.
Renungan dan Doa Pembuka--Saya akan membacakan dari buku The Mount of Blessing, halaman 184, paragraf yang terakhir :
“Sebelum anda merasa, bahwa anda dapat mengorbankan harga diri sendiri, dan bahkan mengorbankan nyawa untuk menyelamatkan seorang saudara yang bersalah, mengeluarkan balok itu dari dalam matamu, sehingga anda siap untuk menolong saudaramu. Kemudian barulah anda dapat menghampirinya, dan menyentuh hatinya. Tak ada orang yang pernah dapat diperbaiki setelah melakukan kesalahan, dengan cara dituduh-tuduh dan dicari-cari kesalahannya; melainkan justru banyak yang dengan demikian telah terhalau dari Kristus, dan telah terbawa untuk memeteraikan hati mereka melawan pengakuan bersalah. Suatu roh yang lemah lembut, suatu pembawaan diri yang baik dan menarik, mungkin dapat menyelamatkan orang yang bersalah dan menutupi sejumlah besar dosa. Pernyataan Kristus di dalam tabiatmu sendiri akan memiliki daya pengobahan terhadap semua orang dengan siapa anda berhubungan. Hendaklah setiap hari Kristus dinyatakan di dalam dirimu, maka Ia akan menyatakan daya kreasi firman-Nya melalui kamu, yaitu suatu pengaruh pendorong yang halus tetapi kuat untuk menghidupkan kembali jiwa-jiwa lain di dalam keindahan Tuhan Allah kita.”
Menurut penglihatan Ilham tak seorangpun dari kita adalah pantas untuk mencari menemukan kesalahan orang lain. Adakah anda mencatat apa yang kita baca? Bahwa hanyalah apabila kita telah sampai pada tingkat bahwa kita rela mengorbankan nyawa kita bagi seorang saudara yang bersalah, maka baharulah kita pantas dan mampu untuk menolong orang lain memperbaiki kesalahan-kesalahan mereka.
Di bawah terang ini, apakah kiranya keperluan kita, Saudara-saudariku? Tidakkah kita hendak berdoa memohonkan sebuah pengalaman agar supaya Kristus dinyatakan di dalam kita; berdoa memohonkan sebuah pengalaman yang akan mempersiapkan kita untuk membantu orang-orang lain dan bukannya menghalangi mereka; berdoa untuk memperoleh suatu pengaruh Kebenaran yang halus dan dorongan yang kuat terhadap mereka? Kemudian kelak kita akan mampu untuk mendekati mereka yang bersalah itu dengan bijaksana, mampu menyentuh hati mereka, dan menunjukkan kepada mereka kesalahan-kesalahannya. Hanya dengan begitulah mereka akan mendengarkan kita, tetapi bukan sebelumnya.
Copyright, 1953
Hak Cipta Dijamin
V. T. HOUTEFF
SEBUAH TONGKAT YANG BERBICARA, MENYERUKAN REFORMASI DAN
MENIMBULKAN PERTENTANGAN BESAR
Khotbah V. T. Houteff
Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh
Sabat, 8 Februari 1947
Chapel Mount Carmel,
Waco, Texas
Pokok pembicaraan kita bagi sore hari ini dimulai dengan :
Mikha 6 : 1, 2 : “Maka sekarang dengarlah olehmu firman Tuhan! Bangkitlah berdiri, berbantahlah kamu dengan segala gunung, dan biarlah segala bukit mendengarkan suaramu. Dengarlah olehmu, hai segala gunung, pertikaian Tuhan, dan kamu hai segala alas bumi yang kokoh : karena Tuhan sedang bertikai melawan umat-Nya, dan Ia akan menghimbau kepada mereka itu.”
Pertama-tama supaya dicatat ialah, bahwa hamba Allah itu diperintahkan supaya berbantah-bantah di hadapan segala gunung, dan supaya segala bukit itu mendengarkan suaranya. Jadi, jelaslah, di dalam kata-kata firman ini seperti halnya dimana saja di dalam Alkitab, maka gunung-gunung dan bukit-bukit tentunya melambangkan kerajaan-kerajaan dan pemerintahan-pemerintahan.
Ia akan berbantah-bantah di hadapan gunung-gunung bukan melawan mereka; artinya, ia akan memberitakan bahwa Tuhan sedang bertikai melawan umat-Nya, bahwa Ia sedang mengundang suatu reformasi yang menyeluruh di antara mereka, dan bahwa mereka sedang tidak rela dan tidak mau untuk berpartisipasi.
Telah terlihat pada penyelidikan-penyelidikan yang terdahulu, bahwa nubuatan-nubuatan Mikha pasal 4 dan 5 akan digenapi di akhir zaman, di dalam zaman kita, yaitu dalam sesuatu masa apabila Ilham oleh pembukaan nubuatan-nubuatan ini akan menyerukan suatu reformasi di antara umat Allah. Nubuatan-nubuatan itu kini sedang dibukakan untuk pertama kalinya semenjak semuanya itu ditulis, dan reformasi itu sudah berjalan, bahwa gantinya pekabaran segar yang dibukakan itu diterima dengan gembira, mereka itu ternyata sedang menimbulkan pertikaian di seluruh gereja-gereja Advent, menunjukkan dengan sangat jelas, bahwa sekaranglah waktunya bagi mereka itu (“gunung-gunung itu), untuk mendengarkan pertikaian Tuhan dengan umat-Nya.
Kata-kata : Bangkitlah, berbantah-bantahlah kamu di hadapan gunung-gunung, dan biarlah segala bukit mendengarkan suaramu, mengandung arti bahwa selama ini suaranya, terdengar hanya setempat tetapi, sekarang ia harus menghadapi keadaan walaupun gunung-gunung, bukit-bukit, dan segala alas bumi yang kuat mendengar, bahwa Tuhan sedang bertikai dengan umat-Nya.
Sampai pada waktu ini kita hanya menganggap remeh musuh-musuh Tuhan itu, tetapi mulai sekarang kita harus terjun untuk berjuang tanpa memikirkan siapapun juga yang mendengarkannya. Umat-Nya harus sejak sekarang untuk selama-lamanya berbalik dari kata-kata manusia, bagaimanapun juga keadaan kata-kata itu, dan harus membatasi iman dan harapan mereka di dalam, “Demikianlah firman Tuhan”, tanpa menghiraukan melalui siapa Ia mengucapkannya, atau sebaliknya mereka akan hilang. Sebagai pengikut-pengikut Tuhan, kita hendaknya mendengar kepada himbauan curahan hati-Nya bagi pembangunan dan reformasi yang berbunyi :
Mikha 6 : 3 : “Hai, umat-Ku, apakah yang telah Ku lakukan bagimu? Dan dengan apakah gerangan Aku telah memenatkan kamu? Buktikanlah kepada-Ku.”
Pikirkanlah hal itu! Suatu Allah yang besar dan yang tak terhingga menghimbau kepada manusia-manusia berdosa seperti kita yang sedemikian tak berarti, ingin mengetahui mengapa mereka itu menentang Dia.
Mikha 6 : 4 : “Karena Aku telah membawa keluar kamu dari negeri Mesir, dan telah menebus kamu keluar dari rumah perhambaan itu, dan sudah Ku suruh ke hadapanmu Musa, Harun, dan Miriam.”
Allah sedang berbicara kepada kita yang adalah keturunan-keturunan dari nabi-nabi, dari para rasul, dan dari murid-murid itu yang sepanjang tahun-tahun perhambaan di antara bangsa-bangsa Kapir telah kehilangan ciri-ciri kebangsaan kita. Sungguhpun kita tak dapat menyebutkan diri kita sendiri sebagai orang-orang Israel, orang-orang keturunan Yakub, atau orang-orang Yahudi, Allah justru menamakan kita begitu.
Umat setia milik Allah yang sedikit sepanjang berabad-abad lamanya rela dan bahkan dengan senang hati, demi Kebenaran dan keadilan, menghadapi celaan yang datang dari saudara-saudaranya yang buta dan tidak setia. Tidakkah seharusnya kita juga dengan senang hati berbuat yang sama seperti mereka? Mereka telah memenangkan perlombaan dan mahkota, maka tak ada alasan mengapa kita tidak akan memenangkannya. Sesungguhnya kita tak boleh melepaskan upah penghargaan kita pada jam-jam yang terakhir ini.
Mikha 6 : 5 : “Hai, umat-Ku! ingatlah kiranya akan barang yang dibicarakan oleh Balak, raja Moab itu, dan akan barang yang disahut kepadanya oleh Bileam bin Beor dari Sitim sampai ke Gilgal; supaya diketahui olehmu akan kebenaran Tuhan.”
Di sini kepada kita diceritakan, bahwa mengetahui kebenaran Tuhan ialah mengenangkan kembali berbagai campur tangan Allah dengan leluhur-leluhur kita dahulu, karena kasih-Nya terhadap kita adalah tidak kurang daripada kasih-Nya terhadap mereka dahulu. Ia memperingatkan kita kepada peristiwa sewaktu Balak menyewa Bileam untuk mengucapkan kutuk terhadap Israel, dan bagaimana Ia membuat Bileam berbicara bagi-Nya dan memberkati umat-Nya, sehingga demi kepentingan mereka Ia telah menggagalkan tujuan raja itu dan mengendalikan Bileam untuk memberitakan kepada Balak : “Dan sekarang, tengoklah, aku kembali kepada bangsaku : sebab itu marilah, maka aku akan membentangkan kepadamu apa yang akan diperbuat bangsa ini terhadap bangsamu di hari-hari terkemudian..... Maka sebuah bintang akan terbit daripada Yakub, dan sebuah tongkat kerajaan akan naik dari antara Israel, maka ia akan menghancurkan segala penjuru Moab, dan membinasakan semua bani Seth. Dan Edom akan menjadi milik pusaka, Seir juga akan menjadi milik pusaka karena musuh-musuhnya : dan Israel kelak akan berbuat dengan penuh keberanian.” Bilangan 24 : 14.
Pada hakekatnya Bileam mengatakan kepada raja Moab itu : “Saya telah berusaha sekuat-kuatnya untuk memenuhi keinginan Tuan dan untuk mengutuk Israel, namun Allah telah menguasai saya. Israel telah menang; Tuan dan saya telah kalah. Dan selanjutnya, marilah kuceritakan kepada Tuan apa yang akan dilakukan bangsa ini terhadap bangsa Tuan di hari-hari terkemudian : Dia yang akan memerintah Israel itu akan memalu Moab pada segala penjurunya, dan Israel akan berbuat dengan sangat berani.”
Demikian inilah Bileam telah dipaksa untuk meramalkan dari hal kelahiran Kristus serta pemerintahan-Nya, membuat Israel bertindak dengan berani melawan Moab dan semua bangsa-bangsa tetangganya di hari-hari terkemudian.
Mengetahui semua ini adalah mengenali Tuhan kebenaran kita; bahwa jika Ia adalah bagi kita, maka tak ada orang dapat memenangkan sesuatu melawan kita; bahwa peperangan itu adalah peperangan-Nya Tuhan; bahwa kita tak perlu takut terhadap musuh-musuh kita; bahwa apapun kita lakukan semua itu akan berhasil tanpa memandang siapa dengan kita atau pun siapa melawan kita.
Mikha 6 : 6, 7 : “Dengan apa boleh aku menghadap Tuhan dan menyembah sujud kepada Allah? Bolehkah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan lembu muda yang berumur setahun? Apakah Tuhan berkenan akan domba jantan beribu-ribu, atau akan sungai minyak berlaksa-laksa? Bolehkah aku mempersembahkan anak sulungku karena kesalahanku, atau buah perutku karena dosa jiwaku?
Dari ayat-ayat ini nyata terlihat, bahwa pembukaan kata-kata firman ini membawakan suatu pembangunan dan reformasi di antara umat Allah yang sedemikian ini dunia belum pernah saksikan; orang-orang yang memperoleh Kebenaran dalam kelengkapannya, mengakui dengan rendah hati, bahwa mereka adalah orang-orang berdosa dan bahwa mereka rindu mengetahui yang terburuk dari semua pelanggaran dosanya. Mereka dengan senang hati mengorbankan apa saja; bagi mereka tak ada korban yang terlalu besar yang dapat membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan. Segera setelah kesombongan pikiran mereka meninggalkan mereka, segera setelah mereka memohon dengan rendah hati bagaimana untuk datang dan menyembah ke hadapan Tuhan, maka segera itu juga jawaban akan datang kepada mereka, berbunyi :
Mikha 6 : 8 : “Bahwa sudah diberitahunya kepada-mu, hai manusia, mana yang baik; dan apa yang Tuhan kehendaki daripadamu, melainkan berbuat adil, dan suka akan kemurahan, dan berjalan serta Allahmu dengan rendah hati.”
Berbuat adil, mencintai kemurahan, dan berjalan dengan rendah hati bersama Allah kita adalah karunia yang terbesar seseorang dapat bawa kepada Tuhan. Untuk mempelajari bagaimana berbuat adil, bagaimana mencintai kemurahan, dan bagaimana berjalan dengan rendah hati, maka kepada kita ditekankan sebagai berikut:
Mikha 6 : 9 : “Suara Tuhan berseru-seru kepada negeri itu, dan orang bijaksana akan menyaksikan nama-Mu : dengarlah olehmu akan Tongkat itu, dan Dia yang telah menentukan-Nya (Tongkat itu).”
Tuhan menyatakan, bahwa suara-Nya sedang berseru-seru kepada negeri itu (kepada sidang), dan bahwa orang-orang yang bijaksana akan menyaksikan nama itu, dan akan mendengarkan Tongkat itu serta Dia yang telah menetapkan Tongkat itu.
Ternyata Tongkat ini mampu berbicara dan mampu untuk didengarkan, demikian sesuai perintah “Dengarlah olehmu akan Tongkat itu.” Sejauh apa yang kita ketahui selama ini, satu-satunya tongkat yang telah pernah berbicara adalah “TONGKAT GEMBALA.” Lagi pula, ia itu bukanlah berupa hasil-hasil dari sesuatu penyelidikan Alkitab yang bersungguh-sungguh sehingga buku itu telah dinamakan begitu, juga ia tidak memiliki sesuatu pengertian terhadap buku Mikha pada waktu judul “Tongkat Gembala” diberikan kepada buku itu.
Saya, karena satu hal tak dapat melewati, melalaikan, atau menolakkan nasehat Tuhan dalam masalah ini, maka saya harus mendengarkan Tongkat itu serta Dia yang telah menetapkan-Nya, jika saya berharap untuk memperoleh sebuah rumah tempat tinggal di dalam Kerajaan-Nya. Saya tak dapat berbuat lain, kiranya Allah menolong saya, karena Ia sendiri menyatakan, bahwa jika saya mau mengetahui bagaimana untuk datang ke hadapan-Nya, persembahan-persembahan apa yang dapat berkenan kepada-Nya, bagaimana untuk berbuat adil, bagaimana untuk mencintai kemurahan dan bagaimana untuk berjalan dengan rendah hati di hadapan-Nya, maka saya harus mendengarkan Tongkat itu yang “berseru-seru kepada negeri itu.”
Sekarang terserahlah kepada kita semua masing-masing untuk memutuskan apakah kita hendak mendengarkan suara manusia ataukah Suara dari Tongkat Allah itu. Inilah sekarang ujian bagi setiap orang, dan ia ini harus menjadi persoalan setiap orang, karena salah satu dari dua suara ini -- suara manusia atau Suara dari Tongkat Allah -- akan menentukan nasib setiap orang apakah bagi kematian kekal ataukah bagi kehidupan yang kekal.
Oleh karena pekabaran ini mengumumkan, bahwa hari Tuhan yang besar dan hebat itu adalah sudah dekat -- bahwa Pehukuman bagi Orang-orang Hidup itu sudah akan dimulai, dan karena kepada Yesaya nabi itu telah diberikan khayal tentang masuk-Nya Tuhan ke dalam kaabah-Nya bagi tugas pengadilan ini, maka sebab itu pengalaman-pengalaman nabi itu selama ia menyaksikan khayal itu haruslah melambangkan pengalaman hamba-hamba Allah yang akan memberitakan hari Tuhan itu. Pengalaman dan kerjanya itu harus menjadi pengalaman dan kerja kita, seperti dikatakan :
“Juga kudengar suara Tuhan yang mengatakan, Siapakah yang akan Ku suruh, dan siapakah yang hendak pergi bagi kita? Maka jawabku, Di sinilah hamba, suruhkanlah hamba. Maka firman-Nya, Pergilah, dan beritakanlah kepada bangsa ini : Dengarlah dengan sungguh-sungguh, tetapi janganlah kamu mengerti; dan pandanglah dengan sungguh-sungguh, tetapi janganlah kamu pahami. Jadikanlah tebal hati bangsa ini, dan beratkanlah pendengaran telinganya, dan tutuplah mata mereka, supaya jangan mereka itu melihat dengan matanya, dan mendengar dengan telinganya, dan mengerti dengan hatinya, dan bertobat, dan disembuhkan. Maka sembahku, Tuhan, Berapa lamakah? Maka jawab-Nya, Sampai kelak segala negeri itu dirusakkan, dan tiada lagi penduduknya, dan segala rumahnya tiada lagi seorang pun di dalamnya, dan tanah itu sudah rusak menjadi padang tandus, dan Tuhan sudah memindahkan orang-orang sejauh-jauhnya, dan di sana terdapat suatu kesunyian hebat di tengah-tengah tanah itu.” Yesaya 6 : 8 – 12.
“Sucikanlah Tuhan serwa sekalian alam saja; hendaklah kamu takut akan Dia dan gentar kamu akan Dia. Maka Ia akan jadi bagimu sebuah tempat suci; tetapi bagi kedua isi rumah Israel, Ia akan menjadi sebuah batu sandungan dan sebuah bukit kehinaan, dan sebuah jerat dan sebuah jaring bagi penduduk Yerusalem. Maka banyak di antara mereka akan terhina, dan jatuh, dan patah, dan terjerat, dan ditangkap.” Yesaya 8 : 13 - 15
Mikha 6 : 10, 11 : “Adakah lagi di dalam rumah orang-orang jahat itu harta-harta kejahatan, dan alat timbangan yang kurang yang buruk itu? Bolehkah Aku memperhitungkan mereka itu benar dengan neraca timbangan jahat, dan dengan pundi-pundi berisikan batu-batu timbangan penipu?”
Di sini dengan pasti mengandung arti, bahwa segala perkara keji ini -- kekayaan-kekayaan yang diperoleh dengan timbangan-timbangan palsu masih terdapat di dalam rumah orang jahat. Tujuan menjadi kaya dengan cepat secara tidak jujur dengan biaya keringat orang lain, adalah dihukum di sini. Semua kekejian ini, yang didorong oleh sifat mementingkan diri, harus disingkirkan oleh semua orang yang ingin luput pada hari Tuhan yang besar dan hebat itu.
Pertanyaan Tuhan yang terkemudian, “Bolehkah Aku memperhitungkan mereka itu bersih dengan neraca timbangan yang jahat, dan dengan pundi-pundi yang berisikan batu-batu timbangan penipu?” Menunjukkan, bahwa masih ada beberapa orang yang bergantung kepada batu-batu timbangan palsunya, dan mengharapkan secara keliru untuk terhitung pula di antara orang-orang yang bersih.
Ada dua jenis maling. Maling yang pertama ialah orang yang betul-betul dan terang-terangan mencuri. Maling yang kedua ialah orang yang dalam sesuatu pembagian selalu berusaha untuk memperoleh sedikit lebih banyak daripada apa yang sesungguhnya adalah haknya. Ia tidak perduli jika dalam pembagian itu kawan yang lainnya memperoleh sedikit atau tidak memperoleh sama sekali. Semua yang dipikirkannya ialah agar dia sendiri memperoleh yang sepantas mungkin. Jenis pencurian yang sedemikian ini adalah yang terburuk, sebab ini dipraktikkan juga oleh mereka yang disebut orang –orang Kristen yang terbaik.
Mikha 6 : 12 : “Sebab orang-orang kayanya adalah penuh dengan kekejaman, dan segala penduduknya telah berbicara bohong, dan lidah mereka penuh dengan tipu di dalam mulutnya.”
Perbuatan-perbuatan kekejaman, pembohongan dan pencurian, oleh Ilham dikatakan, terdapat di antara umat Allah.
Mikha 6 : 13 : “Sebab itu juga Aku akan menyesahkan kamu sehingga engkau sakit, menjadikan engkau sunyi karena sebab segala dosamu.”
Saudara-saudariku, waktunya telah tiba, supaya kita melupakan diri sendiri dan supaya berlaku jujur dengan semua orang, supaya menginsyafi bahwa diri sendiri pada hakekatnya adalah tubuh dari manusia mati yang terikat pada punggung seseorang di sana melemahkan kekuatannya dan membuatnya sakit di tempat tidur. Kepada orang-orang yang mementingkan diri dan yang tamak sedemikian ini, Tuhan menyatakan :
Mikha 6 : 14, 15 : “Bahwa engkau akan makan, tetapi tiada akan puas, kesedihan akan ada ditengah kamu; dan engkau akan berpegang, tetapi tiada akan luput; dan bahwa jikalau luput sekalipun, Aku akan menyerahkan dikau kepada pedang. Engkau akan menabur tetapi tiada menuai; engkau akan mengirik buah zait, tetapi tiada mengurapi dirimu dengan minyaknya; engkau akan mengapit air anggur, tetapi tiada minum daripadanya.”
Mikha 6 : 16 : “Karena segala undang-undang Omri telah dipeliharakan, dan semua pekerjaan isi rumah Ahab, dan kamu berjalan menurut nasehatnya; sehingga Aku menyerahkan dikau kepada kebinasaan, dan semua penduduk negeri kepada kehinaan : sebab itu engkau akan menanggung kecelaan umat-Ku.”
Gantinya berjalan di dalam petunjuk-petunjuk Tongkat Allah, orang-orang jahat berjalan menurut petunjuk-petunjuk orang-orang jahat. Dan betapa jahatnya penasehat-penasehatnya mereka itu? -- Ilham menyatakan, bahwa mereka adalah sama jahatnya dengan orang-orang isi rumah Omri dan Ahab. (Bacalah 1 Raja-Raja 16 : 25, 26, 29, 30, 33). Akibatnya nasib mereka akan sama dengan nasib isi rumah Ahab. (Bacalah : 2 Raja-Raja 10 : 10, 11).
Sesungguhnya Mikha pasal 6 bagaimanapun tidak lagi meragukan, bahwa masanya sudah betul-betul tiba bagi umat Allah untuk mulai berusaha dengan sungguh-sungguh seperti belum pernah sebelumnya. Ilham memerintahkan, bahwa pekabaran yang telah dipercayakan kepada kita ini harus “disebarkan bagaikan daun yang berjatuhan di musim gugur.” Testimonies, vol. 9, p. 231. Dan di sinilah daun-daunan itu.
* * *
.