POKOK-POKOK BERITA
Jilid 1, No. 4, 15 Oktober 1934, Los Angeles, California
Untuk Kepentingan Sidang MAHK
PESAN DARI “BAPA TERANG”
Untuk Senjata Pendobrak Yang Mengelilingi “Gunung Sion”
Yeheskiel 4 : 2
Saudara-saudara yang kekasih :
Dengarlah “dengan rajin dan dengan penuh perhatian”. Agar jubah-jubah kita jangan ternoda oleh air bah kesalahan-kesalahan dan teori-teori manusia yang terus menerus merusak “landasan” MAHK “yang mula-mula”, lalu menanggalkan “pakaian-pakaian Sion yang indah” (Yesaya 52 : 1), suatu bentuk “yang indah”, maka peraturan-peraturan yang berikut harus dipelihara dengan seksama untuk membuat kita semua mampu membicarakan perkara-perkara yang sama -- “memperbaiki landasan yang diletakkan untuk banyak generasi”; lalu “disebut, Yang memperbaiki pelanggaran, Yang memulihkan jalan-jalan supaya tempat itu dapat dihuni.” (Yesaya 58 : 12).
Ajarkanlah pekabaran itu sebagaimana adanya -- jangan tambahkan apapun ke dalamnya, dan juga jangan kurangi apapun dari dalamnya. Jangan merasa bahwa adalah kewajibanmu untuk menjawab semua pertanyaan dari setiap orang, atau menerangkan seluruh isi Alkitab dan Roh Nubuat. Hanya orang bodoh saja yang mau berbuat perkara yang demikian. Gulungan surat masih belum terbuka sampai sejauh itu. Janganlah melampaui apa yang sudah dijelaskan oleh Tongkat Gembala itu. Tanyakanlah kepada penentang-penentangmu apakah mereka dapat memberi jawaban terhadap segala sesuatu yang tertulis. Hanya orang dungu yang merasa mampu untuk berbuat demikian. Jawaban-jawaban mereka yang lalu sudah dikira benar sekarang dalam membuka gulungan surat itu, tetapi terbukti tidak ada jawaban sama sekali. Tidak pernah ada seorang nabi mengaku dapat menjelaskan segala sesuatu kepada lawan-lawannya walaupun pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab berhubungan dengan pekabarannya sendiri. Semua orang yang menuntut suatu penjelasan secara rinci sebelum menetapkan pendirian mereka, akan jatuh ke dalam “lubang yang tak terduga dalamnya.”
Kita memiliki bukti yang lebih banyak untuk menunjang pekabaran kita daripada yang dapat diberikan oleh para nabi pada zaman mereka masing-masing. Sekarang tekad Setan sama seperti masa lampau -- yang menyebabkan umat itu menghormati para nabi yang menyampaikan pekabaran kepada generasi-generasi yang terdahulu, tetapi sebaliknya menolak nabi yang menyampaikan satu pekabaran pada generasinya sendiri. Jika Setan tidak dapat berhasil melumpuhkan semua pekabaran itu, maka ia merasa senang jika mereka menolak pekabaran dengan cukup untuk membuat mereka meragukan kata-kata utusan itu. Kesempatan mereka untuk ragu didorong oleh karena mereka tidak mau diganggu, atau karena motif-motif mereka tidak mau dibatasi.
Jangan sisipkan ke dalam pekabaran “Tongkat Gembala” itu semua tafsiranmu sendiri terhadap Alkitab dan terhadap tulisan-tulisan Sister White, dan juga jangan memasukkan apa saja pun pendapatmu pada segala sesuatu yang tertulis di dalamnya sebelum terlebih dahulu menyampaikan semua pendapatmu ke kantor ini. Jika pengakuanmu pada sesuatu pokok masalah, yang mungkin saudara pegang sebagai hal yang benar, dan didapati demikian lalu diterima sebagai yang bernilai oleh kantor ini setelah diadakan pemeriksaan secara cermat, maka kami dapat menerbitkannya serta membagi-bagikannya ke seluruh jajaran kita, jika hal itu saudara kehendaki. Tetapi jika kami tidak melihat ada terang dalam penyajian perkataan atau dokumen pernyataan saudara, maka kami akan memberitahukan hal ini kepada saudara secepat mungkin. Kemudian jika saudara merasa tidak yakin kepada hasil pertimbangan kami, maka saudara dipersilahkan untuk mengetahui bahwa kami tidak akan berusaha untuk merintangi cara saudara mengajar hal yang sama dan juga tidak akan melarang mereka yang ingin membaca atau mendengar ceramah-ceramah saudara. “Hendaklah setiap orang benar-benar yakin di dalam hatinya sendiri” adalah menjadi sikap kita. (Roma 14 : 15).
Tetapi jika ada di antara saudara-saudara telah bersalah mengajarkan sesuatu dari tafsirannya sendiri dengan biaya Tongkat Gembala, maka kepada saudara akan diberi waktu selama 30 hari, dalam mana saudara dapat menulis dan memberitahukannya ke kantor ini, serta menjelaskan tema daripada ajaran saudara dan juga tujuan pelajaran saudara. Jika saudara berniat untuk menariknya kembali, perbuatlah demikian dan tidak akan ada orang yang mempersalahkan saudara. Tetapi jika saudara gagal mematuhi segala persyaratan yang ada di sini, maka saudara hendaklah mengetahui sekarang bahwa saudara dapat mengirimkan surat pengunduran diri saudara dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan, sehingga kami akan membebaskan saudara dari setiap tugas pekabaran kita yang akan datang.
Barangsiapa yang tidak mengindahkan perintah ini akan dianggap sebagai seorang penjaga yang tidak setia, sebagai seorang yang membunyikan trompet yang tidak menentu. Baca Traktat No. 4, “Berita-Berita Terakhir Bagi Ibu”, hal. 65, 66. (Bahasa Inggris).
(Simpanlah catatan ini baik-baik)
“Hendaklah kamu menjadi pelaku-pelaku Firman, dan bukan hanya pendengar-pendengar saja, sebab jika tidak demikian maka kamu menipu dirimu sendiri. Sebab jika seseorang hanya mendengar Firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seseorang yang sedang mengamati-amati bagaimana mukanya yang sebenarnya di depan cermin : karena baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi, dan lupa bagaimana rupanya.” (Yakobus 1 : 22 – 24)
BERITA-BERITA DARI COLORADO
Sepatah kata dari Saudari Bliven --
“Saudara-saudara yang kekasih :
Kami mengadakan perjalanan yang agak sulit ke Colorado karena bus kami begitu penuh sesak, tetapi kami merasa senang setelah kami sampai di Pueblo pada tanggal 5 September, dan dari sana kami meneruskan perjalanan ke Denver, dimana Sdr. dan Sis. Warden bertemu dengan kami sekembalinya mereka dari Idaho Spring …. Pada hari Minggu yang lalu kami semua pergi ke Golden untuk bertemu dengan beberapa orang yang berminat pada kebenaran masa kini … Kemudian kami mengadakan suatu rapat dalam mana Dr. Butterbaugh telah dipilih sebagai pemimpin di sini.
Saya harus menceritakan kepada saudara tentang sidang Denver Barat. Pendeta kami telah berkhotbah tentang Roh Nubuat selama tiga Sabat berturut-turut. Dua khotbah yang pertama dapat diterima, tetapi dalam khotbahnya yang ketiga kami merasa kecewa sewaktu ia menyatakan bahwa ‘Roh Nubuat’ itu bukanlah suatu alat penguji keanggotaan gereja kita. Apakah orang-orang yang bertobat itu menerima Kesaksian itu atau tidak, namun kita tidak akan menolak mereka sebagai anggota.
Betapa aneh! Bukahkah perbuatan seperti itu sedang menghimpun dua golongan yang saling bertentangan, dan keduanya mengaku orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh? Tetapi bagaimana hal ini bisa terjadi! Tidak ada maaf untuk orang-orang yang membiarkan para anggota sampai tidak tahu tentang bagaimana dan melalui siapa pekabaran Tiga Malaikat itu dimulai.Dengan tidak meng-ajarkan kepada anggota kenyataan bahwa apabila mereka percaya pekabaran itu maka mereka juga harus percaya kepada Roh Nubuat, jadi pihak kependetaan tidak ada melakukan apapun kecuali relatif menjiplak kepada Pekabaran Tiga Malaikat.
Sekiranya pendeta itu berkhotbah seperti khotbah yang dikhotbahkannya di Denver pada zaman Musa, bukankah tanah akan terbelah untuk menelannya, atau bukankah ia akan kena tampar sementara ia sedang berkhotbah? Kapankah Allah pernah memberi maaf kepada seseorang karena tidak percaya kepada nabi-nabi yang dipilih-Nya? “Percayalah kepada nabi-Nya, maka dengan demikian kamu akan menjadi makmur”, demikianlah firman Tuhan (2 Tawarik 1 : 20). Hendaklah umat Allah memperhatikannya. Sudahkah sidang kita sampai ke tempat sedemikian dimana ia dapat berkata, Adalah tidak menjadi soal apakah para anggota percaya kepada nabi yang diutus kepada mereka atau tidak, lalu masih mengira bahwa keselamatan mereka sudah terjamin sementara mereka terus berdosa melawan Roh Kudus, -- melakukan dosa yang tidak dapat diampuni? Dari manakah mereka memperoleh kuasa untuk pelanggaran terhadap hal yang suci itu? Meskipun banyak dari pendeta-pendeta harus berterima kasih pada saat ini karena Allah tidak segera melaksanakan pehukuman-Nya, namun dukacita mereka sudah ditetapkan. Berapa lama Allah akan bersabar terhadap kejahatan ini! Janganlah kita salah paham akan pernyataan di atas. Kita berharap dapat melepaskan saudara-saudara kita dari “lubang” kemana mereka sedang tergelincir. Apakah umat Allah tidak mau mendengar seruan kita lalu bergabung dengan kita dalam doa agar Allah melakukan sesuatu untuk membangunkan sidang-Nya? Atau apakah kita membiarkan musuh melemparkan kita masuk ke dalam neraka?
Florence, Sidang Colorado Sedang Diadili
Saudara Skeels melukiskan peristiwa itu sebagai berikut :
“Pendeta Nethery dan Pendeta Lickey, juga saudara John dan Brown datang ke gereja kami yang kecil, dimana mereka hampir dua jam, memandang rendah Tongkat Gembala, dan juga setiap orang yang mau mempelajarinya. Kami yang sedang diadili membacakan kepada mereka bagian-bagian Alkitab dan juga Roh Nubuat yang dapat menjelaskan pendirian kami, tetapi kata-kata yang dibacakan tidak ada yang membawa manfaat kepada mereka selain hanya merupakan sebuah bola salju yang dilemparkan ke dalam dapur api raja Nebukadnezar yang bernyala-nyala dengan hebatnya …
Hanya Saudari Powers dan Saudari Houston yang mengungkapkan suatu kerinduan agar diijinkan untuk mempelajari lebih lanjut Tongkat Gembala sebelum menentukan pendirian mereka mengenai hal itu. Hal ini memberi kesempatan kepada mereka untuk berpikir bahwa mereka belum dapat membubarkan rombongan kami yang kecil itu, sehingga mereka terus bertengkar, lalu pada jam 10 malam saya jatuh sakit. Saya mengambil buku-buku saya dan pergi pulang. Sesudah peristiwa ini mereka mencoba untuk meyakinkan Sister Powers dan Sister Houston agar Saudara Skeels dan Saudara Mullenix dikeluarkan dari gereja, tetapi hal itu sungguh keterlaluan sehingga mereka gagal melakukannya. Sekarang mereka sedang mengawasi kami dengan ketat. Pendeta Lickey mengatakan kepada beberapa orang pada hari Rabu yang lalu bahwa Conference sudah memutuskan untuk membiarkan kami sampai waktu pertemuan perkemahan yang akan datang, dan jika tidak ada perubahan pada kami sampai pada waktu itu maka mereka akan membubarkan gereja.
Dalam Traktat No. 4, “Berita-Berita Terakhir Bagi Ibu”, telah dijelaskan segala sesuatu menyangkut diri kami. Maka dari sejak sekarang, kami sebagai satu sidang, akan mengirimkan semua perpuluhan dan persembahan kami untuk menyokong pekabaran Tongkat Gembala itu, jadi marilah kita berjaga-jaga dan berdoa. -- D.S. Skeels.
SURAT DARI GEORGIA
Saudara-saudara yang kekasih,
Saya berada di sini, di tengah-tengah masyarakat dimana saya pernah mengadakan usaha penginjilan 15 tahun yang lalu. Saya dijamu dengan ramah-tamah oleh keluarga yang pernah melayani segala keperluan saya pada waktu itu. Adalah merupakan hal yang menyegarkan melihat jiwa-jiwa yang kekasih ini minum dalam pekabaran yang mulia dari kebenaran masa kini. Benar-benar saya “mengucapkan terima kasih kepada Allah dan hati saya menjadi teguh” karena ternyata jerih payah dalam usaha penginjilan yang saya lakukan di sini pada waktu yang lampau, untuk menyampaikan pekabaran itu secara langsung -- menegakkan suatu standar yang tinggi bagi sidang, dan juga telah mengajar mereka untuk mencintai Kesaksian-Kesaksian itu. Maka dengan sendirinya sekarang mereka sudah siap untuk menerima kebenaran masa kini sebagaimana yang disajikan dalam bagian-bagian buku Tongkat Gembala itu. Kebenaran ini pertama sekali disampaikan kepada mereka oleh Saudara E.E. Kurtz.
Dalam beberapa kumpulan kebaktian kami dapati juga orang-orang yang bukan anggota jemaat MAHK, tetapi tampaknya merekalah yang bahkan berhaus dalam kebenaran masa kini daripada sebagian orang yang beragama Advent. Kenyataan ini adalah merupakan suatu bukti bagi saya bahwa Tongkat Gembala Jilid 2, sekarang harus dijual kemana saja, untuk membuka mata orang banyak serta meletakkan dasar bagi seruan keras Pekabaran Malaikat Yang Ketiga ……
Rombongan kecil dari Greenville, Carolina Selatan telah diorganisir, dan saudara akan mendengar dari mereka dari waktu ke waktu. Kami akan mencoba untuk membentuk rombongan di sini dalam satu kelompok yang telah terorganisir sebelum kami beralih ke ladang pekerjaan lain.
(Tertanda) E.T. Wilson
Saudara R.D. Oglesby mengirimkan kata-kata yang memberikan semangat dari College Park, Ga. : “Berdoalah untuk kami agar kami membawa banyak jiwa ... Kiranya jangan mengira bahwa kami tidak mau melakukan semua yang dapat kami lakukan untuk menyampaikan pekabaran ke hadapan orang banyak, karena kami yakin bahwa pekabaran Tongkat Gembala itu akan berhasil karena Tuhan berada di dalamnya.”
BERITA-BERITA DARI CAROLINA
Saudara-saudara yang kekasih :
Saya baru saja menerima salinan yang kedua dari Symbolic Code untuk mana saya sangat berterima kasih. Adalah hal yang sangat membesarkan hati untuk mendengar berita dari orang-orang yang percaya sama seperti kita. Kami sedang bersuka cita dalam pekabaran yang sangat ajaib ini, sebab itu saya ingin menceritakan secara singkat pengalaman saya.
Karena saya berkenalan erat dengan Pendeta Wilson, saya benar-benar merasa benci terhadap perlakuan yang tidak adil yang ia terima dari para pemimpin sidang MAHK sehingga hal itu telah membuat saya berhenti membayar perpuluhan, lalu memutuskan untuk bergabung dengan orang dunia. Tetapi setelah saya menerima ajaran-ajaran Tongkat Gembala yang menyelamatkan saya dari bergabung dengan dunia, saya meninggalkan pekerjaan saya yang lama, dan membaharui tekad saya untuk memelihara hari Sabat, untuk mana saya mengucapkan berulang-ulang terima kasih kepada Allah.
Saya merasa simpati kepada saudara kita ini sewaktu Pendeta Ruskjer, ketua dari Conference Uni, memandang rendah kepadanya di hadapan orang banyak yang sebelumnya mendengar khotbahnya, tetapi ketenangan dari sikap pengendalian diri yang ditunjukkannya patut mendapat penghargaan karena sekarang ia itu telah menghasilkan buah dalam sidang kami yang kecil ini dalam mana 12 orang dari antara kami bergembira menyambut pekabaran itu.
Kami telah kehilangan keanggotaan sidang, tetapi kami merasa pasti bahwa kami telah memiliki nama-nama kami tercantum dalam buku Kehidupan yang kekal.
(Tertanda) J.G. Buckheister
Kutipan dari surat Saudara H.K. Livingston’s pada tanggal 18 September 1934.
Terlalu indah untuk dilukiskan dengan kata-kata untuk menyatakan sukacita dan kegembiraan setelah saya menemukan di dalam pelajaran Tongkat Gembala itu. Pekabaran itu telah mengisi suatu kebutuhan yang telah lama ada. Saya tidak akan pernah cukup untuk memberi pujian kepada Bapa di surga atas karunia yang besar ini ... dan pekabaran itu telah menarik saya lebih dekat kepada Juruselamatku yang tadinya saya buta, sekarang saya sudah melihat dan memuji Bapaku karena terang baru yang dikirimkan kepada saya pada saat ini.
PEMBERITAHUAN PENTING
Jangan lupa waktu berdoa yang sudah ditetapkan pada setiap malam Jumat. Diharap supaya jangan mengabaikan persembahan sukarela setiap minggu untuk keperluan membagi-bagikan bahan bacaan secara cuma-cuma. Mengenai permohonan perwakilan tenaga kerja sukarela, dan untuk mendapat keterangan lebih lanjut terhadap permohonan di atas, periksalah “Code” No. 2, hal. 1; dan “Code” No. 3, hal. 5.
Semua salinan tambahan dari pertanyaan dan jawaban yang dimuat dalam Code dapat diperoleh setelah kami menerima prangko senilai 2 sen untuk setiap penerbitan “Code”.
Semua orang yang ingin mendapat kiriman “Symbolic Code” secara teratur dimohon supaya mengisi formulir di bawah ini, dengan menulis nama lengkap dan jelas. Jika nomor kotak pos digunakan sebagai pengganti nomor jalan, maka beritahukanlah kepada kami nama jalan biasa dan jalan raya juga dimana saudara tinggal. Mereka yang nama-namanya tidak tertulis dalam arsip kami sampai tanggal 15 November, tidak akan menerima “Code” terbitan bulan November. Peraturan ini berlaku untuk semua orang apakah mereka berada dalam kelompok yang terpencil atau dalam satu badan yang terorganisasi. Para pemimpin kelompok dapat mengumpulkan nama-nama setiap orang dalam kelompok masing-masing lalu mengirimkannya secara bersama-sama untuk menghemat biaya prangko. Diharap supaya permohonan ini diindahkan secepat mungkin. Jangan lupa, majalah ini dikirim kepada saudara-saudara secara cuma-cuma.
—————————— SOBEK DI SINI ——————————
Tolong tuliskan nama saya pada daftar pengiriman tetap saudara, untuk majalah bulanan “Symbolic Code”
Nama __________________________________ Jalan ___________________________
Kota __________________________________ Propinsi ___________________________
PO.BOX.No.____________________________ Negara ____________________________
Saudara Bingham dan Saudara Deeter yang bekerja di sekitar San Diego, California, melaporkan bahwa mereka yakin akan bertambahnya rombongan di San Diego. Kita berdoa supaya dalam waktu yang sangat dekat ini kita dapat menyediakan kepada para pembaca “Code” suatu laporan yang lebih banyak dan nyata mengenai keberhasilan saudara-saudara kita di tempat itu.
SARAN-SARAN YANG BERFAEDAH
Kepada setiap pemimpin dimohon agar menggunakan “Kartu Undangan” untuk membantu ceramah-ceramah umum yang akan diselenggarakannya, dan supaya usaha-usaha mereka berhasil, kami memohon agar seluruh rombongan membantu mempromosikan penyelenggaraan ceramah itu dengan memberikan sebuah kartu undangan kepada semua orang dengan siapa mereka mengadakan kontak.
Berdoalah dimana saja sebelum melakukan atau memulai sesuatu, karena hal itu akan menuntun saudara di jalan yang benar serta membantu untuk mengatasi setiap rintangan sepanjang jalan. Semua peraturan berikut adalah merupakan naluri dari Firman itu. Biarlah matamu tetap terbuka dan mulutmu tetap tertutup apabila Roh itu tidak berbicara. Jagalah supaya pikiranmu tetap bekerja dan janganlah biarkan imanmu menjadi lemah atau keteguhan hatimu menjadi tawar. Tetaplah lututmu bergerak dan jangan sia-siakan kesempatan, karena “pergerakan-pergerakan terakhir akan berlangsung cepat.” Demikianlah saudara akan “berjalan beserta Allah” seperti Henok yang dahulu, lalu diubahkan tanpa mengalami maut, maka saudara juga akan menjadi seperti itu.
Janganlah mengirimkan surat ke tempat kami yang mula-mula -- 937 W. 50th place. Tetapi nomor telepon kami masih sama -- Twin Oaks 7411. Semua surat melalui pos udara, surat-surat khusus dan surat-surat terdaftar harap supaya dialamatkan ke 10466 So. Hoover St.
Pada Tongkat Gembala Jilid I halaman 258, masih memuat alamat kami yang lama -- 5942 So. Hoover St. dan sekarang tidak digunakan lagi. Maka untuk menghindari kekeliruan pada waktu mendatang, diharap supaya surat dialamatkan ke BOX 68, Station K, Los Angeles, California.
Semua cek dan wesel hendaknya dialamatkan kepada Ny. F. Charboneau. Beritahukanlah dengan jelas setiap pemberian atau persembahan pada tempatnya yang saudara inginkan untuk kami buat yang sama, untuk mana jumlah dalam kwitansinya akan menunjukkan bahwa transaksi telah dibuat dan telah dicantumkan sebagaimana mestinya.
The Universal Publising Association
Box 68, Station K
Los Angeles, California
______________________
PERTANYAAN DAN JAWABAN
Tolong jelaskan bagaimana mencocokkan “Tongkat Gembala” Jilid 2, hal. 240, par. 2, dengan “Gospel Workers”, hal. 42, par. 2, mengenai pokok permasalahan, “Utusan Perjanjian.”
Bagi para pembaca “Tongkat Gembala” dan “Gospel Worker” sepintas lalu tampaknya secara tidak langsung masing-masingnya saling bertentangan, tetapi apabila pokok permasalahan itu dipelajari dengan cermat, maka keduanya akan dijumpai saling mendukung dengan sempurna. Pertentangan-pertentangan sedemikian, rupanya bukan hanya terdapat dalam kedua buku ini, tetapi juga terdapat di dalam buku “Gospel Workers” itu sendiri, karena sementara Kristus disebut “Utusan Perjanjian” pada halaman 44, maka sebutan yang sama dikenakan juga pada Musa pada halaman 20. Perhatikanlah perbandingannya berikut di bawah ini :
Jika kita menarik kesimpulan bahwa “Tongkat Gembala” salah karena mengatakan bahwa pekabaran Eliyah yang dijanjikan dari Maleakhi 4 : 5 adalah “Utusan Perjanjian”, dan “Gospel Workers” menggunakan julukan yang sama baik kepada Kristus maupun kepada Musa, maka kita bisa saja berpendapat bahwa Kristus juga salah menerapkan firman yang sama karena “Yesus mulai berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes … Jadi untuk apakah kamu pergi ke gurun mau melihat nabikah? Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, bahkan lebih daripada seorang nabi. Karena tentang dia ada tertulis, Lihatlah, Aku akan menyuruh utusanKu mendahului engkau, maka ialah yang akan menyediakan jalan di hadapanKu. Maka jika kamu mau menerimanya, inilah Eliyah yang akan datang.” (Matius 11 : 7, 9, 10, 14).
Di sini kita dapat menyaksikan bahwa Yesus menerapkan pekabaran Maleakhi pasal 3 menunjuk kepada Yohanes Pembaptis, dan menyebut dia Eliyah yang akan datang, tetapi pada waktu orang-orang Yahudi, imam-imam, dan orang-orang Lewi bertanya kepada Yohanes dengan mengatakan, “Apakah engkau ini Eliyah? … jawabnya, tidak.” (Yohanes 1 : 19, 21). Maka apakah kita menarik kesimpulan bahwa baik Yesus maupun Yohanes telah melanggar kebenaran? Lalu bagaimana?
Selain itu, “Gospel Workers” telah menerapkan Maleakhi 3 : 1 kepada kedatangan Kristus yang pertama, tetapi penulis yang sama telah menuliskan di dalam “The Great Controversy”, hal. 424, par. 3, bahwa ia itu menunjuk kepada kedatangan Kristus ke dalam bilik yang maha suci dalam bait suci surga pada tahun 1844; dan pada halaman 425, diterapkan kepada penyucian sidang yang diharapkan dengan segera. Kemudian, pada halaman 426, penulis menjelaskan bahwa “.... Daniel 8 : 14; yaitu kedatangan Anak Manusia kepada Yang tiada Berkesudahan Hari-Nya itu, sebagaimana yang ditunjukkan dalam Daniel 7 : 13;
dan kedatangan Tuhan ke dalam kaabah-Nya, yang sudah lebih dahulu dikatakan oleh Maleakhi, adalah merupakan gambaran peristiwa yang sama, dan ini juga telah dilambangkan oleh kedatangan pengantin laki-laki ke dalam pesta pernikahan, yang dilukiskan oleh Kristus dalam perumpamaan tentang sepuluh anak dara dari Matius 25.”
Jika hanya satu saja penempatan dari permasalahan itu yang benar, maka yang manakah yang akan kita pilih? Sekiranya orang yang bertanya mempersatukan dengan selaras semua periode yang terpisah-pisah di atas untuk penerapan Maleakhi 3 : 1, maka “Tongkat Gembala” akan membuktikan kepadanya bahwa ia selaras sempurna dengan “The Great Controversy” dan “Gospel Workers.” Meskipun pernyataan yang satu tampaknya bertentangan dengan pernyataan yang lain, namun kita harus menyimpulkan bahwa masing-masing penerapan dari permasalahan yang diilhami ini harus benar. Rasul besar itu mengatakan, “Apakah karena mereka tidak mempunyai kepercayaan dapat membatalkan keyakinan pada Allah? Allah melarang : sesungguhnya Allah itu benar, tetapi semua manusia pembohong; karena tentang hal itu ada tertulis, supaya Engkau ternyata benar dalam segala Firman-Mu, dan menang jika Engkau diadili.” (Roma 3 : 3, 4).
Masalahnya bukan terletak pada pernyataan-pernyataan itu sendiri, tetapi lebih terletak pada pengetahuan manusia yang terbatas tentang kebenaran yang terdapat di dalamnya, yang membuktikan bahwa kita berada dalam periode orang-orang Laodikea, -- “melarat, dan malang, miskin, buta, dan telanjang.” Tetapi hal yang paling buruk dari semua kebohongan, terletak pada apa yang dikatakan Tuhan kepada sidang yang sekarang, “Engkau tidak tahu”, bahwa kebodohanmu yang paling besar adalah karena engkau tidak mengerti akan kebenaran firman itu dengan benar, dan karena engkau tidak percaya kepada-Nya; perbedaan-perbedaan yang jelas kelihatan yang diperbincangkan dalam tulisan ini, adalah selaras, singkatnya, sebagai berikut :
Setiap pelajar Alkitab yang jujur, segera akan dapat mengetahui tanpa menemui kesulitan bahwa kegenapan selengkapnya dari nubuatan Maleakhi pasal 3 itu akan terjadi pada masa yang akan datang, dan secara langsung dapat menunjuk kepada “penyucian sidang”, yang tidak akan lama lagi -- yaitu penyucian “kaabah”, karena Tuhan berfirman, “Tetapi siapa yang dapat bertahan pada hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang tahan berdiri apabila Ia muncul? Karena Ia seperti api pandai emas, dan seperti sabun tukang penatu.” (Maleakhi 3 : 2.)
Walaupun Kristus dan juga “Gospel Workers” menerapkan firman-firman ini kepada kedatangan Kristus yang pertama, namun setiap pelajar sejarah kejadian yang suci akan dapat mengetahui bahwa firman-firman itu tidak menemui kegenapannya dengan sempurna pada kedatangan Kristus yang pertama; karena orang-orang Yahudi tidak “suka” kepada-Nya sebagaimana yang dinubuatkan dalam Maleakhi 3 : 1, tetapi sebaliknya, mereka membenci Dia. Dan pada waktu itu juga Kristus tidak ada menyucikan sidang-Nya sebagaimana dengan pernyataan nabi itu. Tetapi karena ternyata Kristus menerapkan Maleakhi pasal 3 itu kepada pekabaran Yohanes Pembaptis, dan karena firman ini juga tidak menemukan kegenapannya pada zaman itu, maka hal itu membuktikan bahwa Yohanes adalah merupakan contoh Eliyah yang akan datang sebelum kedatangan “hari Tuhan yang besar dan mengerikan” itu. (Maleakhi 4 : 5), pada waktu mana nubuatan itu digenapi sepenuhnya.
Maka, sebagaimana Yohanes adalah merupakan seorang utusan kepada umat Allah pada zaman itu, demikian pula halnya Eliyah yang terdapat dalam nubuatan Maleakhi pada zaman ini, adalah merupakan sebuah pekabaran yang akan disampaikan bukan kepada dunia, tetapi hanya bagi mereka yang mengaku umat Allah. Dan sebagaimana Yohanes adalah merupakan nabi yang terakhir bagi mereka, maka pekabarannya pun adalah merupakan sarana yang terakhir untuk membuat mereka layak menghadapi kedatangan Mesias, itulah sebabnya Tuan itu berkata. “Jika kamu mau menyambut, maka inilah Eliyah yang akan datang itu.” (Matius 11 : 14). Begitulah pekabaran Eliyah yang sekarang, hanya diperuntukkan bagi mereka yang mengaku umat Allah, dan harus menjadi sarana untuk mereka supaya layak menghadapi kedatangan Kristus untuk zaman ini.
Jadi sebagaimana Yohanes “.... telah menyatakan bahwa orang-orang yang mengaku umat pilihan Allah telah dicemari oleh dosa, dan tanpa penyucian hati dan kehidupan, mereka tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Mesias” (Desire of Ages, hal. 104), maka demikian halnya pekabaran Eliyah di zaman ini akan mengungkapkan kebobrokan akhlak jemaat -- “kekejian yang dilakukan di tengah-tengahnya.” (Yeheskiel 9 : 4) -- serta menegur dosa-dosa yang sudah merajalela, lalu berseru : “Penipuan yang lebih hebat mana yang menimpa ke atas pikiran-pikiran manusia karena suatu keyakinan bahwa mereka benar, padahal mereka semua salah.” Mereka tidak tahu bahwa keadaan mereka sudah tercela dalam pandangan Allah ... pekabaran kepada sidang orang-orang Laodikea adalah pekabaran yang mengejutkan.” -- Testimonies for the Church, Jilid 3, hal. 252, 253.
Pernyataan-pernyataan di atas membuktikan bahwa pembersihan kaabah yang dahulu di Yerusalem adalah merupakan satu contoh pembersihan sidang, yang akan terjadi pada waktu rumah Allah dijadikan sebuah rumah dagang dengan menjual buku-buku terbitan sidang untuk mencapai tujuan (Testimonies Jilid 8, hal. 250), pada waktu dimana Kristus “membuat cambuk dari tali-tali kecil, mengusir mereka semua keluar dari kaabah beserta semua kambing, domba, lembu; serta membalikkan semua meja penukar-penukar uang; lalu berkata kepada pedagang-pedagang burung merpati, Ambil semua ini dari sini; jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” (Yohanes 2 : 15, 16).
The “Great Controversy”, hal. 424, menempatkan Maleakhi pasal 3 untuk menunjuk kepada kedatangan Kristus pada bait suci surga pada tahun 1844, sedangkan pada halaman 425 menunjuk kepada penyucian sidang yang akan datang dan yang akan terjadi pada zaman ini, untuk mana digambarkan oleh perumpamaan sepuluh anak dara tentunya dapat dicocokkan.
Ternyata Maleakhi pasal tiga itu sekali lagi diterapkan kepada dua periode yang berbeda -- yang satu pada 1844 dan lainnya diterapkan kepada sidang yang akan disucikan -- maka hal ini membuktikan bahwa nubuatan Maleakhi itu menunjukkan adanya dua penghakiman baik penghakiman terhadap orang mati, maupun penghakiman terhadap orang hidup. Maka dari itu, ada dua kedatangan Tuhan “ke dalam kaabah-Nya” dan ada juga dua penyucian, -- pertama,
pembersihan kaabah (bait suci) terhadap orang-orang jahat yang telah mati, pada waktu mana Maleakhi 3 : 1 – 3 akan menemukan kegenapannya dengan sempurna. Perumpamaan sepuluh anak dara diaplikasikan kepada penghakiman yang kedua. Bacalah “Tongkat Gembala”, Jilid 2, hal. 180 – 186.
Seterusnya ikutilah keterangan berikut mengenai “utusan perjanjian” itu. Sebagaimana Kristus adalah merupakan “Utusan perjanjian” pada kedatangan-Nya yang pertama; maka Musa juga adalah merupakan utusan perjanjian pada waktu ia memimpin orang Israel keluar dari Mesir; dalam cara yang sama dengan pekabaran Yohanes Pembaptis; dan satu lagi dengan pekabaran orang-orang Laodikea -- keempat pekabaran itu telah disamakan kepada pekabaran Maleakhi 3 : 1. Maka di sini dapat disaksikan bahwa gelar “utusan perjanjian”, yang ditulis oleh Maleakhi, sudah digunakan kepada lebih dari satu orang,, lalu dalam cara yang sama seperti janji-janji yang diberikan kepada Israel yang dahulu, maka sekarang janji itu diterapkan kepada Israel, -- yaitu 144.000 itu.
Roh Nubuat mengatakan, “… Sekarang adalah perlu supaya pikiran umat-umat Allah terbuka untuk mengerti Alkitab. Mengatakan bahwa suatu pekabaran berarti hanya ini saja dan tidak ada lagi, yang lain supaya saudara tentunya tidak menambahkan arti yang lebih luas kepada firman-firman Kristus daripada yang sudah kita miliki pada waktu yang lalu, adalah merupakan perkataan yang tidak digerakkan oleh Roh Kudus.” -- Review and Herald, 21 Oktober, 1890.
Perkataan, “perjanjian”, berarti tidak lebih atau tidak kurang daripada suatu kesepakatan, — janji. Tentunya hal ini benar, karena Musa adalah merupakan seorang “utusan pernjanjian; yakni, janji Allah yang dibuat kepada Abraham bahwa Ia akan melepaskan keturunannya keluar dari Mesir melalui seorang nabi -- utusan. Yohanes juga sudah datang untuk menggenapi nubuatan karena ia sendiri menyatakan bahwa Yesaya telah bernubuat tentang dia (Yohanes 1 : 23), dan menurut perkataan Kristus sendiri (Matius 11 : 7, 9, 10), Maleakhi juga telah bernubuat tentang Yohanes.
Sebagaimana Allah telah mengadakan perjanjian tertulis dengan umat-Nya yang dahulu bahwa Ia akan mengutus Mesias kepada mereka yaitu Kristus yang datang untuk menggenapi janji itu, lalu menyampaikan suatu pekabaran melalui ajaran-ajaran-Nya, maka Ia adalah “Utusan perjanjian”. Tetapi firman-firman yang dituliskan oleh Maleakhi dalam pasal tiga ayat satu, membuatnya jelas bahwa sebelum Tuhan masuk “ke dalam kaabah-Nya”, Ia akan mengirim seorang utusan yang akan mempersiapkan jalan, pada waktu mana Ia akan menyucikan bani Lewi, -- orang-orang yang melayani di dalam “kaabah-Nya” -- sidang. Karena barangsiapa “yang cemar” pada saat pintu kasihan tertutup tentunya akan tetap “cemar” (Wahyu 22 : 11), hal itu berarti bahwa pekerjaan penyucian yang akan diselenggarakan Tuhan pada waktu kedatangan-Nya harus dilaksanakan pada waktu masa kasihan, lama sebelum pekerjaan Injil berakhir, sebab Ia tidak akan dapat menyelesaikannya dengan “anak-anak Lewi” yang najis -- pihak kependetaan. Kedatangan Tuhan yang khusus ini juga sudah diramalkan Jilid 5, hal. 80, 690.
Dengan melihat kepada kenyataan bahwa kedatangan Kristus untuk menyucikan sidang bukan datang untuk mengkhotbahkan pekabaran secara pribadi, sebagaimana yang Ia lakukan sebelum penyaliban, melainkan mengutus orang lain sebagai ganti-Nya, maka bagaimanakah mungkin pada zaman ini Ia dapat menjadi utusan perjanjian? Untuk pertanyaan ini hanya ada satu jawaban -- seseorang yang membawakan pekabaran itu tentunya adalah “utusan perjanjian”, dan pada waktu Tuhan mengutus dia maka ia akan menggenapi janji yang tertulis dalam Maleakhi 4 : 5. Setelah ia menyediakan jalan, maka Tuhan akan “duduk bagaikan seorang pembersih dan pemurni perak” (Maleakhi 3 : 3), “maka akan jadi kelak, bahwa mereka yang tertinggal di Sion, dan yang sisa di Yerusalem, akan disebut kudus, bahkan setiap orang yang tertulis namanya di antara orang-orang yang hidup di Yerusalem; pada waktu Tuhan telah membasuh kecemaran putri-putri Sion.” (Yesaya 4 : 3, 4).
Selanjutnya, walaupun julukan “utusan pernjanjian”, itu diterapkan lebih daripada satu orang utusan, namun mestinya itu menjadi hak Roh Kudus, karena hanya dengan adanya Roh Allah tinggal di dalam diri mereka maka mereka dapat disebut dengan julukan itu. Sebagai contoh, para pembaca kami ajak untuk memberi perhatian kepada 1 Petrus 3 : 18 – 20. Di situ dijelaskan bahwa Kristus pergi berkhotbah kepada orang-orang di zaman Nuh dengan “Roh” yang sama, yaitu Roh “yang memberi hidup” kepada-Nya. Karena sudah dijelaskan bahwa ia berkhotbah melalui roh dan bukan secara oknum, maka hal itu membuktikan bahwa Kristus menyelesaikan hal ini dengan roh yang sama melalui Nuh. Sebab itu, Kristus yang berwujud “utusan perjanjian” dan yang berada di dalam diri Nuh melalui roh, terpaksa kita akui bahwa julukan “utusan perjanjian” itu, mestinya bukan hanya diterapkan kepada orang-orang yang disebut dalam tulisan ini, termasuk Nuh, melainkan juga kepada semua utusan yang dipilih oleh Allah dalam mana Kristus ada dalam pekabaran mereka, melalui roh yang sama.
Adalah karena perpaduan dari kenyataan ini -- yaitu Roh yang berada dalam diri utusan itu sehingga Firman mengatakan, “orang-orang suci Allah telah berbicara karena mereka telah digerakkan oleh Roh Kudus.” (2 Petrus 1 : 21). Dengan menyimpulkan secara singkat, kata-kata, “utusan perjanjian”, berarti tidak lebih dan tidak kurang daripada mengatakan, Roh Kudus perwakilan Surga yang kelihatan, atau Kristus yang tidak kelihatan di dalam pekabaran.
APAKAH BINATANG DARI WAHYU PASAL 17
MENJADIKAN BINATANG WAHYU 13 MENJADI BABILON?
Tolong dijelaskan : Jika binatang Wahyu 13 : 1 melambangkan Kepausan (The Great Controversy, hal. 439, par. 1), dan jika perempuan Wahyu 17 itu adalah Babilon, maka bukankah binatang Wahyu 13 : 1 itu juga menjadi Babilon, sehingga dengan demikian termasuk juga sidang MAHK?
Kembali kepada gambar pada “Tongkat Gembala” Jilid 2, hal. 84 lalu pusatkan perhatian kepada lambang-lambang yang tercantum di dalamnya. Perhatikanlah betapa sempurna setiap lambang itu menjelaskan dirinya sendiri. Contohnya, Firman Allah menerangkan bahwa tanduk-tanduk yang terdapat pada binatang yang tidak tergambarkan itu adalah “sepuluh raja yang akan bangkit.” (Daniel 7 : 24). Artinya, tanduk-tanduk itu belum memiliki kekuasaan untuk memerintah. Itulah sebabnya, tanduk-tanduk itu tidak bermahkota, tetapi tanduk-tanduk pada binatang macan tutul telah dimahkotai, yang menunjukkan bahwa ia itu menggambarkan periode apabila raja-raja tersebut (tanduk-tanduk) sudah menerima kerajaan mereka.
Binatang yang tidak tergambarkan itu pada tahap permulaannya adalah lambang dari dunia selama pemerintahan kerajaan Romawi, sedangkan pada tahap yang kedua adalah melambangkan kelaliman kepausan. Meskipun binatang ini melalui “tanduk kecil” melambangkan kepausan, namun secara nubuatan ia juga menggambarkan bangsa-bangsa yang ada sekarang. Maka binatang itu, secara keseluruhan, bukanlah Kepausan, melainkan dunia dengan sistim pemerintahan sipil dan keagamaannya. Keadaan yang sama ini terdapat juga pada yang menyerupai binatang macan tutul, karena binatang itu juga mempunyai sepuluh tanduk (pemerintahan-pemerintahan sipil), dan tujuh kepala (sistem keagamaan) -- dunia.
Tahap Kepausan dari binatang yang tidak tergambarkan itu dilukiskan oleh sebuah lambang yang terdiri dari dua unsur -- yaitu tanduk dan kepala. Bagian tanduk menggambarkan kuasa sipil dan bagian kepala menggambarkan sistem keagamaan, -- kepausan. Kenyataan ini sekali lagi dibuktikan oleh lambang dari binatang yang menyerupai macan tutul. Di sini Kepausan hanya digambarkan oleh kepala yang sudah terluka, yang menunjukkan bahwa sepuluh tanduk yang bermahkota dan enam kepala yang tidak terluka, bukanlah kepausan. Maka dari itu, tidak ada satupun dari binatang-binatang itu merupakan kepausan seluruhnya, karena kepausan hanyalah satu bagian dari binatang-binatang itu.
Untuk membuktikan siapakah Babilon contoh saingan, dan siapa yang bukan, maka marilah kita mengambil sebuah ilustrasi melalui Israel kuno yaitu sidang Allah. Mereka dipanggil untuk berpisah dari dunia, sekalipun mereka berada di dalam dunia. Pemisahan ini telah menjadikan dua pembagian besar; yakni, sidang dan dunia.
Meskipun Israel kuno itu sudah dibawa ke Babilon, namun sebagai satu bangsa, mereka masih tetap orang-orang Israel. Maka demikian juga sidang Kristen yang mula-mula pada waktu ia jatuh ke tangan kepausan -- Babilon contoh saingan. Sidang itu sendiri bukanlah Babilon, melainkan tahluk di bawah kekuasaan Babilon -- paus sebagai kepala dari paham kekapiran.
Hal yang sama berlaku untuk gereja-gereja Protestan. Pada kenyataannya gereja-gereja itu bukanlah Babilon dan sedemikian jauh hanya sampai ke tingkat dimana mereka menaklukkan dirinya sendiri kepada Babilon. Kata “The Great Controversy” : “Tidak sampai … persatuan gereja dengan dunia akan sepenuhnya digenapi melalui kekristenan, maka kejatuhan Babilon akan sempurna. Perubahan adalah suatu hal yang terus berlangsung, namun kegenapan yang sempurna dari Wahyu 14 : 8 masih di masa yang akan datang.” (Great Controvery, hal. 390).
Oleh karena itu, konfederasi gereja-gereja Kristen, yang bersatu dengan pemerintahan-pemerintahan sipil (Great Controversy, hal. 442) akan membentuk satu kesamaan dengan kepausan; yakni, gabungan antara gereja dan negara (tanduk -- kepala). Untuk membangun suatu gabungan seperti itu tidak kurang daripada maksud untuk menghidupkan roh tanpa toleransi dan roh penganiayaan yang dilakukan oleh kepausan sebelum ia “terluka.” (Wahyu 13 : 3). Demikianlah batu karang kepausan yang telah hancur sedang dipadukan bersama-sama oleh binatang anak domba bertanduk dua (Wahyu 13 : 14) adalah merupakan pembentukan patung dari binatang macan tutul dalam periode ketika ia berkuasa melawan umat kesucian dari Yang Maha Tinggi selama empat puluh dua bulan (Daniel 7 : 25; Wahyu 13 : 5), pada mana The Great Controversy, hal. 445 sedang meminta perhatian kita. Semua orang yang membiarkan dirinya tahluk pada kuasa agama politik yang akan datang, yang tidak lain adalah Babilon yang ketiga; artinya, Babilon yang dahulu dimana umat Allah tahluk kepadanya selama 70 tahun adalah yang pertama, dan penganiayaan yang dilakukan oleh kepausan terhadap orang-orang kudus selama “satu masa, dan dua masa dan setengah masa” (Daniel 7 : 25) adalah yang kedua; dan “patung binatang” yang disebut di atas adalah yang ketiga, yang dilambangkan oleh binatang merah kermizi Wahyu pasal 17. Inilah satu-satunya binatang yang terdapat dalam Wahyu yang disebut Babilon, dimana sidang MAHK tidak termasuk di dalamnya. (Testimonies to Ministers, hal. 58, 59). Apabila Babilon yang ketiga ini sudah bangkit berkuasa, maka sekali lagi ia akan jatuh sebagaimana yang diramalkan di dalam Wahyu 18 : 2 – 24.
Masing-masing binatang itu mengandung satu pelajaran khusus. Binatang yang tidak tergambarkan, dengan satu tanduk kecil, mengungkapkan bangkitnya kepausan. Binatang macan tutul itu menunjuk kepada Reformasi yang melukai salah satu dari kepala binatang itu. Tetapi selain itu, binatang macan tutul itu juga mengungkapkan kenyataan, bahwa dengan hujat di atas kepala-kepalanya, artinya gereja-gereja yang ada sekarang telah menolak Firman Allah -- yaitu pekabaran-pekabaran. Sembuh kembali lukanya itu membawa dunia ini ke dalam keadaan keagamaannya sama seperti sebelum binatang itu terluka; yakni, menginjak-injak kebenaran sebagaimana yang terjadi antara tahun 508 dan tahun 538 TM; yaitu menghempaskan “kebenaran ke atas tanah” (Daniel 8 : 12), yang menunjuk kepada kenyataan berdirinya kepausan dan dimulainya periode 1260 tahun. Lihat gambar yang terdapat dalam “Tongkat Gembala”, Jilid 2, hal. 128.
Karena kemurtadan besar pada waktu itu telah mempersiapkan jalan bagi berdirinya kepausan, maka sembuhnya kembali luka itu pada tahun 1929 adalah merupakan persiapan untuk membentuk satu patung bagi binatang itu, -- bagi kepausan. Dalam perintah untuk melindungi “umat pilihan itu” -- 144.000 -- supaya jangan jatuh menjadi mangsa dari patung binatang itu, maka sekarang Allah sedang bersiap-siap untuk menumpas orang-orang jahat dari tengah-tengah orang benar dengan cara
menggenapi nubuatan Yeheskiel pasal sembilan. Demikianlah Allah akan mencegah sidang-Nya supaya jangan terlibat dalam Babilon.
Binatang bertanduk dua menggambarkan kuasa yang akan merupakan alat untuk membentuk patung itu, atau yang sama dengan sistem kepausan yang dahulu sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas. Melalui binatang merah kermizi digambarkan sebuah persatuan gereja, yang berkonfederasi dengan dunia.
Sidang MAHK yang dilambangkan berada pada binatang macan tutul sampai tahap itu mengungkapkan bahwa ia, sama seperti gereja-gereja Kristen yang lain, telah menolak pekabaran yang disampaikan kepadanya pada tahun 1888 dan tahun 1930. Mungkin sebahagian orang akan berusaha untuk mempertanyakan tafsiran terhadap lambang itu, namun mereka tidak akan dapat menyangkal kenyataan bahwa pekabaran-pekabaran yang disampaikan pada waktu itu telah ditolak. Keadaan yang benar saat ini membuktikan bahwa lambang itu benar. Nama yang tertulis di atas kepala-kepala yang terdapat pada binatang macan tutul itu bukan “Babilon” melainkan “hujat”. Setiap pekabaran datang melalui ilham, tetapi pekabaran yang lain daripada hal itu bukan dari Allah, sebab Alkitab mengatakan bahwa “orang-orang kudus milik Allah (para utusan) telah berbicara ketika mereka digerakkan oleh Roh Suci.” (2 Petrus 1 : 21). Oleh sebab itu, menolak satu pekabaran yang sedemikian adalah hujat melawan Roh Suci. (Matius 12 : 31). Karena semua gereja telah menolak pekabaran yang langsung disampaikan kepada mereka, maka nama hujat yang tertulis di atas kepala-kepala itu adalah suatu lambang yang paling cocok. Sebab itu, tidak ada alasan atas mana seseorang dapat memberi kesimpulan dengan benar bahwa lambang binatang yang menyerupai macan tutul itu membuat sidang menjadi “Babilon.”
Binatang macan tutul itu adalah merupakan gabungan dari semua binatang yang mendahuluinya. Mulutnya, mulut singa (Babilon), kaki dari beruang (Medo-Persia), tubuhnya macan tutul (Gerika) sepuluh tanduk (dari binatang yang tidak tergambarkan -- Romawi), kepala yang terluka (agama Katholik), dan kepala yang tidak terluka (agama Protestan), mahkota-mahkota (kerajaan-kerajaan yang ada sekarang), sekali lagi membuktikan bahwa binatang yang menyerupai macan tutul itu adalah sebuah lambang dari seluruh dunia. Gereja MAHK (kepala) yang dilambangkan pada binatang itu (dunia) dengan sebuah lambang (kepala) yang serupa dengan keenam gereja (kepala-kepala) yang lainnya tidak akan membuat gereja MAHK menjadi Babilon, terlebih lagi tidak akan membuatnya Medo-Persia, atau Gerika, atau sesuatu yang lain. Ternyata, hal itu tidaklah masuk akal jika ketujuh gereja itu (kaki-kaki dian -- Wahyu 1 : 20) tidak digambarkan dengan sebuah lambang yang sama dengan keenam gereja lainnya (Ephesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, dan Filadelfia), karena mereka semuanya (gereja Kristen yang mula-mula dan gereja-gereja Protestan) juga pernah menjadi gereja-gereja pilihan Allah sebagaimana gereja Laodikea sekarang.
Lambang itu tidak menempatkan sidang di dalam Babilon, melainkan di dalam dunia (Mesir), dan buktinya begitu jelas, baik melalui lambang-lambang maupun melalui keadaan sidang, dan tidak perlu menunggu penjelasan malaikat untuk mengakui kenyataan ini. Walaupun “Tongkat Gembala” itu dengan jelas mengatakan bahwa sidang berada di “Mesir”, yang menunjukkan kepada lawan-lawannya supaya jangan mencoba untuk memungkiri, dan sementara Tongkat meyakinkan, benar-benar, bahwa sidang bukan Babilon, namun mereka masih menuduhnya mengatakan sidang adalah Babilon! Yang dalam perbandingannya sama saja dengan mengatakan bahwa yang hitam itu adalah putih dan yang putih itu adalah hitam.
Tambahan pula, karena gereja-gereja itu sudah dilambangkan di dalam “Wahyu” oleh tujuh kaki dian (Wahyu 1 : 20), maka lambang itu tentunya termasuk gereja Kristen yang mula-mula, kemudian gereja-gereja Protestan, dan terakhir gereja MAHK, atau orang-orang Laodikea. Sidang-sidang ini bukan hanya dilambangkan oleh kaki dian-kaki dian yang sama itu, tetapi semuanya juga dikelompokkan secara bersama-sama sebagaimana yang ada pada tujuh kepala yang terdapat pada binatang yang menyerupai macan tutul itu. Jika penghimpunan ketujuh kaki dian itu tidak membuat orang-orang Laodikea menjadi Babilon, maka mengapakah akan kepala-kepala itu?
“BINATANG MANAKAH YANG SAUDARA TUNJUK
DALAM TONGKAT GEMBALA YANG BUKAN KEPAUSAN?”
Berbicara tentang persoalan mengenai binatang itu, maka Tongkat Gembala Jilid 2, hal. 151 mengatakan, “Binatang yang dibicarakan di sini adalah satu-satunya binatang yang bertanduk menyerupai domba”, yang bersama-sama dengan nabi palsu. (Wahyu 19 : 20), yang secara nubuatan dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api. Kenyataan ini dilukiskan pada halaman dibalik halaman dari mana pertanyaan itu muncul.
Tolong jawab, “Binatang manakah yang saudara tunjuk dalam pernyataan berikut ini?” Pendapat yang menyebut kepausan itu dengan binatang adalah sama sekali keliru -- Tongkat Gembala Jilid. 2, hal. 151. Melalui pernyataan ini Tongkat itu mengartikan bahwa sebutan “binatang” dalam arti kata sepenuhnya tidak pernah menunjuk kepada kepausan, karena sebutan seperti itu akan membuat “binatang itu” seluruhnya merupakan lambang dari kepausan, bukan menunjukkan bahwa kepausan hanya salah satu dari antara kepala-kepala itu, melainkan menunjukkan bahwa kepausan itu adalah dunia (binatang itu), bukan hanya bagian dari binatang itu (dunia).
Bagaimanakah saudara menyelaraskan pernyataan dalam “The Great Controversy”, hal. 445, “binatang yang menyerupai macan tutul dari Wahyu 13, -- kepausan”, dengan “Tongkat Gembala” dimana ia menjelaskan bahwa binatang yang menyerupai macan tutul itu secara keseluruhan bukanlah kepausan? Penulis “The Great Controversy” itu tidak mungkin bermaksud untuk menyatakan bahwa binatang itu secara keseluruhan adalah kepausan, melainkan kepada bahagian dari binatang itu pada mana ia membuat keterangan secara tepat; yakni, pelaksanaan pemujaan terhadap dirinya melalui binatang bertanduk dua itu, sebagaimana yang dijelaskan dalam kata-kata berikut : “patung binatang” itu menggambarkan bentuk agama Protestan yang sudah murtad (bukan bentuk kepausan yang sekarang hidup kembali) tetapi yang akan berkembang apabila gereja-gereja Protestan akan mencari bantuan penguasa sipil untuk memaksakan ajaran-ajaran mereka. Tanda dari binatang itu masih tetap akan membutuhkan penjelasan. (Great Controversy, hal. 445). Penulis keterangan di atas tidak pernah menyatakan bahwa tanduk-tanduk itu, dan enam kepala yang tidak terluka pada binatang yang menyerupai macan tutul, adalah kepausan.
* * *