Pembenaran Oleh Karunia, Pembenaran Oleh Iman, Dan Pembenaran Dari Kristus

Satu-Satunya Kedamaian Pikiran

.

Renungan Untuk Berdoa

JANGANLAH MENGUKUR PEKERJAAN ALLAH DENGAN TALI PENGUKUR MANUSIA

Saya akan membaca dari buku Christ’s Object Lessons, halaman 79, paragraf satu :

“Pemuka-pemuka agama berpikir dalam generasi ini untuk mengumandangkan puji-pujian dan mendirikan monumen-monumen bagi mereka yang telah menanamkan benih kebenaran berabad-abad yang lalu. Tidakkah banyak orang pada waktu ini sedang beralih dari pekerjaan ini menginjak-injak pertumbuhan yang keluar dari benih yang sama? Seruan dahulu kala itu kini terulang kembali, ‘Kami tahu bahwa Allah berbicara kepada Musa; kalau mengenai orang ini (Kristus di dalam diri jurukabar yang diutus-Nya), kami tidak tahu dari mana ia berasal.’ Sama seperti halnya dalam abad-abad yang terdahulu, kebenaran-kebenaran penting bagi zaman ini diperoleh bukan dari penguasa-penguasa keimamatan, melainkan dari orang-orang laki-laki dan perempuan yang tidak terlalu terpelajar atau terlalu pintar untuk percaya firman Allah, ‘Karena kamu menyaksikan panggilanmu, saudara-saudaraku, bagaimana orang pintar menurut ukuran daging, tidak banyak orang yang gagah perkasa, tidak banyak orang bangsawan yang dipanggil; melainkan Allah telah memilih perkara-perkara dunia yang bodoh untuk mengacaukan orang-orang pintar; dan Allah telah memilih perkara-perkara dunia yang lemah untuk mengacaukan perkara-perkara yang kuat perkasa.”

Bacaan ini memerintahkan kita untuk berdoa bagi orang-orang yang dianggap pintar, karena pada waktu ini sama seperti halnya di masa lalu mereka yang disebut pemuka-pemuka agama yang mulia itu pada satu pihak seolah-olah sedang mengumandangkan puji-pujian, membangun monumen-monumen bagi hamba-hamba Allah yang hidup berabad-abad sebelumnya, sementara di lain pihak mereka sedang menginjak-injak utusan-utusan Allah yang hidup dalam sejarahnya sendiri! Mereka juga, pada kenyataannya mengatakan, “Kami tahu bahwa Allah berbicara kepada Musa; kalau mengenai orang ini kami tidak tahu dari mana Ia berasal.” Kita hendaklah berdoa agar mereka dapat menginsyafi akan kekeliruannya mengukur pekerjaan Allah dengan tali pengukur manusia. Dan juga berdoalah, agar kita sendiri tidak akan jatuh ke dalam praktek-praktek yang sedemikian ini.

Copyright, 1949

Hak Cipta Dijamin

V. T. HOUTEFF

PEMBENARAN OLEH KARUNIA, PEMBENARAN OLEH IMAN, DAN PEMBENARAN DARI KRISTUS 

Khotbah V. T. Houteff

Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh

Sabat, 31 Juli 1948

Chapel Mount Carmel,

Waco, Texas

Banyak dibicarakan di antara kita dari hal “pembenaran oleh karunia” dan “pembenaran oleh iman”, juga dari hal “pembenaran dari Kristus.” Tetapi manfaat apakah semua pembicaraan ini kelak bagi kita jika kita tidak berbuat sesuatu untuk mencari apa sebenarnya semuanya ini, dan bagaimana membuat semua persoalan itu menjadi milik kita sendiri. Sebab itu kita harus tidak gagal dalam hal ini, dan kita tidak akan gagal jika kita mencari Tuhan dengan sebulat-bulat hati sambil kita menyelidiki semua contoh-contoh yang nyata yang sudah ditaruh di atas tangan saya ini oleh Roh Kebenaran.

Untuk memulai penyelidikan ini saya akan membaca dua ayat dari Injil, pertama-tama dari kitab Roma, kemudian dari kitab Ibrani :

Roma 11 : 6 “Dan jika oleh karunia, maka ia itu bukan lagi oleh karena perbuatan : sebab jika tidak demikian karunia itu bukan lagi karunia. Tetapi jika ia itu karena perbuatan, maka ia itu bukan lagi karunia, sebab jika tidak demikian perbuatan bukan lagi perbuatan.”

Kita telah terpanggil ke dalam pilihan Allah, demikianlah kata firman, bukan karena sesuatu perbuatan baik dari pihak kita sendiri, melainkan karena karunia Allah. Oleh sebab itu, kita, telah diundang untuk menjadi orang-orang Kristen, yaitu anak-anak Allah, bukan karena kita berhak untuk diangkat anak oleh-Nya, melainkan karena Ia berkenan terhadap kita. Sesungguhnya, tidak ada jalan lain oleh mana kita dapat

diselamatkan, karena kita semua telah berdosa, maka sebab itu, bagaimana dapat kita diselamatkan kalau bukan oleh Dia, yaitu oleh karunia-Nya, Ia mengampuni segala dosa kita lalu membuat kita kembali memulai dari yang baru? Inilah yang disebut suatu kelahiran kembali, kesimpulan mana ialah bahwa kita tidak berhak untuk masuk ke dalam rumah tangga Allah. Dialah yang berhak memasukkan kita.

Oleh kelahiran badani kita telah dilahirkan sebagai orang-orang berdosa, tetapi oleh kelahiran rohani kita dilahirkan sebagai orang-orang benar. Karena dilahirkan sebagai orang-orang berdosa kita mengabdi kepada dosa, tetapi karena dilahirkan sebagai orang-orang benar kita mengabdi kepada kebenaran. Karena itu bukan oleh perbuatan, melainkan oleh “karunia” sehingga kita berada sekarang sebagaimana adanya.

Ibrani 11 : 1 “Adapun iman itulah percaya yang sungguh akan hal perkara-perkara yang diharapkan, dan bukti akan hal perkara-perkara yang tidak kelihatan.”

Oleh iman, bukan oleh penglihatan, kita mengetahui bahwa kita adalah anak-anak Allah, yaitu warga negara dari pemerintahan-Nya. Dan karena demikian inilah kita tunduk kepada peraturan-peraturan-Nya dan hukum-hukum-Nya. Karena demikian inilah kita menghormati dan menghargai Dia sebagai Juruselamat dan Raja kita.

Marilah kita sekarang sebagai contoh melihat ke belakang ke sejarah Nuh. Nuh hidup di dalam sebuah dunia yang sangat jahat, seperti yang anda ketahui. Adalah sedemikian jahatnya, sehingga karena telah melebihi kemurahan Allah, maka Ia tak dapat lagi menahan diri-Nya sementara kejahatan terus berlangsung. Setelah sekian lamanya maka Ia memerintahkan Nuh supaya membangun sebuah bahtera, dan Ia berjanji bahwa semua orang, baik yang benar ataupun yang jahat, siapapun yang mau masuk ke dalam bahtera itu akan memperoleh kelepasan dari bencana banjir yang dahsyat itu. Oleh karena mereka tidak menghargai suatu tawaran kesayangan yang sedemikian ini, maka, kepada mereka ditawarkan kelepasan dari air bah hanya melalui “pembenaran oleh karunia” -- artinya mereka dihargai dengan pembenaran dan dikaruniai hidup yang mereka sendiri tidak hargai. Jadi kita saksikan “karunia” mengambil kesempatan untuk menyelamatkan orang berdosa jauh ke belakang sampai di masa sejarah Nuh. Maka demikianlah “dimana dosa melimpah, di sana karunia pun lebih melimpah lagi.” Roma 5 : 20.

Juga, di masa sejarah Abraham, hanya kira-kira 400 tahun sesudah air bah dunia telah terjerumus jatuh dalam penyembahan berhala, dan Allah telah memerintahkan Abraham untuk keluar meninggalkan rumah bapanya, meninggalkan negerinya yang penuh berhala itu, dan pergi ke suatu negeri yang lain, yaitu negeri yang diperuntukkan baginya dan bagi umat Allah saja. Dan karena setiap orang yang baik ataupun yang jahat, yang telah mengikuti Abraham dan Allahnya diijinkan dengan bebas untuk masuk ke Tanah Perjanjian itu seperti halnya orang-orang sebelum masa air bah telah diijinkan untuk memasuki bahtera, maka oleh karena itu, merekapun, diberikan “pembenaran oleh karunia; artinya mereka diberi kesempatan istimewa untuk berpihak kepada Allah dengan Abraham, dan memperoleh bagian berkat, tetapi bukan karena sesuatu perbuatan baik dari pihak mereka sendiri. Setelah bertahan sampai kepada penghabisan, maka Abraham, yang imannya tidak gagal itu telah menjadi bapa dari semua orang yang oleh “pembenaran oleh karunia” mencapai “pembenaran oleh iman.” Oleh karena anda saksikan bahwa “pembenaran oleh karunia” yang mula-mula membawa kita masuk ke dalam “pembenaran oleh iman”, maka pahalanya ialah “pembenaran dari Kristus”.

Kemudian dalam sejarah datanglah suatu masa dimana siapa saja, baik orang yang baik maupun orang yang jahat, bersama-sama mengikuti pergerakan Eksodus keluar dari Mesir, mereka memperoleh kelepasan dari tuan-tuan tanah kepunyaan Phiraun dan dari kejaran tentara Phiraun yang mengejar mereka itu dari belakang. Kelepasan ini mereka peroleh bukan karena mereka berhak memperoleh kelepasan, melainkan karena “karunia” Allah terhadap mereka itu. (Lihat Yeheskiel 20 : 1 – 8). Demikianlah “mereka semua ..... berada di bawah awan, dan semua berjalan melalui laut; dan semuanya telah dibabtis bagi Musa di dalam awan dan di dalam laut; dan semuanya memakan makanan rohani yang sama; dan semuanya meminum minuman rohani yang sama : karena mereka minum dari Batu Karang rohani yang mengikuti mereka : dan Batu Karang itu ialah Kristus”. 1 Korintus 10 : 1 – 4. Benar, melalui “pembenaran oleh karunia” tak seorangpun dikecualikan dari ikut mengambil bagian dalam berkat-berkat yang ditawarkan.

Setelah memperoleh “pembenaran oleh karunia” yang cukup untuk menyeberangi lautan, dan setelah turun ke padang belantara, maka mereka kemudian memperoleh kesempatan yang terbaik untuk mempraktekkan “pembenaran oleh iman”. Tetapi hanya orang-orang yang telah mempraktekkan “pembenaran oleh iman” yang hidup terus dan masuk ke Tanah Perjanjian. Sungguhpun demikian, orang-orang, yang tidak lagi memerlukan “iman” di padang belantara seperti yang mereka butuhkan di Mesir mereka telah binasa di padang belantara itu.

Akhirnya, tibalah masanya bagi orang-orang yang setia untuk mempusakai tanah itu. Dan demikianlah halnya bahwa hanya orang-orang yang “pembenaran oleh iman”nya telah membantu mereka, yang berhasil menyeberangi Sungai Yordan. Tak ada orang lain yang berbuat demikian. Maka bagi kebaikan kita Rasul itu telah meninggalkan nasehat yang berikut ini: “Sebab itu hendaklah kita takut, supaya jangan kita ketinggalan terhadap janji-Nya untuk masuk ke dalam perhentian-Nya, supaya jangan, barang seorang daripadamu tertinggal di belakang. Karena kepada kita Injil sudah diberitakan, sama seperti juga kepada mereka : tetapi Firman yang dihotbahkan itu tidak mendatangkan manfaat bagi mereka, sebab tiada disertai iman di dalam diri mereka yang mendengarkannya.” Ibrani 4 : 1, 2.

Sejauh penyelidikan kita sampai di sini telah kita saksikan bahwa Allah tidak pilih kasih, bahwa Ia telah berusaha untuk menyelamatkan semua umat pada segala zaman dengan cara yang sama seperti yang sedang Ia usahakan untuk menyelamatkan kita di waktu ini; bahwa Ia tidak melakukan percobaan-percobaan bagi diri-Nya sendiri -- tidak menyelamatkan kita dengan cara yang satu dan menyelamatkan orang lain dengan cara yang lain lagi.

Kerajaan pada akhirnya didirikan di Tanah Perjanjian dan umat dibiarkan untuk terus berada dalam “pembenaran oleh iman”. Tetapi seperti halnya di masa-masa yang lalu “iman” kembali menjadi layu, dan bangsa itu menjadi sedemikian jahatnya, -- begitu jahatnya sehingga Allah tidak dapat lagi membiarkannya untuk dipanggil dengan nama-Nya sementara mereka hidup di tanah-Nya itu. Segera itu juga baik kaabah maupun istana -- baik yang rohaniah maupun yang badaniah -- kedua-duanya diratakan sampai ke tanah, dan penduduknya itu

telah dibawa pergi.

Allah bagaimanapun juga tetap berpegang pada umat-Nya sama seperti seorang ibu memegang anak-anaknya, maka sesudah tujuh dasawarsa, Ia kembali memberikan kepada mereka pembenaran oleh karunia, Allah memberikan kepada mereka kesempatan untuk kembali ke tanah air mereka dimana di sana dapat mereka menikmati pembangunan dan reformasi, tetapi hanya untuk sementara waktu. Gantinya mereka terus berada dalam “pembenaran oleh iman”, mereka ternyata telah lepas dari “karunia” dan menjadi tujuh kali lebih jahat daripada para leluhurnya.

Demikianlah halnya sehingga kalau saja Allah pada waktu itu akan menyelamatkan salah seorang anggota dari bangsa itu Ia hanya dapat melakukannya dengan cara menawarkan suatu kesempatan “karunia” yang lain lagi. Kali ini Ia mengaruniakan Anak-Nya sendiri, Yesus Kristus, yaitu Juruselamat Yang memikul semua kejahatan kita. Maka kemudian, sekalipun bengis dan jahat baik bangsa Yahudi maupun bangsa Kapir semua mereka diundang kepada pemberian “karunia” yang terbesar itu, yaitu karunia yang hanya dapat diberikan oleh nyawa dari Anak Allah. Rasul-rasul sendiripun tidak karena sesuatu perbuatan baik dari diri mereka, melainkan oleh perantaraanpemberian “pembenaran oleh karunia” ini, mereka memperoleh kesempatan istimewa untuk ikut mengambil bagian “pembenaran oleh iman.”

Dan demikianlah semua orang yang tidak benar, semua pelanggar hukum Allah, selalu melalui “pembenaran oleh karunia” telah diundang untuk datang masuk kepada “pembenaran oleh iman”, yaitu satu-satunya pembenaran yang benar-benar akan memperoleh pahala “pembenaran Kristus”, dan hidup kekal. Ilham mengatakan, “Sekarang, orang benar akan hidup oleh iman : tetapi jika seseorang menarik diri, maka jiwa-Ku tidak akan berkenan kepadanya.” Ibrani 10 : 38. Saudara saksikan, orang benar itu, hidup oleh iman, tetapi orang jahat hidup oleh karunia. “Karunia”, sebagai saudara catat, bukanlah sentuhan penyelamatan yang terakhir.

“Karunia” ditambah “iman” ditambah “pembenaran Kristus” akan menghasilkan hidup kekal.

Lagi pula, hukum itu, tidak menyelamatkan. Hukum mempersalahkan dosa dan menegakkan kebenaran. “Sebab itu oleh pelaksanaan hukum tak seorang pun akan dapat dibenarkan di hadapan-Nya : karena oleh hukum terdapat pengenalan akan dosa” Roma 3 : 20. Karena sudah menjadi seorang berdosa, maka oleh hukum manusia dihukum mati. Oleh sebab itu, hanya oleh “karunia”, dapatlah ia dibebaskan dari tuduhan hukum. Akibatnya, orang berdosa, adalah pelanggar hukum, dan orang benar adalah pemelihara hukum. Oleh sebab itu, “karunia” memaafkan orang berdosa, membiarkan dia keluar dari penjara, demikianlah dimisalkan, lalu memberikan kepadanya suatu kesempatan lain untuk menang atas dosa; tetapi “iman” tetap mempertahankannya bebas. Kesimpulan dari masalah ini ialah : “pembenaran melalui karunia” ialah pembenaran melalui pengampunan, tetapi “pembenaran melalui iman” ialah pembenaran karena tindakan, maka ia itu akan dimahkotai dengan “pembenaran Kristus”.

Mengulangi: “Karunia” mengampuni semua dosa kita dan memerdekakan kita -- memberikan kepada kita suatu kesempatan lain lagi untuk membuat hidup ini menjadi sebagaimana yang sepatutnya. Akibatnya, jika anda berada di bawah “karunia”, maka anda tidak berada di bawah hukum, karena “karunia” telah menjadikan anda bebas dari hukuman yang dijatuhkan oleh hukum.

Karena gagal mempertahankan “pembenaran oleh iman”, maka orang-orang Yahudi kembali jatuh lepas dari “karunia”; dan karena oleh hukum, mereka dijatuhi hukuman kematian yang kekal, maka kepada mereka kembali diberikan “karunia” -- suatu kesempatan yang kedua kali -- yaitu melalui kematian Anak Allah. Orang-orang yang memanfaatkan bagi dirinya “karunia” itu kemudian memasuki sidang Kristen untuk selanjutnya tetap tinggal bebas, dan untuk tidak berdosa lagi terkecuali karena kekeliruan, karena kecelakaan, atau karena kurang pengetahuan, dosa-dosa mana dari kita dapat dimaafkan asalkan kita tidak terus melakukannya.

Ilham mengatakan : “Hai anak-anakku, segala perkara ini kutuliskan bagimu, supaya kamu tidak berdosa. Dan jika seseorang berdosa, maka kita mempunyai seorang pembela pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang benar itu : dan Ia adalah korban penebus bagi segala dosa kita : dan bukan bagi dosa-dosa kita saja, melainkan juga bagi dosa-dosa seluruh dunia.  Maka oleh karenanya kita mengetahui bahwa kita mengenal Dia, jika kita memeliharakan segala perintah-Nya. Barangsiapa yang mengatakan, saya mengenal Dia, tetapi tidak memeliharakan perintah-perintah-Nya, ia adalah pembohong, maka kebenaran tidak terdapat di dalam dirinya. Tetapi barangsiapa yang memeliharakan Firman-Nya, di dalam dialah kasih Allah benar-benar disempurnakan : demikianlah kita mengetahui bahwa kita berada di dalam Dia.” 1 Yohanes 2 : 1 – 5.

Walaupun demikian, sidang Kristen, tidak lama berjalan dalam “karunia”, karena ia pun, dalam suatu masa telah jatuh lebih jauh lagi daripada kejatuhan Gereja Yahudi. Perlu sesuatu dilakukan juga baginya jika seseorang dari antara anggota-anggotanya hendak dibebaskan, dan jika Allah masih akan memiliki sebuah sidang di atas bumi ini. Tak dapat disangkal, bahwa yang disebut “sesuatu” itu tak lain adalah Reformasi Protestan. Namun karena kita semua ketahui bahwa Reformasi itu belum menyelesaikan maksud Ilahi yang telah ditentukan, belum mencapai persamaan dan iman yang pernah dinikmati Sidang pada hari Pentakosta yang lalu, maka jelaslah bahwa suatu usaha pembangunan dan reformasi yang lain lagi adalah mutlak diperlukan. Tetapi untuk mengetahui semua ini secara pasti, maka kita harus melihat kepada “kata-kata nubuatan yang lebih pasti”, yaitu kepada nabi Yeheskiel.

Yeheskiel 4 : 1, 2 “Engkau juga, hai anak Manusia, ambillah bagimu sebuah batu bata, lalu letakkanlah itu di depanmu, dan gambarkanlah padanya rupa kota Yerusalem : dan kepunglah kota itu, dan perdirikanlah sebuah benteng pertahanan melawan dia, dan timbunlah tanah mengepung dia; perdirikan kemah pertahanan melawan dia, dan letakkan alat-alat pendobrak melawan dia berkeliling.”

Di sini nabi itu diperintahkan untuk mengukirkan sebuah kota, yaitu suatu Yerusalem -- ibu kota dari Sidang. Tentu saja, Yerusalem ini, bukanlah benar-benar Yerusalem secara geografis, melainkan sebuah kota yang menggantikan apa yang diartikan dengan Yerusalem itu sendiri --yaitu Sidang yang tercerai berai di antara seluruh bangsa-bangsa ”Kapir”. Lagi pula, kepada Yeheskiel sendiri sesungguhnya dikatakan bahwa lambang ini adalah mengenai sidang selama tercerai berainya di antara bangsa-bangsa Kapir. (Lihat ayat 13). Selanjutnya, Yeheskiel di perintahkan supaya mengepung kota itu untuk merebutnya! Kini, karena Yerusalem ini adalah menggantikan Sidang selama masih berada di antara bangsa-bangsa Kapir, dan karena Allah memerintahkan kepada hamba-Nya sendiri, nabi itu, untuk mengepungnya, untuk menantangnya, dan untuk merebutnya, maka sebab itu jelaslah bahwa Sidang, yaitu Yerusalem yang digambarkan di sini, diperlihatkan sebagai sedang meninggalkan Allah, dan bahwa Allah sedang berusaha untuk menyelamatkannya, menggiatkan suatu pembaharuan di tengah-tengahnya. Karena untuk alasan sedemikian inilah terdapat adanya pengepungan Yeheskiel itu.

Akhirnya, karena sidang Kristen, Yerusalem, terlepas dari lokasi geografis asalnya, adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah telah diserang, atau dikepung, oleh Marthin Luther -- yaitu oleh Reformasi Protestan -- maka kegenapan dari nubuatan ini jelas dimulai semenjak Luther. Kenyataan ini akan terlihat di seluruh pasal jika kita terus menyelidikinya pasal demi pasal.

Yeheskiel 4 : 3 “Dan lagi ambillah bagimu sebuah kuali besi, dan taruhlah akan dia menjadi sebuah dinding besi di antara kamu dan kota itu: dan arahkanlah mukamu menantangnya, maka ia akan terkepung, maka hendaklah kamu mengepungnya. Ini akan menjadi suatu tanda bagi isi rumah Israel.”

Tembok besi, yang digambarkan oleh kuali besi itu, adalah suatu lambang yang sempurna mengenai pemisahan yang

terdapat di antara Luther dan apa yang disebut Yerusalem itu, yaitu Sidang. Ini merupakan suatu pertanda, bukan bagi Yehuda, kerajaan dua suku contoh saingan yang terdapat di antara bangsa-bangsa Kapir, melainkan bagi Israel, yaitu bagi anggota-anggota dari kerajaan sepuluh suku contoh saingan selama tercerai berai mereka itu di antara segala bangsa.

Yeheskiel 4 : 4, 5 “Hendaklah engkau berbaring juga pada sisi kirimu, dan letakkanlah kejahatan isi rumah Israel di atasnya : sesuai dengan angka bilangan segala hari yang harus engkau berbaring di atasnya itu hendaklah engkau memikul segala kejahatan mereka itu. Karena sudah Ku letakkan atasmu tahun-tahun kejahatan mereka itu, sesuai dengan angka bilangan segala hari, yaitu tiga ratus sembilan puluh hari lamanya : demikianlah kelak engkau akan menanggung kejahatan isi rumah Israel.”

Meletakkan kejahatan seseorang ke atas orang lain, ialah membebaskan orang berdosa dari hukuman yang harus dipikulnya. Ini adalah suatu tindakan yang memberikan pengakuan “pembenaran” kepada orang berdosa “pembenaran” yang belum memperolehnya, dan inilah yang oleh Ilham disebut “pembenaran oleh karunia” itu. Sebelumnya kejahatan orang-orang Yahudi ditanggungkan ke atas Kristus, dan bangsa itu diberikan kesempatan untuk melangkah keluar meninggalkan sel kematiannya, demikianlah dimisalkan, dan untuk berdiri merdeka dalam Kristus. Banyak dari mereka, tetapi tidak semuanya, kemudian memanfaatkan bagi dirinya “pembenaran oleh karunia” ini lalu melangkah masuk ke dalam “pembenaran oleh iman”. Karunia yang sama inipun, sebagai anda saksikan, telah ditawarkan kepada Sidang dalam abad keenam belas yang lalu, karena untuk meletakkan semua kejahatan isi rumah Israel ke atas Yeheskiel berarti secara praktis sama saja meletakkan segala kejahatan kita semua ke atas Kristus.

Karunia ini oleh perantaraan Yeheskiel berlangsung selama 390 hari -- tahun (ayat 6). Sesudah jangka waktu ini, maka isi rumah Israel, yaitu gereja-gereja Protestan, akan memikul sendiri kejahatan-kejahatan mereka; artinya, sesudah jangka waktu yang diberikan ini berakhir, maka tawaran “karunia” yang diperpanjang ini berakhir dan tidak akan ada lagi yang lain.

Yeheskiel kemudian tidak lagi memikul dosa-dosa mereka. Kemudian adalah masa dimana mereka harus berpegang teguh kepada “pembenaran oleh iman” jika mereka hendak diberi penghargaan “pembenaran Kristus” dan hidup kekal.

Yeheskiel 4 : 6, 7 “Maka apabila sudah engkau menyelesaikan segala hari itu, berbaringlah kembali engkau pada sisi kananmu, maka engkau akan memikul kejahatan isi rumah Yehuda empat puluh hari lamanya : aku telah menentukan bagimu satu hari untuk setahun. Oleh sebab itu hendaklah engkau menengadahkan mukamu arah ke pengepungan Yerusalem, dan lenganmu hendaklah terbuka, maka hendaklah engkau bernubuat menentangnya.”

Yeheskiel telah berbaring pada sisi kanannya, bukan saja karena kejahatan isi rumah Israel, melainkan juga karena kejahatan isi rumah Yehuda, maka demikianlah ia menanggung kejahatan mereka itu, juga, untuk selama empat puluh tahun. Dan begitulah kedua isi rumah itu (keseluruhan dunia Kristen) diberikan kesempatan yang sama. Yang satu datang lebih dulu pada waktunya dan yang lainnya pada akhirnya. Tiga ratus sembilan puluh tahun lamanya “karunia” diberikan kepada yang pertama, dan empat puluh tahun kepada yang kemudian, jumlah keseluruhannya 430 tahun. Selama jangka waktu ini mereka akan menang atas dosa, dan pada akhirnya memperoleh “pembenaran oleh iman”, dan diberi pahala “pembenaran Kristus”. Tahun yang tepat dimana jangka waktu 430 tahun ini dimulai akan kita saksikan sementara kita terus melanjutkan penyelidikan kita.

Yeheskiel 4 : 7, 8 “Oleh sebab itu hendaklah engkau tujukan mukamu arah ke pengepungan Yerusalem, dan lenganmu hendaklah terbuka, dan hendaklah engkau bernubuat menentangnya. Maka tengoklah, bahwa Aku akan membubuhi tali atasmu supaya janganlah engkau berbalik dirimu dari sisi yang satu ke sisi yang lainnya, sampai kelak engkau mengakhiri segala hari pengepunganmu itu.”

Pembentangan tangan Yeheskiel, tentunya berarti, bahwa kekuatan dari Reformasi akan dapat terlihat, dan dosa-dosa Yerusalem akan ditelanjangi secara terbuka -- dari halnya akan dinubuatkan.

Lagi pula, segala perkara yang dibicarakan di sini pasti akan jadi, karena Yeheskiel telah diikat sedemikian rupa supaya ia tidak akan dapat berbalik dan merubah lambang yang sudah digariskan ini. Ia tidak dapat bangun dengan semaunya, sebelum ia berhasil menyelesaikan perintah Allah, sebelum ia berhasil mengakhiri segala hari pengepungan itu. Kemudian pada akhir dari masa ini ia akan bangun dan semenjak itu dan seterusnya biarlah setiap orang memikul sendiri kejahatannya. Oleh sebab itu, Yeheskiel sementara berbaring adalah melambangkan keadaan-keadaan selama Reformasi semenjak dari sejarah Luther sampai kepada akhir dari masa  430 tahun itu. Kemudian Yeheskiel bangun lalu ia dijadikan pengawal : “Hai anak Manusia, Aku telah menjadikan engkau seorang pengawal bagi isi rumah Israel : sebab itu dengarlah olehmu firman dari mulut-Ku, dan berikanlah kepada mereka amaran dari-Ku”. Maka karena nubuatan ini adalah kini untuk pertama kalinya diungkapkan, maka jelaslah, bahwa Yeheskiel, adalah khusus melambangkan usaha terakhir ini dari pembangunan dan reformasi, yaitu melambangkan usaha sesudah Yeheskiel berbaring dan sementara ia bangkit dan aktif. Akibatnya, usaha yang sama yang telah dimulai oleh Luther dalam abad keenam belas itu akan kelak dikerjakan dalam cara yang lebih besar lagi sekarang ini dalam abad kedua puluh, karena demikian inilah tantangan dari nabi itu.

Perbedaan di antara Reformasi selama masa 430 tahun itu dan Reformasi yang satunya sesudah itu, adalah : Selama jangka waktu 430 tahun itu “karunia” masih tetap ada, namun sebaliknya sesudah jangka waktu itu habis, dan sementara Yeheskiel bangkit, maka barangsiapa yang gagal berpegang kepada “pembenaran oleh iman” mereka sendirilah yang harus membayar untuk semua dosa-dosanya. Dosa-dosa mereka tidak lagi dapat dipikulkan ke atas Yeheskiel, dan Yeheskiel tidak lagi berbaring dan berdiam diri; mereka tidak lagi

dapat dimaafkan karena alasan tidak tahu sesudah amaran disampaikan ke telinga mereka, karena Yeheskiel dengan jelas mengatakan :

“Hai anak Manusia, Aku sudah menjadikan dikau pengawal bagi isi rumah Israel : sebab itu dengarlah olehmu akan Firman dari mulut-Ku, dan berikanlah kepada mereka amaran dari-Ku. Apabila Aku berfirman kepada orang jahat itu, engkau akan mati kelak; dan tiada kamu berikan amaran kepadanya, ataupun berbicara mengamarkan kepada orang jahat itu untuk meninggalkan segala jalannya yang jahat, untuk menyelamatkan hidupnya; orang jahat itu akan mati kelak dalam kejahatannya, tetapi darahnya akan Ku tuntut dari tanganmu. Tetapi jika kamu mengamarkan orang jahat itu, namun tidak juga ia berbalik dari segala kejahatannya, ataupun dari segala jalannya yang jahat, ia akan mati dalam kejahatannya; tetapi kamu telah berhasil melepaskan jiwamu. Kembali, apabila orang benar itu menyimpang dari kebenarannya, lalu terlibat dalam kejahatan, dan Aku meletakkan sebuah balok rintangan di hadapannya, ia akan mati kelak : karena kamu tidak memberikan amaran kepadanya, maka ia akan mati dalam dosanya, dan kebenarannya yang telah diperbuatnya itu tidak akan diingat lagi tetapi darahnya akan Ku tuntut dari tanganmu. Tetapi bagaimanapun juga jika kamu mengamarkan orang benar itu, sehingga tidak ia berdosa, dan tidak ia berbuat dosa, maka ia pasti akan hidup, sebab ia telah diberi amaran; juga kamu telah menyelamatkan jiwamu.” Yeheskiel 3 : 17 – 21.

Yeheskiel 4 : 9 – 11 “Dan lagi hendaklah diambil olehmu akan gandum dan syeir dan kacang dan miju dan sekui dan cawak, masukkanlah semuanya itu ke dalam sebuah bejana dan buatlah roti daripadanya bagi dirimu, sesuai dengan angka bilangan segala hari engkau berbaring pada sisimu yang satu itu, yaitu tiga ratus sembilan puluh hari hendaklah kamu makan dia. Dan makanan yang akan kamu makan itu hendaklah, beratnya, dua puluh syikal sehari : dari waktu ke waktu hendaklah kamu makan dia. Dan lagi airpun hendaklah kamu minum sesuai takarannya, yaitu seperenam hin : dari waktu ke waktu hendaklah kamu minum dia.”

Biji-bijian yang disebut dalam ayat 9, adalah sebanyak enam macam, dan tentunya melambangkan makanan rohani, yaitu makanan yang telah disuguhkan kepada kawanan domba selama masa 390 tahun. Enam jenis biji-bijian tidak saja menunjuk kepada enam macam kebenaran, ajaran-ajaran, yang disampaikan kepada kawanan domba selama jangka waktu 390 tahun itu, melainkan juga menunjuk kepada tidak lengkapnya Kebenaran, sebab angka tujuh, bukan enam, adalah petunjuk Alkitab mengenai kelengkapan. Semua itu adalah hasil ajaran-ajaran yang dibawakan oleh para reformator dalam :

(1) Ajaran tentang iman yang telah mendirikan organisasi gereja Lutheran; (2) ajaran tentang Roh yang telah mendirikan organisasi gereja Presbyterian; (3) ajaran tentang karunia yang telah mendirikan organisasi gereja Methodist; (4) ajaran tentang baptisan yang telah mendirikan organisasi gereja Baptist; (5) ajaran tentang kedatangan Kristus yang kedua kali yang telah mendirikan organisasi gereja Masehi Advent Hari Pertama; (6) ajaran tentang pembersihan tempat suci berikut Sabat Hari Ketujuh yang telah mendirikan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. (Semua sekte agama lainnya dengan berbagai tambahan ajarannya, pengurangan-pengurangannya, dan penghapusan-penghapusannya, jelas telah muncul sebagai cabang-cabang dari enam organisasi gereja di atas ini).

Orang dapat saja mengemukakan suatu argumentasi, walaupun hanya sesuatu yang tak bakal menang, mengenai organisasi-organisasi gereja yang disebutkan di atas ini, tetapi orang sulit untuk dapat mengemukakan sesuatu argumentasi yang jujur melawan kenyataan bahwa keenam ajaran ini (biji-bijian) adalah ajaran-ajaran utama pada mana paham Protestan secara keseluruhan telah didirikan. Tetapi, terlepas dari apakah semua itu adalah ajaran-ajaran ini atau ajaran-ajaran lainnya, kebenaran bahwa semuanya adalah hanya enam, berarti bahwa kebenaran yang ketujuh masih akan kelak diungkapkan. Lagi pula, Ilham mengatakan, bahwa kebenaran-kebenaran ini akan diberikan secara ditakar sedikit-sedikit, sesuai dengan beratnya, -- bukan apa saja yang berkenan dengan pokok masalah ini, -- dan semua dunia Kristen mengetahui bahwa memang inilah masalahnya.

Yeheskiel 4 : 12 – 15 “Dan hendaklah kamu makan dia sebagai kue apam syeir,

dan hendaklah kamu membakarnya dengan tahi yang keluar dari manusia, di hadapan mata mereka itu. Maka firman Tuhan, Demikianlah juga kelak segala bani Israel akan makan rotinya yang telah dinajiskan itu di antara segala bangsa Kapir, ke mana mereka itu akan Ku halau keluar kemudian sembahku; Ya Tuhan Allah! Tengoklah, belum pernah jiwaku menjadi najis: karena semenjak dari masa mudaku sampai sekarang belum pernah aku memakan bangkai atau barang sesuatu binatang yang tercarik-carik; belum pernah masuk ke dalam mulutku sesuatu daging yang keji. Maka firman-Nya kepadaku, Lihatlah, bahwasanya Ku berikan kepadamu tahi lembu akan ganti tahi manusia, maka hendaklah kamu mempersiapkan rotimu dengannya.”

Sebagaimana halnya apam syeir yang telah memalu dan membinasakan perkemahan orang-orang Midian dahulu itu telah meramalkan bantuan Ilahi bagi kemenangan Gideon atas orang-orang Midian, demikianlah pula biji-bijian yang dimakan sebagai apam syeir melambangkan bahwa kebenaran-kebenaran yang diterima adalah bagaikan dari Roh, bagaikan dari Tuhan asalnya. Walaupun demikian, dalam mempersiapkan kue-kue apam itu telah masuk bagian yang meragukan di dalamnya, karena Ilham menunjukkan bahwa semua ini telah dibakar di atas “tahi” bukan di atas kayu api, secara tegas menunjukkan bahwa kebenaran-kebenaran ini telah dinajiskan oleh manusia sewaktu sementara dipersiapkan bagi kawanan domba. Dan apa lagi yang dimaksudkan oleh persiapan itu kalau bukan interpretasi-interpretasi pribadi, penghapusan-penghapusan, pengacauan-pengacauan, dan berbagai aplikasi yang salah yang dibuat oleh orang-orang yang tidak diilhami yang berkhotbah di atas mimbar-mimbar membicarakan pokok-pokok masalah ini, dan yang menulis apa yang disebut kebenaran-kebenaran Alkitab yang murni lalu menyampaikannya kepada seluruh umat, bukan?

Tidak ada rahasia dalam hal ini, karena setiap orang tahu bahwa berbagai angin ajaran sedang meniup dari segala jurusan, yang satu bertentangan terhadap yang lainnya, tak mungkin semuanya merupakan kebenaran Alkitab yang murni. Satu-satunya bagian yang menggembirakan ialah bahwa Ilham telah meramalkannya begitu sejak dahulu, dan bahwa tak seorangpun menemukannya sebelum Ilham sendiri yang mengungkapkannya.

Allah, tentu saja, tidak menahan ini untuk menentang

setiap orang, karena Ia mengatakan: “Bahkan demikian juga kelak bani Israel akan makan roti mereka yang telah dinajiskan itu di antara segala bangsa Kapir, ke mana akan Ku halau mereka itu pergi.” Yeheskiel 4 : 13.

Demikianlah Nubuatan menyatakan bahwa yang sedemikian inilah telah menjadi makanan rohani dengan mana kawanan domba telah diberi makan selama 390 tahun lamanya, yaitu tahun-tahun selama Reformasi. Dan siapakah yang dapat menyangkal hal ini? Maka, masih herankah kita, organisai gereja mana yang sedang mengurusi Kebenaran yang tidak dipalsukan bagi anggota-anggotanya? Nubuatan menyatakan bahwa tidak ada satupun, organisasi gereja, karena yang sedemikian itulah yang akan menjadi makanan bagi semua orang selama masa 390 tahun itu! Maka jika mereka tidak memperoleh Kebenaran Surga baru yang diilhami sesudah berlalu masa 390 tahun itu, maka mereka harus memakan roti yang dipanggang di atas “tahi” untuk selamanya, sampai mati dengannya.

Saya katakan sekali lagi bahwa ini hendaknya tidak perlu menjadi sesuatu yang mengherankan bagi siapapun, karena setiap orang tahu bahwa oleh sebab semua organisasi gereja tidak ada yang sepaham antara sesamanya dalam masalah doktrin, maka mereka semuanya tidak mungkin benar. Tetapi, adalah mungkin, mengherankan untuk mengetahui bahwa tidak satupun yang adalah mutlak benar.

Nubuatan menyatakan, bahwa keterbatasan kebenaran-kebenaran manusia yang rusak telah disampaikan kepada dunia Kristen supaya mereka itu “tercengang”, supaya mereka dapat menyadari akan kemelaratan mereka, kebutuhan mereka terhadap suatu kebenaran yang mutlak, supaya apabila datang kelak Roh Kebenaran itu, maka Roh itu akan menemukan suatu tali perhubungan yang serasih di dalam hati manusia, supaya tidak mereka itu dibinasakan dalam kejahatannya.

Untuk menemukan dengan tepat saat permulaan dari masa 430 tahun itu, maka kita harus pertama-tama mencari  tahun yang terakhir dari masa periode itu, yaitu tahun dimana Yeheskiel contoh saingan telah bangkit dan mulai menyuarakan amarannya, yaitu tahun dimana Roh Kebenaran telah membuka gulungan surat-surat dan menghasilkan suatu Kebenaran Ilahi yang diilhami yang limpah,

murni dan yang tidak dikacaukan (tidak dipanggang di atas tahi), yang tidak ditimbang beratnya dan yang juga tidak ditakar, -- yaitu kebenaran-kebenaran yang sedang kita rayakan dari serial penyelidikan-penyelidikan ini dan yang oleh Persekutuan telah diterbitkan dengan percuma dan dengan setia di dalam buku-buku kecil Amaran Sekarang dan terbitan-terbitan lainnya, dan yang telah disebarkan ke seluruh dunia bagaikan daun luruh di musim gugur -- yaitu sesuatu yang luar biasa yang belum pernah disaksikan oleh Sidang sebelumnya! Maka bilamana saya katakan bagaikan daun-daun luruh di musim gugur, saya sesungguhnya memaksudkan begitu, karena daun-daun itu -- ya, berjuta-juta banyaknya -- berguguran di mana-mana di antara orang-orang Laodikea secara tak terbatas, dengan gratis, dan tidak mengikat.

Pekabaran ini, sebagaimana beberapa orang di antara anda telah mengetahui, mulai diungkapkan dalam tahun 1930. Sebab itu, jika kita mengurangkan 430 tahun dari 1930 tahun itu, maka kita akan dibawa kembali ke belakang ke tahun 1500, saat Marthin Luther dipanggil, yaitu saat ia mulai menyelidiki Alkitab, saat ia mulai mempersiapkan diri bagi tugas Reformasi. Oleh sebab itu, pekabaran ini, telah direncanakan oleh Allah sendiri jauh sebelumnya semenjak di masa Yeheskiel, kesemuanya demi kebaikan anda dan saya! Allah sungguh sangat waspada! Dan alangkah sia-sia kita ini.

Karena masa periode 430 tahun itu selama mana dosa-dosa kita dipikulkan ke atas Yeheskiel, ternyata sudah lewat, maka sekarang dan seterusnya kita sendiri, bukan Yeheskiel, akan bertanggung jawab untuk semua dosa kita jika kita lalai mematuhi pekabaran dari hal jam dan menerima “pembenaran oleh iman”. Maka, alangkah pentingnya, agar kita jangan sekali melalaikan kesempatan kita sekarang ini untuk menyambut apa yang Allah kirimkan, dan untuk menerima “pembenaran oleh iman” supaya kita dapat dianugerahi dengan “pembenaran Kristus”. Hanya dengan demikian inilah dapat kita berharap untuk lolos dari senjata-senjata pembunuh dari malaikat-malaikat lalu hidup dan memerintah bersama dengan Kristus selama seribu tahun.

Anda saksikan, sesuai dengan nubuatan yang baru diungkapkan ini tidak akan ada kesempatan yang lain lagi, tidak ada lagi kesempatan yang lain bagi orang-orang Laodikea, yaitu isi rumah Yehuda. Oleh sebab itu, maka pekabaran kepada orang-orang Laodikea ini, adalah pekabaran yang terakhir, kesempatan mereka yang terakhir! Memandang ke depan kepada umat dari pembersihan ini nabi Yesaya menuliskannya sebagai berikut : “Jagalah, jagalah; kenakanlah kuatmu, hai Sion; kenakanlah pakaian-pakaian perhiasanmu, hai Yerusalem, kota suci : karena tiada lagi akan masuk ke dalammu orang  yang tak bersunat atau yang najis ..... Betapa indahnya di atas gunung-gunung kaki orang yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan damai; yang membawakan kabar-kabar baik dari hal yang baik, yang memberitakan keselamatan, yang mengatakan kepada Sion, bahwa Allahmu memerintah.” Yesaya 52 : 1, 7.

Oleh karena kita telah melihat bahwa 430 tahun itu telah berakhir dalam tahun 1930, maka kita sebaiknya sekarang mencari tahu kapan 390 tahun itu berakhir, yaitu saat di mana 40 tahun masa karunia itu dimulai. Untuk menemukan saat ini kita kurangi 40 tahun dari 1930 tahun itu, maka kita akan dibawa kembali ke tahun 1890. Apakah yang telah jadi pada waktu itu untuk menandai permulaan dari masa 40 tahun itu? Justru inilah dia : Organisasi pada waktu itu sepenuhnya menolak pekabaran yang telah mengungkapkan mengenai “pembenaran oleh iman” dan “pembenaran dari Kristus”, yaitu kebenaran penting yang kembali mulai diungkapkan bertahun-tahun kemudian, yaitulah Kebenaran yang kita sedang nikmati sekarang ini! Oleh sebab itu, Allah oleh kemurahan-Nya, telah meletakkan dosa-dosa mereka itu pada diri nabi Yeheskiel selama masa 40 tahun itu, -- memberikan kepada mereka suatu kesempatan melalui “pembenaran oleh karunia” supaya mereka dapat memperoleh kesempatan sekarang untuk masuk ke dalam “pembenaran oleh iman”, lalu dengan demikian memetik hadiah “pembenaran dari Kristus”.

Di sini kita lihat bahwa sejarah terus berulang : orang-orang Israel kuno percaya kepada laporan jahat yang dibawa oleh sepuluh orang mata-mata yang telah menyebabkan mereka kehilangan

iman mereka kepada kuasa Allah, dan karena itulah, mereka telah membuat diri mereka terlambat 40 tahun lamanya memasuki Tanah Perjanjian.

Dengan cara yang sama, sebagaimana anda saksikan, Organisasi pun, telah mengembara dari tahun 1890 sampai tahun 1930 di padang belantara, demikianlah dimisalkan. Kita dapat mengatakan, bahwa mereka telah dicobai. Di sinilah anda dapat jelas melihat bahwa pengembaraan di padang belantara yang dahulu itu adalah merupakan contoh. Di sini pula contoh bertemu dengan contoh saingannya. Maka anda lihat, penolakan mereka terhadap “pembenaran oleh iman” itu tidaklah berarti bahwa Allah telah kalah dan bahwa karenanya Ia tidak lagi mau membawa kita kepada Kebenaran yang sama yang telah dapat menjadi milik mereka empat puluh tahun yang lalu.

Lagi pula, sama halnya dengan orang-orang di masa Musa dahulu, yang telah menolak untuk maju dalam iman telah mati di padang belantara, demikian pula halnya orang-orang di dalam tahun 1888 - tahun 1890 yang bertanggung jawab karena menolak untuk maju dalam Kebenaran, telah mati sebelum Allah datang kembali dengan kebenaran itu pada kedua kalinya. Akhirnya, sebagaimana halnya dahulu usaha yang kedua untuk merebut tanah itu berhasil segera sesudah Akhan, orang berdosa yang terakhir di waktu itu, telah dilontari dengan batu, maka demikian pula usaha yang kedua pada waktu ini harus juga berhasil segera sesudah Akhan-Akhan modern yang ada sekarang dibinasakan oleh malaikat-malaikat dari Yeheskiel pasal 9.

Alangkah kerasnya teguran ini bagi Saudara-saudara pemimpin! Betapa bergunanya pelajaran ini bagi kita! Dan betapa sedikitnya kesempatan bagi mereka jika mereka terus saja secara buta menentangnya! Sungguhpun demikian, para anggota, yang datang berhubungan dengan Kebenaran ini dapat menjadi pertolongan besar bagi mereka kalau saja gantinya mereka terus menentang dengan tuntutan-tuntutannya yang tidak beralasan agar para anggota melepaskan penyelidikan-penyelidikan firman ini diancam dengan dipecat dari keanggotaan sidang, mereka sendiri menuntut dari tantangan itu suatu penyajian firman yang dipermasalahkan itu dengan yang lebih baik, atau sedikit-dikitnya yang sama-sama

masuk akal, daripada menyerah begitu saja. Adalah bodoh sekali menolak Kebenaran demi untuk mempertahankan namamu di dalam Laodikea. Adalah lebih baik menyambut Kebenaran dan mempertahankan namamu di dalam Buku Kehidupan Anak Domba.

Saya katakan adalah bodoh sekali menolak Kebenaran hanya terhadap kata-kata orang yang sedemikian itu lebih baik pergi kepada Allah dalam doa lalu bertindak sesuai dengan pengakuan-pengakuanmu melalui Roh yang memimpin kepada segala Kebenaran. Berbuat yang sebaliknya berarti menyangkal setiap hubungan pribadi dengan Surga, dan menaruh harapanmu kepada manusia, menjadikan “daging sebagai pegangan”. Yesaya 2 : 22. Oleh sebab itu, janganlah, membiarkan musuh mengalihkan kamu dari Kebenaran ini, terutama dalam menghadapi kenyataan bahwa tantangan yang ada sama sekali tak seberapa, sama sekali tidak berkuasa, ataupun resmi, tak ada apapun yang dapat menggantikan Kebenaran itu. Maka alangkah bodohnya orang yang mencoba menentukan kepastian Kebenaran dengan menggunakan pikiran yang menentang! Sama saja halnya dengan jika anda mengumpulkan pendapat dari seorang politisi partai Republik untuk keinginan anda memberi suara untuk memilih seseorang dari partai Demokrat! Mungkin saja ada perasaan untuk pergi meminta bantuan kepada seseorang yang tidak memihak, namun jangan sekali berpikir untuk pergi kepada seseorang yang menentang Kebenaran ini seperti misalnya para imam, ahli-ahli torat, dan orang-orang Parisi yang menentang semua ajaran Kristus.

Jika anda belum dapat melihat setiap pokok dari Kebenaran itu sejelas yang anda ingini, maka mengapakah tidak anda mencari penjelasannya kepada Roh Nubuat? Marilah ku bacakan bagimu beberapa paragraf di bawah ini :

“..... Jika suatu pekabaran datang yang tidak kamu mengerti, maka usahakanlah agar kamu dapat mendengar semua alasan yang dapat diberikan oleh pembawa pekabaran itu, perbandingkanlah Injil dengan Injil, sehingga dapat kamu ketahui ada tidaknya ia itu ditunjang oleh firman Allah. Jika kamu yakin bahwa pendirian-pendirian yang diambil itu tidak memiliki firman Allah

sebagai landasannya, jika pendirian yang kamu pegang mengenai pokok persoalan itu tidak dapat ditentang, maka keluarkanlah alasan-alasanmu yang kuat;  karena kedudukanmu tidak akan goyah oleh datang berhubungan dengan kesalahan. Tidak ada satupun kebaikan atau kegagahan dalam meneruskan suatu pertentangan yang terus menerus dalam gelap, yang menutup matamu supaya tidak dapat kamu melihat, yang menutup telingamu supaya tidak dapat kamu mendengar, yang mengeraskan hatimu dalam kebodohan dan ketidakpercayaan supaya tidak dapat kamu merendahkan dirimu dan mengakui bahwa kamu telah menerima terang dalam beberapa pokok masalah kebenaran.”  -- Counsels on Sabbath School Work, p. 29.

“Terang yang berharga akan memancar keluar dari firman Allah, maka janganlah seorangpun mengira untuk mendikte apa yang akan disajikan atau tidak boleh disajikan ke hadapan umat dalam pekabaran-pekabaran penerangan yang akan dikirim-Nya, sehingga dengan begitu memadamkan Roh Allah. Apapun juga kedudukan kekuasaannya, tidak seorangpun berhak untuk menghalangi terang dari umat. Apabila sesuatu pekabaran datang dalam nama Tuhan kepada umat-Nya, tidak seorangpun boleh memaafkan dirinya dari melakukan penyelidikan terhadap semua kewajiban yang terkandung di dalam pekabaran itu. Tidak seorangpun boleh berdiri di belakang dengan sikap acuh dan percaya diri sendiri, sambil mengatakan : ‘Saya tahu apa artinya kebenaran. Saya sudah puas dengan kedudukan saya. Saya sudah memutuskan, dan saya tidak mau beralih dari kedudukan saya, apapun juga yang terjadi. Saya tidak mau mendengar kepada pekabaran dari jurukabar ini; sebab saya tahu bahwa itu adalah tidak mungkin kebenaran.’ Adalah karena mengikuti cara yang sedemikian ini, maka gereja-gereja yang terkenal telah tertinggal dalam kegelapan sebagian, dan itulah sebabnya mengapa pekabaran-pekabaran dari Surga tidak berhasil mencapai mereka.” -- Counsels on Sabbath School Work, p. 28.

“Masih banyak kebenaran yang berharga yang akan diungkapkan kepada umat dalam masa yang berbahaya dan gelap sekarang ini, tetapi adalah maksud Setan yang teguh untuk menghalangi terang kebenaran supaya tidak bersinar ke dalam

hati manusia. Jika kita ingin memiliki terang yang telah disediakan bagi kita, maka kita wajib menunjukkan kerinduan kita terhadapnya dengan cara menyelidiki firman Allah dengan rajin. Kebenaran-kebenaran yang berharga yang sudah lama tersembunyi dalam gelap akan diungkapkan dalam suatu terang yang akan memanifestasikan kepatutannya yang suci; karena Allah akan memuliakan firman-Nya, sehingga ia itu akan terlihat dalam suatu terang di mana kita belum pernah menyaksikannya sebelumnya. Tetapi barangsiapa yang mengaku mencintai kebenaran wajiblah membentangkan semua kekuatan mereka, supaya dapat mereka memahami perkara-perkara yang dalam dari firman, supaya Allah dapat dipermuliakan dan umat-Nya dapat memperoleh berkat dan terang. Dengan hati yang rendah, yang berserah oleh kemurahan Allah, hendaklah kamu datang kepada tugas penyelidikan Alkitab, bersiap untuk menerima setiap sinar dari terang Ilahi, dan supaya berjalan dalam jalan kesucian.” -- Counsels on Sabbath School Work, p. 25.

Lagi pula, anda tidak pernah dapat melihat seluruh dunia ini pada sekali pandang. Anda hanya melihat sebagiannya saja pada sekali melihat. Sama juga halnya anda tak dapat mengharapkan untuk melihat seluruh Kebenaran secara sekaligus, melainkan hanya sedikit pada setiap kali. Berpeganglah kepada yang sedikit itu, maka sementara anda terus dalam doa dan belajar, semuanya kelak akan menjadi jelas secerah matahari dan anda akan mulai memahami pokok masalah itu dalam keseluruhannya.

Saudara, Saudariku, jangan lagi melewati kesempatanmu yang ada. Bertindaklah sekarang dan berdamailah dengan Allah. Jauhkanlah dirimu sekarang dari kekejian, dan berdirilah anda pada sebelah kanan Allah jika anda memerlukan berkat-Nya dan hidup untuk selamanya. “Hari ini jikalau engkau mau mendengar suara-Nya, maka janganlah mengeraskan hatimu.” Ibrani 4 : 7. Insyafilah bahwa Allah sendiri yang sedang berbicara kepadamu, bahwa semua ini bukanlah kata-kata mati, bukan kata-kata dongeng, bahwa ini adalah sebuah pekabaran yang telah termeterai selama berabad-abad lamanya, dan yang kini diungkapkan dan dibawakan kepadamu sesegar bunga bakung yang tertutup embun di musim panas.

Satu dari antara bagian-bagian terpenting dari penyelidikan ini, anda saksikan, ialah kenyataan bahwa selama masa 430 tahun -- dari tahun 1500 sampai tahun 1930 -- semua kejahatan kita telah ditanggungkan pada nabi Allah. Saya katakan, oleh sebab kelimpahan “karunia” ini yang telah berlaku sepanjang tahun-tahun itu, maka kita telah diijinkan untuk berada di sini pada hari ini. Walaupun demikian, manusia, telah mengambil keuntungan dari “karunia” Allah, dan telah menyangka bahwa Ia telah meninggalkan bumi, bahwa Ia telah membiarkan kita untuk berbuat sesuka hati kita, dan untuk maju dengan sebaik kemampuan kita. Kita semua akan mengubah pikiran kita segera setelah amaran Allah lengkap.

Sebab itu, orang-orang Laodikea yang hendak memanfaatkan kesempatan bagi dirinya untuk ikut mengambil bagian berpesta dengan “makanan pada waktunya” ini yang segar dan yang tidak dipalsukan, yang kini pada panggilan yang terakhir ini hendak berpegang kepada “pembenaran oleh karunia” yang sudah diberikan kepada mereka, -- semua mereka dapat masuk ke dalam “pembenaran oleh iman” yang kelak akan dihadiahi dengan “pembenaran dari Kristus”, lalu dengan demikian dimahkotai dengan hidup yang kekal. Jelaslah, bahwa semua orang lainnya akan wajib memikul sendiri kejahatan mereka dan membayar sendiri hukumannya. Mereka akan harus binasa.

Benar, anda mengira bahwa anda tidak memerlukan apa-apa lagi, tetapi Allah Yang betul-betul tahu mengatakan bahwa anda adalah “terkasihan, dan menyedihkan, dan miskin, dan buta, dan telanjang”, anda membutuhkan segala-galanya. Maukah anda menerima nasehat-Nya lalu mengobati mata anda dengan salep mata supaya dapat anda melihat?

Akhirnya, bilamana pekabaran amaran berhasil mencapai seluruh umat, maka barangsiapa yang tidak mengambil manfaat daripadanya, yang tidak bereformasi, -- yang lalai untuk “berkeluh kesah dan menangis karena segala kekejian yang terdapat di tengah-tengahnya”, -- maka kelak orang-orang yang sekarang tidak mau menerima “pembenaran oleh iman”, akan mendapatkan diri mereka tanpa “meterai”. Akibatnya mereka akan harus

membayar sendiri hukuman bagi segala dosanya, yaitu binasa di bawah senjata-senjata pembantai dari malaikat-malaikat (Bacalah Yeheskiel 9; Testimonies for the Church, vol. 3, pp. 266, 267; Vol. 5, pp. 210, 211).

Jelaslah, bahwa isi rumah Yehuda, semenjak tahun 1930 mempunyai kebutuhan yang sama seperti juga yang dibutuhkan oleh isi rumah Israel semenjak tahun 1890. Semua mereka kini membutuhkan pekabaran sekarang jika mereka berharap untuk kelak memiliki sebuah rumah di dalam kerajaan Allah. Lagi pula, adalah jelas terlihat bahwa apa yang isi rumah Yehuda gagal menyelesaikan sesudah tahun 1890, kita harus sekarang menyelesaikannya melawan berbagai rintangan yang lebih besar dan dalam waktu yang lebih singkat.

Pelajaran-pelajaran yang diajarkan di dalam pasal ini adalah : Pertama ditunjukkan bahwa periode “pembenaran oleh karunia” kini sudah berlalu; bahwa kita sekarang telah sampai kepada masa dimana keselamatan kita terletak hanya kepada mempraktekkan “pembenaran oleh iman”, jika kita berharap untuk dihadiahi dengan “pembenaran dari Kristus”, dan dimahkotai dengan hidup kekal. Pelajaran yang kedua mengajarkan bahwa Sidang belum memiliki semua Kebenaran, dan bahwa apa yang dimilikinya sekarang sudah tercemar, “dipanggang di atas tahi”. Sebab itu keperluan kita yang terutama ialah supaya kita memiliki Kebenaran yang diilhami yang berasal dari Tahta Allah; karena hanya dengan Kebenaran itu kita akan selamat, dan tanpa Kebenaran itu kita akan hilang.

* * *

.