.
Hak Cipta, 1934
OLEH:
V. T. HOUTEFF
TRAKTAT NO. 3 TAMBAHAN
PENUAIAN
Perumpamaan -- Upacara Bayangan
Buku ini adalah pengembangan dari Traktat No. 3, ditulis oleh Victor T. Houteff, hanya berisikan bagian terakhir yang diterbitkan dalam edisi 1934, dan dilanjutkan sesuai dengan halaman aslinya. Untuk memberikan terang yang lebih besar terhadap angka bilangan Alkitab.
GAMBARAN ANGKA MENGENAI PENGUMPULAN
Penyelidikan ini akan membuktikan bahwa pengertian dari Firman Allah adalah tidak habis-habisnya; Dimensi-dimensinya tidak diketahui; Hikmatnya tak terhingga -- tanpa permulaan dan tanpa akhir; Kehadirannya tidak pernah berakhir, bagaikan ombak-ombak di laut; Nilai pengetahuannya, bagaikan suatu mata air yang abadi, dan keindahannya tak terlukiskan! Apabila kita menemukan
kebenaran itu, makin dalam kita pelajari ke dalam masalahnya, ia itu makin menjadi jelas.
Ada dua kuasa yang tak terlihat yang mengendalikan semua nasib manusia dan segala keadaaan dunia ini dengan suatu ketepatan yang hebat. Sekalipun orang-orang jahat merasakan suatu tekanan yang tidak mungkin dapat mereka tahan, atau singkirkan, mereka tidak melihatnya dan tidak memahaminya, karena Firman sendiri yang memberikan terang dan kuasa. “Berbahagialah orang yang Allahnya adalah Tuhan.” Apakah Firman itu ada dalam perumpamaan-perumpamaan yang gelap bagimu? Jawabanmu sendiri akan memberitahukan kepadamu dari kelas mana engkau berasal, dan hanya hubunganmu dengan Allah yang dapat membantumu.
Jika engkau mengira Kristus tinggal 40 hari sesudah kebangkitan-Nya itu tanpa rencana; jika engkau mengira Roh Suci turun ke atas 120 orang itu karena kebetulan yang ada hanya sebanyak itu; jika engkau mengira bahwa 12.000 dari setiap suku bangsa itu dimeteraikan secara kebetulan, maka engkau juga dapat mengira akan kenyataan bahwa 12 kali 12.000 sama dengan 144.000 adalah suatu kejadian matematika biasa. Penyimpulanmu sendiri terhadap masalah yang penting ini akan menunjukkan kepadamu banyaknya terang yang ada dalam kamu.
Tidakkah umat Tuhan menyadari bahwa Allah itu bukan manusia? “Kata-kata yang Ku ucapkan kepadamu, sekaliannya itu adalah roh, dan sekaliannya itu adalah kehidupan.” (Yohanes 6 : 63). “Setiap kata dari Allah adalah murni.” (Amsal 30 : 5). “Orang yang mendengar perkataan-Ku, dan percaya pada DIA yang mengutus Aku, memperoleh hidup yang kekal.” (Yohanes 5 : 24). “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi firman-Ku tidak akan berlalu.”
(Matius 24 : 35). “Manusia tidak akan hidup dari roti saja, melainkan oleh setiap firman Allah.” (Lukas 4 : 4). “Jika engkau tidak mau mematuhi untuk melaksanakan semua perkataan dari hukum Torat ini yang tertulis di dalam kitab ini, ..... akan jadi kelak, bahwa sebagaimana Tuhan bergembira karenamu sehingga berbuat baik bagimu, dan memperlipat-gandakan kamu; demikianlah Tuhan akan bergembira karenamu untuk membinasakan kamu, dan mengakhiri nasibmu.” Keluaran 28 : 58, 63.
Adalah selama 40 hari kehadiran Kristus secara pribadi bersama-sama dengan murid-murid-Nya -- semenjak dari kebangkitan-Nya sampai kepada kenaikan-Nya -- maka buah-buah pertama, mereka yang 120 itu, telah dikumpulkan. Kehadiran-Nya di tengah-tengah mereka itu mempunyai arti yang dalam, dan ia itu harus dimengerti oleh setiap murid Kristus. Kalau saja 40 hari ini tidak lagi mempunyai arti yang lain, maka sekaliannya itu tentunya mengandung pemikiran tentang pengawasan pribadi-Nya atas pengumpulan buah-buah itu. Tetapi haruskah kita mengatakan bahwa pengawasan-Nya ini memang benar hanya selama kehadiran-Nya yang singkat bersama-sama dengan para pekerja-Nya dalam masa yang tertentu itu? Pemikiran yang sedemikian tidak akan berisikan kebenaran tentang diri-Nya sebagai satu-satunya Juruselamat dari kekal sampai kekal. “Tengoklah, Aku menyertai kamu selalu, bahkan sampai kepada akhir dunia.” (Matius 28 : 20). Bukankah Dia adalah Juruselamat yang sama yang mengawasi baik dari Wasiat Lama maupun dari Wasiat Baru? Memang! Lagi pula, pengawasan pribadi-Nya dalam mengumpulkan umat-Nya dalam 40 hari itu yang kita saksikan merupakan sebuah contoh mengenai pengawasan-Nya terhadap pengumpulan buah-buah dalam setiap generasi (karena itulah akan mengungkapkan bahwa ialah Anak Domba itu yang terbunuh semenjak dari landasan) dunia ini, dan
Gembala yang baik dalam segala zaman.
Alkitab seringkali menggunakan sarana matematika dalam menentukan eksistensi waktu, dan jumlah tahun-tahun dari peristiwa Alkitab yang satu ke peristiwa Alkitab lainnya. Jumlah hari semenjak dari berkas timangan sampai kepada Pentakosta diperoleh dari memperkalikan 7 x 7, yang sama dengan 49. Dengan cara yang sama jumlah tahun semenjak dari Yobel yang satu sampai kepada Yobel yang lainnya ditentukan oleh memperkalikan tujuh tahun sabat (the seven sabbatical years) dengan tujuh, jumlahnya adalah 49. Oleh sebab itu, maka perkalian adalah suatu metode Alkitab biasa dalam mengajarkan kebenaran.
Masalah ini bagi sebagian orang mungkin tampak sama anehnya dengan pemikiran mengenai bumi yang berputar pada porosnya bagi para penduduk dari hari yang lain. Meskipun begitu, perkara-perkara yang luar biasa seringkali menjadi kenyataan-kenyataan yang jelas. Oleh sebab itu, sungguhpun kita sedikit sekali mengetahui tentang banyak angka bilangan Alkitab berikut kode rahasia kebenarannya pada waktu ini, sekaliannya itu tidak akan selalu merupakan unsur-unsur yang gelap bagi umat Allah, karena mereka harus ada di sana untuk menemukan dan menerangi bagi pandangan kita tonggak-tonggak sepanjang perjalanan kita menuju ke Kota Suci. Maukah kita mengucap syukur bagi setiap cahaya terang? Atau hendakkah kita mengambil sesuatu kesempatan dalam kegelapan? Saya ingin mengatakan dalam doa : “O ..... pancarkanlah terang-Mu dan Kebenaran-Mu : biarkanlah sekaliannya itu memimpin aku; biarkanlah mereka menghantarkan daku ke dalam bukit kesucian-Mu, dan ke tabernakel-tabernakel-Mu.” (Mazmur 43 : 3).
ANGKA BILANGAN DARI JURUSELAMAT
Maukah kita memikirkan mengapa Kristus tinggal bersama-sama dengan murid-murid-Nya hanya 40 hari -- tidak lebih ataupun kurang? Jika demikian, maka karena kita berhadapan dengan suatu masalah angka, kita terpaksa membatasi diri kepada angka-angka bilangan Alkitab dan nilai-nilainya. Adalah secara luas dimengerti bahwa angka bilangan tiga berarti Bapa, Anak, dan Rohulkudus. Karena Yesus adalah wakil dari Trinitas, angka bilangan nama-Nya dalam hubungan ini harus angka Tiga. Dengan demikian, jika Yesus dari Nazareth adalah Juruselamat dari Wasiat Lama dan Wasiat Baru, dan wakil dari Bapa, Anak, dan Rohulkudus, maka nilai angka dari nama-Nya (pribadi-Nya), dan hadir-Nya DIA selama 40 hari dalam menghimpun umat-Nya (masa pengumpulan), harus mengungkapkan Dia sebagai Yang Satu itu.
ANGKA BILANGAN DARI PENTAKOSTA
Karena dunia kita sudah berusia kira-kira 6000 tahun, maka untuk membuktikan bahwa 40 hari kehadiran-Nya bersama dengan murid-murid-Nya itu melambangkan DIA menjadi Juruselamat dari seluruh dunia yang berdosa, kita harus memperkalikan angka bilangan nama-Nya (3) dengan masa simbolis (40) dari pengumpulan umat-Nya, yang memberikan hasil 40 x 3 = 120. Angka bilangan yang didapat di sini merupakan bilangan yang tepat buah-buah pertama pada hari Pentakosta membuktikan bahwa kelompok kecil itu adalah hasil dari sidang yang benar, usaha dari Bapa, Anak, dan Rohulkudus. Oleh sebab itu, sebagaimana angka bilangan Tiga
melambangkan Trinitas, maka angka bilangan 120 adalah melambangkan Bapa, Anak, Rohulkudus, dan umat kesucian, -- Pentakosta.
KRISTUS DAN ALKITAB
Mengenai Kristus Yohanes mengatakan : “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami saksikan dengan mata kami, yang telah kami pandang, dan telah kami raba dengan tangan-tangan kami, mengenai Firman Kehidupan itu.” (1 Yohanes 1 : 1). “Dan Firman itu telah dibuat menjadi daging, dan tinggal di antara kita, (dan kita memandang kemuliaan-Nya, kemuliaan sebagai milik anak tunggal dari Bapa), yang penuh dengan kemurahan dan kebenaran.” (Yohanes 1 : 14). Alkitab ialah Firman tertulis, dan Kristus ialah Firman yang menjelma; artinya, Alkitab ialah Kristus dalam bentuk kata-kata, dan Kristus ialah Alkitab dalam bentuk manusia. Karena memang demikian, maka sebagaimana Kristus telah diidentifikasikan dengan sesuatu angka bilangan, maka demikian itu pula Alkitab harus diidentifikasikan, dan yang Satu harus membuktikan yang lainnya.
ANGKA BILANGAN ALKITAB
Perumpamaan dalam Matius pasal 20, menjelaskan bahwa Alkitab berisikan lima masa pekabaran; yaitu, “pagi-pagi sekali,” “jam tiga,” “jam enam, dan jam sembilan,” “dan jam sebelas,” -- lima semuanya. Semua panggilan simbolis ini terbukti merupakan semua masa pekabaran itu di dalam Alkitab semenjak dari hari Ia itu mulai ditulis sampai kepada akhir masa kasihan; artinya, apabila semua pekabaran ini diberitakan kepada dunia, Alkitab akan menjadi sebuah buku yang lengkap
sejauh yang menyelamatkan setiap orang sesudah itu. (Masalah ini akan dibuktikan sepenuhnya di dalam buku “Tongkat Gembala,” Jilid 2, halaman 222 - 238). Oleh sebab itu, maka nilai angka dari Alkitab adalah Lima.
ANGKA BILANGAN ALKITAB -- MASA -- DAN UMAT KESUCIAN
Berikutnya, untuk menemukan angka bilangan simbolis dari Alkitab-masa dan umat kesucian, kita harus mengalikan 120 pekerja itu (umat kesucian) dengan lima (Alkitab), yang akan memberikan kita 600. Oleh sebab itu, karena angka bilangan Tiga melambangkan Trinitas, dan 120 Pentakosta, maka angka bilangan 600 adalah melambangkan masa Alkitab semenjak dari Keluaran (Exodus) sampai kepada masa kasihan berakhir sama seperti 120 melambangkan Pentakosta.
JUMLAH TAHUN KRISTUS SEBAGAI JURUSELAMAT
Hendaklah diingat bahwa pokok masalah kita ini akan membuktikan dengan angka-angka bahwa Kristus adalah Juruselamat dunia sepanjang segala zaman. Oleh sebab itu, tujuan kami adalah bukan untuk menemukan angka bilangan umat kesucian yang akan diselamatkan, melainkan angka bilangan tahun-tahun Ia akan menjadi Juruselamat dunia. Lagi pula, kami harus mengundang perhatian pembaca kepada kenyataan bahwa perumpamaan panggilan-pangilan itu, atau pekabaran-pekabaran dari Matius 20 itu, merangkul hanya sebagian sejarah dunia kita; artinya, semenjak Alkitab mulai ditulis; yaitu semenjak dari “Keluaran” (Exodus) sampai kepada akhir masa kasihan. Tetapi kita juga harus perlu memikirkan masa periode sebelum Alkitab itu ditulis. Oleh sebab itu, kita harus mempunyai suatu angka perkalian yang bernilai universal untuk menunjukkan bahwa Kristus
adalah Juruselamat bagi keseluruhan dunia -- baik bagi mereka yang telah dicapai oleh Alkitab maupun bagi mereka yang belum dicapai Alkitab, sebelum air bah dan sesudahnya.
Alasan-alasan berikut ini akan membuktikan bahwa angka bilangan Sepuluh adalah angka bilangan Alkitab yang bernilai universal. Dunia pada kedatangan Kristus kedua kali secara universal dilambangkan oleh 10 jari kaki dari patung besar Daniel Dua. Kerajaan-kerajaan dunia pada waktu ini, sebelum mereka itu terlepas dari kerajaan Romawi, adalah dilambangkan oleh 10 tanduk dari binatang yang keempat dari Daniel Tujuh. Kesepuluh tanduk yang bermahkota dari binatang yang menyerupai macan tutul pada Wahyu Tiga belas adalah melambangkan kerajaan-kerajaan yang ada sekarang semenjak dari keruntuhan kekaizaran Romawi. Sepuluh tanduk dari binatang merah kirmizi pada Wahyu Tujuh belas melambangkan penguasa-penguasa sipil dunia dalam sejarah dari patung binatang itu, dan juga dunia sesudah seribu tahun millenium, dan seterusnya. (Bagi penyelidikan selanjutnya akan semuanya ini kami persilahkan pembaca melihat buku Tongkat Gembala, Jilid 2, halaman 84 - 120).
Oleh sebab itu, angka bilangan simbolis kita mengenai masa Alkitab, 600, harus dikalikan dengan 10. Dengan demikian 600 x 10 = 6000 tahun masa kasihan. Ini membuktikan jangka waktu Kristus akan menjadi Juruselamat bagi orang-orang berdosa; dan bahwa dunia kita yang penuh dosa ini akan mencapai 6000 tahun usianya apabila masa kasihan berakhir; dan bahwa kita sekarang hidup dalam masa akhir zaman. Ia itu juga membuktikan bahwa Kristus adalah satu-satunya Juruselamat dunia, yang tepat sesuai dengan perkataan : “Karena tidak ada satu pun nama lain di bawah langit
yang diberikan di antara manusia, oleh mana kita harus diselamatkan.” (Kisah 4 : 12).
ANGKA BILANGAN UMAT KESUCIAN
Setelah membuktikan Kristus sebagai Juruselamat dunia selama 6000 tahun, kini kita akan berusaha membuktikan angka bilangan umat kesucian, dari buah-buah pertama, yang akan Ia selamatkan. Dapatlah dicatat bahwa Pentakosta sesudah kebangkitan Kristus itu belum sepenuhnya menggenapi Pentakosta di dalam nubuatan, karena pada waktu itu Petrus mengutip Yoel 2 : 28 - 32 (Kisah 2 : 14 - 21), ayat mana dalam keseluruhannya masih lagi akan datang. Selanjutnya, Pentakosta dari 120 murid itu akan terbukti merupakan sebuah contoh dari Pentakosta besar dan terakhir yang masih ada di depan kita.
Diminta perhatian kita kepada kenyataan bahwa Pentakosta sesudah kebangkitan Kristus itu adalah tiang pilar dari sidang Wasiat Lama dan Baru, karena nama-nama dari dua belas rasul yang menerima Pentakosta itu ada tertulis pada landasan kota itu, bukan nama-nama kedua belas Kepala Suku ataupun yang lainnya.
Sidang di bumi terbagi dalam tiga masa periode : yaitu, masa periode Nuh, periode Wasiat Lama, dan periode Kristen. Karena ada suatu Pentakosta yang mengakhiri periode Wasiat Lama, dan juga yang mengakhiri periode Wasiat Baru, maka tentu sekali sudah harus ada juga suatu Pentakosta yang mengakhiri masa periode Nuh, sebaliknya, dengan tidak memberikan kuasa yang diperlukan bagi pekabaran Nuh untuk bersinar-sinar dengan kecerahan yang meyakinkan, maka Allah sudah akan membinasakan mereka secara tidak adil dengan air bah.
Lagi pula, adalah demikian ditegaskan oleh rasul Petrus : “Karena Kristus ..... yang dibunuh dalam daging, tetapi telah dibangkitkan oleh Roh : oleh mana Ia telah pergi dan memberitakan injil kepada roh-roh di dalam penjara; yang dahulu tidak patuh, sewaktu pernah kesabaran Allah menanti di zaman Nuh, selagi bahtera masih tersedia.” (1 Petrus 3 : 18 - 20).
Ilham mencatat bahwa Roh yang sama yang telah membangkitkan Kristus itu, telah memberitakan injil kepada para penduduk bumi sebelum air bah yang lalu selagi mereka dipenjarakan oleh keadaan-keadaan yang tak terelakkan yang segera mereka kembangkan, dan dari mana tidak ada lagi jalan kelepasan terkecuali melalui bahtera yang “tersedia.” Oleh sebab itu, maka mereka telah dibiarkan tanpa maaf.
Jadi, jelaslah, bahwa ada Tiga Pentakosta untuk dipikirkan, -- dua di masa lalu dan satu dalam masa yang akan datang. Karena Pentakosta yang terjadi sesudah kebangkitan itu merupakan titik rambu, dan landasan yang benar dari sidang, juga satu-satunya Pentakosta yang tercatat dalam sejarah, maka ia itu merupakan pemberi terang atas masalah itu.
Oleh sebab itu, untuk memasukkan Dunia Tua itu ke dalam rencana penyelamatan, kita harus memikirkan Pentakosta di zaman Nuh itu dalam penyelidikan yang bersifat angka ini, dengan melipat-gandakan angka bayangan 120. Dengan demikian, 120 x 2 = 240. Oleh sebab itu, maka angka bilangan simbolis dari Dua Pentakosta itu dalam kesatuan, adalah 240. Sekarang untuk memperoleh angka bilangan yang sebenarnya dari umat kesucian dalam Pentakosta yang Ketiga dan terakhir, dan satu-satunya Pentakosta yang dinubuatkan langsung di dalam Alkitab, kita harus mengalikan angka bilangan simbolis Alkitab -- masa --
dan -- umat kesucian (600) dengan angka bilangan dari Kedua Pentakosta itu. Dengan demikian, 600 x 240 = 144.000. Oleh sebab itu, Pentakosta yang berada di depan kita itu akan terdiri dari 144.000 umat kesucian yang akan diubahkan tanpa merasakan kematian. Karena itulah, mereka adalah “hamba-hamba dari Allah kita.” (Wahyu 7 : 3).
Oh, lihatlah betapa tepatnya Allah. Bahkan rambut-rambut kepalamu sekali pun semuanya terhitung. (Matius 10 : 30)
“Maka mereka akan menghantarkan semua saudaramu bagi suatu persembahan bagi Tuhan dari semua bangsa dengan mengendarai kuda, dan dengan kereta-kereta, dan dengan usungan-usungan, dan di atas bagal, dan di atas unta-unta yang cepat larinya, ke bukit kesucian-Ku Yerusalem, demikianlah firman Tuhan, bagaikan bani Israel menghantarkan suatu persembahan dalam sebuah bejana yang suci ke dalam rumah Tuhan.” (Yesaya 66 : 20). “Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat tipu.” (Wahyu 14 : 5), karena mereka memiliki suatu injil yang murni untuk diberitakan kepada segala bangsa, dalam kuasa Roh yang penuh.
Oleh sebab itu, angka bilangan Tiga adalah nama yang berupa angka dari Kristus, 120 dari Pentakosta, 5 dari Alkitab, 600 dari masa Alkitab, 10 dari universal, 6000 dari dunia dalam dosa, 240 dari kedua Pentakosta itu, dan 144.000 dari Pentakosta yang terakhir --yaitu para penguasa pemerintah dari kerajaan itu yang akan didirikan di bumi, sebuah pemerintahan yang universal dan kekal selama-lamanya!
Dengan demikian adalah baik sekali untuk dicatat betapa ajaibnya Allah menyusun rencana penyelamatan kita melalui perumpamaan-perumpamaan,
contoh-contoh, simbol-simbol, angka-angka bilangan, dan sebagainya, oleh mana Ia mampu menyembuyikan kebenaran itu dari musuh dan memberitahukannya kepada umat kesucian-Nya pada masa yang diperlukan! Ini bukan saja mengungkapkan kepada kita hikmat Allah yang besar, melainkan juga kasih sayang-Nya yang kekal terhadap orang-orang berdosa yang tidak patut seperti kita yang sedikit sekali menghargai kasih sayang-Nya begitu ramah. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga dikaruniakan-Nya Anak-Nya yang tunggal itu, supaya barangsiapa yang percaya pada-Nya jangan binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3 : 16).
PERBANDINGAN DARI DUA PENTAKOSTA ITU
Perbandingan-perbandingan dari kedua Pentakosta itu adalah tepat, buah-buah pertama hanya dari keduanya yang dihitung -- 120 dalam Pentakosta yang satu, dan 144.000 dalam yang lainnya. Rombongan yang tak terhitung banyak-nya itu yang dibawa masuk ke dalam sidang sesudah Pentakosta membayangkan “jumlah besar orang-orang” dari penuaian yang terakhir, “yang tidak seorangpun dapat menghitung, dari semua bangsa-bangsa, dan suku-suku bangsa, dan umat, dan bahasa-bahasa.” (Wahyu 7 : 9).
Roti-roti timangan contoh, yang menunjukkan lengkapnya penuaian buah-buah pertama (Imamat 23 : 17), dibakar dengan ragi untuk melambangkan bahwa dosa-dosa belum dihapuskan pada waktu “hamba-hamba dari Allah kita” dimeteraikan. Sebab itu pemeriksaan pengadilan bagi orang-orang hidup (penghapusan dosa-dosa) akan dimulai setelah pemeteraian mereka yang 144.000 itu (roti-roti timangan rohani itu), dan sesudah curahan Roh. “Ragi” itu masih memiliki suatu arti yang lebih dalam.
ROH NUBUATAN DALAM KECOCOKAN YANG SEMPURNA
Kini untuk membuktikan bahwa tulisan-tulisan Nyonya White adalah cocok sempurna dengan kesaksian-kesaksian para nabi, maka kami mengutip dari buku “The Great Controversy,” p. 425, yang menunjukkan bahwa pembersihan sidang itu terjadi sementara pemeriksaan pengadilan terhadap orang-orang mati berlangsung, dan tepat sebelum permulaan dari “Seruan Keras dari pekabaran Malaikat Yang Ketiga” --penuaian itu : “Sementara pemeriksaan pengadilan berlangsung di dalam surga, sementara dosa-dosa orang-orang percaya yang bertobat disingkirkan dari kaabah, maka akan ada suatu pekerjaan pembersihan khusus, pekerjaan pembuangan dosa, di antara umat allah di Bumi. ..... Kemudian sidang yang Tuhan kita akan sambut bagi diri-Nya pada kedatangan-Nya akan menjadi ‘sebuah sidang yang mulia, yang tidak bercacad atau berkerut, ataupun sesuatu perkara yang sedemikian.’ Kemudian ia akan tampak seperti pagi hari, indah bagaikan bulan, cerah seperti matahari, dan hebat bagaikan suatu bala tentara dengan panji-panjinya.” “Ia akan keluar ke dalam seluruh dunia, dengan kemenangan dan untuk memenangkan.” -- Prophets and Kings, p. 725.
* * *
.