Nasib Dari Yerusalem-Panggilan Kepada Penduduknya Yang Akan Datang

Satu-Satunya Kedamaian Pikiran

.

Renungan Dan Doa Pembuka--Saya akan membaca dari “The Mount Of Blessing,” dimulai dari paragraf kedua, halaman 172.

Month Of Blessing, p. 172. “Kristus tidak akan meninggalkan jiwa yang bagi siapa Ia telah mati. Jiwa boleh saja meninggalkan-Nya, dan diliputi dengan godaan; tetapi Kristus tidak pernah berpaling dari seorang bagi siapa Ia telah membayar tebusan dengan hidup-Nya sendiri.....

“Terima kasih pada Tuhan, kita tidak ditinggalkan sendirian. Ia yang sangat mengasihi dunia, karena Ia telah memberikan anak-Nya yang tunggal, barang-siapa yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan mendapat hidup yang kekal; tidak akan meninggalkan kita dalam peperangan dengan musuh Allah dan manusia. ‘Lihatlah,’ Ia berfirman, Aku akan memberikan kuasa kepadamu untuk menginjak ular-ular naga dan kalajengking-kalajenking, dan melebihi semua kekuasaan musuh; dan tidak akan ada sesuatupun dengan apa saja yang menyakiti kamu.’

“Hidup berhubungan dengan Kristus yang hidup, dan Ia akan memegangmu dengan erat dengan tangan yang tidak akan pernah pergi. Mengetahui dan percaya bahwa Allah telah mengasihi kita, dan engkau aman; karena kasih adalah benteng pertahanan bagi semua angan-angan dan serangan-serangan setan. ‘Nama Tuhan adalah menara yang kuat; kebenaran mengalir dalamnya, dan adalah keselamatan’.”

Kita hendaknya berdoa bagi iman untuk membolehkan kita tahu pasti bahwa Kristus tidak akan berpaling dari kita, dan bahwa jika kita mengikut Dia kita tidak akan pernah gagal dalam usaha-usaha kita. Kita hendaknya memuji Dia karena membuat mungkin bahwa sekalipun kita dapat, sebagaimana yang sudah datang pada ular-ular naga dan kalajengking-kalajengking, mereka tidak akan menyakiti kita. 

* * *

NASIB DARI YERUSALEM,

PANGGILAN KEPADA PENDUDUKNYA

YANG AKAN DATANG

- Zakharia 14 - 

Khotbah V.T. Houteff

Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh

Sabat, 14 Desember 1946

Chapel Gunung Karmel,

Waco, Texas 

Pada sore hari ini kita akan mempelajari Zakharia pasal 14.

Zakharia 14 : 1 : “Tengoklah, hari Tuhan itu datang, maka semua jarahanmu akan dibagi-bagi di tengah-tengahmu.”

Seperti anda ketahui, pokok masalah yang terkandung di dalam pasal ini sesungguhnya dimulai di dalam pasal dua belas dan berlangsung sampai ke pasal empat belas. Untuk menentukan siapa yang dimaksudkan oleh kata pengganti “engkau” di dalam ayat ini, maka kita harus kembali ke pasal tiga belas. Di sana kita akan menemukan, bahwa “engkau” itu menunjuk kepada Yerusalem. Adalah barang-barang jarahan Yerusalem, kemudian, yang akan dibagi-bagikan di tengah-tengahnya.

Zakharia 14 : 2 : “Karena Aku akan menghimpunkan segala bangsa untuk berperang melawan Yerusalem; maka negeri itu akan dialahkan, dan segala rumahnya dijarahi, dan segala perempuan digagahi; dan setengah orang isi negeri akan dibawa keluar dengan tertawan, tetapi yang lagi tinggal daripada orang banyak itu tidak akan ditumpas dari negeri itu.”

Melihat kepada kenyataan bahwa Yerusalem akan dilindungi dengan pagar tembok daripada api (Zakharia 2 : 5) sementara isi rumah Yehuda memerintah di sana, maka pastilah bahwa peperangan yang digambarkan di sini tak dapat tiada harus jadi sebelum isi rumah Yehuda diperdirikan. Dalam peperangan itu segala bangsa akan mengalahkan para pemimpin dari Tanah Perjanjian itu. Kemudian isi rumah Yehuda akan mulai diperdirikan.

Karena bangsa-bangsa yang menyerang itu mengepung kota, dan menjarahi rumah-rumah, juga mengagahi kaum wanita, maka mereka bukanlah bangsa-bangsa orang benar, tetapi karena tidak semua penduduk dibawa dengan tertawan, dan karena tidak semua orang ditumpas habis dari kota itu, maka tak dapat tiada orang-orang jahat akan disingkirkan dan orang-orang benar tinggal untuk bergabung dengan isi rumah Yehuda.

Zakharia 14 : 3, 4 : “Kemudian Tuhan akan keluar, lalu berperang melawan segala bangsa, seperti pada masa Ia berperang pada hari peperangan. Dan pada hari itu kaki-Nya akan berdiri di atas Gunung Zaitun yang berada pada sebelah timur Yerusalem, dan Gunung Zaitun itu akan terbelah dua ke timur dan ke barat, sehingga jadilah sebuah lembah yang amat besar; maka setengah dari gunung itu akan berpindah menuju ke Utara dan setengahnya lagi ke selatan.”

Pada waktu Yerusalem yang sekarang jatuh, maka kaki Tuhan akan berpijak di atas Gunung Zaitun lalu di sana dibuat suatu lembah yang amat besar; artinya, menyingkirkan semua penghalang dan gangguan, dan dengan demikian mempersiapkan tanah itu bagi kembalinya umat-Nya itu. Kemudian ialah, nubuatan Zakharia 10 : 8 -- bahwa Tuhan akan “bersuit” bagi umat-Nya -- akan menemukan kegenapannya.

Zakharia 14 : 5 : “Maka kamu akan berlari ke lembah gunung-gunung itu; karena luas lembah gunung-gunung itu sampai ke Azal : sesungguhnya, engkau akan berlari bagaikan engkau berlari dari hadapan gempa bumi pada zaman Uzia, raja Yehuda : maka Tuhan Allahku akan datang, dan segala orang suci bersamamu.”

Dengan membuka jalan sedemikian bagi pendirian kembali isi rumah Yehuda, yaitu umat-Nya, yang sebelumnya telah diberitahu dari hal itu melalui Kebenaran sekarang, mereka akan berlari ke lembah itu, ke mana kaki Tuhan berpijak, secepatnya seolah-olah mereka sedang berlari dari gempa bumi; dan semua orang suci yang sesudah itu akan mengikuti mereka. Di dalam kata-kata firman ini sendiri terdapat banyak fakta yang membuktikan, bahwa peristiwa ini terjadi sebelum masa seribu tahun itu:

(1) Catatlah bahwa kaki Tuhan berpijak pada gunung itu pada hari peperangan itu, dalam mana Yerusalem dikuasai oleh bangsa-bangsa Kapir.

(2) Orang-orang yang berlari ke lembah itu bukanlah turun dari Sorga.

(3) Mereka tak mungkin orang-orang jahat karena mereka tidak melarikan diri dari Tuhan, melainkan mereka berlari kepada-Nya, kemana Ia berdiri.

(4) Semua orang suci mengikuti mereka. Buku” Early Writing,” halaman 75 memberikan suatu aplikasi rangkap mengenai kata-kata firman ini, yaitu peristiwa yang satunya sesudah masa seribu tahun.

“Pada hari itu, demikianlah firman Tuhan, Aku akan memalu setiap kuda dengan keheranan, dan penunggangnya dengan gila : dan Aku akan membuka mata-Ku terhadap isi rumah Yehuda, dan Aku akan memalu setiap kuda dari orang-orang itu dengan kebutaan.” Zakharia 12 : 4. Artinya, Allah mengacaukan orang-orang jahat itu secara mengejutkan sehingga mereka mulai bertindak bagaikan orang-orang gila. Pada masa Tuhan melaksanakan ini, Ia akan melindungi isi rumah Yehuda.

“Pada hari itu Aku akan jadikan para penghulu Yehuda seperti dapur api bagi kayu, dan seperti sebuah obor yang bernyala bagi berkas; maka mereka itu akan menelan habis semua orang yang berkeliling, baik pada sebelah kanan maupun pada sebelah kiri : dan Yerusalem akan kembali didiami pada tempatnya, yaitu di Yerusalem.” Zakharia 12 : 6.

Apabila Tuhan memalu semua bala tentara dari segala bangsa, maka Ia juga menjadikan para pemimpin Yehuda bagaikan dapur api di antara kayu-kayu. Demikianlah kelak mereka bersama dengan “Injil yang kekal” itu menelan habis semua orang Kapir sekelilingnya, dan dengan demikian Yerusalem akan didiami dengan aman oleh umat Allah yang setia.

Begitulah, bahwa “pada jaman raja-raja ini (bukan sesudah masa mereka) Allah di Sorga akan mendirikan sebuah Kerajaan, yang tidak pernah akan binasa : dan Kerajaan itu tidak akan diserahkan kepada orang lain, melainkan Ia itu akan menghancurkan dan menghabiskan semua kerajaan ini, dan Ia akan berdiri kekal selamanya.” Daniel 2 : 44.

Kemudian akan jadi kelak bahwa “banyak bangsa akan datang, lalu mengatakan, Datanglah, dan marilah kita naik ke gunung Tuhan, dan ke rumah Allah Yakub; maka Ia akan mengajarkan kepada kita segala jalan-Nya, dan kita akan berjalan di dalam segala lorong-Nya : karena dari Sion akan terbit hukum, dan Firman Tuhan dari Yerusalem.” Mikha 4 : 2.

Zakharia 14 : 6, 7 : “Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa terang tidak akan cerah, ataupun gelap. Tetapi akan jadi pada suatu hari akan diketahui bagi Tuhan, bukan siang ataupun malam : melainkan akan jadi kelak, bahwa masa petang akan jadi terang.”

Terkandung di dalam ayat-ayat ini bahwa mulai dari sini dan seterusnya keadaan yang berobah-obah, yaitu “cerah” dan “gelap,” telah diperoleh, tetapi bahwa hal itu tidak lagi akan begitu. Karena kata “cerah” seperti yang anda catat, dalam batas ini, berarti “berharga,” dan untuk kata “gelap,” dimaksudkan “lebat,” menunjukkan bahwa terang itu tidak akan berganti-ganti antara kurang dan limpah, tebal dan tipis, terang dan gelap. Melainkan ia itu akan tetap, konstan. Tentunya, firman ini sedang membicarakan dari hal terang rohaniah -- Terang Kebenaran, pengetahuan dari Allah. Misalnya, pada hari-hari sebelum kedatangan Kristus yang pertama terdapat kegelapan rohaniah. Kemudian kehadiran-Nya memberikan terang bagi sesuatu masa, sesudah itu menyusul Zaman Kegelapan agama. Kemudian melalui Reformasi, kembali terang mulai bercahaya namun dengan sangat terbatas. Kemudian oleh seruan pekabaran-pekabaran malaikat yang pertama, malaikat yang kedua, dan malaikat yang ketiga, terang itu menjadi makin cerah. Sungguhpun pada waktu ini, melalui nabi Zakharia Tuhan menjanjikan terang yang cukup dan tetap.

Zakharia 14 : 8 : “Maka akan jadi pada hari itu, bahwa beberapa air hidup akan mengalir keluar dari Yerusalem; setengahnya menuju ke laut timur, dan setengahnya ke laut barat, ia itu mengalir baik dalam musim panas maupun dalam musim dingin.”

“Air-air hidup” haruslah melambangkan pengetahuan yang hidup, yaitu Kebenaran yang hidup -- artinya, orang-orang yang meminumnya tidak akan pernah mati.

“Gunung-gunung” pada sebelah utara dan pada sebelah selatan itu menyebabkan “air-air” itu mengalir hanya ke sebelah timur dan ke sebelah barat dari Yerusalem. Demikianlah akan jadi selama ada musim panas dan musim dingin -- selama bumi yang tua dan rusak ini masih ada.

Oleh sebab itu Yerusalem, tempat dimana kaki Tuhan akan berpijak, akan menjadi pemisahan rohani dan antar bangsa yang besar bagi Injil yang kekal. Dari Yerusalem yang di dalam lembah gunung-gunung itu malaikat akan kembali berseru dengan suatu suara besar, “Takutlah akan Allah, dan muliakanlah Dia; karena jam Pengadilan-Nya (bagi orang-orang hidup) telah sampai; dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi, dan laut, dan segala mata air.” Wahyu 14 : 7. Kemudian pengumpulan orang-orang dimulai dengan panggilan :

“Keluarlah daripadanya (Babil yang pada waktu itu menunggangi penguasa-penguasa binatang dunia ini), hai umat-Ku, supaya jangan kamu terbabit dengan segala dosanya, dan supaya jangan kamu ikut menerima segala celakanya.” Wahyu 18 : 4. Begitulah bumi akan “diterangi” dengan kemuliaan dari malaikat itu, dan demikian itulah semua orang suci akan dikumpulkan dari seluruh empat penjuru bumi.

Zakharia 14 : 9 :  “Maka Tuhan akan menjadi Raja atas seluruh bumi : pada hari itu akan ada Tuhan yang Esa, dan nama-Nya Esa.”

Tuhan pertama-tama memerintah atas Yerusalem, dan akhirnya sesudah semua orang suci dikumpulkan dari seluruh empat penjuru bumi Ia memerintah atas seluruh bumi.

Zakharia 14 : 10, 11 : “Seluruh tanah itu akan dikembalikan menjadi seperti suatu padang rata mulai dari Geba sampai ke Rimon di sebelah selatan Yerusalem : maka negeri itu akan ditinggikan, dan diduduki pada tempatnya, semenjak dari pintu gerbang Benyamin sampai ke tempat pintu yang pertama, sampai ke pintu penjuru, dan dari menara Hananil sampai kepada apitan anggur baginda. Maka orang-orang akan tinggal di dalamnya, dan tidak akan ada lagi di sana kebinasaan samasekali; terkecuali Yerusalem akan didiami dengan aman.”

Ayat-ayat ini tidak lagi memerlukan komentar, terkecuali bahwa pendapat populer yang kuno mengenai berdirinya Kerajaan itu, seperti yang anda sekarang saksikan, adalah bukan pendapat dari Allah. Kita lebih baik mengambil pendapat-pendapat-Nya, dan membiarkan saja pendapat-pendapat kita.

Oleh karena waktu tidak mengijinkan kita untuk membicarakan seluruh pasal pada hari ini, maka kita akan meninggalkan ayat-ayat yang masih ada bagi minggu depan, kiranya Tuhan berkenan.

Sungguhpun demikian sebelum mengakhiri, marilah kita menyimpulkan dengan beberapa patah kata apa yang sudah kita pelajari pada sore ini. Justru sebelum kerajaan Yehuda itu diperdirikan di Yerusalem, kota itu akan dikepung, rumah-rumah akan dijarahi dan kaum wanita akan digagahi. Sungguhpun demikian tidak semua akan jatuh ditawan. Yang masih tinggal itu tidak akan habis ditumpas dari kota itu, mereka ternyata akan menjadi sebagian dari isi rumah Yehuda. Pada hari itu, apabila Yerusalem telah jatuh dan apabila Tuhan telah menyingkirkan semua gangguan dan halangan bagi pengumpulan semua umat-Nya, maka pada waktu itulah isi rumah Yehuda akan diperdirikan kembali. Umat Allah akan berlari menuju ke “lembah” itu secepatnya seolah-olah mereka sedang melarikan diri dari suatu gempa bumi. Tuhan akan memalu semua bala tentara segala bangsa, sementara pada waktu yang sama Ia melindungi dan meninggikan umat-Nya sendiri.

Oleh perantaraan nabi Zakharia Allah menjanjikan kepada umat-Nya di dalam sejarah kita terang rohani yang cukup dan tetap. Dari Yerusalem pada hari itu akan mengalir keluar Kebenaran yang hidup. Kemudian ialah, bahwa “banyak bangsa akan datang dan mengatakan, Datanglah, marilah kita naik ke gunung Tuhan.” Betapa sebuah harapan! Dan alangkah tragisnya jika seseorang dari kita akan gagal untuk mengambil bagian dalam mengundang masuk hari yang mulia itu. 

Hukum Kasih 

Saluran-saluran yang dalam bagi aliran-aliran kasih,

Dimana kasih dapat mengalir dengan luas,

Dan aliran-aliran kasih meluap-luap,

Untuk mengaliri setiap orang.

Tapi apabila pada suatu waktu engkau lalai

Aliran-aliran itu untuk menyediakan,

Sumber kasih itu sendiri

Akan segera jadi terbakar dan kering;

Karena engkau harus membagikan jika engkau ingin menjaga

Hal yang baik ini dari yang di atas.

Berhenti membagi, kita berhenti untuk memiliki --

Demikianlah hukum kasih. 

- Trench

.