.
Renungan Untuk Berdoa--Saya akan membaca pada buku The Mount of Blessing, halaman 187, paragraf yang kedua. Paragraf ini dilandasi dengan kata-kata firman yang berbunyi : “Pintalah, maka ia itu akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan dapat; ketoklah, maka ia itu akan dibukakan kepadamu.”
Mount of Blessing, p. 187 : “Tuhan tidak menentukan secara terperinci berbagai persyaratan terkecuali supaya engkau berlapar akan kemurahan-Nya, merindukan nasehat-Nya, dan mengharapkan kasih-Nya. “Pintalah.” Meminta membuktikan, bahwa anda menyadari akan kebutuhan anda; maka jika anda memohon dalam iman, anda akan menerima..... Apabila anda memohonkan berkat-berkat yang anda perlukan, supaya anda dapat menyempurnakan suatu tabiat yang sama dengan tabiat Kristus, maka Tuhan menjaminkan kepada anda, bahwa anda sedang memohon sesuai dengan suatu janji yang akan dipertimbangkan. Bahwa anda merasa dan mengetahui anda adalah seorang berdosa, adalah merupakan landasan yang cukup untuk memohonkan kemurahan dan kasih-Nya. Persyaratan untuk anda dapat datang kepada Allah bukanlah, bahwa anda harus menjadi suci, melainkan bahwa anda merindukan Dia untuk menyucikan anda daripada semua dosa, dan membersihkan anda daripada semua kejahatan. Argumentasi yang menyatakan, agar kita dapat memohon sekarang dan selamanya adalah kebutuhan kita yang besar, keadaan kita yang sepenuhnya tak kuasa, sehingga membuat Dia dan kuasa penebusan-Nya itu sesuatu yang diperlukan.”
Betapa terjaminnya janji yang tiga kali diulangi ini bagi kita orang-orang berdosa. Tuhan tidak menyajikan persyaratan-persyaratan yang sulit dan sukar untuk dipenuhi. Ia hanya mengatakan, “Pintalah.” Dengan memohonkan berkat-berkat yang kita perlukan untuk menyempurnakan tabiat-tabiat kita dalam Kristus, kita menyatakan kerinduan kita terhadap nasehat-Nya dan pertolongan-Nya, dengan begitu kita membuktikan bahwa kita betul-betul menginsyafi akan ketidak mampuan kita tanpa pertolongan-Nya. Apabila kita melakukan ini, maka kita tidak perlu takut bahwa Tuhan akan mengecewakan kita. Sesungguh-sungguhnya tidak karena Ia adalah orang yang teguh pada kata-kata-Nya.
Mengingat akan hal ini, maka apakah yang akan kita doakan pada sore hari ini? Cukuplah agar kita boleh menginsyafi akan semua keperluan kita, agar kita boleh merindukan untuk disucikan dari semua dosa, dan agar supaya kita boleh memohon dalam iman, sambil meyakini bahwa kita kelak akan menerima.
SEBUAH KERAJAAN YANG TERLINDAS BANGKIT
MENJADI MULIA DAN BERBAHAGIA
Khotbah V. T. Houteff
Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh
Sabat, 22 Februari 1947
Chapel Mount Carmel,
Waco, Texas
Kita sekarang akan mempelajari buku Yesaya, dimulai dengan pasal yang pertama, dan dilanjutkan sampai dengan pasal yang kedua. Bagian pertama dari pasal satu, sebagai anda ketahui, membicarakan dosa-dosa dari Israel kuno yang dahulu, sebaliknya bagian kedua dari pasal itu bersama-sama dengan pasal yang kedua membicarakan dari hal pendirian kembali Kerajaan itu di akhir zaman. Masalah yang terakhir inilah yang secara khusus akan kita pelajari pada hari ini.
Perintah yang diberikan kepada nabi Yesaya untuk mencatat dari hal apa yang akan menimpa Umat Allah dalam hari-hari permulaan sejarah mereka seperti juga dalam hari-hari terakhir sejarah mereka itu, dengan cepat membuka kenyataan, bahwa Tuhan pada waktu itu tidak saja memikirkan umat-Nya yang di masa sejarah yang lalu itu, melainkan juga umat-Nya di masa kita sekarang. (Praktik pandangan rangkap yang sama ini terhadap masalah itu anda dapat temui dalam seluruh Alkitab).
Dalam hubungan ini kita hendaknya bertanya, Bagaimanakah catatan mengenai kita sebagai suatu umat, adakah kita lebih baik ataukah lebih buruk dari orang-orang Yahudi itu? Ini dapat segera diketahui dengan membaca “Testimonies”, Jilid 3, halaman 252, 253.
Kita akan membacakannya sekarang juga sebagai berikut --
“Pekabaran kepada sidang Laodikea adalah suatu tuduhan yang mengejutkan, dan itu berlaku terhadap umat Allah pada waktu ini.
“Dan kepada malaikat sidang Laodikea tuliskanlah demikian : Semua perkara ini, demikian kata Dia yang bernama Amin, Saksi yang benar dan setia itu, awal segala kejadian Allah : Aku tahu semua perbuatanmu, bahwa engkau adalah dingin tidak panas pun tidak : Aku suka jikalau engkau dingin atau panas. Oleh sebab engkau begitu suam, dan dingin tidak panas pun tidak, maka Aku hendak meludahkan engkau dari dalam mulut-Ku. Dengan sebab katamu, Aku kaya dan bertambah-tambah dengan kekayaan, dan tidak memerlukan apa-apa lagi; padahal tiada engkau mengetahui, bahwa engkaulah orang malang, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang.”
“Disini Tuhan menunjukkan kepada kita, bahwa pekabaran yang akan dibawakan kepada umat-Nya oleh para pendeta yang dipanggil-Nya untuk mengamarkan kepada umat itu, bukanlah suatu pekabaran damai dan sejahtera. Itu bukanlah sekedar pekabaran yang teoritis saja, melainkan yang bersifat praktis dalam segala hal. Umat Allah digambarkan di dalam pekabaran kepada orang-orang Laodikea itu bagaikan berada dalam suatu kesentosaan nafsu badani. Mereka sedang bersantai saja sambil menyangkakan dirinya berada dalam kondisi kedudukan kerohanian yang tinggi. ‘Oleh sebab katamu, Aku kaya, dan bertambah-tambah dalam kekayaan, dan tidak memerlukan apa-apa lagi; padahal tidak engkau ketahui, bahwa engkaulah orang malang, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang’.
“Betapa besarnya kesesatan yang dapat datang pada pikiran manusia daripada persangkaan bahwa mereka adalah benar, padahal mereka semuanya adalah keliru. Pekabaran dari Saksi Yang Benar itu mendapatkan umat Allah dalam suatu kesesatan yang sedih betul, tetapi jujur dalam kesesatan itu. Mereka tidak mengetahui, bahwa keadaan mereka adalah sangat menyedihkan pada pemandangan Allah. Sementara orang-orang yang diberi amaran itu memuji-muji dirinya, bahwa mereka sedang berada dalam suatu kondisi kerohanian yang tinggi, maka pekabaran dari Saksi Yang Benar itu memecahkan kesentosaan mereka dengan tuduhan yang mengejutkan dari hal keadaan mereka yang sebenarnya, yaitu dalam hal buta rohani, kemelaratan rohani, dan merana secara rohani. Kesaksian yang sedemikian keras dan tajam tidak mungkin salah, sebab adalah Saksi Yang Benar itu sendiri yang mengucapkannya, maka kesaksian-Nya itu harus benar.
“Adalah sulit bagi mereka yang sudah merasa aman dengan pegangan-pegangannya, dan yang meyakini dirinya sendiri telah kaya dalam pengetahuan rohani, untuk menerima pekabaran yang menyatakan, bahwa mereka adalah sesat dan memerlukan setiap karunia rohani. Hati yang tidak disucikan itu adalah ‘penipu diatas segala perkara, dan sangat jahatlah keadaannya’. Kepada saya ditunjukkan, bahwa banyak orang sedang menyombongkan dirinya sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang Kristen yang baik, tetapi mereka tidak memiliki satupun sinar terang dari Yesus. Mereka tidak memiliki pengalaman hidup keilahian yang nyata bagi dirinya sendiri. Mereka memerlukan suatu pekerjaan penyerahan diri yang dalam dan menyeluruh di hadapan Allah, sebelum mereka dapat menyadari akan kebutuhan mereka yang sesungguhnya, suatu ketekunan usaha untuk mendapatkan karunia-karunia Roh yang termahal itu”. — Testimonies, Vol. 3, pp. 252, 253.
Saya tak perlu membaca lebih banyak lagi. Ilham telah menyatakan dengan jelas, bahwa pada sekarang ini akan ada sebuah pekabaran dibawakan kepada umat Allah; bahwa pekabaran itu akan dibawakan bukan oleh orang-orang biasa, melainkan oleh para pendeta yang terpanggil khusus untuk maksud itu, dan bahwa itu bukanlah sebuah pekabaran damai dan sejahtera seperti halnya pendeta-pendeta pada umumnya ingin memiliki dengan sendirinya. Penulis pekabaran itu berusaha untuk meyakinkan kita kepada kenyataan, bahwa umat Allah telah sesat karena mengira, bahwa mereka berada dalam kondisi kerohanian yang sempurna. Sesungguhnya umat Allah pada waktu ini dalam setiap hal sama sesatnya seperti halnya orang-orang Yahudi dalam sejarah kedatangan Yesus yang pertama dahulu. Bahkan dalam kenyataannya, mereka mungkin sekali lebih sesat lagi, sebab mereka telah memiliki berbagai contoh dan gambaran pengalaman-pengalaman dari masa lalu sama seperti terang tambahan yang terus bercahaya pada jalan–jalan mereka yang semuanya ini tidak dipunyai oleh orang-orang yang dahulu itu.
Nabi Yesaya mempunyai pekabaran-pekabaran yang menyedihkan bagi umat Allah di masa sejarahnya : Ia menceritakan kepada mereka, bahwa jika mereka terus menerus dalam jalan-jalan mereka yang salah itu, maka semua mereka, yang baik maupun yang jelek, akan dicerai beraikan dan diassimilasikan ke semua bangsa-bangsa. Tetapi bagi orang-orang setia pada waktu ini ia memiliki berita-berita yang baik.
Yesaya 1 : 24 – 26 : “Maka sebab itu firman Tuhan, Tuhan serwa sekalian alam, Yang Maha Kuasa orang Israel, Ah! Aku hendak menghiburkan hati-Ku dari karena segala orang yang mendurhaka kepada-Ku dan Aku membalas akan segala seteru-Ku itu. Dan Aku akan membalikkan tangan-Ku terhadap kamu dan menyucikan kamu daripada sangamu sampai bersih, dan menyingkirkan semua timahmu daripadamu; lalu Aku memberikan pula para hakim kepadamu seperti dahulu, dan para penghulu seperti pada mulanya. Sesudah itu kemudian kamu akan dipanggil Negeri tempat keadilan dan negeri yang setia.”
Gantinya membiarkan semua orang sebagai suatu umat menderita semua akibat dosa, maka Tuhan pada waktu ini berjanji untuk membalas terhadap hanya musuh-musuh-Nya, yaitu penentang-penentang-Nya yang berada di dalam sidang-Nya. Ia hendak membersihkan dan menyucikan sidang-Nya, lalu kemudian mengembalikan semua hakim-Nya dan para penghulu-Nya seperti pada mulanya. Kemudian sidang akan betul-betul dinamai orang “Negeri keadilan, negeri yang setia.”
“Bahwasanya hari-hari itu akan datang, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan menaburi isi rumah Israel dan isi rumah Yehuda dengan benih manusia dan dengan benih binatang. Maka akan jadi kelak, bahwa seperti sudah Ku awasi akan mereka itu, untuk memetik, dan untuk memecahkan, dan untuk membuang, dan untuk membinasakan, dan untuk menyusahkan; demikianlah Aku akan mengawasi mereka itu, untuk membangun, dan untuk menanam, demikianlah firman Tuhan.
“Pada masa itu mereka tiada lagi akan mengatakan, bahwa segala bapa sudah makan buah anggur yang masam, dan gigi anak-anak sudah ngilu. Melainkan tiap-tiap orang akan mati sebab salahnya sendiri : setiap orang yang memakan buah anggur yang asam, maka gigi-giginya akan ngilu.” Yeremia 31 : 27 – 30.
Yesaya 1 : 27, 28 : “Sion akan ditebus dengan pehukuman, dan semua orangnya yang bertobat dengan keadilan. Maka kebinasaan segala orang durhaka dan semua orang berdosa akan bersama-sama, dan mereka yang meninggalkan Tuhan itu akan ditumpas.”
Dalam ayat-ayat ini dibedakan antara orang-orang durhaka dan orang-orang berdosa. Tak dapat diragukan lagi, bahwa orang-orang berdosa ialah orang-orang yang terus menerus hidup di dalam dosa, tetapi orang-orang pelanggar hukum adalah mereka yang hanya sekali-sekali berdosa. Namun bagaimanapun juga nasib terakhir mereka itu adalah sama, baik mereka yang biasanya berdosa maupun mereka yang hanya kadang-kadang berdosa akan kelak dibinasakan bersama-sama.
Yesaya 1 : 29 – 31 : “Karena mereka kelak akan malu dari sebab pohon-pohon kayu (orang-orang besar dan terkenal) yang telah kamu rindukan, dan kamu akan kelak terganggu karena sebab taman-taman yang telah kamu pilih. Karena kamu akan jadi bagaikan sebuah pohon jati yang sudah layu daunnya, dan seperti sebuah taman yang tidak ada air. Pada masa itu orang kuat akan jadi bagaikan tali pengeret, dan pembuatnya seperti bunga api, maka kedua-duanya akan dibakar habis bersama-sama, dan tak seorangpun akan dapat memadamkannya.”
Inilah apa yang orang-orang jahat dapat langsung mengharapkan. Inilah yang terbaik yang Allah dapat berikan kepada mereka, karena mereka tidak berbuat itu memungkinkannya untuk berbuat sesuatu yang lebih baik.
Sekarang kita akan melangkah terus ke pasal yang kedua dari nubuatan Yesaya, karena itu adalah kelanjutan dari yang pertama. Oleh karena ayat pertama baru hanya merupakan pendahuluan terhadap apa yang akan dikatakan oleh nabi itu, maka saya akan melewatinya, dan kita mulai dengan --
Yesaya 2 : 2 : “Maka akan jadi kelak di akhir zaman, bahwa gunung kaabah Tuhan akan diperdirikan pada puncak segala gunung, dan akan ditinggikan di atas segala bukit; maka segala bangsa akan berkerumun masuk ke dalamnya.”
Keluar dari kehancuran Yehuda maupun Israel akan muncul sebuah Kerajaan dan suatu umat yang akan ditinggikan di atas segala bangsa.
Nabi Daniel juga menyatakan dengan jelas : “.....Dalam masa segala raja-raja ini Allah di surga akan kelak mendirikan sebuah kerajaan, yang tidak pernah akan binasa; dan kerajaan itu tidak akan diserahkan kepada bangsa lain, melainkan ia itu akan menghancur-luluhkan dan menumpas semua kerajaan ini, dan ia sendiri akan berdiri untuk selama-lamanya.” Daniel 2 : 44.
Perhatikan, bahwa Kerajaan yang dibicarakan oleh Daniel itu akan diperdirikan “dalam masa raja-raja ini”, bukan sesudah masa mereka. Lagi pula, supaya diperhatikan bahwa adalah Kerajaan ini juga (sidang yang sudah dibersihkan) yang akan menghancurkan patung yang besar itu. Kepada Kerajaan yang akan datang inilah (sidang yang “sudah suci”, sudah dibersihkan) “akan berhimpun segala bangsa” (Kejadian 49 : 10).
Apabila Markas Besar Injil diperdirikan sedemikian ini, maka pastilah kelak bahwa pekerjaan Injil akan dapat diselesaikan dengan tidak tertunda-tunda lagi. Injil Kristus kemudian akan mengumpulkan suatu hasil penuaian yang berkelimpahan, maka orang banyak yang bertobat itu gantinya mereka menempa pacul-paculnya dan bajak-bajaknya untuk menjadi alat-alat pembunuh manusia, mereka akan menempa tombak-tombaknya dan pedang-pedangnya menjadi alat-alat perkebunan, -- gantinya bekerja untuk membunuh, mereka akan berkebun untuk menghasilkan makanan.
Nubuatan-nubuatan ini adalah sederhana dan masuk akal, merupakan petunjuk dan alat penerangan. Jelaslah, bahwa Allah tak mungkin menyelamatkan dunia oleh sebuah sidang yang hilang. Pendapat yang sangat tidak masuk akal akan timbul jika kita bertanya kepada diri sendiri sebagai berikut : Bagaimana mungkin dapat Ia oleh perantaraan sidang-Nya menghantarkan dunia ini keluar dari dosa-dosanya sementara dosa masih terus berkembang di tengah-tengah sidang-Nya sendiri? Bagaimana mungkin dapat Ia menghantarkan dunia ini kepada semua Kebenaran sementara mereka yang Ia gunakan untuk mengajarkan Kebenaran yang berkembang sampai kepada kedatangan-Nya tetap mengira bahwa mereka adalah kaya dan tidak memerlukan apa-apa lagi apa-bila pada kenyataannya mereka sebenarnya kekurangan dalam segala hal? -- Bahkan buta dan bertelanjang, dan bahkan mereka sendiri sedang akan diludahkan. Bagaimanakah dapat Ia katakan kepada umat-Nya yang berada di dalam “Babilon”, “Keluarlah daripadanya hai umat-Ku, supaya jangan kamu terbabit dengan segala dosanya, dan supaya jangan kamu ikut kena segala celakanya”, jika Ia hendak menghantarkan mereka ke dalam sebuah sidang yang di dalamnya masih terdapat dosa? Melihat kepada kenyataan, bahwa sidang yang berisikan dosa dan orang-orang berdosa di tengah-tengahnya adalah sama bahayanya terhadap celaka-celaka seperti halnya Babilon, maka berapa parahkah umatnya jika mereka masih tetap tertinggal di Babilon?
Jawaban terhadap semua pertanyaan ini hanyalah sebagai berikut : Harus ada timbul kesadaran terhadap kemelaratan rohani dan kesungguhan untuk mencarikan Kebenaran. Harus ada suatu tahap akhir bagi dosa, harus terdapat suatu tempat yang tidak berdosa dan umat -- katakanlah sebuah bahtera yang aman, jika kita akan selamanya aman dari celaka-celaka itu. “Akhan-Akhan”, juga harus disingkirkan sebelum Israel dapat menang merebut negeri itu. Allah yang maha bijaksana itu mengetahui, bahwa adalah lebih baik membinasakan musuh-musuh Kebenaran yang sedikit jumlahnya itu daripada kehilangan dunia seluruhnya. Semua penghalang harus disingkirkan.
Kemudian sidang akan mendapatkan suatu Pantekosta yang kedua. Lalu setiap anggota sidang akan dipenuhi dengan roh : “Maka akan jadi kelak sesudah itu (sesudah “hujan akhir” itu), bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku atas segala manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan anak-anakmu perempuan akan bernubuat, semua orang tua-tuamu akan memperoleh mimpi-mimpi, semua orang mudamu akan menyaksikan khayal-khayal; dan juga atas semua hamba laki-laki dan wanita pada masa itu Aku akan mencurahkan Roh-Ku.” Yoel 2 : 28, 29.
Marilah kita dengan sungguh-sungguh dan rajin mematuhi ajakan Tuhan kepada umat-Nya pada waktu yang sangat mendesak sekarang ini sebagai berikut :
Yesaya 2 : 5 : “Marilah, hai orang isi rumah Yakub, dan marilah kita berjalan di dalam terang Tuhan.”
Cukup jelas yang terkandung di dalam ayat ini, bahwa dari sekarang dan seterusnya umat Allah sudah lama berjalan di bawah terang manusia.
Yesaya 2 : 6 : “Oleh sebab itu Engkau sudah meninggalkan umat-Mu, yaitu isi rumah Yakub, sebab mereka itu dilengkapi dari sebelah timur, dan mereka adalah petenung-petenung seperti orang-orang Filistin, dan berkenanlah mereka itu dalam hubungan dengan anak-anak orang asing.”
Umat-Nya sebagai sebuah organisasi telah ditinggalkan-Nya, tetapi sebagai orang perorangan yang datang berjalan di dalam terang-Nya untuk mengikuti Dia dalam Kebenaran dan keadilan akan kembali diterima. Apabila pertikaian yang sekarang mengenai pekabaran dari hal jam itu berakhir, maka orang-orang yang lolos proses pembersihan itu, yaitu Pehukuman bagi semua Orang Hidup di dalam isi rumah Allah (1 Petrus 4 : 17), yaitu penyucian tempat suci (Daniel 8 : 14), akan menjadi penghuni Sion dan Yerusalem, anggota-anggota dari sidang, yaitu tubuh Kristus.
Yesaya 2 : 7 : “Tanah mereka pun akan penuh dengan emas dan perak, dan tiada berkesudahan segala harta bendanya; tanah mereka pun akan penuh dengan kuda, dan tiada berkesudahan segala keretanya.”
Dari semua bangsa di seluruh dunia pada waktu ini, Amerika, yaitu bangsa dimana terdapat markas besar sidang adalah yang terkaya. Demikianlah terutama pada masa ini -- masa dimana Kebenaran ini sedang dibukakan. Lagi pula, tak ada bangsa lain yang memiliki pemimpin-pemimpin gereja (kuda-kuda) maupun sidang-sidang (kereta-kereta) sebanyak yang dimiliki Amerika. Tak ada bangsa lain di dunia yang bagi setiap warga negaranya tersedia tempat di dalam “kereta-keretanya.” Inilah pertanda-pertanda yang nyata yang Tuhan gunakan untuk menunjukkan negeri dan bangsa terhadap siapa Ia sedang bicarakan.
Yesaya 2 : 8 – 10 : “Dan lagi penuhlah negerinya dengan berhala. Bahwa mereka itu menyembah sujud kepada perbuatan tangannya sendiri dan kepada barang yang telah diperbuatnya dengan jari-jarinya. Di sana orang hinapun tunduk dan orang mulia pun merendahkan dirinya, maka sebab itu janganlah mengampuni mereka itu. Pergilah kamu masuk ke dalam bukit batu, dan sembunyikanlah dirimu dalam abu, karena takut akan Tuhan, dan karena kemuliaan kebesaran-Nya.”
Bangsa yang dimaksudkan ini ternyata terlalu banyak membual dari hal hasil-hasil yang dicapainya. Baik orang-orang besarnya maupun orang-orang kecilnya sekaliannya adalah sama saja dalam hal ini, demikianlah kata Ilham. Sebenarnya tak ada salahnya setiap kemajuan, namun kemajuan hendaknya tidak sekali-kali menjadi Allah bagi kita. Pada akhirnya semua akan sampai pada ajal penyembahan berhala mereka, sebab apabila Tuhan menyatakan kuasa-Nya, maka mereka akan meninggalkan semua berhalanya lalu berlari-lari mencari perlindungan pada batu-batu karang.
Yesaya 2 : 11 : “Segala mata orang yang tinggi itu akan direndahkan dan segala sombong orang laki-laki akan ditundukkan, maka pada hari itu hanya Tuhan jua akan ditinggikan.”
Orang-orang yang kini meninggikan diri sendiri akan kelak direndahkan.
Yesaya 2 : 12 – 19 : “Karena hari Tuhan serwa sekalian alam itu akan berlaku terhadap setiap orang yang sombong dan tinggi hati, dan terhadap setiap orang yang ditinggikan; maka mereka itu akan direndahkan : dan terhadap segala pohon araz di Libanon yang tinggi-tinggi dan yang menjulang ke atas, dan terhadap semua pohon jati di Bazan, dan terhadap semua gunung yang tinggi, dan terhadap semua bukit yang besar-besar, dan terhadap setiap menara yang tinggi, dan terhadap setiap pagar tembok yang teguh, dan terhadap semua kapal Tarsis, dan terhadap semua gambar yang menarik. Maka pada hari itu segala kebesaran manusia akan ditundukkan, dan segala kesombongan orang laki-laki akan direndahkan : maka pada hari itu hanya Tuhan sendirilah yang akan ditinggikan. Maka segala berhala akan dilenyapkan-Nya sama sekali. Maka mereka akan pergi masuk ke dalam lobang-lobang gua batu-batu karang, dan ke dalam gua-gua di tanah, karena takut akan Tuhan dan karena kemuliaan kebesaran-Nya, apabila bangkitlah Ia untuk menggoncangkan bumi dengan amat sangatnya.”
Sungguhpun manusia kini meninggikan dirinya sampai-sampai melebihi Allah, namun hari itu sedang berada di depan kita dalam mana mereka itu akan kelak menyaksikan dirinya sendiri sebagaimana yang sebenarnya. Mereka kelak akan merasa sangat kecil sewaktu mereka memandang kepada kuasa dari suatu Allah yang Besar.
Yesaya 2 : 20, 21 : “Maka pada hari itu tiap-tiap orang akan membuang segala berhala emas dan segala berhala perak yang telah diperbuatnya untuk menyembah sujud kepadanya, dan kepada tikus mondok dan kelelawar sambil lari masuk ke dalam celah-celah bukit batu dan ke dalam gua-gua di gunung dari karena takut akan Tuhan dan dari karena kemuliaan kebesaran-Nya, apabila Ia bangkit untuk menggoncangkan bumi dengan amat sangatnya.”
Orang-orang yang pada waktu ini tidak membuang segala berhalanya kepada tikus mondok dan kelelawar sebagaimana sepatutnya, akan kelak harus berbuat sedemikian itu kemudian, namun ia itu kelak akan sangat terlambat untuk membawa manfaat bagi mereka.
Yesaya 2 : 22 : “Maka sebab itu jangan lagi kamu harap pada manusia, yang napasnya ada di dalam lobang hidungnya, karena dalam apa gerangan dapat dibilang akan dia?”
Di sinilah terdapat obat yang sederhana dari Allah bagi umat-Nya. Mereka harus berhenti dari menaruh perhatian kepada “para peramal”, sebagai gantinya mereka harus mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Ilham. Mereka harus mempelajari firman Allah bagi dirinya sendiri dengan bantuan guru-guru dari Allah yang betul-betul diilhami, lalu membuat keputusan-keputusannya sendiri -- jangan, jangan sekali-kali bergantung kepada keputusan-keputusan dan penilaian-penilaian orang-orang lain, apapun keadaan mereka atau siapa pun mereka.
Justru baru-baru ini salah seorang saudari mengemukakan alasannya mengapa ia telah meninggalkan ajarannya seseorang lalu memilih mengambil ajaran orang lain. Katanya : “Begini dan begitu berdoalah lebih banyak lagi, maka akan memiliki lebih banyak Roh daripada begini dan begitu, maka saya bermaksud untuk tetap dengan dia. Sekali-kali tidak lagi saya akan menaruh harap pada seseorang manusia.”
Jelas terlihat, bahwa saudari ini memilih untuk tetap berpegang pada ajaran seseorang, bukan karena ajaran-ajaran itu sendiri, melainkan karena himbauan orang itu kepadanya. Kemudian ucapannya, “Sekali-kali tidak lagi saya akan menaruh harap pada seseorang manusia”, membuktikan secara nyata, bahwa ia belum mengenal akan dirinya sendiri, dan bahwa ia juga bahkan tidak cukup mengerti apa yang dimaksudkan dengan kata-kata “menaruh harap pada seseorang manusia”.
Kita percaya pada penulis-penulis Alkitab bukan karena mereka itu adalah penulis, melainkan karena apa yang ditulisnya. Orang-orang yang menyesatkan itu semuanya adalah orang-orang yang berdoa, sebab Iblis mengetahui, bahwa makin mereka memamerkan diri dan peribadatannya, makin banyak orang akan jatuh mengikuti mereka. Mereka tidak memiliki apapun yang lain. Kebanyakan orang tidak banyak menaruh perhatian kepada apa yang sesungguhnya dikatakan Alkitab, maka sebab itu tidak mereka ketahui, bahwa orang-orang Yahudi yang menyalibkan Tuhan telah menyesatkan umat orang-orang biasa dengan cara banyak berdoa di depan umum, bahwa tak seorang pun dari nabi-nabi yang berusaha menjual diri kepada umat dengan cara sedemikian itu; bahwa apa yang ingin sekali dijualnya kepada umat bukanlah diri mereka, melainkan Allah dan Kebenaran-Nya; bahwa semua mereka sangat hati-hati untuk tidak mempertontonkan dirinya sendiri. Yesus sendiri kembali mengukuhkan teladan yang sama : Ia tidak berdoa bersama-sama dengan Nikodemus, atau pun bersama-sama dengan pemimpin muda yang kaya itu, melainkan Ia menjelaskan kepada mereka apa artinya Kebenaran itu. Tidak ada catatan, bahwa Ia pernah berdoa bersama-sama seseorang. Namun demikian sebaliknya, saya mengetahui seseorang membuat sebuah ruangan tempat berdoa di sudut dari sebuah tempat mandi umum! Apa saja diperbuat untuk menjual diri sendiri kepada orang banyak karena itulah yang diharap-harapkan oleh orang banyak dan bukan Kebenaran.
Adalah karena sebagaimana biasanya para anggota umumnya cepat mendengar kepada orang-orang yang himbauannya kena pada perasaan mereka, bahwa karena hal inilah musuh-musuh Kebenaran dengan sangat hati-hati dan tekun mencoba untuk menancapkan sesuatu melawan tabiat orang-orang yang membawakan pekabaran dari hal jam itu. Para penentang itu cukup mengetahui, bahwa para anggota membuat pilihan mereka hanya karena kepentingan orang-orang yang tampaknya memiliki nama baik dan bukan karena tekanan dari Kebenaran. Karena alasan inilah musuh-musuh Kebenaran mengambil manfaat dari kesempatan. Dan begitulah, karena mereka tidak dapat menyangkal Kebenaran, maka mereka secara nekad lalu menggunakan cara-cara kepalsuan orang-orang Parisi dengan mana untuk menjelek-jelekkan tabiat orang-orang, yang orang-orangnya tidak mereka sukai.
Walaupun demikian kita memiliki alasan yang baik bagi kesukaan besar dan hikmah, bahwa kita memperoleh kesempatan untuk hidup di dalam sesuatu hari apabila sesudah keluar dari segala kehancuran Yehuda dan Israel kuno yang lalu, kelak akan muncul sebuah Kerajaan dan suatu umat yang akan ditinggikan di atas semua kerajaan dan bangsa-bangsa di bumi. Apabila Markas Besar Injil selesai diperdirikan di “bukit Tuhan”, maka pekerjaan akan diselesaikan tanpa tertunda-tunda lagi. Kembali, bangsa-bangsa yang bertobat akan menempa semua pedangnya menjadi alat-alat pertanian. Mereka akan berbalik dari berperang kepada bertani.
Sesudah sidang Allah melewati proses penyuciannya, maka akan jelas terlihat oleh semua, bahwa sebuah sidang yang sesat tak akan dapat menyelamatkan sebuah dunia yang sesat. Selama masa Pantekosta kedua itu setiap anggota sidang akan dipenuhi dengan Roh, maka sebagai hasilnya beribu-ribu orang tanpa ragu-ragu akan memeluk Kebenaran bagi zaman ini.
Janganlah menyia-nyiakan waktu. Hari itu sudah berada di depan kita apabila kelak orang yang menyaksikan dirinya sendiri sebagaimana yang sesungguhnya. Sesungguhnya, barangsiapa yang tidak melepaskan berhala-berhalanya sekarang, mereka akan berbuat juga demikian kemudian, namun seperti yang kita katakan di atas, ia itu akan terlambat untuk membawakan sesuatu manfaat baginya. Sekaranglah waktunya untuk berbalik dari manusia, dan supaya kita mengambil keputusan-keputusan sendiri sesuai dengan janji, bahwa kepada setiap orang yang menaruh harap kepada Allah dan setiap pencari Kebenaran Allah akan memberikan Roh-Nya untuk menghantarkan dia kepada semua Kebenaran.
Walaupun musuh-musuh Kebenaran mungkin mempersiapkan setiap pengkhianatan untuk mengganggu pekerjaan, namun Kebenaran akan selalu menang, dan umat Allah akan selalu berada dengan-Nya. Tak ada apapun yang dapat merusak kebenaran. Ia itu adalah bagaikan landasan. Bilamana semua palu dari musuh-musuh telah habis terpakai, landasan masih akan tetap bertahan.
* * *
.