.
Renungan untuk Berdoa— Ujian Kemuridan Saya akan membaca dari buku The Mount of Blessing, dimulai pada halaman 209, paragraf yang terakhir.
“Suatu pengakuan kemuridan saja adalah tidak bernilai apapun. ..... percaya yang tidak membawa sampai dengan penurutan ialah persangkaan. Rasul Yohanes mengatakan, “Barangsiapa yang mengatakan, aku mengenal Dia, dan tidak memeliharakan perintah-perintah-Nya, adalah seorang pembohong, maka kebenaran tidak terdapat di dalamnya.” Janganlah seorang pun berpegang kepada pendapat, bahwa takdir-takdir istimewa atau manifestasi-manifestasi yang menakjubkan adalah merupakan bukti kemurnian dari pekerjaan mereka atau dari pendapat-pendapat yang mereka sokong. Apabila orang-orang hendak berbicara remeh dari hal Firman Allah, dan mengemukakan kesan-kesan mereka, perasaan-perasaan mereka, dan berbuat melebihi standard Ilahi, maka kita dapat mengetahui bahwa mereka itu tidak memiliki terang dalam dirinya.
“Penurutan adalah ujian kemuridan. Adalah pemeliharaan terhadap perintah-perintah yang membuktikan kesungguhan dari pengakuan-pengakuan kasih kita. Apabila ajaran yang kita terima itu mematikan dosa di dalam hati, membersihkan jiwa dari kekotoran, membawakan hasil kepada kesucian, maka kita dapat mengetahui bahwa itulah kebenaran Allah. Apabila kebajikan, baik hati, lemah lembut, simpati, ada dinyatakan dalam kehidupan kita; apabila kesenangan untuk berbuat yang benar terdapat di dalam hati kita; apabila kita meninggikan Kristus dan bukan diri sendiri, maka kita dapat mengetahui bahwa iman kita adalah di jalan yang benar. ‘Dengan inilah kita mengetahui, bahwa kita mengenal Dia, jika kita memeliharakan segala perintah-Nya.’ ”
Marilah kita berdoa memohonkan kuasa yang dapat memungkinkan kita beralih daripada menjadi orang-orang munafik, daripada menjadi sekedar guru besar kemuridan menjadi pengikut-pengikut Kristus yang sungguh-sungguh, hidup sesuai dengan cara Ia hidup dan bekerja -- inti yang terutama dari Kekristenan.
_ _ _
PARA ESAU YANG PERKASA DAN PARA YAKUB YANG SEDERHANA
Khotbah V. T. Houteff
Pendeta dari Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh
Sabat, 14 Juni 1947
Chapel Mount Carmel,
Waco, Texas
Kita akan mempelajari pasal yang keenam puluh enam dari buku Yesaya. Dalam pasal ini Tuhan berbicara kepada dua kelompok hamba-hamba, yaitu hamba-hamba yang hidup sampai kepada pembersihan tempat suci (Daniel 8 : 14) -- yaitu sampai kepada Pehukuman terhadap Orang-orang Hidup, pembersihan sidang (Testimonies, vol. 5, p. 80), yaitu masa dimana mereka didapati sedang “memalu” teman-teman sesama hamba mereka, sedang makan dan minum bersama-sama dengan orang-orang pemabuk. Hamba-hamba yang lainnya adalah hamba-hamba yang terkemudian sesudah itu. Untuk mendengarkan apa yang Tuhan akan katakan kepada hamba-hamba-Nya yang pertama sementara masa pembersihan itu terus mendekat, kita akan mulai mempelajari dua ayat yang pertama dari pasal itu.
Yesaya 66 : 1, 2 : “Demikianlah firman Tuhan, bahwa surga itulah tahta-Ku, dan bumi ialah alas kaki-Ku; manakah rumah yang hendak kamu bangun bagi-Ku, dan di manakah tempat peristirahatan-Ku? Karena semua perkara itu adalah perbuatan tangan-Ku, dan semua perkara itu sudah ada, demikianlah firman Tuhan; tetapi Aku akan menilik kepada orang ini, yaitu kepada dia yang miskin dan penuh penyesalan dan yang gentar karena firman-Ku.”
Dengan mengatakan “surga adalah tahta-Ku, dan bumi adalah alas kaki-Ku”, maka Tuhan sesungguhnya menegaskan bahwa Ia tidak meninggalkan bumi; bahwa sungguhpun tahta-Nya terdapat di dalam surga, kaki-Nya masih terdapat di bumi; bahwa Ia masih tetap berkepentingan dengan umat-Nya. Tetapi pertanyaan-pertanyaan yang berbunyi, “di manakah rumah yang kamu bangun bagi-Ku, dan di manakah tempat peristirahatan-Ku?” dengan sedih mengungkapkan bahwa pekerjaan itu telah dilalaikan, bahwa tidak ada rumah maupun sesuatu tempat istirahat yang telah dipersiapkan bagi-Nya. Ucapan Tuhan berikutnya selanjutnya mengukuhkan kenyataan ini, karena Ia kembali mengulangi bahwa perkara-perkara yang ditemui-Nya adalah hanya perkara-perkara itu yang sedianya sudah ada, dan yang tangan-Nya sendiri perbuat, bukan diperbuat oleh tangan hamba-hamba-Nya.
Kemudian dengan mengatakan, “Tetapi kepada orang ini Aku akan menilik, yaitu kepada dia yang miskin dan penuh penyesalan, yang gementar karena firman-Ku”, Ia secara pasti memberitahukan, bahwa hamba-hamba-Nya yang tidak setia telah meninggalkan pekerjaan-Nya, bahwa orang-orang lain, yang miskin dan yang penuh penyesalan yang gentar pada firman-Nya, telah mengambil alih tempat mereka, bahwa apa yang gagal dilakukan oleh hamba-hamba yang terdahulu, akan dilakukan oleh hamba-hamba yang terkemudian. Pada waktu yang sama Ia menuduh hamba-hamba yang terdahulu itu bahwa mereka merasa kaya dalam semangat dan tidak memerlukan apa-apa lagi; bahwa mereka tidak menaruh takut akan Firman-Nya. Oleh karena itu hamba-hamba yang akan membangunkan bagi-Nya sebuah rumah dan membuat bagi-Nya suatu tempat istirahat, adalah orang-orang miskin yang penuh penyesalan; hati orang-orang yang gentar akan Firman-Nya; orang-orang yang tidak sombong dan angkuh, melainkan orang-orang yang dapat diajar dan yang penuh perhatian akan Firman-Nya; orang-orang yang bertobat yang menyadari akan dirinya sendiri sebagai sangat memerlukan apa saja, dan bukan tidak memerlukan apa-apa lagi. Akhirnya dengan marah Tuhan menyatakan :
Yesaya 66 : 3, 4 : “Barangsiapa yang membunuh seekor lembu adalah seolah-olah ia membunuh orang; barangsiapa yang mengorbankan seekor anak domba yaitu seolah-olah ia memotong putus leher seekor anjing; barangsiapa yang mempersembahkan persembahan makanan, ia itu seolah-olah ia mempersembahkan darah babi; barangsiapa yang membakar kemenyan, yaitu seolah-olah ia memuja berhala. Sesungguhnya, mereka telah memilih jalannya sendiri, dan jiwa mereka berkenan kepada semua kekejian mereka. Aku juga memilih angan-angan mereka itu, dan barang yang ditakutinya itu Ku datangkan kelak atasnya; sebab ketika Aku berseru, tetapi tidak seorang pun yang menyahut; ketika Aku berfirman, tetapi tiada mereka itu mendengar, melainkan diperbuatnya barang yang jahat di hadapan mata-Ku, dan disukainya akan barang yang tiada Aku berkenan.”
Tidak menjadi soal betapa pun baiknya atau pun betapa pun pentingnya korban-korban yang dipersembahkan, selama kita berbakti kepada-Nya menurut cara-cara kita sendiri, maka pemberian-pemberian dan korban-korban kita itu hanyalah akan merupakan kekejian bagi-Nya. Cara-cara manusia sendiri harus dilepaskan, walaupun itu merupakan tugas yang terberat yang akan dihadapi, jika ia hendak berdamai dengan Allah.
Tidak ada masalah tetapi Allah kini menyampaikan pekabaran amaran ini kepada hamba-hamba-Nya yang tidak setia yang mementingkan diri sendiri, walaupun mereka tidak dan tidak mau mendengar. Sesudah mengatakan apa yang ingin disampaikan-Nya kepada mereka, maka kini Ia berbalik kepada hamba-hamba sewaan-Nya yang baru sebagai berikut :
Yesaya 66 : 5, 6 : “Dengarlah olehmu akan Firman Tuhan, hai kamu yang gentar akan Firman-Nya; adapun Saudara-saudaramu yang benci akan dikau dan yang membuang engkau demi nama-Ku, mengatakan, Supaya Tuhan dipermuliakan : tetapi Tuhan akan kelihatan kelak bagi kesukaan kamu, dan mereka itu akan malu. Akan ada bunyi huru hara besar keluar dari dalam negeri, suatu bunyi dari kaabah, suatu bunyi suara Tuhan yang membalas perbuatan segala musuh-Nya.”
Beberapa orang telah mengalami pengalaman ditarik keluar badannya dari gereja-gereja tak lain hanya karena alasan telah membaca buku “Tongkat Gembala”, dan karena mengatakan, “Saya percaya akan apa yang dikatakan di dalamnya.” Tentu adalah tidak masuk akal bahwa orang-orang itu akan bertindak bagaikan setan-setan. Tetapi bagaimanapun juga begitulah keadaannya, dan Allah sendiri membuktikan menentang perbuatan setan mereka itu. Kita tidak akan merasa kasihan terhadap diri kita sendiri, dan sama sekali tidak marah terhadap semua para penentang kita, tetapi kita menyesalkan kebutaan, kesengsaraan, kemelaratan, dan ketelanjangan rohani mereka itu, karena kita memahami bahwa kesenangan yang akan datang itu adalah milik kita, dan kesusahan dan malu dan keretakan gigi akan menjadi bagian mereka. Ini kita ketahui dengan seyakin-yakinnya sama seperti Yakub mengatahui bahwa Allah berada dengannya selama pelariannya dari hadapan Esau.
Sungguhpun demikian para Esau yang ada pada waktu ini tidak mengetahui akan hal ini. Mereka tidak lagi mengetahuinya sama seperti Esau yang dahulu tidak mengetahui akan khayal Yakub di malam hari mengenai tangga yang terbentang dari surga ke bawah sampai ke tempat tidur Yakub yang dibasahi embun itu.
Jika suatu bagian Alkitab akan menjadi Kebenaran sekarang, maka ia itu tentulah Yesaya 66 : 5. Akibatnya, dari dalam negeri terdengar suatu keributan dan terdapat suatu bunyi suara dari kaabah menentang kita; tetapi suara Tuhan, yaitu pekabaran masa kini, adalah yang akan memperhitungkan dan yang akan menyelesaikan segala perkara. Takutkah anda dicampakkan keluar, atau adakah anda gentar terhadap Firman Allah? Sekarang anda harus menetapkan pilihan untuk melawan tantangan jika anda ingin berada di dalam Kerajaan kekal itu.
Yesaya 66 : 7 : “Sebelum ia menggeliat kesakitan, ia sudah melahirkan; sebelum sakitnya untuk melahirkan tiba, ia sudah melahirkan seorang bayi laki-laki.”
Bagi seorang wanita untuk melahirkan bayi sebelum ia menggeliat kesakitan dan sebelum sakitnya datang, adalah merupakan sesuatu hal yang tak masuk akal – sesuatu keajaiban. Dan justru inilah yang terjadi terhadap sidang sewaktu Tuhan dilahirkan di dalam palungan Betlehem. Sidang tidak mengetahui akan kedatangan-Nya, dan walaupun ia tidak merasa memerlukan seorang Juruselamat (tidak menggeliat kesakitan), namun ia telah melahirkan seorang anak. Namun sesuai dengan ayat yang menyusul selanjutnya, sidang pada waktu ini akan mengalami suatu keajaiban yang bahkan lebih besar daripada yang dialami sidang di masa Kristus yang lalu.
Yesaya 66 : 8 : “Siapakah yang telah mendengar akan hal yang sedemikian itu, siapakah yang telah melihat perkara-perkara yang sedemikian itu? Dapatkah bumi dilahirkan dalam sehari jua? Atau dapatkah suatu bangsa dilahirkan secara tiba-tiba? Karena segera sesudah Sion menggeliat kesakitan, maka ia melahirkan anak-anaknya.”
Sidang pada waktu ini penuh dengan lalang, dengan ikan yang jelek dan dengan kambing-kambing. Adalah sulit untuk menemukan orang-orang suci. Tetapi bagaimanapun juga ia sekali kelak akan membawakan sejumlah besar orang-orang bertobat yang tak seorang pun dapat menghitungnya. Organisasi tidak percaya akan hal ini; sama seperti halnya orang-orang Yahudi tidak percaya, bahwa Juruselamat dilahirkan di dalam palungan, juga mereka tidak mengira, bahwa para nelayan Galilea itu akan menggantikan kedudukan para imam yang alim maupun para pemimpin agama yang dimuliakan di masa itu, mereka juga tidak mengira bahwa orang-orang Kapir akan ikut juga memperoleh bagian dari janji-janji kepada Israel. Juga Organisasi pada waktu ini mengira bahwa masa yang akan datang itu sama saja dengan masa kini, bahwa Tuhan Allah telah membiarkan manusia untuk selamanya berbuat sesuai dengan kehendak mereka. Ia tidak mengetahui bahwa Tuhan sedang memegang kendali pemerintahan di dalam tangan-Nya sendiri (Testimonies to Ministers, p. 300). Ia masih tetap mengira, bahwa ia adalah kaya dan telah bertambah kekayaannya (Kebenaran), dan tidak memerlukan apa-apa lagi. Bagaimanapun sidang akan menyaksikan semua perjanjian ini digenapi. Ia akan menyaksikan, bahwa semua kata-kata firman ini terdapat di dalam Alkitab bukan hanya untuk memenuhi ruangan. Segera sesudah ia merasa sakit hendak melahirkan yang sedemikian dan merasakan kebutuhannya, segera itu pula semua serambinya akan dipenuhi dengan orang-orang suci dan tugasnya selesai.
Yesaya 66 : 9 : “Patutkah Aku membuka rahim orang, dan tidak membuatnya melahirkan? Demikianlah firman Tuhan; patutkah Aku membuat orang melahirkan, dan menutup rahimnya? Demikianlah firman Allah.”
Masakan Tuhan telah membuat semua perjanjian ini, jika Ia tidak mampu untuk menggenapinya? Inilah pertanyaan besar di hadapanmu dan di hadapanku. Dan masakan Ia akan memulai sesuatu jika Ia tak akan dapat melaksanakan dan menyelesaikannya? Janganlah Saudara meremehkan pertanyaan-pertanyaan ini, karena semua jawabanmu akan menentukan nasibmu.
Yesaya 66 : 10 – 14 : “Bersuka-sukaanlah kamu dengan Yerusalem dan bergemarlah akan dia, hai kamu sekalian yang kasih akan dia; hendaklah bersukacita akan dia, hai kamu sekalian yang sudah berdukacita karena dia; supaya boleh kamu mengisap susu sampai kenyang dan dipuaskan dengan penghiburan, supaya boleh kamu mengisap susu, dan merasa nikmat dengan berkelimpahan kemuliaannya. Karena demikianlah firman Tuhan, Tengoklah, Aku akan meliputkan damai kepadanya bagaikan air sungai, dan kemuliaan segala bangsa Kapir bagaikan suatu aliran sungai; kemudian kamu akan menyusu, kamu akan digendong pada sisinya, dan dibelai-belai pada pangkuannya. Seperti seseorang yang dihiburkan oleh ibunya, demikianlah Aku akan menghiburkan kamu; maka kamu akan terhibur di Yerusalem. Maka apabila kamu melihat ini, hatimu akan bersukacita, dan semua tulangmu akan berkembang bagaikan suatu tumbuhan muda; maka tangan Tuhan akan dinyatakan kepada segala hamba-Nya, dan murka-Nya terhadap segala musuh-Nya.”
Di sini kepada kita diceritakan, bahwa hanya mereka yang berdukacita karena Yerusalem, yaitu orang-orang yang berdoa bagi pendirian tahta Daud contoh saingan-Nya itu, dan kerajaan, akan bersukaria dengan dia. Mereka, dan hanya mereka saja, yang akan memperoleh keuntungan dari kelimpahan kemuliaannya. Tidak ada orang lain yang akan memperoleh bagian perdamaiannya serta kelimpahan kemuliaannya. Tidak ada orang lain yang akan dibelai-belai di atas pangkuannya. Orang-orang berdosa tidak akan dihiburkan di Yerusalem, dan kesuaman mereka itu akan menjadi merah panas lalu membuat mereka berlari-lari kepada bukit-bukit dan kepada batu-batu gunung (Wahyu 6 : 14 – 17).
Yesaya 66 : 15 – 17 : “Karena tengoklah, Tuhan akan datang dengan api, dan dengan segala rata-Nya bagaikan suatu angin puyuh, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan, dan hardik-Nya dengan nyala-nyala api. Karena dengan api dan dengan pedang-Nya Ia akan menghukum segala manusia; maka besarlah kelak bilangan segala orang yang dibunuh Tuhan. Mereka yang menyucikan dirinya sendiri, dan yang membersihkan dirinya di dalam taman-taman di balik sebatang pohon yang di tengah-tengah, yang makan daging babi, dan barang-barang keji, dan tikus, akan dihapuskan bersama-sama, demikianlah firman Tuhan.”
Sesudah Allah selesai berbuat segala-galanya untuk mengendalikan perjalanan semua hamba-Nya, apabila “tidak ada lagi obat”, maka pada masa itulah pembalasan Ilahi akan dilaksanakan. Orang-orang yang terus berjalan di dalam jalan-jalannya sendiri akan kelak mendapatkan diri mereka di dalam jalan yang lebar dimana tidak terdapat kemurahan Ilahi, dimana Pembalas yang adil akan melaksanakan tagihan-Nya.
Mereka adalah orang-orang yang menyucikan dan membersihkan dirinya sendiri di dalam taman di balik sebatang pohon kayu (di belakang pemimpin); artinya, mereka berpura-pura amat rohaniawan dalam tempat-tempat pertemuan, mereka menaruh keyakinan bahwa pendeta akan membawa mereka sampai ke Kerajaan. Mereka memanjakan seleranya dengan memakan makanan-makanan yang terlarang, dan pada waktu yang sama dengan sombong berpura-pura suci dan bersih. Tetapi bagi Tuhan mereka itu terlihat bagaikan kubur-kubur yang dilabur putih yang penuh dengan daging yang membusuk, bagaikan cangkir-cangkir yang terlihat bersih dari luar tetapi kotor di dalamnya.
Yesaya 66 : 18, 19 : “Karena Aku mengetahui segala perbuatan mereka itu dan semua kepikirannya; maka akan datang, bahwa Aku akan menghimpunkan segala bangsa dan bahasa; maka mereka akan datang, dan menyaksikan kemuliaan-Ku. Maka Aku akan menaruh suatu tanda di antara mereka itu, dan Aku akan mengutus orang-orang yang luput dari antara mereka itu kepada segala bangsa, yaitu ke Tarsis, ke Pul, dan ke Lud, orang-orang pemanah ke Tubal dan ke Yawan, kepada pulau-pulau yang jauh-jauh, yang belum pernah mendengar kebesaran nama-Ku, dan yang belum melihat kemuliaan-Ku; maka mereka akan memasyurkan kemuliaan-Ku di antara segala bangsa Kapir.”
Apa yang Tuhan hendak lakukan tidak akan dilakukan secara rahasia. Itu bukanlah sesuatu khayalan, bukan sesuatu yang diselubungi rahasia untuk ditebak, melainkan itu adalah perbuatan yang jelas yang terbuka di hadapan segala bangsa.
Sekarang terhadap kebinasaan mereka sendiri, orang-orang perdebatkan bahwa ini adalah pembunuhan rohani, (Apa yang dimaksudkan dengan pembunuhan rohani? -- tidak ada yang tahu). Walaupun cukup jelas terlihat, bahwa itu adalah Pehukuman terhadap Orang-orang Hidup. Kenyataan, bahwa lebih dari seabad lamanya Organisasi sudah mengajarkan bahwa Pehukuman terhadap Orang-orang Mati ialah memisahkan yang baik dari yang jelek (lalang daripada gandum) berbagai argumentasi mereka yang bodoh itu kini membuktikan bahwa mereka bukan saja tidak tahu mengenai itu, tetapi juga buta (Wahyu 3 : 17) sehingga walaupun sudah diceritakan dan ditunjukkan pengertiannya mereka tetap tidak dapat melihatnya. Sungguhpun mereka mengaku mengetahui bahwa Pehukuman itu adalah memisahkan gandum dari lalang, yang baik dari yang jelek, bahwa ia itu untuk membersihkan tempat suci dengan cara menghapuskan nama-nama yang jelek dan dosa-dosa dari yang baik, mereka tidak juga mengakui bahwa tindakan Allah yang asing ini adalah Pehukuman terhadap Orang-orang Hidup itu di dalam isi rumah Allah (1 Petrus 4 : 17), yaitu penyucian tempat suci (Daniel 8 : 14), pembersihan sidang (Testimonies, vol. 5, p. 80), pembersihan kaabah (Maleakhi 3 : 1 – 3).
Jangan lagi mencoba-coba menghiburkan dirimu sendiri dengan mengatakan bahwa pembunuhan Tuhan ini adalah sesuatu khayalan, atau bahwa ia itu akan jadi sesudah pintu kasihan di tutup. Sekarang bersiaplah supaya kamu tidak jatuh. Jangan ada orang yang mengalihkan perhatianmu daripadanya.
Ayat yang baru kita baca menjelaskan bahwa orang-orang yang “luput” dari pedang Tuhan itu, akan diutus-Nya kepada segala bangsa Kapir, yaitu kepada orang-orang yang belum pernah mendengar kebesaran nama Tuhan atau melihat akan kemuliaan-Nya, maka mereka akan memasyurkan kemuliaan-Nya di antara segala bangsa Kapir; mereka akan menghantarkan ke rumah Tuhan semua orang yang akan diselamatkan. Di sini marilah kita baca kata-kata firman Tuhan yang tepat :
Yesaya 66 : 20, 21 : “Maka mereka akan menghantarkan semua saudaramu bagi suatu persembahan bagi Tuhan keluar dari segala bangsa dengan menunggang kuda, dan dengan kereta-kereta, dan dengan usungan, di atas bagal dan onta betina yang cepat, ke bukit kesucian-Ku Yerusalem, demikianlah firman Tuhan, sama seperti bani Israel menghantarkan suatu persembahan dalam bejana yang suci ke dalam rumah Tuhan. Dan lagi Aku akan mengangkat beberapa orang daripada mereka itu akan imam-imam dan orang-orang Lewi, demikianlah firman Tuhan.”
Sekarang, melihat kepada kenyataan bahwa orang-orang yang luput dari pembantaian Tuhan itu akan diutus sebagai penginjil-penginjil, pengkhotbah-pengkhotbah, dan pendeta-pendeta kepada segala bangsa dan orang banyak yang masih belum mengenal Allah dan Injil-Nya, maka kesimpulannya adalah hanya : bahwa pembantaian itu berlaku hanya diantara umat Allah; bahwa itulah Pehukuman terhadap Orang-orang Hidup di dalam “rumah Allah” (1 Petrus 4 : 17); bahwa gembala-gembala dibantai, sebab mereka telah menghalangi domba-domba itu pergi ke padang rumput yang hijau milik Tuhan (Kebenaran Sekarang); bahwa para anggota yang setia akan mengambil alih tempat mereka; bahwa kemudian sidang, “cerah bagaikan matahari, indah bagaikan bulan, dan hebat bagaikan suatu bala tentara dengan panji-panji”, “maju terus ke seluruh dunia, dengan kemenangan dan untuk memenangkan.” Demikianlah pekerjaan Injil diselesaikan dan dunia yang jahat dibawa kepada ajalnya.
“Hanya orang-orang yang telah menentang pencobaan dalam kekuatan dari Dia Yang Maha Kuasa yang akan diijinkan mengambil bagian dalam memberitakannya (Pekabaran Malaikat yang Ketiga) apabila ia itu akan berkembang menjadi Seruan Keras.” – The Review and Herald, November 19th, 1908.
“..... Kita telah cenderung berpikir, bahwa dimana tidak ada pendeta-pendeta yang setia, tidak akan ada orang-orang Kristen yang sejati; tetapi ini bukan masaalahnya. Allah telah berjanji bahwa dimana gembala-gembala didapati tidak setia Ia akan mengawasi sendiri kawanan domba itu. Allah tidak pernah membiarkan kawanan domba itu sepenuhnya bergantung pada alat-alat manusia. Tetapi hari-hari penyucian sidang itu sedang mendekat dengan cepatnya. Allah hendak memiliki suatu umat yang bersih dan benar. Dalam penyaringan besar yang segera akan dilaksanakan itu, kita akan lebih mampu untuk mengukur kekuatan Israel. Tanda-tanda mengungkapkan, bahwa masa itu sudah dekat apabila Tuhan akan menyatakan bahwa kipas-Nya berada dalam tangan-Nya, dan Ia hendak membersihkan lantai-Nya seluruhnya.” – Testimonies, vol. 5, p. 80.
Yesaya 66 : 22 : “Karena seperti halnya segala langit yang baru dan bumi yang baru, yang akan Ku jadikan itu, akan tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman Tuhan, demikianlah kelak benihmu dan namamu akan tetap ada.”
Dengan ayat ini Ilham kini mulai mengungkapkan perkara-perkara yang akan jadi di bumi yang telah diperbaharui.
Yesaya 66 : 23 : “Maka akan jadi kelak, bahwa daripada satu bulan baru sampai kepada bulan lainnya, dan daripada Sabat yang satu sampai kepada Sabat lainnya, segala manusia akan datang menyembah sujud di hadapan-Ku, demikianlah firman Tuhan.”
Sabat, sebagaimana Saudara saksikan, adalah sama kekalnya dengan bumi. Ia itu patut disucikan bukan hanya sekarang, tetapi bahkan juga sesudah bumi yang terkutuk ini diperbaharui. Dan bukan hanya sekarang umat Allah wajib berkumpul bersama-sama di dalam rumah Tuhan pada setiap Sabat, melainkan mereka akan terus berbuat begitu dengan penuh kesukaan berkelanjutan sampai kekekalan.
Yesaya 66 : 24 : “Maka mereka akan keluar, dan akan melihat akan bangkai-bangkai dari orang-orang yang mendurhaka melawan Aku; karena cacing-cacingnya itu tidak akan mati, dan api mereka itu pun tidak akan padam; maka mereka itu akan menjadi sesuatu yang menjijikkan bagi segala manusia.”
Walaupun ayat-ayat yang terdahulu dari pasal ini tidak banyak dipelajari oleh siapapun, namun dua ayat yang terakhir ini sering sekali dibicarakan dan diperdebatkan oleh banyak orang. Bagi beberapa orang mereka maksudkan, bahwa akan ada suatu penyiksaan kekal. Namun adakah firman pada umumnya menunjang pendapat yang sedemikian ini? -- Tidak ada. Defenisi dari “bangkai-bangkai” ialah “tubuh-tubuh yang tidak bernyawa.” Dan nabi Maleakhi mengatakan : “Karena, tengoklah, hari itu datang, yang akan bernyala-nyala bagaikan dapur api, maka segala orang sombong dan segala orang yang berbuat jahat akan jadi seperti jerami, dan hari yang akan datang itu akan membakar habis mereka itu, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam, sehingga baik akar maupun cabang tiada lagi tinggal dengan mereka itu. Tetapi bagi kamu yang takut akan nama-Ku akan terbit Matahari Kebenaran dengan kesembuhan di bawah sayap-sayap-Nya; maka kamu akan keluar dan bertumbuh bagaikan anak-anak lembu yang tambun-tambun. Dan kamu akan memijak-mijak segala orang jahat itu; karena mereka akan menjadi habu di bawah telapak kakimu pada hari yang akan Ku datangkan kelak semua ini, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.” Maleakhi 4 : 1 – 3.
Pada mulanya bangkai-bangkai dan pada akhirnya habu duli dari hamba-hamba yang tidak setia berada di bawah kaki-kaki orang-orang suci, tidak dapat menunjukkan bahwa orang-orang yang tidak setia itu didorongkan ke dalam “api neraka”, untuk hidup selamanya di sana. Lagi pula karena hanya orang-orang benar diberikan hidup kekal, maka orang-orang jahat harus diberikan kematian yang kekal. Selanjutnya, “mati yang kedua” (Wahyu 20 : 14) tak mungkin dimaksudkan kepada “kehidupan yang kedua.”
Teori tentang penyiksaan kekal secara picik berasal dari kata-kata, “cacing mereka itu tidak akan mati.” “Cacing mereka”, cacing yang menggerogoti bangkai-bangkai mereka itu, bagaimana pun tidak mungkin dimaksudkan kepada jiwa-jiwa orang-orang itu. Sedikit-dikitnya itu tak dapat dimaksudkan sedemikian bagi dia yang menggali sampai dalam ke dalam sumur keselamatan dan yang dapat berpikir bagi dirinya sendiri. Orang yang sedemikian ini membaca di antara baris-baris dan mencatat nilai sepenuhnya dari masing-masing kata. Jika “cacing” berarti sesuatu, maka itu berarti bahwa cacing itu bertumbuh subur pada bangkai-bangkai itu, bahwa ia itulah yang merupakan sesuatu yang menghabiskan bagian-bagian bangkai-bangkai itu sampai tinggal unsur-unsurnya yang semula. Benar, “cacing itu tidak akan mati”; ia pasti akan menyelesaikan pekerjaan pengrusakannya; bangkai-bangkai itu akan Ia turunkan sampai menjadi habu, “karena kamu adalah habu”, demikianlah kata firman, “dan kepada habu juga kamu akan kembali.” Kejadian 3 : 19. Adalah oleh perantaraan pemecahan inilah, maka cacing pengrusak itu tidak akan mati. Lagi pula kepada kita diceritakan, bahwa jiwa yang berdosa, ia itu akan mati. (Yeheskiel 18 : 4).
Jelaslah terlihat, bahwa khotbah tentang penderitaan kekal di dalam api neraka sebagai gantinya kematian kekal, adalah dipromosikan oleh apa yang disebut penarik-penarik jiwa yang sembrono yang berusaha menarik para pendengarnya ke dalam gereja dengan cara ditakut-takuti. Tetapi kalau saja mereka mengerti, bahwa hanya orang-orang yang dilahirkan kembali melalui kasih terhadap Kebenaran diberikan hak untuk masuk ke dalam Kota Suci itu, kalau saja mereka mengetahui, bahwa orang-orang yang harus takut di dalamnya adalah disingkirkan dari dalamnya kalau saja mereka mengetahui bahwa setiap perkara yang menipu juga tidak akan diberikan hak untuk masuk ke sana, -- jika mereka dengan sepenuh hati mengetahui akan semuanya ini, maka mungkin sekali mereka akan berhenti mengkhotbahkan kehidupan kekal di dalam api neraka, dan mulai mengkhotbahkan kasih yang kekal terhadap Kebenaran. Marilah kita sekarang mengakhiri penyelidikan kita ini dengan membaca himbauan Tuhan yang terakhir sebagai berikut :
“Oleh sebab itu berjagalah : karena tidak kamu ketahui jam mana Tuhanmu akan datang. Tetapi ketahuilah ini, bahwa jika tuan rumah sudah mengetahui pada waktu mana pencuri akan datang, ia sudah akan berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
“Oleh sebab itu hendaklah kamu juga bersedia : karena Anak Manusia akan datang pada saat yang tidak kamu duga. Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas isi rumah-Nya, untuk memberikan mereka makanan pada waktunya (meat in due season)? Berbahagialah hamba itu yang apabila tuannya tiba didapatinya sedang berbuat demikian. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, bahwa Ia akan mengangkat orang itu menjadi pengawas atas semua harta milik-Nya.
“Tetapi dan jika hamba yang jahat itu akan berkata di dalam hatinya : “Tuanku memperlambat kedatangan-Nya; dan akan mulai memalu semua hamba sesamanya, serta makan dan minum bersama orang-orang pemabuk; maka tuan hamba itu akan datang pada sesuatu hari yang tiada disangkanya, dan pada jam yang tidak disadarinya, lalu akan menyesahkan dia teramat sangat, sambil menetapkan bagiannya bersama-sama dengan orang-orang munafik; di sana akan terdapat ratap dan kertakan gigi.” Matius 24 : 42 – 51.
Hanya ada satu pilihan yang benar bagimu, dan itu adalah berhenti daripada bergabung dengan para Esau yang perkasa itu, dan supaya menggabungkan diri dengan para Yakub yang sederhana yang memiliki Kebenaran itu.
* * *
.