasa kepadanya untuk mampu mematuhi hukum-hukum Allah, peraturan-peraturan-Nya dan ketentuan-ketentuan perintah-Nya. Manusia sendiri tidak lebih mampu melakukan perubahan ini daripada seekor macan tutul merubah bintik-bintiknya.

“Jika engkau melihat akan keadanmu yang berdosa, maka jangan lagi menunggu untuk membuat dirimu menjadi lebih baik. Betapa banyak orang yang mengira mereka belum cukup baik untuk datang kepada Kristus. Adakah anda berharap untuk menjadi lebih baik melalui perantaraan usaha-usahamu sendiri? ‘Dapatkah

orang Ethiopia mengubah kulitnya, atau macan tutul mengubah bintik-bintiknya? Maka engkaupun dapat berbuat baik, yaitu engkau yang telah terbiasa berbuat jahat.’ Terdapat bantuan bagi kita hanya dalam Allah. Janganlah kita menunggu mengharapkan himbauan-himbauan yang lebih keras, mengharapkan kesempatan-kesempatan yang lebih baik, atau suasana-suasana yang lebih suci. Kita tidak dapat berbuat apa-apa oleh diri kita sendiri. Kita harus datang kepada Kristus sebagaimana adanya kita.” -- Step to Christ, pp. 35, 36.

“Anda tidak mungkin dapat menebus dosa-dosamu yang lalu, anda tidak mungkin dapat merubah hatimu, lalu membuat dirimu menjadi suci. Tetapi Allah berjanji untuk melakukan semuanya ini bagimu melalui Kristus. Percayalah olehmu akan janji itu. Akuilah olehmu akan dosa-dosamu, dan serahkanlah dirimu kepada Allah. Anda mau berbakti kepada-Nya. Segera anda melakukan hal ini, maka Allah akan menggenapi janji-Nya kepadamu. Jika anda percaya akan janji itu, -- percaya bahwa anda akan diampuni dan dibersihkan, -- Allah akan memberikan buktinya; anda akan disembuhkan, sama seperti halnya Kristus memberikan kekuatan kepada orang lumpuh itu untuk berjalan pada waktu ia yakin bahwa ia telah sembuh. Adalah demikian itu jika anda percaya.” -- Sda., p. 55.

Demikianlah setiap pengikut Kristus yang benar itu diilhami dalam bagiannya sendiri-sendiri -- seorang untuk menginterpretasikan, yang lainnya untuk menyelidiki yang lain lagi untuk mengajar, dan yang lain lagi untuk melihat, dan sekaliannya untuk bertindak dan untuk berkorban demi kepentingan-Nya.

Demikianlah juga setiap orang Kristen yang benar dibuat mampu secara ilahi untuk menderita atau untuk bergembira. Oleh sebab itu, apapun juga yang menimpanya, apakah itu penderitaan atau kesusahan, atau kebahagiaan dan kegembiraan, anak Allah yang penuh harap itu hanya

akan menagih kepada Tuhan dan tidak kepada seorangpun yang lain untuk bagiannya. Maka ingatlah bahwa “cobaan-cobaan yang kamu alami itu ialah cobaan-cobaan biasa, karena Allah adalah setia, tidak dibiarkan-Nya engkau dicobai melebihi kemampuanmu; melainkan dengan cobaan itu juga akan diberikan jalan untuk keluar, supaya engkau mampu memikulnya.” 1 Korintus 10 : 13.

“Bahwasanya, Dia yang memeliharakan Israel itu tidak akan mengantuk ataupun tidur. Tuhan adalah penjagamu; Tuhan adalah penudungmu pada sebelah kananmu. Matahari tidak akan memalumu pada siang hari, ataupun bulan pada malam hari. Tuhan akan memeliharakan dikau daripada semua yang jahat. Ia akan melindungi jiwamu. Tuhan akan memeliharakan kepergianmu dan kedatanganmu dari sekarang dan seterusnya, dan bahkan sampai selama-lamanya.” Mazmur 121 : 4 – 8.

Oleh sebab itu janganlah kamu menjadi orang-orang yang bersungut-sungut seperti halnya orang-orang yang “meremehkan tanah yang permai itu”, dan “yang tidak percaya pada Firman-Nya; melainkan bersungut-sungut di dalam perkemahan-perkemahan mereka, dan tidak mendengar suara Tuhan. Oleh sebab itu Ia mengangkat tangan-Nya menentang mereka itu, untuk meruntuhkan mereka itu di padang belantara.” Mazmur 106 : 24 – 26.

Tetapi jadilah seperi rasul yang setia itu : “Ku katakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar, mencukupi diri dalam segala keadaan. Aku tahu bagaimana berkekurangan, dan aku tahu bagaimana berkelimpahan. Dimana saja dan dalam segala perkara aku diberi petunjuk baik untuk menjadi kenyang dan untuk menjadi lapar,

baik untuk berkelimpahan maupun untuk menderita kekurangan. Aku dapat berbuat segala perkara melalui Kristus yang menguatkan aku.” Filipi 4 : 11 – 13.

Tetapi sementara di sana mengalir keluar dari mangkok keemasan (Zakharia 4 : 2) Ilham itu yang memungkinkan seseorang untuk menjadi seorang Kristen yang benar, maka disana mengalir juga keluar dari kancah neraka ilham yang bertentangan itu yang bekerja membuat orang menjadi Kristen yang palsu. Yang satu menyelamatkan, yang lainnya membinasakan. Karena perlu sebanyak-banyaknya seperti juga kita untuk sepenuhnya insyaf dan memperhatikan yang satu itu, yang Ilahi itu, maka pada saat yang sama kita juga memiliki keperluan yang sama untuk sepenuhnya sadar terhadap -- 

Ilham Setan. 

Secara tragis, kuasa Setan ini tanpa kecuali sepanjang berabad-abad lamanya telah berhasil secara menyolok di antara para pemimpin gereja. Tanpa disadari mereka semua sepanjang perjalanan telah diperdaya mengikuti rencana-rencana dan usaha-usaha Setan untuk meruntuhkan (model baru) pekerjaan penting yang disangkanya untuk mendirikan.

Pada kedatangan Kristus yang pertama, para pemimpin gereja adalah sedemikian rupa diilhami oleh roh Setan, sehingga seperti yang diungkapkan oleh sejarah gereja, mereka berkali-kali bertindak seperti Iblis, seperti orang-orang yang kehilangan kesadarannya. Karena diri mereka tidak dapat ditembusi hujan Kebenaran seperti yang jatuh pada waktu itu, maka para imam, ahli-ahli torat dan orang-orang Parisi dengan sendirinya diisi dengan semangat untuk menghalangi orang banyak itu daripada derasnya hujan

Kebenaran. Demikianlah halnya sehingga mereka melakukan apa saja yang mungkin untuk seolah-olah memasang payung di atas kepala orang banyak itu supaya satu tetesan pun siraman hujan awal yang menyelamatkan itu dapat dicegah dari mereka. Akibatnya, walaupun butir-butir Kebenaran jatuh di sekeliling mereka yang belum pernah ada sebelumnya, mereka tetap saja puas dalam kekeringan di bawah payung anti Kebenaran milik para imam itu.

Adalah dalam jam-jam sejarah manusia yang gelap ini, maka Kebenaran dan kekeliruan, terang dan kegelapan, kebebasan dan perhambaan, tergabung bersama-sama dalam apa yang barangkali merupakan pertikaian terbesar dari segala zaman. Sampai kepada hari Pantekosta, hanya 120 orang dari antara berjuta-juta orang yang hidup di waktu itu berhasil diselamatkan dari kekurangan rohani di seluruh tanah itu. Dan sesudah mereka dibaptiskan dengan Rohulkudus dan diisi dengan kuasa pada hari Pantekosta barulah mereka mampu membantu orang-orang yang berhaus lainnya untuk keluar dari lingkaran Setan itu.

Setelah kalah dalam usaha ini untuk memadamkan Kebenaran untuk selama-lamanya, maka Setan dengan cepatnya memperbaharui kembali usaha-usahanya. Datanglah Zaman Kegelapan, maka ia kembali terlihat mengilhami berbagai permusuhan menentang Kebenaran dan para penganutnya. Dengan melepaskan semua setan-setannya dalam segala kegeraman mereka terhadap sidang, maka ia mendatangkan “kesusahan yang besar itu, yang sedemikian itu belum ada semenjak dari permulaan dunia sampai kepada saat itu, tidak, bahkan juga tidak pernah akan ada.” Dan sekiranya hari-hari itu tidak diperpendek, maka sudah tidak akan ada lagi seorang manusia pun yang hidup, “tetapi demi karena umat pilihan itu hari-hari itu”

telah diperpendek (Matius 24 : 21, 22) oleh Reformasi. Sesuai dengan itulah, maka hanya campur tangan Ilahi yang telah menghalangi dia mendiamkan suara Reformasi itu dan memecah-belahkan kuasanya. Demikianlah hal itu yang selalu terjadi, di waktu ini, dan akan jadi sampai kepada akhirnya yang menyedihkan.

Sebagai akibatnya, meskipun semua terang kini bercahaya, namun orang banyak secara bodoh terus pergi sambil berlindung di bawah tudungan Setan, sambil pada saat yang sama membantu menarik dan menahan rombongan orang banyak yang lainnya ke bawah tudungan yang sama dengan mereka. Meskipun demikian 

Janji Allah Tetap Berdiri 

“Pasanglah telinga, hai kamu segala langit, maka Aku hendak berbicara; dan dengarlah, hai bumi, akan kata-kata dari mulut-Ku. Ajaran-Ku akan jatuh bagaikan hujan, bicara-Ku akan menetes bagaikan embun, bagaikan hujan kecil jatuh menimpa tanaman biji-bijian yang lunak, dan bagaikan hujan deras yang menimpa rerumputan.” Ulangan 32 : 1, 2.

“Hai anak-anak Sion, bergembiralah, dan bersuka-citalah dalam Tuhan Allahmu, sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan awal secukupnya, dan Ia akan menurunkan kepadamu hujan itu, yaitu hujan awal dan hujan akhir dalam bulan yang pertama. Maka segala lantai akan penuh dengan gandum, dan segala apitan akan tumpah dengan air anggur dan minyak ..... Maka akan jadi kemudian kelak, bahwa Aku akan menuangkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan anak-anakmu perempuan akan bernubuat, orang-orangmu yang tua akan memimpikan berbagai mimpi, orang-orang mudamu akan melihat khayal-khayal; dan juga di atas para hamba laki-laki dan para hamba perempuan pada

masa itu Aku akan menuangkan Roh-Ku.” Yoel 2 : 23, 24, 28, 29.

“Pada masa itu orang timpang akan melompat seperti rusa, dan lidah orang bisu akan menyanyi : karena di padang belantara air-air muncul keluar, dan sungai-sungai mengalir di gurun. Maka tanah pasir yang hangat akan menjadi sebuah kolam, dan tanah-tanah yang gersang akan muncul keluar air; di tempat kediaman ular-ular naga, dimana masing-masingnya berbaring, akan terdapat rumput dengan tebu dan pandan.” Yesaya 35 : 6, 7.

Meskipun Setan berusaha untuk menutupi seluruh bumi dengan peralatan anti Kebenarannya, “di akhir zaman akan jadi kelak, bahwa gunung rumah Tuhan akan diperdirikan di atas puncak gunung-gunung, maka ia itu akan ditinggikan di atas segala bukit; maka orang-orang akan mengalir datang ke dalamnya. Maka banyak bangsa akan datang, sambil mengatakan, Datanglah, dan marilah kita naik ke gunung Tuhan itu, dan ke rumah Allah Yakub; maka Ia akan mengajarkan kita segala jalan-Nya, dan kita akan berjalan di dalam lorong-lorong-Nya; karena hukum akan terbit dari Sion, dan firman Tuhan dari Yerusalem.

“Maka Ia akan mengadili di antara orang banyak, dan menegur bangsa-bangsa kuat yang jauh-jauh; maka mereka akan menempa segala pedangnya menjadi alat-alat pembajak, dan tombak-tombak mereka menjadi sabit : bangsa tidak lagi mengangkat pedang melawan bangsa lainnya, juga mereka tidak lagi belajar perang. Melainkan mereka akan duduk masing-masingnya di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya; maka tidak seorangpun lagi yang akan membuat mereka itu takut : karena mulut

Tuhan serwa sekalian alam telah mengucapkannya. Karena semua orang akan berjalan masing-masing orang dalam nama tuhannya, dan kita akan berjalan dalam nama Tuhan Allah kita untuk selama-lamanya.” Mikha 4 : 1 – 5. 

APAKAH PENIPUAN SETAN ITU SECARA BESAR-BESARAN ATAU KECIL-KECILAN? 

Pertanyaan No. 4 :

Apakah Setan memasang sebuah balok rintangan khusus di hadapan sidang sebagai sebuah badan, ataukah hanya menyerang anggota-anggotanya secara pribadi?

Jawab :

Semenjak dari hari yang tragis di Eden itu pada waktu ia memperkenalkan dosa ke dalam dunia dan menimbulkan kejatuhan manusia, Setan telah memasang pada jalan dari setiap Pergerakan penyelamatan, sebuah balok rintangan yang berbeda-beda pada mana banyak sekali orang telah terjerat dan jatuh. Oleh sebab itu, sangat pasti bahwa ia pasti mengharapkan memiliki sesuatu bahaya khusus sedemikian ini yang ditanamkan pada jalan kita di waktu ini. Walaupun kita telah memiliki di zaman ini manfaat besar pengetahuan tentang masing-masing jerat yang telah terbukti berbahaya bagi orang banyak dalam Pergerakan-Pergerakan di masa lalu, namun kita akan menderita tuduhan dan hukuman yang jauh lebih besar dibandingkan mereka itu, jika kita lalai mengenali jerat-jerat kita sendiri. Dan lebih daripada itu, jika kita gagal, maka daripadanya kita akan menyaksikan kepada alam semesta bahwa kita adalah yang terlemah daripada mereka yang lemah. Kita harus berdiri -- berdiri menentang jerat khusus yang sangat rapih yang pernah dipasang oleh Si Jahat

itu! Tetapi bagaimana dapat kita melakukan hal ini jika kita belum mengetahui apa jerat itu dan dimana jerat itu terdapat?

Untuk menemukan bahaya itu dimana ia itu benar-benar mengintai, marilah kita meninjau secara singkat ke belakang kepada jerat-jerat yang terdahulu, menurut masa-masa periodenya dalam mana sekaliannya itu telah jadi, dimulai dengan Pergerakan yang tercatat pertama sekali :

Pergerakan Nuh telah diciptakan untuk membangun bahtera baik sebagai sebuah amaran terhadap air bah yang akan datang maupun sebagai sebuah tempat berlindung dari pada air bah. Balok rintangan khusus yang dipasang oleh Setan menghalangi jalan orang banyak pada masa itu, direncanakannya dari kenyataan bahwa belum pernah dalam seluruh alam pernah manusia menyaksikan sesuatu yang memberikan bukti kenyataan yang begitu jauh mengenai kemungkinan akan terjadinya suatu perwujudan yang sedemikian ini seperti hujan misalnya. Sesuai dengan itu, sambil bersandar pada pengetahuan alam mereka yang terbatas dan mengenai kemampuan-kemampuannya, maka mereka telah mengejek dan mengolok-ngolok ilmu pengetahuan Nuh itu berikut amaran malapetakanya, lalu mereka meneruskan “makan dan minum, dan kawin-mawinnya, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan tidak mereka sadari sampai datang air bah itu, menghanyutkan mereka semuanya.” Matius 24 : 38, 39.

Oleh sebab itu, maka ditinggikannya akan ilmu pengetahuan manusia dan diremehkannya akan ilmu pengetahuan samawi, telah merupakan jerat khusus yang telah menjatuhkan orang-orang yang hidup sebelum air bah itu. Nasib mereka benar-benar mengamarkan kepada kita supaya secara seksama menghindari kekeliruan mereka itu.

Dalam Pergerakan Abraham, bapa dari segala orang percaya itu telah dipanggil untuk meninggalkan kota-kota dari dunia kuno yang lalu, dengan harapan

bahwa pada sesuatu waktu pergerakan itu akan berhasil menguasai tanah perjanjian. Menyadari sepenuhnya akan hal ini, maka Setan bekerja dengan sekuat tenaga untuk mengalihkan perjalanan Pergerakan itu ke dalam kota-kota dari bangsa-bangsa sepanjang perjalanan itu. Pada balok rintangan inilah Lot jatuh, dengan akibatnya bahwa sewaktu Tuhan pada akhirnya merebut dia keluar dari kebinasaan kota Sodom itu, sebagai sebuah puntung yang dipetik dari tengah-tengah api, maka ia telah keluar sebagai orang yang termiskin daripada semua orang miskin.

Demikianlah kota-kota dunia telah merupakan tempat-tempat tinggal bagi orang-orang yang hidup pertama sesudah air bah. Kiranya kita tidak akan kehilangan semua yang ada di dalamnya, seperti Lot.

Pergerakan Musa telah dibawa keluar dari Mesir untuk menguasai tanah perjanjian, dan untuk menjadi sebuah kerajaan di sana. Secara licik Setan menyesuaikan godaan-godaannya dengan kecenderungan-kecenderungan mereka, maka Setan mengilhami orang-orang yang sudah berumur tua sewaktu mereka meninggalkan tanah Firaun itu, untuk terus menerus bersungut-sungut, berbantah-bantah, suka mencari kedudukan dan pemberontakan, dan akhirnya mengisukan perasaan takut terhadap para penduduk yang katanya seperti raksasa-raksasa dari tanah perjanjian itu. Karena mereka lalai menyadari akan kekuatan dirinya sebagai tangan Tuhan  yang berkuasa, maka mereka telah dipaksa untuk mengembara empat puluh tahun lamanya di padang belantara, lalu disana mereka semuanya mati menjadi tulang-tulang kering, dan hanya dua dari antara orang-orang yang berumur itu pada waktu mereka keluar dari Mesir yang berhasil.

Oleh sebab itu ketidak-percayaan, keras kepala, tidak percaya kepada kepemimpinan Ilahi, dan suka mencari kedudukan telah menjadi hantu berkepala empat yang telah menelan orang banyak dari Eksodus itu. Dan

sekaliannya ini pun akan menelan setiap orang percaya penganut Kebenaran Sekarang yang sesat ke dalam sarang mereka.

Pergerakan Kanaan di bawah Yosua telah dibersihkan dari semua orang-orang berdosa dan ditugaskan untuk menguasai tanah perjanjian itu, mengusir keluar orang-orang Kapir dari dalamnya, dan mendirikan sebuah kerajaan yang kekal. Karena mengetahui bahwa kelanjutannya adalah bergantung pada kepatuhan mereka kepada petunjuk-petunjuk Tuhan oleh perantaraan nabi-nabi-Nya, maka Setan menggerakan orang banyak itu untuk mengolok-ngolok para utusan Allah, meremehkan firman-Nya, dan menyalahgunakan para nabi-Nya, “sampai akhirnya murka Tuhan bangkit melawan umat-Nya, sehingga tidak ada lagi obatnya” (2 Tawarikh 36 : 16), lalu diserahkan-Nya mereka itu kembali menjadi tawanan bangsa-bangsa lain.

Sebab itu bagi rakyat kerajaan itu, para nabi adalah merupakan batu karang ujian yang besar -- sebuah batu karang pada mana tidak satupun zaman sebelumnya ataupun semenjak itu didapati bebas dari kejatuhan. Oleh sebab itu, maka orang-orang yang bijaksana di waktu ini tidak akan mau “meremehkan nubuatan-nubuatan.” 1 Tesalonika 5 : 20.

Pergerakan Rasul-Rasul telah dilahirkan untuk memberitakan pemindahan tugas pelayanan tempat kesucian bumi ke “tabernakel surga, yang didirikan oleh Tuhan sendiri, dan bukan oleh manusia” (Ibrani 8 : 2), dan untuk membaptiskan “dalam nama Bapa, dan Anak, dan Rohulkudus” (Matius 28 : 19) semua orang yang bertobat daripada dosa-dosanya. Namun untuk mengacaukan rencananya, Setan lalu berusaha menciptakan suatu bentuk penipuan yang lain,  dan dengan perginya rasul-rasul ia dengan cepat berhasil membuat sidang melupakan sama sekali

baik akan kebenaran tentang keimamatan Kristus maupun kebenaran tentang baptisan, lalu sebagai gantinya didirikan suatu model keimamatan ciptaan di bumi dan baptisan terhadap anak-anak bayi.

Dengan demikian karena dipimpin untuk tidak mempercayai dan mengabaikan pelayanan-pelayanan tempat kesucian dan baptisan, sebagai penyelamatan mereka yang utama, maka sidang Kristen telah jatuh melalui pintu jerat Setan ke dalam kekeliruan. Dan pintu itu masih tetap terpasang untuk menangkap kaki-kaki orang-orang yang tidak berhati-hati -- yaitu semua orang yang mengabaikan atau meremehkan Kebenaran yang terus berkembang diungkapkan di dalam pekabaran pemeteraian khusus bagi waktu ini.

Pergerakan-Pergerakan Protestan telah bangkit untuk menyatakan dan memanfaatkan keunggulan Alkitab, sebab dunia sebelum reformasi yang lalu terikat dalam kegelapan oleh peraturan agama manusia yang tidak diilhami, yang tidak mengizinkan orang-orang biasa untuk memiliki Alkitab, sehingga membuat mereka bergantung pada hasil interpretasi pribadi terhadap Alkitab itu. Kemudian datanglah gereja-gereja Protestan secara berturut-turut, untuk mengembalikan Kebenaran yang sudah diinjak-injak itu, masing-masing memprotes semua penyalahgunaan ini dan perampasan-perampasan hak-hak azasi manusia, masing-masing muncul membuat dunia Kristen sadar akan perlunya Ilham yang benar dan kebebasan beragama, yaitu hak untuk memiliki sendiri sebuah Alkitab dan untuk mempelajarinya sendiri, dan kewajiban untuk menjadikan Alkitab itu dan Alkitab itu saja satu-satunya sebagai peraturan iman mereka.

Walaupun demikian, karena telah bertekad untuk menggagalkan Reformasi itu, maka Setan sejak permulaan Reformasi tetap bekerja untuk membuat setiap

anggota gereja menggemari interpretasi sendiri Injil dan teori-teori Alkitab tambahan. Akibatnya, Protestantisme di waktu ini mendapati dirinya bukan saja berjalan mengikuti jalan dari hasil interpretasi-interpretasi Alkitab yang tidak diilhami karya satu orang melainkan bahkan mengikuti banyak jalan dari hasil interpretasi-interpretasi yang tidak diilhami karya beribu-ribu orang! Dan hasilnya adalah bahwa dunia Kristen kini penuh dengan perpecahan dan kekacauan yang tidak ada tandingannya dalam sejarah -- terbukti bahwa karya besar dari bapa-bapa pendiri Reformasi Protestan itu telah diselewengkan dan telah dikembalikan ke dalam suatu kekuatan perusak yang mengacaukan rencana istimewa Allah bagi sidang di waktu ini.

Demikianlah kita saksikan bahwa Reformasi itu, yang pada dasarnya di bawah pengendalian orang-orang yang diilhami, sidang telah diangkat keluar dari kekacauan yang satu, maka kemudian di bawah pengendalian orang-orang yang tidak diilhami, kembali mereka menjerumuskannya ke dalam kekacauan yang lain lagi, dimana di dalamnya sidang bagaikan terus menggelepar-gelepar sampai sekarang. Dan jika kita tidak membiarkan Kebenaran melepaskan kita dari lumpur kekacauan yang berbahaya ini, kita tidak mungkin dapat mengalahkan Musuh Ilham itu dalam usaha yang kuat dan tidak mengenal lelah menyelewengkan semua pelaksanaan penyelamatan kita untuk menjadi senjata-senjata pembinasa kita sendiri.

Pergerakan Masehi Advent Hari Ketujuh telah ditunjuk untuk menyatakan pelayanan di tempat kesucian : “Takutlah akan Allah, dan muliakanlah Dia, karena jam pehukuman-Nya (penuaian) itu ada datang” (Wahyu 14 : 7) untuk memindahkan dari Buku Kehidupan Anak Domba, nama-nama orang-orang yang tidak mengisi botol-botol mereka dengan minyak

tambahan (Matius 25 : 3), dan orang-orang yang tidak memakaikan pakaian kawin (Matius 22 : 11), juga orang-orang yang tidak melipatgandakan talenta-talenta mereka (Matius 25 : 14 – 30); dan juga untuk membuang keluar lalang-lalang dari antara gandum (Matius 13 : 30).

Pemberitaan mengenai orang-orang mati ini adalah untuk mempersiapkan orang-orang hidup bagi pengadilan mereka yang akan datang. Karena alasan inilah, maka Setan telah mempekerjakan setiap cara untuk menenangkan orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh untuk hanya menjadi pendengar-pendengar dan pengkhotbah-pengkhotbah tetapi bukan pelaksana-pelaksana Firman; untuk seolah-olah memungut perpuluhan atas mata uang dan jintan dan adas, tetapi mengabaikan masalah-masalah yang lebih penting di dalam hukum. Tegasnya, ia telah membuat mereka menjadi tidak terkasihan dan sengsara dan miskin dan buta dan bertelanjang, oleh kelalaian mereka di satu pihak untuk melaksanakan sendiri dengan setia apa yang mereka ajarkan kepada orang lain, dan oleh kelalaian mereka di lain pihak untuk menghindarkan dirinya sendiri dari pada berbuat apa yang mereka ajarkan kepada orang lain untuk jangan diperbuat. Dan untuk menghalangi mereka daripada kesadarannya akan “kesesatan yang menyedihkan” ini (Testimonies, vol. 3, p. 254), maka ia terus mempertahankan mereka dalam kesuaman, dengan santai mengkhayalkan diri kaya dalam kebenaran sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi, walaupun pada kenyataannya mereka adalah sengsara dan kekurangan dalam segala perkara.

Jadi, jelaslah, bahwa kesuaman dan khayalan merasa kaya adalah kesalahan-kesalahan yang khas bagi orang-orang Laodikea, dan merupakan bahaya-bahaya yang jika tidak diketahui dan disingkirkan akan pada akhirnya mengakibatkan mereka akan diludahkan Allah dari mulut-Nya (Wahyu 3 : 16). Demikian inilah kembali

Tuhan dengan penuh kasih sayang memohon kepada orang-orang penganut Kebenaran Sekarang supaya berjalan dalam terang dan supaya menghindari kesuaman itu, supaya jangan mereka jatuh kembali ke dalam persangkaan diri kaya dan bertambah kekayaan sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi, lalu kembali menjadi miskin dan kekurangan dalam segala perkara. Demikianlah kita saksikan bahwa sementara Setan tidak berhasil menjatuhkan setiap anggota secara pribadi namun ia telah mampu menjatuhkan setiap Pergerakan sampai kepada hari ini.

Pergerakan Jam-Kesebelas karena merupakan yang terakhir sekali, maka dengan sendirinya berada dalam bahaya yang terbesar daripada semuanya. Jadi, betapa perlunya kita supaya membuka mata lebar-lebar supaya jangan kita pun ikut jatuh! Walau bagaimanapun, Pergerakan ini adalah usaha injil yang terakhir, maka ia harus “memberikan kuasa dan dorongan” kepada Pekabaran Malaikat Yang Ketiga dan “menerangi bumi dengan kemuliaannya” (Wahyu 18 : 1); ia harus menang, walaupun setiap Pergerakan yang mendahuluinya telah gagal. Ia ini bertujuan, bukan untuk “bernubuat lagi” kepada “banyak bangsa-bangsa” (Wahyu 10 : 11), melainkan kepada “semua”. Dan karena ia harus pergi kepada orang-orang yang belum mendengar akan kemasyuran nama-Nya, dan untuk membawa ke rumah Tuhan semua umat kesucian “keluar dari segala bangsa-bangsa” (Yesaya 66 : 19, 20), maka ia dengan sendirinya telah diramalkan untuk mampu bertahan. Untuk memungkinkan terlaksananya maksud yang telah direncanakan sebelumnya ini, maka Allah kini sedang memegang kendali pemerintahan di dalam tangan-Nya sendiri (Testimonies to Ministers, p. 300), untuk menyucikan sidang dengan cara menyingkirkan dari dalamnya lalang-lalang, dan untuk menjaganya tetap bebas lalang mulai dari sekarang dan seterusnya, supaya dapat ia berdiri di atas Gunung Sion bersama-sama dengan Anak Domba itu (Wahyu 14 : 1).

Memang, dalam keadaan yang sesungguhnya daripada masalah itu, Pergerakan Jam-Kesebelas harus menang, sebab dia adalah yang terakhir, yaitu orang yang akan mengumpulkan penuaian ke dalam lumbung, maka sekiranya dia gagal, setiap orang di dunia di waktu ini akan tetap hilang untuk selama-lamanya. Oleh sebab itu terdapat alasan ganda bahwa Tuhan menjanjikannya untuk tetap berdiri. Demikianlah orang-orang Davidian telah dipanggil ke “Kerajaan itu untuk waktu yang sedemikian seperti sekarang.”

“Karena”, demikian pernyataan Firman, “oleh api dan oleh pedang-Nya Tuhan akan menuntut kepada semua orang : maka besarlah kelak pembunuhan Tuhan itu ..... Maka Aku akan mengutus orang-orang yang luput dari antara mereka itu kepada bangsa-bangsa ..... Dan mereka akan menyatakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa Kapir. Dan mereka akan menghantarkan semua saudaramu bagi suatu persembahan kepada Tuhan keluar dari segala bangsa.” Yesaya 66 : 16 – 20.

“Dan mereka (orang-orang Kapir itu) akan menyebut mereka itu, Umat yang suci, Umat tebusan Tuhan.” Yesaya 62 : 12.

“Tetapi siapakah yang dapat bertahan pada hari itu .....? Siapakah yang dapat berdiri apabila kelihatalah Ia? Karena Ia adalah bagaikan suatu api pembersih, dan seperti sabun binara.” Maleakhi 3 : 2.

Maka lebih banyak lagi alasan, bahwa para penganutnya harus diuji dan harus terbukti pantas. Oleh sebab itu, apakah yang merupakan bahaya yang pertama dan yang terbesar menghadapi orang-orang penganut Kebenaran Sekarang di waktu ini?

Dengan berakhirnya perjalanan yang panjang di depan, maka pekerjaan ini belum pernah ada sedemikian besarnya, waktu

yang tersedia untuk melaksanakannya belum pernah ada sedemikian singkatnya, dan para pekerjanya belum pernah ada sedemikian sedikitnya, seperti sekarang. Oleh sebab itu, maka terbukti dengan sendirinya bahwa usaha Setan yang terbesar pada jam inilah yang pasti menjadi penyebab terbuang-buangnya waktu dan pekerjaan tidak terlaksana.

Sebab itu, bangunlah hai penganut Kebenaran-Sekarang! Bangkitlah segera kepada tugas yang tersedia, maka “apapun juga yang dapat diperbuat tanganmu, lakukanlah itu dengan segala kekuatanmu.” Pengkhotbah 9 : 10. Jangan lagi membuang-buang waktu, karena setiap waktu yang berharga itu adalah penting bagi penyelamatan jiwamu sendiri dan bagi jiwa-jiwa orang lain. 

APAKAH KATA ROH KEPADA LAODIKEA? 

Pertanyaan  No. 5 :

Bukankah Laodikea dalam kesuamannya berada dalam suatu kesempurnaan kondisi yang berbahaya yang ditentang oleh rasul Paulus dalam amarannya sewaktu ia mengatakan : ‘Hendaklah orang yang menyangka dirinya berdiri supaya perhatikan agar jangan sampai ia jatuh’?

Jawab :

Sejarah Alkitab berulang kali berisikan pelajaran yang menyedihkan bahwa apabila sesuatu umat berjalan salah, seperti yang diperbuat Israel di zaman Eliyah yang kemudian di zaman Kristus, maka mereka tidak lagi sadar akan kesalahan mereka. Demikian juga terulang bahkan pelajaran yang lebih menyedihkan lagi bahwa orang-orang yang sedemikian itu seringkali menyalahartikan usaha-usaha Allah untuk membawa mereka kepada kesadaran akan kekeliruan-kekeliruannya. Sebab itu sekali mereka terbawa sesat daripada ajaran-ajaran para nabi,

lalu tertawan oleh kepemimpinan manusia baru yang lebih menarik, maka usaha untuk membebaskan maupun untuk memperbaiki mereka hampir-hampir tidak mungkin lagi. (Bacalah Prophets and Kings, pp. 121 –126).

Dalam berbagai jalan, kelemahan yang berbahaya yang menjadi sifat daripada setiap Pergerakan, semenjak dari Pergerakan Israel sampai kepada Pergerakan Laodikea, adalah dalam “meletakkan kembali landasan pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang mati.” Ibrani 6 : 1. Dan apa yang lebih mendasar lagi, dan yang lebih mendesak kepada sasaran, ialah bahwa setiap Pergerakan sama-sama gagal untuk maju dari pekabaran yang satu kepada pekabaran berikutnya, dan untuk terus maju untuk mencapai tujuan akhirnya dari pada hasil-hasil yang sukar  dimengerti dalam pengetahuan ilahi. Malahan, masing-masing jatuh dari semua ketinggian pengalaman kekayaannya sendiri yang mula-mula, yaitu turun sampai mencapai kemelaratan rohani, karena ia gagal mengatur langkahnya mengikuti Kebenaran itu. Setiap Pergerakan panggilan Ilahi secara tiba-tiba berhenti gerak majunya setelah ia dengan gembira memuaskan dirinya bahwa ia masih dalam langkah-langkahnya yang suci menuju ke Gunung Kesempurnaan, bahwa ia sedang “berkembang, dan bahwa damai dan kesejahteraan rohani” terdapat “pada semua perbatasan(nya)” (Testimonies, vol 5, p. 217), padahal kenyataannya sangat bertentangan dengan kebenaran. Demikian pula yang diikuti oleh Laodikea, yang menyangka dirinya semua benar, pada hal dia sama sekali keliru.

Belum pernah dalam sejarah kekejaman dari dunia yang dibanjiri dosa ini terdapat sedemikian besarnya bahaya dan sedemikian besarnya kebutuhan yang telah menantang sidang. Dalam keseluruhan bahaya yang meliputi ini, “apakah yang dikatakan Allah tentang umat-Nya? -- ‘Tetapi inilah umat yang dirampok dan dijarahi; mereka

lalu tertawan oleh kepemimpinan manusia baru yang lebih menarik, maka usaha untuk membebaskan maupun untuk memperbaiki mereka hampir-hampir tidak mungkin lagi. (Bacalah Prophets and Kings, pp. 121 –126).

Dalam berbagai jalan, kelemahan yang berbahaya yang menjadi sifat daripada setiap Pergerakan, semenjak dari Pergerakan Israel sampai kepada Pergerakan Laodikea, adalah dalam “meletakkan kembali landasan pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang mati.” Ibrani 6 : 1. Dan apa yang lebih mendasar lagi, dan yang lebih mendesak kepada sasaran, ialah bahwa setiap Pergerakan sama-sama gagal untuk maju dari pekabaran yang satu kepada pekabaran berikutnya, dan untuk terus maju untuk mencapai tujuan akhirnya dari pada hasil-hasil yang sukar  dimengerti dalam pengetahuan ilahi. Malahan, masing-masing jatuh dari semua ketinggian pengalaman kekayaannya sendiri yang mula-mula, yaitu turun sampai mencapai kemelaratan rohani, karena ia gagal mengatur langkahnya mengikuti Kebenaran itu. Setiap Pergerakan panggilan Ilahi secara tiba-tiba berhenti gerak majunya setelah ia dengan gembira memuaskan dirinya bahwa ia masih dalam langkah-langkahnya yang suci menuju ke Gunung Kesempurnaan, bahwa ia sedang “berkembang, dan bahwa damai dan kesejahteraan rohani” terdapat “pada semua perbatasan(nya)” (Testimonies, vol 5, p. 217), padahal kenyataannya sangat bertentangan dengan kebenaran. Demikian pula yang diikuti oleh Laodikea, yang menyangka dirinya semua benar, pada hal dia sama sekali keliru.

Belum pernah dalam sejarah kekejaman dari dunia yang dibanjiri dosa ini terdapat sedemikian besarnya bahaya dan sedemikian besarnya kebutuhan yang telah menantang sidang. Dalam keseluruhan bahaya yang meliputi ini, “apakah yang dikatakan Allah tentang umat-Nya? -- ‘Tetapi inilah umat yang dirampok dan dijarahi; mereka

apapun yang berikutnya untuk memberikan kuasa dan kekuatan bagi pekabaran mereka (Early Writings, p. 277). Namun demikian mereka masih tetap memuji dirinya, bahwa mereka berada di dalam lingkungan kasih sayang Allah!

“Pekabaran dari Saksi Yang Benar itu menemui umat Allah dalam suatu kesesatan yang menyedihkan, namun mereka jujur dalam kesesatan itu. Mereka tidak mengetahui bahwa keadaan mereka adalah tercela dalam pemandangan Allah. Sementara orang-orang yang ditegur itu menyombongkan dirinya bahwa mereka sedang berada dalam kondisi kerohanian yang tinggi, maka pekabaran Saksi Yang Benar itu memecahkan kesentausaan mereka dengan tuduhan yang mengejutkan tentang keadaan mereka yang sesungguhnya, yaitu buta rohani, melarat rohani, dan tidak terkasihan. Kesaksian yang sedemikian tajam dan keras itu tidak mungkin salah, karena adalah Saksi Yang Benar itu sendiri yang berbicara, maka kesaksian-Nya pastilah benar.” -- Testimonies, vol. 3, p. 253.

Sekiranya proses berpikir orang-orang Laodikea itu bukan dalam keadaan terdesak yang memerlukan suatu perbaikan rohani kembali dan orientasi kembali yang lengkap, maka mereka tidak mungkin akan “berpikir bahwa mereka adalah semuanya benar padahal mereka seluruhnya keliru”, berpikir bahwa mereka adalah “kaya” padahal pada kenyataannya mereka sama sekali “miskin” -- melarat kebenaran dan keadilan!

Sesuai dengan itu, maka tak ada lagi yang lain terkecuali sebuah pekabaran dengan “penyembuhan di dalam sayap-sayapnya” yang akan dapat menyembuhkan pikiran Laodikea itu dari penyakit rohaninya. Dalam jam krisis sidang sekarang ini “orang-orang yang malu-malu dan yang kurang percaya diri sendiri akan menyatakan dirinya secara resmi bagi Kristus dan

kebenaran-Nya. Orang-orang yang terlemah dan ragu-ragu di dalam sidang akan jadi seperti Daud -- rela berbuat dan berani.” -- Testimonies, vol. 5, p. 81. Mengapa? -- Karena mereka memperoleh janji bahwa “akan terdapat sebuah mata air yang terbuka bagi isi rumah Daud dan bagi segala penduduk Yerusalem untuk pembersihan dosa dan kecemaran.

“Maka akan jadi kelak pada hari itu, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam, bahwa Aku akan menghapuskan nama-nama dewa-dewa dari tanah itu, sehingga sekalian-nya itu tidak lagi akan diingat : dan lagi segala nabi dan roh-roh yang najis akan Ku lalukan dari tanah itu.” Zakharia 13 : 1, 2.

“Karena pada hari itu setiap orang akan membuang berhala-berhalanya ..... yang oleh tanganmu sendiri telah dibuat bagimu untuk sesuatu dosa.....Berbaliklah kamu kepada-Nya dari Siapa bani Israel telah mendurhaka dengan hebatnya.” Yesaya 31 : 7, 6.

“Pada hari itu Tuhan akan melindungi semua penduduk Yerusalem; maka orang yang lemah di antara mereka itu pada hari itu akan jadi seperti Daud; dan rumah Daud akan jadi seperti Allah, seperti malaikat Tuhan di hadapan mereka itu.” Zakharia 12 : 8.

Suara Roh melalui Yesaya juga kini sedang berseru-seru dengan nyaring: “Bangunlah, bangunlah, kenakanlah kuatmu, hai Sion; kenakanlah pakaian-pakaianmu yang indah-indah, hai Yerusalem, kota suci; karena mulai dari sekarang ini tidak akan lagi masuk ke dalammu orang-orang yang tidak bersunat dan yang najis itu ..... Betapa indahnya di atas gunung-gunung

kaki-kaki Dia yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan damai; yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan selamat, yang mengatakan kepada Sion, bahwa Allahmu memerintah!” Yesaya 52 : 1, 7.

Suara yang sama itu melalui Nahum juga menghimbau : “Tengoklah di atas gunung-gunung kaki-kaki dia yang membawakan kabar-kabar baik itu, yang memberitakan damai! Hai Yehuda, laksanakanlah pesta-pesta perayaanmu, lakukanlah janji-janji nazarmu; karena orang-orang jahat tidak akan lagi berjalan lalu melewatimu, ia telah ditumpas habis.” Nahum 1 : 15.

Tetapi dalam seluruh sejarahnya, sidang secara keseluruhan belum pernah menyambut sesuatu pekabaran dari surga. Oleh sebab itulah panggilan itu datang kepada masing-masing anggota secara pribadi. Masing-masing harus memutuskan bagi dirinya sendiri. Janganlah seorangpun membiarkan dirinya dipengaruhi oleh orang lain. Dan “tidak seorangpun berhak menutup terang itu daripada orang banyak. Apabila sesuatu pekabaran datang dalam nama Tuhan kepada umat-Nya, tidak seorangpun dapat memaafkan dirinya untuk tidak melakukan sesuatu penyelidikan terhadap tuntutan-tuntutan yang terkandung di dalam pekabaran itu. ..... Adalah karena mengikuti jalan yang sedemikian ini maka gereja-gereja yang terkenal telah tertinggal dalam sebagian kegelapan, dan itulah sebabnya pekabaran-pekabaran dari surga itu tidak berhasil mencapai mereka.” -- Testimonies on Sabbath School Work, p. 65; Counsels on Sabbath School Work, p. 28.

“Tetapi kita saksikan bahwa Allah dari surga seringkali menugaskan orang-orang untuk mengajarkan apa yang dianggap sebagai bertentangan dengan ajaran-ajaran yang sudah ada. Karena orang-orang itu yang

pernah menjadi penyimpan-penyimpan Kebenaran telah menyeleweng dari kepercayaan yang diberikan kepada mereka, maka Tuhan memilih orang-orang lain yang mau menerima sinar-sinar terang yang cerah dari Matahari Kebenaran, dan mau mengajarkan kebenaran-kebenaran yang tidak sesuai dengan pendapat-pendapat para pemimpin agama. Dan kemudian para pemimpin ini dalam kebutaan pikiran mereka, membiarkan kuasa penuh kepada apa yang dianggap merupakan penghinaan yang benar menentang orang-orang yang telah mengesampingkan dongeng-dongeng yang dijunjung tinggi. Mereka bertindak bagaikan orang-orang yang tidak waras. Mereka tidak memikirkan kemungkinan bahwa mereka sendiri belum memahami dengan tepat akan Firman itu. Mereka tidak mau membuka mata mereka untuk melihat akan kenyataan bahwa mereka telah salah menginterpretasikan dan salah mengaplikasikan Injil itu, dan telah membangun teori-teori yang salah, sambil menyambutnya sebagai ajaran-ajaran iman yang mendasar.” -- Testimonies to Ministers, pp. 69, 70.

Oleh karena orang-orang Laodikea sudah berada dalam kesesatan yang mendalam, maka bagi setiap orang dari mereka untuk menolak menyelidiki suatu pernyataan kebenaran karena takut tertipu, ialah melemahkan akal sehat. Menyelidiki dan mempelajari adalah satu-satunya penyelamatan seseorang -- satu-satunya harapan baginya untuk dapat keluar dari kesesatannya yang “menyedihkan”, “berbahaya”, “menakutkan”, sekarang ini (Testimonies, vol. 3, pp. 253, 254, 260), dan satu-satunya harapan perlindungannya yang menahan dia untuk tidak jatuh ke dalam jurang. Sebab itu ia harus belajar lebih banyak lagi daripada sebelumnya! Dan dengan berbuat demikian ia akan menemukan bahwa inilah permulaan daripada pekabaran yang sebenarnya yang harus ia miliki

untuk membersihkan sisik-sisik dari matanya dan menghilangkan kebutaan, tetapi meskipun demikian nyata, Musuh akan tetap mengikatnya dalam belenggu-belenggu kelembaman dan meninggikan diri sendiri. 

APAKAH KEBENARAN ITU MEMECAH-BELAH? 

Pertanyaan No. 6 :

Mengapakah Saudara tidak mengakui dengan tulus bahwa setiap pekabaran yang datang dari Allah tidak akan menimbulkan perpecahan dan perpisahan di antara umat-Nya? Bukankah kenyataan bahwa “Tongkat Gembala” itu telah menimbulkan kedua-duanya, sehingga cukup membuktikan bahwa ia itu tidak mungkin berisikan pekabaran mengenai jam itu?

Jawab :

Adalah benar sekali bahwa setiap ungkapan kebenaran yang baru dari Firman Allah seharusnya tidak pernah menimbulkan perpecahan dan pemisahan. Tetapi kebenaran yang menyedihkan ialah bahwa kebalikannya yang selalu menjadi kenyataan.

Untuk memuaskan dirinya penanya perlu menanyakan hanya kepada dirinya sendiri : Berapa banyak kalikah Allah telah mengirimkan kepada sidang-Nya pekabaran-pekabaran yang tidak menimbulkan kekacauan maupun perpisahan di antara umat-Nya? Sekiranya kesimpulan-kesimpulannya menunjang alasannya, maka sebagai orang-orang Kristen kita tentunya harus merubah pendirian kita lalu mengakui bahwa Tongkat itu tidak berisikan pekabaran apapun dari Allah. Tetapi, jika sekiranya sejarah sidang bertentangan dengan alam pikirannya, maka tentunya kita harus mengharapkannya, sebagai seorang Kristen yang jujur dan seorang pencari kebenaran, untuk mengakui bahwa cara berpikirnya itu tidak menolak Tongkat itu.

Sama dengan semua pekabaran-pekabaran kiriman surga yang mendahuluinya, maka pekabaran Tongkat ini sesuai dengan nubuatan Yehezkiel di dalam pasal 9, dan Testimonies to Ministers, p. 445, ditetapkan “bagi kejatuhan dan kebangkitan kembali banyak orang di Israel” (Lukas 2 : 34); maka ia itu tepatnya diperhitungkan untuk memulaikan suatu penyaringan, suatu pemisahan lalang-lalang dari antara gandum di dalam keanggotaan sidang. (Lihat juga Early Writings, p. 270).

Kenyataan bahwa pekabaran dari Tongkat itu mendatangkan suatu pemisahan, merupakan sebuah lagi kenyataan yang membuktikan bahwa sedikit-dikitnya dalam akibat yang mendasar ini, ia itu benar sejalan dengan semua pekabaran lainnya yang berasal dari Allah. Oleh sebab itu pekabaran ini menambahkan lagi suatu rangkaian lain pada rantai keemasan dari Kebenaran yang tidak mungkin ternoda ataupun terputus. “Bobotnya kenyataan itu” merupakan satu-satunya standard yang adil dan terakhir yang pantas bagi seorang Kristen yang harus senantiasa melakukan penyelidikan bagi dirinya sendiri terhadap kebenaran yang diakui. 

KRISTUS ATAUKAH HAMBANYA? 

Pertanyaan No. 7 :

Bagaimanakah Saudara mempersamakan tulisan “Gospel Workers”, p. 44, paragraf 2, dengan tulisan “Tongkat Gembala”, jilid 2, halaman 342, paragraf 2, yang dikemukakan sebagai berikut :

“Utusan itu adalah bukan Tuhan sendiri, ..... ia itu adalah seseorang yang akan menyediakan jalan bagi Tuhan.” -- Tongkat Gembala, jilid 2, halaman 342.

“Kristus, Utusan perjanjian itu, membawa kabar-kabar keselamatan.” -- Gospel Workers, p. 44.

Jawab :

Jika pada halaman 44 Gospel Workers mengaplikasikan gelar “Utusan Perjanjian” kepada Kristus, maka pada halaman 20 diaplikasikannya kepada Musa. Dalam perbandingan keduanya ini terlihat sebagai berikut:

“Sewaktu Musa dipilih sebagai utusan perjanjian, maka firman yang diberikan kepadanya adalah, ‘Hendaklah engkau menghantarkan umat itu kepada Allah.” Gospel Workers, p. 20.

“Kristus, Utusan perjanjian itu, membawa kabar-kabar keselamatan.” -- Gospel Workers, p. 44.

Sementara Gospel Workers mengaplikasikan sebutan itu kepada baik Musa maupun Kristus, maka Kristus sendiri mengaplikasikannya kepada Yohanes pembaptis. Kata-Nya “kepada orang banyak itu dari hal Yohanes ..... Tetapi apakah yang hendak engkau pergi keluar melihat? Seorang nabikah? Sesungguhnya Aku mengatakan kepadamu, bahkan lebih daripada seorang nabi. Karena inilah dia, dari halnya ada tertulis sebagai berikut : Lihatlah, Aku mengirim utusan-Ku ke hadapan wajahmu, yang akan menyediakan jalanmu dihadapanmu. Dan jika engkau mau menerimanya, maka inilah Elias, yang akan datang itu.” Matius 11 : 7, 9, 10, 14.

Karena Allah telah membuat perjanjian-perjanjian baik lisan maupun tertulis dengan umat-Nya dahulu, bahwa Ia akan mengutus kepada mereka Musa, Yohanes, dan Kristus, maka mereka itu telah datang menggenapi perjanjian-perjanjian itu. Dan karena masing-masingnya membawa sebuah pekabaran, maka masing-masing mereka dalam zamannya adalah merupakan Utusan Perjanjian itu. Meskipun demikian, kata-kata Maleakhi menjelaskan, bahwa Utusan Perjanjian itu, dalam pengertian yang paling sempurna, ialah Eliyah nabi itu (Maleakhi 3 : 1 - 5; 4 : 5), utusan yang terakhir yang menyediakan

jalan Tuhan. (Lihat Testimonies to Ministers, p. 475).

Bagaimanapun, dalam analisa yang terakhir, gelar Utusan Perjanjian itu berlaku kepada Roh Suci. Misalnya, 1 Petrus 3 : 18 – 20 menegaskan bahwa Kristus berkhotbah kepada orang-orang sebelum air bah melalui “Roh” yang sama Yang “menghidupkan” Dia. Tetapi karena Ia berkhotbah melalui Roh di dalam pribadi Nuh, bukan oleh diri-Nya sendiri, maka oleh karenanya Ia mengungkapkan kebenaran itu bahwa Roh Suci terdapat sama di dalam semua utusan-Nya.

Demikianlah “hamba-hamba Allah yang suci berbicara karena mereka digerakkan oleh Rohulkudus.” 2 Petrus 1 : 21. Kesimpulannya secara singkat, bahwa sebutan Utusan Perjanjian itu dimaksudkan kepada Roh Suci (Kristus yang tak kelihatan) yang terdapat di dalam wakil-wakil Surga yang kelihatan -- yang merupakan Musa, Yohanes, Kristus, Eliyah, ataupun beberapa orang lainnya. 

APAKAH DIPERLUKAN “MINYAK TAMBAHAN” ITU? 

Pertanyaan No. 8 :

Kepada saya diceritakan bahwa Nyonya White di dalam sesuatu tulisannya pernah mengatakan : “Kita telah memiliki semua terang yang kita perlukan sampai Yesus datang.” Dapatkah Saudara menunjukkannya?

Jawab :

Kami semua sekali belum tahu akan adanya ucapan yang sedemikian itu. Lagi pula, setiap pernyataan yang sedemikian itu akan sama sekali bertentangan dengan segala perkara yang telah ditulis Nyonya White mengenai masalah itu, seperti yang cepat terlihat dari baru dua dari sekian banyak kesaksiannya terhadap masalah ini, sebagai berikut :

“Telah ditanyakan kepada saya : ‘Adakah anda mengira bahwa Tuhan masih memiliki terang lagi bagi kita sebagai suatu umat?’ Saya menjawab bahwa Ia memiliki terang yang baru bagi kita, namun itu adalah terang lama yang berharga yang masih akan memancar keluar dari Firman Kebenaran. Kita baru hanya memiliki kelip-kelip dari sinar-sinar terang itu yang masih akan datang kepada kita. Kita belum memanfaatkan banyak daripada terang yang sudah Tuhan karuniakan kepada kita, sehingga demikianlah kita gagal menerima terang tambahan; kita belum berjalan di dalam terang yang sudah memancar atas kita.” -- The Review and Herald, June 3, 1890.

“Kita semua harus mengetahui apa yang sedang diajarkan di antara kita; karena jika sekiranya ia itu kebenaran, maka kita  memerlukannya ..... Bukan masalah melalui siapa terang itu dikirim, kita harus membuka hati kita untuk menerimanya dengan kerendahan lemah lembut Kristus ..... Ya, mudah-mudahan kita dapat bertindak sebagai orang-orang yang memerlukan terang!” “Tuhan mengirim terang kepada kita untuk membuktikan dari jenis roh manakah kita berasal. Janganlah kita menipu diri kita sendiri.” “Kita jangan sejenakpun menyangka bahwa tidak ada lagi terang, tidak ada lagi kebenaran, yang akan dikaruniakan kepada kita.” -- Gospel Workers, pp. 301, 302, 310.

Oleh sebab itu jelaslah, bahwa tidak mungkin ada seperti yang disangka terdapat di dalam tulisan-tulisan Nyonya White, bahwa kita sudah memiliki semua Kebenaran sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi. Tetapi ada terdapat di dalam Alkitab sedikit-dikitnya dua gambaran mengenai suatu umat yang secara keliru mau menyangka bahwa mereka tidak memerlukan apa-apa lagi; yaitu (1) kelima anak dara yang bodoh itu, yang mengira bahwa minyak di dalam

pelita-pelita mereka itu telah cukup untuk menerangi mereka dengan jelas sampai kepada Kerajaan itu, padahal mereka keliru, sehingga gagal mencapai tujuannya (lihat Matius 25 : 1 – 13); dan (2) orang-orang Laodikea, yang menyangka dirinya tidak memerlukan apa-apa lagi, walaupun Tuhan mengatakan bahwa mereka adalah kekurangan dalam segala perkara, dan yang sedemikian ini telah membiarkan nasib hidupnya untuk diludahkan keluar dari mulut-Nya. (Wahyu 3 : 14 – 18).

Setiap orang yang terus menyangka bahwa Nyonya White telah mengatakan : “Kita sudah memiliki semua terang yang kita butuhkan sampai Yesus datang”, jika tidak dengan cepat melepaskan pikiran itu, maka mereka akan bernasib sama dengan kelima anak dara yang bodoh itu atau dengan orang-orang Laodikea yang tidak bertobat itu. 

HUJAN AKHIR -- KAPAN? 

Pertanyaan No. 9 :

“Early Writings”, halaman 15, berbicara tentang pengumuman Allah akan hari dan jam kedatangan Yesus, dan curahan Rohulkudus atas umat kesucian. Bukankah semuanya ini terjadi pada masa tujuh celaka yang terakhir itu, tepat sebelum Kedatangan yang kedua kali? Jika sedemikian itu, maka bukankah itu menunjukkan bahwa “hujan akhir” itu akan dicurahkan atas umat Allah sesudah berakhir masa kasihan?

Jawab :

Benar, kita memahami dari kalimat dalam pertanyaan itu bahwa sampai kepada berakhirnya celaka yang ketujuh, Allah akan mengumumkan hari dan jam kedatangan Kristus, dan bahwa Ia kemudian akan menuangkan Roh-Nya ke atas orang-orang suci-Nya. Bagaimanapun, kami tidak dapat mengerti apakah penuangan ini merupakan “hujan akhir”

ataukah “hujan awal” kebenaran, atau juga merupakan kuasa yang dinubuatkan di dalam Yoel 2 : 23, 28, melainkan sebaliknya bahwa ia itu adalah manifestasi Roh Allah yang terakhir, bukan untuk mengungkapkan kepada kita sesuatu Kebenaran Injil lagi, ataupun untuk memungkinkan kita memberitakannya dengan lebih sempurna lagi, melainkan hanya untuk membaptiskan kita dengan suatu kemampuan untuk memandang Yesus muka dengan muka, “sebagai adanya Dia.” 

APAKAH SERUAN KERAS ITU SUDAH DIMULAI 

Pertanyaan No. 10 :

Sister White menulis dalam tahun 1892 bahwa Seruan Keras dari Pekabaran Malaikat Yang Ketiga itu sudah dimulai; Mohon dijelaskan mengapa orang-orang lain menyatakan bahwa ia itu belum datang. Dan apakah yang membuatnya “keras”?

Jawab :

Harus ada suatu tanda perbedaan di antara suara pekabaran sebelum Seruan Keras itu, dan suara pekabaran dalam masa Seruan Keras itu; sebab jika tidak maka itu tidak mungkin dapat disebut “keras.”

Pekabaran itu berkembang menjadi suatu Seruan Keras oleh bantuan suatu “tambahan” yang memberikan kepadanya “kuasa dan kekuatan.” Early Writings, p. 277. Oleh sebab itu, maka satu-satunya kesimpulan yang dapat diterima ialah bahwa karena sidang belum pernah menerima sesuatu pekabaran tambahan, dan karena belum pernah datang sesuatu (yang lain daripada penerbitan-penerbitan Tongkat Gembala) yang dapat memberikan “Kekuasaan dan Kekuatan” kepada pekabaran yang lama, maka Seruan Keras itu tidak mungkin sudah dimulai pada sesuatu masa mendahului pekabaran ini.

Lagi pula, “kekejian-kekejian” di dalam sidang bukan saja telah menahan dan menghalangi Seruan Keras itu melainkan juga telah mendiamkan seruan yang lebih lemah yang mendahuluinya. Memang, “malaikat sidangnya orang-orang Laodikea”, itu karena tidak mampu untuk menyelesaikan pemberitaan pekabaran itu sekalipun dalam seruannya yang lebih lemah, maka pastilah mereka juga sama sekali tidak akan mampu untuk memberitakannya dalam Seruan Keras. Jelaslah, jika ia tidak cepat-cepat sekarang bertobat lalu menyambut pekabaran tambahan yang akan memulaikan Seruan Keras itu, maka ia bukan saja akan tidak membantu memberitakannya, tetapi bahkan akan “diludahkan keluar.”

“.....hanya orang-orang yang telah tahan menghadapi cobaan dalam kekuatan Dia Yang Maha Kuasa itu”, demikianlah amaran Roh Nubuat, “yang akan diijinkan mengambil bagian dalam memberitakannya (Pekabaran Malaikat yang Ketiga itu) apabila ia itu kelak berkembang menjadi Seruan Keras.” -- The Review and Herald, No. 19, 1908.

Jadi sementara seruan yang lebih lemah itu telah diberitakan oleh orang-orang yang sudah menang, atas cobaan sebaik oleh orang-orang yang tidak menang, maka Seruan Keras itu hanya akan diberitakan oleh orang-orang yang sudah menang saja.

Walaupun Seruan Keras itu sudah dimulai dalam tahun 1892, namun ia itu telah didiamkan kembali sewaktu sidang menolak pekabaran tentang Pembenaran oleh Iman dalam tahun 1888. Dengan demikian, maka gulungan surat yang berisikan pekabaran “tambahan” yang akan memberikan “Kekuasaan dan Kekuatan” kepada Pekabaran Malaikat Yang Ketiga, untuk masa itu kemudian berhenti terbuka. Dan akibatnya, gantinya

menjadi terang dunia, maka sidang sendiri telah masuk ke dalam kegelapan. Karena inilah, maka Roh Kebenaran telah mengucapkan hukuman yang mengerikan kepada orang-orang Laodikea yang tidak bertobat, sambil memberikan janji kemuliaan hari depan yang menggembirakan kepada semua orang yang mau bangkit dan berjalan dalam terang yang memancar keluar dari tahta.

“Bagaimanakah seseorang dari saudara-saudara kita akan mengetahui kapan terang itu akan datang kepada umat Allah?” Demikianlah pertanyaan yang luas yang kemudian ditanyakan oleh Ilham. Maka jawabannya yang diilhami adalah : “Sampai sekarang kita tentunya belum melihat terang itu yang menjawab akan gambaran ini. Allah memiliki terang bagi umat-Nya, maka semua orang yang menyambutnya akan melihat betapa besarnya dosa karena tinggal dalam suatu kondisi yang suam.” -- The Review and Herald, October 7, 1890.

“Dalam manifestasi dari kuasa itu yang menerangi bumi dengan kemuliaannya, mereka hanya akan melihat sesuatu yang dalam kebutaannya mereka mengira berbahaya, yaitu sesuatu yang akan membangkitkan ketakutan mereka sehingga mereka akan menunjang dirinya untuk menolaknya. Oleh karena Tuhan tidak bekerja sesuai dengan harapan dan cita-cita mereka, maka mereka hendak menentang pekerjaan itu. Kata mereka, mengapa kita tidak kenal akan Roh Allah itu, padahal kita sudah lama dalam pekerjaan sekian tahun?” -- Bible Training School, 1907. (Dicetak kembali di dalam The Review and Herald, Nov. 7, 1918). Ucapan ini jelas memproyeksikan Seruan Keras itu ke masa berikutnya sesudah tahun 1918.

“Kasih Kristus, kasih dari saudara-saudara kita, akan membuktikan kepada dunia bahwa kita berada bersama-sama dengan Yesus dan belajar daripada-Nya. Kemudian pekabaran dari malaikat yang ketiga itu akan berkembang menjadi suatu Seruan Keras, dan seluruh bumi akan diterangi oleh kemuliaan Tuhan.” Testimonies, vol. 6, p. 401. 

APAKAH HUJAH AWAL ITU BERUPA KUASA PANTEKOSTA? 

Pertanyaan No. 11 :

“Tongkat Gembala” mengatakan, bahwa hujan awal ialah Roh Nubuat, dan hujan akhir ialah yang erat berkaitan dengan pekabaran Pantekosta pendahuluan, atau “guru kebenaran”, yang sedang diterima sidang sekarang, dan bahwa “kuasa” Pantekosta itu lain lagi halnya. Tetapi “The Desire of Ages” mengatakan, bahwa “hujan awal” itu ialah “curahan Roh di zaman rasul-rasul”, dan “hujan akhir”, curahan Pantekosta itu sendiri, akan jadi di akhir zaman. Manakah yang harus dipercayai orang?

Jawab :

Kedua buku itu sedang berusaha untuk mengucapkan apa yang Alkitab katakan, maka untuk membawakan kecocokan kita harus mempelajari kembali masalah itu langsung dari Alkitab, khususnya dari nubuatan Yoel berikut ini : “Maka bersukacitalah, hai kamu anak-anak Sion, dan bergembiralah dalam Tuhah Allahmu; karena Ia telah mengaruniakan kepadamu hujan awal itu dengan lunaknya, dan Ia akan menurunkan kepadamu hujan, yaitu hujan awal, dan  hujan akhir dalam bulan yang pertama.” Yoel 2 : 23.

Jangan seorang pun lupa melihat bahwa nubuatan Yoel itu menyebutkan kegenapan rangkap. Walaupun orang-orang yang dijanjikan hujan akhir itu, diberitahu bahwa mereka sudah diberikan hujan awal, namun sewaktu hujan akhir turun atas mereka, ia itu membawa serta hujan awal, keduanya turun bersama-sama atas mereka dalam bulan yang pertama. Pemberian bagian pertama hujan itu menunjukkannya sebagai “guru kebenaran.” Kini, jika hujan awal itu kembali dan turun bersama-sama dengan hujan akhir dalam bulan yang sama, maka kenyataan itu membuktikan bahwa hujan awal di zaman rasul-rasul itulah yang dibicarakan oleh The Desire of Ages, dan bahwa hujan awal yang jatuh dalam bulan hujan akhir itu yang dibicarakan oleh Tongkat Gembala.

Dalam bidang alamiah, hujan awal itu memecahkan dan membuat benih bertunas, dan hujan akhir menghantarkan daun kepada perkembangannya yang penuh. Demikian pula dalam bidang kerohanian, “hujan awal itu” harus menunjukkan suatu pekabaran kiriman surga untuk menumbuhkan benih rohani, dan “hujan akhir”, adalah sebuah pekabaran yang menyusul untuk mematangkan butir-butir bagi penuaian rohani. Dalam menghantarkan penerima sedemikian ini kepada kematangan kebenaran yang penuh, maka hujan awal maupun hujan akhir melambangkan dua guru kebenaran. Oleh sebab itu, dalam aplikasi yang lengkap, kedua hujan akhir zaman itu bukan saja merupakan curahan kebenaran Pantekosta pendahuluan yang pertama, yaitu ajaran-ajaran Kristus di zaman-Nya, sebagai contoh, melainkan juga merupakan curahan awal dari kebenaran Pantekosta

pendahuluan yang terakhir, yaitu kebenaran tambahan di zaman kita, yaitu contoh saingan. Pertama-tama harus ada pengungkapan kebenaran Pantekosta sebelum dapat diberikan kuasa Pantekosta untuk memberitakannya : “Maka akan jadi kelak kemudian (sesudah hujan awal dan hujan akhir itu)”, demikian firman Dia Yang Maha Tahu itu, “bahwa Aku akan menuangkan Roh-Ku atas segala manusia.” Yoel 2 : 28.

Sesuai dengan itu, maka kedua manifestasi Roh Suci ini tampaknya tidak terpisahkan. Yang pertama mengembangkan suatu umat dengan cara mengajarkan mereka dalam kebenaran; yang kedua mematangkan mereka sepenuhnya, dan memakaikan kepada mereka kuasa untuk memberitakan kebenaran itu dalam kebenaran. Dengan sendirinya, akan diberikan dalam tahap pertama pekerjaan itu “seorang guru kebenaran” yang melatih suatu bala tentara pembantu guru kebenaran bagi pelaksanaan tahap yang kedua.

Oleh karena harus ada suatu ungkapan kebenaran di zaman rasul-rasul, di zaman Nyonya White, dan di zaman kita, maka tepatlah yang dikatakan oleh The Desire of Ages, bahwa pada waktu itu (sewaktu ia itu ditulis) hujan awal adalah “hujan” kebenaran di zaman rasul-rasul. Tetapi karena pada waktu ini hujan awal itu bukan saja merupakan kebenaran dari zaman rasul-rasul, melainkan juga kebenaran dari zaman Nyonya White, maka tepatlah Tongkat Gembala dalam mengatakan, bahwa tulisan-tulisannya itu adalah “hujan awal” di waktu ini, dan bahwa hujan akhir, seperti yang ditunjukkan oleh Yoel, adalah langsung diaplikasikan kepada pekabaran yang terakhir -- yaitu pekabaran zaman ini (Yoel 2 : 23). Dengan demikian hanya (dengan hujan awal yang berupa tulisan-tulisan Nyonya White itu, dan “hujan akhir” yang berupa

Tongkat Gembala itu) dapatlah keduanya baik hujan awal maupun hujan akhir turun pada waktu yang sama, seperti yang dipersyaratkan oleh Yoel 2 : 23. Dan karena kuasa Roh Suci itu adalah menyusul kemudian daripada hujan awal dan hujan akhir, maka kuasa itu belum lagi datang. 

APABILA MEMBUTUHKAN KEBENARAN, MENGAPAKAH KUASA YANG DIMOHON? 

Pertanyaan No. 12 :

Oleh karena diberitahu supaya berdoa memohonkan curahan Roh Suci, maka beribu-ribu bahkan beribu-ribu orang dengan sungguh-sungguh melakukannya, tetapi sia-sia. Mengapa?

Jawab :

Dari waktu ke waktu banyak Pergerakan-Pergerakan Kristen secara pribadi maupun kelompok dengan sangat bersemangat telah melaksanakan doa marathon yang mengesankan dalam suatu usaha yang tekun, dan gigih untuk mendatangkan kegenapan curahan Roh Suci yang dijanjikan itu, yaitu “hujan akhir” itu. Sungguhpun demikian, oleh karena usaha-usaha berkala ini secara bermacam-macam telah berakhir dengan kekecewaan yang sangat dalam dan frustrasi, maka beribu-ribu jiwa telah menjadi kacau dan bimbang, melepaskan iman mereka selengkapnya, dan barangkali telah tenggelam ke dalam kekapiran.

Namun tidak seorangpun siswa Alkitab akan membantah bahwa Alkitab menjanjikan secara pasti suatu manifestasi tunggal Roh Suci yang dinamis, untuk memberikan kepada semua orang percaya suatu curahan kuasa istimewa yang sedemikian sama seperti yang diterima para rasul pada hari Pantekosta yang lalu, -- ya, bahkan lebih besar.

Kemudian jawaban terhadap pertanyaan, Mengapa kita tidak menerimanya sekarang? Tak dapat dihindari ialah, Karena segala persyaratan untuk menerimanya itu masih belum lagi dipenuhi. Apabila semua persyaratan itu dipenuhi, maka janji Allah yang pasti ini akan secepatnya digenapi, sama seperti halnya dengan rasul-rasul dahulu.

Oleh sebab itu, apapun yang kini sedang menghalangi orang Kristen daripada menerima karunia-karunia yang terbesar ini, maka halangan itu pasti terletak padanya saja dan bukan pada Allah.

Ada sebuah janji mengenai Penghibur itu, yaitu Roh Kebenaran (Yohanes 16 : 7 – 13 ), dan sebuah janji mengenai “hujan akhir” itu. Yoel 2 : 23, 28. Penghibur yang dijanjikan ini, rasul-rasul menerimanya pada hari Pantekosta yang lalu, dan Ia itu tinggal dengan mereka untuk selamanya; artinya, juga dengan pengganti-pengganti mereka. Tetapi karena dalam penggantian rasul-rasul itu, orang-orang yang berkemampuan rasul-rasul yang kuno itu habis, maka Penghibur itu lambat laun menghilang. Dan walaupun Ia dalam berbagai masa muncul kembali dalam bentuk Roh Kebenaran, namun kuasa Pantekosta-Nya dan kehadiran-Nya tidak pernah lagi diberikan semenjak itu. Tetapi manifestasi Roh dalam kuasa ini (Yoel 2 : 28) walau bagaimanapun, jangan sekali dikacaukan dengan manifestasi Roh Kebenaran (Yoel 2 : 23).

Gelar “hujan akhir” itu sendiri menunjukkan, bahwa manifestasi yang khusus ini terjadi di “akhir zaman” -- yaitu di zaman kita. Maka oleh perantaraan nabi Zakharia, Ilham menunjukkan bahwa ada terdapat suatu saat yang telah ditetapkan bagi

hujan akhir itu, sehingga dianjurkan-Nya : “Pintalah olehmu kepada Tuhan hujan dalam masa hujan akhir; maka Tuhan akan membuat awan-awan yang cerah, lalu memberikan kepada mereka siraman-siraman hujan, kepada setiap rumput di padang.” Zakharia 10 : 1.

Bagian yang berkaitan dari Yoel 2 : 23 itu, bagian pertama, menjelaskan bahwa “hujan akhir”,  pekabaran yang terakhir itu, ialah “seorang guru kebenaran”, yang menghantarkan kepada si penerima pengetahuan Kebenaran yang penuh, yaitu pembenaran. Oleh sebab itu, sementara orang-orang Kristen secara mendesak diminta untuk berdoa dan memohon dengan mendalam akan Roh Kebenaran itu pada segala masa, maka secara lebih mendesak lagi mereka dianjurkan untuk berdoa memohonkannya sekarang!

Seperti halnya dalam keadaan alamiah, hujan akhir itu datang bukan saja untuk membuat gandum bertumbuh melainkan juga untuk menghantarkannya sampai mencapai kematangannya yang penuh, maka, demikian pula secara analogy, Guru Kebenaran ini harus menghantarkan umat kesucian sampai mencapai ketinggian tubuh manusia yang penuh dalam Kristus Yesus (Efesus 4 : 13) -- mempersiapkan mereka bagi Kerajaan itu.

Tetapi tahap kedua, yakni kuasa yang dijanjikan itu (Yoel 2 : 28) yang datang “kemudian” sesudah “hujan akhir itu”, adalah kuasa yang sedang didoakan oleh kebanyakan umat Kristen tanpa memikirkan bahwa ada terdapat suatu tahap pertama (Yoel 2 : 23) -- yaitu “guru pembenaran” itu, yaitu suatu curahan Kebenaran Sekarang yang terakhir -- yang harus diperoleh sebelum curahan kuasa yang terakhir itu dapat direalisasikan.

Ternyata bahwa bagian yang datang “kemudian” itu, kuasa Pantekosta itu, datang

untuk memungkinkan penerimanya untuk dapat memberitakan kebenaran yang terakhir; maka kuasa ini tidak akan datang sebelum sidang sebagai sebuah badan, yaitu “setiap rumput di padang” (Zakharia 10 : 1), bukan sekelompok di sini sekelompok di sana, berhasil bergabung dengan penuh kesukaan karena pertumbuhan rohaninya untuk seluruh hujan itu yang Guru Kebenaran itu yang sekarang sudah datang, telah berhasil menghantarkannya.

Tetapi pertanyaan besar yang menantang kita di sini adalah : Kapankah “setiap rumput” setiap anggota sidang, dapat menerima Kebenaran dan kuasa yang gilang gemilang ini? Dapatkah umat yang suci dan orang-orang munafik sama-sama menerimanya? Ilham menjawab :

“Oleh api dan oleh pedang-Nya Tuhan akan menghimbau semua manusia : maka besarlah kelak jumlah orang yang dibunuh Tuhan ..... maka Aku akan mengirim orang-orang yang luput dari mereka itu kepada segala bangsa. ..... Dan mereka akan menyatakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa Kapir. ..... Mereka akan menghantarkan semua saudaramu ..... Ke gunung kesucian-Ku Yerusalem, demikianlah firman Tuhan, sebagaimana halnya bani Israel menghantarkan suatu persembahan di dalam sebuah bejana yang bersih ke dalam rumah Tuhan.” Yesaya 66 : 16, 19, 20.

Sebab itu dalam masa di antara “hujan akhir” kebenaran itu dan “curahan” kuasa Roh itu, kelak akan dimeteraikan sejumlah orang-orang yang telah menyerahkan diri yang akan luput dari antara “orang-orang yang dibunuh Tuhan itu.” Dengan perkataan lain, pada penuaian buah-buah pertama, apabila semua orang berdosa sudah disingkirkan keluar dari sidang, dan orang-orang benar sendiri yang tertinggal, seperti halnya 120 orang murid di gedung ruangan atas itu, maka hanya

pada waktu itulah dapatlah Tuhan pada akhirnya mencurahkan kuasa Roh-Nya atas semua orang, sehingga semua (orang-orang yang “luput” itu) akan bernubuat, akan memperoleh mimpi-mimpi, dan melihat khayal-khayal.

“Maka akan jadi kelak, bahwa orang yang tertinggal di Sion, dan dia yang masih tinggal di Yerusalem itu akan disebut suci, yaitu setiap orang yang tertulis namanya di antara orang-orang hidup di Yerusalem : apabila Tuhan kelak sudah membersihkan kecemaran semua puteri Sion, dan kelak sudah membersihkan darah Yerusalem dari tengah-tengahnya oleh roh pehukuman dan oleh roh pembakaran. Maka Tuhan akan menciptakan pada setiap tempat tinggal di gunung Sion, dan pada segala perhimpunannya, suatu awan dan asap pada siang hari; dan cahaya daripada suatu api yang bernyala-nyala pada malam hari; karena pada semua orang kemuliaan akan merupakan suatu pelindung. Dan akan ada sebuah tabernakel sebagai naungan pada siang hari daripada panas, dan bagi suatu tempat berlindung, dan bagi suatu tempat bernaung daripada angin ribut dan daripada hujan.” Yesaya 4 : 3 – 6.

Hanya sesudah pembersihan yang besar ini di dalam sidang (yang dilukiskan juga di dalam Yehezkiel pasal 9), barulah umat yang sisa dapat diperlengkapi untuk membawa obor Kebenaran mereka yang menyala dan penuh bersinar-sinar itu kepada seluruh dunia Kapir. Kemudian dari dalam Sion akan terbit hukum, dan firman Tuhan dari Yerusalem. Kemudian pekerjaan akan diselesaikan, “dipersingkat dalam pembenaran”, dan kemudian Tuhan akan muncul dalam kemuliaan -- terlihat oleh setiap mata (Wahyu 1 : 7).

EMPAT PULUH TAHUN TANPA PENGISIAN KEMBALI? 

Pertanyaan No. 13 :

Bagaimana bisa ia itu benar bahwa tidak ada kebenaran yang lebih maju diberikan kepada sidang selama masa periode empat puluh tahun itu dari tahun 1890 sampai tahun1930, padahal sekian banyak tulisan Nyonya White telah terbit dari tahun1890 sampai tahun1915?

Jawab :

Meskipun banyak naskah tulisan Nyonya White telah diterbitkan selama masa periode yang disebutkan di atas, namun oleh suatu pemeriksaan yang seksama akan mengungkapkan bahwa jika sekiranya sesuatu ungkapan baru kebenaran Alkitab yang keluar pada waktunya, yaitu “makanan pada waktunya” itu telah diterbitkan dalam jangka waktu itu, maka ia itu telah diungkapkan kepadanya sebelum tahun 1890. Buktinya, sejak permulaan tahun 1871 ia sendiri memberitahukan penghentian terang ini melalui Testimonies sebagai berikut : “Saya mendapat kuasa dari Allah untuk mengatakan kepadamu, bahwa tidak ada satupun sinar terang yang lain melalui tulisan Testimonies akan menyinari jalanmu, sebelum engkau mempraktikan kegunaan terang itu yang sudah diberikan.” -- Testimonies, vol. 2, p. 606.

Oleh sebab itu Kesaksian-Kesaksian (Testimonies) apapun juga yang ditulisnya di antara tahun-tahun yang disebutkan di atas (tahun 1890 dan tahun 1915), secara resmi sekaliannya itu tidak mengungkapkan kebenaran Alkitab yang tepat waktunya, melainkan terutama untuk hanya mempersiapkan nasehat, petunjuk, teguran, dan perintah dalam kebenaran dalam usaha untuk menyelamatkan orang-orang Laodikea supaya tidak diludahkan keluar. Setiap tulisan-tulisannya yang lain tetap saja, dalam gambaran nubuatan-nubuatan itu sendiri, tetap saja rahasia sampai masa empat puluh

tahun itu berakhir dengan datangnya Tongkat Gembala itu.

Sedemikian lama tanpa minyak kerohanian, maka bejana yang berisikan Kebenaran milik sidang itu perlu diisi lagi dengan minyak yang baru, supaya pelitanya dapat menerangi seluruh perjalannya sampai ke Kerajaan itu, supaya jangan ia terjatuh dari jalan yang lurus dan sempit itu pada hujung akhir perjalanan ziarahnya yang panjang itu. Demikianlah dalam kasih dan kemurahan-Nya, maka Tuhan telah mengutus Tongkat Gembala untuk menghimpunkan dan memanfaatkan terang yang sudah lebih dulu diberikan. Oleh sebab itu, sekaranglah, perintah Tuhan : “Dengarlah olehmu akan Tongkat itu, dan akan Dia yang telah menentukannya.” Mikha 6 : 9. 

ADAKAH TONGKAT GEMBALA MENETAPKAN WAKTU NUBUATAN? 

Pertanyaan No. 14 :

Dalam ucapan yang berikut ini, “Sementara Allah membersihkan jalan bagi tujuh bela yang terakhir itu dengan cara membaringkan sebagian umat-Nya tidur di dalam kubur, maka Ia telah berbuat yang sama bagi peristiwa itu yang terjadi dalam tahun 1931 (sekiranya tahun itu benar)”,  apakah ini berarti “Tongkat Gembala”, jilid 1, hal. 219 (bahasa Inggris), mengajarkan bahwa pehukuman orang-orang mati itu berakhir dalam tahun 1931 atau sekitar itu?

Jawab :

Dalam ucapan yang dipertanyakan di atas, Tongkat Gembala sama sekali tidak menunjuk kepada Pemeriksaan Pehukuman itu.  Pekabaran itu sama sekali tidak menetapkan waktu, baik yang tepat ataupun yang kira-kira, bagi berakhirnya pehukuman orang-orang mati, ataupun bagi dimulainya pehukuman orang-orang hidup. Waktu berakhirnya peristiwa yang satu dan dimulainya

peristiwa yang lain, tidak akan diketahui sebelum peristiwa yang satu berlalu dan yang lain itu mulai.

Mengenai tahun 1931 itu dan peristiwa yang berkaitan dengannya, kami belum memperoleh terang lebih jauh pada waktu ini dari pada yang terdapat di dalam buku Tongkat Gembala, jilid 1, hal. 108 – 114 (bahasa Inggris), dan jilid 2, hal. 275 (bahasa Inggris). Adalah pada akhir tahun 1930 dan permulaan tahun 1931 pekabaran di dalam Tongkat Gembala itu terbit, yang mengungkapkan kebenaran tentang 144.000 itu dan seruan bagi reformasi. Oleh sebab itu, karena ia itu belum benar-benar dimengerti sebelumnya bagaimana keadaan peristiwa itu kelak, namun setelah genap waktunya tiba dan karena tidak ada peristiwa lainnya yang jadi terkecuali ini, maka oleh karenanya ia itu diindentifikasikan sebagai peristiwa yang diramalkan di dalam Yehezkiel pasal 4 dalam kaitannya dengan berakhirnya 430 tahun nubuatan itu pada waktu “gulungan suratan” itu akan terbuka untuk giliran berikutnya. 

* * * 

(Semua huruf miring dari kami) 

APAKAH YANG AKAN MENJADI LANGKAH ANDA BERIKUTNYA? 

Sekarang jika Saudara mendapat kesenangan, menghargai, dan dikuatkan melalui buku Tanya Jawab No. 1 ini, dan jika Saudara rindu untuk melanjutkan, mintalah Buku No. 2. Ini akan dikirimkan sebagai pelayanan Kristen tanpa biaya atau kewajiban.