Anak-Anak dari Si Mandul Lebih Banyak dari Anak-Anak Wanita yang Beranak

Satu-Satunya Kedamaian Pikiran

.

Renungan Untuk Berdoa— Saya akan membaca dari buku “The Mount of Blessing,” pada halaman 201, dimulai dengan paragraf yang pertama.

“Jalan orang-orang durhaka itu sulit’, tetapi jalan-jalan orang bijaksana adalah jalan-jalan yang menyenangkan, maka semua lorongnya adalah perdamaian.’ Setiap tindak penurutan kepada Kristus, setiap tindak penahanan diri karena Dia, setiap ujian yang dijalani dengan baik, setiap kemenangan yang dicapai atas pencobaan, adalah suatu langkah berbaris menuju kepada kemuliaan dari kemenangan terakhir. Jika kita mengambil Kristus menjadi penunjuk jalan kita, maka Ia akan menghantarkan kita dengan aman.....”

“Jalan mungkin kasar berbatu-batu, dan tanjakannya mungkin tinggi; mungkin terdapat jurang pada sebelah kiri dan kanan; kita mungkin harus tahan menjalani sengsara dalam perjalanan kita; apabila letih, apabila merindukan istirahat, kita mungkin harus berjuang terus; apabila lemah, kita mungkin harus berjuang; apabila putus asa, kita harus tetap berharap; namun dengan Kristus sebagai penunjuk jalan, kita tidak akan gagal mencapai pelabuhan yang dirindukan pada akhirnya .....”

Sesuai dengan bacaan itu kita patut berdoa untuk mendapatkan akal budi dan tekad untuk berjalan di dalam jalan-jalan Tuhan. Hanya jalan-jalan-Nyalah yang menyenangkan dan damai. Apabila kita harus menyangkal diri sendiri dari sesuatu, atau apabila kita harus tahan menjalani suatu ujian untuk mencapai kemenangan atas pencobaan, kita akan merasa bahwa semua inilah langkah-langkah yang menuju kepada kemenangan terakhir. Dan kita hendaklah melihat bahwa menghidupkan kehidupan dosa adalah seolah-olah tinggal di dalam parit, dimana kita pada hakekatnya menemukan diri kita semenjak dilahirkan. Untuk mencapai hidup di atas puncak gunung (Kerajaan itu) seseorang seolah-olah harus menaiki jalan pegunungan yang curam dan kasar.  Menaiki jalan itu mungkin tampaknya sukar, namun setelah langkah terakhir ditempuh dan puncak gunung dicapai, maka terdapat kegembiraan dan penghiburan, keyakinan dan kemenangan yang tak ada bahasa dapat melukiskan.

Copyright 1953

Hak Cipta Dijamin

V. T. HOUTEFF

ANAK-ANAK DARI SI MANDUL LEBIH BANYAK DARI ANAK-ANAK WANITA YANG BERANAK

Khotbah V. T. Houteff

Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh

Sabat, 3 Mei 1947

Chapel Mount Carmel,

Waco, Texas 

Sebelum kita memulai penyelidikan kita ayat demi ayat dari Yesaya pasal lima puluh empat, maka kita akan membaca ayat yang pertama.

Yesaya 54 : 1 : “Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembiralah dengan sorak-sorai, dan berserulah dengan nyaring, hai engkau yang tiada pernah menderita sakit bersalin, sebab dia yang sunyi itu lebih banyak anaknya daripada dia yang bersuami; demikianlah firman Tuhan.”

Di sini dua orang wanita dikemukakan. Seorang adalah mandul dan yang satunya tidak. Wanita yang mandul itu dianjurkan supaya bersorak-sorai dan menyanyi, sebab dia dijanjikan akan memperoleh lebih banyak lagi anak-anak daripada wanita satunya yang mempunyai anak. Untuk mengetahui siapa wanita-wanita ini, maka marilah kita lihat kepada kitab Galatia pasal ke-4.

“Karena adalah tersurat, bahwa Abraham beranak dua orang, yang seorang dengan hamba perempuan, dan yang seorang dengan perempuan merdeka. Tetapi anak yang berasal dari hamba perempuan itu telah dilahirkan menurut kehendak daging, sedangkan anak yang berasal dari perempuan merdeka itu telah lahir oleh sebab perjanjian. Segala perkara ini merupakan suatu ibarat, karena kedua perempuan ini adalah dua perjanjian; yang satunya dari gunung Sinai yang memperanak anak-anak bagi perhambaan, yaitu Hagar.” Galatia 4 : 22 – 24.

Rasul Paulus memperingatkan kepada kita, bahwa Abraham mempunyai dua orang istri dan dua orang anak. Kita semua mengetahui cerita itu, bahwa sewaktu Allah memanggil Abraham untuk keluar meninggalkan negerinya dan untuk pergi ke suatu tanah yang belum diketahui, Allah berjanji akan memberikan kepadanya seorang anak laki-laki. Kira-kira dua puluh lima tahun telah berlalu dan kedatangan anak-anak laki-laki itu masih belum juga tampak. Sarah pada waktu itu telah berumur kira-kira sembilan puluh tahun lamanya (Kejadian 17 : 17). Sepanjang tahun-tahun Abraham dan Sarah mengharapkan seorang putera itu, Hagar telah menjadi isteri Abraham, dan melalui dialah Ismael telah dilahirkan. Oleh sebab itu Sarah adalah wanita yang sunyi (dikesampingkan), dan Hagar adalah wanita yang bersuami. Bersamaan dengan itu Yesaya 54 : 1 secara simbolis berbicara dari hal kedua perempuan ini dan anak-anak mereka. Dari hal apakah yang diibaratkan itu, Rasul itu menjelaskan sebagai berikut :

“Karena Hagar ini ialah Gunung Sinai di tanah Arab, dan ia sama dengan Yerusalem yang ada sekarang, karena ia menjadi hamba beserta dengan anak-anaknya. Tetapi Yerusalem yang di atas itu merdeka, yaitu ibu dari kita semua.” Galatia 4 : 25, 26.

Hagar melambangkan Yerusalem, kota dari orang-orang Yahudi, yaitu kelahiran menurut kehendak daging, sebaliknya Sarah melambangkan Yerusalem yang akan datang, yaitu kota dari “orang-orang yang dilahirkan kembali,” anak-anak perjanjian.

“Karena ada tersurat : “Bersukacitalah, hai engkau yang mandul dan yang tiada beranak, hendaklah bertempik sorak hai engkau yang tiada menanggung sakit bersalin; karena perempuan yang ditinggalkan itu lebih banyak anaknya daripada perempuan yang bersuami. Adapun kita ini, hai Saudara-saudaraku, seperti juga Ishak, adalah anak-anak perjanjian. Tetapi sama seperti pada masa itu orang yang diperanakan oleh kehendak daging itu sudah menganiayakan dia yang telah dilahirkan oleh Roh, demikian juga sekarang ini. Akan tetapi bagaimanakah bunyi Alkitab itu? “Buangkanlah hamba perempuan itu berikut anaknya, karena anak hamba perempuan itu tiada akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak dari perempuan yang merdeka itu. Sebab itu, hai Saudara-saudaraku, kita ini bukanlah anak-anak dari hamba perempuan itu, melainkan anak-anak dari perempuan yang merdeka.” Galatia 4 : 27 – 31.

Ilham menjelaskan, bahwa secara simbolis Hagar dan anaknya Ismael adalah melambangkan sidang dalam periode sejarah Wasiat Lama, dan bahwa Sarah dan anaknya Ishak melambangkan sidang dalam periode sejarah Wasiat Baru. Keanggotaan dari sidang Wasiat Lama sebenarnya berasal dari daging, karena ia itu dibentuk dari orang-orang yang lahir dari keturunan Yakub; tetapi keanggotaan dari sidang Wasiat Baru, khususnya orang-orang yang dikemukakan di sini, adalah orang-orang yang oleh Roh Kebenaran telah bertobat kepada Kristus. Dan karena adalah tidak mungkin bagi Ishak untuk diperanakkan oleh kehendak daging, maka demikian pula tidak mungkin bagi anak-anak dari Roh Kebenaran ini untuk dapat dilahirkan oleh kehendak manusia.

Sebab itu alasan Allah bagi tertundanya kegenapan janji-Nya kepada Sarah adalah sangat jelas; Ia sedang menuliskan sejarah maupun nubuatan melalui kehidupan keluarga Abraham. Ia telah menyebabkan kelahiran Ismael dengan cara menunda-nunda kelahiran Ishak. Sebab itu Ismael adalah contoh bagi orang-orang Ibrani, yaitu anak-anak menurut kehendak daging, yang mendahului Ishak, contoh bagi orang-orang Kristen, yaitu anak-anak dari perjanjian.

Tetapi bagaimanapun kepentingan kita yang terutama ialah untuk mengetahui waktu dimana Yesaya pasal 54 akan menemukan seluruh kegenapannya dan kepada generasi yang mana lambang nubuatannya terutama berlaku, untuk mengetahui apakah ia itu terutama tertulis bagi kepentingan sidang Kristen yang mula-mula, atau bagi sidang dalam abad-abad pertengahan, atau bagi sidang di masa kita sekarang. Oleh karena tak satupun dari penulis-penulis Alkitab Wasiat Baru memberi komentar terhadap Yesaya pasal 54 ini, terkecuali hanya terhadap ayat pertamanya, maka jelaslah pasal ini ditulis bukan terutama bagi umat di masa itu. Apalagi, ayat empat belas selanjutnya membuktikan terhadap waktu mana nubuatan ini berlaku.

“Dalam kebenaran engkau akan diteguhkan; engkau akan jauh dari aniaya; karena tiada engkau akan takut: dan engkau akan jauh daripada kegentaran, karena tiada ia itu akan menghampiri engkau.” Yesaya 54 : 14.

Janji kepada sidang Kristen dari sejarah yang terkemudian ini ialah bahwa ia akan jauh dari aniaya (tidak akan diperintah oleh bangsa yang lain); bahwa kegentaran tidak akan datang menghampirinya; dan bahwa ia tidak akan perlu takut. Melihat kepada kenyataan bahwa sidang sampai kepada waktu ini belum pernah bebas dari semuanya itu, maka secara logika bahwa semua janji itu masih belum dinyatakan kepadanya. Oleh karena itu kepada generasi yang dimaksudkan di dalam pasal ini, sidang yang akan memperoleh semua janji itu bukanlah di masa lalu, melainkan di dalam masa yang akan datang. Dan kenyataan bahwa Ilham kini untuk pertama kalinya mengungkapkan janji-janji yang sudah lama dirahasiakan itu, dan kini mengemukakannya kepada perhatian kita, menjadikan semua itu “makanan pada waktunya,” kebenaran menjadi jelas. Sidang sesudah pengumuman ini selesai melaksanakan tugasnya, akan segera masuk ke dalam masa periode yang gilang gemilang ini. Selanjutnya ayat lima belas mengatakan :

“Lihatlah, mereka pasti akan berhimpun, tetapi bukan oleh-Ku; barangsiapa yang akan berhimpun hendak melawan dikau, ia itu akan jatuh demi engkau.” Yesaya 54 : 15.

Di sini ia diamarkan, bahwa musuh-musuhnya akan berkumpul bersama-sama melawannya, tetapi bukan oleh Tuhan. Oleh karena itu mereka itu tidak akan beruntung, melainkan mereka akan jatuh demi dia. Musuh-musuhnya tidak akan pernah lagi dapat membawa satupun anggotanya ke dalam tawanan, ataupun ke dalam penjara, atau ke dalam api yang bernyala-nyala, atau ke dalam kandang-kandang binatang-binatang buas -- ia  tidak akan pernah lagi menyaksikan orang-orang Assiria atau pun orang-orang Kasdim beruntung melawan dia; ia juga tidak akan lagi menderita aniaya-aniaya oleh orang-orang Yahudi dan oleh orang-orang Romawi. Semua ini kini sudah berlalu dan terulangnya kembali tidak akan membawa akibat apapun terhadapnya.

“Lihatlah, Aku telah menciptakan tukang besi yang menghembuskan bara dalam api, dan yang membuat senjata sebagai hasil kerjanya; dan Aku telah menciptakan si pembinasa untuk membinasakan. Tetapi segala senjata yang diperbuat untuk melawan dikau, ia itu tiada akan beruntung, dan setiap lidah orang yang akan bangkit melawan engkau dalam pehukuman ia itu akan dihukumkan olehmu. Inilah bagian pusaka dari segala hamba Tuhan, dan kebenaran mereka itu adalah daripada-Ku, demikianlah firman Tuhan.” Yesaya 54 : 16, 17.

Sejauh ini segala senjata yang diciptakan untuk melawan sidang selalu berhasil, tetapi sidang yang dinubuatkan di sini, ia itu akan dilindungi. Dan sepenuhnya berada di dalam  tangan Allah, maka setiap orang yang bangkit berdiri melawannya dalam pehukuman, ia itu akan dihukumnya oleh Kebenaran dan keadilan. Oleh sebab itu keberadaan kita dan keberhasilan kita dalam pekerjaan Allah bukan lagi sesuatu yang rahasia. Nubuatan menunjukkan dengan jelas, bahwa banyak orang sedang bangkit melawan kita, namun tak seorangpun berhasil ataupun akan kelak berhasil. Allah yang telah menciptakan tukang besi serta pembinasa untuk membinasakan itu, Ia juga mampu untuk menciptakan damai dan kesentosaan. Roh Nubuat menegaskannya kembali sebagai berikut :

“Sementara orang-orang suci meninggalkan kota-kota dan kampung-kampung, mereka itu dikejar dari belakang oleh orang-orang jahat yang berusaha untuk membunuh mereka. Namun semua pedang yang diangkat untuk membunuh umat Allah patah dan berjatuhan tak berdaya bagaikan jerami. Malaikat-malaikat Allah melindungi semua orang suci. Sementara mereka itu berseru-seru siang dan malam memohonkan kelepasannya, seruan mereka itu sampai ke hadirat Tuhan.” Early Writings, pp. 284, 285.

“ ..... Akan tetapi jika umat-Nya tetap tinggal terpisah dan lebih dikenal dari dunia sebagai suatu bangsa yang melakukan kebenaran, maka Allah akan menjadi pelindung mereka, dan tak satupun senjata yang dibuat untuk melawan mereka itu akan berhasil.” Testimonies,” vol. 5, p. 601.

Pelajaran ini cukup jelas. Sidang sedang muncul keluar dari periode yang satu dan masuk ke dalam periode lainnya. Ia telah mencapai fajar pagi dari suatu hari yang baru. Kemuliaannya kini akan dibukakan, tugas besarnya akan berakhir, dan semua anak-anaknya (perhimpunan besar itu) akan diselamatkan. Gantinya semua musuhnya berhasil menguasainya, ia justru akan menang atas mereka itu.

Oleh karena sidang secara keseluruhan ditunjukkan di sini dengan lambang seorang ibu dan anak-anaknya, maka kita hendaknya mengetahui bagian sidang yang mana yang dilambangkan dengan ibu dan bagian sidang yang mana dilambangkan dengan anak-anak.

Menurut ayat tujuh belas, pasal itu menyimpulkan bahwa “hamba-hamba Tuhan,” yaitu mereka yang membawa masuk orang-orang bertobat, mereka inilah yang merupakan ibu itu, dan orang-orang bertobatnya, yaitu para anggota, mereka inilah yang merupakan anak-anak itu.

Apa yang dimaksudkan dengan perempuan itu menderita sakit bersalin? Untuk jawabannya marilah kita melihat kepada Galatia 4 : 19 yang berbunyi sebagai berikut: “Hai anak-anakku, karena kamu Aku kembali menderita sakit bersalin sampai Kristus terbentuk di dalam dirimu .....” Bahwa kepada orang-orang yang ia usahakan untuk membawa Kristus kepada pengetahuan mereka, rasul Paulus mengatakan, bahwa ia menderita sakit bersalin bagi mereka sampai rupa Kristus terbentuk di dalam diri mereka, sampai mereka sepenuhnya bertobat kepada-Nya -- dilahirkan kembali.

Kini sesudah kita memahami arti kiasan dari kedua perempuan ini, dan dari hal anak-anak mereka, dan juga untuk masa yang mana Yesaya pasal 54 itu ditulis, maka kita akan mempelajari pasal itu secara singkat lalu ayat demi ayat meliputi semua perinciannya sejauh mana yang diijinkan Allah kepada kita.

Yesaya 54 : 2, 3 : “Luaskanlah tempat kemahmu dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu, sebab engkau akan mengembang kekanan dan ke kiri, keturunanmu akan mempusakai bangsa-bangsa Kapir itu, dan mereka akan mendiami kota-kota yang sunyi.”

Semua istilah ini -- luaskanlah, bentangkanlah, jangan menghemat, panjangkanlah, dan pancangkanlah -- berarti melakukan apa saja yang mungkin untuk memperluas supaya memenuhi keadaan, untuk mempersiapkan akomodasi-akomodasi yang cukup bagi suatu jumlah orang-orang bertobat yang lebih besar, untuk melakukan apa saja yang mungkin pada waktu ini sehingga apabila engkau mengembang ke kanan dan ke kiri, apabila perhimpunan besar orang-orang bertobat itu mulai mengalir datang, kamu tidak akan bingung dan tidak akan gagal menampung mereka. Janganlah mengecewakan orang banyak itu. Dan selanjutnya Tuhan menjamin : “Benihmu akan mempusakai segala bangsa Kapir dan mereka akan mendiami kota-kota yang sunyi.” Oleh sebab itu nubuatan ini membawa kita kepada masa-masa pengembalian segala perkara (Matius 17 : 11).

Yesaya 54 : 4 : “Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan tidak ada satupun dipermalu, karena tiada kamu akan dibuat malu; karena kamu akan melupakan semua malu masa mudamu, dan tidak akan ingat lagi kecelaan masa kejandaanmu.”

Sesungguhnya kembali lagi kepadanya dijaminkan, bahwa ia tidak perlu lagi takut, ia tidak perlu lagi dicampakkan ke dalam kekacauan dan kebingungan, bahwa ia akan melupakan semua kecelaannya dan masa kejandaannya (semasa Allah meninggalkan dia).

Yesaya 54 : 5 : “Karena Khalikmu itulah suamimu, Tuhan serwa sekalian alam itulah nama-Nya, dan Yang Maha suci orang Israel itulah Penebusmu; maka disebut akan Dia kelak Allah semesta alam.”

Semua musuh kita dapat mengatakan apa saja yang mereka inginkan, tetapi Allah sendiri membuktikan, bahwa Ialah Allah kita, Allah yang membuat kita, Juruselamat, Allah dari seluruh bumi.

Yesaya 54 : 6, 7 : “Sebab telah dipanggil Tuhan akan dikau seperti akan seorang perempuan yang ditinggalkan dan yang berduka cita hatinya, dan seperti seorang isteri pada masa muda apabila engkau telah ditolak, demikianlah firman Allahmu. Sesaat jua lamanya Aku telah meninggalkan dikau, tetapi dengan kemurahan hati yang besar Aku akan mengumpulkan dikau.”

Sebutan, “untuk sesaat jua lamanya sudah Ku tinggalkan dikau,” telah dikemukakan bertentangan dengan sebutan, “tetapi dengan kemurahan hati yang besar Aku akan mengumpulkan dikau,” menunjukkan bahwa penolakan Allah akan dia (perempun itu) ialah tercerai-berainya dia di antara segala bangsa Kapir, dan bahwa pengumpulannya kembali ialah kembalinya dia ke tanah airnya, yaitu didiaminya kota-kota yang sunyi itu.

Yesaya 54 : 8, 9 : “Oleh sedikit murka sudah Ku samarkan wajah-Ku daripadamu sesaat jua lamanya, tetapi dengan kemurahan yang kekal Aku akan mengasihankan kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu Penebusmu. Keadaan ini bagi-Ku adalah seperti air pada zaman Nuh, seperti Aku telah bersumpah kepadanya, bahwa air bah tiada akan meliputi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah, bahwa Aku tidak akan murka terhadap engkau dan tidak akan menghardik engkau lagi.”

Apa yang sudah dijalaninya ia itu tidak akan dijalaninya lagi, -- dengan janji yang pasti seperti halnya janji yang kepada Nuh : “Bahwa pelangi-Ku telah Ku taruh dalam awan-awan, maka ia itulah akan suatu tanda perjanjian di antara Aku dengan bumi.” Kejadian 9 : 13.

Yesaya 54 : 10, 11 : “Sebab gunung-gunung akan beranjak dan bukit-bukit bergeser, namun kasih setia-Ku tidak akan beranjak daripadamu, dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergeser, demikianlah firman Tuhan yang mengasihani engkau. Hai kamu yang tertindas yang dilanda angin badai yang tidak dihiburkan, bahwasanya Aku akan meletakkan semua batumu sesuai warna-warna yang serasih dan Aku akan mengalaskan dikau di atas permata nilam.”

Apa lagi yang dapat dilambangkan dengan “batu-batunya” itu kalau bukan dimaksudkan kepada anggota-anggotanya (anak-anaknya)? Dan apakah yang dapat dilukiskan oleh alas-alasnya itu kalau bukan dimaksudkan kepada para rasulnya (para pendirinya), yaitu orang-orang yang Tuhan gunakan bagi tugas suatu pembangunan dan reformasi yang sedemikian? Yang sedemikian inilah hak dan kewajiban dari dua belas rasul itu pada permulaan sidang Kristen yang lalu. Sambil mengenali akan kenyataaan yang mulia ini, maka Ilham menulis sebagai berikut :

 “Dan tembok kota itu memiliki dua belas alasnya, dan di dalamnya terdapat nama-nama dari dua belas rasul dari Anak Domba itu.” Wahyu 21 : 14.

Sebutan yang berbunyi, “Aku akan mengalaskan dikau di atas permata nilam,” menunjukkan bahwa ia kini sedang dibangun, bahwa Tuhan kini sedang membangun dari bawah ke atas.

Yesaya 54 : 12 : “Dan Aku akan membuat semua jendelamu daripada batu delima, dan pintu-pintu gerbangmu daripada permata intan, dan semua perhinggaan tanahmu daripada batu-batu yang indah-indah.”

Jika kegunaan daripada jendela-jendela ialah untuk memberikan terang dan udara, maka apakah kiranya yang ditunjukkan oleh lambang ini kalau bukan dimaksudkan kepada “para peramalnya,” yaitu orang-orang yang membawa terang dan Kebenaran kepada sidang Allah? Dan jika pintu-pintu gerbang pada umumnya digunakan untuk mencegah unsur-unsur yang tidak diingin, maka di dalam kerajaan kerohanian semua itu tak dapat tiada melambangkan para pengawalnya, yaitu dinas kependetaan.

Betapa indahnya gambaran ilustrasi ini! Betapa sucinya kelompok umat yang telah dikemukakan dengan jelas! -- Batu-batu yang indah-indah warnanya, dan alas-alas pondasi yang daripada permata nilam, jendela-jendela yang daripada batu delima, pintu-pintu gerbang yang daripada permata intan, dan semua perhinggaan tanahnya yang daripada batu-batuan yang indah-indah! -- Setiap jiwa sebuah permata! “Aku akan menjadikan manusia lebih berharga daripada emas yang terbaik; bahkan manusia akan lebih daripada pasak emas dari Ophir.”

“Bahwa demi Sion” demikianlah firman Tuhan, “tiada Aku hendak menahan damai-Ku, dan demi Yerusalem tiada Aku hendak beristirahat, sampai kebenarannya terbit seperti cahaya lampu dan selamatnya pun seperti pedamaran yang bernyala. Dan segala orang Kapir akan menyaksikan kebenaranmu, dan segala raja akan kemuliaanmu : maka kamu akan dipanggil dengan sebuah nama yang baru yang akan ditentukan oleh firman Tuhan. Kamu akan juga menjadi sebuah mahkota yang indah-indah di dalam tangan Tuhan, dan sebuah tengkuluk kerajaan di dalam tangan Allahmu. Kamu tidak lagi akan disebut Orang yang ditolak, dan tiada lagi dikatakan dari hal negerimu sebagai sunyi; melainkan kamu akan dipanggil Hephzibah, dan negerimu akan disebut Beulah, karena dikasihi Tuhan akan dikau, dan negerimu akan dinikahkan.” Yesaya 62 : 1 – 4.

Kini jelas terlihat, bahwa paham Laodikea akan berlalu untuk selama-lamanya, bahwa Allah akan memiliki sebuah sidang yang tidak bercacat, berkerut atau pun sesuatu yang sedemikian ini. Kamu tak akan dibiarkan ketinggalan daripadanya. Kamu harus ikut memberitakan Kebenaran ini jika kamu hendak menjadi sebagian daripada pergerakan yang mulia ini.

Yesaya 54 : 13 – 17 : “Maka segala anakmu akan diajar oleh Tuhan dan besarlah kelak kedamaian segala anakmu. Maka oleh kebenaran juga engkau akan diteguhkan, dan engkau akan jauh daripada aniaya karena tiada engkau akan takut, dan engkau akan jauh daripada kegentaran karena tiada ia itu akan menghampirimu. Lihatlah mereka pasti akan berhimpun, tetapi bukan oleh-Ku; barang-siapa yang akan berhimpun hendak melawan dikau, ia itu akan jatuh demi engkau. Lihatlah, Aku sudah menjadikan tukang besi yang menghembuskan bara dalam api, dan yang membuat senjata sebagai hasil kerjanya; dan Aku telah menciptakan si pembinasa untuk membinasakan. Tetapi segala senjata yang diperbuat untuk melawan dikau, ia itu tiada akan beruntung, dan setiap lidah orang yang akan bangkit melawan engkau dalam pehukuman, ia itu akan dihukumkan olehmu. Inilah bagian pusaka dari semua hamba Tuhan, dan kebenaran mereka itu adalah daripada-Ku, demikianlah firman Tuhan.”

Terbukti kita adalah terlalu lamban untuk menginsyafi, bahwa Allah Yakub yang Berkuasa itu mampu melindungi dan mempertahankan kita daripada semua yang jahat, jika tidak, Ia tidak akan mengulur-ulur waktu dan kembali menginsyafkan kita tentang kemampuan-Nya dengan cara menjelaskan selanjutnya, bahwa seperti halnya Ia telah menciptakan ‘tukang besi’ dan ‘perusak’ dan telah membuat mereka itu bekerja, demikian itu pula Ia mampu untuk membuat peralatan-peralatan serta semua usaha mereka itu menjadi tidak berguna. Saudara saksikan, bujukan Allah itu adalah sedemikian rupa sehingga seorang anak kecilpun dapat mengerti.

Semua janji ini adalah milik pusaka dari hamba-hamba Tuhan. Bagaimana bisa kita membiarkannya begitu saja berlalu? Tidakkah semua itu cukup murah? Oleh karena semua itu adalah senilai iman, maka sebab itu marilah kita percaya dan semua itu akan menjadi milik kita untuk selama-lamanya.

Kita kini telah memahami, bahwa kedua isteri Abraham dan kedua anaknya itu secara simbolis adalah sebuah ramalan tentang sidang Wasiat Lama dan sidang Wasiat Baru; bahwa kedatangan Ismael telah melambangkan Israel badani dan bahwa kedatangan Ishak telah melambangkan Israel rohani, orang-orang Kristen; bahwa Ismael menganiaya Ishak adalah sebuah ramalan dari hal orang-orang Yahudi menganiaya orang-orang Kristen; bahwa tindakan Abraham memutuskan hak pusaka dan menyuruh pergi Hagar dan anaknya meninggalkan rumah melambangkan tindakan Allah menyingkirkan dan memutuskan hak pusaka Israel badani -- sehingga hanya orang-orang yang telah “dilahirkan kembali,” dilahirkan oleh Roh, dapat mewarisi Kerajaan itu; bahwa Ishak yang telah datang ke dunia ini hanya oleh kuasa Allah, melambangkan sidang Kristen, namun terutama khususnya sidang Kerajaan yang segera akan datang itu dimana tidak akan ada orang-orang keturunan Ismael di dalamnya -- tidak seorangpun dapat dibawa masuk ke dalamnya oleh kehendak daging -- tidak ada “lalang,” tidak ada “ikan-ikan jelek,” tidak ada “kambing-kambing” -- hanya orang-orang suci, hanya “yang sedemikian itu yang akan diselamatkan,” dan tak seorangpun dapat menjadi “yang sedemikian itu yang akan diselamatkan” jika tidak ia percaya akan apa yang dikatakan Firman, jika tidak ia mengambil pendirian pada pihak Kebenaran. Hanya mereka yang berlapar akan Kebenaran dan keadilan akan dikenyangkan dan menjadi permata-permata-Nya yang tak ternilai, pantas untuk menjadi sebagian dari bangunan permata Tuhan ini. “Maka mereka akan menjadi miliki-Ku, demi-kianlah firman Tuhan serwa sekalian alam, pada hari itu apabila Aku mengumpulkan semua permata-Ku; dan Aku akan menyimpan mereka itu bagaikan seorang bapa mengasihi akan anaknya sendiri yang melayani dia. Pada masa itu kamu akan kembali, dan kamu akan melihat bedanya antara kebenaran dan kejahatan, antara orang yang berbakti kepada Allah dan orang yang tidak berbakti kepada-Nya.” Maleakhi 3 : 17, 18. Adalah sangat berbahaya untuk meragukan Firman Allah, atau untuk bersikap masa bodoh, bersikap ragu-ragu, dan lamban.

* * *

.