.
Renungan dan Doa Pembuka
Kita akan meneruskan bacaan kita dimana pada Sabat yang lalu telah kita tinggalkan : The Mount of Blessing, halaman 148
The Mount of Blessing, hal. 148 : “Yesus sewaktu Ia tinggal di bumi ini, Ia memuliakan kehidupan sampai kepada semua yang sekecil-kecilnya dengan cara mempertahankan di depan manusia kemuliaan Allah itu, dan dengan cara menyerahkan segala perkara kepada kehendak Bapa-Nya. Jika kita mengikuti teladan-Nya, maka jaminan-Nya kepada kita adalah, bahwa segala perkara yang diperlukan di dalam hidup ini ‘akan dipertambahkan.’ Kemiskinan atau kekayaan, penyakit atau kesehatan, kesederhanaan atau kebijaksanaan, semua disediakan di dalam janji kemurahan-Nya.
“Uluran tangan Allah yang kekal menyelubungi jiwa yang datang kepada-Nya meminta bantuan, bagaimanapun lemahnya jiwa itu. Segala perkara yang berharga dari segala bukit itu akan binasa; tetapi jiwa yang hidup bagi Allah itu akan tinggal bersama Dia. ‘Dunia akan berlalu berikut segala napsunya, tetapi mereka yang melakukan kehendak Allah akan tetap selama-lamanya.’ Kota Allah akan membuka pintu-pintu gerbang keemasannya untuk menyambut dia yang telah belajar selama di bumi untuk bersandar pada Allah untuk pimpinan-Nya dan kebijaksanaan-Nya, untuk penghiburan dan harapan, di tengah-tengah berbagai bencana dan penderitaan. Nyanyian-nyanyian dari malaikat-malaikat akan menyambutnya di sana, maka baginyalah pohon alhayat akan mengeluarkan buahnya. ‘Gunung-gunung akan berlalu, dan bukit-bukit akan berpindah; tetapi kemurahan-Ku tidak akan berpindah dari-padamu, bahkan janji perdamaian-Ku pun tidak akan berubah, demikianlah firman Tuhan yang memiliki kemurahan atasmu.’”
Dan dari hal apakah doa kita untuk sore hari ini? -- Ya, marilah kita berdoa bagi suatu kenyataan, supaya jika kita menaruh harapan kita sepenuhnya kepada Tuhan, berharap kepada-Nya bagi pimpinan dan kebijaksanaan, maka Ia tidak akan melalaikan kita. Kita hendaknya berdoa bagi suatu kenyataan supaya uluran tangan-Nya yang kekal itu akan selalu melingkungi jiwa yang berbalik kepada-Nya memohonkan bantuan; dan kita harus berdoa bagi iman yang mutlak di dalam janji-Nya, bahwa jika kita berserah dalam segala perkara kepada kehendak Bapa, maka segala perkara yang diperlukan di dalam hidup ini, “akan dipertambahkan” bagi kepentingan-kepentingan kita yang abadi.
* * *
HANYA ADA DUA JALAN
Kotbah Victor T. Houteff
Pendeta Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh
Sabat, 10 Agustus 1946
Chapel Mount Carmel,
Waco, Texas
Saudara sering mendengar, bahwa ada banyak jalan menuju kepada Kerajaan damai dan sejahtera yang kekal itu, sehingga kita dapat menempuh salah satu dari jalan-jalan itu lalu sampai ke sana. Saya adalah salah satu yang percaya, bahwa ada hanya dua jalan, bahwa yang satu membawa kepada hidup yang kekal dan yang lainnya membawa kepada kematian yang kekal. Untuk memberikan kepada Saudara alasanku mengapa saya percaya, bahwa hanya ada dua jalan ini, maka saya akan membaca dari Buku yang tak pernah salah itu di bawah ini :
Matius 7 : 13, 14 : “Masuklah kamu dari pintu yang sempit, karena luaslah pintu dan lebarlah jalan yang membawa kepada kebinasaan, dan banyaklah orang yang masuk daripadanya. Karena sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang membawa kepada hidup, dan hanya sedikit orang yang mendapat dia.”
Berapa banyak jalan? -- Hanya dua yaitu: jalan yang benar dan jalan yang salah. Kedua jalan ini selalu berada dengan kita, dan akan senantiasa ada selama kedua manusia badani dan rohani itu hidup di bumi. Mereka itu muncul bersama-sama dengan munculnya dua orang bersaudara yang pertama yang hidup di bumi, yaitu -- Kain dan Habel. Orang-orang yang berjalan pada jalan yang sempit adalah para pengikut Habel, dan orang-orang yang berjalan pada jalan yang luas adalah para pengikut Kain. Ada banyak yang berjalan pada jalan yang luas itu, sebab semua yang datang ke dunia ini memulai berjalan di dalamnya, bahkan kebanyakan dari mereka senantiasa tinggal di dalamnya.
Demikianlah halnya, sebab untuk memulai kita telah dilahirkan dari daging, yaitu -- “orang-orang Kain” secara alamiah. Akibatnya, sebelum kita dilahirkan kembali, yaitu dilahirkan oleh Roh lalu dengan demikian itu dibawa ke dalam jalan yang sempit itu, maka kita semuanya berjalan di dalam jalan yang lebar. Disamping itu jalan yang lebar itu adalah cukup luas bagi seseorang untuk memikul segala-galanya yang ditawarkan kepadanya oleh dosa, tetapi jalan yang sempit itu adalah sangat sempit sehingga harus melepaskan apa saja, terkecuali diri orang itu sendiri. Akibatnya, secara perbandingan, maka hanya sedikit yang memilih untuk menolak segala keinginan daging dan meninggalkan dosa dalam segala bentuknya. Lalu pada hakekatnya, maka banyak akan berjalan pada “jalan yang disangka orang betul adanya”, walaupun “….. akhirnya kelak menjadi jalan-jalan kepada maut.” Amsal 14 : 12. Sekarang marilah kita kembali kepada Injil Yohanes pasal 9 :
Yohanes 9 : 39 : “Maka kata Yesus : “Kedatangan-Ku ke dalam dunia ini karena hal hukuman supaya orang yang tiada melihat itu dapat melihat, dan supaya orang yang melihat itu menjadi buta.”
Di sini kepada kita dikatakan, bahwa Yesus telah datang bagi keadilan yang akan membuat orang-orang yang melihat menjadi buta; dan orang-orang yang buta, menjadi melihat! Ucapan itu adalah aneh, tetapi artinya adalah jelas: Ia datang untuk merubah setiap manusia — untuk mengembalikan kedudukan setiap orang, yaitu orang-orang yang buta menjadi melihat, dan orang-orang yang melihat menjadi buta.
Marilah kita sekarang mengadili sendiri persoalan kita. Jika penglihatan kita pada saat ini masih tetap sama seperti sebelumnya, maka jelas kedatangan-Nya itu belum membawa manfaat apa pun juga bagi kita: Jika pada kedatangan-Nya itu kita mengakui, bahwa kita telah melihat dan telah cukup mengetahui, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi, sehingga tidak dapat membawa kesan sebaliknya bagi kita, maka kita akan menjadi buta untuk selama-lamanya, kita tidak akan pernah lagi dapat melihat akan apa yang diinginkan-Nya kepada kita untuk melihat. Tetapi jika kita mengakui, bahwa kita adalah buta terhadap perkara-perkara rohani, sehingga mata kita perlu lagi dibukakan, maka Kristus akan membuat kita melihat. Yang sedemikian inilah oleh pengalaman akan dikatakan : “Dahulu aku buta, tetapi kini aku melihat.” Pengalaman orang buta itu hendaklah menjadi milik kita.
Yohanes 9 : 40, 41 : “Maka beberapa orang Farisi yang beserta dengan Yesus mendengar perkataan ini, lalu berkata kepada-Nya: ‘Kamipun butakah? Lalu kata Yesus kepada mereka : ‘Jikalau kamu buta, maka kamu seharusnya tidak berdosa; sebab katamu, ‘Kami tampak’, maka oleh karena itu dosamu tetap ada.”
Jika engkau mengatakan engkau melihat, lalu masih terus berbuat dosa, maka engkau sendirilah yang bertanggung jawab atas dosamu. Tetapi jika engkau tidak melihat, maka Ia akan membuatmu melihat, supaya kamu akan berhenti berbuat dosa.
Yohanes 10 : 1 : “Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa yang tiada masuk kandang domba itu melalui pintu, melainkan memanjat melalui tempat lain, maka ialah seorang pencuri dan penyamun.”
Maukah Saudara masuk ke dalam “kandang domba” itu? Jika Saudara mau, maka Saudara harus masuk melalui “Pintu”. Jika Saudara berhasil masuk melalui cara lain, maka akhirnya Saudara akan dilempar keluar ke dalam kegelapan, di sanalah ada keretak gigimu. Dari kedua pilihan ini kita semua harus membuat pilihan.
Yohanes 10 : 2 : “Tetapi dia yang masuk melalui pintu itu ialah gembala daripada kawanan domba.”
Di dalam ayat 9 Kristus mengatakan: “Akulah pintu” itu. Gabungkan ayat 9 dengan ayat 2, maka Saudara akan melihat, bahwa orang-orang yang masuk melalui jalan Tuhan adalah hanya orang-orang yang diakui-Nya sebagai gembala-gembala dari kawanan domba-Nya. Olehnya itu Tuhan memaksudkan juga, bahwa terdapat pula gembala-gembala yang tidak direstui-Nya yang sedang menggembalakan kawanan domba-Nya.
Yohanes 10 : 3 : “Maka kepada orang ini pintu dibukakan oleh penunggu pintu, dan segala domba itu mendengar akan suaranya, maka ia memanggil akan segala dombanya sendiri itu masing-masingnya dengan namanya, lalu membawa mereka keluar.”
Penjaga pintu, yaitu orang yang bertugas, akan membuka pintu hanya kepada mereka yang telah memenuhi semua persyaratan untuk masuk. Dengan kata lain, Tuhan menceritakan kepada kita dengan jelas, bahwa tidak seorangpun boleh menghindar dari pemeriksaan penjaga pintu lalu untuk selamanya lolos. Namun walaupun adanya amaran ini, dan walaupun nyatanya, bahwa masuk melalui pintu itu adalah lebih gampang daripada memanjat pagar, banyak orang memilih untuk mengambil kesempatan secara menyeludup masuk, mereka berpura-pura memiliki “iman” lalu dengan demikian masuk ke dalam kandang lalu berharap untuk menguasai atau untuk memperoleh pengikut. Tetapi adalah tidak mungkin untuk membujuk-bujuk domba-domba Allah yang asli untuk mengikuti mereka karena domba-domba itu mengenal akan Suara Gembalanya yang asli.
Hanya orang-orang yang berhasil masuk melalui Pintu dan kepada siapa “penjaga pintu” itu (orang yang melalui siapa Roh Nubuat itu dinyatakan) membukakan pintu adalah gembala-gembala yang dikuasakan, yang suara-suaranya akan didengar oleh kawanan domba-domba Allah. Semua gembala yang sedemikian inilah yang memanggil akan domba-domba itu menurut nama-namanya; mereka cukup dikenal oleh kawanan domba-domba mereka, sebab mereka menaruh perhatian penuh terhadap domba-domba itu, dan mereka menghantarkan domba-domba itu dengan seksama keluar masuk.
Di sinilah siswa Kebenaran sekarang akan mencatat, bahwa oleh gambaran ini Kristus menunjukkan, bahwa hanya gembala-gembala yang diakui-Nya sebagai milik-Nya adalah orang-orang yang kepada siapa “penjaga pintu” itu membukakan Pintu lalu mengundangnya masuk. Para siswa akan juga mencatat, bahwa semua orang lainnya akan dicap sebagai orang-orang yang masuk secara menipu. Dan kawanan domba yang mendengar akan suara gembala-gembala yang palsu ini, kata-Nya, adalah bukan kawanan domba-Nya.
Yohanes 10 : 4 : “Apabila sudah Ia mengeluarkan segala domba-Nya itu, maka berjalanlah Ia di depan, maka domba-domba itupun lalu mengikuti Dia, sebab segala domba itu mengenal suara-Nya.”
Oleh karena kawanan domba-Nya itu tidak mengenal akan wajah-wajah orang terkecuali bunyi suara-suara, maka mereka yang menaruh perhatian terhadap wajah-wajah orang dan yang tidak dapat membeda-bedakan antara bunyi suara yang satu dan lainnya pasti akan sesat dibawa oleh para gembala pilihannya sendiri. Tetapi mereka yang menaruh perhatian hanya terhadap Suara itu, yaitu Suara Kebenaran, akan dibawa masuk dengan pantas bagi perlindungan, dan dibawa keluar dengan pantas ke padang-padang rumput. Umat Allah tidak memperdulikan persoalan wajah-wajah orang, melainkan mereka menaruh perhatian yang sungguh terhadap suara-suara pilihan Allah yang mengucapkan Kebenaran.
Yohanes 10 : 5, 8, 10 : “Tetapi akan orang asing sekali-kali tiada akan diikuti mereka, melainkan akan lari mereka daripadanya, sebab tiada dikenal oleh mereka itu akan suara orang-orang asing ….. Semua orang yang datang dahulu daripada-Ku, ialah pencuri dan penyamun, tetapi kawanan domba tidak mendengar akan mereka itu ….. Adapun pencuri itu datang hanya untuk mencuri dan membunuh, dan membinasakan. Aku ini datang supaya domba itu memperoleh hidup dengan berkelimpahan.”
Kawanan domba Allah dengan demikian inilah dihantarkan dengan seksama keluar dan masuk, baik ke dalam kandang maupun kepada “makanan pada waktunya”, yaitu kepada Kebenaran sekarang. Walaupun demikian, “kawanan kambing” itu, yaitu mereka yang memperdaya penjaga pintu sambil masuk pasti harus juga melakukan demikian sambil keluar. Akibatnya, mereka tak akan dapat dibawa oleh para gembala pilihan Allah. Marilah kita kembali kepada Yohanes 14 dan membaca satu ayat saja.
Yohanes 14 : 6 : “Maka kata Yesus kepadanya: “Aku inilah Jalan dan Kebenaran dan Hidup; tiada seorangpun sampai kepada Bapa, terkecuali melalui Aku.”
Dari ayat ini kita saksikan, bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan menuju ke Kerajaan itu. Jadi, adanya pendapat, bahwa terdapat banyak jalan sementara sebaliknya hanya ada satu Yesus, dan bahwa mereka semuanya membawa menuju ke Kerajaan Kekal itu, akan hanya merupakan suatu “dengungan bohong” yang hanya senang didengar oleh hati yang tidak suci. Semua itu berasal dari orang-orang yang memperdaya penjaga pintu itu di “Pintu” masuk, yaitu dari orang-orang yang mengetahui, bahwa semua perbuatannya itu tidak akan lolos pemeriksaan.
Jika kita hendak memiliki sebuah rumah di dalam Kerajaan itu, maka kita hendaknya jangan sekali berlaku seperti mereka itu. Kita harus mengetahui semua keburukan dari persoalan kita. Kita hendaknya jangan sekalipun mengatakan, bahwa jika “demikian dan demikian” akan sampai ke sana, maka kita pun bisa juga. Mungkin itu benar, bahwa jika “begini dan begitu” akan sampai ke sana, maka kita semua menghendaki juga, tetapi “begini dan begitu” tidak akan sampai ke sana. Olehnya itu kita hendaknya tidak membodohi diri dengan mengatakan “begini dan begitu” sebagai suatu misal bagi kita. Kita harus mengikuti Tuhan melalui Kebenaran-Nya, yaitu Kebenaran yang akan memerdekakan kita.
Sebagaimana hanya ada satu Jalan yang benar dan hanya ada satu Pintu, dan oleh karena semua umat Kristen tidak sama melihat dan tidak bersama-sama berjalan, mungkinkah itu, bahwa kita semua adalah keliru? Semuanya berjalan menuju suatu arah yang keliru? -- Tidak, itu tidak akan pernah jadi selama Tuhan tidak meninggalkan bumi ini. Sesungguhnya tidak, karena Ia harus memiliki suatu umat kepada siapa Ia akan mempercayakan Kebenaran-Nya, dan oleh siapa Ia akan menyelamatkan orang-orang yang memilih berjalan ke jalan-Nya. Jadi, orang-orang yang memilih berjalan pada jalan-jalan yang lain akan pada akhirnya mendapati, bahwa Setanlah, dan bukan Tuhan, yang berada di belakang mereka itu, dan bahwa nerakalah, dan bukan Kerajaan itu yang berada di depan mereka itu.
Kita harus memperbincangkan dengan seksama beberapa saat persyaratan-persyaratan apa yang harus dimiliki oleh seorang gembala supaya ia dapat lolos melewati pemeriksaan penjaga pintu. Kalau boleh saya memberikan beberapa ilustrasi, misalnya hanya dua atau tiga buah ilustrasi untuk itu.
Saudara ingat, bahwa ada seorang anak yang bernama Samuel yang sejak permulaan masa hidupnya telah datang berjalan pada “Jalan” itu, dan pada Jalan itulah ia telah dilatih sejak semula. Sekarang pikirkan selanjutnya apa yang terjadi. Saudara ingat, pada suatu malam Samuel secara tiba-tiba dibangunkan oleh suatu Suara. Karena mengira suara itu adalah suara Eli, maka ia segera meloncat dari tempat tidur lalu pergi menanyakan kepada Eli. Tentu saja Eli menjadi tercengang, namun dengan tenang Eli menjawab, “Saya tidak memanggil engkau, kembalilah tidur.” Oleh karena tidak ada lagi orang lain di sana selain Eli, Samuel yakin, bahwa orang tua itulah yang memanggil dia. Tetapi bagaimanapun ia mematuhi lalu langsung ia kembali ke tempat tidurnya.
Walaupun begitu tak berapa lama kemudian, mungkin segera setelah Samuel tertidur lagi, maka Suara itu memanggil kembali pada kedua kalinya. Saudara ketahui, bahwa Samuel dapat saja dengan mudah mengatakan kemudian dalam dirinya, “Orang tua itu pasti sedang bermimpi. Di sinilah ia memanggil saya kembali. Tetapi saya tidak akan mau mempedulikannya lagi; saya akan membiarkan dia berteriak sebanyak-banyaknya sekuat-kuatnya.” Tetapi bagaimanapun juga, Samuel seperti sebelumnya ia secepatnya berlari ke tempat tidur pengasuhnya, hanya untuk sekali lagi mendengarkan kata-kata, “Kembalilah tidur, saya tidak memanggil engkau!’’ Masih pada ketiga kalinya ia mendengar seseorang memanggil, maka dengan rela dan dengan penuh hormat seperti sebelumnya ia pergi ke tempat tidur pengasuhnya pada ketiga kalinya! Eli pada akhirnya menyadari, bahwa Tuhan pasti telah memanggil anak itu, maka olehnya itu ia memberi petunjuk kepada Samuel tentang apa yang harus diperbuatnya. Maka apakah yang dilakukan Samuel? -- Tepatlah seperti yang telah dipesankan kepadanya.
Kalau saja Samuel tidak rela serta tidak sepenuhnya menghargai dan tidak sabar seperti akan halnya, dapatkah ia pernah sampai pada memegang jabatan yang tertinggi di negeri itu? -- Tentu saja tidak, bukan? Tidak ada lagi yang lain terkecuali persyaratan-persyaratan tabiat orang suci yang telah didemonstrasikan pada malam itu oleh Samuel yang telah mempromosikannya kepada jabatan nabi, imam, dan hakim.
Adakah kita heran mengapa Samuel telah dipanggil keluar dari tidurnya tiga kali terus menerus, dan mengapakah ia dan Eli telah diganggu pada malam itu? -- Ada dua alasan : (1) Untuk membuktikan, bahwa tanpa memikirkan ketidakenakan Samuel tidak akan ragu-ragu untuk bangkit apabila dipanggil, dan bahwa ia tidak akan marah, sehingga ia tidak akan berlaku “kurang sopan” terhadap Eli. (2) Tuhan bermaksud untuk membantu Eli; Ia hendak menghindari kemungkinan kesimpulan Eli, bahwa Samuel akan keluar dan akan mempermasalahkan kemampuannya untuk mendisiplinkan anak-anaknya sendiri. Kalau saja Eli tidak diberikan kesempatan itu untuk mengetahui dengan pasti, bahwa Tuhan telah berbicara dengan anak itu, maka ia dapat saja dengan mudah mengambil kesimpulan, bahwa Samuel secara diam-diam sedang akan mengambil tempat kedudukan anak-anaknya Eli itu. Namun oleh peristiwa-peristiwa yang ditakdirkan itu sebagai-mana yang telah jadi, maka Eli telah tentunya mengetahui tanpa ragu-ragu, bahwa Allah mempunyai sesuatu amanat baginya. Tidak ada tempat bagi keragu-raguan.
Banyak pemuda, pada waktu ini, seperti halnya di masa-masa lalu, adalah bersungguh-sungguh berusaha untuk berada di mana-mana di dalam hidupnya, tetapi berjuta-juta mereka gagal mencapai cita-citanya dan banyak yang hancur hidupnya. Mereka ingin menjadi orang-orang besar, tetapi mereka gagal walaupun hanya untuk menjadi orang-orang menengah saja. Apakah alasannya? -- Itu hanya karena mereka menilai terlalu tinggi kemampuan-kemampuannya sendiri, dan terlalu rendah kekuasaan Allah. Mereka tidak mengetahui, bahwa dengan Allah tidak akan ada kegagalan, dan bahwa bersama Dia “mereka dapat memperoleh berbagai kedudukan.”
Kamu pemuda dan pemudi pasrahkanlah dirimu selengkapnya kepada Allah. Ia memerlukan orang-orang besar, maka Ia dapat membuatmu menjadi yang sedemikian itu. Apabila engkau mempelajari jalan Allah lalu menjadi seorang pemuda atau pemudi yang bertanggung jawab seperti yang dilakukan Samuel, maka Allah tidak akan mengabaikan semangat cita-cita hatimu, kesungguhan hatimu, dan kejujuranmu. Ia akan mengaruniakan kepadamu sesuatu yang besar bagi imbalanmu. Sesungguhnya, engkau akan kelak menjadi besar.
Daud di masa lalu pun adalah seorang pemuda dan tidak lebih daripada seorang gembala biasa. Tetapi ia adalah seorang gembala yang baik, yang terbaik di negeri itu. Allah melihat, bahwa ia adalah cukup awas dan setia pada tugas-tugasnya, maka demikian itulah Ia memutuskan untuk menjadikan pemuda itu raja atas umat-Nya. Sesungguhnya, apabila seseorang melakukan sesuatu perkara dengan baik, maka mungkin sekali, bahwa ia akan melakukan perkara lainnya juga sama baiknya. Daud adalah sama baiknya terhadap kewajiban-kewajibannya seperti halnya Samuel terhadap tugas-tugasnya. Itulah sebabnya ia telah diangkat dari kandang domba dan lalu ditempatkan di dalam istana.
Saya sedang memikirkan seorang pemuda yang lain, yaitu seorang muda remaja -- Yusuf. Tuhan melihat sesuatu di dalam dirinya yang tidak dapat dilihat-Nya di dalam diri kakak-kakaknya Yusuf. Bukan saja ia adalah putera kesayangan ayahnya, tetapi ia adalah kesayangan Allah juga. Allah memikirkan sesuatu yang besar bagi Yusuf -- yang lebih besar daripada apa yang dunia pernah pikirkan. Untuk membuktikan dirinya sendiri sebagai seorang yang dapat dipercaya, maka Yusuf harus pertama-tama menjadi budak. Ia harus dilatih untuk pekerjaan yang besar itu.
Demikian itulah takdir Ilahi berlaku, maka terjadilah, bahwa saudara-saudaranya telah menjual dia sebagai seorang budak. Maka pada waktu itulah dia teringat akan apa yang Tuhan telah janjikan kepadanya di dalam mimpi -- bahwa disamping semua saudaranya, termasuk pula ayah dan ibunya, mereka akan menyembah sujud kepadanya. Dapatkah Saudara bayangkan betapa suatu kesempatan yang gampang baginya untuk menghujat Allah sewaktu ia mendapatkan dirinya sendiri sedang akan mengalami nasib perbudakan? Ia mungkin dapat saja mengatakan, “Mengapa saya harus berbakti kepada sesuatu Allah yang menjanjikan kemuliaan, tetapi ternyata memberikan kehinaan, kesukaran, dan pengasingan?” Tetapi Yusuf telah berlaku dengan bijaksananya seperti halnya Ayub; oleh menyucikan Allah di dalam hatinya, maka ia secara tegas mengatakan, “Walaupun Ia memalu akan daku; tetapi di dalam Dialah aku akan percaya.”
Yusuf secepatnya pasrah kepada keadaan lingkungannya; ia yakin, bahwa Allah bapanya itu mengetahui semua dari hal segala penderitaannya. Demikian inilah para pemilik budaknya, yaitu orang-orang keturunan Ismael itu, segeralah mereka mengetahui, bahwa mereka sedang memiliki seseorang budak yang bagus, yaitu seseorang budak yang dapat dijual dengan harga yang tinggi. Bagaimanakah dapat saya mengetahui ini? -- Saya mengetahuinya, sebab orang-orang keturunan Ismael itu telah membawanya langsung kepada seseorang yang hanya mau membeli yang terbaik, yaitu kepada orang-orang yang terkaya di Mesir, yaitu kepada orang yang dapat membayar untuk harga yang tinggi itu. Saudara mengetahui, bahwa orang-orang kaya tidak akan membeli barang-barang yang murah. Demikian pula para pedagang tidak akan menawarkan barang-barang yang murah kepada mereka.
Walaupun sementara di dalam kesedihan, Yusuf pasti sudah dapat menunjukkan kemampuannya untuk melayani, dan sudah dapat menunjukkan hormatnya yang tinggi kepada para penguasa perbudakannya selama dalam perjalanannya ke Mesir, sebab pada waktu itulah para pedagang akan mengetahui nilai harganya budak mereka, dan akan menyadari, bahwa mereka dapat menjualnya kepada seseorang yang menyukai sesuatu yang bagus dan yang dapat membayar untuk harganya. Potiphar pun segera mengetahui, bahwa Yusuf dalam segala hal adalah dapat dipercaya.
Dengan demikian itulah, maka ia telah menjadi orang nomor satu dari Potiphar. Bahkan nyonya Potifar sendiri telah jatuh cinta padanya. Adalah pada keadaan yang genting inilah, Saudara ingat, bahwa ia telah sampai kepada puncak ujian penamatannya. Dengan lulusnya dia pada ujian terbesar hidupnya ini, maka luluslah dia dari rumah Potiphar, kemudian dari rumah penjara, oleh mana ia telah diangkat menduduki tahta pemerintahan Mesir, yang terbesar di dunia. Baik dalam pengangkatannya kepada kedudukan yang tinggi, maupun dalam kejatuhannya dalam penderitaan perbudakan Yusuf telah memuliakan Allah dan telah melaksanakan segala kejujurannya yang terbaik.
Di dalam hal apapun ia ditempatkan, ia adalah selalu nomor satu, maka demikian itulah ia telah menjadi yang terbesar di antara semua yang hidup di bumi.
Dari hal rahasia keberhasilannya yang sebenarnya akan dapat Saudara jumpai dalam suatu prinsip yang sederhana, yaitu teguh melawan pencobaan untuk berbuat dosa, dan setia kepada kewajiban : “Wah! Saya tak dapat melakukan perkara yang jahat ini. Saya tidak akan mau berdosa baik melawan manusia maupun melawan Allah”, demikianlah jawabannya terhadap pencobaan.
Inilah sebabnya mengapa Yusuf adalah terbesar di dalam rumah tangga bapanya, di dalam tawanan orang-orang keturunan Ismael itu, di dalam rumahnya Potiphar, di dalam kamar penjara, di atas tahta Firaun, dan di seluruh dunia. Inilah sebabnya mengapa semua penduduk bumi yang lalu telah menyembah sujud kepadanya.
Dari bukti-bukti pengalaman hidup orang ini terlihatlah, bahwa prinsip-prinsip yang sederhana yang telah membawa keberhasilan kepada Samuel, kepada Daud dan kepada Yusuf, secara tak meragukan dapat pula membawa sukses kepada kita semua. Dan supaya diingat, bahwa kesuksesan itu dimulai segera di manapun kita kebetulan berada, apakah itu di dalam kaabah, atau di tengah-tengah kawanan domba, atau di dalam perhambaan tuan pemilik budak, atau di dalam penjara, atau di dalam istana raja, di manapun saja tidak ada bedanya. Saudara tidak perlu berlari-lari mengejar kesuksesan, tetapi Saudara perlu sekali membungkuk untuk mengambil kesuksesan itu. Sebenarnya sukses itu jatuh dari langit, namun untuk mengambilnya Saudara harus membungkuk sampai rendah sekali. Inilah yang harus Saudara lakukan jika Saudara ingin betul-betul sukses di dalam segala hal.
Sekarang ini Tuhan sedang memberikan tawaran kesempatan bagi sedikitnya 144.000 orang yang akan menjadi penyelamat manusia, yang akan bermarkas besarnya di Gunung Sion -- yang terkenal itu, yaitu suatu jabatan yang lebih besar daripada yang pernah dipegang oleh Yusuf dahulu. Maukah Saudara menjadi salah satu dari mereka itu? Ada banyak kesempatan yang lebih besar pada waktu ini daripada yang pernah ada sebelumnya di masa lalu. Mengapakah tidak berusaha di dalam sesuatu usaha yang di dalamnya tak terdapat usaha untung-untungan? Siapapun saja dalam hal ini dapat berhasil jika ia mau memenuhi harganya.
Melihat kepada pilihan-pilihan yang tidak akan keliru ini, maka mengapakah orang-orang muda pada dewasa ini adalah demikian sembrono dan acuh tak acuh sikapnya? Mengapakah demikian halnya? Mereka bukanlah pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang jelek. Mereka telah dilahirkan dalam alam yang sama seperti halnya setiap generasi yang lain. Sesungguhnya mereka yang ada di sini adalah pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang baik, namun mereka perlu dilahirkan kembali, yaitu dilahirkan oleh Roh -- menjadi berubah, dan dibuat menjadi dapat melihat.
Orang-orang muda secara alamiah adalah buta terhadap perkara-perkara rohani sama seperti halnya anak-anak kucing yang baru lahir buta terhadap benda-benda. Orang-orang muda perlu dididik mengenai jalan kehidupan kerohanian. Perlu dikeluarkan dari diri mereka keinginan-keinginan dosa alamiahnya, dan ditanamkan di dalam mereka suatu alam kebencian terhadap dosa.
Para orang tua yang telah dibuat melihat, perlu sekarang bangkit kepada tugas-tugasnya. Mereka perlu sekali mendidik anak-anaknya di dalam jalan Kristus seperti juga halnya mereka perlu melatih mereka di dalam kehidupan bermasyarakat. Semua ini hanya dapat mereka lakukan dengan peraturan-peraturan dan teladan-teladan mereka.
Teladan kita yang terbesar telah turun dari Surga ke bumi ini, berjalan dan bekerja bersama-sama dengan manusia tiga puluh tahun lamanya, mati dan telah bangkit kembali. Semua ini dilakukannya dengan tujuan untuk merubah manusia, untuk mengembalikan peta Allah di dalam mereka, dan untuk memberikan kepada mereka hidup untuk selama-lamanya. Jika pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi ini melaksanakan usaha-usaha yang perlu bagi diri mereka sendiri, maka kita tentunya dengan bergembira harus menolong mereka supaya mereka dapat mencapai tujuan-tujuannya.
Saudara-saudara, laki-laki dan wanita, telah datang ke sini, bukanlah karena seseorang telah membawamu ke sini, tetapi karena kesadaranmu sendiri akan tugasmu. Bagaimanapun juga Saudara telah membawa bersama semua anak-anak kecil ini. Jadi demikianlah Saudara-saudara telah datang masuk melalui “Pintu”, tetapi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi ini datang di dalam barang-barang bawaanmu. Maka sekarang, jika mereka hendak menjadi anggota-anggota yang tetap di dalam “kandang domba” ini, mereka juga harus menjalani ujian. Saudara melihat, mereka akan menjalani perjuangan mereka sekarang sama seperti halnya Saudara-saudara orang-orang dewasa telah menjalani perjuangan-perjuanganmu sebelum Saudara-saudara datang ke sini. Maka seperti halnya seseorang telah memberikan bantuan usaha bagi Saudara di sana, sekarangpun Saudara harus memberikan bantuan usaha bagi anak-anak muda itu di sini.
Kita memerlukan penginjil-penginjil orang-orang muda, yaitu pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertobat untuk bekerja bagi orang-orang yang belum bertobat, untuk melaksanakan bentuk pengaruh-pengaruh yang benar terhadap pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi lainnya. Ini adalah penting, sebab pemuda pemudi yang bertobat akan berbuat lebih banyak bagi orang-orang muda sesamanya daripada yang dapat dibuat oleh orang-orang yang lebih tua. Lagi pula kita memerlukan orang-orang muda laki-laki dan perempuan untuk membantu pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi dalam pekerjaan memenangkan jiwa-jiwa, bukan untuk berkhotbah kepada mereka, melainkan untuk memimpin mereka.
Saudara saksikan bagaimana pemuda-pemuda itu berkerumun mengelilingi Saudara D------ sewaktu ia berada di sini. Kalau saja D------ telah bertobat, kalau saja ia telah mengambil keputusan untuk melayani Allah seperti yang dilakukan Daud di masa lalu, maka bayangkanlah betapa suatu kuasa bagi kebaikan yang dapat dimilikinya. Ia sudah akan menjadi suatu pengaruh yang menakjubkan bagi kebaikan diantara orang-orang muda itu. Ia sudah akan menjadi seorang pemimpin besar. Ia memiliki kesempatan yang sama besarnya seperti yang dimiliki setiap orang besar milik Allah di masa lalu. Tetapi kesempatan yang dipunyai oleh D------ itu, dipunyai juga oleh setiap pemuda dan pemudi. Seorang pemuda atau pemudi yang bertobat dapat membalikkan suatu percakapan yang jelek dan yang tidak menguntungkan menjadi suatu percakapan yang pantas. Suatu teladan yang baik dapat berbuat lebih banyak daripada sebuah khotbah.
Saudara-saudara pemuda dan pemudi, ada suatu kesempatan bagimu untuk masuk berusaha dengan Allah, serta untuk mempersiapkan pikiranmu bagi apa yang dikehendaki olehmu. Kamu tidak wajib memulai sebagai seorang pendeta, tetapi kamu dapat segera sekarang juga menjadi penginjil-penginjil sosial. Kamu pemuda pemudi dapat membalikkan pemuda pemudi lainnya dari kebodohan mereka, dari semua kegiatan-kegiatan mereka yang tidak bijaksana serta dari semua percakapan mereka yang jahat. Orang-orang lain akan mengikuti teladanmu. Betapa besarnya suatu kesempatan bagimu kalau saja mau Saudara menggunakan kesempatan itu!
Kita semua rindu melihat kamu pemuda dan pemudi memiliki suatu kesempatan yang baik. Kita merasa jemu karena mengenakan pembatasan ini dan itu kepadamu. Tegakkan kepercayaan-kepercayaan kami di dalam dirimu, maka dengan begitu kamu akan membebaskan dirimu dari peraturan-peraturan dan pembatasan-pembatasan.
Jika kamu dapat menunjukkan kepada kami, bahwa kamu telah memutuskan untuk menjadi seperti halnya Samuel dan Yusuf, maka kami tidak akan perlu kuatir mengenai apa yang kamu perbuat ataupun ke mana kamu pergi. Ya, tegakkan kepercayaan kami di dalam dirimu, maka kamu tidak akan pernah diganggu oleh kami. Adalah hanya oleh kepercayaan seseorang di dalam dirimu, maka kamu dapat memperoleh apa saja dengan bagaimanapun juga caranya.
Yusuf dan Samuel telah melakukan perkara yang penting. Mereka menetapkan seluruh perhatiannya kepada apa saja yang dilakukannya. Semua orang besar di dunia ini melaksanakannya, maka itulah sebabnya mereka adalah besar. Apapun juga yang kamu pemuda pemudi lakukan, lakukanlah itu dengan sungguh-sungguh. Jangan meremehkan itu. Pada akhir dari setiap hari anda akan dapat mengatakan, “Tugasku sudah hampir rampung, dan semua perbuatanku tidak dapat diragukan.” Inilah yang dapat anda lakukan. Pergilah kepada “Pintu” itu, lalu ceritakanlah kepadanya segala keperluanmu dan segala pencobaanmu. Katakanlah, “Tuhan, kesulitanku adalah kesulitan-Mu. Aku tidak mau membiarkan lagi mereka menggangguku. Aku hendak menetapkan hati dan jiwaku kepada pekerjaan-Mu.”
Lakukanlah ini, Saudara-saudara pemuda dan pemudi, maka kamu akan menyaksikan perkara-perkara yang berbeda secara menakjubkan. Kamu akan menyaksikan, bahwa semua jalan-jalanmu yang lalu itu adalah jalan-jalan kebodohan. Kamu akan mengatakan kepada dirimu sendiri, “Tidakkah aku seorang tolol besar yang melakukan itu dan lainnya?” Saya mengerti apa yang saya sedang bicarakan. Saya mengatakan ini kepadamu dari pengalaman.
Mengapakah banyak orang yang berjalan pada jalan raya? -- Sebab di sanalah anda akan dapat menjadi sesuatu. Tetapi pada jalan yang sempit anda harus menjadi sesuatu yang betul-betul besar.
Sejumlah pemuda dan pemudi tidak lagi berada dengan kita, sebab mereka telah memutuskan untuk terus berjalan pada jalan raya. Mereka mungkin memperoleh beberapa kepuasan di sana, namun mereka sedang menuju kepada suatu ujian yang besar, dan bagi suatu kerugian yang besar pula. Kecuali semua yang belum “dilahirkan kembali” itu kembali kepada dirinya sendiri seperti yang dilakukan oleh anak pemboros itu, maka mereka akan terus berjalan sampai kepada akhir dari jalan raya itu. Lalu apa selanjutnya? -- Setan di belakang dan sebuah jurang besar di depan. Akan kelak terjadi tangisan dan keretak gigi. Mengapakah anda terus berjalan pada jalan orang-orang bodoh?
Adalah lebih baik tidak melangkahi kesempatanmu sementara ada bunyi ketukan pada pintumu. Tempuhlah “jalan yang lurus” itu dan tinggallah di sana, maka kamu akan memiliki kebahagiaan dan kepuasan sepanjang hari umur hidupmu. Engkau tidak akan lagi berkekurangan maupun menyesal. Pikiran yang penuh damai inilah yang engkau perlukan. Mengapakah tidak engkau menempuhnya?
Jangan Lewatkan Ini
Jika anda belum dikirim salinan-salinan daripada yang diterbitkan dan banyaknya permasalahan dalam 96 halaman buku kesehatan (Memasuki Pertarakan) yang telah membuat persoalan besar di seluruh dunia Advent dan telah membuat Lembaga Pertarakan (The Entering Wedge Society) dalam pusat perhatian, janganlah melewatkannya jika kesehatanmu, rumahmu, dan kebahagianmu memiliki suatu arti bagimu. Menurut pendapat kami buku ini adalah begitu baik yang pernah kita lihat dalam pelajarannya. Kami sesungguhnya menyadari bahwa adalah datang dari Allah, dan bahwa satu salinan harus berada dalam setiap keluarga. Kami memberitahukan bahwa anda dapat memperolehnya tanpa bayaran. Kirimkanlah nama, alamat dan gereja dimana anda berada (anda diminta untuk menuliskan), kepada alamat di cover belakang.
* * *
Seorang Kristen
Dapatkah saya disebut seorang Kristen
apabila semua orang mengetahui
Rahasia-rahasia pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan
Dan segala sesuatu yang saya perbuat?
Oh, dapatkah mereka melihat keserupaan
Dari Kristus di dalam saya setiap hari?
Oh, dapatkah mereka mendengar Ia berbicara
Dalam setiap kata-kata yang saya ucapkan?
Dapatkah saya disebut seorang Kristen
Apabila setiap orang dapat mengetahui
Bahwa saya ditemukan di tempat-tempat
Dimana Yesus tidak akan pergi?
Oh, dapatkah mereka mendengar gema-Nya
Di dalam setiap lagu yang saya nyanyikan
Dalam makan, minum dan berpakaian
Dapatkah mereka melihat Kristus
di dalam saya?
Dapatkah saya disebut seorang Kristen
Apabila saya dihakimi melalui apa yang saya baca, Dari hiburan-hiburan
Dan dari setiap pemikiran dan perbuatan?
Dapatkah saya diperhitungkan seperti Kristus
Sementara saya sekarang bekerja dan berdoa
Tidak egois, baik hati, pengampun
Kepada orang lain setiap hari?
-- Penginjil. --
.