.
Renungan Untuk Berdoa--Saya akan membacakan dari buku “The Mount of Blessing”, dimulai pada halaman 188, paragraf yang terakhir.
Mount of Blessing, p. 188 :“Yesus.....merindukan dengan sangat agar orang banyak itu dapat menyukai kemurahan dan kasih sayang Allah. Sebagai gambaran dari kebutuhan mereka itu dan dari kerelaan Allah untuk mengaruniakan kepada mereka, Ia mengemukakan ke hadapan mereka seseorang anak yang lapar yang sedang meminta roti kepada orangtuanya di bumi ini. Kata-Nya, “manusia yang bagaimanakah di antara kamu, yang apabila anaknya meminta roti, ia akan memberikan batu kepadanya?” Ia menghimbau perasaan kasih sayang alamiah orangtua terhadap anaknya, lalu mengatakan, “Jika kamu yang jahat pun masih mengerti bagaimana memberikan pemberian-pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi kelak Bapamu yang di dalam surga akan mengaruniakan lebih lagi kepada mereka yang memohon kepada-Nya, bukan?” Tak ada orang yang memiliki hati seorang bapa akan memalingkan diri dari anaknya yang lapar yang sedang meminta roti kepadanya. Mungkinkah mereka berpikir, bahwa ia akan mampu mempermainkan anaknya dengan cara memberikan harapan-harapan yang hanya untuk mengecewakannya? .....Maka patutkah seseorang mempermalukan Allah oleh menyangka, bahwa Ia tidak akan menjawab semua permohonan anak-anak-Nya?
“…..Roh Suci, sebagai wakil dari diri-Nya sendiri, adalah karunia yang terbesar dari segala macam pemberian. Semua ‘perkara yang baik’ adalah terkandung di dalam-Nya. Khalik sendiri tak dapat memberikan kepada kita yang lebih besar maupun yang lebih baik.....”
Jika kita tidak percaya terhadap apa yang Allah katakan kepada kita, jika kita tidak yakin terhadap apa Ia katakan mengenai diri-Nya, maka kita mempermalukan Dia. Ia sangat merindukan untuk mengaruniakan kepada kita pemberian-pemberian, namun hanya jika kita menghendakinya. Ia khususnya ingin mengaruniakan kepada kita pemberian yang terbesar itu -- karunia Roh Suci. Dengan sendirinya, bahwa dengan karunia ini semua pemberian lainnya sudah juga dikaruniakan. Karunia inilah yang dipinta oleh Sulaiman, maka dengannyalah ia telah memperoleh semua karunia lainnya dengan limpah. Marilah kita juga berdoa untuk karunia yang besar ini. Justru inilah yang Allah hendak mengaruniakan kepada kita jika kita mau hanya dengan sepenuh hati dan sejujurnya berjanji -- untuk menggunakan karunia itu secara positif sesuai yang dikehendaki-Nya daripada kita untuk menggunakannya.
Copyright, 1953
Hak Cipta Dijamin
V. T. HOUTEFF
POHON KELUARGA YANG TUA ITU
Khotbah Victor T. Houteff
Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh
Sabat, 8 Maret 1947
Chapel Mount Carmel,
Waco, Texas
Marilah kita melihat kepada kitab Yesaya pasal yang kesebelas, dan memulai penyelidikan kita dengan ayat yang pertama.
Yesaya 11 : 1 : “Maka kelak akan muncul keluar sebuah tongkat dari batang pohon Isai, dan sebuah Tunas akan tumbuh keluar dari akar-akarnya.”
Di sini terdapat sebuah pohon keluarga dalam mana ada tiga orang yang diperkenalkan. Ayat ini tidak mengatakan siapa yang dilambangkan oleh tongkat itu; ia juga tidak menunjukkan siapa yang dilambangkan oleh Tunas itu; tetapi dikatakannya, bahwa batang pohon itu ialah Isai, yaitu ayahnya raja Daud. Jadi tentunya, tongkat yang keluar dari batang pohon itu tak mungkin orang lain selain anaknya Isai sendiri -- yaitu Daud, raja dari Israel kuno dahulu. Ayat-ayat selanjutnya menjelaskan, bahwa Tunas itu adalah Tuhan sendiri. Jadi jelaslah, bahwa pohon keluarga ini melambangkan Isai, Daud dan Kristus.
Sisa ayat-ayat dari pasal di atas ini adalah mengenai Kristus, pekerjaan-Nya, dan Kerajaan-Nya.
Yesaya 11 : 2 : “Maka Roh Tuhan akan tinggal atas-Nya, yaitu Roh hikmah dan akal, Roh bicara dan kuat, Roh pengetahuan dan takut akan Tuhan.”
Pada karunia yang satu ini -- karunia Roh -- bergantung segala perkara.
Yesaya 11 : 3, 4 : “Dan akan membuat Ia mempunyai pengertian yang cepat dalam takut akan Tuhan; dan tiada Ia akan menghukumkan seturut pemandangan mata-Nya, dan juga tiada Ia memutuskan hukum seturut pendengaran telinga-Nya. Melainkan orang miskin akan dihukumkannya dengan adil, dan ditegor-Nya dengan wajar hal orang yang lemah di bumi; maka Ia akan memalu bumi dengan tongkat mulut-Nya, dan dengan nafas bibir-Nya akan dibunuh-Nya segala orang jahat.”
Saya yakin, semua ayat ini tidak perlu dikomentari lagi terkecuali menyebutkan, bahwa “tongkat dari mulut-Nya itu” dan “nafas bibir-Nya itu” tentunya berarti Firman Allah, yaitu Kebenaran-Nya. Oleh sebab itu, justru Kebenaran inilah yang sedang kita dengarkan pada sore ini, pada satu pihak Ia akan membunuh orang-orang yang menolak-Nya bersama-sama dengan mereka yang tidak mematuhi-Nya, tetapi pada pihak lain Ia akan menyelamatkan mereka yang mematuhi-Nya,dan mereka yang tunduk pada dengan petunjuk-petunjuk-Nya. Akibat daripada yang satu sama juga halnya dengan akibat daripada lainnya. Sebagai contoh, tidakkah pemberitaan Injil Kristus itu telah menyelamatkan para Rasul, tetapi pada waktu yang sama telah juga menyebabkan Yudas membunuh diri? Dan tidakkah ia itu yang telah menyelamatkan murid-murid tetapi juga membinasakan semua orang yang tidak percaya di Yerusalem dalam tahun 70 Tarik Masehi?
Di dalam Kerajaan yang diramalkan di sini, bukan saja orang yang akan berdamai dengan sesama orang, melainkan juga orang dengan binatang, dan bahkan juga binatang dengan sesama binatangnya. Alasan yang diberikan untuk perdamaian sempurna yang sedemikian ini adalah karena bumi akan dipenuhi dengan pengetahuan akan Tuhan. Jadi, pengetahuanlah yang kita perlukan; maka hendakkah kita menolaknya sekarang apabila ia itu telah dihantarkan sampai ke pintu kita dengan bebas?
Segera setelah umat Allah menerima pengetahuan akan Tuhan ini, maka segera itu pula kelak kerajaan itu akan muncul. Demikian itulah, maka sementara mempelajari dari hal Allah dan hikmah kebijaksanaan-Nya, kita pada waktu yang sama menghantarkan damai di bumi. Jadi jelaslah, mereka yang tidak memiliki pengetahuan akan Tuhan ini tidak akan dapat menjadi warga negera Kerajaan-Nya. Jadi betapa pentingnya agar kita mempelajari bagi diri sendiri; betapa pentingnya agar kita memahami apakah Kebenaran itu melalui pengalaman pribadi kita sendiri, bukan melalui pengalaman orang lain!
Yesaya 11 : 10 : “Maka pada hari itu akan ada sebuah akar dari Isai, yang akan berdiri bagi suatu alamat untuk bangsa itu; dan segala orang Kapir kelak akan bertanya akan halnya; maka tempat perhentiannya itu akan mulia adanya.”
Artinya, pada hari dari Tunas itu (di dalam periode sejarah Kristen), pada hari pohon keluarga ini mencapai kelengkapannya, maka kelak kerajaan damai itu (sidang yang sudah disucikan) muncul keluar dari tanah; begitulah kita misalkan. Ia itu kemudian berdiri menjadi sebuah tanda alamat bagi orang banyak itu, dan kepada-Nyalah kelak segala orang Kapir akan bertanya-tanya mencari keselamatan. Jadi jelaslah, pohon keluarga yang tua ini, yaitu Kerajaan, akan diperdirikan sementara masa kasihan masih berlangsung. Selanjutnya, tempat dimana Ia itu akan berdiri (berhenti istirahat) akan menjadi mulia. Oleh sebab itu Ia akan memiliki lokasi-Nya sendiri, dan garis-garis perbatasan-Nya sendiri. Ia itu akan menjadi tempat berhimpun orang banyak itu, yaitu bahtera masa kini seperti halnya bahtera Nuh di masa sejarah Nuh dahulu. Demikianlah kita kembali dibawa kepada kebenaran yang sama yang diajarkan di dalam Yesaya pasal 2 dan Mikha pasal 4.
Yesaya 11 : 11, 12 : “Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa Tuhan akan kembali menaruh tangan-Nya pada kedua kalinya untuk menghimpunkan umat-Nya yang sisa, yang akan tertinggal dari Assiria, dan dari Mesir, dan dari Patros, dan dari Kush, dan dari Elam, dan dari Shinar, dan dari Hamat, dan dari semua pulau di lautan. Maka Ia akan menegakkan suatu tanda alamat bagi segala bangsa, dan Ia akan menghimpunkan semua orang Israel yang telah terhalau keluar, dan mengumpulkan bersama Yehuda yang telah tercerai berai itu dari seluruh empat penjuru bumi.”
Tuhan akan memperoleh kembali mereka yang lagi tinggal (orang-orang yang luput) dari umat-Nya pada hari Kerajaan ini diperdirikan; artinya, Kerajaan diperdirikan, kemudian orang-orang yang tertinggal di antara orang-orang Kapir, yaitu orang-orang yang bertanya-tanya mencarikan tanda alamat itu, Tuhan akan memperoleh mereka kembali. Ilham mengatakan, bahwa perolehan kembali umat-Nya pada kedua kali ini akan datang dari keseluruhan empat penjuru bumi. Sebagai anda ketahui yang pertama adalah dari Mesir saja.
Yesaya 11 : 13 – 15 : “Maka pada masa itu dengki akan lalu daripada Efraim dan segala permusuhan Yehuda akan dipadamkan, sehingga Efraim tiada lagi dengki akan Yehuda dan Yehuda pun tiada lagi mengganggu akan Efraim (tidak akan ada seorang berdosa pun di antara mereka). Melainkan bersama-sama keduanya akan menerkam bahu orang-orang Filistin pada sebelah barat; mereka akan membagi-bagi jarahan mereka itu yang di sebelah timur : bahwa tangan mereka akan memalu Edom dan Moab, dan segala bani Ammon pun akan takluk kepadanya. Maka Tuhan akan membinasakan seluruhnya teluk laut Mesir; dan dengan angin ribut-Nya Ia akan menggoncangkan tangan-Nya pada sungai, dan akan dibelah-Nya sungai itu menjadi tujuh anak sungai sehingga orang dapat menyeberanginya dengan berkasut.”
Kedua kerajaan itu, Israel (seringkali juga disebut isi rumah Efraim) dan Yehuda, akan dibangunkan kembali dan dihimpunkan dalam contoh saingan itu. Mereka tidak akan lagi dengki atau menyakiti satu terhadap lainnya. Maka oleh perantaraan Yehezkiel Tuhan memerintahkan :
“Katakanlah kepada mereka, demikianlah firman Tuhan Allah; bahwasanya Aku kelak akan mengambil kayu Yusuf yang ada pada tangan Efraim, dan segala suku bangsa Israel kawan-kawannya, dan Aku akan memperhubungkan mereka dengan dia, yaitu dengan kayu Yehuda, dan Ku jadikan mereka itu sebatang kayu jua, sehingga mereka akan menjadi satu di dalam tangan-Ku. Maka kayu-kayu yang padanya telah engkau tulisi itu hendaklah berada dalam tanganmu di hadapan mata mereka itu. Lalu katakanlah kepada mereka itu, demikianlah firman Tuhan Hua; bahwasanya Aku kelak akan mengambil bani Israel dari antara segala orang kapir kemana mereka telah pergi, dan Aku akan menghimpunkan mereka itu dari mana-mana, dan membawa mereka itu ke dalam negerinya sendiri; maka Ku jadikan mereka itu sebangsa jua di dalam negeri itu di atas pegunungan Israel; dan seorang raja akan menjadi raja bagi mereka semuanya; dan tiada lagi mereka itu dua bangsa, dan tiada lagi mereka itu dibagi menjadi dua kerajaan; dan tiada lagi mereka itu mencemarkan dirinya dengan berhala, atau dengan segala barangnya yang keji, atau dengan sesuatu pendurhakaannya; tetapi Aku akan melepaskan mereka itu daripada segala tempat mereka itu telah berbuat dosa, dan Aku akan menyucikan mereka itu; demikianlah kelak mereka menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allah mereka itu.” Yehezkiel 37 : 19 – 23.
Jadi demikianlah, bahwa “….pada jaman raja-raja ini (bukan sesudah jaman mereka) Allah di surga akan mendirikan sebuah kerajaan, yang kelak tidak akan pernah binasa; maka kerajaan itu tidak akan diberikan kepada bangsa lain, melainkan ia itu (kerajaan itu) akan menghancur-luluhkan dan memusnahkan semua kerajaan ini, dan ia akan berdiri tetap untuk selama-lamanya. Karena sebagaimana tuanku saksikan bahwa batu itu terpotong keluar dari gunung tanpa pertolongan tangan, dan bahwa ia itu menghancurkan besi, tembaga, tanah liat, perak, dan emas; Allah yang besar telah memberitahukan kepada raja dari hal apa yang kelak akan jadi kemudian; maka mimpi itu adalah pasti dan interpretasinya pun benar.” Daniel 2 : 44, 45.
Jika Kerajaan itu akan menghancurkan semua kerajaan ini, maka ia itu harus berdiri sebelum kerajaan-kerajaan ini dibinasakan. Batu yang terpotong keluar dari “gunung itu” pada hari-hari segala raja ini, ia itu sendiri akan menjadi sebuah gunung yang besar, maka Ia, Kerajaan itu, akan memenuhi seluruh bumi (Daniel 2 : 35, 45).
Dalam sejarah Musa yang lalu Tuhan memalu hanya satu aliran, yaitu Laut Merah, dan satu bangsa, yaitu Mesir.
Tetapi sekarang Tuhan berjanji akan memalu setiap aliran (semua “tujuh”) dan memungkinkan umat-Nya dari seluruh empat penjuru bumi mencapai tanah air mereka tanpa halangan atau basah kaki mereka. Sungguhpun pada waktu ini seperti juga di masa Musa dahulu, perkara yang sedemikian ini tampaknya sama sekali tidak mungkin, namun itu adalah pasti, bahwa sebagaimana Allah telah membuatnya menjadi mungkin di masa lalu, maka Ia akan berbuat juga demikian itu sekarang. Peperangan adalah milik Tuhan, kemauan adalah milik kita. Tak lain yang harus kita perbuat terkecuali mematuhi suara-Nya. Hanya itulah kewajiban kita Saudara, Saudariku.
Tidak ada Kebenaran Alkitab yang lebih jelas daripada ini, dan tidak ada satupun kebenaran yang sama pentingnya dengan Kebenaran ini pada waktu ini. Semua inilah merupakan alasan-alasan yang kuat, bahwa ia itu akan menyelamatkan atau akan membinasakan; menyambut-Nya berarti memperoleh pengampunan semua dosamu; menolak-Nya berarti berdosa melawan Roh Suci. “Hari ini jika engkau kelak mendengar suara-Nya, janganlah mengeraskan “hatimu”, demikianlah nasehat Allah bagimu dan saya. Engkau cukup mengetahui sekarang, bahwa Kebenaran ini adalah tak dapat dibantah. Cobailah dan saksikanlah sendiri.
Yesaya 11 : 16 : “Pada masa itu akan ada suatu jalan raya yang rata bagi umat-Nya yang lagi tinggal, yaitu yang lagi tinggal daripada Assiria, seperti halnya dahulu bagi Israel pun tatkala mereka itu keluar dari Mesir.”
Setelah buah-buah pertama dan Anak Domba itu pergi ke Gunung Sion, maka kelak akan ada sebuah jalan raya bagi buah-buah kedua, bagi mereka yang masih tertinggal di “Assiria”, yaitu dunia. Dengan kata lain, semua halangan akan disingkirkan. Iman kita tidak akan gagal dan harapan kita tidak akan sia-sia, sebab Allah tidak akan meninggalkan bumi. Dia yang mengatur dan membimbing bintang-bintang pada semua rute peredarannya dengan tidak keliru, mampu untuk menghantarkan kita dengan selamat sampai ke tanah air kita sendiri. Sesungguhnya, sebagaimana tak ada satupun bintang-bintang itu gagal dalam perjalanannya, demikian pula tak satupun janji-janji Allah akan gagal menjadi kenyataan. Janganlah membiarkan dirimu ditipu dalam hal ini. Pelajarilah ayat demi ayat, kata demi kata, bacalah, berhenti sejenak dan pikirkanlah, janganlah cepat-cepat melewati Kebenaran positif yang sangat mendesak ini, sebab seperti halnya pada masa air bah yang lalu, demikian pula kelak akan jadi sekarang, demikianlah firman Tuhan (Matius 24 : 37). Anak sulung (buah-buah pertama) yang gagal melabur darah korban pada ambang pintu rumah pada exodus pertama yang lalu, sebagai lambang, telah binasa. Demikian pula setiap buah-buah pertama pada waktu ini yang lalai untuk tunduk pada semua tuntutan dari pekabaran bagi zaman ini, akan pasti binasa oleh senjata-senjata yang membinasakan dari malaikat itu. (Yehezkiel 9 : 5, 6).
Yesaya 12 : 1 – 3 : “Maka pada hari itu kamu akan mengatakan : Ya Tuhan, aku hendak memuji-muji Dikau; karena sungguhpun Engkau telah murka akan Daku, tetapi murkamu itu sudah undur, maka Engkau menghibur daku. Bahwa Allah adalah keselamatanku, aku akan percaya dengan tiada takut, karena Tuhan Hua itulah kekuatanku dan mazmurku, dan Ia pun sudah jadi keselamatanku. Maka dengan sukacita kamu akan menciduk air dari dalam sumur keselamatan.”
“Pada hari itu”, artinya pada hari umat-Nya dikumpulkan dari seluruh empat penjuru bumi, pada hari itulah mereka akan memuji-muji Dia sedemikian, sebab mereka akan menyaksikan dengan jelas, bahwa murka-Nya telah undur dari mereka. Mereka akan mengetahui dengan pasti, bahwa Ialah keselamatan mereka itu, Ialah yang mereka segani, dan Ialah kekuatan mereka itu. Oleh karena itu mereka akan dengan penuh sukacita meminum daripada kebenaran-kebenaran Injil segar yang dinyatakan.
Yesaya 12 : 4 : “Maka pada hari itu kamu akan mengatakan : Segala puji bagi Tuhan, sebutlah akan nama-Nya, masyurkanlah segala perbuatan-Nya di antara segala bangsa, wartakanlah bahwa nama-Nya ditinggikan.”
“Pada hari itu”, artinya, dalam masa pengumpulan itu mereka akan menguatkan satu terhadap lainnya untuk memuji-muji Tuhan, untuk menyebutkan nama-Nya, dan untuk memberitakan segala perbuatan-Nya di antara segala bangsa. Maka mereka akan dengan sebulat hatinya dan dengan penuh pengetahuan melaksanakan pekerjaan Injil yang nyata dan bermanfaat.
Yesaya 12 : 5, 6 : “Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan karena telah diperbuat-Nya perkara-perkara yang besar : ini diketahui di seluruh bumi. Bertempiklah dan bersoraklah, hai kamu penduduk Sion, karena besarlah Yang Maha Suci orang Israel itu di tengah-tengah kamu.”
Anda tentunya tidak akan membiarkan apapun menghalangi atau menyetop suaramu pada waktu ini apabila Allah memerintahkan untuk bertempik dan bersorak.
“Bahwasanya, seorang raja akan memerintah dengan kebenaran, dan segala penghulu akan memimpin dengan keadilan. Dan seseorang akan menjadi bagaikan suatu tempat berlindung daripada angin dan sebuah tempat persembunyian daripada angin ribut; bagaikan sungai-sungai yang berair pada tempat kering, bagaikan naungan bukit batu besar di tanah yang kekeringan.” Yesaya 32 : 1, 2.
Ini bukanlah yang diajarkan oleh ilmu theologia umum, melainkan seperti anda akui, bahwa inilah yang Alkitab ajarkan, dan inilah yang patut kita percayai dari manusia.
Sedemikian jauh iman terhadap janji-janji Allah tidak gagal, maka mengapakah akan Ia mengecewakan kita sekarang? -- Tidak pernah. Iman bergabung dengan perbuatan akan membawa segala perkara pada masanya. Musuh-musuh Kebenaran akan gagal, namun Kebenaran akan menang, maka orang-orang setia akan berada dengan-Nya.
“Kini iman adalah pokok dari segala perkara yang diharapkan, bukti dari segala perkara yang tidak kelihatan. Sebab olehnya segala tua-tua memperoleh nama baik. Oleh iman kita mengerti, bahwa semua dunia-dunia telah dibentuk oleh Firman Allah, sehingga segala perkara yang tampak tidak terbuat dari perkara-perkara yang kelihatan.
“Oleh iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah suatu korban yang lebih sempurna daripada Kain, dengan mana ia telah memperoleh kesaksian, bahwa ia adalah benar, kesaksian Allah oleh semua pemberiannya : maka oleh karenanya sungguhpun ia mati ia masih tetap berbicara. Oleh iman Enoch telah diobahkan, sehingga ia tidak perlu menyaksikan kematian; maka ia tidak ditemukan, sebab Allah telah mengobahkan dia : karena sebelum pengobahannya ia telah memiliki kesaksian ini, bahwa ia berkenan kepada Allah. Tetapi tanpa Iman tidaklah mungkin untuk berkenan kepada-Nya; sebab barangsiapa yang datang yang kepada Allah harus percaya, bahwa Ialah Dia, dan bahwa Ia menghargai mereka yang datang mencari-Nya dengan rajin.
“Oleh iman Nuh memperoleh amaran dari Allah dari hal perkara-perkara yang belum kelihatan, ia bergerak dengan takut, mempersiapkan sebuah bahtera bagi keselamatan isi rumahnya; dengan mana ia kemudian mempersalahkan dunia, dan menjadi waris kebenaran yang adalah oleh iman. Oleh iman Abraham, sewaktu ia dipanggil untuk keluar pergi ke suatu tempat yang akan diperolehnya kemudian menjadi warisan, ia mematuhi; maka ia telah pergi, dengan tiada mengetahui kemana harus ia pergi. Oleh iman ia telah tinggal di tanah perjanjian, bagaikan di sebuah negeri asing, tinggal di perkemahan-perkemahan tempat berdoa bersama-sama dengan Ishak dan Yakub, pewaris-pewaris dari perjanjian yang sama dengan dia; karena ia mengharapkan sebuah negeri yang memiliki landasan-landasan, yang pembangun dan pembuatnya adalah Allah.
“Oleh iman juga Sarah sendiri telah mendapat kekuatan untuk mengandung benih, dan telah melahirkan seorang anak sewaktu ia telah lanjut usia, sebab ia telah menilai-Nya setia, yaitu Dia yang telah memberikan janji itu. Oleh karena itu telah bermunculan walaupun hanya dari seorang, dan dari dia yang baik dan yang sudah mati, sekian banyaknya bagaikan bintang-bintang di langit yang tak terhitung, dan bagaikan pasir di pantai laut yang banyak itu. Semua mereka ini mati di dalam iman, belum memperoleh perjanjian-perjanjian itu, namun dengan menyaksikannya dari jauh, dan terdorong oleh semuanya itu, maka mereka telah memeluknya, dan mengakui bahwa mereka adalah hanya orang-orang asing dan orang-orang pengembara di bumi. Karena mereka yang mengatakan perkara-perkara yang sedemikian, mereka menyatakan dengan jelas bahwa mereka mencari sebuah negeri. Dan benar, kalau saja mereka sudah mengetahui akan negeri itu dari mana mereka telah keluar mereka mungkin akan memperoleh kesempatan untuk kembali. Tetapi kini mereka merindukan sebuah negeri yang lebih baik lagi, artinya, suatu negeri samawi : dimana Allah tidak akan malu untuk dipanggil sebagai Allah mereka, sebab Ia telah menyediakan bagi mereka sebuah negeri.
“Oleh iman Abraham, sewaktu ia dicobai, ia telah mempersembahan Ishak; maka dia yang telah memperoleh perjanjian-perjanjian itu, ia telah mempersembahkan satu-satunya puteranya, yang oleh mana telah dikatakan, bahwa di dalam Ishak kelak semua benihmu akan dipanggil; diperkirakannya bahwa Allah sanggup membangkitkan dia kembali walaupun dari kematian; dari mana ia juga telah menerimanya sebagai suatu lambang. Oleh iman Ishak telah memberi berkat kepada Yakub dan Esau mengenai perkara-perkara yang akan datang. Oleh iman Yakub telah memberi berkat ke atas kedua putera laki-laki Yusuf sewaktu ia sudah akan meninggal dunia; dan bersujud, bersandar pada ujung pangkal tongkatnya. Oleh iman Yusuf sewaktu meninggal dunia telah mengucapkan tentang akan perginya bani Israel; dan telah memberikan perintah sehubungan dengan tulang-tulangnya.
“Oleh iman Musa pada waktu kelahirannya telah disembunyikan oleh orangtuanya selama tiga bulan, sebab mereka melihat ia adalah seorang anak yang serba sempurna; dan mereka tidak takut akan perintah raja. Oleh iman Musa setelah dewasa menolak untuk dipanggil sebagai putera dari puteri mahkota Firaun; ia memilih untuk mengalami penderitaan bersama umat Allah daripada menikmati keplesiran dosa untuk hanya sementara saja; ia menghargai celaan karena Kristus yang lebih berharga daripada kekayaan-kekayaan di Mesir : sebab ia menaruh hormat terhadap upah penghargaan itu. Oleh iman ia menyangkal Mesir, ia tidak takut akan murka raja : karena ia bertahan bagaikan sedang memandang Dia yang tidak kelihatan itu. Oleh iman ia melaksanakan upacara paskah dan percikan darah, agar Dia yang membinasakan anak sulung itu tidak akan menyentuh mereka.
“Oleh iman mereka telah berjalan melewati Laut Merah bagaikan melewati tanah yang kering, dimana orang-orang Mesir itu telah juga mencoba demikian tetapi tenggelam. Oleh iman semua pagar tembok Yeriko telah roboh setelah mereka itu dikepung tujuh hari lamanya. Oleh iman Rahab wanita sudal itu telah binasa bukan bersama dengan mereka yang tidak percaya itu, melainkan sewaktu ia menerima para mata-mata itu dengan tenangnya.
“Maka apakah lagi yang akan saya katakan? Sebab waktu tidak lagi mengijinkan untuk saya menceritakan lagi dari hal Gideon, dan dari hal Barak, dari hal Simson, dan dari hal Yefta; juga dari hal Daud, dan Samuel, dan dari hal para nabi-nabi, yang oleh iman telah menundukkan kerajaan-kerajaan, telah berbuat kebenaran, telah memperoleh perjanjian-perjanjian, telah mengatupkan mulut-mulut singa, telah menghentikan bahaya-bahaya api, telah berhasil menghindarkan diri dari pedang, dari kelemahan menjadi gagah perkasa, bertambah berani dalam pelarian, kembali memerangi bala tentara-bala tentara orang asing.
“Wanita-wanita menerima para keluarganya yang telah dibangkitkan kembali dari kematian, dan yang lain disengsarakan, tiada mereka itu menerima kelepasannya; agar mereka itu boleh memperoleh suatu kebangkitan yang lebih baik; dan orang lain terkena pencobaan oleh olok-olokan kejam dan cambuk, bahkan belenggu dan penjara : mereka itu dilempari batu, mereka dirajam dan digergaji, dan dicobai, dan dibunuh dengan pedang : mereka mengembara dengan berpakaikan kulit domba dan kulit kambing, menjadi miskin, dianiaya dan disiksa; (bagi siapa dunia ini tidak berharga) mereka itu mengembara di padang-padang belantara, dan di gunung-gunung, dan di lobang-lobang singa dan di lobang-lobang tanah.
“Maka semua mereka ini, telah memperoleh nama baik oleh iman, tetapi belum menerima perjanjian itu : Allah sudah menyediakan barang yang lebih baik bagi kita, supaya tiada mereka itu menjadi sempurna dengan tiada kita.” Ibrani 11.
Sekarang sementara pencatatan-pencatatan yang kekal itu sedang disusun, maukah nama Saudara ikut dicatat di antara nama-nama para pahlawan Allah itu di sana? Akan hilangkah Saudara untuk selama-lamanya pada kesempatan yang terakhir ini?
* * *
.