.
Renungan Untuk Berdoa--Saya akan membaca dari buku “The Mount of Blessing,” halaman 190, dimulai dengan paragraf yang terdapat pada pertengahan halaman itu.
Mount of Blessing, p. 190 : “Setiap janji yang terdapat di dalam firman Allah memperlengkapi kita dengan masalah pokok untuk berdoa, mengemukakan kepada kita penegasan jaminan Allah sebagai pegangan kepastian kita. Apapun berkat rohani yang kita perlukan, adalah hak kewajiban kita untuk memintanya melalui perantaraan Yesus. Kita boleh memberitahukannya kepada Tuhan dengan kesederhanaan seorang anak kecil sesuai dengan apa saja yang sebenarnya kita perlukan. Kita boleh mengemukakan kepada-Nya masalah-masalah kita yang ada : memohon kepada-Nya roti dan pakaian seperti juga akan roti hidup dan akan jubah kebenaran Kristus. Bapa semawimu mengerti, bahwa engkau memerlukan semua perkara ini, maka kamu diundang untuk memohonkannya kepada-Nya. Adalah oleh perantaraan nama Yesus, maka semua yang berkenan dapat diperoleh. Allah akan menghargai nama itu, dan Ia akan menyediakan bagimu semua keperluan itu dari kekayaan-kekayaan kerelaan hati-Nya.”
Marilah kita sekarang simpulkan apa saja yang akan kita doakan pada sore hari ini. Kita perlu berdoa untuk mendapatkan iman yang kokoh terhadap jaminan bahwa tanpa memandang apakah itu berkat-berkat rohani ataupun badani yang mungkin kita perlukan, adalah hak dan kewajiban kita untuk pergi kepada Tuhan dengan kesederhanaan seorang anak kecil lalu memohon semua berkat ini di dalam nama Yesus. Kita perlu berdoa memohonkan pertolongan meminta kepada Allah supaya memenuhi janji-Nya; berdoa agar Ia merealisasikan janji-Nya sesuai dengan yang dikatakan-Nya apabila Ia berjanji untuk menghargai nama Yesus dan untuk memenuhi semua kebutuhan kita dari semua kelimpahan kekayaan-Nya.
Copyright, 1953
Hak Cipta Dijamin
V. T. HOUTEFF
PENYEBARAN, WAKTU, DAN KELEPASAN
Khotbah V. T. Houteff
Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh
Sabat, 22 Maret 1947
Chapel Mount Carmel,
Waco, Texas
Pada sore hari ini kita akan mempelajari buku Yesaya, pasal 31 dan pasal 32. Dalam pasal-pasal ini akan kita saksikan sebab-sebab dari tertawannya Sion di bawah bangsa-bangsa Kapir, batas waktunya, dan kelepasan Israel contoh saingan.
Yesaya 31 : 1 – 4 : “Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kepada kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya karena mereka sangat kuat, tetapi tiada memandang kepada Yang Maha Kudus, Allah orang Israel, dan tiada mencari Tuhan. Akan tetapi Dia yang juga bijaksana dan akan mendatangkan malapetaka, dan tidak akan menarik firman-Nya; Ia akan bangkit melawan kaum penjahat, dan melawan bala bantuan orang-orang lalim. Sebab orang Mesir adalah manusia bukan Allah, dan kuda-kuda mereka adalah daging, bukan Roh. Apabila Tuhan mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya gagal bersama-sama. Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku : Seperti seekor singa atau singa muda menggeram untuk mempertahankan mangsanya, dan tidak terkejut mendengar teriakan seluruh pasukan gembala yang dikerahkan melawan dia, dan tidak mengalah terhadap keributan mereka, demikianlah Tuhan semesta alam akan turun berperang untuk mempertahankan Gunung Sion dan bukitnya.”
Walaupun Tuhan mengijinkan kerajaan kuno-Nya yang dahulu itu ditaklukkan oleh bangsa-bangsa Kapir, kata-kata firman ini menunjukkan bahwa Ia tak lama lagi akan melepaskannya. Bukan saja akan dilepaskan-Nya umat-Nya dan Gunung Sion, melainkan juga Ia akan mempertahankannya.
Yesaya 31 : 5, 6 : “Seperti burung terbang, demikian pun Tuhan serwa sekalian alam akan melindungi Yerusalem; dipeliharakannya dan juga dilepaskannya, dimerdekakannya dan diluputkannya. Bertobatlah kamu kepada-Nya dari Siapa bani Israel telah mendurhaka dengan hebatnya.”
Setelah sampai kini pada masa kelepasan mereka itu, maka Tuhan kini sedang menghimbau kepada umat-Nya untuk kembali kepada-Nya -- untuk bereformasi.
Yesaya 31 : 7 : “Karena pada hari itu masing-masing mereka akan membuang semua berhalanya yang daripada perak, dan berhalanya yang dari pada emas yang telah dibuat oleh tangan-tanganmu sendiri bagimu akan suatu dosa.”
Ia tegaskan, bahwa kembali kepada-Nya, ialah dengan jalan membuang setiap berhala. Bilamana pembangunan dan reformasi yang sedemikian besar ini terlaksana di antara umat Allah, maka Ia tambahkan :
Yesaya 31 : 8, 9 : “Assiria akan rebah oleh pedang, tetapi bukan oleh pedang orang perkasa, dan akan dimakan habis oleh pedang, tetapi bukan pedang manusia licik, mereka akan melarikan diri dari pedang, dan taruna-tarunanya akan ditaklukkan. Maka ia akan lari karena sangat ketakutan, dan segala penghulunya akan lari ketakutan karena alamat itu, demikianlah firman Tuhan yang mempunyai api di Sion dan dapur api di Yerusalem.”
Karena penyembahan berhala, maka orang-orang Assiria diperkenankan untuk menaklukkan umat Allah zaman dahulu berikut tanahnya yang permai itu. Dan adalah pasti, bahwa orang-orang Assiria akan mengusai tanah itu selama umat Allah zaman dahulu masih melanjutkan penyembahan berhala mereka. Tetapi segera setelah semua berhala disingkirkan, ya, segera setelah pembangunan besar dan reformasi terlaksana di dalam hati umat itu, maka orang-orang Assiria itu (kekuasaan yang kini sedang menguasai mereka) akan pasti runtuh, dan demikian pula umat Allah akan pasti kembali. Orang-orang Assiria itu akan jatuh sedemikian ini, bukan oleh pedang orang kuat perkasa, dan bukan oleh pedang orang licik, melainkan “oleh perantaraan suara Tuhan orang-orang Assiria itu akan dihancurkan, yaitu dipalu dengan tongkat.” Yesaya 30 : 31.
Yesaya 32 : 1 – 8 : “Bahwasanya, seorang raja akan memerintah dengan kebenaran dan semua penghulu akan memimpin dengan keadilan. Maka seorang akan menjadi seperti perlindungan daripada angin dan persembunyian daripada badai, dan seperti sungai di tempat yang kering, dan seperti naungan batu besar di tanah yang tandus. Pada masa itu mata orang yang melihat tiada akan tertutup, dan telinga orang yang mendengar akan memperhatikan. Juga hati orang yang gegabah itu akan memahami pengetahuan, dan lidah orang yang gagap itu akan dapat berbicara dengan jelas.
“Orang keji tiada lagi akan dikatakan dermawan, dan orang kasar tidak lagi dikatakan pemurah. Sebab orang jahat akan berkata jahat, dan hatinya akan berbuat jahat, untuk melaksanakan kemunafikan, dan akan mengucapkan kesalahan melawan Tuhan, mengosongkan jiwa orang yang lapar, dan ia akan menjauhkan minuman dari orang yang haus. Orang kasar itu pun segala rencananya jahatlah adanya : ia merencanakan berbagai tipu untuk membinasakan orang miskin dengan kata-kata bohongnya, walaupun orang yang miskin itu sudah berkata benar. Tetapi orang dermawan itu merencanakan segala kebajikan, maka oleh perkara-perkara kebajikannya ia akan tetap berdiri.”
Kembali kepada umat-Nya yang dahulu, Ilham menyatakan, bahwa walaupun kerajaan mereka itu nasibnya harus runtuh, namun pada suatu masa seorang Raja akan bangkit memerintah dengan kebenaran, dan semua penghulunya akan memimpin dengan keadilan; bahwa pada hari itu Seseorang akan menjadi seperti tempat berlindung, bagaikan air di tempat yang kering, dan bagaikan tempat bernaung di bawah batu besar di tanah yang kekeringan (Yesaya 32 : 2); sehingga walaupun umat itu secara rohaniah buta dan tak dapat melihat, namun akan datang suatu hari apabila orang-orang yang memiliki penglihatan akan menyaksikan dengan jelas, dan mereka yang bertelinga akan mendengar dengan jelas; sehingga hati orang yang gegabah kelak akan memahami pengetahuan dan lidah orang yang gagap akan siap untuk berbicara dengan jelas; sehingga orang fasik akan kelak dikenal sebagai orang fasik, dan orang kasar tidak akan lagi disebut dermawan; sehingga orang-orang jahat dan orang-orang munafik akan dikenal sebagai orang-orang yang berbicara salah melawan Tuhan dan yang berusaha menipu jiwa-jiwa yang lapar dan haus secara rohaniah; sehingga kelak pada lain pihak orang-orang penipu akan terlihat sebagai orang-orang yang menciptakan cara-cara yang akan membuat orang miskin makin lebih miskin. (Yesaya 32 : 7).
Yesaya 32 : 9 – 14 : “Bangkitlah kamu, hai wanita-wanita yang bersenang-senang, dengarlah olehmu akan suara-Ku, hai kamu puteri-puteri yang alpa, perhatikanlah pembicaraan-Ku. Berhari-hari dan bertahun-tahun kamu akan susah, hai wanita-wanita yang alpa : karena panen buah anggur akan gagal, hasil-hasil pengumpulan tidak akan ada. Gementar, kamu wanita-wanita yang bersenang; susah, kamu yang alpa: tanggalkanlah bajumu dan kenakanlah kain berkabung pada pinggangmu.
“Mereka akan meratap karena sebab susu dan bendang-bendang yang indah-indah dan karena sebab segala kebun anggur yang subur. Pada tanah umat-Ku akan tumbuh duri dan onak; bahkan pada segala rumah kesukaan yang di dalam mahligai yang penuh kesenangan itu; semua puri negeri itu akan ditinggalkan; benteng-benteng dan tugu-tugunya akan menjadi tempat lapang untuk selamanya, yaitu tempat keledai hutan bersukaria dan kawanan binatang mencari makan.”
“Wanita-wanita” yang disebut di sini tentunya ialah “Ahola” dan “Aholibah” (Yeheskiel 23), yaitu nama samaran dari Yehuda dan Israel. Di sini digambarkan tersebarnya mereka itu di antara orang-orang Kapir dan hukuman yang harus mereka pikul.
Yesaya 32 : 15 : “Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas, dan padang gurun menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu dianggap sebagai hutan.”
Di sini kepada kita diceritakan, bahwa umat itu akan berada di antara bangsa-bangsa Kapir, dan tanah itu tetap sunyi sampai kelak Roh dicurahkan ke atas mereka dari atas. Kemudian mereka akan kembali.
Sekarang kita telah saksikan sebab alasan dari tersebarnya mereka itu dan bahwa turunnya Roh itu menandai kelepasan mereka. Benar, maka kemudian tanah mereka tidak akan lagi dikuasai orang, rumah-rumah mereka tidak akan lagi sunyi ditinggalkan. Bahkan padang tandus pun akan menjadi padang buah-buahan, dan padang buah-buahan akan dianggap sebagai hutan -- pada masa itu akan ada kelimpahan penuaian jiwa-jiwa.
Yesaya 32 : 16 – 20 : “Pada masa itu di padang belantara juga akan ada keadilan, dan di padang buah-buahan akan tetap ada kebenaran. Maka pekerjaan kebenaran adalah damai dan sejahtera, dan akibat dari kebenaran ialah ketenangan dan jaminan untuk selama-lamanya. Maka bangsa-Ku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram, di tempat peristirahatan yang aman, apabila akan datang hujan air beku ke atas hutan rimba, dan kota akan direndahkan serendah-rendahnya. Berbahagialah kamu yang menabur pada tempat yang banyak air, yang membiarkan sapi dan keledainya pergi ke sana.”
Sekarang apakah yang telah dapat kita peroleh dari kedua pasal buku Yesaya ini? Sesungguhnya kita telah memiliki suatu kesimpulan dari pokok masalah yang telah disajikan oleh pasal-pasal yang terdahulu. Sekarang bahkan lebih jelas kita saksikan daripada sebelumnya, bahwa penyembahan berhala Israel kuno yang lalu telah mendorong Allah untuk membiarkan mereka dikuasai oleh orang-orang Assiria. Namun Ia adalah sangat mampu untuk melepaskan mereka apa-bila umat-Nya mendengar akan panggilan-Nya dan melepaskan semua berhala mereka; apabila mereka kembali kepada Tuhan, apabila pembangunan dan reformasi yang besar ini yang dianjurkan di dalam pasal ini pada akhirnya berhasil.
Demikian inilah bahwa “melalui suara Tuhan bangsa Assiria akan dijatuhkan, yaitu mereka yang telah memalu dengan tongkat.” Yesaya 30 : 31. Kemudian daripada itu seorang Raja akan memerintah dengan kebenaran. Kemudian orang-orang jahat dan orang-orang munafik akan diperlakukan juga demikian. Pada hari itu akan ada suatu penuaian jiwa-jiwa yang besar dan gilang-gemilang. Sekarang karena kita telah menyaksikan dengan jelas akan waktu itu, keperluannya, dan kelepasannya, maka marilah Saudara-saudariku, kita percepatkan kedatangan hari itu dengan cara meninggalkan semua berhala kita, lalu mengembalikan hati kita sebulat-bulatnya kepada Allah kita.
--- o 0 o ---
.